laporan kerja praktek.docx

132
UNIVERSITAS DIPONEGORO PEMBANGUNAN STRUKTUR ATAS PROYEK HOTEL IBIS GADING SERPONG TANGERANG The Upper Structure Construction of Ibis Gading Serpong Hotel Project Tangerang KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi !a"at men!e#eaikan Pen$i$ikan Sa"jana Teknik EVI MARIANA %&'&'&&'&%''(' JURUSAN TEKNIK SIPIL )AKULTAS TEKNIK SEMARANG JANUARI* %'&+

Upload: danang

Post on 06-Oct-2015

149 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

UNIVERSITAS DIPONEGORO

PEMBANGUNAN STRUKTUR ATAS PROYEK HOTEL IBIS GADING SERPONGTANGERANG

The Upper Structure Construction of Ibis Gading Serpong Hotel ProjectTangerang

KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi syarat menyelesaikan Pendidikan Sarjana Teknik

EVI MARIANA21010110120030

JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIK

SEMARANGJANUARI, 2014

UNIVERSITAS DIPONEGORO

PEMBANGUNAN STRUKTUR ATAS PROYEK HOTEL IBIS GADING SERPONGTANGERANG

The Upper Structure Construction of Ibis Gading Serpong Hotel ProjectTangerang

KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi syarat menyelesaikan Pendidikan Sarjana Teknik

EVI MARIANA21010110120030

Semarang, Januari 2014Mengetahui,Ketua Jurusan/Program Studi Teknik SipilFakultas Teknik Universitas Diponegoro,

Ir. Sumbogo Pranoto, MT.NIP. 19580604.198602.1.001DisetujuiDosen Pembimbing Kerja Praktek

Ir. Y.I. Wicaksono, M.SNIP. 19570624.198503.1.001

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun laporan kerja praktek Proyek Pembangunan Hotel Ibis Gading Serpong Tangerang.Laporan kerja praktek ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan akademis dalam menyelesaikan pendidikan program studi strata satu (S1) bagi mahasiswa jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang. Manfaat dari kerja praktek ini adalah untuk dapat mengenal dan mengerti hal-hal dan permasalahan-permasalahan yang terjadi di lapangan dan dapat membandingkan serta menghubungkan dengan teori-teori yang telah didapat di perkuliahan. Apa yang telah didapat oleh penulis selama 60 hari kerja melaksanakan kerja praktek ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang pelaksanaan suatu proyek.Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih, atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan selama kerja praktek sampai tersusunnya laporan ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :1. Ayah, Ibu dan Keluarga tercinta atas doa dan dukungannya kepada penulis.2. Ir. Sumbogo Pranoto, MS., sebagai Ketua Jurusan Taknik Sipil Universitas Diponegoro, Semarang.3. Ir. Hary Budieni, MT., sebagai Koordinator I Bidang Akademik Jurusan Teknik Sipil Universitas Diponegoro, Semarang4. Ir. Y.I. Wicaksono, MS., selaku dosen pembimbing Kerja Praktek yang telah memberikan bimbingan hingga selesainya laporan kerja praktek ini.5. Dr. Bagus Hario Setiadji, ST., MT., sebagai Dosen Wali penulis.6. Bapak Hendrick Santoso, selaku Project Manager Proyek Hotel Ibis Gading Serpong PT. Jaya Kusuma Sarana.7. Bapak Bernardus Epintanta, selaku Koordinator Project Manager PT. Jaya Kusuma Sarana.8. Bapak Podo Harsono, selaku Site Engineer Proyek Hotel Ibis Gading Serpong PT. Jaya Kusuma Sarana yang menjadi pembimbing selama kerja praktek.9. Teman-teman angkatan 2010 yang memberikan dukungan selama kerja praktek hingga selesainya penyusunan laporan.10. Keluarga Mapateksi Undip yang membantu, mendoakan dan memberikan dukungan selama kerja praktek hingga selesainya penyusunan laporan, dan11. Semua pihak yang tidak mampu ditulis satu persatu yang telah membantu selesainya laporan kerja prektek ini.Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Semarang, Januari 2014

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULiLEMBAR PENGESAHANiiKATA PENGANTARiiiDAFTAR ISIvDAFTAR GAMBARviiiDAFTAR TABELxBAB I PENDAHULUAN11.1LATAR BELAKANG11.2MAKSUD DAN TUJUAN21.1.1.Lokasi Proyek21.1.2.Data Proyek31.1.3.Data Teknis41.3LINGKUP PEKERJAAN41.3.1PEKERJAAN PERSIAPAN41.3.2PEKERJAAN STRUKTUR41.3.3PEKERJAAN ARSITEKTUR51.3.4PEKERJAAN PLUMBING71.4METODE PENGUMPULAN DATA91.5SISTEMATIKA PENYUSUNAN LAPORAN9BAB II MANAJEMEN PROYEK122.1.TINJAUAN UMUM122.2.UNSUR-UNSUR PENGELOLA PROYEK142.2.1.Pemilik Proyek (Owner)142.2.2.Konsultan Perencana142.2.3.Konsultan Manajemen Konstruksi152.2.4.Kontraktor Pelaksana152.3.HUBUNGAN KERJA ANTARA UNSUR ORGANISASI152.4.STRUKUR ORGANISASI PROYEK162.4.1STRUKTUR ORGANISASI OWNER162.4.2STRUKTUR ORGANISASI KONTRAKTOR PELAKSANA19BAB III TINJAUAN PERENCANAAN233.1URAIAN UMUM233.2.TINJAUAN PERSIAPAN243.3.TINJAUAN PEKERJAAN STRUKTUR253.3.1.STRUKTUR BAWAH253.3.2.STRUKTUR ATAS283.4.TINJAUAN PEKERJAAN ARSITEKTUR38BAB IV BAHAN BANGUNAN DAN PERALATAN KERJA434.1.TINJAUAN UMUM434.2.BAHAN BANGUNAN434.3.PERALATAN KERJA61BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN695.1.PEKERJAAN KOLOM695.2.PEKERJAAN BALOK & PLAT LANTAI785.3.PEKERJAAN TANGGA87BAB VI PENGENDALIAN PROYEK906.1.TINJAUAN UMUM906.2.PENGENDALIAN MUTU916.3.PENGENDALIAN WAKTU1056.4.PENGENDALIAN TEKNIS1066.5.PENGENDALIAN BIAYA1076.6.PENGENDALIAN K3109BAB VII PERMASALAHAN DAN PENYELESAIAN1127.1.PERMASALAHAN1127.1.1Faktor Cuaca1127.1.2Faktor K3 (Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan kerja)1127.1.3.Faktor Koordinasi/ Komunikasi1137.1.4.Faktor Teknis Pelaksanaan1147.1.5.Faktor Manajemen Tenaga Kerja1147.1.6.Faktor Manajemen Keuangan1157.2.PENYELESAIAN MASALAH1157.2.1. Faktor Cuaca1157.2.2. Faktor K31157.2.3. Faktor Koordinasi/ Komunikasi1167.2.4. Faktor Teknis Pelaksanaan1167.2.5. Faktor Manajemen Tenaga Kerja1187.2.6. Faktor Manajemen Keuangan118BAB VIII PENUTUP1198.1.URAIAN UMUM1198.2.KESIMPULAN1198.3.SARAN120DAFTAR PUSTAKA121LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Lokasi Proyek Hotel Ibis Gading Serpong2Gambar 2.1 Fase Hidup Proyek (Project Life Cycle)14Gambar 2.2 Skema Hubungan Kerja Pengelola Proyek15Gambar 2.3 Struktur Organisasi Owner17Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana20Gambar 3.1 Shop Drawing Pile Cap26Gambar 3.2 Pekerjaan Pile Cap27Gambar 3.3 Sloof (Tie Beam)27Gambar 3.4 Detail Tulangan Sloof (Tie Beam)28Gambar 3.5 Kolom29Gambar 3.6 Pekerjaan Tulangan Balok29Gambar 3.7 Pekerjaan Pembersihan Plat Lantai29Gambar 3.8 Tangga29Gambar 3.9 Detail Penulangan Kolom30Gambar 3.10 Pengecoran Kolom32Gambar 3.11 Detail Penulangan Balok33Gambar 3.12 Penulangan Balok35Gambar 3.13 Detail Penulangan Plat Lantai36Gambar 3.14 Pekerjaan Penulangan Plat Lantai36Gambar 3.15 Detail Tangga37Gambar 3.16 Pekerjaan Tangga38Gambar 3.17 Tampak Barat dan Utara38Gambar 3.18 Tampak Timur dan Selatan39Gambar 5.1 Skema Pemindahan Titik As Kolom69Gambar 5.2 Marking As Kolom70Gambar 5.3 Fabrikasi Tulangan Kolom72Gambar 5.4 Pemasangan Tulangan Kolom dan Spatu Kolom72Gambar 5.5 Pemasangan Beton Decking73Gambar 5.6 Pekerjaan Pemasangan Bekisting75Gambar 5.7 Pekerjaan Pengecoran Kolom76Gambar 5.8 Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Kolom77Gambar 5.9 Pemasangan Jack Base79Gambar 5.10 Penempatan Standar di Atas Jack Base79Gambar 5.11 Pemasangan Ledger79Gambar 5.12 Pemasangan Beam Bracket dan U-Head80Gambar 5.13 Pemasangan Bracing dan Suri-suri80Gambar 5.14 Pemasangan Playwood81Gambar 5.15 Skema Pemasangan Bekisting Balok dan Plat Lantai82Gambar 5.16 Pekerjaan Pemasangan Bekisting Balok dan Plat Lantai83Gambar 5.17 Pemasangan Beton Decking pada Plat Lantai83Gambar 5.18 Penulangan Plat Lantai85Gambar 5.19 Tulangan Cakar Ayam85Gambar 5.20 Persiapan Pengecoran86Gambar 5.21 Slump Test87Gambar 5.22 Pengecoran Plat Lantai87Gambar 5.23 Penulangan Tangga88Gambar 5.24 Skema Pengecoran Tangga89Gambar 6.1 Kerucut Abrams95Gambar 6.2 Sketsa Pengujian Slump Test di Lapangan95Gambar 6.3 Pengujian Slump Tes96Gambar 6.4 Pengambilan Sample di Lapangan97Gambar 6.5 Sample Beton98Gambar 6.6 Uji Kuat Tekan Beton98Gambar 6.7 Penyimpanan Tulangan di Atas Bantalan Kayu99Gambar 6.8 Pengujian Kuat Tarik Tulangan100Gambar 6.9 Tulangan Setelah di Uji101

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Proyek Hotel Ibis Gading Serpong 3Tabel 3.1 Dimensi Kolom Proyek Hotel Ibis Gading Serpong31Tabel 3.2 Panjang Penyaluran32Tabel 3.3 Dimensi Balok Proyek Hotel Ibis Gading Serpong34Tabel 4.1 Jenis Semen45Tabel 4.2 Klasifikasi Semen Portland48Tabel 4.3 Sifat-sifat Agregat52Tabel 4.4 Jenis Admixture54Tabel 4.5 Kandungan dan Jenis Fly Ash57Tabel 4.6 Tegangan Ijin Baja Tulangan59Tabel 4.7 Daftar Alat Kerja62Tabel 4.8 Daftar Alat Ukur67

123

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGTangerang Selatan merupakan salah satu kota yang bisa dikatakan sebagai kota metropolitan. Tangerang Selatan terdiri dari tujuh kecamatan, yaitu Kecamatan Ciputat, Ciputat Timur, Pamulang, Pondok Aren, Serpong, Serpong Utara dan Setu. Kota tersebut mengalami kemajuan perindustrian dan perekonomian yang sangat pesat. Dengan kemajuan industri manufaktur di kota tersebut, banyak dijumpai pembangunan-pembangunan di sekitarnya, terutama dikawasan Serpong. Serpong merupakan kecamatan yang mempunyai fasilitas perkotaan paling lengkap, terutama dengan beroperasionalnya pengembangan-pengembangan besar seperti Bumi Serpong Damai (BSD City), Alam Sutera, Gading Serpong, dan sebagainya.Wilayah Gading Serpong sedang dalam pengembangan pembangunan yang cukup besar. Banyak terdapat pusat perbelanjaan seperti Summarecon Mall Serpong, Pasar Modern Paramount dan lain sebagainya yang nantinya akan meningkatkan pertumbuhan perekonomian di wilayah tersebut. Dapat diprediksi satu dua tahun mendatang wilayah ini akan menjadi kawasan wisata belanja dengan turis-turis baik domestik maupun mancanegara yang akan berkunjung untuk sekedar menikmati dan berbelanja di kawasan tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan demand dan sebagai fasilitas, maka dari pihak owner PT. Tasani Artha Niaga membangun sebuah hotel bintang tiga yaitu Hotel Ibis Gading Serpong yang letaknya cukup strategis, di pusat kawasan tersebut. Diharapkan dengan dibangunnya Hotel Ibis Gading Serpong tersebut akan menambah angka pendapatan di wilayah Gading Serpong dan dapat bersaing dengan hotel-hotel lainnya.

