laporan kerja praktek di pt intan sejati ... - core.ac.uk fileselama melaksanakan kerja praktek,...
TRANSCRIPT
i
LAPORAN KERJA PRAKTEK
DI PT INTAN SEJATI KLATEN
DEPARTEMEN MAINTENANCE
Disusun Oleh :
Berto Sutantiono Honoris
NPM : 13 06 07479
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
2017
ii
iii
SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha kuasa atas berkat dan
kasih karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Kerja Praktek di PT.
Intan Sejati Klaten beserta laporan kerja praktek ini sesuai dengan waktu yang
ditentukan. Laporan kerja praktek ini akan memberikan informasi mengenai
pembuatan buku yang dihasilkan oleh PT. Intan Sejati Klaten.
Selama melaksanakan kerja praktek, penulis banyak belajar mengenai kasus
nyata dalam dunia kerja, sehingga penulis mendapatkan pengalaman bagaimana
nantinya jika terjun dalam dunia kerja. Kerjasama tim dan kekeluargaan sangat
dirasakan penulis ketika sedang di dalam perusahaan. Kerja praktek ini
diharapkan dapat membekali penulis dengan pengalaman-pengalaman bekerja
sebelum nantinya benar-benar masuk ke dunia kerja.
Pada pembuatan laporan ini, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak-
pihak yang terkait. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
a. Kedua orang tua yang selalu mendampingi dan mendoakan penulis selama
melaksanakan kerja praktek.
b. Bapak Dr. A. Teguh Siswantoro, S.T., M.T., selaku Dekan Fakultas
Teknologi Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
c. Bapak V. Ariyono, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Industri.
d. Ibu Deny Ratna Yuniartha, S.T., M.T., selaku Sekretaris Program Studi
sekaligus Koordinator Kerja Praktek Program Studi Teknik Industri
Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang telah memberikan ijin
melaksanakan kerja praktek ini.
e. Ibu M. Chandra Dewi K., S.T., M.T., selaku dosen pembimbing kerja praktek
yang membimbing penulis dalam penyusunan laporan.
f. Bapak Hengky Setiawan D., S.T., selaku pembimbing lapangan di PT. Intan
Sejati Klaten yang memberikan pengarahan.
g. Seluruh staff dan karyawan PT. Intan Sejati Klaten yang tidak dapat
disebutkan satu persatu dan telah banyak membantu selama pelaksanaan
kerja praktek.
h. Nanda Resa Andika atas kerjasama, bantuan, dan motivasi dalam
melaksanakan kerja praktek.
i. Teman-teman yang telah membantu sehingga laporan ini dapat
terselesaikan.
v
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam laporan ini, sehingga
diharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna lebih baiknya
laporan ini masa mendatang. Pada akhir kata, semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan dan dapat membantu dalam proses
pembelajaran selanjutnya.
Yogyakarta, 11 Agustus 2017
Penulis
vi
DAFTAR ISI
BAB JUDUL HAL
Halaman Judul i
Halaman Pengesahan ii
Surat Keterangan iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Tabel vii
Daftar Gambar viii
1 Pendahuluan 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan 2
1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan 2
2 Tinjauan Umum Perusahaan 3
2.1. Sejarah Singkat Perusahaan 3
2.2. Struktur Organisasi 5
2.3. Manajemen Perusahaan 8
2.4. Pemasaran 11
3 Tinjauan Sistem Perusahaan 12
3.1. Proses Bisnis Perusahaan 12
3.2. Produk yang Dihasilkan 13
3.3. Proses Produksi 14
3.4. Fasilitas Produksi 18
4 Tinjauan Pekerjaan Mahasiswa 27
4.1. Lingkup Pekerjaan 27
4.2. Tanggung jawab dan Wewenang Pekerjaan 27
4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan 27
4.4. Hasil Pekerjaan 29
5 Penutup 32
5.1. Kesimpulan 36
5.2. Saran 36
Daftar Pustaka
vii
Daftar Tabel
Tabel 2.1. Jumlah Karyawan 10
Tabel 4.1. Jadwal Perawatan Mesin 31
viii
11
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Peta Lokasi PT. Intan Sejati Klaten 4
Gambar 2.2. Kantor PT. Intan sejati Klaten 4
Gambar 2.3. Denah Perusahaan PT. Intan Sejati Klaten 5
Gambar 2.4. Bagan Organisasi PT. Intan Sejati Klaten 6
Gambar 3.1. Proses Bisnis Departemen Maintenance 12
Gambar 3.2. Buku Pelajaran 13
Gambar 3.3. Kalender 13
Gambar 3.4. Alquran 14
Gambar 3.5. Majalah 14
Gambar 3.6. Hand Pallet Truck 18
Gambar 3.7. Forklift 19
Gambar 3.8. Pallet 19
Gambar 3.9. Mesin Heidelberg SpeedMaster XL 105-4P 20
Gambar 3.10. Mesin Heidelberg SpeedMaster 102A 20
Gambar 3.11. Mesin Heidelberg SpeedMaster 102ZP 20
Gambar 3.12. Mesin Heidelberg SpeedMaster 74 21
Gambar 3.13. Mesin Heidelberg SpeedMaster 52 21
Gambar 3.14. Mesin Web printing cut-off 57 22
Gambar 3.15. Mesin Heidelberg MOF 22
Gambar 3.16. Mesin Sheetfed 1 warna berbagai ukuran 22
Gambar 3.17. Mesin Yoshino 23
Gambar 3.18. Mesin Plano 23
Gambar 3.19. Mesin Plate Maker 24
Gambar 3.20. Mesin Potong 24
Gambar 3.21. Mesin Pingul 25
Gambar 3.22. Mesin Press 25
Gambar 3.23. Mesin Stamping Foil 25
Gambar 3.24. Mesin Jahit 26
Gambar 3.25. Mesin Lipat 26
Gambar 4.1. Diagram Alir Metodologi 28
ix
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Bab ini berisi penjelasan tentang latar belakang dilaksanakannya kerja praktek,
beserta tujuan, tempat serta waktu pelaksanaan kerja praktek. Rincian dari latar
belakang akan dijabarkan pada sub bab berikut.
1.1. Latar Belakang
Dimulai dengan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi yang semakin
pesat pada masa kini, perusahaan-perusahaan mulai terpacu meningkatkan
keunggulan dari berbagai aspek yang dimiliki. Mulai dari aspek sumber daya
alam maupun sumber daya manusia bahkan sampai ke aspek teknologinya.
Sumber daya manusia memiliki peran penting secara aktif sebagai pengolah
semua modal perusahaan. Hal ini membuat banyak perusahaan meningkatkan
kemampuan sumber daya manusianya untuk dapat bersaing secara global.
Sumber daya manusia atau pekerja harus memiliki persiapan atau kemampuan
yang dapat menyokong keprofesionalan dalam pekerjaannya agar tujuan suatu
perusahaan dapat tercapai.
Prodi TI UAJY menyiapkan pekerja yang berpengalaman dengan mewajibkan
mahasiswa untuk mengambil mata kuliah Kerja Praktek sehingga mahasiswa
tersebut telah memiliki pegalaman dalam bekerja di lingkungan kerja yang nyata,
sehingga mahasiswa sudah mengerti apa yang harus dilakukan saat nanti
bekerja setelah lulus dari UAJY.
Kerja praktek merupakan kesempatan yang baik untuk mahasiswa. Mahasiswa
harus memiliki beberapa pandangan dalam kerja praktek, yaitu perancangan,
perencanaan, perbaikan, penerapan serta pemecahan masalah. Mahasiswa
dituntut agar:
a. Berkenalan dengan ruang lingkup perusahaan.
b. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinyu.
c. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan atau
supervisor atau pembimbing lapangan.
d. Mengamati perilaku sistem.
e. Menyelesaikan laporan dalam bentuk tertulis.
f. Melaksanakan ujian kerja praktek.
