laporan · instalasi hidroponik sistem dft dibuat secara horizontal atau bertingkat, pada saluran...

52

Upload: others

Post on 05-Feb-2021

43 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • LAPORAN

    PENELITIAN

    PENGARUH BERBAGAI KOMPOSISI MEDIA TANAM

    HIDROPONIK SISTEM DFT PADA PERTUMBUHAN

    DAN HASIL TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.)

    KETUA TIM PENELITI

    NUR HAFIZAH (NIDN. 0029097602)

    Dibiayai oleh:

    Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

    Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Amuntai

    Tahun 2019

    sesuai dengan

    Kontrak Penugasan Pelaksanaan Program Penelitian

    Nomor: 04/LPPM-STIPER AMT/KP/VI/2019, 15 Juni 2019

    SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN AMUNTAI

    2019

  • LAPORAN

    PENELITIAN

    PENGARUH BERBAGAI KOMPOSISI MEDIA TANAM

    HIDROPONIK SISTEM DFT PADA PERTUMBUHAN

    DAN HASIL TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.)

    KETUA TIM PENELITI

    NUR HAFIZAH, S. Hut., MP (NIDN. 0029097602)

    PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

    SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN AMUNTAI

    2019

  • HALAMAN PENGESAHAN

    Judul Kegiatan : Pengaruh Berbagai Komposisi Media Tanam

    Hidroponik Sistem Dft pada Pertumbuhan dan

    Hasil Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

    Peneliti / Pelaksana

    a. Nama Lengkap : Nur Hafizah, S. Hut., MP

    b. NIDN : 0029097602

    c. Jabatan Fungsional :

    d. Program Studi : Agroteknologi

    e. Nomor HP :

    f. Surat (e-mail) :

    Anggota Peneliti (1)

    Nama : Farida Adriani, SP., MP

    NIDN : 1115098401

    Perguruan Tinggi : Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Amuntai

    Anggota Peneliti (2)

    Nama : Muhammad Luthfi

    NIDN :

    Perguruan Tinggi : Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Amuntai

    Institusi Mitra (jika ada) :

    Nama Institusi Mitra :

    Alamat

    Penanggung Jawab

    Tahun Pelaksanaan

    Biaya Tahun Berjalan

    Biaya Keseluruhan

    :

    :

    :

    2019

    Rp. 5.000.000,00

    Amuntai, Juli 2019

    Mengetahui Ketua Peneliti

    Ketua STIPER Amuntai

    (Dr. Ir. H. Ahmad Suhaimi, DEA) (Nur Hafizah, S. Hut., MP )

    NIP. 19660912 1992031 1 005 NIP. 19760929 200501 2 002

    Menyetujui,

    Ketua LPPM STIPER Amuntai

    (Mahdiannoor, SP., MP)

    19790606 200501 1 025

  • RINGKASAN

    Selada adalah jenis sayuran berdaun hijau yang memiliki banyak

    manfaat dan sumber vitamin yang baik. Hidroponik DFT merupakan budidaya

    tanaman tanpa menggunakan tanah. Cocopeat dan hidroton adalah media

    tanam hidroponik. Penelitian ini bertujuan untuk (i) mengetahui pengaruh

    berbagai komposisi media tanam hidroponik sistem DFT pada pertumbuhan

    dan hasil tanaman selada. (ii) mendapatkan komposisi media tanam hidroponik

    sistem DFT terbaik pada pertumbuhan dan hasil tanaman selada. Penelitian ini

    dilaksanakan di Desa Rica Kecamatan Paringin Kabupaten Balangan dari bulan

    Februari sampai bulan April 2019. Penelitian ini menggunakan Rancangan

    Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal. Faktor yang diamati adalah komposisi

    media tanam hidroponik sistem DFT (m) sebanyak 5 taraf yang terdiri dari m1=

    100 % cocopeat : 0 % hidroton (100 g cocopeat : 0 g hidroton), m2 = 0 %

    cocopeat : 100 % hidroton (0 g cocopeat : 100 g hidroton), m3 = 50 %

    cocopeat : 50 % hidroton (50 g cocopeat : 50 g hidroton), m4 = 75 % cocopeat

    : 25 % hidroton (75 g cocopeat : 25 g hidroton), m5 = 25 % cocopeat : 75 %

    hidroton (25 g cocopeat : 75 g hidroton). Hasil penelitian menunjukan bahwa

    perlakuan komposisi media tanam hidroponik berpengaruh sangat nyata

    terhadap tinggi tanaman 14, 21, 28 dan 35 HST, berpengaruh sangat nyata

    terahdap jumlah daun 7, 21, 28 dan 35 HST, berpengaruh sangat nyata

    terhadap berat basah tanaman. Perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan m5 =

    25 % cocopeat : 75 % hidroton (25 g cocopeat : 75 g hidroton).

    Kata kunci: Selada, cocopeat dan hidroton, hidroponik dft

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    BAB. I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang .................................................................... 1

    1.2 Perumusan Masalah ............................................................ 3

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 4

    2.1 Tanaman Selada ................................................................. 4

    2.2 Hidroponik Sistem DFT ...................................................... 4

    2.3 Media Tanam Hidroponik .................................................. 5

    BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT ................................................... 8

    3.1 Tujuan Penelitian ............................................................... 8

    3.2 Manfaat Penelitian .............................................................. 8

    BAB IV. METODE PENELITIAN ....................................................... 9

    4.1 Tempat dan Waktu .............................................................. 9

    4.2 Alat dan Bahan .................................................................... 9

    4.3 Rancangan Percobaan ......................................................... 10

    4.4 Pelaksanaan Percobaan ....................................................... 10

    4.5 Pengamatan ......................................................................... 11

    4.6 Analisis Data ....................................................................... 12

    BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 14

    5.1 Hasil ................................................................................... 14

    5.1.1 Tinggi Tanaman...................................................... 14

    5.1.2 Jumlah Daun .......................................................... 15

    5.1.3 Berat Basah ............................................................ 16

    5.2 Pembahasan ........................................................................ 18

    BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 21

    6.1 Kesimpulan ........................................................................ 21

  • 6.2 Saran ................................................................................... 21

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 22

    LAMPIRAN ............................................................................................ 24

  • DAFTAR TABEL

    Nomor Halaman

    1. Perlakuan komposisi media tanam cocopeat dan hidroton sebanyak 5 perlakuan dengan 5 kelompok ..................................... 17

    2. Analisis ragam untuk setiap peubah yang diamati .......................... 20

    3. Hasil uji beda rerata tinggi tanaman selada pada berbagai

    komposisi media tanam hidroponik ................................................ 21

    4. Hasil uji beda rerata jumlah daun selada pada berbagai komposisi

    media tanam hidroponik ................................................................. 23

    5. Hasil uji beda rerata berat basah tanaman selada pada berbagai

    komposisi media tanam hidroponik ................................................ 25

    6. Deskripsi tanaman selada Varietas Keriting ................................... 34

    7. Kandungan gizi tanaman selada dalam 100 g ................................ 35

    8. Kandungan AB Mix komposisi Larutan A dan Larutan B ............. 36

    9. Kandungan unsur hara cocopeat/sabut kelapa ................................ 37

    10. Uji kehomogenan ragam Bartlett terhadap variabel pengamatan ... 41

    11. Data pengamatan dan analisis ragam tinggi tanaman 7 HST .......... 42

    12. Data pengamatan dan analisis ragam tinggi tanaman 14 HST......... 43

    13. Data pengamatan dan analisis ragam tinggi tanaman 21 HST......... 44

    14. Data pengamatan dan analisis ragam tinggi tanaman 28 HST......... 45

    15. Data pengamatan dan analisis ragam tinggi tanaman 35 HST......... 46

    16. Data pengamatan dan analisis ragam jumlah daun 7 HST .............. 47

    17. Data pengamatan dan analisis ragam jumlah daun 14 HST ............ 48

    18. Data pengamatan dan analisis ragam jumlah daun 21 HST ............ 49

    19. Data pengamatan dan analisis ragam jumlah daun 28 HST ............ 50

  • 20. Data pengamatan dan analisis ragam jumlah daun 35 HST ............ 51

    21. Data pengamatan dan analisis ragam berat basah tanaman ............. 52

  • DAFTAR GAMBAR

    Nomor Halaman

    1. Grafik hubungan tinggi tanaman (cm) selada dengan berbagai komposisi media tanaman hidroponik umur 7, 14, 21, 28 dan 35

    HST .................................................................................................. 22

    2. Grafik hubungan jumlah daun (helai) selada dengan berbagai komposisi media tanaman hidroponik umur 7, 14, 21, 28 dan 35

    HST .................................................................................................. 23

    3. Grafik hubungan berat basah tanaman (g) selada selada berbagai komposisi media tanaman hidroponik ............................................. 25

