laporan kasus katarak.docx
DESCRIPTION
kasus mataTRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
MAHASISWA KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
PENYUSUN LAPORAN
Nama : Rian Damayanti
NIM : 1081700015
Tanda tangan :
PENGESAHAN
Nama Dosen :
Tanda tangan :
I. IDENTITASNama penderita : Ny. EtiUmur : 37 thJenis kelamin : PerempuanAlamat : BabakanPekerjaan : IRTPendidikan : -Status : Menikah
II. ANAMNESA
Keluhan utama : Pandangan mata kanan dan kiri kabur sejak ± 1,5 tahun yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang : ± 1,5 tahun yang lalu Os merasa penglihatannya berkurang pada kedua
mata, namun penglihatan yang sangat berkurang pada mata kanannya. Mata berair (+), nyeri (-) sekret
(-) gatal (-) bengkak (-), Penglihatan pada mata kanan, Os mengaku hanya dapat melihat dari jarak
dekat. Mata kiri Os pun melihat seperti tertutup oleh asap, tapi pengelihatannya sedikit lebih baik
daripada mata kanannya, mata tenang dan penurunan tajam penglihatan tersebut terjadi secara
perlahan,kadang-kadang mata berair, sekret (-), gatal (-), bengkak (-),sakit kepala (-).
Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat pemakaian kacamata dari optik (+) OD S-10,00 dan OS s-0,50
tapi tidak ada perubahan dan penglihatan Os semakin berkurang, Riwayat operasi katarak (-), Riwayat
trauma mata disangkal, Riwayat DM dan hipertensi disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada keluarga yang sedang mengalami keluhan serupa, Riwayat
DM dan hipertensi disangkal
III. STATUS OPHTHALMOLOGISOD OS
Visus Dasar 1/60 2/60TIO : Digital T.N T.N
Kedudukan bola mata ortoforia Ortoforia
Pergerakan bola mata Duksi : baikVersi : baik
Duksi : baikVersi : baik
PEMERIKSAAN EXTERNAL
OD OS
Keruh sebagian Keruh sebagian
Silia Trichiasis (-) Trichiasis (-)
Palpebra Superior Inferior
hiperemiS (-), edema (-)hiperemi (-), edema (-)
hiperemi (-), edema (-)hiperemi (-), edema (-)
Konjungtiva tarsus superior Papil (-), folikel (-) Papil (-), folikel (-)
Konjungtiva tarsus inferior Papil (-), folikel (-) Papil (-), folikel (-)
Konjungtiva Bulbi Injeksi (-) Injeksi (-),
Kornea Jernih Jernih
Bilik Mata Depan Sedang, hipopion (-) Sedang, hipopion (-) Iris Sinekia (-), Sinekia (-)PupilDiameter
Isokor3 mm
Isokor 3mm
Lensa Keruh sebagian, Iris Shadow Test (-)
Keruh sebagian, Iris Shadow Test (-)
PEMERIKSAAN SLIT LAMPSilia Trichiasis (-) Trichiasis (-)Palpebra Superior Inferior
hiperemi (-), edema (-)hiperemi (-), edema (-)
hiperemi (-), edema (-)hiperemi (-), edema (-)
Konjungtiva tarsus superior Papil (-), folikel (-) Papil (-), folikel (-)Konjungtiva tarsus inferior Papil (-), folikel (-) Papil (-), folikel (-)Konjungtiva Bulbi Injeksi (-) Injeksi (-)
Kornea Jernih Jernih
Bilik Mata Depan Sedang, hipopion (-) Sedang, hipopin (-)
Iris Kripta iris normal Kripta iris normalPupilDiameter
Isokor3 mm
Isokor 3mm
Lensa Keruh sebagian, Iris Shadow Test (-)
Keruh sebagian, Iris Shadow Test (-)
