laporan identifikasi kapang dan khamir

11
Laporan Identifikasi kapang dan khamir BAB I PENDAHULUAN I.1 Prinsip Percobaan Pertumbuhan kapang dan khamir dalam media yang sesuai II.2 Tujuan Percobaan Mengetahui jumlah koloni dan identifikasi kapang dan khamir yang terkandung atau terdapat dalam sample.

Upload: aqmar-sajidah-luthfiana-soebaredja

Post on 10-Aug-2015

796 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Identifikasi Kapang Dan Khamir

Laporan Identifikasi kapang dan khamir

BAB IPENDAHULUAN

I.1 Prinsip PercobaanPertumbuhan kapang dan khamir dalam media yang sesuai

II.2 Tujuan PercobaanMengetahui jumlah koloni dan identifikasi kapang dan khamir yang terkandung atau terdapat dalam sample.

Page 2: Laporan Identifikasi Kapang Dan Khamir

BAB IILANDASAN TEORI

II.1 Teori DasarSelain bakteri, di dalam air limbah juga kerap ditemukan pertumbuhan mikrorganisme lain seperti :

kapang, khamir dan protozoa dengan jumlah yang lebih terbatas dibandingkan dengan bakteri.Secara makroskopis, adanya pertumbuhan kapang atau khamir lebih mudah dikenali, walaupun

untuk memastikan identitasnya harus dilakukan juga beberapa percobaan yang lebih spesifik. Teknik identifikasi untuk kapang dan khamir yang sering dilakukan dan dapat diandalkan adalah pengamatan makroskopis terhadap pertumbuhannya dan mikroskopis denagn melihat cirri spesifik sporanya melalui percobaan “moist chamber”.

Hasil pengamatan kedunya kemudian dirujuk kepada pustaka, sehingga ditemukan jenis kapang atau khamir yang ditemukan.

Page 3: Laporan Identifikasi Kapang Dan Khamir

II.2 Teori TambahanBanyak istilah yang dipergunakan untuk menyebut jamur atau fungi, seperti cendawan, kapang,

lapuk atau khamir. Jamur yang berbentuk filament disebut kapang, sedangkan khamir biasanya untuk sebutan yang uniseluler dan yang lebih mencolok penampilannya disebut jamur, misalnya jamur merang, jamur kelentos, dan jamur hijau. Untuk mempermudah menyebut digunakan satu kata nama yaitu fungi. Fungi berasal dari bahasa yunani yaitu mykes yang berarti jamur atau fungi.

Berikut merupakan ciri-ciri fungi :• Merupakan organisme yang tidak berklorofil, oleh karena itu bersifa heterotrof. Hidup sebagai parasit, saprofit, dan ada pula yang bersimbiosis.• Bersifat eukarion (mempunyai inti yang sejati), yaitu materi inti dibungkus olah membran inti.• Ada yang bersel tunggal dan ada pula yang bersel banyak, yang bersel banyak berbentuk benang atau filamen. Berdasarkan sifat tersebut ukuran jamur sangat bervariasi dari yang sangat kecil (mikroskopis) sampai yang berukuran cukup besar (makroskopis).• Berkembang biak secara vegetatif dan generatif.• Menyenangi lingkungan yang agak asam, kurang cahaya, terutama di tempat-tempat lembab yang mengandung zat organik. Fungi hidup di dalam tanah, pada tubuh manusia, binatang, atau tumbuhan yang hidup atau mati, bahkan pada pakaian, sepatu, atau makanan.Fungi yang bersel banyak tubuhnya tersusun dari benang-benang yang disebut hifa, yang berdiameter 5-10 mikrometer. Hifa dapat bercabang-cabang membentuk anyaman yang disebut miselium. Pada beberapa fungi, dinding sel atau dinding hifa mengandung selulosa, tetapi pada umumnya terutama terdiri atas nitrogen organik, yaitu kitin.Pada umumnya fungi lebih tahan terhadap lingkungan yang kurang menguntungkan dibandingkan dengan mikroorganisme lainnya. Khamir dapat tumbuh dalam kisaran suhu yang luas, fungi saprofit mempunyai optimum 22-30oC, sedangkan fungi patogen mempunyai suhu optimum 30-37oC. Beberapa spesies fungi dapat tumbuh pada suhu 0oC, dengan demikian dapat menyebabkan kerusakan pada bahan makanan yang disimpan dalam lemari pendingin.Beberapa jenis fungi dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Manfaatnya antara lain dapat dimakan, sebagai bahan pengolahan makanan, menghasilkan antibiotik, dan sebagai pengurai dalam ekosistem. Tetapi tidak sedikit spesies fungi yang merupakan penyakit, misalnya pada tumbuhan, hewan, dan manusia.

