laporan kasus diare akut
TRANSCRIPT
ADAM MICI GANDANA H2A008001Laporan kasus, Diare akut
Pendahuluan
Salah satu penyakit utama pada bayi dan anak di Indonesia adalah penyakit diare. Diperkirakan angka kesakitan berkisar di antara 150 430 perseribu penduduk setahunnya. Dengan upaya yang sekarang telah dilaksanakan, angka kematian di rumah sakit dapat ditentukan menjadi dari 3%.1
Menurut bagian ilmu kesehatan anak FKUI/RSCM, diare diartikan sebagai baung air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak, bila frekuensi lebih dari 3 kali.1
Diare dapat diakibatkan oleh faktor infeksi, faktor malabsorbsi, faktor makanan, dan faktor psikologis Faktor infeksi enteral merupakan penyebab utama infeksi saluran pencernaan pada anak. Beberapa penelitian epidemiologis menunjukkan bahwa penyebab utama (55%) diare akut adalah rotavirus.
Status Pasien
Nama anak : Abdul Jenis kelamin : Laki laki Umur : 11 bulan Alamat : Jl. Wonodri Agama : Islam No. CM : A0110987 Tgl. masuk RS: 11 April 2011
Nama Ayah Umur Pekerjaan Alamat Wonodri Agama
: Maftuh : 40 th : Pedagang : Jl. : Islam
Nama Ibu : Siti Mariam Umur : 37 th Pekerjaan : Ibu rumah tangga Alamat : Jl. Wonodri
Anamnesis
Keluhan utama : diare Keluhan tambahan : demam (+), muntah(+), batuk berdahak(+), pilek(+), keringat dingin(+). Riwayat penyakit sekarang 6 hari yang lalu SMRS, pasien merasa demam dengan suhu panas naik turun, nafsu makan berkurang.
3 hari yang lalu SMRS, pasien masih demam tidak membaik, batuk berdahak (+), pilek(+), muntah (+) dengan frekuensi 5 kali sehari, muntah(+) dengan frekuensi 5 kali sehari, berwarna kadang putih atau kuning, tiap batuk, dan tiap makan minum muntah. keringat dingin(+), mimisan(-), mata merah(-), telinga merah(-), keluar cairan dari telinga(-), nyeri telan(-), tampak kesakitan saat miksi(-), kejang(-), meracau(-), mengigau(-), menggigil(-), buang air kecil lancar.
1 hari yang lalu SMRS, pasien menderita diare dengan frekuensi 3-4 kali sehari dengan konsistensi encer, berwarna kuning kehijauan, ampas(+), lendir(+), darah(-), sakit saat BAB (-). Pasien masih merasa demam tidak membaik, disertai masih batuk, pilek, muntah yang semakin menjadi. keringat dingin(+), mimisan(-), mata merah(-), telinga merah(-), keluar cairan dari telinga(-), nyeri telan(-), tampak kesakitan saat miksi(-), kejang(-), meracau(-), mengigau(-),
Saat masuk rumah sakit, pasien menderita diare disertai demam, batuk, pilek dan muntah semakin memburuk disertai nafsu makan semakin berkurang. Pasien merasa keringat dingin(+), mimisan(-), mata merah(-), telinga merah(-), keluar cairan dari telinga(-), nyeri telan(-), tampak kesakitan saat miksi(-), kejang(-), meracau(-), mengigau(-), menggigil(-), buang air kecil lancar.
