Download - Laporan Kemajuan PKM-KC 2015
i
LAPORAN KEMAJUAN
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
BUGGYMOP, ROBOT PENGEPEL RUANGAN BERBASIS BEETLEBOT
YANG RINGAN DAN MUDAH DIOPERASIKAN
UNTUK MASYARAKAT FASTLANE DAN MASYARAKAT DENGAN
DISABILITAS
BIDANG KEGIATAN:
PKM KARSA CIPTA
Diusulkan Oleh:
Richard Harish 03011281419088 Angkatan 2014
Antonius Manahatan S. 03121002070 Angkatan 2012
Timotius Wira Yudha 04121401065 Angkatan 2012
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2015
ii
iii
RINGKASAN
Revolusi kesehatan pada abad ke-19 telah mengubah pandangan manusia
terhadap penyakit dan agen kausatifnya. Manusia menemukan mikroorganisme,
dan secara subsekuen beragam mikroorganisme diidentifikasi sebagai kausa
terjadinya penyakit infeksi. Lalu, manusia mencari countermeasure untuk
menghadapi mikroorganisme ini, dengan munculnya ‘revolusi kebersihan’.
Manusia mulai peduli terhadap kebersihan diri sendiri dan kebersihan
lingkungan di sekitarnya. Revolusi kebersihan ini menginisiasi kemajuan yang
pesat terhadap angka harapan hidup, teknologi, dan kesejahteraan. Namun, dalam
beberapa dekade terakhir, munculnya globalisasi menimbulkan sebuah tantangan
baru, terciptanya masyarakat fastlane, yang relatif mengabaikan kebersihan rumah
– dengan menyapu dan mengepel. Di samping itu, disabilitas motorik dan self-care
telah membuat sebagian masyarakat tidak mampu untuk membersihkan rumah.
Teknologi modern telah menghasilkan kemampuan automasi, kemampuan
sebuah mesin untuk menjalankan dirinya sendiri. Kemampuan ini dimiliki oleh
robot. Berbagai macam robot telah diciptakan untuk membantu pekerjaan manusia,
seperti pekerjaan industrial, pertanian, dan kesehatan.
Salah satu solusi untuk kendala di atas adalah pembuatan robot pengepel.
Buggymop adalah prototipe robot pengepel yang dibuat berdasarkan Beetlebot
karya Jérôme Demers, robot berbentuk kumbang yang akan mengubah arah
geraknya jika menabrak sebuah halangan.
Beetlebot menggunakan 2 motor berukuran 1,5 V yang dihubungkan ke 2
sakelar SPDT. Sakelar ini akan diperpanjang dengan penambahan antena, yang jika
tertekan (tertabrak) akan menyebabkan pengubahan arah gerak motor di sisi
kontralateral secara sesaat. Pengubahan arah gerak motor ini akan menyebabkan
beloknya arah gerak robot. Dengan menambahkan kain pel di bagian depan robot,
Beetlebot memiliki fungsi baru, dan menjadi Buggymop.
Pelaksanaan PKM Buggymop diawali dengan perencanaan kegiatan dan
pembuatan desain produk. Setelah itu, pelaksanaan diikuti dengan pembelian alat
dan bahan. Saat Buggymop dirakit, ada beberapa penyimpangan dari desain awal
yang justru meningkatkan utilitas robot. Setelah prototipe Buggymop selesai dirakit,
dilakukan konsultasi bersama dosen pembimbing. Pengujian Buggymop dilakukan
dengan metode eksperimental pada jumlah bakteri Escherihia coli dan
Staphylococcus aureus di lantai keramik. Ada tiga jenis perlakuan: kontrol, pel
konvensional, dan Buggymop. Sampel sedang dianalisis di Laboratorium Klinik
Intan untuk uji bakteriologi.
Pelaksanaan PKM Buggymop telah mencapai 60%. Tahap selanjutnya yang
akan dilaksanakan adalah analisis dan evaluasi data, serta pembuatan laporan akhir
dan penyelesaian administratif. PKM ini telah menggunakan dana sebesar Rp
980.400,00.