1.2 MAKSUD DAN TUJUANMaksud dari pembuatan laporan kerja praktek ini adalah membuat laporan kegiatan Pembangunan Hotel Ibis Gading Serpong dengan data-data yang diperoleh baik dari observasi lapangan maupun wawancara pihak-pihak yang bersangkutan dengan pembangunan proyek tersebut. Adapun tujuan dari penulisan laporan Kerja Praktek ini adalah mengkomparasikan hal-hal yang terjadi di lapangan dengan teori-teori yang sudah kita pelajari di bangku perkuliahan sehingga dapat diperoleh kesimpulan-kesimpulan yang mana dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.1.1.1. Lokasi ProyekHotel Ibis Gading Serpong terletak di Jalan Boulevard Raya Blok M5 No.19 Gading Serpong, Tangerang. Batas-batas lokasi proyek adalah sebagai berikut: Sebelah timur: Eat and Chat Paramount Serpong Sebelah barat : The Tiara Residence Sebelah utara : Dunkin Donuts Sebelah selatan: PT. Suzuki Indomobil

EAT AND CHATLOKASI PROYEKTHE TIARA RESIDENCEPT. SUZUKI INDOMOBILDUNKIN DONUTS

Gambar 1. 1 Lokasi Proyek Hotel Ibis Gading Serpong

1.1.2. Data ProyekData Proyek Hotel Ibis Gading Serpong Jalan Boulevard Raya Blok M5 No. 19 Tangerang adalah sebagai berikut :

Tabel 1. 1 Data Proyek Hotel Ibis Gading Serpong1Nama ProyekHotel Ibis Gading Serpong Jalan Boulevard Tangerang

2Lokasi ProyekJl. Boulevard Raya Blok M5 No. 19 Gading Serpong, Tangerang

3Pemilik ProyekPT. Tasani Artha Niaga

4Konsultan Perencana 1. Arsitektur : Fx Architect Studio2. Struktur : PT. Adinata Surya Pratama3. M & E : PT. Metakom Pranata

5Konsultan MKPT. Tasani Artha Niaga

6Kontraktor UtamaPT. Jaya Kusuma Sarana

7Kontraktor MEPT. Surya Tata Internusa

8Nilai KontrakRp. 26.700.000.000,-

9Jenis KontrakLump sum fixed price

10Sumber DanaOwner

11Mulai pelaksanaan1 Januari 2013

12Waktu Pelaksana396 hari kalender

1.1.3. Data Teknis1. Luas Bangunan: 4.955,09 m2.1. Jumlah Lantai: 11 Lantai, 1 Lantai Basement, 1 Lantai Ground, 1 Lantai Upper, 1 Lantai Semi Mezzanine, 1 Lantai Mezzanine2. Ketinggian Bangunan: + 49,2 m.3. Ketinggian Per-lantai: a. Lantai basement: 3,7 mb. Lantai ground: 3 mc. Lantai upper: 3,2 md. Lantai semi mezzanine : 2,5 me. Lantai mezzanine: 3,8 mf. Lantai 1 10 : 3,3 mg. Lantai 11: 3,7 m

1.3 LINGKUP PEKERJAANPada proyek pembangunan Hotel Ibis Gading Serpong ada beberapa item pekerjaan yang akan dikerjakan selama proses konstruksi, antara lain : 1.3.1 PEKERJAAN PERSIAPAN

1.3.2 PEKERJAAN STRUKTUR

1.3.2.1 PEKERJAAN LANTAI BASEMENT

-Pekerjaan Tanah

-Pekerjaan Pile Cap

-Pekerjaan Pit Lift

-Pekerjaan Tie Beam

-Pekerjaan Kolom

-Pekerjaan Tangga

-Pekerjaan Plat Lantai

-Pekerjaan Dinding Basement

-Pekerjaan Dinding GWT dan STP

-Pekerjaan Ramp

-Pekerjaan Lain-lain

1.3.2.2 LANTAI GROUND

-Pekerjaan Balok

-Pekerjaan Plat Lantai

-Pekerjaan Kolom

-Pekerjaan Tangga

1.3.2.3 LANTAI UPPER

-Pekerjaan Balok

-Pekerjaan Pelat Lantai

-Pekerjaan Kolom

-Pekerjaan Tangga

1.3.2.4 LANTAI SEMI MEZZANINE

-Pekerjaan Balok

-Pekerjaan Pelat Lantai

-Pekerjaan Kolom

-Pekerjaan Tangga

1.3.2.5 LANTAI MEZZANINE

-Pekerjaan Balok

-Pekerjaan Pelat Lantai

-Pekerjaan Kolom

-Pekerjaan Tangga

1.3.2.6 LANTAI SATU SEBELAS

-Pekerjaan Balok

-Pekerjaan Pelat Lantai

-Pekerjaan Kolom

-Pekerjaan Tangga

1.3.2.7 LANTAI ATAP

-Pekerjaan Balok

-Pekerjaan Pelat Lantai

1.3.3 PEKERJAAN ARSITEKTUR

1.3.3.1 PEKERJAAN LANTAI BASEMENT

-Pekerjaan Dinding

-Pekerjaan Plafond

-Pekerjaan Finishing Lantai dan Dinding

-Pekerjaan Pintu dan Jendela

-Pekerjaan Pengecatan

-Pekerjaan Toilet

-Pekerjaan Janitor

-Pekerjaan Praying Room

-Pekerjaan Pantry Loading Area

1.3.3.2 PEKERJAAN LANTAI GROUND

-Pekerjaan Dinding

-Pekerjaan Plafond

-Pekerjaan Finishing Lantai dan Dinding

-Pekerjaan Pintu dan Jendela

-Pekerjaan Pengecatan

-Pekerjaan Toilet

1.3.3.3 PEKERJAAN LANTAI UPPER

-Pekerjaan Dinding

-Pekerjaan Plafond

-Pekerjaan Finishing Lantai dan Dinding

-Pekerjaan Pintu dan Jendela

-Pekerjaan Pengecatan

-Pekerjaan Public Toilet

-Pekerjaan Janitor

1.3.3.4 PEKERJAAN LANTAI SEMI MEZZANINE

-Pekerjaan Dinding

-Pekerjaan Plafond

-Pekerjaan Finishing Lantai dan Dinding

-Pekerjaan Pintu dan Jendela

-Pekerjaan Pengecatan

-Pekerjaan Public Toilet

-Pekerjaan Locker Toilet

-Pekerjaan Janitor

-Pekerjaan Praying Room

-Pekerjaan Pantry Shaft Canteen

1.3.3.5 PEKERJAAN LANTAI MEZZANINE

-Pekerjaan Dinding

-Pekerjaan Plafond

-Pekerjaan Finishing Lantai dan Dinding

-Pekerjaan Pintu dan Jendela

-Pekerjaan Pengecatan

-Pekerjaan Pantry

1.3.3.6 PEKERJAAN LANTAI SATU

-Pekerjaan Dinding

-Pekerjaan Plafond

-Pekerjaan Finishing Lantai dan Dinding

-Pekerjaan Pintu dan Jendela

-Pekerjaan Pengecatan

-Pekerjaan Disable Toilet

-Pekerjaan Linen Area

1.3.3.7 PEKERJAAN LANTAI DUA SEBELAS

-Pekerjaan Dinding

-Pekerjaan Plafond

-Pekerjaan Finishing Lantai dan Dinding

-Pekerjaan Pintu dan Jendela

-Pekerjaan Pengecatan

-Pekerjaan Linen Area (Tipikal)

1.3.3.8 PEKERJAAN LANTAI ATAP

-Pekerjaan Dinding

-Pekerjaan Atap

-Pekerjaan Pengecatan

1.3.3.9 PEKERJAAN FINISHING LANTAI DAN RAILING AREA TANGGA

-Pekerjaan Tangga Darurat 1 (Lantai Basement 1 s/d Lantai 11)

-Pekerjaan Tangga Darurat 2 (Lantai Basement 1 s/d Lantai 11)

-Pekerjaan Tangga Sirkulasi ke Restaurant dan Meeting (Lantai Ground s/d Lantai Mezzanine)

1.3.3.10 PEKERJAAN FINISHING FACADE

1.3.3.11 PEKERJAAN EXTERNAL

-Pekerjaan Drop Off (Entrance)

-Pekerjaan Sirkulasi dan Parkir (Lt. Ground)

-Pekerjaan Ramp Basement

1.3.3.12 PEKERJAAN LAIN-LAIN

-Pekerjaan Basement 1

-Pekerjaan Ground

-Pekerjaan Lantai Tipikal

1.3.4 PEKERJAAN PLUMBING

1.3.4.1 PEKERJAAN PERALATAN UTAMA

-Transfer Pump

-Sand Filter

-Carbon Filter

-Roof Tank

-Booster Pump

-Paket Deep well

-Rain Water Pump

-Central Grease Trap

-Sump Pump di Lantai Basement as C/3-4

-Sewage Pump di Lantai Basement as B-C/9

1.3.4.2 PEKERJAAN RUANG POMPA

-Pemipaan Air Bersih Pipa Pollypropylene

-Katup dan Aksesoris

1.3.4.3 PEKERJAAN SISTEM AIR BERSIH

-Pipa Pollypropylene PN 10

1.3.4.4 PEKERJAAN SISTEM AIR PANAS

-Pipa Pollypropylene PN 20

1.3.4.5 PEKERJAAN SISTEM AIR BEKAS, KOTOR DAN DRAIN

-Pipa PVC Kelas 10 Bar

1.3.4.6 PEKERJAAN SISTEM VENT

-Pipa PVC Kelas D

1.3.4.7 PEKERJAAN SISTEM AIR KOTOR KITCHEN

-Pipa Hub and Spigot Coated Cast Iron Klas 10 Bar

1.3.4.8 PEKERJAAN SEWAGE TREATMENT PLANT

Selama masa kerja praktek yang dimulai pada tanggal 3 September 2013 s/d 16 November 2013. Pekerjaan yang diamati adalah Pekerjaan Struktur Atas (Lantai 6 s.d. Lantai Atap) pada Hotel Ibis Gading Serpong yang mencakup :A. Pengadaan material dan peralatan kerjaB. Kontrol terhadap kualitas materialC. Pengujian terhadap material yang digunakanD. Pengamatan pekerjaan di lapanganE. Metode pelaksanaanF. Manajemen konstruksi

1.4 METODE PENGUMPULAN DATADalam penyusunan laporan kerja praktek, metode penyusunan data laporan adalah sebagai berikut :1. Data Primer :A. Pengamatan langsung di lapangan selama pelaksanaan kerja praktek.B. Tanya jawab dengan Kontraktor Utama (PT. Jaya Kusuma Sarana) serta para pekerja di lapangan.2. Data Sekunder :A. Studi pustaka.B. Dokumentasi berupa foto-foto kegiatan pekerjaan di lapangan.C. Data-data tertulis dan gambar-gambar proyek.

1.5 SISTEMATIKA PENYUSUNAN LAPORANLaporan Kerja Praktek Hotel Ibis Gading Serpong Jalan Boulevard Tangerang terdiri dari 8 Bab, garis besar tentang sistematika penulisan masing-masing bab adalah sebagai berikut :

BAB IPENDAHULUANBab ini berisi tentang latar belakang kerja praktek, maksud dan tujuan kerja praktek, metode dan sistematika penulisan laporan. BAB IIMANAJEMEN PROYEKBab ini berisi tentang tinjauan umum, unsur-unsur manajemen proyek dan hubungan kerja, unsur-unsur pelaksana proyekBAB IIITINJAUAN PERENCANAAN PROYEKBerisi tinjauan terhadap hasil perancangan (desain), perhitungan dan faktor yang mempengaruhi perencanaan.BAB IVBAHAN BANGUNAN DAN PERALATAN KERJABab ini berisi tentang tinjauan umum, bahan peralatan dan tenaga kerja yang digunakan selama pelaksanaan proyek.BAB VPELAKSANAAN PEKERJAANBab ini membahas tentang kegiatan pelaksanaan yang diamati selama melaksanakan kerja praktek yang meliputi metode pelaksanakan yang digunakan proyek dalam pengerjaan proyek. BAB VIPENGENDALIAN PROYEKBab ini berisi tentang tinjauan umum, pelaksanaan pekerjaan dan pengendalian proyek.BAB VIIPERMASALAHAN DAN PENYELESAIANBab ini berisi tentang permasalahan-permasalahan apa saja yang terjadi pada proyek tersebut dan bagaimana cara penyelesaiannya.BAB VIIIPENUTUPBab ini berisi tentang hal- hal penting dalam pelaksanaan kerja praktek Hotel Ibis Gading Serpong sehingga pada bab ini dapat dipaparkan kesimpulan dan saran.

