laporan kerja praktek di skm oasis pt. djarum · bapak y. ari budi eko p. selaku senior technician...
TRANSCRIPT
i
LAPORAN KERJA PRAKTEK
DI SKM OASIS PT. DJARUM
Disusun oleh:
Theresia Titha Rosmawati
NPM: 14 06 07760
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
2017
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kerja Praktek yang dilaksanakan di SKM Oasis PT. Djarum mulai tanggal 3
Juli 2017 sampai dengan 5 Agustus 2017 disusun oleh:
Nama : Theresia Titha Rosmawati
NPM : 14 06 07760
Program Studi : Teknik Industri
Fakultas : Teknologi Industri
telah diperiksa dan disetujui.
Yogyakarta, 12 Agustus 2017
Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing
Edwin Purwanto DM. Ratna Tungga Dewa, Ssi., MT
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucaptkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga Kerja Praktek selama 1 bulan di PT Djarum dapat terlaksana
dengan baik dan penyusunan Laporan Kerja Praktek dapat terselesaikan.
Tujuan dari penyusunan laporan Kerja Praktek adalah salah satu syarat yang
wajib dipenuhi dalam kuliah Teknik Industri Atma Jaya Yogyakarta. Selain itu juga
memperkenalkan dunia kerja kepada mahasiswa sebelum lulus dari dunia
perkuliahan.
Terselesaikannya penyusunan Laporan Kerja Praktek ini tidak luput dari
bantuan dan motivasi serta partisipasi dari semua pihak. Untuk itu dengan segala
kerendahan hati penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih
kepada:
1. Bapak Edwin Purwanto selaku Senior Engineer bagian Electrical dan juga
selaku pembimbing lapangan penulis, serta memperkenalkan dan
mengajarkan menggunakan software FlexSim.
2. Bapak Tri Utama selaku Chief Engineer Secondary dan juga selaku
pembimbing penulis yang telah banyak membantu penulis, seperti
mendapatkan struktur organisasi, memberikan tugas, serta masukan-
masukan dan perhatian selama melaksanakan Kerja Praktek.
3. Bapak Joko Saptono selaku General Manager bagian Secondary yang
telah memberikan banyak masukan, saran bagi penulis, dan mengajarkan
berbagai hal.
4. Bapak Y. Ari Budi Eko P. selaku Senior Technician bagian Mechanical
yang telah banyak membantu penulis dalam mengurus lamaran,
memperkenalkan para staff di bagian secondary, dan mengajarkan
penulis tentang 3D printing.
5. Bapak Bambang Irawan selaku General Manager bagian Primary yang
selalu menghibur dengan berbagai cerita dan tebakan yang lucu.
6. Bapak Iswanto Santoso selaku Senior General Manager bagian Produksi
Engineering yang mengajarkan penulis mengenai filsafat.
v
7. Ibu DM. Ratna Tungga Dewa, SSi. MT. selaku dosen pembimbing Kerja
Pratek yang telah membimbing selama pelaksanaan dan penyusunan
Laporan Kerja Praktek.
8. Kedua orang tua penulis yang telah mendukung dan memberikan doa
restu.
9. Betantio Putra Pradana, Anastasio Triyanto, dan Efando Bong Putra
selaku rekan satu team dalam Kerja Praktek.
10. Seluruh karyawan PT Djarum baik di SKM OASIS maupun di SKM Gribig.
Penulis menyadari penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari
pembaca. Akhir kata penulis mengharapkan laporan ini semoga dapat bermanfaat
bagi pihak perusahaan dan memperluas pengetahuan bagi para pembaca.
Yogyakarta, 12 Agustus 2017
Penulis
vi
DAFTAR ISI
LAPORAN KERJA PRAKTEK DI SKM OASIS PT. DJARUM..................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... ix
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2. Tujuan ........................................................................................................ 1
1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek .......................................... 2
BAB 2 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN ............................................................. 3
2.1. Sejarah Singkat Perusahaan ...................................................................... 3
2.2. Struktur Organisasi ..................................................................................... 4
2.3. Manajemen Perusahaan ............................................................................. 8
2.3.1. Visi dan Misi Perusahaan .................................................................... 8
2.3.2. Ketenagakerjaan ............................................................................... 10
BAB 3 TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN ........................................................ 13
3.1. Proses Bisnis Perusahaan atau Unit Usaha atau Departemen ................. 13
3.2. Produk yang Dihasilkan ............................................................................ 13
3.3. Proses Produksi ....................................................................................... 21
3.3.1. Sumber Daya Produksi ...................................................................... 21
3.3.2. Bahan Baku (Raw Materials) ............................................................. 22
3.4. Fasilitas Produksi ..................................................................................... 27
BAB 4 TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA ................................................... 31
4.1. Lingkup Pekerjaan .................................................................................... 31
4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan ................................. 34
4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan .......................................................... 34
4.4. Hasil Pekerjaan ........................................................................................ 37
4.4.1. Data dan Pengolahan Data ............................................................... 37
vii
4.4.2. Model Simulasi .................................................................................. 47
BAB 5 PENUTUP ................................................................................................ 50
5.1. Kesimpulan ............................................................................................... 50
5.2. Saran ........................................................................................................ 50
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 51
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Spesifikasi Rokok Djarum Super
Tabel 3.2. Spesifikasi Rokok Djarum Super Mild (MLD)
Tabel 3.3. Spesifikasi Rokok L.A. Lights
Tabel 3.4. Spesifikasi Rokok L.A. Menthol
Tabel 3.5. Spesifikasi Rokok Djarum Black
Tabel 3.6. Spesifikasi Rokok Djarum Black Cappucino
Tabel 3.7. Spesifikasi Rokok Djarum Black Menthol
Tabel 3.8. Spesifikasi Rokok Djarum Black Mild
Tabel 4.1. Waktu Antar Kedatangan SQ 1
Tabel 4.2. Waktu Antar Kedatangan SQ 1 (Lanjutan)
Tabel 4.3. Waktu Proses Bale SQ 1
Tabel 4.4. Waktu Antar Kedatangan SQ 2
Tabel 4.5. Waktu Proses Bale SQ 2
Tabel 4.6. Waktu Antar Kedatangan SQ 3
Tabel 4.7. Waktu Antar Kedatangan SQ 3 (Lanjutan)
Tabel 4.8. Waktu Proses Bale SQ 3
Tabel 4.9. Waktu Antar Kedatangan SQ 4
Tabel 4.10. Waktu Proses Bale SQ 4
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT Djarum
Gambar 3.1. Proses Bisnis Perusahaan Secara Umum
Gambar 3.2. Rokok Djarum Super
Gambar 3.3. Rokok Djarum Super Mild (MLD)
Gambar 3.4. Rokok L.A. Lights
Gambar 3.5. Rokok L.A. Menthol
Gambar 3.6. Rokok Djarum Black
Gambar 3.7. Rokok Djarum Black Cappucino
Gambar 3.8. Rokok Djarum Black Menthol
Gambar 3.9. Rokok Djarum Black Mild
Gambar 4.1. Tata Letak Kantor Departemen Engineering
Gambar 4.2. Struktur Organisasi Departemen Produksi PT Djarum
Gambar 4.3. Proses Bale
Gambar 4.4. Diagram Alir Pelaksanaan Kerja Praktek
Gambar 4.5. Waktu Antar Kedatangan SQ 1
Gambar 4.6. Waktu Proses Bale SQ 1
Gambar 4.7. Waktu Antar Kedatangan SQ 2
Gambar 4.8. Waktu Proses Bale SQ 2
Gambar 4.9. Waktu Antar Kedatangan SQ 3
Gambar 4.10. Waktu Proses Bale SQ 3
Gambar 4.11. Waktu Antar Kedatangan SQ 4
Gambar 4.12. Waktu Proses Bale SQ 4
Gambar 4.13. Simulasi Sebelum Skenario Baler
Gambar 4.14. Hasil Simulasi Sebelum Skenario Baler
Gambar 4.15. Simulasi Setelah Skenario Baler
Gambar 4.16. Hasil Simulasi Setelah Skenario Baler
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya
Yogyakarta (PSTI UAJY) mewajibkan semua mahasiswanya untuk melaksanakan
kerja praktek sesuai dengan Kurikulum di PSTI UAJY. PSTI UAJY memandang kerja
praktek sebagai wahana atau sarana bagi mahasiswa untuk mengenali suasana di
industri serta menumbuhkan, meningkatkan, dan mengembangkan etos kerja
profesional sebagai calon sarjana Teknik Industri.
Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa Teknik
Industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek
mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini mencakup
kegiatan perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan dan pemecahanan
masalah. Oleh karena itu, dalam kerja praktek kegiatan yang dilakukan oleh
mahasiswa adalah:
a. Mengenali ruang lingkup perusahaan
b. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu
c. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor atau
pembimbing lapangan
d. Mengamati perilaku sistem
e. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis
f. Melaksanakan ujian kerja praktek
1.2. Tujuan
Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah:
a. Melatih kedisiplinan.
b. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan dalam
perusahaan.
c. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.
d. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan
menjalankan bisnis.
