laporan imp redi (0800075)

Upload: redy-r-amanza

Post on 17-Jul-2015

274 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

LAPORAN INTERNSHIP MANAJEMEN PENDIDIKAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN PENDIDIKAN LUAR BIASA ( PPPPTK TK DAN PLB )

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Internship Manajemen Pendidikan

Dosen : Dr. Hj. Aan Komariah, M.Pd Elin Rosalin, M.Pd

Oleh : Redi Ramdani Amanza 0800075

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011

LEMBAR PENGESAHAN Bandung,.

INTERNSHIP MANAJEMEN PENDIDIKAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIKAN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN PENDIDIKAN LUAR BIASA (PPPPTK TK &PLB)

Menyetujui, Pembimbing Lapangan

Mengesahkan, Dosen Mata Kuliah Internship Manajemen Pendidikan

Hj. Tien Mulyati, S.Pd.,MM NIP. 195707101981032005

Dr. Hj. Aan Komariah, M.Pd NIP. 19700524 199402 2 001

Mengetahui, Interner

Redi Ramdani Amanza NIM. 0800075

KATA PENGANTAR Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Dzat yang tak pernah berhenti mengurus makhluk, Dzat yang maha sempurna yaitu Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada inspirasi dan teladan hidup manusia, yaitu Muhammad SAW, keluarga serta para sahabatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan Internship Manajemen Pendidikan. Kegiatan Internship Manajemen Pendidikan yang dilaksanakan di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Luar Biasa selama lebih kurang 3 bulan, yaitu dari bulan Oktober sampai Desember 2011. Adapun maksud diselenggarakannya kegiatan Internship Manajemen Pendidikan adalah untuk memberikan

pengalaman praktis kepada Mahasiswa mengenai kegiatan pengaplikasian konsep dan keilmuan administrasi dan manajemen pendidikan pada suatu lembaga pendidikan. Dalam kegiatan dan penyelesaian laporan ini, tidak lepas dari berbagai pihak yang membantu, baik melalui dukungan moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan syukur/ terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Allah SWT karena atas izin dan kasih sayang-Nyalah penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan laporan Internship Manajemen Pendidikan. 2. Ibu dan Bapak penulis yang telah banyak memberikan dorongan baik moril maupun materiil dan doa yang tulus yang senantiasa terlantun untuk kebaikan penulis. 3. Dr. Hj Aan Komariah, M.Pd dan Elin Rosalin, M.Pd selaku dosen Pembina mata kuliah internship manajemen pendidikan yang telah membina kami selama dalam perkuliahan dan memberikan arahan-arahan selama

pelaksanaan kegiatan.

4.

Drs. E. Nurzaman A.M, M.Si., MM selaku pimpinan PPPPTK TK dan PLB yang telah memberikan izin, kepada kami selama pelaksanaan kegiatan Internship Manajemen Pendidikan.

5.

Drs. Agus Djaja Dihardja, M. Pd selaku Kabag Umum

yang telah

memberikan pengalaman dan nasihat-nasihatnya kepada kami selama kegiatan Internship. 6. Hj. Tien Mulyati, S.Pd., MM yang telah sabar membimbing ,memberikan pengalaman dan nasihat-nasihatnya kepada kami selama kegiatan Internship. 7. Seluruh Pegawai PPPPTK TK dan PLB yang selalu baik setiap kali kami magang dan tentunya selalu menerima kami dalam bentuk memberikan kesibukan dan pekerjaan pada kami. 8. Rekan-rekan mahasiswa Angkatan 2008 Jurusan Administrasi Pendidikan yang telah memberikan motivasi, cerita-cerita suka dukanya magang sehingga memberi masukan sehingga penulis lebih termotivasi dalam melaksanakan kegiatan Internship Manajemen Pendidikan ini. 9. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam kegiatan Internship Manajemen Pendidikan dan membantu dalam penyelesaian laporan ini, semoga segala kebaikannya mendapat balasan yang berlipat dari Allah SWT. Dalam pembuatan laporan ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kekhilafan. oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai bahan perbaikan untuk pembuatan laporan selanjutnya. Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pembaca laporan ini. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih. Bandung, Desember 2011

Interner

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG IMP

B. TUJUAN IMP Melalui kegiatan ini para peserta Internship Manajemen Pendidikan diharapkan : 1. Memiliki pengalaman praktis tentang manajemen pendidikan dengan berbagai garapan dan kompleksitasnya di lapangan, sehingga memiliki kompetensi global sebagai calon Administrator Pendidikan. 2. Mampu menganalisis berbagai permasalahan dalam pelaksanaan manajemen pendidikan, sehingga dapat menilai dan memberikan alternatif pemecahan untuk mengatasi masalah tersebut. 3. Mampu mengaplikasikan berbagai teori dan konsep yang telah dimiliki untuk inovasi, perbaikan dan pengembangan dalam berbagai bidang garapan manajemen pendidikan. 4. Memiliki daya kritis dan wawasan manajerial yang luas untuk memecahkan berbagai persoalan pendidikan.

