laporan kinerja direktorat jenderal rehabilitasi sosial lanjut … · 2017. 11. 13. · susunan...

53
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL LANJUT USIA TAHUN 2016 [Document subtitle]

Upload: others

Post on 28-Jan-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL

    REHABILITASI SOSIAL LANJUT USIA TAHUN 2016

    [Document subtitle]

  • 1

    BAB I

    Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Pembangunan Kesejahteraan Sosial bagi Lanjut Usia merupakan bagian yang tidak

    terpisahkan dari keseluruhan proses pembangunan nasional yang diarahkan untuk

    mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia menuju masyarakat yang adil, makmur,

    sejahtera, mandiri dan bermartabat.

    Keberhasilan pembangunan Kesejahteraan Sosial bagi Lanjut Usia tidak mungkin

    dapat terwujud tanpa didukung oleh Sumber Daya Pegawai yang memiliki kapasitas dan

    kapabilitas dalam bidang tugasnya masing-masing, transparan, profesional dan

    akuntabel. Setiap penyelenggara pemerintahan harus mampu menampilkan akuntabilitas

    kinerjanya dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sehingga terjadi sinkronisasi

    antara perencanaan ideal yang dicanangkan dengan keluaran dan manfaat yang

    dihasilkan. Untuk mewujudkan Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia yang profesional serta

    sesuai dengan tugas dan fungsinya, diperlukan keterpaduan langkah dan koordinasi

    yang optimal agar penyelenggaraan pemerintahan berjalan efektif, stabil dan dinamis.

    Selain itu, diperlukan instrumen yang mampu mengukur indikator pertanggungjawaban

    setiap penyelenggara Sosial dan Pemerintahan.

    Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas

    Kinerja Instansi Pemerintah, mewajibkan setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur

    penyelenggara Negara untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas, fungsi, dan

    peranannya, dalam pengelolaan sumberdaya dan kebijakan yang dipercayakan

    kepadanya, berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan, serta berlandaskan

    peraturan perundang-undangan, antara lain :

    1. Ketetapan MPR Nomor 11 Tahun 1998 tentang Bebas KKN.

    2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia

    3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

    4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial

    5. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanggulangan Fakir Miskin

    6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan

    Kesejahteraan Lanjut Usia

  • 2

    7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja

    Instansi Pemerintah

    8. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi

    Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I

    Kementerian.

    9. Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 2004 tentang Komisi Nasional Lanjut Usia

    10. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2011 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas

    Program Nasional tahun 2011.

    11. Instruksi Presiden Nomor3 Tahun 2011 tentang Program Pembangunan yang

    berkeadilan.

    12. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi

    Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan

    Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

    B. Kedudukan Tugas Pokok dan Fungsi

    Berdasarkan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015

    tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Sosial, maka kedudukan, tugas, fungsi,

    susunan organisasi dan tata kerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia, di bawah

    Kementerian Sosial RI.

    1. Kedudukan

    Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia dipimpin oleh seorang Direktur yang

    bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial.

    2. Tugas Pokok

    Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia mempunyai tugas melaksanakan

    perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan

    kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang Rehabilitasi sosial

    lanjut usia.

    3. Fungsi

    Dalam melaksanakan tugas Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia

    menyelenggarakan fungsi :

    a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifikasi dan rencana intervensi, pengembangan kemampuan lanjut usia, reintegrasi dan bimbingan lanjut, dan sumber daya;

  • 3

    b. Penyiapan pelaksanaan kebijaksanaan di bidang identifikasi dan rencana intervensi, pengembangan kemampuan lanjut usia, reintegrasi dan bimbingan lanjut, dan sumber daya;

    c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang identifikasi dan rencana intervensi, pengembangan kemampuan lanjut usia, reintegrasi dan bimbingan lanjut, dan sumber daya;

    d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang identifikasi dan rencana intervensi, pengembangan kemampuan lanjut usia, reintegrasi dan bimbingan lanjut, dan sumber daya;

    e. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang identifikasi dan rencana intervensi, pengembangan kemampuan lanjut usia, reintegrasi dan bimbingan lanjut, dan sumber daya; dan

    f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.

    Dalam rangka pelaksanaan fungsi Advokasi sebagai tindak lanjut dari upaya

    peningkatan kesejahteraan Lanjut Usia telah mendapat berbagai dukungan yang

    dikoordinasikan melalui Komisi Nasional Lanjut Usia (KOMNAS LANSIA) yang

    dibentuk berdasarkan Keppres No. 52 tahun 2004. Adapun tugas Komnas Lansia

    adalah:

    a. Mengkoordinasikan upaya peningkatan kesejahteraan lanjut usia.

    b. Memberikan saran/masukan kepada Presiden dalam upaya peningkatan

    kesejahteraan lanjut usia.

    C. Maksud dan Tujuan

    1. Maksud

    Maksud penyusunan LAKIP sebagai bahan dokumentasi yang dapat dijadikan dasar

    untuk pertanggungjawaban administratif dan teknis pelaksanaan Program dan

    Kegiatan di lingkungan Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

    2. Tujuan

    a. Bahan evaluasi untuk mewujudkan Akuntabilitas Instansi Pemerintah bagi pihak

    yang membutuhkan.

    b. Sarana untuk mengkomunikasikan hasil yang telah dicapai dan proses

    pencapaiannya.

    c. Penyempurnaan pelaksanaan berbagai kebijakan, program dan kegiatan.

    d. Penyediaan dan Penyempurnaan dokumentasi program dan kegiatan.

  • 4

    D. Struktur Organisasi

    Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi dalam susunan organisasi dan tata kerja

    tersebut, sesuai Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor: 20 Tahun 2015

    tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Sosial, susunan Organisasi Direktorat

    Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia terdiri dari :

    1. Subdirektorat Identifikasi dan Rencana Intervensi;

    2. Subdirektorat Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia;

    3. Subdirektorat Reintegrasi dan Bimbingan Lanjut;

    4. Subdirektorat Sumber Daya; dan

    5. Subbagian Tata Usaha

    6. Kelompok Jabatan Fungsional;

    Struktur dan Susunan Organisasi

    Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia

  • 5

    1. Kepala Subdirektorat Identifikasi dan Rencana Intervensi

    a. Tugas

    Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan

    norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi,

    serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang identifikasi dan rencana

    intervensi.

    b. Fungsi

    1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang analisis dan identifikasi serta rencana intervensi;

    2) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang analisis dan identifikasi serta rencana intervensi;

    3) Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang analisis dan identifikasi serta rencana intervensi;

    4) Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang analisis dan identifikasi serta rencana intervensi; dan

    5) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang analisis dan identifikasi serta rencana intervensi.

    c. Uraian Tugas

    1) Merencanakan kegiatan Identifikasi dan Rencana Intervensi, meliputi

    perumusan kebijakan teknis, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria

    serta pemberian bimbingan teknis serta penyiapan evaluasi dan pelaporan

    sebagai pedoman pelaksanaan tugas.

    2) Memberikan arahan / petunjuk pelaksanaan kegiatan kepada para Kepala Seksi

    di lingkungan Subdirektorat Identifikasi dan Rencana Intervensi baik secara

    lisan maupun tertulis untuk meningkatkan kompetensi para Kepala Seksi.

    3) Mendistribusikan kegiatan kepada para Kepala Seksi di lingkungan

    Subdirektorat Identifikasi dan Rencana Intervensi sesuai dengan bidang tugas

    agar beban kerja terbagi rata sehingga tugas terlaksana sesuai tujuan.

    4) Menyiapkan alternatif keputusan untuk menyelesaikan permasalahan yang

    timbul berkaitan dengan pelaksanaan tugas Subdirektorat Identifikasi dan

    Rencana Intervensi.

  • 6

    5) Membuat konsep, memeriksa dan menelaah isi surat atau bahan lain yang

    terkait dengan tugas dan fungsi Subdirektorat Identifikasi dan Rencana

    Intervensi untuk mengetahui permasalahan dan upaya tindak lanjut.

    2) Mengkoordinasikan kegiatan Subdirektorat Identifikasi dan Rencana Intervensi

    secara lintas program/sektoral dengan Subdirektorat lain di lingkungan

    Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia, unit lain di lingkungan Direktorat

    Jenderal Rehabilitasi Sosial, serta instansi terkait lainnya.

    3) Melaksanakan pembinaan staf dalam rangka pelaksanaan kegiatan/ program

    Identifikasi dan Rencana Intervensi.

    4) Memberikan umpan balik informasi kegiatan Subdirektorat Identifikasi dan

    Rencana Intervensi dalam rapat dan pertemuan lain sesuai dengan instruksi

    Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

    5) Menyelia, memantau, mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Subdirektorat

    Identifikasi dan Rencana Intervensi.

    6) Memonitor pelaksanaan kegiatan para Kasi di lingkungan Subdirektorat

    Identifikasi dan Rencana Intervensi agar proses dan hasilnya sesuai dengan

    rencana.

    7) Melaporkan pelaksanaan tugas Subdirektorat Identifikasi dan Rencana

    Intervensi kepada Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

    8) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Direktur Rehabilitasi

    Sosial Lanjut Usia atau pimpinan terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan

    yang berlaku.

    9) Melaksanakan penyusunan program dan sasaran tahunan Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia berdasarkan kebijakan dan program Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial dan pelaksanaan sebelumnya, serta perkiraan yang akan datang.

    10) Melaksanakan penyusunan program kerja dan rencana kerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia sesuai dengan tugas dan fungsi sebagai panduan dalam pelaksanaan tugas.

    1.a. Kepala Seksi Analisis dan Identifikasi Permasalahan.

    a. Tugas

    Melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan

  • 7

    teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang analisis dan identifikasi permasalahan.

    b. Uraian Tugas :

    1) Merencanakan kegiatan seksi Analisis dan Identifikasi Permasalahan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.

    2) Membagi tugas kepada staf seksi Analisis dan Identifikasi Permasalahan sesuai dengan bidang tugas dan kemampuan.

    3) Memberikan arahan/petunjuk pelaksanaan kegiatan kepada staf di lingkungan seksi Analisis dan Identifikasi Permasalahan baik secara lisan maupun tertulis untuk meningkatkan kompetensi staf.

    4) Membimbing dan mengawasi staf seksi Analisis dan Identifikasi Permasalahan agar melaksanakan tugas dengan baik.

    5) Menyiapkan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis di bidang Analisis dan Identifikasi Permasalahan rehabilitasi sosial lanjut usia.

