laporan kimling

92
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama, yang semakin penting untuk diselesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan, dan kehidupan kita. Siapapun bisa berperan serta dalam menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, termasuk kita. Dimulai dari lingkungan yang terkecil, diri kita sendiri, sampai ke lingkungan yang lebih luas. Permasalahan pencemaran lingkungan yang harus segera kita atasi bersama diantaranya pencemaran air tanah dan sungai, pencemaran udara perkotaan, kontaminasi tanah oleh sampah, hujan asam, perubahan iklim global, penipisan lapisan ozon, kontaminasi zat radioaktif, dan sebagainya.

Upload: tkpb2013

Post on 30-Sep-2015

22 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

kimling

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama, yang semakin penting untuk diselesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan, dan kehidupan kita. Siapapun bisa berperan serta dalam menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, termasuk kita. Dimulai dari lingkungan yang terkecil, diri kita sendiri, sampai ke lingkungan yang lebih luas. Permasalahan pencemaran lingkungan yang harus segera kita atasi bersama diantaranya pencemaran air tanah dan sungai, pencemaran udara perkotaan, kontaminasi tanah oleh sampah, hujan asam, perubahan iklim global, penipisan lapisan ozon, kontaminasi zat radioaktif, dan sebagainya.Untuk menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, tentunya kita harus mengetahui sumber pencemar, bagaimana proses pencemaran itu terjadi, dan bagaimana langkah penyelesaian pencemaran lingkungan itu sendiri. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam hal ini kami menyusun makalah yang mengambil temaPencemaran Lingkunganagar kita dapat mengetahui darimana pencemaran lingkungan itu datang dan bagaimana cara penanggulangannya.

1.1 Maksud dan Tujuan1. Mengadakan studi pengenalan dalam bidang yang berhubungan dengan Analisis Kimia.2. Mempelajari dan memahami kegiatan pada proses pengolahan limbah di BLUPAL DENPASAR BALI DSPD (Denpasar Sewerge Development Project).3. Meningkatkan hubungan kerja sama antara Jurusan Kimia Universitas Padjadjaran dengan lembaga di BLUPAL DENPASAR BALI DSPD (Denpasar Sewerge Development Project) yang berhubungan dengan Analisis Kimia.4. Memenuhi salah satu syarat akademik dan juga sebagai salah satu Mata Kuliah Lapangan sebanyak 2 SKS Program D III Kimia Program Studi Analisis Kimia Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran.

1.2 ManfaatManfaat melaksanakan kuliah lapangan ini adalah sebagai media penyempurna dari ilmu yang didapat diperkuliahan ke lingkungan kerja yang relevan dengan lingkungan masyarakat dan memahami situasi kegiatan kerja yang sebenarnya.

1.3 Waktu PelaksanaanKuliah lapangan ini dilaksanakan pada tanggal 13 Juli 2011 di BLUPAL DSPD (Denpasar Sewerge Development Project) DENPASAR BALI.

1.4 LokasiBLUPAL DSPD (Denpasar Sewerge Development Project) DENPASAR BALI berada di komplek PU Werdhapura Jl. Melati no.16, Suwung-Denpasar Bali. Tlp. (0361) 225996.

BAB IITINJAUAN PUSAKA

2.1 Definisi LimbahLimbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Macam-macam limbah dilihat dari segi kesehatan lingkungan dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu :a. Dead AnimalYaitu bangkai binatang, terutama binatang yang berbentuk besarb. Industrial WasteYaitu benda-benda padat, cair yang merupak sisa atau sampah industric. AsherYaitu segala jenis abud. RubbishYaitu bahan yang tidak mudah membusuk , yang dibedakan atas benda yang mudah terbakar dan yang tidak mudah terbakar.e. GarbageYaitu sisa pengolahan atau sisa makanan yang mudah membusukf. Streetsheping Yaitu segala jenis sampah atau kotoran yang berserakan dijalan karena dibuang oleh pengendara / masyarakat yang tidak bertanggung jawab (Anwar, 2010).Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga,industri,pertambangan, dan sebagainya.Bentuk limbah tersebut dapat berupagasdandebu,cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3). Limbah gas adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi berupa gas. Limbah gas dihasilkan dari asap pabrik, kendaraan bermotor yang mengandung logam berbahaya. Limbah gas yang dibuang ke udara mengandung partikel-partikel bahan padatan dan cairan yang disebut materi partikulat.Limbah cair adalah segala jenis limbah yang berwujud cairan, berupa air beserta bahan-bahan buanga lain yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut dalam air. Limbah padat adalah hasil buangan industri berupa padatan,lumpur, bubur yang berasal dari sisa proses pengolahan. Limbah ini dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu limbah padat yaitu dapat didaur ulang, seperti plastik, tekstil, potongan logam dan kedua limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis. Bagi limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis dapat ditangani dengan berbagai cara antara lain ditimbun pada suatu tempat, diolah kembali kemudian dibuang dan dibakar. Limbah B3 ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia (Suparni, 2009 ).

