laporan kasus ii

15
LAPORAN KASUS II KATARAK IMATUR OCULAR SINISTRA & DEXTRA Warda EL Maida R 06.06.0002 DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITRAAN KLINIK MADYA BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR 2012

Upload: warda-el-maida-rusdi

Post on 06-Aug-2015

43 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kasus II

LAPORAN KASUS II

KATARAK IMATUR OCULAR SINISTRA & DEXTRA

Warda EL Maida R

06.06.0002

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITRAAN KLINIK MADYA

BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR

2012

Page 2: Laporan Kasus II

PENDAHULUAN

Katarak pada mata dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan faktor usia sering

menjadi faktor utama terjadinya kelainan ini.

Katarak adalah perubahan lensa mata yang sebelumnya jernih dan tembus cahaya

menjadi keruh. Katarak menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena

dengan lensa yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan akan menghasilkan bayangan yang

kabur pada retina.1

Katarak adalah keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di

dalam kapsul lensa atau juga suatu keadaan patologik lensa di mana lensa menjadi keruh

akibat hidrasi cairan lensa atau denaturasi protein lensa.1

Katarak disebabkan hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa,

proses penuaan (degeneratif). Meskipun tidak jarang ditemui pada orang muda, bahkan pada

bayi yang baru lahir sebagai cacat bawaan, infeksi virus (rubela) di masa pertumbuhan janin,

genetik, gangguan pertumbuhan, penyakit mata, cedera pada lensa mata, peregangan pada

retina mata dan pemaparan berlebihan dari sinar ultraviolet. Kerusakan oksidatif oleh radikal

bebas, diabetes mellitus, rokok, alkohol, dan obat-obatan steroid, serta glaukoma (tekanan

bola mata yang tinggi), dapat meningkatkan risiko terjadinya katarak.1

Page 3: Laporan Kasus II

LAPORAN KASUS

I. Identitas

Nama : Tn. ”DPM”

Umur : 73 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Pensiunan

Agama : Hindu

Suku : Sasak

Alamat : Cakra Timur

Tanggal pemeriksaan : 26 Mei 2012

II. Anamnesis

Keluhan Utama

Penglihatan pada mata kanan dan kiri kabur sejak 1 tahun yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke Poli Mata RSUP NTB dengan keluhan mata kanan dan kiri kabur

sejak 1 tahun yang lalu. Pasien mengakui bahwa penglihatan kabur terjadi secara

berlahan-lahan dan memberat sejak 1 bulan terakhir ini. Kabur dirasa perlahan-lahan

dan semakin lama semakin memberat hingga mengganggu aktivitas pasien. Pasien

merasa lebih sulit melihat benda-benda yang terletak jauh dibandingkan dengan

sebelumnya. Pasien juga mengeluh silau dan ngeres pada kedua mata serta seperti

melihat kabut atau asap. Keluhan ini disertai dengan mata berair, Pandangan seperti

melihat terowongan dan rasa berpasir pada mata disangkal oleh pasien. Mata merah

(-),mata gatal (-), , sekret pada mata (-), demam (-), mual (-), muntah (-).

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Penyakit mata lainnya :

Pasien mengatakan lebih kurang saat pasien berumur 17 tahun

pasien memakai kaca mata untuk dapat membantu pasien pada saat

melihat jauh dan saat pasien berumur 40 tahun pasien juga diharuskan

untuk memakai kaca mata baca untuk membaca. Saat ini pasien

Page 4: Laporan Kasus II

memakai kaca mata dengan ukuran OD : -3,50;+0,50 , OS : -2,50; +

0,50

Riwayat Penyakit Sistemik

Pasien memiliki riwayat sakit asma (+) sejak pasien masih

kecil. Pada saat kecil asma pasien jarang kumat, namun menjelang

pensiun asma pasien mulai sering kambuh. Pasien tidak pernah

memiliki riwayat penyakit berat lainnya selain asma, riwayat hipertensi

(-), diabetes mellitus (-), dan riwayat trauma.

Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengakui bahwa kedua orang tua pasien memakai kaca mata, namun pasien

lupa kaca mata seperti apa yang dipakai oleh kedua orang tua pasien. Riwayat

keluarga asma (-), hipertensi (-), DM (-).

Riwayat Pengobatan

Pasien mengatakan lebih kurang 10 bulan yang lalu pasien berobat ke BKMM, dan

disarankan untuk operasi katarak pada kedua mata pasien, namun pasien menolaknya.

Pasien tidak diberikan obat pada saat pasien berobat ke BKMM.

Riwayat alergi

Riwayat alergi makanan (-), alergi obat-obatan (-)

III.Pemeriksaan Fisik

Status generalis

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Pemeriksaan tanda vital

Tekanan darah : 110/80 mmHg

Frekuensi nafas : 21 kali/menit

Nadi : 88 kali/menit

Suhu : 36,5 0C

Status lokalis

Page 5: Laporan Kasus II

No Pemeriksaan Mata Kanan Mata Kiri

1 Visus

- Naturalis

- Dengan pinhole

- Dengan koreksi

2/60 sc 1/60 sc

Tidak ada kemajuan Tidak ada kemajuan

cc cc

2 Posisi bola mata

- Hirscberg test

Simetris (kedudukan, penonjolan), arah penglihatan

ke depan dan simetris

Orthoforia Orthoforia

3 Gerakan bola mata Gerakan lancar,

jangkauan penuh, nyeri (-)

Gerakan lancar,

jangkauan penuh, nyeri

(-)

4 Lapang pandang Menyempit Menyempit

5 Palpebra superior

- Hiperemi

- Edema

- Massa/tonjolan

- Entropion

- Ektropion

- Margo palpebra

- Trichiasis

- Blefarospasme

(-) (-)

(-) (-)

(-) (-)

(-) (-)

(-) (-)

Krusta (-) Krusta (-)

(-) (-)

(-) (-)

6 Palpebra inferior

- Hiperemi

- Edema

- Massa

- Entropian

- Ektropion

- Margo palpebra

- Trichiasis

(-) (-)

(-) (-)

(-) (-)

(-) (-)

(-) (-)

Krusta (-) Krusta (-)

(-) (-)

7 Fissura palpebra ± 10 mm ± 10 mm

8 Konjungtiva palpebra

Page 6: Laporan Kasus II

Superior

- Hiperemi

- Edema

- Massa/tonjolan

- Folikel

- Papil

Inferior

- Hiperemi

- Edema

- Massa/tonjolan

- Folikel

- Papil

(-) (-)

(-) (-)

(-) (-)

(-) (-)

(-) (-)

(-) (-)

(-) (-)

(-) (-)

(-) (-)

(-) (-)

9 Konjungtiva bulbi

- Hiperemi

- Edema

- Injeksi konjungtiva

- Injeksi silier

(-) (-)

(-) (-)

(-) (-)

(-) (-)

10 Kornea Cembung, arcus senilis

(+).

Cembung, arcus senilis

(+)

11 BMD Kesan dalam Kesan dalam

12 Iris

- Warna

- Bentuk

- Sinekia

Cokelat Cokelat

Reguler Reguler

(-) (-)

13 Pupil

- RCL

- RCTL

(+) (+)

(+) (+)

14 Lensa

- Kejernihan Keruh Keruh

Page 7: Laporan Kasus II

- Iris shadow (+) (+)

15 TIO palpasi Kesan normal Kesan normal

16 Funduskopi

- Refleks Fundus Menurun Menurun

- Media Keruh Keruh

IV. Gambar mata pasien

V. Identifikasi masalah

Daftar masalah yang terjadi pada pasien adalah:

a. Kedua Mata kanan dan kiri kabur dengan pandangan tampak seperti asap

b. Visus tidak maju dengan pinhole dan koreksi

c. Lensa kedua mata keruh dengan iris shadow (+)

