laporan kasus oblap

18
LAPORAN KASUS DIARE IDENTITAS PASIEN : Nama : Nn. I Umur : 18 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Bangsa/suku : Makassar Agama : Islam Pekerjaan : Pegawai toko Alamat : Jl. Ir. H. Juanda No. 7 Kel. Tallo Kec. Ujung Pandang Baru No. 34 Tanggal Pemeriksaan : 24 September 2014 ANAMNESIS Keluhan Utama : Diare Anamnesis Terpimpin :

Upload: nadyaelsinta

Post on 26-Dec-2015

7 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

medical

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KASUS OBLAP

LAPORAN KASUS

DIARE

IDENTITAS PASIEN :

Nama : Nn. I

Umur : 18 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Bangsa/suku : Makassar

Agama : Islam

Pekerjaan : Pegawai toko

Alamat : Jl. Ir. H. Juanda No. 7 Kel. Tallo Kec. Ujung Pandang

Baru No. 34

Tanggal Pemeriksaan : 24 September 2014

ANAMNESIS

Keluhan Utama : Diare

Anamnesis Terpimpin :

Dialami sejak 1 hari yang lalu, terus menerus, disertai dengan demam dan sakit

kepala . Keluhan lainnya pasien merasa mual, muntah 1x. Belum pernah berobat

sebelumnya . Nafsu makan berkurang. BAB cair disertai ampas, BAK lancar.

Page 2: LAPORAN KASUS OBLAP

Riwayat Penyakit sebelumnya :

Riwayat Diare (-)

Riwayat Demam Berdarah (-)

Riwayat Tifoid (-)

Riwayat Alergi (-)

Riwayat Maag (-)

Riwayat Penyakit Keluarga (-)

PEMERIKSAAN FISIS :

Tinggi Badan : 160 cm

Berat Badan : 50 kg

Tanda Vital :

Tekanan Darah : 120/80

Nadi : 80x/menit

Pernapasan : 20x/menit

Suhu : 38,5˚C

Kepala : Anemis (-), Sianosis (-), Ikterus (-)

Leher : DVS tidak ada peninggian

Thoraks : Vesikuler, Rh (-), Wh (-)

Cor : Suara jantung 1,2 murni, reguler

Abdomen : Peristaltik (+) meningkat

Ekstremitas : tidak ada kelainan

Page 3: LAPORAN KASUS OBLAP

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan

DIAGNOSIS

Gastroenteritis akut (GEA)

PENATALAKSANAAN

Pengobatan farmakologi yang diberikan :

- Anti Piretik ( Sanmol)

- Oralit

Pengobatan non farmakologi yang dianjurkan kepada pasien antara lain :

- Istirahat teratur

- Perbanyak minum untuk menghindari terjadinya kekurangan cairan

- Makan makanan yang lunak untuk menghidari terjadinya iritasi pada

saluran pencernaan

HASIL KUNJUNGAN RUMAH

1. Kunjungan I (24 September 2014)

Keluhan : Diare

Pemeriksaan Fisis :

Tekanan Darah : 120/80

Nadi : 80x/menit

Pernapasan : 20x/menit

Suhu : 38,5˚C

Page 4: LAPORAN KASUS OBLAP

Kepala : Anemis (-), Sianosis (-), Ikterus (-)

Leher : DVS tidak ada peninggian

Thoraks : Vesikuler, Rh (-), Wh (-)

Cor : Suara jantung 1,2 murni, reguler

Abdomen : Peristaltik (+) meningkat

Ekstremitas : tidak ada kelainan

Pengobatan non farmakologi yang dianjurkan kepada pasien antara lain :

o Istirahat teratur

o Perbanyak minum untuk menghindari terjadinya kekurangan cairan

o Makan makanan yang lunak untuk menghidari terjadinya iritasi

pada saluran pencernaan

1. Profil Keluarga

Pasien tersebut (Nn.I) adalah seorang remaja yang tinggal bersama kedua

orang tuanya. Status pendidikan terakhir Nn. I adalah SMA, pekerjaan Nn.

I saat ini adalah pegawai toko. Nn. I tinggal bersama kedua orangtuanya.

Ibu Nn.I bernama Ny.H seorang ibu rumah tangga, pekerjaan Ayah Nn. I

tidak diketahui.

2. Status Sosial dan Kesejahteraan Keluarga

Pekerjaan sehari-hari pasien adalah seorang pegawai di toko X. Pasien ini

tinggal dirumah saudara ibunya yang telah dihuni sekitar 6-7 tahun.

