laporan hasil penelitian oleh: fatriani, s.hut, mp fakultas

40
LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS KEHUTANAN JURUSAN TEKNOLOGI HASIL HUTAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2009 STRUKTUR ANATOMI SERAT PELEPAH DAN TANDAN KOSONG NIPAH (Nypa fruticans Wurb) SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN BAKU PULP DAN KERTAS DARI DESA PENYOLONGAN, KABUPATEN TANAH BUMBU, KALIMANTAN SELATAN

Upload: donga

Post on 31-Dec-2016

236 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

LAPORAN HASIL PENELITIAN

Oleh:

Fatriani, S.Hut, MP

FAKULTAS KEHUTANAN

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL HUTAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2009

STRUKTUR ANATOMI SERAT PELEPAH DAN TANDAN KOSONG NIPAH

(Nypa fruticans Wurb) SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN BAKU PULP DAN

KERTAS DARI DESA PENYOLONGAN, KABUPATEN TANAH BUMBU,

KALIMANTAN SELATAN

Page 2: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

PRAKATA

Dengan memanjatkan Puji dan Syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha

Kuasa atas berkat Rahmat dan HidayahNya jualah maka pelaksanaan dan

penyusunan laporan penelitian dengan judul “Struktur Anatomi Serat Pelepah

dan Tandan Kosong Nipah (Nypa fruticans Wurb) Sebagai Alternatif Bahan Baku

Pulp dan Kertas dari desa Penyolongan, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan

Selatan” ini dapat diselesaikam

Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Lembaga Penelitian Universitas Lambung Mangkurat yang telah

memberikan kesempatan kepada Peneliti untuk melaksanakan

Kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi.

2. Dekan Fakultas Kehutanan dan Ketua Jurusan Teknologi Hasil Hutan

yang telah memberikan dukungan sehingga dapat melaksanakan

penelitian ini.

3. Semua fihak yang membantu dalam pelaksanaan penelitian

Semoga laporam Penelitian ini bermanfaat dalam menambah

wawasan khususnya tentang pemanfaatan sumber daya alam sehingga

sumber daya alam tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal.

Banjarbaru, Mei 2009

P e n u l I s

Page 3: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

H|llIAN PEIGEB NAT'

sh*id A..ldl S.nil P€LIEh d.n T€nd€n K@ngNimh (,\tt rh,ta@vl,lrtt)S€06@ AndE raaha6.tu Pulp d.n |/tti6 rt d rt* Per'tokng*,lcblc.Gn T.Eh Bufrbu. r€|imda. Selalan

K.hul.n.n/Jutu .n T6knolog l HEel HulahJli. A.Yml KM 36, Brnjalbrru(051 1) ,1772200 / (0511) 4?72290Kmp Sory. K€.€na Srok C1, Ba.larbatuoa524a2gt21a

2,

3.

D€E PdFL.ge, T.n.h Amb!, Kalsd

B.nt€rb€tu Mei 2009

NlP. r€€€02231S93022@1

6ffi6 t t-c!

Page 4: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEHUTANAN

Nomor ff H8.124KP|2OOS

Yang b.nanda tangan di bdah inil

O6ng.n ini m@bod iuoas k.pada :

104900111975031001P.mblm tl.mr M.dya,lv-c

Fakurs Kehdanan Univdii.E kBbnq

F6kulta3 Kehubn.n Unive6itas L.mbng

: O@ Ponrclmg.n, Ta€h Aumbr.r Molakukan Pengrmbilan *mpl€ Nipah

D.m'L.n sd rues D'nd In d'k lg4€n untuk d.krmkF :€6.s!irun. mdiny.

{"ffi09111975031001

Page 5: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

DAFTAR ISI

Halaman

PRAKATA ...................................................................................... i

DAFTAR ISI …………………………………………………………… ii

DAFTAR TABEL ........................................................................... iii

I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

II. TINJAUAN PUSTAKA ..........………………………………………… 3

A. Anatomi Kayu …………………………………………………… . 3

B. Syarat Bahan Baku Pulp dan Kertas ....................................... 4

C. Tumbuhan Nipah (Nypa fructicans Wurb) .............................. 5

D. Maserasi ................................................................................ 10

III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ....................................... 11

A. Tujuan Penelitian .................................................................... 11

B. Manfaat Penelitian ................................................................ 11

IV. METODE PENELITIAN……………………………………..... ....... 12

A. Tempat dan Wakru . ............ …………………………………… 12

B. Bahan dan Peralatan ..…………………………………………… 12

C. Prosedur Penelitian …………………………………….................. 12

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 15

A. Hasil ....................................................................................... 15

B. Pembahasan ........................................................................... 16

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 23

A. Kesimpulan ............................................................................ 23

B. Saran ..................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 25

Page 6: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Persyaratan dan nilai turunan serat kayu sebagai bahan baku Pulp dan kertas …… …………………………... ........................ 5 2. Rerata dimensi serat pelepah Nipah ....................................... 14 3. Dimensi serat pelepah Nipah setelah dikalibrasi dengan faktor koreksi alat ……….………………................................. 14 4. Rerata dimensi serat tandan kosong Nipah ............................ 15 5 Dimensi serat tandan kosong Nipah setelah dikalibrasi Dengan faktor koreksi alat ……………................................. 16

Page 7: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

I. PENDAHULUAN

Kebutuhan akan bahan baku pulp dan kertas setiap tahun selalu

meningkat, untuk memenuhi bahan baku tersebut telah dilaksanakan

program pembangunan Hutan Tanaman Industri, namun demikian hal ini

belum mampui sepenuhnya menjamin dipenuhinya kebutuhan bahan baku

tersebut, khususnya ketersediaan dan kontinuitasnya. Sehubungan dengan

hal tersebut di atas maka untuk memenuhi permintaan akan kertas perlu

dicari solusi yang kiranya dapat menanggulangi masalah tersebut, antara lain

dengan mencari sumber-sumber tanaman baru yang cukup mempunyai

kandungan selulosa atau unsur-unsur yang dapat diolah menjadi alternatif

bahan baku dalam pembuatan kertas, terutama yang berasal dari hasil

hutan non kayu.

Kebutuhan akan bahan kertas bagi Indonesia terutama dipenuhi oleh

bahan-bahan yang telah dibudidayakan seperti Pinus, bahan baku tersebut

tentunya suatu saat nanti pasti akan berkurang, sehubungan dengan hal

tersebut untuk memenuhi permintaan akan kertas dicari solusi-solusi yang

dapat menanggulangi masalah tersebut, yaitu dengan mencari sumber-

sumber tanaman baru yang cukup mempunyai kandungan unsur-unsur yang

dapat diolah menjadi alternatif bahan baku dalam pembuatan kertas,

sehingga hasil hutan non kayu dapat dimanfaatkan secara optimal.

Salah satu usaha tersebut adalah dengan penggunaan pelepah dan

tandan kosong tumbuhan nipah. Bagian pelepah dan tandan kosong ini

dianggap paling penting dalam penganekaragaman bahan baku pulp dan

kertas. Pelepah dan tandan kosong nipah mengandung selulosa yang dapat

Page 8: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

2

dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pulp (Rachman dan Sudarto,

1991).

