laporan kasus deviasi septum nasal

12
DEVIASI SEPTUM Oleh Taufik Abidin Fakultas Kedokteran Universitas Mataram Pendahuluan Trauma hidung banyak terjadi akibat kecelakaan yang bersifat tumpul, sehingga beresiko mengakibatkan berbagai macam komplikasi misalnya infeksi, obstruksi hidung, jaringan parut dan fibrosis, deformitas sekunder, sinekia, hidung pelana, obstruksi duktus nasoolakrimalis, dan perforasi hidung. Berdasarkan waktu, trauma hidung terbagi atas trauma baru, dimana kalus belum terbentuk sempurna; dan trauma lama, bila kalus sudah mengeras. Berdasarkan hubungan dengan telinga luar, ada yang disebut trauma terbuka dan trauma tertutup. Arah trauma menentukan kerusakan yang terjadi, misalnya bila trauma datang dari lateral, akan terjadi fraktur tulang hidung ipsilateral jika ringan, sedangkan trauma yang berat akan menyebabkan deviasi septum nasi dan fraktur tulang hidung kontralateral. Septum hidung merupakan bagian dari hidung yang membatasi rongga hidung kanan dan kiri. Septum nasi berfungsi sebagai penopang batang hidung (dorsum nasi). Septum nasi dibagi atas dua daerah anatomi antara lain bagian anterior, yang tersusun dari tulang rawan quadrangularis; dan bagian posterior, yang tersusun dari lamina perpendikularis os ethmoidalis dan vomer. 1

Upload: taufik-abidin

Post on 07-Jun-2015

4.348 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KASUS Deviasi Septum Nasal

DEVIASI SEPTUM

Oleh Taufik Abidin

Fakultas Kedokteran Universitas Mataram

Pendahuluan

Trauma hidung banyak terjadi akibat kecelakaan yang bersifat tumpul, sehingga

beresiko mengakibatkan berbagai macam komplikasi misalnya infeksi, obstruksi hidung,

jaringan parut dan fibrosis, deformitas sekunder, sinekia, hidung pelana, obstruksi duktus

nasoolakrimalis, dan perforasi hidung. Berdasarkan waktu, trauma hidung terbagi atas

trauma baru, dimana kalus belum terbentuk sempurna; dan trauma lama, bila kalus sudah

mengeras. Berdasarkan hubungan dengan telinga luar, ada yang disebut trauma terbuka

dan trauma tertutup. Arah trauma menentukan kerusakan yang terjadi, misalnya bila

trauma datang dari lateral, akan terjadi fraktur tulang hidung ipsilateral jika ringan,

sedangkan trauma yang berat akan menyebabkan deviasi septum nasi dan fraktur tulang

hidung kontralateral.

Septum hidung merupakan bagian dari hidung yang membatasi rongga hidung

kanan dan kiri. Septum nasi berfungsi sebagai penopang batang hidung (dorsum nasi).

Septum nasi dibagi atas dua daerah anatomi antara lain bagian anterior, yang tersusun

dari tulang rawan quadrangularis; dan bagian posterior, yang tersusun dari lamina

perpendikularis os ethmoidalis dan vomer.

Dalam keadaan normal, septum nasi berada lurus di tengah tetapi pada orang

dewasa biasanya septum nasi tidak lurus sempurna di garis tengah. Deviasi septum dapat

menyebabkan obstruksi hidung jika deviasi yang terjadi berat. Kecelakaan pada wajah

merupakan faktor penyebab deviasi septum terbesar pada orang dewasa.

Gejala yang paling sering timbul dari deviasi septum ialah kesulitan bernapas

melalui hidung. Kesulitan bernapas biasanya pada satu hidung, kadang juga pada hidung

yang berlawanan. Pada beberapa kasus, deviasi septum juga dapat mengakibatkan

drainase sekret sinus terhambat sehingga dapat menyebabkan sinusitis.

Pada kasus di bawah ini, deviasi septum yang terjadi akibat trauma tumpul dan

gejala yang dialami pasien masih ringan sehingga pengobatan yang diberikan hanya

berupa simptomatik.

1

Page 2: LAPORAN KASUS Deviasi Septum Nasal

LAPORAN KASUS

Identitas pasien

Nama : Tn “S”

Umur : 22 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Gunung Sari

MRS : 19 Agustus 2008

No. RM : 89 77 31

Anamnesis

Keluhan utama : Pasien mengeluh hidungnya terkena siku

temannya ketika bermain bola pada hari minggu (17/08/08).

Riwayat penyakit sekarang : hidung pasien terasa nyeri tekan, tidak ada pilek,

gangguan penciuman juga tidak ada. Perdarahan dari hidung juga disangkal oleh

pasien. Kemudian pasien dibawa ke RSU Mataram pada sore harinya (17/08/08)

karena pasien merasa sakit dan hidungnya bengkok.

