laporan hasil penelitian fundamentallppm.serambimekkah.ac.id/download/penelitian/anwar/laporan...

50
1 LAPORAN HASIL PENELITIAN FUNDAMENTAL GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU PADA SMP NEGERI KOTA BANDA ACEH OLEH Drs. Anwar, S.Pd., M.Pd (Ketua) Musriadi, S.Pd., M.Pd (Anggota) Jalaluddin, S.Pd., M.Pd (Anggota) DIBIAYAI : DIPA Kopertis Wilayah I Tahun 2012, dan sesuai dengan Surat Penjanjian Penugasan dalam Rangka PelaksanaanProgram Desentralisasi Penelitian Fundamental No : 45/K1.1.2/KU.2/2012 Tanggal 12 Maret 2012 DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH BANDA ACEH NOVEMBER 2012

Upload: vuongque

Post on 07-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

LAPORAN HASIL PENELITIAN FUNDAMENTAL

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN

KINERJA GURU PADA SMP NEGERI

KOTA BANDA ACEH

OLEH

Drs. Anwar, S.Pd., M.Pd (Ketua)

Musriadi, S.Pd., M.Pd (Anggota)

Jalaluddin, S.Pd., M.Pd (Anggota)

DIBIAYAI : DIPA Kopertis Wilayah I Tahun 2012, dan sesuai

dengan Surat Penjanjian Penugasan dalam Rangka

PelaksanaanProgram Desentralisasi Penelitian

Fundamental No : 45/K1.1.2/KU.2/2012

Tanggal 12 Maret 2012

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIDIKAN TINGGI

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH BANDA ACEH

NOVEMBER 2012

2

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Masalah

Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

telah menimbulkan persaingan dalam berbagai bidang, yang menuntut masyarakat

Indonesia untuk memantapkan diri dalam peningkatan kualitas dan sumber daya

manusia yang unggul, mampu berdaya saing, menguasai ilmu pengetahuan,

teknologi serta mempunyai etos kerja yang tinggi. Di Indonesia sekolah harus

dengan kesungguhannya melaksanakan tugas dan fungsinya untuk mewujudkan

tujuan nasional sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang RI No. 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta penjelasannya Bab II Pasal

3 bahwa:

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis

serta bertanggung jawab”.

Keberhasilan untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut kepala sekolah

mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengkoordinasikan, menggerakkan,

dan menselaraskan sumber daya pendidikan yang tersedia, kepemimpinan kepala

sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk dapat

mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran melalui program sekolah yang

dilaksanakan secara terencana dan bertahap.

Tanggung jawab guru yang paling utama adalah bagaimana mengkondisikan

lingkungan belajar yang menyenangkan agar dapat membangkitkan rasa ingin tahu

semua peserta didik sehingga tumbuh minat dan nafsu untuk belajar. Guru bukan saja

bertanggung jawab terhadap aspek pengetahuan tetapi juga terhadap aspek mendidik

kepribadian anak.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13/2007 tentang standar kepala

sekolah, kepala sekolah harus memiliki kompetensi versi Permen Diknas adalah (1)

kompetensi kepribadian (2) kompetensi manajerial (3) kompetensi kewirausahaan (4)

3

3

kompetensi supervise (5) kompetensi sosial. Peran kepala sekolah sebagai pemimpin

diharapkan mampu mewujudkan fungsi-fungsi kepemimpinan dalam keseluruhan

dan proses pendidikan disekolah. Keberhasilan pendidikan disekolah ditentukan oleh

kemampuannya mempengaruhi, membimbing, menggerakkan dan memotivasi

individu-individu (guru-guru) yang terlibat dalam tujuan pendidikan yang telah

ditetapkan.

Gaya kepemimpinan adalah pola perilaku konsisten yang diterapkan pemimpin

melalui orang lain yaitu melalui perilaku yang diperlihatkan pemimpin pada saat

mempengaruhi orang lain, seperti dipersepsikan orang lain. Untuk menyesuaikan

antara nilai-nilai, dibutuhkan suatu proses yang disebut sosialisasi, proses ini akan

berhasil dengan baik jika pegawai baru akan merasa senang dengan lingkungan kerja

yang ditempatinya. Kepala Sekolah mampu bertugas dan menjalankan fungsinya

dengan baik pula, dalam usaha untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja

karyawannya diperlukan seorang pemimpin yang menggunakan gaya kepemimpinan,

yaitu seorang pemimpin yang selain mempunyai kemampuan pribadi juga mampu

membaca keadaan bawahannya serta lingkungan kerjanya.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian diatas, maka yang menjadi permasalahan utama dalam

penelitian antara lain:

1. Gaya kepemimpinan apa yang sering di munculkan kepala sekolah dalam

upaya meningkatkan tanggung jawab guru pada SMP Negeri Kota Banda

Aceh dan Aceh Besar ?

2. Gaya kepemimpinan apa yang sering di munculkan kepala sekolah dalam

upaya meningkatkan disiplin guru pada SMP Negeri Kota Banda Aceh dan

Aceh Besar ?

3. Gaya kepemimpinan apa yang sering di munculkan kepala sekolah dalam

upaya komitmen guru pada SMP Negeri Kota Banda Aceh dan Aceh

Besar ?

4

4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepemimpinan merupakan suatu kekuatan yang penting dalam rangka

pengelolaan, oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci

keberhasilan. Kepemimpinan merupakan salah satu fungsi manajemen merupakan

hal yang sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi.

Kepemimpinan berperan dalam melindungi beberapa isu pengaturan organisasi

yang tidak tepat, yang menyangkut distribusi kekuatan yang menjadi penghalang

tindakan efektif, kekurangan berbagai sumber, prosedur yang dianggap buruk, yakni

problem- problem organisasi yang lebih mendasar. Istilah kepemimpinan diartikan

bermacam- macam. Hal ini tergantung sudut pandang dan konteks pengertian para

ahli membahasnya. Beberapa batasan pengertian diuraikan dibawah ini yang

berkaitan dengan penelitian yang menjadi sasara.

Kepemimpinan sebagai keterampilan seseorang mempengaruhi perilaku orang

lain, baik yang kedudukannya lebih tinggi, setingkat maupun yang lebih rendah dari

padanya, dalam fikiran dan bertindak agar perilaku yang semula mungkin

individualistik dan egosentrik berubah perilaku organisasi. Fiedler dan Chermier

(1974:102) mengklarifikasikan sebagai berikut:

1. Kepemimpinan sebagai alat mencapai tujuan

2. Kepemimpinan sebagai penggunaan pengaruh

3. Kepemimpinan sebagai tindakan atau tingkah laku

4. Kepemimpinan sebagai hubungan kekuasaan

5. Kepemimpinan sebagai suatau kepribadian

6. Kepemimpinan sebagai seni mempengaruhi orang lain

7. Kepemimpinan sebagai bentuk persuasif

8. Kepemimpinan sebagai perbedaan struktur

9. Kepemimpinan sebagai fokus proses- proses kelompok

Dilingkungan masyarakat, dalam organisasi baik formal maupun non formal

selalu ada orang yang lebih besar dari yang lain. Seseorang yang, memiliki

kemampuan lebih tersebut kemudian diangkat atau ditunjuk sebagai orang yang

dipercayakan untuk mengatur orang lainnya. Biasanya orang seperti itu disebut

dengan pemimpin, dari kata pemimpin itulah kemudian muncul istilah

5

5

kepemimpinan setelah proses yang panjang. Masalah kepemimpinan sama tuanya

dengan sejarah manusia, dalam kepemimpinan dibutuhkan manusia karena adanya

keterbatasan.