    6) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang Analisis dan Identifikasi Permasalahan rehabilitasi sosial lanjut usia.

    7) Membuat konsep, memeriksa dan menelaah isi surat atau bahan lain yang terkait dengan tugas dan fungsi Seksi Analisis dan Identifikasi untuk mengetahui permasalahan dan upaya tindak lanjut.

    8) Menyiapkan bahan penyusunan pedoman, instrumen pemantauan dan evaluasi serta indikator kinerja di bidang Analisis dan Identifikasi Permasalahan Rehabilitasi social lanjut usia.

    9) Mengkoordinasikan kegiatan seksi Analisis dan Identifikasi Permasalahan dengan seksi lain di lingkungan Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

    10) Melaksanakan evaluasi terhadap pekerjaan staf seksi di Analisis dan Identifikasi Permasalahan.

    11) Melaporkan pelaksanaan tugas Seksi Analisis dan Identifikasi Permasalahan kepada Kepala Subdirektorat Identifikasi dan Rencana Intervensi.

    12) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Subdirektorat Identifikasi dan Rencana Intervensi atau pimpinan yang terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

    2.b. Kepala Seksi Rencana Intervensi

    a. Tugas Melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang rencana intervensi.

    b. Uraian Tugas

  • 8

    1) Merencanakan kegiatan seksi Rencana Intervensi sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.

    2) Membagi tugas kepada staf seksi Rencana Intervensi sesuai dengan bidang tugas dan kemampuan.

    3) Memberikan arahan/petunjuk pelaksanaan kegiatan kepada staf di lingkungan seksi Rencana Intervensi baik secara lisan maupun tertulis untuk meningkatkan kompetensi staf.

    4) Membimbing dan mengawasi staf seksi Rencana Intervensi agar melaksanakan tugas dengan baik.

    5) Menyiapkan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis Rencana Intervensi di bidang Rehabilitasi sosial lanjut usia.

    6) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang Rencana Intervensi Rehabilitasi sosial lanjut usia.

    7) Membuat konsep, memeriksa dan menelaah isi surat atau bahan lain yang terkait dengan tugas dan fungsi Seksi Rencana Intervensi untuk mengetahui permasalahan dan upaya tindak lanjut.

    8) Menyiapkan bahan penyusunan pedoman, instrumen pemantauan dan evaluasi serta indikator kinerja di bidang Rencana Intervensi Rehabilitasi sosial lanjut usia.

    9) Mengkoordinasikan kegiatan seksi Rencana Intervensi dengan seksi lain di lingkungan Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

    10) Melaksanakan evaluasi terhadap pekerjaan staf seksi Rencana Intervensi pada Subdirektorat Identifikasi dan Rencana Intervensi.

    11) Melaporkan pelaksanaan tugas Seksi Rencana Intervensi kepada Kepala Subdirektorat Identifikasi dan Rencana Intervensi.

    12) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Subdirektorat Identifikasi dan Rencana Intervensi atau pimpinan yang terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

    2. Kepala Subdirektorat Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia

    a. Tugas

    Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengembangan kemampuan lanjut usia.

    b. Fungsi :

    1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang pengembangan kemampuan lanjut usia dalam dan luar institusi;

    2) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kemampuan lanjut usia dalam dan luar institusi;

  • 9

    3) Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan kemampuan lanjut usia dalam dan luar institusi;

    4) Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supevisi di bidang pengembangan kemampuan lanjut usia dalam dan luar institusi; dan

    5) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kemampuan lanjut usia dalam dan luar institusi.

    c. Uraian Tugas :

    1) Merencanakan kegiatan operasional Subdirektorat Pengembangan Kemampuan

    Lanjut Usia, meliputi perumusan kebijakan teknis, penyusunan norma, standar,

    prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis serta penyiapan

    evaluasi dan pelaporan sebagai pedoman pelaksanaan tugas.

    2) Memberikan arahan/petunjuk pelaksanaan kegiatan kepada para Kepala Seksi

    di lingkungan Subdirektorat Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia baik

    secara lisan maupun tertulis untuk meningkatkan kompetensi para Kepala

    Seksi.

    3) Mendistribusikan kegiatan kepada para Kepala Seksi di lingkungan

    Subdirektorat Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia sesuai dengan bidang

    tugas agar beban kerja terbagi rata sehingga tugas terlaksana sesuai tujuan.

    4) Menyiapkan alternatif keputusan untuk menyelesaikan permasalahan yang

    timbul berkaitan dengan pelaksanaan tugas Subdirektorat Pengembangan

    Kemampuan Lanjut Usia.

    5) Membuat konsep, memeriksa dan menelaah isi surat atau bahan lain yang

    terkait dengan tugas dan fungsi Subdirektorat Pengembangan Kemampuan

    Lanjut Usia untuk mengetahui permasalahan dan upaya tindak lanjut.

    6) Mengkoordinasikan kegiatan Subdirektorat Pengembangan Kemampuan Lanjut

    Usia secara lintas program/sektoral dengan Subdirektorat lain di lingkungan

    Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia, unit lain di lingkungan Direktorat

    Jenderal Rehabilitasi Sosial, serta instansi terkait lainnya.

    7) Melaksanakan pembinaan staf dalam rangka pelaksanaan kegiatan/ program

    standarisasi, evaluasi dan pelaporan.

  • 10

    8) Memberikan umpan balik informasi kegiatan Subdirektorat Pengembangan

    Kemampuan Lanjut Usia dalam rapat dan pertemuan lain sesuai dengan

    instruksi Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

    9) Menyelia, memantau, mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Subdirektorat

    Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia.

    10) Memonitor pelaksanaan kegiatan para Kasi di lingkungan Subdirektorat

    Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia agar proses dan hasilnya sesuai

    dengan rencana.

    11) Melaporkan pelaksanaan tugas Subdirektorat Pengembangan Kemampuan

    Lanjut Usia kepada Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

    12) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Direktur Rehabilitasi

    Sosial Lanjut Usia atau pimpinan terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan

    yang berlaku.

    2. a. Kepala Seksi Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia Dalam Institusi

    a. Tugas :

    Melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengembangan kemampuan lanjut usia dalam institusi.

    b. Uraian Tugas

    1) Merencanakan kegiatan Seksi Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia

    Dalam Institusisebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.

    2) Membagi tugas kepada staf Seksi Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia

    Dalam Institusisesuai dengan bidang tugas dan kemampuan.

    3) Memberikan arahan/petunjuk pelaksanaan kegiatan kepada staf di

    lingkungan seksi Rehabilitasi sosial dalam pantibaik secara lisan maupun

    tertulis untuk meningkatkan kompetensi staf.

    4) Membimbing dan mengawasi staf Seksi Pengembangan Kemampuan Lanjut

    Usia Dalam Institusiagar melaksanakan tugas dengan baik.

  • 11

    5) Menyiapkan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta

    pemberian bimbingan teknis di bidang Rehabilitasi sosial lanjut usia dalam

    panti.

    6) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang Rehabilitasi

    sosial dalam panti.

    7) Membuat konsep, memeriksa dan menelaah isi surat atau bahan lain yang

    terkait dengan tugas dan fungsi Seksi Pengembangan Kemampuan Lanjut

    Usia Dalam Institusiuntuk mengetahui permasalahan dan upaya tindak

    lanjut.

    8) Menyiapkan bahan penyusunan pedoman, instrumen pemantauan dan

    evaluasi serta indikator kinerja di bidang Rehabilitasi sosial dalam panti.

    9) Mengkoordinasikan kegiatan Seksi Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia

    Dalam Institusidengan seksi lain di lingkungan Direktorat Rehabilitasi Sosial

    Lanjut Usia.

    10) Melaksanakan evaluasi terhadap pekerjaan staf Seksi Pengembangan

    Kemampuan Lanjut Usia Dalam Institusi pada Subdirektorat Pengembangan

    Kemampuan Lanjut Usia .

    11) Melaporkan pelaksanaan tugas Seksi Pengembangan Kemampuan Lanjut

    Usia Dalam Institusi kepada Kepala Subdirektorat Pengembangan

    Kemampuan Lanjut Usia .

    12) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala

    Subdirektorat Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia atau pimpinan yang

    terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

    2. b. Kepala Seksi Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia Luar Institusi a. Tugas :

    Melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengembangan kemampuan lanjut usia dalam institusi.

  • 12

    b. Uraian Tugas :

    1) Merencanakan kegiatan Kepala Seksi Pengembangan Kemampuan Lanjut

    Usia Luar Institusi sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.

    2) Membagi tugas kepada staf Kepala Seksi Pengembangan Kemampuan

    Lanjut Usia Luar Institusi sesuai dengan bidang tugas dan kemampuan.

    3) Memberikan arahan/petunjuk pelaksanaan kegiatan kepada staf di

    lingkungan seksi Rehabilitasi sosial luar pantibaik secara lisan maupun

    tertulis untuk meningkatkan kompetensi staf.

    4) Membimbing dan mengawasi staf Kepala Seksi Pengembangan

    Kemampuan Lanjut Usia Luar Institusi agar melaksanakan tugas dengan

    baik.

    5) Menyiapkan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria,

    serta pemberian bimbingan teknis di bidang Rehabilitasi sosial lanjut

    usia luar panti.

    6) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang Rehabilitasi

    sosial luar panti.

    7) Membuat konsep, memeriksa dan menelaah isi surat atau bahan lain

    yang terkait dengan tugas dan fungsi Kepala Seksi Pengembangan

    Kemampuan Lanjut Usia Luar Institusi untuk mengetahui permasalahan

    dan upaya tindak lanjut.

    8) Menyiapkan bahan penyusunan pedoman, instrumen pemantauan dan

    evaluasi serta indikator kinerja di bidang Rehabilitasi sosial luar panti.

    9) Mengkoordinasikan kegiatan Kepala Seksi Pengembangan Kemampuan

    Lanjut Usia Luar Institusi dengan seksi lain di lingkungan Direktorat

    Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

    10) Melaksanakan evaluasi terhadap pekerjaan staf Kepala Seksi

    Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia Luar Institusi pada

    Subdirektorat Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia .

  • 13

    11) Melaporkan pelaksanaan tugas Kepala Seksi Pengembangan Kemampuan

    Lanjut Usia Luar Institusi kepada Kepala Subdirektorat Pengembangan

    Kemampuan Lanjut Usia .