2.2 Sumber dan Kandungan Air LimbahLimbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air dalam sistem prosesnya. Di samping itu ada pula bahan baku mengandung air sehingga dalam proses pengolahannya air harus dibuang.Air ditambah bahan kimia tertentu kemudian di-proses dan setelah itu dibuang, Semua jenis perlakuan ini mengakibatkan buangan air. Pada beberapa pabrik tertentu, misalnya pabrik pengolahan kawat, seng, besi baja sebagian besar air dipergunakan untuk pendinginan mesin ataupun dapur pengecoran. Air ini dipompa dari sumbernya lalu dilewatkan pada bagian-bagian yang membutuhkan pendinginan, kemudian dibuang.Air dari pabrik membawa sejumlah padatan dan partikel baik yang larut maupun mengendap. Bahan ini ada yangkasar dan halus. Kerap kali air dari pabrik berwarna keruh dan temperaturnya tinggi. Air yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya mempunyai sifat tersendiri. Air limbah yang telah tercemar memberikan 577 ciri yang dapat diidentifikasi secara visual dapat diketahui dari kekeruhan, warna air, rasa, bau yang ditimbulkan dan indikasi lainnya. Sedangkan identifikasi secara laboratorium, ditandai dengan perubahan sifat kimia air di mana air telah mengandung bahan kimia yang beracun dan berbahaya dalam konsentrasi yang melebihi batas dianjurkan. Jenis industri menghasilkan limbah cair di antaranya adalah industri-industri pulp dan rayon, pengolahan crumb rubber, minyak kelapa sawit, baja dan besi, minyak goreng, kertas, tekstil, kaustiksoda, elektro plating, plywood, tepung tapioka, pengalengan, pencelupan dan pewarnaan, daging dan lain-lain.Limbah cair adalah segala jenis limbah yang berwujud cairan, berupa air beserta bahan-bahan buangan lain yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut dalam air. Limbah cair dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelompok , yaitu :a. Limbah Cair DomestikYaitu limbah cair hasil buangan dari perumahan ( rumah tangga ), bangunan perdagangan, perkantoran, dan sarana sejenis. Contoh limbah cair domestik adalah air deterjen sisa cucian, air sabun, dan air tinja.b. Limbah Cair IndustriYaitu limbah cair hasil buangan industri. Contoh limbah cair industri adalah air sisa cucian daging, buah, atau sayur dari industri pengolahan makanan dan dari sisa pewarnaan kain/bahan dari industry tekstil.c. Rembesan dan LuapanYaitu limbah cair yang berasal dari berbagai sumber memasuki saluran pembuangan limbah cair melalui rembesan kedalam tanah atau melalui luapan dari permukaan. Air limbah dapat merembes kedalam saluran pembuangan melalui pipa yang rusak, pecah, atau bocor sedangkan luapan dapat terjadi melalui bagian saluran yang terbuka atau terhubung ke permukaan. Contoh limbah cair yang dapat merembes dan meluap kedalam saluran pembuangan limbah cair adalah air buangan dari talang atap, pendingin ruangan (AC), tempat parkir, halaman, bangunan perdagangan dan industri, serta pertanian atau perkebunan.d. Air HujanYaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan diatas permukaan tanah. Aliran air hujan diatas permukaan tanah dapat melewati dan membawa partikel-partikel buangan padat atau cair sehingga dapat disebut sebagai limbah cair (Arianto, 2010).Sesuai dengan sumber asalnya, maka air limbah mempunyai komposisi yang sangat bervariasi dari setiap tempat dan setiap saat. Akan tetapi, secara garis besar zat-zat yang terdapat dalam air limbah dapat dikelompokkan sebagai berikut 1. Air 2. Bahan padata. Organik (protein, karbohidrat, lemak)b. Anorganik (butiran, garam, metal)Industri yang berbeda akan menghasilkan komposisi dan kandungan limbah yang berbeda pula, tergantung dari macam dan jenis proses yang terlibat pada industri itu sendiri. Masalah utama yang dihadapi dalam pembungan limbah tersebut ialah jumlah berat bahan organic yang terlalu besar sehingga biaya untuk pengolahan air buangan sebelum dapat dibuang ke sungai menjadi tinggi (Winarno,1986).2.3 Bakteri IndikatorBakteri indikator sanitasi adalah bakteri yang keberadaannya dalam pangan menunjukkan bahwa air atau makanan tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia. Bakteri-bakteri indikator sanitasi umumnya adalah bakteri yang lazim terdapat dan hidup pada usus manusia. Jadi, adanya bakteri tersebut pada air atau makanan menunjukkan bahwa dalam satu atau lebih tahap pengolahan air atau makanan pernah mengalami kontak dengan kotoran yang berasal dari usus manusia dan oleh karenanya mungkin mengandung bakteri patogen lain yang berbahaya. Sampai saat ini, ada tiga jenis bakteri yang dapat digunakan untuk penujian mikrobiologis yang menunjukkan adanya masalah sanitasi, yaitu Escherichia coli, kelompok Streptococcus (Enterococcus) fekal, danClostridium perfringens. Adapun alasan memilih mikroorganisme ini menjadi indikator, adalah sebagai berikut :1. Lebih tahan dibanding bakteri usus patogen. Karena lebih tahan dibanding dengan bakteri usus patogen lainnya maka dapat dipastikan bakteri usus patogen usus sudah tidak ada apabila bakteri Escherichia coli tidak ditemukan dalam pemeriksaan air.2. Banyak terdapat dalam tinja.Karena di dalam tinja terdapat dalam jumlah yang besar, maka bakteri mudah ditemukan dalam tinja yang dianalisa.3. Mudah dianalisa.Dengan melihat reaksi pada media selektif tertentu dapat dipastikan keberadaannya.4. Murah biaya menganalisa.Untuk analisa hanya dibutuhkan media yang sederhana sehingga sangat murah (Azwar,1981).Clostridium perfringens.Clostridium perfringensadalah bakteri gram positif pembentuk spora yang sering ditemukan dalam usus manusia. Meskipun demikian, bakteri ini jarang digunakan sebagai indikator sanitasi karena metode pengujiannya kurang spesifik, kadang-kadang ditemukan di luar usus manusia (tanah, debu, lingkungan, dan sebagainya). Dan, karena bakteri ini termasuk patogen asal pangan (foodborne pathogens) penyebab keracunan, maka pengujiannya membahayakan.

Streptococci FekalKelompok Streptococci fekal merupakan bakteri gram positif bukan pembentuk spora yang ditemukan dalam usus manusia. Akan tetapi, Streptococci fekal relatif tidak banyak diujikan sebagai indikator sanitasi karena beberapa spesiesnya ditemukan di luar usus manusia (S.equinuspada usus kuda danS.bovispada sapi) serta korelasinya dengan terdapatnya patogen tidak dianggap bagus. Meskipun demikian, bakteri ini baik digunakan sebagai indikator sanitasi apabila jarak pengambilan sampel dan laboratorium pengujian cukup jauh karena relatif lebih tahan di dalam air ketimbangEscherichia coli.

