laporan kemajuan pkm-kc 2015

23
LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM BUGGYMOP, ROBOT PENGEPEL RUANGAN BERBASIS BEETLEBOT YANG RINGAN DAN MUDAH DIOPERASIKAN UNTUK MASYARAKAT FASTLANE DAN MASYARAKAT DENGAN DISABILITAS BIDANG KEGIATAN: PKM KARSA CIPTA Diusulkan Oleh: Richard Harish 03011281419088 Angkatan 2014 Antonius Manahatan S. 03121002070 Angkatan 2012 Timotius Wira Yudha 04121401065 Angkatan 2012 UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA 2015

Upload: timotius-wira-yudha

Post on 06-Apr-2016

165 views

Category:

Documents


34 download

DESCRIPTION

Revolusi kesehatan pada abad ke-19 telah mengubah pandangan manusia terhadap penyakit dan agen kausatifnya. Manusia menemukan mikroorganisme, dan secara subsekuen beragam mikroorganisme diidentifikasi sebagai kausa terjadinya penyakit infeksi. Lalu, manusia mencari countermeasure untuk menghadapi mikroorganisme ini, dengan munculnya ‘revolusi kebersihan’. Manusia mulai peduli terhadap kebersihan diri sendiri dan kebersihan lingkungan di sekitarnya. Revolusi kebersihan ini menginisiasi kemajuan yang pesat terhadap angka harapan hidup, teknologi, dan kesejahteraan. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, munculnya globalisasi menimbulkan sebuah tantangan baru, terciptanya masyarakat fastlane, yang relatif mengabaikan kebersihan rumah – dengan menyapu dan mengepel. Di samping itu, disabilitas motorik dan self-care telah membuat sebagian masyarakat tidak mampu untuk membersihkan rumah. Teknologi modern telah menghasilkan kemampuan automasi, kemampuan sebuah mesin untuk menjalankan dirinya sendiri. Kemampuan ini dimiliki oleh robot. Berbagai macam robot telah diciptakan untuk membantu pekerjaan manusia, seperti pekerjaan industrial, pertanian, dan kesehatan.Salah satu solusi untuk kendala di atas adalah pembuatan robot pengepel. Buggymop adalah prototipe robot pengepel yang dibuat berdasarkan Beetlebot karya Jérôme Demers, robot berbentuk kumbang yang akan mengubah arah geraknya jika menabrak sebuah halangan.Beetlebot menggunakan 2 motor berukuran 1,5 V yang dihubungkan ke 2 sakelar SPDT. Sakelar ini akan diperpanjang dengan penambahan antena, yang jika tertekan (tertabrak) akan menyebabkan pengubahan arah gerak motor di sisi kontralateral secara sesaat. Pengubahan arah gerak motor ini akan menyebabkan beloknya arah gerak robot. Dengan menambahkan kain pel di bagian depan robot, Beetlebot memiliki fungsi baru, dan menjadi Buggymop. Pelaksanaan PKM Buggymop diawali dengan perencanaan kegiatan dan pembuatan desain produk. Setelah itu, pelaksanaan diikuti dengan pembelian alat dan bahan. Saat Buggymop dirakit, ada beberapa penyimpangan dari desain awal yang justru meningkatkan utilitas robot. Setelah prototipe Buggymop selesai dirakit, dilakukan konsultasi bersama dosen pembimbing. Pengujian Buggymop dilakukan dengan metode eksperimental pada jumlah bakteri Escherihia coli dan Staphylococcus aureus di lantai keramik. Ada tiga jenis perlakuan: kontrol, pel konvensional, dan Buggymop. Sampel sedang dianalisis di Laboratorium Klinik Intan untuk uji bakteriologi. Pelaksanaan PKM Buggymop telah mencapai 60%. Tahap selanjutnya yang akan dilaksanakan adalah analisis dan evaluasi data, serta pembuatan laporan akhir dan penyelesaian administratif. PKM ini telah menggunakan dana sebesar Rp 980.400,00.