    12) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala

    Subdirektorat Pengembangan Kemampuan Lanjut Usia atau pimpinan

    yang terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

    3. Kepala Sub Direktorat Reintegrasi dan Bimbingan Lanjut

    a. Tugas :

    Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan

    norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi,

    serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang reintegrasi dan bimbingan

    lanjut.

    b. Fungsi :

    1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang Reintegrasi dan Bimbingan

    LanjutRehabilitasi sosial lanjut usia.

    2) Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang Reintegrasi dan Bimbingan

    LanjutRehabilitasi sosial lanjut usia.

    3) Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang

    Reintegrasi dan Bimbingan LanjutRehabilitasi sosial lanjut usia.

    4) Penyiapan pemberian bimbingan teknis di bidang Reintegrasi dan Bimbingan

    LanjutRehabilitasi sosial lanjut usia.

    5) Penyiapan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang. Reintegrasi dan

    Bimbingan LanjutRehabilitasi sosial lanjut usia.

    b. Uraian Tugas :

    1) Merencanakan kegiatan operasional Subdirektorat Reintegrasi dan Bimbingan

    Lanjut, meliputi perumusan kebijakan teknis, penyusunan norma, standar,

    prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis serta penyiapan

    evaluasi dan pelaporan sebagai pedoman pelaksanaan tugas.

    2) Memberikan arahan / petunjuk pelaksanaan kegiatan kepada para Kepala Seksi

    di lingkungan Subdirektorat Reintegrasi dan Bimbingan Lanjut baik secara lisan

    maupun tertulis untuk meningkatkan kompetensi para Kepala Seksi.

  • 14

    3) Mendistribusikan kegiatan kepada para Kepala Seksi di lingkungan

    Subdirektorat Reintegrasi dan Bimbingan Lanjut sesuai dengan bidang tugas

    agar beban kerja terbagi rata sehingga tugas terlaksana sesuai tujuan.

    4) Menyiapkan alternatif keputusan untuk menyelesaikan permasalahan yang

    timbul berkaitan dengan pelaksanaan tugas Subdirektorat Reintegrasi dan

    Bimbingan Lanjut.

    5) Membuat konsep, memeriksa dan menelaah isi surat atau bahan lain yang

    terkait dengan tugas dan fungsi Subdirektorat Reintegrasi dan Bimbingan

    Lanjut untuk mengetahui permasalahan dan upaya tindak lanjut.

    6) Mengkoordinasikan kegiatan Subdirektorat Reintegrasi dan Bimbingan Lanjut

    secara lintas program/sektoral dengan Subdirektorat lain di lingkungan

    Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia, unit lain di lingkungan Direktorat

    Jenderal Rehabilitasi Sosial, serta instansi terkait lainnya.

    7) Melaksanakan pembinaan staf dalam rangka pelaksanaan kegiatan/ program

    Reintegrasi dan Bimbingan Lanjut.

    8) Memberikan umpan balik informasi kegiatan Subdirektorat Reintegrasi dan

    Bimbingan Lanjut dalam rapat dan pertemuan lain sesuai dengan instruksi

    Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

    9) Menyelia, memantau, mengevaluasi pelaksanaan kegiatan

    SubdirektoratReintegrasi dan Bimbingan Lanjut serta kegiatan Rehabilitasi sosial

    lanjut usia.

    10) Memonitor pelaksanaan kegiatan para Kasi di lingkungan Subdirektorat

    Reintegrasi dan Bimbingan Lanjut agar proses dan hasilnya sesuai dengan

    rencana.

    11) Melaporkan pelaksanaan tugas Subdirektorat Reintegrasi dan Bimbingan Lanjut

    kepada Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

    12) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Direktur

    Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia atau pimpinan terkait sesuai dengan prosedur

    dan ketentuan yang berlaku.

  • 15

    3. a. Kepala Seksi Reintegrasi

    a. Tugas :

    Melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang reintegrasi.

    b. Uraian Tugas :

    1) Merencanakan kegiatan Seksi Reintegrasi sebagai pedoman dalam

    pelaksanaan tugas.

    2) Membagi tugas kepada staf Seksi Reintegrasi sesuai dengan bidang tugas dan

    kemampuan.

    3) Memberikan arahan/petunjuk pelaksanaan kegiatan kepada staf di lingkungan

    Seksi Reintegrasi baik secara lisan maupun tertulis untuk meningkatkan

    kompetensi staf.

    4) Membimbing dan mengawasi staf Seksi Reintegrasi agar melaksanakan tugas

    dengan baik.

    5) Menyiapkan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta

    pemberian bimbingan teknis di bidang Pembinaan Lembaga.

    6) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang Pembinaan

    Lembaga.

    7) Membuat konsep, memeriksa dan menelaah isi surat atau bahan lain yang

    terkait dengan tugas dan fungsi Seksi Reintegrasi untuk mengetahui

    permasalahan dan upaya tindak lanjut.

    8) Menyiapkan bahan penyusunan pedoman, instrumen pemantauan dan

    evaluasi serta indikator kinerja di bidang Pembinaan Lembaga.

    9) Mengkoordinasikan kegiatan Seksi Reintegrasi dengan seksi lain di lingkungan

    Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

    10) Melaksanakan evaluasi terhadap pekerjaan staf Seksi Reintegrasi pada

    Subdirektorat Reintegrasi dan Bimbingan Lanjut.

    11) Melaporkan pelaksanaan tugas Seksi Reintegrasi kepada Kepala Subdirektorat

    Reintegrasi dan Bimbingan Lanjut.

  • 16

    12) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala

    Subdirektorat Reintegrasi dan Bimbingan Lanjut atau pimpinan yang terkait

    sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

    3.b. Kepala Seksi Bimbingan Lanjut

    a. Tugas :

    Melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang bimbingan lanjut

    b. Uraian Tugas :

    1) Merencanakan kegiatan Seksi Bimbingan Lanjut sebagai pedoman dalam

    pelaksanaan tugas.

    2) Membagi tugas kepada staf Seksi Bimbingan Lanjut sesuai dengan bidang

    tugas dan kemampuan.

    3) Memberikan arahan/petunjuk pelaksanaan kegiatan kepada staf di

    lingkungan Seksi Bimbingan Lanjut baik secara lisan maupun tertulis untuk

    meningkatkan kompetensi staf.

    4) Membimbing dan mengawasi staf Seksi Bimbingan Lanjut agar

    melaksanakan tugas dengan baik.

    5) Menyiapkan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta

    pemberian bimbingan teknis di bidang Kerjasama Kelembagaan.

    6) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang Kerjasama

    Kelembagaan.

    7) Membuat konsep, memeriksa dan menelaah isi surat atau bahan lain yang

    terkait dengan tugas dan fungsi Seksi Bimbingan Lanjut untuk mengetahui

    permasalahan dan upaya tindak lanjut.

    8) Menyiapkan bahan penyusunan pedoman, instrumen pemantauan dan

    evaluasi serta indikator kinerja di bidang Kerjasama Kelembagaan.

    9) Mengkoordinasikan kegiatan Seksi Bimbingan Lanjut dengan seksi lain di

    lingkungan Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

  • 17

    10) Melaksanakan evaluasi terhadap pekerjaan staf Seksi Bimbingan Lanjut

    pada Subdirektorat Reintegrasi dan Bimbingan Lanjut.

    11) Melaporkan pelaksanaan tugas Seksi Bimbingan Lanjut kepada Kepala

    Subdirektorat Reintegrasi dan Bimbingan Lanjut.

    12) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala

    Subdirektorat Reintegrasi dan Bimbingan Lanjutatau pimpinan yang terkait

    sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

    4. Kepala Sub Direktorat Sumber Daya a. Tugas :

    Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan

    norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi,

    serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang sumber daya.

    b. Fungsi :

    1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang pemetaan dan analisis, serta peningkatan kapasitas sumber daya;

    2) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang pemetaan dan analisis, serta peningkatan kapasitas sumber daya;

    3) Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pemetaan dan analisis, serta peningkatan kapasitas sumber daya;

    4) Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pemetaan dan analisis, serta peningkatan kapasitas sumber daya

    5) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang pemetaan dan analisis, serta peningkatan kapasitas sumber daya

    c. Uraian Tugas :

    1) Merencanakan kegiatan operasional Subdirektorat Sumber Daya, meliputi

    perumusan kebijakan teknis, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria

    serta pemberian bimbingan teknis serta penyiapan evaluasi dan pelaporan

    sebagai pedoman pelaksanaan tugas.

    2) Memberikan arahan / petunjuk pelaksanaan kegiatan kepada para Kepala Seksi

    di lingkungan Subdirektorat Sumber Daya baik secara lisan maupun tertulis

    untuk meningkatkan kompetensi para Kepala Seksi.

    3) Mendistribusikan kegiatan kepada para Kepala Seksi di lingkungan

    Subdirektorat Sumber Daya sesuai dengan bidang tugas agar beban kerja

    terbagi rata sehingga tugas terlaksana sesuai tujuan.

  • 18

    4) Menyiapkan alternatif keputusan untuk menyelesaikan permasalahan yang

    timbul berkaitan dengan pelaksanaan tugas Subdirektorat Sumber Daya.

    5) Membuat konsep, memeriksa dan menelaah isi surat atau bahan lain yang

    terkait dengan tugas dan fungsi Subdirektorat Sumber Daya untuk mengetahui

    permasalahan dan upaya tindak lanjut.

    6) Mengkoordinasikan kegiatan Subdirektorat Sumber Daya secara lintas

    program/sektoral dengan Subdirektorat lain di lingkungan Direktorat

    Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia, unit lain di lingkungan Direktorat Jenderal

    Rehabilitasi Sosial, serta instansi terkait lainnya.

    7) Melaksanakan pembinaan staf dalam rangka pelaksanaan kegiatan/ program

    Sumber Daya.

    8) Memberikan umpan balik informasi kegiatan Subdirektorat Sumber Daya dalam

    rapat dan pertemuan lain sesuai dengan instruksi Direktur Rehabilitasi Sosial

    Lanjut Usia.

    9) Menyelia, memantau, mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Subdirektorat

    Sumber Daya serta kegiatan Rehabilitasi sosial lanjut usia.

    10) Memonitor pelaksanaan kegiatan para Kasi di lingkungan Subdirektorat Sumber

    Daya agar proses dan hasilnya sesuai dengan rencana.

    11) Melaporkan pelaksanaan tugas Subdirektorat Sumber Daya kepada Direktur

    Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

    12) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Direktur Rehabilitasi

    Sosial Lanjut Usia atau pimpinan terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan

    yang berlaku.

