laporan kelompok kuliah kerja nyata di desa … · tengah dari wilayah kabupaten blora terdiri dari...

65
LAPORAN KELOMPOK KULIAH KERJA NYATA DI DESA KEMIRI KECAMATAN JEPON KABUPATEN BLORA Oleh: 1. Letisia Yuli T. 6. Ce Sar Husnul K. NIM. 12134113 NIM. 11150105 2. Bayu Wijanarko 7. Muhammad Khariz P. S. NIM. 12123113 NIM. 12150139 3. Wikan Dwi S. 8. Shevy Almivdha NIM. 12123119 NIM. 12148112 4. Lidianingsih 9. Riski Kurniawan NIM. 12111162 NIM. 12148114 5. Aji Cahyadi 10. Adella Citra Anggita NIM. 12111117 NIM. 12152113 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2014/2015

Upload: hoangnhan

Post on 02-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN KELOMPOK KULIAH KERJA NYATA

DI DESA KEMIRI KECAMATAN JEPON

KABUPATEN BLORA

Oleh:

1. Letisia Yuli T. 6. Ce Sar Husnul K.

NIM. 12134113 NIM. 11150105

2. Bayu Wijanarko 7. Muhammad Khariz P. S.

NIM. 12123113 NIM. 12150139

3. Wikan Dwi S. 8. Shevy Almivdha

NIM. 12123119 NIM. 12148112

4. Lidianingsih 9. Riski Kurniawan

NIM. 12111162 NIM. 12148114

5. Aji Cahyadi 10. Adella Citra Anggita

NIM. 12111117 NIM. 12152113

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2014/2015

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, dan

sholawat serta salam pada junjungan kami Nabi Besar Muhammad SAW

atas segala rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan

laporan hasil Kuliah Kerja Nyata yang dapat terlaksana dengan baik dan

lancar tanpa halangan.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan mata kuliah wajib yang

harus ditempuh oleh semua mahasiswa pada semester VI. Mata kuliah ini

memiliki tujuan untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam

perguruan tinggi yang kemudian disalurkan dalam bentuk pengabdian

kepada instansi pendidikan dan masyarakat. Program Kuliah Kerja Nyata

pada tahun ini di tempatkan di Desa Kemiri, Kecamatan Jepon,

Kabupaten Blora. Laporan ini merupakan suatu bentuk pertanggung

jawaban dari hasil program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang telah

dilaksanakan.

Dalam laporan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-

pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung.

Ucapan terimakasih kami tujukan untuk Panitia KKN Institut Seni

Indonesia Surakarta tahun 2015 yang telah membagi kelompok dan lokasi

KKN serta mengantarkan kami sampai ke Kabupaten Blora. Terimakasih

untuk “Pak Bro” dan Mbah Mudin (Bapak Muslih) yang telah menjemput

kami dan mengantarkan kami sampai ke Desa Kemiri. Bapak Sutrisno

selaku kepala desa Kemiri yang telah mengijinkan kami untuk

melaksanakan kegiatan KKN ini di Desa Kemiri. Mbah Mudin yang telah

meluangkan banyak waktunya untuk menemani kami selama kami

berada di Desa Kemiri dan membantu kami untuk bertemu dengan

pamong-pamong desa serta membantu kami dari awal kegiatan KKN

sampai dengan akhir kegiatan kami yaitu mengadakan pentas apresiasi

seni. Ibu Kasni yang telah memberikan fasilitas tempat tinggal selama

KKN. Bapak St. Andre Triadiputra selaku Dosen Pembimbing Lapangan

yang telah membimbing dan memberikan arahan dan jalan keluar setiap

masalah yang kami hadapi. Bapak dalang Gondomartono yang telah

mengenalkan dan mengijinkan kami berlatih dengan para dalang cilik

Desa Kemiri. Bapak Suroto yang telah bersedia menerima kami untuk

berlatih karawitan bersama di sanggarnya. SDN 1 Kemiri dan SDN 2

Kemiri yang telah bersedia menerima kedatangan kami untuk berbagi

ilmu akademis yang kami pelajari selama berada di perkuliahan. Warga

masyarakat Desa Kemiri yang telah bersedia menerima kedatangan kami

dan membantu kami dalam melaksanakan proses observasi untuk

mengenal kebudayaan Desa Kemiri. Terimakasih juga kami sampaikan

untuk Mas Imron yang telah membantu kami dalam pembuatan desain

posko kelompok kami.

Kami juga berterima kasih kepada teman-teman yang sudah

membantu demi kelancaran penulisan laporan ini.

Kami meminta maaf kepada semua pihak yang terkait, atas

kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja selama

mengikuti Kuliah Kerja Nyata.

Kami berharap pelatihan kesenian yang telah terlaksana dapat

menjadi jembatan untuk menjalin hubungan yang baik antara Institut Seni

Indonesia Surakarta dan masyarakat pada umumnya.

Surakarta, 14 Agustus 2015

Penulis

DAFTAR ISI

JUDUL i

PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI vi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Kegiatan 1

1.2 Pentingnya Kegiatan 4

1.3 Rumusan Masalah 5

1.4 Tujuan dan Manfaat 5

1.5 Metode Kegiatan 7

1.6 Rencana Kerja 9

1.8 Jadwal Kegiatan 10

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN 12

2.1 Tahap Persiapan 12

2.2 Tahap Pelaksanaan 14

BAB III HASIL KEGIATAN 53

BAB IV PENUTUP 56

4.1 Kesimpulan 56

4.2 Saran 57

DAFTAR PUSTAKA 58

LAMPIRAN I

Absen Murid

Materi Pembelajaran Mewarnai

Lakon Wayang

Iringan Karawitan

LAMPIRAN II

Dokumentasi Foto Kegiatan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kabupaten Blora merupakan salah satu Kabupaten di

wilayah Provinsi Jawa Tengah yang terletak di wilayah paling

ujung sisi timur Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Blora memiliki

luas 182.058,777 hektare. Secara geografis, pada bagian utara

berbatasan dengan Kabupaten Rembang dan Kabupaten Pati,

sedangkan bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro

(Jawa Timur), di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten

Ngawi (Jawa Timur) dan di sebelah barat dengan Kabupaten

Grobogan (Jawa Tengah).

Berdasarkan cerita rakyat yang berkembang, kata Blora

berasal dari kata Belor yang berarti lumpur. Kemudian berkembang

menjadi Mbeloran yang akhirnya hingga saat ini terkenal dengan

sebutan Blora. Meskipun bukan termasuk jalur utama perlintasan

transportasi darat antarkota dan antarprovinsi seperti Kabupaten

Rembang, tetapi potensi alamnya cukup melimpah seperti hutan

jati dan minyak bumi.

Di Kabupaten Blora terdapat wilayah yang memiliki

ketinggian terendah 30-280 ketinggian dari permukaan laut dan

tertinggi 500 dpl yang diapit oleh Pegunungan Kendeng Utara dan

Selatan memiliki areal hutan jati yang cukup luas karena mencapai

79.559.749 hektare atau 43.70 persen dari total luas daerah.

Daerah ini terkenal dengan adanya orang-orang Samin yang

merupakan keturunan kerabat maupun rakyat dari seorang

pejuang bernama Samin Surosentiko yang lahir pada tahun 1859 di

Desa Ploso Kedhiren, Randublatung, Kabupaten Blora. Kabupaten

Blora memiliki motto pembangunan “MUSTIKA” yaitu Maju,

Unggul, Sehat, Tertib, Indah, Kontinu dan Aman, serta memiliki

etos kerja “BLORA” yaitu Berani, Loyal dan Rasional.

Blora merupakan kabupaten di mana kesenian tumbuh

dengan subur, baik seni pertunjukan, kerajinan, maupun jenis

lainnya. Seni pertunjukan diantaranya Barongan, Lamporan,

Tayub, Hadroh, Kethoprak, Wayang, Campursari, Karawitan,

Organ Tunggal, dan lain-lain. Sedangkan seni kerajinan

diantaranya ukir kayu, kerajinan akar tunggak, kerajinan batik,

kerajinan bulu mata, dan lain-lain. Beberapa petilasan sejarah yang

ada di Blora diantaranya Makam Bupati Blora tempo dulu, Makam

Sunan Pojok, Makam KH Abdul Kahar, Makam Jati Kusumo dan

Jati Swara, Petilasan Aryo Jipang, Makam Srikandi Aceh Poucut

Meurah Intan, Makam Maling Genturu, Makam Purwo Suci

Ngroho Kedung Tuban. Tengah dari wilayah Kabupaten Blora

terdiri dari hutan jati, maka tak heran jika banyak bermunculan

usaha-usaha kreatif dengan bahan baku utama kayu jati, sehingga

di Blora banyak sentra kerajinan akar jati. Pemasaran industri

kerajinan, tidak saja di dalam negeri, tetapi sampai ke luar negeri.

Dari berbagai macam kesenian yang ada di Kabupaten Blora,

Kecamatan Jepon Desa Kemiri ini mempunyai potensi seni yang

sudah lama berkembang di Desa Kemiri. Desa Kemiri ini pada saat

ini menjadi lokasi mahasiswa yang sedang melaksanakan Kuliah

Kerja Nyata (KKN).

Potensi seni yang terdapat di Desa Kemiri, Kecamatan

Jepon, Kabupaten Blora diantaranya yaitu Wayang Thengul,

Karawitan dan Barongan. Selama ini yang terjadi pada masyarakat

pelaku seni ini dilakukan secara apa yang mereka ketahui dan

sebagian besar tidak melalui proses pembelajaran secara teori yang

seharusnya dipelajari untuk menambah dan mengawali sebelum

masuk ke prakteknya. Selain itu pelaku seni mempunyai

kekurangan dalam hal cara penyampaian materi yang dapat

dikatakan kurang dipahami oleh sesama pelaku seni. Permasalahan

yang terakhir ialah kurangnya tenaga yang melakukan kegiatan

dibidang seni pertunjukan mengakibatkan hanya sebagian kecil

masyarakat yang tertarik untuk menjadi pelaku seni. Sebagiannya

lagi masyarakat Desa Kemiri selain menjadi pelaku seni ini lebih

memilih menjadi penikmat seni yang antusias.