2
1.2. Tujuan
Berikut merupakan hal-hal yang hendak dicapai melalui pelaksanaan Kerja
Praktek, adalah:
a. Melatih kedisiplinan.
b. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan
dalam perusahaan.
c. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.
d. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan
menjalankan bisnis.
e. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada di
perusahaan.
f. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.
1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Kerja Praktek dilaksanakan pada PT. Intan Sejati Klaten ( PT. ISK) yang terletak
di jalan Kopral Sayom, Bareng Lor, Klaten Utara, Kabupaten Klaten, Jawa
Tengah. Kerja praktek dilaksanakan pada tanggal 01 Juli 2017 sampai dengan
11 Agustus 2017. Pelaksanaan Kerja Praktek tersebut kemudian akan
dilanjutkan dengan penyusunan laporan Kerja Praktek dan penilaian serta ujian
Kerja Praktek. Selama pelaksanaan kerja praktek penulis ditempatkan pada
Departemen Maintenance yang diletakan pada mesin cetak.
3
BAB 2
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini berisi tentang sejarah singkat perusahaan dari awal mula berdiri hingga
saat ini, struktur organisasi yang terbentuk, dan manajemen perusahaan yang
ada di dalamnya. Berikut penjelasannya:
2.1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Intan Sejati Klaten merupakan anak perusahaan PT Intan Pariwara yang
bergerak di bidang jasa percetakan. PT. Intan Sejati Klaten sendiri memproduksi
berbagai macam jenis buku pendidikan, majalah, dan lain-lain dengan kualitas
tinggi. Pada saat ini PT. Intan Sejati Klaten terus berusaha meningkatkan
produktivitas baik dari segi kuantitas, kualitas maupun efisiensi serta kinerja
perusahaanya.
PT. Intan Sejati Klaten didirikan oleh Bapak Adrianto Martono Boediman dengan
status awal Sekutu Comanditer (CV) dengan lokasi di jalan Pemuda Selatan no.
27 Klaten pada pada tahun 1978 di Klaten, Jawa Tengah. Seiring dengan
waktu, PT. Intan Sejati Klaten berkembang dengan pesat dan pada tahun 1997,
dengan begitu seluruh kegiatan usaha atau produksi dipindahkan ke gedung
baru yang terletak di jalan Kopral Sayom (Ring Road) Klaten. Pada tahun 1998
status PT. Intan Sejati Klaten yang semula CV berubah menjadi Perseroan
Terbatas (PT). Berdasarkan Akta No. 09 tanggal 19 Desember 1998, Akta
Pendirian Perseroan Terbatas yang dibuat oleh dan dihadapan Herry Prabowo
Kurniawan, S.H, Notaris di Klaten. Akta perubahan terakhir adalah Akta
perubahan No.10 tanggal 27 Januari 2008 yang dibuat oleh dan dihadapan
Emanuel Retinanto, S.H., Notaris di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
PT.Intan Sejati Klaten bergabung menjadi anak perusahaan dengan PT.Intan
Pariwara dan memjadi pusat percetakan selain anak perusahaan lain. PT.intan
Sejati Klaten menjadi pusat percetakan yang termasuk besar di Klaten.
Keprofesionalan dan kualitas produk yang dihasilkan oleh PT. Intan Sejati Klaten
sudah sangat diakui, sehingga PT. Intan Sejati Klaten juga dipercaya oleh Komisi
Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah untuk menyediakan kebutuhan kertas
suara pada pilkada di Jawa Tengah. Selain kertas suara, n PT. Intan Sejati
Klaten juga mencetak berbagai jenis buku biografi dari tokoh-tokoh nasional.
2.1.1. Lokasi Perusahaan
4
PT. Intan Sejati Klaten berada di Klaten, Jawa Tengah. Lokasi perusahaan yang
berada di tengah-tengah kota mempermudah proses bisnis. Pada Gambar 2.1.
menunjukan letak lokasi PT. Intan Sejati Klaten yang berada di tengah-tengah
kota Klaten.
Gambar 2.1. Peta Lokasi PT. Intan Sejati Klaten
Kantor PT. Intan Sejati Klaten sebagai pusat personal dan percetakan terletak di
jalan Kopral Sayom, Klaten. Berikut gambar bagian depan gedung perusahaan:
Gambar 2.2. Kantor PT. Intan Sejati Klaten
5
Denah perusahaan PT. Intan Sejati Klaten yang terdiri dari kantor operasional,
unit produksi, dan yang lain. Pada Gambar 2.3. merupakan denah dari
perusahaan PT. Intan Sejati Klaten.
Gambar 2.3. Denah Perusahaan PT. Intan Sejati Klaten
2.2. Struktur Organisasi
Organisasi merupakan salah satu dasar berdirinya suatu perusahaan.
Manajemen di dalam perusahaan berhubungan dengan organisasi. Organisasi
digunakan sebagai wadah manajemen itu untuk berperan aktif. Organiasi
merupakan kumpulan sejumlah orang untuk mencapai tujuan bersama, di dalam
organisasi setiap orang memiliki jabatan tertentu dengan tanggung jawab
tertentu juga. Struktur organisasi juga dapat menjelaskan hubungan dan fungsi,
bagian atau posisi serta jabatan, wewenang serta tanggung jawab.
6
Gambar 2.4. Struktur Organisasi PT. Intan Sejati Klaten
KOMISARIS
Direktur Utama
H. Pramusetyo Tri Waluyojati
Direktur I
A.A Yatno Pujapuspita
Direktur II
Tony Haryanto
Kepala Bagian PPIC
Brigita Neti Nurniawati
Kepala Bagian Pemasaran
Agustina SetyowatiKepala Bagian Keuangan
Isdaryatni
Kepala Bagian
Personalia
Etty Sugiarsi
Kepala Baagian Pra
Cetak
Ig. M Sutomo
Kepala Bagian Pemasaran
Proyek
Purwanta
Kepala Bagian Pembelian
Yohana Narwanti
Kepala Bagian Tehnik
Ferry Randi Anto
Kepala Bagian
WIP+Finishing
Mig oktohar
Manager Proyek
Murdaningsih SHPembukuan
Margono
Kepala Bagian Ekspedisi
Yoppy Harsonoo
Kepala Bagian
Burhanidin
Kepala Bagian Pemasaran
Yogyakarta
Kuncoro
Kepala Bagian IT
Sri Sulastri
Kepala Bagian Security
Bambang BAS
STRUKTUR ORGANISASI
PT. INTAN SEJATI
KLATEN
7
2.2.1. Deskripsi Pekerjaan Setiap Departemen
Setiap elemen pada hierarki struktur organisasi dibedakan menurut tanggung
jawab pekerjaannya. Adapun tanggung jawab tersebut dideskripsikan sebagai
berikut:
a. Komisaris
Komisaris melakukan evaluasi terhadap pertimbangan dewan direksi dalam
menjalankan proses produksi dan bisnis serta memberikan masukan kepada
dewan direksi.
b. Dewan Direksi
Pemimpin Perusahaan, dimana dewan direksi bertanggung jawab penuh
dalam berjalannya tugas yang terkait dengan perusahaan untuk mencapai
tujuan awal.
c. Manager Produksi
Menejer produksi mengatur jalannya semua proses produksi yang meliputi
planning (perencanaan) dan penjadwalan order cetak dari pelanggan.
d. Cetak
Mengatur proses mencetak sesuai perencanaan produksi yang telah
ditentukan oleh manager produksi.