    4.a. Kepala Seksi Pemetaan dan Analisis Potensi Sumber Daya

    a. Tugas :

    Melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pemetaan dan analisis potensi sumber daya.

    b. Uraian Tugas :

  • 19

    1) Merencanakan kegiatan Seksi Pemetaan dan Analisis Potensi Sumber Daya

    sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.

    2) Membagi tugas kepada staf Seksi Pemetaan dan Analisis Potensi Sumber

    Daya sesuai dengan bidang tugas dan kemampuan.

    3) Memberikan arahan/petunjuk pelaksanaan kegiatan kepada staf di

    lingkungan Seksi Pemetaan dan Analisis Potensi Sumber Daya baik secara

    lisan maupun tertulis untuk meningkatkan kompetensi staf.

    4) Membimbing dan mengawasi staf Seksi Pemetaan dan Analisis Potensi

    Sumber Daya agar melaksanakan tugas dengan baik.

    5) Menyiapkan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta

    pemberian bimbingan teknis di bidang Advokasi Sosial.

    6) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang Advokasi Sosial.

    7) Membuat konsep, memeriksa dan menelaah isi surat atau bahan lain yang

    terkait dengan tugas dan fungsi Seksi Pemetaan dan Analisis Potensi Sumber

    Daya untuk mengetahui permasalahan dan upaya tindak lanjut.

    8) Menyiapkan bahan penyusunan pedoman, instrumen pemantauan dan

    evaluasi serta indikator kinerja di bidang Advokasi Sosial.

    9) Mengkoordinasikan kegiatan Seksi Pemetaan dan Analisis Potensi Sumber

    Daya dengan seksi lain di lingkungan Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut

    Usia.

    10) Melaksanakan evaluasi terhadap pekerjaan staf Seksi Pemetaan dan Analisis

    Potensi Sumber Daya pada Subdirektorat Sumber Daya.

    11) Melaporkan pelaksanaan tugas Seksi Pemetaan dan Analisis Potensi Sumber

    Daya kepada Kepala Subdirektorat Sumber Daya.

    12) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala

    Subdirektorat Sumber Daya atau pimpinan yang terkait sesuai dengan

    prosedur dan ketentuan yang berlaku.

  • 20

    4. b Kepala Seksi Peningkatan Kapasitas Sumber Daya

    a. Tugas :

    Melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang peningkatan kapasitas sumber daya

    b. Uraian Tugas :

    1) Merencanakan kegiatan Seksi Peningkatan Kapasitas Sumber Daya sebagai

    pedoman dalam pelaksanaan tugas.

    2) Membagi tugas kepada staf Seksi Peningkatan Kapasitas Sumber Daya sesuai

    dengan bidang tugas dan kemampuan.

    3) Memberikan arahan/petunjuk pelaksanaan kegiatan kepada staf di lingkungan

    Seksi Peningkatan Kapasitas Sumber Daya baik secara lisan maupun tertulis

    untuk meningkatkan kompetensi staf.

    4) Membimbing dan mengawasi staf Seksi Peningkatan Kapasitas Sumber Daya

    agar melaksanakan tugas dengan baik.

    5) Menyiapkan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta

    pemberian bimbingan teknis di bidang Rehabilitasi Sosial Kedaruratan.

    6) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang Rehabilitasi Sosial

    Kedaruratan.

    7) Membuat konsep, memeriksa dan menelaah isi surat atau bahan lain yang

    terkait dengan tugas dan fungsi Seksi Peningkatan Kapasitas Sumber Daya

    untuk mengetahui permasalahan dan upaya tindak lanjut.

    8) Menyiapkan bahan penyusunan pedoman, instrumen pemantauan dan

    evaluasi serta indikator kinerja di bidang Rehabilitasi Sosial Kedaruratan.

    9) Mengkoordinasikan kegiatan Seksi Peningkatan Kapasitas Sumber Daya

    dengan seksi lain di lingkungan Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

    10) Melaksanakan evaluasi terhadap pekerjaan staf Seksi Peningkatan Kapasitas

    Sumber Daya pada Subdirektorat Sumber Daya.

  • 21

    11) Melaporkan pelaksanaan tugas Seksi Peningkatan Kapasitas Sumber Daya

    kepada Kepala Subdirektorat Sumber Daya.

    12) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala

    Subdirektorat Sumber Daya atau pimpinan yang terkait sesuai dengan

    prosedur dan ketentuan yang berlaku.

    5. Kepala Sub Bagian Tata Usaha (TU)

    a. Tugas :

    Melakukan urusan tata usaha, kepegawaian, dan rumah tangga serta administrasi perencanaan program dan anggaran Direktorat.

    b. Uraian Tugas :

    1) Menyusun rencana kegiatan Subbagian Tata Usaha sebagai pedoman dalam

    pelaksanaan tugas.

    2) Membagi tugas kepada staf Subbagian Tata Usaha sesuai dengan bidang tugas

    dan kemampuan.

    3) Membimbing dan mengawasi staf dalam pelaksanaan tugas.

    4) Melakukan urusan persuratan dan kearsipan Direktorat.

    5) Melakukan urusan rumah tangga dan perlengkapan Direktorat.

    6) Melakukan urusan keuangan Direktorat.

    7) Melakukan urusan kepegawaian Direktorat.

    8) Melakukan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data lingkup Direktorat.

    9) Melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana, program dan anggaran serta

    pelaporan kegiatan di lingkungan direktorat.

    10) Mendukung pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi Direktorat.

    11) Menyiapkan urusan tata laksana, hukum dan humas Direktorat.

    12) Melaporkan pelaksanaan kegiatan Subbagian Tata Usaha kepada Direktur.

    13) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Direktur atau pimpinan

    terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

    E. Lingkungan Strategis yang berpengaruh

    Pembangunan Kesejahteraan Sosial adalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dan

    masyarakat untuk melaksanakan peningkatan usaha Kesejahteraan Sosial. Hal ini

  • 22

    dilatarbelakangi oleh kenyataan akan besarnya permasalahan sosial yang tumbuh dan

    berkembang serta dihadapi oleh sebagian besar masyarakat.

    Kemiskinan, ketelantaran, kecacatan dan ketunaan sosial merupakan permasalahan

    sosial yang menonjol serta memerlukan penanganan secara khusus dan

    berkeseimbangan sebagai wujud komitmen pemerintah untuk meningkatkan harkat dan

    martabat bangsa.

    Keberhasilan pembangunan kesejahteraan sosial dipengaruhi oleh lingkungan strategis

    sebagai berikut :

    1. Stabilitas ekonomi dengan mengutamakan perluasan lapangan kerja dan kesempatan

    usaha bagi sebagian besar penduduk terutama PMKS (Penyandang Masalah

    Kesejahteraan Sosial).

    2. Kecepatan penanganan wilayah tertinggal, terpencil dan terisolasi, daerah minus,

    daerah kumuh perkotaan, daerah pantai dan kantong kemiskinan lainnya.

    3. Peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam pengelolaan sumber daya dan

    lingkungan melalui peningkatan akuntabilitas dan transparansi.

    4. Pengembangan dan penguatan kelembagaan sosial lanjut usia terutama yang berbasis

    masyarakat baik lembaga maupun SDM-nya.

    Dalam perencanaan dan pelaksanaannya, sektor/kegiatan strategis lain yang terkait

    perlu diintegrasikan dengan strategi pembangunan dan penanganan masalah sosial.

  • 23

    BAB II

    PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2016

    A. Perencanaan

    Perencanaan Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia pada hakekatnya merupakan

    komitmen bersama mengenai upaya yang terencana dan sistematis untuk meningkatkan

    kinerja serta cara pencapaiannya melalui pembinaan, penataan, perbaikan, penertiban,

    penyempurnaan dan pembaharuan terhadap sistem, kebijakan, peraturan perundang-

    undangan bidang Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia termasuk pembinaan terhadap akhlak

    dan perilaku pelaksana Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia serta evaluasi, pengawasan dan

    pengendalian manajemen, agar tercapai efektivitas, efisiensi dan produktivitas dalam

    pelaksanaan pemerintahan.

    Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang harus diemban, maka

    Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia dalam penyelenggaraan pembangunan

    kesejahteraan sosial lanjut usia dilaksanakan secara sistematis, terencana dan

    berkesinambungan. Termasuk penyelenggaraan program/kegiatan tahun 2015

    merupakan tindak lanjut kegiatan sebelumnya yang terarah, untuk pencapaian dan

    penjabaran visi dan misi yang telah ditetapkan.

    B. Visi dan Misi

    Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia menetapkan Visi dan Misi sebagaimana

    tersebut :

    1. Visi

    “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan

    Nilai dan Semangat Gotong Royong”

    2. Misi

    “Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera”

    C. TUJUAN

    1. Terlaksananya/ terwujudnya kesejahteraan sosial lanjut usia melalui rehabilitasi

    sosial lanjut usia sesuai dengan standar pelayanan baik dalam maupun luar panti

    2. Meningkatnya kemampuan, keterampilan dan kepadulian masyarakat dalam

    memberikan rehabilitasi kepada lanjut usia

    3. Tersalurkannya bantuan sarana dan prasarana rehabilitasi lanjut usia dan kepedulian

    masyarakat dalam melayani lanjut usia melalui lembaga kesejahteraan sosial

  • 24

    D. Arah Kebijakan dan Strategi Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

    1. Arah Kebijakan

    a. Mewujudkan dukungan keluarga dan masyarakat terhadap kehidupan lanjut

    usia;

    b. Mewujudkan sistem perlindungan dan jaminan sosial yang dapat meningkatkan

    kehidupan penduduk lanjut usia;

    c. Mewujudkan kesempatan kerja dan aktivitas untuk mengaktualisasikan diri dalam

    keluarga dan masyarakat;

    d. Mewujudkan iklim kehidupan yang mendorong lanjut usia dapat melakukan

    kegiatan sosial keagamaan dan kerohanian;

    e. Mewujudkan aksesibilitas lanjut usia terhadap sarana dan rehabilitasi umum

    serta sumber lainnya.

    f. Mewujudkan profesionalisme petugas rehabilitasi sosial lanjut usia.

    g. Mewujudkan lembaga kesejahteraan sosial lanjut usia yang mandiri dan

    mempunyai jaringan kerja yang luas

    2. Strategi

    a. Kemitraan

    Yaitu kerjasama, kepedulian, kesetaraan, kebersamaan dan jaringan kerja untuk

    menumbuhkembangkan kemanfaatan timbal balik antara pemerintah pusat dan

    daerah serta masyarakat/orsos dan dunia usaha dalam penyelenggaraan

    rehabilitasi sosial lanjut usia.

    b. Pemberdayaan

    Yaitu peningkatan profesionalisme dan kinerja pelaku rehabilitasi social lanjut

    usia, termasuk aparatur pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah, masyarakat,

    organisasi sosial, dunia usaha serta penerima rehabilitasi untuk mencegah dan

    mengatasi masalah yang ada serta merealisasikan aspirasi dan harapan untuk

    meningkatkan kualitas hidup lanjut usia.

    c. Partisipasi

    Yaitu meliputi prakarsa, peran aktif dan keterlibatan lanjut usia serta seluruh

    unsur komponen masyarakat termasuk dunia usaha dalam penyelenggaraan

    rehabilitasi sosial lanjut usia.

    d. Advokasi Sosial

    Meliputi pendampingan, konsultasi dan perlindungan dalam rangka pelaksanaan

    rehabilitasi sosial bagi lanjut usia.

    e. Rehabilitasi Sosial

    Adalah proses bantuan pertolongan, perlindungan, bimbingan, santunan dan

    perawatan yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan social lanjut usia.