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kemajuan PKM-KC 2015

i

LAPORAN KEMAJUAN

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

BUGGYMOP, ROBOT PENGEPEL RUANGAN BERBASIS BEETLEBOT

YANG RINGAN DAN MUDAH DIOPERASIKAN

UNTUK MASYARAKAT FASTLANE DAN MASYARAKAT DENGAN

DISABILITAS

BIDANG KEGIATAN:

PKM KARSA CIPTA

Diusulkan Oleh:

Richard Harish 03011281419088 Angkatan 2014

Antonius Manahatan S. 03121002070 Angkatan 2012

Timotius Wira Yudha 04121401065 Angkatan 2012

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA

2015

Page 2: Laporan Kemajuan PKM-KC 2015

ii

Page 3: Laporan Kemajuan PKM-KC 2015

iii

RINGKASAN

Revolusi kesehatan pada abad ke-19 telah mengubah pandangan manusia

terhadap penyakit dan agen kausatifnya. Manusia menemukan mikroorganisme,

dan secara subsekuen beragam mikroorganisme diidentifikasi sebagai kausa

terjadinya penyakit infeksi. Lalu, manusia mencari countermeasure untuk

menghadapi mikroorganisme ini, dengan munculnya ‘revolusi kebersihan’.

Manusia mulai peduli terhadap kebersihan diri sendiri dan kebersihan

lingkungan di sekitarnya. Revolusi kebersihan ini menginisiasi kemajuan yang

pesat terhadap angka harapan hidup, teknologi, dan kesejahteraan. Namun, dalam

beberapa dekade terakhir, munculnya globalisasi menimbulkan sebuah tantangan

baru, terciptanya masyarakat fastlane, yang relatif mengabaikan kebersihan rumah

– dengan menyapu dan mengepel. Di samping itu, disabilitas motorik dan self-care

telah membuat sebagian masyarakat tidak mampu untuk membersihkan rumah.

Teknologi modern telah menghasilkan kemampuan automasi, kemampuan

sebuah mesin untuk menjalankan dirinya sendiri. Kemampuan ini dimiliki oleh

robot. Berbagai macam robot telah diciptakan untuk membantu pekerjaan manusia,

seperti pekerjaan industrial, pertanian, dan kesehatan.

Salah satu solusi untuk kendala di atas adalah pembuatan robot pengepel.

Buggymop adalah prototipe robot pengepel yang dibuat berdasarkan Beetlebot

karya Jérôme Demers, robot berbentuk kumbang yang akan mengubah arah

geraknya jika menabrak sebuah halangan.

Beetlebot menggunakan 2 motor berukuran 1,5 V yang dihubungkan ke 2

sakelar SPDT. Sakelar ini akan diperpanjang dengan penambahan antena, yang jika

tertekan (tertabrak) akan menyebabkan pengubahan arah gerak motor di sisi

kontralateral secara sesaat. Pengubahan arah gerak motor ini akan menyebabkan

beloknya arah gerak robot. Dengan menambahkan kain pel di bagian depan robot,

Beetlebot memiliki fungsi baru, dan menjadi Buggymop.

Pelaksanaan PKM Buggymop diawali dengan perencanaan kegiatan dan

pembuatan desain produk. Setelah itu, pelaksanaan diikuti dengan pembelian alat

dan bahan. Saat Buggymop dirakit, ada beberapa penyimpangan dari desain awal

yang justru meningkatkan utilitas robot. Setelah prototipe Buggymop selesai dirakit,

dilakukan konsultasi bersama dosen pembimbing. Pengujian Buggymop dilakukan

dengan metode eksperimental pada jumlah bakteri Escherihia coli dan

Staphylococcus aureus di lantai keramik. Ada tiga jenis perlakuan: kontrol, pel

konvensional, dan Buggymop. Sampel sedang dianalisis di Laboratorium Klinik

Intan untuk uji bakteriologi.

Pelaksanaan PKM Buggymop telah mencapai 60%. Tahap selanjutnya yang

akan dilaksanakan adalah analisis dan evaluasi data, serta pembuatan laporan akhir

dan penyelesaian administratif. PKM ini telah menggunakan dana sebesar Rp

980.400,00.