Pengamatan Bentuk KapangKapang merupakan kelompok fungi yang mempunyai filamen (miselium) dan pertumbuhannya

pada makanan mudah dilihat karena penampakannya pada makanan yang berserabut seperti kapas , warnanya putih hingga berbagai warna (bila spora sudah tumbuh) tergantung spesies.

Pengamatan pada kapang dilakukan dengan metode Moist Chamber. Caranya adalah pertama membersihkan gelas objek dengan kapas yang sudah diberi alcohol 70% kemudian dikeringkan. Tujuan daripada penggunaan alkohol adalah untuk meminimalisir mikroorganisme lain. Cawan petri dialasi kertas saring. Dalam cawan petri ini diletakkan gelas objek dan kaca penutup. Alat ini kemudian disteril. Kemudian meneteskan media agar PDA sebanyak 2 tetes yang agak melebar sehingga nanti dapat dipotong 1/3 bagiannya, dan didiamkan hingga membeku. Setelah agar membeku potong 1/3 bagian PDA tersebut dengan ose, sisihkan yang 1/3 dan PDA yang digunakan adalah 2/3 bagian. Ambil Rhizopus sp satu ose untuk dilekatkan pada sisi PDA yang telah beku. Pada saat pengambilan kapang dijumpai kesulitan karena kapangnya sulit diambil dan terlelu melekat pada akar. Sehingga kita mendapatkan kapang yang kurang bagus berwarna kehitaman. Mengoleskan vaselin pada 4 bagian sisi kaca penutup dengan bagian yang diberi vaselin tepat diatas agar yang telah ditanami, hal ini bertujuan untuk

Page 4: Laporan Identifikasi Kapang Dan Khamir

memberikan suasana aerob dan vaselin berguna untuk penyanggah kaca penutup agar tidak tertempel dengan media agat dan bakterinya. Untuk memberikan suasana lembab, aquades steril diteteskan ke atas kertas saring yang ada didalam cawan petri tadi. Mikrokultur tadi dieramkan selama 2 hari pada suhu kamar karena kebanyakkan kapang bersifat mesofilik dan suhu optimum pertumbuhan untuk kebanyakan kapang adalah sekitar 25-30C. Setelah dua hari kapang diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 10x. Hasil yang didapat adalah kapang terdiri dari hifa (miselium), berwarna putih , spora, sporangium dan sporangiophora. Namun tak jarang miselium atau susunan spora menjadi pecah atau terputus sehingga penampakan di mikroskop kelihatan membingungkan.

Pengamatan KhamirKhamir tergolong fungi uniseluler. Sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi, yaitu dengan panjang 1-

5 m sampai 20-50 m, dan lebar 1-10 . Reproduksi khamir terutama dengan cara perunasan. Dalam pengolahan pangan, khamir banyak digunakan untuk pembuatan roti, bir, wine,vinegar, dan pematangan keju.tetapi khamir juga dapat menyebabkan kerusakan pada sauerkraut, sari buah, dll.

Sulit membedakan antara khamir dengan bakteri pada medium agar, terkecuali kita melihatnya dengan menggunakann mikroskop.

BAB IIIMETODOLOGI PERCOBAAN

III.1 Alat-alat & Bahan- bahan PercobaanNo. Nama Alat/ Bahan Jumlah/ Kelompok1 Kaca obyek + tutup 2 set2 Cawan Petri 2 set3 Tissu Secukpnya4 Air suling Secukupnya5 Media SDA steril 1 mL

Page 5: Laporan Identifikasi Kapang Dan Khamir

6 Vaselin Secukupnya7 Pisau/ cutter 1

III.2 Prosedur Percobaan1.       Pengamatan Makroskopis         Isolate sampel yang telah diperoleh disiapkan dari pertumbuhan koloni pada media SDA. Gambar atau

foto yang telah dibuat, kemudian diamati: warna, bentuk pertumbuhan, bentuk spora dan cirri lain yang spesifik.

