laporan kimia dasar 2 percobaan 5

Upload: nadya-farah-kamilia

Post on 07-Jan-2016

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Laporan Kimia Dasar 2 Percobaan 5

TRANSCRIPT

IV. Hasil dan Pembahasan 4.1. Data Pengamatan dan PerhitunganA. AlkenaNoSenyawaKMnO4H2SO4 pekatKeterangan

1AlkanaTerbentuk endapan, bewarna coklattimbul panas, keruh, ada endapan.Uji KmnO4 menggunakan etanol

2Alkenaperubahan warna ungu menjadi warna coklatLarut Di ambil dari literatur

B. Alkohol1. Kelarutan/pHNoNama zatPengamatanKeterangan

1EtanolTidak terjadi perubahan warna, larutpH 6

22-ButanolTidak terjadi perubahan warna, larutpH 6

3Butil alkoholTidak terjadi perubahan warna, larutpH 5

4FenolTidak terjadi perubahan warna, larutpH 5

2. Pereaksi LucasNoNama zatPengamatanKeterangan

1EtanolTidak terjadi apa-apaTidak bereaksi

22-ButanolTerbentuk 2 fase pemisahbereaksi

3t-butil alkoholTerbentuk 2 fase pemisahbereaksi

3. Reaksi dengan FeCl3NoNama zatPengamatanKeterangan

1EtanolTidak terjadi perubahan warnanegatif

22-ButanolTidak terjadi perubahan warnanegatif

3FenolPerubahan warna putih menjadi ungupositif

4t-butil alkoholTidak terjadi perubahan warnanegatif

4. Esterifikasi NoNama zatPengamatanKeterangan

1EtanolTidak keruh6 menit

22-ButanolKeruh5 menit

3t-butil alkoholKeruh4,4 detik

4.2. PEMBAHASANAnalisa kualitatif gugus fungsi alkena. Bicara mengenai analisa dalam percobaan dapat diartikan sebagai kegiatan penyelidikan untuk mencari susunan persenyawaan dari suatu sampel, dimana pada percobaan ini sampel yang digunakan antara lain n- heksan dan larutan sikloheksan.Analisa yang kita gunakan dalam percobaan ini merupakan analisa kualitatif. Analisa kualitatif ini diartikan sebagai analisa yang digunakan dalam laboratorium berdasarkan hal yang Nampak oleh indera, seperti kelarutan, warna, bau dan endapan, serta pada percobaan ini praktikan melarutkan sampel dengan perbandingan pelarut atau zat terlarut yang tidak mementingkan kuantitas suatu sampel. Artinya analisa kuantitatif tidak berlaku pada percobaan ini. Analisa kuantitatif ini diartikan sebagai analisa dalam laboratorium yang berdasarkan pada kuantitas sampel yang digunakan dan dihitung melalui perhitungan secara stokiometri yang nantinya akan didapat data berupa angka.Pada percobaan tes bayer praktikan menganalisa sampel dengan mereaksikan kedua larutan ini dengan larutan kalium permangat yang berwarna ungu. Setelah direaksikan didapatkan pada larutan n-heksan yang telah ditambahkan larutan kalium permangat, warna ungu dari larutan kalium permangat atau KMnO4 tetap berwarna ungu artinya tes ini negatif atau tidak mengandung gugus alkena. Sedangkan pada larutan sikloheksan yang sudah ditambah dengan larutan kalium permangat, ternyata didapatkan warna ungu kalium permangat memudar artinya tes ini positif atau mengandung gugus alkena.Pada tes dengan larutan H2SO4 atau asam sulfat pekat dan larutan n-heksan, didapatkan hasil atau pengamatan bahwa larutan n-heksan yang ditambahkan H2SO4 tidak larut dan tidak terjadi perubahan suhu atau temperature pada larutannya. Sedangkan pda larutan sikloheksan yang ditambahkan larutan asam sulfat didapatkan hasil atau pengamatan bahwa sikloheksan larut dalam asam sulfat. Bahan bahan yang kita gunakan dalam percobaan antara lain, etanol, air, larutan kalium permangat, larutan asam