e. Finishing
Merupakan proses akhir dari sebuah proses produksi. Contoh: penjilidan,
pengepakan (packing), sortir.
f. Pemasaran
Mengontrol kalkulasi (perhitungan harga dari pemesan/order yang masuk) dari
staf pemasaran serta mengatur proses distribusi produk.
g. IT
Bertanggung jawab terhadap segala perangkat lunak/keras maintenance dan
troubleshooting atas situs perusahaan.
h. Keuangan dan Administrasi
Mempunyai tugas mengurusi tentang semua hal yang berkaitan dengan
pemasukan dan pengeluaran dana perusahaan.
i. Pembukuan
Mencatat semua pemasukan dan pengeluaran keuangan perusahaan.
j. Pembelian
Melayani semua pembelian untuk kebutuhan perusahaan. Kebutuhan tersebut
mencakup kebutuhan utama berupa kertas maupun kebutuhan sekunder
seperti lem dan pita atau bahan lainnya.
k. Personalia
Mengurusi data karyawan, mengurusi gaji karyawan, inventaris kantor, surat-
surat perusahaan, tata tertib perusahaan, hubungan Masyarakat.
l. Teknik Mesin dan Listrik
Mengatasi semua gangguan yang terjadi pada mesin-mesin atau pada listrik.
m. Keamanan
Menjaga keamanan dan ketertiban perusahaan agar stabilitas perusahaan
terjaga dan dapat membantu proses bisnis.
2.3. Manajemen Perusahaan
Perusahaan sangat membutuhkan menejemen untuk mengolah segala elemen
yang dimiliki perusahaan, baik dari seluruh modal, teknologi maupun informasi
yang ada. Manajemen perusahaan sangat mempengaruhi perkembangan dari
perusahaan, jika manajemen perusahaan baik maka perkembangan perusahaan
juga akan baik. Selain itu, dengan manajemen yang baik maka suatu
perusahaan dapat berkembang menjadi lebih besar dan lebih baik lagi.
2.3.1. Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi
Menjaga efisiensi dan produktifitas dengan tujuan memberikan jaminan
kualitas hasil kerja dan harga yang kompetitif
b. Misi
Bertanggung jawab dan sanggup menjaga kepercayaan yang diberikan para
pelanggan. Menjadikan pelanggan sebagai mitra bisnis dengan tujuan
kerjasama yang saling menguntungkan.
2.3.2. Ketenagakerjaan
Hal-hal yang berkaitan dengan ketenagakerjaan di PT. Intan Sejati Klaten diatur
sebagai berikut:
a. Pengadaan Tenaga Kerja
Prosedur yang berlaku dalam pengadaan tenaga kerja pada PT. Intan Sejati
Klaten berupa pengisian formulir, dimaksudkan untuk memperoleh informasi
dan data yang lengkap dari calon karyawan. Calon karyawan yang mengikuti
psikotes setelah melakukan ujian psikis maka dilanjutkan dengan tes
wawancara, dalam wawancara ini biasanya dinilai tentang penampilan,
9
kemampuan berbicara, pendidikan dan sebagainya. Calon karyawan yang
lulus tahap uji psikis dan wawancara akan mengikuti pemeriksaan kesehatan,
untuk mencegah terhadap kemungkinan memperoleh karyawan yang
menderita suatu penyakit yang dapat menganggu proses kerja.
b. Jam kerja karyawan
Peraturan jam kerja karyawan pada perusahaan PT. Intan Sejati Klaten telah
diatur sesuai dengan ketentuan pemerintah. Peraturan jam kerja PT. Intan
Sejati Klaten yang berlaku adalah sebagai berikut:
i. Karyawan kantor dengan jam kerja shift 1:
Hari Senin–Sabtu, bekerja mulai pukul 08.00–15.45 WIB, khusus hari
Sabtu jam bekerja pukul 08.00–13.00. Waktu istirahat selama 1 jam dari
pukul 12.00–13.00, untuk hari jumat istirahat mulai pukul 11.30–13.00.
ii. Karyawan kantor dengan jam kerja shift 2:
Hari Senin–Jumat jam bekerja mulai pukul 15.45–23.00, dengan diselingi
jam istirahat 18.00–19.00. Hari Sabtu jam bekerja mulai masuk jam 13.00–
17.00 tanpa ada jam istirahat.
iii. Karyawan kantor dengan jam kerja non shift:
Hari Senin–Jumat, bekerja mulai pukul 07.30–16.30 WIB. Jam istirahat
pukul 12.00–13.00 WIB.
c. Kewajiban Karyawan
Setiap karyawan di PT. Intan Sejati Klaten wajib melakukan absensi rutin.
Karyawan akan mendapatkan kartu identitas PT. Intan Sejati Klaten sehingga
wajib melakukan absen setiap kali masuk atau keluar perusahaan. Absen
menggunakan sistem finger print.
d. Hak Karyawan
Ijin keluar area perusahaan.
Pada saat ini pekerja yang ada berjumlah hingga 303 orang di semua posisi.
Jumlah itu terdiri dari pekerja tetap, dan pekerja harian. Komposisi masing-
masing karyawan di departemen dapat dilihat pada Tabel 2.1:
Tabel 2.1. Jumlah Karyawan
No
Bagian
Status Karyawan (orang) Jumlah
(orang) Tetap Kontrak Harian
1 Personalia 3 3 0 6
2 Keuangan 4 2 0 6
3 Pembelian 2 0 0 2
4 IT 1 0 0 1
5 Pemasaran 4 1 0 5
6 Operator 1 0 0 1
7 PPIC 2 2 0 4
8 Pracetak 6 3 0 9
9 Sekretariat 2 0 0 2
10 Proyek 1 4 0 5
11 Cetak 28 6 0 34
12 Finishing 61 30 34 125
13 Pengiriman 3 0 1 4
14 Ekspedisi 4 4 0 8
15 Satpam 41 28 0 69
16 RT 0 12 0 12
17 Teknisi 10 0 0 10
TOTAL 173 95 35 303
2.3.3. Fasilitas Perusahaan
PT. Intan Sejati Klaten memiliki beberapa fasilitas lain, diluar fasilitas penunjang,
diantaranya:
a. Pakaian kerja.
b. Loker.
c. Perlengkapan kerja.
11
d. Karyawan yang menurut sifat pekerjaannya memerlukan perlengkapan kerja
diberikan perlengkapan kerja yang layak.
e. Tempat parkir sepeda motor dan mobil.
f. Tunjangan Hari Raya.
g. Insentif prestasi.
h. Perusahaan akan memberikan insentif prestasi untuk seorang pekerja dari
setiap departemen yang memiliki nilai paling baik.
i. BPJS kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
2.4. Pemasaran
Pemasaran produk PT. Intan Sejati Klaten saat ini hanya di dalam negeri.
Pemasaran masih di sekitar pulau Jawa dan distributornya berada di kota Klaten
dan Yogyakarta, sedangkan untuk Indonesia bagian barat, distributornya berada
di kota Jakarta.
BAB 3
TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN
3.1. Proses Bisnis Perusahaan atau Unit Usaha atau Departemen
Proses bisnis pada departemen Maintenance bertugas untuk melakukan
perawatan atau mesin printer dimana mesin yang digunakan sudah
menggunakan sistem otomasi. Pada Gambar 3.1. berikut adalah proses bisnis
departemen Maintenance:
Gambar 3.1. Proses Bisnis Departemen Maintenance
13
3.2. Produk yang Dihasilkan
Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai produk yang dihasilkan oleh PT. ISK.
Produk yang dihasilkan oleh PT intan Sejati Klaten sangat beragam.