Pemanfaatan Nipah selama ini hanya pada daun untuk bahan

pembuatan atap, oleh karena itu perlu adanya pemanfaatan pelepah dan

tandan kosong sebagai alternatif bahan baku pulp dan kertas. Saat ini

mungkin belum ada masyarakat yang memanfaatkan pelepah dan tandan

kosong tumbuhan Nipah tersebut, oleh karena itu perlu dilakukan pengkajian

tentang anatomi dari pelepah dan tandan kosong sehingga bisa

dimanfaatkan sebagai bahan baku pulp dan kertas.

Di Kalimantan Selatan penyebaran nipah terdapat di Kab. Pulau Laut,

Kab. Tanah Bumbu, kab. Tanah Laut. Kab Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai

Tengah. Potensi nipah yang besar belum dimanfaatkan secara optimal,

padahal hampir semua bagian dari tumbuhan ini bisa di manfaatkan,

Menurut kasmudjo (1989), informasi struktur anatomi sangat penting

untuk melihat apakah kayu/tumbuhan tersebut cocok untuk bahan baku pulp

dan kertas. Informasi struktur anatomi kayu tersebut adalah informasi

mengenai dimensi serat kayu yaitu ukuran panjang serat, diameter serat dan

tebal dinding serat.

Berdasarkan hal inilah maka penelitian mengenai masalah tersebut

perlu dan bermanfaat dilakukan, yang mana dari hasil penelitian ini akan

diperoleh data dasar atau data acuan untuk menentukan apakah tumbuhan

tersebut cocok untuk bahan baku pulp dan kertas.

Page 9: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Anatomi Kayu

Serat/fiber menurut Fahn (1994) adalah suatu sel-sel panjang dan

sempit dengan ujung tiru-tiru sel kadang-kadang bercabang. Menurut

Loveless (1991) pengertian serat adalah sel-sel yang panjang, sempit

berujung runcing.

1. Panjang serat

Panjang serat berpengaruh pada kekuatan sobek, kekuatan jebol,

lipat dan tarik. Semakin panjang serat kayu maka semakin baik untuk bahan

baku pulp dan kertas karena serat yang panjang dapat memberikan

kekuatan sobek yang tinggi dan juga memberikan kekuatan jebol, lipat dan

tarik yang tinggi (Hendarto, 1976). Panjang serat juga erat hubungannya

dengan kekuatan kertas yang dihasilkan juga berpengaruh pada

kemudahan-kemudahan dalam pencucian dan penyaringan pulp.

Walaupun serat yang panjang akan menghasilkan kertas yang kuat

dan baik tetapi diameter dan tebal dinding mempunyai hubungan satu sama

lain yang kompleks.

Panjang serat pelepah nipah (Seliati, 2007) adalah 1826,3330 mikron dan

tandang kosong adalah 1293,7330 mikron

2. Diameter serat

Diameter serat mempengruhi kekuataan pulp pada saat pencucian,

penyaringan, pembentukan lembaran, ikatan antar serat, kekuatan serat dan

mobilitasnya. Serat berdiameter kecil dan berdinding tipis lebih baik bagi

pembentukan lembaran maupun bagi kekuatan kertas (Soenardi, 1976).

Page 10: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

4

Secara umum serat berdiameter lebih kecil lebih mudah dijadikan bahan

kertas yang tipis dengan kekuatan yang baik. Semakin tipis dinding serat

semakin baik untuk digunakan sebagai bahan baku pulp. Diameter serat

pelepah (Seliati, 2007) adalah 558,6363 mikron, tandan kosong adalah

426,3636 mikron.

3. Tebal dinding serat

Tebal dinding serat mempengaruhi rendemen pulp dan kertas, bentuk

lembaran kertas yang dihasilkan, kekuatan sobek, keadaan permukaan

kertas, kadang-kadang kekuatan jebol, tarik dan lipat dari kertas yang

diperoleh.

4. Struktur anatomi lainnya

Struktur anatomi lainnya yang sangat menentukan baik tidaknya

digunakan untuk pembuatan pulp dan kertas adalah perhitungan nilai

turunan serat yang meliputi runkel ratio (perbandingan runkel), felting power

(kekuatan tekan), muhlstpeh ratio (perbandingan muhlstpeh), flexibility ratio

(perbandingan flexibilitas), coefficient of rigidity (koefisien kekakuan).

Persyaratan dan nilai turunan serat dapat menentukan kualita serat tersebut

sehingga dapat dijadikan acuan bahan baku pulp, hal ini disajikan pada tabel

berikut.

B. Syarat Bahan Baku Pulp dan Kertas

Bahan baku utama pulp dan kertas adalah kayu. Menurut Theo dkk

(2005) sangat banyak jenis kayu yang dapat digunakan sebagai bahan baku

pul dan kertas, baik dari jenis kayu daun lebar maupun daun jarum yang

berasal dari hutan alam maupun tanaman.

Page 11: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

5

Kayu sebagai bahan baku pulp dan kertas mempunyai sarat-syarat

tertentu. Soenardi (1976), menyatakan bahwa syarat utama kayu sebagai

bahan baku kertas adalah kayu tersebut harus mengandung banyak serat.

Kasmudjo (1989), mengemukakan bahwa informasi struktur anatomi

sangat penting untuk melihat apakah kayu tersebut cocok untuk bahan baku

pulp dan kertas. Informasi tersebut adalah mengenai dimensi serat kayu

(ukuran panjang serat, diameter serat dan tebal dinding serat).

Tabel 1. Persyaratan dan nilai turunan serat kayu sebagai bahan baku pulp dan kertas

N a m a Kelas I

Syarat nilai Kelas II

Syarat nilai Kelas III

Syarat nilai Kelas IV

Syarat nilai Fiber lenght >2.200 100 1.600-2.200 75 900-1.600 50 <900 25

Runkel ratio 0.25 100 0.25–0.50 75 0.50-1.00 50 > 1.00 25

Felting power > 9 100 70 – 90 75 40 – 70 50 < 40 25

Muhlstpeh ratio < 30 100 30 – 60% 75 60 – 80% 50 > 80% 25

Flexibility ratio >0.80 100 0.60–0.80 75 0.40–0.60 50 < 0.40 25

Coefficient of rigidity

<0.10 100 0.10–0.15 75 0.15–0.20 50 > 0.20 25

C. Tumbuhan Nipah (Nypa fructicans Wurb)

1. Sifat Botanis Indonesia sebagai negara yang terletak di daerah tropis memiliki areal

hutan payau yang luas dan banyak ditumbuhi Nipah (Nyfa fruticans Wurmb)

yang tersebar di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Maluku dan Irian Jaya.

Perkiraan luas hutan dari berbagai ahli memberikan angka yang berlainan.

Johanes (1978) memperkirakan luas hutan Nipah di Indonesia mencakup

seluas 1 juta Ha. Di pihak lain Davis (1986) memberikan angka lebih rendah

yaitu sekitar 700.000 Ha.

Page 12: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

6

Pohon Nipah termasuk tumbuhan yang dapat bertahan hidup dalam

kondisi lingkungan apapun. Misalnya, apabila musim kemarau tumbuhan ini

masih dapat mempertahankan kehidupannya di air asin. Dengan

berkembang biak secara vegetatif, Nipah dapat menambah populasinya

hingga berjumlah ratusan pohon. Sehingga tak jarang orang desa menyebut

tempat berkembang biaknya dengan sebutan pulau Nipah.

