laporan hasil penelitian disertasi doktor tahun

10
LAPORAN HASIL PENELITIAN DISERTASI DOKTOR TAHUN ANGGARAN 2011 STATUS DAN UPAYA PENANGKAPAN OPTIMUM IKAN TONGKOL (Euthynnus sp) YANG DI DARATKAN DI PELABUHAN NUSANTARA PRIGI KAB. TRENGGALEK Tri Djoko Lelono Dibiayai Oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional, melalui DIPA Universitas Brawijaya REV.1 Nomor: 0636/023-04.2.16/15/2011 R, tanggal 30 Maret 2011 dan berdasarkan Surat Keputusan Rektor Nomor: 214/SK/2011 tanggal 2 Mei 2011 UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOVEMBER 2011 DISERTASI DOKTOR

Upload: doxuyen

Post on 31-Dec-2016

250 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN HASIL PENELITIAN DISERTASI DOKTOR TAHUN

LAPORAN HASIL PENELITIAN DISERTASI DOKTOR TAHUN ANGGARAN 2011

STATUS DAN UPAYA PENANGKAPAN OPTIMUM IKAN TONGKOL (Euthynnus sp) YANG DI DARATKAN DI PELABUHAN NUSANTARA

PRIGI KAB. TRENGGALEK

Tri Djoko Lelono

Dibiayai Oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional, melalui DIPA Universitas Brawijaya REV.1 Nomor: 0636/023-04.2.16/15/2011 R,

tanggal 30 Maret 2011 dan berdasarkan Surat Keputusan Rektor Nomor: 214/SK/2011 tanggal 2 Mei 2011

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

NOVEMBER 2011

DISERTASI DOKTOR

Page 2: LAPORAN HASIL PENELITIAN DISERTASI DOKTOR TAHUN
Page 3: LAPORAN HASIL PENELITIAN DISERTASI DOKTOR TAHUN

STATUS DAN UPAYA PENANGKAPAN OPTIMUM IKAN TONGKOL (Euthynnus sp)

YANG DIDARATKAN DI PELABUHAN NUSANTARA PRIGI KAB. TRENGGALEK

Tri Djoko Lelono

Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang

RINGKASAN

Berdasarkan buku laporan statistik perikanan dan kelautan jawa timur yang dari

tahun 1999 – 2010 ikan pelagis besar yang tertangkap di perairan selatan jawa timur

terdiri dari tuna cakalang dan tongkol. Peraran Selatan Jawa timur dikelolak oleh 8

kabupaten. (banyuwangi, Jember, Lumajang, malang, Blitar, Tulungagung, trengalek

dan pacitan. Sehingga ikan yang tertangkappun wiliyah tersebut akan berbeda beda.

Ikan cakalang dominan tertangkap di Daerah Jember sedangkan ikan tuna dominan

tertangkap di Daerah Malang Pacitan dan ikan tongkol yang terbasar tertangkap di

kab.Trenggalek dan kab Tulungagung. Kabupaten tulungagung dan trenggalek

berdekatan sehihgga memungkinkan ikan tongkol yang tertangkap oleh nelayan

tulungagung maupun trenggalek pada daerah fishing ground yang sama mapun jenis

ikan tongkol nya sama Disamping itu ikan tongkol (euthynnus sp) yang tertangkap dan

tercatat di laporan statistik perikanan hanya di sebutkan ikan tongkol. Sedangkan jika

dilihat berdasarkan dan cirri- cirinya terdapat terdapat 3 jenis yaitu (1) Euthynnus

affinis, (2) Euthynnus alletteratus, (3) Euthynnus lineatus. Hasil wawancara nelayan

dan pengamatan ikan yang didaratkan di perairan prigi selama 2 bulan yaitu bulan Juli

– agustus 2010 ditemukan nama lokal ikan tongkol yaitu: abon pengpeng,

glondong,dan rengis. Jika dilihat berdasarkan bentuk marfologinya terdapat 2 jenis yaitu

terdapat salah satunya terdapat 3 bintik di bagian perut berdasarkan nama ilmiah

disebut Euthynnus affinis. Maka dalam pendugaan stok perlu dilakukan identifikasi

spesies akan hasilnya mendekati kebenaran.