Escherichia coliE.colimerupakan bakteri komensial pada usus manusia dan umumnya bukan patogen penyebab penyakit, hanya dalam keadaan tertentu saja serta varian tertentu yang dapat menimbulkan penyakit. Dengan demikian, pengujiannya tidak membahayakan dan relatif tahan hidup di air sehingga dapat dianalisis keberadaannya di dalam air yang sebenarnya bukan merupakan medium yang ideal untuk pertumbuhan bakteri. KeberadaanE.colidalam air atau makanan juga dianggap memiliki korelasi tinggi dengan ditemukannya patogen pada pangan.E.coliadalah bakteri gram negatif berbentuk batang yang tidak membentuk spora dan merupakan flora normal di usus. Meskipun demikian, beberapa jenisE.colidapat bersifat patogen, yaitu serotipe-serotipe yang masuk dalam golongan Enteropatogenik, Enteroinvasif, Enterotoksigenik, dan Enterohemoragik.Perbedaan sifat dari bakteri indikator sanitasi menjadi pertimbangan untuk penentuan kualitas air bersih. Namun bakteri yang paling dimungkinkan dengan melihat sifatnya adalah bakteriE.coli. Pada analisis air secara rutin, hasilnya tidak menjamin atau tidak memungkinkan dapat menentukan semua jenis patogen, oleh karena itu pemeriksaan air ditujukan pada penentuan keberadaan bakteriE.coliyaitu bakteri yang menunjukkan adanya pencemaran fekal. Maka E.colimerupakan bakteri indikator sanitasi yang paling sering digunakan. Jadi, adanyaE.colidalam air minum menunjukkan bahwa air minum itu sedikitnya pernah terkontaminasi kotoran manusia dan mungkin dapat mengandung patogen usus. Oleh karena itu, standar air minum mensyaratkanE.coliharus absen dalam 100 ml (Andri , 2010).Ada beberapa alasan Escherichia coli dijadikan sebagai indikator pencemaran (polusi), yaitu : Setiap orang, baik yang sehat maupun yang sakit, tinjanya pasti mengandung Escherichia coli, sehingga bakteri ini mudah ditemukan Pemeriksaan laboratorium untuk meneliti Escherichia coli tidak berbahaya dan sederhana. Bakteri Escherichia coli tahan terhadap cahaya dibandingkan dengan bakteri lain.Escherichia coli atau biasa disingkat E. coli, merupakan salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif yang termasuk dalam famili Enterobacteriaceae, berbentuk batang dan tidak membentuk spora. E. coli ini sesungguhnya merupakan penghuni normal usus, selain berkembang biak di lingkungan sekitar manusia. Kebanyakan E. coli tidak berbahaya, tetapi beberapa seperti E. coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia (Christian, 2011).Keberadaan E. coli dalam air atau makanan dianggap memiliki korelasi tinggi dengan ditemukannya bibit penyakit (patogen) pada pangan. Dengan ditemukannya E. coli pada badan air, maka dapat dikatakan adanya pencemaran air oleh feces. Jika di dalam 100 ml air minum terdapat 500 sel bakteri E.coli maka dimungkinkan akan terjadi gastroenteritis yang segera diikuti oleh demam typhus E. coli yang pada keadaan tertentu dapat mengalahkan mekanisme pertahanan tubuh sehingga selanjutnya E. coli dapat menyebabkan diare ataupun penyakit lainnya ( Isnaini, 2011). Escherichia coli tumbuh pada suhu antara 10 - 40 C, dengan suhu optimum 37C dan mati pada suhu 60 C selama 30 menit, tidak bisa bertahan pada tempat yang kering dan kena pembasmi hama. Escherichia coli relatif peka terhadap panas, segera hancur oleh suhu pasteurisasi dan pemanasan sedangkan proses pembekuan tidak akan membinasakan bakteri, sehingga bakteri dapat hidup dalam suhu yang rendah dalam jangka waktu relative panjang.Klasifikasi Escherichia coli berdasarkan sifat-sifat virulensinya :1. Escherichia coli Enteropatogenik (EPEC)EPEC menyebabkan diare yang parah pada bayi, meskipun mekanismenya belum dapat dijelaskan. Hal ini dapat ditularkan dari makanan bayi dan makanan tambahan yang terkontaminasi melalui alatalat dan tangan yang terkontaminasi jika kebiasaan mencuci tangan yang benar diabaikan. EPEC yang menyerang terutama pada bayi dan anak, menyebabkan diare berair. Jika keadaan ini menjadi parah pada anakanak, akan terjadi dehidrasi yang (seandainya situasi berubah kronik) mengarah pada gagal pertumbuhan. 2. Escherichia coli Enterotoksigenik (ETEC)ETEC adalah penyebab utama travellers diarrhea (diare petualang, ditularkan lewat air dan makanan) dan infantile diarrhea (diare pada anak serta bayi, yaitu penyakit yang mirip dengan kolera) di negara berkembang (miskin). Diare pada kasus ini berupa watery diarrhea, dengan tingkat keparahan berkisar dari ringan sampai parah. ETEC menghasilkan dua jenis toksin yang bersifat stabil dan agak labil terhadap panas. ETEC tidak dianggap sebagai sumber bahaya makanan yang serius di negara-negara dengan standar sanitasi tinggi dan praktek sanitasi yang benar. Kontaminasi air oleh kotoran manusia dapamenimbulkan kontaminasi makanan. Kontaminasi pada makanan dapat juga terjadi apabila orang yang menangani makanan sedang sakit.3. Escherichia coli Enteroinvasif (EIEC)EIEC menyebabkan penyakit yang sangat mirip dengan shigelosis. Sering terjadi pada anak-anak di negara berkembang dan para wisatawan yang menuju ke negara tersebut. Strainnya bersifat nonlaktosa atau melakukan fermentasi laktosa dengan lambat serta bersifat tidak bergerak. Menimbulkan penyakit melalui invasinya ke sel epitel mukosa usus. Cukup membahayakan karena dapat menyebabkan penyakit disentri. Biasanya ditandai dengan tinja yang mengandung darah.Saat ini tidak diketahui makanan apa saja yang mungkin menjadi sumber EIEC, tetapi semua makanan yang terkontaminasi oleh kotoran dari manusia yang sakit, baik secara langsung atau melalui air yang terkontaminasi, dapat menularkan penyakit pada individu yang lain. Kasus yang pernah terjadi merupakan kasus yang berkaitan dengan daging hamburger dan susu yang tidak dipasteurisasi.4. Escherichia coli Enterohemoragik (EHEC) EHEC merupakan bakteri yang sangat berbahaya. Dalam beberapa penelitian, bakteri ini dinyatakan hidup dalam daging mentah, juga ditemukan pada air limbah rumah potong ayam. Menghasilkan verotoksin yaitu suatu sel ginjal dari monyet hijau Afrika. Bentuk diare sangat berat dan dapat berlanjut menjadi diare darah (kolitis hemoragik), demam dan muntah juga dapat terjadi. Banyak kasus kolitis hemoragik dan komplikasinya dapat dicegah dengan memasak daging sapi sampai matang. Transmisi EHEC terjadi melalui makanan daging yang diolah dan dihidangkan secara tidak higienis; tapi dapat pula terjadi secara person to person (kontak langsung).5. Escherichia coli Enteroagregatif (EAEC) Patogenitas EAEC terjadi karena kuman melekat rapat-rapat pada bagian mukosa intestinal sehingga menimbulkan gangguan. Mekanisme terjadinya diare yang disebabkan oleh EAEC belum jelas diketahui, tetapi diperkirakan menghasilkan sitotoksin. EAEC telah ditemukan di beberapa negara di dunia ini.Transmisinya dapat food-borne maupun water-borne. Menghasilkan sitotoksin yang menyebabkan terjadinya diare. Beberapa strain EAEC memiliki serotipe seperti EPEC. EAEC menyebabkan diare berair pada anak-anak dan dapat berlanjut menjadi diare persisten. Sumber kontaminasi yaitu susu mentah atau produk susu. Periksa label pada produk susu untuk memastikan terdapat kata "pasteurized." Ini berarti makanan telah dipanaskan untuk menghancurkan bakteri. Selain itu bisa juga terkontaminasi dari buah-buahan dan sayuran mentah, seperti selada atau lainnya yang kontak dengan kotoran hewan yang terinfeksi (Loida, 2011).Dalam penanganan air limbah, mikroorganisme merupakan dasar fungsional untuk sejumlah proses penanganan. Hal utama dalam penanganan air limbah kultur mikroba yang cocok ( Djauhari, 1991).