Kesenian yang ada di Desa Kemiri ini lebih mengarah ke

seni pertunjukan yang menjadi hiburan masyarakat. Masyarakat

pada umumnya mengetahui dan mengenal seni yang mereka lihat

atau dengan kata lain, masyarakat menikmati hasil seni yang

ditampilkan. Seni pertunjukan lebih mengutamakan proses dan

latihan, sedangkan hasilnya merupakan penampilan akhir dari apa

yang telah dilatih. Seni pertunjukan memiliki sifat sementara atau

dengan kata lain seni pertunjukan hanya dunikmati saat

dipertunjukan. Contohnya seperti pertunjukan wayang kulit,

pertunjukan tari, karawitan, teater atau dunia peran, seni

pertunjukan musik. Sedangkan seni rupa atau seni kerajinan

tangan, seni media rekam, seni desain interior termasuk dalam seni

terapan. Seni terapan biasanya menghasilkan seni yang dapat

digunakan atau dinikmati manfaatnya. Seni pertunjukan dan seni

terapan saling berkaitan satu sama lain. Contohnya sering kita lihat

dan menikmati hasilnya di keseharian kita. Sinetron yang kita

nikmati setiap hari merupakan hasil kerjasama antara seni

pertunjukan dan seni rupa terapan. Artis memerankan tokoh yang

dibawakan sesuai dengan karakter, dan direkam oleh juru kamera

kemudian hasilnya dapat dinikmati seperti apa yang kita nikmati

sehari-hari sebagai hiburan.

Masyarakat pada umumnya belum mengerti dan belum

mengetahui bidang seni lainnya seperti seni rupa dan desain

maupun seni media rekam. Masyarakat selama ini belum

mengetahui adanya seni di luar seni pertunjukan. Seharusnya

warga masyarakat mengetahui bidang seni lainnya agar mereka

dapat juga mencetak seniman-seniman yang handal dan

mempunyai kemampuan dalam berbagai cabang bidang seni.

Pengetahuan potensi seni lainnya sangat diperlukan untuk

masyarakat Desa Kemiri. Diharapkan, dengan memiliki

kemampuan tambahan dan pengetahuan seni yang meningkat baik

di bidang seni pertunjukan, seni rupa dan desain maupun seni

media rekam, warga akan semakin berdaya di dalam kehidupan

bermasyarakat, khususnya di bidang seni dan budaya.

B. Pentingnya Kegiatan

A. Masyarakat Desa Kemiri akan dapat mengetahui maupun

menambah wawasan tentang Seni Pertunjukan dengan Seni

Terapan.

B. Masyarakat Desa Kemiri akan dapat mengetahui maupun

menambah wawasan tentang Seni Tari maupun praktik tentang

Seni Tari.

C. Masyarakat Desa Kemiri akan dapat mengetahui maupun

menambah wawasan tentang Seni Rupa dan Desain maupun Seni

Media Rekam.

D. Masyarakat Desa Kemiri akan dapat menambah Sumber Daya

Manusia (SDM) yang bisa membantu serta punya niat, tekad dan

tujuan untuk memajukan kesenian yang dimiliki oleh Desa Kemiri.

C. Rumusan Masalah

Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa Institut Indonesia Surakarta merupakan

bentuk nyata kegiatan mahasiswa kepada masyarakat. Dalam pelaksanaan

kegiatan tentu saja bermunculan berbagai permasalahan yang harus dihadapi, serta

bagaimana usaha kami untuk memecahkan permasalahan yang ada. Setelah kami

melakukan observasi pada bidang kesenian di desa kemiri, kami menemukan

bahwa kurang terbinanya kegiatan kesenian di Desa Kemiri sehingga menemukan

permasalahan yang dianggap perlu untuk diberi solusi diantaranya:

1. Masyarakat Desa Kemiri belum mengenal dengan baik serta

memahami perbedaan antara seni pertunjukan dengan seni

rupa.

2. Masyarakat Desa Kemiri belum sepenuhnya memahami seni

pertunjukan salah satunya yaitu Seni Tari.

3. Masyarakat Desa Kemiri belum bisa bahwa Desain maupun

Seni Media Rekam adalah salah satu bentuk dari seni rupa

terapan.

4. Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) dalam mengelolah

potensi seni yang dimiliki Desa Kemiri.

D. Tujuan dan Manfaat Kegiatan

Studi Lapangan yang diselenggarakan pada tanggal 6 Juli 2015

sampai 15 Agustus 2015 oleh mahasiswa ISI Surakarta adalah sebagai

wujud pengabdian terhadap masyarakat dalam bidang seni. Adapun

tujuan dan manfaat yang didapat dalam kegiatan studi lapangan ini

adalah sebagai berikut:

Tujuan

1. Menyumbangkan pikiran dan kemampuannya berdasarkan ilmu

yang didapat di dalam bangku perkuliahan untuk diabdikan

kepada masyarakat Desa Kemiri Kecamatan Jepon Kabupaten

Blora.

2. Mendapatkan pengalaman mengajar dan belajar di masyarakat dan

di sekolah dasar sehingga terbentuk sikap rasa cinta terhadap

kemajuan masyarakat khususnya di dalam bidang seni.

3. Menumbuhkan minat dan rasa cinta kesenian dalam kehidupan

masyarakat yang berada di Blora.

Manfaat

1. Mengetahui tentang kesenian yang ada di masyarakat setempat.

2. Mendapat pengalaman dan menggali potensi masyarakat terutama

bidang seni dan budaya.

3. Memecahkan permasalahan yang dihadapi masyarakat terutama

dalam bidang kesenian.

4. Memperoleh pengalaman berharga dengan terjun langsung ke

masyarakat dan pengalaman berinteraksi dengan lingkungan

masyarakat, sehingga dapat menghayati ketergantungan,

keterkaitan dan kerja sama.

5. Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi dengan

pemerintah daerah, instansi terkait dan masyarakat sehingga

perguruan tinggi dapat menyesuaikan kegiatan pendidikan serta

penelitiannya dengan tuntunan masyarakat.

E. Metode Kegiatan

Kuliah Kerja Nyata telah diprogramkan dengan menggunakan

pendekatan sosial. Definisi pendekatan sosial itu sendiri adalah proses

komunikasi untuk menjelaskan maksud dan tujuan Kuliah Kerja Nyata

(KKN) kepada semua pihak yang terkait dalam kegiatan program KKN

mahasiswa Institut Seni Indonesia Surakarta. Hal ini dilakukan agar

semua pihak yang terkait dapat mengerti maksud dan tujuan serta

program kerja mahasiswa yang melakukan KKN.

Observasi objek kegiatan yang dilakukan selama 2 hari mulai

tanggal 6 Juli 2015 dan 10 Juli 2015. Observasi meliputi beberapa tujuan

yaitu merencanakan kegiatan mengajar, merencanakan program

ekstrakulikuler yang meliputi ekstrakurikuler karawitan, tari, fotografi,

menggambar dan mewarnai.

Untuk mendukung terlaksananya progam yang sudah

direncanakan, maka dilakukan beberapa metode kegiatan selama KKN di

Desa Kemiri, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora. Metode yang digunakan

antara lain sebagai berikut:

1. Metode drill

Metode ini digunakan berupa pelatihan praktek secara bertahap

yang disampaikan kepada siswa-siswi didalam ekstrakulikuler, dengan

memberikan pelajaran dasar. Pemberian materi ini dikhususkan untuk

siswa-siswi yang sengaja di seleksi untuk acara perpisahan.

2. Metode Teori

Metode ini digunakan untuk memberikan pengetahuan kepada

anak didik agar mempunyai imajinasi terhadap materi yang diberikan.

3. Metode pendekatan personal

Pendekatan personal sangatlah penting yaitu ketika mahasiswa

belum dapat mengatasi permasalahan dalam sebuah kelompok kesenian

maka mahasiswa melakukan pendekatan emosional dengan salah satu

orang yang dianggap penting dan berpengaruh dalam grup tersebut.

F. Rencana Kerja

Rencana kerja dapat dibuat setelah mengadakan pendekatan dan observasi pada

masyarakat dan institusi sekolahan setempat. Selanjutnya disusun suatu program

kerja dengan harapan kegiatan dapat terlaksana dengan sebaik-baiknnya. Rencana

yang merupakan langkah awal dari suatu kerja ini disusun dan disesuaikan dengan

kondisi dan situasi kesenian serta permasalahan yang telah diuraikan dalam

rumusan masalah.

Struktur Organisasi:

1. Ketua : Wikan Dwi Setyaaji

2. Wakil : Risky Kurniawan

3. Sekretaris : Shevy Almivdha

4. Bendahara : Letisia Yuli T.

5. Humas : Muhammad Khariz Putra Sani

6. Anggota :

1. Bayu Wijanarko

2. Ce Sar Chusnul K.

3. Lidia Ningsih

4. Adella Citra Anggita

5. Aji Cahyadi

Tabel 1. Jadwal Program Kuliah Kerja Nyata

No. Program

Studi Kegiatan Hari Jam

Jumlah

peserta

1. Karawitan Latihan bersama di

Paguyuban Putri

Laras

Senin dan

Kamis

20.00 WIB

20

2. Tari Latihan di

Paguyuban Putri

Laras.

Mengajar di SDN

1 Kemiri

Mengajar di SDN

2 Kemiri

Senin dan

Kamis

Senin

20.00 WIB

13.00-15.00

WIB

10

20

3. Pedalangan Latihan di

Padepokan Seni

Pedalangan

Yudistira

Senin,

Rabu dan

Jumat

14.00 WIB

15

4. Desain

Interior

Mengajar

menggambar di

SDN 1 Kemiri

Mengajar

menggambar di

SDN 2 Kemiri

Senin dan

Rabu

Selasa dan

Kamis

15.00-16.00

WIB

15.00-16.00

WIB

25

20

5. Televisi dan

Film

& Fotografi

Dokumentasi dan

dan membuat

Profil Desa Kemiri

Screening Film

Mengajar di SDN

1 Kemiri

Mengajar di SDN

2 Kemiri

12/08/2015

Senin dan

Rabu

Selasa dan

Kamis

14.00-16.00

WIB

15.00-16.00

WIB

15.00-16.00

WIB

17

15

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dilakukan dengan kegiatan mediasi dan

sosialisasi dengan warga Desa Kemiri dan dilanjutkan dengan analisis

data untuk menyusun program kerja sampai dengan pengembangan

program KKN. Kegiatan mediasi dan sosialisasi pada tahap persiapan

menyampaikan tentang lingkungan pendidikan yang dipelajari serta

rancangan awal beberapa program kerja yang akan direalisasikan

dalam kegiatan KKN di Desa Kemiri Kecamatan Jepon Kabupaten

Blora.