C. RUANG LINGKUP INTERNSHIP MANAJEMEN PENDIDIKAN Kegiatan ini meliputi bidang garapan sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kepemimpinan Manajemen Kurikulum Atau Program Pendidikan Manajemen Tenaga Kependidikan Manajemen Peserta Didik Manajemen Keuangan Manajemen Sarana Dan Prasarana Manajemen Kehumasan Atau Kerjasama Lembaga Manajemen Perkantoran

D. METODOLOGI Dalam melaksanakan kegiatan Internship Manajemen Pendidikan, metodologi yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Wawancara Wawancara merupakan teknik pengamatan secara langsung melalui pertanyaan-pertanyaan baik secara lisan maupun secara tertulis dengan maksud untuk memperoleh informasi langsung dari responden mengenai keadaan yang ada di lapangan. 2. Observasi Observasi merupakan pengamatan sumber utama yang

menghasilkan deskriptif yang khusus tentang apa yang telah terjadi dari peristiwa-peristiwa atau dari hasil peristiwa-peristiwa. 3. Partisipasi Partisipasi merupakan suatu kegiatan yang berupa pengamatan dengan peran aktif atau aktif turut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung di lapangan atau objek yang diamati.

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Bidang Garapan Internship Manajemen Pendidikan 1. Kepemimpinan a. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan adalah sesuatu yang muncul dari dalam dan merupakan buah dari keputusan seseorang untuk mau menjadi pemimpin, baik bagi dirinya sendiri, bagi keluarganya, bagi lingkungan pekerjaannya, maupun bagi lingkungan sosial dan bahkan bagi negerinya. Kepemimpinan sebagai istilah umum mungkin dapat dirumuskan sebagai proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha-usaha ke arah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu. Definisi kepemimpinan ini membawa kepada kesimpulan bahwa proses kepemimpinan itu ialah suatu fungsi dari pemimpin, pengikut, dan variabel-variabel lain. Adalah penting untuk diperhatikan bahwa definisi ini tidak menyebut jenis organisasi tertentu. Dalam setiap situasi dimana seseorang sedang berusaha untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau kelompok, kepemimpinan terjadi. Jadi, setiap orang pada suatu waktu bisa menjalankan kepemimpinan, apakah kegiatannya itu dipusatkan di sekitar bisnis, lembaga pemdidikan, rumah sakit, organisasi politik, atau keluarga. b. Gaya-gaya Kepemimpinan 1) Kepemimpinan Otokratis Kepemimpinan otokratis adalah gaya kepemimpinan yang menggunakan kekuatan jabatan dan kekuatan pribadi secara otoriter, melakukan sendiri semua perencanaan tujuan dan pembuatan keputusan dan memotivasi bawahan dengan cara paksaan, sanjungan, kesalahan dan penghargaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pendekatan yang dikenal dengan kepemimpinan otokratis berasumsi bahwa semua kewenangan yaitu hak dan kekuasaan untuk melakukan sesuatu dalam praktek berpusat pada manajer. Manajer memaksa putusan-putusan dengan penggunaan

ganjaran dan rasa takut akan hukuman. Komunikasi cenderung untuk berjalan terutama dalam satu arah: dari manajer kepada para pengikut. Kesesuaian dan kepatuhan di pihak para pengikut dituntut oleh manajemen. Ganjaran tersedia bagi mereka yang berbuat sesuai dengan apa yang dikatakan kepada mereka di dalam batas yang telah ditetapkan. Satu keuntungan dari kepemimpinan otokratis ialah kecepatan dalam membuat putusan. Pemimpin tidak harus memperoleh persetujuan para anggota kelompok sebelum memutuskan. Suatu kerugian potensial dari kepemimpinan ini mungkin pengaruhnya kepada semangat kelompok. Para anggota mungkin merasa tak senang dengan cara putusanputusan dibuat dan karenanya mendukung putusan-putusan itu hanya sekedarnya saja. 2) Kepemimpinan Demokratis atau partisipatif Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya seorang pemimpin yang menghargai karakteristik dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anggota organisasi. Pemimpin yang demokratis menggunakan kekuatan jabatan dan kekuatan pribadi untuk menggali dan mengolah gagasan bawahan dan

memotivasi mereka untuk mencapai tujuan bersama. Gaya kepemimpinan partisipatif adalah gabungan bersama antara gaya kepemimpinan otoriter dan demokratis dengan cara mengajukan masalah dan mengusulkan tindakan pemecahannya kemudian mengundang kritikan, usul dan saran bawahan. Dengan mempertimbangkan masukan tersebut, pimpinan

selanjutnya menetapkan keputusan final tentang apa yang harus dilakukan bawahannya untuk memecahkan masalah yang ada. Berbeda dengan gaya otokratis, kepemimpinan demokratis atau partisipatif mempertimbangkan keinginan-keinginan dan saran-saran dari para anggota maupun dari pemimpin. Ini adalah pendekatan hubungan manusia dalam mana semua anggota kelompok dilihat sebagai penyumbang-penyumbang penting kepada putusan akhir. Keuntungan kepemimpinan partisipatif sering melingkupi peningkatan semangat kelompok serta dukungan kepada putusan akhir dan putusan-putusan yang lebih baik melalui informasi dan ide-ide yang sama dimiliki oleh para anggota. Kerugian potensial dari kepemimpinan ini melingkupi putusan-putusan yang lebih lambat dan mungkin kompromi-kompromi yang dimaksudkan untuk menyenangkan setiap orang, tapi tidak pemecahan yang paling baik. 3) Kepemimpinan Laissez faire Gaya kepemimpinan laisses faire dapat diartikan sebagai gaya membiarkan bawahan melakukan sendiri apa yang ingin dilakukannya. Dalam hal ini, pemimpin melepaskan tanggung jawabnya, meninggalkan bawahan tanpa arah, supervisi atau koordinasi sehingga terpaksa mereka merencanakan, melakukan dan menilai pekerjaan yang menurut mereka tepat. Dalam kepemimpinan ini,pemimpin tidak hanya berusaha untuk menjalankan kontrol atau pengaruh terhadap para anggota kelompok. Kepada para anggota ada diberikan tujuan-tujuan tapi umumnya mereka dibiarkan memakai cara masing-masing untuk mencapainya. Pemimpin lebih banyak berfungsi selaku anggota kelompok, ia memberikan nasehat dan pengarahan hanya sebanyak yang diminta.

