laporan keuangan pt arkha jayanti persada tbk...pt arkha jayanti persada tbk. (“perusahaan“)...
TRANSCRIPT
Laporan Keuangan
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk
Untuk Periode Periode Enam Bulan
Yang Berakhir Pada Tanggal
30 Juni 2020 dan 2019
Serta Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2019
DAFTAR ISI
Surat Pernyataan Akuntansi Manajemen
Laporan Posisi Keuangan
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Arus Kas
Catatan Atas Laporan Keuangan
Halaman
1a - 1b
2
3
4
5 – 71
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Periode 30 Juni 2020
Dengan angka perbandingan 31 Desember 2019
(Dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
Catatan 30 Juni 2020 31 Desember 2019
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 2d,2e,2g,3a,4,26 427.571.149 3.110.781.343
Piutang usaha - Bersih 2d,2e,2k,3a,5,26 57.074.621.162 70.302.607.066
Pajak dibayar dimuka 2p,9a 295.045.119 -
Persediaan 2j,6 58.242.120.760 51.795.459.890
Uang muka dan biaya dibayar dimuka 7, 26 78.087.753.868 78.467.229.324
JUMLAH ASET LANCAR 194.127.112.058 203.676.077.623
ASET TIDAK LANCAR
Aset tetap 2h,8
Harga perolehan 273.441.674.260 273.441.674.260
Akumulasi penyusutan (156.927.450.583) (145.085.471.531)
Piutang lain-lain:
Pihak berelasi 2e,2i,2k,24b,27 138.491.099.800 133.810.501.952
Aset pajak tangguhan 9c 3.137.499.555 2.964.574.711
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 258.142.823.032 265.131.279.393
JUMLAH ASET 452.269.935.090 468.807.357.016
Direktur Utama Direktur
Dwi Hartanto Baharaja Sianipar
Mengetahui
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan 1a
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Periode 30 Juni 2020
Dengan angka perbandingan 31 Desember 2019
(Dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
Catatan 30 Juni 2020 31 Desember 2019
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha 2d,2e,2l,3a,10,26 25.045.596.071
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun:
- Utang bank 2d,2e,2q,11,26,28 20.830.682.373
- Utang sewa pembiayaan 2m,3c,12,26,28 6.714.781.501
Beban akrual 14,27,28 54.635.903.023
Utang pajak 2p,9b 14.481.287.829
JUMLAH LIABILITAS JANGKA PENDEK 121.708.250.798
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Liabilitas jangka panjang setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun:
- Utang bank 2d,2e,2q,11,26,28 222.672.481.167
Liabilitas imbalan pasca kerja 2n,14 2.250.739.284
JUMLAH LIABILITAS JANGKA PANJANG
24.232.190.851
20.630.682.373
6.080.781.501
54.474.210.930
15.801.860.413
121.219.726.068
222.672.481.167
2.250.739.284
224.923.220.451 224.923.220.451
JUMLAH LIABILITAS 346.142.946.519 346.631.471.248
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham pada
tanggal 30 Maret 2020 dan 31 Desember 2019
Modal ditempatkan dan disetor penuh 2.000.000.000
pada periode yang berakhir pada tanggal 30 Maret 2020
dan 31 Desember 2019 15 200.000.000.000 200.000.000.000
Tambahan modal disetor lainnya
Agio saham 63.558.268.075 63.558.268.075
Saldo laba (rugi) (158.113.381.824) (142.064.484.628)
Pendapatan komprehensif lain 682.102.320 682.102.320
JUMLAH EKUITAS 106.126.988.571 122.175.885.768
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 452.269.935.090 468.807.357.016
Direktur Utama Direktur
Dwi Hartanto Baharaja Sianipar
Mengetahui
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan 1b
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
(Dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
Catatan 30 Juni 2020 30 Juni 2019
PENJUALAN 2o,2s,16,25 19.320.498.009 50.796.049.214
BEBAN POKOK PENJUALAN 2s,17,25 30.958.010.580 42.957.570.263
LABA KOTOR (11.637.512.571) 7.838.478.952
Beban pemasaran 2o,2s,18,25 (1.540.513.522) (1.211.818.864)
Beban umum dan administrasi 2o,2s,19,25 (7.005.782.776) (6.234.246.259)
Pendapatan bunga 2o,2s,20,25 4.700.966.970 4.708.312.640
Beban keuangan 2o,2s,21,25 (781.956.868) (1.215.142.163)
Pendapatan (beban) lain-lain 2s,22,25 42.976.726 (113.793.452)
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK (16.221.822.040) 3.771.790.853
MANFAAT (BEBAN) PAJAK
Kini 2p,3,9c1 - (457.380.008)
Tangguhan 2p,3,9c2 172.924.844 93.924.844
172.924.844 (363.455.165)
LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN (16.048.897.197) 3.408.335.688
PENGHASILAN (BEBAN) KOMPREHENSIF LAIN
Pos - pos yang tidak akan direklasifikasi ke dalam
laba /rugi:
- Pengukuran kembali atas imbalan pasca kerja
- Pajak penghasilan terkait 10c2
Jumlah Penghasilan (Beban) Komprehensif Lain - -
JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF
TAHUN BERJALAN (16.048.897.197) 3.408.335.688
LABA PER SAHAM 2r,23 (8,02) 2,27
Direktur Utama Direktur
Dwi Hartanto Baharaja Sianipar
Mengetahui
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan 3
Tambahan Penghasilan (Beban)
Catatan Modal Saham Modal Disetor Saldo Laba (Rugi) Komprehensif Lain Jumlah Ekuitas
150.000.000.000 - (144.288.920.600) 568.615.445 6.279.694.846
- - 3.408.335.688 - 3.408.335.688
150.000.000.000 - (140.880.584.911) 568.615.445 9.688.030.534
200.000.000.000 63.558.268.075 (142.064.484.627) 682.102.321 122.175.885.768
- - (16.048.897.197) - (16.048.897.197)
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
(Dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
Saldo 1 Januari 2019
Laba periode berjalan
Laba Periode 30 Juni 2019
Saldo 1 Januari 2020
Laba periode berjalan
Saldo 30 Juni 2020 16, 28 200.000.000.000 63.558.268.075 (158.113.381.824) 682.102.320 106.126.988.571
122.175.885.767 468.807.357.015 18- - -
77.824.114.233 (405.249.088.940) (158.113.381.806) 682.102.320 106.126.988.571
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan 3
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
(Dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
Catatan 30 Juni 2020 30 Juni 2019
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan dari pelanggan 32.548.483.913 36.584.226.134
Pembayaran kepada pemasok (27.955.683.561) (22.340.661.014)
Pembayaran kepada direksi dan karyawan (4.619.924.758) (7.480.129.210)
Penerimaan bunga 7.966.622 6.624.747
Pembayaran bunga dan beban keuangan lainnya (781.956.868) (1.215.142.163)
Pembayaran pajak penghasilan (1.103.474.770) (2.336.785.701)
Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi (1.904.589.421) 3.218.132.792
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
(Perolehan) aset tetap 9 (0) (90.763.000)
Pinjaman yang diberikan kepada pihak berelasi -
Pengembalian pinjaman dari pihak berelasi 12.402.500 23.300.000
Kas bersih (digunakan untuk) aktivitas operasi 12.402.500 (67.463.000)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan pinjaman dari pihak berelasi (1.345.258.494)
Pembayaran pinjaman kepada pihak berelasi (950.000.000)
Pembayaran pinjaman bank 12 (200.000.000) -
Pembayaran sewa pembiayaan 13 (634.000.000) -
Tambahan setoran modal -
Agio saham -
Kas bersih (digunakan untuk) aktivitas pendanaan (834.000.000) (2.295.258.494)
KENAIKAN (PENURUNAN) KAS DAN SETARA KAS (2.726.186.921) 855.411.298
Pengaruh Selisih Kurs Mata Uang Asing 42.976.726
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 3.110.781.343 386.051.628
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 2d,2e,2g,5,26 427.571.149 1.241.462.926
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan 4
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5
1. UMUM
a. Pendirian dan Informasi Umum
PT Arkha Jayanti Persada Tbk. (“Perusahaan“) didirikan berdasarkan akta No. 83 tanggal 24 November 1999
yang dibuat dihadapan Notaris B. Wirastuti Puntaraksma, S.H., M.Kn., Notaris di Depok. Akta pendirian tersebut
telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat
Keputusan No. C-11154.HT.01.01.TH.2003 tanggal 21 Mei 2003.
Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir Berdasarkan akta No. 09
tanggal 18 Desember 2019, yang dibuat dihadapan Notaris Rahayu Ningsih, S.H., Notaris di Jakarta Selatan dan
telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat
Keputusan No. AHU-AH.01.03-0375269 dan AHU-AH.01.03-0375270 Tanggal 19 Desember 2019, mengenai
peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perusahaan dari sebanyak 1.500.000.000 (satu milyar lima ratus)
saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp150.000.000.000 (seratus lima puluh milyar Rupiah) menjadi
2.000.000.000 (dua milyar) saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp200.000.000.000 (dua ratus
milyar Rupiah), sehingga terjadi peningkatan modal ditempatkan dan disetor sebesar 500.000.000 (lima ratus
juta) saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp50.000.000.000 (lima puluh milyar Rupiah), peningkatan
tersebut sehubungan dengan pelaksanaan Penawaran Umum Perdana Saham Perusahaan.
Berdasarkan akta No. 18 tanggal 26 Oktober 2018, yang dibuat dihadapan Notaris Rahayu Ningsih, S.H., Notaris
di Jakarta Selatan dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-0023750.AH.01.02.TAHUN 2018 tanggal 1 November 2018
terdapat perubahan anggaran dasar Perusahaan, perubahan anggaran dasar tersebut antara lain berkaitan
dengan:
a. Perubahan status Perusahaan dari Perusahaan tertutup menjadi Perusahaan terbuka.
b.
Menyetujui rencana Perusahaan untuk melakukan penawaran umum saham-saham perdana Perusahaan
(Initial Public Offering).
c.
Menyetujui pengeluaran saham dalam simpanan Perusahaan dalam jumlah sebanyak-banyaknya
500.000.000 lembar saham dengan masing-masing nilai nominal sebesar Rp100.
d.
Menyetujui melepaskan dan mengesampingkan hak masing-masing pemegang saham Perusahaan untuk
mengambil bagian terlebih dahulu (Right of First Refusal) atas saham baru.
e.
Menyetujui rencana Perusahaan untuk melakukan pencatatan saham-saham Perusahaan di Bursa Efek
Indonesia.
f. Menyetujui Perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan.
Berdasarkan akta No. 1 tanggal 24 Agustus 2018, yang dibuat dihadapan Notaris Hartati, S.H., M.Kn., Notaris di
Kabupaten Bogor dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-0018116.AH.01.02 tanggal 4 September 2018 serta
diumumkan dalam Berita Negara No. AHU-AH.01.03-0238840 tanggal 4 September 2018. Perubahan anggaran
dasar terakhir tersebut antara lain berkaitan dengan:
a. Peningkatan Modal Dasar Perusahaan dari semula sebesar Rp12.500.000.000 menjadi sebesar
Rp600.000.000.000, terbagi atas 6.000.000.000 saham masing-masing saham dengan nominal sebesar
Rp100.
b. Peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor dari semula sebesar Rp12.500.000.000 menjadi sebesar
Rp150.000.000.000.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6
1. UMUM (lanjutan) a. Pendirian dan Informasi Umum (lanjutan) c. Penurunan nilai nominal saham dari semula sebesar Rp6.250.000 per lembar saham menjadi sebesar
Rp100 per lembar saham. d. Menyetujui pengeluaran saham yang masih dalam simpanan sejumlah 1.375.000.000 saham dengan
masing-masing nilai nominal sebesar Rp100, sehingga seluruhnya seharga Rp137.500.000.000. Perusahaan dikendalikan oleh PT Arkha Tanto Prima, induk Perusahaan yang berkedudukan di Indonesia.
Pemegang saham terbesar PT Arkha Tanto Prima adalah Tuan Dwi Hartanto. b. Penawaran Umum Saham Perusahaan Perusahaan telah melakukan penawaran umum perdana sahamnya kepada masyarakat sebanyak 500.000.000
saham dengan nilai nominal Rp100 (Rupiah penuh) per saham dan mulai efektif berdasarkan surat keputusan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. S-107/D.04/2019 tanggal 28 Juni 2019. Pencatatan penawaran umum saham tersebut dilakukan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 5 Juli 2019.
c. Bidang dan Lokasi Usaha Sesuai dengan pasal 3 Anggaran dasar Perusahaan, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perusahaan
meliputi Perdagangan lokal, Antar pulau, ekspor, impor, pengecer, agen, suplier, leveransir, grosir, distributor, perwakilan dari perusahaan lain baik atas tanggungan sendiri maupun atas tanggungan orang lain, secara amanat atau komisi. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan saat ini meliputi bidang pabrikasi komponen alat berat, jasa pengangkutan batu bara dan pembuatan dump truck.
Perusahaan mulai beroperasi secara komersil pada tahun 2009. Perusahaan berkedudukan di Jl. Lanbau No. 8 Kampung Gudang RT.06 RW.09, Kelurahan Karang Asam Barat,
Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor – 16810. d. Susunan Komisaris dan Direksi Berdasarkan keputusan RUPS tanggal 26 Desember 2019 yang termuat didalam akta No. 03 tanggal 06 Januari
2020 dan akta No. 18 tanggal 26 Oktober 2018 masing-masing dibuat dihadapan Notaris Rahayu Ningsih, S.H., susunan Komisaris dan Direksi Perusahaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020 31 Des 2019
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Devon Widodo Prawiroyudo Devon Widodo Prawiroyudo
Komisaris : Tatit Jatmiko Tatit Jatmiko Komisaris Independen : Ferianto Ferianto Direksi
Direktur Utama : Dwi Hartanto Dwi Hartanto
Direktur : Baharaja Sianipar Baharaja Sianipar Direktur Independen : Aditya Surya Tjahjanaputra Aditya Surya Tjahjanaputra
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7
1. UMUM (lanjutan)
d. Susunan Komisaris dan Direksi (lanjutan)
Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 jumlah karyawan tetap Perusahaan masing-masing berjumlah
43 orang dan 88 orang (Tidak diaudit).
e. Penyelesaian Laporan Keuangan
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan Perusahaan
yang telah diselesaikan dan disetujui untuk diterbitkan oleh Direksi Perusahaan pada tanggal 29 Juli 2020.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
a. Pernyataan Kepatuhan
Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia yang mencakup
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) serta peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan (Bapepam-LK), sekarang Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”), yaitu Peraturan No. VIII. G.7 yang terlampir
dalam Surat Keputusan No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 tentang “Pedoman Penyajian Laporan
Keuangan”. Kebijakan akuntansi yang penting yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan
keuangan untuk periode yang berakhir 30 Juni 2020 dan tahun yang berakhir 31 Desember 2019.
b. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan keuangan Perusahaan disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali laporan arus kas, dan menggunakan
konsep biaya historis, kecuali seperti yang disebutkan dalam catatan atas laporan keuangan yang relevan.
Laporan arus kas disajikan dengan menggunakan metode langsung (direct method), menyajikan penerimaan dan
pengeluaran kas dan setara kas yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah (“Rp”)
yang juga merupakan mata uang fungsional Perusahaan. Seluruh angka dalam laporan keuangan ini, disajikan
dalam Rupiah (“Rp”) penuh, kecuali dinyatakan lain.
Kecuali dinyatakan dibawah ini, kebijakan akuntansi telah diterapkan secara konsisten dengan laporan keuangan
tahunan untuk periode yang berakhir 30 Juni 2020 dan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
yang telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
c. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Baru dan Revisi (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi
Keuangan (ISAK)
a. Standar, Amandemen / Penyesuaian dan Interpretasi Standar yang Berlaku Efektif pada Tahun
Berjalan
Dalam tahun berjalan, Perusahaan telah menerapkan standar dan sejumlah amandemen / penyesuaian
dan interpretasi PSAK yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai
pada atau setelah 1 Januari 2019.
PSAK 24 (amandemen) Imbalan Kerja : Amandemen, Kurtailmen atau Penyelesaian Program
Amandemen ini mengklarifikasi bahwa biaya jasa lalu (atau keuntungan atau kerugian atas penyelesaian)
dihitung dengan mengukur liabilitas (aset) imbalan pasti menggunakan asumsi aktuarial kini dan
membandingkan imbalan yang ditawarkan dalam program dan aset program sebelum dan setelah
amandemen, (atau kurtailmen atau penyelesaian program) tetapi tidak mempertimbangkan dampak atas
batas atas aset (yang mungkin timbul ketika program imbalan pasti dalam keadaan surplus).
PSAK 24 secara jelas mengatur bahwa dampak perubahan dari batas atas aset yang timbul dari perubahan
program (atau kurtailmen atau penyelesaian) ditentukan dalam tahap kedua dan diakui secara normal di
penghasilan komprehensif lain.
Paragraf yang berkaitan dengan pengukuran biaya jasa kini dan bunga neto atas liabilitas (aset) manfaat
pasti juga telah diamandemen. Perusahaan sekarang disyaratkan untuk menggunakan asumsi yang
diperbarui dari pengukuran kembali tersebut untuk menentukan biaya jasa kini dan bunga neto untuk sisa
periode pelaporan setelah perubahan program. Dalam hal bunga neto, amandemen telah menjelaskan
bahwa untuk periode setelah amandemen program, bunga neto dihitung dengan mengalikan liabilitas (aset)
manfaat pasti neto sebagaimana telah diukur kembali berdasarkan PSAK 24.99 dengan tingkat diskonto
yang digunakan dalam pengukuran kembali (juga memperhitungkan dampak kontribusi dan pembayaran
manfaat terhadap liabilitas (aset) manfaat pasti).
PSAK 26 (penyesuaian) Biaya Pinjaman
Amandemen ini mengklarifikasi bahwa jika saldo pinjaman yang didapatkan secara spesifik masih terutang
setelah aset terkait siap untuk digunakan sesuai dengan intensinya atau dijual, pinjaman itu menjadi bagian
dari dana yang dipinjam secara umum ketika menghitung tingkat kapitalisasi pada pinjaman secara umum.
PSAK 46 (penyesuaian) Pajak Penghasilan
Amandemen ini mengklarifikasi bahwa suatu entitas harus mengakui konsekuensi pajak penghasilan atas
dividen dalam laba rugi, penghasilan komprehensif lain atau ekuitas sesuai dengan dimana entitas awalnya
mengakui transaksi yang menghasilkan laba yang dapat diatribusikan tersebut. Ini diterapkan terlepas dari
apakah tarif pajak yang berbeda berlaku untuk laba yang diatribusikan dan tidak diatribusikan.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
c. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Baru dan Revisi (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi
Keuangan (ISAK) (lanjutan)
a. Standar, Amandemen / Penyesuaian dan Interpretasi Standar yang Berlaku Efektif pada Tahun
Berjalan (lanjutan)
ISAK 33 Transaksi Valuta Asing dan Imbalan Dimuka
ISAK 33 menjelaskan bagaimana menentukan “tanggal transaksi” dengan tujuan untuk menentukan kurs
yang digunakan dalam pengakuan awal aset, beban atau penghasilan terkait, bila imbalan dari item
tersebut telah dibayar atau diterima di muka dalam valuta asing yang mengakibatkan pengakuan atas aset
nonmoneter atau liabilitas nonmoneter (misalnya, deposito yang tidak dapat dikembalikan atau pendapatan
yang ditangguhkan).
Interpretasi menetapkan bahwa tanggal transaksi adalah tanggal dimana entitas pertama kali mengakui
aset nonmoneter atau liabilitas nonmoneter yang timbul dari pembayaran atau penerimaan imbalan dimuka.
Jika terdapat beberapan pembayaran atau penerimaan dimuka, interpretasi ini mensyaratkan entitas
menentukan tanggal transaksi untuk setiap pembayaran atau penerimaan imbalan di muka.
ISAK 34 Ketidakpastian dalam Perlakuan Pajak Penghasilan
Interpretasi ini memberikan panduan dalam penentuan akuntansi posisi pajak ketika terdapat
ketidakpastian dalam perlakuan pajak penghasilan.