  • 25

    E. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

    Perjanjian kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia tahun 2016 adalah sebagai

    berikut :

    SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA TARGET

    Terlaksananya rehabilitasi sosial bagi lanjut usia

    Asistensi Sosial Lanjut Usia Terlantar Family Support Kedaruratan Bedah rumah

    Jumlah lanjut usia terlantar yang menerima bantuan sosial 31.250

    orang

    SDM yang melaksanakan pelayanan sosial lanjut usia

    Pelatihan dan bimbingan teknis pendamping dan pelaksana rehabilitasi sosial lanjut usia

    SDM yang meningkat kapasitasnya dalam melaksanakan rehabilitasi sosial lanjut usia

    870 orang

    Lembaga kesejahteraan sosial lanjut usia

    Pemberian bantuan kepada lembaga kesejahteraan sosial lanjut usia

    Jumlah lembaga kesejahteraan sosial (LKS) penyelenggaran rehabilitasi sosial lanjut usia yang dibantu/

    60 lembaga

    Pedoman, juklak dan juknis pelayanan sosial lanjut usia

    Penyusunan dan penyempurnaan pedoman, juklak dan juknis, peraturan, produk literasi yang dirancang/ diterbitkan terkai akses lingkungan inklusif bagi lanjut usia

    Jumlah inisiasi/ regulasi/ peraturan/ produk literasi yang dirancanag/ diterbitkan terkait akses lingkungan inklusif bagi lanjut usia

    8 Pedoman

    Perjanjian kinerja tersebut merupakan perjanjian untuk memberikan rehabilitasi sosial

    lanjut usia yang dilaksanakan melalui kegiatan pusat. Selain kegiatan pusat masih ada

    kegiatan yang dilaksanakan melalui UPT dan melalui dana dekosentrasi. Perjanjian kinerja

    tersebut adalah sebagai berikut:

  • 26

    SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA TARGET

    Terlaksananya rehabilitasi sosial bagi lanjut usia

    Layanan SBK PSTW UEP Day care Home Care Nursing Care Penjangkauan PSTW

    Jumlah lanjut yang mendapatkan rehabilitasi sosial di dalam panti Jumlah lanjut yang mendapatkan rehabilitasi sosial di luar panti Jumlah lanjut usia terlantar yang mendapatkan bantuan sosial

    23.365 orang

    SDM yang melaksanakan pelayanan sosial lanjut usia

    Pelatihan dan bimbingan teknis pendamping dan pelaksana rehabilitasi sosial lanjut usia

    SDM yang meningkat kapasitasnya dalam melaksanakan rehabilitasi sosial lanjut usia

    3.111 orang

    Lembaga kesejahteraan sosial lanjut usia

    Pemberian bantuan Operasional kepada Komda propinsi / Kab/Kota

    Jumlah lembaga kesejahteraan sosial (LKS) penyelenggaran rehabilitasi sosial lanjut usia yang dibantu/

    15 lembaga

    Perjanjian kinerja yang dicapai melalui UPT dan dana dekonsentrasi dilaksanakan melalui

    berbagai kegiatan yag mendukung berbagai sasaran rehabilitasi sosial lanjut usia. Sasaran

    Terlaksananya rehabilitasi sosial bagi lanjut usia dica[ai dengan program Layanan SBK

    PSTW, UEP, Day care, Home Care, Nursing Care dan Penjangkauan yang dilaksanakan

    oleh PSTW dengan target sebayak 23.365 orang.

    Sasaran SDM yang melaksanakan pelayanan sosial lanjut usia dicapai dengan kegiatan

    pelatihan dan bimbingan teknis pendamping dan pelaksana rehabilitasi sosial lanjut usia

    yang ditujukan kepada pendamping ASLUT dengan target sebanyak 3.111 orang. Sasaran

    Lembaga kesejahteraan sosial lanjut usia dicapai dengan Pemberian bantuan Operasional

    kepada Komda propinsi / Kab/Kota dengan target sebanyak 15 lembaga.

    Untuk capaian yang dilaksanakan melalui UPT dan dana dekonsentrasi akan dilaporkan

    oleh masing-masing kepala satker pelaksana kegiatan karena merupakan tanggung jawab

    dan sebagai capaian kinerja masing-masing kepala satker.

  • 27

    BAB III

    Akuntabilitas Kinerja

    Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia menyusun penetapan kinerja tahun 2016

    sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsi. Penetapan kinerja tersebut menjadi tolak ukur

    akuntabilitas kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

    A. Pengukuran Capaian Kinerja

    Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan membandingkan antara target di

    penetapan kinerja dengan realisasi target yang dilaksanakan selama tahun 2016.

  • 28

  • 29

    PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA

    SASARAN INDIKATOR

    KINERJA UTAMA TARGET REALISASI

    HASIL CAPAIAN (%) PROGRAM ANGGARAN

    OUT PUT OUT COME

    Terlaksananya rehabilitasi sosial bagi lanjut usia

    Jumlah lanjut usia terlantar yang menerima bantuan sosial

    31.250 orang

    32.089 orang

    103 %

    20 % dari realisasi lanjut usia telah terpenuhi kebutuhan dasarnya

    Asistensi Sosial Lanjut Usia Terlantar Family Support Kedaruratan Bedah rumah

    76.363.274.000

    SDM yang melaksanakan pelayanan sosial lanjut usia

    SDM yang meningkat kapasitasnya dalam melaksanakan rehabilitasi sosial lanjut usia

    870 orang

    770 orang 88 %

    20 % SDM penyelenggaran pelayanan sosial lanjut usia meningkat kapasitasnya

    Pelatihan dan bimbingan teknis pendamping dan pelaksana rehabilitasi sosial lanjut usia

    5.970.560.000

    Lembaga kesejahteraan sosial lanjut usia

    Jumlah lembaga kesejahteraan sosial (LKS) penyelenggaran rehabilitasi sosial lanjut usia yang dibantu/

    60 lembaga

    2 Lembaga 3 %

    20 % meningkatnya kualitas rehabilitasi sosial lanjut usia yang dilakukan masyarakat melalui LKS LU

    Pemberian bantuan kepada lembaga kesejahteraan sosial lanjut usia

    533.490.000

  • 30

    SASARAN INDIKATOR

    KINERJA TARGET REALISASI

    HASIL CAPAIAN (%) PROGRAM ANGGARAN

    OUT PUT OUT COME

    Pedoman, juklak dan juknis pelayanan sosial lanjut usia

    Jumlah inisiasi/ regulasi/ peraturan/ produk literasi yang dirancanag/ diterbitkan terkait akses lingkungan inklusif bagi lanjut usia

    8 Pedoman

    10 Pedoman 125

    20 Meberikan pemahaman kepada pelaksana/ pendamping rehabilitasi sosial lanjut usia (petugas pusat, propinsi, kab/kota)

    Penyusunan dan penyempurnaan pedoman, juklak dan juknis, peraturan, produk literasi yang dirancang/ diterbitkan terkai akses lingkungan inklusif bagi lanjut usia

    1.141.750.000

  • 31

    B. Capaian Kinerja

    Capaian Kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia tahun 2016 dilakukan

    dengan cara mengukur sasaran strategis. Sasaran strategis diukur dengan

    indikator kinerja yang tercantum dalam penetapan kinerja tahun 2016. Capaian

    kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia tahun 2016 adalah sebagai

    berikut:

    Sasaran 1 : Terlaksananya rehabilitasi sosial bagi lanjut usia

    Sasaran lanjut usia yang mendapatkan Rehabilitasi merupakan sasaran

    Rehabilitasi yang ditujukan langsung kepada lanjut usia dan manfaatnya dapat

    dirasakan oleh lanjut usia. Sasaran ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah

    lanjut usia miskin atau terlantar yang mampu memenuhi kebutuhan dasar dalam

    upaya meningkatkan kualitas dan kesejahteraan hidupnya.

    Pengukuran sasaran ini masih bersifat kualitatif karena penerima bantuan

    jumlahnya jauh lebih besar dari pada pelayanan yang ada. Selain itu kondisi

    awal lanjut usia sebelum menerima bantuan tidak diketahui sehingga tidak bisa

    mengukur perubahan yang terjadi terhadap lanjut usia pada saat sudah

    menerima bantuan. Fokus utama sasaran ini adalah peningkatan jumlah lanjut

    usia yang mendapatkan Rehabilitasi sosial. Target yang telah dicapai dalam

    pemberian pelayanan kepada lanjut usia dari tahun 2011-2016 adalah sebagai

    berikut :

  • 32

    Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa dari tahun 2011 sampai tahun 2013

    mengalami peningkatan jumlah target. Peningkatan terbesar terjadi pada

    tahun 2012. Pada tahun 2012 terjadi kenaikan yang signifikan karena

    mendapatkan reword anggaran yang digunakan sepenuhnya untuk

    peningkatan sasaran langsung kepada lanjut usia. Pada tahun 2014 terjadi

    penurunan sasaran. Penurunan ini terjadi karena adanya pengalihan target

    yang semula ditangani oleh pusat dialihkan ke daerah baik dekon maupun

    UPT, sehingga sasaran di pusat turun dan sasaran Rehabilitasi melalui dana

    dekonsentrasi dan UPT meningkat.