    4. Gambar instalasi hidroponik sistem DFT ........................................ 40

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Nomor Halaman

    1. Deskripsi tanaman selada Varietas Keriting .................................... 34

    2. Kandungan gizi tanaman selada dalam 100 g ................................. 35

    3. Kandungan AB-Mix komposisi Larutan A dan Larutan B ............. 36

    4. Kandungan unsur hara cocopeat/sabut kelapa ................................ 37

    5. Denah tata letak satuan percobaan di lapangan ............................... 38

    6. Denah tata letak tanaman pada satuan percobaan ............................ 39

    7. Gambar instalasi hidroponik sistem DFT ........................................ 40

    8. Uji kehomogenan ragam Bartlett terhadap variabel pengamatan ... 41

    9. Data pengamatan dan analisis ragam tinggi tanaman 7 HST .......... 42

    10. Data pengamatan dan analisis ragam tinggi tanaman 14 HST......... 43

    11. Data pengamatan dan analisis ragam tinggi tanaman 21 HST......... 44

    12. Data pengamatan dan analisis ragam tinggi tanaman 28 HST......... 45

    13. Data pengamatan dan analisis ragam tinggi tanaman 35 HST......... 46

    14. Data pengamatan dan analisis ragam jumlah daun 7 HST .............. 47

    15. Data pengamatan dan analisis ragam jumlah daun 14 HST ............ 48

    16. Data pengamatan dan analisis ragam jumlah daun 21 HST ............ 49

    17. Data pengamatan dan analisis ragam jumlah daun 28 HST ............ 50

    18. Data pengamatan dan analisis ragam jumlah daun 35 HST ............ 51

    19. Data pengamatan dan analisis ragam berat basah tanaman ............. 52

    20. Dokumentasi penelitian ................................................................... 53

  • 4

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Tanaman Selada

    Tanaman selada dapat tumbuh baik pada dataran rendah maupun dataran

    tinggi dengan ketinggian 100-2.000 m dpl dengan suhu rata-rata 15-20o C.

    Tanaman selada dapat tumbuh dengan baik dengan pH tanah 6,0-6,8 atau idealnya

    6,5. Tanaman selada dapat tumbuh di dataran rendah tetapi krop yang terbentuk

    kurang baik, tanaman selada tidak tahan terhadap intensitas curah hujan yang

    tinggi, kelembaban terlalu tinggi, dan tegangan air yang tinggi. Dalam keadaan

    lingkungan sperti ini tanaman akan mudah terserang penyakit (Pracaya, 2008).

    Tanaman selada dapat tumbuh pada berbagai macam tanah, namun jenis

    tanah yang baik untuk tanaman selada adalah lempung berdebu, lempung

    berpasir, dan tanah yang kaya akan humus, selada menyukai tanah yang gembur,

    subur dan berdrainase baik kaya akan bahan organik (Zulkarnain, 2013).

    2.2 Hidroponik Sistem DFT

    Hidroponik adalah lahan budidaya pertanian tanpa menggunakan media

    tanah, sehingga hidroponik merupakan aktivitas pertanian yang dijalankan dengan

    menggunakan air sebagai medium untuk menggantikan tanah, sehingga sistem

    bercocok tanam secara hidroponik dapat memanfaatkan lahan yang sempit

    (Roidah, 2014). Bercocok tanam dengan sistem hidroponik memiliki berbagai

    kelebihan, baik dalam proses budidaya, masa tanam, maupun hasil panen.

    Budidaya tanaman hidroponik lebih efisien dibandingkan dengan budidaya secara

    konvensional di tanah, karena tidak perlu mengolah tanah dan menyiangi gulma,

    nutrisi yang diberikan pada tanaman hidroponik dapat disesuaikan dengan

    kebutuhannya dan dapat dicek dengan mudah kadar nutrisinya sehingga

    pertumbuhan tanaman maksimal (Nurdin, 2017).

    Instalasi hidroponik sistem DFT dibuat secara horizontal atau bertingkat,

    pada saluran output DFT diatur sedemikian rupa sehingga larutan nutrisi tidak

    lagsung habis walaupun pompa air dimatikan larutan nutrisi tetap menggenang

    pada instalasi dengan ketinggian tertentu dan akar tetap dapat menyerap nutrisi

    (Tintondp, 2016).

  • 5

    Hidroponik sistem Deep Flow Technique (DFT) sangat cocok diterapkan

    di daerah yang sering mengalami pemadaman listrik dan menjadi solusi untuk

    menghemat biaya pemakaian listrik. Hidroponik sistem DFT umumnya

    digunakan untuk menanan tanaman sayauran daun, baik yang memiliki

    pertumbuhan meninggi seperti kangkung maupun yang melebar seperti selada

    (Nurdin, 2017).

    Hidroponik sistem DFT terdapat penghalang dibagian output air nutrisi

    yang ditinggikan yang menuju kearah air nutrisi, agar aliran air dari sistem tidak

    mengalir seluruhnya ke wadah penampung nutrisi tetapi ada yang tertahan. Cara

    tersebut akan menghasilkan genangan air nutrisi selama beberapa jam dan akar

    tanaman tetap bisa menyerap air, nutrisi, dan oksigen yang membuat tanaman

    tetap segar (Nurdin, 2017).

    2.3 Media Tanam Hidroponik

    Media tanam ialah salah satu hal utama yang harus diperhatikan dalam

    budidaya dengan sistem hidroponik, karena media tanam yang berperan

    menyimpan nutrisi dan menyangga tanaman. Jenis media tanam yang dapat

    diguakan untuk budidaya dengan sistem hidroponik dapat terbuat dari bahan

    anorganik dan organik dengan berbagai macam jenis (Maitimu dan Suryanto,

    2018).

    Cocopeat (sabut kelapa) merupakan media tanam hidroponik yang terbuat

    dari sabut kelapa tua yang telah di haluskan menjadi bubuk-bubuk seperti pasir,

    cocopeat dapat menjadi media tanam hidroponik baik pada saat penyemaian atau

    pembesaran (Nurdin, 2017).

    Penggunaan cocopeat sebagai media tanam mulai digunakan karena

    cocopeat mampu menahan air lebih lama dibandingkan dengan media lainnya,

    kelebihan ini menjadi poin penting dalam kelangsungan hidup tanaman, cocopeat

    berasal dari serbuk serat sabut kelapa yang pada umumnya hanya menjadi limbah

    (Febriani, 2016).

    Cocopeat atau serbuk sabut kelapa merupakan media tanam organik yang

    diperoleh dari hasil pengolahan limbah sabut kelapa, cocopeat memiliki pH 5,0-

    6,7 dan daya serap air tinggi sehingga tingkat aerasi kecil. Cocopeat adalah media

    tanam ramah lingkungan karena berasal dari bahan organik yang aman, dalam

  • 6

    aplikasinya sebagai media tanam hidroponik cocopeat biasanya dicampurkan

    dengan media tanam lain untuk meningkatkan aersi dan pasokan oksigen pada

    akar tanaman (Azzamy, 2015).

    Expanded clay atau yang lebih dikenal dengan nama hidroton merupakan

    media tanam hidroponik yang terbuat dari tanah lempung yang dicetak atau

    dibentuk bulat menyerupai kelereng, lalu dibakar pada suhu tinggi, media tanam

    hidroton cocok digunakan untuk budidaya tanaman sayuran yang memiliki akar

    rimbun dengan masa tanam yang cukup lama. Kelebihan utama hidroton adalah

    memiliki daya serap air yang tinggi (Nurdin, 2017).

    Hidroton merupakan media tanam hidroponik yang berbentuk bulat, dalam

    bulatan-bulatan terdapat pori-pori yang dapat menyerap air sehingga dapat

    menjaga ketersediaan nutrisi untuk tanaman hidroponik. Pembuatan hidroton

    menggunakan tanah liat karena merupakan jenis tanah yang bertekstur halus dan

    lengket atau berlumpur. Karakteristik dari tanah liat adalah memiliki pori-pori

    berukuran kecil (pori-pori mikro) yang berisi air kapiler atau udara. Hidroton

    memiliki pH netral dan stabil dengan bentuk yang bulat (tidak bersudut) yang

    dapat mengurangi resiko merusak akar, dan ruang antar bulatan-bulatan ini bagus

    untuk ketersediaan oksigen bagi akar, hidroton dapat dipakai berulang-ulang

    untuk penanaman selanjutnya (Siregar et. al., 2017).

    Selain media tanam nutrisi tanaman juga penting pada sistem tanam

    hidroponik, nutrisi hidroponik merupakan pupuk yang mengandung unsur hara

    makro dan mikro yang diperlukan oleh tanaman hidroponik, nutrisi tersebut

    dipormulasikan secara khusus sesuai dengan jenis dan fase pertumbuhan tanaman

    (Rahmat, 2015).

    Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta (2016), menyatakan unsur

    hara makro dibutuhkan dalam jumlah besar oleh tanaman dan konsentrasinya

    dalam larutan relatif tinggi, sedangkan unsur hara mikro hanya diperlukan dalam

    konsentrasi yang rendah. Untuk jenis larutan hara yang sudah sangat dikenal

    dalam hidroponik adalah AB-Mix.

    Nutrisi AB-Mix adalah salah satu merk pupuk yang digunakan untuk

    tanaman hidroponik yang memiliki kandungan unsur hara makro dan mikro serta

  • 7

    mineral yang cukup lengkap, dalam satu kemasan AB-Mix ada dua pack pupuk A

    dan pupuk B sehingga kalau di gabung menjadi AB-Mix (Sulistyo, 2018).

    Menurut penelitian Siregar (2017), pada pemberian nutrisi AB-mix sistem

    tanam hidroponik terhadap tanaman sawi menunjukan konsentrasi nutrisi AB-mix

    7 ml/l air adalah perlakuan terbaik pada tinggi tanaman, jumlah daun dan berat

    tanaman.

    Berdasarkan penelitian Utami (2016), pada pertumbuhan bayam merah

    secara hidroponik dengan konsetrasi nutrisi dan media tanam yang berbeda. Ada

    pengaruh pemberian konsentrasi nutrisi dan media tanam yang berbeda pada

    pertumbuhan tinggi tanaman bayam merah terhadap konsentrasi nutrisi 5 ml/ l air

    dengan media tanam cocopeat /sabut kelapa 100%.

    Menurut Marlina et. al., (2015), pengaruh media tanam granul hidroton

    dari tanah liat pada pertumbuhan sayuran hidroponik sistem sumbu, menunjukan

    media tanam hidroton 100 % dengan ukuran 4, 6 dan 12 mm tidak berpengaruh

    pada tinggi tanaman, jumlah daun dan bobot berangaksan tanaman kangkung,

    bayam dan sawi.

    Berdasarkan penelitian sebelumnya, penulis tertarik melakukan penelitian

    untuk mengkombinasikan media tanam hidroton dengan cocopeat pada tanaman

    selada dengan sistem tanam hidroponik DFT.

  • 8

    BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT

    3.1 Tujuan Penelitian

    1. Mengetahui pengaruh berbagai komposisi media tanam hidroponik sistem DFT

    pada pertumbuhan dan hasil tanaman selada.

    2. Mendapatkan media tanam hidroponik sistem DFT terbaik pada pertumbuhan

    dan hasil tanaman selada.

    3.2 Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi penulis,

    civitas akademik, petani dan dinas terkait tentang manfaat media tanam

    hidroponik sistem DFT untuk budidaya tanaman selada.

  • 9

    BAB IV. METODE PENELITIAN

    4.1 Tempat dan Waktu

    Penelitian ini dilaksanakan di Desa Rica Kecamatan Paringin Kabupaten

    Balangan Provinsi Kalimantan Selatan, pada bulan Februari sampai bulan April

    2019.

    4.2 Alat dan Bahan

    Alat

    Pipa VPC. Pipa yang digunakan adalah pipa PVC dengan ukuran 3 inch.

    Netpot. Digunakan sebagai tempat media tanam untuk selada.

    Lem. Digunakan untuk menyambung pipa PVC.

    Gergaji Besi. Digunakan untuk memotong pipa PVC.

    Pompa Aerator. Pompa digunakan untuk mengalirkan air nutrisi ke tanaman.

    Bak Penampung. Bak digunakan untuk menampung air nutrisi.

    Bor Listrik. Digunakan untuk membuat lubang pada pipa PVC.

    Kayu. Digunakan untuk tempat meletakkan pipa PVC.

    Plastik Naungan. Digunakan untuk atap hidroponik.

    TDS Meter. Digunakan untuk mengukur kepekatan larutan nutrisi

    hidroponik.

    Kabel listrik. Digunakan sebagai penghubung aliran listrik untuk menyalakan

    pompa aerator.

    Meteran. Digunakan untuk pengukur tanaman.

    Neraca digital. Dugunakan untuk menimbang tanaman.

    Alat tulis. Digunakan untuk mencatat data hasil penelitian.

    Kamera. Digunakan untuk alat dokumentasi penelitian.

    Bahan

    Benih. Benih yang digunakan adalah benih selada Varietas Selada Keriting

    Cap Panah Merah. Deskripsi dapat dilihat pada Lampiran 1.

    AB-Mix. Larutan yang digunakan sebagai nutrisi. Kandungan AB-Mix dapat

    dilihat pada Lampiran 3.

    Cocopeat. Digunakan sebagai media tanam dan perlakuan. Kandungan unsur

    hara dapat dilihat pada Lampiran 4.

  • 10

    Hidroton. Digunakan sebagai media tanam dan perlakuan.

    Air. Digunakan untuk pencampuran larutan nutrisi AB-Mix.

    Rockwool. Digunakan sebagai tempat media penyemaian ukuran 2 x 2 cm.

    4.3 Rancangan Percobaan

    Penelitian ini merupakan percobaan yang dilakukan di lapangan, dengan

    menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan faktor tunggal,

    pengelompokan berdasarkan tinggi bibit. Faktor yang diteliti adalah komposisi

    media cocopeat dengan hidroton (m) sebanyak 5 taraf yaitu :

    m1= 100 % cocopeat : 0 % hidroton (100 g cocopeat : 0 g hidroton)

    m2 = 0 % cocopeat : 100 % hidroton (0 g cocopeat : 100 g hidroton)

    m3 = 50 % cocopeat : 50 % hidroton (50 g cocopeat : 50 g hidroton)

    m4 = 75 % cocopeat : 25 % hidroton (75 g cocopeat : 25 g hidroton)

    m5 = 25 % cocopeat : 75 % hidroton (25 g cocopeat : 75 g hidroton)

    Perlakuan komposisi media tanam terdapat 5 perlakuan dengan 5 kelompok.

    Dengan demikian terdapat 25 satuan percobaan, setiap satuan percobaan terdiri dari 6

    tanaman dengan 4 tanaman sebagai sampel sehingga terdapat 150 tanaman. Untuk

    kombinasi perlakuan dapat dilihat pada tababel berikut ini.

    Tabel 1. Perlakuan komposisi media tanam cocopeat dan hidroton sebanyak 5

    perlakuan dengan 5 kelompok.

    Komposisi perlakuan media

    tanam (M)

    Kelompok

    I II III IV V

    m1 m1I m1II m1III m1IV m1V

    m2 m2I m2II m2III m2IV m2V

    m3 m3I m3II m3III m3IV m3V

    m4 m4I m4II m4III m4IV m4V

    m5 m5I m5II m5III m5IV m5V

    4.4 Pelaksanaan Percobaan

    Persiapan pembuatan hidroponik. Pembuatan hidroponik dengan cara

    membuat lubang pada pipa PVC menggunakan bor listrik untuk penempatan netpot

    dengan lebar 7 cm dengan jarak antar lubang 15 cm. Kemudian dilakukan

    penyambungan pipa PVC menggunakan lem pipa untuk menyatukan semua pipa dan

  • 11

    meletakkan pompa aerator pada bak penampung nutrisi dengan selang yang

    terpasang pada pipa PVC untuk mengalirkan air pada tanaman.

    Persiapan persemaian. Media persemaian menggunakan rockwool dengan

    ukuran 2 x 2 cm media semai dibasahi dengan air selanjutnya benih diletakkan pada

    rockwool yang sudah diberi lubang ditengahnya. Semaian diberi air 2 x sehari agar

    media tetap lembab setelah semaian berumur 10 hari, bibit siap dipindahkan ke

    netpot.

    Persiapan media tanam. Pertama cocopeat dicampur dengan hidroton sesuai

    komposisi media tanam pada taraf perlakuan, kemudian dimasukkan kedalam netpot

    ukuran 7 cm, setelah itu diletakkan pada pipa yang telah dilubangi.

    Penanaman. Memilih bibit selada yang pertumbuhannya baik, cirinya daun

    segar, berisi, tidak terserang hama dan penyakit, penanaman dilakukan setelah bibit

    berumur 10 hari di persemaian. Penanaman dilakukan pada pagi hari dengan 1 bibit

    per netpot tanam dengan jarak tanam antar netpot 15 cm.