Interpretasi ini mensyaratkan entitas untuk :
Menentukan apakah perlakuan pajak tidak pasti dipertimbangkan secara terpisah atau bersamaan
dengan perlakuan pajak tidak pasti lainnya; dan
Menilai apakah besar kemungkinan otoritas perpajakan akan menerima perlakuan pajak tidak pasti
yang digunakan oleh entitas atau yang direncanakan untuk digunakan dalam penyampaian Surat
Pemberitahuan pajak penghasilannya :
- Jika besar kemungkinan otoritas perpajakan akan menerima perlakuan pajak tidak pasti, maka
entitas menentukan akuntansi posisi pajak secara konsisten dengan perlakuan pajak yang
digunakan atau yang direncanakan untuk digunakan dalam penyampaian Surat Pemberitahuan
pajak penghasilannya.
- Jika besar kemungkinan otoritas perpajakan tidak akan menerima perlakuan pajak tidak pasti, maka
entitas merefleksikan dampak ketidakpastian tersebut dalam menentukan akuntansi posisi pajak.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
c. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Baru dan Revisi (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi
Keuangan (ISAK) (lanjutan)
a. Standar, Amandemen / Penyesuaian dan Interpretasi Standar yang Berlaku Efektif pada Tahun
Berjalan (lanjutan)
PSAK 22 (penyesuaian) Kombinasi Bisnis
Amandemen PSAK 22 mengklarifikasi bahwa ketika suatu entitas memperoleh pengendalian atas bisnis
yang merupakan suatu operasi bersama, entitas tersebut menerapkan persyaratan untuk kombinasi bisnis
yang dilakukan secara bertahap, termasuk pengukuran kembali kepentingan yang dimiliki sebelumnya
dalam operasi bersama pada nilai wajar. Kepentingan yang dimiliki sebelumnya yang akan diukur kembali
mencakup setiap aset, liabilitas dan goodwill terkait dengan operasi bersama.
Amandemen / penyesuaian dan interpretasi di atas tidak berdampak signifikan terhadap laporan keuangan
Perusahaan.
b. Standar, Amandemen / Penyesuaian dan Interpretasi Standar Telah Diterbitkan tapi Belum Efektif
Standar dan amandemen standar efektif yang relevan terhadap Perusahaan untuk periode yang dimulai
pada atau setelah tanggal 1 Januari 2020, dengan penerapan dini diperkenankan yaitu :
PSAK 71 (amandemen) Instrumen Keuangan : Fitur Percepatan Pelunasan dengan Kompensasi
Negatif
PSAK 72 Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan
PSAK 73 Sewa
PSAK 1 (amandemen) Penyajian Laporan Keuangan : Definisi Material dan PSAK 25 (amandemen)
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan : Definisi Material
PSAK 1 (amandemen) Penyajian Laporan Keuangan : Judul Laporan Keuangan
PSAK 1 (PenyesuaianTahunan 2019) Penyajian Laporan Keuangan
Standar dan amandemen berikut efektif yang relevan terhadap Perusahaan untuk periode yang dimulai
pada atau setelah tanggal 1 Januari 2021, dengan penerapaan dini diperkenankan yaitu :
PSAK 22 (amandemen) Kombinasi Bisnis : Definisi Bisnis
Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, dampak dari penerapan standar, amandemen dan
interpretasi tersebut terhadap laporan keuangan tidak dapat diketahui atau diestimasi oleh manajemen.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
d. Penjabaran Mata Uang Asing
Mata Uang Fungsional dan Penyajian
Perusahaan menerapkan PSAK 10 “Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Asing”, yang mengatur
bagaimana memasukkan transaksi mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri dalam laporan keuangan
entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian.
Item-item yang disertakan dalam laporan keuangan diukur menggunakan mata uang yang sesuai dengan
lingkungan ekonomi utama dimana Perusahaan beroperasi (mata uang fungsional).
Laporan keuangan disajikan dalam Rupiah yang merupakan mata uang fungsional dan penyajian.
Transaksi dan Saldo
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang
berlaku pada tanggal transaksi. Pada setiap tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang
asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah menggunakan kurs penutup. Kurs yang digunakan sebagai acuan
adalah kurs yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari
penyelesaian transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang
asing diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif.
Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang berhubungan dengan kas dan setara kas disajikan pada laporan laba
rugi komprehensif sebagai kerugian/keuntungan selisih kurs.
Perubahan nilai wajar efek moneter yang didenominasikan dalam mata uang asing yang diklasifikasikan sebagai
tersedia untuk dijual dianalisa antara selisih penjabaran yang timbul dari perubahan biaya perolehan diamortisasi
efek dan perubahan nilai tercatat efek lainnya. Selisih penjabaran terkait dengan perubahan biaya perolehan
diamortisasi diakui di dalam laporan laba rugi, dan perubahan nilai tercatat lainnya diakui pada laba komprehensif
lainnya.
Kurs yang digunakan untuk menjabarkan aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing pada tanggal
30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:
Satuan 30 Juni 2020 31 Des 2019
Dolar Amerika Serikat (USD) 1 14.302 13.901
Euro (EUR) 1 16.080 15.589
Jepang Yen (JPY) 100 133 128
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
e. Instrumen Keuangan
Aset Keuangan
Perusahan mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori:
(a) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
(b) Pinjaman yang diberikan dan piutang;
(c) Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan
(d) Aset keuangan tersedia untuk dijual.
Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset
keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.
(a) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok
diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Perusahaan
untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.
Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk
tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen
keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka
pendek (short term profit-taking) yang terkini. Derivatif juga dikategorikan dalam kelompok
diperdagangkan, kecuali derivatif yang ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
Aset keuangan yang diklasifikasikan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi adalah dimiliki untuk mencadangkan liabilitas asuransi Perusahaan yang diukur pada nilai
wajar dari aset terkait.
Instrumen keuangan yang dikelompokkan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat
pengakuan awal, biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi komprehensif.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan instrumen keuangan diakui
di dalam laporan laba rugi komprehensif dan dicatat masing-masing sebagai “Keuntungan/(kerugian) yang
belum direalisasi dari kenaikan/(penurunan) nilai wajar instrumen keuangan” dan “Keuntungan/(kerugian)
dari penjualan instrumen keuangan”. Pendapatan bunga dari instrumen keuangan dalam kelompok
diperdagangkan dicatat sebagai “Pendapatan bunga”.
(b) Pinjaman yang diberikan dan piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau
telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:
- Yang dimaksudkan oleh Perusahaan untuk dijual dalam waktu dekat, yang diperdagangkan, serta
yang pada saat pengakuan awal ditetapkan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
- Yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
e. Instrumen Keuangan (lanjutan)
Aset Keuangan (lanjutan)
(b) Pinjaman yang diberikan dan piutang (lanjutan)
- Dalam hal Perusahaan mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial
kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah
biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode
suku bunga efektif. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang
dicatat di dalam laporan laba rugi komprehensif dan dilaporkan sebagai “Pendapatan bunga”. Dalam hal
terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset
keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi
komprehensif sebagai “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai”.
(c) Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo
Aset keuangan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta Perusahaan
mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo,
kecuali:
- Aset keuangan yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada
nilai wajar melalui laporan laba rugi;
- Aset keuangan yang ditetapkan oleh Perusahaan dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan
- Aset keuangan yang memiliki definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah
biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku
bunga efektif.
Pendapatan bunga dari aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo dicatat dalam laporan laba rugi
komprehensif dan diakui sebagai “Pendapatan bunga”. Ketika penurunan nilai terjadi, kerugian penurunan
nilai diakui sebagai pengurang dari nilai tercatat investasi dan diakui di dalam laporan keuangan sebagai
“Cadangan Kerugian Penurunan Nilai”.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
e. Instrumen Keuangan (lanjutan)
Aset Keuangan (lanjutan)
(d) Aset keuangan tersedia untuk dijual
Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan yang ditetapkan untuk dimiliki
untuk periode tertentu dimana yang akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku
bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, aset
keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah
biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya, dimana keuntungan atau kerugian atas
perubahan nilai wajar diakui pada laporan laba rugi komprehensif, kecuali untuk kerugian penurunan nilai
dan laba rugi selisih kurs untuk instrumen utang, untuk instrumen ekuitas, laba rugi selisih kurs diakui
sebagai bagian dari ekuitas, hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan
tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi keuntungan atau kerugian yang belum
direalisasi atas perubahan nilai wajar, yang sebelumnya diakui di laporan perubahan laporan laba rugi
komprehensif, diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
Pendapatan bunga dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian
yang timbul akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok
tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Liabilitas Keuangan Perusahaan mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam kategori: (a) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan
(b) Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Liabilitas keuangan dikeluarkan dari laporan posisi keuangan ketika liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan
atau kadaluarsa. (a) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dan
liabilitas keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Perusahaan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual
atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
e. Instrumen Keuangan (lanjutan)
Liabilitas Keuangan (lanjutan)
(a) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (lanjutan) Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar liabilitas keuangan yang diklasifikasikan
sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai “Keuntungan/ (kerugian) yang belum direalisasi dari kenaikan/ (penurunan) nilai wajar instrumen keuangan”. Beban bunga dari liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat di dalam “Beban bunga”.
Jika Perusahaan pada pengakuan awal telah menetapkan instrumen utang tertentu sebagai nilai wajar
melalui laporan laba rugi (opsi nilai wajar), maka selanjutnya, penetapan ini tidak dapat diubah. Berdasarkan PSAK 55, instrumen utang yang diklasifikasikan sebagai opsi nilai wajar, terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus dipisahkan.
Perubahan nilai wajar terkait dengan liabilitas keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi diakui di dalam “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”.
(b) Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi diukur
pada nilai wajar dikurangi biaya transaksi. Setelah pengakuan awal, Perusahaan mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Amortisasi suku bunga efektif diakui sebagai “Beban bunga”.
Klasifikasi atas Instrumen Keuangan
Perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari
informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Klasifikasi instrumen keuangan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Aset
Keuangan
Diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi
Dalam kelompok
diperdagangkan
Investasi saham
diperdagangkan
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Piutang lain-lain
Dimiliki hingga jatuh tempo - -
Liabilitas
Keuangan
Diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi
Liabilitas keuangan dalam
kelompok diperdagangkan -
Diukur dengan biaya perolehan yang
diamortisasi
Pinjaman yang diterima
Utang usaha
Utang lain-lain
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
f. Penurunan Nilai Aset Keuangan
Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan menilai apakah terdapat bukti objektif bahwa aset keuangan
atau kelompok aset keuangan telah mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan
diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai terjadi hanya jika terdapat bukti objektif bahwa penurunan
nilai merupakan akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset (peristiwa
kerugian) dan peristiwa kerugian (peristiwa) tersebut memiliki dampak pada estimasi arus kas masa datang
atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.
Untuk investasi pada instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, penurunan nilai
wajar efek yang signifikan dan berkepanjangan di bawah harga perolehan dapat dianggap sebagai indikator
bahwa aset tersebut mengalami penurunan nilai.
Aset Dicatat Sebesar Harga Perolehan Diamortisasi
Untuk kategori pinjaman yang diberikan dan piutang, jumlah kerugian diukur sebesar selisih antara nilai
tercatat aset dan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang diestimasi (tidak termasuk kerugian kredit masa
depan yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut. Nilai
tercatat aset dikurangi dan jumlah kerugian diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Jika pinjaman yang
diberikan memiliki tingkat bunga mengambang, tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur kerugian
penurunan nilai adalah tingkat bunga efektif saat ini yang ditentukan dalam kontrak. Untuk alasan praktis,
Perusahaan dapat mengukur penurunan nilai berdasarkan nilai wajar instrumen dengan menggunakan harga
pasar yang dapat diobservasi.
Jika, pada periode selanjutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan tersebut dapat dihubungkan
secara objektif dengan peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (misalnya meningkatnya peringkat
kredit debitur), pemulihan atas jumlah penurunan nilai yang telah diakui sebelumnya diakui pada laporan laba
rugi komprehensif.
g. Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas mencakup kas, dan bank yang sewaktu-waktu bisa dicairkan dan investasi jangka pendek
likuid lainnya yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang dan tidak dijaminkan serta tidak
dibatasi penggunaannya.
h. Aset Tetap
Perusahaan menerapkan PSAK 16 “Aset Tetap”.
Biaya perolehan aset tetap meliputi harga perolehan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara
langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan
keinginan dan maksud manajemen. Estimasi awal biaya pembongkaran atau pemindahan aset tetap
ditambahkan sebagai biaya perolehan.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
h. Aset Tetap (lanjutan)
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Tarif
penyusutan aset tetap dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) berdasarkan
taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap. Masa manfaat ekonomis atas aset tetap adalah sebagai berikut:
Jenis Aset Tetap Masa Manfaat
Bangunan : 20 tahun
Kendaraan : 8 tahun
Mesin dan Peralatan Pabrik : 8 tahun
Inventaris Kantor : 5 tahun
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis
masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian
pengakuan aset tetap (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat aset
tetap) dimasukkan dalam laporan laba rugi pada tahun berjalan aset tetap tersebut dihentikan pengakuannya.
Nilai residu, metode penyusutan dan masa manfaat ekonomis aset tetap ditinjau kembali dan disesuaikan, jika
perlu, pada setiap tanggal laporan posisi keuangan.
Biaya legal awal untuk mendapatkan hak legal diakui sebagai bagian biaya akuisisi tanah dan tidak
didepresiasikan. Biaya terkait dengan pembaharuan hak atas tanah diakui sebagai aset tak berwujud dan
diamortisasikan sepanjang umur hukum hak.
Beban pemeliharaan dan perbaikan di bebankan pada laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya.
Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang
dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu pelayanan atau peningkatan standar kinerja dikapitalisasi.
i. Transaksi Pihak Berelasi
Perusahaan menerapkan PSAK No. 7 “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”.
Pihak berelasi adalah orang atau Perusahaan yang terkait dengan Perusahaan:
(a) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:
i. Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;
ii. Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau
iii. Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
i. Transaksi Pihak Berelasi (lanjutan)
(b) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:
i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk,
entitas anak dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain).
ii. Suatu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi
atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain
tersebut adalah anggotanya).
iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
iv. Suatu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas
asosiasi dari entitas ketiga.
v. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu
entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas
yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas
pelapor.
vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a).
vii. Orang yang diidentifikasikan dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau
personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
Perusahaan mengungkapkan jumlah kompensasi yang dibayarkan kepada karyawan kunci sebagaimana yang
dipersyaratkan oleh PSAK 7 tentang “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. Kompensasi yang diungkapkan
mencakup imbalan kerja jangka pendek, imbalan kerja, imbalan kerja jangka panjang lainnya, pesangon
pemutusan kontrak kerja dan pembayaran berbasis saham.
j. Persediaan
Harga perolehan ditentukan dengan metode rata-rata (average method) dan meliputi seluruh biaya pembelian,
biaya konversi dan biaya lain yang terjadi untuk membawa persediaan ke lokasi dan kondisinya yang
sekarang.
k. Piutang Usaha dan Piutang Non-Usaha
Piutang usaha merupakan jumlah yang terutang dari pelanggan atas penjualan barang dagangan atau jasa
dalam kegiatan usaha normal.
Jika piutang diperkirakan dapat ditagih dalam waktu satu tahun atau kurang (atau dalam siklus operasi normal
jika lebih panjang), piutang diklasifikasikan sebagai aset lancar. Jika tidak, piutang disajikan sebagai aset tidak
lancar.
Piutang non-usaha merupakan saldo piutang yang terkait dengan pinjaman yang diberikan kepada pihak
ketiga atau pihak berelasi.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
k. Piutang Usaha dan Piutang Non-Usaha (lanjutan)
Kolektibilitas piutang usaha dan piutang non-usaha ditinjau secara berkala. Piutang yang diketahui tidak
tertagih, dihapuskan dengan secara langsung mengurangi nilai tercatatnya. Akun penyisihan digunakan ketika
terdapat bukti yang objektif bahwa Perusahaan tidak dapat menagih seluruh nilai terutang sesuai dengan
persyaratan awal piutang.
Kesulitan keuangan signifikan yang dialami debitur, kemungkinan debitur dinyatakan pailit atau melakukan
reorganisasi keuangan dan gagal bayar atau menunggak pembayaran merupakan indikator yang dianggap
dapat menunjukan adanya penurunan nilai piutang.
Jumlah penurunan nilai adalah sebesar selisih antara nilai tercatat aset dan nilai kini dari estimasi arus kas
masa depan pada tingkat suku bunga efektif awal. Arus kas terkait dengan piutang jangka pendek tidak
didiskontokan apabila efek diskonto tidak material.
Jumlah kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi dan disajikan dalam “beban penurunan nilai”.
Ketika piutang usaha dan piutang non-usaha, yang rugi penurunan nilainya telah diakui, tidak dapat ditagih
pada periode selanjutnya, maka piutang tersebut dihapusbukukan dengan mengurangi akun penyisihan.
Jumlah yang selanjutnya dapat ditagih kembali atas piutang yang sebelumnya telah dihapusbukukan,
dikreditkan terhadap “beban penurunan nilai” pada laporan laba rugi.
l. Utang Usaha
Utang usaha adalah liabilitas untuk membayar barang atau jasa yang diperoleh dari pemasok dalam kegiatan
usaha normal. Utang usaha diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek bila pembayaran dilakukan dalam
jangka waktu satu tahun atau kurang. Bila tidak, akan disajikan sebagai liabilitas jangka panjang.
Utang usaha pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan kemudian diukur pada biaya diamortisasi dengan
menggunakan metode bunga efektif.
m. Transaksi Sewa
Perusahaan menerapkan PSAK 30 ”Sewa” untuk mengakui transaksi sewa. Penentuan apakah suatu kontrak
merupakan, atau mengandung unsur sewa adalah berdasarkan substansi kontrak pada tanggal awal sewa,
yakni apakah pemenuhan syarat kontrak tergantung pada penggunaan aset tertentu dan kontrak tersebut
berisi hak untuk menggunakan aset tersebut.
Evaluasi ulang atas perjanjian sewa dilakukan setelah tanggal awal sewa hanya jika salah satu kondisi berikut
terpenuhi:
1. Terdapat perubahan dalam persyaratan perjanjian kontraktual, kecuali jika perubahan tersebut hanya
memperbaharui atau memperpanjang perjanjian yang ada;
2. Opsi pembaharuan dilakukan atau perpanjangan disetujui oleh pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian,
kecuali ketentuan pembaharuan atau perpanjangan pada awalnya telah termasuk dalam masa sewa;
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
20
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
m. Transaksi Sewa (lanjutan)
3. Terdapat perubahan dalam penentuan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada suatu aset
tertentu; atau
4. Terdapat perubahan substansial atas aset yang disewa.
Apabila evaluasi ulang telah dilakukan, maka akuntansi sewa harus diterapkan atau dihentikan penerapannya
pada tanggal dimana terjadi perubahan kondisi pada skenario 1, 3, atau 4 dan pada tanggal pembaharuan
atau perpanjangan sewa pada skenario 2.
Perlakuan Akuntansi untuk Lessee
Sewa pembiayaan, yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan
kepemilikan suatu aset kepada Perusahaan, dikapitalisasi pada awal sewa sebesar nilai wajar aset sewaan
atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar.
Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan
pelunasan liabilitas sehingga menghasilkan suatu suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas.
Beban keuangan dibebankan ke laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain tahun berjalan.
Aset sewaan disusutkan sepanjang estimasi umur manfaatnya. Apabila tidak terdapat keyakinan memadai
bahwa Perusahaan akan memperoleh hak kepemilikan atas aset tersebut pada akhir masa sewa, maka aset
sewaan disusutkan sepanjang estimasi umur manfaat aset atau masa sewa, mana yang lebih pendek.
Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain dengan dasar garis lurus (straight line basis) selama masa sewa.
Perlakuan Akuntansi sebagai Lessor
Sewa dimana Perusahaan tetap mempertahankan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait
dengan kepemilikan suatu aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Biaya langsung awal yang dapat
diatribusikan secara langsung dengan negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke nilai tercatat
aset sewaan dan diakui ke laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain tahun berjalan selama masa
sewa sesuai dengan dasar pengakuan pendapatan sewa.
n. Imbalan Karyawan
Kewajiban Imbalan Kerja
Perusahaan menerapkan PSAK 24, “Imbalan Kerja”, yang mengatur akuntansi dan pengungkapan untuk
imbalan kerja, yang meliputi imbalan kerja jangka pendek (misalnya pembayaran cuti sakit) dan imbalan kerja
jangka panjang (misalnya cuti berimbalan jangka panjang, imbalan kesehatan pasca kerja).