Kerugian yang bisa datang dari gaya ini adalah kurangnya kohesi kelompok dan persesuaian pikiran mengenai tujuantujuan organisasi. Tanpa pemimpin, kelompok bisa kehilangan arah dan kontrol. Akibatnya keadaan bisa kacau.

2.

Konsep Manajemen Kurikulum Atau Program Pendidikan a. Pengertian Kurikulum Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai isi maupun bahan kajian pelajaran serta cara penyampaian dan penilaian yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. 1) Kurikulum inti adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang harus dicakup dalam suatu program studi yang dirumuskan dalam kurikulum yang berlaku secara nasional. 2) Kurikulum institusional adalah sejumlah bahan kajian dan pelajaran yang merupakan bagian dari kurikulum pendidikan tinggi, terdiri atas tambahan dari kelompok ilmu dalam kurikulum inti yang disusun dengan memperhatikan keadaan dan kebutuhan lingkungan serta ciri khas perguruan tinggi. Menurut Nasution yang dikutip oleh Suryo Suboto (1984: 19), mengungkapkan bahwa : Kurikulum adalah segala pengalaman pendidikan yang diberikan oleh sekolah kepada seluruh anak didiknya baik dilakukan di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 19, menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Ada beberapa aspek penting yang perlu dipahami dalam pengelolaannya yaitu :

1) Isi Kurikulum Isi kurikulum merupakan perangkat bidang studi, mata pelajaran, atau pokok-pokok sajian yang mengandung unsurunsur: rumusan tujuan mata pelajaran, garis besar pokok bahasan, penilaian dan petunjuk pelaksanaannya. 2) Proses Kurikulum Merupakan pengalaman yang berkaitan dengan perilaku, kegiatan, tindakan atau prosedur dalam belajar mengajar. Keberhasilan pelaksanaan kurikulum sangat ditentukan oleh apa yang diajarkan, kepada siapa dan bagaimana caranya. 3) Penyusunan Kurikulum Kurikulum harus disusun dengan urutan yang logis dari halhal yang bersifat mendasari seseorang pegawai mengetahui bidang tugasnya sampai dengan hal-hal yang bersifat pokok dan menunjang bidang tugasnya. Dengan perkataan lain kurikulum disusun dengan

memperhatikan : 1) Pengetahuan dan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai, sebagai hasil dalam melaksanakan tugasnya. 2) Pengetahuan inti (pokok) yang berkaitan dengan tugas pekerjaannya. 3) Pengetahuan penunjang yang diperkirakan dapat membantu mengayakan pengetahuan dan keterampilan peserta. b. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Terdapat lima prinsip yang terkandung dalam pengembangan kurikulum, antara lain: 1) Relevansi Relevansi dapat diartikan sebagai kesesuaian, kesepadanan atau keserasian program pendidikan dengan tuntutan kehidupan. Pendidikan dipandang relevan bila hasil yang diperoleh dari pendidikan tersebut berguna bagi kehidupan.

2) Efektivitas Efektivitas yang dimaksud adalah efektivitas mengajar guru dan efektivitas belajar peserta didik dalam suatu pengembangan dan pelaksanaan suatu kurikulum. 3) Efisiensi Efisiensi yang dimaksud adalah hal yang berhubungan dengan waktu, tenaga, peralatan dan biaya. Dalam dunia pendidikan agar kegaitan berjalan secara efisien maka harus direncanakan sedemikian rupa. 4) Kontiunitas Kontinuitas adalah adanya saling kesinambungan antara satu bidang dengan bidang studi lainnya, atau dalam jenjang bidang studi yang bersangkutan. 5) Fleksibitas Dalam hal ini mencakup fleksibel peserta didik dalam memilih program pelajaran dan juga fleksibilitas guru dalam mengembangkan program pengajaran.

3.

Konsep Manajemen Tenaga Kependidikan Tenaga kependidikan bertugas menyelenggarakan kegiatan

mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan/atau memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan. Tenaga kependidikan di sekolah meliputi Tenaga Pendidik (Guru), Pengelola Satuan Pendidikan, Pustakawan, Laboran, dan Teknisi sumber belajar. Guru yang terlibat di sekolah yaitu Guru Kelas, Guru Mata Pelajaran (Pendidikan Agama serta Pendidikan Jasmani dan Kesehatan), dan Guru Pembimbing Khusus. Pengelolaan tenaga kependidikan berbeda dari pengelolaan tenaga kerja dalam organisasi bisnis atau perusahaan dan instansi pemerintahan lainya. Dalam dunia bisnis, pendayagunaannya lebih diutamakan untuk meraih efisiensi dan keuntungan perusahaan, sedang dalam