FUNDUSKOPI TIDAK DILAKUKAN
TONOMETRI digital palpasi N N
PEMERIKSAAN GENERALIS Tekanan darah : 120/80 mmHgNadi : 88x/menitSuhu : Afebris
IV. DIAGNOSA : katarak senilis immatur ODS
V. DIAGNOSA BANDING : katarak senilis matur ODS
VI. ANJURAN PEMERIKSAANUntuk anjuran operasi katarak dilakukan pemeriksaan GDS.
VII. PENGOBATAN : Anjuran Operasi Katarak : ECCE, SICS, FACOEMULSIFICATION + IOL.
VIII. PROGNOSA : Dubia at bonam
PEMBAHASAN
Pada kasus Ny. E ditegakkan diagnosis katarak senilis immatur ODS dari anamnesis dan
pemeriksaan ophtalmologi. Katarak adalah suatu keadaan patologik pada lensa mata dimana lensa
menjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa, atau denaturasi protein lensa. Kekeruhan ini terjadi akibat
gangguan metabolisme normal lensa yang dapat timbul pada berbagai usia tertentu.
Dari identitas penderita, penderita berumur 37 tahun datang dengan keluhan utama pandangan
mata kanan dan kiri kabur sejak ±1,5 tahun yang lalu, dari keluhan utama kita ketahui kemungkinan
terganggunya media refraksi penderita. Gangguan refraksi dapat berupa katarak, katarak pada usia
tersebut disebut katarak senilis.
Perjalanan penyakit penderita ditemukan bahwa penurunan tajam penglihatan secara perlahan dan
mata tenang, yang merupakan ciri dari suatu proses katarak. Katarak dapat terjadi akibat suatu trauma
Jika dinilai dari trauma, yang dapat menyebabkan penderita tidak bisa melihat yakni katarak
traumatika. Dari anamnesis didapatkan riwayat trauma disangkal.
Katarak juga dapat terjadi akibat komplikasi penyakit sistemik seperti penyakit diabetes melitus,
namun pada kasus ini penderita menyangkal memiliki riwayat penyakit diabetes melitus tersebut.
Dari anamnesis juga didapatkan informasi bahwa penderita tidak mengeluh matanya merah dan
gatal, Mata penderita juga tidak mengeluarkan sekret. Hal ini dapat menyingkirkan kemungkinan
infeksi pada mata seperti keratitis yang dapat menurunkan tajam penglihatan, Nyeri pada kedua mata
juga disangkal.
Dari pemeriksaan ophtalmologi didapatkan visus mata kanan penderita melihat jarak dekat
dengan menghitung jari (1/60) . Pada mata kiri penderita didapatkan penurunan visus yaitu 2/60. Dari
pemeriksaan didapatkan perubahan kejernihan lensa. Lensa menjadi keruh. Hal tersebut yang menjadi
kemungkinan sebab penurunan tajam penglihatan.
Pada pupil pasien isokor, irisnya normal dan lensanya keruh seluruh serta shadow test (+), COA
sedang kemungkinan penderita mengalami katarak immatur. Hal ini dikarenakan dilihat dari visus
yang menurun dan dilihat dari kelainan diatas. Jika dilihat dari stadium katarak senilis maka
diketahui perbedaan pemeriksaan eksternalnya yaitu
Insipient Imatur Matur Hipermatur
Tajam
penglihatan
5/5 dengan
koreksi
Sd 1/60 1/300-1/∞ 1/∞
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Massif
COA Normal Dangkal Normal Dalam
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
Sudut bilik Normal Sempit Normal Terbuka
mata
Besar lensa Normal Lebih besar Normal Kecil
Cairan lensa Normal Bertambah Normal Berkurang
Penyulit Normal Glaucoma Uveitis
Glaucoma
Pada penatalaksanaan selanjutnya yaitu pada mata kiri penderita sebaiknya dilakukan operasi
katarak : yaitu : ECCE, atau SICS atau teknik FACO + IOL karena untuk memperkecil risiko
komplikasi post operasi katarak dan penambahan IOL untuk mengurangi penggunaan kacamata
dengan speris terlalu tinggi dan memperbaiki tajam penglihatan.