Rumah pasien dalam keadaan baik. Rumah terdiri dari 2 tingkat, di lantai 1

terdapat 1 kamar tidur yang sudah tidak ditempati, ruang makan, kamar

mandi dan dapur. Di lantai 2 terdapat kamar tidur. Ventilasi dan

pencahayaan dirumah pasien kurang baik. Udara didalam rumah cukup

pengap. Peralatan rumah tangga lengkap. Terdapat 1 sepeda motor yang

digunakan oleh ayah pasien untuk bekerja.

3. Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak terdapat riwayat penyakit dalam keluarga

Page 5: LAPORAN KASUS OBLAP

4. Pola Konsumsi Makanan Keluarga

Pola konsumsi makanan tersebut cukup baik dan sesuai dengan kebutuhan

gizi.

5. Psikologi Dalam Hubungan Antar Keluarga

Pasien memiliki hubungan yang baik dengan sesama anggota keluarga

yang lainnya. Pasien merupakan anak satu-satunya, komunikasi antar

keluarga terjalin dengan baik dan lancar.

6. Lingkungan

Pemukiman pasien terdapat pada lingkungan yang padat penduduk

sehingga kurang bersih dan tertata. Tidak terdapat sampah yang

berserakan disekitar rumah. Tata letak peralatan rumah cukup baik,

sumber air menggunakan PDAM dan sumur bor. Sehari-hari ibu pasien

masak menggunakan kompor minyak tanah. Dari pemberitahuan ibu

pasien didapatkan data bahwa rumah pasien sering mengalami banjir yang

hampir setinggi perut orang dewasa. Terdapat saluran pembuangan air

limbah didepan rumah pasien sehingga mengeluarkan bau yang kurang

sedap.

DISKUSI

Pasien datang ke puskesmas Jumpandang baru dengan keluhan utama

diare yang dialami sejak 1 hari yang lalu. Selain itu, pasien juga mengeluh

demam dan sakit kepala . Keluhan lainnya pasien merasa mual, muntah 1x. Belum

pernah berobat sebelumnya . Nafsu makan berkurang. BAB cair disertai ampas,

BAK lancar.

Berdasarkan diagnosis yang kami ambil, maka penatalaksanaan

farmakologis untuk pasien ini diberikan obat Anti Piretik ( Sanmol) dan Oralit.

Page 6: LAPORAN KASUS OBLAP

PEMBAHASAN

A. DIARE

1. Pengertian diare

Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami

rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang

masih memiliki kandungan air berlebihan. Di dunia diare adalah penyebab

kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 1,5

juta orang per tahun. Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi

virus tetapi juga seringkali akibat dari racun bakteria.Dalam kondisi hidup

yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang

sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan

paling lama satu minggu.Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi,

diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam-jiwa

bila tanpa perawatan (Wikipedia, 2011).

Tanda penyakit diare seperti:kehilangan cairan dan elektrolit, mata

cekung, haus, mulut kering, demam, letargis, dankadang-kadang

disertaimuntah. Beberapa pengertian lain diare menurut beberapa ahli

adalah keluarnya tinja air dan elektrolit yang hebat. Bayi dikatakan diare

bila volumetinja lebih dari 15 gram/kg/24 jam dan pada anak usia 3 tahun

volume tinja lebih dari200 gram/24 jam. Volume tinja anak usia 3 tahun

sama dengan volume tinja orangdewasa ( Nelson, 2000).

Sedangkan ahli lain Robbins (1999) memberi batasan kasardiare

sebagai produksi tinja harian melebihi 250 gram, mengandung 70%-90%

air, yangmenyebabkan bertambahnya volume tinja dan frekuensi buang air

besar (Aditya, 2011).

2. Etiologi / Faktor Penyebab

Menurut Widjaja (2002), diare disebabkan oleh faktor infeksi, malabsorpsi

(gangguan penyerapan zat gizi), makanan dan faktor psikologi

Page 7: LAPORAN KASUS OBLAP

a. Faktor infeksi

Infeksi pada saluran pencernaan merupakan penyebab utama diare pada

anak. Jenis-jenis infeksi yang umumnya menyerang antara lain:

1) Infeksi oleh bakteri :Escherichia coli, Salmonella thyposa, Vibrio cholera

(kolera), dan serangan bakteri lain yang jumlahnya berlebihandan

patogenik seperti pseudomonas.