pemerintahan, aspek kesetiaan dan kepatuhan pegawai terhadap peraturan-peraturan yang berlaku nampaknya lebih dipentingkan daripada mendorong mereka untuk bekerja secara efisien. Meskipun demikian, tentu saja efisiensi itu tetap penting untuk setiap organisasi manapun termasuk untuk sektor pemerintahan. Dalam dunia pendidikan, pengelolaan atas tenaga kerja ini berorientasi pada pembangunan pendidikan, dimana bidang garapan dan keluarannya jelas berbeda dari bidang garapan dan keluaran perusahaan dan pemerintahan atau organisasi lainnya. Hal tersebut yang menjadi pembeda dengan aktivitas di bidang lainnya. Demikian halnya dengan praktik-praktik pengelolaan tenaga kependidikan, bagaimanapun tidaklah dapat disamakan sepenuhnya dengan praktik-praktik pengelolaan tenaga kerja dalam organisasi lainnya. Menurut UUSPN No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Dilihat dari jabatannya, tenaga kependidikan ini dapat kita bedakan menjadi tiga jenis, yakni : tenaga struktural, tenaga fungsional, dan tenaga teknis penyelenggara pendidikan. Tenaga struktural merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan-jabatan eksekutif umum (pimpinan) yang bertanggung jawab baik langsung maupun tidak langsung atas satuan pendidikan. Tenaga fungsional merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan fungsional yakni jabatan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya mengandalkan keahlian akademis kependidikan. Sedangkan tenaga teknis kependidikan merupakan tenaga kependidikan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya lebih dituntut kecakapan teknis operasional atau teknis administratif. Ada beberapa dimensi kegiatan manajemen tenaga kependidikan/ kepegawaian, antara lain :

a.

Recruitment atau penarikan mulai dari pengumuman penerimaan pegawai, pendaftaran, pengetesan, pengumuman diterimanya

pegawai sampai dengan daftar ulang. b. Placement atau penempatan, yaitu proses penanganan pegawai baru yang sudah melaksanakan pendaftaran ulang untuk diberi tahu pada bagian seksi mana mereka ditempatkan. Penugasan dilakukan sesuai dengan bidang keahlian dan kebutuhan lembaga. Didalam tahap ini sebenarnya penanganan bukan berarti sampai menempatkan dan memberi tugas saja, tetapi juga menggunakan pegawai tersebut sebaik-baiknya, merangsang kegairahan kerja dengan menciptakan kondisi atau suasana kerja yang baik. Di samping itu juga memberi kesejahteraan pegawai berupa gaji, insentif, memberi cuti izin, dan pertemuan-pertemuan yang bersifat kekeluargaan. c. Development atau pengembangan, dimaksudkan untuk penigkatan mutu pegawai baik dilakukan dengan melalui pendidikan maupun kesempatan-kesempatan lain seperti penataran, diskusi ilmiah, lokakarya, membaca majalah dan surat kabar, menjadi anggota organisasi profesi dan lain sebagainya. Mengatur kenaikan pangkat dan kenaikan gaji, dapat dikategorikan sebagai pemberian

kesejahteraan dan dapat dikategorikan sebagai pengembangan pegawai. Pegawai yang diberi penghargaan dengan atau pemberian kedudukan, akan mendorong pegawai tersebut untuk lebih meningkatkan tanggung jawabnya. d. Pengawasan atau evaluasi, merupakan aspek terakhir dalam penanganan pegawai. Pada tahap ini dimaksudkan bahwa pada tahap-tahap tertentu pegawai diperiksa, apakah yang mereka lakukan sudah sesuai dengan tugas yang seharusnya atau belum. Selain evaluasi atau penilaian juga dilakukan untuk mengetahui tingkat kenaikan kemampuan personil setelah mereka memperoleh

pembinaan dan pengembangan.

4.

Konsep Manajemen Keuangan a. Pengertian Manajemen Keuangan Komponen keuangan sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan belajar-mengajar bersama komponen-komponen lain. Dengan kata lain, setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya. Dalam rangka penyelenggaraan pendidikan, perlu dialokasikan dana khusus, yang antara lain untuk keperluan: (1) Kegiatan identifikasi input siswa, (2) Modifikasi kurikulum, (3) Insentif bagi tenaga kependidikan yang terlibat, (4) Pengadaan sarana-prasarana, (5) Pemberdayaan peranserta masyarakat, dan (6) Pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar. Pada tahap perintisan sekolah, diperlukan dana bantuan sebagai stimulasi, baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Namun untuk penyelenggaraan program selanjutnya, diusahakan agar sekolah bersama-sama orang tua siswa dan masyarakat (Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah), serta pemerintah daerah dapat menanggulanginya. Dalam pelaksanaannya, manajemen keuangan menganut asas pemisahan tugas antara fungsi : (1) Otorisator; (2) Ordonator; dan (3) Bendaharawan. Otorisator adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran. Ordonator adalah pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan berdasarkan otorisasi yang telah ditetapkan. Bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakukan

penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang serta diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggungjawaban. Kepala Sekolah, sebagai manajer, berfungsi sebagai Otorisator dan dilimpahi fungsi Ordonator untuk memerintahkan pembayaran. Namun, tidak dibenarkan melaksanakan fungsi Bendaharawan

karena berkewajiban melakukan pengawasan ke dalam. Sedangkan Bendaharawan, di samping mempunyai fungsi-fungsi

Bendaharawan, juga dilimpahi fungsi Ordonator untuk menguji hak atas pembayaran. Ketersediaan dana merupakan salah satu syarat untuk dapat dilakukannya berbagai kegiatan pendidikan. Bersama-sama dengan unsur lainnya, dana berfungsi untuk kemudian menghasilkan keluaran tertentu yang menunjang keberhasilan tujuan