Kata kunci: robot, higiene, kebersihan, lantai, disabilitas, Beetlebot, rumah-tangga

Page 4: Laporan Kemajuan PKM-KC 2015

iv

DAFTAR ISI

Halaman Sampul ..................................................................................................... i

Halaman Pengesahan ............................................................................................. ii

Ringkasan .............................................................................................................. iii

Daftar Isi ................................................................................................................ iv

Daftar Gambar ........................................................................................................ v

Bab 1. Pendahuluan ................................................................................................ 1

Bab 2. Target Luaran .............................................................................................. 2

Bab 3. Metode ......................................................................................................... 3

3.1. Metode dan Model Pelaksanaan .......................................................... 3

3.2. Prosedur Perancangan Sistem ............................................................. 3

3.3. Cara Kerja Alat ...................................................................................4

3.4. Keunggulan dan Kendala .................................................................... 5

3.5. Pengujian Performa Alat ..................................................................... 6

Bab 4. Hasil yang Dicapai ....................................................................................... 7

4.1. Overview .............................................................................................. 7

4.2. Pembelian Alat dan Bahan ................................................................... 7

4.3. Perakitan Buggymop ............................................................................ 8

4.4. Pengujian Produk ................................................................................. 9

Bab 5. Potensi Hasil ................................................................................................ 9

Bab 6. Rencana Tahapan Berikutnya ..................................................................... 10

Daftar Pustaka ...................................................................................................... 10

Lampiran .............................................................................................................. 11

Lampiran 1. Penggunaan Dana ................................................................. 11

Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan .......................................................... 13

Page 5: Laporan Kemajuan PKM-KC 2015

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Diagram listrik Beetlebot ............................................................... 4

Gambar 2 Tampak bawah Buggymop ........................................................... 13

Gambar 3 Rangkaian elektronik Buggymop .................................................. 13

Gambar 4 Alat dan bahan perakitan Buggymop ............................................ 14

Gambar 5 Proses perakitan Buggymop .......................................................... 14

Gambar 6 Main body ..................................................................................... 15

Gambar 7 Buggymop yang telah selesai ........................................................ 15

Gambar 8 Konsultasi bersama dosen pembimbing ........................................ 16

Gambar 9 Proses pengujian produk ............................................................... 16

Gambar 10 Sampel kerukan lantai di SMA Xaverius 1 Palembang ................ 17

Gambar 11 Nota pembayaran .......................................................................... 17

Gambar 12 Nota laboratorium ......................................................................... 18

Page 6: Laporan Kemajuan PKM-KC 2015

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Sebelum munculnya pengetahuan tentang sel, penyakit dianggap sebagai

sesuatu yang terjadi akibat intervensi supranatural, dan munculnya outbreak

penyakit infeksi dianggap sebagai sesuatu yang harus dihadapi dan dipasrahi.

Akibatnya, pengetahuan tentang kebersihan juga kurang berkembang. Dunia tidak

mengenal mikroorganisme sebagai agen kausatif penyakit infeksi.

Tubuh manusia memiliki berbagai macam mekanisme counter terhadap

mikroorganisme. Sebenarnya, sedikit stres mikroorganismal berkorelasi dengan

rendahnya kejadian penyakit Alzheimer karena stres mampu meningkatkan kerja

sistem imun (Fox, 2013). Namun, jika stres melampaui threshold tubuh atau terjadi

imunosupresi, berbagai macam penyakit infeksi akan muncul.

Penemuan senyawa antiseptik oleh Ignaz Semmelweis dan Joseph Lister

pada abad ke-19 telah menjadi tonggak ‘revolusi kebersihan’ di seluruh dunia.

Revolusi kebersihan ini menimbulkan peran yang sangat signifikan terhadap angka

harapan hidup, kemajuan teknologi, dan kesejahteraan secara umum. Revolusi

kebersihan mengubah cara manusia membersihkan dirinya dan lingkungan di

sekitarnya. Manusia mulai mandi menggunakan sabun, mencuci tangan, dan

membersihkan bangunan. Biasanya, bangunan dibersihkan dengan disapu terlebih

dahulu, kemudian dipel.

Kecenderungan masyarakat untuk mengikuti globalisasi memiliki salah satu

konsekuensi yang ‘baik’, yaitu terciptanya masyarakat fastlane. Masyarakat

fastlane cenderung untuk mengabaikan kebersihan rumah – jarang menyapu dan

mengepel dengan alasan subjektif yang sederhana, ‘tidak ada waktu’.