LAMPIRANBerisi tentang gambar kerja dan data-data proyek serta surat-surat kelengkapan kerja praktek.DAFTAR PUSTAKA

BAB IIMANAJEMEN PROYEK

1. 2.1. TINJAUAN UMUMManajemen Proyek dapat didefinsikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengaturan, kepemimpinan dan pengendalian dari suatu proyek oleh para anggotanya dengan memanfaatkan sumber daya seoptimal mungkin untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Agar tercipta sistem organisasi proyek yang efisien dan optimal, dibutuhkan manajemen konstruksi yang baik pula. Manajemen konstruksi yang baik yaitu : Merencanakan proyek secara efektif. Mengidentifikasikan kendala-kendala. Merencanakan kemungkinan mengadopsi salah satu cara agar proyek mencapai sasaran. Perencanaan sumber daya yang sesuai dengan fungsinya, dan Meningkatkan efisiensi dari 5M (Man, Money, Meterial, Machine, Method and management) secara maksimal.Tata cara tersebut memadukan tahapan-tahapan proyek, yaitu : Tepat waktu. Tepat kuantitas atau bentuk proyek. Tepat kualitas atau standar mutu yang diinginkan. Tepat biaya sesuai dengan biaya rencana. Tidak adanya gejolak social dengan masyarakat sekitar. Tercapainya K3 dengan baik.Manajemen konstruksi meliputi seluruh kegiatan proyek yang dimulai dari keinginan pemilik untuk membangun proyek sampai selesainya proyek tersebut. Suatu proyek mempunyai fase hidup proyek atau biasa disebut dengan project life cycle, yang meliputi fase hidup proyek (project life cycle) diantaranya adalah : Gagasan IdeGagasan ide ini biasanya dituangkan oleh owner. Merupakan keinginan owner untuk membangun proyek. Feasibility Study (Studi Kelayakan)Studi kelayakan merupakan penelitian tentang dapat atau tidaknya suatu proyek dilaksanakan dengan berhasil. Pada umumnya, studi kelayakan menyangkut tiga aspek. Tiga aspek tersebut adalah manfaat ekonomis proyek bagi proyek itu sendiri, manfaat ekonomis proyek bagi Negara tempat proyek itu dilaksanakan, dan mafaat social proyek bagi masyarakat sekitar proyek. Design (perencanaan)Design merupakan suatu perencanaan, baik dari arsitektur bangunan dan struktur bangunannya. Perencanaan biasanya dilakukan oleh konsultan perencana dan pemilik proyek. Pada tahap ini sasaran dan tujuan yang harus didapat berupa rencana anggaran, planning scheduling, dan gambar proyek. Construction (Konstruksi)Construction merupakan tahap pelaksanaan dari proyek. Pihak yang terlibat dalam tahap ini adalah owner, konsultan perencana, konsultan pengawas, kontraktor pelaksana, supplier dan subkontraktor. Operation and MaitenanceMerupakan tahapan dimana setelah proyek itu selesai dapat digunakan oleh user dan harus melalui tahap pemeliharaan. Biaya pemeliharaan biasanya sudah termasuk dalam rencana anggaran proyek. Umur pemeliharaan ini biasanya juga berdasarkan keinginan dari pemilik proyek.

Operation and MaintenanceConstructionnDesignFSIde

Gambar 2. 1 Fase Hidup Proyek (Project Life Cycle)Pada Proyek Hotel Ibis Gading Serpong tahap ide diperoleh dari PT. Tasani Artha Niaga, yaitu dari Bapak Richard. Dalam perencanaan proyek tersebut, PT. Tasani Artha Niaga mempunyai rekan kerja yaitu sebagai konsultan perencana.Tahap feasibility study dilakukan dengan mengadakan survey lapangan. Sedangkan tahap design akan dijelaskan pada bab berikutnya, yaitu bab tinjauan perencanaan.

2.2. UNSUR-UNSUR PENGELOLA PROYEKUnsur-unsur organisasi proyek memegang peranan penting dalam kemajuan proyek. Pembagian tugas yang jelas dan saling bekerjasama adalah kunci sukses supaya proyek berhasil. Unsur-unsur pemegang peranan penting dalam pembangunan Proyek Hotel Ibis Gading Serpong adalah :4. 5. 7.1. 7.2. 2.2.1. Pemilik Proyek (Owner)Pemilik proyek (owner) atau pemberi tugas adalah badan usaha swasta yang memiliki ide, saran dan sarana untuk realisasinya. Owner dalam proyek ini adalah PT. Tasani Artha Niaga2.2.2. Konsultan PerencanaKonsultan perencana adalah badan usaha swasta yang ditunjuk oleh owner sebagai perencana sesuai dengan keahliannya. Konsultan Perencana ini dibedakan menjadi :1. Konsultan ArsitekturBertugas sebagai perencana bentuk dan dimensi bangunan. Dalam proyek ini adalah Fx Architect Studio2. Konsultan StrukturBertugas sebagai perencana struktur bangunan. Dalam proyek ini adalah PT. Adinata Surya Pratama 3. Konsultan M & EBertugas sebagai perencana Mekanikal dan Elektrikal. Dalam proyek ini adalah PT. Metakom Pranata2.2.3. Konsultan Manajemen KonstruksiKonsultan ini adalah badan usaha swasta yang menerima tugas dari pemilik proyek untuk melihat, mengawasi, jalannya proyek agar sesuai dengan yang direncanakan. Dalam proyek ini Konsultan Manajemen Konstruksi langsung dari pihak owner, yaitu PT. Tasani Artha Niaga.2.2.4. Kontraktor PelaksanaPihak yang melaksanakan proyek secara fisik berdasarkan gambar bestek beserta pehitungannya, dan bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi. Dalam proyek ini PT. Jaya Kusuma Sarana adalah sebagai kontraktor utama.

2.3. HUBUNGAN KERJA ANTARA UNSUR ORGANISASI

OWNERPT. TASANI ARTHA NIAGAKONSULTAN PERENCANAARSITEK : Fx ARCHITECT STUDIOSTRUKTUR : PT. ADINATA SURYA PRATAMAM & E : PT. METAKOM PRANATAKONTRAKTORPT. JAYA KUSUMA SARANASUBKON & SUPPLIERPada proyek Hotel Ibis Gading Serpong, ada beberapa unsur/ pihak yang terlibat didalam proyek tersebut. Unsur tersebut memiliki hubungan kerja satu sama lain di dalam menjalankan tugas dan kewajibannya masing-masing. Hubungan kerja tersebut dapat bersifat ikatan kontrak, garis koordinasi maupun perintah.

Garis Perintah Garis Koordinasi

Gambar 2. 2 Skema Hubungan Kerja Pengelola Proyek

Dari gambar 2.2. dapat dijelaskan bahwa pemilik proyek memiliki kekuasaan penuh atas unsur-unsur pengelola proyek yang lain, yaitu : konsultan perencana, dan kontraktor pelaksana. Dalam melakukan tugas, kontraktor pelaksana harus berkoordinasi dengan konsultan MK. Dalam hal ini untuk konsultan MK langsung diemban oleh Owner sendiri, yaitu PT. Tasani Artha Niaga. Apabila timbul permasalahan yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan di lapangan dapat dicari solusinya sesuai kesepakatan bersama.

2.4. STRUKUR ORGANISASI PROYEKStruktur organisasi proyek adalah skema atau gambaran alur kerjasama yang melibatkan banyak pihak dalam sebuah proyek. Struktur organisasi ini dibuat untuk menjabarkan fungsi tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian. Suatu perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya selalu menggunakan struktur organisasi sebagai wadah segala kegiatannya, tetapi untuk penerapan sistem struktur organisasinya tergantung dari kondisi perusahaan yang bersangkutanPada Proyek Hotel Ibis Gading Serpong, struktur organisasi proyeknya mencangkup struktur organisasi dari owner dan kontraktor pelaksana.2.4.1 STRUKTUR ORGANISASI OWNER Struktur organisasi owner pada proyek Hotel Ibis Gading Serpong dapat dijelaskan pada gambar 2.3.

Gambar 2. 3 Struktur Organisasi Owner2.4.1.1 Project ManagerProject Manager adalah seorang yang memimpin suatu proyek, ditunjuk oleh Direktur Utama perusahaan. Seorang Project Manager harus mempunyai kemampuan untuk mengatur dan mengkoordinir semua bawahannya. Maka dari itu ia harus menguasai seluruh isi dari proyek agar pekerjaan berjalan sesuai rencana.2.4.1.2 Construction ManagerBertugas untuk mengontrol berjalannya kegiatan konstruksi yang dilakukan oleh kontraktor dari mulai bidang sipil, arsitek, mekanikal dan elektrikal. Selain itu juga bertugas untuk mengontrol planning dan schedulling2.4.1.3 Civil QA & QC EngineerMerupakan orang yang bertugas mengontrol kualitas dari semua hal yang berhubungan dengan pelaksanaan struktur bangunan. Civil engineer berkoordinasi dengan CM dalam pelaksanaan struktur.2.4.1.3.1 Architect QA & QC EngineerMerupakan orang yang bertugas mengelola segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan interior dan eksterior bangunan. Architect engineer berkoordinasi dengan CM dalam pelaksanaaan arsitektur bangunan.2.4.1.3.2 Electrical QA & QC EngineerMerupakan orang yang bertugas mengontrol kualitas dari semua hal yang berhubungan sistem elektrikal/ kelistrikan bangunan. Electrical engineer berkoordinasi dengan CM dalam pelaksanaaan elektrikal bangunan.2.4.1.3.3 Mechanical QA & QC EngineerMerupakan orang yang bertugas mengontrol kualitas dari semua hal yang berhubungan dengan pelaksanaan mekanikal bangunan. Mechanical engineer berkoordinasi dengan CM dalam pelaksanaaan mekanikal bangunan.2.4.1.4 Finance Comercial2.4.1.4.1 AccountingBertugas mengelola urusan keuangan dan akuntansi.2.4.1.4.2 Cost Controling and EstimateBertugas untuk mengontrol biaya/ budget yang digunakan dalam proyek.2.4.1.5 Administration and Public RelationMengurusi urusan umum dan SDM proyek. Semua dokumen-dokumen dan surat menyurat proyek diurusi oleh Administrasi.

2.4.2 STRUKTUR ORGANISASI KONTRAKTOR PELAKSANAUntuk kelancaran dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, kontraktor pelaksana membentuk struktur organisasi di lapangan. Struktur organisasi tersebut diharapkan tidak terjadi tumpang tindih antara tugas dan tanggung jawab, sehingga semua permasalahan yang timbul dapat ditanggulangi secara menyeluruh, terpadu, dan tuntas dalam mencapai efisiensi kelancaran pekerjaan, waktu, dan biaya yang seminimal mungkin.Struktur organisasi pada kontraktor pelaksana dapat dijelaskan pada gambar 2.4.

Gambar 2. 4 Struktur Organsasi Kontrakor Pelaksana

7.3. 7.4. 7.5.

2.4.2.1 Project Manager/ Kepala ProyekProject Manager adalah seorang yang memimpin suatu proyek. Seorang Project Manager harus mempunyai kemampuan untuk mengatur dan mengkoordinir semua bawahannya. Maka dari itu ia harus menguasai seluruh isi dari proyek agar pekerjaan berjalan sesuai rencana.2.4.2.2 Site ManagerBertugas memimpin unit operasi lapangan, dan berwenang dalam mengelola pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Ia berkoordinasi dengan para kepala pelaksana dan mengontrol pekerjaan para mandor dan subkontraktor.2.4.2.3 Site EngineerMerupakan orang yang bertugas mengelola segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan struktur bangunan. Civil engineer berkoordinasi dengan site manager dalam pelaksanaan struktur.2.4.2.4 SupervisorSupervisor bertugas melakukan monitoring pelaksaan. Monitoring ini berupa peemeriksaan barang dan jasa serta melakukan test pekerjaan di lapangan. Hal tersebut dilakukan agar semua pekerjaan dapat sesuai target dan mutu.2.4.2.5 SurveyorSurveyor bertugas melaksanakan marking untuk keperluan pelaksanaan proyek dengan alat ukur seperti Theodolit dan Waterpass. Selain itu Surveyor juga harus membuat data ukuran kondisi lapangan sebagai masukan kebagaian engineer dan mengarsip data ukuran di lapangan. Secara periodik melaksanakan pemeliharaan pengukuran selama masa pelaksanaan pekerjaan. Melaporkan dengan segera bila terdapat penyimpangan gambar pelaksanaan terhadap hasil pengukuran di lapangan.

2.4.2.6 DrafterDrafter bertugas membuat gambar-gambar pelaksanan di lapangan, memperjelas gambar-gambar detail atau shop drawing berdasarkan detail design dan membuat As Built Drawing.2.4.2.7 LogistikLogistik bertugas melakukan pencacatan dan pemeriksaan material dan barang yang masuk ke proyek. Selain itu melakukan penjadwalan terhadap pengadaan dan pemakaian bahan dan peralatan. 2.4.2.8 Administrasi/ KeuanganAdministrasi bertugas mengelola urusan keuangan, akuntansi, urusan umum dan SDM proyek. Semua dokumen-dokumen dan surat menyurat proyek diurusi oleh Administrasi.2.4.2.9 Safety OfficerSaffety Officer atau biasa dikenal dengan nama Health and Safety Environmental (HSE) Officer merupakan bagian yang bertanggung jawab atas kesehatan dan keselamatan para tenaga kerja di perusahaan. HSE Officer harus mengawasi dan memastikan tenaga kerja bekerja sesuai dengan SOP agar kesehatan dan keselamatan tenaga kerja dapat terjamin.2.4.2.10 Koordinator PlumbingKoordinator Plumbing bertugas mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan, pemeliharaan, dan perbaikan alat plambing dan pipa serta peralatanya di dalam atau di luar gedung dengan sistem drainase saniter, drainase air hujan, ven, air minum yang dihubungkan dengan sistem kota.