    Pemeliharaan. Pemeliharaan tanaman selada meliputi pemberian nutrisi AB-

    Mix secara bertahap. Pada minggu pertama nilai TDS yang digunakan 560 ppm

    dengan cara memberikan campuran larutan nutrisi AB-Mix stock A 2,8 ml/l air dan

    stock B 2,8 ml/l air. Pada minggu ke dua dan ke tiga nilai TDS yang digunakan 700

    ppm dengan cara memberikan campuran larutan Nutrisi AB-Mix stock A 3,5 ml/l air

    dan stock B 3,5 ml/l air. Pada minggu ke empat TDS yang digunakan 840 ppm

    dengan cara memberikan campuran larutan nutrisi AB-Mix stock A 4,2 ml/l air dan

    stock B 4,2 ml/l air dan pompa air dihidupkan pada siang hari selama 12.00 jam dari

    jam 07.00-18.00 untuk mengalirkan air nutrisi.

    Panen. Selada dapat langsung dipanen pada saat umur 35 HST. Kriteria

    panen tanaman selada yang tepat ialah daunnya banyak, memiliki bobot yang berisi.

    Panen dilakukan pada pagi hari dengan cara mencabut tanaman hingga ke akarnya

    bagian dari akar dicuci dan ditempatkan pada bak berisi air agar tetap segar.

    4.5 Pengamatan

    Tinggi tanaman. Pengukuran terhadap tinggi tanaman dimulai dari

    permukaan ujung media tanam sampai ujung daun yang paling tinggi dengan cara

  • 12

    merangkumnya. Pengukuran tehadap tinggi tanaman dilakukan saat tanaman

    berumur 7, 14, 21, 28 dan 35 HST dengan satuan centimeter (cm).

    Jumlah daun. Jumlah daun yang diamati adalah pada semua daun yang

    terdapat pada tanaman. Dihitung pada saat tanaman berumur 7, 14, 21, 28 dan 35

    HST dengan satuan helai.

    Berat basah. Berat basah selada dihitung pada umur 35 HST setelah panen

    dengan menimbang selada, dengan satuan gram (g).

    4.6 Analisis Data

    Model linear aditif yang digunakan untuk menganalisis setiap peubah yang

    diamati adalah :

    Yij = µ + αi + βj + εij

    Dimana :

    i = 1,2,3,4 dan 5 ( komposisi media tanam)

    j = 1,2,3,4 dan 5 (kelompok)

    Yij = Pengaruh satuan percobaan yang menerima perlakuan ke-i pada

    kelompok ke-j

    µ = Nilai tengah umum

    αi = Pertambahan karena pengaruh perlakuan ke-i

    βj = Pengaruh kelompok ke-j

    εij = Pertambahan karena pengaruh galat acak percobaan yang menerima perlakuan ke-i pada kelompok ke-j

    Berdasarkan model linear aditif tersebut dapat dibuat bentuk analisis ragam

    sebagai berikut :

    Tabel 2. Analisis ragam untuk setiap peubah yang diamati.

    Sumber

    Keragaman

    Derajat

    Bebas

    Jumlah

    Kuadrat

    Kuadrat

    Tengah F Hitung

    F Tabel

    5 % 1 %

    Kelompok

    Perlakuan

    Galat

    4

    4

    16

    JKK

    JKP

    JKG

    JKK/V1

    JKP/V2

    JKG/V3

    KTK/KTG

    KTP/KTG

    3,01

    3,01

    4,77

    4,77

    Total 24 JKT

  • 13

    Setelah data terkumpul maka terlebih dahulu dilakukan Uji Kehomogenan

    Ragam Bartlet. Apabila data homogen, maka dilakukan Uji F pada taraf nyata 5 %

    dan 1 %. Jika F hitung lebih besar dari F tabel maka Uji F menyatakan pengaruh

    nyata atau sangat nyata, pengujian dilanjutkan dengan Uji Beda Nilai Tengah

    perlakuan dengan menggunakan Uji DMRT pada taraf 5 % (Langai, 2002).

  • 14

    BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

    5.1 Hasil

    5.1.1 Tinggi Tanaman

    Data hasil pengamatan terhadap tinggi tanaman selada dan analisis ragamnya

    pada umur 7, 14, 21, 28 dan 35 HST dapat dilihat pada Lampiran 9, 10, 11, 12 dan

    13. Hasil analisis ragam peubah yang diamati menunjukkan bahwa perlakuan

    komposisi media tanam hidroponik tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman umur

    7 HST tetapi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman selada pada umur 14,

    21, 28 dan 35 HST. Hasil uji beda rata-rata tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel

    berikut ini.

    Tabel 3. Hasil uji beda rata-rata tinggi tanaman selada pada berbagai komposisi

    media tanam hidroponik.

    Perlakuan Rata-Rata Tinggi Tanaman (cm)

    14 HST 21 HST 28 HST 35 HST

    m1

    m2

    m3

    m4

    m5

    6,19b

    4,56a

    6,55b

    6,51b

    7,80c

    10,37b 7,68a

    10,63b 10,56b 11,46b

    11,99b

    9,23a

    12,24b 12,02b 13,13b

    13,86 b 10,07 a 14,00 b 13,95 b 15,18 b

    Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama

    menunjukkan perlakuan tersebut tidak berbeda berdasarkan Uji

    DMRT pada taraf nyata 5%.

    Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada umur 14 HST perlakuan m5

    menunjukan rata-rata tinggi tanaman tertinggi yaitu 7,80 cm yang berbeda dengan

    perlakuan m1, m2, m3 dan m4. Sedangkan pada umur 21, 28 dan 35 HST, perlakuan

    m5 masih menunjukan rata-rata tinggi tanaman tertinggi yaitu, 11,46 cm, 13,13 cm

    dan 15,18 cm namun tidak berbeda dengan perlakuan m1, m2, m3 dan m4. Untuk

    lebih jelasnya rata-rata tinggi tanaman dapat dilihat pada grafik berikut ini.

  • 15

    Gambar 1. Grafik hubungan tinggi tanaman (cm) selada dengan berbagai komposisi

    media tanam hidroponik umur 7, 14, 21, 28 dan 35 HST.

    Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa perlakuan komposisi media

    tanam hidroponik dapat meningkatkan rata-rata tinggi tanaman umur 7, 14, 21, 28

    dan 35 HST dari m1 sampai m2 mengalami penurunan kemudian meningkat pada m3

    dan menurun kembali pada m4 kemudian kembali meningkat pada m5.

    5.1.2 Jumlah Daun

    Data hasil pengamatan terhadap jumlah daun tanaman selada dan analisis

    ragamnya pada umur 7, 14, 21, 28 dan 35 HST dapat dilihat pada Lampiran 14, 15,

    16, 17 dan 18. Hasil analisis ragam peubah yang diamati menunjukkan bahwa

    perlakuan komposisi media tanam hidroponik berpengaruh sangat nyata terhadap

    jumlah daun tanaman selada pada umur 7, 21, 28 dan 35 HST. Berpengaruh nyata

    terhadap jumlah daun umur 14 HST. Hasil uji beda rata-rata jumlah daun dapat

    dilihat pada tabel berikut ini.

    Tabel 4. Hasil uji beda rata-rata jumlah daun tanaman selada pada berbagai

    komposisi media tanam hidroponik.

    Perlakuan Rata-Rata Jumlah Daun (helai)

    7 HST 14 HST 21 HST 28 HST 35 HST

    m1

    m2

    m3

    m4

    m5

    3,5a 3,35a 4,65b 4,6b 4,6b

    5,15b

    4,05a

    5,6b

    5,45b

    5,7b

    6,1b 4,25a 6,25b 6,15b 7,05c

    7,1b 5,2a

    7,35b 7,2b 8,35c

    9,75b 6,25a 11,3c 9,75b

    13,35d

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    16

    m1 m2 m3 m4 m5

    Tin

    ggi

    tan

    am

    an

    (cm

    )7 HST

    14 HST

    21 HST

    28 HST

    35 HST

    m1 m2 m3 m4 m5

  • 16

    Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama

    menunjukkan perlakuan tersebut tidak berbeda berdasarkan Uji

    DMRT pada taraf nyata 5%.

    Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada umur 7 HST perlakuan m3

    menunjukan rata-rata jumlah daun tanaman terbanyak yaitu 4,65 helai tetapi tidak

    berbeda dengan perlakuan m4 dan m5 berbeda nyata dengan m1 dan m2. Pada umur

    14 HST perlakuan m5 menunjukan rata-rata jumlah daun tanaman terbanyak yaitu 5,7

    helai tetapi tidak berbeda dengan perlakuan m4 dan m5 berbeda nyata dengan m2.

    Pada umur 21, 28 dan 35 HST perlakuan m5 menunjukan rata-rata jumlah daun

    tanaman terbanyak yaitu 7,05 helai, 8,35 helai dan 13,35 yang berbeda dengan

    perlakuan m1, m2 m3 dan m4. Untuk lebih jelasnya rata-rata jumlah daun dapat

    dilihat pada grafik berikut ini.