Masyarakat dengan disabilitas motorik dan kemampuan self-care juga

memiliki kendala untuk mengepel. Di Indonesia, prevalensi disabilitas motorik

adalah 16,3% dan prevalensi disabilitas self-care adalah 3,8% (Mont, 2007). Jika

digabung, 20% masyarakat Indonesia memiliki disabilitas yang membuat mereka

terkendala untuk merawat rumah, khususnya dengan mengepel.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membuat sebuah prototipe robot

pengepel yang dinamai Buggymop. Robot ini akan dirancang berdasarkan

Beetlebot, robot berbentuk kumbang yang akan mengubah arah geraknya jika

menabrak objek yang keras. Dengan bahan yang relatif murah didapat, Buggymop

berpotensi menjadi solusi agar masyarakat lebih peduli untuk merawat rumah.

Page 7: Laporan Kemajuan PKM-KC 2015

2

BAB 2

TARGET LUARAN

a. Artikel Ilmiah tentang Buggymop. Artikel ini akan berguna bagi siapa saja yang

ingin mengembangkan produk baru berdasarkan prototipe ini, atau yang mau

meng-improve Buggymop dan memberi kritik/saran.

b. Prototipe Buggymop. Prototipe yang nyata akan memberikan manfaat bagi

banyak orang. Masyarakat akan tertarik untuk menggunakan Buggymop, dan

reviewer akan meneliti Buggymop ini lebih lanjut untuk dibuat lebih baik di

masa depan.

Page 8: Laporan Kemajuan PKM-KC 2015

3

BAB 3

METODE

3.1. Metode dan Model Pelaksanaan

Kegiatan dilakukan menggunakan metode studi eksperimental, berbeda

dengan konsep studi observasional yang dipilih saat program diajukan. Tahap awal

penelitian adalah menentukan desain produk Buggymop menggunakan program

desain 3 dimensi (SketchUp 2014) dan menentukan alat dan bahan yang akan

digunakan.

Kegiatan direncanakan dengan perakitan 3 unit Buggymop, tetapi saat

pelaksanaan, hanya 1 unit yang berhasil dirakit karena keterbatasan sumber daya

(stok komponen di toko habis). Uji coba dilakukan dengan menghitung jumlah

bakteri yang terlihat pada pulasan Gram per lapangan pandang kerukan lantai pada

dua waktu: sebelum perlakuan dan setelah perlakuan. Bakteri yang diobservasi

adalah Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.

Akhirnya, akan dilakukan pemprosesan data menggunakan software SPSS

dan akan di-input ke laporan akhir penelitian.

3.2. Prosedur Perancangan Sistem

Buggymop akan dibuat berdasarkan desain Beetlebot oleh Jérôme Demers,

namun dengan modifikasi berupa penambahan aksesori fungsional seperti kain pel

dan substitusi beberapa material yang sulit didapat di pasaran.

Desain Buggymop akan dibuat menggunakan program SketchUp 2014.

Buggymop terdiri dari 3 komponen utama: badan robot, kain pel, dan cangkang.

Cangkang ini juga memiliki nilai fungsional, yaitu sebagai reservoar air pel.

Badan robot terbuat dari dua buah sakelar SPDT yang di-mount pada socket

baterai AA, dan di bagian kiri dan kanan ditambahkan masing-masing sebuah motor

1,5 V. Bagian-bagian ini akan dihubungkan dengan kabel melalui susunan yang

akan dijelaskan kemudian. Untuk convenience, Buggymop akan dilengkapi dengan

sakelar on-off utama.

Saat program diajukan, kain pel akan ditambahkan di bagian depan robot,

dan terletak lebih distal dari antena. Ukuran kain pel yang ideal adalah 20*7 cm,

dan akan dihubungkan ke badan robot melalui pegas. Sementara, dalam

pelaksanaan, kain pel yang digunakan berukuran 10*4 cm yang difiksasi

menggunakan pelat aluminium dan dihubungkan ke badan utama robot

menggunakan sisa badan mini 4WD yang didapatkan saat membeli motor.

Page 9: Laporan Kemajuan PKM-KC 2015

4

Saat program diajukan, cangkang Buggymop akan dibuat dari plastik botol

air minum 1,5 L, dan akan dihubungkan ke kain pel melalui selang dengan diameter

0,5 cm. Pada cangkang, akan dibuat lubang dengan diameter yang relatif kecil untuk

mengalirkan air secara kontinu. Cangkang difiksasi dengan klip kertas. Dalam

pelaksanaan, ada dua cangkang yang digunakan: cangkang badan dan cangkang

reservoar.

Cangkang badan dibuat menggunakan sisa badan mini 4WD. Adanya

cangkang badan ini memungkinkan pemasangan saklar utama (gambar terlampir).