TINJAUAN PUSTAKA
I. Anatomi Lensa
Lensa adalah suatu struktur biconvex, avaskular, tidak bewarna, dan hampir transparan
sempurna. Tebalnya sekitar 4 mm dan diameternya 9 mm. lensa tergantung pada zonula
dibelakang iris; zonula menghubungkannya dengan corpus cilliare. Disebelah anterior lensa
terdapat aquos humor, disebelah posteriornya vitreus. Kapsul lensa adalah suatu membrane
semipermeabel (sedikit lebih permeable daripada dinding kapiler) yang melewatkan air dan
elekrolit untuk makanannya.1,2
Lensa terdiri dari kapsul lensa, nucleus dan korteks lensa. Kapsul lensa merupakan
membrane basalis elastic yang dihasilkan epithelium lensa. Pada bagian anterior dibentuk sel
epitel dan di posterior oleh serabut kortikal. Sintesa kapsul posterior berlangsung sepanjang
kehidupan sehingga ketebalannya meningkat, sedangkan kapsul posterior relative konstan.
Epitel lensa yaitu pada kapsul anterior berperan dalam mengatur metabolik aktifitas sel
termasuk DNA, RNA, protein dan biosintesa lemak dan untuk menghasilkan ATP yang berguna
untuk menghasilkan energi yang diperlukan lensa. Nukleus dan korteks lensa terbuat dari lamellar
kosentris yang memanjang, serabut-serabut lamellar terus berproduksi sesuai usia..1,2
II.1 Definisi
Kata katarak berasal dari bahasa latin- Cataracta yang berarti air terjun, karena orang
yang menderita katarak mempunyai penglihatan yang kabur seolah-olah penglihatannya
dihalangi air terjun.3 Katarak adalah kekeruhan atau opasifikasi dari lensa mata atau kapsula
lensa yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan.4,5,6 Kekeruhan ini terjadi akibat hidrasi
cairan lensa atau denaturasi protein lensa. Katarak dapat terjadi pada saat perkembangan
serat atau sesudah serat lensa berhenti dalam perkembangannya dan telah memulai proses
degenerasi.7
Kekeruhan lensa dapat mengenai satu atau kedua mata dan tampak kekeruhan lensa
yang mengakibatkan lensa tidak transparan, sehingga pupil akan berwarna putih. Walaupun
demikian, jika karatak mengenai satu mata tidak berarti akan menularkan ke mata lain.6
II.2 Klasifikasi Katarak
Klasifikasi katarak yakni berdasarkan : 1,2,3
a. Waktu terjadi (katarak didapat dan congenital)
b. Maturitas
c. Morfologi.
Klasifikasi katarak menurut waktu terjadinya yaitu : 1,2,3
1. Katarak didapat (acquired cataracts) , yakni > 99% katarak.
a. Katarak senilis ( lebih dari >90% katarak)
b. Katarak dengan penyakit sistemik
c. Katarak sekunder dan komplikata
1. Katarak dengan heterochromia
2. Katarak dengan iridosiklitis kronik
3. Katarak dengan vasculitis retinal
4. Katarak dengan renitis pigmentosa
d. Katarak ikutan (post-operasi katarak)