    Pada tahun 2015 terjadi peningkatan sasaran yang sangat signifikan hal ini

    disebabkan karena adanya tambahan anggaran (APBNP). Penambahan

    anggaran tersebut digunakan untuk program-program yang langsung

    ditujukan pada peningkatan target lanjut usia.

    Pada tahun 2016 terjadi penurunan sasaran lagi karena sasaran pelayanan

    dialokasikan melalui dana dekonsentrasi. Selain itu adanya penghematan

    anggaran yang terjadi sampai dua kali penghematan. Sebelum penghematan

    target Direktorat Rehabilitasi Sosial lanjut usia berjumlah 31.750 orang turun

    menjadi 31.250 orang serta bantuan ASLUT yang semula 12 bulan menjadi 10

    bulan.

    Permasalahan utama yang dihadapi adalah pengembangan sasaran sangat

    tergantung dengan anggaran yang tersedia (APBN) dan belum adanya

    kemampuan dalam menggali sumber dana lain baik dari dalam maupun luar

    negeri sehingga target sasaran tidak dapat naik secara signifikan.

    Capaian kinerja sasaran lanjut usia yang mendapatkan Rehabilitasi diukur

    keberhasilannya melalui perbandingan target dan realisasi yang dapat dilihat

    pada tabel berikut:

    No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

    %

    1 Jumlah lanjut usia terlantar yang menerima bantuan sosial

    31.250 32.089 103

  • 33

    Lanjut usia yang mendapatkan Rehabilitasi sosial di luar panti merupakan

    Rehabilitasi yang diberikan langsung kepada lanjut usia. Lanjut usia penerima

    Rehabilitasi adalah lanjut usia yang berada di masyarakat dan tidak tinggal di

    dalam panti. Kriteria Lanjut Usia Terlantar yang mendapat Asistensi Sosial

    Lanjut Usia Terlantar adalah lanjut usia miskin, sakit-sakitan dan atau

    badridden untuk kriteria penerima bantuan pemenuhan kebutuah hidup.

    Sedangkan kriteria Lanjut Usia yang mendapatkan rehabilitasi sosial di luar

    Panti adalah lanjut usia miskin, masih memiliki keluarga maupun lanjut usia

    yang berada dalam situas darurat baik bencana alam maupun bencana sosial

    bagi lanjut usia yang menerima bantuan kedaruratan.

    Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai indikator kinerja ini adalah

    sebagai berikut:

    a. Asistensi Sosial Lanjut UsiaTerlantar

    Asistensi Sosial Lanjut Usia adalah program pemberian bantuan secara

    tunai kepada lanjut usia terlantar yang bertujuan untuk meningkatkan

    tingkat kesejahteraan lanjut usia terlantar. Kegiatan ini dilakukan dengan

    memberikan bantuan tunai sebesar Rp. 200.000,- per bulan selama satu

    tahun. Sasaran asistensi sosial lanjut usia adalah berjumlah 30.000 orang

    yang tersebar di 34 propinsi, 359 kabupaten/kota, 1188 Kecamatan dan

    3.039 desa. Pelaksanaan program bekerjasama dengan PT. POS Indonesia

    untuk lembaga penyalur. Kerjasama dilakukan dengan PT. POS Indonesia

    karena sebagai pemenang lelang, PT. POS Indonesia mempunyai jaringan

    sampai ke tingkat kecamatan yang berdekatan dengan penerima bantuan

    agar pendamping dapat mengambil uang ke PT. Pos terdekat dengan

    penerima bantuan dengan menunjukkan surat kuasa dan SK sebagai

    pendamping dan selanjutnya diserahkan ke penerima.

    Karena keterbatasan anggaran yang ada, penerima bantuan antara lain

    ditentukan berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku. Dana bantuan digunakan untuk

    pemenuhan sebagian kebutuhan dasar lansia penerima program. Dalam

    pelaksanaannya, selain mendapatkan dana bantuan ASLUT setiap

    bulannya, lanjut Usia telantar penerima program mendapatkan

  • 34

    pendampingan psikososial dari seorang pendamping yang berasal dari

    unsur masyarakat yang ditentukan oleh dinas/ instansi sosial

    kabupaten/kota. Dalam pelaksanaan tugasnya pendamping mendapatkan

    honor dan transport secara berkala. Satu pendamping rata rata

    mendampingi 10 – 15 orang lanjut usia di satu desa. Tugas dari

    pendamping antara lain adalah memberikan kemudahan bagi lanjut usia

    dalam menerima bantuan, memantau penggunaan bantuan serta

    memberikan bimbingan dan konseling psikososial secara simple kepada

    lanjut usia.

    Pemberian bantuan kepada lanjut usia terlantar melalui program ASLUT

    semula selama 12 bulan namun karena adanya penghematan anggaran

    maka pemberian bantuan ASLUT hanya diberikan selama 10 bulan.

    Perkembangan jumlah penerima bantuan ASLUT dari tahun 2012 sampai

    dengan tahun 2016 adalah sebagai berikut:

    JUMLAH PENERIMA ASLUT

    TAHUN 2012-2016

    Perkembangan jumlah penerima pada tahun 2012-2014 tidak ada kenaikan

    target penerima ASLUT. Hal ini disebabkan alokasi anggaran sejak tahun

    2012 cenderung untuk menurun. Peningkatan sasaran terjadi pada tahun

  • 35

    2015 sebanyak 500 lanjut usia, menjadi 27.000 lanjut usia dan pada tahun

    2016, naik menjadi 30.000 orang.

  • 36

    b. Rehabilitasi Lanjut Usia Dalam Situasi Darurat

    Kegiatan kedaruratan bertujuan untuk memberikan Rehabilitasi kepada

    lanjut usia yang berada dalam situasi darurat baik berupa bencana,

    penelantaran , tindak kekerasan dan eksploitasi. Bantuan diberikan dalam

    bentuk konseling, penanganan trauma, Reunifikasi, pemenuhan kebutuhan

    dasar dan rujukan dengan jumlah sasaran sebanyak 250 orang lanjut usia.

    Namun karena adanya penghematan anggaran II yaitu berupa blokir

    mandiri maka sasaran yang bisa teralisasi berjumlah 30 orang bagi korban

    bencana tanah longsor di Desa Clapar Kecamatan Madukara Kabupaten

    Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah. Disamping pemberian bantuan sosial

    dimaksud Dit RSLU juga melakukan penanganan kedaruratan dan

    pendampingan bagi korban bencana, serta penanganan kasus lansia

    terlantar dengan rincian sebagai berikut :

    No Lokasi Jumlah Keterangan

    1. Kab. Garut 41 Jiwa Banjir bandang

    2. Kab. Sumedang 40 Jiwa Tanah longsor

    3. Kab. Pidie jaya 650 Jiwa Gempa bumi

    4. Kota Bima 171 Jiwa Banjir bandang

    5. Kab. Karawang 38 Jiwa Konflik/sengketa tanah

    6. DKI Jakarta 19 Jiwa Kasus lansia terlantar

    Total 959 Jiwa

    .

    Secara keseluruhan target rehabilitasi sosial lanjut usia dalam situasi

    darurat berjumlah 989 orang dengan rincian lanjut usia yang mendapat

    bantuan sosial sebanyak 30 orang dan yang mendapatkan pendampingan

    psikosial sebanyak 959 orang.

  • 37

    c. Program Fammily Support

    Program family support merupakan kegiatan pemberdayaan terhadap

    keluarga miskin yang memiliki lanjut usia tidak potensial. Kegiatan yang

    dilaksanakan adalah memberikan bantuan kepada keluarga lanjut usia

    melalui keluarganya untuk peningkatan ekonomi keluarga dan diharapkan

    mampu memberikan pelayanan terhadap lanjut usia sehingga lanjut usia

    terhindar dari keterlantaran. Dalam memberikan pelayanan Family Support

    terdapat 5 (lima) dukungan terhadap keluarga :

    1. Dukungan Emosional

    Dukungan ini memberikan Lanjut Usia perasaan nyaman, merasa

    dicintai saat mengalami depresi, bantuan dalam bentuk semangat,

    empati, rasa percaya, perhatian sehingga Lanjut Usia merasa berharga.

    2. Dukungan Penghormatan

    Dukungan ini memberikan penghormatan yang positif, memberikan

    pernyataan setuju, pujian dan penilaian positif terhadap ide-ide,

    perasaan dan penampilan Lanjut Usia.

  • 38

    3. Dukungan Instrumental

    Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmaniah seperti

    pelayanan, bantuan finansial dan material berupa bantuan nyata, suatu

    kondisi dimana benda atau jasa akan membantu memecahkan masalah

    praktis, termasuk di dalamnya bantuan langsung, seperti saat

    seseorang memberi atau meminjamkan uang, membantu pekerjaan

    sehari-hari, menyampaikan pesan, menyediakan transportasi, menjaga

    dan merawat saat sakit ataupun mengalami depresi yang dapat

    membantu memecahkan masalah.

    4. Dukungan Informasi

    Jenis dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung jawab

    bersama, termasuk di dalamnya memberikan solusi dari masalah,

    memberikan nasehat, pengarahan, saran, atau umpan balik tentang

    apa yang dilakukan oleh Lanjut Usia.

    5. Dukungan Kelompok

    Dukungan ini merupakan suatu bentuk dukungan yang dapat

    memberikan motivasi bagi seseorang dalam usaha untuk mengurangi

    tekanan yang dirasakan. Melalui dukungan ini Lanjut Usia merasa

    menjadi bagian dari kelompok dimana anggotanya dapat saling berbagi

    (network support).

    Dalam pelaksanaan Family Support Lanjut Usia Kementerian Sosial

    bekerjasama dengan Bank BNI 46 untuk pencairan dana melalui MOU.

    Pendampingan dilakukan oleh petugas yang telah ditunjuk menjadi

    pendamping program Family Support dengan perbandingan 1 orang

    pendamping mendampingi 10 orang lanjut usia.

    Program Family Support tahun 2016 merupakan penguatan dari tahun

    sebelumnya. Sasaran tahun ini berjumlah 1.000 orang lanjut usia dan

    keluarganya dengan mendapatkan bantuan sebesar Rp. 1.500.000,- per

    orang. Semula bantuan sebesar Rp. 3.000.000,- sehubungan dengan

    adanya penghematan anggaran maka besaran bantuan menjadi Rp.