Perusahaan memiliki program imbalan pasti dan program iuran pasti.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
21
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
n. Imbalan Karyawan (lanjutan) Kewajiban Imbalan Kerja (lanjutan)
Program pensiun imbalan pasti adalah program pensiun yang menentukan jumlah imbalan pensiun yang akan
diberikan, biasanya berdasarkan pada satu faktor atau lebih seperti usia, masa kerja, atau kompensasi.
Perusahaan harus menyediakan imbalan pensiun dengan jumlah minimal sesuai dengan UU Ketenagakerjaan
No.13 tahun 2003 atau Peraturan Perusahaan (“Peraturan”), mana yang lebih tinggi. Karena UU
Ketenagakerjaan atau Peraturan menentukan rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimal imbalan
pensiun, pada dasarnya program pensiun berdasarkan UU Ketenagakerjaan atau Peraturan adalah program
imbalan pasti. Liabilitas manfaat pensiun ditentukan berdasarkan perhitungan aktuaris yang dilakukan secara
periodik.
Kewajiban program pensiun imbalan pasti yang diakui di laporan posisi keuangan adalah nilai kini kewajiban
imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan serta disesuaikan dengan keuntungan/kerugian aktuarial
dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Kewajiban imbalan pasti dihitung setiap periode oleh aktuaris
independen menggunakan metode projected unit credit.
Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskonto estimasi arus kas keluar masa depan
menggunakan tingkat bunga obligasi pemerintah berkualitas tinggi (dengan pertimbangan saat ini tidak ada
pasar aktif untuk obligasi korporat berkualitas tinggi) dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan
yang akan dibayarkan dan memiliki waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo
imbalan yang bersangkutan.
Keuntungan atau kerugian ini diakui berdasarkan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang
diharapkan dari karyawan yang ditanggung. Lebih lanjut, biaya jasa lalu yang timbul dari pengenalan program imbalan pasti atau perubahan liabilitas imbalan kerja dari rencana yang telah ada diamortisasi selama beberapa tahun sampai dengan imbalan tersebut dinyatakan menjadi hak karyawan.
Program iuran pasti adalah program imbalan pasca masa kerja dimana Perusahaan membayar sejumlah
iuran tertentu kepada suatu entitas terpisah. Perusahaan tidak memiliki liabilitas hukum atau liabilitas konstruktif untuk membayar iuran lebih lanjut jika
entitas tersebut tidak memiliki aset yang cukup untuk membayar seluruh imbalan pasca kerja sebagai imbalan atas jasa yang diberikan karyawan pada tahun berjalan dan tahun lalu. Iuran tersebut diakui sebagai biaya imbalan karyawan ketika terutang.
Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya Imbalan kerja jangka panjang lainnya, yang terdiri dari penghargaan masa kerja dan cuti berimbalan jangka
panjang, diakui di laporan posisi keuangan berdasarkan nilai kini dari kewajiban imbalan pasti. Keuntungan dan kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan laba rugi
komprehensif.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
22
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
n. Imbalan Karyawan (lanjutan) Kewajiban Imbalan Kerja (lanjutan) Pesangon pemutusan kontrak kerja Pesangon pemutusan kontrak terutang ketika karyawan dihentikan kontrak kerjanya sebelum usia pensiun
normal. Perusahaan mengakui pesangon pemutusan kontrak kerja ketika Perusahaan menunjukkan komitmennya untuk memberhentikan kontrak kerja dengan karyawan berdasarkan suatu rencana formal terperinci yang kecil kemungkinan untuk dibatalkan.
o. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan terdiri dari nilai wajar imbalan yang diterima atau akan diterima dari penjualan barang dan jasa
dalam kegiatan usaha normal. Pendapatan disajikan neto setelah dikurangi pajak pertambahan nilai, retur, potongan harga dan diskon.
Perusahaan mengakui pendapatan ketika jumlah pendapatan dapat diukur secara andal, besar kemungkinan
manfaat ekonomis masa depan akan mengalir kepada Perusahaan dan kriteria tertentu telah dipenuhi untuk setiap aktivitas Perusahaan.
Pendapatan dari penjualan barang diakui pada saat risiko secara signifikan dan manfaat kepemilikan barang
telah berpindah kepada pelanggan. Pendapatan jasa diakui pada saat jasa diberikan. Penghasilan bunga diakui berdasarkan proporsi waktu dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Beban diakui pada saat terjadinya, dengan menggunakan dasar akrual.
p. Pajak Penghasilan dan Tangguhan
Beban pajak terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba rugi, kecuali jika pajak
tersebut terkait dengan transaksi atau kejadian yang diakui di pendapatan komprehensif lain atau langsung
diakui ke ekuitas. Dalam hal ini, pajak tersebut masing-masing diakui dalam pendapatan komprehensif lain atau
ekuitas.
Beban pajak penghasilan pada laporan keuangan diakui berdasarkan estimasi manajemen atas nilai rata-rata
tertimbang tarif pajak penghasilan tahunan yang diharapkan untuk keseluruhan periode keuangan.
Beban pajak kini dihitung berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku pada tanggal pelaporan keuangan, di
negara di mana perusahaan dan entitas anak beroperasi dan menghasilkan pendapatan kena pajak.
Manajemen secara periodik mengevaluasi posisi yang dilaporkan di Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT)
sehubungan dengan situasi di mana aturan pajak yang berlaku membutuhkan interpretasi. Jika perlu,
manajemen menentukan provisi berdasarkan jumlah yang diharapkan akan dibayar kepada otoritas pajak.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
23
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
p. Pajak Penghasilan dan Tangguhan (lanjutan)
Pajak penghasilan tangguhan diakui, dengan menggunakan metode balance sheet liability untuk semua
perbedaan temporer antara dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas dengan nilai tercatatnya pada laporan
keuangan.
Namun, liabilitas pajak penghasilan tangguhan tidak diakui jika berasal dari pengakuan awal goodwill atau pada
saat pengakuan awal aset dan liabilitas yang timbul dari transaksi selain kombinasi bisnis yang pada saat
transaksi tersebut tidak mempengaruhi laba rugi akuntansi dan laba rugi kena pajak.
Pajak penghasilan tangguhan ditentukan dengan menggunakan tarif pajak yang telah berlaku atau secara
substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan dan diharapkan diterapkan ketika aset pajak penghasilan
tangguhan direalisasi atau liabilitas pajak penghasilan tangguhan diselesaikan.
Aset pajak penghasilan tangguhan diakui hanya jika besar kemungkinan jumlah penghasilan kena pajak di masa
depan akan memadai untuk dikompensasi dengan perbedaan temporer yang masih dapat dimanfaatkan.
Atas perbedaan temporer dalam investasi pada entitas anak dan asosiasi dibentuk pajak penghasilan tangguhan,
kecuali untuk liabilitas pajak penghasilan tangguhan dimana saat pembalikan perbedaan sementara dikendalikan
oleh Perusahaan dan sangat mungkin perbedaan temporer tersebut tidak akan dibalik di masa mendatang.
Aset dan liabilitas pajak penghasilan tangguhan dapat saling hapus apabila terdapat hak yang berkekuatan
hukum untuk melakukan saling hapus antara aset pajak kini dengan liabilitas pajak kini dan apabila aset
dan liabilitas pajak penghasilan tangguhan dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama, baik atas entitas kena
pajak yang sama ataupun berbeda dan adanya niat untuk melakukan penyelesaian saldo-saldo tersebut secara
neto.
q. Pinjaman
Perusahaan menerapkan PSAK No. 26 ”Biaya Pinjaman”. Pada saat pengakuan awal, pinjaman diakui sebesar
nilai wajar, dikurangi dengan biaya-biaya transaksi yang terjadi. Selanjutnya, pinjaman diukur pada biaya
perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan akuisisi atau konstruksi aset kualifikasian
(qualifying assets), dikapitalisasi sehingga aset tersebut selesai secara substansial. Biaya pinjaman lainnya
diakui sebagai beban pada periode terjadinya.
Pinjaman diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek kecuali yang akan jatuh tempo dalam waktu lebih dari
dua belas (12) bulan setelah periode pelaporan.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
24
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
r. Laba Per Saham
Perusahaan menerapkan PSAK No. 56 “Laba per Saham”. Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan
akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Laba per saham dasar dihitung
dengan membagi jumlah laba tahun yang berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar
sepanjang periode pelaporan.
s. Segmen Operasi
Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan internal yang diberikan kepada
pengambil keputusan operasi utama. Pengambil keputusan operasi utama, yang bertanggung jawab
mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi, telah diidentifikasi sebagai komite pengarah
yang mengambil keputusan strategis.
3. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI PENTING
Dalam penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan, manajemen harus membuat estimasi, pertimbangan dan asumsi
atas nilai tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia oleh sumber-sumber lain. Estimasi dan asumsi tersebut adalah
berdasarkan pengalaman historis dan faktor lain yang dipertimbangkan relevan.
Perusahaan berkeyakinan bahwa pengungkapan mencakup pertimbangan, estimasi dan asumsi yang dibuat oleh
manajemen, yang berpengaruh terhadap jumlah-jumlah yang dilaporkan serta pengungkapan dalam laporan
keuangan.
Pertimbangan
Pertimbangan-pertimbangan berikut dibuat oleh manajemen dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan
yang memiliki dampak paling signifikan terhadap jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan:
a. Klasifikasi Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
Perusahaan menentukan klasifikasi aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan
dengan menilai apakah aset dan liabilitas tersebut memenuhi definisi yang ditetapkan dalam PSAK No. 55. Aset
keuangan dan liabilitas keuangan dicatat sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan sebagaimana
diungkapkan dalam Catatan 2e.
b. Cadangan Penurunan Nilai Aset Keuangan
Penyisihan kerugian penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang dicadangkan pada suatu jumlah yang
menurut pertimbangan manajemen adalah memadai untuk menutup kemungkinan tidak tertagihnya aset
keuangan. Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan secara spesifik menelaah apakah telah
terdapat bukti obyektif bahwa suatu aset keuangan telah mengalami penurunan nilai (tidak tertagih).
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
25
3. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
Pertimbangan (lanjutan)
b. Cadangan Penurunan Nilai Aset Keuangan (lanjutan)
Penelaahan tersebut dilakukan dengan memprediksi arus kas masuk dan menghitung nilai kini dengan
menggunakan tingkat diskonto yang sesuai dengan kondisi aset keuangan pada tanggal laporan posisi
keuangan.
Aset keuangan mengalami penurunan nilai jika bukti obyektif menunujukkan bahwa peristiwa yang merugikan
telah terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa
datang atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
Perusahaan menentukan bukti penurunan nilai atas piutang secara kolektif karena manajemen yakin bahwa
piutang memiliki risiko kredit, antara lain kemungkinan kesulitan likuiditas atau kesulitan keuangan yang
signifikan yang dialami oleh debitur atau penundaan pembayaran yang signifikan.
Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui menyebabkan kerugian penurunan nilai berkurang,
kerugian penurunan nilai sebelumnya diakui harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laporan laba
rugi komprehensif.
c. Sewa
Perusahaan mempunyai perjanjian-perjanjian sewa dimana Perusahaan bertindak sebagai lessor atau lessee
untuk beberapa aset tertentu. Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat risiko dan manfaat yang signifikan dari
aset sewa yang dialihkan berdasarkan PSAK No. 30 ”Sewa”, yang mensyaratkan Perusahaan untuk membuat
pertimbangan dan estimasi dari pengalihan risiko dan manfaat terkait dengan kepemilikan aset.
d. Penentuan Mata Uang Fungsional
Mata uang fungsional Perusahaan adalah mata uang dari lingkungan ekonomi primer di mana Perusahaan
beroperasi. Manajemen menetapkan mata uang fungsional Perusahaan adalah Rupiah. Mata uang tersebut
adalah mata uang yang mempengaruhi pendapatan dan beban dari produk dan jasa yang diberikan.
Estimasi dan Asumsi
Perubahan tersebut tercermin dalam asumsi ketika keadaan tersebut terjadi:
a. Nilai Wajar Instrumen Keuangan
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mensyaratkan pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan
tertentu pada nilai wajarnya, dan penyajian ini mengharuskan penggunaan estimasi. Komponen pengukuran nilai
wajar yang signifikan ditentukan berdasarkan bukti-bukti obyektif yang dapat diverifikasi (seperti nilai tukar, suku
bunga), sedangkan saat dan besaran perubahan nilai wajar dapat menjadi berbeda karena penggunaan metode
penilaian yang berbeda.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26
3. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
Estimasi dan Asumsi (lanjutan)
a. Nilai Wajar Instrumen Keuangan (lanjutan)
Perusahaan menggunakan pertimbangan dalam menentukan berbagai metode dan asumsi yang terutama
berdasarkan kondisi pasar yang ada pada tiap akhir periode pelaporan. Perusahaan telah menggunakan
analisis arus kas yang didiskontokan untuk berbagai aset keuangan aset keuangan tersedia untuk dijual yang
tidak diperdagangkan pada pasar aktif.
b. Imbalan Pensiun
Program-program pensiun ditentukan berdasarkan perhitungan dari aktuaria. Perhitungan aktuaria
menggunakan asumsi-asumsi seperti tingkat diskonto, tingkat pengembalian investasi, tingkat kenaikan gaji,
tingkat kematian, tingkat pengunduran diri dan lain-lain (lihat Catatan 2n). Perubahan asumsi ini akan
mempengaruhi nilai liabilitas pensiun.
Perusahaan menentukan tingkat diskonto yang sesuai pada akhir periode pelaporan, yakni tingkat suku bunga
yang harus digunakan untuk menentukan nilai kini arus kas keluar masa depan estimasian yang diharapkan
untuk menyelesaikan liabilitas pensiun. Dalam menentukan tingkat suku bunga yang sesuai, Perusahaan
mempertimbangkan tingkat suku bunga obligasi pemerintah yang didenominasikan dalam mata uang imbalan
yang akan dibayar dan memiliki jangka waktu yang serupa dengan jangka waktu liabilitas pensiun yang terkait.
Asumsi kunci liabilitas pensiun lainnya sebagian ditentukan berdasarkan kondisi pasar saat ini.
c. Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Aset Tetap
Masa manfaat setiap aset tetap Perusahaan ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan dari
penggunaan aset tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman
Perusahaan atas aset sejenis. Masa manfaat setiap aset direview secara periodik dan disesuaikan apabila
prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum
atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa
mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya
yang diakibatkan karena perubahan faktor yang disebutkan diatas.
Perubahan masa manfaat aset tetap dapat mempengaruhi jumlah biaya penyusutan yang diakui dan
penurunan nilai tercatat aset tetap.
d. Pajak Penghasilan
Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat
tambahan pajak penghasilan badan.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27
3. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
Estimasi dan Asumsi (lanjutan)
e. Realisasi Pajak Tangguhan
Perusahaan melakukan penelaahan atas nilai tercatat aset pajak tangguhan pada setiap akhir tahun
pelaporan dan mengurangi nilai tersebut sebesar penghasilan kena pajak tersedia untuk penggunaan seluruh
atau sebagian dari aset pajak tangguhan tersebut. Penelaahan Perusahaan atas pengakuan aset pajak
tangguhan untuk perbedaan temporer yang dapat dikurangkan didasarkan atas tingkat dan waktu taksiran
penghasilan kena pajak pada periode pelaporan berikutnya.
Taksiran penghasilan kena pajak didasarkan pada hasil pencapaian Perusahaan di masa lalu dan ekspektasi
di masa depan terhadap pendapatan dan beban, serta strategi perencanaan perpajakan di masa depan.
Namun, tidak terdapat kepastian bahwa Perusahaan dapat menghasilkan penghasilan kena pajak yang
memadai untuk memungkinkan penggunaan sebagian atau seluruh bagian dari aset pajak tangguhan
tersebut.
f. Ketidakpastian Kewajiban Perpajakan
Dalam situasi tertentu, Perusahaan tidak dapat menentukan secara pasti jumlah liabilitas pajak mereka pada
saat ini atau masa depan karena kemungkinan adanya pemeriksaan dari otoritas perpajakan. Ketidakpastian
timbul terkait dengan interprestasi dari peraturan perpajakan yang kompleks dan jumlah dan waktu dari
penghasilan kena pajak di masa depan. Dalam menentukan jumlah yang harus diakui terkait dengan liabilitas
pajak yang tidak pasti, Perusahaan menerapkan pertimbangan yang sama yang akan mereka gunakan dalam
menentukan jumlah cadangan yang harus diakui sesuai dengan PSAK No.57, “Provisi Liabilitas Kontinjensi
dan Aset Kontinjensi”. Perusahaan menganalisa semua posisi pajak terkait dengan pajak penghasilan untuk
menentukan liabilitas pajak untuk beban yang belum diakui harus diakui.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28
4. KAS DAN SETARA KAS
Rincian kas dan setara kas adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Kas
Rupiah 7.007.376 29.160.730
Bank
Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 83.524.578 1.301.007.326
PT Bank CIMB Niaga Tbk. 4.136.457 1.074.376.665
PT Bank Victoria Syariah 1.048.529 534.277.908
PT Bank Commonwealth 31.437.916 31.497.916
PT Bank UOB Indonesia 15.982.257 12.141.923
PT Bank MNC Internasional Tbk. 2.936.703 3.113.437
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. 2.467.727 2.587.727
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 565.350 2.165.628
PT Bank Permata Tbk . 163.134.503 1.056.580
PT Bank Central Asia Tbk. 95.000 475.000
PT Indonesia Eximbank 72.075 72.075
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. - 61.807
Jumlah Bank Rupiah 305.401.095 2.962.833.992
Dolar Amerika
PT Bank MNC Internasional Tbk. 75.885.846 78.856.677
PT Bank UOB Indonesia 15.000.000 15.111.625
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 11.669.257 13.516.081
PT Bank Permata Tbk. 4.035.882 4.840.328
PT Bank CIMB Niaga Tbk. 5.424.472 3.329.596
PT Bank Commonwealth 3.018.294 3.003.174
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 128.926 129.140
Jumlah Bank Dolar Amerika 115.162.677 118.786.621
Jumlah Bank 420.563.772 3.081.620.613
Jumlah Kas dan Setara Kas 427.571.148 3.110.781.343
Suku bunga yang berlaku selama periode berjalan adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Jasa Giro – Rupiah 4,25% - 4,50% 5,25% - 9,25%
Jasa Giro – Dolar Amerika 0,20% - 1,50% 2,10% - 3,30%
Seluruh rekening bank ditempatkan pada bank pihak ketiga.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
29
5. PIUTANG USAHA
Rincian piutang usaha adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Pihak Ketiga
Rupiah
PT Swadaya Graha 26.761.576.666 39.337.197.488
PT Hino Motors Sales Indonesia 5.920.891.493 8.916.983.493
PT Pamapersada Nusantara 6.201.548.070 6.096.084.744
PT Komatsu Indonesia 3.689.604.988 3.666.337.807
PT Bangun Bejana Baja 3.520.766.376 3.520.766.376
PT Victor Dua Tiga Mega 2.585.343.167 2.585.343.167
PT Pindad (Persero) 2.241.507.234 2.241.507.234
KSO Haka Modern Mitra 1.986.560.875 1.986.560.875
PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. 401.000.200 416.482.784
PT Manna Jaya 735.870.359 735.870.359
PT Caturpilar Perkasa 583.058.000 583.058.000
PT Patria Karya Utama 569.369.093 569.369.093
PT Hutama Modern 552.490.751 552.490.751
PT Caturpilar Tuju Wali Wali 341.400.000 341.400.000
PT Chakra Jawara 1.446.447.883 291.447.883
PT Huawei Tech Investment 77.740.186 77.740.186
PT Profitamas Motor 797.500.000 -
PT Eptco Dian Persada 339.986.314 -
Lain-lain (Dibawah Rp50.000.000) 3.539.786.247 3.601.793.565
Jumlah Pihak Ketiga Rupiah 62.292.447.902 75.520.433.805
Dolar Amerika
S-Tank Engineering Co.,Ltd. 2.464.647.300 2.464.647.300
Jumlah Pihak Ketiga Dolar Amerika 2.464.647.300 2.464.647.300
Jumlah Piutang Pihak Ketiga 64.757.095.202 77.985.081.105
Cadangan Penurunan Nilai (7.682.474.039) (7.682.474.039)
Jumlah Piutang Usaha - Bersih 57.074.621.162 70.302.607.066
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30
5. PIUTANG USAHA (lanjutan) Saldo piutang usaha berdasarkan umur:
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Lancar 30.795.543.244 38.758.889.820
Lewat Jatuh Tempo:
1 – 30 Hari 2.781.073.255 6.781.073.255
31 – 60 Hari 3.274.561.836 10.889.484.844
61 – 90 Hari 12.564.273.910 8.911.348.059
Lebih dari 90 Hari 15.341.642.956 12.644.285.127
64.757.095.201 77.985.081.105
Cadangan Penurunan Nilai (7.682.474.039) (7.682.474.039)
Jumlah Piutang Usaha 57.074.621.162 70.302.607.066
Mutasi cadangan penurunan nilai piutang usaha adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Cadangan Penurunan Nilai Awal 4.238.531.167 4.238.531.167
Penambahan 3.443.942.872 3.443.942.872
Pemulihan - -
Cadangan Penurunan Nilai Akhir 7.682.474.039 7.682.474.039
Cadangan penurunan nilai ditinjau secara berkala terhadap kemungkinan debitur mengalami kesulitan keuangan
yang signifikan, mengalami pailit, wanprestasi atau tunggakan pembayaran.