BAB IIITINJAUAN PERENCANAAN

2. 3.1 URAIAN UMUMProses perencanaan dalam mendirikan suatu struktur bangunan memerlukan konsep dan perhitungan yang mendasar agar diperoleh keuntungan dari pendirian bangunan tersebut. Perencanaan yang matang akan memperhatikan sekali mengenai biaya, waktu, dan tenaga dengan tidak melupakan segi estetika dari arsitektural bangunan tersebut. Dalam perencanaan bangunan memerlukan beberapa tahap, mulai dari masa perencanaan awal dengan melakukan survei lapangan hingga penyelidikan tanah yang merupakan tahap awal pelaksanaan proyek. Hal ini merupakan kelanjutan untuk tahap studi kelayakan proyek yang menjadi kerangka landasan untuk pekerjaan selanjutnya.Setelah melalui tahap perencanaan, tahap selanjutnya adalah perekayaan dan perancangan (engineering and design). Tahap perancangan sendiri ada tiga tahapan, yaitu :3.1.1 Tahap Pra RancanganTahapan ini mencangkup kriteria desain, skematik desain, dan estimasi biaya konseptual. 3.1.2. Tahap Pengembangan RancanganTahap ini merupakan pengembangan dari tahap pra rancangan, menghasilkan estimasi biaya yang sudah terperinci.3.1.3. Tahap Desain AkhirTahap ini menghasilkan gambar detail, spesifikasi teknis dan arsitektur, daftar volume, rencana anggaran biaya, dan uraian kerja dan syarat-syarat.Pembuatan uraian kerja dan syarat-syarat mencakup semua aspek antara lain material, peralatan, tenaga kerja, spesifikasi bahan dan mutu dari pekerjaan.Perhitungan anggaran biaya mencangkup semua biaya yang dibutuhkan untuk bahan, upah dan biaya lain yang berhubungan dengan proyek. Pada umumnya perencanaan Proyek Pembangunan Hotel Ibis Gading Serpong, meliputi :a. Persiapanb. Pekerjaan Strukturc. Pekerjaan Arsitekturd. Pekerjaan Pumbing, dane. Pekerjaan Tambah KurangProses perencanaan tersebut saling terkait dan harus mampu mewujudkan suatu bangunan yang memenuhi segi arsitektur, mekanikal elektrikal dan plumbing serta struktur yang kuat yang menjamin keamanan dan kenyamanan penggunanya.

3.2. TINJAUAN PERSIAPANPekerjaan persiapan/ prelim pada Proyek Pembangunan Hotel Ibis Gading Serpong meliputi :a. Manajemen dan koordinasi lapanganb. Pembuatan dokumen kontrakc. Pembuatan shop drawing dan as built drawingd. Pembuatan kantor direksi di lapangane. Pembuatan gudang bahan dan los kerjaf. Pembuatan pagar sementara proyekg. Pembuatan papan nama proyekh. Pengujian dan pemeriksaan bahani. Perlengkapan K3, mencangkum pemadam kebakaran, P3K, dan APDj. Mobilisasi dan demobilisasik. Pengadaan sumber air dan tenaga listrik serta dewateringl. Pengukuran dan bouwplank

3.3. TINJAUAN PEKERJAAN STRUKTUR3.3.1. STRUKTUR BAWAHStruktur bangunan bawah yaitu struktur bangunan yang berada di bawah permukaan tanah yang lazim disebut pondasi. Pondasi merupakan suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential settlement pada sistem strukturnya.Perencanaan struktur bawah harus benar-benar optimal, sehingga keseimbangan struktur secara keseluruhan dapat terjamin dengan baik dan sekaligus ekonomis. Selain itu beban seluruh struktur harus dapat ditahan oleh lapisan tanah yang kuat agar tidak terjadi penurunan di luar batas ketentuan, yang dapat menyebabkan kehancuran atau kegagalan konstruksi. Oleh karena itu, ketepatan pemilihan sistem struktur merupakan sesuatu yang penting karena menyangkut faktor resiko dan efisiensi kerja, baik waktu maupun biaya. Adapun beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan jenis pondasi yang akan digunakan antara lain :1. Fungsi bangunan.2. Beban yang bekerja pada bangunan.3. Kondisi tanah di bawah bangunan.4. Faktor ekonomi.5. Peralatan dan teknologi yang tersedia.6. Keadaan di sekitar lokasi bangunan.Perencanaan struktur bawah pada proyek Hotel Ibis Gaing Serpong, Tangerang meliputi perencanaan berupa :1. Perencanaan Pondasi Tiang Pancang2. Perencanaan Pile Cap3. Perencanaan Tie Beam6. 7. 7.1. 7.2. 7.3. 3.3.1.1. Pondasi Tiang PancangPada perencanaan pondasi Tiang Pancang, digunakan penampang persegi dimensi 40x40 cm2 sebanyak 165 titik, dengan kedalaman pancang paling dalam mencapai tanah keras adalah 13.7 meter. Mutu beton yang digunakan adalah K-500. 3.3.1.2. Pile CapPile Cap berfungsi menerima beban dari kolom yang kemudian akan terus disebarkan ke tiang pancang. Pile cap merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan kolom di bagian atasnya. Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-benar berada dititik pusat pondasi sehingga tidak menyebabkan eksentrisitas yang dapat menyebabkan beban tambahan pada pondasi. Selain itu, seperti halnya kepala kolom, pile cap juga berfungsi untuk menahan gaya geser dari pembebanan yang ada. Selain itu, bentuk dari pile cap juga bervariasi dengan bentuk segienam dan persegi panjang. Jumlah kolom yang diikat pada tiap pile cap pun berbeda tergantung kebutuhan atas beban yang akan diterimanya. Terdapat pile cap dengan pondasi tunggal, ada yang mengikat 2 dan 4 buah pondasi yang diikat menjadi satu. Pile Cap yang digunakan pada proyek ini terbuat dari beton bertulang dengan mutu beton K 350. Bentuk dan ukuran Pile Cap yang diambil harus memenuhi persyaratan teknis dan ekonomis.

Gambar 3. 1 Shop Drawing Pile Cap

Gambar 3. 2 Pekerjaan Pile Cap

3.3.1.3. Sloof ( Tie Beam )Sloof atau Tie Beam adalah balok yang terletak atau bertumpu pada permukaan tanah. Sloof atau Tie beam biasanya digunakan untuk menghubungkan antara pile cap yang satu dengan pile cap yang lainnya. Tie beam juga berfungsi menopang slab atau pelat lantai yang berhubungan langsung dengan permukaan tanah. Mutu yang digunakan adalah beton K 300.

Gambar 3. 3 Sloof (Tie Beam)

Gambar 3. 4 Detail Tulangan Sloof (Tie Beam)

3.3.2. STRUKTUR ATASStruktur bangunan atas, yaitu struktur bangunan yang berada di atas permukaan tanah, yang meliputi : struktur atap, pelat lantai, kolom, balok, dan dinding. Selanjutnya, balok dan kolom ini menjadi satu keatuan yang kokoh dan sering disebut sebagai kerangka (portal) dari suatu gedung. Struktur bangunan atas berfungsi menerima beban mati, beban hidup, berat sendiri struktur dan beban-beban lainnya yang direncanakan. Selain itu, struktur bangunan atas harus mampu mewujudkan perencanaan arsitektur sekaligus harus mampu menjamin segi keamanan dan kenyamanan serta ekonomis.Bahan-bahan yang digunakan dalam bangunan ini harus mampu mempunyai kriteria perencanaan antara lain kuat, tahan api (untuk struktur utama), awet dalam jangka waktu umur rencana, mudah didapat dan diaplikasikan, ekonomis (kualitas baik, harga rendah serta mudah pemeliharaannya). Bahan kontruksi yang memenuhi kriteria tersebut adalah beton bertulang. Struktur bangunan ini tersusun atas beberapa elemen yang memiliki fungsi berbeda antara satu dengan yang lainnya, bagian-bagian tersebut antara lain :1. Kolom (column)2. Balok (beam)3. Pelat lantai (slab)4. Tangga

Gambar 3. 5 KolomGambar 3. 6 Pekerjaan Tulangan Balok

7.4. Gambar 3. 8 TanggaGambar 3. 7 Pekerjaan Pembersihan Plat Lantai

3.3.2.1 Perencanaan KolomKolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996). Sedangkan menurut SK SNI T-15-1991-03 kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.

Gambar 3. 9 Detail Penulangan KolomPerencanaan kolom pada proyek Pembangunan Hotel Ibis Gading Serpong mempunyai dimensi kolom yang berbeda-beda, pada umumnya semakin tinggi bangunan, dimensi kolom mengalami pengecilan. Hal tersebut dapat ditunjukkan pada gambar

Tabel 3. 1 Dimensi Kolom Proyek Hotel Ibis Gading SerpongTipe KolomDimensi (mm)Diameter Tulangan

PokokSengkang

C1400 x 1500D22D10

400 x 1400D22D10

300 x 1300D22D10

250 x 1300D19D10

250 x 1200D19D10

250 x 1100D19D10

250 x 1000D19D10

250 x 800D19D10

C2400 x 1200D22D10

400 x 1100D22D10

300 x 1100D19D10

300 x 1000D19D10

250 x 1000D19D10

250 x 900D19D10

250 x 800D16D10

C3400 x 900D19D10

400 x 800D19D10

300 x 800D16D10

300 x 700D16D10

250 x 700D16D10

25 x 600D16D10

C4400 x 600D16D10

300 x 600D16D10

C5300 x 500D16D10

Mutu Beton: K 350 Mutu Baja: BJTP 24 (tulangan sengkang) dan BJTD 40 (tulangan pokok)Semakin ke atas ukuran kolom akan semakin kecil, selain itu jumlah tulangan kolom juga akan semakin sedikit. Tulangan menggunakan baja ulir. Sambungan tulangan kolom dilakukan apabila panjang tulangan kolom tidak lagi mencukupi. Sambungan diusahakan pada posisi dimana kolom menerima gaya momen lebih kecil. Apabila ada sambungan, maka untuk arah vertikal diperlukan panjang overlap minimal 40D. Besarnya nilai D dipengaruhi dengan besar diameter tulangan yang digunakan dan mutu beton. Besarnya panjang penyaluran ini dapat dilihat pada table 3.2Tabel 3. 2 Panjang PenyaluranMutu Tulangandb (mm)Panjang Penyaluran l (mm)

Mutu Beton f'c (MPa)

20 MPa25 MPa30 MPa35 MPa40 MPa45 MPa50 MPa

BJTP-248780780780780780780780

10780780780780780780780

12780780780780780780780

BJTD-408390390390390390390390

10440440440440440440440

12530530530530530530530

13570570570570570570570

16700700700700700700700

19980930880840830830830

2213101240118011201030970970

251690160015201450133012501250

292280215020401940179016801680

322770262024802360217020402040

363510332031503000275025902590

Gambar 3. 10 Pengecoran Kolom

3.3.2.2 Perencanaan BalokPerencanaan balok digunakan untuk menahan gaya lintang, normal, momen dan puntir yang mungkin bekerja pada balok tersebut. Selain itu balok berfungsi sebagai :1. Penghubung antar kolom yang satu dengan yang lain2. Memikul beban yang diterima plat dan meneruskan beban ke kolom3. Membagi plat menjadi segmen-segmen yang lebih kecil Balok anak berfungsi untuk mengurangi lendutan pada plat dan meneruskan beban dari plat ke balok induk. Dimensi balok induk pada bangunan ini sangat bervariasi tergantung dari besar kecilnya beban dan luas plat yang dipikul oleh balok induk dan disesuaikan dengan perencanaan arsitekturnya. Spesifikasi balok sebagai berikut :

Gambar 3. 11 Detail Penulangan Balok

Tabel 3. 3 Dimensi Balok Proyek Hotel Ibis Gading SerpongTipe BalokDimensi (mm)Diameter Tulangan

PokokSengkang

BI-1350 x 500D19D10

BI-2300 x 700D22D10

BI-3250 x 600D22D10

BI-4600 x 400D22D10

BI-5700 x 400D22D10

BA-1300 x 500D22D10

T5/P5200 x 400D13D10

T7/P7250 x 500D16D10

T9/P9300 x 600D16D10

T10300 x 650D16D10

P8250 x 550D16D10

P11350 x 750D19D10

S3150 x 300D10D8

S5200 x 400D13D10

S7250 x 500D16D10

BT-21200 x 500D22D10

BT-3800 x 500D22D10

BT-4800 x 300D22D10

BT-5600 x 300D22D10

BT-6400 x 300D16D10

BT-9300 x 300D16D10

BI-1A400 x 500D19D10

BI-2A350 x 700D22D10

BI-3A300 x 600D22D10

BA-1A350 x 500D22D10

T7A300 x 500D16D10

P7A300 x 500D16D10

S7A300 x 500D16D10

Mutu Beton: K 300 Mutu Baja: BJTP 24 dan BJTD 40

Gambar 3. 12 Penulangan Balok

3.3.2.3 Perencanaan Plat LantaiPlat lantai atau slab merupakan suatu konstruksi yang menumpang pada balok. Pada proyek ini plat lantai dibuat monolit dengan balok sehingga diasumsikan terjepit pada keempat sisinya. Plat lantai direncanakan agar mampu menahan beban mati dan beban hidup pada waktu pelaksanaan konstruksi maupun pada waktu gedung dioperasikan, serta berfungsi sebagai diafragma untuk menjaga kestabilan konstruksi, atau dapat disimpulkan fungsi dari plat lantai tersebut sebagai berikut :1. Memisahkan ruang bangunan secara horizontal2. Menahan beban yang bekerja padanya3. Menyalurkan beban ke balok di bawahnya4. Menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal5. Meredam suara dari ruang atas maupun ruang bawahKonstruksi plat lantai pada Proyek Hotel Ibis Gading Serpong Tangerang memiliki spesifikasi sebagai berikut :

Gambar 3. 13 Detail Penulangan Plat Lantai

Mutu beton: K 300 Tebal: 120 mm Tulangan: Wire mesh M8 Tegangan Leleh Karakteristik: 5000kg/cm2 ; U - 50 Tegangan Geser Kampuh Las: 2500 kg/cm2 Bentuk Permukaan Kawat: Ulir Spasi Standard: l50mm x l50mm (Type M) Ukuran Standard: 5,4m x 2,1m (per lembar) Diameter: 8 mm

Gambar 3. 14 Pekerjaan Penulangan Plat Lantai

3.3.2.4 Perencanaan TanggaTangga dipergunakan sebagai sarana mobilisasi vertikal antara lantai yang satu dengan lantai yang lain yang memiliki beda elevasi. Pada proyek ini, tangga ditempatkan pada bagian depan dan belakang. Tangga bagian depan dibagi menjadi dua peruntukkan, yaitu tangga sirkulasi meeting yang menghubungkan dari lantai dasar sampai lantai mezzanine, dan tangga darurat depan, yang menghubungkan dari lantai basement sampai dengan lantai 11. Sedangkan untuk tangga bagian belakang diperuntukkan sebagai tangga darurat belakang, kapasitas tangga darurat belakang ini lebih besar dari kapasitas tangga darurat depan, hal itu dikarenakan tangga darurat belakang difungsikan sebagai tangga untuk memuat barang, tangga ini menghubungkan dari lantai basement sampai dengan lantai atap.