Kata kunci: robot, higiene, kebersihan, lantai, disabilitas, Beetlebot, rumah-tangga
iv
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ..................................................................................................... i
Halaman Pengesahan ............................................................................................. ii
Ringkasan .............................................................................................................. iii
Daftar Isi ................................................................................................................ iv
Daftar Gambar ........................................................................................................ v
Bab 1. Pendahuluan ................................................................................................ 1
Bab 2. Target Luaran .............................................................................................. 2
Bab 3. Metode ......................................................................................................... 3
3.1. Metode dan Model Pelaksanaan .......................................................... 3
3.2. Prosedur Perancangan Sistem ............................................................. 3
3.3. Cara Kerja Alat ...................................................................................4
3.4. Keunggulan dan Kendala .................................................................... 5
3.5. Pengujian Performa Alat ..................................................................... 6
Bab 4. Hasil yang Dicapai ....................................................................................... 7
4.1. Overview .............................................................................................. 7
4.2. Pembelian Alat dan Bahan ................................................................... 7
4.3. Perakitan Buggymop ............................................................................ 8
4.4. Pengujian Produk ................................................................................. 9
Bab 5. Potensi Hasil ................................................................................................ 9
Bab 6. Rencana Tahapan Berikutnya ..................................................................... 10
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 10
Lampiran .............................................................................................................. 11
Lampiran 1. Penggunaan Dana ................................................................. 11
Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan .......................................................... 13
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Diagram listrik Beetlebot ............................................................... 4
Gambar 2 Tampak bawah Buggymop ........................................................... 13
Gambar 3 Rangkaian elektronik Buggymop .................................................. 13
Gambar 4 Alat dan bahan perakitan Buggymop ............................................ 14
Gambar 5 Proses perakitan Buggymop .......................................................... 14
Gambar 6 Main body ..................................................................................... 15
Gambar 7 Buggymop yang telah selesai ........................................................ 15
Gambar 8 Konsultasi bersama dosen pembimbing ........................................ 16
Gambar 9 Proses pengujian produk ............................................................... 16
Gambar 10 Sampel kerukan lantai di SMA Xaverius 1 Palembang ................ 17
Gambar 11 Nota pembayaran .......................................................................... 17
Gambar 12 Nota laboratorium ......................................................................... 18
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Sebelum munculnya pengetahuan tentang sel, penyakit dianggap sebagai
sesuatu yang terjadi akibat intervensi supranatural, dan munculnya outbreak
penyakit infeksi dianggap sebagai sesuatu yang harus dihadapi dan dipasrahi.
Akibatnya, pengetahuan tentang kebersihan juga kurang berkembang. Dunia tidak
mengenal mikroorganisme sebagai agen kausatif penyakit infeksi.
Tubuh manusia memiliki berbagai macam mekanisme counter terhadap
mikroorganisme. Sebenarnya, sedikit stres mikroorganismal berkorelasi dengan
rendahnya kejadian penyakit Alzheimer karena stres mampu meningkatkan kerja
sistem imun (Fox, 2013). Namun, jika stres melampaui threshold tubuh atau terjadi
imunosupresi, berbagai macam penyakit infeksi akan muncul.
Penemuan senyawa antiseptik oleh Ignaz Semmelweis dan Joseph Lister
pada abad ke-19 telah menjadi tonggak ‘revolusi kebersihan’ di seluruh dunia.
Revolusi kebersihan ini menimbulkan peran yang sangat signifikan terhadap angka
harapan hidup, kemajuan teknologi, dan kesejahteraan secara umum. Revolusi
kebersihan mengubah cara manusia membersihkan dirinya dan lingkungan di
sekitarnya. Manusia mulai mandi menggunakan sabun, mencuci tangan, dan
membersihkan bangunan. Biasanya, bangunan dibersihkan dengan disapu terlebih
dahulu, kemudian dipel.
Kecenderungan masyarakat untuk mengikuti globalisasi memiliki salah satu
konsekuensi yang ‘baik’, yaitu terciptanya masyarakat fastlane. Masyarakat
fastlane cenderung untuk mengabaikan kebersihan rumah – jarang menyapu dan
mengepel dengan alasan subjektif yang sederhana, ‘tidak ada waktu’.