sulfat, sikloheksan dan n- heksan. Fungsi dari etanol dan ari ini sebagai pelarut pada saat melakukan percobaan tes bayer. Larutan kalium permangat berfungsi sebagai reagen dalam percobaan atau es bayer. Larutan asam sulfat pekat merupakan asam kuat yang berfungsi sebagai katalis. Dan terakhir sikloheksan sebagai sampel untuk analisis kandungan suatu senyawa alkena dan n- heksan juga berfungsi sebagai sampel pembanding.Pada percobaan ini praktikan dituntut untuk dapat menganalisis atau menentukan apakan suatu sampel itu mengandung gugugs fungsi alkena atau tidak, hal ini dapat kita lakukan dengan cara seperti tes dengan larutan bromine, apabila sampel mengandung gugus fungsi alkena, maka warna larutan bromine akan hilang. Dapat juga dilakukan dengan tes bayer atau menambahkan larutan kalium permangat kedalam sampel, apabila sampel mengandung gugus funsi alkena, maka warna dari kalium permangat akan hilang atau memudar. Cara lain yang dapat kita lakukan dengan menambahkan larutan asam sulfat sulfat pekat kedalam sampel, bila sampel ini larut dalam larutan asam sulfat dan mengalami perubahan suhu atau temperatur, maka sampel ini positif mengandung gugus fungsi alkena.Alkena merupakan hidrokarbon tak jenuh, artinya pada struktur rantainya terdapat ikatan rangkap dua diantara atom karbonnya. Contoh alkena jenis ini antara lain sampel yang kita gunakan : sikloheksan. Sedangkan sampel yang satu lagi (n- heksan) merupakan contoh dari hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon jenuh ini diartikan sebagai suatu senyawa yang hanya memiliki ikatan tunggal pada struktur rantainya.Pada percobaan ini kelompok kami melakukan percobaan tentang identifiksi gugus alkohol ( Gugus fungsi alkohol ) gugus fungsi alkohol merupakan bagian dari senyawa yang dapat menentukan sifat-sifat senyawa tersebut. Gugus fungsi juga merupakan bagia yang relative serta turut dalam menentukan sifat fisika dan kimia dari senyawa tersebut. Gugus fungsi di bagi menjadi enam bagian di antaranya alkohol, alkoksi alkana atau eter, alkana atau aldehid alkanon atau keton, asam alkanoat atau asam karboksilat dan alkil alkanoat ester.Pada percobaan ini pengujian dilakukan pada senyawa yang memiliki gugus fungsi hidroksil atau alkohol. Alkohol mempunyai sifat polar itulah sebabnya kelarutan alkohol di dalam air sangat tinggi ini semua disebabkan alkohol memiliki gugus OH. Atau dapat pula dikatakan adanya gugus fungsi OH pada alkohol menyebabkan kemampuan alkohol untuk membentuk ikatan hydrogen antar molekulnya. Ikatan hydrogen ini membuat titik didih alkohol menjadi lebih tinggi dibandingkan titik didih alkil halida padanannya.Contohnya pada fenol karena adanya gugus OH pada fenol sehingga ia dapat membentuk ikatan hydrogen dengan molekul-molekul air, yang menyebabkan fenol bersifat polar sehingga berlaku prinsip like dissolvent like. Gugus fungsi hidroksil ini juga mempengaruhi kelarutan alkohol dengan air adanya gugus fungsi hidroksil membuat alkohol berbobot molekul rendah larut dalam air. Ini disebabkan karena ikatan hidrogen terbentuk oleh molekul alkohol dan air itulah sebabnya etanol larut didalam air. Sedang butanol tidak dapat larut pada senyawa-senyawa yang mengandung gugus fungsi kelarutannya dalam air umunnya disebabkan karena gugus fungsi yang dimilikinya itu. Demikian juga dengan alkohol hanya gugus