2
e. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada di
perusahaan.
f. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.
1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek
Pada kegiatan Kerja Praktek ini dilaksanakan selama 1 bulan dimulai pada tanggal 3
Juli 2017 sampai 5 Agustus 2017. Pelaksanaan Kerja Praktek ini berada di PT Djarum
bagian SKM OASIS Gondangmanis, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jawa
Tengah.
Selama pelaksaan Kerja Praktek ini, penulis ditempatkan di Secondary Material
bagian logistik (warehouse).
3
BAB 2
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT Djarum adalah salah satu perusahaan rokok di Indonesia. PT Djarum merupakan
perusahaan perseroan yang ada di Indonesia. Namun dahulu PT Djarum adalah
sebuah perusahaan perseorangan. Pada mulanya Oei Wie Gwan memulai usaha di
bidang produksi mercon, akan tetapi karena mengalami musibah sehingga Oei Wie
Gwan mengakhiri usahanya. Setelah itu Oei Wie Gwan memutuskan untuk
mendirikan usaha rokok. Oei Wie Gwan merintis mendirikan perusahaan rokok ini
pada tanggal 23 Agustus 1950 kemudian pada tanggal 21 April 1951 izin usaha
Djarum sebagai usaha perseorangan diberikan oleh Menteri Keuangan.
Pada awalnya perusahaan ini hanya dijalankan oleh sekitar 10 orang di Jalan A. Yani
No. 28. Oei Wie Gwan, mantan agen rokok Minak Djinggo di Jakarta ini, mengawali
bisnisnya dengan memasok rokok untuk Dinas Perbekalan Angkatan Darat. Pada
tahun 1955, Djarum mulai memperluas produksi dan pemasarannya. Produksinya
makin besar setelah menggunakan mesin pelinting dan pengolah tembakau.
Pada tahun 1969, Djarum mulai mengekspor produk rokoknya ke luar negeri. Pada
tahun yang sama, Djarum memasarkan Djarum Filter, merek pertamanya yang
diproduksi menggunakan mesin, diikuti merek Djarum Super yang diperkenalkan pada
tanggal 21 April 1970. Saat ini Djarum dipimpin oleh Victor Hartono, yang merupakan
cucu Oei Wie Gwan. Djarum meluncurkan rokok mild bermerek L.A. Lights pada
tanggal 21 April 1999 dan Djarum Black pada tanggal 21 April 2000. Tahun 2012
Djarum mengeluarkan rokok Djarum Super Mild atau MLD dan Djarum Black Mild.
Selain dunia rokok, Djarum juga dikenal aktif terlibat dalam dunia bulu tangkis. Djarum
telah menghasilkan pemain-pemain kelas dunia seperti Liem Swie King dan Alan Budi
Kusuma. Selain itu, sejak tahun 1998 perusahaan Djarum juga telah menguasai
sebagian besar saham BCA. Untuk Bakti terhadap masyarakat dan lingkungan,
Djarum memiliki lembaga khusus yaitu Djarum Foundation yang bergerak di bidang
pendidikan, sosial, kebudayaan, dan lingkungan.
Saat ini PT. Djarum sedang membangun Pabrik Terpadu di daerah Gondangmanis
Kecamatan Bae. Pabrik Terpadu tersebut dibangun untuk sentralisasi semua kegiatan
di PT. Djarum.
4
2.2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu hubungan struktural antara orang-orang yang
saling berhubungan satu sama lain dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya
masing-masing dalam suatu perusahaan.
Struktur organisasi merupakan bagian yang penting dalam suatu perusahaan karena
tanpa adanya struktur organisasi, suatu perusahaan tidak akan dapat menjalankan
fungsi sebagaimana mestinya. Oleh sebab itu diperlukan pembentukan struktur
organisasi yang baik yaitu dengan menempatkan orang-orang yang tepat pada
jabatan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki sehingga orang-orang tersebut
dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik.
Ada bermacam-macam struktur organisasi yang digunakan dalam perusahaan.
Struktur organisasi yang dipakai oleh satu perusahaan dapat berbeda dengan struktur
organisasi yang dipakai oleh perusahaan lainnya. Struktur organisasi suatu
perusahaan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, bentuk perusahaan dan
besar kecilnya perusahaan.
Adapun struktur organisasi yang ada di PT. Djarum OASIS ditunjukkan pada Gambar
2.1.
5
Manajer
Produksi
Super
Intendent
Administrasi
Super
Intendent
Produksi
Super
Intendent Pre
Proses
Lokasi GribigLokasi
OASIS
Supervisor SupervisorSupervisor
Personil GS
Staff PPC Unit HeadStaff
Administrasi
Foreman Clerk
Unit Head Unit Head
Operator Operator
Staff Material
Procurement
& Logistic
Staff Pre
Proses
Unit Head Unit Head
Foreman Operator
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT Djarum SKM Oasis
6
Tugas, wewenang dan jabatan dari struktur organisasi PT Djarum dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Manajer Produksi
Berikut ini merupakan tugas manajer produksi:
i. Melaksanakan kebijakan produksi dalam bidang produksi.
ii. Menentukan strategi produksi
b. Superintendent
Seorang pengawas dan pemimpin yang berada di atas supervisor tetapi tingkatannya
di bawah manajer. Tugasnya adalah:
i. Mengawasi kinerja supervisor dan staff yang berada di bawahnya.
ii. Memikirkan bagaimana improvement yang baik, sehingga dapat menunjang
produktivitas perusahaan.
iii. Menggalang teamwork untuk menciptakan suatu lingkungan dan suasana kerja
yang baik.
iv. Membantu menyelesaikan masalah yang terjadi di lantai produksi.
c. Supervisor
Tanggung jawab utama supervisor:
i. Bertanggung jawab dalam melakukan supervisi langsung terhadap kepala regu
yang dibawahinya (serta mampu mensupervisi secara tidak langsung semua
karyawan yang berada di bawah tanggung jawabnya), hal ini termasuk dalam
memberikan bimbingan/pelatihan kepada anak buah guna mencapai tingkat
batas minimum kemampuan yang diperlukan bagi teamnya dan mendisiplinkan
anak buahnya sesuai dengan ketentuan/peraturan yang berlaku di perusahaan.
ii. Bertanggung jawab dalam mencapai tingkat kuantitas (output),kualitas dan
schedule produksi serta tingkat utilisasi mesin produkssi yang telah ditetapkan
dan disepakati bersama.
iii. Bertanggung jawab dalam pemenuhan standard kualitas hasil produksi sesuai
dengan tingkat kebutuhan customer & schedule pengiriman hasil produksi sesuai
PPIC schedule.
iv. Bertanggung jawab terhadap keselamatan kerja dan standard kebersihan
lingkungan kerja (keteraturan/kerapihan lingkungan kerja).
7
v. Bertanggung jawab dalam melakukan koordinasi dan membina kerja sama team
yang solid.
vi. Bertanggung jawab dalam membuat laporan secara berkala kepada atasannya
atas hasil kerjanya beserta analisa permasalahannya, tindakan–tindakan
perbaikan atas permasalahan tersebut serta batas waktu estimasi penyelesaian
masalah–masalah tersebut secara singkat , padat dan kongkrit.
Adapun wewenang dari supervisor:
i. Wewenang dalam mendisiplinkan anak buahnya sesuai dengan
kententuan/peraturan yang berlaku di perusahaan.
ii. Wewenang dalam menghentikan dan mengatur pengoperasian mesin– mesin
produksi guna mencapai hasil produksi yang sesuai dengan kebutuhan
pelanggan serta pemenuhan batas waktu pengiriman hasil produksi.
d. Administrasi
Tugas administrasi secara umum adalah:
i. Membuat kuitansi untuk pembayaran yang telah lunas.
ii. Mengurus administrasi mengenai JAMSOSTEK.
iii. Menyalurkan telepon yang masuk ataupun keluar di dalam perusahaan.
iv. Mengurus perpajakan yang menyangkut masalah perusahaan.
e. Personil dan General Service
i. Mencatat semua hal yang berhubungan dengan ketenagakerjaan
ii. Mengerjakan hal-hal yang berhubungan dengan pelayanan umum seperti
housekeeping dan pelayanan pantry.
f. Production Planning and Control
i. Merencanakan dan menjadwalkan produksi perusahaan
ii. Menerapkan perencanaan produksi tersebut ke lantai produksi
iii. Mengendalikan alur produksi pada suatu perusahaan
iv. Mengevaluasi perencanaan dan jadwal produksi
g. Unit Head
i. Memimpin dan mengawasi anak buah (operator masing-masing regu)
ii. Memastikan kelancaran produksi
iii. Merekap hasil produksi tiap shift
8
h. Material Preparation
Mempunyai wewenang untuk menginformasikan masalah kelengkapan identifikasi lot
produksi. Bertanggung jawab akan persediaan material proses di sub departemen,
kelancaran distribusi part hasil dan identitas produksi ke bagian terkait, bagian
handling ini mengatur persediaan material proses dan mendata jumlah material yang
keluar dan masuk.
i. Pre-Process
i. Memproduksi material pendukung dan pelengkap yang digunakan untuk proses
produksi rokok (filter, foil ber-menthol, dan pemanis CTP)
ii. Menjembatani bagian material preparation dengan bagian proses
j. Clerk
Mencatat semua administrasi dalam produksi
k. Operator
Operator produksi mempunyai wewenang untuk menginformasikan pada pimpinan
kerja apabila terjadi masalah kualitas terhadap barang yang diproduksinya.