Buah Nipah (Nyfa fruticans Wurmb) merupakan hasil hutan yang

sifatnya musiman dengan buah yang melimpah setiap musimnya. Nipah

adalah salah satu sumber daya alam Indonesia yang tampak mempunyai

potensi yang besar namun belum dimanfaatkan secara optimal.

Pohon Nipah (Nyfa fruticans Wurmb) dikenal dengan bermacam-

macam nama sesuai dengan nama daerah. Pohon Nipah merupakan pohon

sejenis palam yang mirip dengan pohon Sagu maupun pohon Enau (Aren),

tidak berduri dan tidak berbatang dan tumbuhnya merumpun. Pohon Nipah

pada umumnya hidup di sepanjang rawa-rawa air payau, di muara-muara

sungai juga di daerah pasang surut. Pohon Nipah ini cocok dengan kondisi

tanah masam atau ber-pH rendah.

Daun-daunnya semua timbul pada rimpang mendatar yang terbenam

didalam tanah berlumpur. Tumbuhan ini berdaun sirip tegak yang tingginya

sampai 6 meter dengan ujung yang lancip, ibu tulang daun pada sisi bawah

dengan sisik berbentuk garis, lemas dan berpasangan. Ciri-ciri lain buah ini

mempunyai daun yang lebarnya sekitar 3 – 5 cm dan panjang 3 – 6 cm.

Perbungaannya terletak di ujung batang berupa kumpulan bunga yang

bersatu membentuk sebuah kepala. Tongkol bunga bercabang 2 – 3 kali,

Page 13: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

7

dengan banyak pelepah daun tegak berwarna orange. Bunga Nipah tumbuh

vertikal terletak dalam satu pohon, terdiri dari bunga jantan dan bunga

betina, dimana bunga betina berada di tengah dikelilingi dua tangkai bunga

jantan. Bulir jantan dalam jumlah kecil terdapat pada ujung ranting, panjang

lebih kurang 5 cm. Bulir betina satu, bulat peluru, berbentuk bongkol pada

ujung tangkai. Bunga jantan tidak memiliki nektar dan penyerbukannya

dilakukan oleh serangga antara lain semut, lebah madu dan lalat buah.

Tumbuhan Nipah pada umumnya tidak begitu tinggi, mempunyai buah

yang bertandan-tandan dengan berat sekitar 20 – 25 kg dan bersifat

musiman. Masing-masing tandan mempunyai sekitar 40 – 60 buah Nipah

yang kulit luarnya berwarna coklat tua. Buah Nipah ini sifatnya sangat keras

seperti buah kelapa yang terdiri dari sabut, tempurung dan daging buah.

2. Manfaat Nipah

Nipah adalah salah satu jenis sumber daya hutan non kayu yang

hampir seluruh bagian dari tumbuhan ini dapat di manfaatkan kecuali akar

rimpangnya. Bagian-bagian dari Nipah yang dapat dimanfaatkan adalah :

a. Nira

Seperti halnya tumbuhan Aren (Arenga pinnata Merr) dan Kelapa

(Cocos nucifera Linn) dari suku yang sama dengan Nipah, maka Nipah juga

menghasilkan nira yang dapat diolah lebih lanjut menjadi produk yang

bernilai ekonomi tinggi seperti gula, cuka, alkohol dan lain-lain.

Di Ternate dan pulau-pulau di Irian, pohon ini di sadap dan dihasilkan

nira yang manis-manis hambar, tidak sebaik nira Aren pada umumnya yang

di suling menjadi arak. Nira Nipah di Irian Jaya di buat saguer atau tuak

Page 14: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

8

Nipah. Sebaliknya di Filipina, Aren tidak begitu besar peranannya, namun

terhadap Nipah sangat besar peranannya sebagai penghasil nira khususnya

dalam pembuatan alkohol (Heyne,1987).

b. Daun

Daun-daun Nipah muda yang belum terbuka disebut pucuk. Di

wilayah barat Nusantara dipakai secara besar-besaran untuk penggulung

rokok. Janurnya (tunas muda) diambil, sesudah sirip daunnya dipotong dan

lidinya dibuang, kemudian kulit bagian bawah beserta daging daunnya

dikoyak dari kulit arinya dengan kedua tangan. Selain dijadikan

pembungkus rokok daun Nipah juga dapat di buat hiasan, pembungkus

makanan tikar pandan/purun, topi hujan serta kerajinan tangan lainnya.

Sedangkan lidinya (tulang daun) dapat dijadikan sapu lidi. Daun Nipah yang

tua produktif untuk atap dan dinding rumah.

c. Pelepah

Pelepah daun Nipah yang muda dapat dipintal menjadi tali untuk

pembuatan jaring ikan. Pelepah Nipah juga dapat digunakan sebagai bahan

baku kayu bakar yang baik, selain itu pelepah daun Nipah juga mengandung

selulosa yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pulp

(Rachman dan Sudarto, 1991).

Percobaan yang dilakukan di laboratorium Fakultas Teknologi IPB

menunjukkan bahwa pelepah daun Nipah dapat digunakan sebagai bahan

baku partikel yang berkualitas baik karena warnanya yang sangat khas dan

menarik.

Page 15: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

9

d. Tandan kosong

Tangkai buah Nipah bila disadap akan menghasilkan nira yang dapat

dijadikan gula. Populasi rumpun nipah antara 2000 – 4000 rumpun, 10

persen diantaranya akan menghasilkan tandan sadapan ( 200 – 400) tandan

sadapan. Mulai dari keluarnya bunga nipah yakni 4 – 5 bulan, tandan nipah

dapat disadap. Pada saat ini pengisian biji sedang aktif, maka apabila

dilakukan penyadapan pasti akan dapat memperoleh jumlah nira yang

maksimal (Rachman dan Sudarto, 1991).

d. Gula merah

Gula merah merupakan produk yang sangat banyak kegunaannya

terutama dibidang makanan dan minuman, pembuatannya hampir di seluruh

wilayah Indonesia. Sumber bahan tanaman pembuat gula yang telah dikenal

antara lain Kelapa, Aren, Siwalan dan Tebu. Nira yang baik untuk diolah

menjadi gula adalah nira yang mempunyai kandungan gula reduksi sekitar

0,16 %, derajat keasaman 6,5 % dan sukrosa 17,7 % (Mahfuz dan

Masyamah, 1990).

e. Buah Daging buah Nipah mempunyai warna putih dan bentuk bulat

bergerigi. Pada buah muda mempunyai rasa dan tekstur yang mirip dengan

kolang-kaling. Dengan demikian buah ini dapat diolah menjadi manisan

basah dan semi basah atau dapat juga dikalengkan/dibotolkan dalam larutan

gula. Pada daging buah yang tua mempunyai tekstur yang keras dan dapat

diolah menjadi tepung dengan proses pengecilan ukuran (pemarutan),

pengeringan dan penggilingan. Tepung Nipah dapat digunakan sebagai

bahan baku dalam pembuatan “dietary foods” (Nuraini, 1989).

Page 16: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

10

D. Maserasi

Maserasi adalah proses yang membuat sel-sel kayu terpisah satu

dengan yang lainnya melalui penghancuran lapisan pengikatnya. Dengan

maserasi dapat diperoleh sel-sel kayu yang terlapis satu sama lainnya

sehingga sel-sel tersebut dapat dengan mudah diukur dimensinya seperti

panjang, diameter dan tebal dinding serat.