Cangkang reservoar menggunakan sisa botol air minum 600 mL dan dihubungkan

ke bagian midline badan Buggymop.

3.3. Cara Kerja Alat

Gambar 1. Diagram listrik Beetlebot (Torrone, 2008)

Sakelar SPDT memiliki 3 koneksi: NC (normally closed), NO (normally

open), dan C (common). Setiap motor terhubung ke koneksi C ipsilateral. Kedua

koneksi NO terhubung ke kutub negatif baterai. Kedua koneksi NC terhubung ke

kutub positif baterai (Torrone, 2008).

Pada sebuah rangkaian paralel, arus akan terpecah berbanding terbalik

dengan hambatan, dan tegangan akan tetap dan sama pada seluruh hambatan.

Ketika robot kumbang sedang tidak menabrak apa-apa, tegangan dari bagian positif

baterai akan masuk ke kedua motor melalui terminal NC. Dalam keadaan ini,

bagian negatif baterai tidak digunakan. Ini akan menyebabkan kedua motor

bergerak ke arah yang berlawanan, yang akhirnya menyebabkan robot bergerak

lurus ke depan.

Page 10: Laporan Kemajuan PKM-KC 2015

5

Ketika sebuah sakelar diaktifkan, sirkuit dipindahkan ke bagian negatif

baterai, melalui terminal NO. Ini menyebabkan reverse arah gerak motor pada sisi

yang bersangkutan (kontralateral sisi antena yang menabrak). Ketika kedua sakelar

diaktifkan, kedua motor bergerak reverse, dan menyebabkan robot untuk bergerak

mundur sebentar.

3.4. Keunggulan Dan Kendala

Penggunaan robot untuk mengepel memiliki berbagai keunggulan. Pertama,

pengguna dapat menghemat waktu mengepel untuk mengerjakan kegiatan lain.

Selain itu, penggunaan robot akan mengurangi risiko terpeleset dibandingkan saat

mengepel manual, walaupun belum ada data pasti tentang ini. Lebih lanjut lagi,

pengoperasian Buggymop yang simpel akan membuat produk ini sangat praktis.

Pengguna hanya tinggal mengisi reservoar dengan air pel (air dengan disinfektan)

dan menyalakan sakelar utama.

Robot-robot pengepel sudah dapat ditemukan di berbagai toko hardware,

namun Buggymop memiliki beberapa keunggulan tersendiri, berupa.

1. Biaya pembuatan yang lebih terjangkau, karena kebanyakan robot pengepel

di pasar menggunakan komponen yang mahal dan sulit didapat.

2. Lebih ringan, dan lebih mudah diambil oleh pengguna dengan disabilitas

(seperti pengguna kursi roda) saat pengepelan selesai.

3. Pengoperasian yang relatif lebih mudah, karena Buggymop hanya memiliki

satu sakelar, dibandingkan dengan robot pengepel konvensional yang

memiliki banyak tombol.

Sekalipun memiliki banyak keunggulan, Buggymop juga mengalami

beberapa kendala. Buggymop tidak memiliki timer, yang menyebabkan robot harus

dihentikan secara manual atau menunggu baterainya habis. Buggymop juga belum

menggunakan panel surya sebagai sumber energi yang dapat diperbarui.

Produk ini akan di-improve dengan menambahkan strap pada pelat

aluminium yang dihubungkan dengan kain pel. Penambahan strap ini

memungkinkan kain pel untuk diganti dan dicuci.

Saat perancangan produk, tidak ditemukan masalah yang berarti dengan

mobilitas Buggymop. Namun, saat produk diuji, ditemui beberapa masalah

mobilitas. Salah satunya adalah terganggunya pergerakan robot saat robot

menabrak halangan yang letaknya tegak lurus. Masalah lainnya adalah rapuhnya

rangkat prototipe yang dibuat, karena hanya dihubungkan dengan lem panas.

Page 11: Laporan Kemajuan PKM-KC 2015

6

3.5. Pengujian Performa Alat

Saat proposal diajukan, metode yang dipilih adalah studi observasional.

Penulis akan memilih tiga lokasi untuk mengambil sampel kerukan: lantai keramik,

lantai semen, dan lantai karpet. Lantai akan dikeruk pada 3 waktu: sebelum

perlakuan, setelah penyapuan, dan setelah pengepelan menggunakan Buggymop.