Tabel 2. Daftar peserta KKN di Desa Kemiri Kecamatan Jepon

Kabupaten Blora.

NO NAMA JURUSAN

1. Letisia Yuli T. Seni Tari

2. Bayu Wijanarko Pedalangan

3. Wikan Dwi S. Pedalangan

4. Lidianingsih Karawitan

5. Aji Cahyadi Karawitan

6. Ce Sar Husnul K. Desain Interior

7. Muhammad Khariz P. S. Desain Interior

8. Shevy Almivdha Televisi dan Film

9. Risky Kurniawan Televisi dan Film

10. Adella Citra Anggita Fotografi

Pada tahap mediasi penulis dan tim KKN melakukan mediasi

dengan Kepala Desan dan Mbah Mudin. Kami brsama DPL

melanjutkan pembicaraan dan membahas program kerja yang akan

dilakukan. Pada hari kedua kami melakukan mediasi untuk menindak

lanjuti kegiatan program dengan Mbah Mudin di kediamannya. Dan

pada hari-hari berikutnya kami selalu bersosialisasi dengan warga

sekitar agar mendapatkan informasi tentang potensi seni yang ada di

Desa Kemiri Kecamatan Jepon Kabupaten Blora.

B. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanaan penulis langsung melaksanakan

program sesuai dengan jurusan pada bidangnya yang telah

direncanakan sebelumnya, berikut ini adalah uraian tahap pelaksanaan

masing-masing individu Posko XIII KKN.

PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Nama : Letisia Yuli T.

NIM : 12134113

Jurusan : Seni Tari

Tahap persiapan sebelum terjun ke lapangan, mahasiswa

peserta KKN diwajibkan mengikuti pembekalan yang

dilaksanakan oleh panitia penyelengara KKN, sebagai bahan

atau persiapan dalam menghadapi segala sesuatu yang terjadi di

lapangan. Pembekalan tersebut dilaksanakan selama 4 hari

mulai tanggal 1-4 Juli 2015 bertempat di Teater Besar ISI

Surakarta.

Tahap Pelaksanaan kegiatan Studi Lapangan selama

kurang lebih 35 hari terhitung mulai tanggal 6 Juli 2015 sampai

dengan 15 Agustus 2015, adalah Observasi. Pelaksanaan

program KKN ISI Surakarta agar berdaya guna dan berhasil

perlu ditunjang dengan informasi yang lengkap, benar,

terperinci mengenai situasi dan kondisi lokasi Studi Lapangan.

Sehubungan dengan itu untuk menentukan lokasi Studi

Lapangan dilakukan observasi awal oleh Lembaga dan Dosen

Pembimbing Lapangan, selanjutnya observasi dilakukan secara

langsung pada pelaksanaan kegiatan KKN oleh mahasiswa

untuk menyusun program kerja yang akan dilaksanakan

dilokasi yang telah ditetapkan.

Pelaksanaan program kerja melatih tari di SD N 1 dan 2

Kemiri mahasiswa menyesuaikan dengan materi tarian sesuai

dengan kemampuan siswa dalam kegiatan ekstrakulikuler seni.

Kendala yang dihadapi adalah kurangnya tenaga pengajar yang

berkecimpung dalam bidang seni khususnya seni tari yang

hanya ada satu tenaga disetiap sekolah dasar, dan itupun bukan

berasal dari sekolah seni. Jalannya kegiatan sangat lancar.

Bahkan dalam memberikan materi, para siswa meminta

mahasiswa untuk menambah jam melatih. Waktu kegiatan

hampir setiap hari untuk berlatih tari diluar jam pelajaran

sekolah karena mahasiswa melatih tari untuk dua sekolah dasar.

2. Nama : Bayu Wijanarko

NIM : 12123113

Jurusan : Pedalangan

Persiapan

Pada tahap persiapan program kerja seni pedalangan,

dilakukanlah beberapa tahapan-tahapan untuk mengetahui

potensi seni pedalanagan yang terdapat di Desa Kemiri,

Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora. Persiapan awal yang

dilakukan antara lain mencari informasi mengenai seniman dan

sanggar kesenian yang terdapat di Desa Kemiri. Potensi seni di

Desa Kemiri sangat baik, disana ada dua dalang (Ki Hartono dan

Ki Muslhik), satu sanggar pedalangan, beberapa kelompok seni

barongan dan satu sanggar karawitan ibu-ibu.

Sanggar Pedalangan Yudihistira adalah sanggar

pedalangan di Desa Kemiri yang diasuh oleh Ki Gondomartono

dengan peserta anak-anak dan remaja dari Desa Kemiri dan

sekitarnya. Dengan peralatan seadaanya, gamelan laras slendro

dan beberapa boneka wayang, disana diajarkan karawitan

pedalangan dan teknik-teknik mendalang. Walaupun peralatan

yang terbatas namun antusias peserta sangatlah baik, terbukti

disana ada 20 anak belajar karawitan, 6 anak belajar mendalang

dan 2 remaja belajar mendalang.

Selain sanggar Yudhistira di Kemiri juga ada sanggar

karawitan ibu-ibu Putri Laras. Memanfaatkan gamelan slendro

pemberian dari desa, ibu-ibu disana mengadakan latian rutin

untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam seni

karawitan.

Tahap Pelaksanaan

Pada awal pertemuan disanggar seni Yudhistira

diadaakan pertunjukkan kecil-kecilan dengan penyaji dalang-

dalang bocah yang berada di Desa Kemiri dan mahasiswa

pedalangan yang KKN disana. Hal ini dilakukkan seniman desa

Kemiri dengan tujuan perkenalan dan pendekatan satu sama

lain.

Setelah saling mengenal dan mengetahui kekurangan

dalang-dalang bocah, mahasiswa KKN memebenahi dan

memberi vokabuler-vokabuler pedalangan kepada dalang-

dalang bocah yang selanjutnya menjadi peserta didik di sanggar

seni Yudhistira.

Disamping memberi vokabuler pakeliran di posko

kita membuat naskah pakeliran padat untuk acara festival

dalang bocah dan dalang remaja sekabupaten Blora. Pemilihan

lakon Paguron sokolima dalam sajian dalang bocah dikarenakan

amanat-amanat dalam lakon tersebut sesuai dengan kondisi

anak yang sedang belajar dibangku sekolahan. Sedangkan

pemilihan lakon Alap-alap Sukesi dipilih dalam sajian dalang

remaja dengan tujuan memperkenalkan lakon Ramayana kepada

peserta didik (Bima) yang sama sekali belum pernah menyajikan

lakon Ramayana.

Setelah naskah jadi latian rutin dilakukan setiap hari

di sanggar seni Yudhistira untuk mengajarkan cak sabet, catur,

iringan dan suluk yang ada dalam lakon tersebut.

Kendala

Pada pelaksanaan program kerja seni pedalangan

terdapat beberapa kendala-kendala yang dihadapi. Kendala

yang dihadapi diantaranya berasal dari anak-anak peserta

pelatihan, kurangnya vasilitas gamelan dan wayang yang

dipakai dalam proses pelatihan, kondisi sosial masyarakat serta

kurangnya dukungan dari Kepaladesa.

Terkait dengan anak-anak peserta pelatihan, yang

menjadi kendalanya adalah belum terbiasanya mereka untuk

duduk sila tumpang dalam mendalang, disamping itu mereka

dituntut untuk memahami materi secepat mungkin dikarenakan

ada festival dalang bocah di Blora. Namun demikian menjadi hal

yang wajar bila anak-anak mengalami kesulitan dikarenakan sila

tumpang untuk mengeprak memang membuat kaki pegal dan

kesemutan.

Kendala lainnya berasal dari perangkat wayang dan

gamelan. Wayang menjadi kendala karena perangkat wayang

yang digunakan dalam pembelajaran tidak lengkap, jadi setiap

menyajikankan tokoh dalam suatu lakon pertunjukkan

pedalangan disana menggunakan wayang seadaanya bukan

tokoh yang asli. Sedangakan perangkat gamelan di Desa Kemiri

yang menjadi kendalanya adalah gamelannya yang hanya

berlaras slendro (laras pelog tidak ada). Hal tersebut menjadi

kendala karena iringan pakeliran yang bisa digunakan hanya

terbatas berlaras slendro sehingga membatasi kreativitas dan

suasana iringan pakeliran dalam laras pelog.

Adapun kendala yang berasal dari masyarakat dan

kepala desa adalah bentroknya antar masyarakat satu dengan

yang lain karena pengaruh politik. Hal ini membuat pergaulan

antar seniman juga canggung. Apalagi kepala desanya yang

tidak berbaur dengan masyarakat membuat kedaan semakin

sulit, terbukti saat pentas kemerdekaan kepala desa tidak

memberi dana dan tidak hadir dalam acara tersebut. Pentas

kemerdekaan itu bisa berjalan karena tekat masyarakat yang

kuat dan senang kesenian daerah.

Waktu Kegiatan dan Jalannya Kegiatan

Waktu pelatihan pedalangan diadakan setiap hari

pukul 14.00 sampai 18.00 WIB. Waktu pelatihan tersebut atas

dasar kesepakatan antara pemberi materi (KKN ISI) dengan

pemilik sanggar dan peserta pelatihan.

Untuk jalannya kegiatan pelatihan pedalangan setiap

pertemuannya cukup lancar. Karena anak-anak peserta

pemebelajaran sudah mempunyai bekal dasar-dasar mendalang,

jadi kita hanya memberi materi tambahan dan memperbaiki

sajian-sajian yang kurang cermat.

Pada pertemuan awal, semua peserta pelatihan

diminta untuk memegang wayang. Setelah itu, diajarkan cara-

cara memegang wayang yang benar serta dijelaskan macam-

macam cepengen. diajarkan bagaimana duduk yang benar dalam

mendalang, kemudian untuk latihan awal diminta untuk

menggerkkan wayang sambil ngeprak nyisir. Hal ini dilakukan

supaya sabetan dan keprakkan mereka dapat menyatu.