Bertanggung jawab dalam pencapaian target produksi. Mengisi laporan produksi,
melaksanakan aktifitas produksi sesuai dengan item part dan jumlah yang telah
ditentukan.
2.3. Manajemen Perusahaan
2.3.1. Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi Perusahaan
Menjadi yang terbesar dalam nilai penjualan dan profitabilitas di industri rokok
Indonesia.
b. Misi Perusahaan
Kami hadir untuk memuaskan kebutuhan merokok para perokok.
c. Uraian Visi
Kepimpinan dalam pasar dengan cara menghasilkan produk-produk yang berkualitas
tinggi secara konsisten dan inovatif untuk memuaskan konsumen. Penciptaan citra
positif yang kuat untuk perusahaan dan produk-produk kita. Manajemen professional
yang berdedikasi serta sumber daya manusia yang kompeten.
9
d. Nilai Inti
PT. Djarum memiliki 5 nilai-nilai inti dalam pengembangan perusahan. Nilai-nilai itu
adalah fokus pada pelanggan, profesionlisme, organisasi yang terus belajar, satu
keluarga, dan tanggungjawab sosial. Berikut adalah penjelasan dari nilai-nilai
tersebut:
i. Fokus pada pelanggan
Pelanggan merupakan bagian yang sangat penting dalam keberlangsungan suatu
perusahaan, tanpa ada pelanggan, tanpa ketertarikan pelanggan terhadap produk
yang telah diproduksi perusahan akan mandet. PT Djarum selalu mengutamakan agar
pelanggan selalu puas terhadap produknya, dengan memberikan harga yang relatif
rendah meskipun keuntungan yang dicapai berkurang, hal ini diatasi dengan
peningkatan hasil yang baik dan jumlah penjualan. Selain itu juga PT Djarum
mendengarkan pelanggan dan memenuhi kebutuhan mereka dengan cara terbaik
yang dapat dilakukan.
ii. Profesionalisme
Profesional dalam membangun perusahaan secara baik, dimulai dengan perekrutan
karyawan-karyawati yang potensial (salah satu elemen vitas bagi kegemilangan gerak
sebuah perusahaan). Kemampuan perusahaan untuk melakukan inovasi secara terus
menerus seiring tuntutan tersebut, PT Djarum selalu memberikan respon yang inovatif
pada konsumen. Profesional dalam mengimplementasikan strategi-strategi yang telah
dirancang dengan penuh optimis. Dengan profesionalisme tersebut semuanya dapat
tercapai.
iii. Organisasi yang terus belajar
Dengan keberhasilan yang diperoleh berupa penghargaan-penghargaan dan produk-
produk yang inovatif, PT Djarum tidak berpuas hati, dengan keberhasilan tersebut,
selalu belajar keberhasilan itu. Tidak hanya selalu menilai perusahaannya sendiri.
Melakukan sharing dengan perusahaan lain berbagi pengetahuan. Sikap organisasi
yang terus belajar ini harus diimbangi dengan sikap keterbukaan dan saling percaya
sehingga orang berani melakukan perubahan dan percobaan tanpa merasa terancam.
iv. Satu keluarga
Rasa kekeluargaan sangat terasa di lingkungan PT Djarum, ini terlihat ketika pada
waktu istirahat, terkadang para direksi bergabung bersama karyawan, berbagi cerita,
10
bercanda, ini menciptakan kesenangan bagi para karyawan. Disinilah kekompakan
dari segenap jajaran manajemen dan karyawan. Mereka bersama-sama untuk
memajukan perusahaan, dengan dukungan organisasi yang solid, serta kerja keras
dari semua karyawan.
v. Tanggung Jawab Sosial
Dalam hal tanggung jawab sosial, untuk karyawan, PT Djarum sangat memperhatikan
karyawannya dengan memberikan jaminan sosial berupa jaminan kesehatan, hadiah
tahunan, tunjangan, jaminan kecelakan, jaminan pensiun. PT Djarum juga
memberikan beasiswa pendidikan pada anak-anak karyawan sehingga dapat
melanjutkan pendidikannya dengan baik. Tanggung Jawab Sosial yang diberikan PT
Djarum tidak hanya pada karyawannya tetapi juga pada masyarakat umum. Untuk
melaksanakan tanggung jawab ini PT Djarum melakukan Corporate Social
Responsibility (CSR), yang sangat jelas saat ini, yaitu : Djarum memberikan dananya
30 Milliar dalam pembangunan lapangan bulutangkis, GOR PT Djarum Bakti Bangsa,
yang digunakan untuk merekrut para pemain bulutangkis yang handal berkelas dunia.
Dalam bidang lingkungan PT Djarum memberikan secara cuma-cuma pohon-pohon
untuk penghijauan.
2.3.2. Ketenagakerjaan
Hal-hal yang berkaitan dengan ketenagakerjaan di PT Djarum diatur sebagai berikut:
a. Pengadaan tenaga kerja
Prosedur daan syarat-syarat yang ditetapkan dalam penarikan tenaga kerja pada PT
Djarum antara lain:
i. Pengisian formulir, dimaksudkan untuk memperoleh informasi dan data yang
lengkap dari calon karyawan.
ii. Mengikuti psikotest
iii. Pemeriksaan kesehatan, untuk mencegah terhadap kemungkinan memperoleh
karyawan yang menderita suatu penyakit yang dapat mengganggu proses kerja.
11
b. Jam kerja karyawan
Peraturan jam kerja karyawan pada perusahaan PT Djarum bagian SKM OASIS telah
diatur sesuai dengan ketentuan pemerintah. Adapun peraturan jam kerja PT Djarum
SKM OASIS yang berlaku adalah sebagai berikut:
i. Shift I
Jam kerja pukul 06.00 – 14.00 WIB
Jam istirahat diatur sendiri dengan durasi istirahat selama 1 jam.
ii. Shift II
Jam kerja pukul 14.00 – 22.00 WIB
Jam istirahat diatur sendiri dengan durasi istirahat selama 1 jam.
iii. Shift III
Jam kerja pukul 22.00 – 06.00 WIB
Jam istirahat diatur sendiri dengan durasi istirahat selama 1 jam.
Karyawan dengan jam kerja non shift:
i. Hari Senin – Sabtu
Jam kerja pukul 07.00 – 16.00 WIB
Jam istirahat pukul 12.00 – 13.00 WIB
ii. Hari Sabtu
Jam kerja pukul 07.00 – 12.00 WIB
Tidak ada istirahat di Hari Sabtu
c. Kesejahteraan karyawan
Agar didapat hasil kerja yang sesuai dengan tujuan serta untuk meningkatkan
semangat karyawan, maka pimpinan perusahaan memberikan fasilitas-fasilitas antara
lain:
i. Tunjangan Hari Raya (THR) dan tunjangan lainnya
ii. Asuransi kesehatan
iii. Kantin
iv. Mushola
v. Tempat parkir sepeda motor dan mobil
Dalam suatu perusahaan, keselamatan kerja karyawan merupakan hal yang sangat
penting karena dapat memengaruhi produktivitas maupun citra perusahaan tersebut.
PT Djarum telah memberi perhatian tersendiri untuk keselamatan kerja karyawannya.
12
Hal ini terlihat dengan diberikannya perlengkapan kerja, antara lain masker, sarung
tangan, google untuk workshop, safety helm, dan safety shoes.
Penggunaan perlengkapan kerja tiap operator berbeda-beda. Apabila terjadi suatu
kecelakaan kerja, maka akan dilihat terlebih dahulu apa penyebabnya dan biaya
pengobatan ditanggung perusahaan.
d. Fasilitas
Djarum menyediakan beberapa fasilitas, yaitu:
i. Beasiswa pendidikan
Untuk karyawan PT Djarum yang sudah berkeluarga berhak mendapatkan
beasiswa dari PT Djarum untuk jenjang SD - SMA bagi anak yang berprestasi.
ii. Olahraga
PT Djarum menyediakan fasilitas lapangan bulutangkis, lapangan voli, lapangan
basket, tempat fitness, jogging track.
iii. Kendaraan
Untuk level Manajer, Senior Manajer, dan Direktur mendapat pinjaman mobil
dinas dari PT Djarum selama menjabat posisi tersebut.
e. Pemasaran
Pemasaran produk PT Djarum saat ini tidak hanya di dalam negeri namun juga hingga
ke luar negeri. Untuk pemasaran di dalam negeri, PT Djarum memiliki distributor yang
tersebar di wilayah Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian tengah. Sedangkan
untuk pemasaran ke luar negeri, PT Djarum telah merambah ke India, Malaysia,
Singapura, Amerika, dan Eropa. PT Djarum juga telah memiliki perusahaan di Brazil.