Riwayat penyakit dahulu :Riwayat kejang demam : disangkal Riwayat diare lama : disangkal Riwayat alergi : disangkal Riwayat diabetes melitus :disangkal Riwayat trauma : disangkal Riwayat batuk pilek : (+) Riwayat oma : disangkal Sudah diberikan obat penurun panas
Riwayat pengobatan : disangkal Riwayat sosial ekonomi : JAMKESMAS
Riwayat kehamilan Ibu
sehat selama kehamilan, ANC 4x di Rumah sakit, suntik TT 2x, konsumsi obat (-), merokok (), pelihara kucing dan burung (-)cukup bulan, BBL : 2800 gram, PBL : 50 cm, lahir spontan, persalinan di bantu bidan, asfiksia (-), trauma (-), infeksi (-), konsumsi obat (-)
Riwayat persalinan anak
Riwayat pasca persalinan : infeksi (-) Riwayat imunisasi : imunisasi lengkap
Riwayat makan : kualitas dan kuantitas kurang Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
: 7.3 kg TB : 80 cm KMS : tumbuh tapi tidak sesuai dengan garis hijau KMS (T1) Perkembangan baik sesuai umur
BB
Pmx fisik
Keadaan umum : anak tampak lemah, lebih banyak tidur, Kesadaran
: compos mentis Status gizi : BB : 7.3 kg, PB : 80cm, : Kesan : status gizi kurang
Vital sign Nadi
: 100x/ menit isi dan tegangan lemah RR : 30 x/menit tipe nafas torako abdominal Suhu : 38 oC
Status interna : Kulit : sianosis (-) Kepala : mesocepal, UUB cekung & belum menutup, bekas trauma (-), benjolan
abnormal (-) Mata
: mata cekung, CA +/+, air mata masih ada, SI -/-, reflek cahaya +/+, edem
palpebra -/-, pupil isokor 2mm/2mm, reflek bulu mata +/+
Hidung : nafas cuping (-), deformitas (-), secret (-), konka hiperemis (-) Telinga : serumen -/-, nyeri mastoid -/-, nyeri tragus -/-, hiperemis -/-, fistula -/-. Mulut : bibir kering(+), sianosis (-), mukosa hiperemis (-), faring hiperemis (-), tonsil T2-T2, kripte melebar, detritus (-)
Thoraks Cor
: dalam batas normal Pulmo : dalam batas normal
Abdomen : Inspeksi : bentuk perut normal Auskultasi : peningkatan bunyi peristaltik Palpasi : nyeri tekan (-), defans muscular (-), hepar dan lien tidak teraba Perkusi : timpani seluruh lapang perut (+) Ekstrimitas : normal Anogenital : normal
Pmx PenunjangPemeriksaan darah rutin tanggal 11 April 2011 jam 12.00 Leukosit : 5000/mm3 Trombosit : 173000/mm3 Hemoglobin : 8,5gr/dl LED I :8 LED II : 23 Gol. Darah :B
Pemeriksaan Secara
tinja:
mikro dan makroskopis pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinitest, bila diduga terdapat intoleransi gula Pemeriksaan biakan dan uji resistensi
Diagnosis
Diagnosis banding BAB
cair et causa rota virus BAB cair et causa bakteri BAB cair et causa intolerans BAB cair et causa keracunan makana
Diagnosis pasti BAB
cair et causa rota virus
penatalaksanaan
Anak-anak tersebut harus diberikan larutan oralit dengan selang nasogastric (NG) atau larutan Ringer laktat intravena (IV) (75 ml/kg/4jam), biasanya dilakukan di rumah sakit. 2,3 Mulailah untuk memberikan tambahan zinc segera setelah anak dapat makan setelah 4 jam pertama periode rehidrasi. Kecuali untuk ASI, makanan tidak boleh diberikan selama empat jam pertama periode rehidrasi. Namun, anak-anak yang terus dalam terapi ini lebih dari empat jam harus diberikan makanan setiap 3-4 jam. Anak yang lebih tua dari 6 bulan harus diberikan makanan sebelum pulang. Ini membantu untuk menekankan kepada para ibu pentingnya terus makan selama diare. 2,3
Pemberian antipiretik : paracetamol dosis1015mg/KgBB setiap 6 jam (bila perlu) Pemberian antibiotik : pemberian antibiotik belum dapat diberikan pada diare akut, karna pada umumnya diare akibat infeksi bersifat self limiting
Non farmakologi : Ibu harus diajarkan cara untuk mencegah dehidrasi di rumah dengan memberikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya, bagaimana mencegah kekurangan gizi dengan terus memberi makan anak, dan mengapa tindakan-tindakan ini penting. Mereka harus juga tahu apa tanda-tanda menunjukkan bahwa anak harus dibawa ke petugas kesehatan.
TERIMA KASIH