e. Katarak traumatik
1. Kontusio atau perforasi rosette
2. Radiasi infrared (katarak glassblower)
3. Injury electrical
4. Radiasi ionisasi
f. Katarak toksik
1. Korticosteroid yang menginduksi katarak (lebih sering)
2. Chlorfromazin, miotik agen, busulfan jarang digunakan.
b. Katarak congenital (kurang dari 1 %)
1. Katarak Herediter
a. Autosom-dominan
b. Autosom perifer
c. Sporadic
d. X-linked.3
2. Katarak berkaitan dengan kerusakan embrionik awal (transplacental)
a. Rubella (40-60%)
b. Mumps (10-22%)
c. Hepatitis (16%)
d. Toxoplasmosis (5%).3
II.3 Katarak Senilis
a. Definisi
Katarak senilis adalah katarak primer yang terjadi pada usia lebih dari 50 tahun. 2,6
Namun, jika disertai dengan penyakit lainnya seperti diabetes mellitus yang akan terjadi
lebih cepat. Kedua mata dapat terlihat derajat kekeruhan yang sama atau berbeda.7
b. Epidemiologi Katarak senilis
Penuaan merupakan penyebab katarak yang terbanyak. Katarak akibat penuaan
merupakan penyebab umum gangguan penglihatan. Berbagai studi cross-sectional
melaporkan prevalensi katarak pada individu berusia 65-74 tahun adalah sebanyak 50%;
prevalensi ini meningkat hingga 70% pada individu diatas 75 tahun.5
Tidak ada perbedaan ras dan jenis kelamin terhadap penurunan penglihatan5
c. Klasifikasi Katarak Senilis
a. Berdasarkan maturitas yakni sebagai berikut :
1.Stadium insipient
2.Stadium imatur
3.Stadium matur
4.Stadium hipermatur
b. Berdasarkan morfologisnya, yakni sebagai berikut :
1.Katarak subcapsular
2.Katarak nuclear
3.Katarak kortikal
4.Christmas tree cataract1,2
d. Etiologi Katarak Senilis
Penyebab katarak senilis belum diketahui secara pasti. Diduga terjadi karena :
1. Proses pada nucleus
Oleh karena serabut- serabut yang terbentuk lebih dahulu selalu terdorong
kearah tengah, maka serabut-serabut lensa bagian tengah menjadi lebih padat
(nukleus), mengalami dehidrasi, penimbunan ion calcium dan sclerosis. Pada nucleus
ini kemudian terjadi penimbunan pigmen. Pada keadaan ini lensa menjadi lebih
hipermetrop. Lama-kelamaan nucleus lensa yang pada mulanya bewarna putih,
menjadi kekuning-kuningan.2
2. Proses pada korteks
Timbulnya celah-celah diantara serabut-serabut lensa, yang berisi air dan
penimbunan calcium, sehingga lensa menjadi lebih tebal, lebih cembung, dan
membengkak, menjadi lebih miop.berhubung adanya perubahan refraksi kea rah
myopia pada katarak kortikal, penderita seolah-olah mendapatkan kekuatan baru
untuk melihat dekat pada usia yang bertambah.2
e. Patofisiologi Katarak Senilis
Patofisiologi terjadinya katarak senilis terjadi sangat kompleks. Dan belum
sepenuhnya dimengerti. Walaupun demikian, pada lensa katarak secara karakteristik
terdapat agregrat-agregat protein yang menghamburkan cahaya dan mengurangi
transparansinya. Perubahan protein lainnya akan mengakibatkan perubahan warna lensa
menjadi kuning atau coklat.. temuan tambahan mungkin berupa vesikel diantara serat-
serat lensa atau migrasi epitel dan pembesaran epite-epitel yang menyimpang. Sejumlah
faktor yang diduga turut berperan dalam terbentuknya katarak, antara lain kerusakan
oksidatif (dari proses radikal bebas) sinar UV, dan malnutrisi.1,5
f. Diagnosis
Berdasarkan maturitasnya, katarak diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Stadium insipient
Dimana mulai timbul katarak akibat proses degenerasi lensa. Kekeruhan lensa
berbentuk bercak-bercak kekeruhan yang tidak teratur. Pasien akan mengeluh