Setelah itu, materi yang diberikan adalah pakeliran

padat lakon Gathotkaca Lahir dan Paguron Sokolima. Materi

tersebut diberikan karena anak-anak dipersiapkan latian untuk

mengikuti festival dalang bocah di Blora dan Temu Dalang

Bocah Nusantara di Taman Budaya Jawa Tengah yang berada di

Surakarta. Dalam proses setiap harinya materi tersebut diulang-

ulang supaya mereka benar-benar paham.

Disamping melatih anak-anak mendalang di sanggar

Yudhistira, malam hari kita ada jadwal latian bersama karawitan

ibu-ibu Putri Laras setiap Kamis malam dan Sabtu Malam.

Disana kita saling tukar ilmu antara karawitan gaya Blora

(tayub) dan karawitan gaya banyumasan.

3. Nama : Wikan Dwi S.

NIM : 12123119

Jurusan : Pedalangan

Persiapan

Pada tahap persiapan untuk program kerja seni

pedalangan dilakukan dengan beberapa tahapan untuk

mengetahui secara menyeluruh mengenai potensi seni yang

terdapat di Desa Kemiri, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora.

Persiapan awal yang dilakukan antara lain mencari informasi

mengenai jumlah seniman dan kelompok kelompok seni yang

terdapat di Desa Kemiri tersebut, mencri tahu acara atau

kegiatan rutin yang telah berjalan di Desa Kemiri, kemudian

mencari informasi alat yang terdapat di Desa Kemiri.

Potensi seni di Desa Kemiri tergolong maju, karena di

Desa Kemiri terdapat sebuah padhepokan seni pedalangan dan

karawitan, kelompok karawitan ibu ibu , dan beberapa

kelompok seni barongan.

Padepokan seni pedalangan dan karawitan anak dan

remaja yang bernama Yudhistira tidak hanya dipenuhi anak

anak dari desa Desa Kemiri saja, namun juga dari desa

sekitarnya. Walaupun hanya satu namun anggotanya tergolong

banyak yaitu sekitar 20 orang anak, dengan piranti/alat

seadanya, seperti gamelan besi laras slendro, wayangpun juga

seadanya, namun antusias anak untuk belajar sangat tinggi.

Selain padepokan Yudhistira terdapat juga kelompok

karawitan ibu ibu yaitu Putri Laras. Kelompok karawitan ibu ibu

ini sudah mempunyai jadwal dan tempat yang tetap selain

untuk meningkatkan kemampuan, juga untuk memanfaatkan

alat gamelan sumbangan untuk desa Kemiri yaitu gamelan besi

satu perangkat laras slendro.

Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanaan program kerja ini, dalam tatap

muka yang pertama kali selain sebagai perkenalan dan

silaturahmi, juga sebagai pengamatan (observasi) seberapa

dalam dan seberapa menguasai (skill) seniman dan pelaku seni

(SDM) yang ikut dalam latihan tersebut. setelah itu baru dapat

ditentukan materi yang tepat untuk diajarkan kepada

masyarakat yaitu anak anak di padepokan Yudhistira dan

kelompok karawitan Putri Laras.

Materi yang dipersiapkan untuk karawitan ibu ibu yaitu

Eling- eling Banyumasan, Ilogondhang, dll. Materi ini

berdasarkan kemampuan dan bertujuan supaya kedepannya

dapat menambah repertoar lagu yang ada di nusantara, dan

menambah beberapa teknik dalam tabuhan.

Padhepokan Yudhistira yang anggotanya adalah anak dan

remaja, mestinya dengan materi yang tidak terlalu rumit. Karena

ada permintaan untuk menangani beberapa anak untuk

mengikuti festival dalang bocah dan remaja se-kabupaten Blora

maka harus membuatkan naskah pakeliran padat yang berdurasi

45 menit. Sehingga dengan adanya permintaan tersebut naskah

harus segera dibuat dengan cak dan iringannya mengingat waktu

hanya terhitung 7 hari.

Kendala

Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program kerja

terdapat beberapa kendala, diantaranya terdapat dari anak anak

yang dilatih, waktu dan peralatan yang digunakan dalam proses

latihan.

Kendala yang dihadapi dalam latihan bersama dengan

kelompok karawitan Putri Laras yaitu pnentuan waktu yang

bertabrakan dengan aktifitas ibu ibu, seperti pentas sendiri, dsb.

Sehingga dalam menentukan jdwal latihan sangat sulit.

Terkait dengan anak-anak peserta pelatihan di

Padhepokan Yudhistira, menjadi kendala karena sulit

dikendalikan atau diatur, tetapi demikian menjadi hal yang

wajar dikarenakan naluri anak-anak yang selalu ingin bercanda,

bersendau gurau dengan teman lainnya. Selain kendala waktu

juga kurang terbiasanya anak anak memegang wayang, catur,

ngeprak, ndodog kotak, menyesuaikan dengan iringan. Selain itu,

kurang terbiasanya pentas maka mental anak juga belum

terbentuk sehigga menimbulkan grogi, demam panggung saat

akan mengikuti festival.

Terkait dengan alat yang digunakan di Padhepokan

Yudhistira, Karena piranti atau alat yang digunakan terkesan

seadanya terutama pada wayang kulit , maka anak kurang

memahami karakter tokoh dan bentuk/rupa tokoh.

Selain Kendala kendala diatas juga terdapat kendala yang

dihadapi dalam mengajar dan membimbing di padepokan

Yudhistira yaitu adanya tuntutan target yaitu mengajar beberapa

anak untuk mengikuti festival dalang bocah dan remaja se-

kabupaten Blora, dengan waktu yang sangat minim yaitu hanya

dengan 7 (tujuh) hari, selain itu harus menyesuaikan jadwal

kegiatan anak anak yang juga memiliki kesibukan di sekolah.

Kendala yang dihadapi dalam acara lomba 17an dan

pentas seni pada malam puncak perpisahan antara lain, pentas

seni malam puncak perpisahan di Desa Kemiri kurang adanya

suply dana dan rangkulan dari kepala desa dan perangkat desa.

Kurang menyatunya antar seniman satu dengan seniman lain di

desa Kemiri.

Waktu kegiatan dan jalannya kegiatan.

Waktu kegiatan latihan bersama di kelompok

karawitan Putri Laras diadakan tatap muka seminggu dua kali

yaitu hari kamis dan sabtu malam pukul 20.00 wib dan latihan

biasanya sampai pukul 23.00 wib. Waktu kegiatan tersebut atas

dasar kesepakatan pemateri dengan peserta pelatihan.

Jalannya kegiatan lancar karena rata rata ibu ibu

peserta latihan sudah menguasai gamelan sehingga hanya

memberikan arahan dan bimbingan yang tepat maka ibu ibu

sudah bisa menguasai materi yang diberikan.

Pada Padepokan Yudhistira waktu kegiatan pelatihan

dilaksanakan setia hari pada pukul 14.00 wib sampai pukul 18.00

wib karena mengingat dikejar target festival bocah dan remaja

se- Kabupaten Blora dan peserta latihan dalang bocah tidak

hanya satu maka harus pintar pintar mengatur waktu latihan

agar semua anak yang mengikuti festival dalang bocah dan

remaja dapat memiliki kesempatan latihan semua.

Untuk jalannya kegiatan latihan terbilang lancar

walaupun ada kendala seperti mengeluhnya anak anak

karawitan yang mengiringi anak anak yang belajar mendalang

karena waktu latihan terbilang cukup lama. Namun untuk anak

anak yang belajar mendalang lancar karena mudah diatur dan

cepat dalam menangkap materi.

Pada awal pertemuan peserta pelatihan di padepokan

Yudhistira diajarkan pekakan atau cara memekak gamelan

sebelum masuk ke materi untuk mengiringi wayang yaitu ayak

hong, eling eling badranaya, jatikumara, srepeg sl6, sampak sl6,

srepeg sl 9, sampal sl 9, srepeg manyura, dan sampak manyura.

Untuk peserta yang belajar mendalang sebelum masuk materi

diberikan arahan bagaimana duduk yang baik, cara ngeprak

(sisiran, cecekan, tebakan), dan cara dasar memegang wayang

seperti menampilkan wayang di kelir, ulap ulap, entas entasan

yang baik.

Pada malam hari setelah dilaksanakan latihan, anak anak

yang mengikuti pedalangan berkumpul di posko untuk meminta

naskah dan cak cakan lakon untuk festival dalang bocah dan

remaja tingkat kabuaten Blora. Sembari memberikan arahan

sekaligus juga membuat dan menulis naskah untuk para penyaji

(pserta latihan) yang besok siangnya akan dicoba untuk

dilatihkan.

4. Nama : Lidianingsih

NIM : 12111162

Jurusan : Karawitan

Dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata ini pada tahap

persiapan penulis merencanakan berbagai kegiatan yang akan

diberikan kepada masyarakat. Kegiatan tersebut yaitu pelatihan

tentang gending-gending kepada sanggar Putri Laras dan materi

gending-gending pakeliran serta pengenalan macapat kepada

anak anak SD di Padhepokan Yudistira.

Progam kerja yang pertama adalah belajar, bersama ibu-ibu

pkk yang ada di sanggar Putri Laras Desa Kemiri kec, Jepon Kab,

Blora. Materi belajar bersama yaitu gending-gending

Banyumasan, gending-gending Surakara, dan garap khusus

gending-gending tayub Blora. Persiapan dari kami membawa

notasi-notasi gending-gending yang akan kita bedah bersama.

Untuk tahap pelaksanaan, biasanya kita memberi 1 paket

gending untuk kita bedah bersama dengan ibu-ibu pkk Desa

Kemiri, selanjutnya kalau sudah selesai ada sesi tanya jawab,

contohnya ada bagaian mana yang belum paham bisa

dipertanyakan.

Setelah satu paket terkuasai tinggal pihak mereka

memberikan contoh gending-gending yang digarap Tayub, dan

kami juga ikut memahami bagaimana garap tersebut, kemudian

dibuka kembali sesi tanya jawab. Jadi dari pihak kita dan pihak

mereka saling bertukan pikiran atau ilmu. Kita bersepakat untuk

waktu belajar bersama ialah malam kamis dan malam minggu,

sehabis sholat taraweh. Kendala yang dihadapi adalah pada

waktu setelah hari Raya Idul Fitri, beberapa kali kita tidak

belajar bersama, karena mereka kerap melakukan pentas,

mendapatkan job atau sering juga disebut dengan py (payu) oleh

karena itu, kami tidak memaksa karena selain menjadi petani

pentas-pentas seni ini menjadi sebuah mata pencaharian juga

bagi mereka.