Pengelolaan sumberdaya perikanan selain memperlukan informasi produksi juga

perlu informasi alat tangkap. Disisi lain keberhasilan usaha penangkapan ditentukan

oleh efisiensi dan efektif alat tangkap tersebut.Terdapat 6 alat tangkap yang

menangkap ikan pelagis besar yaitu payang< purse seine, Gill net, bagan tancap, rawai

tetap dan pancing tonda. Alat tangkap purse seine lebih banyak bila dibandingkan

dengan alat tangkap lain yaitu payang dan gill net di Kab. Trenggalek dan banyuwangi.

Jika dilihat dari bentuk alat tangkap purse seine memiliki karaktersitik yang berbeda,

sehingga akan memiliki efisiensi dan efektif yang berbeda. Namun banyaknya alat

tangkap belum tentu dominan utnuk menangkap ikan. Hal ini berdasarkan sifat

perikanan yang multigear dan multispesies. Namun berdasarkan pendekatan General

Page 4: LAPORAN HASIL PENELITIAN DISERTASI DOKTOR TAHUN

Linier model berdasarkan urutan alat tangkap yang memangkap ikan tongkol rawai

tetap, gill net, pancing tonda purse seine payang dan bagan tancap. Disisi lain

berdasarkan pendekatan standrat alat tangkap untuk menangkap ikan tongkol hasil

analisis menhasilkan alat tangkap Purse seine. Sehingga akan menjadi permasalahan

bagi stok ikan tongkol jika tidak dilakukan dengan manajemen yang baik.

Tujuan umum dari penelitian ini adalah melakukan pengkajian terhadap stok sumberdaya ikan tongkol yang didaratkan di pelabuhan nusantara prigi. Membuat simulasi alternatif pengelolaannya. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah (1) mengetahui beberapa parameter biologi dan dinamika populasi ikan tongkol (Euthynnus sp) yang didaratkan di pelabuhan nusantara prigii, seperti hubungan panjang-berat, ukuran dan umur ikan pertama matang gonad (Lm & tm), ukuran dan umur ikan pertama tertangkap (Lc & tc), ukuran dan umur ikan rekruit (Lr & tr), ukuran panjang rata-rata, musim pemijahan, ukuran panjang optimum (L∞), kecepatan pertumbuhan (K), umur ikan pada saat panjang =0 (t0), laju kematian (total Z, alami M, dan penangkapan F), dan pola penambahan baru; (2) menduga potensi stok ikan tongkol, seperti besarnya stok cadangan dan tangkapan lestari, hasil berimbang lestari per rekrut (MSY/R), dan biomassa per rekrut (B/R). (3) menduga status perikanan tongkol melalui pendugaan-pendugaan: laju eksploitasi (exploitation rate, E), tingkat pengusahaan kaidah biologi, ekonomi dan sosial.

Pengukuran parameter biologi dan dinamika populasi diambil dari contoh hasil tangkap ikan yang didaratkan di prigi Juni - September 2010 dan Desember - Juni 20011 Data dianalisis dengan pendekatan analitik dengan bantuan program FISAT II. Hubungan panjang dan berat ikan tongkol (euthynnus affinis) total contoh adalah W =

0.1078 L3,48 . Ukuran panjang Lc, −

L , dan Lm masing-masing 31.51 cm, 38,43 cm dan

42.38 cm. Persamaan pertumbuhan von Bertalanffy { })27,0(11,0150,72 +−−= t

teL . Laju

mortalitas total (Z), alami (M), dan penangkapan (F) masing-masing 0,89, 0,34 0,65. Rekruitmen terjadi bulan mei sedangkan berdasarkan data produksi puncak bulan juni. Tingkat pemanfaatan ikan tongkol menunjukkan status pengusahaannya yaitu depleted maupun full exsploited . Faktor kritis terhadap kelestarian sumber daya tongkol adalah: (1) tertangkapnya ikan-ikan muda yang belum matang gonad; (2) besarnya tekanan penangkapan

Hasil pendugaan model Schaefer diperoleh nilai jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) adalah 13.968,75ton/tahun dengan tingkat pemanfaatan (TP) sebesar 129,29%. Untuk model Fox didapatkan nilai JTB 14.199,69ton/tahun dengan TP 127,19%. Sehingga status kondisi perikanan tongkol di perairan selatan Jawa Timur untuk model Schaefer dan Fox adalah Depleted (deplesi), Sedangkan nilai yang didapat berdasarkan analisa model Walter-Hilborn untuk JTB adalah 22.352,10ton/tahun, dengan nilai TP sebesar 80,80%. Sehingga pada model ini, status perikanan tongkol di perairan selatan Jawa Timur adalah Fully Exploited / Fully Fishing (Upaya jenuh / padat upaya. Hasil pendugaan di perairan prigi dengan model Schaefer diperoleh nilai jumlah

tangkapan yang diperbolehkan (JTB) adalah 8.972,07/tahun dengan tingkat

pemanfaatan (TP) sebesar 28,95%. Sengga status kondisi perikanan tongkol Under

Exploited / Under Fishing (Upaya belum jenuh / potensial. Untuk model Fox didapatkan