Lokasi yang dipilih adalah SMA Xaverius 1 Palembang.

Selama pelaksanaan, ditambah dengan konsultasi bersama dosen dan

banyak pertimbangan, metode yang digunakan adalah studi eksperimental. Lantai

yang digunakan hanya lantai keramik, dan diberi tiga perlakuan yang berbeda:

kontrol – hanya disiram dengan air, drug of choice – dipel menggunakan air

desinfektan dengan pel konvensional, dan Buggymop – dipel menggunakan air

desinfektan dengan Buggymop.

Sampel diambil menggunakan kapas lidi dan dimasukkan ke tabung reaksi

steril. Kerukan lantai ini sedang diperiksa di bawah mikroskop cahaya dengan

pulasan Gram. Pulasan ini akan dapat mendeteksi bakteri Gram positif dan bakteri

Gram negatif yang terdapat dalam kerukan lantai.

Data akan dianalisis dan dipresentasikan dalam bentuk tabel dan grafik.

Dalam penelitian ini, akan dihitung jumlah bakteri pada minimal 50 lapangan

pandang dalam masing-masing kerukan lantai. Data ini akan memberikan

gambaran efektivitas metode pembersihan setelah pengepelan menggunakan

Buggymop dengan membandingkan jumlah bakteri sebelum dan setelah perlakuan

pada ketiga jenis perlakuan.

Saat catatan harian tahap pertama ditulis, laboratorium yang dipilih adalah

Laboratorium Kompas di Jl. Lingkaran, Palembang. Saat pelaksanaan,

laboratorium yang dipilih untuk menganalisis sampel adalah Laboratorium Klinik

Intan yang terletak di Jl. K. S. Tubun, Palembang.

Page 12: Laporan Kemajuan PKM-KC 2015

7

BAB 4

HASIL YANG DICAPAI

4.1. Overview

No Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4

Tahap 1: Persiapan

1 Mendesain rencana program

2 Menentukan desain alat

3 Catatan harian tahap 1

Tahap 2: Pembuatan Buggymop

1 Pembelian material dan tools

2 Perakitan Buggymop

3 Catatan harian tahap 2

Tahap 3: Pengujian Buggymop

1 Penentuan lokasi sampel

2 Observasi Buggymop

3 Catatan harian tahap 3

Tahap 4: Analisis dan Evaluasi

1 Analisis data pengujian

2 Evaluasi data pengujian

3 Catatan harian tahap 4

Tahap 5: Laporan Akhir

1 Pembuatan laporan akhir

2 Penyelesaian administratif

Legenda

Aa : terlaksana

Aa : belum terlaksana

Program yang dirancang telah terlaksana sebanyak 15 dari 25 kotak (60%).

Prototipe Buggymop telah selesai dirakit dan diuji. Saat laporan kemajuan ini

ditulis, sampel sedang dianalisis di laboratorium klinik Intan.

4.2. Pembelian Alat dan Bahan

Pembelian alat dan bahan dilakukan pada tanggal 27 Mei 2015 di berbagai

lokasi yang berbeda di Palembang. Pembelian dilakukan di Pasar Swalayan JM

Kenten, Grand JM Palembang Square, Ace Hardware Palembang Square, Irama

Baru Elektronik, dan Toko Ledian Elektronik. Rincian biaya pembelian alat dan

bahan terlampir.

Page 13: Laporan Kemajuan PKM-KC 2015

8

4.3. Perakitan Buggymop

Perakitan dilakukan pada tanggal 28-29 Mei 2015 di rumah salah satu

anggota kelompok, Timotius Wira Yudha. Foto proses pembuatan terlampir. Proses

pembuatan Buggymop adalah sebagai berikut.