VI. Analisa kasus

Subjektif

a. Mata kiri kabur dengan pandangan tampak asap

Keluhan penglihatan kabur dapat disebabkan oleh adanya kelainan yang

terjadi baik pada segmen anterior mata, segmen posterior mata maupun pada jaras

visual neurologik. Sehingga perlu dipertimbangkan adanya kelainan refraksi (fokus),

pengeruhan atau gangguan media mata (misal: edema kornea, katarak, perdarahan

dalam ruang vitreus atapun ruang aqueous), dan gangguan fungsi retina (makula),

nervus opticus, atau jaras visualintrakranial.

Pada pasien keluhan penglihatan kabur terjadi secara perlahan-lahan tanpa

adanya keluhan mata merah dan nyeri hebat (mata tenang). Beberapa penyakit yang

Page 8: Laporan Kasus II

memberikan gejala klinis ini adalah katarak, glaukoma kronis dan retinopati diabetik.

Diagnosis katarak dapat ditegakkan pada pasien hal ini didukung oleh hasil

pemeriksaan fisik yaitu adanya kekeruhan pada lensa mata kiri dan kanan. Untuk

glaukoma kronis kemungkinannya sangat kecil karena pasien menyangkal adanya

pandangan seperti melihat terowongan dan TIO palpasi masih kesan normal.

Sedangkan pada retinopati diabetik, riwayat DM disangkal oleh pasien. Sehingga ke

dua diagnosa ini bisa disingkirkan.

Objektif

a. Visus tidak maju dengan pinhole dan koreksi

Hasil pemeriksaan visus pada kedua mata pasien adalah OD : 2/60 dan OS : 1/60. Hal ini

menunjukkan bahwa tajam penglihatan pasien berkurang. Untuk mengetahui apakah

berkurangnya tajam penglihatan disebabkan oleh kelainan refraksi atau media, maka harus

dilakukan pemeriksaan pinhole. Bila setelah pemeriksaan pinhole tajam penglihatan

meningkat, berarti terjadi kelainan refraksi. Sebaliknya bila setelah pemeriksaan pinhole

tajam penglihatan tetap atau menurun, maka letak kelainan terjadi pada media. Setelah

pemeriksaan pinhole, bila terdapat kelainan refraksi, perlu dilakukan pemeriksaan refraksi

untuk mengetahui apakah pasien ini memiliki kelinan refraksi miopi, hipermetropi,

astigmatisme atau presbiopi. Pasien ini dapat diduga menderita presbiopi karena usia pasien

diatas 50 tahun (pasien berusia tua).

b. Lensa kedua mata keruh dengan iris shadow (+)

Leukokoria dapat terjadi akibat agregasi-agregasi protein dan abnormalitan

epitel pada lensa, pertumbuhan sel ganas dalam retina yang eksofitik, atau juga dapat

terjadi karena abses yang meluas. Ada beberapa penyakit yang dapat memberikan

manifestasi leukokoria, yaitu katarak, retinoblastoma dan endoftalmitis.

Katarak merupakan diagnosis yang paling besar kemungkinannya terjadi pada

pasien ini, hal ini dikarenakan pada anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan

gejala-gejala yang mengarah ke katarak, seperti penglihatan yang kabur secara

perlahan dan lensa yang keruh. Retinoblastoma kemungkinannya kecil terjadi karena

sebagian besar terjadi sebelum usia 3 tahun. Endoftalmitis dapat disingkirkan karena

pada pasien tidak ditemukan adanya gejala mata merah, bengkak dan nyeri.

VII. Assessment

Diagnosa kerja:

Page 9: Laporan Kasus II

1. Katarak imatur ocular dextra dan sinistra

VIII. Planning

1. Pemeriksaan slitlamp

Slitlamp adalah sebuah mikroskop binokular, pandangannya adalah

”stereoskopik”, atau tiga dimensi. Dengan memakai alat ini, belahan anterior bola

mata dapat diamati.