Manajemen berkeyakinan bahwa jumlah cadangan penurunan nilai yang telah dibukukan adalah cukup untuk
menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya piutang yang diberikan.
Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 terdapat piutang usaha yang digunakan sebagai jaminan atas
utang bank (lihat Catatan 11).
6. PERSEDIAAN
Rincian persediaan adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Bahan baku 39.317.826.675 32.516.185.469
Bahan pembantu 13.464.613.206 11.355.093.541
Barang jadi 5.459.680.880 6.525.000.000
Barang dalam proses - 1.399.180.880
Jumlah Persediaan 56.842.939.880 51.795.459.890
Perusahaan tidak melakukan penyisihan penurunan nilai persediaan pada tanggal 30 Juni 2020 dan 2019.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31
6. PERSEDIAAN (lanjutan)
Persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya. Pada tanggal 30 Juni 2020 dan
31 Desember 2019, Perusahaan menggunakan jasa asuransi dari PT Sompo Insurance Indonesia dengan nilai total
pertanggungan sebesar Rp63.839.991.160. Manajemen berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup
untuk menutup kemungkinan kerugian yang dapat timbul dari risiko tersebut.
Pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 terdapat persediaan yang digunakan sebagai jaminan atas utang
Bank (lihat Catatan 11).
7. UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DIMUKA
Rincian uang muka dan biaya dibayar dimuka adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Proyek 77.891.204.398 77.953.545.548
Jaminan 33.572.999 400.806.105
Karyawan - 264.905.256
BBM 15.660.000 -
Lain-lain 147.316.471 112.877.671
Jumlah Uang Muka dan Biaya Dibayar Dimuka 78.087.753.868 78.732.134.580
Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 78.087.753.868 78.732.134.580
Jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo
dalam satu tahun - - Uang muka proyek pada tanggal 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, merupakan pembayaran dimuka kepada
pemasok atas pembelian bahan baku dan bahan pembantu yang digunakan untuk pekerjaan atas proyek-proyek Perusahaan, antara lain proyek Kontruksi Baja PLTU Muara Tawar, Kontruksi Baja Stasiun Jati Negara - Manggarai, Supply, Fabrication, dan Installation of Steel Structure Package 1 - 3 JTB Project.
Uang muka dan biaya dibayar dimuka lain-lain merupakan uang muka pembelian barang konsumabel dan uang
muka operasioanl yang belum dipertanggung jawabkan.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32
8. ASET TETAP
Rincian aset tetap adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Harga Perolehan
Kepemilikan Langsung
Tanah 21.910.047.978 - - 21.910.047.978
Bangunan 38.120.534.874 - - 38.120.534.874
Kendaraan 53.880.589.000 - - 53.880.589.000
Mesin dan Peralatan
Pabrik 135.868.887.076 - - 135.868.887.076
Inventaris Kantor 1.665.175.332 - - 1.665.175.332
251.445.234.260 - - 251.445.234.260
Sewa Pembiayaan
Kendaraan 21.996.440.000 - - 21.996.440.000
Jumlah 273.441.674.260 - - 273.441.674.260
Akumulasi Penyusutan
Kepemilikan Langsung
Bangunan 19.183.907.587 953.013.372 - 20.136.920.959
Kendaraan 19.118.771.386 3.298.887.438 - 22.417.658.824
Mesin dan Peralatan
Pabrik 90.226.707.144 6.254.412.778 - 96.481.119.922
Inventaris Kantor 1.589.520.519 9.966.090 - 1.599.486.609
130.118.906.636 10.516.279.678 - 140.635.186.314
Sewa Pembiayaan
Kendaraan 14.966.564.895 1.325.699.375 - 16.292.264.270
Jumlah 145.085.471.531 11.841.979.053 - 156.927.450.584
Nilai Buku 128.356.202.731 116.514.223.676
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
33
8. ASET TETAP (lanjutan)
31 Desember 2019
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Harga Perolehan
Kepemilikan Langsung
Tanah - 21.910.047.978 - 21.910.047.978
Bangunan 38.120.534.874 - - 38.120.534.874
Kendaraan 53.880.589.000 - - 53.880.589.000
Mesin dan Peralatan
Pabrik 134.827.951.076 1.040.936.000 - 135.868.887.076
Inventaris Kantor 1.618.773.432 46.401.900 - 1.665.175.332
228.447.848.382 22.997.385.878 - 251.445.234.260
Sewa Pembiayaan
Kendaraan 21.211.190.000 785.250.000 - 21.996.440.000
Jumlah 249.659.038.382 23.782.635.878 - 273.441.674.260
Akumulasi Penyusutan
Kepemilikan Langsung
Bangunan 17.277.880.843 1.906.026.744 - 19.183.907.587
Kendaraan 12.589.147.553 6.529.623.833 - 19.118.771.386
Mesin dan Peralatan
Pabrik 75.414.892.571 14.811.814.573 - 90.226.707.144
Inventaris Kantor 1.563.104.964 26.415.555 - 1.589.520.519
106.845.025.931 23.273.880.705 - 130.118.906.636
Sewa Pembiayaan
Kendaraan 12.152.244.270 2.814.320.625 - 14.966.564.895
Jumlah 118.997.270.201 26.088.201.330 - 145.085.471.531
Nilai Buku 130.661.768.181 128.356.202.731
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut:
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Beban Pokok Penjualan (Catatan 17) 11.765.665.216 25.875.099.532
Beban Umum dan Administrasi (Catatan 19) 76.313.837 213.101.798
Jumlah Beban Penyusutan 11.841.979.053 26.088.201.330
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
34
8. ASET TETAP (lanjutan)
Pada tahun 2019 terdapat penambahan aset tanah sebesar Rp21.910.047.978 yang berlokasi di Jalan Lanbau dan
Jalan Bumi Pabuaran – Bogor Jawa Barat seluas 17.439 m2, yang terdiri dari beberapa sertifikat masih atas nama
Tuan Dwi Hartanto dan Tuan Tatit Jatmiko dan sedang dalam pengurusan legalitas. Tanah tersebut telah diikat dengan
Perjanjian Pengikatan Jual Beli (catatan 28).
Penambahan kendaraan sebesar Rp785.250.000 per 31 Desember 2019 merupakan pembelian 1 unit Hino Ranger FL
235 TH + Trailler 40Ft dan 1 unit Ford ranger DC XLT3.0L Ranger. Kendaraan tersebut digunakan untuk operasional
proyek Perusahaan.
Aset bangunan pabrik dan kantor merupakan aset yang berdiri diatas tanah berlokasi di Jalan Lanbau dan Jalan Bumi
Pabuaran – Bogor Jawa Barat Seluas 17.439 m2 yang masih dalam pengurusan izin dan legalitas (catatan 7).
Aset tetap mesin dan bangunan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya. Pada tanggal
30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019, Perusahaan menggunakan jasa asuransi dari PT Sompo Insurance Indonesia
dengan nilai total pertanggungan sebesar Rp97.481.907.829. Manajemen berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan
tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang dapat timbul dari resiko tersebut.
Berdasarkan hasil penelaahan, manajemen Perusahaan berkeyakinan tidak ada situasi atau keadaan yang
mengindikasikan penurunan nilai aset tetap.
Aset tetap berupa mesin dan bangunan telah dijaminkan atas utang Bank (lihat Catatan 11).
9. PERPAJAKAN
a. Pajak Dibayar Dimuka
30 Juni 2020 31 Desember 2019
PPh Pasal 28A 295.045.119 -
Jumlah Pajak Dibayar Dimuka 295.045.119 -
b. Utang Pajak
30 Juni 2020 31 Desember 2019
PPN Keluaran 12.679.426.285 11.051.991.201
PPN SKP/STP 3.118.486.530 3.425.349.030
PPh Pasal 29 3.947.598 3.947.598
Jumlah Utang Pajak 15.801.860.413 14.481.287.829
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35
9. PERPAJAKAN (lanjutan)
c. Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan
30 Juni 2020 30 Juni 2019
Pajak kini - (457.380.008)
Pajak tangguhan 172.924.844 93.924.844
Jumlah Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan 172.924.844 (363.455.165)
c1. Estimasi Pajak Penghasilan
30 Juni 2020 30 Juni 2019
Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan (16.221.822.040) 3.771.790.853
Koreksi Fiskal
Beda waktu
Pemulihan cadangan piutang - -
Sewa guna usaha 691.699.375 375.699.375
Jumlah 691.699.375 375.699.375
Beda tetap
Pendapatan bunga (7.966.622) (6.624.747)
Entertainment 809.954.050 193.962.000
Lain - lain - -
Jumlah 801.987.428 187.337.253
Taksiran Laba (Rugi) Fiskal (14.728.135.238) 4.334.827.481
Kompensasi rugi fiskal (1.873.530.341) (1.873.530.341)
Akumulasi Kerugian Fiskal - 2.461.297.141
Pajak Penghasilan (25%) - 615.324.250
Kredit Pajak
PPh Pasal 23 295.045.119 157.944.242
Jumlah 295.045.119 457.380.008
Kurang (lebih) bayar 295.045.119 457.380.008
Perhitungan pajak penghasilan badan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2020 diatas adalah
suatu perhitungan sementara yang dibuat untuk tujuan akuntansi dan dapat berubah pada waktu
Perusahaan menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) tahunannya.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
36
9. PERPAJAKAN (lanjutan)
c. Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan (lanjutan)
c2. Pajak Tangguhan
30 Juni 2020
31 Des 2019
Pengaruh Ke
Laba (Rugi)
Dikreditkan
Pada Laba
Komprehensif
30 Jun 2020
Imbalan Pasca Kerja 562.684.821 - - 562.684.821
Penyisihan Piutang 1.920.618.512 - - 1.920.618.512
Sewa Guna Usaha 481.271.378 172.924.844 - 654.196.222
Jumlah Aset Pajak Tangguhan 2.964.574.711 172.924.844 - 3.137.499.555
30 Juni 2019
31 Des 2018
Pengaruh Ke
Laba (Rugi)
Dikreditkan Pada
Laba
Komprehensif
30 Juni 2019
Imbalan Pasca Kerja 505.246.882 - - 505.246.882
Penyisihan Piutang 1.059.632.794 - - 1.059.632.794
Sewa Guna Usaha 782.344.628 93.924.844 - 876.269.472
Rugi Fiskal Hasil Pemeriksaan
Pajak (24.911.945.473) - -
(24.911.945.473
)
Rugi Fiskal 25.380.328.058 - - 25.380.328.058
Jumlah Aset Pajak Tangguhan 2.815.606.889 93.924.844 2.909.531.733
d. Surat Ketetapan Pajak
Daftar Sisa Tagihan Pajak
Berdasarkan daftar sisa pajak terutang dari Kantor Pelayanan Pajak Madya Bekasi, Perusahaan masih
memiliki kewajiban perpajakan dengan rincian sebagai berikut:
Nomor SKP/STP Tanggal Terbit
Tanggal Jatuh
Tempo Sisa Tagihan Pajak
00019/206/11/431/15 2015 01/06/2016 661.412.873
00163/207/11/431/15 2015 01/06/2016 175.815.229
00002/109/11/431/17 2017 16/05/2017 283.652.119
00003/109/11/431/17 2017 16/05/2017 583.988.960
00534/207/16/431/18 26/06/2018 28/07/2018 1.566.874.833
Jumlah 3.271.744.014
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
37
9. PERPAJAKAN (lanjutan)
d. Surat Ketetapan Pajak (lanjutan)
Daftar Sisa Tagihan Pajak (lanjutan)
Perusahaan telah menerima Surat Ketetapan Pajak (SKP) dan Surat Tagihan Pajak (STP) dari Direktorat
Jenderal Pajak KPP Pratama Depok atas pemeriksaan pajak penghasilkan dengan rincian sebagai berikut:
Tahun 2018
Nomor SKP/STP Tanggal Terbit
Tanggal Jatuh
Tempo Sisa Tagihan Pajak
00023/201/16/412/18 13/07/2018 12/08/2018 112.875.444
00051/240/16/412/18 13/07/2018 12/08/2018 1.184.000
00052/240/16/412/18 13/07/2018 12/08/2018 1.184.000
00053/240/16/412/18 13/07/2018 12/08/2018 1.184.000
00054/240/16/412/18 13/07/2018 12/08/2018 1.184.000
00055/240/16/412/18 13/07/2018 12/08/2018 1.184.000
00056/240/16/412/18 13/07/2018 12/08/2018 1.184.000
00057/240/16/412/18 13/07/2018 12/08/2018 1.152.000
00058/240/16/412/18 13/07/2018 12/08/2018 1.136.000
00059/240/16/412/18 13/07/2018 12/08/2018 1.120.000
00060/240/16/412/18 13/07/2018 12/08/2018 1.104.000
00061/240/16/412/18 13/07/2018 12/08/2018 1.088.000
125.579.444
Perusahaan pada tangal 31 Januari 2017 mendapatkan surat teguran No.ST-00123/WPJ.33/KP.0604/2017
yang dikeluarkan oleh DJP KPP Pratama Depok Cimanggis, atas objek pajak sebagai berikut:
Nomor Produk Hukum Tahun Pajak Pokok (SKP) Sanksi (SKP) Jumlah (SKP)
00004/201/12/412/16 2012 625.186.871 300.089.698 925.276.569
00001/203/11/412/16 2011 29.006.855 13.923.290 42.930.145
00001/201/11/412/16 2011 80.523.200 38.651.136 119.174.336
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
38
10. UTANG USAHA
Rincian utang usaha adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Pihak Ketiga
Rupiah
PT Sinarindo Megah Perkasa 5.799.348.231 5.969.348.231
PT Pelita Jaya 3.800.150.300 3.800.150.300
PT Paradise Perkasa 3.682.455.350 3.682.455.350
KSO Adhi Giwin 2.418.238.692 3.570.263.901
PT Bintang Baja Cemerlang 1.245.756.619 986.216.825
PT SG Finance 754.768.000 754.768.000
PT Citra Mandiri Jayaindo 630.014.622 -
PT Karlita Emas 580.899.165 -
PT Tri Swardana Utama 540.856.893 540.856.893
PT Pendawa Jaya Abadi 299.946.001 327.400.000
PT Mitra Logam Pratama 299.946.001 299.946.001
PT Fannah Jaya 252.955.968 -
PT Jasa Langgeng Mandiri 247.164.151 247.164.151
PT Veron Indonesia 195.000.000 205.000.000
PT Zink Power Austrindo 187.104.320 115.750.800
PT Hempel Indonesia 172.458.000 242.144.100
PT Sutindo Project Indonesia 170.891.028 170.891.028
PT Abadi Baru Teknikatama 144.683.230 244.683.230
PT Mandiri Tunas Finance 131.161.000 180.361.000
PT Smart Mitra Solution 69.580.000 69.580.000
PT Toyosan Pilar 63.844.300 63.844.300
PT Berlian Busur Biru 59.136.000 -
PT Maju Jaya Gas 57.745.000 60.850.000
PT Prima Perkasa Sejahtera Utama 57.673.900 -
PT Bosowa Asuransi 54.799.206 54.799.206
PT Panesia Mandiri Utama 41.700.000 41.700.000
PT Aneka Gas Industri 9.080.500 50.097.519
PT Pamapersada Nusantara - 343.349.766
PT Purna Buana Yudha - 44.720.500
Lain-lain (dibawah Rp20.000.000) 809.835.173 743.875.225
Jumlah Pihak Ketiga Rupiah 22.804.645.649 22.810.216.326
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39
10. UTANG USAHA (lanjutan)
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Pihak Ketiga (lanjutan)
Dolar Amerika
PT Steel Force 269.172.001 556.277.569
PT Indoprima Mandiri Utama 387.265.885 387.265.885
PT Cipta Satria Informatika 186.136.240 185.254.457
PT Quadra Solution 86.116.633 85.694.294
PT Bima Bisalloy 85.228.197 85.228.197
Lain-Lain (Dibawah Rp50.000.000) 28.452.436 23.750.970
Jumlah Pihak Ketiga Dolar Amerika 1.042.371.392 1.323.471.372
Euro
PT Hyva Indonesia - 479.704.751
PT Optimus Machinery 385.173.811 432.203.622
Jumlah Pihak Ketiga Euro 385.173.811 911.908.373
Jumlah Utang Usaha 24.232.190.851 25.045.596.071
Saldo utang usaha berdasarkan umur:
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Lancar 3.828.404.956 1.743.574.303
Lewat Jatuh Tempo:
1 – 30 Hari 858.027.250 1.457.773.361
31 – 60 Hari 472.188.770 582.826.270
61 – 120 Hari 2.394.847.902 3.555.277.611
Lebih dari 120 Hari 16.678.721.973 17.706.144.526
Jumlah Utang Usaha 24.232.190.851 25.045.596.071
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
40
11. UTANG BANK Rincian utang bank adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020 31 Desember 2019
PT Indonesia Exim Bank 211.087.368.440 211.187.368.440 PT Bank MNC Internasional Tbk 32.215.795.100 32.315.795.100
Jumlah Utang Bank 243.303.163.540 243.503.163.540
Bagian hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun 20.630.682.373 20.830.682.373
Bagian hutang jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 222.672.481.167 222.672.481.167
PT Indonesia Exim Bank Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dari PT Indonesia Exim Bank berdasarkan Perjanjian Kredit Modal Kerja
Ekspor No. 60 tanggal 20 Mei 2013 yang dibuat dihadapan Notaris Sri Rahayuningsih, SH. Perjanjian kredit tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan. Berdasarkan surat No. BS.0079/RSA/06/2016 tanggal 9 Juni 2016 dan surat No. BS.0083/RSA/06/2016 tanggal 28 Juni 2016, Perusahaan dan PT Indonesia Exim Bank setuju untuk melakukan penurunan suku bunga dan perubahan (konversi) valuta mata uang seluruh fasilitas pembiayaan atas nama PT Arkha Jayanti Persada Tbk. dari valuta Dolar Amerika Serikat (USD) menjadi valuta Rupiah (IDR) dengan menggunakan nilai tukar/kurs USD ke IDR sesuai pada saat dilakukannya penandatanganan Perjanjian Restrukturisasi (1 USD = Rp13.345). Terakhir, berdasarkan surat No. BS.0107/RSA/03/209 tanggal 29 Maret 2019, Perusahaan dan PT Indonesia Exim Bank setuju untuk melakukan perubahan jadwal angsuran dan perubahan covenant pinjaman. Rincian fasilitas kredit setelah restrukturisasi adalah sebagai berikut:
a. Jenis Kredit : Pembiayaan Modal Kerja Ekspor – I Sifat Kredit : Non Revolving Nilai Plafond : Rp26.428.989.838 Suku Bunga : Oktober 2018 – September 2020 sebesar 0,50% p.a Oktober 2020 – September 2022 sebesar 1% p.a Oktober 2022 – September 2024 sebesar 3% p.a Oktober 2024 – September 2026 sebesar 5% p.a Oktober 2026 – September 2028 sebesar 7% p.a Jatuh tempo : 30 September 2028 Ketentuan KMKE 1 Digunakan untuk pembiayaan modal kerja industri komponen alat berat (Take Over dari CIMB niaga & Tambahan
Modal Kerja)
b. Jenis Kredit : Pembiayaan Modal Kerja Ekspor – II
Sifat Kredit : Revolving
Nilai Plafond : Rp94.395.998.555
Suku Bunga : Oktober 2018 – September 2020 sebesar 0,50% p.a
Oktober 2020 – September 2022 sebesar 1% p.a
Oktober 2022 – September 2024 sebesar 3% p.a
Oktober 2024 – September 2026 sebesar 5% p.a
Oktober 2026 – September 2028 sebesar 7% p.a
Jatuh tempo : 30 September 2028
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
41
11. UTANG BANK (lanjutan)
PT Indonesia Exim Bank (lanjutan)
Ketentuan KMKE 2
Modal Kerja Untuk Pembuatan komponen alat-alat berat
c. Jenis Kredit : Pembiayaan Modal Kerja Ekspor – III
Sifat Kredit : Tetap
Nilai Plafond : Rp39.643.848.757
Suku Bunga : Oktober 2018 – September 2020 sebesar 0,50% p.a
Oktober 2020 – September 2022 sebesar 1% p.a
Oktober 2022 – September 2024 sebesar 3% p.a
Oktober 2024 – September 2026 sebesar 5% p.a
Oktober 2026 – September 2028 sebesar 7% p.a
Jatuh tempo : 30 September 2028
d. Jenis Kredit : Pembiayaan Investasi Ekspor - I
Sifat Kredit : Tetap
Nilai Plafond : Rp51.870.529.302
Suku Bunga : Oktober 2018 – September 2020 sebesar 0,50% p.a
Oktober 2020 – September 2022 sebesar 1% p.a
Oktober 2022 – September 2024 sebesar 3% p.a
Oktober 2024 – September 2026 sebesar 5% p.a
Oktober 2026 – September 2028 sebesar 7% p.a
Jatuh tempo : 30 September 2028
e. Fasilitas Kredit Investasi Ekspor – II dengan nilai plafond USD2.800.000 dihapuskan.