    Gambar 2. Grafik hubungan jumlah daun (helai) selada dengan berbagai komposisi

    media tanam hidroponik umur 7, 14, 21, 28 dan 35 HST.

    Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa perlakuan komposisi media

    tanam hidroponik dapat meningkatkan rata-rata jumlah daun umur 7 HST dari m1

    sampai m2 mengalami penurunan kemudian meningkat pada m3 dan menurun

    kembali pada m4 dan m5, pada umur 14, 21, 28 dan 35 HST dari m1 sampai m2

    mengalami penurunan kemudian meningkat pada m3 dan menurun kembali pada m4

    kemudian kembali meningkat pada m5.

    5.1.3 Berat Basah Tanaman

    Data hasil pengamatan terhadap berat basah tanaman selada dan analisis

    ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 19. Hasil analisis ragam peubah yang diamati

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    16

    m1 m2 m3 m4 m5

    Ju

    mla

    h D

    au

    n (h

    elai)

    Perlakuan

    7 HST

    14 HST

    21 HST

    28 HST

    35 HST

    m1 m2 m3 m4 m5

  • 17

    menunjukkan bahwa perlakuan komposisi media tanam hidroponik berpengaruh

    sangat nyata terhadap berat basah tanaman selada. Hasil uji beda rata-rata berat

    basah tanaman dapat dilihat pada tabel berikut ini.

    Tabel 5. Hasil uji beda rata-rata berat basah tanaman selada pada berbagai komposisi

    media tanam hidroponik.

    Perlakuan Rata-Rata Berat Basah Tanaman (g)

    m1

    m2

    m3

    m4

    m5

    28,3b

    4,35a

    36,6c

    29,05b

    44,85d

    Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama

    menunjukkan perlakuan tersebut tidak berbeda berdasarkan Uji

    DMRT pada taraf nyata 5%.

    Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada perlakuan m5 menunjukan rata-

    rata berat basah tanaman terberat yaitu 44.85 g yang berbeda dengan perlakuan m1,

    m2, m3 dan m4. Untuk lebih jelasnya rata-rata tinggi tanaman dapat dilihat pada

    grafik berikut ini.

    Gambar 3. Grafik hubungan berat basah tanaman (g) selada dengan berbagai

    komposisi media tanam hidroponik.

    Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa perlakuan komposisi media

    tanam hidroponik dapat meningkatkan rata-rata berat basah tanaman dari m1 sampai

    m2 mengalami penurunan kemudian meningkat pada m3 dan menurun kembali pada

    05

    101520253035404550

    m1 m2 m3 m4 m5

    Ber

    at

    Basa

    h (g

    )

    Perlakuan

    Berat

    Basah

    m1 m2 m3 m4 m5

  • 18

    m4 kemudian kembali meningkat pada m5, untuk m5 menunjukan berat basah

    tanaman terberat di banding dengan perlakuan m1, m3 dan m4 sedangkan berat basah

    tanaman terendah ditunjukan pada perlakuan m2.

    5.2 Pembahasan

    Berdasarkan hasil analisis ragam peubah yang diamati menunjukkan bahwa

    perlakuan komposisi media tanam hidroponik tidak berpengaruh terhadap tinggi

    tanaman umur 7 HST tetapi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman selada

    pada umur 14, 21, 28 dan 35 HST, berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun

    pada umur 7, 21, 28 dan 35 HST dan berpengaruh nyata terhadap jumlah daun umur

    14 HST serta berpengaruh sangat nyata terhadap berat basah tanaman selada. Hal ini

    diduga karena tanaman selada memiliki batang yang bersifat (roset) dengan susunan

    daun yang melingkar rapat sehingga pada umur 7 HST batangnya masih pendek. Hal

    ini sesuai dengan pernyataan Rendy (2012), yang menyatakan bahwa batang (roset)

    memiliki batang yang pendek sehingga semua daunnya seakan-akan keluar dari

    bagian atas akarnya dan tersusun rapat satu sama lain seperti tanaman kubis, selada

    dan brokoli.

    Berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman selada pada umur 14, 21,

    28 dan 35 HST, berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun pada umur 7, 21, 28

    dan 35 HST dan berpengaruh nyata terhadap jumlah daun umur 14 HST. Hal ini

    diduga karena tanaman selada mendapatkan media tanam yang baik untuk

    pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman selada, komposisi media

    tanam cocopeat dan hidroton merupakan media tanam yang baik untuk pertumbuhan

    tanaman selada karena dapat menghasilkan media tanam yang mampu menyimpan

    air nutrisi lebih lama dan mudah ditembus akar serta memiliki sirkulasi udara yang

    baik bagi akar tanaman, karena media tanam cocopeat dan hidroton memiliki

    kelebihan masing-masing yang baik untuk dikomposisikan. Menurut Artha (2014),

    cocopeat adalah media tanam ramah lingkungan karena berasal dari bahan organik

    yang aman, keunggulan media tanam cocopeat adalah memiliki daya serap air tinggi

    yang baik dalam menyimpan air dengan pH netral, dan cocopeat juga mengandung

    unsur hara dari alam yang dapat membantu pertumbuhan tanaman.

    Pengomposisian media tanam cocopeat dengan hidroton dapat meningkatkan

    drainase dan pasokan oksigen pada akar tanaman, karena media tanam hidroton

  • 19

    berbentuk bulat pada ruang antar bulatan-bulatan tersebut memiliki celah yang baik

    untuk pasokan oksigen pada akar tanaman. Media tanam hidroton cocok digunakan

    untuk budidaya tanaman sayuran yang memiliki akar rimbun seperti halnya tanaman

    selada yang memiliki akar serabut dan tunggang (Nurdin, 2017). Siregar et.

    al.,(2017), juga menambahkan bahwa hidroton memiliki pori-pori berukuran kecil

    (pori-pori mikro) yang berisi air kapiler atau udara, hidroton memiliki pH netral dan

    stabil dengan bentuk yang bulat (tidak bersudut) yang dapat mengurangi resiko

    merusak akar, dan ruang antar bulatan-bulatan ini bagus untuk ketersediaan oksigen

    bagi akar, hidroton dapat dipakai berulang-ulang untuk penanaman selanjutnya.

    Berpengaruh sangat nyata terhadap berat basah tanaman selada. Hal ini

    diduga tergantung pada tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman selada karena berat

    basah tanaman selada sesuai dengan tinggi tanaman dan jumlah daunnya.

    Berdasarkan hasil Uji DMRT pada taraf nyata 5% didapat bahwa perlakuan

    m5 (Cocopeat 25% : Hidroton 75%) merupakan perlakuan terbaik. Hal ini di duga

    karena dengan cocopeat yang lebih sedikit dan hidroton yang lebih banyak akan

    mempermudah akar untuk menembus media tanam karena dengan cocopeat 25%

    sudah mampu untuk menyimpan air nutrisi bagi pertumbuhan tanaman dan dengan

    hidroton 75% akan mempermudah akar untuk tumbuh dengan baik karena diantara

    ruang antar bulatan-bulatan hidroton memiliki celah yang mudah ditembus akar

    sehingga akar tanaman lebih cepat sampai ke aliran nutrisi pada pipa

    hidroponikdibandingkan dengan perlakuan media tanam lain. Hal ini sesuai dengan

    pernyataan Sugeng (2016), yang menyatakan setiap jenis tanaman memerlukan

    karakteristik dan sifat media tanam yang berbeda, seperti tanaman buah memerlukan

    media tanam yang solid agar bisa menopang pertumbuhan tanaman yang relatif lebih

    besar, sementara jenis tanaman sayuran memerlukan media tanam yang baik seperti

    gembur, mampu menyimpan unsur hara bagi tanaman dan mudah ditembus akar.

    Media tanam berperan dalam menentukan baik atau buruknya pertumbuhan

    tanaman yang mempengaruhi hasil produktivitas tanaman tersebut, syarat media

    tanam hidroponik yang baik adalah mampu menyimpan air nutrisi yang cukup untuk

    pertumbuhan tanaman, mempunyai drainase dan aerasi yang baik, mudah ditembus

    akar dan memiliki pH netral (Rifqi, 2017).

  • 20

    Berdasarkan penelitian Utami (2016), pada pertumbuhan bayam merah secara

    hidroponik dengan konsetrasi nutrisi dan media tanam yang berbeda. Ada pengaruh

    pemberian konsentrasi nutrisi dan media tanam yang berbeda pada pertumbuhan

    tinggi tanaman bayam merah terhadap konsentrasi nutrisi 5 ml/ l air dengan media

    tanam cocopeat /sabut kelapa 100%.