Page 5: LAPORAN HASIL PENELITIAN DISERTASI DOKTOR TAHUN

nilai JTB 22,30 /tahun dengan TP 243,11%. Sehingga status kondisi perikanan tongkol

di perairan Prigi adalah Depleted (deplesi),. Sedangkan nilai yang didapat berdasarkan

analisa model Walter-Hilborn untuk JTB adalah 7374,15 ton/tahun, dengan nilai TP

sebesar 97,54 %. Sehingga pada model ini, status perikanan tongkol di perairan prigi

adalah Fully Exploited / Fully Fishing (Upaya jenuh / padat upaya

Page 6: LAPORAN HASIL PENELITIAN DISERTASI DOKTOR TAHUN

DAFTAR PUSTAKA

Arlinghaus Robert, Thomas Mehner1 & Ian G Cowx.2002 .Reconciling traditional inland

fisheries management and sustainability in industrialized countries, with emphasis on Europe. FISH and FISHERIES, 3:261 – 316

Barbaro, A., Einarsson, B., Birnir, B., Sigurðsson, S., Valdimarsson, H., Pa´lsson, O´ . K., Sveinbjo¨rnsson, S., and Sigurðsson, Þ. 2009. Modelling and simulations of the migration of pelagic fish. – ICES Journal of Marine Science, 66: 826–838

Beddington J. R.,1. D. J. Agnew, C. W. Clark. 2007. Current Problems in the Management of Marine Fisheries. www.sciencemag.org SCIENCE VOL 316 hal 1713 - 1716

Berker Fikret , Robin Mahon, Patrick McConney,Richard Pollnac, and Robert Pomeroy,2001 Managing small scall fisheries Alternative Directions and Methods Published by the International Development Research Centre PO Box 8500, Ottawa, ON, canada K1G 3H9.pp 78.

Branch Trevor A. 2008. Not all fisheries will be collapsed in 2048. Marine Policy 32: 38 – 39

Biliana Cicin-Sain and Robert W. Knecht 2002 Integrated coastal and ocean management : concepts and practices pengarang . Penerbit Library of Congress Cataloging-in-Publication Data

Butterworth Douglas S. 2008. Some Lessons from Implementing Management Procedures Fisheries for Global Welfare and Environment, 5th World Fisheries Congress, pp. 381–397.

Carlsson, L F. Berkes 2005. Co-management: concepts and methodological implications. Journal of Environmental Management 75 : 65–76

Castro Maricela delaTorre- Lars Lindstro¨m., (2010). Fishing institutions : Addressing regulative, normative and cultural – cognitive Elements to enhance fisheries management. Marine Policy34(2010)77–84.

Castro Alfonso Peter Erik Nielsen 2001. Indigenous people and co-management: implications for conflict Management Environmental Science & Policy 4 : 229–239

Charles, A.T. 1992. Fishery Conflicts: A Unified Framework. Marine Policy, September: pp. 379 - 393.

___________, 2001. Sustainable Fishery Systems. Blackwell Science Ltd. Oxford. pp. 370

Chung-Ling Chen, (2010). Factors influencing participation of ‘top-down but voluntary’ fishery management—Empirical evidence fromTaiwan. Marine Policy34(2010)150–155

Christie Patrick (2005) Is Integrated Coastal Management Sustainable? Ocean & Coastal Management 48 (2005) 208–2

Cinner J.E. T.R. McClanahan, A.Wamukota. 2010. Differences in livelihoods,socio economic characteristics,and knowledge about the seabet ween fishers and non-fishers living near and far from marine parks on the Kenyan coast. Marine Policy 34 : 22–28

Page 7: LAPORAN HASIL PENELITIAN DISERTASI DOKTOR TAHUN

Cochrane, K.L., 2002. Fisheries Management. In Cochrane, K.L (editor). A Fishery Manager’s Guidebook. Management Measures and Their Application. FAO Fisheries 424. Rome. pp 1-20

Committee on the Evaluation, Design, and Monitoring of Marine Reserves and Protected Areas in the United States, National Research Council 2001. Marine Protected Areas. Tools for sustaining ocean ecosystems. National Academy Press, Washington, D.C

Dayaratne, P. and J. Gjosaiter, 1986. Age and Growth of Four Sardinlla Species From srilanka. Journal of Fisheries Resource 4: 1-33.