Proses maserasi yang dapat digunakan dimana dalam penggunaan

metode maserasi ini disesuaikan dengan bahan-bahan dan peralatan yang

tersedia. Beberapa metode yang dapat dilakukan dalam proses maserasi

adalah:

1. Metode Schultze; bahan kimia yang digunakan adalah asam nitrat 65%

dan serbuk potassium clorat.

2. Metode Jeffry; bahan kimia berupa asam nitrat 10%

3. Metode Kisser; menggunakan bahan pelarut perhidrol

Page 17: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Anatomi Kayu

Serat/fiber menurut Fahn (1994) adalah suatu sel-sel panjang dan

sempit dengan ujung tiru-tiru sel kadang-kadang bercabang. Menurut

Loveless (1991) pengertian serat adalah sel-sel yang panjang, sempit

berujung runcing.

1. Panjang serat

Panjang serat berpengaruh pada kekuatan sobek, kekuatan jebol,

lipat dan tarik. Semakin panjang serat kayu maka semakin baik untuk bahan

baku pulp dan kertas karena serat yang panjang dapat memberikan

kekuatan sobek yang tinggi dan juga memberikan kekuatan jebol, lipat dan

tarik yang tinggi (Hendarto, 1976). Panjang serat juga erat hubungannya

dengan kekuatan kertas yang dihasilkan juga berpengaruh pada

kemudahan-kemudahan dalam pencucian dan penyaringan pulp.

Walaupun serat yang panjang akan menghasilkan kertas yang kuat

dan baik tetapi diameter dan tebal dinding mempunyai hubungan satu sama

lain yang kompleks.

Panjang serat pelepah nipah (Seliati, 2007) adalah 1826,3330 mikron dan

tandang kosong adalah 1293,7330 mikron

2. Diameter serat

Diameter serat mempengruhi kekuataan pulp pada saat pencucian,

penyaringan, pembentukan lembaran, ikatan antar serat, kekuatan serat dan

mobilitasnya. Serat berdiameter kecil dan berdinding tipis lebih baik bagi

pembentukan lembaran maupun bagi kekuatan kertas (Soenardi, 1976).

Page 18: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

4

Secara umum serat berdiameter lebih kecil lebih mudah dijadikan bahan

kertas yang tipis dengan kekuatan yang baik. Semakin tipis dinding serat

semakin baik untuk digunakan sebagai bahan baku pulp. Diameter serat

pelepah (Seliati, 2007) adalah 558,6363 mikron, tandan kosong adalah

426,3636 mikron.

3. Tebal dinding serat

Tebal dinding serat mempengaruhi rendemen pulp dan kertas, bentuk

lembaran kertas yang dihasilkan, kekuatan sobek, keadaan permukaan

kertas, kadang-kadang kekuatan jebol, tarik dan lipat dari kertas yang

diperoleh.

4. Struktur anatomi lainnya

Struktur anatomi lainnya yang sangat menentukan baik tidaknya

digunakan untuk pembuatan pulp dan kertas adalah perhitungan nilai

turunan serat yang meliputi runkel ratio (perbandingan runkel), felting power

(kekuatan tekan), muhlstpeh ratio (perbandingan muhlstpeh), flexibility ratio

(perbandingan flexibilitas), coefficient of rigidity (koefisien kekakuan).

Persyaratan dan nilai turunan serat dapat menentukan kualita serat tersebut

sehingga dapat dijadikan acuan bahan baku pulp, hal ini disajikan pada tabel

berikut.

B. Syarat Bahan Baku Pulp dan Kertas

Bahan baku utama pulp dan kertas adalah kayu. Menurut Theo dkk

(2005) sangat banyak jenis kayu yang dapat digunakan sebagai bahan baku

pul dan kertas, baik dari jenis kayu daun lebar maupun daun jarum yang

berasal dari hutan alam maupun tanaman.

Page 19: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

5

Kayu sebagai bahan baku pulp dan kertas mempunyai sarat-syarat

tertentu. Soenardi (1976), menyatakan bahwa syarat utama kayu sebagai

bahan baku kertas adalah kayu tersebut harus mengandung banyak serat.

Kasmudjo (1989), mengemukakan bahwa informasi struktur anatomi

sangat penting untuk melihat apakah kayu tersebut cocok untuk bahan baku

pulp dan kertas. Informasi tersebut adalah mengenai dimensi serat kayu

(ukuran panjang serat, diameter serat dan tebal dinding serat).

Tabel 1. Persyaratan dan nilai turunan serat kayu sebagai bahan baku pulp dan kertas

N a m a Kelas I

Syarat nilai Kelas II

Syarat nilai Kelas III

Syarat nilai Kelas IV

Syarat nilai Fiber lenght >2.200 100 1.600-2.200 75 900-1.600 50 <900 25

Runkel ratio 0.25 100 0.25–0.50 75 0.50-1.00 50 > 1.00 25

Felting power > 9 100 70 – 90 75 40 – 70 50 < 40 25

Muhlstpeh ratio < 30 100 30 – 60% 75 60 – 80% 50 > 80% 25

Flexibility ratio >0.80 100 0.60–0.80 75 0.40–0.60 50 < 0.40 25

Coefficient of rigidity

<0.10 100 0.10–0.15 75 0.15–0.20 50 > 0.20 25

C. Tumbuhan Nipah (Nypa fructicans Wurb)

1. Sifat Botanis Indonesia sebagai negara yang terletak di daerah tropis memiliki areal

hutan payau yang luas dan banyak ditumbuhi Nipah (Nyfa fruticans Wurmb)

yang tersebar di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Maluku dan Irian Jaya.

Perkiraan luas hutan dari berbagai ahli memberikan angka yang berlainan.

Johanes (1978) memperkirakan luas hutan Nipah di Indonesia mencakup

seluas 1 juta Ha. Di pihak lain Davis (1986) memberikan angka lebih rendah

yaitu sekitar 700.000 Ha.

Page 20: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

6

Pohon Nipah termasuk tumbuhan yang dapat bertahan hidup dalam

kondisi lingkungan apapun. Misalnya, apabila musim kemarau tumbuhan ini

masih dapat mempertahankan kehidupannya di air asin. Dengan

berkembang biak secara vegetatif, Nipah dapat menambah populasinya

hingga berjumlah ratusan pohon. Sehingga tak jarang orang desa menyebut

tempat berkembang biaknya dengan sebutan pulau Nipah.

Buah Nipah (Nyfa fruticans Wurmb) merupakan hasil hutan yang

sifatnya musiman dengan buah yang melimpah setiap musimnya. Nipah

adalah salah satu sumber daya alam Indonesia yang tampak mempunyai

potensi yang besar namun belum dimanfaatkan secara optimal.

Pohon Nipah (Nyfa fruticans Wurmb) dikenal dengan bermacam-

macam nama sesuai dengan nama daerah. Pohon Nipah merupakan pohon

sejenis palam yang mirip dengan pohon Sagu maupun pohon Enau (Aren),

tidak berduri dan tidak berbatang dan tumbuhnya merumpun. Pohon Nipah

pada umumnya hidup di sepanjang rawa-rawa air payau, di muara-muara

sungai juga di daerah pasang surut. Pohon Nipah ini cocok dengan kondisi

tanah masam atau ber-pH rendah.