gangguan penglihatan seperti melihat ganda, dengan satu matanya. Pada stadium ini
proses degenerasi belum menyerang cairan mata kedalam lensa sehingga akan terlihat
bilik mata depan dengan kedalaman yang normal, iris dalam posisi biasa disertai
dengan kekeruhan ringan pada lensa. Tajam penglihatan pasien belum terganggu.7
Dengan koreksi, visus masih dapat 5/5-5/6. Kekeruhan terutama terdapat pada
bagian perifer berupa bercak-bercak seperti baji (jari-jari roda), terutama mengenai
korteks anterior, sedang aksis relative masih jernih. Gambaran inilah yang disebut
spokes of a wheel, yang nyata bila pupil dilebarkan. Pada stadium lanjut, gambaran
baji dapat dilihat pula pada pupil yang normal.2
b. Stadium imatur 1,2
Pada stadium ini lensa yang degenerative mulai menyerap cairan mata ke
dalam lensa sehingga lensa menjadi cembung. Pada stadium ini terjadi
pembengkakan lensa yang disebut sebagai katarak intumesen. Pada stadium ini dapat
terjadi miopisasi akibat lensa mata menjadi cembung, sehingga pasien merasa tidak
perlu kacamata sewaktu membaca dekat. Akibat lensa yang bengkak, iris terdorong
ke depan, bilik mata dangkal dan sudut bilik mata akan sempit atau tertutup. Pada
stadium ini dapat terjadi glaucoma sekunder.7
Kalau tidak ada kekeruhan dilensa, maka sinar dapat masuk kedalam mata
tanpa ada yang dipantulkan. Oleh karena kekeruhan dibagian posterior lensa, maka
sinar oblik yang mengenai bagian yang keruh ini, akan dipantulkan sehinnga pada
pemeriksaan, terlihat dipupil, ada daerah yang terang sebagai refleks pemantulan
cahaya pada daerah lensa yang keruh dan daerah yang gelap, akibat bayangan iris
pada bagian lensa yang keruh. Keadaan ini disebut iris shadow test (+).2
c. Stadium Matur
Merupakan proses degenerasi lanjut lensa. Pada stadium ini terjadi kekeruhan
seluruh lensa. Tekanan cairan di dalam lensa sudah dalam keadaan seimbang dengan
cairan dalam keadaan seimbang dengan cairan dalam mata sehingga ukuran lensa
akan menjadi normal kembali. Pada pemeriksaan terlihat iris dalam posisi normal,
bilik mata depan normal, sudut bilik mata depan terbuka normal, dan uji bayangan
iris negative. Tajam penglihatan sangat menurun dan dapat hanya tinggal proyeksi
sinar positif.6
Di pupil tampak lensa yang seperti mutiara. Iris shadow test membedakan
stadium matur dari imatur dengan syarat harus diperiksa lebih lanjut dengan
midriatika.7 Dengan melebarkan pupil akan tampak bahwa kekeruhan hanya terdapat
pada daerah pupil saja. Kadang-kadang, walaupun masih stadium imatur (iris shadow
test (+)), dengan koreksi, visus tetap buruk, hanya dapat menghitung jari, bahkan
dapat lebih buruk lagi 1/300 atau satu tak hingga, hanya ada persepsi cahaya,
walaupun lensanya belum keruh seluruhnya. Keadaan ini disebut stadium vera
matur.2
d. Stadium Hipermatur
Dimana pada stadium ini terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks
lensa dapat mencair sehingga nucleus lensa tenggelam didalam korteks lensa
(kataraks morgagni). Pada stadium ini terjadi juga degenerasi kapsul lensa sehingga
bahan lensa ataupun korteks lensa yang cair keluar dan masuk kedalam bilik mata
depan.
Pada stadium hipermatur akan terlihat lensa yang lebih kecil daripada normal,
yang akan mengakibatkan iris tremulans, dan bilik mata depan terbuka. Pada uji
bayangan iris terlihat positif walaupun seluruh lensa telah keruh sehingga keluar dari
kapsul, lalu masuk bilik mata depan maka akan timbul reaksi jaringan uvea berupa
uveitis.