Dwiponggo, A. 1987. Indonesia’s Marine Fisheries Resources. Indonesian Marine Captures Fisheries. ICLARM and Directorate General of Fisheries. Jakarta.pp 10-63.

De Oliveira JAA, Kell LT, Punt AE, Roel BA, Butterworth DS. 2008. Managing without best predictions: the Management Strategy Evaluation framework. In: Advances in Fisheries Science. 50 years on from Beverton and Holt, Blackwell Publishing, Oxford.34: 104–134

Degnbol, P., and McCay, B. J. 2006. Unintended and perverse consequences of ignoring linkages in fisheries systems. – ICES Journal of Marine Science, 64: 793–797.

Ehler Charles N. 2003. Indicators to measure governance performance in integrated coastal management. Ocean & Coastal Management 46: 335–345

Froese,Amanda Stern- Pirlot Rainer, Kathleen Kesner-Reyes. 2009. Out of new stocks in 2020:Acommenton‘‘Not all fisheries will be collapsed in 2048’’. Fisheries Research 32: 180 – 181

Gaertner, D., and Dreyfus-Leon, M. 2004. Analysis of non-linear relationships between catch per unit effort and abundance in a tuna purse-seine fishery simulated with artificial neural networks. eICES Journal of Marine Science, 61: 812-820.

Guisan Antoine, Thomas C. Edwards, Jr, Trevor Hastie, (2002) Generalized linear and generalized additive models in studies of species distributions: setting the scene. Ecological Modelling 157 89_/100

Haluan, J., T.W. Nurani, S.H. Wisudo, E.S. Wiyono, dan Mustaruddin, 2004. Manajemen

Operasi: Teori dan Praktek pada Pemanfaatan Sumber daya Perikanan. Departemen PSP Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor. 236 hal

Hakim, A. 2004. Statistika Deskriptif untuk Ekonomi dan Bisnis. Ekonosia. Fakultas Ekonomi UII. Yogyakarta. pp. 85

Hilborn Ray, 2010. Pretty Good Yield and exploited fishes. Fisheries Research 32: 193 - 196

Hind E.J., M.C.Hiponia b, T.S.Gray. 2010. From community- based to centralized national management—A wrong turning or the governance of the marine protected area in Apo Island,Philippines? Marine Policy 34 : 54 – 62

Javier, Ma. Esmyra Parado. 2003. Do institutions affect the performance of marine protected areas? :evidences from the Philippines. the Economy and Environment Program for Southeast Asia (EEPSEA).pp.70

King, M., 1995. Fisheries Biology, Assessment and Management. Fishing News Books Ltd. Oxford. pp 341.

Page 8: LAPORAN HASIL PENELITIAN DISERTASI DOKTOR TAHUN

Lelono, T.D., 1997. Dinamika Populasi Ikan Tembang (Sardinella fimbriata Valenciennes, 1847) dan Alternatif Pengelolaan Pada Alat Tangkap Purse Seine di Perairan Selat Madura. Program Pascasarjana Universitas Gajah Mada. Jogyakarta.. Thesis. 91 hal. Tidak dipublikasikan.

Lelono, T.D., A. Effani, A. Jauhari, A. Tumulyadi, dan A.R. Fakih, 1998. Pendugaan Pertumbuhan Dan Pola Penambahan Baru Ikan Tembang (Sardinlla fimbriata) Di Selat Madura. Laporan Penelitian. Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya. Malang 43 hal

Lelono T.D. darmawan S. M sulthon. Gatut Bintoro. 2003.Distribusi ikan tembang (sardinella fimbriata) berdasarkan aspek biologi yang tertangkap oleh gill net di perairan paparan selatan pamikasan madura jawa timur. Proseding V1. Seminar Nasional perikanan Indonesia. Sekolah Tinggi Perikanan jakarta. Pp 1 – 10

Lelono T.D.,D. Setyohadi, Nurul H. 2007.Dinamika populasi ikan lemuru (sardinella longisep) di perairan teluk sape nusa Tengara barat. Proseding seminar Internasioanl Perikanan 2007 11 – 12 Desember 2007 Direktorat Jenderal Pengolahan dan pemasaran hasil perikanan: Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan; Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta. Pusat Penelitian dan pengabdian Masyarakat (P3M) Sekaolah Tinggi Perikanan ISSn 1978-7278