         Hasil pengamatan makroskopis dicatat         Catatan: Pertumbuhan kapang dapat ditentukan berdasarkan adanya spora seperti benang-benang atau

bulu halus, sedangkan pertumbuhan khamir terlihat seperti lendir dan mengkilat.2.       Pengamatan Mikroskopis         Cawan petri disiapkan dan ditempatkan 2-3 lapis tissue didalamnya, kemudian tissue diteteskan dengan

air suling sampai kondisi lembab (tidak boleh terlalu basah ).

         Kaca obyek diletakkan dan tutupnya diatas tissue basah.         Cawan petri yang telah berisi tissue lembab, kaca obyek + tutupnya disterilisasi dalam autoklaf.         Media SDA steril diteteskan sedikit pada bagian tengah kaca obyek dan dibiarkan menjadi padat.         Media SDA padat dibelah menjadi 2 bagian dengan cutter yang telah diflambir.         Isolate/ spora kapang atau khamir diletakkan pada bagian belahan tadi.         Bagian belahan media ditutup dengan kaca penutup yang telah diolesi vaselin pada ke-3 sisinya. Vaselin

diusahakan agar tidak menyentuh spora.         Pembahasan tissue yang menjadi alas kaca obyek dilakukan secara berkala.         Mikrokultur ini diinkubasi pada suhu kamar selama 24-48 jam.         Hasilnya dilihat dibawah mikroskop         Lakukan pencatatan dan pembuatan foto.         Kapang atau khamir diidentifikasi dengan cara hasil pengamatan diatas dibandingkan dengan buku

rujukan.

Page 6: Laporan Identifikasi Kapang Dan Khamir

BAB IVHASIL PERCOBAAN

IV.I Data Percobaan

No. Makroskopis Mikrokospis

1

Kapang :Keterangan: spora seperti benang-benang/ bulu

halus berwarna putih pada kaca obyek

Keterangan: fibrin lebih jelas terlihat.Dan berdasarkan pengamatan yang terlihat dapat diidentifikasikan termasuk jenis jamur dermatofita.

2. Khamir

Keterangan: seperti lendir dan mengkilap berwarna krem

Keterangan:Berdasarkan pengamatan yang terlihat,dapat diidentifikasikasikan termasuk jenis jamur Nocardia asteroids, Nocardia brasiliensis

IV.II PEMBAHASANTahap pertama dilakukan sterilisasi pada cawan Petri yang berisi tissue lembab, kaca objek beserta

cover glass di dalam autoklaf pada suhu 121˚ selama 15 menit pemberian tissue lembab disini agar memudahkan pengambilan kaca obyek dari cawan Petri pada sat akan pengecekan secara mikroskop. Tissue lembab disini diumpamakan sebagai lingkungan untuk hidup mikroorganisme kapang dan khamir.

Tahap kedua yaitu pemberian media SDA steril pada bagian tengah kaca obyek dan dibiarkan menjadi padat dahulu. Jika diberikannya sebelum padat dan masih panas, kemudian kapang dan khamir tidak akan tumbuh.

Tahap selanjutnya adalah membelah media SDA padat menjadi 2 bagian dengan banduan cutter yang telah diflambir. Tujuannya agar mikroba yang terdapat di cutter mati dan cutte dalam keadaan antiseptis.

Langkah selanjutnya meletakan isolate/spora kapang/khamir pada bagian belahan tadi menggunakan kawat ose bulat untuk memudahkan penempelan isolate pada media.

Langkah selanjutnya menutup bagian belahan mediadengan cover glass yang diolesi vaselin pada ketiga sisinya, serta mengusahakan vaselin tidak menyentuh spora. Agar dapat tumbuh dan berkembnag biak, saat pemberian Vaseline tidak perlu terlalu banyak, cukup sedikit saja asal permukaan cover glass menempel dan tidak mudah lepas. Jika terlalu banyak akan menyulitkan pada saat pengamatan mikroskopik.