2. Pemeriksaan darah lengkap

3. Pemeriksaan gula darah untuk menyingkirkan kemungkinan DM

IX. Tatalaksana

a. Katarak

Satu-satunya pengobatan untuk katarak adalah pembedahan (operasi ekstraksi

katarak). pembedahan katarak terdiri dari pengangkatan lensa dan menggantinya

dengan lensa buatan. Berikut beberapa teknik operasi katarak:

Intracapsular Cataract Extraction (ICCE)

Pembedahan dilakukan dengan mengangkat lensa in toto, yakni mengeluarkan

seluruh lensa bersama kapsulnya.

Extracapsular Cataract Extraction (ECCE)

Tindakan operasi dengan meninggalkan bagian posterior kapsul lensa.

Penanaman lensa intraokular merupakan bagian dari prosedur ini. Insisi dibuat

pada limbus atau kornea perifer, bagian superior atau temporal. Dibuat sebuah

saluran pada kapsul anterior , dan nukleus serta korteks lensanya diangkat.

Kemudian lensa intraokular ditempatkan pada kantung kapsular yang sudah

kosong, disangga oleh kapsul posterior yang utuh.

Fakoemulsifikasi

Teknik ini menggunakan vibrator ultrasonik genggam untuk menghancurkan

nukleus yang keras hingga substansi nukleus dan korteks dapat diaspirasi

melalui insisi berukuran sekitar 3 mm. Ukuran insisi tersebut cukup untuk

memasukkan intraokular yang dapat dilipat. Jika digunakan lensa intraokular

kaku, insisi perlu dilebarkan sekitar 5 mm.

X. KIE

Page 10: Laporan Kasus II

a. Menjaga kebersihan mata pasien agar tidak terjadi infeksi sekunder pada kornea

pasien.

b. Informasikan kepada pasien bahwa operasi bisa menjadi pilihan untuk

memperbaiki fungsi penglihatan pasien yakni pembedahan ekstraksi lensa.

XI. Prognosis

Prognosis untuk penglihatan pasien pada kasus ini adalah dubia ad bonam.

RINGKASAN AKHIR

Pasien laki-laki, usia 73 tahun datang ke Poli Mata RSUP NTB dengan keluhan mata

kanan dan kiri kabur sejak 1 tahun yang lalu. Penglihatan kabur terjadi secara berlahan-lahan

dan memberat sejak 1 bulan terakhir ini. Penglihatan kabur baik saat melihat dekat maupun

melihat jauh dengan pandangan tampak seperti asap. Keluhan ini disertai dengan mata berair.

Pasien memakai kaca mata saat berumur 17 tahun pasien memakai kaca mata untuk

dapat membantu pasien pada saat melihat jauh dan saat pasien berumur 40 tahun pasien juga

diharuskan untuk memakai kaca mata baca untuk membaca. Saat ini pasien memakai kaca

mata dengan ukuran OD : -3,50;+0,50 , OS : -2,50; + 0,50

Pasien memiliki riwayat sakit asma (+) sejak pasien masih kecil. Pada saat kecil asma

pasien jarang kumat, namun menjelang pensiun asma pasien mulai sering kambuh.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan VOD = 2/60 dan VOS = 1/60. Visus tidak maju

dengan pinhole. Didapatkan lapang pandang pasien yang menyempit, dan kekeruhan pada

lensa kedua mata pasien. Iris shadow ODS (+).

Pasien didiagnosa katarak imatur ocular dextra dan sinistra. Beberapa planning

pemeriksaan pada pasien yakni pemeriksaan darah lengkap, dan pemeriksaan gula darah.

Rencana tatalaksananya adalah operasi katarak. Prognosis penyakit ini adalah dubia ad

malam.

Page 11: Laporan Kasus II