2.4 Karakteristik Air LimbahKarakteristik air limbah perlu dikenal karena hal ini akan menentukan cara pengolahan yang tepat sehingga tidak mencemari lingkungan hidup. Secara garis besar karakteristik air limbah yang diperlukan untuk mendesain IPAL meliputi karakterisitik fisik, biologis dan bakteriologis, kimia dan debit.a. Karakteristik FisikAir limbah sebagian besar terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari bahan-bahan padat dan suspensi. Karakterisitik fisik dalam air limbah yang diperlukan untuk pengelolaan dan pengolahan air limbah meliputi suhu, pH, padatan tersusupensi, padatan terlarut, dan warna.b. Karakteristik Biologisdan BakteriologisKandungan biologi dan bakteriologis terdapat juga dalam air limbah tergantungdarimana sumbernya namun keduanya tidak berperan dalam proses pengolahan air limbah. Mikroorganisme dan bakteri pada air limbah dapat berupa eucaryotes(tanaman biji, spora, lumut), eubacteria, dan archaebacteria. Yang paling berbahaya adalah bakteri colli (E-colli dan Streptococci). Bakteri colli berasal dari usus manusia dan makluk hidup lain (ayam, sapi, itik, babi). Selain itu pada air limbah jugaditemukan ganggang (fitoplankton) yang hidup dengan memanfaatkan nutrien sertajamur yang bermanfaat dalammenguraikan senyawa karbon.c. KarakteristikKimiawiKandungan bahan kimia yang terdapat dalam air lmbah dapat merugikan lingkungan. Bahan organik terlarut dapat menghabiskan oksigen dalam imbah serta menimbulkanrasa dan bau yang tidaksedap.Pada umumnya, dalam air limbah pengolahan pangan, bahan kimia yang membutuhkan oksigen berada dalam bentuk terlarut, sedangkan dalam limbahpeternakan sebagian besar terdapat dalambentuk partikulat.Bahan kimia penting dalam air limbah yang berguna untuk mendesain dan menentukan teknik pengolahan air limbah meliputi : Bahan organik yang terdiri dari protein, karbohidrat, lemak detergen/surfactant, minyak dan fenol. Substansi organik dalam air limbah terdiri dari 2 gabungan, yakni: a. Pertama : gabungan yang mengandung nitrogen, misalnya urea, protein, amine dan asam amino b. Kedua : gabunganyang tak mengandung nitrogen, misalnya lemak, sabun dan karbohidrat, termasuk selulosa. Bahan- bahan organik yang terdiri dari pH,klorida, sulfur, zat beracun, logam berat, dll