Kemudian cawan tersebut diinkubasi dalam inkubator suhu kamar selama 3 hari baru bisa diamati secara makroskopis maupun mikroskopis.

Page 7: Laporan Identifikasi Kapang Dan Khamir

Pengamatan secara makroskopis didapatkan pertumbuhan kapang yang ditentukan adanya spora seperti benang-benang atau bulu halus. Sedangkan khamir terlihat seperti lender yang mengkilat bewarna kekuningan. Pengamatan secara mikroskopik dapat dilihat pada mikroskop, terdapat hifa yang tampak lebih jelas dalam kapang.

BAB VKESIMPULAN

Dari hasil percobaan yang telah dilakukandapat disimpulkan :         Identifikasi kapang dan khamir dilakukan dengan pengamatan makroskopis terhadap pertumbuhannya.

Dan dalam percobaan ‘moist chamber’ untuk melihat ciri spesifik sporanya dengan pengamatan mikroskopis.

         Pada pengamatan makroskopis, pertumbuhan kapang dapat ditentukan berdasarkan adanya spora seperti benang-benang / bulu halus, sedangkan pertumbuhan khamir terlihat seperti lendir dan mengkilat.

         Pada pengamatan mikroskopis dalam uji ‘moist chamber’ didapatkan bahwa kapang teridentifikasikan termasuk dalam jenis jamur Dermatofita seperti pada gambar 16. Sedangkan khamir teridentifikasi termasuk dalam jenis jamurNocardia asteorides, Nocardia brasiliensis. Seperti pada gambar 22 berdasarkan buku pustaka yang tersedia.

Page 8: Laporan Identifikasi Kapang Dan Khamir

DAFTAR PUSTAKA

         Pelczar, M.J. and E.C.S Chan, Dasar-dasar Mikrobiologi, jilid 1 dan 2, terjemahan Ratna Siri Hadioetomo dkk. , UI-Press, Jakarta, 2005

         http://renataemily.wordpress.com/ (pukul 17.30)         Ketchum, Paul A., Microbiology, Concepts and applications, John Willey and Sons, Singapore, 1988.

Page 9: Laporan Identifikasi Kapang Dan Khamir

LAMPIRAN

1.       Apakah perbedaan makroskopis kultur kapang dan khamir ?

Jawab : Kultur kapang adanya spora seperti benang – benang atau bulu halus, sedangkan khamir adanya lendir yang mengkilat

2.       Ingatkan saudara kondisi optimal pertumbuhan yang diperlukan oleh kapang dan khamir ? Jelaskan dengan singkat.

Jawab : Kapang di inkubasi pada suhu 20 – 250C selama 5-7 hari, sedangkan khamir 30-350C selama 3 hari.

3.       Apakah fungsi tissue lembab pada percobaan ‘ moist chamber’?

Jawab : Untuk merekatkan cawan petri dan kaca objek pada saat disterilisasi dan di inkubasi, agar cawan petri dan kaca objek tidak bergeser.

4.       Bagaimanakah cara sterilisasi cawan petri yang berisi tissue dan kaca obyek?

Jawab :

a. cawan petri yang tidak steril disiapkan, kemudian dilapisi tissue 2-3 lembar. Tissue tersebut dibasahi dengan aquadest sampai semua permukaan tissue lembab (tidak boleh terlalu basah)

b. kaca obyek beserta cover glass diletakkan di atas tissue basah.

c. cawan petri yang sudah berisi kaca obyek di atas permukaan tissue basah tersebut dibungkus dengan kertas sampul lalu disterilisasi di dalam autoklaf selama 15 menit dengan suhu 121˚C

5. dari percobaan ‘moist chamber’, dapatkah saudara bedakan ciri pertumbuhan kapang dan khamir?

Jawab :

Kapang merupakan kelompok fungi yang mempunyai filamen (miselium) dan berserabut seperti kapas , warnanya putih hingga berbagai warna (bila spora sudah tumbuh) tergantung spesies.

Khamir tergolong fungi uniseluler. Sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi, yaitu dengan panjang 1-

5 m sampai 20-50 m, dan lebar 1-10. Penampakan yang terlihat khamir itu berlendi