2) Infeksi basil (disentri),

3) Infeksi virus rotavirus,

4) Infeksi parasit oleh cacing (Ascaris lumbricoides),

5) Infeksi jamur (Candida albicans)

6) Infeksi akibat organ lain, seperti radang tonsil, bronchitis, dan radang

tenggorokan.

Faktor resiko yang dapat menyebabkan diare karena faktor infeksi misalnya

ketersediaan sumber air bersih, ketersediaan jamban, dan kebiasaan tidak

mencuci tangan.

1) Sumber Air Bersih

Sumber air bersih yang digunakan untuk minum merupakan salah satu

sarana sanitasi yang tidak kalah pentingnya berkaitan dengan kejadian

diare. Sebagian kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui jalur

fekal oral. Mereka dapat ditularkan dengan memasukkan ke dalam mulut,

cairan atau benda yang tercemar oleh tinja, misalnya air minum, jari-jari

tangan makanan, dan makanan yang disiapkan dalam panci yang dicuci

dengan air yang tercemar (Depkes RI, 2000).

Menurut Depkes RI (2000), hal - hal yang perlu diperhatikan dalam

penyediaan air bersih adalah :

Page 8: LAPORAN KASUS OBLAP

a) Mengambil air dari sumber air yang bersih.

b) Mengambil dan menyimpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup

serta menggunakan gayung khusus untuk mengambil air.

c) Memelihara atau menjaga sumber air dari pencemaran oleh binatang,

anak-anak, dan sumber pengotoran. Jarak antara sumber air minum

dengan sumber pengotoran seperti septictank, tempat pembuangan

sampah dan air limbah harus lebih dari 10 meter.

d) Mengunakan air yang direbus.

e) Mencuci semua peralatan masak dan makan dengan air yang bersih

dan cukup

2) Ketersediaan Jamban Keluarga

Ketersediaan jamban atau pembuangan tinja merupakan bagian yang

penting dari kesehatan lingkungan. Pembuangan tinja yang tidak menurut

aturan memudahkan terjadinya penyebaran penyakit tertentu yang

penulurannya melalui tinja antara lain penyakit diare. Menurut

Notoatmodjo (2003), syarat pembuangan kotoran yang memenuhi aturan

kesehatan adalah:

a) Tidak mengotori permukaan tanah di sekitarnya

b) Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya

c) Tidak mengotori air dalam tanah di sekitarnya

d) Kotoran tidak boleh terbuka sehingga dapat dipakai tempat lalat

bertelur atau perkembangbiakan vector penyakit lainnya

e) Tidak menimbulkan bau

f) Pembuatannya murah, penggunaanya mudah dan mudah dipelihara.

Page 9: LAPORAN KASUS OBLAP

3) Kebiasaan Mencuci Tangan

Beberapa perilaku yang tidak sehat dalam keluarga adalah kebiasaan

tidak mencuci tangan. Mencuci tangan yang baik sebaiknya

menggunakan sabun sebagai desifektan atau pembersih kuman yang

melekat pada tangan, kebiasaan mencuci tangan dapat dilakukan pada

saat sesudah membuang air besar, sesudah membuang tinja anak,

sebelum menyuapi makanan pada anak, dan sesudah makan mempunyai

dampak terhadap diare. Kemudian kebiasaan membaung tinja juga dapat

beresiko terhadap diare misalnya membuang tinja (termasuk tinja bayi)

harus dilakukan secara bersih dan benar. Banyak orang yang

beranggapan bahwa tinja pada bayi tidaklah berbahaya, padahal

sesungguhnya mengandung virus atau bakteri dalam jumlah besar

sehingga dapat menimbulkan diare pada anak.

a. Faktor malabsorpsi

Faktor malabsorpsi dibagi menjadi dua yaitu malabsorpsi karbohidrat

dan lemak. Malabsorpsi karbohidrat, pada bayi kepekaan terhadap

lactoglobulis dalam susu formula dapat menyebabkan diare. Gejalanya

berupa diare berat, tinja berbau sangat asam, dan sakit di daerah perut.

Sedangkan malabsorpsi lemak, terjadi bila dalam makanan terdapat

lemak yang disebut triglyserida. Triglyserida, dengan bantuan kelenjar

lipase, mengubah lemak menjadi micelles yang siap diabsorpsi

usus.Jika tidak ada lipase dan terjadi kerusakan mukosa usus, diare

dapat muncul karena lemak tidak terserap dengan baik.

b. Faktor makanan

Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar,

basi, beracun, terlalu banyak lemak, mentah (sayuran) dan kurang

matang. Makanan yang terkontaminasi jauh lebih mudah

mengakibatkan diare pada anak-anak balita.