penyelenggaraan pendidikan. Apabila dana yang diperlukan telah cukup tersedia, maka dituntut adanya pengelolaan yang cermat terhadap sumber-sumber dana. Artinya selain memikirkan berapa jumlah dana yang mencukupi kebutuhan pendidikan, perlu pula dipikirkan dari mana dana itu diperoleh. Zymelman (1975) menyatakan bahwa pembiayaan pendidikan tidak hanya menyangkut analisis sumber-sumber dana, tetapi juga menyangkut penggunaan dana-dana itu secara efisien. Oleh karena itu dana perlu dimenej dengan baik sehingga dapat membantu meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pendidikan. Artinya dengan anggaran yang tersedia dapat mencapai tujuan pendidikan yang lebih produktif, efektif, efisien dan relevan antara kebutuhan di bidang pendidikan dengan pembangunan dan masyarakat. Manajemen keuangan pendidikan lebih difokuskan dalam proses merencanakan alokasi secara teliti dan penuh perhitungan, serta mengawasi pelaksanaan penggunaan dana, baik untuk biaya operasional maupun biaya capital disertai bukti-bukti administratif dan fisik sesuai dengan dana yang dikeluarkan. b. Tujuan Manajemen Keuangan 1) Memungkinkan penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara efisien, artinya dengan dana tertentu diperoleh hasil yang maksimal atau dengan dana minimal diperoleh hasil/tujuan tertentu.

2) Memungkinkan tercapainya kelangsungan hidup lembaga pendidikian sebagai salah satu tujuan didirikannya lembaga tersebut. 3) Dapat mencegah adanya kekeliruan, kebocoran ataupun penyimpangan-penyimpangan penggunaan dana dari rencana semula. Penyimpangan akan dapat dikendalikan apabila pengelolaan diharapkan. c. Perencanaan Proses perencanaan yaitu proses penyusunan anggaran berjalan dengan baik sesuai dengan yang

mengenai rencana-rencana kebutuhan lembaga dalam suatu periode. d. Penggunaan Proses penggunaan biaya yaitu menyangkut proses dan prosedur penggunaan biaya sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. e. Pengawasan Pengawasan yaitu kegiatan pemeriksaan yang terutama

ditujukan pada masalah keuangan, antara lain untuk memperoleh kepastian bahwa berbagai transaksi keuangan dilakukan sesuai dengan rencana dan ketentuan yang berlaku.

5.

Konsep Manajemen Hubungan Masyarakat a. Pengertian Sekolah sebagai suatu system social merupakan bagian integral dari system social yang lebih besar, yaitu masyarakat. Maju mundurnya sumber daya manusia (SDM) pada suatu daerah, tidak hanya bergantung pada upaya-upaya yang dilakukan sekolah, namun sangat bergantung kepada tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan. Semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan di suatu daerah, akan semakin maju pula sumber daya manusia pada daerah tersebut. Sebaliknya, semakin rendah tingkat

partisipasi masyarakat terhadap pendidikan di suatu daerah, akan semakin mundur pula sumber daya manusia pada daerah tersebut. Oleh karena itu, masyarakat hendaknya selalu dilibatkan dalam pembangunan pendidikan di daerah. Masyarakat hendaknya ditumbuhkan rasa ikut memiliki sekolah di daerah sekitarnya. Maju-mundurnya sekolah di lingkungannya juga merupakan tanggungjawab bersama masyarakat setempat. Sehingga bukan hanya Kepala Sekolah dan Dewan Guru yang memikirkan maju mundurnya sekolah, tetapi masyarakat setempat terlibat pula memikirkannya. Untuk menarik simpati masyarakat agar mereka bersedia berpartisipasi memajukan sekolah, perlu dilakukan berbagai hal, antara lain dengan cara memberitahu masyarakat mengenai programprogram sekolah, baik program yang telah dilaksanakan, yang sedang dilaksanakan, maupun yang akan dilaksanakan sehingga masyarakat mendapat gambaran yang jelas tentang sekolah yang bersangkutan. b. Tujuan Humas Tujuan manajemen hubungan masyarakat ialah untuk

menciptakan hubungan yang harmonis antara lembaga pendidikan dengan masyarakat untuk meningkatkan kemajuan pendidikan di lembaga tersebut. Elsbree telah mengemukakan tujuan manajemen hubungan masyarakat yaitu : 1) Untuk meningkatkan kualitas belajar 2) Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat 3) Untuk mengembangkan antusiasme/ semangat saling bantu. c. Bentuk Partisipasi Berkomunikasi sampai menimbulkan relasi akhirnya diharapkan dapat membina partisipasi masyarakat. Sumbangan dalam partisipasi dapat diperinci menurut jenisnya sebagai berikut :

a.

Partisipasi buah pikiran/ ide Sumbangan pikiran, pengalaman dan pengetahuan yang diberikan dalam pertemuan, diskusi sehingga menghasilkan suatu keputusan.

b.

Partisipasi tenaga Dengan memberikan tenaga dan waktu untuk menghasilkan sesuatu yang telah diputuskan.

c.

Partisipasi keahlian/ keterampilan Dimana seseorang bertindak sebagai ahli, penasehat, resources dsb, yang diperlukan dalam kegiatan pendidikan di sekolah.

d.

Partisipasi harta benda Berupa iuran atau sumbangan, baik dalam bentuk benda atau uang secara tetap atau insidental.

6.