Bahan lensa ini juga dapat menutup jalan keluar cairan bilik mata sehingga
disebut glaucoma fakolitik
g. Penyulit Katarak 4,7
1. Glaucoma , melalui proses : - Fakotopik
- Fakolitik
- Fakotoksik
2. Dislokasi Lensa
h. Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
a. Preparat iodine
b. Protein lensa
c. Hormone
d. Zat yang berkurang pada kekeruhan lenda missal : vitamin, ATP, mineral
Pengobatan medikamentosa pada katarak belum memperlihatkan hasil yang jelas
hanya untuk psikologis pasien
2. Bedah katarak 4
Ada beberapa teknik pada operasi katarak senilis, berikut ini dapat dilihat
keuntungan dan kerugian dari beberapa teknik bedah katarak tersebut :
Jenis bedah katarak Keuntungan KerugianIntra capsular cataract extraction (ICCE)
Semua komponen lensa diangkat
Insisi lebih besar Edema pada macula Komplikasi pada vitreus Sulit pada usia <40 tahun Endopthalmitis Jarang dilakukan
Extra capsular cataract extraction (ECCE)
Insisi kecilJarang terjadi komplikasi
vitreusEdema pada macula lebih
jarangTrauma terhadap
endothelium kornea lebih sedikit
Retinal detachment lebih sedikit
Lebih mudah dilakukan
Kekeruhan pada kapsul posterior
Dapat terjadi perlengketan iris dengan kapsul
Fakoemulsifikasi Insisi kecilAstigmata jarang terjadiPerdarahan lebih sedikitTeknik paling cepat
Memerlukan dilatasi pupil yang baik
Pelebaran luka jika ada IOL
Small incision cataract surgery (SICS)
Insisi lebih kecilProsedur cepat
Komplikasi dislokasi lensa
i. Indikasi Operasi 1
a. Indikasi Klinis : bila katarak matur, untuk mencegah penyulit yang ditimbulkan
b. Indikasi sosial : bila kekeruhan lensa tidak dapat lagi melakukan pekerjaan sehari-
hari2
j. Kontraindikasi Katarak 6
a. Infeksi sekitar mata dilakukan anel test
b. Tekanan bola mata cukup tinggi
c. Fungsi retina harus baik
d. Keadaan umum harus baik (hioertensi, diabetes mellitus, batuk kronis)
e. Adanya astigmatisma.
k.Kompikasi bedah katarak 4
1. Komplikasi mayor selama operasi rupture kapsul lensa ( biasanya pada ICCE),
perdarahan, kehilangan vitreus.
2. Hipotensi
3. Perlengketan koroid
4. Glaucoma pada apakia
5. Edema kornea
6. Edema makula cystoids
7. Endoftalmitis
8. Iris proplaps
9. Perlengketan membran descement
l. Follow up pasca operasi katarak
1. Visus
2. Tanda-tanda komplikasi pasca bedah katarak
3. TIO
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas S. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2005.
128-139
2. Vaughan DG, Asbury T, Riodan Eva P. Oftalmologi umum. Edisi 14. Jakarta : Widya
Medika 2000. 175-183
3. Kanski Jack J. Clinical Ophtalmology. Edisi 6. Saunders Elsevier. British. 2008
4. Vicente Victor D Ocampo Jr, MD. Senile Cataract. Department of Ophthalmology,
Asian Hospital and Medical Center, Philippines. 2011. Available in URL
http://emedicine.medscape.com/article/1210914-overview
5. Anynomous. Types of senile cataract. Available in URL
http://www.livestrong.com/article/78866-types-senile-cataracts/
6. Sayuti Kemala NST. Diagnosa dan Penatalaksanaan Katarak. Bagian Mata FK UNAND RS
Dr. M Jamil Padang. 2000. Available in URL http://www.linkpdf.com/ebook-viewer.php?
url=http://repository.unand.ac.id/278/1/Diagnosa_dan_Penatalaksanaan_Katarak.pdf
7. Ilyas S. Dasar-dasar Teknik Pemeriksaan Dalam Ilmu Penyakit Mata. Edisi Kedua.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2006. 1-17, 111-112