hidroksilnya yang bersifat hidrofil ( menyukai air ) sedangkan gugus alkilnya bersifat hidrofob ( tidak menyukai air ) semakin panjang gugus alkilnya maka sifat hidrofilnya akan semakin berkurang. Jika bagian hidrokarbonya cukup panjang maka sifat hidrofobnya mengalahkan sifat hidfofilnya. Percabangan meningkatkan kelarutan di dalam air meskipun 2-butanol tidak dapat larut tetapi t-butil alkohol dapat larut di dalam air. Ini disebabkan oleh lebih kompak dan kurang hidrofobnya gugus t-butil dibandingkan gugus n-butil.Alkohol mirip air dalam hal ini bersikap sebagai suatu basa dan menerima sebuah proton ( menghasilkan suatu alkohol terprotonkan ). Alkohol juga dapat bersikap sebagai asam dan melepas sebuah protaon ( menghasilkan ion alkoksida ). Seperti air juga, alkohol juga merupakan asam atau basa yang sangat lemah. Itulah yang menyebabkan etanol, 2-butanol dan t-butil alkohol saat di larutkan air bersifat sedikit asam dengan pH = kurang lebih 6. alasan mengapa keasaman alkohol-alkohol tersebut rendah karena alkohol mempunyai tetapan dielektrik yang rendah. Karena mereka kurang mampu mendukung ion dalam larutan dari pada molekul air.Fenol merupakan asam yang jauh ebih kuat dari pada alkohol. Hal ini disebabkan karena anion yang di hasilkan oleh fenol distabilkan oleh resonasi, dengan muatan negatifnya disebar ( delokalisasi ) oleh cicin aromatic.Muatan negatif dalam suatu ion aloksida tak dapa didelokalisasika. Oleh karena itu sebuah ion alkoksida relative lebih tinggi terhadap energi alkoholnya sehingga alkohol-alkohol tidak sekuat fenol dalam hal sifat asamnya. Hal ini di tunjukan dari hasil percobaan, dimana pH fenol bernilai 4, sebih asam di banding etanol,2-butanol dan t-butil alkohol. Fenol juga larut dalam air. Hal ini juga di sebabkan keberadaan gugus hidroksil OH pada senyawa ini. Sehingga menyebabkan fenol mampu membentuk ikatan hydrogen dengan molekul air. Esterifikasi merupakn proses pembentukan ester. Esterfikasi dapat dilakukan dengan mereaksikan senyawa alkohol dengan senyawa asam karboksilat dengan dikatalisis menggunakan suatu asam pekat.Pada percobaan ini, esterifikasi dilakukan dengan mereaksikan etanol 2-butanol, t-butil alkohol dan fenol dengan asam asetat glacial. Katalis yang di gunakan berupa asam sulfat pekat. Esterifikasi berlangsung dalam pemanasan dengan tujuan untuk mempercepat reaksi. Karena, suhu dapat mempercepat laju reaksi.Mekanisme yang dilakukan oleh asam sulfat pekat untuk mengkatalis reaksi esterifikasi dengan melemahkan ikatan C-O pada alkohol. Untuk dapat mensintesis ester dari suatu alkohol, gugus hidroksil dari alkohol harus dilepas. Untuk melepas gugus hidroksil, ia haruslah menjadi suatu gugus pergi yang baik. Dalam suasana netral dan basa, gugus hidroksil merupakan suatu basa kuat, sehingga bukan gugus pergi yang baik. Namun, dalam suasana asam, gugus hidroksil (-OH ) pada senyawa alkohol akan diprotonkan.Meskipun gugus hidroksil ( -OH ) merupakan suatu gugus pergi yang jelek, namun setelah diprotonkan, gugus hidroksil akan berubah menjadi ( OH2 ). OH2 merupakan suatu gugus pergi yang baik, Karena gugus ini akan di lepaskan sebagai air, suatu basa yang sangat lemah. Maka, suatu nukleofil yang berasal dari suatu asam karboksilat ( yang telah kehilangan ion H nya ) dapat menggantikan gugus pada alkohol. Sehingga, terbentuklah suatu ester.