f. Jenis Kredit : Tunggakan Bunga Yang Dijadwalkan atas Pembiayaan Modal Kerja
Ekspor – I, II dan III
Sifat Kredit : Non Revolving
Nilai Plafond : Rp26.137.887.428
Suku Bunga : Tidak dikenakan suku bunga
Jatuh tempo : 28 September 2028
g. Jenis Kredit : Tunggakan Bunga Yang Dijadwalkan atas Pembiayaan Investasi
Ekspor - I
Sifat Kredit : Non Revolving
Nilai Plafond : Rp8.659.297.063
Suku Bunga : Tidak dikenakan suku bunga
Jatuh tempo : 28 September 2028
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
42
11. UTANG BANK (lanjutan)
PT Indonesia Exim Bank (lanjutan)
h. Jenis Kredit : Bunga Yang Ditangguhkan atas Pembiayaan Modal Kerja Ekspor – I,
II dan III
Sifat Kredit : Non Revolving
Nilai Plafond : Rp3.260.989.565
Suku Bunga : Tidak dikenakan suku bunga
Jatuh tempo : 28 September 2028
i. Jenis Kredit : Bunga Yang Ditangguhkan atas Pembiayaan Investasi Ekspor - I
Sifat Kredit : Non Revolving
Nilai Plafond : Rp1.016.458.535
Suku Bunga : Tidak dikenakan suku bunga
Jatuh tempo : 28 September 2028
Jaminan :
a. Satu bidang tanah dan bangunan, SHGB No. 665 yang berlokasi Perumahan Jatijajar, Kecamatan Cimanggis,
Kabupaten Bogor, dengan nilai hak tanggungan tanah dan bangunan sebesar Rp511.800.000
b. Satu bidang tanah dan bangunan, SHM No. 19 yang berlokasi di Perumahan Duren Village Blok C4 No. 12C,
Kelurahan Sudimara Selatan, dengan nilai hak tanggungan tanah dan bangunan sebesar Rp412.890.000
c. Satu bidang tanah dan pabrik, SHM No. 10571 yang berlokasi di Desa Pabuaran, Kecamatan Cibinong, Bogor,
dengan nilai hak tanggungan tanah dan bangunan sebesar Rp6.467.641.000
d. Tujuh bidang tanah dan bangunan pabrik terdiri dari SHM No. 1321, 1322, 1405, 1324, 1325, 1326 dan 1327
yang berlokasi di Karang Asem Barat dengan nilai hak tanggungan tanah dan bangunan sebesar
Rp32.514.800.000
e. Enam bidang tanah dan bangunan pabrik terdiri dari SHM No. 159, 160, 161, 162, 163 dan 164 yang berlokasi di
Cimahi dengan nilai hak tanggungan tanah dan bangunan sebesar Rp43.198.270.000
f. Satu bidang tanah dan pabrik dengan nilai Rp23.750.000.000
g. Fidusia atas mesin dan peralatan pabrik milik Perusahaan yang berlokasi di Pabuaran dengan nilai
Rp10.005.729.000
h. Fidusia atas mesin dan peralatan pabrik milik Perusahaan yang berlokasi di Jl. Lanbau No. 8 dengan nilai
Rp25.824.450.000
i. Fidusia atas mesin dan peralatan pabrik milik Perusahaan yang berlokasi di Jl. Raya Kosambi Curug dengan nilai
Rp26.973.810.000.
j. Fidusia atas mesin milik Perusahaan yang berlokasi di Jl. Lanbau No. 8 dengan nilai Rp9.500.000.000
k. Fidusia atas mesin milik Perusahaan yang berlokasi di Jl. Raya Kosambi Curug dengan nilai Rp33.250.000.000
l. Fidusia atas seluruh piutang milik Perusahaan dengan nilai Rp10.000.000.000
m. Fidusia atas seluruh persediaan milik Perusahaan dengan nilai Rp10.000.000.000
n. Fidusia atas seluruh utang milik Perusahaan dengan nilai Rp100.000.000.000
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
43
11. UTANG BANK (lanjutan) PT Indonesia Exim Bank (lanjutan)
o. Fidusia atas seluruh persediaan barang berupa alat baja milik Perusahaan yang berlokasi di Jl. Kampung
Padurenan dengan nilai Rp80.000.000.000
p. Corporate Guarantee atas nama Perusahaan.
q. Personal Guarantee atas nama Tatit Jatmiko.
r. Personal Guarantee atas nama Dwi Hartanto.
s. Personal Guarantee atas nama Lasmini Nurhayati Novi.
Selama Debitur masih memiliki kewajiban membayar kepada Kreditur dan/atau selama jangka waktu Perjanjian Kredit,
maka tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Kreditur, Debitur dilarang melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Melakukan merger atau akuisisi yang dapat menghambat kewajiban pembayaran fasilitas Kredit kepada Kreditur
jika Debitur merupakan badan hukum Perusahaan Terbatas.
2. Dalam hal Debitur merupakan badan hukum Perusahaan Terbatas atau badan usaha Perusahaan Komanditer,
terkait struktur dan aset perusahaan
a. Melakukan konsolidasi usaha dan/atau penyertaan modal dan/atau pembelian saham kepada perusahaan
lain; dan/atau,
b. Mengubah anggaran dasar atau mengubah status Debitur; dan/atau,
c. Membagikan deviden atau keuntungan usaha dalam bentuk apapun juga dan/atau dalam jumlah
beberapapun juga kepada pemegang sahamnya atau pemilik modalnya; dan/atau,
d. Mengubah atau memperbolehkan struktur permodalannya diubah; dan/atau,
e. Mengubah komposisi pemegang saham atau pemilik modal Debitur dan/atau susuna pengurus Debitur
(anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris) atau susunan pesero Debitur (anggota pesero
pengurus dan/atau anggota pesero Komanditer).
3. Syarat lainnya sesuai Syarat-syarat Umum Perjanjian Kredit PT Indonesia Exim Bank.
Hal yang harus dilakukan debitur :
1. Menyampaikan ke kreditur :
a. Laporan. Keuangan yang diaudit KAP yang terdaftar sbg rekanan kreditur selambatnya 180 hari
b. Laporan. Keuangan triwulan yang di tanda tangan direksi debitur yang berwenang selambatnya 60 hari
kalender setelah akhir periode laporan
c. Laporan. Penilaian atas seluruh jaminan yang dijaminkan debitur (aktiva tetap) & jaminan dari pihak ketiga
yang dijaminkan
2. Memelihara D.E.R. maks. 3 kali
3 Jaga rasio persediaan barang & piutang dagang serta uang muka pembelian bahan baku min. 125% dari baki
debet KMKE 1 & 2
4. Lapor secara tertulis ke kreditur atas tambahan hutang dari bank atau lembaga pembiayaan lain
5. Pembagian deviden bisa dilakukan dahulu, dengan pemberitahuan ke kreditur paling lambat 14 hari setelah
deviden dibagi
6. Pejabat berwenang yang mewakili debitur telah melakukan pengikatan atas seluruh jaminan dalam perjanjian
kredit secara yuridis sempurna & diserahkan kreditur maks. 3 bulan sejak tanggal penandatangan perjanjian
pengikatan jaminan
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
44
11. UTANG BANK (lanjutan) PT Indonesia Exim Bank (lanjutan)
Permohonan Persetujuan
Sehubungan dengan pelaksanaan Rencana Transaksi dan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam
Perjanjian Kredit yang terkait dengan Rencana Transaksi, Perusahaan dengan ini mengajukan permohonan
persetujuan untuk mengubah dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka (Go Public) dengan
No 011/AJP/LO-IEB/VI/18 tanggal 28 Juni 2018.
Permohonan Perubahan
Sehubungan dengan pelaksanaan Rencana IPO dan dengan mengingat status Perusahaan setelah pelaksanaan
Rencana IPO sebagai suatu perusahaan terbuka, maka Perusahaan dengan ini mengajukan perubahan oleh Bank
atas ketentuan dalam Perjanjian Kredit yang terkait dengan kewajiban Perusahaan untuk mengajukan permohonan
persetujuan tertulis terlebih dahulu kepada Bank sebelum melaksanakan perubahan susunan pemegang saham
Perusahaan dan untuk meminta persetujuan tertulis terlebih dahulu kepada Bank untuk membayar atau menyatakan
dapat dibayar suatu deviden,
Surat permohonan perubahan negative covenant telah disampaikan kepada pihak Bank dan telah mendapatkan
persetujuan perubahan/restrukturisasi Nomor BS.0059/RSA/09/2018 tanggal 27 September 2018 dengan perubahan
sebagai berikut Selama Debitur masih memiliki kewajiban membayar kepada kreditur dan/atau selama jangka waktu Perjanjian Kredit,
maka tanpa pemberitahuan secara tertulis terlebihdahulu dalam jangka waktu 30 Hari (tigapuluh) hari kalender kepada
LPEI Debitur dilarang melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Melakukan konsolidasi usaha dan/atau penyertaan modal dan/atau pembelian saham kepada perusahaan lain;
dan/atau,
b. Mengubah anggaran dasar atau mengubah status Debitur; dan/atau,
c. Membagikan deviden atau keuntungan usaha dalam bentuk apapun juga dan/atau dalam jumlah beberapapun juga
kepada pemegang sahamnya atau pemilik modalnya; dan/atau,
d. Mengubah atau memperbolehkan struktur permodalannya diubah; dan/atau,
e. Mengubah komposisi pemegang saham atau pemilik modal Debitur dan/atau susuna pengurus Debitur (anggota
Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris) atau susunan pesero Debitur (anggota pesero pengurus dan/atau
anggota pesero Komanditer).
Berikut mutasi atas pembayaran utang bank masing-masing fasilitas:
30 Juni 2020 31 Desember 2019
KMKE I 25.000.000 119.449.416
KMKE II 25.000.000 426.635.556
KMKE III 25.000.000 179.174.124
KIE I 25.000.000 234.435.912
100.000.000 959.695.008
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
45
11. UTANG BANK (lanjutan)
PT Bank MNC Internasional Tbk.
Berdasarkan Surat Nomor 723/SAMG-AJP/XI18 tanggal 23 Nopember 2018 dari PT Bank MNC Internasional Tbk
(“Kreditur”) mengenai Persetujuan Permohonan Addendum Atas Perubahan Susunan Pengurus dan Permodalan dan
IPO (Go Publik) PT Arkha Jayanti Persada (“Debitur”), dengan syarat dan kondisi sebagai berikut:
1. Kreditur : PT Bank MNC International, Tbk.
2. Debitur : PT Arkha Jayanti Persada, Tbk.
3. Kondisi Khusus : 1. Bank menyetujui debitur untuk melakukan IPO (Go Publik) menjadi perusahaan
terbuka;
2. Dalam kaitan proses IPO tersebut Bank menyetujui untuk:
a. Perubahan Anggaran Dasar Debitur.
b. Perubahan Susunan Pengurus Debitur.
c. Perubahan Pemegang Saham Debitur, sesuai surat debitur diatas.
3. Memberikan persetujuan bank dan merubah Negative Covenant (Tidak
Diperkenankan Tanpa Persetujuan Tertulis dari Bank) menjadi Affirmative
Covenant (Diperkenankan Dengan Pemberitahuan Secara Tertulis Kepada
Bank) minimal 30 hari sebelum perubahan tersebut dilaksanakan, dengan
rincian sebagai berikut:
a. Pembagian deviden kepada pemegang saham (khususnya pemegang
saham public)
b. Perubahan Struktur Permodalan
c. Perubahan Pemegang Saham
d. Perubahan Susunan Pengurus
4 Mewajibkan Bpk. Dwi Hartanto dan Bpk. Tatit Jatmiko mempertahankan
kepemilikan Mayoritas.
5. Melakukan pembayaran pokok pinjaman kepada Bank MNC sebesar Rp10
Milyar (hasil dari IPO) paling lambat 30 hari setelah hasil IPO diterima debitur.
6. Debitur wajib menyerahkan dan melakukan pengikatan Hak Tanggungan atas
Sertifikat Jaminan SHM 1458 dan SHM 1460, yang belum diserahkan ke Bank
MNC paling lambat 1 bulan sejak dana IPO diterima debitur.
7. Debitur wajib menyerahkan dan mengupdate Jaminan Fidusia Piutang (Account
Receivable) dan Persediaan (Inventory).
4. Hal-hal Yang Wajib
dilakukan Debitur
(Positive Covenant)
Tetap, merujuk kepada Pasal 6 perihal “Ketentuan Khusus”, ayat 1a “Debitur
Wajib melakukan hal-hal” dalam Akta Perjanjian Kredit No. 270, 271 dan 272
tanggal 26 September 2018 yang dibuat dihadapan Notaris Herry Sosiawan, SH,
Notaris di Tangerang berikut seluruh turutannya dan seluruh perubahannya
dengan mengubah dan menambahkan point-point sebagai berikut:
a. Menyampaikan update proses IPO menjadi emiten ke Bank MNC per
triwulan.
b. Menyampaikan surat pernyataan dari Direksi dan Dewan Komisaris baru
(sesuai rencana IPO) untuk tetap berkomitmen terkait pemenuhan
kewajiban debitur kepada Bank MNC.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
46
11. UTANG BANK (lanjutan)
PT Bank MNC Internasional Tbk (lanjutan)
4. Hal-hal Yang Wajib
dilakukan Debitur
(Positive Covenant)
(lanjutan)
c. Jika Debitur Batal melakukan IPO, maka akan dilakukan perubahan kembali
atas perubahan positive dan negative covenant yang terkait dengan IPO.
5. Hal-hal Yang Tidak
Boleh Dilakukan
(Negative
Covenants)
Tetap, sesuai Perjanjian Kredit Merujuk kepada Pasal 6 perihal “Ketentuan Khusus”,
ayat 1b “Tanpa persetujuan Tertulis terlebih dahulu dari bank, Debitur tidak
diperkenankan melakukan tindakan-tindakan dalam Akta Perjanjian Kredit No.
270,271 dan 272 tanggal 26 September 2013 yang dibuat dihadapan Notaris Herry
Sosiawan, SH, Notaris di Tangerang berikut seluruh turutannya dan seluruh
perubahannya, kecuali yang disetujui dalam kondisi khusus diatas (point 3).
6. Struktur Pinjaman : Outstanding : Rp33.584.572.360
Tunggakan
Bunga
: Rp1.849.268.911,50 (Dibayar diakhir periode)
Bunga
Deffered
: Rp3.009.292.035,40 (Dibayar diakhir periode)
Denda : Rp2.165.983.778,64 (Dihapuskan)
Suku Bunga : 10% pa (subject to review)
Tenor : 36 bulan (sesuai jangka waktu sebelumnya)
Pembayaran
Pokok
: a. Upfront : Rp 10 Milyar (paling lambat 30 hari setelah IPO)
b. Tahun I : Rp333.333.333/bulan
c. Tahun II : Rp1.000.000.000/bulan
d. Tahun III : Rp1.500.000.000/bulan
7. Jaminan : 1. Tanah kosong rencana perluasan pabrik di Jl. Lanbau No. 8 Kampung Gudang
RT.06 RW.09 Dewa Karang Asem, Kec. Citeureup, Bogor, SHM.1458, 1460 an.
Dwi Hartanto sudah diserahkan ke Bank dan SHM.1452 dan 1455 belum
diserahkan ke Bank.
2. Fiducia atas Persediaan/Inventory PT Arkha Jayanti Persada Rp25 Milyar.
3. Fiducia atas Piutang/Account Receivable PT Arkha Jayanti Persada Rp25
Milyar.
4. PG an. Tatit Jatmiko, Dwi Hartanto, Lasmini N Novi.
8. Biaya-biaya : Biaya asuransi, appraisal, notaris dan seluruh biaya yang timbul dikemudian hari
yang berkaitan dengan fasilitas ini menjadi beban Debitur.
9. Ketentuan Lainnya : Tetap dan tidak berubah sesuai dengan Perjanjian Kredit terdahulu yang sudah
disepakati.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
47
11. UTANG BANK (lanjutan)
PT Bank MNC Internasional Tbk (lanjutan)
Berdasarkan surat perubahan No. 122/MNCB-AJP/PTK/Add/10/2016 tanggal 31 Oktober 2016, Perusahaan dan
PT Bank MNC Internasional Tbk setuju untuk melakukan alokasi seluruh jumlah kewajiban pokok fasilitas kredit yang
tertunggak menjadi fasilitas pinjaman baru dan melakukan perubahan (konversi) valuta mata uang seluruh kewajiban
pokok fasilitas kredit yang tertunggak atas nama PT Arkha Jayanti Persada Tbk. dari valuta Dolar Amerika Serikat
(USD) menjadi valuta Rupiah (IDR), dengan rincian sebagai berikut:
a. Mengalokasikan seluruh jumlah kewajiban pokok fasilitas kredit yang tertunggak menjadi fasilitas Pinjaman
Transaksi Khusus 2 dan mengkonversi seluruh jumlah kewajiban pokok fasilitas kredit yang tertunggak
berdasarkan perjanjian Transaksi Khusus yaitu sebesar USD1.877.616 kedalam mata uang Rupiah sehingga
menjadi sebesar Rp24.502.888.800 dan sekaligus menggabungkan jumlah tersebut dengan jumlah kewajiban
pokok berdasarkan Pinjaman Investasi - II yaitu sebesar Rp9.687.906.300 sehingga jumlah keseluruhan
kewajiban pokok fasilitas kredit yang tertunggak adalah sebesar Rp34.190.795.100.