Daun-daunnya semua timbul pada rimpang mendatar yang terbenam

didalam tanah berlumpur. Tumbuhan ini berdaun sirip tegak yang tingginya

sampai 6 meter dengan ujung yang lancip, ibu tulang daun pada sisi bawah

dengan sisik berbentuk garis, lemas dan berpasangan. Ciri-ciri lain buah ini

mempunyai daun yang lebarnya sekitar 3 – 5 cm dan panjang 3 – 6 cm.

Perbungaannya terletak di ujung batang berupa kumpulan bunga yang

bersatu membentuk sebuah kepala. Tongkol bunga bercabang 2 – 3 kali,

Page 21: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

7

dengan banyak pelepah daun tegak berwarna orange. Bunga Nipah tumbuh

vertikal terletak dalam satu pohon, terdiri dari bunga jantan dan bunga

betina, dimana bunga betina berada di tengah dikelilingi dua tangkai bunga

jantan. Bulir jantan dalam jumlah kecil terdapat pada ujung ranting, panjang

lebih kurang 5 cm. Bulir betina satu, bulat peluru, berbentuk bongkol pada

ujung tangkai. Bunga jantan tidak memiliki nektar dan penyerbukannya

dilakukan oleh serangga antara lain semut, lebah madu dan lalat buah.

Tumbuhan Nipah pada umumnya tidak begitu tinggi, mempunyai buah

yang bertandan-tandan dengan berat sekitar 20 – 25 kg dan bersifat

musiman. Masing-masing tandan mempunyai sekitar 40 – 60 buah Nipah

yang kulit luarnya berwarna coklat tua. Buah Nipah ini sifatnya sangat keras

seperti buah kelapa yang terdiri dari sabut, tempurung dan daging buah.

2. Manfaat Nipah

Nipah adalah salah satu jenis sumber daya hutan non kayu yang

hampir seluruh bagian dari tumbuhan ini dapat di manfaatkan kecuali akar

rimpangnya. Bagian-bagian dari Nipah yang dapat dimanfaatkan adalah :

a. Nira

Seperti halnya tumbuhan Aren (Arenga pinnata Merr) dan Kelapa

(Cocos nucifera Linn) dari suku yang sama dengan Nipah, maka Nipah juga

menghasilkan nira yang dapat diolah lebih lanjut menjadi produk yang

bernilai ekonomi tinggi seperti gula, cuka, alkohol dan lain-lain.

Di Ternate dan pulau-pulau di Irian, pohon ini di sadap dan dihasilkan

nira yang manis-manis hambar, tidak sebaik nira Aren pada umumnya yang

di suling menjadi arak. Nira Nipah di Irian Jaya di buat saguer atau tuak

Page 22: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

8

Nipah. Sebaliknya di Filipina, Aren tidak begitu besar peranannya, namun

terhadap Nipah sangat besar peranannya sebagai penghasil nira khususnya

dalam pembuatan alkohol (Heyne,1987).

b. Daun

Daun-daun Nipah muda yang belum terbuka disebut pucuk. Di

wilayah barat Nusantara dipakai secara besar-besaran untuk penggulung

rokok. Janurnya (tunas muda) diambil, sesudah sirip daunnya dipotong dan

lidinya dibuang, kemudian kulit bagian bawah beserta daging daunnya

dikoyak dari kulit arinya dengan kedua tangan. Selain dijadikan

pembungkus rokok daun Nipah juga dapat di buat hiasan, pembungkus

makanan tikar pandan/purun, topi hujan serta kerajinan tangan lainnya.

Sedangkan lidinya (tulang daun) dapat dijadikan sapu lidi. Daun Nipah yang

tua produktif untuk atap dan dinding rumah.

c. Pelepah

Pelepah daun Nipah yang muda dapat dipintal menjadi tali untuk

pembuatan jaring ikan. Pelepah Nipah juga dapat digunakan sebagai bahan

baku kayu bakar yang baik, selain itu pelepah daun Nipah juga mengandung

selulosa yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pulp

(Rachman dan Sudarto, 1991).

Percobaan yang dilakukan di laboratorium Fakultas Teknologi IPB

menunjukkan bahwa pelepah daun Nipah dapat digunakan sebagai bahan

baku partikel yang berkualitas baik karena warnanya yang sangat khas dan

menarik.

Page 23: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

9

d. Tandan kosong

Tangkai buah Nipah bila disadap akan menghasilkan nira yang dapat

dijadikan gula. Populasi rumpun nipah antara 2000 – 4000 rumpun, 10

persen diantaranya akan menghasilkan tandan sadapan ( 200 – 400) tandan

sadapan. Mulai dari keluarnya bunga nipah yakni 4 – 5 bulan, tandan nipah

dapat disadap. Pada saat ini pengisian biji sedang aktif, maka apabila

dilakukan penyadapan pasti akan dapat memperoleh jumlah nira yang

maksimal (Rachman dan Sudarto, 1991).

d. Gula merah

Gula merah merupakan produk yang sangat banyak kegunaannya

terutama dibidang makanan dan minuman, pembuatannya hampir di seluruh

wilayah Indonesia. Sumber bahan tanaman pembuat gula yang telah dikenal

antara lain Kelapa, Aren, Siwalan dan Tebu. Nira yang baik untuk diolah

menjadi gula adalah nira yang mempunyai kandungan gula reduksi sekitar

0,16 %, derajat keasaman 6,5 % dan sukrosa 17,7 % (Mahfuz dan

Masyamah, 1990).

e. Buah Daging buah Nipah mempunyai warna putih dan bentuk bulat

bergerigi. Pada buah muda mempunyai rasa dan tekstur yang mirip dengan

kolang-kaling. Dengan demikian buah ini dapat diolah menjadi manisan

basah dan semi basah atau dapat juga dikalengkan/dibotolkan dalam larutan

gula. Pada daging buah yang tua mempunyai tekstur yang keras dan dapat

diolah menjadi tepung dengan proses pengecilan ukuran (pemarutan),

pengeringan dan penggilingan. Tepung Nipah dapat digunakan sebagai

bahan baku dalam pembuatan “dietary foods” (Nuraini, 1989).

Page 24: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

10

D. Maserasi

Maserasi adalah proses yang membuat sel-sel kayu terpisah satu

dengan yang lainnya melalui penghancuran lapisan pengikatnya. Dengan

maserasi dapat diperoleh sel-sel kayu yang terlapis satu sama lainnya

sehingga sel-sel tersebut dapat dengan mudah diukur dimensinya seperti

panjang, diameter dan tebal dinding serat.

Proses maserasi yang dapat digunakan dimana dalam penggunaan

metode maserasi ini disesuaikan dengan bahan-bahan dan peralatan yang

tersedia. Beberapa metode yang dapat dilakukan dalam proses maserasi

adalah:

1. Metode Schultze; bahan kimia yang digunakan adalah asam nitrat 65%

dan serbuk potassium clorat.