    1.500.000,-. Bantuan digunakan untuk pengembangan usaha keluarga

  • 39

    lanut usia dan pemenuhan kebutuhan lanjut usia. Uji coba ini dilaksanakan

    di propinsi Sumatera Barat, DIY, Jawa Timur, Bali dan Sulawesi Utara.

  • 40

    d. Bedah Rumah Lanjut Usia

    Bedah rumah lanjut usia merupakan program rehabilitasi rumah lanjut usia

    bagi lanjut usia miskin terlantar. Tujuan dari program ini adalah agar lanjut

    usia memiliki rumah yang layak huni, sehat dan aman. Rehabilitasi rumah

    dilakukan oleh masyarakat secara gotong royong. Besar bantuan yang

    diberikan Rp. 15.000.000,-. Bantuan tersebut diperuntukkan hanya

    pembelian bahan bangunan sedangkan untuk kebutuhan pendukung

    lainnya berasal dari masyarakat atau pemerintah setempat.

    Pada tahun 2016 target sebanyak 300 unit rumah. Namun karena adanya

    penghematan anggaran maka bantuan untuk bedah rumah dihemat namun

    sebagai pengganti bantuan diusulkan melalui dana hibah dalam negeri

    dalam bentuk uang.

    Foto bedah rumah

    Sasaran 2 : SDM yang meningkat kapasitasnya dalam melaksanakan

    rehabilitasi sosial lanjut usia

    Sasaran yang ke dua adalah pengembangan SDM rehabilitasi sosial lanjut

    usia. SDM yang dimaksud adalah masyarakat baik swasta maupun pemerintah

    yang terlibat dalam pelaksanaan rehabilitasi sosial lanjut usia. Unsur

    masyarakat maupun pemerintah tersebut adalah pendamping program

  • 41

    rehabilitasi sosial lanjut usia, pimpinan dan petugas administrasi LKS LU,

    lembaga/instansi terkait pemerintah daerah/propinsi yang terkait dengan

    Rehabilitasi sosial lanjut usia.

    Sasaran ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

    SDM pelaksana rehabilitasi sosial lanjut usia dibidang kelanjutusiaan.

    Saat ini masih banyak pendamping dan pimpinan/petugas administrasi LKS LU

    yang belum memahami Rehabilitasi dan permasalahan sosial lanjut usia

    sehingga dalam melaksanakan tugasnya hasilnya kurang maksimal. Hal ini

    juga terjadi pada pegawai lembaga/instansi terkait yang disebabkan kerena

    seringnya mutasi pegawai di daerah.

    SDM perlu mendapatkan bimbingan teknis karena mereka secara langsung

    memberikan Rehabilitasi terhadap lanjut usia sehingga dituntut untuk

    mempunyai kemampuan dan keterampilan yang memadai dalam memberikan

    Rehabilitasi. Selain itu, pelaksana dilapangan baik tingkat desa,

    kebupaten/kota dan propinsi merupakan kepanjangan tangan dan

    implementator kegiatan yang merupakan hasil kebijakan dari pusat sehingga

    memerlukan kemampuan dan keterampilan yang memadai.

    Capaian kinerja SDM yang mendapatkan bimbingan teknis bidang Rehabilitasi

    sosial lanjut usia dilakukan melalui indikator kinerja jumlah SDM yang

    mendapatkan bintek melalui kegiatan Pembinaan Dan Pemantapan yang

    target dan realisasinya dapat dilihat pada tabel berikut:

    Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)

    Jumlah SDM yang mendapatkan

    bintek melalui kegiatan

    Pembinaan Dan Pemantapan

    870 770 90

    Pencapaian indikator dilakukan melalui kegiatan :

    1. Rakor Kerukunan Purnakaryawan

    2. Rapat Koordinasi Penguatan Managerial Pengelolaan LKS LU

    3. Penguatan dan Pengembangan Managerial Lembaga Kesejahteraan Sosial

    (LKS) Lanjut Usia

  • 42

    4. Bimbingan Teknis Pelaksana UEP Lanjut Usia

    5. Penguatan dan Pengembangan Kelembagaan Pelaksana Ekonomi

    Produktif

    6. Pengembangan Keterampilan Pendamping Home Care dan Day Care

    7. Bimbingan Teknis Keterampilan Pendamping Asistensi Lanjut Usia

    Terlantar

    8. Koordinasi dan Sinkronisasi Kelembagaan Lanjut Usia

    9. Rapat Koordinasi Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Lanjut Usia

    Jumlah target SDM yang mendapatkan bintek melalui kegiatan Pembinaan

    Dan Pemantapan dari tahun 2012 – 2016 adalah sebagai berikut:

    Dari diagram di atas terlihat sasaran untuk SDM naik dan turun. Hal ini

    dikarenakan sedikit banyak jumlah SDM tergantung pada kebutuhan

    dilapangan. Namun setiap tahun diupayakan dapat meningkat karena

    banyaknya SDM pelaksana Rehabilitasi yang belum memiliki keterampilan dan

    pengetahuan yang memadai dalam penanganan permasalahan

    kelanjutusiaan.

    Sasaran 3 : Lembaga kesejahteraan sosial lanjut usia

    Sasaran ketiga yaitu lembaga kesejahteraan sosial lanjut usia yang

    mendapatkan bantuan. Sasaran ini bertujuan untuk membentuk dan

    memberikan penguatan lembaga Rehabilitasi sosial lanjut usia yang baru

  • 43

    maupun yang lama sehingga lembaga tersebut mampu meningkatkan dan

    mengembangkan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan serta mampu

    memberikan Rehabilitasi terhadap lanjut usia secara maksimal. Selain itu

    lembaga penerima bantuan diharapkan menjadi lembaga yang mandiri.

    Target lembaga yang mendapatkan bantuan adalah lembaga lanjut usia yang

    dikelola oleh masyarakat. Hal ini disebabkan karena lembaga yang dikelola

    oleh masyarakat masih lemah terutama dalam pelaksanaan operasional dan

    pemberian Rehabilitasi terhadap lanjut usia. Dengan adanya dukungan

    berupa bantuan baik operasional maupun pemberian bantuan untuk

    rehabilitasi terhadap kelayannnya, diharapkan dapat memperkuat lembaga

    dan meningkatkan rehabilitasi lembaga yang bersangkutan.

    Disisi lain, sasaran ini dapat memacu daerah lain yang belum ada lembaga

    kesejahteraan sosial lanjut usia untuk membentuk lembaga Rehabilitasi sosial

    lanjut usia karena adanya perhatian dan dukungan yang diberikan sehingga

    mempercepat dan mempermudah akses lanjut usia terlantar yang

    membutuhkan pertolongan.

    Sasaran ini dicapai melalui indikator kinerja jumlah lembaga lanjut usia yang

    mendapatkan bantuan, dimana indikator kinerja target dan realisasinya dapat

    dilihat pada tabel dibawah ini:

    Indikator Target Realisasi Capaian

    Jumlah lembaga kesejahteraan

    sosial (LKS) penyelenggaran

    rehabilitasi sosial lanjut usia yang

    dibantu/dikembangkan

    60 2 3

    Perkembangan jumlah lembaga lanjut usia yang mendapatkan bantuan dari

    tahun 2012 – 2016 dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

  • 44

    Dilihat dari grafik diatas dari tahun 2012 dan 2014 mengalami penurunan dan

    kanaikan, tahun 2015 mengalami kenaikan dan tahun 2016 kembali

    mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan besar anggaran yang disalurkan

    ke lembaga kesejahteraan sosial lanjut usia tergantung dari alokasi anggaran

    yang tersedia. Sebenarnya tren pertumbuhan lembaga lanjut usia dari tahun

    ke tahun mengalami peningkatan namun yang dibantu melalui anggaran

    pusat mengalami penurunan karena tergantung dari anggaran yang

    teralokasi. Namun diharapkan bantuan terhadap lembaga kesejahteraan sosial

    Lanjut Usia terus akan meningkat karena lembaga lanjut usia merupakan

    ujung tombak dalam Rehabilitasi terhadap lanjut usia.

    Pada tahun 2016, semula target pengembangan lembaga mempunyai sasaran

    sebanyak 60 lembaga karena adanya penghematan dan blokir mandiri maka

    pengembangan kelembagaan menjadi 2 lembaga.

    Sasaran 4 : Pedoman, juklak dan juknis pelayanan sosial lanjut usia

    Sasaran ke empat yaitu pedoman, juklak dan juknis pelayanan sosial lanjut

    usia. Tujuan sasaran ini adalah memberikan pedoman, juklak dan juknis

    pelaksanaan pelayanan sosial di bidang pelayanan sosial lanjut usia yang

    merupakan implementasi kebijakan pusat. Sasaran ini digunakan untuk

  • 45

    panduan dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan sosial lanjut usia sehingga

    dalam pelaksanaanya dapat berhasil dan tepat guna serta tidak melenceng

    dari proses pelayanan yang telah ditetapkan.

    Target sasaran ini adalah pelaksana kegiatan pelayanan sosial lanjut usia baik

    itu pendamping, masyarakat, petugas kabupaten/kota dan propinsi,

    Lembaga/instansi terkait, serta pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan

    permasalahan dan penanganan lanjut usia.

    Sasaran pedoman, juklak dan juknis pelayanan sosial lanjut usia diukur

    melalui indikator kinerja jumlah buku pedoman bidang pelayanan sosial lanjut

    usia. Pengukuran capaian kinerja tersebut adalah sebagai berikut:

    Indikator Target Realisasi Capaian

    Jumlah inisiasi/ regulasi/ peraturan/

    produk literasi yang dirancanag/

    diterbitkan terkait akses lingkungan

    inklusif bagi lanjut usia

    8

    10

    110

    Indikator kinerja jumlah buku pedoman bidang pelayanan sosial lanjut usia

    dengan keseluruhan target sebanyak 8 buku pedoman dengan realisasi target

    sebanyak 10 buku pedoman dan literature bidang kelanut usiaan. Tambahan

    capaian tersebut merupakan hasil optimaliasi anggaran dari sisa kegiatan

    yang telah dilaksanakan. Apabula tidak ada blokir mandiri maka capaian yang

    tercapai adalah 11 pedoman. Kegiatan penyusunan pedoman yang terkena

    blokir mandiri sebanyak 1 kegiatan.