Jenis Kredit : Pinjaman Transaksi Khusus
Jumlah kewajiban pokok yang
tertunggak
: USD1.877.616
Jumlah kewajiban bunga tertunggak
yang ditangguhkan pembayarannya
(Deffered)
: USD47.882,66
Jumlah kewajiban bunga tertunggak
s.d tanggal 30 September 2016
: USD95.387,46
Jenis Kredit : Pinjaman Investasi – II
Jumlah kewajiban pokok yang
tertunggak
: Rp9.687.906.300
Jumlah kewajiban bunga tertunggak
yang ditangguhkan pembayarannya
(Deffered)
: Rp325.932.678
Jumlah kewajiban bunga tertunggak
s.d tanggal 30 September 2016
: Rp902.702.706
Sehingga rincian fasilitas kredit setelah alokasi dan konversi (restrukturisasi) menjadi sebagai berikut:
Jenis Kredit : Pinjaman Transaksi Khusus – II
Nilai Plafond : Rp34.190.795.100
Sifat : On Liquidation Basis
Suku Bunga : 10% p.a – 12% p.a
Jangka Waktu : 1 Oktober 2016 s.d 25 April 2021
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
48
11. UTANG BANK (lanjutan)
PT Bank MNC Internasional Tbk (lanjutan)
b. Mengkonversi seluruh kewajiban bunga fasilitas kredit tertunggak yang ditangguhkan pembayarannya
berdasarkan perjanjian Transaksi Khusus yaitu sebesar USD47.882,66 ke dalam mata uang Rupiah sehingga
menjadi sebesar Rp624.868.713 dan menggabungkan jumlah tersebut dengan bunga fasilitas kredit tertunggak
yang ditangguhkan pembayarannya berdasarkan Pinjaman Investasi - II yaitu sebesar Rp325.932.678. Sehingga
jumlah keseluruhan kewajiban bunga fasilitas kredit tertunggak yang ditangguhkan pembayarannya adalah
sebesar Rp950.801.391.
c. Mengkonversi seluruh kewajiban bunga fasilitas kredit yang terunggak berdasarkan perjanjian Transaksi Khusus
sampai dengan tanggal 30 September 2016 yaitu sebesar USD95.387,46 kedalam mata uang Rupiah sehingga
menjadi sebesar Rp1.244.806.353 dan menggabungkan jumlah tersebut dengan kewajiban bunga fasilitas kredit
yang tertunggak berdasarkan Pinjaman Investasi - II yaitu sebesar Rp902.702.706. Sehingga jumlah
keseluruhannya menjadi Rp2.147.509.059,43.
Jaminan : a. Hak tanggungan atas tanah yang masih berstatus (AJB) atas nama Dwi Hartanto dan Tatit Jatmiko yang terletak
di Karang Asem Barat, Bogor.
b. Fidusia atas tagihan atas nama Perusahaan sebesar Rp25.000.000.000
c. Fidusia atas inventory atas nama Perusahaan sebesar Rp25.000.000.000
d. Fidusia atas mesin atas nama Perusahaan sebesar Rp11.375.000.000
e. Personal Guarantee dari pemegang saham sebesar plafond.
f. Cash Collateral sebesar 20% dari nilai opening letter of credit/SKBDN Negative Covenants 1. Tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari kreditur, debitur tidak diperkenankan melakukan tindakan dibawah
ini, kecuali dalam rangka menjalankan usaha debitur sehari-hari yang tidak mempengaruhi kemampuan
DEBITUR untuk melaksnakan:
- Menjual dan atau dengan cara lain mengalihkan hak milik atau menyewakan/memyerahkan pemakaian
seluruh atau sebagian kekayaan milik DEBITUR baik berupa barang bergerak maupun tidak bergerak.
- Menjaminkan/mengagunkan dengan cara bagaimanapun kekayaan DEBITUR kepada orang/pihak lain,
kecuali menjaminkan/mengagunkan kekayaan kepada KREDITUR sebagaimana termaktub dalam perjanjian
jaminan.
- Mengadakan perjanjian yang dapat menimbulkan kewajiban membayar kepada pihak ketiga, termasuk
memberikan jaminan secara langsung maupun tidak langsung atas kewajiban pihak ketiga.
- Memberikan pinjaman kepada atau menerima pinjaman dari pihak lain.
2. Tindakan yang berkaitan dengan struktur perusahaan debitur, namun tidak terbatas pada:
- Mengadakan perubahan atas maksud, tujuan dan kegiatan usaha debitur ;
- Melakukan perubahan terhadap struktur permodalan perusahaan (corporate structure) antara lain peleburan,
penggabungan dan pengambilalihan.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
49
11. UTANG BANK (lanjutan) PT Bank MNC Internasional Tbk (lanjutan) Syarat dan Ketentuan Umum Fasilitas Kredit 1. Mengasuransikan seluruh jaminan
2. Menyalurkan transaksi keuangan melalui rekening Debitur
Memberikan pada Bank setiap waktu, baik diminta maupun tidak diminta segala dokumen dan atau
transaksi/informasi/keterangan/data secara lengkap, tepat, benar dan terkini serta sesuai dengan kedaan
sebenarnya berkenaan dengan:
1. Keadaan keuangan dan usaha debitur (seperti namun tidak terbatas pada laporan keuangan)
2. Perubahan anggaran dasar berikut seluruh pengesahan, persetujuan dan atau pelaporan oleh dan
kepada pihak yang berwenang, serta pendaftaran keapda pihak berwenang
3. Menyerahkan laporan keuangan tahunan (audited) paling lambat 120 Hari
4. Menyerahkan laporan keuangan tahunan yang merupakan lampiran SPT PPh tahunan Perusahaan
5. Menyerahkan laporan penjualan, aging piutang dan persediaan per 3 bulanan Permohonan Persetujuan
Sehubungan dengan pelaksanaan Rencana Transaksi dan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam
Perjanjian Kredit yang terkait dengan Rencana Transaksi, Perusahaan dengan ini mengajukan permohonan
persetujuan untuk mengubah dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka (Go Public) dengan
No 015/AJP/LO-MNC-VI/18 tanggal 28 Juni 2018.
Permohonan Perubahan
Sehubungan dengan pelaksanaan Rencana IPO dan dengan mengingat status Perusahaan setelah pelaksanaan
Rencana IPO sebagai suatu perusahaan terbuka, maka Perusahaan dengan ini mengajukan pencabutan oleh Bank
atas ketentuan dalam Perjanjian Kredit yang terkait dengan kewajiban Perusahaan untuk mengajukan permohonan
persetujuan tertulis terlebih dahulu kepada Bank sebelum melaksanakan perubahan susunan pemegang saham
Perusahaan dan untuk meminta persetujuan tertulis terlebih dahulu kepada Bank untuk membayar atau menyatakan
dapat dibayar suatu deviden,
Surat permohonan perubahan negative covenant telah disampaikan kepada pihak Bank dan telah mendapatkan
persetujuan perubahan/restrukturisasi Berdasarkan Surat Nomor 723/SAMG-AJP/XI18 tanggal 23 November 2018
mengenai Persetujuan Permohonan Addendum Atas Perubahan Susunan Pengurus. Berikut mutasi atas pembayaran utang bank masing-masing fasilitas:
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Pinjaman Transaksi Khusus - II 100.000.000 1.350.000.000 100.000.000 1.350.000.000
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
50
12. UTANG SEWA PEMBIAYAAN
Rincian utang sewa pembiayaan keuangan lainnya adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Rupiah
PT Bank Victoria Syariah 266.844.810 800.844.810
PT Dipo Star Finance 127.888.001 127.888.000
Sub jumlah Rupiah 394.732.811 928.732.810
Dolar Amerika
PT Chandra Sakti Utama Leassing 800.000.000 900.000.000
PT Indomobil Finance Indonesia 4.886.048.691 4.886.048.691
Sub jumlah Dolar Amerika 5.686.048.691 5.786.048.691
Jumlah utang sewa pembiayaan 6.080.781.502 6.714.781.501
Dikurangi bagian liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo
dalam satu tahun 6.080.781.502 6.714.781.501
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo
dalam waktu lebih dari satu tahun - -
PT Bank Victoria Syariah
Berdasarkan perjanjian sewa guna usaha No. 012/OL-BVIS/COMM/IX/13 tanggal 30 September 2013 antara
Perusahaan dengan PT Bank Victoria Syariah, perincian sewa guna usaha antara lain sebagai berikut :
- Penggunaan Fasilitas : Take Over Fasilitas PT Yustika Utama Energi
- Jenis Aset : Dua Unit Excavator Kobelco HD SK480LC-8 Super X
- Pembiayaan : Rp4.425.000.000
- Harga Beli Bank : Rp4.425.000.000
- Harga Jual Bank : Rp5.522.186.830,72
- Bunga : 15%
- Jangka Waktu : 36 Bulan
Jadual angsuran pokok atas pinjaman pembiayaan kepada PT Bank Victoria Syariah, yang telah jatuh tempo sampai
dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan belum terdapat restrukturisasi jadual angsuran pinjaman.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
51
12. UTANG SEWA PEMBIAYAAN (lanjutan) PT Dipo Star Finance Berdasarkan surat No. 0026296/2/01/11/2014 tanggal 26 Januari 2015 antara Perusahaan dengan PT Dipo Star
Finance, perincian sewa guna usaha antara lain sebagai berikut : - Jenis Aset : Mitsubishi L200 Strada E-2 Double Cab CR-HD-X Triton TH.2014
Plat Hitam - Harga Perolehan : Rp900.000.000 - Pembiayaan : Rp720.000.000 - Uang Muka : Rp180.000.000 - Imbalan jasa : 5% Flat - Jangka Waktu : 24 Bulan Jadual angsuran pokok atas pinjaman pembiayaan kepada PT Dipo Star Finance, yang telah jatuh tempo sampai
dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan belum terdapat restrukturisasi jadual angsuran pembiayaan. PT Indomobil Finance Indonesia Berdasarkan perjanjian sewa guna usaha No. 00008/CAD-FLEET/III/14 tanggal 12 Mei 2014 antara Perusahaan
dengan PT Indomobil Finance Indonesia, perincian sewa guna usaha antara lain sebagai berikut : - Penjual/Supplier : PT Mitra Profitamas Motor - Jenis Aset : 10 Unit Hino ZY5041 8X4 700 - Pembiayaan : USD138.061/unit - Imbalan Jasa : USD20.004,92 - Jangka Waktu : 36 Bulan - Penjual/Supplier : PT Mitra Profitamas Motor - Jenis Aset : 10 Unit Hino ZY1EWPD (8x4) - Pembiayaan : USD138.061/unit - Imbalan Jasa : USD20.004,92 - Jangka Waktu : 36 Bulan Berdasarkan perjanjian diatas diketahui bahwa pada akhir masa sewa guna usaha, Perusahaan mempunyai hak opsi
untuk membeli aset tersebut atau untuk memperpanjang masa sewa guna usaha.
PT BTMU – BRI Finance
a. Berdasarkan perjanjian sewa guna usaha No. F035522 tanggal 26 November 2013 antara Perusahaan dengan
PT BTMU – BRI Finance, perincian sewa guna usaha antara lain sebagai berikut :
- Penjual/Supplier : PT Tri Swardana Utama
- Jenis Aset : Delapan Unit Mercedes Benz Actros 3939K+ (2013)
- Harga Perolehan : USD168.300/unit
- Pembiayaan : USD1.000.000
- Jaminan : USD346.400
- Imbalan Jasa : SIBOR (6M) + 6 per tahun
- Jangka Waktu : 36 Bulan
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
52
12. UTANG SEWA PEMBIAYAAN (lanjutan)
PT BTMU – BRI Finance (lanjutan)
b. Berdasarkan perjanjian sewa guna usaha No. F036897 tanggal 20 Oktober 2014 antara Perusahaan dengan PT
BTMU – BRI Finance, perincian sewa guna usaha antara lain sebagai berikut :
- Penjual/Supplier : PT Tri Swardana Utama
- Jenis Aset : Dua Unit Man TGS 40 480 (2012), Lima Unit Man TGS 40 480
(2013) dan Tiga Unit Man TGS 40.400 (2012).
- Harga Perolehan : USD1.482.800
- Jangka Waktu : 36 Bulan
c. Berdasarkan perjanjian sewa guna usaha No. F036895 tanggal 24 Oktober 2014 antara Perusahaan dengan
PT BTMU – BRI Finance, perincian sewa guna usaha antara lain sebagai berikut :
- Penjual/Supplier : PT Tri Swardana Utama
- Jenis Aset : Dua Unit Komatsu Bulldozer D85E-SS-2
- Harga Perolehan : USD517.000
- Uang Muka (20%) : USD103.400
- Pembiayaan (80%) : USD413.600
- Imbalan Jasa : Berdasarkan Rate H-3
- Jangka Waktu : 36 Bulan
Berdasarkan perjanjian diatas diketahui bahwa pada akhir masa sewa guna usaha, Perusahaan mempunyai hak opsi
untuk membeli aset tersebut atau untuk memperpanjang masa sewa guna usaha.
Berdasarkan Novasi perjanjian No. 009LA2017011 tanggal 19 Juli 2017 antara BRI-Finance (“BRIF”) dengan
PT Victor Dua Tiga Mega (“VDTM”) (selanjutnya disebut “Perjanjian Pengalihan Hak dan Kewajiban”) telah terjadi
pengalihan hak dan kewajiban dari Perseroan kepada VDTM yang akan mengambil alih dan mengoperasikan barang
modal serta menjalankan kewajiban pembayaran uang sewa guna usaha kepada BRIF Hal tersebut juga telah
dikonfirmasi oleh VDTM berdasarkan surat keterangan yang dikeluarkan oleh VDTM kepada pihak-pihak yang
berkepentingan No. 024/SK/VDTM-Legal/III/18. Perusahaan telah melepaskan aset-aset sewa guna usaha berupa
Delapan Unit Mercedes Benz Actros 3939K, Lima Unit Man TGS 40.400, Lima Unit Man TGS 40.480 dan Dua Unit
Komatsu Bulldozer D85E-SS-2 kepada PT BTMU - BRI Finance (catatan 8 dan 12). PT Chandra Sakti Utama Leasing (CSUL) Berdasarkan perjanjian sewa guna usaha yang dibuat antara Perusahaan dengan PT Chandra Sakti Utama Leasing
(CSUL) No.10.30.2013.08.08678 tanggal 19 Agustus 2013 yang telah diubah berdasarkan surat No.354/CSUL/IV/2014, dan berdasarkan perjanjian sewa guna usaha No.10.30.2014.04.00209 tanggal 10 April 2014 yang telah diubah berdasarkan surat No.0287/CSUL/III/2014 perincian sewa guna usaha antara lain sebagai berikut :
- Penjual/Supplier : PT Tri Swardana Utama - Jenis Aset : 10 Unit Mercedez Benz Actros 4843K (8x4) dan 7 Unit Mercedez
Benz Actros 3939K (6x4) - Pembiayaan : USD1.545.775,00 dan USD966.042,00 - Jangka Waktu : 31 Bulan
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
53
12. UTANG SEWA PEMBIAYAAN (lanjutan)
PT Chandra Sakti Utama Leasing (CSUL) (lanjutan) Berdasarkan putusan Pengadilan Niaga dengan Surat Putusan No. 62/PDT.SUS-PKPU/2016/PN dan
No. 90/PDT.SUS-PKPU/2016/PN Jakarta Pusat, CSUL telah melakukan gugatan kepada Perusahaan terkait tidak dipenuhinya kewajiban pembayaran angsuran aset pembiayaan sejak tahun 2016, didalam putusan, Hakim memutuskan menolak semua tuntutan hak tagih CSUL kepada Perusahaan atas sisa kewajiban pembayaran yang dianggap oleh CSUL belum dibayarkan, dikarenakan tagihan tersebut tidak dapat dibuktikan secara sederhana. CSUL menganggap Perusahaan masih memiliki sisa kewajiban yang masih harus dibayarkan, sementara Perusahaan menyatakan CSUL telah melakukan penjualan atas seluruh objek leasing dan hasil penjualan objek leasing tersebut telah melebihi seluruh kewajiban Perusahaan kepada CSUL berdasarkan Perjanjian Leasing CSUL I dan Perjanjian Leasing CSUL II, sehingga Perusahaan tidak memiliki kewajiban pembayaran apapun kepada CSUL. Dikarenakan tuntutan CSUL mengenai sisa kewajiban telah dibantah oleh Perusahaan, maka diperlukan adanya pembuktian dari CSUL mengenai sisa kewajiban Perusahaan tersebut. Oleh karena itu masih ada upaya hukum yang dapat dilakukan CSUL terhadap Perusahaan yaitu mengajukan gugatan Perdata terhadap Perusahaan pada Pengadilan Negeri sebagaimana diamanahkan dalam Pasal 25 ayat (2) syarat dan ketentuan Perjanjian Leasing CSUL I dan Perjanjian Leasing CSUL II. Namun demikian, sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan keuangan CSUL tidak melakukan pengajuan gugatan perdata ke Pengadilan Negeri.
Perusahaan dengan CSUL telah beberapa kali melakukan komunikasi guna mencapai kesepakatan dalam
penyelesesian permasalahan tersebut diatas, terakhir, berdasarkan komunikasi dan pembahasan antara Manajemen Perusahaan dengan CSUL, melalui surat Nomor 049/LIT/HO/CSUL/VI/2019 tanggal 13 Juni 2019, CSUL memberikan persetujuan penyelesaian kewajiban Perusahaan senilai Rp5.000.000.000 (catatan 8 dan 29).
Semua utang sewa pembiayaan tersebut diatas, merupakan transaksi kepada pihak ketiga. 13. BEBAN AKRUAL Rincian beban akrual adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Bunga pinjaman bank 51.993.331.755 51.993.331.755 Gaji 652.721.675 624.820.998 Asuransi - 66.119.249 Jasa profesional - 35.000.000 Denda 800.000.000 800.000.000 Lain-lain 1.028.157.500 1.116.631.021
Jumlah Beban Akrual 54.474.210.930 54.635.903.023
Akrual denda per 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 merupakan beban yang timbul terkait solusi penyelesaian
yang ditawarkan Perusahaan kepada lembaga pembiayaan atas penarikan dan penjualan aset pembiayaan. Bunga pinjaman bank merupakan beban bunga atas pinjaman bank yang belum dibayarkan oleh Perusahaan yang terdiri dari beban bunga PT Indonesia Exim Bank dan PT Bank MNC Internasional dengan rincian sebagai berikut:
30 Juni 2020 31 Desember 2019
PT Indonesia Exim Bank 39.247.562.358 39.247.562.358 PT Bank MNC Internasional 12.745.769.397 12.745.769.397
Jumlah Bunga Pinjaman Bank 51.993.331.755 51.993.331.755
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
54
14. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA
Perhitungan atas imbalan pasca kerja tanggal 31 Desember 2019 dilakukan oleh konsultan aktuaria
PT Dian Artha Tama dengan laporan nomor No. 402/PSAK/DAT/II/2020 dan No.466/PSAK/DAT/III/2019, tanggal
27 Februari 2020 dan 20 Maret 2019 dengan menggunakan metode Projected Unit Credit.
Asumsi aktuaria pokok yang digunakan adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Tingkat Bunga – Per Tahun 7,6% 7,6%
Tingkat Kenaikan Upah – Per Tahun 5,0% 5,0%
Tabel Mortalita
Indonesia – III
(2011)
Indonesia – III
(2011)
Tingkat Cacat 0,02% 0,02%
Usia Pensiun Normal 55 Tahun 55 Tahun
a. Imbalan pasca kerja yang dibebankan pada laporan laba rugi adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Biaya Jasa Kini - 271.136.797
Biaya Bunga - 167.741.965
Beban Imbalan Periode Berjalan - 438.878.762
b. Perubahan liabilitas bersih tahun berjalan adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Biaya Jasa Tahun
Lalu Yang Sudah Dilalui – Vested - 372.873.945
Biaya Jasa Tahun
Lalu Yang Belum Dilalui – Non Vested - 1.877.865.339
Saldo Akhir Tahun - 2.250.739.284
c. Perubahan liabilitas bersih tahun berjalan adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Saldo Awal Tahun 2.250.739.284 2.020.987.529
Pembayaran Imbalan - (57.811.173)
Jumlah yang Dibebankan Ke Laba Rugi - 438.878.762
Beban/ (Pendapatan) Komprehensif Lainnya - 85.337.533
Saldo Akhir Tahun 2.250.739.284 2.250.739.284
Asumsi aktuarial yang signifikan untuk penentuan kewajiban imbalan pasti adalah tingkat diskonto dan kenaikan
gaji yang diharapkan. Analisis sensitivitas di bawah ini ditentukan berdasarkan masing-masing perubahan
asumsi yang mungkin terjadi pada akhir periode pelaporan, dengan semua asumsi lain konstan.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
55
14. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA (lanjutan)
30 Jun 2020 % 31 Des 2019 %
Tingkat diskonto:
Tingkat diskonto +1% (293.971.016) (293.971.016) 8,6
Tingkat diskonto -1% 251.332.399 251.332.399 6,6
Tingkat kenaikan gaji:
Tingkat kenaikan gaji +1% 294.216.386 294.216.386 6
Tingkat kenaikan gaji -1% (250.807.580) (250.807.580) 4
Analisis sensitivitas yang disajikan di atas mungkin tidak mewakili perubahan yang sebenarnya dalam kewajiban
imbalan pasti mengingat bahwa perubahan asumsi terjadinya tidak terisolasi satu sama lain karena beberapa
asumsi tersebut mungkin berkorelasi.