2. Metode Jeffry; bahan kimia berupa asam nitrat 10%

3. Metode Kisser; menggunakan bahan pelarut perhidrol

Page 25: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN A. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui:

1. Dimensi serat pelepah dan tandan kosong tumbuhan Nipah

2. Nilai turunan pelepah dan tandan kosong tumbuhan Nipah

B. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini akan memberikan kontribusi keilmuan berupa

data dasar khususnya Ilmu Pulp dan Kertas dan Hasil Hutan Non Kayu

mengenai dimensi serat yang dihasilkan juga memberikan informasi kepada

para pihak yang berkepentingan untuk memanfaatkan serat tersebut

sehingga dapat digunakan untuk pembuatan jenis kertas yang sesuai

dengan kriteria.

Page 26: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

IV. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil

Hutan Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru,

sedangkan Niipah diambil dari Desa Penyolongan, Kabupaten Tanah Bumbu.

Provinsi Kalimantan Selatan

Pelaksanaan kurang lebih 3 bulan meliputi tahapan persiapan,

pengambilan data, pengolahan dan analisis data sampai dengan

penyusunan laporan hasil penelitian.

B. Bahan dan Peralatan

Bahan penelitian adalah contoh uji berbentuk splinter atau potongan

nipah yang berbentuk batang kecil dari pelepah dan tandan kosong., asam

Nitrat (65%), aquadest, safranin, kaliumchlorid, alkohol 75%

Peralatan yang digunakan adalah gergaji, parang atau pisau, tabung

reaksi, api Bunsen, pipet, objek glass, cover glass, mikroskop, mistar, kertas

saring, corong plastik, kompor listrik, gelas piala, kalkulator, dan alat tulis.

C. Prosedur Penelitian

1. Pembuatan contoh uji dari pelepah dan tandan kosong adalah bagian

tengah dengan ketebalan 5 cm kemudian dibuat stik dengan ukuran

1x1x20 cm

2. Pembuatan larutan safranin

Page 27: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

13

3. Cara pengukuran:

Parameter yang diukur adalah panjang serat, tebal dinding serat.

Diameter serat dan diameter lumen

Dari hasil pengukuran parameter tersebut di atas, selanjutnya dicari

turunan dimensi serat dengan rumus sebagai berkut

1. Runkel ratio : (2.w) / L

2. Felting power : L / d

3. Muhlstpeh ratio : (d2 – l2) / d2 x 100%

4. Flexibility ratio : l / d

5. Coefficient of rigidity : w / d

Keterangan :

L : panjang serat I = diameter lumen

d = diameter serat w = tebal dinding serat

Page 28: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Satuan pengukuran yang digunakan untuk dimensi serat adalah

milimeter. Hasil yang diperoleh disajikan pada Tabel 2, 3, 4 dan 5 berikut ini

Tabel 2. Rerata dimensi serat pelepah Nipah (Nypa fruticans Wurb)

Ulangan Panjang serat (mm)

Diameter serat (mm)

Diameter lumen (mm)

Tebal dinding serat (mm)

1 7636 750 594 77,5

2 10375 868 706 81,5

3 9384 840 670 85

Jumlah 27395 2458 1970 244

Rerata 132,3430 11,8744 9,5169 1,1787

Pengkalibrasian dengan faktor korensi alat untuk satuan mikron atau

1 per seribu milimeter, panjang serat nilai kalibrasi alad adalah 15 dan 0,001

mikron, sedangkan untuk diameter serat dan diameter lumen digunakan nilai

kalibrasi alat 22 dan 0,005, sehingga dimensi serat setelah dilakukan

kalbirasi alat disajkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Dimensi serat pelepah Nipah (Nypa fruticans Wurb) setelah dikalibrasi dengan faktor korensi alat

Ulangan Panjang serat (mikron)

Diameter serat (mikron)

Diameter lumen(mikron)

Tebal dinding serat(mikron)

1 509,0667 170,4545 135,0000 17,6136

2 691,6667 197,2727 160,4545 18,5227

3 625,0000 190,9091 152,2727 19,3182

Jumlah 1826,3330 558,6363 447,7272 55,4545

Page 29: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

15

Dari perhitungan pada tabel di atas didapat nilai turunan serat dari

pelepah Nipah yaitu:

1. Runkel ratio : 0,2477

2. Felting power : 3,2693

3. Muhlstpeh ratio : 35,7654 %

4. Flexibility ratio : 0,8014

5. Coefficient of rigidity : 0,0993

Tabel 4. Rerata dimensi serat tandan kosong Nipah (Nypa fruticans Wurb)

Ulangan Panjang serat (mm)

Diameter serat (mm)

Diameter lumen (mm)

Tebal dinding serat (mm)

1 6055,0000 593,0000 454,0000 69,0000

2 7009,0000 672,0000 539,0000 65,5000

3 6342,0000 611,0000 486,0000 62,5000

Jumlah 19406,0000 1876,0000 1479,0000 198,0000

Rerata 109,6384 10,5989 8,3559 1,1186

Pengkalibrasian dengan faktor korensi alat untuk satuan mikron atau

1 per seribu milimeter, panjang serat nilai kalibrasi alad adalah 15 dan 0,001

mikron, sedangkan untuk diameter serat dan diameter lumen digunakan nilai

kalibrasi alat 22 dan 0,005, sehingga dimensi serat setelah dilakukan

kalbirasi alat disajkan pada Tabel 5.

Page 30: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

16

Tabel 5. Dimensi serat tandan kosong Nipah (Nypa fruticans Wurb) setelah dikalibrasi dengan faktor korensi alat

Ulangan Panjang serat (mikron)

Diameter serat (mikron)

Diameter lumen(mikron)

Tebal dinding serat(mikron)

1 403,6667 134,7727 103,1818 15,6818

2 467,2667 152,7273 125,5000 15,1136

3 422,8000 138,8636 110,4545 14,2045

Jumlah 1293,7330 426,3636 336,1363 45,000

Dari perhitungan pada tabel di atas didapat nilai turunan serat dari

tandan kosong Nipah yaitu:

1. Runkel ratio : 0,2677

2. Felting power : 3,0343

3. Muhlstpeh ratio : 37, 8457%

4. Flexibility ratio : 0,7883

5. Coefficient of rigidity : 0,1055

B. Pembahasan

Nilai serat pelepah L = 1826,3330 mikron, d = 558,6363 mikron,

l = 447,7272 mikron dan w = 55,4545 mikron, menunjukkan bahwa pelepah

Nipah baik untuk digunakan sebagai bahan baku pulp dan kertas, hal ini

termasuk klasifikasi yang dikemukakan Klemm dan Graff and Miller (Casey,

1960) dan Direktorat Jenderal Kehutanan (1976), dimana panjang serat

pelepah Nipah 1826,3330 mikron termasuk dalam serat panjang karena

berada dalam rentang panjang lebih dari 1600 mikron.

Page 31: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

17

Pelepah yang mempunyai serat panjang dikatakan baik untuk bahan

baku pulp dan kertas karena serat yang panjang dapat memebrikan

kekuatan sobek yang tinggi, uga kekuatan jebol, lipat dan tarik yang tinggi

(Hendarto, 1976). Panjang serat disamping erat hubungan dengan kekuatan

kertas yang dihasilkan juga mempengaruhi kemudahan-kemudahan dalam

pencucian dan penyaringan pulp.

Menurut Anonimus (1973), mengemukakan bahwa dimensi serat

panjang, diameter dan tebal dinding mempunyai hubungan satu sama lain

yang kompleks. Hubungan ini dibahas dalam perhitungan nilai turunan serat,

jadi dalam hal ini panjang serat memang sangat berperan dalam pembuatan

pulp dan kertas, tetapi pengaruh karakteristik serat lainnya seperti diameter

serat, diameter lumen dan tebal dinding serat juga harus dipertimbangkan.