Gambar 3. 15 Detail Tangga

Tebal Satu Anak Tangga: 179 mm (tergantung ketinggian lantai) Mutu Beton: K 300 Mutu Baja: BJTP 24 dan BJTD 40 Tulangan: D10, D16 Sengkang: 8

Gambar 3. 16 Pekerjaan Tangga

3.4. TINJAUAN PEKERJAAN ARSITEKTUR

Gambar 3. 17 Tampak Barat dan UtaraPerencanaan arsitektural adalah tahap awal dari perencanaan bangunan, termasuk di dalamnya perencanaan interior, eksterior, facade dan unit rate. Dalam tahap desain arsitektural ini akan ditentukan bentuk, dimensi ruang, dan tata letak/ layout bangunan yang disesuaikan dengan fungsi dari bangunan tersebut.

Gambar 3. 18 Tampak Timur dan Selatan

Pertimbangan segi fungsi dapat dilihat dari fasilitas yang tersedia yang akhirnya menentukan besaran dan bentuk bangunan. Pertimbangan atas segi keindahan dapat dilihat dari desain struktur dan jenis material finishing. Pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas tidak lepas dari keinginan pemilik proyek. Pada perencanaan arsitektur ruangan-ruangan yang akan mengisi antara lain yaitu :1. Lantai Basement terdiri atas :a. Control Roomb. Ruang Telkom, Server, Genset, UPS & Batteryc. PUTR, PUTM & Travod. Workshop ME, Eng. Dept. Storee. Pit Liftf. Cubicle PLNg. Praying Roomh. Parking Areai. Storej. Sec. Officek. Loading Area

l. Cost Control Received, Purchasingm. Pump Roomn. General Storeo. GWT (Ground Water Tank)2. Lantai Ground terdiri atas :a. Area Drop Offb. R. Lobbyc. Back Officed. Toilete. Parking Areaf. Securityg. Panel Areah. Gas Bank 3. Lantai Upper terdiri atas :a. Bar Loungeb. Male Toiletc. Female Toiletd. Panel Areae. Restaurantf. Kitcheng. Terrace4. Lantai Semi Mezzanine terdiri atas :a. GM. Officeb. Lobby Liftc. Personal Departmentd. Praying Roome. Male Toiletf. Female Toiletg. Pantryh. Panel Areai. Staff Canteenj. Housekeepingk. Female Lockerl. Male Locker5. Lantai Mezzanine terdiri atas :a. Meeting Areab. Pre-Functionc. Stored. Pantrye. Panel Area6. Lantai 1 terdiri atas :a. Lobby Liftb. Panel Areac. Linen Aread. 18 Kamare. 1 Kamar Disable7. Lantai 2-11 terdiri atas :a. Lobby Liftb. Panel Areac. Linen Aread. 19 Kamar

3.4 PERENCANAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKALPerencanaan mekanikal dan elektrikal pada suatu gedung/ bangunan tidak selalu sama. Perancangan ini didasarkan pada kebutuhan dan fungsi bangunan tersebut. Pekerjaan mekanikal dan elektrikal pada proyek ini direncanakan meliputi:1. Instalasi Listrik2. Instalasi Penerangan3. Penangkal Petir4. Sistem Komunikasi (telepon)5. Sistem Tata Suara6. Sistem Fire Alarm7. Sistem Pekerjaan Plumbing (air bersih, air kotor, air hujan, air buangan)8. Sistem Tata Udara dan Ventilasi Mekanik9. Sistem Lift

BAB IVBAHAN BANGUNAN DAN PERALATAN KERJA

3. 4.1. TINJAUAN UMUMKeberhasilan suatu proyek ditentukan dari pekerjaan-pekerjaan teknis di lapangan yang baik dan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan yaitu : ASTM (American Society for Testing & Material), SNI, PBI, NI. sehingga diperlukan adanya pengelolaan bahan dan peralatan yang baik serta penggunaan tenaga pelaksana yang terampil dan berpengalaman. Penyediaan bahan harus selalu disesuaikan dan dikontrol dengan tahapan pekerjaan yang sedang ataupun yang akan berlangsung, dan dilaksanakan tepat waktu agar pekerjaan dapat berjalan lancar. Peralatan merupakan sarana untuk mempercepat pelaksanaan suatu pekerjaan serta membantu pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan oleh tenaga manusia, sehingga diperoleh efisiensi tenaga kerja lebih baik. Pada penggunaan peralatan kerja, seluruh alat yang digunakan harus memiliki sertifikat uji dari ISO 9001-2002 dan mendapatkan ijin penggunaan dari Departemen Tenaga Kerja.4.2. BAHAN BANGUNAN 4.2.1. Material BetonBeton adalah campuran antara semen portland atau semen hidrolik yang lainnya, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa bahan cmpuran tambahan membentuk massa padat. (SK.SNI T-15-1990-03:1).Beton ready mix adalah beton yang berupa bahan konstruksi siap tuang, artinya siap untuk langsung dipakai pada pekerjaan pengecoran. Beton ready mix biasanya dibuat dalam jumlah besar. Salah satu pertimbangan pemakaian beton ready mix adalah faktor efisiensi waktu, biaya dan tenaga kerja. Mengingat bahwa beton ready mix merupakan bahan siap pakai, maka beton ready mix dapat langsung dipakai untuk pekerjaan pengecoran dalam jumlah banyak, tanpa harus menunggu proses pembuatan dengan cara sedikit demi sedikit. Suplayer Beton Ready Mix pada proyek Hotel Ibis Gading Serpong Tangerang ini adalah Pionir Beton dan Holcim. Untuk satu truk mixer memiliki volume 7 m.Pengangkutan dari tempat pembuatan beton ready mix (batching plant) ke lokasi proyek menggunakan mixer truck yang disediakan oleh pihak pembuat beton. Untuk pengecoran digunakan concrete pump. Syaratsyarat mix design agar bisa dipompa dengan concrete pump adalah: Mempunyai workability yang cukup sehingga dapat dengan mudah mengikuti perubahan bentuk dan arah selama melewati pipa dengan tekanan kecil pada concrete pump. Pasta portland cement harus cukup sehingga dapat melapisi permukaan beton dan mengurangi gesekan terhadap pipa concrete pump.Adapun keuntungan pemakaian beton ready mix antara lain :1. Menghindari kotornya proyek karena penimbunan material.2. Mempercepat pekerjaan pembetonan.3. Mengurangi jumlah pekerja.4. Menjamin mutu hasil pengecoran sesuai persyaratan.Adapun kerugian pemakaian beton ready mix adalah :1. Bila terjadi kelebihan beton akibat pemesanan, maka menjadi tanggung jawab pihak kontraktor.2. Pemesanan hanya bisa diproses jika minimal 3 m3, apabila pengecoran tidak memenuhi harga minimal, maka pemesanan tidak akan diproses.3. Jika pada saat pengecoran terjadi pembatalan akibat cuaca seperti hujan lebat atau hal lain, maka adukan yang terlalu lama disimpan dalam mixer (melebihi waktu yang ditentukan) harus dibuang, karena dipastikan akan terjadi setting time. Hal ini menjadi tanggung jawab kontraktor sebagai pemesan.4. Kemungkinan terjadi keterlambatan pengecoran akibat terhambatnya transportasi pengangkutan pada saat perjalanan atau jarak yang sangat jauh antara batching plant dengan lokasi proyek harus diperhitungkan, jangan sampai terjadi setting time.Uraian material pembentuk beton sebagai berikut : 8. 9. 10. 7.1. 7.2. 4.2.1.1. SemenSemen merupakan bahan campuran yang secara kimiawi aktif setelah berhubungan dengan air dan semen juga merupakan suatu jenis bahan yang memiliki sifat adhesif dan kohesif yang memungkinkan melekatnya fragmen-fragmen mineral menjadi suatu massa yang padat. Semen merupakan hasil industri yang sangat kompleks dengan campuran serta susunan yang berbeda-beda. Semen dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu semen nonhidrolik dan semen hidrolik.Tabel 4. 1 Jenis SemenNOMacam SemenDefinisi

1.Semen Nonhidrolika. Kapur

Semen Nonhidrolik yang dihasilkan oleh proses kimia dan mekanis di alam yang berfungsi memperbaiki permukaan beton yang tidak mengandung pori-pori. Kekuatan kapur sebagai bahan pengikat hanya dapat mencapai sepertiga kekuatan semen portland.

2.Semen Hidrolika. Kapur Hidrolik

b. Semen Pozolan

c. Semen Terak

d. Semen Portland

e. Semen Portland Pozollan (PPC)

f. Semen Putih

g. Semen Alumina

Semen hidrolik dengan kekuatan rendah yang penggunaannya antara lain untuk adukan tembok, lapisan bawah plesteran, plesteran akhir, bahan pencampur semen, dan sebagai bahan tambah jika beton akan diekspose.Bahan ikat yang mengandung silika amorf yang apabila dicampur dengan kapur akan membentuk benda padat yang keras sebagai bahan tambah yang digunakan pada bangunan yang tidak memerlukan persyaratan konstruksi yang khusus, tetapi menggunakan banyak bahan semen.Semen hidrolik yang sebagian besar terdiri dari suatu campuran seragam serta kuat dari terak tanur kapur tinggi dan kapur tohor, digunakan sebagai campuran beton pada jenis pekerjaan yang tidak begitu mementingkan aspek kekuatan.Semen hidrolik yang dihasilkan dengan menggiling klinker yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik yang umumnya mengandung satu atau lebih kalsium sulfat sebagai bahan tambahan (ASTM C-150,1958). Fungsi utama semen adalah sebagai bahan pengikat butir-butir agregat.Campuran semen portland dan bahan-bahan yang bersifat pozzolan seperti terak tanur tinggi dan hasil residu PLTU, umumnya digunakan untuk beton yang diekspos terhadap sulfat.Semen portland yang kadar oksida besinya rendah, kurang dari 0,5% dan digunakan untuk membuat siar keramik dan benda yang mengandung nilai seni.Semen tahan api yang memiliki kekuatan tekan awal yang tinggi serta tahan terhadap serangan asam dan garam-garam sulfat sehingga hanya dapat dipergunakan di negara yang mempunyai musim dingin.

Sumber : Teknologi Beton,Tri Mulyono2003Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus disesuaikan dengan rencana kekuatan dan spesifikasi teknik yang diberikan. Dalam pekerjaan beton, jenis semen yang paling banyak digunakan adalah Semen Portland. Kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam semen akan membentuk karakter dan jenis semen. Sesuai dengan tujuan pemakaiannya, semen portland dibagi menjadi 5 jenis (SNI T-15-1990-03:2).

Tabel 4. 2 Klasifikasi Semen PortlandTipe SemenMacam SemenDefinisi

Tipe ITidak memerlukan persyaratan khusus seperti jenis-jenis lainnya.Digunakan secara luas sebagai semen umum untuk konstruksi teknik sipil dan arsitektur.

Tipe IIMemerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang.Memiliki kadar C3A tidak lebih dari 8%. Secara umum dipakai untuk beton massif yang besar, seperti pekerjaan dasar untuk bendungan, jembatan atau bangunan besar.

Tipe IIIMemerlukan kekuatan awal yang tinggi dalam fase permulaan setelah pengikatan terjadi.Memiliki kadar C3A dan C3S yang tinggi. Dipergunakan untuk konstruksi pada daerah yang bertemperatur rendah (mempunyai musim dingin).