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULANKesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:1. Dapat menentukan adanya suatu ikatan rangkap pada suatu senyawa alkena. Dapat dilihat dari reaksi senyawa yang di uji cobakan.2. Dapat perbedaan antara alkohol dan fenol. Yaitu dari Sifat fisika alkohol dan fenol, Reaksi-reaksi alkohol dan fenol serta Reaksi-reaksi yang membedakan alkohol dan fenol. Hal tersebut terlihat dari reaksi reaksi dari senyawa yang di uji cobakan.

5.2. SARANAlat dan bahan seharusnya lebih di di adakan / lengkapi lagi. Karena ada beberapa percobaan yang bahan nya tidak ada sehingga kami tidak dapat mencobanya,terima kasih

DAFTAR PUSTAKA

Fadilla, Sari. 2009.Kegunaan alkena(online). http://kimia.upi.edu/ bahanajar/ kuliah web/2009/0703918/kegunaan.html.Diakses tanggal 15 April 2011.Fessenden & Fessenden. 1986.Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.Keenan, Charels W. 1999 . Kimia Universitas . Jakarta : Erlangga.M.r. zohra.2009. GUGUS FUNGSI http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/ kuliah_web/2009/0706728/materi_1.html diakses pada 27-05-2014 pukul 12:30OLeary, Donal. 2000.Alkenes(online).http://www.ucc.ie. Diakses tanggal 27 Mei2014 pukul 12:44

LAMPIRANPertanyaan Prapraktikum

1. Apa yang dimaksud dengan senyawa alkena, dan berikan 3 buah contohnya?Jawab:Alkenaadalahhidrokarbontak jenuhdengan sebuah ikatan rangkap dua antaraatomkarbon. Alkena asiklik yang paling sederhana, yang membentuk satu ikatan rangkap dan tidak berikatan dengangugus fungsionalmanapun, maka akan membentuk suatu kelompokhidrokarbondengan rumus umumCnH2n. Contohnya: Etena, propena dan butena.2. Jelaskan beberapa uji yang dapat dilakukan untuk uji senyawa alkana.jawab:a.Tes Bromine : yaitu pengujian dengan menggunakan air Brom.b.Tes Bayer : yaitu pengujian dengan menggunakn KMNO4.c. Reaksi dengan H2SO4 pekat : yaitu pengujian dengan menggunakan H2SO4

3. Jelaskan sifat fisika alkohol dan fenol.Jawab:Sifat fisik Alkohol:a. Tiga suku pertama alkohol (metanol, etanol, dan propanol) mudah larut dalam air dengan semua perbandingan. Alkohol merupakan cairan tidak berwarna (jernih) danberbau khas. b.Titik cair dan titik didihnya meningkat sesuai dengan bertambahnya Mr alkanol.

sifat fisik Fenol:a. Fenol murni berbentuk Kristal yang tak berwarna, sangat berbau dan mempunyai sifat-sifat antiseptic.b. Agak larut dalam air dan sebaliknya sedikit air dapat juga larut dalam fenol cair. Karena bobot molekul air itu rendah dan turun titik beku molal dari fenol itu tinggi, yaitu 7,5 maka campuran fenol dengan 5-6% air telah terbentuk cair pada temperature biasa. Larutan fenol dalam air disebut air karbol atau asam karbol.4. Tuliskan reaksi-reaksi yang membedakan antara alkohol dan fenol.Jawab :1. Alkohola. Bereaksi dengan asam karboksilat membentuk esterb. Bereaksi dengan oksidator kuat Alkohol primer membentuk aldehida kemudian oksidasi lanjut membentuk asam karboksilat Alkohol sekunder membentuk keton Alkohol tersier tidak bereaksic. Bereaksi dengan logam atau hidrida reduktor kuat reduktor kuat seperti Na atau NaH membentuk R-ONa (Ntrium alkoksida)d. Etanol dengan asam kuat membentuk etilen dan aire. Bereaksi dengan asam halida membentuk alkil halidaf. Bereaksi dengan PX3 membentuk alkil halidag. Bereaksi dengan asam sulfat membentuk alkil hidrosulfat2. Fenola. Bereaksi dengan asam nitrat membentuk p-nitrofenolb. Bereaksi dengan gas halogen membentuk 2,4,6 trihalofenolc. Bereaksi dengan basa kuat seperti NaOH membentuk garam natrium fenoksida5. Jelaskan uji alcohol dengan menggunakan pereaksi lucasJawab: :Yaitu pengujian alkohol dengan menambahkan pereaksi lucas yang bertujuan untuk membedakan alkohol primer, sekunder dan tersier. campuran menjadi keruh atau memisah menjadi 2 lapisan.

Foto Percobaan