Pembuatan Main Body (Beetlebot)

1. Menempelkan 2 sakelar SPDT pada soket baterai dengan sudut 900

2. Mengambil motor dari 2 unit mini 4WD dengan merk dan model yang sama

3. Memotong pelat aluminium sebesar 7,5*2 cm

4. Membengkokkan pelat aluminium sebanyak 2,25 cm di sisi kiri dan kanan

sebanyak 450

5. Menempelkan kedua motor pada pelat aluminium (konfigurasi kutub positif

dan negatif terlampir pada desain)

6. Menempelkan pelat aluminium dengan motor pada soket baterai tepat di

belakang sakelar SPDT

7. Memotong bagian depan dan belakang chassis mini 4WD untuk membuat

cangkang badan Buggymop dan roda stabiliser

8. Menyolder rangkaian elektrik Buggymop (terlampir di desain)

9. Menyolder sakelar ON/OFF utama sekaligus menempelkan cangkang

badan ke soket baterai

10. Menyolder antena ke SPDT

Pembuatan Reservoar

1. Memotong botol air minum 600 mL pada segmen 4,5 cm dan 12 cm dari

alas botol

2. Membuat dua lubang pada bagian bawah segmen tanpa-tutup-tanpa-alas

3. Menempelkan sisa roda mini 4WD pada lubang yang telah dibuat (roda

belum mobil karena diameter botol air minum lebih besar dari lebar poros

roda)

4. Memotong 3 pelat aluminium, masing-masing sebesar 5*1 cm, 5*1 cm, dan

6*2 cm

5. Membengkokkan kedua pelat aluminium berukuran 5*1 cm sebanyak 0,5

cm di sisi kiri dan kanan

6. Menempelkan kedua pelat aluminium di belakang dan depan roda dengan

lem panas

7. Membuat sebuah lubang pada bagian bawah segmen tanpa tutup

8. Memasukkan selang ke lubang yang telah dibuat

9. Memfiksasi selang menggunakan lem panas

10. Menggabungkan kedua segmen menggunakan lem panas

11. Menempelkan pelat aluminium ketiga di bagian depan reservoar (bagian

depan pelat harus berada di depan segmen bawah, refer ke gambar)

Page 14: Laporan Kemajuan PKM-KC 2015

9

Pembuatan roda tambahan untuk subunit reservoar menyimpang dari desain awal,

namun ternyata meningkatkan daya guna Buggymop.

Pembuatan Pel

1. Memotong sisa bagian belakang mini 4WD dan membentuknya agar dapat

difiksasi ke main body

2. Memotong pelat aluminium sebesar 10*2 cm

3. Memotong kain sebesar 10*5 cm

4. Menempelkan kain ke pelat aluminium dengan lid selebar 0,5 cm

5. Menempelkan pelat aluminium ke sisa bagian belakang mini 4WD

Setelah seluruh subunit selesai dirakit, ketiganya digabungkan menggunakan lem

panas.

4.4. Pengujian Produk

Produk diuji pada pukul 15.00 WIB, tanggal 30 Mei 2015, SMA Xaverius

1 Palembang. Pengujian berjalan sesuai rencana. Analisis Gram di Laboratorium

Klinik Intan membutuhkan biaya sebesar Rp 450.000,00.

BAB 5

POTENSI HASIL

a. Masyarakat Indonesia

Buggymop tidak hanya akan memudahkan masyarakat untuk mengepel, tetapi juga

memerkenalkan teknologi robotik. Dengan kehadiran Buggymop, diharapkan

masyarakat semakin aware terhadap kebersihan lingkungan di sekitar mereka.

b. Remaja Indonesia

Buggymop akan meng-encourage remaja untuk peduli dengan kebersihan di

sekitarnya, sekaligus memerkenalkan teknologi robotik. Mengenal teknologi

robotik merupakan salah satu hal yang penting agar remaja Indonesia dapat

bersaing di dunia yang kompetitif.

c. Akademisi

1. Mahasiswa non-teknik akan terdorong untuk menciptakan teknologi

berbasis engineering, sebagai salah satu cara memerluas bidang ilmu.

2. Mahasiswa teknik akan terdorong untuk mengembangkan prototipe ini agar

dapat memiliki nilai fungsional dan estetika yang lebih baik.

Page 15: Laporan Kemajuan PKM-KC 2015

10

3. Menggerakkan siswa/mahasiswa yang cenderung malas memerhatikan

kebersihan lingkungan untuk mulai merawat lingkungan.

d. Masyarakat dengan disabilitas

Buggymop akan sangat bermanfaat bagi masyarakat dengan disabilitas, khususnya

mereka yang menggunakan kursi roda dan mereka dengan disabilitas motorik

lainnya. Pengoperasian Buggymop yang mudah akan membantu masyarakat

dengan disabilitas untuk merawat rumah.