3.2.1. Macam Produk
Produk yang dihasilkan oleh PT. Intan Sejati Klaten menerima pesanan lalu
memproduksinya. Produknya sangat beragam, adalah:
a. Buku Pelajaran
b. Kalender
c. Alquran
d. Majalah
e. Nota, kwitansi, dll.
3.2.2. Gambar Produk
Berikut merupakan contoh produk yang dihasilkan oleh PT. Intan Sejati Klaten:
Gambar 3.2. Buku Pelajaran
Buku pelajaran yang diproduksi merupakan buku pelajaran yang berifat
sekunder. Buku ini dimaksudkan sebagai buku penunjang.
Gambar 3.3. Kalender
PT. ISK juga memproduksi order berupa kalender tahunan disamping produk
buku.
Gambar 3.4. Alquran
PT. ISK memproduksi berbagai macam pesanan, termasuk salah satunya adalah
kitab suci.
Gambar 3.5. Majalah
Sebagian produk dari PT. ISK berupa majalah atau tabloid.
3.3. Proses Produksi
Proses produksi yang ada di PT. Intan Sejati Klaten terdiri dari 5M, 1I, dan 1E
(men (manusia), material, method (metode), money (uang), machine (mesin))
sebagai sumber daya yang ada. Sumber daya tersebut antara lain:
a. Manusia
Manusia merupakan sumber daya yang paling berpengaruh dalam proses
produksi karena manusia berperan untuk mengolah sumber daya lain yang
ada pada PT. Intan Sejati Klaten. Kualitas sumber daya manusia yang bekerja
pada PT. Intan Sejati Klaten harus sesuai dengan kritEria yAng ditentukan.
b. Metode
Pekerjaan yang dilakukan di setiap departemen yang ada di PT. ISK ini harus
sesuai dengan SOP yang ada agar semua tujuan dari pekerjaan dapat
tercapai.
c. Material
PT. ISK dalam mengolah kertas menjadi produk tidak terlepas dari kebutuhan
bahan-bahan pendukung lain, di antaranya berupa lem, benang, dan tinta.
15
d. Uang
Uang atau modal yang dimaksud adalah untuk pembelian bahan baku yang
akan digunakan, biaya riset, gaji karyawan, pembayaran pajak, dll.
e. Mesin
PT. ISK dalam mencetak kertas sudah menggunakan mesin otomasi. Proses
lain seperti penjilidan dan pengepakan buku masih menggunakan manual.
3.3.1. Bahan baku
Proses cetak dari PT. ISK membutuhkan bahan baku seperti kertas, tinta, lem,
benang. Berikut rincian dari bahan baku:
a. Kertas
Kertas merupakan bagian paling penting dari proses cetak, kertas yang
dibutuhkan pun sangat beragam sesuai pesanan konsumen dari berbagai
jenis ukuran, bahan, hingga jenis kertas. Kertas yang digunakan oleh PT. ISK
berasal dari supplier di Jakarta. Kertas jenis formika, pasteur, leces, linen,
bufalo kraft coctur, amalog dan HVS.
b. Tinta
Selain kertas, tinta juga bahan baku utama yang digunakan di dalam proses
pencetakan. Tinta yang digunakan sangat banyak dan berbagai warna. Tinta
dipesan dari supplier dari Tiongkok.
c. Lem
Lem digunakan untuk membuat buku, majalah dsb. Lem digunakan pada
proses binding. Lem yang digunakan dipesan secara khusus.
d. Benang
Benang digunakan untuk menjilid buku, majalah dan sebagainya.
3.3.2. Proses Produksi
PT. ISK memiliki 2 bagian penting proses produksi, yaitu proses cetak dan
proses finishing.
a. Proses Cetak
Proses produksi di bagian cetak dilakukan pada departemen cetak. Pada
proses ini kertas yang akan diolah dimasukan ke mesin yang sudah
terotomasi. Mesin dapat menghasilkan 2-4 ribu eksemplar per jam. Kertas
hasil cetak yang keluar dari mesin akan dilanjutkan ke proses QC, jika kertas
rusak maka akan ditolak dan kertas yang baik akan diteruskan ke proses
finishing.
b. Proses Finishing
Proses finishing merupakan kelanjutan dari proses cetak. Pada proses ini ada
beberapa tahapan, yaitu proses penjahitan kertas, pengeleman kertas, proses
penjilidan, proses press, dan proses Quality Control.
Proses finishing adalah proses penyatuan kertas yang telah dicetak.
Penyatuan buku melalui beberapa proses, yaitu melalui proses penjahitan
atau proses pengeleman. Pada proses penjahitan, kertas yang telah dicetak
kemudian disusun untuk menjadi satu selanjutnya dijahit pada bagian ujung
buku. Proses selanjutnya setelah buku dijahit adalah proses quality control.
Pada proses ini buku yang dijahit akan dinilai mengalami cacat atau tidak.
Buku yang dinilai cacat maka akan ditolak, kalau tidak maka akan masuk ke
proses penyatuan dengan cover.
Pada proses pengeleman yaitu kertas yang sudah dicetak dijadikan satu
kemudian kertas dilem. Proses pengeleman dilakukan pada ujung buku yang
akan dilem, setelah dilem kertas yang menjadi satu melalui proses inspeksi.
Pada proses ini dilihat apakah pengeleman cacat atau tidak, jika cacat maka
akan kembali ditolak atau proses awal, setelah melalui proses penjahitan dan
pengeleman dilanjutkan dengan menyatukan cover dengan isi kertas. Kertas
disatukan dengan cara ditekan supaya lebih rapi. Buku yang sudah selesai
kemudian melalui pengecekan apakah sudah sesuai atau belum, jika belum
sesuai maka ditolak kembali ke proses awal, jika buku lolos maka akan
dilanjutkan ke departemen packaging.
3.3.3. Penanganan limbah
Pada dasarnya setiap kegiatan operasi akan menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan hidup. Hal ini perlu diperhatikan sejak awal sehingga
pengembangan dampak positif dan penanggulangan dampak negatif kegiatan
tersebut dapat dilakukan sejak dini.
Limbah membutuhkan penanganan khusus apabila mengandung senyawa yang
berbahaya bagi lingkungan dan berpotensi menciptakan pencemaran untuk itu
dibuat perkiraan dengan mengidentifikasi sumber pencemaran, kegunaan jenis
bahan, sistem pengolahan, banyaknya buangan, jenis limbah dan sebagainya.
Tujuannya untuk mengambil bahan berbahaya di dalamnya dan mengurangi atau
menghilangkan senyawa kimia maupun non kimia yang berbahaya dan beracun.