Riwayat penyakit dahulu : tidak ada.

Pemeriksaan fisik

Keadaan umum pasien : baik

Status lokalis

Telinga

Telinga kanan Telinga kiri

Aurikula Edema (-), hiperemi (-),

massa (-).

Edema (-), hiperemi (-),

massa (-).

Preaurikula Edema (-), hiperemi (-),

massa (-), fistula (-), abses

(-).

Edema (-), hiperemi (-),

massa (-), fistula (-), abses

(-).

2

Page 3: LAPORAN KASUS Deviasi Septum Nasal

Retroaurikula Edema (-), hiperemi (-),

massa (-), fistula (-), abses

(-).

Edema (-), hiperemi (-),

massa (-), fistula (-), abses

(-).

Palpasi Nyeri pergerakan aurikula

(-), nyeri tekan tragus (-).

Nyeri pergerakan aurikula

(-), nyeri tekan tragus (-).

MAE Edema (-), hiperemi (-),

serumen (+), furunkel (-).

Edema (-), hiperemi (-),

serumen (+), furunkel (-).

Membran timpani Intak, berwarna putih,

reflek cahaya (+).

Intak, berwarna putih,

reflek cahaya (+).

Hidung

Rinoskopi anterior Cavum nasi kanan Cavum nasi kiri

Mukosa hidung Hiperemi (+), sekret (+)

mukus purulen, massa (-).

Hiperemi (+), sekret (+)

mukus purulen, massa (-).

Septum Deviasi (+) ke arah sinistra,

dislokasi (-).

Deviasi (+), dislokasi (-).

Konka inferior dan

media

Edema (+), hiperemi (+). Edema (+), hiperemi (+).

Meatus inferior dan

media

Sekret (+), polip (-) Sekret (+), polip (-).

Tenggorokan

Keterangan

Mukosa

Tonsil

Hiperemi (+), edema (-).

T1-T1.

Pembesaran Kelenjar Limfe: (-).

Pemeriksaan penunjang:

Radiologi : tampak septum nasal berdeviasi ke arah sinistra pada bagian kartilago.

3

Page 4: LAPORAN KASUS Deviasi Septum Nasal

Diagnosis

Deviasi septum nasal et causa trauma tumpul.

Penatalaksanaan

1. Dekongestan.

2. Kortikosteroid.

3. Analgesik.

4. Jika perlu, dilakukan septoplasti.

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Deviasi septum ialah suatu keadaan dimana terjadi peralihan posisi dari septum

nasi dari letaknya yang berada di garis medial tubuh.

Deviasi septum dibagi atas beberapa klasifikasi berdasarkan letak deviasi, yaitu:

1. Tipe I; benjolan unilateral yang belum mengganggu aliran udara.

2. Tipe II; benjolan unilateral yang sudah mengganggu aliran udara, namun masih

belum menunjukkan gejala klinis yang bermakna.

3. Tipe III; deviasi pada konka media (area osteomeatal dan turbinasi tengah).

4. Tipe IV, “S” septum (posterior ke sisi lain, dan anterior ke sisi lainnya).

5. Tipe V; tonjolan besar unilateral pada dasar septum, sementara di sisi lain masih

normal.

4

Deviasi septum

Page 5: LAPORAN KASUS Deviasi Septum Nasal

6. Tipe VI; tipe V ditambah sulkus unilateral dari kaudal-ventral, sehingga

menunjukkan rongga yang asimetri.

7. Tipe VII; kombinasi lebih dari satu tipe, yaitu tipe I-tipe VI.

Bentuk-bentuk dari deformitas

hidung ialah deviasi, biasanya

berbentuk C atau S; dislokasi,

bagian bawah kartilago septum ke

luar dari krista maksila dan masuk

ke dalam rongga hidung;

penonjolan tulang atau tulang

rawan septum, bila memanjang

dari depan ke belakang disebut

krista, dan bila sangat runcing dan

pipih disebut spina; sinekia, bila

deviasi atau krista septum bertemu

dan melekat dengan konka

dihadapannya.

Etiologi

Penyebab deviasi septum nasi antara lain trauma langsung, Birth Moulding

Theory (posisi yang abnormal ketika dalam rahim), kelainan kongenital, trauma sesudah

lahir, trauma waktu lahir, dan perbedaan pertumbuhan antara septum dan palatum.

Faktor resiko deviasi septum lebih besar ketika persalinan. Setelah lahir, resiko

terbesar ialah dari olahraga, misalnya olahraga kontak langsung (tinju, karate, judo) dan

tidak menggunakan helm atau sabuk pengaman ketika berkendara.