Sebagian para pekerjanya tetap orang Indonesia yang ditugaskan di Brazil.
Untuk meningkatkan pelayanan, PT Djarum telah memiliki cabang di seluruh
Indonesia. Sebagian besar cabang kantor pemasarannya berada di Pulau Jawa.
13
BAB 3
TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN
3.1. Proses Bisnis Perusahaan atau Unit Usaha atau Departemen
Proses bisnis merupakan rangkaian aktivitas antar bagian dalam suatu perusahaan.
Proses bisnis sendiri adalah sekumpulan tugas atau aktivitas untuk mencapai tujuan
yang diselesaikan baik secara berurut atau paralel, oleh manusia atau sistem, baik di
luar atau di dalam organisasi. Adapun proses bisnis yang ada di PT Djarum bagian
SKM OASIS ditunjukkan pada Gambar 3.1. di bawah ini.
Gambar 3.1. Proses Bisnis Perusahaan Secara Umum
3.2. Produk yang Dihasilkan
Produk yang dihasilkan oleh PT Djarum bagian SKM OASIS adalah rokok. Ada
bermacam-macam rokok seperti Djaru Super isi 12, Djarum Super Mild, Djarum Black,
Djarum Black Menthol, Djarum Black Cappucino, Djarum Black Mild, LA Lights, LA
Lights Menthol. Selain beberapa rokok tersebut masih terdapat banyak lagi jenis rokok
yang diproduksi PT Djarum. Dari rokok tersebut masih terbagi lagi untuk kualitas
14
ekspor ke luar negeri maupun reguler dalam negeri. Produk Djarum di SKM OASIS
beserta spesifikasinya dapat dilihat sebaga berikut:
a. Djarum Super
Gambar 3.2. Rokok Djarum Super
https://www.google.co.id/search?q=djarum+super&source
Tabel 3.1. Spesifikasi Rokok Djarum Super
Fisik
Berat rokok/100bt
152±2 gr
Diameter 8±0,05 mm
Pressure Drop 95±5 mmH20
Ventilasi
Material
Filter Non Porous
Diameter 7,95
Pressure Drop 180±10
Lem CP Lem Cortipping
Lem TP Lem Sigaret Mesin
15
b. Djarum Super Mild (MLD)
Gambar 3.3. Rokok Djarum Super Mild (MLD)
https://www.google.co.id/search?q=djarum+super&source
Tabel 3.2. Spesifikasi Rokok Djarum Super Mild (MLD)
Fisik
Berat rokok/100bt
96±2 gr
Berat tob rod/bt 790 mgr
Diameter 7±0,05 mm
Pressure Drop 115±5 mmH20
Ventilasi 45±5 %
Material
Filter Porous
Diameter 6,95
Pressure Drop 480±10
Lem CP Lem Cortipping
Lem TP Lem Sigaret Mesin
16
c. L.A. Lights
Gambar 3.4. Rokok L.A. Lights
https://www.google.co.id/search?q=djarum+super&source
Tabel 3.3. Spesifikasi Rokok L.A. Lights
Fisik
Berat rokok/100bt
103±2 gr
Berat tob rod/bt 840 mgr
Diameter 7±0,05 mm
Pressure Drop 115±5 mmH20
Ventilasi 45±5 %
Material
Filter Porous
Diameter 6,95
Pressure Drop 480±10
Lem CP Lem Cortipping
Lem TP Lem Sigaret Mesin
17
d. L.A. Menthol
Gambar 3.5. Rokok L.A. Menthol
https://www.google.co.id/search?q=djarum+super&source
Tabel 3.4. Spesifikasi Rokok L.A. Menthol
Fisik
Berat rokok/100bt
103±2 gr
Berat tob rod/bt 840 mgr
Diameter 7±0,05 mm
Pressure Drop 115±5 mmH20
Ventilasi 45±5 %
Material
Filter Porous
Diameter 6,95
Pressure Drop 480±10
Lem CP Lem Cortipping
Lem TP Lem Sigaret Mesin
18
e. Djarum Black
Gambar 3.6. Rokok Djarum Black
https://www.google.co.id/search?q=djarum+super&source
Tabel 3.4. Spesifikasi Rokok Djarum Black
Fisik
Berat rokok/100bt
103±2 gr
Berat tob rod/bt 86 mgr
Diameter 7±0,05 mm
Pressure Drop 130±5 mmH20
Ventilasi %
Material
Filter Non Porous
Diameter 6,95
Pressure Drop 360±10
Lem CP Lem Cortipping
Lem TP Lem Sigaret Mesin
19
f. Djarum Black Cappucino
Gambar 3.7. Rokok Djarum Black Cappucino
https://www.google.co.id/search?q=djarum+super&source
Tabel 3.5. Spesifikasi Rokok Djarum Black Cappucino
Fisik
Berat rokok/100bt
103±2 gr
Berat tob rod/bt 86 mgr
Diameter 7±0,05 mm
Pressure Drop 130±5 mmH20
Ventilasi %
Material
Filter Non Porous
Diameter 6,95
Pressure Drop 360±10
Lem CP Lem Cortipping
Lem TP Lem Sigaret Mesin
20
g. Djarum Black Menthol
Gambar 3.8. Rokok Djarum Black Menthol
https://www.google.co.id/search?q=djarum+super&source
Tabel 3.6. Spesifikasi Rokok Djarum Black Menthol
Fisik
Berat rokok/100bt
103±2 gr
Berat tob rod/bt 86 mgr
Diameter 7±0,05 mm
Pressure Drop 130±5 mmH20
Ventilasi %
Material
Filter Non Porous
Diameter 6,95
Pressure Drop 360±10
Lem CP Lem Cortipping
Lem TP Lem Sigaret Mesin
21
h. Djarum Black Mild
Gambar 3.9. Rokok Djarum Black Mild
https://www.google.co.id/search?q=djarum+super&source
Tabel 3.7. Spesifikasi Rokok Djarum Black Mild
Fisik
Berat rokok/100bt
84±2 gr
Berat tob rod/bt 86 mgr
Diameter 7±0,05 mm
Pressure Drop 110±5 mmH20
Ventilasi 50±5 %
Material
Filter Non Porous
Diameter 6,95
Pressure Drop 480
Lem CP Lem Cortipping
Lem TP Lem Sigaret Mesin
3.3. Proses Produksi
3.3.1. Sumber Daya Produksi
Proses produksi adalah cara atau teknik menciptakan sesuatu melalui tahapan-
tahapan dari bahan baku untuk diubah dengan cara-cara tertentu secara urut dan
sistematis untuk menghasilkan suatu produk yang memiliki fungsi tertentu.
22
Suatu proses produksi melibatkan penggunaan sumber daya. Sumber daya yang
digunakan merupakan modal utama untuk memulai suatu proses produksi. Sumber
daya yang dibutuhkan dalam proses produksi yaitu meliputi:
a. Material
Material meliputi segala jenis bahan bahan yang diproses oleh mesin dan manusia
yang sehingga menjadi produk jadi yang bisa dipakai konsumen. Dalam hal tersebut
adalah kertas paper, CTP, alumunium foil, kertas inner, plastik OPP, karton pak,
karton press, pita cukai, filter, dan material utamanya adalah racikan tembakau yang
telah dicampur dengan resep-resep khusus.
b. Manusia
Manusia merupakan komponen penting dalam proses produksi. Manusia harus
merencanakan dan juga menjadi elemen pendukung dalam terjadinya proses
produksi karena di PT Djarum bagian SKM ini proses produksi hampir semua
dilakukan oleh Mesin. Manusia berperan sebagai perencana, operator, QC, dan
teknisi dalam proses produksi di SKM PT Djarum.
c. Metode
Metode adalah cara-cara yang digunakan untuk mengolah bahan baku menjadi bahan
jadi. Pada SKM OASIS ini metode pengolahan menggunakan mesin untuk assembly
rokok sampai dengan bentuk press dan dilakukan pengepakan dalam bentuk bale
dengan manual oleh tenaga manusia.
d. Money (modal/dana)
Dana yang dimaksud adalah dana/uang yang akan dikeluarkan untuk membeli bahan
baku, biaya riset, membayar tenaga kerja, membayar daya listrik, pajak, dll.
e. Mesin
Mesin sangat dibutuhkan dalam proses produksi. Karena di SKM PT Djarum ini proses
produksi adalah semi otomatis. Mulai dari pelintingan sampai pada pengemasan di
dalam Press/Slope dilakukan oleh mesin (Otomasi).
3.3.2. Bahan Baku (Raw Materials)
Dalam pengadaan material, PT Djarum tidak mengandalkan hanya pada satu supplier
saja. Bahan baku yang ada terdiri atas bahan baku finished blend, bahan baku rokok
batangan, dan bahan baku rokok pack.