Usaha pencegahan pencemaran oleh bahan-bahan percetakan buku harus
ditujukan untuk mengamankan daerah di dalam dan di sekitar tempat operasi
17
perusahaan. Dalam proses produksi selain dihasilkan produk buku, proses
produksi juga menimbulkan adanya limbah. Limbah tersebut dibedakan menjadi:
a. Limbah Padat
Berasal dari materi pendukung seperti :
i. Kertas Gagal Cetak
Upaya yang dilakukan yaitu limbah padat berupa kertas yang cacat atau
tidak lulus uji mutu dikumpulkan jadi satu kemudian kertas dipotong-
potong menjadi kecil lalu dijual kepada pengepul yang sudah menjalin
kerjasama terhadap perusahaan.
ii. Buku Gagal Produksi
Buku yang gagal produksi oleh perusahan maka akan dijual kembali
dengan harga lebih murah daripada harga yang asli. Buku yang cacat
juga dibagikan pada bakti sosial. Biasanya dibagikan ke panti asuhan
yang ada di sekitar kota Klaten.
iii. Karet Pada Penyedot Mesin Cetak (Seal Karet)
Pada karet yang sudah tidak bisa digunakan maka karet dikumpulkan
menjadi satu oleh perusahaan jika sudah cukup banyak maka akan dijual
kepada pengepul yang sudah menjalin kerjasama dengan perusahaan.
b. Limbah Cair
i. Limbah Pelumas
Limbah pelumas dihasilkan oleh mesin karena mesin yang digunakan
pada proses produksi memerlukan banyak pelumas maka perawatan
memerlukan perawatan secara berkala. Pelumas bekas yang telah
terpakai dikumpulkan ke dalam sebuah tangki drum setelah jumlah
pelumas terkumpul cukup banyak pelumas dijual pada pengepul.
ii. Limbah Tinta dan Alkohol
Pada limbah ini dilakukan proses pengolahan limbah supaya limbah tidak
mencemari lingkungan yang ada di sekitar perusahaan. Pengolahan
dilakukan dengan cara limbah dijadikan satu kedalam bak penyimpanan
untuk diolah supaya kandungan zat berbahaya menghilang. Proses yang
dilakukan dengan cara memberikan zat kimia supaya tinta dan alkohol
yang tercampur dengan air dapat mengendap dan air yang tercampur
dapat dipisahkan kemudian air yang sudah melalui proses pengolahan
akan dialirkan ke sumber air yang ada di sekitar perusahaan.
3.4. Fasilitas Produksi
PT. ISK memiliki ciri produksi yang berupa product layout. Produksi
menggunakan mesin-mesin yang disusun sesuai urutan proses produksi. Bahan
baku yang ada di PT. ISK mengalami perpindahan menggunakan material
handling.
Berikut merupakan beberapa contoh dari material handling yang ada di PT. ISK:
a. Hand Pallet Truck
Alat ini digunakan dengan cara menarik pegangan yang ada. Beban diletakan
diatas dua papan yang ada pada bagian bawah. Alat ini tidak membutuhkan
kemampuan khusus untuk digunakan, tetapi kapasitas yang dapat diangkut
tidak terlalu banyak.
Gambar 3.6. Hand Pallet Truck
b. Forklift
Perusahaan memerlukan suatu alat yang digunakan untuk menunjang
kegiatan produksi minyak pelumas, mengangkut additive dari drum yard, botol
plastik atau lithos dari gudang material dan drum isi dari pengisian ke gudang
nusantara atau drum yard. Alat yang digunakan yaitu forklift, jumlah yang
dimiliki sebanyak 6 unit dengan kapasitas masing-masing forklift sebesar 2,5
ton.
19
Gambar 3.7. Forklift
c. Pallet
Pallet digunakan sebagai alas untuk meletakan produk atau bahan yang akan
diangkut agar tidak rusak. Pallet harus terbuat dari bahan yang kuat.
Gambar 3.8. Pallet
PT. ISK merupakan perusahaan yang sudah maju, maka dari itu perusahaan ini
juga menggunakan mesin yang bersifat otomatis dalam menjalankan aktivitas
produksi. Berbagai mesin dengan spesifikasi yang berbeda ada di sini.
Contohnya adalah sebagai berikut:
a. Mesin Heidelberg SpeedMaster XL 105-4P
Mesin Heidelberg SpeedMaster XL 105-4P dapat mencetak kertas dengan
kapasitas mencapai 6000 exsemplar per jam. Mesin Heidelberg SpeedMaster
XL 105-4P dapat menghasilkan 4 warna.
Gambar 3.9. Mesin Heidelberg SpeedMaster XL 105-4P
b. Mesin Heidelberg SpeedMaster 102A
Mesin Heidelberg SpeedMaster 102A yang ada di PT. Intan Sejati Klaten
merupakan mesin printing yang dapat mencetak dengan 2 warna dasar.
Gambar mesin Heidelberg Speed Master 102A sebagai berikut:
Gambar 3.10. Mesin Heidelberg SpeedMaster 102A
c. Mesin Heidelberg SpeedMaster 102ZP
Mesin cetak yang ada di PT. Intan Sejati Klaten terdapat 3 buah mesin. Mesin
Heidelberg SpeedMaster 102ZP dapat mencetak kertas sebanyak 5000
exsemplar per jam. Mesin ini dapat menghasilkan 2 warna.
Gambar 3.11. Mesin Heidelberg SpeedMaster 102ZP
21
d. Mesin Heidelberg SpeedMaster 74
Mesin Heidelberg SpeedMaster 74 yang terdapat di PT. Intan Sejati Klaten
berjumlah 1 buah mesin. Mesin ini dapat menghasilkan 4000 eksemplar per
jam. Mesin Heidelberg SpeedMaster 74 dapat menghasilkan 4 warna.
Gambar 3.12. Mesin Heidelberg SpeedMaster 74
e. Mesin Heidelberg SpeedMaster 52
Mesin Heidelberg SpeedMaster 52 yang terdapat di PT. Intan Sejati Klaten
berjumlah 1 unit. Mesin ini dapat menghasilkan 4000 per jam. Mesin
Heidelberg SpeedMaster 52 memiliki 4 warna.
Gambar 3.13. Mesin Heidelberg SpeedMaster 52
f. Mesin Web Printing Cut-Off 57
Mesin Web Printing Cut-Off 57 yang terdapat di PT. Intan Sejati Klaten
berfungsi untuk mencetak kertas-kertas dengan ukuran kertas 57,8 cm dan 63
cm yang ada pada mesin cetak.
Gambar 3.14. Mesin Web Printing Cut-Off 57
g. Mesin Heidelberg MOF
Mesin Heidelberg MOF yang terdapat di PT. Intan Sejati Klaten berfungsi
untuk mencetak kertas. Kapasitas hasil cetak yang dihasilkan masih sedikit
dengan mesin yang lain karena mesin ini terbilang sudah cukup lama.
Gambar 3.15. Mesin Heidelberg MOF
h. Mesin Sheetfed 1 Warna Berbagai Ukuran
Hanya ada satu warna saja yang dapat dihasilkan oleh mesin ini, namun
mesin ini dapat mencetak kertas dengan variasi ukuran yang lebih banyak.
Gambar 3.16. Mesin Sheetfed 1 Warna Berbagai Ukuran
23
i. Mesin Yoshino
Mesin Yoshino merupakan mesin printing, jilid, sekaligus pemotongan pada 3
sisi, sehingga tidak diperlukan proses finishing lagi pada produk hasil dari
mesin yoshino ini. Gambar mesin yoshino dapat dilihat pada Gambar 3.17.
Gambar 3.17. Mesin Yoshino
j. Mesin Plano
Mesin plano merupakan mesin printing yang dapat mencetak 1 warna dasar
saja. Gambar mesin plano dapat dilihat pada Gambar 3.18.
Gambar 3.18. Mesin Plano
k. Mesin Plate Maker
Mesin Plate maker merupakan mesin atau alat yang dapat digunakan untuk
expose atau pembakaran plat dalam dunia percetakan. Fungsi dari alat ini
sebagai transfer objek gambar atau teks yang keluar atau print out dari
sebuah personal computer atau laptop ke dalam bentuk film. Proses
selanjutnya yaitu objek film tersebut ditransfer ke dalam bentuk master plat
aluminium off set. Gambar mesin plate maker dapat dilihat pada Gambar 3.19.
Gambar 3.19. Mesin Plate Maker
l. Mesin Potong
Mesin potong yang ada di departemen finishing digunakan untuk memotong
kertas menjadi beberapa ukuran. Mesin potong selain digunakan untuk
memotong, mesin ini digunakan untuk meratakan bagian tepi, sehingga kertas
yang dihasilkan rapi. Gambar mesin potong dapat dilihat pada Gambar 3.20.