    Pencapaian indikator kinerja dilakukan melalui kegiatan :

    1. Penyempurnaan Pedoman Program ASLUT

    2. Penyusunan Pedoman Bedah Rumah Bagi Lanut Usia

    3. Penyempurnaan Pedoman Fammily Support

    4. Penyempurnaan Pedoman Kedaruratan

    5. Penyempurnaan Permensos Tentang Penghargaan Kesejahteraan Sosial

    Lanjut Usia

    6. Penyusunan Pedoman Standardisasi Program Home Care

    7. Penyusunan Pedoman Monitoring, Evaluasi Dan Pelaporan RS LU

  • 46

    8. Penyempurnaan Permensos Tentang Pelayanan Home Care

    9. Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Dana Hibah Dalam Negeri Dalam

    Bentuk Uang

    10. Penyusunan Pedoman Pemantapan Dan Pengembangan Usaha Lanjut

    Usia Potensial

    11. Penyusunan NA Perubahan UU No 13 Tahun 1998

    Kegiatan peyusunan pedoman yang tidak dapat dilaksanakan karena adanya

    blokir mandiri adalah Penyusunan Pedoman Pemantapan Dan Pengembangan

    Usaha Lanjut Usia Potensial.

  • 47

    C. Rekapitulasi Capaian Target Tahun 2012 – 2016

    No Indikator Kinerja 2012 2013 2014 2015 2016

    Target Realisasi Target Realisasi Target Target Target Realisasi Target Realisasi

    1

    Jumlah lanjut usia terlantar yang menerima bantuan sosial

    39.895 39.895 39.910 39.910 31.250 31.250 43.070 42.818 31.250 32.089

    2

    SDM yang meningkat kapasitasnya dalam melaksanakan rehabilitasi sosial lanjut usia

    950 950 1.44

    6

    1.29

    6 870 870

    1.24

    0 1.240 870 770

    3

    Jumlah lembaga kesejahteraan sosial (LKS) penyelenggaran rehabilitasi sosial lanjut usia yang dibantu/dikembangkan

    60 60 60 60 3 3 124 124 3 2

    4

    Jumlah inisiasi/ regulasi/ peraturan/ produk literasi yang dirancanag/ diterbitkan terkait akses lingkungan inklusif bagi lanjut usia

    6 6 7 8 7

    7

    5 5 8 10

  • 48

    D. Langkah-Langkah Yang Dilakukan

    Dalam mewujudkan indikator sasaran yang telah ditetapkan, Direktorat

    Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

    1. Membangun kerjasama dan dukungan yang baik antara Instansi/Dinas

    sosial, instansi terkait, masyarakat Orsos/LSM di daerah dan lembaga

    Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

    2. Memanfaatkan sarana yang ada di tingkat provinsi/kota/kabupaten untuk

    melaksanakan kegiatan program.

    3. Melaksanakan sinkronisasi antara program pusat dan daerah sehingga

    terjadi efektifitas dan efisiensi program Rehabilitasi terhadap lanjut usia.

    E. Kendala Yang Dihadapi

    Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi program Rehabilitasi dan perlindungan

    sosial lanjut usia ditemukan beberapa permasalahan dan kendala sebagai

    berikut:

    1. Keterbatasan kualitas petugas layanan kelanjutusiaan.

    2. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang masalah kelanjutusiaan

    3. Terbatasnya data yang akurat dari masing-masing provinsi.

    4. Jangkauan Rehabilitasi yang sangat terbatas karena sasaran Rehabilitasi

    tersebar sampai ke desa terpencil, dan jumlah Rehabilitasi tidak seimbang

    dengan besarnya populasi lanjut usia terlantar .

    5. Masih rendahnya dana bagi pendamping lanjut usia terlantar.

    6. Sarana dan prasarana layanan sosial lanjut usia masih terbatas.

    7. Rendahnya komitmen pemerintah daerah dalam upaya penanganan

    kelanjutusiaan.

    F. Strategi Pemecahan Masalah

    Untuk mengatasi permasalahan dan kendala yang dihadapi seperti diuraikan

    diatas maka disusun beberapa strategi pemecahan masalah sebagai berikut:

    1. Memantapkan petugas layanan kelanjutusiaan.

    2. Meningkatkan upaya sosialisasi kepada masyarakat dalam upaya

    penanganan permasalahan kelanjutusiaan.

  • 49

    3. Melakukan kerjasama dengan BPS, Pusdatin, dan dinas terkait dalam hal

    penyediaan data.

    4. Mengupayakan peningkatan anggaran dan mengembangkan model-model

    serta mendorong partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Rehabilitasi

    sosial lanjut usia.

    5. Perlu adanya sharing budget dari pemerintah daerah untuk dana

    pendamping lanjut usia terlantar.

    6. Meningkatkan dan Mengoptimalkan sarana dan prasarana Layanan sosial

    Lanjut Usia.

    7. Mengadvokasi dan mendampingi Pemerintah Daerah dalam penyusunan

    Peraturan Daerah tentang kelanjutusiaan.

    8. Pemaksimalan penyusunan anggaran yang ada untuk mempertahankan

    kualitas dan kuantitas Rehabilitasi sosial lanjut usia

    G. Akuntabilitas Keuangan

    Anggaran yang digunakan untuk mencapai sasaran yang diwujudkan dalam

    tahun 2016 adalah sebagai berikut :

    NO SASARAN BIAYA

    1 Terlaksananya rehabilitasi sosial bagi lanjut usia 94.669.394.000

    2 SDM yang melaksanakan pelayanan sosial lanjut usia 5.989.360.000

    3 Lembaga kesejahteraan sosial lanjut usia 978.500.000

    4 Pedoman, juklak dan juknis pelayanan sosial lanjut usia 814.000.000

    Jumlah Anggaran Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia adalah Rp.

    102.451.254.000,- setelah adanya penghematan maka anggaran pencapaian

    sasaran adalah sebagai berikut:

  • 50

    NO SASARAN BIAYA

    1 Terlaksananya rehabilitasi sosial bagi lanjut usia 76.363.274.000

    2 SDM yang melaksanakan pelayanan sosial lanjut usia 5.970.560.000

    3 Lembaga kesejahteraan sosial lanjut usia 533.490.000

    4 Pedoman, juklak dan juknis pelayanan sosial lanjut usia 1.141.750.000

    Jumlah Anggaran Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia setelah penghmatan

    adalah Rp 84.009.074.000,-. Anggaran tersebut sudah termasuk blokir mandiri

    sebesar Rp. 4.000.000.000,-

    Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia selain melaksanakan kegiatan

    Rehabilitasi sosial lanjut usia di pusat juga memberikan anggaran untuk

    Rehabilitasi sosial lanjut usia di daerah atau dana dekonsentrasi. Anggaran yang

    disediakan untuk dana dekonsentrasi sebesar Rp. 49,610,913,000,- untuk 34

    propinsi dengan sasaran sebanyak 21,410 orang lanjut usia. Kegiatan yang

    dilakukan adalah UEP, pendampingan dan perawatan lanjut usia di lingkungan

    keluarga, Pengisian waktu luang lanjut usia dan Nursing Care. Pengembangan

    SDM sebanyak 2.322 orang yang merupakan pertemuan dan pelatihan

    pendamping ASLUT. Selain itu juga digunakan untuk operasional pendampingan

    ASLUT, bantuan komda lanjut usia, monitoring dan evaluasi serta operasional

    perkantoran dalam rangka pelaksanaan dana dekonsentrasi.

    Selain itu, Rehabilitasi sosial lanjut usia juga dilaksanakan melalui 3 UPT yaitu

    PSTW Budhi Dharma Bekasi, PSTW Gauma Baji dan PSTW Minaula Kendari

    dengan jumlah Rehabilitasi sebanyak 940 orang lanjut usia dengan biaya

    sebesar Rp. 24,354,039,000,-. Rehabilitasi yang diberikan adala pemenuhan

    kebutuhan dasar berupa permakanan, papan, sandang, bimbingan dan

    kesehatan serta Rehabilitasi lanjut dan perluasan penjangkauan luar panti

    dengan kegiatan day care, home care dan kedaruratan atau penjangkauan.

    Selain itu juga rehabilitasi sarana dan prasarana panti.

  • 51

    BAB IV

    PENUTUP

    Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia tahun 2016 dari alokasi anggaran

    sebesar Rp. 102.451.254.000,- setelah penghematan menjadi Rp. 84.009.074.000,-

    dan blokir mandiri sebesar Rp. 4.000.000,-. Sampai akhir bulan Desember 2016

    untuk realisasi keuangan setelah penghematan dan blokir mandiri sebesar Rp.

    79.247.710.958,- atau 99,04% sedangkan realisasi fisik sebesar 100%.

    Beberapa faktor yang menjadi masalah/penghambat dan pendukung

    keberhasilan program kegiatan Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia tahun 2016

    diantaranya sebagai berikut :

    1. Faktor penghambat

    Pada umumnya tidak terdapat kendala yang berarti, karena seluruh program

    kegiatan tahun 2016 dapat dilaksanakan dengan baik, namun karena adanya

    penghematan anggaran maka target yang ditetapkan dalam kinerja tidak dapat

    tercapai sepenuhnya.

    2. Faktor pendukung

    Berbagai faktor pendukung berhasilnya pelaksanaan kegiatan Direktorat

    Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia tahun 2016 diantaranya :

    a. Perencanaan program kegiatan yang baik sesuai dengan tuntutan kebutuhan

    permasalahan yang berkembang.

    b. Tersedianya sumber daya manusia di Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia

    yang mempunyai komitmen tinggi terhadap kebijakan dan program

    Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

    c. Tersedianya tenaga Narasumber/penceramah yang kompeten dan profesional

    dalam mendukung pelaksanaan berbagai kegiatan Direktorat Rehabilitasi

    Sosial Lanjut Usia.

    d. Adanya dukungan, kerjasama dan koordinasi yang baik antara masyarakat,

    LSM /Yayasan /Orsos / Instansi pemerintah terkait, baik di pusat maupun

    daerah dalam pelaksanaan Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.

  • 52

    Kesimpulan dan Saran

    1. Kesimpulan

    Pelaksanaan program kegiatan Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia tahun

    2016 pada umumnya dapat berjalan dengan baik lancar.

    2. Saran

    a. Program kegiatan yang sudah berjalan perlu terus dikembangkan dengan

    lebih menekankan pada pemberdayaan dan penguatan Lembaga

    Kesejahteraan Sosial (LKS).

    b. Peningkatan kualitas petugas layanan kelanjut usiaan perlu terus dilakukan

    secara intensif untuk menjawab tantangan perkembangan permasalahan

    lanjut usia yang semakin kompleks.