d. Debit Karakteristik lainnya yang digunakan untuk pengolahan air limbah adalah debit ataujumlah aliran air per satuan waktu. Satuan waktu dalam penghitungan aliran air yang digunakan dapat dalam hitungan detik, menit, atau jam, ataujuga dapat berupa debit sesaat, harian atau mingguan.Informasi mengenai debit dan mutu limbah yang dikeluarkan diperlukan untuk merancang fasilitas yang diperlukan untuk mengelola pengeluaran yang konstan atau sewaktu-waktu, yang disebabkan karena sifat musiman dari pengolahan buah dan sayuran, serta sifat limbah perternakan atau pun sifat limbah lainnya yang ada ( Jeny, 2011).2.4.1 Karakteristik Kimia Limbah Cair Bahan kimia yang terdapat dalam air akan menentukan sifat air baik dalam tingkat keracunan maupun bahaya yang ditimbulkan. Semakin besar konsentrasi bahan pencemar dalam air semakin terbatas penggunaan air. Karakteristik kimia terdiri dari kimia anorganik dan kimia organik. Secara umum sifat air ini dipengaruhi oleh kedua macam kandungan bahan kimia tersebut. Keasaman air (pH)Keasaman air diukur dengan pH meter. Keasaman ditetapkan berdasarkan tinggi rendahnya konsentrasi ion hidrogen dalam air, Air buangan yang mempunyai pH tinggi atau rendah menjadikan air steril dan sebagai akibatnya membunuh mikroorganisme air yang diperlukan. Demikian juga makhluk lain, misalnya ikan tidak dapat hidup,Air yang mempunyai pH rendah membuat air menjadi korosif terhadap bahan konstruksi seperti besi. Buangan yang bersifat alkalis (basa) bersumber dari buangan mengandung bahan anorganik seperti senyawa karbonat, bikarbonat dan hidroksida. Buangan asam berasal dari bahan kimia yang bersifat asam, misalnya buangan mengandung 582 asam khlorida, asam sulfat dan lain-lain. AlkalinitasTinggi rendahnya alkalinitas air ditentukan senyawa karbonat, bikarbonat, garam hidroksida, kalium, magnesium dan natrium dalam air. Semakin tinggi kesadahan suatu air semakin sulit air membuih. Penggunaan air untuk ketel selalu diupayakan air yang mempunyai kesadahan rendah karena zat tersebut dalam konsentrasi tinggi menimbulkan terjadinya kerak pada dinding dalam ketel maupun pada pipa pendingin. Oleh sebab itu untuk menurunkan kesadahan air dilakukan pelunakan air. Pengukuran alkalinitas air adalah pengukurankandungan ion CaCO3, ion Ca, ion Mg, bikarbonat, karbonat dan lain-lain. Besi dan Mangan Besi dan mangan yang teroksida dalam air berwarna kecoklatan dan tidak larut, menyebabkan penggunaan air menjadi terbatas. Air tidak dapat dipergunakan untuk keperluan rumah tangga dan industri. Kedua macam bahan ini berasal dari larutan batu-batuan yang mengandung senyawa Fe atau Mn seperti pyrit, kematit, mangan dan lain-lain. Dalam limbah industri, besi berasal dari korosi pipa-pipa air dan juga bisa berasal dari material logam sebagai hasil reaksi elektro kimia yang terjadi pada permukaan. Air yang mengandung padatan larut mempunyai sifat mengantarkan listrik dan ini mempercepat terjadinya korosi. ChloridaChlorida banyak dijumpai dalam pabrik industri kaustik soda. Bahan ini berasal dari proses elektrolisa, penjernihan garam dan lain-lain. Chlorida merupakan zat terlarut dan tidak menyerap. Sebagai Chlor bebas berfungsi desinfektans, tapi dalam bentuk ion yang bersenyawa dengan ion natrium menyebabkan air menjadi asin dan merusak pipa-pipa instalasi. PhosphatKandungan phosphat yang tinggi menyebabkan suburnya algae dan organisme lainnya. Phosphat kebanyakan berasal dari bahan pembersih yang mengandung senyawa phosphat. Dalam industri kegunaan phosphat terdapat pada ketel uap untuk mencegah kesadahan. Maka pada saat penggantian air ketel, buangan ketel ini menjadi sumber phosphat. Pengukuran kandungan phosphat dalam air limbah berfungsi untuk mencegah tingginya kadar phosphat sehingga tidak merangsang pertumbuhan tumbuh-tumbuhan dalam air. Sebab pertumbuhan subur akan menghalangi kelancaran arus air. Pada danau suburnya tumbuh-tumbuhan airakan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut dan kesuburan tanaman lainnya. SulfurSulfat dalam jumlah besar akan menaikkan keasaman air. Ion sulfat dapat terjadi secara proses alamiah. Sulfur dioxida dibutuhkan pada sintesa. Pada industri kaustik soda ion sulfat terdapat sewaktu pemurnian garam. Ion sulfat oleh bakteri direduksi menjadi sulfida pada kondisi anaerob dan selanjutnya sulfida diubah menjadi hidrogen sulfida. Dalam suasana aerob hidrogen sulfida teroksidasi secarabakteriologis menjadi sulfat. Dalam bentuk H2S bersifat racun dan berbau busuk. Pada proses digester lumpur gas H2S yang bercampur dengan metan CH4 dan CO2 akan bersifat korosif. H2S akan menghitamkan air dan lumpur yang bila terikat dengan senyawa besi membentuk Fe2 S. NitrogenNitrogen dalam air limbah pada umumnya terdapat dalam bentuk organik dan oleh bakteri berubah menjadi amonia. Dalam kondisi aerobik dan dalam waktu tertentu bakteri dapat mengoksidasi amonia menjadi nitrit dan nitrat. Nitrat dapat digunakan oleh algae dan tumbuh-tumbuhan lain untuk membentuk protein tanaman dan oleh hewan untuk membentuk protein hewan. Perusakan protein tanaman dan hewan oleh bakteri menghasilkan amonia. Nitrit menunjukkan jumlah zat nitrogen yang teroksidasi. Nitrit merupakan hasil reaksi dan menjadi amoniak ataudioksidasi menjadi nitrit. Kehadiran nitrogen ini sering sekali dijumpai sebagai nitrogen nitrit. Logam Berat dan BeracunLogam berat pada umumnya seperti cuprum (tembaga), perak, seng, cadmium, air raksa, timah, chromium, besi dan nikel. Metal lain yang juga termasuk metal berat adalah arsen, selenium, cobalt, mangan dan aluminium. Cadmium ditemukan dalam buangan industri tekstil, elektro plating, pabrik kimia. Chromium dijumpai dalam 2 bentuk yaitu chrom valensi enam dan chrom valensi tiga. Chrom valensi enam ditemukan pada buangan pabrik aluminium dan cat, sedang chrom trivalen ditemukan pada pabrik tekstil, industri gelas dan keramik.Plumbum terdapat dalam buangan pabrik baterai, pencelupan dolt cat. Logam ini dalam konsentrasi tertentu membahayakan bagi manusia. FenolIstilah fenol dalam air limbah tidak hanya terbatas pada fenol (C6H5 OH) tapi bermacam-macam campuran organik yang terdiri dari satu atau lebih gugusan hidroxil. Fenol yang dengan konsentrasi 0,005/liter dalam air minum menciptakan rasa dan bau apabila bereaksi dengan chlor membentuk chlorophenol. Sumber fenol terdapat pada industri pengolahan minyak, batubara, pabrik kimia, pabrik resin, pabrik kertas, tekstil.

Biochemical Oxigen Demand (BOD)Dalam air buangan terdapat zat organik yang terdiri, dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen dengan unsur tambahan yang lain seperti nitrogen, belerang dan lain-lain yang cenderung menyerap oksigen. Oksigen tersebut dipergunakan untuk menguraikan senyawa organik. Pada akhirnya kadar oksigen dalam air buangan menjadi keruh dan kemungkinan berbau. Pengukuran terhadap nilai Biochemical Oxigen Demand (BOD) adalah kebutuhan oksigen yang terlarut dalam air buangan yang dipergunakan untuk menguraikan senyawa organik dengan bantuan mikroorganisme pada kondisi tertentu. Pada umumnya proses penguraian terjadi secara baik yaitu pada temperatur 20C dan waktu 5 hari. Oleh karena itu satuannya biasanya dinyatakan dalam mg perliter atau kg. Chemical Oxigen Demand (COD)Bentuk lain untuk mengukur kebutuhan oksigen ini adalah COD. Pengukuran ini diperlukan untuk mengukur kebutuhan oksigen terhadap zat organik yang sukar dihancurkan secara oksidasi. Oleh karena itu dibutuhkan bantuan pereaksi oksidator yang kuat dalam suasana asam. Nilai BOD selalu lebih kecil daripada nilai COD diukur pada senyawa organik yang dapat diuraikan maupun senyawa organik yang tidak dapat berurai. Lemak dan MinyakLemak dan minyak ditemukan mengapung di atas permukaan air meskipun sebagian terdapat di bawah permukaan air. Lemak dan minyak merupakan senyawa ester dari turunan alkohol yang tersusun dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Lemak sukar diuraikan bakteri tapi dapat dihidrolisa oleh alkali sehingga membentuk senyawa sabun yang mudah larut. Minyak pelumas yang berasal dari minyak bumi dipakai dalam pabrik dan terbawa air cucian ketika dibersihkan. Sebagai alat pencuci Bering Pula digunakan minyak pelarut. Adanya minyak dan lemak di atas permukaan air merintangi proses biologi dalam air sehingga tidak terjadi fotosintesa. Karbohidrat dan ProteinKarbohidrat dalam air buangan diperoleh dalam bentuk sellulosa, kanji, tepung dextrim yang terdiri dari senyawa karbon, hidrogen dan oksigen, baik terlarut maupun tidak larut. Pada protein yang berasal dari bulu binatang seperti sutra dengan unsur persenyawaan yang cukup kompleks mengandung unsur nitrogen. Baik protein maupun karbohidrat mudah rusak oleh mikroorganisme dan bakteri. Zat Warna dan SurfaktanTimbulnya dalam air buangan adalah karena adanya senyawa organik yang larut dalam air. Zat aktif permukaan ini (surfaktan) sangat sukar berurai oleh aktivitas mikroorganisme. Demikian juga zat warna yang merupakan senyawa aromatik sukar berurai. Di antara zat warna ini ada yang mengandung logam berat seperti chrom ataupun tembaga terdapat di dalamnya (Ryan, 2011).