Tipe IVMemerlukan panas hidrasi yang rendah.

Digunakan untuk pekerjaan yang besar dan masif, seperti untuk pekerjaan bendung, pondasi berukuran besar atau pekerjaan besar lainnya.

Tipe VMemerlukan ketahanan sulfat yang tinggi.

Digunakan untuk pekerjaan beton dalam tanah yang mengandung sulfat dalam prosentase yang tinggi atau pada bangunan yang berhubungan dengan air laut dan air buangan industri.

Pada proyek Hotel Ibis Gading Serpong, semen yang digunakan adalah Tigaroda Indocement dan Holcim, Portland Cement Type I. 4.2.1.2. Agregat KasarAgregat kasar adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari bantuan atau berupabatu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butirntara 5-40 mm. Agregat Kasar, adalah agregat dengan ukuran butiran butiran lebih lebih besar besar dari dari saringan saringan No.88 (2,36 mm). Agregat kasar/ kerikil yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat berdasarkan ketentuan yang ada menurut PBI 1971 (NI-2) Pasal 3.4, yaitu : Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% yang ditentukan terhadap berat kering. Apabila kadar lumpur melampaui 1% maka agregat harus dicuci. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, seperti zat-zat organic dan bahan alkali yang dapat merusak beton. Kekerasan butir-butir agregat kasar yang diperiksa dengan mesin Los Angeles tidak boleh terjadi kehilangan berat atau keausan agregat lebih dari 50%. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya. Mempunyai modulus kehalusan antara 6-7,10 dan apabila diayak harus memenuhi syarat sebagai berikut :1. Sisa di atas ayakan 38 mm, harus 0% dari berat sisa.2. Di atas ayakan 4,8 mm 90%-98% dari berat.3. Selisih antara sisa-sisa komulatif di atas dua ayakan yang berurutan maksimum 60% dan minimum 10% dari berat.Pada proyek Hotel Ibis Gading Serpong Agregat kasar yang digunakan adalah split 1:2, sedangkan untuk beton ready mix menggunakan agregat rumpin.

4.2.1.3. Agregat Halus 4.2.1.3.1. PasirAgregat halus merupakan batuan halus yang terdiri dari butiran sebesar 0,14-5 mm yang didapat dari hasil disintegrasi (penghancuran) batuan alam (natural sand) atau dapat juga dengan memcahnya (artificial sand), tergantung dari kondisi pembentukan terjadinya.Agregat halus untuk sand blanket dapat berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa pasir yang dihasilkan oleh alat pemecah batu. Agregat halus atau pasir yang digunakan dalam suatu proyek konstruksi harus berkualitas tinggi dan memenuhi beberapa persyaratan. Pasir yang digunakan diperiksa mengenai : Kandungan lumpur atau kotoran-kotorannya. Kekerasan dan kekuatannya. Susunan butiran (gradasi)Menurut PBI 1971 (NI-2) Pasal 33, pasir yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :a) Agregat halus terdiri dari butira-butiran tajam dan keras, bersifat kekal dalam arti tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti panas matahari dan hujan.b) Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap berat kering). Lumpur yang dimaksud adalah butiran-butiran yang lolos saringan diameter 0,063 mm. Apabila kadar lumpur lebih dari 5 % maka pasir harus dicuci terlebih dahulu sebelum dipakai.c) Agregat halus tidak boleh mengandung bahan organik lebih dari 0,25 % yang dibuktikan dengan warna abram harder (larutan NaOH).d) Pasir mempunyai gradasi butiran bervariasi, dan apabil diayak harus memenuhi syarat sebagai berikut :a. Sisa di atas ayakan 4 mm, harus minimum 2% berat.b. Sisa di atas ayakan 1 mm, harus minimum 10% berat.c. Sisa di atas ayakan 0,25 mm, harus beerkisar antara 80%-90% berat.4.2.1.3.2 Abu BatuAbu batu merupakan hasil sampingan dalam produksi batu pecah. Abu batu yang dapat digolongkan sebagai filler adalah abu batu yang memiliki diameter lebih kecil dari 0,125 mm. Menurut Celik dan Marar (1996), agregat halus yang dihasilkan dari lokasi stone crusher mengandung kurang lebih 17% sampai 25% fraksi abu batu.Penambahan filler yang dimaksudkan untuk meningkatkan viskositas beton perlu dicermati dalam hal spesifikasi bahan maupun harga di pasaran, dalam penelitian ini dipilih serbuk abu batu karena bahan ini bersifat higroskopis dan mudah didapatkan dengan harga yang murah. Penggunaan serbuk abu batu dapat meningkatkan viskositas beton segar sekaligus mengurangi kecenderungan terjadinya segregasi dan bleeding pada beton segar, selanjutnya setelah beton mengeras diharapkan serbuk abu batu dapat mengisi rongga-rongga yang ada pada beton sehingga dapat meningkatkan kuat tekan beton yang dihasilkan.Tabel 4. 3 Sifat-sifat AgregatSifat-sifatMetode PengujianBatas Maksimum yang diijinkan untuk agregat

HalusKasar

Keausan Agregat dengan mesin los Angeles pada 500 putaranSNI 03-2417-1991-40 %

Kekekalan Bentuk Batu terhadap larutan natrium sulfat atau magnesium sulfat setelah 5 siklusSNI 03-3407-199410 %12 %

Gumpalan lempung dan partikel yang mudah pecahSK SNI M-01-1994-030.5 %0.25 %

Bahan yang lolos ayakan No.200SK SNI M-02-1994-033 %1 %

4.2.1.4. AirAir digunakan pada pembuatan beton agar terjadi proses kimiawi dengan semen untuk membasahi agregat dan memberikan kemudahan dalam pekerjaan beton. Air yang digunakan sebagai bahan campuran beton, harus memenuhi syarat sebagai berikut :1. Tidak mengandung lumpur (benda melayang lainnya) lebih dari 2 gram/liter.2. Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam/ zat organik) lebih dari 15 gram/ liter.3. Tidak mengandung khlorida (CI) lebih dari 0,5 gram/liter.4. Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter.Untuk air yang tidak memenuhi syarat mutu, kekuatan beton pada umur 7 hari atau 28 hari tidak boleh kurang dari 90% jika dibandingkan dengan kekuatan beton yang menggunakan air standar/ suling (PB 1989:9).4.2.1.5. Bahan TambahanAdmixture adalah bahan selain unsure pokok beton (air, semen, dan agregat) yang ditambahkan pada adukan beton, sebelum, segera, atau selama pengadukan beton. Tujuannya ialah untuk mengubah satu atau lebih sifat-sifat beton sewaktu masih dalam keadaan segar atau setelah mengeras, misalnya : mempercepat pengerasan, menambah encer adukan, menambah kuat tekan, menambah daktilitas (mengurangi sifat getas) dan mengurangi keretakan. Admixture yang digunakan dalam beton dapat dibedakan menjadi dua, yaitu admixture yang bersifat kimiawi (chemical admixture) dan bahan tambah yang bersifat mineral (additive). Bahan tambah kimia lebih banyak digunakan untuk mengubah perilaku beton saat pelaksanaan sedangkan additive lebih banyak bersifat penyemenan sehingga digunakan untuk perbaikan kinerja kekuatan beton.

Tabel 4. 4 Jenis Admixture

NoJenis AdmixtureKegunaan

1. Chemical AdmixtureASTM C.494

a. TIPE A"Water Reducing Admixtures"

Memproduksi beton dengan mengubah kadar semen tetapi tidak mengubah faktor air semen dan slump.

b. TIPE B"Retarding Admixtures"

Menghambat waktu pengikatan beton (setting time) dan menghindari dampak penurunan beton segar pada saat pengecoran dilaksanakan.

c. TIPE C"Accelerating Admixtures"Mempercepat pengikatan dan pengembangan kekuatan awal beton.

d. TIPE D"Water Reducing and Retarding Admixtures"Menambah kekuatan beton dan mengurangi kandungan semen yang sebanding dengan pengurangan kandungan air.

e. TIPE E"Water Reducing and Accelerating Admixtures"Mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton yang konsistensinya tertentu dan mempercepat pengikatan awal.

f. TIPE F"Water Reducing, High Range Admixtures"Mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau lebih

g. TIPE G"Water Reducing, High Range Retarding Admixtures"Menghambat pengikatan beton dan mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau lebih

2. Additive

a. Fly ashASTM C.618Memperbaiki kinerja workability, mengurangi panas hidrasi dan mempertinggi daya tahan terhadap serangan sulfat.

b. SlagASTM C. 989Mempertinggi kekuatan tekan beton, menaikkan rasio kelenturan dan kuat tekan beton, mengurangi porositas dan serangan klorida.

c. Slika FumeASTM C.1240Memperbaiki karakteristik kekuatan dan keawetan beton.

d. Penghalus GradasiMenaikan mutu beton, mengurangi permeabilitas dan memperhalus perbedaan pada campuran beton denganmemberikan ukuran yang kurang dalam agregat.

3. Air Entraining AgentASTM C.260Meningkatkan kadar udara agar beton tahan terhadap pembekuan dan pencucian, terutama untuk daerah salju.

4. Beton Tanpa Slump

Beton ini didefinisikan dengan beton yang mempunyai slump 1 inch atau kurang, sesaat setelah pencampuran tersebut.

5. PolimerBahan yang dapat menghasilkan kekuatan beton tinggi sekitar 15.000 psi (1.000psi = 6,9 Mpa) atau lebih, dan kekuatan belah tariknya sekitar 1.500 psi.

6. Bahan Pembantu untukMengeraskan Permukaan Beton(Hardener Concrete)

Untuk Mencegah terjadinya pengausan pada permukaan concrete akibat pembebanan yang akan menyebabkan rusaknya permukaan beton tersebut.

7. Bahan Pembantu Kedap Air(Water Proofing)

Agar beton dapat dibuat kedap air dimana bahan ini mempunyai partikel-partikel halus dan gradasi yang menerus dalam campuran beton, sehingga permeabilitas air dapat di kurangi.

8.

Bahan Tambah pemberi WarnaBahan ini diguankan untuk menambah keindahan pada beton yang di expose.

9. Bahan Pengikat untuk BetonLama dengan yang Baru(Bonding Agent For Concrete)Agar terjadi ikatan yang menyatu antara permukaan yang lama dengan yang baru.

Sumber : Teknologi Beton, Tri Mulyono 2003Pada pembangunan proyek Hotel Ibis Gading Serpong, admixture yang digunakan yaitu P402 (Chemical Admixture Tipe B Retarding Admixtures) dan R1100 Superplasticizer (Chemical Admixture tipe F Water Reducing, High Range Admixture). Retarding Admixtures digunakan agar beton tetap segar ketika diangkut dari batching plant menuju lokasi proyek. 4.2.1.6. Fly AshMenurut ASTM C 618 (ASTM 1995,304), abu terbang (fly ash) didefinisikan sebagai butiran halus hasil residu pembakaran batu bara atau bubuk batu bara. Fly ash dapat dibedakan menjadi dua, yaitu abu terbang normal yang dihasilkan dari pembakaran batu bara antrasit atau batu bara bituminus dan abu terbang kelas C yang dihasikan dari batu bara jenis lignite atau subbituminus. Abu terbang kelas C kemungkinan mengandung kapur (lime) lebih dari 10 % beratnya. Kandungan kimia yang dibutuhkan dalam fly ash :Tabel 4. 5 Kandungan dan Jenis Fly AshSenyawa KimiaJenis FJenis C

Oksida Silika(SiO2 ) + Oksida Alumina (Al2O3) + Oksida Besi (Fe2O3) minimum %70.050.0

Trioksida Sulfur (SO3),maksimum %5.05.0

Kadar air, maksimum %3.03.0

Kehilangan panas, maksimum %6.0A6.0

A Penggunaan sampai dengan 12% masih diijinkan jika ada perbaikan kinerja atau hasil test laboratorium menujukkan demikian.Abu terbang adalah abu sisa pembakaran batu bara yang dipakai dalam banyak industri. Abu terbang sendiri tidak memiliki kemampuan mengikat seperti halnya semen. Tetapi dengan kehadiran air dan ukuran partikelnya yang halus, oksida silika yang dikandung oleh abu terbang akan bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida yang terbentuk dari proses hidrasi semen dan menghasilkan zat yang memiliki kemampuan mengikat. Pada Proyek Hotel Ibis Gading Serpong digunakan fly ash dari Suralaya sebanyak 10%.4.2.2. BatakoDi dalam proyek ini, batako digunakan sebagai bekisting pile cap, bekisting tie beam. Batako yang digunakan berasal dari satu pabrik, berkualitas baik, sisi-sisinya siku satu sama lain, lurus, rapi, mempunyai bentuk seragam, dan tidak hancur apabila direndam air. Dimensi Batako: Panjang: 60 cmLebar: 15 cmTebal: 7,5 cm4.2.3. Besi TulanganBeton mempunyai kuat tekan yang sangat tinggi, tetapi kuat tarik beton sangat rendah. Karena rendahnya kuat tarik pada beton, maka pada elemen struktur yang betonnya mengalami tegangan tarik, diperkuat dengan batang baja tulangan sehingga terbentuk suatu struktur komposit.Berdasarkan bentuk atau penampakan secara visualnya, baja tulangan beton dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu : Baja Tulangan Beton PolosBaja tulangan beton berpenampang bundar dengan permukaan rata, disingkat BJTP, dan ukurannya dilambangkan dengan . Baja Tulangan Beton UlirDisebut juga baja tulangan ulir atau deform yang merupakan baja tulangan beton dengan bentuk khusus, yaitu permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk memanjang (dengan jarak antara rusuk-rusuk tidak lebih dari 0,7 kali diameter pengenalnya) untuk meningkatkan daya lekat, kuat geser, dan guna menahan gerakan membujur dari batang secara relatif terhadap beton, disingkat BJTD, dan ukurannya dilambangkan dengan D. Dalam suatu proyek konstruksi, baja tulangan yang dapat digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: Baja tulangan harus bersih, bebas dari karat, material lepas, dan gemuk. Baja tulangan harus disimpan dalam tempat yang terlindung. Baja tulangan harus disimpan secara terpisah sesuai dengan kelompok ukurannya dan diletakkan di atas lantai beton atau balok-balok kayu untuk menghindari kontak dengan tanah, air, dan zat-zat lain yang bersifat merusak tulangan. Penimbunan baja tulangan di udara terbuka untuk waktu yang lama tidak diperbolehkan. Kawat pengikat tulangan (bandrat) harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm, telah dipijarkan, dan tidak tersepuh seng.Tabel 4. 6 Tegangan Ijin Baja TulanganTegangan Tarik Ijin (kg/cm2)BJTP-24BJTD-40