Selanjutnya, dalam menyajikan analisis sensitivitas di atas, nilai kini kewajiban imbalan pasti dihitung dengan
menggunakan metode projected unit credit pada akhir periode pelaporan, yang sama dengan yang diterapkan
dalam menghitung liabilitas manfaat pasti yang diakui dalam laporan posisi keuangan.
15. MODAL SAHAM
Berdasarkan Pernyataan Keputusan Pemegang Saham yang telah diaktakan dengan akta No. 9 tanggal
18 Desember 2019 oleh Notaris Rahayu Ningsih, S.H., memutuskan untuk menyetujui perubahan anggaran dasar
Perusahaan berupa (i) perubahan modal dasar Perusahaan sebesar Rp600.000.000.000 terbagi atas 6.000.000.000
saham dengan nilai nominal sebesar Rp100 per lembar saham, (ii) perubahan modal ditempatkan dan disetor penuh
sejumlah 2.000.000.000 dengan nilai seluruhnya Rp200.000.000.000. Akta perubahan tersebut telah mendapat
pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, dengan surat keputusan No. AHU-
AH.01.03-0375269 dan AHU-AH.01.03-0375270 tanggal 19 Desember 2019.
Susunan pemegang saham Perusahaan per 30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020 dan 31 Desember 2019
Pemegang Saham
Jumlah Saham Ditempatkan Dan
Disetor
Persentase
Kepemilikan
Modal Ditempatkan
Dan Disetor
PT Arkha Tanto Prima 1.046.250.000 52,31% 104.625.000.000 PT JAF Asia Investment 452.500.000 22,63% 45.250.000.000 Tn. Dwi Hartanto 1.250.000 0,06% 125.000.000 Masyarakat 500.000.000 25,00% 50.000.000.000 Jumlah Modal Saham 2.000.000.000 100,00% 200.000.000.000
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
56
16. PENJUALAN
Rincian penjualan adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020 30 Juni 2019
Kontruksi Baja 11.630.475.136 17.662.025.556
Komponen 1.434.914.397 12.285.169.739
Body Dump 4.482.000.000 1.675.909.009
Jasa pengangkutan batu bara 1.773.108.476 19.172.944.910
Jumlah Penjualan 19.320.498.009 50.796.049.214
Untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2020 dan 2019 seluruh transaksi penjualan Perusahaan merupakan
penjualan kepada pihak ketiga dan tidak ada penjualan kepada pihak berelasi.
Rincian penjualan yang melebihi 10% adalah sebagai berikut :
30 Juni 2020 30 Juni 2019
Rp % Rp %
PT Swadaya Graha 11.514.771.856 50,06 13.008.996.051 25,61
PT Komatsu Indonesia - - 15.216.541.985 29,96
PT Hino Motors Sales Indonesia 3.432.000.000 17,76 10.150.000.000 19,98
PT Pamapersada - - - -
14.946.771.856 38.375.538.036
17. BEBAN POKOK PENJUALAN
Rincian beban pokok penjualan adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020 30 Juni 2019
Persediaan Bahan Baku
Bahan Baku Awal 32.516.185.469 22.124.555.578
Pembelian 16.505.689.794 13.626.421.252
Bahan Baku Akhir (39.317.826.675) (18.588.706.678)
Bahan Baku Yang Digunakan 9.704.048.588 17.162.270.152
Biaya Penyusutan (catatan 8) 11.765.665.216 13.277.031.535
Biaya Tenaga Kerja 2.112.180.961 4.796.791.546
Biaya Pabrikasi 4.655.615.926 4.031.447.900
Biaya Pemeliharaan 66.899.000 167.414.090
Biaya Overhead Lainnya 189.100.889 6.177.807.544
Jumlah Biaya Produksi 28.493.510.580 45.612.762.768
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
57
17. BEBAN POKOK PENJUALAN (lanjutan)
30 Juni 2020 30 Juni 2019
Barang Dalam Proses
Barang Dalam Proses Awal 1.399.180.880 1.602.800.719
Barang Dalam Proses Akhir - (882.993.224)
Beban Pokok Produksi 29.892.691.460 46.332.570.263
Persediaan Barang Jadi
Barang Jadi Awal 6.525.000.000 2.250.000.000
Pembelian - -
Barang Jadi Akhir (5.459.680.880) (5.625.000.000)
Jumlah Beban Pokok Penjualan 30.958.010.580 42.957.570.263
Rincian pembelian yang melebihi 10% adalah sebagai berikut :
30 Juni 2020 30 Juni 2019
Rp % Rp %
PT Bintang Baja Cemerlang 2.845.756.619 17,24 - -
PT Citra Mandiri Jayaindo 1.380.014.622 9,48 5.467.849.995 12,73
PT Synergi Jayatama 2.277.637.438 13,80 - -
6.503.408.679 5.467.849.995
18. BEBAN PEMASARAN
Rincian beban pemasaran adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020 30 Juni 2019
Pemasaran 412.379.625 805.556.358
Entertainment 809.954.050 193.962.000
Pengiriman Barang 57.923.500 141.044.392
Bahan Bakar Minyak dan Pelumas 260.256.347 71.256.114
Jumlah Beban Pemasaran 1.540.513.522 1.211.818.864
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
58
19. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
Rincian beban umum dan administrasi adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020 30 Juni 2019
Gaji dan tunjangan 2.507.743.797 2.680.422.664
Perizinan 1.687.533.781 2.185.782.535
Listrik, air dan telepon 979.469.098 383.280.676
Perjalanan dinas 309.447.948 277.170.723
Pemeliharaan 670.242.565 188.206.250
Retribusi dan sumbangan 26.271.500 63.572.500
Penyusutan (catatan 8) 76.313.837 18.801.901
Asuransi 22.039.750 -
Perlengkapan kantor 12.442.000 82.047.650
Sewa 678.097.500 352.046.360
Project dan pengembangan sistem 8.126.000 2.915.000
Lain-lain 28.055.000 -
Jumlah Beban Umum dan Administrasi 7.005.782.776 6.234.246.259
20. PENDAPATAN BUNGA
Rincian pendapatan bunga adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020 30 Juni 2019
Pendapatan bunga atas piutang berelasi 4.693.000.348 4.701.687.893
Jasa giro 7.966.622 6.624.747
Jumlah pendapatan bunga 4.700.966.970 4.708.312.640
21. BEBAN KEUANGAN
Rincian beban keuangan adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020 30 Juni 2019
Bunga pinjaman bank 256.965.016 937.969.725
Bunga pinjaman dan sewa pembiayaan 388.905.048 274.608.563
Beban SKBDN 136.086.804 2.563.875
Jumlah Beban Keuangan 781.956.868 1.215.142.163
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
59
22. PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Rincian pendapatan (beban) lain-lain adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020 30 Juni 2019
Pendapatan lain-Lain
Laba selisih kurs 48.869.493 4.251.933
Pendapatan lain-lain - -
Jumlah pendapatan lain-lain - 4.251.933
(Beban) lain-Lain
Denda pajak - (118.045.385)
Rugi selisih kurs (5.892.767) -
Jumlah beban lain-Lain (5.892.767) (113.793.452)
Jumlah pendapatan (beban) lain-lain 42.976.726 (113.793.452)
23. LABA (RUGI) PER SAHAM Perhitungan laba (rugi) per saham dasar adalah sebagai berikut: 30 Juni 2020 30 Juni 2019
Nilai nominal 100 100 Laba (Rugi) Bersih (16.048.897.197) 3.408.335.688 Rata-rata tertimbang dari jumlah saham untuk perhitungan
laba (rugi) dasar per saham 200.000.000.000 150.000.000.000 Laba (Rugi) Per Saham (8,02) 2,27
Perusahaan tidak memiliki efek yang bersifat dilutive per 30 Juni 2020 dan 2019. 24. TRANSAKSI-TRANSAKSI PIHAK BERELASI a. Sifat transaksi dan hubungan dengan pihak-pihak berelasi : Sifat hubungan dengan pihak berelasi adalah hubungan berada di bawah pengendalian bersama melalui
sebagian kepemilikan yang sama dan/atau memiliki sebagian direksi dan/atau komisaris yang sama dengan Perusahaan.
Tidak terdapat transaksi dengan pihak berelasi baik yang langsung atau tidak langsung berhubungan dengan
kegiatan usaha utama Perusahaan, yang didefinisikan sebagai transaksi benturan kepentingan. Syarat dan kondisi dengan pihak berelasi kecuali transaksi piutang lain-lain dengan karyawan, memiliki syarat
dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
60
24. TRANSAKSI-TRANSAKSI PIHAK BERELASI (lanjutan) a. Sifat transaksi dan hubungan dengan pihak-pihak berelasi : (lanjutan) Gaji dan tunjangan yang dibayarkan kepada Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebesar
Rp 956.900.000 (Sembilan ratus lima puluh enam juta Sembilan ratus ribu rupiah) untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2020, sedangkan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2019, gaji dan tunjangan yang dibayarkan kepada Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebesar Rp 867.000.000 (Delapan ratus enam puluh tujuh juta rupiah).
Tabel berikut ini adalah ikhtisar pihak-pihak berelasi yang bertransaksi dengan Perusahaan, termasuk sifat
hubungan dan sifat transaksinya:
Pihak Berelasi Sifat Dari Hubungan Sifat Dari Transaksi
PT Arkha Forging Indonesia Memiliki Kesamaan Personil Manajemen Kunci Piutang lain-lain PT Prima Mulia Engineering Memiliki Kesamaan Personil Manajemen Kunci Piutang lain-lain PT Arkha Tanto Prima Memiliki Kesamaan Personil
Manajemen Kunci dan Pemegang Saham Perusahaan Utang lain-lain
Tn. Dwi Hartanto Komisaris dan Pemegang Saham Perusahaan Piutang/Utang lain-lain b. Rincian piutang lain-lain pihak berelasi adalah sebagai berikut : 30 Juni 2020 31 Desember 2019
PT Arkha Forging Indonesia 93.185.354.405 90.040.368.220 PT Prima Mulia Engineering 45.305.745.395 43.770.133.732
Jumlah piutang lain-lain pihak berelasi 138.491.099.800 124.664.989.894
Persentase terhadap jumlah aset 30,62% 28,54% Piutang lain-lain kepada pihak berelasi PT Arkha Forging Indonesia (PT ARFI) dan PT Prima Mulia Engineering
(PT PME) merupakan pengeluaran modal kerja, berdasarkan surat pemberian modal kerja Nomor 02/AJP-ARFI/PPMK/VIII/2018 tanggal 7 Agustus 2018 dan Nomor 09/AJP-PME/PPMK/I/2018 tanggal 4 Januari 2018. Pemberian modal kerja tersebut pada periode 31 Agustus 2018 telah dikenakan bunga masing-masing sebesar 6% dengan jangka waktu 2 (dua) tahun sejak tanggal penandatanganan perjanjian dan berakhir pada tanggal 31 Juli 2020 dan para pihak sepakat ketentuan-ketentuan yang diatur dalam perjanjian ini telah diberlakukan dan mengikat sejak bulan Januari 2012 sampai dengan telah dipenuhinya seluruh kewajiban. Pinjaman modal kerja yang diberikan Perusahaan kepada pihak berelasi tersebut antara lain digunakan untuk:
1. Pembelian bahan baku dan bahan pembantu; 2. Utilisasi; 3. Gaji dan tunjangan; 4. Biaya lain-lain.
Berdasarkan Surat Nomor : 01/AJP-ARFI/PPMK/ADD/II/2019 dan Nomor : 01/AJP-PME/PPMK/ADD/II/2019
tanggal 11 Februari 2019 mengenai perubahan Perjanjian Pemberian Modal Kerja tersebut diatas, terdapat perubahan pada Pasal 3 “Bunga”, dimana tingkat penetapan bunga yang sebelumnya sebesar 6% (enam persen) per tahun berubah menjadi sebesar 8% (delapan persen) terhitung dari saldo sejak tanggal perubahan perjanjian ini dilakukan oleh kedua belah pihak. Ketentuan-ketentuan selain dari perubahan tersebut di atas masih tetap berlaku sebagaimana tercantum dalam perjanjian ini.
Berdasarkan perjanjian diatas, para pihak sepakat sewaktu-waktu saldo pokok pemberian modal kerja tersebut
dapat dikonversi menjadi penyertaan modal, dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
61
24. TRANSAKSI-TRANSAKSI PIHAK BERELASI (lanjutan)
b. Rincian piutang lain-lain pihak berelasi adalah sebagai berikut : (lanjutan)
1. Hak dan Kewajiban Perusahaan
A. Hak :
(1) Menerima pengembalian total modal kerja berikut bunga (Pasal 3 ayat (1) dan ayat (2)
Perjanjian Pemberian Modal Kerja;
(2) Setiap saat selama jangka waktu Perjanjian Pemberian Modal Kerja, Perusahaan berhak
memilih untuk melaksanakan konversi Total Modal Kerja yang tercatat pada Jurnal Modal Kerja
menjadi saham atas nama Perusahaan dengan cara menyampaikan pernyataan tertulis untuk
melaksanakan hak konversi saham (Pasal 6 ayat (1) Perjanjian Pemberian Modal Kerja.
B. Kewajiban :
(1) Memberikan modal kerja tambahan apabila terdapat permintaan tertulis untuk meningkatkan
kegiatan operasional usaha pihak berelasi tersebut (Pasal 2 ayat (1) Perjanjian Pemberian
Modal Kerja.
2. Hak dan Kewajiban Penerima Modal Kerja
A. Hak :
(1) Menerima total modal kerja dan modal kerja tambahan (Pasal 1 dan Pasal 2 Perjanjian
Pemberian Modal Kerja;
(2) Dalam kondisi dan waktu tertentu, pihak berelasi dapat meminta Modal Kerja Tambahan kepada
Perusahaan yang disampaikan secara tertulis (Pasal 2 ayat (1) Perjanjian Pemberian Modal
Kerja.
B. Kewajiban :
(1) Jumlah total bunga sampai dengan bulan Agustus 2018 beserta jumlah total bunga bulan-bulan berikutnya selama Jangka Waktu Perjanjian ini akan berlaku dan wajib dibayarkan pada saat Perusahaan memilih menerima pengembalian Total Modal Kerja berikut bunga (Pasal 3 ayat (1) Perjanjian Pemberian Modal Kerja);
(2) Dalam hal Perusahaan memilih menerima pengembalian Total Modal Kerja berikut bunga dari pihak berelasi yang berhutang maka, jumlah total bunga sampai dengan bulan Agustus 2018 beserta jumlah total bunga bulan-bulan berikutnya selama Jangka Waktu Perjanjian Pemberian Modal Kerja akan dibayarkan sekaligus kepada Perusahaan selambat-lambatnya pada 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal berakhirnya Perjanjian Pemberian Modal Kerja (Pasal 3 ayat (2) Perjanjian Pemberian Modal Kerja);
(3) Untuk melaksanakan konversi Total Modal Kerja menjadi saham, maka dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender sejak tanggal Pernyataan Konversi Saham, Penerima Modal Kerja (pihak berelasi) wajib menerbitkan saham-saham baru baik dengan cara menambah modal dasar atau tidak, dalam jumlah dan nilai yang setara dengan nilai Total Modal Kerja yang tercatat Jurnal Modal Kerja pada waktu tanggal Pernyataan Konversi Saham, yang akan diambil seluruhnya oleh Perusahaan (Pasal 6 ayat (2) Perjanjian Pemberian Modal Kerja); dan
(4) Apabila sampai dengan tanggal berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian Pemberian Modal Kerja, Perusahaan tidak melaksanakan haknya untuk melakukan konversi Total Modal Kerja dengan saham, maka selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian Pemberian Modal Kerja wajib melakukan pembayaran kembali secara sekaligus atas Total Modal Kerja yang tercatat pada Jurnal Modal Kerja berikut seluruh bunga (Pasal 6 ayat (4) Perjanjian Pemberian Modal Kerja).
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
62
25. SEGMEN OPERASI
Berdasarkan informasi keuangan yang digunakan oleh Direksi sebagai pengambil keputusan operasional dalam
mengevaluasi kinerja segmen dan menentukan alokasi sumber daya yang dimilikinya, manajemen menetapkan
segmen berdasarkan aktivitas.
Manajemen menentukan segmen operasi berdasarkan aktivitas penjualannya menjadi komponen alat berat, body
dump, Jasa pengakutan batu bara, dan konstruksi baja sesuai keputusan strategis yang diambil oleh Manajemen atas
segmen tersebut. Segmen operasi usaha Perusahaan adalah sebagai berikut:
30 Juni 2020
Komponen
Alat Berat Body Dump
Jasa pengakutan
batu bara
Konstruksi
Baja Jumlah
Penjualan 1.550.617.677 4.482.000.000 690.801.801 12.597.078.531 19.320.498.009
Beban Pokok Penjualan 2.450.665.962 7.083.554.512 1.514.800.264 19.908.989.842 30.958.010.580
Laba Bruto (900.048.285) (2.601.554.512) (823.998.463) (7.311.911.310) (11.637.512.571)
Beban Pemasaran (1.540.513.522)
Beban Umum dan Administrasi (7.005.782.776)
Pendapatan Bunga 4.700.966.970
Beban Keuangan (781.956.868)
Pendapatan (Beban) Lain-Lain 42.976.726
Laba Sebelum Pajak Penghasilan (16.221.822.040)
Pajak Penghasilan 172.924.844
Laba Setelah Pajak Penghasilan (16.048.897.197)
Laba Komprehensif Lainnya -
Jumlah Laba Komprehensif Periode Berjalan (16.048.897.197)
Jumlah Aset 452.269.935.090
Jumlah Liabilitas 346.142.946.518
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
63
25. SEGMEN OPERASI (lanjutan)
30 Juni 2019
Komponen
Alat Berat Body Dump
Jasa pengakutan
batu bara
Konstruksi
Baja Jumlah
Penjualan 17.662.025.556 12.285.169.739 1.675.909.009 19.172.944.910 50.796.049.214
Beban Pokok Penjualan 12.801.551.838 8.638.723.751 8.263.731.306 13.253.563.367 42.957.570.263
Laba Bruto 4.860.473.718 3.646.445.988 (6.587.822.297) 5.919.381.543 7.838.478.951
Beban Pemasaran (1.211.818.864)
Beban Umum dan Administrasi (6.234.246.259)
Beban Keuangan (1.215.142.163)
Pendapatan (Beban) Lain-Lain 4.594.519.188
Laba Sebelum Pajak Penghasilan 3.771.790.853
Pajak Penghasilan (363.455.165)
Laba Setelah Pajak Penghasilan 3.408.335.688
Laba Komprehensif Lainnya -
Jumlah Laba Komprehensif
Periode Berjalan 3.408.335.688
Jumlah Aset 365.359.425.473
Jumlah Liabilitas 355.671.394.940
Segmen operasi berdasarkan wilayah Perusahaan adalah sebagai berikut: 30 Juni 2020
Jawa Barat Kalimantan Jumlah
Penjualan 18.629.696.208 690.801.801 19.320.498.009
Beban Pokok Penjualan 29.443.210.316 1.514.800.264 30.958.010.580
(10.813.514.108) (823.998.463) (11.637.512.571)
Laba Bruto
Beban Pemasaran (1.540.513.522)
Beban Umum dan Administrasi (7.005.782.776)
Pendapatan bunga 4.700.966.970
Beban Keuangan (781.956.868)
Pendapatan (Beban) Lain-Lain 42.976.726
Laba Sebelum Pajak Penghasilan (16.221.822.040)
Pajak Penghasilan 172.924.844
Laba Setelah Pajak Penghasilan (16.048.897.197)
Laba Komprehensif Lainnya -
Jumlah Laba Komprehensif
Periode Berjalan (16.048.897.197)
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
64
25. SEGMEN OPERASI (lanjutan)
30 Juni 2019
Jawa Barat Kalimantan Jumlah
Penjualan 49.120.140.205 1.675.909.009 50.796.049.214
Beban Pokok Penjualan 34.693.838.957 8.263.731.306 42.957.570.263
Laba Bruto 14.426.301.248 (6.587.822.297) 7.838.478.951
Beban Pemasaran (1.211.818.864)
Beban Umum dan Administrasi (6.234.246.259)
Beban Keuangan (1.215.142.163)
Laba Pelepasan Aset -
Pendapatan (Beban) Lain-Lain 4.594.519.188
Laba Sebelum Pajak Penghasilan 3.771.790.853
Pajak Penghasilan (363.455.165)
Laba Setelah Pajak Penghasilan 3.408.335.688
Laba Komprehensif Lainnya -
Jumlah Laba Komprehensif
Periode Berjalan 3.408.335.688
26. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
Risiko-risiko utama yang timbul dari instrumen keuangan yang dimiliki Perusahaan adalah risiko suku bunga, risiko
kredit, risiko nilai tukar dan risiko likuiditas. Kegiatan operasional Perusahaan dijalankan secara berhati-hati dengan
mengelola risiko-risiko tersebut agar tidak menimbulkan potensi kerugian bagi Perusahaan.
Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Perusahaan adalah untuk memastikan bahwa sumber daya
keuangan yang memadai tersedia untuk operasi dan pengembangan bisnis, serta untuk mengelola risiko suku bunga,
kredit dan risiko likuiditas. Perusahaan beroperasi dengan pedoman yang telah ditentukan oleh Dewan Direksi.
Risiko Suku Bunga
Risiko suku bunga adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari suatu instrumen
keuangan akan terpengaruh akibat perubahan suku bunga pasar. Eksposur Perusahaan yang terpengaruh
risiko suku bunga terutama terkait dengan utang bank.
Untuk meminimalkan risiko suku bunga. Perusahaan mengelola beban bunga melalui kombinasi utang dengan suku
bunga tetap dan suku bunga variabel dengan mengevaluasi kecenderungan suku bunga pasar. Manajemen juga
melakukan penelaahan berbagai suku bunga yang ditawarkan oleh kreditur untuk mendapatkan suku bunga yang
menguntungkan sebelum mengambil keputusan untuk melakukan perikatan utang baru.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
65
26. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
Risiko Suku Bunga (lanjutan)
Tabel berikut ini menunjukan sensitivitas kemungkinan perubahan tingkat suku bunga pinjaman. Dengan asumsi
variabel lain konstan, laba sebelum beban pajak dipengaruhi oleh tingkat suku bunga mengambang sebagai berikut:
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Kenaikan/
Penurunan
Dalam Satuan
Poin
Dampak
Terhadap Rugi
Sebelum Beban
Pajak
Kenaikan/
Penurunan
Dalam Satuan
Poin
Dampak
Terhadap Rugi
Sebelum Beban
Pajak
Rupiah +100 (8.354.524) +100 (3.213.985)
Rupiah -100 8.354.524 -100 3.213.985
Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko bahwa Perusahaan akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan atau pihak lawan
akibat gagal memenuhi liabilitas kontraktualnya. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko kredit yang
terkonsentrasi secara signifikan. Perusahaan mengendalikan risiko kredit dengan cara melakukan hubungan usaha
dengan pihak lain yang memiliki kredibilitas menetapkan kebijakan verifikasi dan otorisasi kredit, serta memantau
kolektibilitas piutang secara berkala untuk mengurangi jumlah piutang tak tertagih.
Kualitas kredit dari aset keuangan baik yang belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai dan jatuh tempo
tetapi tidak mengalami penurunan nilai dapat dinilai dengan mengacu pada peringkat kredit eksternal (jika tersedia)
atau mengacu pada informasi historis mengenai tingkat gagal bayar debitur.
Tabel berikut menggambarkan jumlah risiko kredit dan konsentrasi risiko yang dimiliki Perusahaan:
30 Juni 2020
Total
Lancar dan
Tidak
Mengalami
Penurunan
Nilai
Telah Jatuh Tempo Namun Tidak Mengalami Penurunan Nilai Telah Jatuh
Tempo dan
Mengalami
Penurunan
Nilai
1 – 30 Hari 31 – 60 Hari 61 – 90 Hari
Lebih Dari 90
Hari
Kas dan Setara
Kas 598.638.772 598.638.772 - - - - -
Piutang Usaha 64.757.095.201 30.795.543.244 2.781.073.255 3.274.561.836 12.564.273.910 7.659.168.917 7.682.474.039
Piutang Lain-Lain 138.491.099.800 4.693.000.348 1.564.333.449 - - 132.233.766.003 -
Uang Muka dan
Biaya Dibayar
Dimuka 78.087.753.868 494.404.866 - 33.572.999 - 77.559.776.003 -
Jumlah 281.934.587.641 36.581.587.229 4.345.406.704 3.308.134.836 12.564.273.910 217.452.710.922 7.682.474.039
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
66
26. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
Risiko Kredit (lanjutan)
31 Desember 2019
Total
Lancar dan
Tidak
Mengalami
Penurunan
Nilai
Telah Jatuh Tempo Namun Tidak Mengalami Penurunan Nilai Telah Jatuh
Tempo dan
Mengalami
Penurunan
Nilai
1 – 30 Hari 31 – 60 Hari 61 – 90 Hari
Lebih Dari 90
Hari
Kas dan Setara
Kas 3.110.781.343 3.110.781.343 - - - - -
Piutang Usaha 70.037.701.810 38.758.889.820 6.781.073.255 10.889.484.844 8.911.348.059 12.379.379.871 7.682.474.039
Piutang Lain-Lain 133.810.501.952 9.386.000.696 264.905.256 - - 124.159.596.000 -
Uang Muka dan
Biaya Dibayar
Dimuka 78.732.134.580 77.559.776.003 940.815.821 - - - -
Jumlah 285.691.119.685 128.815.447.862 7.986.794.332 10.889.484.844 8.911.348.059 136.538.975.871 7.682.474.039
Risiko Nilai Tukar
Risiko nilai tukar adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari suatu instrumen
keuangan akan terpengaruh akibat perubahan nilai tukar. Eksposur Perusahaan yang terpengaruh risiko suku bunga
terutama terkait dengan pinjaman bank.
Untuk mengelola risiko nilai tukar mata uang asing, Perusahaan melakukan konversi utang mata uang asing ke
Rupiah.
Perusahaan memiliki eksposur dalam mata uang asing yang timbul dari transaksi operasionalnya. Eksposur tersebut
timbul karena transaksi yang bersangkutan dilakukan dalam mata uang selain mata uang fungsional unit operasional
atau pihak lawan. Eksposur dalam mata uang asing Perusahan tersebut jumlahnya tidak material.
Tabel berikut ini menunjukan sensitivitas kemungkinan perubahan tingkat pertukaran Rupiah terhadap Dolar Amerika
dan Euro, dengan asumsi variabel lain konstan, dampak terhadap rugi sebelum beban pajak penghasilan sebagai
berikut:
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Perubahan
Tingkat Rupiah
Dampak Terhadap Rugi
Sebelum Beban Pajak
Perubahan
Tingkat Rupiah
Dampak Terhadap Rugi
Sebelum Beban Pajak
Dolar Amerika 2% 30.748.772 2% 25.199.251
Dolar Amerika -2% (30.748.772) -2% (25.199.251)
Euro 5% (19.258.691) 5% (45.595.419)
Euro -5% 19.258.691 -5% 45.595.419
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
67
26. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko kerugian yang timbul karena Perusahaan tidak memiliki arus kas yang cukup untuk
memenuhi liabilitasnya.
Dalam pengelolaan risiko likuiditas, manajemen memantau dan menjaga jumlah kas dan setara kas yang dianggap
memadai untuk membiayai operasional Perusahaan dan untuk mengatasi dampak fluktuasi arus kas. Manajemen juga
melakukan evaluasi berkala atas proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo utang dan terus-
menerus melakukan penelaahan pasar keuangan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang optimal.
Tujuan utama dari pengelolaan modal Perusahaan adalah untuk memastikan bahwa Perusahaan mempertahankan
rasio modal yang sehat dalam rangka mendukung bisnis dan memaksimalkan nilai pemegang saham. Perusahaan
tidak diwajibkan untuk memenuhi syarat-syarat modal tertentu.
Perusahaan mengelola permodalan untuk menjaga kelangsungan usahanya dalam rangka memaksimumkan
kekayaan para pemegang saham dan manfaat kepada pihak lain yang berkepentingan terhadap Perusahaan dan
untuk menjaga struktur optimal permodalan untuk mengurangi biaya permodalan.
Tabel dibawah ini menunjukan analisis jatuh tempo liabilitas keuangan Perusahaan dalam rentang waktu yang
menunjukan jatuh tempo kontraktual untuk semua liabilitas keuangan dimana jatuh tempo kontrkatual sangat penting
untuk pemahaman terhadap arus kas. Jumlah yang diungkapkan dalam tabel adalah arus kas kontraktual yang tidak
terdiskonto (termasuk pembayaran pokok dan bunga).
30 Des 2020
<1 Tahun 1 – 2 Tahun 2 – 3 Tahun >3 Tahun Jumlah
Utang Usaha 6.473.463.972 10.467.423.847 2.248.106.205 5.043.196.826 24.232.190.851
Utang Bank 20.630.682.372 36.925.539.075 33.420.867.737 152.326.074.356 243.303.163.540
Beban Akrual 2.480.879.175 - 51.993.331.755 - 54.474.210.930
Utang Sewa Pembiayaan - - - 6.080.781.502 6.080.781.502
Jumlah Liabilitas Neto 29.585.025.519 47.392.962.922 87.662.305.697 163.450.052.684 328.090.346.822
31 Des 2019
<1 Tahun 1 – 2 Tahun 2 – 3 Tahun >3 Tahun Jumlah
Utang Usaha 7.674.397.546 5.693.134.222 5.408.783.002 6.269.281.301 25.045.596.071
Utang Bank 20.830.682.372 36.925.539.075 33.420.867.737 152.326.074.356 243.503.163.540
Beban Akrual 2.642.571.268 - 51.993.331.755 - 54.635.903.023
Utang Sewa Pembiayaan - - - 6.714.781.502 6.714.781.502
Jumlah Liabilitas Neto 31.147.651.186 42.618.673.297 90.822.982.494 165.310.137.159 329.899.444.137
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
68
26. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
Manajemen Modal
Tujuan utama pengelolaan modal Perusahaan adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat untuk
mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham.
Perusahaan mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian, bila diperlukan, berdasarkan perubahan
kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan, Perusahaan dapat menyesuaikan
pembayaran dividen kepada pemegang saham, atau menerbitkan saham baru. Tidak ada perubahan atas tujuan,
kebijakan maupun proses untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018.
Perusahaan memantau tingkat permodalan dengan menggunakan ukuran rasio keuangan seperti rasio total utang
yang berbeban bunga terhadap total ekuitas dengan rincian sebagai berikut:
30 Juni 2020 31 Desember 2019
Utang Bank 243.303.163.540 243.503.163.540
Utang Sewa Pembiayaan 6.080.781.502 6.714.781.501
Jumlah Utang yang Berbeban Bunga 249.383.945.042 250.217.945.041
Jumlah Ekuitas 122.175.885.768 122.175.885.767
Rasio Utang yang Berbeban Bunga Terhadap Ekuitas 2,04 2,05
Estimasi Nilai Wajar
Nilai wajar aset dan liabillitas keuangan diestimasi untuk keperluan pengakuan dan pengukuran atau untuk keperluan
pengungkapan.
PSAK 68, “Pengukuran nilai wajar” mensyaratkan pengungkapan atas pengukuran nilai wajar dengan tingkat hirarki
nilai wajar sebagai berikut:
a. Harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (tingkat 1),
b. Input selain harga kuotasian yang termasuk dalam tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik
secara langsung (misalnya harga) atau secara tidak langsung (misalnya derivasi dari harga) (tingkat 2), dan
c. Input untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat
diobservasi) (tingkat 3).
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
69
26. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
Estimasi Nilai Wajar (lanjutan)
Tabel di bawah ini menggambarkan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset dan liabilitas keuangan:
30 Juni 2020 31 Des 2019
Nilai Tercatat
Estimasi Nilai
Wajar
Nilai Tercatat
Estimasi Nilai
Wajar
Aset Keuangan
Kas dan Setara Kas 427.571.149 427.571.149 3.110.781.343 3.110.781.343
Piutang Usaha 57.074.621.162 57.074.621.162 70.037.701.810 70.037.701.810
Uang Muka dan Biaya Dibayar Dimuka 78.087.753.868 78.087.753.868 78.732.134.580 78.732.134.580
Jumlah Aset Keuangan 135.589.946.179 135.589.946.179 151.880.617.733 151.880.617.733
Liabilitas Keuangan
Utang Usaha 24.232.190.851 24.232.190.851 25.045.596.071 25.045.596.071
Utang Bank 243.303.163.540 243.303.163.540 243.503.163.540 243.503.163.540
Utang Sewa Pembiayaan 6.080.781.501 6.080.781.501 6.714.781.501 6.714.781.501
Beban Akrual 54.474.210.930 54.474.210.930 54.635.903.023 54.635.903.023
Jumlah Liabilitas Keuangan 328.090.346.822 328.090.346.822 329.899.444.135 329.899.444.135
Nilai wajar atas sebagian besar aset dan liabilitas keuangan mendekati nilai tercatat karena dampak pendiskontoan
yang tidak signifikan.
Tidak terdapat pengalihan antara tingkat 1 dan 2 selama periode berjalan.
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan kuotasi nilai pasar
pada tanggal pelaporan.
Kuotasi nilai pasar yang digunakan Perusahaan untuk aset keuangan adalah harga penawaran (bid price), sedangkan
untuk liabilitas keuangan menggunakan harga jual (ask price). Instrumen keuangan ini termasuk dalam tingkat 1.
Nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif ditentukan dengan menggunakan teknik
penilaian tertentu. Teknik tersebut menggunakan data pasar yang dapat diobservasi sepanjang tersedia dan
seminimal mungkin mengacu pada estimasi. Apabila seluruh input signifikan atas nilai wajar dapat diobservasi,
instrumen keuangan ini termasuk dalam tingkat 2.
Jika satu atau lebih input yang signifikan tidak berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi, maka instrumen
tersebut masuk ke dalam tingkat 3.
Teknik penilaian tertentu digunakan untuk menentukan nilai instrumen keuangan mencakup:
a. Penggunaan harga yang diperoleh dari bursa atau pedagang efek untuk instrumen sejenis; dan
b. Teknik lain, seperti analisis arus kas diskontoan, digunakan untuk menentukan nilai wajar instrumen keuangan
lainnya.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
70
27. REKONSILIASI LIABILITAS YANG TIMBUL DARI AKTIVITAS PENDANAAN DAN TRANSAKSI NON KAS
Per 30 Juni 2020 dan 2019 tidak terdapat transaksi investasi dan pendanaan non kas yang mempengaruhi kas dan
setara kas dan tidak termasuk dalam laporan arus kas.
28. PERJANJIAN – PERJANJIAN PENTING
a. Perusahaan melakukan perjanjian dengan PT Komatsu Indonesia untuk pengadaan bahan-bahan utama (parts)
dan bahan-bahan pembantu (assemblies) berdasarkan perjanjian tanggal 1 Februari 2018 untuk jangka waktu
selama 3 tahun.
b. Perjanjian Paket Service Nomor: JIEP/SEM/16/636/SP tertanggal 10 Juni 2016; antara Perusahaan dengan
PT Pamapersada Nusantara dan PT United Tractor Tbk.
c. Perusahaan melakukan perjanjian dengan PT Pamapersada Nusantara untuk pemborongan pekerjaan
pengangkutan batubara berdasarkan perjanjian No. JIEP/SEM/17/1150/SP tanggal 24 Oktober 2017.
Pembayaran pekerjaan dilakukan secara bulanan berdasarkan tonase batubara yang diangkut.
d. Perjanjian Nomor: 63/SP-FB/10.2018 tanggal 3 Oktober 2018 antara PT. Swadaya Graha – Gresik dengan
PT Arkha Jayanti Persada – Bogor, Perjanjian Nomor: 67/SP/09.2018 tanggal 24 September 2018 antara PT. Swadaya Graha – Gresik dengan PT. Arkha Jayanti Persada – Bogor, l. Surat PT. Swadaya Graha Nomor: 003501/P/201912/07.1003049 tanggal 20 Desember 2018 perihal Pemberitahuan Perpanjangan Surat Perjanjian;
e. Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) dengan rincian sebagai berikut:
1.
Nomor 003/AJP/PPJB/I/2010 tanggal 11 Januari 2010 antara Perusahaan dan Bapak Tatit Jatmiko, berikut dengan Addendum-Adendumnya atas jual beli tanah dan bangunan yang berlokasi di Citereup Kabupaten Bogor Jawa Barat dengan luas tanah 2.300M2. Didalam addendum terakhir PPJB tanggal 21 Mei 2020 pasal 1 menyatakan bahwa Perusahaan telah menyelesaikan pembayaran harga tanah objek PPJB dan selanjutnya para pihak sepakat melakukan proses balik nama selambat-lambatnya pada tanggal 20 Mei 2021.
2. Nomor 001/AJP/PPJB/III/2012 tanggal 1 Maret 2012 antara Perusahaan dengan Bapak Dwi Hartanto dan
Tatit Jatmiko berikut dengan Addendum-Addendumnya atas jual beli tanah yang berlokasi di Citereup Kabupaten Bogor Jawa Barat dengan jumlah luas tanah 10.798M2. Didalam addendum terakhir PPJB tanggal 21 Mei 2020 pasal 1 menyatakan bahwa Perusahaan telah menyelesaikan pembayaran harga tanah objek PPJB dan selanjutnya para pihak sepakat melakukan proses balik nama selambat-lambatnya pada tanggal 20 Mei 2021.
3. Nomor 002/AJP/PPJB/X/2013 tanggal 11 Oktober 2013 antara Perusahaan dan Bapak Dwi Hartanto berikut Addendum-Addendumnya atas jual beli tanah dan bangunan yang berlokasi di Citereup Kabupaten Bogor Jawa Barat dengan luas tanah 4.341M2. Didalam Addendum terakhir PPJB tanggal 21 Mei 2020 pasal 1 menyatakan bahwa Perusahaan telah menyelesaikan pembayaran harga tanah objek PPJB dan selanjutnya para pihak sepakat melakukan proses balik nama selambat-lambatnya pada tanggal 20 Mei 2021.
PT ARKHA JAYANTI PERSADA Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2020 DAN 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
71
29. KONTINJENSI a. Berdasarkan putusan Pengadilan Negeri No. 1222K/Pdt.Sus-PHI/2017 tanggal 19 Oktober 2017 dketahui bahwa
pada tanggal 24 Oktober 2014 Perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 147 orang pegawai dikarenakan Perusahaan mengalami kerugian dua tahun berturut-turut. Sehingga Perusahaan harus membayar uang pesangon dan penggantian sebesar Rp1.383.600.598 atas perkara tersebut.
b. Berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Samarinda No. 35/Pdt.Sus-PHI/2016/PN.Smr tanggal 13 Desember
2016 diketahui bahwa Perusahaan dan 54 orang pegawai sepakat untuk melakukan pemutusan hubungan kerja sejak tanggal 1 April 2016 dan Perusahaan harus membayar secara tunai hak-hak para pegawai berupa upah/gaji yang belum dibayarkan sejak bulan Juni – Desember tahun 2015 dan bulan Januari – Maret tahun 2016, serta membayar uang penggantian hak atas perumahan, pengobatan dan perawatan yang ditetapkan sebesar 15% dari jumlah dua bulan gaji. Secara keseluruhan jumlah upah/gaji dan uang penggantian atas 54 orang pegawai adalah sebesar Rp1.324.144.310.
Pada tanggal 23 Agustus 2018, Perusahaan mengajukan permohonan peninjauan kembali kepada Pengadilan
Negeri Cibinong atas kasus tersebut diatas. Sampai dengan tanggal laporan keuangan ini diterbitkan, Perusahaan belum menerima hasil putusan kasasi tersebut.
30. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA
Pada tanggal 20 Juli 2020, Perusahaan memperoleh Letter of Award (LOA)/surat penunjukan proyek pekerjaan
Supply,Fabrication & Delivery of Steel Structure dari PT Rekayasa Industri (Persero), dimana pekerjaan ini merupakan
pekerjaan lanjutan atas subkontraktor PT Swadaya Graha dengan nilai kontrak sebesar Rp45.310.419.000.