    Berdasarkan hasil dari penelitian menunjukan bahwa perlakuan m2 (0%

    cocopeat:100% hidroton) adalah perlakuan yang memperlihatkan pertumbuhan dan

    hasil tanaman selada terendah dibandingkan dengan perlakuan lain, hal ini

    disebabkan hidroton hanya mempunyai daya serap tinggi namun tidak mempunyai

    daya simpan nutrisi yang lama sehingga pada perlakuan m2 tidak mampu

    memberikan pertumbuhan dan hasil yang optimal untuk tanaman selada. Sesuai

    dengan penelitian Marlina et. al., (2015), pengaruh media tanam granul hidroton dari

    tanah liat pada pertumbuhan sayuran hidroponik sistem sumbu menunjukan media

    tanam hidroton 100 % dengan ukuran 4, 6 dan 12 mm tidak berpengaruh pada tinggi

    tanaman, jumlah daun dan bobot berangkasan tanaman kangkung, bayam dan sawi.

  • 21

    BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

    1. Komposisi media tanam hidroponik sistem DFT tidak berpengaruh pada tinggi

    tanaman umur 7 HST dan berpengaruh sangat nyata pada umur 14, 21, 28 dan

    35 HST, berpengaruh nyata pada jumlah daun umur 14 HST dan berpengaruh

    sangat nyata pada umur 7, 21, 28 dan 35 HST serta berpengaruh sangat nyata

    pada berat basah tanaman.

    2. Didapatkan komposisi media tanam hidroponik sistem DFT terbaik pada m5

    (cocopeat 25 g dan hidroton 75 g) untuk pertumbuhan dan hasil tanaman selada.

    6.2 Saran

    Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian maka dalam usaha budidaya

    tanaman selada dengan hidroponik sistem DFT disarankan untuk membudidayakan

    tanaman selada menggunakan komposisi media tanam hidroponik sistem DFT

    (cocopeat 25 g dan hidroton 75 g).

  • 22

    DAFTAR PUSTAKA

    Anindyaputri, I. dan Savitri, T. 2017. 6 Manfaat Sehat Daun Selada yang Belum

    Anda Tahu. https://hellosehat.com. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2018.

    Artha, T. 2014. Interaksi pertumbuhan antara shorea selanica dan ganetum

    gnemon dalam media tanam dengan konsentrasi cocopeat yang berbeda.

    Skripsi. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian. Bogor.

    Azzamy. 2015. Macam-Macam Media Tanam Hidroponik. https://mitalom.com.

    Diakses pada tanggal 17 November 2018.

    Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta. 2016. Hidroponik Sayuran di

    Perkotaan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Jakarta.

    Binaraesa, N. N. P. C., Sutan, S. M., dan Ahmad, A. M. 2016. Nilai Ec (Electro

    conductivity) berdasarkan umur tanaman selada daun hijau (Lactuca sativa

    L.) dengan sistem hidroponik NFT (Nutrient Film Technique). Jurnal

    Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol. 4 No. 1 Hal. 65-74.

    Febriani, W. 2016. Penggunaan berbagai media tanam dan ektomikoriza untuk

    meningkatkan kolonisasi dan pertumbuhan shorea javanica. Skripsi.

    Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung.

    Irawan, L. N. 2017. Pengaruh ekstrak alang-alang (Imperata cylindrica L.) dan

    teki (Cyperus rotundus L.) terhadap pertumbuhan gulma pada pertanaman

    selada (Lactuca sativa L.). Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas

    Muhammadiyah. Purwokerto.

    Langai, B. F. 2002. Buku Ajar Rancangan Percobaan. Fakultas Pertanian

    Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.

    Maitimu, D. K. dan Suryanto, A. 2018. Pengaruh media tanam dan konsentrasi

    AB Mix pada tanaman kubis bunga (Brassica oleraceae var botrytis L.)

    sistem hidroponik substrat. Jurnal Produksi Tanaman Vol. 6 No. 4 Hal. 516-

    523.

    Marlina, L. Triyono, S., dan Tusi, A. 2015. Pengaruh media tanam granul hidroton

    dari tanah liat terhadap pertumbuhan sayuran hidroponik sistem sumbu.

    Jurnal Teknik Lampung. Vol. 4 No. 2 Hal. 143-150.

    Nugroho, D. B., Maghfoer, M. D., dan Herlina, N. 2017. Pertumbuhan dan hasil

    tanaman selada (Lactuca sativa L.) akibat pemberian biourin sapi dan

    kascing. Jurnal Produksi Tanaman Vol. 5 No. 4 Hal. 600-607.

    Nurdin, SQ. 2017. Mempercepat Panen Sayuran Hidroponik. PT Agromedia

    Pustaka. Jakarta.

    https://hellosehat.com/https://mitalom.com/

  • 23

    PT. East West Seed Indonesia. 2018. Deskrivsi Selada Varietas Keriting. PT. East

    West Seed Indonesia. Jakarta.

    Pracaya. 2008. Bertanam Sayuran Organik di Kebut, Pot, dan Polibag. Penebar

    Swadaya. Jakarta.

    Rahmat, P. 2015. Bertanam Hidroponik Gak Pake Masalah. PT Agromedia

    Pustaka. Jakarta.

    Ramadhan, D. 2017. Pemanfaatan cocopeat sebagai media tumbuh sengon laut

    (Paraserianthes falcateria) dan merbau darat (Intsia palembanica).

    Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung

    Rifqi. 2017. Syarat Media Tanam Hidroponik yang Baik Agar Tanaman Subur.

    http://ilmubudidaya.com. Diakses pada tanggal 7 Juli 2019.

    Roidah, I. S. 2014. Pemanfaatan lahan dengan menggunakan sistem hidroponik.

    Jurnal Universitas Tulungagung Bonorowo Vol. 1.No. 2 Hal. 43-50.

    Siregar, K., Devianti., dan Munawar, I. A. A. 2017. Pengembangan produk tanah

    liat melalui pembuatan hidroton sebagai media tanam hidroponik

    berwawasan lingkungan dan kesinambungan. Skripsi. Fakultas Pertanian

    Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh.

    Siregar, M. 2017. Respon pemberian nutrisi AB Mix pada sistem tanam hidroponik

    terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi (Brassica juncea).

    Journal of Animal Science and Agronomy Panca Budi. Vol. 2 No. 02 Hal.

    18-24.

    Sugeng. 2016. Cara Mudah Membuat Media Tanam Sayuran dalam Polybag.

    https://ayo-nambah-ilmu.blogspot.com. Diakses pada tanggal 28 Juli 2019

    Sulistyo, J. 2018. Mempersiapkan Pupuk AB Mix untuk Tanaman Hidroponik.

    https://kambingjoynim.com. Diakses pada tanggal 21 November 2018.

    Tasrin, N. 2014. Profil Perbandingan Kandungan Tanaman Hidroponik dengan

    Konvensional. http://www.academia.edu. Diakses pada tanggal 16 Januari

    2019.

    Utami, K. 2016. Pertumbuhan bayam merah (Alternanthera amoena voss) secara

    hidroponik dengan konsentrasi nutrisi dan media tanam yang berbeda.

    Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

    Muhammadiyah. Surakarta.

    Yuliarta, B., Santoso, M., dan Heddy, YB. S. 2014. Pengaruh biourin sapi dan

    berbagai dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil selada krop

    (Lactuca sativa L.). Jurnal Produksi Tanaman Vol. 1 No. 6 Hal. 522-531.

    http://ilmubudidaya.com/https://ayo-nambah-ilmu.blogspot.com/https://kambingjoynim.com/http://www.academia.edu/

  • LAMPIRAN

  • 25

    Lampiran 1. Deskripsi tanaman selada Varietas Keriting Cap Panah Merah.

    No Uraian Keterangan

    1

    2

    3

    4

    Rekomendasi

    Warna daun

    Umur panen

    Produksi

    Dataran rendah dan tinggi ketinggian 100-

    2000 m dpl

    Hijau segar

    30 - 40 HST

    10 - 12 ton/ha

    Sumber : PT. East West Seed Indonesia (2018).

  • 26

    Lampiran 2. Kandungan gizi tanaman selada dalam 100 g.

    Zat Gizi Nilai Gizi

    Kalori

    Protein

    Lemak

    Karbohidrat

    Kalsium

    Fosfor

    Zat Besi

    Vitamin A

    Vitamin B1

    Vitamin C

    Air

    17.00 kalori

    1.70 g

    0,30 g

    3.0 g

    182.00 mg

    27.00 mg

    2.50 mg

    2.420 Sl

    0.08 mg

    50 mg

    94.80 mg

    Sumber : Tasrin (2014).

  • 27

    Lampiran 3. Kandungan AB-Mix komposisi Larutan A dan Larutan B.