23
a. Bahan Baku Finished Blend
Bahan baku finished blend terdiri dari tembakau, cengkeh, dan saos.
i. Tembakau
Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan rokok adalah tembakau. Industri
rokok sangat tergantung pada keberadaan tanaman ini. Tembakau yang mempunyai
bermacam-macam jenis ini dipanen setiap setahun sekali. Kualitas daunnya tidak
sama untuk setiap bibit, bahkan dari bibit yang sama bisa menghasilkan kualitas daun
yang berbeda bila ditanam di daerah yang berlainan atau mengalami perawatan yang
berbeda. Menanam tembakau bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Seringkali
petani mengalami kegagalan panen. Penyebabnya antara lain masalah air dan hama.
Untuk mengantisipasi fluktuasi persediaan tembakau, dibuat sistem pergudangan
pada saat panen. Persediaan tersebut digunakan saat musim tanam atau jika terjadi
kegagalan panen. Pergudangan tembakau tidak hanya dilakukan semata-mata untuk
persediaan, tetapi juga berguna untuk proses penempatan (aging/ fermentasi) di
mana tembakau ditempatkan di gudangn dalam keadaan saling bertumpukkan.
Secara berkala tumpukkan dirotasi sehingga tekanan untuk setiap tembakau merata,
tembakau menjadi padat, kering, dan menimbulkan aroma tertentu. Penyimpanan ini
dilakukan minimal selama dua tahun agar dapat menghasilkan tembakau yang
memiliki aroma tembakau bermutu tinggi.
Untuk menjada pasok tembakau dan sekaligus membantu peningkatan penghasilan
petani, dilakukan Pengembangan Tanaman Tembakau Djarum (PTTD) pada
beberapa kemitraan yang dilakukan di Lombok, Bondowoso, dan Bromo. Dengan cara
semacam ini perusahaan memperoleh bahan baku bermutu dan sekaligus mampu
meningkatkan penghasilan petani tembakau. Bagian pengambilan ini mempunyai
suatu divisi yang terbagi menurut daerah pembelian tembakau dan cengkeh yang
harus dijangkau. Tim ini terdiri atas pakar dalam bidang tembakau Madura,
Bojonegoro, Temanggung, dan Weleri. Masing-masing pakar kemudian membagi
tembakau tiap daerah menjadi beberapa tingkatan jenis (grade).
Ada dua macam tembakau yang dibeli yang dibedakan berdasarkan keadaan fisiknya.
Yang pertama adalah tembakau krosok (leaf tobacco) di mana daunnya masih
berbentuk lembaran. Tembakau krosok ini diproses dahulu oleh koperasi petani
tembakau dengan memisahkan tulang daun dari lamina atau helai daun, baru setelah
itu disimpan dalam gudang penyimpanan tembakau. Yang kedua adalah tembakau
24
ranjang (pre-cut tobacco). Jenis ini sudah tidak berbentuk lembaran daun lagi, tetapi
sudah diiris menjadi potongan-potongan halus memanjang.
Penyimpanan tembakau dalam gudang harus dilakukan secara teliti dan
penempatannya berdasarkan jenis, daerah asal, serta umur tembakau sesuai
dengan grade masing-masing. Umumnya grading tembakau di Indonesia hanya
dilakukan sampai 40, tetapi PT Djarum membaginya hingga grade 100. Grading
dilakukan berdasarkan kadar nikotin dan kadar gula sebagai basis, di samping tiga
aspek penting lainnya (warna, aroma, dan fisik). Masing-masing tembakau grading-
nya berbeda. Misalnya saja untuk tembakau Madura ada empat grade.
Tembakau yang telah dibeli dan dikumpulkan itu, disimpan di berbagai gudang
yang tersebar di berbagai lokasi di Kudus dan sekitarnya. Untuk mengambil
tembakau dan cengkeh perlu persetujuan dari Production Quality Control (PQC)
agar bisa melakukan permintaan pengambilan tembakau dari gudang melalui
Pusat Administrasi Gudang (PAG) pada siang hari. Prosedur yang ketat ini mutlak
ditaati karena semua tembakau dan cengkeh mempunyai spesifikasi tertentu dalam
umur penggunaannya. Oleh karena itu datanya harus diolah untuk mengetahui
mana yang sudah boleh diambil dan mana yang belum boleh diambil.
Pada saat melakukan peramuan untuk jenis rokok tertentu, tidak sembarang
tembakau boleh dicampur, melainkan harus sesuai resep yang telah ditentukan,
termasuk dari grade mana klasifikasi tembakau tersebut.
ii. Cengkeh
Cengkeh merupakan ciri khas rokok kretek. Cengkeh dapat diperoleh sepanjang
tahun, baik dari pasar local maupun dari luar negeri, misalnya cengkeh Zanzibar
yang memiliki aroma khas. Cengkeh yang dipakai berbentuk gelondongan.
iii. Saos
Saos merupakan bahan baku yang kerahasiaannya selalu terjaga. Tingkat
kesulitan untuk meramu saos jauh lebih sulit daripada meramu tembakau. Karena
kesulitan yang tinggi dan merupakan rahasia utama perusahaan, pembuatannya
langsung dikelola oleh bagian R&D. Secara umum, pembuatan saos ini merupakan
ekstraksi dari berbagai bahan yang telah ditentukan.
Jenis saos ada dua macam, yaitu casing dan flavor. Casing digunakan untuk
memberi rasa pada campuran (blend), sedangkan flavor digunakan untuk memberi
aroma pada blend.
25
b. Bahan Baku Rokok Batang
Bahan baku rokok batangan berupa finished blend, filter rod, cigarette paper
(paper), Cork Tipping Paper (CTP), cairan pemanis dan menthol (optional), lem
paper, dan tinta.
i. Tobacco finished blend
Tobacco finished blend adalah tembakau siap jadi, di mana tembakau ini sudah
melalui proses pencampuran dengan bahan-bahan lain, seperti cengkeh, saos, dan
flavor.
ii. Filter Rod
Filter dibuat menggunakan mesin KDF yang memiliki kapasitas 395.000 untuk Rak
Hauni hingga 396.000 batang/jam untuk Rak Gemini jika menggunakan plug wrap
yang porous. Untuk plug wrap yang non porous, mesin KDF hanya mampu
memproduksi 247.000 batang/jam untuk Rak Gemini. Filter baru dapat digunakan
empat jam setelah diproduksi. Bahan baku dalam pembuatan filter terdiri atas acetate tow, hotmelt, triacetine,
inner glue, dan plug wrap. Pada pembuatan filter dihasilkan limbah berupa paper,
acetate tow yang terurai, dan filter yang tidak memenuhi spesifikasi. Paper dan
acetate tow yang di-reject tidak dapat digunakan lagi, dengangkan filter yang tidak
memenuhi standar dijual ke pabrik rokok yang kecil. Berikut ini adalah bahan baku
dalam pembuatan filter yang dimaksud:
1. Acetate Tow
Acetate tow berupa serat seperti kapas berwarna putih yang sangat tipis dan tidak
terputus dalam satu gulungan. Acetate tow merupakan bahan baku utama dalam
pembuatan filter rod maupun filter roll. Filter roll merupakan filter yang berbentuk
gulungan. Sedangkan filter rod merupakan filter yang telah dipotiong menjadi
batangan. Acetate tow diimpor dari Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat. 2. Hotmelt
Hotmelt berupa potongan-potongan kecil berukuran kurang lebih 7 mm. Hotmelt
berbentuk kotak dan berwarna kekuningan. Hotmelt digunakan sebagai lem untuk
merekatkan ujung-ujung dari plug wrap.
26
3. Triacetine
Triacetine berupa larutan putih. Triacetine digunakan untuk mengeraskan dan
mengenyalkan acetate tow.
4. Inner glue
Inner glue berupa larutan yang digunakan sebagai lem untuk merekatkan acetate
tow dengan plug wrap. Inner glue terbuat dari campuran triacetine dan potongan
acetate tow.
5. Plug wrap
Plug wrap merupakan pembungkus filter, berupa kertas berwarna putih. Plug
wrap ini lebih kuat dari paper dan tahan air. Plug wrap ada dua macam, yaitu
porous dan non porous.
iii. Cigarette Paper
Paper adalah kertas yang digunakan untuk membungkus tobacco finished blend.
Setiap Cigarette Maker (CM) membutuhkan sekitar 28 paper/hari.
iv. Cork Tipping Paper (CTP)
Cork Tipping Paper adalah kertas yang digunakan untuk melapisi sambungan antara
batangan rokok (tobacco rod) dengan filter, CTP yang akan digunakan harus melewati
proses pemanisan CTP (pada pre-process).
v. Cairan Pemanis (optional)
CTP tawar kemudian dimaniskan dengan menggunakan cairan pemanis yang
mengandung glukosa dan alkohol. Tujuannya untuk memberi rasa manis pada CTP.
vi. Menthol (optional)
Menthol hanya digunakan pada LA Light Menthol dan Djarum Black Menthol
dimana pada aluminiumnya dilakukan aplikasi menthol.
vii. Lem
Lem digunakan untuk melekatkan paper, kertas CTP, maupun untuk merekatkan
bahan seperti aluminium foil, kertas inner frame, etiket (blank), kertas craft, dan
bandrol. Penggunaan lem dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Lem yang digunakan dalam proses pembuatan sigaret (pada mesin cigarette
maker) meliputi lem cigarette/ side seam, digunakan untuk merekatkan antar
dua paper, dan lem CTP yang digunakan untuk mengelem Cork Tipping.