Diagnosis

Deviasi septum biasanya sudah dapat dilihat melalui inspeksi langsung pada

batang hidungnya. Namun, diperlukan juga pemeriksaan radiologi untuk memastikan

diagnosisnya. Dari pemeriksaan rinoskopi anterior, dapat dilihat penonjolan septum ke

5

Page 6: LAPORAN KASUS Deviasi Septum Nasal

arah deviasi jika terdapat deviasi berat, tapi pada deviasi ringan, hasil pemeriksaan bisa

normal.

Deviasi septum yang ringan tidak akan mengganggu, akan tetapi bila deviasi itu

cukup berat, menyebabkan penyempitan pada satu sisi hidung. Dengan demikian, dapat

mengganggu fungsi hidung dan menyebabkan komplikasi.

Gejala yang sering timbul biasanya adalah sumbatan hidung yang unilateral atau

juga bilateral. Keluhan lain ialah rasa nyeri di kepala dan di sekitar mata. Selain itu,

penciuman juga bisa terganggu apabila terdapat deviasi pada bagian atas septum.

Penatalaksanaan

Analgesik. Digunakan untuk mengurangi rasa sakit.

Dekongestan, digunakan untuk mengurangi sekresi cairan hidung.

Pembedahan.

o Septoplasti.

o SMR (Sub-Mucous Resection).

Komplikasi

Deviasi septum dapat menyumbat ostium sinus, sehingga merupakan faktor

predisposisi terjadinya sinusitis. Selain itu, deviasi septum juga menyebabkan ruang

hidung sempit, yang dapat membentuk polip.

6

Page 7: LAPORAN KASUS Deviasi Septum Nasal

Diskusi

Diperkirakan 80% dari septum terletak menyimpang dari garis tengah, dan hal ini

seringkali tidak diperhatikan. Penyebab terbanyak ialah akibat trauma tumpul. Deviasi

septum bisa menyebabkan beberapa gejala misalnya penyumbatan pada salah satu atau

kedua lubang hidung, perdarahan hidung berulang, infeksi sinus berulang, nyeri wajah,

sakit kepala, post-nasal drip, dan mendengkur ketika tidur pada anak.

Kasus di atas merupakan salah satu bentuk deviasi septum yang diakibatkan

trauma tumpul. Dari anamnesis pasien mengaku hidungnya terkena benturan siku

temennya ketika bermain bola, lalu pasien merasa sangat kesakitan. Kemudian pasien

dibawa ke RSU Mataram, dilakukan pemeriksaan radiologi, didapatkan adanya bentuk

deviasi septum ke arah sinistra. Dari pemeriksaan rinoskopi anterior didapatkan septum

nasal hiperemi, ditemukan penonjolan ke kavum nasal sinistra, konka inferior dextra

edema, dan konka inferior sinistra atrofi. Pemeriksaan radiologi yang dilakukan dapat

dipastikan bahwa telah terjadi pergeseran bagian tulang hidung pasien yang menunjukkan

adanya deviasi ringan.

Pada pasien, gejala yang timbul akibat trauma tumpul tidak berat. Pasien hanya

merasa pilek dan nyeri tekan. Kemungkinan deviasi yang terjadi termasuk deviasi ringan.

Pengobatan yang diberikan pada pasien di atas berupa simptomatik, antara lain analgesik,

dekongestan, dan antibiotik. Jika gejala yang ditimbulkan semakin berat dan mengganggu

kegiatan sehari-hari pasien, dianjurkan untuk dilakukan septoplasti.

DAFTAR PUSTAKA

Balasubramanian, T. 2006. Deviated Nasal Septum. Accessed:

http://drtbalu.com/dns.html.

Anonim. 2006. http://www.obstructednose.com/nasal_treatment_deviated_septum.html.

Novak, V .J. 1995. Pathogenesis and surgical treatment of neurovascular primary

headaches. The italian journal of Neurological Sciens. Accessed: http://www.vj-

novak.ch/images/novak1-1.jpg.

7

Page 8: LAPORAN KASUS Deviasi Septum Nasal

Mangunkusumo, Endang. Nizar, N.W. 2006. Kelainan Septum. Dalam: Buku Ajar Ilmu

Telinga-Hidung-Tenggorokan, hal.99. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

Kartika, Henny.2007. Anatomi Hidung dan Sinus Paranasal. Accessed:

http://hennykartika.wordpress.com/2007/12/29/anatomi-hidung-dan-sinus-

paranasal.

Chmielik, Lechosław P. 2006. Nasal septum deviation and conductivity hearing loss in

children. Borgis - New Medicine 3/2006, p. 82-86. accessed:

http://www.newmedicine.pl/show.php?ktory=22.

8