Pemakaian UmumKonstruksi dalam airLantai JembatanTegangan Tekan Ijin16001400140016002250195017502250

Proyek pembangunan Hotel Ibis Gading Serpong menggunakan tulangan polos BJTP-24 dan tulangan ulir (deform) BJTD-40, dengan diameter yang sesuai shop drawing.4.2.4. Wire MeshWire Mesh adalah jaring baja tulangan prefab. yang pada setiap titik pertemuan kawatnya di las listrik untuk mendapatkan shear resistant, khususnya digunakan untuk penulangan beton. Wire Mesh dapat diproduksi dalam ukuran standard atau ukuran khusus sesuai permintaan para ahli konstruksi banguan. kawat baja yang digunakan adalah dari mutu U-50 dengan tegangan leleh karakteristik 5000 kg/cm2, sedangkan tegangan geser minimum tiap titik las adalah 2500 kg/cm2. Keuntungan memakai Wire Mesh : Dapat diproduksi sesuai desain yan diinginkan. Pekerjaan pembesian lebih cepat sehingga akan mengurangi durasi/ waktu konstruksi bngunan. Mengurangi berat besi tulangan dalam beton, karena tulangan diameter 10 mm tiap jarak 15 cm (2 arah) dapat diganti dengan wire mesh M7 spasi 15 cm. Meningkatkan mutu dan ketepatan jarak spasi. Memudahkan pengawasan di lapangan. Meningkatkan daya ikat (bonded) dan kontrol terhadap retak. Menghemat biaya pekerjaan penulangan4.2.5. Beton DeckingBeton decking adalah beton yang dibentuk sedemikian rupa dan dengan ukuran tertentu yang berfungsi sebagai penyangga supaya besi tidak mengalami defleksi dan jaraknya tetap sama. Beton decking juga berfungsi untuk menentukan selimut beton pada saat pemasangan besi. Beton decking dibuat dengan menggunakan campuran 1 : 3.

4.2.6. Kawat BendratKawat bendrat ini digunakan dalam pemasangan tulangan sebagai pengikat antar besi tulangan agar bisa membentuk suatu bentuk struktur yang dikehendaki dan tidak bergerak/ berpindah pada saat pengecoran dan pemadatan dengan vibrator secara langsung.. Kawat ini mempunyai diameter 1 mm dan dalam penggunaannya dipakai tiga lapis kawat supaya lebih kuat. Dengan adanya pengikat ini, maka besi tulangan dapat menahan beban yang direncanakan dengan optimal.4.2.7. KayuKayu digunakan sebagai perkuatan dan pengaku pada bekisting. Penguat/ pengaku ini digunakan untuk mencegah lendutan bekisting akibat pembebanan selama pengecoran, dan didapat hasil pengecoran yang sempurna. Kayu yang digunakan adalah kayu sengon 5/10 cm dan balok 6/12 cm. Adapun syarat-syarat kayu yang digunakan adalah sebagai berikut :1. Kayu yang dipakai harus kuat.2. Tidak mempunyai cacat seperti : terlalu banyak mata kayu, terjadi pemuntiran serat kayu.3. Tidak terjadi pelapukan atau rapuh baik itu oleh serangga ataupun oleh jamur.4.2.8. MultipleksMultiplex digunakan sebagai bahan bekisting karena akan menghasilkan permukaan beton yang halus. Multiplex yang digunakan adalah kayu lapis dengan permukaan yang dilapisi laminated plastic dengan ketebalan 12 mm, ukuran 122 x 244 cm.

4.3. PERALATAN KERJAPenurunan mutu dan kerusakan pada peralatan kerja adalah faktor yang harus dihindari. Oleh karena itu, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :a. Pemeliharaan rutinb. Pemeriksaan terhadap kapasitas beban yang akan dipikul alat

Tabel 4. 7 Daftar Alat KerjaNo Nama AlatKeterangan

1.Concrete Vibrator

Alat yang berfungsi menggetarkan beton pada saat pengecoran agar beton dapat mengisi seluruh ruangan dan tidak terdapat rongga-rongga udara diantara beton yang dapat membuat beton keropos.

2.Tower Crane

Untuk mengankat bahan material, scaffolding, pengecoran dll. Baik dari lantai bawah ke atas maupun dipindahkan dari titik satu ke titik yang lain pada arah horizontal.

3.Passenger Hoist

Digunakan untuk mengangkut pekerja proyek, dan bahan/ material kebutuhan lapangan. Biasanya digunakan pada bangunan bertingkat tinggi.

4.Bar Cutter

Alat pemotong baja tulangan sesuai panjang yang telah ditentukan

5.Bar Bender

Untuk membengkokkan tulangan sesuai yang telah ditentukan

6.Scaffolding

Sebagai perancah dan struktur sementara pendukung bekisting plat dan balok.

7.Air Compressor

Untuk menghasilkan udara bertekanan tinggi, membersihkan lokasi yang akan dicor dari kotoran-kotoran yang dapat mengurangi mutu beton

8.Cutter Wire

Alat pemotong besi portable.

9.Stamper

Digunakan untuk pemadatan tanah. Istilah lainnya disebut stamping rammer.

10.Gerinda

Untuk menghaluskan benda kerja atau untuk mengasah mempertajam benda.

11.Alat LasUntuk pengelasan

12.SipatanUntuk marking

13.Alat-alat Tukang(palu, cangkul, gergaji, paku, tang, meteran, pahat)Alat-alat untuk membantu memudahkan pekerjaan tukang dalam bekerja.

14.Bor Tangan

Digunakan untuk membuat lubang pada kayu, dinding, beton (balok, kolom, dan plat lantai) dan untuk pemasangan baut, selain itu juga dapat digunakan untuk pekerjaan bobok beton.

15.Hand Pallet

Sebagai alat bongkar muat barang, serta memindahkan barang secara efektif, mudah pemakain dan pengoperasiannya.

16.Pompa AirAlat untuk memompa air dalam baik untuk kebutuhan konstruksi maupun kebutuhan yang lain.

17.Mesin PengamplasMenghaluskan permukaan benda-benda kasar seperti finishing beton agar lebih halus permukaannya.

18.Concrete Pump

Untuk mengalirkan adukan beton secara mekanis dari truck mixer ke tempat pengecoran

19.Truck Mixer

Untuk mengangkut adukan beton dari tempat pembuatan ke lokasi proyek

20.Back hoe

Untuk menggali tanah agar sesuai dengan elevasi yang diinginkan

21.Dump Truck

Untuk pengangkutan tanah hasil galian dari proyek menuju disposal area.

22.Mobile Crane

Fungsinya sama dengan tower crane, namun bersifat mobile atau bisa berpindah tempat sehingga tidak memerlukan pondasi khusus.

Tabel 4. 8 Daftar Alat UkurNoNama Alat Keterangan

1.Waterpas

Untuk pekerjaan menentukan titik pile, menentukan posisi as jalan, mengukur ketinggian

2.Bak Ukur

Untuk menentukan titik titik elevasi pada suatu dasar tanah

3.Theodolit

Untuk menentukan titik as bangunan, tegak lurusnya bangunan, menentukan elevasi bangunan, membuat sudut sudut bangunan dan dapat juga digunakan untuk penyipatan datar

4.Leveling

Untuk membantu surveyor dalam menentukan garis datar.

BAB VMETODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. PEKERJAAN KOLOMUrutan pekerjaan kolom :1. Stek tulangan kolom + Markinga. Titik-titik kolom diperoleh dari hasil pekerjaan timsurveyyang melakukan pengukuran dan pematokan, yaitumrknberupa titik-titik atau garis yang digunakan sebagai dasar penentuan letak bekisting dan tulangan kolom. Penentuan kolom dilakukan dengan menggunakan alattheodolite. Untuk pekerjaan pengukuran ini diperlukan juru ukur (surveyor) yang berpengalaman, khususnya dalam pelaksanaangedungbertingkat (surveyoryang bersertifikat). Posisi kolom arah vertikal ditentukan berdasarkan kolom pada lantai sebelumnya. Proses pemindahan titik (axis) kolom dari lantai bawah ke lantai atas berikutnya dengan pembuatan lubang-lubang pada pelat lantai. Lubang-lubang tersebut nantinya ditutup kembali setelah pemindahan titik kolom selesai.

Gambar 5. 1 Skema Pemindahan Titik As KolomGambar di bawah ini dapat menjelaskan secara sederhana pekerjaan pemindahan titik as kolom.

Gambar 5. 2 Marking As Kolom

b. Posisi kolom harus sentris kedudukannya terhadap pada lantai sebelumnya, untuk itu dilakukan juga pengecekan dengan menggunakan benang dan unting-unting. Dengan bantuan titik-titik acuan bangunan yang sentris disetiap lantainya, maka dapat ditentukan letak kolom dan kemudian dibuat - yang lain dengan mengikuti jarak yang telah disyaratkan dalam perencanaan awal. Pengecekan kolom dilakukan dengan menempatkan alattheodolitepadamrkntersebut dan kemudian mengecek kelurusanmrknkolom. 2. Fabrikasi Tulangan & Pemasangan TulanganFabrikasi tulangan kolom dikerjakan pada los pembesian. Fabrikassi tulangan disesuaikan dengan gambar kerja. Pada saat pemasangan tulangan, digunakan tower crane untuk mengangkat tulangan yang telah dirangkai, dibutuhkan tenaga kerja yang terampil dalam pemasangan dan penyambungan pada kolom agar kolom tersebut benar-benar tegak lurus seperti kolom-kolom yang berada di lantai bawahnya. Bahan terdiri dari :b. Besi tulanganc. Kawat bendratTenaga Kerja :a. Tukang besi terampil yang mengerti lingkup pekerjaan pembesian.b. Mandor dan pelaksana yang dapat membaca shop drawing/ for construction dengan baik.Alat yang digunakan :a. Tower craneb. Bar bender : alat yang digunakan untuk pembengkokan besi tulanganc. Bar cutter : alat yang digunakan untuk pemotongan besi tulangan.d. Tang besiMetode kerja:a. Besi tulangan berbagai diameter dipotong sesuai dengan ukuran dalam gambar kerja dengan bar cutter, sedangkan pembengkokan tulangan dilakukan dengan menggunakan bar bender. b. Pemotongan tulangan utama dilakukan sepanjang tinggi kolom pada lantai ditambah dengan panjang penyaluran tulangan untuk pekerjaan penyambungan tulangan yaitu sebesar 50D (D=diameter tulangan ulir).c. Panjang pembengkokan tulangan sengakang dilakukan sesuai dengan ketentuan bar bender schedule. (lihat gambar rencana)d. Besi tulangan difabrikasi dengan cara mengikatkan tulangan pokok kolom dengan tulangan sengkang menggunakan kawat bendrat, jarak dan jumlah tulangan pokok disesuaikan dengan shop drawing dan bestaat.e. Tulangan kolom yang talah selesai difabrikasi dipasang pada posisi kolom .tulangan kolom diangkat dengan menggunakan tower crane.f. Pemasangan tulangan kolom dilakukan dengan cara mengikatkan kawat bendrat pada tulangan utama dengan stek penyaluran yang telah terpasang pada kolom lantai sebelumnya.g. Setelah tulangan kolom terpasang maka pada tulangan kolom tersebut diberi penyangga sementara berupa besi tulangan agar posisi tulangan kolom tetap tegak. h. Memasang sepatu kolom (spatula) dari profil baja siku L.30.30.3, dilas ke sengkang kolom. Siku ini berfungsi sebagai marking dan untuk menjaga agar posisi bekisting tetap siku.