Konsep Manajemen Sarana dan Prasana Manajemen sarana dan prasarana dapat diartikan sebagai kegiatan menata, mulai dari merencanakan kebutuhan, pengadaan, inventarisasi, penyimpanan, pemeliharaan, penggunaan dan penghapusan serta penataan lahan, bangunan, perlengkapan, dan perabot sekolah secara tepat guna dan tepat sasaran. Sarana dan prasarana pendidikan pada dasarnya dapat

dikelompokkan dalam empat kelompok, yaitu tanah, bangunan, perlengkapan dan perabot sekolah (site, building, equipment and furniture). Site atau lahan ialah letak lokasi tanah atau suatu lahan yang telah dipilih secara seksama untuk dibangun di atasnya gedung atau suatu lembaga pendidikan. Bangunan Building berarti semua bangunan atau ruangan yang sengaja didirikan di atas lahan tersebut dan digunakan untuk kepentingan pendidikan serta menunjang kelancaran PBM. Sedangkan perabot dan perlengkapan disini berarti benda dan alat yang bergerak maupun yang tidak bergerak yang digunakan untuk menunjang

kelancaran penyelenggaraan pendidikan. Secara lebih spesifik lagi yang dimaksud dengan perlengkapan adalah perlengakapan yang digunakan bagi terselenggaranya kegiatan belajar mengajar. Sedangkan perabot atau mebeler yaitu berupa meja, kursi, rak, papan tulis dsb. Agar semua fasilitas tersebut memberikan kontribusi yang berarti pada jalannya proses pendidikan, hendaknya dikelola dengan baik. Pengelolaan yang dimaksud meliputi : (1) Perencanaan, (2) Pengadaan, (3) Inventarisasi, (4) Pemeliharaan, (5) Penggunaan, (6) Pengahapusan. a. Perencanaan Kebutuhan Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan merupakan pekerjaan yang komplek, karena harus terintegrasi dengan rencana pembangunan baik nasional, regional dan lokal. . Perencanaan ini merupakan sistem perencanaan terpadu dengan perencanaan pembangunan tersebut. Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan tergantung pada jenis program pendidikan dan tujuan yang ditetapkan. Perencanaan ini mencakup (1) Perencanaan pengadaan tanah untuk gedung/ bangunan sekolah, (2) Perencanaan pengadaan bangunan, (3) Perencanaan pembangunan bangunan, dan (4) Perencanaan pengadaan perabot dan perlengkapan pendidikan. b. Pengadaan Sarana dan Prasarana Untuk pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya untuk pengadaan tanah bisa dilakukan dengan cara membeli, menerima hibah, menerima hak pakai, menukar dsb. Dalam pengadaan gedung/bangunan dapat dilakukan dengan cara membangun baru, membeli menyewa, menerima hibah dan menukar bangunan. Untuk pengadaan perlengkapan atau perabot dapat dilakukan dengan jalan membeli. Perabot yang akan dibeli dapat berbentuk yang sudah jadi, atau yang belum jadi. Dalam pengadaan perlengkapan ini juga dapat dilakukan dengan jalam membuat sendiri atau menerima bantuan dari instansi

pemerintah di luar Depdiknas, badan-badan swasta, masyarakat, perorangan, dan sebagainya. c. Inventarisasi Sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya ada yang berasal dari pemerintah ada juga yang berasal dari usaha sendiri, seperti : membeli, membuat sendiri, sumbangan, dan sebagainya. Semua barang yang ada tersebut hendaknya diinventarisir, melalui inventarisasi

memungkinkan dapat diketahui jumlah, jenis barang, kualitas, tahun pembuatan, ukuran, harga dan sebagainya. Khususnya untuk sarana dan prasarana yang berasal dari pemerintah (milik negara) wajib diadakan inventarisasi secara cermat, dengan menggunakan formatformat yang telah ditetapkan, atau mencatat semua barang inventarisasinya di dalam Buku Induk Barang Inventaris Dan Buku Golongan Barang Inventaris. Buku inventaris ini mencatat semua barang inventaris milik menurut urutan tanggal, sedangkan buku golongan barang inventaris mencatat barang inventaris menurut golongan barang yang telah ditentukan. d. Pemeliharaan Sarana dan prasarana merupakan penunjang untuk keaktifan proses belajar mengajar. Barang-barang tersebut kondisinya tidak akan tetap tetapi lama-kelamaan akan mengarah pada kerusakan dan kehancuran bahkan kepunahan. Namun agar sarana dan prasarana tersebut tidak cepat rusak atau hancur diperlukan usaha

pemeliharaan yang baik dari pihak pemakainya. Pemeliharaan merupakan suatu kegiatan yang kontinu untuk mengusahakan agar sarana dan prasarana pendidikan yang ada tetap dalam keadaan baik dan siap dipergunakan. Menurut J. Mamusung (1991:80) pemeliharaan adalah suatu kegiatan dengan pengadaan biaya yang termasuk dalam keseluruhan anggaran persekolahan dan diperuntukkan bagi kelangsungan

building dan Equipment serta Furniture termasuk penyediaan biaya bagi kepentingan perbaikan dan pemugaran serta penggantian. J. Mamusung telah mengelompokkan, ada lima faktor yang mengakibatkan kerusakan pada bangunan, perabot dan

perlengkapan, yaitu : 1) Kerusakan dikarenakan pemakaian dan pengrusakan, baik disengaja maupun yang tidak oleh pemakai 2) Kerusakan dikarenakan pengaruh udara, cuaca, musim maupun keadaan lingkungan 3) Keusangan (out of date) disebabkan modernisasi di bidang pendidikan serta perkembangannya 4) Kerusakan karena kecelakaan atau bencana disebabkan

kecerobohan dalam perencanaan, pemeliharaan-pelaksanaan maupun penggunaan yang salah 5) Kerusakan karena timbulnya bencana alam, seperti : banjir, gempa dan sebagainya. Menurut waktunya kegiatan pemeliharaan terhadap bangunan dan perlengkapan serta perabot dapat dibedakan menjadi

pemeliharaan yang dilakukan setiap hari dan pemeliharaan yang dilakukan secara berkala. e. Penggunaan Penggunaan/ pemakaian sarana dan prasarana pendidikan di sekolah merupakan tanggung jawab pimpinan lembaga pendidikan tersebut yang bisa dibantu oleh wakil bidang sarana dan prasarana atau petugas yang berkaitan dengan penanganan sarana dan prasarana. Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan sarana dan prasarana adalah : 1) Penyusunan jadwal penggunaan harus dihindari benturan dengan kelompok lainnya.