    No A B

    Kandungan Komposisi Kandungan Komposisi

    1. Kalsium Nitrat 1176 g Kalium dihidro fosfat 335 g

    2. Kalium Nitrat 616 g Amnonium sulfat 122 g

    3. Fe EDTA 38 g Kalium Sulfat 36 g

    4. - - Magnesium sulfat 790 g

    5. - - Cupri sulfat 0,4 g

    6. - - Zinc sulfat 1,5 g

    7. - - Asam borat 4,0 g

    8. - - Mangan sulfat 8 g

    9. - - Amonium hepta molibdat 0,1 g

    Sumber : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta (2016).

  • 28

    Lampiran 4. Kandungan unsur hara cocopeat/sabut kelapa.

    No Komponen Kandungan Kriteria

    1 pH 6,07 Netral

    2 Nitrogen 0,37% Rendah

    3 P-Potensial 0,44% Rendah

    4 K-Potensial 0,20% Rendah

    5 C-Organik 50,65% Tinggi

    Sumber : Ramadhan (2017).

  • 29

    Lampiran 5. Denah tata letak satuan percobaan di lapangan.

    j a l a n

    3 inch

    20 cm

    660 cm

    m4I m2I m5I

    m1II m3II m2II

    m3I

    m5III

    m4II m5II

    m4IV

    m1I

    m3IV m1IV m2IV

    m3III m4III m2III m1III

    m5IV

    m5V m4V m3V m1V m2V

    Keterangan : I, II, III, IV, V = kelompok

    : m1, m2, m3, m4 dan m5 = perlakuan

    U

    r

    u

    m

    a

    h

    I

    II

    III

    IV

    V

  • 30

    Lampiran 6. Denah tata letak tanaman pada satuan percobaan.

    A 15 cm

    O X X X X O

    3 inch

    7 cm 7,5 cm

    132 cm

    Keterangan :

    O = tanaman dalam satuan percobaan

    X = tanaman sampel

  • Lampiran 7. Gambar instalasi hidroponik sistem DFT

    Penutup pipa Lubang tanam/netpot

    Panjang 660 cm Pipa 3 Inch

    Saluran pembuangan nutrisi

    Saluran pengaliran

    nutrisi Saluran

    penyedot

    nutrisi dari

    pompa

    Pipa 0,5 Inch

    Rak/tempat pipa

    Tinggi 80 cm

    Panjang 130 cm

    Jarak antar

    pipa 20 cm

    Wadah

    nutrisi

    Air masuk ke pipa dari bak nutrisi

    Air dipipa mengalir menuju pipa pembuangan

    Air dipipa pembuangan menuju bak nutrisi

    Pompa

    didalam air

    Gambar di salutran pembuangan ke arah nutrisi

  • 41

    Lampiran 8. Uji kehomogenan ragam Bartlett terhadap variabel pengamatan.

    No Pengamatan X2 hitung X2 tabel Keterangan

    1 Tinggi tanaman 7 HST 4,88 9,48 Homogen

    2 Tinggi tanaman 14 HST 6,78 9,48 Homogen

    3 Tinggi tanaman 21 HST 6,48 9,48 Homogen

    4 Tinggi tanaman 28 HST 5,50 9,48 Homogen

    5 Tinggi tanaman 35 HST 9,15 9,48 Homogen

    6 Jumlah daun 7 HST 1,98 9,48 Homogen

    7 Jumlah daun 14 HST 1,64 9,48 Homogen

    8 Jumlah daun 21 HST 5,85 9,48 Homogen

    9 Jumlah daun 28 HST 8,95 9,48 Homogen

    10 Jumlah daun 35 HST 2,82 9,48 Homogen

    11 Berat basah tanaman 7,42 9,48 Homogen

    Keterangan : Data pengamatan homogen apabila X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel-

    0,5 (db =5-1)= 9,48x

  • 42

    Lampiran 9. Data pengamatan dan analisis ragam tinggi tanaman umur 7 HST.

    a. Data pengamatan

    Perlakuan Kelompok

    Jumlah Rata-rata I II III IV V

    m1 1,83 1,63 1,58 1,98 1,83 8,85 1,77

    m2 2,45 1,53 2,08 1,18 1,5 8,74 1,75

    m3 2,6 2,55 1,78 1,65 1,65 10,23 2,05

    m4 2,5 1,53 1,73 1,3 1,95 9,01 1,80

    m5 2,75 1,75 1,63 1,78 1,5 9,41 1,88

    Total 12,13 8,99 8,8 7,89 8,43 46,24 9,25

    b. Hasil analisis ragam

    Sumber

    Keragaman

    Derajat

    Bebas

    Jumlah

    Kuadrat

    Kuadrat

    Tengah F Hitung

    F Tabel

    5 % 1 %

    Kelompok

    Perlakuan

    Galat

    4

    4

    16

    2,22

    0,29

    1,70

    0,55

    0,07

    0,11

    5,22**

    0,69ns

    3,01

    3,01

    4,77

    4,77

    Total 24 4,21

    KK : 17,63%

    Keterangan : ns = non signifikan / tidak berpengaruh

    ** = berpengaruh sangat nyata

  • 43

    Lampiran 10. Data pengamatan dan analisis ragam tinggi tanaman umur 14 HST.

    a. Data pengamatan

    Perlakuan Kelompok

    Jumlah Rata-rata I II III IV V

    m1 7,3 6,3 5,9 5,43 5,83 30,96 6,19

    m2 6,3 3,88 4,13 4,25 4,25 22,81 4,56

    m3 7,43 7,73 5,5 6,3 5,78 32,74 6,55

    m4 7,63 6,63 7,25 6,18 4,88 32,57 6,51

    m5 7,75 7,88 8,08 7,93 7,38 39,02 7,80

    Total 36,41 32,62 30,86 30,09 28,12 158,1 31,62

    b. Hasil analisis ragam

    Sumber

    Keragaman

    Derajat

    Bebas

    Jumlah

    Kuadrat

    Kuadrat

    Tengah F Hitung

    F Tabel

    5 % 1 %

    Kelompok

    Perlakuan

    Galat

    4

    4

    16

    7,82

    26,99

    6,95

    1,96

    6,75

    0,43

    4,50*

    15,53**

    3,01

    3,01

    4,77

    4,77

    Total 24 41,76

    KK : 10,42%

    Keterangan : * = berpengaruh nyata

    ** = berpengaruh sangat nyata

  • 44

    Lampiran 11. Data pengamatan dan analisis ragam tinggi tanaman umur 21 HST.

    a. Data pengamatan

    Perlakuan Kelompok

    Jumlah Rata-rata I II III IV V

    m1 11,18 10,55 9,33 9,95 10,83 51,84 10,37

    m2 9,78 6,45 6,85 7,58 7,73 38,39 7,68

    m3 10,45 10,5 10,4 11,25 10,53 53,13 10,63

    m4 11,48 10,48 10,58 11,28 8,98 52,8 10,56

    m5 11,25 12,48 10,75 11,3 11,5 57,28 11,46

    Total 54,14 50,46 47,91 51,36 49,57 253,44 47,09

    b. Hasil analisis ragam

    Sumber

    Keragaman

    Derajat

    Bebas

    Jumlah

    Kuadrat

    Kuadrat

    Tengah F Hitung

    F Tabel

    5 % 1 %

    Kelompok

    Perlakuan

    Galat

    4

    4

    16

    4,28

    41,29

    10,49

    1,07

    10,32

    0,66

    1,63ns

    15,75**

    3,01

    3,01

    4,77

    4,77

    Total 24 56,06

    KK : 7,99%

    Keterangan : ns = non signifikan / tidak berpengaruh

    ** = berpengaruh sangat nyata

  • 45

    Lampiran 12. Data pengamatan dan analisis ragam tinggi tanaman umur 28 HST.

    a. Data pengamatan

    Perlakuan Kelompok

    Jumlah Rata-rata I II III IV V

    m1 12,6 12,5 11,25 11,33 12,25 59,93 11,99

    m2 10,63 7,75 8,3 9,5 9,95 46,13 9,23

    m3 12,75 11,95 11,75 12,3 12,43 61,18 12,24

    m4 12,83 11,63 12,25 12,58 10,83 60,12 12,02

    m5 12,68 14 13,23 12,75 13 65,66 13,13

    Total 61,49 57,83 56,78 58,46 58,46 293,02 58,60

    b. Hasil analisis ragam

    Sumber

    Keragaman

    Derajat

    Bebas

    Jumlah

    Kuadrat

    Kuadrat

    Tengah F Hitung

    F Tabel

    5 % 1 %

    Kelompok

    Perlakuan

    Galat

    4

    4

    16

    2,46

    43,22

    9,18

    0,61

    10,80

    0,57

    1,07ns

    18,84**

    3,01

    3,01

    4,77

    4,77

    Total 24 54,86

    KK : 6,46%

    Keterangan : ns = non signifikan / tidak berpengaruh

    ** = berpengaruh sangat nyata

  • 46

    Lampiran 13. Data pengamatan dan analisis ragam tinggi tanaman umur 35 HST.