Gambar 5. 3 Fabrikasi Tulangan Kolom

Gambar 5. 4 Pemasangan Tulangan Kolom dan Sepatu Kolom

3. Pemasangan Beton deckingBahan terdiri dari :a. Beton deckingb. Kawat ikatAlat yang diguanakan :m. TangTenaga kerja :a. Tukang kayu/ tukang besib. Mandor, untuk mengontrol apakah beton decking terpasang dengan benar.Metode kerja :c. Pemasangan beton decking pada kolom dipasang setelah tulangan kolom dipasang terlebih dahulu. d. Tebal beton decking bervariasi antara 25 mm 50 mm tergantung tebal selimut yang ditentukan.e. Beton decking dipasang di sisi-sisi tulangan kolom kemudian diikatkan ke tulangan kolom dengan menggunakan kawat bendrat.

Gambar 5. 5 Pemasangan Beton Decking

4. Pemasangan BekistingBahan terdiri dari : a. Multiplex 12 mmb. Kayu lempenganc. Kayu kaso ukuran 6/12d. Tie roade. Sub coatf. Lottan (beton decking yang digantung dengan benang pada ujungnya)Alat yang digunakan :a. Gergajib. Paluc. Pakud. MeteranTenaga kerja :a. Tukang kayu yang terampil dalam membuat bekistingb. Mandor dan pelaksana untuk mengontrol bentuk bekisting yang sesuai dengan bentuk kolom pada shop drawing.Metode kerja :a. Multiplex potong sesuai ukuran bekisting kolom yang ditentukan, contoh bentuk penampang kolom persegi panjang :Bentuk bekisting dibuat menjadi dua bagian bentuk L agar mudah dalam pemasangan dan pembongkaran. b. Kayu lempengan dipotong dan digunakan sebagai dasar dan pengaku multiplex agar kuat dan tidak jebol pada saat pengecoranc. Ukuran kolom sama dengan ukuran bagian dalam bekisting.d. Pastikan tulangan, sepatu kolom, marka kolom, dan beton decking telah terpasang. e. Olesi bagian dalam bekisting dengan pelumas/ minyak atau sejenisnya yang tidak bepengaruh kepada kekuatan beton.f. Pasang bekisting yang sudah siap, dibutuhkan 3 orang untuk memasang 1 bekisting kolom, dimana 2 orang untuk memasang, dan satu orang untuk mengecek apakah bekisting terpasang dengan benar.g. Kencangkan keliling bekisting kolom dengan kayu kaso dan tie road. Dipasang di tiga bagian (atas, tengah, bawah) pada tiap sisinya.h. Pasang subcoat pada 3 bagian (atas, tengah, bawah) pada tiap sisi. Sub coat berfungsi sebagai support dan penguat bekisting agar tidak jebol pada saat di cor.i. Cek vertikal kolom agar tegak lurus dengan menggunakan lottan dan meteran. Atur ketegakan kolom dengan memutar push pull dari sub coat.

Gambar 5. 6 Pekerjaan Pemasangan Bekisting

5. Pengecoran Bahan terdiri dari :a. Beton Ready mixb. CalbondAlat yang digunakan :a. Tower Craneb. Truck Mixerc. Bucketd. Pipa tremiee. VibratorTenaga kerja :a. Pekerja betonb. Mandor dan PelaksanaMetode kerja :a. Cek apakah bekisting sudah terpasang dengan benarb. Cek vertical dan subcoatc. Beton ready mix yang ditampung dalam truck mixer dituangkan ke dalam bucket (lengkap dengan pipa tremie) yang telah dihubungkan dengan TC. Dibutuhkan 1 orang yang stay di atas bucket.d. Setelah bucket penuh angkat bucket dengan TC.e. Tempatkan bucket dengan posisi melayang tepat di atas kolom yang siap dicor. f. Masukan pipa tremie ke dalam kolomg. Orang yang bertugas stay di atas bucket mulai membuka katup bucket agar pasta beton keluar dari tampungan bucket.h. Tinggi jatuh pipa tremie 1,5 m di atas bidang yang akan diisi oleh pasta beton.i. Getarkan kolom dengan vibrator agar semua pasta dapat masuk sampai ke sela-sela bekisting kolom.j. Isi kolom dengan pasta beton sampai dengan stop cor.

Gambar 5. 7 Pekerjaan Pengecoran Kolom

6. Pembongkaran BekistingAlat yang digunakan :a. Tower craneb. Paluc. TangTenaga kerja :a. Tukang kayub. Mandor dan pelaksanaMetode kerja :a. Pelapasan bekisting pada kolom dilakukan setelah beton sudah cukup mengeras, sekitar 8-12 jam setelah pengecoran.b. Sub coat yang menyupport bekisting dilepas dengan mengendurkan tuas sub coat.c. Tie road dikendurkan dan dilepas satu per satu, diikuti dengan pelepasan kayu kaso.d. Bekisting dilepas manual oleh pekerja.e. Bekisting yang sudah lepas ditata ulang/ dirapihkan kembali untuk digunakan pada pembekistingan kolom selanjutnya.f. Apabila permukaan bekisting atau bagian bekisting yang lain sudah rusak dan tidak layak pakai, maka bekisting harus diganti.

Gambar 5. 8 Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Kolom

5.2. PEKERJAAN BALOK & PLAT LANTAIUrutan pekerjaan balok dan plat lantai :1. Pemasangan ScaffoldingBahan terdiri dari :a. Scaffolding set lengkap : main frame, cross brace, base jack, u-headb. Kayu kaso 6/12 : digunakan sebagai suri- suri (timber) penyangga bekisting plat dan balok.Alat yang digunakan :a. Palub. Tang besiTanaga kerja :a. Pekerja/ Tukang kayub. Mandor dan Pelaksana Metode kerja :a. Memasang jack base, alas jack base bisa berupa kayu kaso atau yang lainnya agar jack base tidak bergeser. b. Posisi jack base disesuaikan dengan layout yang telah ditentukan.c. Setelah jack base sudah siap, tempatkan standard di atas jack based. Pasang ledger pada standard mulai pemasangan dari bawah ke atas e. Pasang beam bracket besertau-headf. Setelah u-head terpasang, pasang bracing untuk menguatkan frameg. kayu kaso yang digunakan sebagai balok suri-suri (secondary beam) dapat dipasang.h. Pasang plywood/ multipleks di atas suri-suri (secondary beam) i. Scaffolding dipasang berjejer sesuai luasan bekisting plat dan balok yang akan ditumpu di atasnya.j. Antara scaffolding satu dengan yang lainnya dikekang/ dihubungkan dengan cross brace agar lebih kuat.

Gambar 5. 9 Pemasangan Jack Base

Gambar 5. 10 Penempatan Standar di Atas Jack Base

Gambar 5. 11 Pemasangan Ledger

Gambar 5. 12 Pemasangan Beam Bracket dan U-Head

Gambar 5. 13 Pemasangan Bracing dan Suri-suri

Gambar 5. 14 Pemasngan Playwood

2. Pemasangan BekistingBahan terdiri dari :e. Multiplexf. Kayu kasoAlat yang digunakan :a. Palub. Pakuc. Gergajid. MeteranTanaga kerja :a. Tukang kayub. MandorMetode kerja :a. Pada pemasangan bekisting balok dan plat, pemasangan bekisting balok lebih didahulukan.b. Untuk pemasangan bekisting pada balok, langkah pertama adalah pemasangan bottom form (bodeman) di atas suri-suri scaffolding.c. Pemasangan head kolomd. Setelah itu pemasangan side form (sisi samping bekisting balok).e. Untuk memperkuat side form, digunakan support miring dengan sudut kemiringan horizontal 45. Pada sisi-sisi side form.f. Pemasangan bekisting pada plat lebih simple dari pemasangan bekisting pada balok, untuk pemasangan bekisting pada plat hanya menggelar multipleks di atas suri-suri scaffolding. g. Yang perlu diperhatikan adalah kerapatan antar multipleks dan kekuatan multipleks agar tidak jebol ketika dicor. Untuk itu perlu disupport oleh scaffolding yang lebih rapat posisinya dalam menyupport multipleks agar momen yang terjadi pada multipleks tidak terlalu besar.

Gambar 5. 15 Skema Pemasangan Bekisting Balok dan Plat Lantai

Gambar 5. 16 Pekerjaan Pemasangan Bekisting Balok dan Plat Lantai3. Pemasangan Beton deckingBahan terdiri dari :1. Beton decking2. Kawat ikatAlat yang digunakan :a. TangTanaga kerja :a. Tukang kayu/ pekerjab. MandorMetode kerja :Pemasangan beton decking pada plat dan balok dipasang setelah bekisting plat dan balok dapasang terlebih dahulu. Tebal beton decking bervariasi antara 25 mm-50 mm tergantung tebal selimut yang ditentukan.Beton decking dipasang di atas bekisting kemudian diikatkan di bawah tulangan plat/ balok dengan menggunakan kawar bendrat.

Gambar 5. 17 Pemasangan Beton Decking pada Plat Lantai

4. Pemasangan TulanganBahan terdiri dari :a. Wire mesh M8 (plat)b. Besi tulangan (balok)c. Kawat bendratAlat yang digunakan :a. Tang besi tulanganb. TangTanaga kerja :a. Pekerjab. MandorMetode kerja :a. Pastikan bekisting sudah terpasang dengan baik. b. Pasang wire mesh di atas bekisting dan beton decking, wire mesh ini merupakan tulangan yang sudah tersusun berupa lembaran, sehingga proses pengaplikasiannya langsung di gelar saja. Wire mesh yang pertama dipasang merupakan tulangan bagian bawahc. Setelah wire mesh bawah terpasang, berikutnya adalah memasang cakar ayam, cakar ayam ini adalah sejenis decking yang terbuat dari besi tulangan yang berfungsi sebagai pengatur jarak antar wire mesh atas dan wire mesh bawah dan juga untuk pengatur ketebalan plat.d. Berikutnya wire mesh atas dipasang, untuk menyesuaikan bentuk/ pola bekisting, wire mesh bisa dipotong menggunakan tang besie. Untuk daerah sambungan, panjang penyaluran wire mesh ini sekitar 50 cm.

Gambar 5. 18 Penulangan Plat LantaiGambar 5. 19 Tulangan Cakar Ayam

5. PengecoranBahan terdiri dari :a. Beton Ready mixAlat yang digunakan :a. Truck Concrete pumpb. Truck Mixerc. Pipa tremied. Vibratore. Air compressorf. Bak ukurg. WaterpassTenaga kerja :a. Pekerja betonb. Mandor dan PelaksanaMetode kerja :a. Sebelum pengecoran dimulai, perlu dilakukan beberapa pengecekan terlebih dahulu, antara lain pengeceken terhadap bekisting (elevasi bekisting, kekuatan scaffolding penyangga, kekuatan bekisting dan penyusunan bekisting), penulangan (jumlah dan ukuran tulangan utama, jumlah, jarak dan posisi sengkang, pemeriksaan panjang overlapping, kekuatan bendrat, decking/ tebal selimut)b. Setelah semuanya sudah dicek bersihkan bekisting dari kotoran seperti serpihan kayu, kawat-kawat, dan kotoran lainnya dengan menggunakan air compressor.c. Pasang batas pengecoran di jarak bentang dari tumpuan dengan menggunakan cakar ayam.d. Beton ready mix dengan mutu yang disyaratkan dicek nilai slump nya. e. Setelah nilai slump memenuhi persyaratan, maka beton ready mix dituang dari concrete mixer truck ke dalam bucket pada concrete pump truck dan disalurkan dengan pipa baja.f. Setelah beton keluar dari pipa baja, langkah selanjutnya adalah meratakan beton ready mix dengan penggaruk, pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan dipadatkan dengan menggunakan concrete vibrator.g. Pengecoran dihentikan pada batas cor/ stop cor.h. Setelah itu adukan diratakan dengan kayu perata sesuai dengan tinggi peil yang sudah ditentukan.i. Untuk memastikan kembali apakah tinggi plat sudah sesuai dengan ketentuan, ketinggian plat di ukur kembali dengan waterpass yang ditembakkan ke bak ukur pada titik yang dinilai perlu dilakukan pengukuran,

Gambar 5. 20 Persiapan Pengecoran

Gambar 5. 22 Pengecoran Plat LantaiGambar 5. 21 Slump Test

5.3. PEKERJAAN TANGGA1. Pemasangan Scaffoldinga. Pemasangan scaffolding pada tangga dimulai pada posisi bordes, kemudian dipasang frame lainnya berjajar semakin pendek ke arah tangga terendah.b. Untuk tangga dari bordes ke lantai atasnya, scaffolding dipasang di arah yang berbeda, dimana scaffolding dipasang semakin tinggi menyesuaikan alur tangga.c. Pada dasarnya sistem pemasangan scaffolding ini hampir sama dengan plat, hanya saja untuk tangga, scaffolding dipasang dengan ketinggian yang berbeda pada setiap framenya, mengikuti alur ketinggian tangga.2. Pemasangan bekistinga. Setelah scaffolding dipasang, papan multipleks dipotong sesuai ukuran tangga dan sesuai dengan kebutuhan bagian-bagian tangga. b. Papan multipleks dipasang diatas suri-suri kayu kasoc. Pada bagian bagian tepi dari tangga dipasang subcoat untuk memperkuat tepi bekisting agar tidak jebol pada saat dicor.d. Anak-anak tangga dipasang setelah bekisting dimarking oleh surveyor untuk menyamakan peil ketinggian dengan gambar kerja.3. Markinga. Proses pemarkingan tangga dilakukan dengan me