2.4.2 Karakteristik Fisika Limbah CairPerubahan yang ditimbulkan parameter fisika dalam air limbah yaitu: PadatanPadatan terdiri dari bahan padat organik maupun anorganik yang larut, mengendap maupun suspensi. Bahan ini akan mengendap pada dasar air yang lama kelamaan menimbulkan pendangkalan pada dasar badan penerima. Akibat lain dari padatan ini menimbulkan tumbuhnya tanaman air tertentu dan dapat menjadi racun bagi makhluk lain.

KekeruhanKekeruhan menunjukkan sifat optis air yang menyebabkan pembiasan cahaya ke dalam air. Kekeruhan membatasi pencahayaan ke dalam air. Kekeruhan ini terjadi karena adanya bahan yang terapung dan terurainya zat tertentu seperti bahan organik, jasad renik, lumpur tanah liat dan benda lain yang melayang ataupun terapung dan sangat halus sekali. Nilai kekeruhan air dikonversikan ke dalam ukuran SiO2 dalam satuan mg/1. Semakin keruh air semakin tinggi daya hantar listrik dan semakin banyak pula padatannya. Bau temperaturBau timbul karena adanya kegiatan mikroorganik yang menguraikan zat organik menghasilkan gas tertentu. Di samping itu bau juga timbul karena terjadinya reaksi kimia yang menimbulkan gas. Kuat tidaknya bau yang dihasilkan limbah tergantung pada jenis dan banyak gas yang ditimbulkan. Daya hantar listrikDaya hantar listrik adalah kemampuan air untuk mengalirkan arus listrik dan kemampuan tercermin dari kadar padatan total dalam air dan suhu pada saat pengukuran. Konduktivitas arus listrik mengalirkan arusnya tergantung pada mobilitas ion dan kadar yang terlarut. Senyawa anorganik merupakan konduktor kuat dibandingkan dengan senyawa organik. Pengukuran daya hantar listrik ini untuk melihat keseimbangan kimiawi dalam air dan pengaruhnya terhadap kehidupan biota. WarnaWarna timbul akibat suatu bahan terlarut atau tersuspensi dalam air, di samping adanya bahan pewarna tertentu yang kemungkinan mengandung logam berat. (Agus, 2011).

2.5 Bahaya Limbah Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah) atau juga dapat dihasilkan oleh alam yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Penanganan limbah ini tentunya tidak hanya sekedar mengolahnya/ mendaur ulangnya langsung tanpa memperhatikan jenis limbah dan cara penanganannya karena dari setiap limbah yang ada mempunyai ciri berbeda terhadap dampak yang ditimbulkanya.Faktor-faktor yang mempengaruhi pencemaran limbah terhadap lingkungan diantaranya: Volume limbah Tentunya semakin banyak limbah yang dihasilkan oleh manusia dampak yang akan ditimbulkan semakin besar pula terasa. Kandungan Bahan PencemarKandungan yang terdapat di limbah ini mengakibatkan pencemaran lingkungan apabila kandunganya berbahaya dapat mengakibatkan pencemaran yang fatal bahkan dapat membunuh manusia serta mahluk hidup sekitar. Frekuensi Pembuangan LimbahPada saat sekarang ini pembuangan limbah semakin naik frekuensinya di karenakan banyaknya industry yang berdiri. Dengan semakin banyak frekuensi limbah tentunya pembuanganlimbah menjadi tidak terkandali dan usaha untuk mengolahnya tidak dapat maksimal dikarenakan pengolahan limbah yang masih jauh dari harapan kita semua. LingkunganLingkungan seperti hutan, perkebunan, peternakan, alam yang573 luas mempengaruhi kondisi badan penerima. Dalam keadaantertentu badan-badan pencemar akan ternetralisasi secara alamiah. Lintasan air sungai yang panjang dengan turbulensi yang keras akan mempengaruhi tingkat penyerapan oksigen ke dalam air. Adanya sinar matahari yang langsung masuk dalam badan penerima terjadi fotosintesa hingga sejumlah bakteri tertentu akan terancam. Adanya tumbuhan tertentu dalam badan penerima akan menetralisasi senyawa pencemar sebab sesuai dengan kondisi pertumbuhan. Phosphat dalam air buangan menyuburkan tumbuh-tumbuhan tertentu, tapi tumbuhan itu sendiri akan merusak lingkungan. Kepadatan PendudukKepadatan penduduk dalam suatu lokasi tertentu turut mempengaruhi tingkat pencemaran lingkungan. Hal ini dikaitkan dengan tingkat kesadaran penduduk dalam memelihara lingkungan yang sehat dan bersih. Buangan air rumah tangga, padatan berupa sampah yang dibuang ke sungai, air cucian kamar mandi maupun buangan tinja akan mempengaruhi tingkatkandungan BOD, COD dan bakteri coli dalam air sungai. Semakin padat penduduk suatu lingkungan semakin banyak limbah yang harus dikendalikan. Kualitas AirKualitas air badan penerima mengandung bahan/senyawa tertentu sebelum menerima buangan. Kualitas tersebut menetapkan arah penggunaan air. Adanyabahan pencemaryang sama, tidak akan mempengaruhi konsentrasi bahan dalam air penerima. Tetapi bila konsentrasi bahan pencemar dalam limbah lebih besar dari konsentrasi bahan pencemar dalam badan penerima (kemungkinan juga tidak ada), maka konsentrasi bahan pencemar setelah bercampur akan menjadi lebih kecil. Sejauh mana konsentrasi tersebut dapat ditoleransi sesuai dengan standarkualitas lingkunganagar kualitas lingkungan tidak mengalami perubahan sebagai yang telah distandarkan (Wahyu, 2011).Menurut soebagio (1990), limbah dapat menyebabkan efek samping yang dapat merugikan masyarakat atau makhluk hidup sekitarnya. Efek samping tersebut dapat berupa :1. Membahayakan kesehatan manusia karena dapat merupakan pembawa suatu penyakit2. Merugikan segi ekonomi karena dapat merusak benda bangunan, tanaman, maupun pertenakan3. Dapat merusak ekosistem seperti matinya hewan-hewan air4. Merusak keindahan (estetika) karena bau busuk dan pemandangan yang tidak sedap dipandang.