27
2. Lem yang digunakan dalam proses pengemasan (pada mesin packer) yaitu
lem 8065 yang digunakan untuk mengelem kertas etiket (blank) dan kertas
inner frame.
viii. Tinta
Tinta hanya digunakan dalam pembuatan produk Djarum Super, di mana tinta
digunakan untuk membuat logo pada Paper.
Dalam pembuatan rokok batangan, juga digunakan bahan pembantu seperti
alcohol (Aqua DM 1), suction tape, dan garniture tape.
3.4. Fasilitas Produksi
Tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas
pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Dalam berproduksi diperlukan
peralatan-peralatan, perlengkapan, mesin-mesin dan fasilitas produksi. Keseluruhan
fasilitas tersebut harus diatur sesuai dengan kebutuhan proses produksi sehingga
hasil produksi dapat diproduksi dengan jumlah dan kualitas sesuai dengan yang
diharapkan, dapat diselesaikan tepat pada waktunya dengan biaya yang minimal.
Perencanaan layout pabrik merupakan pemilihan secara optimum penempatan mesin
dan peralatan, tempat kerja, tempat penyimpanan dan fasilitas service, bersama-
sama dengan penentuan bentuk gedung pabriknya.
PT. Djarum mengatur fasilitas produksinya menggunakan tipe product layout. Tipe
Product Layout merupakan suatu tata letak pabrik yang mempunyai efisiensi yang
tinggi dimana peralatan disusun berdasarkan urutan proses pembuatan produk. Aliran
produksi yang terjadi adalah Flow Shop dimana karakteristik Flow Shop sebagai
berikut:
a. Aliran pemindahan material berlangsung dengan lancar dan sederhana, serta
biaya material handling yang rendah.
b. Total waktu yang dipergunakan untuk produksi relatif singkat.
c. Adanya sistem insentif bagi kelompok karyawan akan dapat memberikan motivasi
guna meningkatkan produktivitas kerjanya.
d. Tiap unit produksi atau stasiun kerja memerlukan luas area yang minimal.
e. Pengendalian proses produksi mudah dilaksanakan.
28
Setiap bahan baku atau komponen yang masuk dalam lantai produksi PT. Djarum
akan mengalami beberapa perpindahan dari satu proses ke proses yang lain. Sebagai
contoh kertas papir yang menjadi salah satu bahan baku utama rokok. Ketika tiba dari
vendor akan dimasukkan terlebih dahulu ke warehouse dan kemudian dipindahkan ke
departemen pre-proses untuk diproses. Setiap perpindahan yang terjadi pasti
memerlukan suatu usaha perpindahan material atau penanganan material (material
handling).
Sistem penanganan material yang terdapat di PT. Djarum bermacam-macam
tergantung dari jenis dan jumlah bahan baku yang akan dipindahkan serta posisi
bahan baku tersebut berada sekarang. Metode pemindahan bahan baku maupun
produk jadi di PT. Djarum dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
a. Pemindahan secara manual
Pemindahan secara manual dilakukan oleh operator tanpa bantuan mesin. Hal ini
dipakai bila tidak ada alat khusus untuk menangani dan merupakan pekerjaan yang
ringan. Contohnya mengganti CTP dan kertas papir secara manual. Pemindahan
secara manual juga dilakukan oleh operator pengepakan manual. Operator tanpa
bantuan alat khusus, memasukkan ball ke dalam dus box.
b. Pemindahan dengan mesin
Pemindahan dengan menggunakan mesin tanpa bantuan manusia. Ini digunakan
apabila tidak memungkinkan untuk dilakukan secara manual. Hal ini lebih efisien untuk
pekerjaan yang berat. Contohnya pada bagian produksi, press rokok yang telah siap
dipasarkan dipindahkan ke bagian manual packaging dengan menggunakan
konveyor. Khusus untuk mesin maker focke M6 untuk penggantian kertas papir dan
kertas CTP dilkakukan secara otomatis oleh lengan robot yang dilengkapi oleh sensor
tanpa bantuan manusia. Begitu pula pada mesin packer focke F8 untuk pengambilan
karton press menggunakan lengan robot secara otomatis tanpa manusia dengan
bantuan sensor.
c. Pemindahan bahan secara campuran
Sistem pemindahan yang dilakukan oleh manusia dengan bantuan mesin, biasanya
dipakai untuk memindahkan komponen dari satu departemen ke departemen yang
lain. Contohnya untuk memindahkan komponen dari departemen manual packaging
ke warehouse dengan menggunakan forklift.
29
Sistem penanganan material yang terdapat di bagian produksi bermacam-macam,
tergantung dari jenis material yang akan dipindahkan. Sebagian besar perpindahan
bahan baku dilakukan oleh manusia/operator. Alat material handling akan digunakan
jika materialnya berat atau berjumlah banyak. Material handling yang ada pada bagian
produksi antara lain:
i. Forklift
Forklift digunakan untuk memindahkan bahan baku dan membantu pemindahan
komponen produk yang ada di lantai produksi. Material maksimum yang dapat
diangkat oleh forklift beratnya 2 ton.
ii. Hand truck
Hand truck digunakan untuk membawa material-material berukuran kecil dalam
jumlah yang banyak.
iii. Roller conveyor
Roller conveyor merupakan alat pemindahan material yang digunakan dalam proses
perakitan, inspeksi dan untuk memindahkan produk dari perakitan hingga manual
packaging.
iv. Pallet
Pallet merupakan papan kayu yang digunakan sebagai alat bantu dalam proses
pemindahan bahan baku maupun produk jadi.
v. Pallet Jack
Pallet Jack merupakan alat bantu khusus untuk memindahkan pallet dari suatu
departemen ke departemen lain. Pallet Jack menggunakan sistem hirdolik untuk
mengatur ketinggian penampang pallet jack.
Pelaksanaan pengendalian kualitas di PT. Djarum ditangani oleh bagian Quality
Control (QC). Pengendalian mutu dan kualitas dari produk yang dihasilkan sangat
penting untuk menjaga kepercayaan dari konsumen. Pengendalian kualitas di PT.
Djarum terdiri dari pemeriksaan material awal, pemeriksaan pada setiap proses
produksi, pemeriksaan pada bagian manual packaging, dan pemeriksaan pada
bagian delivery. Bahan baku yang tidak sesuai dengan karakteristik bahan baku yang
dipesan maka bahan baku tersebut akan dikembalikan.
30
Setiap departemen yang terdapat di PT. Djarum ini menerapkan sistem pengendalian
kualitas di setiap proses produksinya. Di setiap proses produksinya tersebut
pekerja/operator saling mengecek hasil pekerjaan masing-masing sehingga
meminimasi terjadinya cacat hingga produk akhir.
31
BAB 4
TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA
4.1. Lingkup Pekerjaan
Pada Kerja Praktek di PT Djarum bagian SKM OASIS, penulis ditempatkan di
Departemen Secondary Material. Tempat kerja penulis berada di Main Office yang
didalamnya berisikan karyawan dari Departemen Secondary Engineering dan
Departemen Primary Engineering. Tempat kerja penulis cukup jauh dengan
gedung secondary. Bila dilihat dari tata letak yang ada di bawah ini, tempat kerja
penulis berada di pojok kanan bawah yang berada dekat depan mesin fotocopy
(ditunjukkan pada kotak biru). Berikut adalah tata letak ruang kerja penulis yang
ditunjukkan pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Tata Letak Kantor Departemen Engineering
Pada Departemen Secondary Material di PT Djarum merupakan kelanjutan dari
proses pada bagian primary, yaitu proses pelintingan, pengepakan, sampai
pengiriman ke distributor. Pada pelaksanaan kerja praktek ini tugas yang diberikan
oleh pembimbing lapangan adalah untuk mengamati dan menghitung waktu antar
kedatangan, waktu proses, waktu transport, lalu kemudian menerapkanya dengan
membuat simulasi menggunakan software FlexSim. Dalam pelaksanaan
32
pekerjaan tersebut penulis bekerja sama dengan Bapak Edwin Purwanto sebagai
Senior Engineer, Bapak Tri Utama sebagai Chief Engineer bagian Secondary
Engineering, dan juga Bapak Djoko Saptono sebagai General Manager bagian
Secondary Engineering, dan juga para pekerja dibagian baler, boxer, dan
warehouse.
Berikut merupakan struktur organisasi dari Departemen Produksi PT Djarum yang
ditunjukkan pada Gambar 4.2.
33
Gambar 4.2. Struktur Organisasi Departemen Produksi PT Djarum
34
4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan
Selama melaksanakan kerja praktek, penulis ditempatkan di Departemen Secondary
bagian warehouse yang kemudian untuk memfokuskan pengamatan. Penulis
ditugaskan untuk mengamati pekerjaan dari baler, boxer, sampai pengangkutan boxer
ke truk untuk didistribusikan, kemudian melakukan pengambilan data dan menarik
kesimpulan sehingga dapat memberikan masukkan terhadap masalah yang ada.