Serat yang berdiameter lebih kecil lebih mudah dijadikan bahan kertas

yang tipis dengan kekuatan yang baik. Nilai diameter serat pelepah Nipah

sebesar 558,6363 mikron, jika didasarkan pada klasifikasi menurut Klemm

(Casey, 1960) termasuk dalam kategori diameter serat yang relatif besar.

Diameter serat erat hubungannya dengan kemudahan dalam pemasakan

pulp, juga berpengaruh pada proses pencucian,penyaringan pulp dan

pembuatan lembaran kertas serta berpengaruh pada kekuatan ikat antar

serat.

Penilaian bahan baku pulp dan kertas sebagai berikut:

1. Panjang serat, semakin panjang ukuran serat berarti semakin baik

sebagai bahan baku pulp.

Page 32: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

18

2. Diameter serat, semakin kecil ukuran diameter serat suatu jenis kayu

maka semakin baik sebagai bahan pulp.

3. Tebal dinding serat, semakin tipis dinding serat semakin baik untuk

digunakan sebagai bahan pulp.

Berdasarkan nilai turunan, nilai runkel ratio pelepah Nipah = 0,2477

hal ini berarti pelepah Nipah baik digunakan untuk bahan baku pulp dan

kertas, karena syarat bilangan runkel ratio yang baik untuk bahan baku pulp

dan kertas adalah nilai dibawah 1,00, semakin kecil bilangan runkel ratio itu

berarti serat tersebut memiliki dinding serat yang semakin tipis dan apabila

dijadikan bahan baku pulp dan kertas akan menghasilkan ikatan serat yang

kuat dan baik juga menghasilkan lembaran yang gepeng atau pipih.

Kekuatan tenun (felting power) berkaitan dengan tingkat kelicinan

kertas yang dihasilkan, kekuatan ikatan antar serat juga dipengaruhi oleh

kekuatan tenun. Nilai kekuatan tenun = 3,2693 termasuk kelas IV, maka sifat

kertas yang dihasilkan dari serat ini mempunyai ikatan antar serat yang relatif

rendah, tetapi kekurangan dari sifat kekuatan tenun dapat diperbaiki dengan

meningkatkan derajat giling serat.

Semakin kecil nilai bilangan Muhlsteph maka akan semakin baik,

karena berkaitan sengan plastisitas serat serta tingkat kehalusan kerataan

kertas yang dihasilkan. Bilangan Muhlsteph yang dihasilkan adalah

35,7654% termasuk dalam kelas II, berarti sifat kertas dari serat pelepah

Nipah akan bersifat plastis, halus dan mempunyai permukaan yang rata, juga

lembaran kertas yang dihasilkan mempunyai kekuatan remas yang tinggi.

Page 33: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

19

Nilai flexsibilitas adalah 0,8014, termasuk klaifikasi II, maka apabila

serat pelepah ini digunakan sebagai bahan baku pulp dan kertas tidak akan

banyak mengalami kesulitan dan memenuhi syarat untuk dijadikan kertas

dengan kualitas tinggi dan tahan terhadap tarikan.

Nilai koefisien kekakuan (coefficient of rigidity) berbanding terbalik

dengan kekuatan tenun. Semakin rendah koefisien kekakuan maka akan

semakin baik, hal ini berkaitan dengan kekuatan kertas yang dihasilkan,

semakin rendah nilainya maka kertas makin tidak mudah putus apabila

terkena tekanan atau beban tarikan sehingga kertas tidak mudah sobek

Pelepah Nipah mempunyai koefisien kekakuan 0,0933 termasuk jenis

tumbuhan yang mempunyai serat dengan tingkat kekakuan tinggi, sehingga

apabila dijadikan lembaran kertas cocok untuk digunakan sebagai bahan

baku kertas industri karton, kardus atau kantong-kantong belanja yang

memerlukan kekuatan yang tinggi.

Nilai serat tandan kosong untuk L = 1293,7330 mikron, d = 426,3636

mikron, l = 336,1363 mikron dan w = 45,000 mikron, menunjukkan bahwa

tandan kosong baik untuk digunakan sebagai bahan baku pulp dan kertas,

hal ini termasuk klasifikasi yang dikemukakan Klemm dan Graff and Miller

(Casey, 1960) dan Direktorat Jenderal Kehutanan (1976), dimana panjang

serat tandan kosong Nipah 1293,7333 mikron termasuk dalam serat panjang

karena berada dalam rentang panjang serat antara 900 - 1600 mikron.

Berdasarkan nilai serat tersebut dapat dikatakan cukup baik sebagai bahan

baku pulp dan kertas dan termasuk ke dalam kelas serat sedang.

Page 34: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

20

Tandan kosong mempunyai serat sedang dapat memberikan

kekuatan sobek yang tinggi, sering juga memberikan kekuatan jebol, lipat

dan tarik yang sedang.

Panjang serat disamping erat hubungan dengan kekuatan kertas yang

dihasilkan juga mempengaruhi kemudahan-kemudahan dalam pencucian

dan penyaringan pulp.

Menurut Anonimus (1973), mengemukakan bahwa dimensi serat

panjang, diameter dan tebal dinding mempunyai hubungan satu sama lain

yang kompleks. Hubungan ini dibahas dalam perhitungan nilai turunan serat,

jadi dalam hal ini panjang serat memang sangat berperan dalam pembuatan

pulp dan kertas, tetapi pengaruh karakteristik serat lainnya seperti diameter

serat, diameter lumen dan tebal dinding serat juga harus dipertimbangkan.

Serat yang berdiameter lebih kecil lebih mudah dijadikan bahan kertas

yang tipis dengan kekuatan yang baik. Nilai diameter serat pelepah Nipah

sebesar 426,3636 mikron, jika didasarkan pada klasifikasi menurut Klemm

(Casey, 1960) termasuk dalam kategori diameter serat yang relatif besar.

Diameter serat erat hubungannya dengan kemudahan dalam pemasakan

pulp, juga berpengaruh pada proses pencucian,penyaringan pulp dan

pembuatan lembaran kertas serta berpengaruh pada kekuatan ikat antar

serat.

Berdasarkan nilai turunan, nilai runkel ratio tandan kosong Nipah

= 0,2677 hal ini berarti tandan kosong Nipah baik digunakan untuk bahan

baku pulp dan kertas, karena syarat bilangan runkel ratio yang baik untuk

bahan baku pulp dan kertas adalah nilai dibawah 1,00, semakin kecil

Page 35: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

21

bilangan runkel ratio itu berarti serat tersebut memiliki dinding serat yang

semakin tipis dan apabila dijadikan bahan baku pulp dan kertas akan

menghasilkan ikatan serat yang kuat dan baik juga menghasilkan lembaran

yang gepeng atau pipih.

Kekuatan tenun (felting power) berkaitan dengan tingkat kelicinan

kertas yang dihasilkan, kekuatan ikatan antar serat juga dipengaruhi oleh

kekuatan tenun. Nilai kekuatan tenun = 3,0327 termasuk kelas IV dan tidak

dapat dikatakan baik, maka sifat kertas yang dihasilkan dari serat ini

mempunyai ikatan antar serat yang relatif rendah, tetapi kekurangan dari

sifat kekuatan tenun dapat diperbaiki dengan meningkatkan derajat giling

serat.