Progam kerja yang kedua adalah mengajar SD bertempat

disanggar Yudistira pimpinan Ki Gondomartono yang kerap

disebut pak Dhalang. Adapun persiapan-persiapan yang kita

lakukan berupa materi-materi gending pakeliran, karena salah

satu anak didik kita ada yang mau ikut festival dalang bocah dan

remaja di Pendopo kab, Blora, dan lomba dalang cilik di Taman

Budaya Surakarta (Tbs). Tahap pelaksanaan awal cukup

membuat keluar kringat karena mereka masih belum menguasai

materi-materi yang kita berikan, serta cara atau pola mereka

menabuh masih ada yang salah, oleh karena itu kita sangat kerja

extra karena dikejar waktu yang sudah mepet.

Latihan sebelum lebaran awalnya kita latihan setiap

malam selasa, malam rabu dan malam jumat sesudah sholat

taraweh selesai jam 21.30, namun latihan dimalam hari untuk

anak-anak SD kurang efektif karena besoknya anak-anak harus

memenuhi kewajiban untuk masuk sekolah, jadi mereka tidak

diperbolehkan oleh orang tua mereka pulang larut malam. Maka

kemudian setelah hari Raya Idul Fitri, kami mengatur jadwa

latihan kembali, latihan menjadi jam 13.30 wib,sampai dengan

17.00 wib setiap hari. Kendala yang dialami seperti pada

umumnya anak kecil, kalau buat serius lumayan susah, sering

becanda, akibatnya materi yang diajarkan kurang meresap lebih

cepat.

Kegiatan lainnya, ikut serta dalam pementasan wayang kulit

sedalu natas acara rutin di Pendopo kab. Blora pada tanggal 06

agustus 2015. Ikut membantu dalam pementasan wayang kulit

di desa Nglebur pada tanggal 08 Agustus 2015. ikut

berpartisipasi pada program “Cekak” (Cerita Mahasiswa KKN

ISI Surakarta) pada tanggal 09 Agustus 2015 di Blok T (terminal

lama Blora). Kemudian acara puncak (perpisahan) di Balai Desa

Kemiri, pada tanggal 13 Agustus 2015 dengan menampilakan

pentas-pentas seni yakni : tari, barongan, karawitan, dan wayang

kulit. Dan kami juga ikut serta membantu pentas penutuan di

posko kkn lainnya di Desa Randu Blatung, pada Tanggal 14

Agustus 2015, hasilnya cukup memuaskan para warga sangat

antusias sekali.

Dari beberapa hasil kegiatan dalam pelaksanaan kkn,

hasilna cukup memuaskan, karena kita memberi kesan tersendiri

kepada masyarakat desa Kemiri, ( meurut penuturan warga

setempat). Dari sanggar “Yudhistira” Bima mendapat juara 1 di

festival dalang remaja, menjadi kebanggan bagi warga desa

Kemiri karena selama ini belum pernah mendapat juara festival

dalang cilik dan remaja. Dari sekian lama kita belajar bersama

dengan sanggar “Putri Laras” membuahkan hasil yang cukup

memuaskan, dari mereka kami mendapatkan banyak ilmu, dan

mereka juga dapat mengerti dan memahami garap-garap pada

gendhing Banyumasan yang kami berikan.

Dalam pementasan-pementasan di berbagai tempat

lingkup wilayah Blora, pada pementasan wayang kulit di

Pendopo kab. Blora begitu meriah masyarakat sangat menikmati

pagelaran wayang kulit tersebut, bahkan beberapa dalang

mengharap agar suatu saat nanti dapat mengundang kami untuk

bisa pentas kembali di Blora. Dalam program “Cekak”, walau

dengan proses yang sangat minimalis sekali, kita hanya

mempunyai waktu untuk latihan bersama hanya 3X latihan,

namun pementasan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Dan

pada pementasan-pementasan sebagai acara perpisahan

mahasiswa KKN di Balai Desa Kemiri dan di Bali Desa Kutukan

– Randu Blatung berlajan sukses, masyarakat Blora cukup puas

dengan apa yang telah kami pentaskan (menurut para pelaku

seni, penikmat seni, dan beberapa warga di Blora), terbukti pada

saat pementasan kursi persediaan untuk penonton selalu terisi

penuh hingga pementasan usai.

5. Nama : Aji Cahyadi

NIM : 12111117

Jurusan : Karawitan

Dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata ini pada tahap

persiapan penulis merencanakan berbagai kegiatan yang akan

diberikan kepada masyarakat. Kegiatan tersebut yaitu pelatihan

tentang gending-gending kepada sanggar Putri Laras dan materi

gending-gending pakeliran serta pengenalan macapat kepada

anak anak SD di Padhepokan Yudistira.

Progam kerja yang pertama adalah belajar, bersama

ibu-ibu pkk yang ada di sanggar Putri Laras Desa Kemiri kec,

Jepon Kab, Blora. Materi belajar bersama yaitu gending-gending

Banyumasan, gending-gending Surakara, dan garap khusus

gending-gending tayub Blora. Persiapan dari kami membawa

notasi-notasi gending-gending yang akan kita bedah bersama.

Untuk tahap pelaksanaan, biasanya kita memberi 1 paket

gending untuk kita bedah bersama dengan ibu-ibu pkk Desa

Kemiri, selanjutnya kalau sudah selesai ada sesi tanya jawab,

contohnya ada bagaian mana yang belum paham bisa

dipertanyakan.

Setelah satu paket terkuasai tinggal pihak mereka

memberikan contoh gending-gending yang digarap Tayub, dan

kami juga ikut memahami bagaimana garap tersebut, kemudian

dibuka kembali sesi tanya jawab. Jadi dari pihak kita dan pihak

mereka saling bertukan pikiran atau ilmu. Kita bersepakat untuk

waktu belajar bersama ialah malam kamis dan malam minggu,

sehabis sholat taraweh. Kendala yang dihadapi adalah pada

waktu setelah hari Raya Idul Fitri, beberapa kali kita tidak

belajar bersama, karena mereka kerap melakukan pentas,

mendapatkan job atau sering juga disebut dengan py (payu) oleh

karena itu, kami tidak memaksa karena selain menjadi petani

pentas-pentas seni ini menjadi sebuah mata pencaharian juga

bagi mereka.

Progam kerja yang kedua adalah mengajar SD

bertempat disanggar Yudistira pimpinan Ki Gondomartono yang

kerap disebut pak Dhalang. Adapun persiapan-persiapan yang

kita lakukan berupa materi-materi gending pakeliran, karena

salah satu anak didik kita ada yang mau ikut festival dalang

bocah dan remaja di Pendopo kab, Blora, dan lomba dalang cilik

di Taman Budaya Surakarta (Tbs). Tahap pelaksanaan awal

cukup membuat keluar kringat karena mereka masih belum

menguasai materi-materi yang kita berikan, serta cara atau pola

mereka menabuh masih ada yang salah, oleh karena itu kita

sangat kerja extra karena dikejar waktu yang sudah mepet.

Latihan sebelum lebaran awalnya kita latihan setiap

malam selasa, malam rabu dan malam jumat sesudah sholat

taraweh selesai jam 21.30, namun latihan dimalam hari untuk

anak-anak SD kurang efektif karena besoknya anak-anak harus

memenuhi kewajiban untuk masuk sekolah, jadi mereka tidak

diperbolehkan oleh orang tua mereka pulang larut malam. Maka

kemudian setelah hari Raya Idul Fitri, kami mengatur jadwa

latihan kembali, latihan menjadi jam 13.30 wib,sampai dengan

17.00 wib setiap hari. Kendala yang dialami seperti pada

umumnya anak kecil, kalau buat serius lumayan susah, sering

becanda, akibatnya materi yang diajarkan kurang meresap lebih

cepat.

Kegiatan lainnya, ikut serta dalam pementasan

wayang kulit sedalu natas acara rutin di Pendopo kab. Blora

pada tanggal 06 agustus 2015. Ikut membantu dalam

pementasan wayang kulit di desa Nglebur pada tanggal 08

Agustus 2015. ikut berpartisipasi pada program “Cekak” (Cerita

Mahasiswa KKN ISI Surakarta) pada tanggal 09 Agustus 2015 di

Blok T (terminal lama Blora). Kemudian acara puncak

(perpisahan) di Balai Desa Kemiri, pada tanggal 13 Agustus 2015

dengan menampilakan pentas-pentas seni yakni : tari, barongan,

karawitan, dan wayang kulit. Dan kami juga ikut serta

membantu pentas penutuan di posko kkn lainnya di Desa Randu

Blatung, pada Tanggal 14 Agustus 2015, hasilnya cukup

memuaskan para warga sangat antusias sekali.

Dari beberapa hasil kegiatan dalam pelaksanaan kkn,

hasilna cukup memuaskan, karena kita memberi kesan tersendiri

kepada masyarakat desa Kemiri, ( meurut penuturan warga

setempat). Dari sanggar “Yudhistira” Bima mendapat juara 1 di

festival dalang remaja, menjadi kebanggan bagi warga desa

Kemiri karena selama ini belum pernah mendapat juara festival

dalang cilik dan remaja. Dari sekian lama kita belajar bersama

dengan sanggar “Putri Laras” membuahkan hasil yang cukup

memuaskan, dari mereka kami mendapatkan banyak ilmu, dan

mereka juga dapat mengerti dan memahami garap-garap pada

gendhing Banyumasan yang kami berikan.