BAB 6

RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Tahap 4: Analisis dan Evaluasi

1 Analisis data pengujian

2 Evaluasi data pengujian

3 Catatan harian tahap 4

Tahap 5: Laporan Akhir

1 Pembuatan laporan akhir

2 Penyelesaian administratif

Tahap analisis dan evaluasi melibatkan analisis data menggunakan software

statistik (SPSS/PASW versi 18). Selama analisis dilakukan, data juga akan

dievaluasi. Tim juga akan mengevaluasi validitas data dan menentukan apakah

Buggymop memiliki efektivitas yang diharapkan.

Setelah analisis dan evaluasi dilakukan, laporan akhir akan dibuat, dan

penyelesaian administratif akan diselesaikan.

DAFTAR PUSTAKA

Fox, Molly. 2013. Hygiene and the World’s Distribution of Alzheimer’s Disease.

Evolution, Medicine, and Public Health Advance Access, 1-22.

Mont, Daniel. 2007. Measuring Disability Prevalence. SP Discussion Paper No.

0706. Special Protection. Washington DC: The World Bank.

Torrone, Phillip. 2008. How-to Tuesday: Make a Beetlebot. Diambil dari:

http://makezine.com/2008/12/13/beetlebot/, diakses 21 September 2014

09.23 WIB.

Page 16: Laporan Kemajuan PKM-KC 2015

11

LAMPIRAN

Lampiran 1. Penggunaan Dana

Tanggal Penggunaan Nama Toko Barang Kuantita

s

Harga

Satuan

Harga Keterangan

27 Mei 2015 IRAMA BARU Testpen 1 10 10

27 Mei 2015 Kotak baterai AA 3 2.5 7.5

27 Mei 2015 Swich Lidah SPDT 3 2.5 7.5

27 Mei 2015 Switch On Off 3 1.5 4.5

27 Mei 2015 Timah (m) 2 2 4

27 Mei 2015 Kabel (m) 2 1 2

27 Mei 2015 LEDIAN Switch Lidah SPDT (other

model)

6 2.5 15

27 Mei 2015 JM KENTEN Cetakan Kue Guangfeng 1 19.5 19.5 Aluminium Plate

27 Mei 2015 Cleaning Towel 1 39.8 39.8 Kain Pel

27 Mei 2015 Sprayer Plastik 2 13.5 27 Water Container,

Pipe

27 Mei 2015 Miniatur Cartoon 2 19.8 39.6 Spring

27 Mei 2015 GRAND JM PALEMBANG

SQUARE

Tamiya Auldey 4 36.5 146 Motor, Body

27 Mei 2015 ACE PALEMBANG

SQUARE

Toolbox 1 208 208

TOTAL 530.4

30 Mei 2015 LABORATORIUM KLINIK

INTAN

Difteri (Gram Stain) 6 75 450

Page 17: Laporan Kemajuan PKM-KC 2015

12

TOTAL 980.4

Catatan: semua harga ditampilkan dalam ribuan rupiah.

Dalam pelaksanaan, beberapa alat dan bahan, seperti bor, glue gun, dan solder tidak dibeli karena sudah tersedia. Perangkat pulasan

Gram tidak dibeli karena analisis bakteriologi dilakukan di Laboratorium Klinik Intan. Tidak ada biaya pengiriman barang karena seluruh

komponen dibeli di Palembang.

Page 18: Laporan Kemajuan PKM-KC 2015

13

Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 2. Tampak bawah Buggymop

Gambar 3. Rangkaian elektronik Buggymop

Page 19: Laporan Kemajuan PKM-KC 2015

14

Gambar 4. Alat dan Bahan perakitan Buggymop

Gambar 5. Proses perakitan Buggymop (fotografer: Anton)

Page 20: Laporan Kemajuan PKM-KC 2015

15

Gambar 6. Main body

Gambar 7. Buggymop yang telah selesai

Page 21: Laporan Kemajuan PKM-KC 2015

16

Gambar 8. Konsultasi bersama dosen pembimbing (fotografer: Richard)

Gambar 9. Proses pengujian produk

Page 22: Laporan Kemajuan PKM-KC 2015

17

Gambar 10. Sampel kerukan lantai keramik di SMA Xaverius 1 Palembang

Gambar 11. Nota pembayaran

Page 23: Laporan Kemajuan PKM-KC 2015

18

Gambar 12. Nota laboratorium. Tertulis “Difteri” karena tidak ada pilihan

pulasan Gram biasa di komputer kasir.