Lelono T.D. 2008a. Kajian awal analisis risiko bencana kawasan pesisir selatan jawa timur (studi kasus Kab.malang). Proseding Bali scientific meeting Balai riset dan observasi kelautan (BROK. Pusat riset teknologi kelautan. Badan riset kelautan dan perikanan. F3 – 8

Lelono T.D. 2008b. Pendekatan General Linier Model (GML) untuk meengetahui besarnya kontribusi alat tangkap terhadap hasil tangkapan ikan pelagis kecil tahun 1997-2006 di Perairan Selat madura. Jurnal Penelitian terapan kelautan dan perikanan Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta. 2: 77 – 88

Lelono T.D. 2009. Marine protected area alat ukur perikanan tangkap yang sustainable. Proseding seminar Nasional perikanan 2009 3 - 4 Desember 2009 Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Perairan Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta. Pusat Penelitian dan pengabdian Masyarakat (P3M) Sekaolah Tinggi Perikanan ISSn 1978-7278 hal 458 -464

Leung, P.S., J. Muraoka, S.T. Nakamoto, and S. Pooley, 1998. Evaluating Fisheries Management Options in Hawaii Using Analytic Hierarchy Process (AHP). Fisheries

Research 36: 171-183. Levin Phillip S., Michael J. Fogarty, Steven A. Murawski, David Fluharty (2009)

Integrated Ecosystem Assessments:Developing the Scientific Basis forEcosystem-Based Management of the Ocean, PLoS Biology www.plosbiology.org Volume 7 - 1: 23 -28

Lim, K. K P. 2008. Bigeye Scad or Selar Selar crumenophthalmus. http://habitatnews.nus.edu.sg/guidebooks/marinefish/text/294.htm. Diakses pada tanggal 1 Juni 2008 pukul 03.01 WIB

Matsuda Hiroyuki, Mitsutaku Makino, and Koji Kotani. 2008. Optimal Fishing Policies That Maximize Suistainable Ecosystem Services. Fisheries for Global Wefare and Environment, 5th World Fisheries Congress 2008,pp. 359-369

Page 9: LAPORAN HASIL PENELITIAN DISERTASI DOKTOR TAHUN

Morista Joji. 2008. What is the ecosystem approac for fisheries management ?. Marine Policy 32: 19 - 26

Munasinghe, M. 1993. Environmental Economics and Sustainable Development. World Bank Environment Paper No.3. The World Bank. Washington D.C. USA.pp. 112

Mulyono, S., 1996. Teori Pengambilan Keputusan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.137 hal.

Maunder, M. N., Sibert, J. R. Fonteneau, A., Hampton, J., Kleiber, P., and Harley, S. J. 2006. Interpreting catch per unit effort data to assess the status of individual stocks and communities. e ICES Journal of Marine Science, 63: 1373 -1385

Nachrowi, N.D., dan H. Usman, 2004. Teknik Pengambilan Keputusan. PT Grasindo. Jakarta. 308 hal

Nielsen, J.R., and V. Thomas, 1997. Fishermen’s Organisations in Fisheries Management: Perspectives For Fisheries Co-management Based On Danish Fisheries. Marine Policy 21 (2): 277-288.

Nikijuluw, V.P.H., 2002. Rezim Pengelolaan Sumber daya Perikanan. Pusat Pemberdayaan dan Pembangunan Nasional. Pustaka Cidesindo. Jakarta. 254 hal.

Nurhakim, S., dan Merta, 2004. Perkembangan Dan Pengelolaan Perikanan Lemuru, Sardinella lemuru Bleeker 1853 Di Selat Bali. JPPI Edisi Sumber Daya dan Penangkapan Vol. 10 No. 4 Tahun 2004.

Pet, J.S., W.L.T. van Densen, M.A.M. Machiels, M. Sukkel, D. Setyohadi, A. Tumuljadi, 1997a. Length Based Analysis of Population Dynamics And Stock Identification In The Sardin Fisheries Around East Java, Indonesia. Fisheries Research 31: 107-120.

____________, 1997b. Catch Effort And Sampling Strategies In The Hightly Variable Sardin Fisheries Around East Java, Indonesia. Fisheries Research 31: 121-

Permadi, B.S., 1992. Analytic Hierarchy Process (AHP). PAU Studi Ekonomi. Universitas Indonesia. Jakarta. 164 hal.