Selama pelaksanaan kerja praktek, penulis diberi beberapa wewenangan sebagai
berikut:
a. Penulis diperbolehkan untuk datang ke lantai produksi dan warehouse (end of
line) untuk melakukan pengamatan, mengambil data, dan menggali informasi dari
staff dan operator yang bersangkutan.
b. Penulis menggunakan ruangan Main Office bagian secondary engineering yang
digunakan sebagai tempat diskusi dan menyelesaikan tugas.
c. Penulis diperbolehkan menggunakan fasilitas yang ada untuk pengerjaan
simulasi, seperti koneksi internet (wifi) dan lisensi aplikasi simulasi.
4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan
Perusahaan berencana akan mengganti proses pada bagian logistik atau warehouse
menjadi full otomasi, semua kegiatan akan dijalankan oleh mesin sehingga akan
dilakukan pengurangan pekerja, untuk itu perusahaan membutuhkan solusi dan data-
data yang sesuai di lapangan untuk kemudian dianalisis apakah rencana tersebut
akan menjadi lebih baik atau tidak. Penulis mengamati pada bagian baler. Pada
bagian ini kegiatan yang dilakukan yaitu membungkus pres rokok dengan
menggunakan kertas cokelat dan lem untuk merekatkan, menempelkan label produk,
dan kemudian memberi cap stemple, poses ini biasa disebut dengan proses bale.
Terdapat banyak workcenter bagian baler ini, tiap workcenter mengerjakan 1 SQ
rokok. Pekerja pada bagian ini rata-rata adalah wanita, 1 workcenter kurang lebih ada
3 operator yang mengerjakan, 1 operator menata pres rokok yang datang melalui
konveyor dari ruang produksi, operator 2 melakukan proses bale, dan operator ke 3
memberi cap dan meletakkan bale yang sudah jadi di atas pallete.
35
Gambar 4.3. Proses Bale
Setelah mengamati cara kerja atau kegiatan dalam bagian baler kemudian penulis
mulai mengamati dan mengambil data berapa lama waktu kedatangan pres rokok
sampai kepada operator, lama waktu proses bale untuk menghasilkan 1 bale SQ,
lama waktu proses bale untuk menghasilkan 1 pallete yang terdiri dari 108 atau 96
bale, lama waktu transport dari bagian baler ke bagian boxer, waktu load dan unload,
dan menghitung jarak dari workcenter bale sampai ke boxer. Transport ini dilakukan
oleh operator sendiri dengan menggunakan pallete jack.
Setelah data-data yang dibutuhkan terkumpul kemudian dilakukan analisis data
menggunakan Input Analyzer, baru kemudian melakukan model simulasi
menggunakan software Flexsim. Penulis mengamati masalah yang ada pada proses
bale, kemudian jika ada masalah maka dilakukan skenario untuk memperbaiki proses
pada baler.
Untuk memahami lebih jelas dan ringkas mengenai pelaksanaan kerja praktek di PT
Djarum, dapat dilihat pada Gambar 4.3 yang merupakan diagram alir pelaksanaan
kerja praktek.
36
Gambar 4.4. Diagram Alir Pelaksanaan Kerja Praktek
37
4.4. Hasil Pekerjaan
Penulis mendapatkan tugas untuk mengamati time study pada end of line pada bagian
proses bale. Data yang harus didapatkan yaitu waktu antar kedatangan, waktu proses
bale, waktu transport, dan jarak. Dari data tersebut kemudian mensimulasikan
menjadi sebuah model.
4.4.1. Data dan Pengolahan Data
Data yang diperoleh dapat dilihat pada lampiran. Data tersebut berisikan pengambilan
data secara acak mengenai waktu antar kedatangan dan waktu proses tiap jenis
produk. Data-data tersebut kemudian diolah menggunakan Input Analyzer, yang
nantinya akan menjadi input dari simulasi pemodelan.
a. SQ 1
Tabel 4.1. Waktu Antar Kedatangan SQ 1
Waktu Antar Kedatangan (detik)
1 0,9 1,9 1,7 1 1,2
1 0,8 1,2 1,2 1,8 1,6
0,9 0,8 1 1,2 1,5 1,5
1 1,2 1,5 1,4 1,2 1,6
0,7 1,4 1,4 1,2 1,2 1,1
1,4 0,9 1,5 1,4 1,2 1,2
1,2 0,8 1,4 1,5 1,3 1,2
0,8 0,9 1,6 1,4 1,9 1,2
1,1 0,7 1,4 1,2 1,5 1,5
0,9 1,1 1,9 1,2 1 1,2
0,9 1,7 1,2 1,7 1,4 1,2
0,7 1,8 1,6 1,1 1 1,7
1,1 1,7 1,1 1,3 1,3 1,5
0,8 1,7 1,1 1 1,2 1,2
0,9 1 1,1 1,4 1,4 1,4
0,8 1,4 1,6 1,1 1,5 1,8
1 1,3 1,1 1 1,4 1,1
1,3 1,7 1,2 1,4 1,5 1,1
1 1,2 1,2 1,6 1,1 1,7
1 1,4 1,1 1,3 1,5 1
0,8 1,6 1,7 1,5 1,4 1
1,4 1,2 1,4 1,2 1,1 1,8
1 1,8 1,2 1,8 1,9 1,6
38
Tabel 4.2. Waktu Antar Kedatangan SQ 1 (Lanjutan)
1 1,4 1,2 1,8 1,2 1,1
0,7 1,7 1,3 1,2 1
1,2 1,2 1 1,5 1,7
1 1,5 1,6 1,1 1
1,2 1,8 1,4 1,2 1,1
0,9 1,5 1,5 1,5 1,2
Tabel 4.3. Waktu Proses Bale SQ 1
Waktu Proses Bale (detik)
28 37 23 27
31 27 27 25
30 27 20 25
29 27 28 23
30 29 23 23
35 39 28 21
29 21 26 22
23 24 27 25
36 30 28 27
38 29 32 24
35 28 28 25
38 27 26 25
30 21 20 31
25 30 28 25
34 27 23
22 26 26
22 19 30
25 25 28
30 24 27
27 25 27
39
Gambar 4.5. Waktu Antar Kedatangan SQ 1
Dari pengolahan data di atas dapat diketahui bahwa waktu antar kedatangan SQ 1
terdistribusi Triangular dengan ekspression TRIA(0.57, 1.26, 2), yang nantinya
ekspression tersebut menjadi input dalam model simulasi.
Gambar 4.6. Waktu Proses Bale SQ 1
Dari pengolahan data di atas dapat diketahui bahwa waktu proses pada baler SQ 2
terdistribusi Weibull dengan ekspression 18.5 + WEIB(9.79, 2.08), yang nantinya
ekspression tersebut menjadi input dalam model simulasi.
40
b. SQ 2
Tabel 4.4. Waktu Antar Kedatangan SQ 2
Waktu Antar Kedatangan (detik)
0.6 0.5 0.7 0.7 0.6 0.6
0.8 0.8 0.8 0.6 0.9 0.7
0.9 0.7 0.7 0.5 0.5 0.6
0.7 0.8 0.6 0.8 0.5 0.5
0.6 0.6 0.5 0.5 0.6 0.6
0.6 0.7 0.6 0.7 0.9 0.9
0.6 0.7 0.6 0.6 0.8 0.7
0.7 0.8 0.5 0.7 0.5 0.7
0.8 0.6 0.9 0.6 0.7 0.5
0.8 0.9 0.7 0.6 0.7 0.7
0.5 0.5 0.6 0.8 0.7
0.6 0.7 0.6 0.6 0.7
0.6 0.8 0.7 0.9 0.6
0.8 0.7 0.7 0.5 0.8
0.6 0.6 0.7 0.7 0.6
0.5 0.8 0.7 0.8 0.6
0.8 0.7 0.6 0.7 0.8
0.6 0.5 0.8 0.5 0.7
0.7 0.7 0.6 0.8 0.7
0.5 0.8 0.6 0.5 0.7
0.8 0.7 0.6 0.7 0.7
0.7 0.7 0.7 0.8 0.6
0.6 0.7 0.7 0.5 0.6
0.5 0.7 0.8 0.7 0.7
0.6 0.5 0.6 0.8 0.9
0.6 0.5 0.6 0.6 0.5
0.6 0.6 0.6 0.6 0.6
0.8 0.6 0.7 0.7 0.7
0.7 0.6 0.7 0.5 0.8
0.5 0.7 0.8 0.8 0.7
41
Tabel 4.5. Waktu Proses Bale SQ 2
Waktu Proses Bale (detik)
32 29 24 27
33 24 24 25
25 32 25 25
22 21 24 23
24 23 24 23
28 26 24 21
29 33 23 22
27 22 25 25
27 20 28 27
27 21 32 24
28 22 28 25
28 22 26 25
31 20 20 31
28 25 28 25
31 24 23
25 27 26
26 24 30
25 24 28
27 23 27
27 26 27
Gambar 4.7. Waktu Antar Kedatangan SQ 2
42
Dari pengolahan data di atas dapat diketahui bahwa waktu antar kedatangan SQ 2
terdistribusi Normal dengan ekspression NORM(0.666, 0.109), yang nantinya
ekspression tersebut menjadi input dalam model simulasi.