2.6 Parameter Operasi dalam Pengolahan Limbah Cair2.6.1 Uji BOD (Biochmical Oxygen Demand)Uji BOD adalah salah satu metode analisis yang paling banyak digunakan dalam penanganan limbah dan pengendalian polusi. Uji ini mencoba menentukan kekuatan polusi dari suatulimbah dalam pengertian kebutuhan mikroba akan oksigen dan merupakan ukuran taklangsung dari bahan organik dalam airlimbah. Uji BOD distandarisasi pada periode 5 hari, suhu 200C. Sampel disimpan dalam botol yangkedap udara. Stabilisasi yang sempurna dapat membutuhkan waktu lebih dari 100 haripadasuhu 200C. Periode inkubasi yang lama initidak praktis untuk penentuan rutin.Oleh karena itu prosedur yang disarankan oleh AOAC (Association of Official AnalyticalChemists) adalah periode inkubasi 5 hari dan disebut BOD. Nilai ini hanya merupakanindeks jumlah bahan organik yang dapat dipecah secara biologik bukan ukuran sebenarnyadari limbah organik. Air limbah domestik yang tidak mengandung limbah industrimempunyai BOD kira-kira 200 ppm. Limbah pengolahan pangan umumnya lebih tinggi danseringkali lebih dari 1000 ppm. Walaupun BOD merupakan pengukuran umum untuk polusi air, uji BOD memakan waktudan reprodusibilitasnya rendah. Uji-uji seperti kebutuhan oksigen secara kimia (COD) dankarbon organik total (TOC) lebih cepat, lebih andal, dan lebihreprodusibel.2.6.2 Kebutuhan oksigensecara kimia (Chemical Oxygen Demand = COD)Uji COD adalah suatu pembakaran kimia secara basah dari bahan organik dalam sampel.Larutan asam dikromat (K2Cr2O7) digunakan untuk mengoksidasi bahan organik pada suhutinggi. Berbagai prosedur COD yang menggunakan waktu reaksi dari 5 menit sampai 2 jam dapat digunakan. Metode ini dapat dilakukan lebih cepat dari uji BOD. Oleh karena uji COD merupakan analisis kimia, uji ini juga mengukur senyawa-senyawa organik yang tidak dapatdipecah seperti pelarut pembersih dan bahan yang dapat dipecah secara biologik sepertiyang diukur dalam ujiBOD. Penggunaan dua katalis perak sulfat dan merkuri sulfat diperlukan masing-masing untukmengatasi gangguan klorida dan untuk menjamin oksidasi senyawa-senyawa organik kuatmenjadi teroksidasi. Limbah hewan dan limbah pengolahan pangan seperti pengolahan saurkraut, pikel dan zaitun dapat mengandung konsentrasi klorida yang tinggi dan akanmembutuhkan merkuri sulfat dalam analisis CODatau factor koreksi klorida.

2.6.3 Karbon organik total (Total Organik Carbon)Karbon organik total (TOC) mengukur semua bahan yang bersifat organik. TOC diukur dengan konversi karbon organik dalam air limbah secara oksidasi katalitik pada suhu 9000C menjadi karbon dioksida. Metode pengukuran polusi ini cepat (5-10 menit) dan dapat diulang, memberikan perkiraan kadar karbon organik dari air limbah secara cepat. Nilai TOC sangat berkorelasi dengan uji-uji BOD standar dan COD, bila limbah relatif seragam. Uji BOD dan COD menggunakan pendekatan oksigen, TOC menggunakan pendekatan karbon.Senyawa-senyawa yang dianalisis dalam uji TOC, seperti selulosa, hanya memecah secara lambat dalam lingkungan alamiah. Nilai TOC akan berubah bila limbah diberi penanganan dengan berbagai metode.2.6.4 Kebutuhan oksigen total (Total Oxygen Demand = TOD)Kebutuhan oksigen total (TOD) dari suatu bahan didefinisikan sebagai jumlah oksigen yangdibutuhkan untuk pembakaran semua bahan pada suhu 9000C menggunakan katalis Platinum. Proses mengoksidasi semua bahan organik dan bahan anorganik yang tidak teroksidasi sempurna. Kebutuhan oksigen dari karbon, hydrogen, nitrogen, dan sulfur dalam suatu contoh air limbah diukur dengan metode ini.

2.6.5 Residu dalam Limbah CairResidu dalam air limbah dapat berupa padatan terendapkan dan padatan tersuspensi total.Padatan terendapkan adalah padatan dalam limbah cair yang mengendap pada dasar dalamlimbah cair yang mengendap pada dasar dalam waktu 1 jam. Padatan ini biasanya diukur dalam kerucut Imhoff berskala dan dilaporkan sebagai ml padatan terendap per liter.Padatan terendap merupakan indikator jumlah padatan limbah yang akan mengendapdalam alat penjernih dan kolam pengendapan. Penetapan endapan ini mudah dilakukan dan berguna bila akanmerancang sistem penanganan pengendapan.Padatan tersuspensi total kadang-kadang disebut residu yang tidak dapat disaring, ditetapkan dengan cara menyaring sejumlah volume air limbah melalui filter membran.(tikar gelas fiber) dalam cawan gouch. Berat kering dari padatan tersuspensi total diperolehsetelah satu jam pada suhu 103-1050C.

2.6.6 Padatan Terlarut TotalPadatan terlarut total ditetapkan dalam berat contoh yang telah disaring dan dievaporasi atau sebagai perbedaan antara berat residu setelah evaporasi dan berat padatan tersuspensi total. Oleh karena larutan ini sulit dihilangkan dari air limbah, makapengetahuan mengenai padatan terlarut total adalah penting bilamenangani air limbah (Sugiharto, 1987).