Semakin kecil nilai bilangan Muhlsteph maka akan semakin baik,

karena berkaitan sengan plastisitas serat serta tingkat kehalusan kerataan

kertas yang dihasilkan. Bilangan Muhlsteph yang dihasilkan adalah 38,34%

termasuk dalam kelas II, berarti sifat kertas dari serat pelepah Nipah akan

bersifat plastis, halus dan mempunyai permukaan yang rata, juga lembaran

kertas yang dihasilkan mempunyai kekuatan remas yang tinggi. Sehingga

dari sifat-sifat kertas tersebut memungkinkan sebagai bahan baku pulp dam

kertas dengan kualitas tinggi.

Nilai flexsibilitas adalah 0,7851, termasuk klaifikasi II, maka apabila

serat pelepah ini digunakan sebagai bahan baku pulp dan kertas tidak akan

banyak mengalami kesulitan dan memenuhi syarat untuk dijadikan kertas

dengan kualitas tinggi dan tahan terhadap tarikan.

Page 36: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

22

Nilai koefisien kekakuan (coefficient of rigidity) berbanding terbalik

dengan kekuatan tenun. Semakin rendah koefisien kekakuan maka akan

semakin baik, hal ini berkaitan dengan kekuatan kertas yang dihasilkan,

semakin rendah nilainya maka kertas makin tidak mudah putus apabila

terkena tekanan atau beban tarikan sehingga kertas tidak mudah sobek

Tandan kosong Nipah mempunyai koefisien kekakuan 0,1074

termasuk jenis tumbuhan yang mempunyai serat dengan tingkat kekakuan

tinggi, sehingga apabila dijadikan lembaran kertas cocok untuk digunakan

sebagai bahan baku kertas industri karton, kardus atau kantong-kantong

belanja yang memerlukan kekuatan yang tinggi.

Page 37: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hal-hal yang dapat disimpulkan dari hasil penelitian diatas adalah:

1. Serat pelepah Nipah (Nypa fruticans Wurb) menghasilkan:

a) panjang serat (L) : 1826,3330 mikron

b) diameter serat (d) : 553,6363 mikron

c) diameter lumen (i) : 447,7272 mikron

d) tebal dinding serat (w) : 55,4545 mikron

2. Serat tandan kosong Nipah (Nypa fruticans Wurb) menghasilkan:

a) panjang serat (L) : 1293,7330 mikron

b) diameter serat (d) : 426,3636 mikron

c) diameter lumen (i) : 336,1363 mikron

d) tebal dinding serat (w) : 45,0000 mikron

3. Nilai turunan serat pelepah Nipah (Nypa fruticans Wurb)

a) perbandingan Runkel : 0,2477

b) kekuatan tenun : 3,2693

c) perbandingan Muhlstpeh : 33,7654%

d) perbandingan Muhlstpeh : 0,8014

e) koefisien kekakuan : 0,0993

Page 38: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

24

4. Nilai turunan serat tandan kosong Nipah (Nypa fruticans Wurb)

a) perbandingan Runkel : 0,2677

b) kekuatan tenun : 3,0343

c) perbandingan Muhlstpeh : 37,8457%

d) perbandingan Muhlstpeh : 0,7883

e) koefisien kekakuan : 0,1055

5. Serat pelepah dan tandan kosong Nipah baik digunakan sebagai bahan

baku pulp dan kertas, termasuk kelas II.

B. Saran

1. Perlukan analisa tentang sifat-sifat kimia dari pelepah dan tandan kosong

Nipah khususnya lignin karena berpengaruh terhadap warna serat yang

berdampak terhadap kualitas pulp dan kertas..

2. Perlu penelitian anatomi serat pelepah dan tandan kosong dari darah

lainnya.

3. Perlu penelitian/pengujian tentang sifat-sifat dari kertas yang dbuat dari

serat pelepah dan tandan kosong

Page 39: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

DAFTAR PUSTAKA Baker, et al. 1991. Prinsip-prinsip Silvikultur. Gajah Mada Press, Yogyakarta Bufferfield dan Meylan, 1980. Three Dimensional Structur of Wood

An Ultratructural Aproach. Champen and Hall. London, New York. Casey. 1960. Pulp and Paper Chemistry and Chemical Technology, Volume

I. Pulping and Bleaching. Intersciens Publisher. ---------. 1976. Pulp dan Paper. Intercines Publisher, Inc. New York Davis,T.A.1986. Nipah Palm in Indonesia. A Souurce of Unlimated Food and

Energy IARD Journal 8 (2): 34 – 38 Direktoral Jenderal Kehutanan. 1976. Vademecum Kehutanan Indonesia.

Jakarta. Direktoral Jenderal Kehutanan. 1997. Kehutanan Nomor 11.. Jakarta. Hendarto, E. 1976. Pulp and Paper. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah

Mada, Yogyakarta. Fanh. 1991. Anatomi Tumbuhan. Gajah Mada University Press, Yogyakarta Heyne. 1987 Tumbuhan Berguna Indonesia I. Badan Penelitian dan

Pengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta: 487 – 490.

Haygreen and Bowyer. 1993. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu Suatu Pengantar.

Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Johanes. 1978. Sagu dan Nipah untuk Pangan dan Energi. Jurnal

Agroekonomika. Kasmudjo. 1983. Pengantar Industri Pulp dan Kertas. Yayasan Pembina

Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Loveless. 1991 Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropika I.

PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Mahfuz dan Masyamah. 1990. Studi Tekno Ekonomi Pengembangan Gula

Merah Menjadi Gula Semut dengan Menggunakan Tungku Tradisional Di Kalimantan Selatan. Warta Balai Indonesia. Banjarbaru.

Moeljono. 1974. Pengantar Perkayuan. Yayasan Kanisius, Jakarta.

Page 40: LAPORAN HASIL PENELITIAN Oleh: Fatriani, S.Hut, MP FAKULTAS

26

Nurani, D. 1991. Pemanfaatan Nira dan Buah Nipah Sebagai Pemanis dan Bahan Baku Industri. Balai Penelitian Makanan, Minuman dan Fitokimia Balai Besar Litbang Industri Hasil Pertanian, Bogor

Rachman, A.K dan Sudarto.1991. Nipah Sumber Pamanis Baru. Kanisius,

Yogyakarta. Sarayar. 1976. Teknologi Kayu II. Dasar-dasar Identifikasi Kayu. Buku Jilid I.

Bidang Pemasaran Departemen Kehutanan, Jakarta. Silitonga, MS dan Nurrachman 1972. Cara Pengukuran Serat Kayu

di LPHH. Publikasi Khusus Mo. 12. Bogor. Sudrajad dan Rachman. 1981. Dimensi Jenis Kayu Indonesia. Laporan

BPHH/FPRI Report. No. 158.PP 9 -14. Theo, YP, Usop FP dan Aryati, H. 2005. Buku Ajar Teknologi Pulp dan

Kertas. Unlam, Fakultas Kehutanan, Banjarbaru. Udiansyah. 1992. Pengelolaan Hutan Alam Nipah (Nypa fructicans Wurmn).

Makalah Penunjang Seminar Pengusahaan Sagu dan Nipah. Jakarta.