Gambar 4.8. Waktu Proses Bale SQ 2
Dari pengolahan data di atas dapat diketahui bahwa waktu proses pada baler SQ 2
terdistribusi Beta dengan ekspression 14.5 + 19 * BETA(1.96, 2.38), yang nantinya
ekspression tersebut menjadi input dalam model simulasi.
c. SQ 3
Tabel 4.6. Waktu Antar Kedatangan SQ 3
Waktu Antar Kedatangan (detik)
0,5 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8
0,7 1,5 1,7 1,4 1,2 1,6
0,6 1,6 1,2 1,4 1,6 1,5
0,6 1,4 1,4 1,7 1,1 1,6
0,6 1,7 1,2 1,5 1,3 1,8
1,6 1,4 1,4 1,2 1,4 1,7
1,4 1,7 1,2 1,4 1,4 1,6
1,5 1,5 1,5 1,7 1,5 1,4
1,7 1,7 1,5 1,7 1,8 1,6
1,6 1,5 1,4 1,6 1,5 1,6
1,5 1,4 1,6 1,5 1,7 1,7
1,5 1,5 1,3 1,3 1,5 1,6
43
Tabel 4.7. Waktu Antar Kedatangan SQ 3 (Lanjutan)
1,6 1,8 1,3 1,8 1,4 1,4
1,6 1,6 1,4 1,5 1,6 1,6
1,7 1,3 1,4 1,5 1,5 1,5
1,6 1,5 1,7 1,1 1,8 1,6
1,6 1,8 1,5 1,7 1,2 1,5
1,6 1,6 1,7 1,2 1,6 1,2
1,5 1,4 1,6 1,8 1,5
1,6 1,5 1,6 1,8 1,3
Tabel 4.8. Waktu Proses Bale SQ 3
Waktu Proses Bale (detik)
23 25 22 24
25 29 22 23
27 29 22 27
26 25 21 21
22 28 23 20
24 31 22 21
23 34 21 23
23 31 22 24
25 28 19 24
23 37 23 23
31 32 25 24
24 34 24 27
22 28 25 26
23 31 24 25
25 31 23 26
25 23 28 24
29 25 21 20
29 29 26 25
25 26 25 24
28 32 24 19
44
Gambar 4.9. Waktu Antar Kedatangan SQ 3
Dari pengolahan data di atas dapat diketahui bahwa waktu antar kedatangan SQ 3
terdistribusi Normal dengan ekspression NORM(1.52, 0.168), yang nantinya
ekspression tersebut menjadi input dalam model simulasi.
Gambar 4.10. Waktu Proses Bale SQ 3
Dari pengolahan data di atas dapat diketahui bahwa waktu proses pada baler SQ 3
terdistribusi Gamma dengan ekspression 10.5 + GAMM(2.1, 3.12), yang nantinya
ekspression tersebut menjadi input dalam model simulasi.
45
d. SQ 4
Tabel 4.9. Waktu Antar Kedatangan SQ 4
Waktu Antar Kedatangan (detik)
0.7 0.5 0.7 0.6
0.6 0.7 0.6 0.6
0.5 0.6 0.7 0.7
0.7 0.6 0.7 0.6
0.7 0.6 0.6 0.6
0.6 0.7 0.6 0.6
0.5 0.5 0.6
0.5 0.7 0.5
0.5 0.6 0.6
0.6 0.6 0.7
0.6 0.7 0.7
0.6 0.6 0.7
Tabel 4.10. Waktu Proses Bale SQ 4
Waktu Proses Bale (detik)
35 24 24 25
24 24 29 26
30 28 25 27
33 28 29 24
28 26 28 23
24 21 31 23
27 28 25 27
28 30 30 23
29 23 27 27
29 23 35 25
46
Gambar 4.11. Waktu Antar Kedatangan SQ 4
Dari pengolahan data di atas dapat diketahui bahwa waktu antar kedatangan SQ 3
terdistribusi Normal dengan ekspression NORM(1.52, 0.168), yang nantinya
ekspression tersebut menjadi input dalam model simulasi.
Gambar 4.12. Waktu Proses Bale SQ 4
Dari pengolahan data di atas dapat diketahui bahwa waktu proses pada baler SQ 4
terdistribusi Triangular dengan ekspression TRIA(20.5, 24, 35.5), yang nantinya
ekspression tersebut menjadi input dalam model simulasi.
47
4.4.2. Model Simulasi
Data yang diperoleh kemudian dilakukan simulasi model yang disesuaikan dengan
kondisi lapangan. Dengan simulasi ini dapat diketahui adanya kondisi secara real di
lapangan, apakah sistem sudah baik atau belum, oleh karena itu jika masih ada sistem
yang belum sesuai akan dilakukan perbaikan. Dengan adanya perbaikan sistem ini
dihimbau dapat menekan biaya produksi. Berikut ini merupakan hasil simulasi pada
bagian baler sebelum dan sesudah dilakukan skenario. Skenario ini merupakan
perbaikan sistem yang terjadi pada bagian baler.
a. Simulasi Sebelum Skenario
Gambar 4.13. Simulasi Sebelum Skenario Baler
Pada simulasi bagian baler di atas yang ditunjukkan dengan kotak berwarna orange.
Data-data yang telah diperoleh, dan telah didistribusikan akan menjadi input pada
source dan combiner. Pada source dan combainer ini disimulasikan sebagai proses
datangnya produk dan operator melakukan proses bale. Sedangkan G5, G3, G4
merupakan sebuah pallete yang digunakan untuk meletakkan bale yang sudah jadi,
dan TaskExecutor tersebut disimulasikan sebagai operator yang nantinya akan
membawa pallete ke bagian boxer dengan menggunakan hand pallete.
Diliat pada kondisi lapangan yang ada, mengharuskan oeprator pada baler untuk
mengantarkan pallete yang berisi bale ke bagian boxer, sehingga operator akan
meninggalkan stasiun kerjanya dan pada stasiun kerja akan kekurangan operator,
sehingga proses baler dapat terjadi penumpukan. Masalah lain yaitu seringkali
48
operator baler mengobrol satu dengan yang lainnya sehigga memperlambat proses
bale.
Berikut ini merupakan hasil simulasi sebelum dilakukan skenario. Persentase utilitas
operator yaitu 39,1% dan sisanya merupakan idle.
Gambar 4.14. Hasil Simulasi Sebelum Skenario
b. Simulasi Setelah Skenario
Gambar 4.15. Simulasi Setelah Skenario Baler
Setelah diketahui masalah yang ada di lapangan, dapat dilihat pada simulasi di atas
bahwa tidak adanya TaskExecutor yang membawa pallete ke bagian boxer.
49
TaskExecutor tersebut akan digantikan oleh oprator boxer yang datang mengambil
pallete. Hal ini dikarenakan agar operator baler tidak meninggalkan pekerjaannya, jadi
operator baler tetap ditempat dan hal ini dapat meminimalisir adanya penumpukan
dan mempercepat waktu proses.
Berikut ini merupakan hasil simulasi setelah dilakukan skenario, terjadi perubahan
persentase utilitas dan idle yaitu 31,7% sampai 42,6%. Untuk itu hasil perbaikan
melalui dengan model simulasi ini mengalami peningkatan persentase utilittas
operator. Oleh karena itu, skenario tersebut dapat diterapkan di lapangan, sehingga
dapat membantu menigkatkan produksi dan tidak diperlukan biaya untuk mengganti
sistem tersebut.
Gambar 4.16. Hasil Simulasi Setelah Skenario
50
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
a. Terdapat masalah pada bagian baler karena operator harus meninggalkan stasiun
kerja untuk mengantarkan pallete bale ke bagian boxer, dan juga operator sering
mengobrol satu dengan yang lainnya sehingga memperlama waktu dan terjadi
penumpukan.
b. Dilakukan skenario dengan merubah sistem pada operator, sehingga operator
pada bagian baler tidak meninggalkan pekerjaannya.
c. Terjadi peningkatan tingkat utilitas setelah dilakukan skenario.
d. Tidak memerlukan biaya untuk merubah sistem seperti pada simulasi skenario.
5.2. Saran
a. Sistem pada bagian produksi lebih diperbaiki agar keluarnya produk dari ruang
produksi ke bagian baler dapat stabil, sehingga beban kerja operator tidak terlalu
berat.
b. Skenario dapat dicoba di lapangan agar dapat meningkatkan produktivitas.
c. Saat bekerja operator lebih baik fokus pada pekerjaannya.
51
DAFTAR PUSTAKA
Louis, R., & Sari, Y. (2013). Program Studi Teknik Industri, (September), 2016.
52