    a. Data pengamatan

    Perlakuan Kelompok

    Jumlah Rata-rata I II III IV V

    m1 14,43 14,05 12,75 13,33 14,75 69,31 13,86

    m2 13,43 8,28 8,75 9,88 10 50,34 10,07

    m3 14,75 13,9 13,98 14,25 13,13 70,01 14,00

    m4 14,13 13,25 14,75 14,1 13,13 69,36 13,87

    m5 14 16,38 15,75 14,63 15,13 75,89 15,18

    Total 70,74 65,86 65,98 66,19 66,14 334,91 66,98

    b. Hasil analisis ragam

    Sumber

    Keragaman

    Derajat

    Bebas

    Jumlah

    Kuadrat

    Kuadrat

    Tengah F Hitung

    F Tabel

    5 % 1 %

    Kelompok

    Perlakuan

    Galat

    4

    4

    16

    3,74

    75,68

    21,72

    0,93

    18,92

    1,36

    0,69ns

    13,94**

    3,01

    3,01

    4,77

    4,77

    Total 24 101,14

    KK : 8,69%

    Keterangan : ns = non signifikan / tidak berpengaruh

    ** = berpengaruh sangat nyata

  • 47

    Lampiran 14. Data pengamatan dan analisis ragam jumlah daun umur 7 HST.

    a. Data pengamatan

    Perlakuan Kelompok

    Jumlah Rata-rata I II III IV V

    m1 3,75 3 3,75 4,25 3 17,75 3,55

    m2 3,5 3,5 3 3,25 3,25 16,5 3,3

    m3 4,5 3,75 3,75 4 3,25 19,25 3,85

    m4 4,25 3,75 3,75 4 3,25 19 3,8

    m5 4 3,5 4,25 4 4 19,75 3,95

    Total 20 17,5 18,5 19,5 16,75 92,25 18.45

    b. Hasil analisis ragam

    Sumber

    Keragaman

    Derajat

    Bebas

    Jumlah

    Kuadrat

    Kuadrat

    Tengah F Hitung

    F Tabel

    5 % 1 %

    Kelompok

    Perlakuan

    Galat

    4

    4

    16

    2,68

    8,28

    2,8

    0,67

    2,07

    0,18

    3,82*

    11,82**

    3,01

    3,01

    4,77

    4,77

    Total 24 13,76

    KK : 10,08%

    Keterangan : * = berpengaruh nyata

    ** = berpengaruh sangat nyata

  • 48

    Lampiran 15. Data pengamatan dan analisis ragam jumlah daun umur 14 HST.

    a. Data pengamatan

    Perlakuan Kelompok

    Jumlah Rata-rata I II III IV V

    m1 6,25 5 5 4,75 4,75 25,75 5,15

    m2 5,5 4,5 3,25 3,75 3,25 20,25 4,05

    m3 6,5 5 5,75 6 4,75 28 5,6

    m4 5 5,75 5,75 4,75 6 27,25 5,45

    m5 5,5 6 7 4,75 5,25 28,5 5,7

    Total 28,75 26,25 26,75 24 24 128,75 25,75

    b. Hasil analisis ragam

    Sumber

    Keragaman

    Derajat

    Bebas

    Jumlah

    Kuadrat

    Kuadrat

    Tengah F Hitung

    F Tabel

    5 % 1 %

    Kelompok

    Perlakuan

    Galat

    4

    4

    16

    3,24

    8,99

    8,19

    0,81

    2,25

    0,51

    1,58ns

    4,39*

    3,01

    3,01

    4,77

    4,77

    Total 24 20,42

    KK : 13,79%

    Keterangan : ns = non signifikan / tidak berpengaruh

    * = berpengaruh nyata

  • 49

    Lampiran 16. Data pengamatan dan analisis ragam jumlah daun umur 21 HST.

    a. Data pengamatan

    Perlakuan Kelompok

    Jumlah Rata-rata I II III IV V

    m1 6,25 5,75 5,75 6,5 6,25 30,5 6,1

    m2 5,5 4,75 3,5 3,75 3,75 21,25 4,25

    m3 6,5 5,75 6,25 6,5 6,25 31,25 6,25

    m4 5,75 6,25 6,75 5,75 6,25 30,75 6,15

    m5 7,25 7 7,75 6,25 7 35,25 7,05

    Total 31,25 29,5 30 28,75 29,5 149 29,8

    b. Hasil analisis ragam

    Sumber

    Keragaman

    Derajat

    Bebas

    Jumlah

    Kuadrat

    Kuadrat

    Tengah F Hitung

    F Tabel

    5 % 1 %

    Kelompok

    Perlakuan

    Galat

    4

    4

    16

    0,69

    21,26

    4,89

    0,17

    5,32

    0,31

    0,56ns

    17,39**

    3,01

    3,01

    4,77

    4,77

    Total 24 26,84

    KK : 9,28%

    Keterangan : ns = non signifikan / tidak berpengaruh

    ** = berpengaruh sangat nyata

  • 50

    Lampiran 17. Data pengamatan dan analisis ragam jumlah daun umur 28 HST.

    a. Data pengamatan

    Perlakuan Kelompok

    Jumlah Rata-rata I II III IV V

    m1 6,5 7,5 6,75 8 6,75 35,5 7,1

    m2 6,75 5 5 4 5,25 26 5,2

    m3 7,75 7,25 7,5 7,25 7 36,75 7,35

    m4 7 6,75 7,25 7 8 36 7,2

    m5 8,5 8,25 8,75 8 8,25 41,75 8,35

    Total 36,5 34,25 35,25 34,25 35,25 176 35,2

    b. Hasil analisis ragam

    Sumber

    Keragaman

    Derajat

    Bebas

    Jumlah

    Kuadrat

    Kuadrat

    Tengah F Hitung

    F Tabel

    5 % 1 %

    Kelompok

    Perlakuan

    Galat

    4

    4

    16

    0,56

    26,14

    6,52

    0,14

    6,53

    0,41

    0,34ns

    16,05**

    3,01

    3,01

    4,77

    4,77

    Total 24 33,21

    KK : 9,06%

    Keterangan : ns = non signifikan / tidak berpengaruh

    ** = berpengaruh sangat nyata

  • 51

    Lampiran 18. Data pengamatan dan analisis ragam jumlah daun umur 35 HST.

    a. Data pengamatan

    Perlakuan Kelompok

    Jumlah Rata-rata I II III IV V

    m1 9,25 10,75 10 9,5 9,25 48,75 9,75

    m2 8,5 6 5,75 5,5 5,5 31,25 6,25

    m3 11,25 12,5 11,5 11 10,25 56,5 11,3

    m4 10 9,75 8,75 10,5 9,75 48,75 9,75

    m5 12 13 13,5 14 14,25 66,75 13,35

    Total 51 52 49,5 50,5 49 252 50.4

    b. Hasil analisis ragam

    Sumber

    Keragaman

    Derajat

    Bebas

    Jumlah

    Kuadrat

    Kuadrat

    Tengah F Hitung

    F Tabel

    5 % 1 %

    Kelompok

    Perlakuan

    Galat

    4

    4

    16

    1,14

    135,35

    14,49

    0,29

    33,84

    0,91

    0,31ns

    37,37**

    3,01

    3,01

    4,77

    4,77

    Total 24 150,97

    KK : 9,44%

    Keterangan : ns = non signifikan / tidak berpengaruh

    ** = berpengaruh sangat nyata

  • 52

    Lampiran 19. Data pengamatan dan analisis ragam berat basah tanaman.

    a. Data pengamatan

    Perlakuan Kelompok

    Jumlah Rata-rata I II III IV V

    m1 18,5 36,5 27,25 34,75 24,5 141,5 28,3

    m2 12 2,75 3 3 1 21,75 4,35

    m3 35,25 33,25 38 40,75 35,75 183 36,6

    m4 27 22,75 38 30 27,5 145,25 29,05

    m5 43,5 47 47 44,25 42,5 224,25 44,85

    Total 136,25 142,25 153,25 152,75 313,25 715,75 143,15

    b. Hasil analisis ragam

    Sumber

    Keragaman

    Derajat

    Bebas

    Jumlah

    Kuadrat

    Kuadrat

    Tengah F Hitung

    F Tabel

    5 % 1 %

    Kelompok

    Perlakuan

    Galat

    4

    4

    16

    76,84

    4582,07

    396,74

    19,21

    1145,52

    24,80

    0,77ns

    46,20**

    3,01

    3,01

    4,77

    4,77

    Total 24 5055,65

    KK : 17,39%

    Keterangan : ns = non signifikan / tidak berpengaruh

    ** = berpengaruh sangat nyata