2) Hendaklah

kegiatan-kegiatan

pokok

sekolah

merupakan

prioritas pertama 3) Waktu/jadwal penggunaan hendaknya diajukan pada awal tahun ajaran 4) Penugasan/penunjukkan personil sesuai dengan keahlian pada bidangnya, misalnya : petugas laboratorium, perpustakaan, operator komputer, dan sebagainya. 5) Penjadwalan dalam penggunaan sarana dan prasarana sekolah, antara kegiatan intra kurikuler dengan ekstra kurikuler harus jelas. f. Penghapusan Barang-barang yang ada di lembaga pendidikan, terutama yang berasal dari pemerintah tidak akan selamanya bisa digunakan/ dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan, hal ini karena rusak berat sehingga tidak dapat dipergunakan lagi, barang tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan dan kebutuhan. Dengan keadaan seperti di atas maka barang-barang tersebut harus segera dihapus untuk membebaskan dari biaya pemeliharaan dan meringankan beban kerja inventaris dan membebaskan tanggung jawab lembaga terhadap barang-barang tersebut.

7.

Manajemen Peserta Didik Menurut Langeveld (1955) Peserta didik adalah insan yang mempunyai potensi. Anak didik merupakan insane yang lemah. Oleh karena itu, harus di didik untuk memperoleh kekuatan dan

ketidakbergantungan kepada orang lain. Di pihak lain pendidik adalah insane yang mempunyai kemampuan. Manajemen Peserta Didik adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah.[1] Pengertian masuk di sini adalah sejak siswa pertama kali mendaftar di suatu sekolah

sampai ia lulus / keluar dari sekolah tersebut. Manajemen peserta didik bisa juga berarti kegiatan pencatatan siswa mulai dari proses penerimaan hingga siswa tersebut lulus dari sekolah disebabkan karena tamat atau sebab lain. Intinya manajemen pesrta didik adalah kegiatan pencatatan siswa mulai dari proses penerimaan hingga siswa tersebut lulus dari sekolah disebabkan karena tamat atau sebab lain. a. Tujuan Manajemen Peserta didik Tujuan dari manajemen Peserta didik adalah untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan

pembelajaran di sekolah dapat berjalan dengan lancer, tertib, dan teratur, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai b. Peranan Manajemen Peserta Didik Untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu dan efesien peran manajemen peserta didik perlu disusun dan dilaksanakan programprogram pendidikan yang mampu membelajarkan peseta didik secara berkelanjutan, dan dengan kualitas pendidikan yang optimal diharapakn akan dicapai keunggulan sumber daya manusia yang dapat menguasai pengetahuan, keterampilan dan keahlian sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang Selain itu peranan lain manajemen peserta didik adalah sebagai berikut:

a. b. c. d. e. f. g. h.

Penerimaan siswa baru Kegiatan kemajuan belajar Bimbingan dan pembinaan disiplin Pencatatan prestasi siswa Buku induk siswa Kehadiran siswa Mutasi siswa Papan statistik siswa

8.

Manajemen Perkantoran Manajemen perkantoran dikutipkan dalam beberapa rumusan, yaitu sebagai berikut : a. George R. Terry Manajemen perkantoran adalah perencanaan, pengendalian dan pengorganosaslan pekerjaan perkantoran, serta oenggerakan mereka yang melaksanakan agar mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan. b. William Leffingwell dan Edwin Robinson Manajemen perkantoran sebagai suatu fungsi adalah cabang dari seni dan ilmu manajemen yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan kantor secara efisien, bilamana dan dimanapun pekerjaan harus dilakukan. c. Millis Geoffrey Manajemen kantor adalah seni membimbing personil kantor dalam menggunakan sarana yang sesuai dengan lingkungannya demi mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam manajemen perkantoran terdapat berbagai fungsi yang meliputi rangkaian aktivitas antaras lain: a. b. c. Manajemen dan pengarahan Tata laksana/penyelenggaraan Pelaksana secara efisien

d. e. f. g. h. i.

Manajemen Pengawasan Pengendalian dan pengawasan Pengarahan dan pengawasan Pengarahan Perencanaan, pengendalian dan pengorganisasian Faktor-faktor menurut Edwin Robinson menyebutkan :

a. b. c. d.

Pegawai Material perlengkapan Persayaratan Metode Sedangkan fungsi-fungsi yang terkait lainnya menurut H.Mac

Donald (office management) bertalian dengan 6 hal yaitu : a. Kepegawaian perkantoran (office personel) b. Metode perkantoran (office methods) c. Perlengkapan perkantoran (office equipment) d. Faktor-faktor fisik dalam kantor (Physical factor) e. Biaya perkantoran (office costs) f. Haluan atau kebijakan perkantoran (office policies) Perincian selengkapnya mengenai cakupan bidang kerja dalam manajemen perkantoran oleh Charles O Libbey meliputi : a. Ruang perkantoran (office space) b. Komunikasi (communications) c. Kepegawaian kantor (office personnel) d. Perabotan danperlengkapan kantor (furniture and equipment) e. Peralatan dan mesin (appliance and machine) f. Perbekalan dan alat tulis (supplies and stationery) g. Metode (methods) h. Tata warkat (records) i. Kontrol pejabat pimpinan (executive controls)