Masyarakat dengan disabilitas motorik dan kemampuan self-care juga
memiliki kendala untuk mengepel. Di Indonesia, prevalensi disabilitas motorik
adalah 16,3% dan prevalensi disabilitas self-care adalah 3,8% (Mont, 2007). Jika
digabung, 20% masyarakat Indonesia memiliki disabilitas yang membuat mereka
terkendala untuk merawat rumah, khususnya dengan mengepel.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membuat sebuah prototipe robot
pengepel yang dinamai Buggymop. Robot ini akan dirancang berdasarkan
Beetlebot, robot berbentuk kumbang yang akan mengubah arah geraknya jika
menabrak objek yang keras. Dengan bahan yang relatif murah didapat, Buggymop
berpotensi menjadi solusi agar masyarakat lebih peduli untuk merawat rumah.
2
BAB 2
TARGET LUARAN
a. Artikel Ilmiah tentang Buggymop. Artikel ini akan berguna bagi siapa saja yang
ingin mengembangkan produk baru berdasarkan prototipe ini, atau yang mau
meng-improve Buggymop dan memberi kritik/saran.
b. Prototipe Buggymop. Prototipe yang nyata akan memberikan manfaat bagi
banyak orang. Masyarakat akan tertarik untuk menggunakan Buggymop, dan
reviewer akan meneliti Buggymop ini lebih lanjut untuk dibuat lebih baik di
masa depan.
3
BAB 3
METODE
3.1. Metode dan Model Pelaksanaan
Kegiatan dilakukan menggunakan metode studi eksperimental, berbeda
dengan konsep studi observasional yang dipilih saat program diajukan. Tahap awal
penelitian adalah menentukan desain produk Buggymop menggunakan program
desain 3 dimensi (SketchUp 2014) dan menentukan alat dan bahan yang akan
digunakan.
Kegiatan direncanakan dengan perakitan 3 unit Buggymop, tetapi saat
pelaksanaan, hanya 1 unit yang berhasil dirakit karena keterbatasan sumber daya
(stok komponen di toko habis). Uji coba dilakukan dengan menghitung jumlah
bakteri yang terlihat pada pulasan Gram per lapangan pandang kerukan lantai pada
dua waktu: sebelum perlakuan dan setelah perlakuan. Bakteri yang diobservasi
adalah Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
Akhirnya, akan dilakukan pemprosesan data menggunakan software SPSS
dan akan di-input ke laporan akhir penelitian.
3.2. Prosedur Perancangan Sistem
Buggymop akan dibuat berdasarkan desain Beetlebot oleh Jérôme Demers,
namun dengan modifikasi berupa penambahan aksesori fungsional seperti kain pel
dan substitusi beberapa material yang sulit didapat di pasaran.
Desain Buggymop akan dibuat menggunakan program SketchUp 2014.
Buggymop terdiri dari 3 komponen utama: badan robot, kain pel, dan cangkang.
Cangkang ini juga memiliki nilai fungsional, yaitu sebagai reservoar air pel.
Badan robot terbuat dari dua buah sakelar SPDT yang di-mount pada socket
baterai AA, dan di bagian kiri dan kanan ditambahkan masing-masing sebuah motor
1,5 V. Bagian-bagian ini akan dihubungkan dengan kabel melalui susunan yang
akan dijelaskan kemudian. Untuk convenience, Buggymop akan dilengkapi dengan
sakelar on-off utama.
Saat program diajukan, kain pel akan ditambahkan di bagian depan robot,
dan terletak lebih distal dari antena. Ukuran kain pel yang ideal adalah 20*7 cm,
dan akan dihubungkan ke badan robot melalui pegas. Sementara, dalam
pelaksanaan, kain pel yang digunakan berukuran 10*4 cm yang difiksasi
menggunakan pelat aluminium dan dihubungkan ke badan utama robot
menggunakan sisa badan mini 4WD yang didapatkan saat membeli motor.
4
Saat program diajukan, cangkang Buggymop akan dibuat dari plastik botol
air minum 1,5 L, dan akan dihubungkan ke kain pel melalui selang dengan diameter
0,5 cm. Pada cangkang, akan dibuat lubang dengan diameter yang relatif kecil untuk
mengalirkan air secara kontinu. Cangkang difiksasi dengan klip kertas. Dalam
pelaksanaan, ada dua cangkang yang digunakan: cangkang badan dan cangkang
reservoar.
Cangkang badan dibuat menggunakan sisa badan mini 4WD. Adanya
cangkang badan ini memungkinkan pemasangan saklar utama (gambar terlampir).
Cangkang reservoar menggunakan sisa botol air minum 600 mL dan dihubungkan
ke bagian midline badan Buggymop.
3.3. Cara Kerja Alat
Gambar 1. Diagram listrik Beetlebot (Torrone, 2008)
Sakelar SPDT memiliki 3 koneksi: NC (normally closed), NO (normally
open), dan C (common). Setiap motor terhubung ke koneksi C ipsilateral. Kedua
koneksi NO terhubung ke kutub negatif baterai. Kedua koneksi NC terhubung ke
kutub positif baterai (Torrone, 2008).
Pada sebuah rangkaian paralel, arus akan terpecah berbanding terbalik
dengan hambatan, dan tegangan akan tetap dan sama pada seluruh hambatan.
Ketika robot kumbang sedang tidak menabrak apa-apa, tegangan dari bagian positif
baterai akan masuk ke kedua motor melalui terminal NC. Dalam keadaan ini,
bagian negatif baterai tidak digunakan. Ini akan menyebabkan kedua motor
bergerak ke arah yang berlawanan, yang akhirnya menyebabkan robot bergerak
lurus ke depan.
5
Ketika sebuah sakelar diaktifkan, sirkuit dipindahkan ke bagian negatif
baterai, melalui terminal NO. Ini menyebabkan reverse arah gerak motor pada sisi
yang bersangkutan (kontralateral sisi antena yang menabrak). Ketika kedua sakelar
diaktifkan, kedua motor bergerak reverse, dan menyebabkan robot untuk bergerak
mundur sebentar.
3.4. Keunggulan Dan Kendala
Penggunaan robot untuk mengepel memiliki berbagai keunggulan. Pertama,
pengguna dapat menghemat waktu mengepel untuk mengerjakan kegiatan lain.
Selain itu, penggunaan robot akan mengurangi risiko terpeleset dibandingkan saat
mengepel manual, walaupun belum ada data pasti tentang ini. Lebih lanjut lagi,
pengoperasian Buggymop yang simpel akan membuat produk ini sangat praktis.
Pengguna hanya tinggal mengisi reservoar dengan air pel (air dengan disinfektan)
dan menyalakan sakelar utama.
Robot-robot pengepel sudah dapat ditemukan di berbagai toko hardware,
namun Buggymop memiliki beberapa keunggulan tersendiri, berupa.
1. Biaya pembuatan yang lebih terjangkau, karena kebanyakan robot pengepel
di pasar menggunakan komponen yang mahal dan sulit didapat.
2. Lebih ringan, dan lebih mudah diambil oleh pengguna dengan disabilitas
(seperti pengguna kursi roda) saat pengepelan selesai.
3. Pengoperasian yang relatif lebih mudah, karena Buggymop hanya memiliki
satu sakelar, dibandingkan dengan robot pengepel konvensional yang
memiliki banyak tombol.
Sekalipun memiliki banyak keunggulan, Buggymop juga mengalami
beberapa kendala. Buggymop tidak memiliki timer, yang menyebabkan robot harus
dihentikan secara manual atau menunggu baterainya habis. Buggymop juga belum
menggunakan panel surya sebagai sumber energi yang dapat diperbarui.
Produk ini akan di-improve dengan menambahkan strap pada pelat
aluminium yang dihubungkan dengan kain pel. Penambahan strap ini
memungkinkan kain pel untuk diganti dan dicuci.
Saat perancangan produk, tidak ditemukan masalah yang berarti dengan
mobilitas Buggymop. Namun, saat produk diuji, ditemui beberapa masalah
mobilitas. Salah satunya adalah terganggunya pergerakan robot saat robot
menabrak halangan yang letaknya tegak lurus. Masalah lainnya adalah rapuhnya
rangkat prototipe yang dibuat, karena hanya dihubungkan dengan lem panas.
6
3.5. Pengujian Performa Alat
Saat proposal diajukan, metode yang dipilih adalah studi observasional.