Dalam pementasan-pementasan di berbagai tempat

lingkup wilayah Blora, pada pementasan wayang kulit di

Pendopo kab. Blora begitu meriah masyarakat sangat menikmati

pagelaran wayang kulit tersebut, bahkan beberapa dalang

mengharap agar suatu saat nanti dapat mengundang kami untuk

bisa pentas kembali di Blora. Dalam program “Cekak”, walau

dengan proses yang sangat minimalis sekali, kita hanya

mempunyai waktu untuk latihan bersama hanya 3X latihan,

namun pementasan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Dan

pada pementasan-pementasan sebagai acara perpisahan

mahasiswa KKN di Balai Desa Kemiri dan di Bali Desa Kutukan

– Randu Blatung berlajan sukses, masyarakat Blora cukup puas

dengan apa yang telah kami pentaskan (menurut para pelaku

seni, penikmat seni, dan beberapa warga di Blora), terbukti pada

saat pementasan kursi persediaan untuk penonton selalu terisi

penuh hingga pementasan usai.

6. Nama : Ce Sar Husnul K.

NIM : 11150105

Jurusan : Desain Interior

Dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata ini pada tahap

persiapan penulis merencanakan berbagai kegiatan yang akan

diberikan kepada masyarakat. Kegiatan tersebut yaitu mengajar

menggambar, mewarnai anak-anak SD, pembuatan lomba

mewarnai di 17 Agustus antar anak-anak SDN 1 dan SDN 2, dan

mendekorasi panggung pentas seni yg diadakan di balai desa

Kemiri.

Program kerja yang pertama yaitu pelatihan untuk anak –

anak SD perkenalan tentang mengambar dan mewarnai.

Pelatihan perkenalan warna berawal dari perkenalan tentang

warna oleh mahasiswa KKN di SDN 1 Kemiri dan SDN 2 Kemiri

dengan menawarkan pelatihan singkat untuk mengenal warna

dan karakter warna untuk anak – anak yang berminat

mengikutinya kita catat. Antusias anak-anak yang ingin belajar

menggambar sangat banyak, pesertanya yaitu beberapa murid di

SDN 1 Kemiri dan SDN 2 Kemiri.

Belajar menggambar dibagi menjadi dua kelompok yaitu

kelompok SDN 1 Kemiri yang berlatih setiap hari Senin dan

Rabu dan juga SDN 2 Kemiri yang berlatih setiap hari Selasa dan

Kamis di masing – masing sekolahnya setiap jam 15.00 WIB.

Dalam pertemuan pertama perkenalan warna memperkenalkan

macam-macam warna mulai dari merah, kuning, hijau, dan lain-

lain semisal air di danau warna biru menandakan kesejukan di

dalam danau tersebut dan membahas satu persatu warna

tersebut.

Pada pertemuan kedua penulis mulai belajar mengarsir di

kertas bergambar yang menjelaskan tentang tebal tipisnya

komposisi dalam mengarsir obyek agar terlihat indah, materi

tersebut belum mudah dimengerti oleh anak – anak SD.

Pada pertemuan ketiga, saya memberikan kertas

bergambar sehingga anak-anak dapat mengaplikasikan materi

yang saya berikan di hari-hari sebelumnya. Satu persatu anak

kami ajarkan untuk mengarsir dengan benar mengunakan

crayon ataupun dengan pensil warna. Dengan pengajaran

sedikit intensif anak-anak mulai praktek mengarsir dengan baik

dan benar, sehingga mereka menjadi mengerti bagaimana cara

mengarsir yang baik dan benar.

Pada pertemuan terakhir, penulis mengadakan lomba

untuk masing – masing anak – anak SD. Penulis mengadakan

lomba mewranai bersama dengan anak – anak dari SDN 2

Kemiri pada tanggal 8 Agustus 2015 jam 15.00 WIB di SDN 2

kemiri. Acara berjalan lancar akan tetapi anak-anak tersebut

belum tepat waktu untuk mengumpulkan karya mereka

penetapan waktu 2 jam belum cukup bagi mereka sehingga

tidak tepat waktu.

Pada hari selanjutnya tepatnya tanggal 10 Agustus 2015

penulis mengadakan lomba mewarnai di luar ruangan dengan

anak – anak dari SDN 1 Kemiri tepatnya di teras kelas pada jam

14.00 WIB di SD 1 kemiri. Sangat di sayangkan anak-anak

terlambat sampai jam 15:00 karena kurang koordinasi dari para

guru yg tidak memberi tahu akan adanya lomba menggambar di

SDN 1 kemiri sehingga peserta hanya ada 7 anak yang hadir.

Program kerja yang kedua yaitu menata panggung pentas

seni yang diadakan di desa kemiri tepatnya pada tanggal 13

Agustus 2015 bersama dengan teman-teman menata dan menge-

set panggung pedalangan dan menata gamelan untuk seni

karawitan serta menata lampu untuk pencahayaan pada

pangung pentas seni tersebut.

Acara selesai pada tanggal 14 Agustus 2015 membersikan

balai desa kemiri setelah selesai diadaknnya acara pentas seni

dan perpisahan mahasiswa KKN ISI SURAKARTA 2015 sekian

lapaoran dari penulis.

7. Nama : Muhammad Khariz P. S.

NIM : 12150139

Jurusan : Desain Interior

Dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata ini pada tahap

persiapan penulis merencanakan berbagai rancangan kegiatan

yang akan diberikan kepada masyarakat. sayangnya semua

rancangan yang disusun tidak sesuai dengan situasi dan kondisi

pada Desa Kemiri ini.

Desain interior merupakan ilmu modern yang mengikuti

jaman dan terus berkembang. Penerapan ilmu desain interior

susah diaplikasikan dikarenakan situasi dan kondisi di pedesaan

bukan objek yang tepat dalam pengaplikasian yang sering

diterapkan dikota besar. Penerapan ilmu ini juga menggunakan

aplikasi software yang mampu memabantu dalam sebuah

pekerjaan mendesain. Tidak semua kalangan dapat mempelajari

ilmu Desain Interior termasuk umur lansia dan anak-anak.

Desain Interior dapat dipelajari di kalangan remaja. Sayangnya,

perkumpulan karang taruna telah dihapus karena kurang

produktif di Desa Kemiri. Pada akhirnya Desain Interior hanya

dapat mengajarkan sebatas ilmu menggambar kepada anak-anak

Desa Kemiri sesuai dengan kebutuhan masyarakat itu sendiri.

Program kerja yang pertama yaitu pelatihan singkat

Desain Interior untuk anak – anak SD. Pelatihan singkat Desain

Interior berupa mengajar tentang menggambar dan mewarnai

yang berawal dari perkenalan tentang warna dan sketsa oleh

mahasiswa KKN di SDN 1 Kemiri dan SDN 2 Kemiri dengan

menawarkan pelatihan singkat warna dan skesa untuk anak –

anak yang berminat mengikutinya. Lalu penulis mencatat siapa

saja yang berminat mengikuti pelatihan tersebut. Antusias anak-

anak yang ingin mengikuti pelatihan singkat menggambar dan

mewarnai sangat banyak, pesertanya yaitu beberapa murid di

SDN 1 Kemiri dan SDN 2 Kemiri.

Pelatihan singkat menggambar dan mewarnai dibagi

menjadi dua kelompok yaitu kelompok SDN 1 Kemiri yang

berlatih setiap hari Senin dan Rabu dan juga SDN 2 Kemiri yang

berlatih setiap hari Selasa dan Kamis di masing – masing

sekolahnya setiap jam 15.00 WIB. Dalam pertemuan pertama

penulis memperkenalkan macam – macam warna dan

pengertian warna serta mempraktekkan warna kedalam buku

gambar. Pada pertemuan kedua penulis mulai menjelaskan

tentang komposisi warna dalam bentuk gradasi warna agar

terlihat indah. Penulis hanya mengajarkan komposisi dasar saja

karena bagi penulis materi tersebut lebih mudah dimengerti oleh

anak – anak SD. Pada pertemuan ketiga, penulis mulai

mempraktekkan cara mengaplikasikan gradasi warna yang lebh

menarik. Satu per satu anak kami ajarkan untuk

mengaplikasikan gradasi warna sesuai dengan imajinasi mereka.

Dengan praktek menggambar dan mewarnai mereka menjadi

mengerti bagaimana cara menggunakan warna dengan baik.

Pada pertemuan terakhir, penulis mengadakan lomba

menggambar dan mewarnai pada hari tepatnya tanggal 7 dan 9

Agustus 2015. Anak – anak dari SDN 1 Kemiri mengikuti lomba

pada jam 05.00 WIB di sekolah mereka. Semangat anak – anak

SDN 1 Kemiri untuk mengikuti lomba menggambar dan

mewarnai terlihat antusias karena penulis memberikan hadiah

bagi siapa saja yang menjadi pemenangnya. Begitu juga dengan

anak-anak SDN 2 Kemiri terlihat antusias mengikuti lomba

menggambar dan mewarnai, namun anak anak SDN 2 Kemiri

yang mengikuti lomba tidak seramai di SDN 1 Kemiri.

Pemenang lomba menggambar dan mewarnai di umumkan

bersama pentas seni yang diadakn di Balai Desa Kemiri pada

tanggal 13 agustus 2015.

Kendala yang penulis hadapi di sini yaitu dalam

menyiapkan alat dan bahan menggambar dan mewarnai yang

masih belum memadai di sekolah dasar ini di karena harga yang

sangat mahal.

8. Nama : Shevy Almivdha

NIM : 12148112

Jurusan : Televisi dan Film

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata pada tahap persiapan

penulis telah merencanakan berbagai kegiatan yang akan

diberikan kepada masyarakat Desa Kemiri, yaitu pelatihan

singkat, screening film, mendokumentasikan kegiatan selama

KKN dan pembuatan profil desa.

Program kerja yang pertama yaitu pelatihan singkat dasar

menggambar dan mewarnai untuk anak–anak SD. Pelatihan

singkat menggambar berawal dari perkenalan tentang kamera

dan dasar menggambar oleh mahasiswa KKN di SDN 1 Kemiri

dan SDN 2 Kemiri dengan menawarkan pelatihan singkat untuk

anak–anak yang berminat mengikutinya. Lalu penulis mencatat

siapa saja yang berminat mengikuti pelatihan tersebut dan

membagi hari dan waktu untuk pelatihan singkat kepada anak-

anak. Antusias anak-anak yang ingin mengikuti pelatihan

singkat menggambar dan mewarnai sangat banyak, pesertanya

berasal dari beberapa murid di SDN 1 Kemiri dan SDN 2 Kemiri.