Danim (2004:143) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan

kepemimpinan adalah: “ suatu pokok dari keinginan manusia yang besar untuk

menggerakkan potensi organisasi”. Kepemimpinan juga salah satu penjelas yang

paling populer untuk keberhasilan atau kegagalan dari suatu organisasi. Artinya

organisasi sekolah atau instansi pendidikan jika dinyatakan berhasil atau gagal,

faktor penentu utamanya adalah kepemimpinannya. Kepemimpinan yang kuat dan

tangguh serta memiliki komitmen yang kuat dalam menyelenggarakan program

organisasi amat diperlukan dalam membimbing.

Winardi (2000:47) mengemukakan kepemimpinan adalah: “ suatu kemampuan

yang melekat pada diri seseorang yang memimpin dan tergantung dari bermacam-

macam faktor internal maupun eksternal”. Kepemimpinan sebagai rangkaian

kegiatan penataan berupa kemampuan memerngaruhi orang lain dalan situasi tertentu

agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam masyarakat yang demokratis dewasa ini kepemimpinan memegang

peranan penting dalam mengelola suatu organisasi, karena dengan kepemimpinan

yang baik organisasi dapat berjalan dengan baik pula. Menurut Sahertian dan Danim

(2004:16) mengemukakan bahwa: “Kepemimpinan dipandang sebagai suatu

ketrampilan (skill) sehingga diperlukan latihan. Kemudian kepemimpinan dapat

ditelaah dari berbagai segi, tergantung dai konsep kepemimpinan melahirkan

berbagai pendekatan atau teori kepemimpinan dapat diidentifikasi dari berbagi

kriteria sesuai dengan konsep kepemimpinan yang dipergunakan.Winardi (2002:47)

mengemukakan:

“Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang melekat pada diri

seseorang yang memimpin, dan tergantung dari bermacam–macam faktor

intern maupun faktor ekstren”. Kepemimpinan sebagai rangkaian kegiatan

penataan berupa kemampuan mempengaruhi prilaku orang lain dalam situasi

tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan”.

Situasi yang selalu berubah mempengaruhi perubahan dan perkembangan suatu

organisasi. Suatu organisasi yang senantiasa berubah tersebut menuntut perubahan

6

6

dan perkembangan sifat-sifat, kemampuan, dan perilaku kepemimpinan seorang

pemimpin. Supriadi (1998:31) mendefinisikan :

“Kepemimpinan sebagai kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi,

memotivasi, mengajak, mengarah, menasehati, membimbing, menyuruh,

memerintah, melarang, dan menghukum, serta membina dengan maksud agar

manusia sebagai media manajemen ampu bekerja dalam rangka mencapai

tujuan administrasi secara efektif dan efesien”.

Dari berbagai batasan tersebut dapat dinyatakan bahwa kepemimpinan adalah

seseorang untuk mempengaruhi, mengarahkan dan mengkoordinasikan aktivitas

orang lain dengan melalui cara tertentu dalam situasi tertentu guna pencapaian tujuan

bersama sebagaimana telah ditetapkan. Dalam penelitian ini kepemimpinan ditelaah

perilaku (behavior approach) atau kepemimpinan sebagai fungsi kelompok yang

memandang efektivitas organisasi sebagai fungsi perilaku kepemimpinan Kepala

Sekolah yang bersangkutan.

Tilaar (1992:103) mengemukakan bahwa: “Kepemimpinan itu adalah aktivitas

untuk mempengaruhi orang-orang untuk mencapai tujuan organisasi. Peranan

pemimpin sangat penting karena dalam segala sikap dan tingkah lakunya, serta gaya

kepemimpinannya yang ditampilkannya orang akan melakukan apa yang diinginkan

dari sebuah organisasi”.

Berdasarkan definisi tersebut, bahwa kepemimpinan itu akan terjadi apabila di

dalam situasi tertentu seseorang mempengaruhi perilaku orang lain baik secara

perseorangan atau kelompok. Magunharjana, (1998:26) menjelaskan :

“Kepemimpinan adalah keseluruhan tindakan guna mempengaruhi serta

menggiatkan orang dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan, atau dengan

definisi lebih lengkap dapat dikatakan bahwa kepemimpinan adalah proses

pemberian bimbingan (pimpinan) atau tauladan dan pemberian jalan yang

mudah (fasilitas) daripada pekerjaan orang-orang yang terorganisir dalam

organisasi formal guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.

Kepemimpinan pada dasarnya berarti kemampuan menggerakkan, memberikan

motivasi dan mempengaruhi orang-orang agar bersedia melakukan tindakan-tindakan

yang terarah pada pencapaian tujuan organisasi dimana kepemimpinan itu

berlangsung.

Setiap pemimpin dalam memberikan perintah atau pengarahan menggunakan

cara masing-masing sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, baik berupa

7

7

bimbingan, dorongan atau motivasi yang kesemuanya melalui proses komunikasi

secara terarah dan berencana, serta sistematis tanpa melupakan nilai manusiawi. Ini

berarti setiap orang memiliki sifat ingin dihargai, dihormati, diperhatikan dan

membutuhkan dorongan.

Kepemimpinan merupakan tingkah laku individu dalam interaksi dengan

sistem sosial untuk mencapai suatu tujuan. Tercapai tidaknya tujuan ini bergantung

pada kepemimpinan seorang pemimpin. Kepemimpinan yang bersifat umum

memberikan landasan pengertian kepemimpinan secara khusus dalam bidang

pendidikan. Daryanto (2005:9) mengemukakan:

“Kepemimpinan Pendidikan adalah segenap kegiatan dalam usaha

mempengaruhi personil di lingkungan pendidikan pada situasi tertentu agar

melalui kerjasama mau bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab dan ikhlas

demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditentukan”.

Dalam konteks kepemimpinan pendidikan, pemimpin dimaknai semua orang

yang bertanggung jawab dalam proses perbaikan yang berada pada semua level

kelembagaan pendidikan. Oleh karena itu, fungsi kepemimpinan pendidikan harus

tertuju pada peningkatan mutu belajar dan semua personil pendukungnya. Dengan

demikian keberadaan personil tersebut penting dalam sebuah sekolah.