Penulis akan memilih tiga lokasi untuk mengambil sampel kerukan: lantai keramik,
lantai semen, dan lantai karpet. Lantai akan dikeruk pada 3 waktu: sebelum
perlakuan, setelah penyapuan, dan setelah pengepelan menggunakan Buggymop.
Lokasi yang dipilih adalah SMA Xaverius 1 Palembang.
Selama pelaksanaan, ditambah dengan konsultasi bersama dosen dan
banyak pertimbangan, metode yang digunakan adalah studi eksperimental. Lantai
yang digunakan hanya lantai keramik, dan diberi tiga perlakuan yang berbeda:
kontrol – hanya disiram dengan air, drug of choice – dipel menggunakan air
desinfektan dengan pel konvensional, dan Buggymop – dipel menggunakan air
desinfektan dengan Buggymop.
Sampel diambil menggunakan kapas lidi dan dimasukkan ke tabung reaksi
steril. Kerukan lantai ini sedang diperiksa di bawah mikroskop cahaya dengan
pulasan Gram. Pulasan ini akan dapat mendeteksi bakteri Gram positif dan bakteri
Gram negatif yang terdapat dalam kerukan lantai.
Data akan dianalisis dan dipresentasikan dalam bentuk tabel dan grafik.
Dalam penelitian ini, akan dihitung jumlah bakteri pada minimal 50 lapangan
pandang dalam masing-masing kerukan lantai. Data ini akan memberikan
gambaran efektivitas metode pembersihan setelah pengepelan menggunakan
Buggymop dengan membandingkan jumlah bakteri sebelum dan setelah perlakuan
pada ketiga jenis perlakuan.
Saat catatan harian tahap pertama ditulis, laboratorium yang dipilih adalah
Laboratorium Kompas di Jl. Lingkaran, Palembang. Saat pelaksanaan,
laboratorium yang dipilih untuk menganalisis sampel adalah Laboratorium Klinik
Intan yang terletak di Jl. K. S. Tubun, Palembang.
7
BAB 4
HASIL YANG DICAPAI
4.1. Overview
No Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4
Tahap 1: Persiapan
1 Mendesain rencana program
2 Menentukan desain alat
3 Catatan harian tahap 1
Tahap 2: Pembuatan Buggymop
1 Pembelian material dan tools
2 Perakitan Buggymop
3 Catatan harian tahap 2
Tahap 3: Pengujian Buggymop
1 Penentuan lokasi sampel
2 Observasi Buggymop
3 Catatan harian tahap 3
Tahap 4: Analisis dan Evaluasi
1 Analisis data pengujian
2 Evaluasi data pengujian
3 Catatan harian tahap 4
Tahap 5: Laporan Akhir
1 Pembuatan laporan akhir
2 Penyelesaian administratif
Legenda
Aa : terlaksana
Aa : belum terlaksana
Program yang dirancang telah terlaksana sebanyak 15 dari 25 kotak (60%).
Prototipe Buggymop telah selesai dirakit dan diuji. Saat laporan kemajuan ini
ditulis, sampel sedang dianalisis di laboratorium klinik Intan.
4.2. Pembelian Alat dan Bahan
Pembelian alat dan bahan dilakukan pada tanggal 27 Mei 2015 di berbagai
lokasi yang berbeda di Palembang. Pembelian dilakukan di Pasar Swalayan JM
Kenten, Grand JM Palembang Square, Ace Hardware Palembang Square, Irama
Baru Elektronik, dan Toko Ledian Elektronik. Rincian biaya pembelian alat dan
bahan terlampir.
8
4.3. Perakitan Buggymop
Perakitan dilakukan pada tanggal 28-29 Mei 2015 di rumah salah satu
anggota kelompok, Timotius Wira Yudha. Foto proses pembuatan terlampir. Proses
pembuatan Buggymop adalah sebagai berikut.
Pembuatan Main Body (Beetlebot)
1. Menempelkan 2 sakelar SPDT pada soket baterai dengan sudut 900
2. Mengambil motor dari 2 unit mini 4WD dengan merk dan model yang sama
3. Memotong pelat aluminium sebesar 7,5*2 cm
4. Membengkokkan pelat aluminium sebanyak 2,25 cm di sisi kiri dan kanan
sebanyak 450
5. Menempelkan kedua motor pada pelat aluminium (konfigurasi kutub positif
dan negatif terlampir pada desain)
6. Menempelkan pelat aluminium dengan motor pada soket baterai tepat di
belakang sakelar SPDT
7. Memotong bagian depan dan belakang chassis mini 4WD untuk membuat
cangkang badan Buggymop dan roda stabiliser
8. Menyolder rangkaian elektrik Buggymop (terlampir di desain)
9. Menyolder sakelar ON/OFF utama sekaligus menempelkan cangkang
badan ke soket baterai
10. Menyolder antena ke SPDT
Pembuatan Reservoar
1. Memotong botol air minum 600 mL pada segmen 4,5 cm dan 12 cm dari
alas botol
2. Membuat dua lubang pada bagian bawah segmen tanpa-tutup-tanpa-alas
3. Menempelkan sisa roda mini 4WD pada lubang yang telah dibuat (roda
belum mobil karena diameter botol air minum lebih besar dari lebar poros
roda)
4. Memotong 3 pelat aluminium, masing-masing sebesar 5*1 cm, 5*1 cm, dan
6*2 cm
5. Membengkokkan kedua pelat aluminium berukuran 5*1 cm sebanyak 0,5
cm di sisi kiri dan kanan
6. Menempelkan kedua pelat aluminium di belakang dan depan roda dengan
lem panas
7. Membuat sebuah lubang pada bagian bawah segmen tanpa tutup
8. Memasukkan selang ke lubang yang telah dibuat
9. Memfiksasi selang menggunakan lem panas
10. Menggabungkan kedua segmen menggunakan lem panas
11. Menempelkan pelat aluminium ketiga di bagian depan reservoar (bagian
depan pelat harus berada di depan segmen bawah, refer ke gambar)
9
Pembuatan roda tambahan untuk subunit reservoar menyimpang dari desain awal,
namun ternyata meningkatkan daya guna Buggymop.
Pembuatan Pel
1. Memotong sisa bagian belakang mini 4WD dan membentuknya agar dapat
difiksasi ke main body
2. Memotong pelat aluminium sebesar 10*2 cm
3. Memotong kain sebesar 10*5 cm
4. Menempelkan kain ke pelat aluminium dengan lid selebar 0,5 cm
5. Menempelkan pelat aluminium ke sisa bagian belakang mini 4WD
Setelah seluruh subunit selesai dirakit, ketiganya digabungkan menggunakan lem
panas.
4.4. Pengujian Produk
Produk diuji pada pukul 15.00 WIB, tanggal 30 Mei 2015, SMA Xaverius
1 Palembang. Pengujian berjalan sesuai rencana. Analisis Gram di Laboratorium
Klinik Intan membutuhkan biaya sebesar Rp 450.000,00.
BAB 5
POTENSI HASIL
a. Masyarakat Indonesia
Buggymop tidak hanya akan memudahkan masyarakat untuk mengepel, tetapi juga
memerkenalkan teknologi robotik. Dengan kehadiran Buggymop, diharapkan
masyarakat semakin aware terhadap kebersihan lingkungan di sekitar mereka.
b. Remaja Indonesia
Buggymop akan meng-encourage remaja untuk peduli dengan kebersihan di
sekitarnya, sekaligus memerkenalkan teknologi robotik. Mengenal teknologi
robotik merupakan salah satu hal yang penting agar remaja Indonesia dapat
bersaing di dunia yang kompetitif.
c. Akademisi
1. Mahasiswa non-teknik akan terdorong untuk menciptakan teknologi
berbasis engineering, sebagai salah satu cara memerluas bidang ilmu.
2. Mahasiswa teknik akan terdorong untuk mengembangkan prototipe ini agar
dapat memiliki nilai fungsional dan estetika yang lebih baik.
10
3. Menggerakkan siswa/mahasiswa yang cenderung malas memerhatikan
kebersihan lingkungan untuk mulai merawat lingkungan.
d. Masyarakat dengan disabilitas
Buggymop akan sangat bermanfaat bagi masyarakat dengan disabilitas, khususnya
mereka yang menggunakan kursi roda dan mereka dengan disabilitas motorik
lainnya. Pengoperasian Buggymop yang mudah akan membantu masyarakat
dengan disabilitas untuk merawat rumah.
BAB 6
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Tahap 4: Analisis dan Evaluasi
1 Analisis data pengujian
2 Evaluasi data pengujian
3 Catatan harian tahap 4
Tahap 5: Laporan Akhir
1 Pembuatan laporan akhir
2 Penyelesaian administratif
Tahap analisis dan evaluasi melibatkan analisis data menggunakan software
statistik (SPSS/PASW versi 18). Selama analisis dilakukan, data juga akan
dievaluasi. Tim juga akan mengevaluasi validitas data dan menentukan apakah
Buggymop memiliki efektivitas yang diharapkan.
Setelah analisis dan evaluasi dilakukan, laporan akhir akan dibuat, dan
penyelesaian administratif akan diselesaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Fox, Molly. 2013. Hygiene and the World’s Distribution of Alzheimer’s Disease.
Evolution, Medicine, and Public Health Advance Access, 1-22.
Mont, Daniel. 2007. Measuring Disability Prevalence. SP Discussion Paper No.
0706. Special Protection. Washington DC: The World Bank.
Torrone, Phillip. 2008. How-to Tuesday: Make a Beetlebot. Diambil dari:
http://makezine.com/2008/12/13/beetlebot/, diakses 21 September 2014
09.23 WIB.
11
LAMPIRAN
Lampiran 1. Penggunaan Dana
Tanggal Penggunaan Nama Toko Barang Kuantita
s
Harga
Satuan
Harga Keterangan
27 Mei 2015 IRAMA BARU Testpen 1 10 10
27 Mei 2015 Kotak baterai AA 3 2.5 7.5
27 Mei 2015 Swich Lidah SPDT 3 2.5 7.5
27 Mei 2015 Switch On Off 3 1.5 4.5
27 Mei 2015 Timah (m) 2 2 4
27 Mei 2015 Kabel (m) 2 1 2
27 Mei 2015 LEDIAN Switch Lidah SPDT (other
model)
6 2.5 15
27 Mei 2015 JM KENTEN Cetakan Kue Guangfeng 1 19.5 19.5 Aluminium Plate
27 Mei 2015 Cleaning Towel 1 39.8 39.8 Kain Pel
27 Mei 2015 Sprayer Plastik 2 13.5 27 Water Container,
Pipe
27 Mei 2015 Miniatur Cartoon 2 19.8 39.6 Spring
27 Mei 2015 GRAND JM PALEMBANG
SQUARE
Tamiya Auldey 4 36.5 146 Motor, Body
27 Mei 2015 ACE PALEMBANG
SQUARE
Toolbox 1 208 208
TOTAL 530.4
30 Mei 2015 LABORATORIUM KLINIK
INTAN
Difteri (Gram Stain) 6 75 450
12
TOTAL 980.4
Catatan: semua harga ditampilkan dalam ribuan rupiah.
Dalam pelaksanaan, beberapa alat dan bahan, seperti bor, glue gun, dan solder tidak dibeli karena sudah tersedia. Perangkat pulasan
Gram tidak dibeli karena analisis bakteriologi dilakukan di Laboratorium Klinik Intan. Tidak ada biaya pengiriman barang karena seluruh
komponen dibeli di Palembang.
13
Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan
Gambar 2. Tampak bawah Buggymop
Gambar 3. Rangkaian elektronik Buggymop
14
Gambar 4. Alat dan Bahan perakitan Buggymop
Gambar 5. Proses perakitan Buggymop (fotografer: Anton)
15
Gambar 6. Main body
Gambar 7. Buggymop yang telah selesai
16
Gambar 8. Konsultasi bersama dosen pembimbing (fotografer: Richard)
Gambar 9. Proses pengujian produk
17
Gambar 10. Sampel kerukan lantai keramik di SMA Xaverius 1 Palembang
Gambar 11. Nota pembayaran
18
Gambar 12. Nota laboratorium. Tertulis “Difteri” karena tidak ada pilihan
pulasan Gram biasa di komputer kasir.