Page 10: LAPORAN KASUS OBLAP

c. Faktor psikologis

Rasa takut , cemas, dan tegang yang berlebihan, jika terjadi pada anak

bisa menyebabkan diare. Tetapi jarang terjadi pada balita umumnya

pada anak yang lebih besar.

3. Jenis dan Klasifikasi Diare

Menurut Depkes RI (2000) diare menurut jenisnya dibagi :

a. Diare Akut

Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari atau dua

minggu. Akibatnya adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi adalah

penyebab utama kematian pada penderita diare.

b. Diare Disentri

Diare disentri adalah diare yang disertai darah dalam tinjanya.Akibat

diare disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, dan

kemungkinan terjadinya komplikasi pada mukosa.

c. Diare Persisten

Diare persisten yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari atau dua

minggu dan terjadi secara terus-menerus. Akibat diare persisten adalah

penurunan berat badan dan gangguan metabolisme.

d. Diare dengan masalah lain

Anak yang menderita diare (diare akut atau diare persisten) mungkin juga

disertai dengan penyakit lain seperti demam, gangguan gizi, atau

penyakit lainnya.

4. Tanda dan Gejala Diare

Gambaran awal dimulai dengan bayi atau anak menjadi cengeng, gelisah, suhu

badan mungkin menigkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian

Page 11: LAPORAN KASUS OBLAP

timbul diare. Feses makin cair, mungkin mengandung darah atau lender, dan

warna feses berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.

Akibat sering defekasi, anus dan sekitarnya menjadi lecet karena sifat feses

makin lama makin asam, hal ini terjadi akibat banyaknya asam laktat dari

pemecahan laktosa yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus (Sodikin 2011).

Apabila penderita telah banyak mengalami kehilangan air dan elektrolit, maka

terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan turun, ubun-ubun besar cekung pada

bayi, tonus otot dan tugor kulit berkurang, dan selaput kering pada mulut bibir

terlihat kering. Gejala klinis menyesuaikan dengan derajat atau banyaknya

kehilangan cairan yang hilang (Sodikin 2011)

5. Akibat Diare

a. Kehilangan air (dehidrasi)

Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari

pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.

Gangguan keseimbangan asam basa (metabolik asidosis). Hal ini terjadi

karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme lemak tidak

sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya

penimbunan asam laktat karena adanya anorexia jaringan. Produk

metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan

oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari

cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler.

b. Hipoglikemia

Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare. Hal ini terjadi

karena adanya gangguan penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan

adanya gangguan absorbsi glukosa. Gejala hipoglikemia akan muncul jika

kadar glukosa darah menurun hingga 40 mg% pada bayi dan 50% pada

anak-anak.

Page 12: LAPORAN KASUS OBLAP

c. Gangguan Gizi

Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat disebabkan oleh

karena asupan makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare

atau muntah yang bertambah hebat dan makanan yang diberikan sering

tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena adanya

hiperperistaltik.

d. Gangguan sirkulasi

Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (syock) hipovolemik, akibatnya

perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat,

dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak

segera diatasi klien akan meninggal (Behrman, Kliegman & Arvin, Nelson

2000).

B. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan diare akut karena infeksi pada orang dewasa terdiri atas:

1. Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan, ada hal yang penting

diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang cepat dan akurat,

yaitu:

Jenis cairan yang hendak di gunakan (Ringer Laktat) atau

cairan/bubuk oralit yang diminum sebagai usaha awal agar tidak

terjadi rehidrasi dengan berbagai akibatnya.

Jumlah cairan yang hendak diberikan, pada prinsipnya jumlah

cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang

keluar dari badan. Kehilangan cairan dari badan dapat di hitung

dengan memakai cara:

Rumus:

Page 13: LAPORAN KASUS OBLAP

BD plasma – 1.025 x BB x 4 ml

0,001

Jalan masuk atau cara pemberian cairan, rute pemberian cairan

pada orang dewasa terbatas pada oral dan intravena.

Jadwal pemberian cairan, untuk jadwal rehidrasi inisial yang

dihitung dengan rumus BD plasma atau sistem skor Daldiyono

diberikan dalam waktu 2 jam.

2. Melakukan terapi simtomatik

3. Melakukan terapi definitif

Pada infeksi saluran cerna pencegahan sangat penting higiene perorangan,

sanitasi lingkungan dan imunitas melalui vaksinasi memegang peran.