BAB III LAPORAN KEGIATAN

A. Deskripsi Kegiatan Imp 1. Tahap Persiapan Dalam tahap persiapan ini meliputi beberapa kegiatan, antara lain : a. Perkuliahan Perkuliahan merupakan kegiatan dalam Internship Manajemen Pendidikan. Pada tahap ini kita dapat mengetahui apa itu Internship Manajemen Pendidikan dan bagaimana pelaksanaannya dilapangan. b. Pembentukan Kelompok Kegiatan ini dilakukan pada awal perkuliahan yang terbagi menjadi beberapa kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri dari tiga sampai empat orang, kemudian pada pertemuan berikutnya pemantapan kelompok sekaligus penentuan lokasi kegiatan

internship manajemen pendidikan oleh masing-masing kelompok. c. Pengurusan Surat Izin Kegiatan Perizinan dilakukan kepada bagian Kepegawaian dan Umum Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Luar Biasa pada tanggal 15 September 2011 pukul 10.00-11.00 surat ditujukan kepada Kepala PPPPTK TK dan PLB dan akan diberi informasi apakah diterima atau tidak pada tanggal 22 September 2011. Pada tanggal 22 September kami diberitahu oleh pihak PPPPTK TK dan PLB bahwa kami diterima untuk melakukan internship di lembaga ini. d. Penyusunan Program Kerja Kelompok kami menyusun suatu program kerja/kegiatan yang meliputi ruang lingkup bidang garapan manajemen pendidikan. Selanjutnya agar pihak lapangan mengetahui program-program apa

saja yang akan interner lakukan, maka kami mengajukan program kerja kepada lembaga terkait untuk meminta persetujuannya.

2.

Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan IMP dilaksanakan pada tgl 6 Oktober 2011, kami diberi izin melaksanakan kegiatan IMP sampai dengan tanggal 9 Desember 2011. Kegiatan awal yang kami lakukan yaitu bersosialisasi dan konfirmasi kegiatan kepada lembaga, mengenai waktu telah disepakati bahwa kami melaksanakan kegiatan hanya pada hari Rabu, Kamis dan Jumat. Kami dibagi kedalam tiga bidang. Bidang yang pertama adalah bidang Data dan Informasi, kemuadian yang kedua adalah bidang Kepegawaian dan bidang yang ketiga adalah bidang Penyelenggaraan. Setiap satu bulan sekali kita sebagai interner melakukan pergantian tempat (rolling) agar para interner mendapatkan pengalamannya masing-masing pada bagian-bagian yang telah

disebutkan di atas.

3.

Hasil Yang Diperoleh a. Profil Lembaga 1) Nama Lembaga Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-Kanak dan

Pendidikan luar Biasa (P4TK TK & PLB) 2) Alamat Jl. Dr cipto No 9 Bandung, Telp. (022) 4230068-4237041,Fax. (022) 2430068, Laman: www.tkplb.org 3) Sejarah PPPPTK TK dan PLB Bandung merupakan PPPPTK tertua diantara 12 PPPPTK yang ada di Indonesia. Awal mulanya merupakan Balai Kursus Tertulis Pendidikan Guru (BKTPG) yang didirikan pada tanggal 2 Juli 1950. Kemudian BKPTG

mengalami lima kali perubahan nama, yaitu Balai Pendidikan Guru (1954), Pusat Penelitian Kurikulum Metodik dan Didaktik (1967), Balai Pendidikan Guru (1970), Balai Penataran Guru Nasional Tertulis (1977), Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) Tertulis Bandung (1979), sebelum akhirnya berubah menjadi Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Luar Biasa (PPPPTK TK dan PLB) pada 8 Maret 2010 melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 8 tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Rincian tugas PPPPTK TK dan PLB selanjutnya mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 50 tahun 2008 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Lingkungan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Setelah keluarnya Peraturan Presiden Nomor 47 tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerin Negara, status serta tugas pokok dan fungsi PPPPTK TK dan PLB tidak mengalami perubahan. Seiring dengan mulai diberlakukannya Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 134/M/2010 Tentang Satuan Kerja Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2011, telah terjadi restrukturisasi organisasi di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional yang menempatkan PPPPTK sebagai unit pelaksana teknis dibawah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan.

4) Visi Menjadi lembaga profesional dan inspiratif bagi peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Luar Biasa 5) Misi a) Mengembangakan mutu sumber daya internal b) Mengembangkan kemitraan di tingkat Nasional dan Internasional c) Mengembangkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan TK dan PLB melalui sistem pelayanan prima d) Mengembangakan sistem dan model pembelajaran melalui ICT e) Melakukan pengkajian, penelitian, dan pengembangan di bidang kependidikan 6) Tugas Pokok Melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan

kependidikan untuk meningkatkan mutu dan kompetensi kerja Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) dalam kaitannya dengan usaha peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam lingkup Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan luar biasa (TK dan PLB). 7) Fungsi a) Penyusunan program pengembangan dan pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan TK dan PLB. b) Pengelolaan Data dan Informasi peningkatan kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan TK dan PLB. c) Fasilitasi dan pelaksanaan peningkatan kompetensi

Pendidik dan Tenaga Kependidikan TK dan PLB. d) Evaluasi program dan fasilitas peningkatan kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan. e) Pelaksanaan urusan administrasi PPPPTK TK dan PLB.

8) Nilai Budaya Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai landasan kerja dan inovasi 9) Nilai Inti Jujur, Tanggung jawab, Kerjasama, Disiplin

b.

Deskripsikan Manajemen Pendidikan Garapan) 1)

Lembaga (Per Bidang

4.

Tahap Evaluasi

B. Permasalahan Dan Alternatif Pemecahan Masalah 1. Permasalahan 2. Alternatif Pemecahan Masalah BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN B. SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN