laporan k-1 viskositas cairan sebagai fungsi suhu
DESCRIPTION
..TRANSCRIPT
![Page 1: Laporan K-1 Viskositas Cairan Sebagai Fungsi Suhu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/563db7d6550346aa9a8e6c47/html5/thumbnails/1.jpg)
LAPORAN PRAKTIKUM KI-2242
VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU
Nama : Muhammad Arief Purnomo
NIM : 12513004
Kelompok, Shift : 1, Senin 08.00 – 12.00 AM
Tgl Praktikum : 28 Oktober 2014
Tgl Pengumpulan : 4 November 2014
Asisten : Anisah Erika R. (20514059)
Phutri Milana (30513005)
Laboratorium Kimia Fisik
Program Studi Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung
2014
![Page 2: Laporan K-1 Viskositas Cairan Sebagai Fungsi Suhu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/563db7d6550346aa9a8e6c47/html5/thumbnails/2.jpg)
I. JUDUL PERCOBAAN
Viskositas Cairan Sebagai Fungsi Suhu
II. TUJUAN PERCOBAAN
a. Menentukan viskositas cairan dengan metode Oswald dan menentukan
pengaruh temperatur terhadap viskositas cairan
III. TEORI DASAR
Viskositas didefinisikan sebagai tahanan yang dilakukan suatu lapisan fluida
terhadap lapisan lain. Setiap cairan memiliki viskositas yang berbeda – beda. Sebagai
contoh yaitu aseton dan etilen glikol masing – masing terdiri dari 10 atom. Akan
tetapi, etilen glikol memiliki viskositas yang besar daripada aseton. Salah satu
penyebabnya yaitu pada etilen glikol memiliki gugus hidroksida yang memungkinkan
terjadinya ikatan hidrogen (ikatan hidrogen lebih kuat daripada interaksi dipol – dipol
biasa). Selain itu, viskositas cairan dipengaruhi juga suhu, semakin tinggi suhu suatu
cairan maka viskositas menurun. Pada aliran laminar, fluida dapat dianggap terdiri
atas lapisan – lapisan molekul yang bergerak satu di atas yang lainnya dengan
kecepatan yang berbeda – beda. Profil kecepatan berbagai lapisan ini berbentuk
parabola dengan kecepatan paling tinggi terdapat pada lapisan di bagian tengah pipa.
Salah satu cara untuk menentukan viskositas cairan yaitu dengan metode
kapiler dari Poiseuille. Pada metode ini, diukur waktu (t) yang diperlukan oleh
volume tertentu cairan (V) untuk mengalir melalui pipa kapiler di bawah pengaruh
tekanan penggerak (P) yang tetap. Dalam hal ini untuk cairan yang mengalir dengan
aliran laminar, viskositasnya ditentukan dengan persamaan Poiseuille.
Metode Oswald merupakan suatu metode variasi dari metode Poiseuille.
Prinsip percobaan ini yaitu sebagai berikut, sejumlah tertentu cairan dimasukkan ke
dalam A, kemudian dengan cara menghisap atau meniup sehingga cairan di bawah ke
![Page 3: Laporan K-1 Viskositas Cairan Sebagai Fungsi Suhu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/563db7d6550346aa9a8e6c47/html5/thumbnails/3.jpg)
B sampai melewati garis batas m. selanjutnya cairan dibiarkan mengalir secara bebas
dan diukur waktu yang diperlukan untuk mengalir dari garis m ke n. Pada saat proses
mengalirnya cairan melalui pipa kapiler, tekanan penggerak tidak tetap dan pada
setiap saat (P = massa jenis x percepatan gravitasi x tinggi letak benda).
IV. DATA PENGAMATAN
Zat Suhu (oC) t1 (s) t2 (s) t3 (s) trata-rata(s)
Aquades 26 6, 45 6, 55 6, 50 6, 50
Etanol 26 9, 45 9, 60 9, 40 9, 483
30 9, 20 9, 10 9, 10 9, 133
35, 5 8, 50 8, 20 8, 10 8, 267
40 7, 50 7, 80 7, 60 7, 633
Zat Suhu (oC) t1 (s) t2 (s) t3 (s) trata-rata(s)
Aquades 26 9, 00 9, 10 9, 00 9, 033
Kloroform 26 5, 00 4, 90 4, 90 4, 933
30 5, 00 5, 00 5, 00 5, 000
35, 5 4, 40 4, 50 4, 40 4, 433
40 4, 30 4, 40 4, 30 4, 333
Piknometer (Etanol)
Wpikno = 19, 14 gram
Wpikno+aqua dm = 45, 22 gram
Wpikno+etanol = 40, 25 gram
Wpikno+etanol t=30 oC = 40, 10 gram
Wpikno+etanol t=35,5 oC = 38, 91 gram
![Page 4: Laporan K-1 Viskositas Cairan Sebagai Fungsi Suhu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/563db7d6550346aa9a8e6c47/html5/thumbnails/4.jpg)
Wpikno+etanol t=40 oC = 39, 82 gram
Piknometer (Klorofom)
Wpikno = 19, 77 gram
Wpikno+aqua dm = 45, 38 gram
Wpikno+kloroform = 57, 74 gram
Wpikno+kloroform t=30 oC = 57, 23 gram
Wpikno+kloroform t=35,5 oC= 56, 98 gram
Wpikno+kloroform t=40 oC = 56, 71 gram
V. ENGOLAHAN DATA
Jadi
![Page 5: Laporan K-1 Viskositas Cairan Sebagai Fungsi Suhu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/563db7d6550346aa9a8e6c47/html5/thumbnails/5.jpg)
VI. PEMBAHASAN
Pengertian dari viskositas adalah tahanan yang dilakukan suatu lapisan
fluida terhadap lapisan lain. Setiap cairan memiliki viskositas yang berbeda – beda.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi viskositas, di anataranya adalah gaya antar
molekul dan temperature. Kita juga mengenal istilah fluiditas. Ini merupakan
kebalikan dari viskositas. Rumusnya pun juga satu per viskositas. Definisi fluiditas
adalah kemudahan suatu cairan untuk mengalir. Sebenarnya faktor yang
mempengaruhi fluiditas juga sama dengan faktor yang mempengaruhi viskositas.
Semakin tinggi temperature, maka viskositas zat semakin kecil. Apabila viskositasnya
kecil, maka fluiditasnya besar.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan penulis, didapatkan nilai
viskositas pada suhu yang sama, antrara air dengan etanol dan air dengan kloroform.
Dari percobaan, didapatkan bahwa viskositas etanol lebih tinggi dibandingkan
viskositas air, dan viskositas kloroform lebih kecil dibandingkan viskositas air.
Viskositas kloroform lebih kecil dibandingkan viskositas etanol dan air karena pada
etanol dan air terdapat ikatan hydrogen. Adapun pengertian dari ikatan hydrogen
adalah ikatan antar molekul yang cukup kuat dan membutuhkan energy yang besar
untuk memutuskan ikatan tersebut. Hal inilah yang menjadikan alasan mengenapa
viskositas kloroform lebih kecil dibandingkan etanol dan air.
Pada dasarnya, bahkan berdasarkan percobaan yang dilaksanakan,
diketemukan bahwa apabila suhu dinaikkan maka viskositas zat akan berkurang.
Alasan yang melatarbelakangi hal ini dapat terjadi adalah berhubungan dengan
lemahnya gaya antar molekul. Hal ini yang membuat partikel menjadi lebih mudah
melewati cairan tersebut. Jika gaya antar molekul semakin melemah, maka cairan
akan menjadi lebih encer.
![Page 6: Laporan K-1 Viskositas Cairan Sebagai Fungsi Suhu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/563db7d6550346aa9a8e6c47/html5/thumbnails/6.jpg)
Pengertian dari energy ambang adalah energy minimum yang
diperlukan oleh suatu zat untuk dapat bereaksi hingga terbentuk zat baru.
Berdasarkan percobaan, didapatkan bahwa energy ambang etanol lebih besar
daripada energy ambang kloroform. Alasan yang melatarbelakangi adalah karena
klorofom lebih mudah bereaksi daripada etanol yang memiliki ikatan hydrogen.
Dalam kloroform, tidak dijumpai ikatan hydrogen.
Nilai percobaan yang didapat penulis tidak sama dengan nilai literatur.
Hal ini sering disebut oleh presisi penelitian atau prosentase kesalahan. Hal – hal
yang melatarbelakangi hal ini dapat terjadi ialah ketidaktelitian saat pengukuran
massa piknometer dilakukan dan laju air hanya dilakukan pada saat suhu ruang saja.
Hal ini sedikit keliru, karena seharusnya dilakukan pada tiap suhu yang dilakukan
pengamatan. Di sisi lain juga terdapat faktor yaitu kesalahan pengamat pada saat
membaca nilai massa piknometer. Ketidaktelitian dalam penggunaan stopwatch juga
menjadi salah satu alasan hal tersebut dapat terjadi.
![Page 7: Laporan K-1 Viskositas Cairan Sebagai Fungsi Suhu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/563db7d6550346aa9a8e6c47/html5/thumbnails/7.jpg)
VII. KESIMPULAN
jadi
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P. W. dan Julio De Paulia, “Physical Chemistry”, ed. 8, 2006, Hal. 665 – 667.
Castellan, G. W. “Physical Chemistry”, ed. 3, 1983, Hal. 759-761.
![Page 8: Laporan K-1 Viskositas Cairan Sebagai Fungsi Suhu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/563db7d6550346aa9a8e6c47/html5/thumbnails/8.jpg)
Jesperson, N. D. Brady, J. E. dan Hyslop, A. “Chemistry : The Molecular Nature of
Matter”, ed.6, 2012, Hal 539 – 540.
Mortimer, R. G. “Physical Chemistry”, ed. 3, 2008, Hal. 444 – 457.
Teraoka, I. “Polymer Solution : An Introduction to Physical Properties”, 2002, Hal,
209 – 215.
S. K. Dogra dan S. Dogra, “Kimia Fisika dan Soal – Soal”, 1990, Hal. 209 – 215.
IX. LAMPIRAN
![Page 9: Laporan K-1 Viskositas Cairan Sebagai Fungsi Suhu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/563db7d6550346aa9a8e6c47/html5/thumbnails/9.jpg)
X. KESIMPULAN
Pada sistem fenol – air, temperatur kritik yang diperoleh adalah 67,7925oC
dan fraksi mol fenol pada temperatur tersebut bernilai 0,0775.
XI. DAFTAR PUSTAKA
Escoda, A., Fievet, P., Lakard, S., Szymczyk, A., Deon, S. Influence of salts
on the rejection of polyethyleneglycol by an NF organic membrane :
Pore swelling and salting – out effects. Journal of Membrane
Science. 2010, 347, 174 – 182.
Gutkowski, K. I., Prini, R., Aramendia, P. F., Japas, M.L. Critical Effects on
Attractive Solutes in Binary Liquid Mixtures Close to Their
Consolute Point : A New Experimental Strategy. J. Phys. Chem. A.
2011, 115(51), 15302 – 15312.
Hougen, O.A., Watson, K.M., Ragatz, R.A. Chemical Process Principles: Pt.
I, John Wiley & Sons, New York, p.168.
![Page 10: Laporan K-1 Viskositas Cairan Sebagai Fungsi Suhu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/563db7d6550346aa9a8e6c47/html5/thumbnails/10.jpg)
“Standard Density of Water”, in CRC Handbook of Chemistry and Physics,
89th Edition (Internet Version 2009), David. R. Lide, ed., CRC
Press/Taylor and Fracis, Boca Raton, FL.
www.chem-is-try.org/materi_kimia, diakses 13/10/2014 pukul 17:54 WIB
www.sciencelab.com/msdsList.php, diakses 13/10/2014 pukul 19:49 WIB
XII. LAMPIRAN
a. Data massa jenis air pada berbagai suhu (CRC)
![Page 11: Laporan K-1 Viskositas Cairan Sebagai Fungsi Suhu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/563db7d6550346aa9a8e6c47/html5/thumbnails/11.jpg)
b. Jawaban pertanyaan
1. Apakah yang dimaksud dengan suhu konsolut atas atau suhu larutan kritik ?
berapa derajat kebebasan sistem pada T>T konsolut atas ?
Jawab :
Suhu larutan kritik adalah suhu larutan dimana campuran larutan yang
tidak homogen menjadi homogen. Pada saat T>T konsolut atas, derajat
kebebasannya adalah 2, yaitu fraksi dan suhu.
2. Sebutkan sistem yang mempunyai titik konsolut bawah dan sistem yang
mempunyai dua suhu konsolut (atas dan bawah) !
Jawab :
![Page 12: Laporan K-1 Viskositas Cairan Sebagai Fungsi Suhu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/563db7d6550346aa9a8e6c47/html5/thumbnails/12.jpg)
Sistem fenol – air memiliki titik konsolut bawah, sistem yang
memiliki dua suhu konsolut adalah sistem air – nikotin.
3. Apakah yang dimaksud dengan larutan konjugasi ?
Jawab :
Larutan campuran dua cairan yang saling melarutkan dan
menghasilkan dua larutan konjugat yang bersifat jenuh.
4. Apakah yang dimaksud dengan efek “salting out” ? Tunjukkan terjadinya
efek tersebut pada percobaan yang Anda lakukan !
Jawab :
Efek salting out adalah adanya zat terlarut lain di dalam sistem
campuran larutan yang memiliki kelarutan lebih besar disbanding zat terlarut
utama di dalam pelarutnya, hal ini menyebabkan kelarutan dari zat terlarut
utama berkurang dan membuat sistem campuran ini memiliki titik kritis yang
lebih besar dari seharusnya. Pada percobaan yang dilakukan terjadi efek
salting out pada sistem fenol – air – NaCl, NaCl mempunyai kelarutan yang
lebih besar di dalam air disbanding fenol di dalam air, hal ini menyebabkan
titik kritis sistem ini lebih tinggi daripada titik kritis dari sistem fenol – air.
c. Lembar data pengamatan
(lembar data pengamatan ada di halaman setelah ini)