2.7 Parameter Pencemar Air LimbahSetiap industri memiliki parameter pencemar yang berlainan hal ini terkait dengan penggunaan bahan baku dan proses produksi yang juga berlainan. Bahkan, industri sejenis pun dapat memiliki karakteristik air limbah yang tidak sama karena penangananbahan dan penggunaan air yang tidakserupa.Secara umum parameter pencemar atau karakteristik air limbah ditentukan oleh jenis bahanbaku yang digunakan dan proses yang dilakukan. Bila bahan baku yang digunakan adalahbahan organik maka limbah yang digunakan akan memiliki kandungan bahan organik,demikian juga bila industri tersebut menggunakan bahan kimia dalam proses produksinya,amaka dalam air limbahnya akan ditemui kandungan bahan kimia tersebut dalam ikatanaslinya atau ikatan dengan bahan kimia lainnya. Dengan bahan yang sama namun proses berbeda maka akan dihasilkan karakteristik airlimbah yang berbeda. Dengan bahan baku kedelai, industri tahu dan tempe menghasilkankarakteristik air limbah yang berlainan. Kandungan bahan organik dan padatan dalam limbah tahu lebih banyak karena ada proses penghancuran kedelai dan penyaringan bubur tahu.Jenis parameter pencemar utama dalam air limbah adalah bahan organik, bahan an-organik,minyak dan lemak, mikroorgsnisme, warna dan bahan padatan. Untuk masing-masing jenis parameter pencemar tersebut dapat digunakan unit pengolahan tertentu agar dapatdikurangi konsentrasinya atau tingkat bahayanya. Unit-unit pengolahan air limbah tersebut ada yang secara khusus untuk mengolah pencemar tertentu, namun ada juga yangberfungsi untuk mengolah secara bersama-sama beberapa jenis bahanpencemar.Beberapa jenis unit/alat pengolahan air limbah yang dapat digunakan untuk mengurangi bahan pencemar pada air limbah, yaitu : Bahan organikBahan organik dapat diolah pada unit pengolahan biologi yang bersifat aerobik ataupunanaerobik seperti kolam aerasi, kolam lumpuraktif, trickling filter, dan biogas. Bahan an-organikBahan an-organik dapat diolah pada unit pengolahan kimia dan biologi sepertipengendapan, pembubuhan bahan kimia, dan koagulasi-flokulasi.

Minyak dan lemakMinyak dan lemak dapat diolah pada unit penangkap minyak secara konvensionalataupun menggunakan pembubuhan udara (floating system).

MikroorganismeCemaran mikroorganisme dapat dihilangkan pada unit pengolahan biologi maupun kimiaseperti kolam fakultatif atauclarifier-tickener.

WarnaWarna pada air limbah dapat dihilangkan dengan proses biologi untuk warna yang berasal dari bahan organik atau menggunakan proses kimia untuk warna yang berasaldari bahan sintetik. Proses biologi yang dapat digunakan adalah kolam lumpur aktif atauproses kimia berupaclarifier-tickener.

PadatanPadatan dalam air limbah dapat terdiri dari padatan besar, padatan tersuspensi danpadatan terlarut. Padatan besar dapat dihilangkan menggunakan alat penyaring denganukuran yang tertentu disesuaikan dengan besarnya padatan yang ada, atau dapat jugamenggunakan bak pengendap.Padatan tersuspensi dapat dihilangkan dengan proses kimia dan dilanjutkan denganproses pengendapan. Sedangkan padatan terlarut dapat dihilangkan dengan menggunakan proses kimia

2.8 Baku Mutu Air LimbahBaku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar dan/atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang akan dibuang atau dilepas ke dalam sumber air darisuatu usaha dan/atau kegiatan. Pada baku mutu air limbah diatur beberapa hal terkait kadar bahan pencemar, kuantitasdan beban pencemaran daam air limbah yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan. Penjelasan masing-masing item tersebut adalah sebagai berikut: Kadar maksimum adalah ukuran batas tertinggi suatu unsur pencemar dalam air limbah yang diperbolehkan dibuang ke sumber air, dinyatakan dalam satuan milligram per liter (mg/l) Kuantitas air limbah maksimum adalah volume air limbah terbanyak yang diperbolehkan dibuang ke sumber air dalam setiap satuan bahan baku, dinyatakan dalam satuan mter kubik per tonproduk (m3/ton produk) Beban pencemaran maksimum adalah jumlah tertinggi suatu unsur pencemar yang terkandung dalam air limbah, dinyatakan dalam satuan kilogram per ton (kg/ton) (Potter et al., 1994).

2.9 Peruntukan Sungai Golongan Air Buangan1. Sungai A : untuk air minum tanpa pengolahan terlebih dahulu2. Sungai B : untuk bahan baku air minum dan kebutuhan rumah tangga3. Sungai C : untuk keperluan perikanan4. Sungai D : untuk keperluan pertanian dan usaha perkotaan, industry5. Sungai E : diluar peruntukan A,B,C,D diatasBaku mutu air limbah di Indonesia dibagi dalam empat golongan, yaitu golongan I, II, III, dan IV . Golongan I adalah baku mutu air limbah yang paling ketat, sedangkan golongan IV adalah baku mutu air yang paling longgar. Golongan baku mutu air limbah disuatu daerah biasanya ditetapkan oleh pemerintah daerah.Klasifikasi dan criteria mutu air berdasarkan PP tahun 2001. Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 kelas :1. Golongan satu, air yang dapat digunakan untuk bahan baku mutu air minum, dan atau untuk yang lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (konsentrasi 0-0,5 mg/L).2. Golongan dua, air yang dapat digunakan untuk prasarana atau sarana rekreasi, pembudidayaan ikan air tawar, perternakan, air untuk mengairi pertamanan, dan atau untuk lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (konsentrasi 0,5-5 mg/L).3. Golongan tiga, air yang dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, perternakan, air untuk mengairi pertamanan, dan atau untuk lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (konsentrasi 5-10 mg/L).4. Golongan empat, air yang dapat digunakan untuk mengairi pertamanan, dan atau untuk lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (konsentrasi 10-15 mg/L) (Anonim,1991).

BAB IIIOBJEK PENELITIAN

1 2 3 3.1 Sejarah Perkembangan PerusahaanBLUPAL DSPD (Denpasar Sewerge Development Project) DENPASAR BALI berdiri pada tahun 2009, produk yang dihasilkan yaitu air layak buang namun untuk kedepannya akan dibuat untuk air baku, produk yg dihasilkan harus sesuai dengan COD (