Gambar 3.20. Mesin Potong
m. Mesin Pingul
Mesin Pingul merupakan mesin untuk memotong sudut-sudut kertas sehingga
terbentuk hasil tekukan pada sudut tersebut. Biasanya digunakan pada buku
tabungan, kartu nama, dan lain-lain. Gambar mesin pingul dapat dilihat pada
Gambar 3.21.
25
Gambar 3.21. Mesin Pingul
n. Mesin Press
Mesin press yang digunakan untuk memadatkan atau menekan kertas yang
telah disusun sehingga dapat membentuk sebuah buku yang padat dan rapi.
Gambar mesin press dapat dilihat pada Gambar 3.22.
Gambar 3.22. Mesin Press
o. Mesin Stamping Foil
Mesin Stamping Foil yang digunakan untuk memberikan pola tulisan atau pola
gambar pada kertas yang dapat diberikan efek aneka warna dari foil yang
digunakan. Gambar mesin stamping foil dapat dilihat pada Gambar 3.23.
Gambar 3.23. Mesin Stamping Foil
p. Mesin Jahit
Mesin jahit yang digunakan untuk menjait bagian pinggir kertas, sehingga
kertas dapat menyatu dengan baik. Mesih jahit yang digunakan disini berbeda
dengan mesin jahit pakaian, bahan yang digunakan berupa tali atau kawat.
Gambar mesin jahit dapat dilihat pada Gambar 3.24..
Gambar 3.24. Mesin Jahit
q. Mesin Lipat
Mesin lipat yang digunakan untuk melipat kertas menjadi beberapa lipatan,
sehingga kertas dapat terlipat urut sesuai dengan yang telah direncanakan
dan menjadi lebih rapi. Gambar mesin lipat dapat dilihat pada Gambar 3.25.
Gambar 3.25. Mesin Lipat
27
BAB 4
TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA
Pada masa kerja praktek, penulis ditugaskan pada departemen maintenance.
Departemen maintenance memiliki ruangan tersendiri yang diberi nama ruang
teknisi. Penulis dibolehkan berada di ruang teknisi untuk mengerjakan tugas
yang diberikan. Pada bab ini akan dijelaskan tentang pekerjaan mahasiswa.
4.1. Lingkup Pekerjaan
Penulis diberi tugas untuk mengamati setiap proses perawatan mesin printer
Heidelberg SpeedMaster XL 105-4p agar lebih fokus pada pengamatan yang
dilakukan.
4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang Pekerjaan
Penulis memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
teknisi atau operator atau pengawas. Selama proses kerja praktek, penulis diberi
wewenang oleh pengawas untuk:
a. Datang ke lantai produksi untuk melakukan pengamatan terhadap proses
maintenance mesin yang sedang berlangsung.
b. Datang ke ruang teknisi untuk membantu pekerjaan di ruang teknisi.
c. Penulis diberi ijin untuk berinteraksi dengan para karyawan.
d. Penulis diperbolehkan untuk berkonsultasi mengenai kerja praktek kepada
setiap kepala departemen dan juga HRD PT. Intan Sejuati Klaten.
4.3. Metodologi Melaksanakan Pekerjaan
Penulis melakukan beberapa tahapan dalam melakukan pekerjaan di PT. ISK,
yaitu tahapan pencarian masalah, tahap perencanaan penelitian, tahap
pengamatan dan tahap analisis untuk dapat menarik kesimpulan. Pada awal
pelaksanaan pekerjaan, penulis melakukan pengamatan untuk mencari
permasalahan terhadap lingkungan dan sistem yang sudah diperkenalkan
sebelumnya. Pada kesempatan ini penulis berharap menemukan peluang
adanya masalah yang dapat diperbaiki.
Gambar 4.1. Diagram Alir Metodologi
Langkah selanjutnya jika penulis menemukan masalah, maka penulis diberi
kesempatan untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan berbagai cara baik
menggunakan metode yang telah dipelajari di saat perkuliahan maupun
berdasarkan pengalaman pribadi operator. Penulis diberi kesempatan untuk
mengamati masalah yang ada pada perusahaan setelah penulis mendapatkan
ide untuk meyelesaikan permasalahan yang ada, maka penulis melakukan
proses analisis.
Pada departemen maintenance di PT. ISK, penulis mengamati proses yang ada
lalu penulis melakukan identifikasi masalah. Penulis bekerja sesuai arahan dari
petugas maintenance yang ada. Petugas maintenance sangat membantu
penulis dalam bekerja dan mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara dan pengamatan. Data selanjutnya dicocokan dengan teori-
teori perawatan yang terdapat dalam literatur.
Selama kegiatan kerja praktek berlangsung, penulis tidak menemukan masalah
yang berarti pada tahap maintenance mesin Heidelberg SpeedMaster XL 105-4p
begitu pula menurut arahan dari petugas maintenance. Proses perawatan mesin
sudah berlangsung sesuai prosedur perusahaan. Saat penulis melaksanakan
kerja praktek, menurut petugas maintenance mesin masih baru sehingga mesin
Penutup
Pencarian Masalah
Pengamatan dan analisis
masalah
Perencanaan Penelitian
Mulai
Selesai
29
belum mengalami permasalahan. Langkah selanjutnya setelah melakukan
proses pengamatan adalah mahasiwa membuat Laporan Kerja Praktek.
4.4. Hasil Pekerjaan
Penulis melakukan pengamatan dan melakukan Analisis terhadap permasalahan
yang timbul di departemen perawatan mesin Heidelberg SpeedMaster XL 105-
4p. Permasalahan yang timbul selama pengamatan adalah sikap kerja yang
kurang baik dari teknisi saat proses perawatan.
4.4.1. Melakukan Perawatan Secara Berkala Berdasarkan Maintenance
Policy
a. Permasalahan di Perusahaan
Suatu perusahaan harus melakukan perawatan terhadap mesin-mesin
yang dipakai agar umur pemakaiannya dapat bertahan lama dan tidak
menyebabkan kerugian. Perawatan oleh perusahaan harus dilakukan
secara berkala, namun tidak sedikit perusahaan yang melakukan
perawatan secara berkala.
b. Penyelesaian Masalah Selama di Perusahaan
PT. Intan Sejati Klaten memiliki departemen maintenance tersendiri.
Departemen ini memiliki tugas untuk merawat mesin-mesin yang ada agar
awet dan memiliki umur pemakaian yang lama. Berdasarkan data yang
ada, kegiatan perawatan terhadap mesin dilakukan tiap minggu. Hal ini
dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti mesin
rusak saat tengah produksi, minyak pelumas kotor, terdapat kotoran pada
plate cetak. (Ngadiyono, 2010) Secara umum, tujuan utama pemeliharaan
adalah:
i. Menjamin ketersedian optimum peralatan yang tepat guna memenuhi
rencana kegiatan produksi dan proses produksi dapat memperoleh laba
investasi secara maksimal.
ii. Memperpanjang umur produktif suatu mesin pada tempat kerja,
bangunan dan seluruh isinya.
iii. Menjamin ketersediaan seluruh peralatan yang diperlukan dalam kondisi
darurat.
iv. Menjamin keselamatan semua orang yang berada dan
menggunakkan sarana tersebut
Perawatan yang ada pada perusahaan dibagi menjadi tiga, ada perawatan
untuk perbaikan, perawatan untuk pencegahan, dan ada perawatan secara
berkala. Ketiga perawatan ini sangat penting untuk dilakukan.
i. Perawatan untuk perbaikan (Maintenence Improvement) ini dapat
dilakukan dengan cara memodifikasi, mendesain ulang atau bahkan
mengubah total sistem yang ada. Sistem yang ada diubah dan
direkayasa sedemikian mungkin agar sistem mampu mengurangi
kegagalan atau kerusakan yang biasa terjadi pada alat atau mesin.