Pelatihan singkat menggambar dan mewarnai dibagi menjadi

dua kelompok yaitu kelompok SDN 1 Kemiri yang berlatih

setiap hari Senin dan Rabu dan juga SDN 2 Kemiri yang berlatih

setiap hari Selasa dan Kamis di masing–masing sekolahnya

setiap jam 15.00 WIB. Dalam pertemuan pertama penulis

memperkenalkan macam–macam warna dan langsung

memberikan kertas bergambar untuk anak-anak supaya bisa

menuangkan kreatifitas warna untuk mewarnai gambar yang

telah disediakan oleh kami dan anak-anak juga menggunakan

alat-alat menggambar seadanya. Selama kegiatan pelatihan

singkat yang dilakukan oleh teman-teman KKN, penulis selalu

mendokumentasikan kegiatan mereka saat memberikan

pelatihan kepada anak-anak SDN 1 Kemiri dan SDN 2 Kemiri.

Penulis selalu mendokumentasikan setiap kegiatan atau saat

observasi yang dilakukan oleh teman-teman KKN. Penulis juga

mengambil beberapa gambar untuk membuat profil desa. Pada

pertemuan kedua dan ketiga penulis mulai memberikan arahan

kepada anak-anak untuk menuangkan kreatifitasnya dalam

menggambar sesuatu. Pada pertemuan terakhir, penulis

mengadakan lomba menggambar dan mewarnai untuk semua

anak-anak SD di Desa Kemiri sebagai tanda apa yang telah

mahasiswa KKN ajarkan kepada anak-anak SD yang berada di

Desa Kemiri. Selama mengerjakan kegiatan tersebut selalu ada

halangan yaitu anak-anak yang tidak bisa diam saat penulis

menjelaskan dan harga fotocopy dan print disana terbilang

mahal dan jarak untuk menjangkaunya juga cukup jauh.

Screening film dilakukan di SDN 1 dan 2 Kemiri dan

memutar film “Tanah Surga Katanya” dan “Sherina” film yang

bertemakan kemerdekaan dan drama musical anak-anak.

Persiapan saat melaksanakan screening yaitu memilih film yang

baik dan dapat dimengerti oleh anak-anak SD 1 dan 2 Kemiri.

Saat memilih film penulis sedikit bingung karena ada banyak

pilihan film dan saat mendownloaad tidak ada ukuran yang

besar (HD). Saat pemutaran yaitu saat anak-anak pulang sekolah

jam 14.00 dan saat pemutaran film ada beberapa anak-anak yang

kurang memperhatikan film yang di putar. Saat pemutaran pun

sound yang digunakan sedikit kurang baik karena kabel yang

dibutuhkan hilang jadi penulis pun harus keluar untuk membeli

kabel tersebut dahulu.

Pembuatan Profil Desa Kemiri, Kecamatan Jepon,

Kabupaten Blora. Dalam pembuatan karya video untuk profil

desa penulis bekerjasama dengan mahasiswa dari jurusan

Fotografi. Kami mencari obyek dengan cara observasi keliling

desa, bertanya kepada Bapak Mudin, Bapak bayan dan para

perangkat desa di Balaidesa Kemiri. Dengan observasi tersebut

kami bertemu dengan para pengrajin, sanggar – sanggar

kesenian, pembangunan desa, fasilitas yang terdapat di Desa

Kemiri. Pada awal observasi kami mengunjungi pengrajin

mangkok dari kayu, mereka memproduksi mangkok yang

dipesan oleh Garuda Indonesia sebanyak 1.000 mangkok per

bulan. Kemudian kami mengunjungi dan mendokumentasikan

pengrajin hiasan berbentuk jamur dan mebel. Kami juga

mendokumentasikan sanggar – sanggar kesenian di Desa Kemiri

diantaranya yaitu Paguyuban Dalang Cilik, Karawitan Putri

Laras, dan Barongan. Pembangunan desa seperti pralonisasi

yang berfungsi untuk membantu pengairan kebun–kebun

warga, pembangunan masjid sebagai tempat ibadah, pamsimas

yang berfungsi menyalurkan air bersih untuk keperluan mandi,

air minum, memasak, dll. Lahan jagung yang luas yang

menandakan bahwa pertanian di Desa Kemiri sudah mulai maju.

Dalam pelaksanaan dokumentasi untuk profil desa penulis tidak

membuat jadwal yang pasti karena kegiatan tersebut dilakukan

sewaktu–waktu saat penulis tidak melakukan kegiatan lain

seperti mengajar atau ikut mendokumentasikan kegiatan yang

dilakukan oleh teman–teman sekelompok KKN yang berasal

dari Fakultas Seni Pertunjukan. Hasil akhir yang dihasilkan

untuk profil desa yaitu berbentuk pamflet yang akan dapat

digunakan untuk promosi Desa Kemiri.

9. Nama : Risky Kurniawan

NIM : 12148114

Jurusan : Televisi dan Film

Kuliah kerja nyata atau disebut KKN yang berlokasi di

Desa Kemiri Kecamatan Jepon Kabupaten Blora memiliki

banyak potensi seni terutama seni pertunjukan karena itu

penulis membuat program kerja (proker) yang sesuai

dibidangnya yaitu televisi dan film. Selanjutnya penulis

berinisiatif membuat sebuah profil desa berupa video, video

yang menayangkan kondisi Desa Kemiri melalui cara observasi.

Video tersebut memuat beberapa kegiatan masyarakat meliputi

kesenian, keagamaan, pengrajin dan kondisi ekonomi serta

program desa tersebut di bidang pertanian. Dalam pembuatan

profil desa ini penulis tidak sendiri tetapi di bantu teman-teman

satu kelompok untuk pengambilan gambar serta di proses

editing. Selain itu penulis juga bekerja sama dengan teman

jurusan fotografi guna menyamakan proker ini serta untuk

melengkapinya.

Proker kedua yang dilakukan penulis adalah membantu

anak jurusan fotografi untuk proses pengajaran di SDN 1 Kemiri

dan SDN 2 Kemiri sebagai fasilitatornya extrakulikuler fotografi

dengan materi yang sederhana. Dalam pembuatan serta

penyusunan konsep dan materi ajaran kami berdua

mendikusikan terlebih dahulu serta hasil akhir yang anak-anak

SD untuk dipamerkan pada puncak acaranya.

Hambatan dikedua proker ini adalah kurangnya desa

yang mendukung kami untuk pembuatan profil desa ini maka

kami berinisiatif sendiri dan mencari gambar serdiri untuk

menjadi bahan kami dalam pembuatan profil desa. Selain

hambatan ini kami juga belajar bagaimana cara mengatasi jika di

dunia luar sana terjadi permasalahan seperti ini. Bahkan juga

perlu ditanyakan bagaimana para panitia mensurvei lokasi KKN

karena di desa ini kurang adanya dukungan dari desa

khususnya dukungan dari bapak kepala desa tentang

kedatangan kami peserta KKN dibidang seni ini. Saran dari

penulis adalah agar tahun depan memperpanjang waktu saat

survei lokasi agar dapat mematangkan dan menjadi tolak ukur

untuk desa yang akan digunakan sebagai tempat KKN. Karena

kalau hanya dilihat tidak adanya potensi seni itu salah walau

ada potensi seni tapi tidak didukung oleh warga dan

perangkatnya sendiri sama juga menghambat proker yang telah

dibuat oleh peserta KKN. Selain itu ialah menambah panjang

jadwal KKN karena kalau bisa dilihat satu bulan pertama hanya

bisa sosialisasi untuk peserta sendiri. Serta untuk jadwal KKN

mohon jangan di hari atau bulan ramadhan dikarenakan pasti

ada idul fitri dan itu membuat kegiatan tidak bisa fokus pasti

para peserta mengejar proker yang sudah mereka buat.

10. Nama : Adella Citra Anggita

NIM : 12152113

Jurusan : Fotografi

Dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata ini pada tahap

persiapan penulis merencanakan berbagai kegiatan yang akan

diberikan kepada masyarakat. Kegiatan tersebut yaitu pelatihan

singkat dan pembuatan profil desa.

Program kerja yang pertama yaitu pelatihan singkat

fotografi untuk anak – anak SD yang dibantu oleh teman dari

jurusan televise dan film. Pelatihan singkat fotografi berawal

dari perkenalan tentang fotografi oleh mahasiswa KKN di SDN 1

Kemiri dan SDN 2 Kemiri dengan menawarkan pelatihan

singkat fotografi untuk anak – anak yang berminat

mengikutinya. Lalu penulis mencatat siapa saja yang berminat

mengikuti pelatihan tersebut. Antusias anak-anak yang ingin

mengikuti pelatihan singkat fotografi sangat banyak, pesertanya

yaitu beberapa murid di SDN 1 Kemiri dan SDN 2 Kemiri.

Pelatihan singkat fotografi dibagi menjadi dua kelompok yaitu

kelompok SDN 1 Kemiri yang berlatih setiap hari Senin dan

Rabu dan juga SDN 2 Kemiri yang berlatih setiap hari Selasa dan

Kamis di masing – masing sekolahnya setiap jam 15.00 WIB.

Dalam pertemuan pertama penulis memperkenalkan macam –

macam kamera dan fungsinya dan hanya membahas teori saja

karena peralatan yang terbatas sehingga anak – anak belum bisa

belajar sambil praktek memegang kamera sendiri. Pada

pertemuan kedua penulis mulai menjelaskan tentang komposisi

dalam mengambil gambar atau obyek dalam fotografi agar

terlihat indah. Penulis hanya mengajarkan komposisi Rule of

Third (sepertiga bidang) saja karena bagi penulis materi tersebut

lebih mudah dimengerti oleh anak – anak SD. Pada pertemuan

ketiga, penulis mulai mempraktekkan cara mencari dan

memotret obyek menggunakan kamera DSLR. Satu per satu

anak kami ajarkan untuk memotret menggunakan kamera DSLR

secara bergantian agar mereka paham dan memiliki pengalaman

mencoba hal baru yaitu memotret dengan mengunakan kamera

DSLR. Dengan praktek memotret mereka menjadi mengerti

bagaimana cara memotret menggunakan kamera DSLR. Pada

pertemuan terakhir, penulis mengadakan hunting foto bersama

di luar ruangan (outdoor) untuk masing – masing anak – anak

SD. Penulis mengadakan hunting foto bersama dengan anak –

anak dari SDN 2 Kemiri pada tanggal 7 Agustus 2015 jam 15.00

WIB di Kebun Jagung Desa Kemiri. Tetapi sangat disayangkan

karena pada sore itu yang hadir hanya lima orang saja karena

yang lainnya mengikuti pelatihan pramuka untuk peringatan

Hari Pramuka. Pada hari selanjutnya tepatnya tanggal 9 Agustus

2015 penulis mengadakan hunting foto bersama di luar ruangan

dengan anak – anak dari SDN 1 Kemiri pada jam 05.00 WIB di

Waduk Genjahan. Semangat anak – anak SDN 1 Kemiri untuk

hunting foto bersama terlihat karena mereka menghampiri

penulis jam 05.00 WIB dan akhirnya kami berangkat berjalan

kaki dari Posko KKN Desa Kemiri ke Waduk Genjahan yang

jaraknya kurang lebih dua sampai tiga kilometer. Sesampainya

di lokasi, penulis melihat antusias memotret yang sangat besar

pada anak – anak. Mereka berlomba – lomba untuk memotret

obyek yang berbeda dari temannya yang lain. Walaupun hanya

disediakan dua kamera saja tetapi mereka tidak berebutan dalam

meminjam kamera. Mereka saling berbagi ilmu memilih obyek

yang menarik dan memotretnya satu per satu. Pada akhirnya

hasil foto anak – anak dicetak dan dipamerkan dalam pameran

foto di acara apresiasi seni mahasiswa KKN Desa Kemiri.

Kendala yang penulis hadapi di sini yaitu dalam mencetak foto

yang akan dipamerkan dalam pameran fotografi karena

percetakan di Blora sangat mahal dan tidak memiliki teknisi

yang handal dalam cetak mencetak, hal itu menyebabkan sering

terjadinya cetakan yang harus diulang dan hal tersebut sangat

berpengaruh pada pengeluaran yang semakin banyak.

Program kerja yang kedua yaitu pembuatan Profil Desa

Kemiri, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora. Dalam pembuatan

karya foto untuk profil desa penulis bekerjasama dengan

mahasiswa dari jurusan Televisi dan Film. Kami mencari obyek

dengan cara observasi keliling desa, bertanya kepada Bapak

Mudin, bapak bayan dan para perangkat desa di Balaidesa

Kemiri. Dengan observasi tersebut kami bertemu dengan para

pengrajin, sanggar – sanggar kesenian, pembangunan desa,

fasilitas yang terdapat di Desa Kemiri. Pada awal observasi kami

mengunjungi pengrajin mangkok dari kayu, mereka

memproduksi mangkok yang dipesan oleh Garuda Indonesia

sebanyak 1.000 mangkok per bulan. Kemudian kami

mengunjungi dan mendokumentasikan pengrajin hiasan

berbentuk jamur dan mebel. Kami juga mendokumentasikan

sanggar – sanggar kesenian di Desa Kemiri diantaranya yaitu

Paguyuban Dalang Cilik, Karawitan Putri Laras, dan Barongan.

Pembangunan desa seperti pralonisasi yang berfungsi untuk

membantu pengairan kebun – kebun warga, pembangunan

masjid sebagai tempat ibadah, pamsimas yang berfungsi

menyalurkan air bersih untuk keperluan mandi, air minum,

memasak, dan lain – lain. Lahan jagung yang luas yang

menandakan bahwa pertanian di Desa Kemiri sudah mulai

maju. Dalam pelaksanaan dokumentasi untuk profil desa

penulis tidak membuat jadwal yang pasti karena kegiatan

tersebut dilakukan sewaktu – waktu saat penulis tidak

melakukan kegiatan lain seperti mengajar atau ikut

mendokumentasikan kegiatan yang dilakukan oleh teman –

teman sekelompok KKN yang berasal dari Fakultas Seni

Pertunjukan. Hasil akhir yang dihasilkan untuk profil desa yaitu

berbentuk pamflet yang akan dapat digunakan untuk promosi

Desa Kemiri.

BAB III

HASIL KEGIATAN

Selama 35 hari melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yaitu

dimulai dari tanggal 6 Juli-15 Agustus 2015 yang bertempat di Desa

Kemiri Kecamatan Jepon Kabupaten Blora, kegiatan dilakukan di Desa

Kemiri dan di sekolah dasar yang berada di Desa Kemiri, kegiatan Kuliah

Kerja Nyata di Kabupaten Blora selesai tepat waktu selama 35 hari.

berikut ini adalah uraian hasil kegiatan Kuliah Kerja Nyata selama 35 hari.

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan pengabdian oleh

mahasiswa untuk masyarakat. Para mahasiswa dibagi menjadi beberapa

kelompok yang dibagi secara acak dari dua fakultas yang ada di ISI

Surakarta yaitu Fakultas Seni Pertunjukan dan Fakultas Seni Rupa dan

Desain. Diharapkan mahasiswa dalam satu kelompok dapat bekerja sama

meskipun terdiri dari berbagai jurusan yang berbeda.

Kegiatan KKN melalui proses secara bertahap mulai dari observasi

lapangan hingga pelaksanaan program kerja kemudian kami dapat

menyelesaikan beberapa program kerja yang telah disusun dan disepakati

bersama antara peserta KKN dan pemerintah desa setempat. Adapun

program tersebut antara lain pengenalan gamelan dan macapat sederhana

untuk anak – anak SD, pelatihan karawitan bersama Sanggar Karawitan

Putri Laras, pelatihan tari untuk anak – anak SD, pelatihan tari barongan

untuk Festival Barongan Kabupaten Blora, mendampingi anak – anak

latihan dalang cilik di Padepokan Seni Pedalangan Yudistira, pelatihan

menggambar dasar dan mewarnai, pembuatan video profil desa dan

dilengkapi dengan foto, pelatihan dasar fotografi untuk anak – anak SD

dan akhirnya membuat pameran fotografi dalam apresiasi seni Desa

Kemiri. mahasiswa selalu mengikuti kegiatan yang ada di Kelurahan

Jepon Desa Kemiri dengan mengikuti acara untuk memeriahkan 17

Agustusan HUT RI yang ke 70 dengan mengadakan lomba makan

krupuk, masukkan pensil dalam botol, lomba gigit sendok kelereng,

lomba pecah air dan lomba mengambil koin dalam tepung pada tanggal 9

Agustus 2015. Mahasiswa juga membuat acara apresiasi seni dan

termasuk acara perpisahan mahasiswa KKN dengan warga Desa Kemiri

dengan menampilkan adik-adik Desa Kemiri menari, barongan dan

wayangan dalang bocah, mahasiswa KKN juga mengisi acara puncak

yaitu wayangan. Saat di acara apresiasi seni hasil foto yang telah diajarkan

oleh mahasiswa KKN jurusan fotografi juga di pamerkan serta

mengadakan lomba mewarnai dan menggambar tingkat SD di Desa

Kemiri. Desa Kemiri juga menjadi peserta dalam Festival Dalang Bocah

dan Desa Kemiri juga menjadi pemenang Juara 1 dalam Festival Dalang

Bocah Kategori Remaja.

Meskipun terdapat beberapa kendala selama berlangsungnya KKN

secara umum kegiatan KKN berjalan lancar dan aman. Kendala dan

masalah yang dihadapi membuat kelompok kami semakin tertantang

dan membuat kerjasama yang semakin kompak. Banyaknya pemikiran

yang berbeda dari masing–masing anggota kelompok menjadikan kita

semakin dewasa dalam menyikapi permasalahan yang terjadi saat

berlangsungnya KKN. Respon masyarakat desa setempat kami rasa

sangat baik selama 35 hari melaksanakan KKN, sehingga cukup

membantu kami selama proses pelaksanaan program–program KKN yang

telah disepakati. Secara kualitatif hasil pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata di

Kabupaten Blora Desa Kemiri dapat terlaksana baik dan target seperti

yang telah diprogramkan oleh masing–masing jurusan sesuai dengan

kesepakatan bersama. Target yang dilaksanakan merupakan target yang

telah dirancang sehingga kegiatan yang dilaksanakan bisa maksimal.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN

Setelah melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata selama 35

hari di Desa Kemiri Kecamatan Jepon Kabupaten Blora kami dapat

menyimpulkan bahwa kegiatan studi lapangan tersebut berjalan

dengan lancar. Kami merangkum beberapa sub-item diantaranya

yaitu

Peserta KKN Posko XIII dapat diterima dengan baik oleh

Kepala Desa Kemiri dan warga masyarakat Desa Kemiri

sehingga kami dapat berinteraksi dengan baik dan

mendapatkan informasi yang cepat dan tepat.

Rancangan program kerja yang telah kami susun dapat

tersampaikan dan disambut dengan baik oleh para warga

masyarakat.

Setiap individu dalam kelompok kami memiliki tugas masing –

masing dan dapat bekerja sama dengan kompak dalam

menjalankan rencana program kerja yang telah dibuat.

Mahasiswa KKN dapat memberikan sumbangan berupa

pikiran, pembaharuan dan pembinaan.

Mahasiswa KKN dapat melaksanakan program kerja yang

telah direncanakan secara bersamaan dan berkesinambungan

tanpa membedakan jurusan.

2. SARAN

Menghimbau kepada masyarakat agar apa yang diberikan

mahasiswa dapat diterima dan diterapkan dengan baik.

Diharapkan masyarakat dapat memahami bahwa seni bukan

melulu mengenai pertunjukan tetapi juga termasuk seni dalam

bentuk yang lainnya, semisal fotografi, videografi, desain

grafis, bahkan sampai tata rias dan tata ruang (interior).

Diharapkan Dosen Pembimbing Lapangan mengetahui kondisi

lapangan tempat mahasiswa KKN diterjunkan, sehingga DPL

dapat mengetahui permasalahan – permasalahan yang ada dan

dapat membantu memecahkan masalah tersebut.

Mahasiswa KKN dapat memberikan pelatihan yang

bermanfaat untuk masyarakat yang terdapat di lokasi KKN.

DAFTAR PUSTAKA

Akademik ISI Surakarta

2015. Panduan Kuliah Kerja Nyata. ISI Surakarta

Eri Kisworo

2013 “Laporan Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata di Desa Jatiluhur

Kecamatan Karanganyar Kabupaten Kebumen”. Surakarta : ISI.