Pomeroy, R. S., Rebecca Rivera - Guieb. 2006. Fishery co - management: a practical handbook . International Development Research Centre. pp. 237

Royer J., G.J. Pierce, E. Foucher J.P. Robin. 2006. The English Channel stock of Sepia officinalis: Modelling variability in abundance and impact of the fishery . Fisheries Research 78 (2006) 96–106

Richerson Kate, Phillip S. Levin, Marc Mangel. 2010. Accounting fori ndi recteffects and non-commensurat evalues in ecosystem based fisherymanagement (EBFM). Fisheries Research 95 : 114 – 119

Saanin, H. 1986. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan, Jilid I Dan Jilid II. Bina Cipta. Bandung

Sanchirico James N.,Martin D. Smith, Douglas W. Lipton. 2008. An emperial approach to ecosystem –based fisheries management.Ecological economics 64 : 586 – 598.

Sainsbury Keith J., Andre´ E. Punt, and Anthony D. M. Smith. 2000. Design of operational management strategies for achieving fishery ecosystem objectives ICES Journal of Marine Science, 57: 731–741.

Page 10: LAPORAN HASIL PENELITIAN DISERTASI DOKTOR TAHUN

Smith, A. D. M., Fulton, E. J., Hobday, A. J., Smith, D. C., and Shoulder, P. 2007. Scientific tools to support the practical implementation of ecosystem-based fisheries management. – ICES Journal of Marine Science, 64: 633 – 639

Schnute JT, Maunder MN, Ianelli J N. 2007. Designing tools to evaluate fishery management strategies: Can the scientific community deliver? ICES J. Mar. Sci; 64: 1077–1084

Sousa Pedro, Ricardo T. Lemos, Manuel C. Gomes, and Manuela Azevedo. 2007. Analysis of horse mackerel, blue whiting, and hake catch data from Portuguese surveys (1989–1999) using an integrated GLM approach Aquat. Living Resour. 20, 105–116

Shotton Ross 2000. Use of Property Rights in Fisheries Management FAO Fisheries Technical Paper 404/1 proceedings of the FishRights99 Conference Fremantle, Western ustralia.

Surakhmad, W. 1982. Pengantar Penelitian-penelitian Ilmiah. Dasar Metoda Teknik. Tarsito. Bandung

Suyedi, R. 2001. Sumber Daya Ikan pelagis. http://www.tumotou.net.htm. Diakses pada tanggal 27 Februari 2008 pada pukul 16.10 WIB

Sparre, P. E. Ursin, and Siebren, C. V. 1989. Introduction To Tropical Fish Stock Assessment : Part 1 - Manual. FAO Fisheries Technical Paper 306/1. Rome.

Tai, S.Y. and T. Heaps, 1996. Effort Dynamics and Alternative Management Policies For

The Small Pelagic Fisheries of Northwest Peninsular Malaysia. Marine Research Economics 11. USA. pp 85-103

Tissot Brian N.2005 INTEGRAL MARINE ECOLOGY: COMMUNITY-BASED FISHERY MANAGEMENT IN HAWAI`I Journal of General Evolution: 61: 79-96

Veron JEN. 2000. Coral of the world. Australian Institute of Marine Science. Townsville, North Queensland-Australia.

Westlund, L., Poulain, F, Bage, H, van AnrooyR. 2007 Disaster response and risk management in the fisheries sector.FAO Fisheries Technical Paper. No. 479. Rome, FAO. p.56

Wiber Melanie, Fikret Berkes, Anthony Charles, John Kearney. 2004Participatory research supporting community-based fisheryManagement .Marine Policy 28: 459–468

Wiadnya, D.G.S., 1992. Analysis of Catch and Effort Data on Marine Capture Fisheries in East Java, Indonesia. Verslag Nummer 1376. Landbouw. Universiteit Wageningen. The Netherlands. Unpublished

WILBERG MICHAEL J., JAMES T. THORSON, BRIAN C. LINTON, and JIM BERKSON.2010. Incorporating Time-Varying Catchability into Population Dynamic Stock Assessment Models. Reviews in Fisheries Science, 18(1):7–24

Witherell, D., Pautzke, C., and Fluharty, D. 2000. An ecosystem-based approach for Alaska groundfish fisheries. – ICES Journal of Marine Science, 57: 771–777.

Yee Thomas W. (2010a VGLMs and VGAMs: An overview for applications in fisheries research Fisheries Research 101 116–126

Yee Thomas W. 2010b The VGAM Package for Categorical Data Analysis Journal of

Statistical Software January, Volume 32, Issue 1