Kegagalan atau kerusakan yang berkurang yang diakibatkan oleh
sistem yang lama diharapkan akan mengurangi atau menghilangkan
kebutuhan pemeliharaan.
ii. Perawatan untuk pencegahan (Preventif Maintenance) sangat
bervariasi. Perawatan untuk pencegahan mengarah pada perawatan
yang terjadwal, penggantian komponen dengan umur penggunaan yang
tetap (pelumas, karet seal, dll). Kunci untuk melakukan perawatan untuk
pencegahan adalah melakukan perawatan yang terjadwal. Menurut
(Supandi, 2009) tujuan perawatan preventif adalah melokasikan
sumber-sumber kerusakan dan menghilangkannya sebelum kerusakan
terjadi.
Perawatan untuk pencegahan memiliki tiga metode yaitu: Time driven:
program pemeliharaan terjadwal, yaitu dimana komponen diganti
berdasarkan waktu atau jarak tempuh pemakaian. Sistem ini banyak
digunakan perusahaan yang menggunakan mesin dengan komponen
yang tidak terlalu mahal. Predictive: pengukuran untuk mendeteksi
timbulnya degradasi sistem (turunnya fungsi), sehingga diperlukan
mencari penyebab gangguan untuk dihilangkan atau dikontrol sebelum
segala sesuatunya membawa dampak penurunan fungsi komponen
secara signifikan. Proactive: perbaikan mesin didasarkan hasil studi
kelayakan mesin. Sistem ini banyak diaplikasikan pada industri yang
menggunakan mesin-mesin dengan komponen yang berharga mahal.
iii. Corrective Maintenance adalah sistem perawatan yang dilakukan ketika
sistem produksi berhenti berfungsi atau tidak sesuai dengan kondisi
operasi yang diharapkan. Pada umumnya berhentinya sistem
diakibatkan kerusakan komponen yang telah atau sedang dalam proses
kerusakan. Kerusakan yang terjadi umumnya akibat tidak dilakukannya
31
kegiatan preventive maintenance maupun telah dilakukannya kegiatan
preventive maintenance tetapi kerusakan dalam batas dan kurun waktu
tertentu tetap rusak.
Proses perawatan yang berlangsung saat kerja praktek di PT. ISK
diadakan tiap minggu pada hari Selasa. Perbaikan yang dilakukan berupa
penggantian oli, pengecekan filter, pelumasan dan pembersihan mesin.
Jadwal perawatan yang ada sebagai berikut.
Tabel 4.1. Jadwal Perawatan Mesin
FORM PERAWATAN MESIN
ANALISIS SASARAN MUTU : Perawatan Mesin sesuai Jadwal dengan Target 100%
Bulan: Juli 2017
Mesin Heidelberg Speed Master 105-4P
No. Nama Proses Dep. Jadwal
Tanggal Realisasi Status keterangan
1 2 3 4
5 Pelumasan
Cetak
X 4 OK
Cek Filter X X X X 4 11 18 25 OK
Cek oli X X X X 4 11 18 25 OK
Cleaning X 4 OK
FORM PERAWATAN MESIN
ANALISIS SASARAN MUTU : Perawatan Mesin sesuai Jadwal dengan Target 100%
Bulan: Agustus 2017
Mesin Heidelberg Speed Master 105-4P
No. Nama Proses Dep. Jadwal
Tanggal Realisasi Status keterangan 1 2 3 4
5 Pelumasan
Cetak
X 1 OK
Cek Filter X X 1 8 OK
Cek oli X X 1 8 OK
Cleaning X 1 OK
Tabel penjadwalan diatas menunjukan adanya aktivitas perawatan pada
bulan Juli hingga Agustus selama masa kerja praktek berlangsung. Pada
setiap awal bulan, perawatan yang dilakukan berupa pelumasan, dan
proses cleaning. Pelumasan dilakukan kepada setiap komponen mesin
yang bergerak. Pelumasan dilakukan dengan tujuan menjaga agar
komponen mesin tidak rusak saat bergerak dan tidak menjadi aus. Proses
yang dilakukan selanjutnya adalah cleaning dengan cara membersihkan
komponen-komponen mesin agar tidak kotor dan berkarat. Komponen
mesin yang kotor dapat menimbulkan kerusakan saat aktivitas produksi
mesin berlangsung. Kedua proses ini hanya dilakukan pada minggu
pertama tiap minggu. Pada bulan Juli 2017, PT. ISK sudah melakukan
proses perawatan berupa pelumasan dan proses cleaning. Kedua proses
ini telah dilaksanakan dengan hasil OK. Pengertian OK yang tertera pada
Tabel 4.1 berarti status perawatan sudah bagus dan tidak ada masalah.
Proses penggantian pelumas dan cleaning dilakukan pada tanggal 4 Juli
2017 dan 8 Agustus 2017. Proses lainnya yang dilakukan oleh PT. ISK
adalah proses pengecekan oli dan pengecekan filter. Proses pengecekan
oli dan pengecekan filter dilakukan setiap minggu. Oli yang di cek dan
dinilai sudah kurang bagus akan diganti, sedangkan filter dicek sekaligus
dibersihkan. Filter sebagai saluran penyaring harus dalam keadaan bersih
sehingga tinta yang dikeluarkan tidak akan terkontaminasi atau warna yang
dihasilkan tidak tercampur dengan warna lain. Penggantian seal karet
termasuk di dalam proses pengecekan filter. Pemberian pelumas dilakukan
tiap awal bulan karena teknisi menganggap pemberian pelumas memiliki
masa pemakaian hingga satu bulan saja. Proses pengecekan oli dan
pengecekan filter dilakukan per minggu agar kondisi mesin saat
pemakaian menjadi prima dan tidak timbul masalah. Proses pengecekan oli
dan pengecekan filter dilakukan tiap hari Selasa. Keempat proses ini
merupakan respon dari tindakan perawatan untuk pencegahan karena PT.
ISK mencoba mencegah terjadinya kerusakan dengan melakukan
perawatan, pengecekan dan penggantian secara berkala.
c. Penyelesaian Masalah Berdasarkan Teori
Menurut (Ngadiyono, 2010) program pemeliharaan terjadwal, yaitu dimana
komponen diganti berdasarkan waktu atau jarak tempuh pemakaian.
Sistem ini banyak digunakan perusahaan yang menggunakan mesin
dengan komponen yang tidak terlalu mahal. Perawatan harus dilakukan
dengan waktu yang spesifik, terjadwal dan secara berkala. Kegiatan ini
harus dilakukan untuk mengantisipasi adanya gangguan yang dapat
menyebabkan kerugian lebih besar. Contoh dengan mengganti pelumas
secara berkala maka akan mesin tidak cepat aus, jika mesin aus biaya
untuk menggantinya bisa jadi lebih mahal daripada hanya untuk biaya
mengganti pelumas. Menurut (Ngadiyono, 2010) pengukuran untuk
mendeteksi timbulnya degradasi sistem (turunnya fungsi), sehingga
diperlukan mencari penyebab gangguan untuk dihilangkan atau dikontrol
33
sebelum segala sesuatunya membawa dampak penurunan fungsi
komponen secara signifikan. Teori ini mengacu pada penggantian seal
karet dan pelumas serta pembersihan filter dan proses cleaning.
Penggantian dilakukan secara berkala agar tidak membuat kerusakan
lainnya saat kualitas pelumas dan seal karet berkurang.
Menurut (Muhtadi, 2009) Manfaat yang akan didapat dari pelaksanaan
manajemen pemeliharaan terhadap mesin-mesin khususnya adalah
terjaganya suatu kondisi atau standar yang dapat diterima atau dibutuhkan
untuk menjaga semua fasilitas dalam kondisi siap pakai sehingga
menciptakan kegiatan yang terencana untuk mendapatkan optimalisasi
laba. Manajemen pemeliharaaan mengutamakan pencapaian efiisiensi,
tetapi dalam penerapannya pemeliharaan dapat diterapkan jika jam operasi
peralatan tersebut masih dalam petunjuk pabrikan, jika sudah memenuhi
jam operasi maka peralatan tersebut harus diganti karena telah dilakukan
test oleh pabrikan, jika hal ini tidak dilakukan dikhawatirkan kerusakan yang
lebih parah akan terjadi dan kerugian lebih besar.
d. Perbandingan Penyelesaian Permasalahan
Penyelesaian yang dilakukan oleh perusahaan dan penyelesaian masalah
berdasarkan teori sudah sesuai, perawatan yang dilakukan sudah
memenuhi tujuan pemeliharaan yaitu untuk menjaga kondisi mesin agar
tetap baik. Kondisi yang dinginkan adalah agar mesin dapat digunakan
sesuai dengan tujuan usaha.
4.4.2. Analisis Sikap Kerja Teknisi Saat Melakukan Proses Perawatan
a. Permasalahan di Perusahaan
Permasalahan yang timbul adalah sikap kerja yang buruk dari teknisi saat
proses perawatan berlangsung. Hal ini diamati oleh penulis saat kerja
praktek. Teknisi sering kebingungan mencari alat dan komponen dari part
mesin yang sedang dibongkar. Alat-alat yang digunakan juga terlihat kotor
dan berkarat. Keadaan seperti ini menurut pembimbing lapangan penulis
merupakan suatu keadaan yang kurang ideal, maka dari itu penulis diminta
untuk meneliti masalah ini.
b. Penyelesaian Masalah Selama di Perusahaan
Kegiatan yang dilakukan teknisi saat proses perawatan adalah melepas
part mesin, mengganti seal karet, mengganti pelumas, serta
membersihkan bagian-bagian mesin yang lainnya. Peralatan yang
digunakan berupa obeng, kunci pas, kunci L, dan tang. Adapun komponen
yang dicopot berupa mur, baut, dan ring. Penulis mengamati saat proses
perawatan, seringkali peralatan dan komponen diletakan secara
sembarangan atau tercecer sehingga saat hendak memasang komponen
kembali maka teknisi sering kali kebingungan menemukan. Saat proses
perawatan selama kerja praktek, teknisi sering meminta bantuan dari
penulis atau rekan teknisi lainnya untuk membantu menemukan alat atau
komponen yang dicari. Hal ini terjadi karena teknisi belum memiliki sikap
kerja yang baik dalam bekerja terutama di bidang departemen perawatan.
Peralatan yang digunakan oleh teknisi juga terlihat berkarat. Peralatan
yang berkarat dapat mengurangi umur pemakaian dari peralatan yang
dipakai. Teknisi merasa hal ini bukan merupakan suatu masalah yang
besar karena teknisi merasa sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini.
Nyatanya jika ditelusuri lebih lanjut hal ini dapat berpengaruh buruk
terhadap proses produksi.
c. Penyelesaian Masalah Berdasarkan Teori
Menurut (Supandi, 2009) faktor-faktor yang dapat menimbulkan hambatan
pekerjaan adalah:
i. Menunggu order yang terlalu lama.
ii. Mengunjungi suatu tempat untuk mengetahui apa yang harus
dilakukan.
iii. Mengadakan perjalanan yang tidak perlu.
iv. Banyaknya perjalanan untuk mengambil atau mengembalikan barang.
v. Terlalu banyaknya pekerja yang turut campur tangan pada pekerjaan
yang sebenarnya dapat lebih mudah ditangani oleh sedikit pekerjaan.
vi. Menunggu selesainya pekerjaan dari jenis ketrampilan yang lain.
vii. Mencari tempat kerja.
viii. Mencoba untuk memperbaiki informasi yang tidak jelas.
ix. Hilangnya waktu karena pembatalan order.
Metode yang dapat diterapkan yaitu metode 5R yaitu resik, rapi, ringkas,
rawat dan rajin. Metode ini merupakan dari 5 gabungan sikap yang baik
dalam bekerja. Sikap resik membuat tempat sekitar menjadi lebih bersih,
sehingga teknisi dapat merasa nyaman. Sikap rapi akan membuat teknisi
lebih cepat menemukan peralatan yang digunakan. Teknisi harus
merapikan peralatan dan komponen kerja, bisa dengan cara menyusun
35
peralatan, mengelompokan komponen dan peralatan, atau memberi tanda.
Sikap ringkas yang dapat dilakukan oleh teknisi berupa membuat daftar
peralatan dan komponen yang dibutuhkan, teknisi harus mengurangi
peralatan yang tidak perlu. Teknisi juga dapat memberi tanda pada
peralatan yang akan digunakan, contoh memberi simbol, membedakan
warna dan lain-lain. Sikap rawat yang dapat dilakukan teknisi perawatan di
PT. ISK adalah membersihkan peralatan setelah dipakai, tidak
menggunakan secara berlebihan, dan menggunakan peralatan sesuai
fungsinya. Sikap selanjutnya adalah sikap rajin, sikap ini harus dimiliki oleh
setiap teknisi perawatan untuk memastikan keempat sikap lainnya dapat
dilakukan. Teknisi harus rajin membersihkan stasiun kerja, merapikan dan
meringkas peralatan, serta rajin merawat peralatan dan komponen.
d. Perbandingan Penyelesaian Masalah
Penyelesaian masalah yang ada pada perusahaan belum sesuai dengan
teori yang diajarkan pada program studi Teknik Industri UAJY. Penulis
menyarankan agar teknisi menerapkan sikap 5R dalam bekerja untuk
meningkatkan hasil kerja atau diberi pelatihan tentang cara meningkatkan
produksi.
BAB 5
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
PT. Intan Sejati Klaten adalah sebuah perusahaan percetakaan dimana produk
akhirnya berupa buku, majalah, kalender, nota, dsb. Selama masa kerja praktek,
penulis ditempatkan pada departemen maintenance. Aktivitas utama penulis
pada departemen maintenance adalah untuk membantu perusahaan dalam
menyelesaikan permasalahan yang muncul di dalam proses maintenance. Hal ini
berguna untuk melancarkan proses produksi yang ada.
5.2. Saran
Penulis melampirkan saran yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
kedepannya.
Membuat standar ketetapan materi untuk departemen perawatan yang akan
diberi kepada peserta kerja praktek.
Membuat catatan untuk riwayat maintenance dan melakukan pencatatan
terhadap permasalahan yang muncul saat maintenance agar dapat diperbaiki
dan dipantau.
37
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2017. Data Maintenance (Data Perusahaan). Departemen Maintenance,
PT. Intan Sejati Klaten.
Muhtadi, M. Z. Z. (2009) Manajemen Pemeliharaan Untuk Optimalisasi Laba
Perusahaan. 8(1). 35-43.
Ngadiyono, Yatin. 2010. “Pemeliharan Mekanik Industri”. Yogyakarta:
Deepublish.
Sejati, Intan. “Profil”. 30 Oktober 2017. http://intansejati.co.id/.
Supandi. 2009. “Manajemen Perawatan Industri”. Bandung: Ganeca Exact.