Pimpinan lembaga pendidikan berfungsi sebagai motor penggerak yang

mempengaruhi anggotanya, yaitu para guru dan pegawai agar bekerja secara

maksimal sehingga dapat menampilkan kinerja optimal untuk mencapai standar mutu

yang diharapkan orang tua, masyarakat, lapangan kerja, industri dan pemerintah. As-

Suwaidan dan Basyarahil (2005:33) menyebutkan:

“Kepemimpinan pendidikan sebagai suatu kemampuan dalam proses

mempengaruhi, mengkoordinir, menggerakkan orang lain yang ada

hubungannya dengan pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan

pendidikan dan pengajaran agar supaya kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat

lebih efektif dan efisien didalam pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran”.

Penerapan manajemen dalam pendiddikan sekolah ditentukan oleh

kepemimpinan yang lazimnya, kepemimpinan yang bersifat kreatif dan proaktif

terhadap tuntutan perubahan zaman yaitu pemimpin yang pandai membaca situasi

yang di butuhkan, pada saat terjadinya peristiwa, tidak terpaku pada aturan-aturan

yang selalu mencari berita yang baru untuk diterapkan disekolah. Disini, perubahan

8

8

hendaknya sesuai dengan kebutuhan sekolahnya, dan berorentasi pada perbaikan

mutu berkelanjutan.

Kepemimpinan pendidikan merupakan suatu kesiapan, kemampuan yang di

miliki seseorang dalam proses mempergaruhi, mendorong, membimbing,

mengarahkan, menggerakan orang lain yanga ada hubungannya dengan pelaksanaan

pengembangan pendidikan dan pengajaran ( Indrafachruddin,1995: 29). Ini bertujuan

agar segenap kegiatan dapat berjalan secara efesien yang pada giliranya dapat

mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah ditetapkan, atau dengan

ringkas dapat di ungkapkan sebagai bantuan yang diberikan oleh seseorang terhadap

penetapan dan percapaian tujuan peendidikan dan pengajaran.

Pada dasarnya dari berbagai definisi kepemimpinan yang di kemukan oleh para

ahli terdahulu secara garis besarnya mempunyai kesamaan, yaitu (a) adanya

seseorang yang di sebut pemimpin, (b) adanya kelompok nyang dipimpin, (c) adanya

tujuan, (d) adanya kreativitas, (e) adanya kekuasaan.

Kepala sekolah hakikatnya adalah tenaga fungsional yang diberi tugas untuk

memimpin penyelenggaraan sekolah. Oleh sebab itu komposisi yang di titik berikan

tugas-tugas kepala sekolah bukan komposisi proses belajar mengajar. Kemampuan

kepala sekolah yaitu memiliki kemampuan untuk menganalisi persoalan, kemampuan

memberikan berbagi pertimbangan, kecakapan berorganisasi, kemampuan secara

tertulis, keinginan untuk berpartipasi dan kecakapan dalam mendiskusikan kejadian

aktual, memotivasi tinggi dan memahami latar belakang filosofis pendidikan dengan

baik.

Kepala sekolah profesional dalam paradigma baru manajemen pendidikan

akan memberikan dampak positif dan perubahan yang cukup mendasar dalam

pembaharuan sistem pendidikan di sekolah, dampak tersebut antara lain efektifitas

pendidikan, kepemimpinan sekolah yang kuat, pengelolaan tenaga kependidikan

yang efektif, budaya mutu, teamwork yang kompak, keterbukaan manajemen,

kemauan untuk berubah, evaluasi dan perbaikan berkelanjutan, responsif dan

antipatif terdapat kebutuhan akuntabilitas.

Kualitas kepala sekolah yang di maksud adalah kepala sekolah yang benar-

benar memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman yang cukup mengenai

masalah-masalah yang di hadapi oleh pendidikan di sekolah tersebut, kemudian

9

9

kepala sekolah yang dapat benar-benar berfungsi sebagai peningkatan mutu

pendidikan yang di kelola.

Danim (2004:6) menjelaskan tentang bagaimana kualitas sekolah yang

seharusnya di harapkan oleh bawahan, paling tidak ada lima karakteristik yang harus

di penuhi oleh kepala sekolah :

1) Bawahan menginginkan kepala sekolah membuat rencana baik dan dapat di

jangkau oleh guru dan anak didik.

2) Bawahan menginginkan agar kepala sekolah mempunyai tujuan yang jelas

dan konsisten, dengan harapan tidak mudah terbawa kepada arus angin,

melainkan melaksanakan tugas sesuai dengan harapan Pemerintah dan

kebutuhan disekolah baik pengembangan kualitas dan kuantintas.

3) Bawahan menginginkan kepala sekolah yang secara terus menerus

menginformasikan kemajuan sekolah kepada bawahan.

4) Bawahan menghendaki agar kepala sekolah memperlakukan mereka sebagai

pendidik dan bukan robot yang sesuka hati memerintahkan mereka.

5) Bawahan berharap kepala sekolah dapat membawa kemajuan sekolah yang

lebih baik lagi.

2.2 Pengertian Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan dilahirkan oleh prilaku dan sifat seseorang yang memiliki

jiwa kepemimpinan. Jadi gaya kepemimpinan dapat dilihat dari segi perilaku dan

sifat yang dimunculkannya. Istilah gaya (style) kepemimpinan merupakan norma

perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat ia mencoba mempengaruhi

perilaku orang lain, yaitu dengan istilah kepemimpinan maka dengan sendirinya

orang yang bertindak sebagai bawahan mengaku pemimpin ini memiliki kelebihan

baik dari segi pengalaman, pendidikan ataupu kematangan emosional, sehingga tanpa

disadari bawahan tadi akan menghormati pemimpin tersebut (Thoha, 2002:49).

Menurut Salim (1996:65), gaya kepemimpinan adalah: “Cara pemimpin dalam

menghadapi dan melayani staf atau bawahan yang biasanya berbeda pada setiap

individu dan dapat berubah-ubah”. Artinya seseorang yang menduduki jabatan

pimpinan mempunyai kapasitas untuk “membaca” situasi yang dihadapinya secara

tepat dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar sesuai dengan tuntutan situasi.

Meskipun penyesuaian ini mungkin hanya bersifat sementara.

Blanchard (1999:94) mendefinisikan gaya kepemimpinan adalah: “Pola

perilaku yang dilakukan oleh pemimpin pada waktu berupaya mempengaruhi

aktivitas orang lain (bawahan), seperti yang dilihat orang lain”.

10

10

Dari pengertian diatas menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan merupakan

pola perilaku yang ditunjukkan oleh kepala sekolah saat berusaha mempengaruhi

guru-guru di sekolah, sehingga guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik

sesuai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Pengertian ini sesuai dengan pendapat

Dharma (1984:37), gaya kepemimpinan adalah: “Perilaku yang ditunjukkan

seseorang pada ia mempengaruhi perilaku orang lain”.

Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh

seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain

seperti yang ia lihat. Dalam hal ini usaha menyelaraskan persepsi diantara orang

yang akan mempengaruhi perilaku dengan perilakunya akan dipengaruhi menjadi

amat penting kedudukannya.

Definisi tersebut menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan merupakan suatu

pola perilaku seorang pimpinan yang khas pada saat mempengaruhi anak buahnya.

Apa yang dipilih pemimpin untuk dikerjakan, cara pemimpin bertindak dalam

mempengaruhi anggota kelompok membentuk gaya kepemimpinannya.

Salim (1996:65) menjelaskan bahwa “Gaya kepemimpinan adalah cara

pemimpin dalam menghadapi dan melayani staf atau bawahan yang biasanya

berbeda pada setiap individu dan dapat berubah” gaya kepemimpinan yang paling

tepat adalah gaya yang dapat memaksimumkan produktivitas, kepuasan kerja,

pertumbuhan, dan mudah menyesuaikan dengan segala situasi.

2.3 Jenis-jenis Gaya Kepemimpinan.

Hermanti (2005:64) mengemukakan bahwa tiga gaya/tipe kepemimpinan yaitu:

“Demokrasi, Otoriter, dan Laissesz-Faire”. Untuk lebih jelas ketiga gaya/tipe di atas

akan diuraikan sebagai berikut:

a. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Gaya kepemimpinan Demokrasi menempatkan manusia sebagai faktor

terpenting dalam kepemimpinan yang dilakukan berdasarkan dan mengutamakan

orientasi pada hubungan sesama anggota organisasi. Filsafat demokrasi yang

mendasari pandangan dengan gaya kepemimpinan ini adalah pengakuan dan

penerimaan bahwa manusia merupakan makhluk yang memiliki harkat dan martabat

11

11

yang mulia dengan hak asasi yang sama. Dengan filsafat demokrasi tersebut

diimplementasikan nilai-nilai demokrasi didalam kepemimpinan tersebut.

b. Gaya Pemimpin Otoriter

Gaya kepemimpinan ini memperlihatkan gaya kepemimpinan yang bersifat

terpusat pada pemimpin sebagai satu-satunya penentu, penguasa dan pengendali

anggota organisasi dan kegiatannya dalam usaha mencapai tujuan organisasi.

Pengambilan keputusan biasanya diambil oleh si pemimpin itu sendiri.

Kepemimpinan otoriter ini dilaksanakan dengan kekuasaan berada di tangan satu

orang atau sekelompok kecil orang yang diantara mereka selalu ada seorang yang

menempatkan diri sebagai yang paling berkuasa. Pemimpin dengan semua kekuasaan

di tangannya merupakan pihak yang memiliki hak, terutama dalam mengambil

keputusan. Pemimpin otoriter merasa memperoleh hak-hak istimewa dan harus

diistimewakan oleh bawahannya.

c. Gaya Kepemimpinan Leissez-Faire

Gaya kepemimpinan ini pada dasarnya berpandangan bahwa anggota organisasinya

mampu mandiri dalam membuat keputusan atau mampu mengurus dirinya masing-masing

dengan sedikit mungkin pengarahan pemberian petunjuk dengan merealisasikan tugas

pokok masing-masing sebagai bagian dari tugas pokok organisasi.

Gaya kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari gaya kepemimpinan

otoriter. Dilihat dari segi perilaku ternyata gaya kepemimpinan ini cenderung

didominasi oleh perilaku kepemimpinan kompromi dan perilaku kepemimpin

pembelot. Dalam prosesnya tidak dilaksanakan kepemimpinan dalam arti

serangkaian kegiatan menggerakkan dan memotivasi anggota kelompok dalam cara

apapun juga. Pemimpin berkedudukan sebagai simbol. Kepemimpinan dijalankan

dengan memberikan kebebasan penuh pada orang yang dipimpin dalam mengambil

keputusan dan melakukan kegiatan menurut kehendak dan kepentingan masing-

masing baik secara perseorangan maupun berupa kelompok kecil.

Danim (2004:57) mengemukakan bahwa ada beberapa gaya kepemimpinan

yang dapat diterapkan untuk mengelola organisasi/lembaga pendidikan untuk

memberikan motivasi kepada guru.

1. Gaya konsultasi, yaitu gaya yang bercirikan konsultasi. Pemimpin masih

banyak memberikan pengarahan kepada guru-guru, tetapi hal ini juga

12

12

meningkatkan komunikasi dua arah. Meskipun demikian dukungan

ditingkatkan tetapi pengendalian atas pengambilan keputusan tetap pada

kepala sekolah.

2. Gaya Partisipatif, yaitu penggunaan gaya ini kepala sekolah dan bawahan

saling tukar menukar ide dalam pemecahan masalah dan perbuatan

keputusan sebagaimana dipegang bawahannya. Perilaku pemimpin yang

rendah dukungan dan rendah pengarahan.

3. Gaya Instruktif, yaitu gaya yang bercirikan dengan komunikasi satu arah.

Inisiatif pemecahan masalah dan perbuatan keputusan semata-mata

dilakukan pimpinan. Perilaku pimpinan yang dukungan rendah pengarahan.

4. Gaya Delegatif, yaitu kepala sekolah mendiskusikan semua masalah secara

bersama-sama dengan guru/bawahan sehingga tercapai kesepakatan, dan

memberikan kesempatan yang luas kepada guru untuk memikul tanggung

jawab dalam melaksanakan tugasnya.

Kepemimpinan transformasional karenanya memiliki fokus transformasional

pada guru sebagai ujung tombak proses pembelajaran. Gaya kepemimpinan ini

mencoba menimbulkan kesadaran para pengikut dengan mengarahkan kepada cita-

cita dan nilai-nilai yang lebih tinggi, sehingga didapat informasi bahwa

kepemimpinan dalam mengelola kebijakan sangat berhati-hati dan harus

memperhatikan keadaan sosial untuk memperoleh kebutuhan dalam pengelolaan

pendidikan tersebut. Danim (2004:223) mengemukakan bahwa :

“Kepemimpinan transaksional merupakan gaya yang dapat memotivasi para

pengikut dengan mengarahkan para pengikut pada kepentingan diri memimpin

sendiri, misalnya para pemimpin politik melakukan upaya-upaya untuk

memperoleh suara dalam pemilu atau pilkada. Burn juga membedakan

kepemimpinan transaksional dan kepemimpinan transaksional dari pengaruh

yang didasarkan atas kekuatan birokratis. Organisasi birokratis menekankan

kepada kekuatan legitimasi dan menghormati peraturan-peraturan serta tradisi”.

2.4 Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan

Kinerja merupakan terjemahan bebas dari kata Bahasa Inggris “Performance”

yang berarti prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau pencapaian kerja atau hasil

kerja/penampilan kerja (Lembaga Administrasi Negara, 1992:3).

13

13

Dalam mengartikan suatu kinerja, berbagai ahli memiliki pendapat yang

berbeda, tergantung dari sudut pandang dan kepentingan masing-masing. Namun

rumusan mereka pada hakikatnya memiliki kesamaan arti. Dalam kaitan ini, secara

sederhana kinerja dapat diartikan unjuk kerja sebagai hasil dari suatu proses. Unjuk

kerja ini didasarkan atas deskripsi dan spesifikasi suatu pekerjaan yang menjadi tugas

dan tanggung jawabnya. Jadi, kinerja merupakan perwujudan yang sinergik dari

kemampuan dan motivasi dalam pekerjaan. Dengan demikian kinerja seseorang akan

terlihat dari produktivitasnya dalam melaksanakan pekerjaannya.

Berdasarkan jumlah definisi yang telah diungkapkan oleh para ahli tentang

kinerja, maka dapat dimaknai bahwa ia merupakan suatu prestasi kerja yang dicapai

oleh seseorang dan hasilnya memenuhi persyaratan kualitas, baik jumlah maupun

kecepatan, sesuai dengan rencana awal sebelum melakukan pekerjaan. Setiap

program pendidikan, tenaga pengajar merupakan faktor yang sangat penting sebagai

ujung tombak tercapainya tujuan Pendidikan. Nasution (2001:76) mengemukakan

beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh seorang tenaga pengajar, yaitu:

(1)Mempunyai kemampuan memimpin. Cara terbaik untuk melihat

kepemimpinan seseorang sampai sejauh mana bisa mengarahkan pembicaraan

dalam setiap pertemuan. Jadi, tenaga pengajar harus dapat mengarahkan segala

pembicaraan dalam pendidikan ke materi program; (2) mempunyai

kemampuan menilai orang lain. Tenaga pengajar harus mampu mendengarkan,

memberi perhatian, dan mengatur tempo belajar, serta berusaha mendorong

kemajuan orang lain; (3) mengetahui detail materi diajarkan; (4) mempunyai

kemampuan mengajar. Tenaga pengajar yang baik perlu mengungkapkan

pemikiran kedalam kata-kata yang mudah dimengerti oleh peserta didik; dan

(5) sabar dalam menghadapi peserta didik.

2.5 Indikator Kinerja Guru

Dharma (1984:211) mengemukakan bahwa kinerja yang terindikasi antara lain:

“disiplin, komitmen yang kuat, disiplin dan tanggung jawab”. Untuk lebih jelasnya

indikator kinerja tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

a. Disiplin

Bawahan yang termotivasi oleh pimpinan dapat teridentifikasi dari pekerjaannya

yang selesai tepat waktu, serta dilaksanakan dengan benar. Ketepatan waktu berarti bahwa

balikan pekerjaan diberikan sesegera mungkin dan cukup sering.

14

14

Bawahan yang termotivasi tidak akan meninggalkan pekerjaan begitu saja,

melainkan setiap pekerjaan yang dilakukan tampil dengan hasil yang maksimal serta

tidak merugikan lembaga dan atasan. Keberhasilan pimpinan dalam menggerakkan

bawahan dapat ditunjukkan dengan bawahan, melalui loyalitas bawahan terhadap atasan,

dedikasi yang tinggi, dan kemampuan bawahan menyelesaikan tugas dalam bekerja.

b. Komitmen

Bawahan dalam melaksanakan tugas keseharian yang dituntut adalah sifat

kepercayaan yang diberikan oleh atasan, dan bisa menjaga kerahasiaan lembaga

organisasi dimana saja dia bekerja, komitmen dalam bekerja dan tidak menyerah

belum menyelesaikan tugas yang telah diberikan merupakan cirri-ciri yang tergambar

pada bawahan yang termotivasi dan treus mendapatkan dorongan dari atasan, serta

bawahan dalam bekerja tidak setengah hati dan dapat mengandalkan atasan dan

tempat kerja. Bawahan dalam bekerja sebenarnya hanya mengharapkan kenyamanan

dan perhatian yang penuh dari atasan.

c. Tanggung jawab

Tanggung jawab tugas yang diberikan oleh pimpinan merupakan amanah yang

harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, seperti diberi kesempatan untuk

memperoleh pendelegasian, diberi wewenang lebih besar dalam mengalokasi waktu

seperti menentukan sendiri prioritas atau jadwal waktu, mendapat informasi lebih

banyak. Setiap tugas yang diberikan dapat dilaksanakan dan dipertanggung jawabkan

sesuai dengan jadwal dan waktu yang telah ditetapkan, rasa percaya diri yang

digambarkan serta rasa memiliki terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan

yang bertanggung jawab akan mendapatkan penghargaan dan dipercaya oleh atasan

karena bisa menjaga kepercayaan yang telah diberikan.

2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Guru

Pada umumnya semua orang termasuk guru dalam melaksanakan pekerjaan

selalu didorong oleh kebutuhan mencapai keinginan dan kebutuhan. Kinerja selalu di

dorong oleh kebutuhan mencapai keinginan dan kebutuhan. Kinerja berpengaruh

denga factor kepribadian, kebutuhan dan kepuasan yang terjadi pada diri manusia.

Semangat kerja dapat ditimbulkan karena dua fakltor yaitu faktor internal dan

eksternal.

15

15

Kedua faktor ini muncul karena adanya rangsangan. Seseorang akan

melakukan sesuatu pekerjaan termnasuk guru melakukan pekerjaan dengan gigih

kalau ia mempunyai semangat kerja yang kuat. Sebaliknya seorang akan

meninggalkan tugas atau tidak bergairah dan semangat melakukan sesuatu pekerjaan

jika ia tidak mempunyai motivasi kerja untuk melakukannya, untuk menyelesaikan

sesuatu pekerjaan seseorang disamping memerlukan kecakapan pribadi, juga

memerlukan motivasi, kemampuan, disiplin dan komitmen, agar pekerjaannya itu

dapat diselesaikan dengan baik.

Motivasi, disiplin, kemampuan dan komitmen sebagai alat yang menyebabkan,

,menyalurkan dan mendukung pelaku manusia supaya mau bekerja dan antusias

untuk mencapai hasil yang optimal. Tidak mudah bagi seorang pemimpin

menumbuhkan rasa motivasi, disipli, kemampuan danm komitmen kerja bagi

bawahannya, hal ini disebabkan oleh keyakinan dan sikap setiap orang yang

bervariasi serta berubah-ubah yang dipengaruhi oleh sitiuasi dan kondisi.

Wahjosumidjo (1993:192) berpendapat bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja adalah: “Faktor internal yaitu pembawaan, tingkat

pendidikan, pengalaman masa lampau, keinginan atau harapan masa depan. Sedang

faktor eksternal adalah faktor-faktor seperti lingkungan kerja, pimpinan dan

kepemimpinan dan sebagainya.

Oleh karena masing-masing pihak dalam lingkungan lembaga pendidikan baik

kapasitasnya sebagai kepala sekolah maupun guru sebagai unsur pekerja mempunyai

keterkaitan satu sama lainnya. Menurut Winardi (2002:107) ada beberapa unsure

yang perlu diperhatikan oleh kepala sekolah untuk mempengaruhi kinerja guru yaitu:

1. Kebijaksanaan yang telah ditetapkan yang termasuk didalamnya prosedur

kerja, berbagai rencana program kerja

2. Persyaratan kerja yang perlu dipenuhi oleh para bawahan dan guru.

3. Tersedianya seperangkat alat-alat dan sarana yang diperlukan dalam

mendukung pelaksanaan kerja termasuk didalamnya bagaimana tempat

bawahan dan guru kerja.

4. Gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam arti sifat-sifat dan perilaku

Kepala Sekolah terhadap bawahan dan guru.

2.7 Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Guru

Wahjosumidjo (1993:110) mengatakan: “Bahwa seorang kepala sekolah

sebagai pemimpin harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan,

16

16

meningkatkan kemampuan guru, membuka komunikasi dua arah dan

mendelegasikan tugas”. Kepala sekolah sebagai Leader harus memiliki karakter

khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan

profeisonal, serta pengetahuan administrasi dan pengawasan.

Meskipun kepala sekolah ingin selalu bersifat demokratis, namun seringkali

situasi dan kondisi menuntut untuk bersikap lain, misalnya harus bersikap otoriter.

Dalam hal in, tentu sifat kepemimpinan otoriter lebih tepat digunakan dalam

pengambilkan suatu keputusan, dengan dimilikinya tiga sifat tersebut oleh seorang

kepala sekolah sebagai Leader, maka dalam menjalankan roda kepemimpinan di

sekolah, kepala sekolah dapat menggunakan strategi yang tepat, sesuai dengan

tingkat kematangan paar guru, sehingga tujuan sekolah tercapai secara efektif dan

efisien.

Kepala sekolah merupakan penggerak, penentu arah kebijakan sekolah yang

akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan pada umumnya

direalisasikan. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan dalam pengelolaan

sekolah mempunyai tanggung jawab yang berat. Untuk itu, ia hendaknya mampu

mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab pada wakil-wakil kepala sekolah

dan personil sekolah lainnya, mampu mengelola sarana dan prasarana pendidikan di

sekolah. Seorang pemimpin harus mampu memberikan pelayan khusus kepada guru

dan siswa, memotivasi guru-guru untuk mengembangkan metode dan prosedur

pengajaran, membantu guru mengevaluasi program pendidikan dan hasil belajar

siswa serta mampu menilai prilaku dan kemampuan guru, sehingga semangat kerja

guru semakin meningkat. Dengan kemampuan-kemampuan tersebut, maka segala

sesuatu akan dapat berjalan dengan lancar, sehingga terwujudnya administrasi,

efektivitas, pengelolaan pendidikan di sekolahnya.

Sagala (2000:70) menjelaskan bahwa “Kebutuhan para guru antara lain

ruangan kerja yang diinginkan, kesempatan untuk ikut serta dalam pengambilan

keputusan, menghilangkan hambatan professional”. Kepala sekolah sebagai

pemimpin harus benar-benar arif mengambil kebijakan dalam tugas-tugas

administrasi, sebagai upaya memperkecil resiko atau kerugian dalam pelaksanaan

manajemen pendidikan dibawah tanggung jawabnya sebagai pemimpin.

17

17

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 Tujuan

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang

kontribusi gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan kinerja

guru pada SMP Negeri Kota Banda Aceh. Sedangkan tujuan khusus yang ingin

dicapai melalui peelitian ini adalah untuk mengetahui :

a. Gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan

tanggung jawab guru pada SMP Negeri Kota Banda Aceh.

b. Gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan

disiplin guru pada SMP Negeri Banda Aceh.

c. Gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan

komitmen guru pada SMP Negeri Kota Banda Aceh.

3.2 Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis

dan manfaat secara praktis dalam memperoleh informasi yang bermafaat

bagi pengembangan ilmu administrasi pendidikan terutama mengenai

kepemimpinan pendidikan dan kinerja guru.

Sebagai bahan masukan bagi praktisi pendidikan untuk membuat suatu

kebijakan dalam memberdayakan kepemimpinan kepala sekolah, tenaga

kependidikan dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas

untuk peningkatan mutu pendidikan. Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah

untuk mengevaluasi kinerja guru yang telah dilaksanakan.

Kepala sekolah atau pengelola pendidikan dalam melaksanakan tugas serta

upaya meningkatkan kinerja dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan. Selain

itu diharapkan pula dapat menambah ilmu pengetahuan, khususnya masalah

kepemimpinan kepala sekolah, iklim organisasi sekolah serta hubungannya dengan

kinerja guru dan agar dapat memperoleh informasi dari hasil penelitian ini sebagai

alat untuk introspeksi diri dalam melaksanakan kepemimpinan

Wakil kepala sekolah dan staf administrasi dituntut untuk mampu

18

18

merencanakan, mengkordinasi, dan mengorganisasikan sumber daya yang dimiliki

agar berdaya guna dan berhasil untuk dapat bertahan dan berkembang di tengah

lingkungan yang kompetitif.

Guru sebagai masukan agar dapat meningkatkan motivasi berprestasinya

sehingga dapat meningkatkan kinerja untuk menjadi guru yang professional dan

Komite sekolah untuk memberikan suatu permahaman kepada guru tentang gaya

kepemimpinan kepala sekolah di pandang suatu yang mendukung dalam proses

pendidikan karena itu, guru-guru akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya

yang lebih baik.

19

19

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan

metode diskriptif. Pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif digunakan untuk

mengkaji permasalahan dan memperoleh makna yang lebih mendalam tentang Gaya

Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru pada SMP

Negeri Kota Banda Aceh.

Moleong, (2007:242) menegaskan bahwa penelitian kualitatif pada hakekatnya

mengawasi orang dalam lingkungannya, berintegrasi dengan mereka,

berusaha memahami bahasa dan tafsirannya tentang dunia sekitarnya.

Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan

beberapa pertimbangan sebagai berikut: pertama; peneliti bermaksud

mengembangkan konsep pemikiran, pemahaman dari pola yang terkandung dalam

Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru pada SMP

Negeri Kota Banda Aceh.

Melihat secara keseluruhan suatu keadaan gaya kepemimpinan kepala sekolah

dalam meningkatkan kinerja guru secara keseluruhan, sensitif terhadap orang yang

diteliti dan mendeskripsinya secara induktif. Kedua; peneliti bermaksud untuk

menganalisis dan menafsirkan suatu fakta, gejala, dan peristiwa yang berkaitan

dengan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru,

dalam konteks ruang dan waktu serta situasi yang dialami. Ketiga; bidang kajian

penelitian ini berkenaan dengan suatu proses dan kegiatan Gaya Kepemimpinan

Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru pada SMP Negeri Kota Banda

Aceh.

Menurut Moleong (2005:127) rancangan kegiatan penelitian melalui tiga

tahapan yaitu tahap pralapangan, tahap pekerjaan lapangan, dan tahap analisis data.

Rancangan penelitian yan dilaksanakan oleh peneliti terdapat beberapa tahapan

yaitu: membuat rancangan, memilih lapangan, mengurus izin, menjejaki lapangan

tempat penelitian, memamfaatkan informasi, dan menyiapkan perlengkapan.

20

20

Bogdan dan Biklen (Moleong, 2005:248) mengemukakan analisis data

kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat di kelola,

mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan

apa yang dipelajari, dan memusatkan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Tahapan pekerjaan lapangan adalah tahapan mulainya pengumpulan data.

Tahap pekerjaan lapangan di bagi atas tiga bagian, yaitu :

1. Memahami latar penelitian dan persiapan diri,

2. Memasuki lapangan, dan

3. Berperan serta sambil mengumpulkan data.

Latar yaitu suatu kondisi data yang diambil yakni ada latar terbuka dan latar

yang tertutup. Lofland dan Lofland (Moleong, 2005:137) mengemukakan latar

terbuka terdapat di lapangan umum misalnya tempat orang berkumpul di lapangan,

berpidato, toko, bioskop, dan ruang-ruang tertentu. Sedangkan latar tertutup terdapat

di tempat tertutup. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan keduanya yaitu latar

terbuka dan latar tertutup. Pada latar terbuka peneliti melakukan pengamatan

sedangkan pada latar tertutup peneliti memfokuskan kan wawancara.

Analisis data pada tahap terakhir adalah mengemukakan analisis data kualitatif

yaitu upaya yang dilakukan dengan cara bekerja dengan menggunakan data,

memilah-milah sehingga menjadi kesatuan yang dapat di olah, mensintesiskannya,

mencari dan mendapatkan sebuah pola, sehingga perlu untuk dipalajari oleh

sipeneliti.

4.2 Subjek Penelitian

Moleong (2002:165-166) mengemukakan bahwa ciri-ciri sampel penelitian

kualitatif adalah :

a. Sampel tidak dapat ditentukan atau di tarik lebih dahulu

b. Pemilihan sampel secara berurutan untuk memperoleh informasi yang telah

lebih dahulu sehingga dapat dipertentangkan atau ada kesenjangan informasi

c. Penyesuaian berkelanjutan dari sampel. Pada awalnya sampel di anggap

sama, kemudian informasi mengembang ternyata semakin luas, sehingga

sampel akan berakhir jika sudah mulai terjadi pengulangan informasi, sudah

21

21

terjadi ketuntasan atau kejenuhan karena tidak diproleh tambahan informasi

yang berarti.

Sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah Kepala Sekolah dan 2 orang

guru.

4.3 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian adalah peneliti sendiri, sebab dalam penelitian

yang menggunakan pendekatan kualitatif peneliti merupakan instrumen pokok

sebagai mana yang dikatakan oleh Nasution (1998:55-56) indikasi manusia sebagai

peneliti yaitu:

1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap stimulus dari

lingkungan yang harus diperkirakan bermakna,

2. Peneliti sebagai alat yang dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek

keadaan serta dapat mengumpulkan aneka data sekaligus,

3. Tiap situasi merupakan suatu keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen

berupa tes atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali

manusia.

4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak dapat dengan

pengetahuan semata-mata. Untuk memahami, kita perlu merasakannya,

menyelaminya berdasarkan penghayatan kita.

5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh dan

menafsirkannya.

6. Hanya manusia sebagai instrumen yang dapat mengambil kesimpulan

berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan segera

mengunakannya sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan,

Perbaikan Dan Penolakan

4.4 Uji Kredibilitas

Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru pada

SMP Negeri Kota Banda Aceh. Peneliti melakukan uji kredibilitas. Menurut.

Sugiyono (2007) pengujian validitas dan reliabilitas data dalam penelitian kualitatif

meliputi uji kredibilitas terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain :

22

22

1) Perpanjangan pengamatan. Peneliti kembali melakukan pengamatan

dilapangan/lokasi penelitian. Artinya hubungan peneliti dengan partisipan/

narasumber semakin akrab, terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada

informasi yang disembunyikan lagi.

2) Peningkatan ketekunan dalam penelitian. Peneliti melakukan pengecekan

kembali apakah data yang yang telah ditemukan salah atau benar. Peneliti juga

dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis.

3) Triangulasi. Pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan

berbagai waktu.

4) Analisis kasus negatif. Peneliti mencari data yang berbeda atau behkan

bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang

berbeda atau bertentangan dengan temuannya, berarti data yang ditemukan sudah

dapat dipercaya.

5) Memberchek. Proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi

data. Tujuan membercek untuk mengetahui sejauhmana data yang diperolh sesuai

apa yang diberikan pemberi data.

4.5 Teknik Pengumpulan Data

Karena penelitan menggunakan deskriptif dengan pendekatan kualitatif, maka

penelitin merupakan instrumen utama penelitian. Dalam hal ini Nasution

(2001:55-56) tentang ciri-ciri manusia (peneliti) sebagai instrumen kunci penelitian,

yaitu:

(1) peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus

dari lingkungan yang harus diperkirakan bermakna; (2) peneliti sebagai alat

dan menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat

mengumpulkan aneka data sekaligus; (3) tiap situasi merupakan suatu

keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa tes dan angket yang dapat

menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia; (4) suatu situasi yang

melibatkan interaksi manusia tidak dapat dipahami dengan pengetahuan

semata-mata. (5) Peneliti sebagai sebagai instrumen dapat segera

menganalisis data yang diperoleh dan menafsirkannya; (6) hanya manusia

sebagai instrumen yang dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang

dikumpulkan ada suatu saat dan segera menggnakannya sebagai balikan

untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan dan penolakan.

23

23

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan menurut Nanang (2008:

216), sebagai berikut:

1. Observasi (pengamatan), yaitu mengumpulkan data dengan jalan

mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.

Meleong (2005:157) pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau

pengamatan berperanserta merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan

melihat, mendengar, dan bertanya.

2. Wawancara (interview) yaitu pengumpulan data yang dilaksanakan secara

lisan dalam pertemuan tatap muka secara individu dengan tujuan untuk

menggali dan memperoleh data atau informasi yang lebih mendalam dan

relevan dengan masalah yang diteliti.

3. Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan menghimpun dan

menganalasis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun

elektronik.

4.6 Teknik Analisis Data

Proses analisis data dalam penelitian kualitatif ini dilakukan secara terus menerus

dari awal hingga akhir, baik dilapangan maupu diluar lapangan. Analisis data

dilapangan meliputi pencatatan, pemberian kode dan penefsiran sementara terhadap

berbagai informasi yang diperoleh pada berbagai langkah penelitian. Analisis data

dilakukan dengan mengikuti prosedur sebagaimana yang disarankan oleh Nasution

(2002:129-130), yaitu:

1. Reduksi data, adalah membuat abstraksi dari seluruh data yang diperoleh dari

dilapangan yang sesuai dengan fokus penelitian

2. Pengorganisasian dan pengolahan data sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu

Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru

pada SMP Negeri Kota Banda Aceh, baik yang berkaitan dengan

perencanaan, pelaksanaan, maupun hasil.

3. Penafsiran data sesuai dengan tujuan penelitian yaitu merakit unsur-unsur

data penelitian serta memberi makna berdasarkan pandangan penelitian untuk

mencapai suatu kesimpulan sesuai dengan tujuan penelitian secara

keseluruhan dan berkesinambungan.

24

24

Verifikasi data dilakukan untuk menguji atau memeriksa kesimpulan yang

diambil dibandingkan dengan teori-teori yang relevan apakah sudah tepat atau belum

dalam mencapai tujuan penelitian. Seluruh kegiatan analisa data tersebut dilakukan

secara terus-menerus dan saling berhubungan dari awal sampai akhir tujuan. Untuk

mendapat keabsahan data yang diperoleh juga perlu cek kembali untuk menghasilkan

suatu penelitian.

25

25

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

a. Gaya kepemimpinan Kepala Sekolah SMP Negeri Kota Banda Aceh dalam

Meningkatkan Tanggung Jawab Guru.

Kepala sekolah memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan tanggung

jawab kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan

fungsinya. Upaya yang lakukan dalam meningkatkan tanggung jawab guru adalah

dengan menciptakan situasi dan kerjasama yang harmonis antar guru, berusaha

memenuhi perlengkapan yang diperlukan guru dalam melaksanakan tugasnya,

memberikan penghargaan dan hukuman”.

Kepala sekolah pada SMP Negeri Kota Banda Aceh dalam meningkatkan

tanggung jawab guru menerapkan Situasi dan hubungan kerjasama yang harmonis di

suatu sekolah memang sangat penting, dalam penerapannya saya menciptakan

suasana terbuka maksudnya setiap guru diberi hak untuk menyatakan pendapat dan

keinginan-keinginan terhadap perkembangan sekolah dan apabila ada masalah maka

akan dipecahkan bersama, dan juga melibatkan guru untuk berbagai kegiatan. Selain

itu juga memberikan penjelasan tentang tujuan yang harus dicapai sekolah.

Yang dilakukan Kepala sekolah SMP Negeri Kota Banda Aceh dalam

meningkatkan tanggung jawab dalam meningkatkan kinerja guru memberikan

penjelasan tentang tujuan-tujuan dan target yang harus dicapai sekolah kepada para

guru untuk mencapai tujuan tersebut merupakan tanggung jawab bersama, juga

diharapkan dengan pemahaman tentang tujuan dan target yang harus dicapai dapat

menumbuhkan motivasi dalam diri para guru sendiri untuk berusaha semaksimal

mungkin melakukan pengembangan-pengembangan sekolah dan meningkatkan

kinerjanya.

Kepala sekolah SMP Negeri Kota Banda Aceh Penghargaan diberikan kepada

para guru yang telah berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, bentuk

penghargaan yang saya berikan bukan berupa materi akan tetapi berupa dukungan

mental untuk terus mengembangkan potensi yang dimilikinya, berupa pujian dan

kesempatan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi”

26

26

Kepala sekolah SMP Negeri Kota Banda Aceh tidak memberikan penghargaan

dengan bentuk materi dengan harapan para guru dalam melaksanakan tugasnya

benar-benar tulus dari dalam hatinya bukan semata-mata hanya untuk memperoleh

dan mengejar penghargaan, dan yang dikhawatirkan dengan penghargaan bentuk

materi, apabila nanti tidak ada lagi penghargaan yang berupa materi para guru akan

bekerja semaunya sendiri dan tidak mau untuk melakukan peningkatan-peningkatan.

Hukuman diberikan bagi guru yang tidak disiplin dan tidak mentaati tata tertip

guru, adapun langkah yang saya terapkan adalah memberi peringatan, dan apabila

diperingatkan tidak bisa maka langkah selanjutnya adalah memberi hukuman dengan

mengurangi jam mengajar, dan langkah yang paling akhir adalah mengusulkan

pindah guru tersebut.

Bentuk motivasi dan pembinaan tanggung jawab yang diberikan kepala

sekolah kepada guru, beliau menyatakan bahwa :

“Kepala sekolah dalam memberikan motivasi dan pembinaan kepada guru

dalam meningkatkan tanggung jawab dengan cara memberikan kebebasan

kepada guru mengeluarkan pendapat untuk perkembangan sekolah, sehingga

apabila guru mempunyai keinginan-keinginan diharapkan supaya diungkapkan,

dan yang paling berkesan bagi saya dalam setiap kesempatan atau pertemuan

beliau selalu memperhatikan dan menanyakan tentang kelengkapan kebutuhan

guru dalam mengajar, apabila ada yang kurang beliau berusaha untuk

memenuhinya. Begitu juga beliau selalu memberikan penghargaan”.

Dari hasil wawancara dengan guru pada SMP Negeri Kota Banda Aceh, guru-

guru juga mengatakan bahwa guru diberi wewenang untuk memilih dan menetapkan

pekerjaan sesuai dengan keahliannya masing-masing dalam rangka untuk

meningkatkan tanggung jawabnya, bahkan guru-guru diwajibkan mengikuti secara

rutin kegiatan mata pelajaran masing-masing, kalau seandainya ada masalah dalam

proses belajar mengajar, kepala sekolah bersama wakil membuat rapat, dalam rapat

tersebut guru diberikan kesempatan untuk memberikan pendapat berupa saran, usul,

kritikan dan sebagainya yang berkaitan dengan proses pembelajaran.

Tanggung jawab dalam melaksanakan tugas merupakan motivasi antara hasil

kerja dengan tugas dan program sekolah yang telah ditetapkan sebelumnya, tanggung

jawab dalam melaksanakan tugas dapat dilihat dari penggunaan waktu, materi,

sarana dan prasarana dalam proses disetiap kegiatan belajar-mengajar dan

kemampuan guru dalam merencanakan pengajaran, kemampuan guru dalam

27

27

melaksanakan proses belajar mengajar dan kemampuan mengevaluasi penilaian

pengajaran.

Menurut kepala sekolah SMP Negeri Kota Banda Aceh bahwa pelaksanaan

tugas guru dapat dikatagorikan cukup baik. Guru selalu berusaha melaksanakan tugas

dengan waktu yang telah ditentukan, hal ini sesuai dengan pendapat guru di SMP

Negeri Kota Banda Aceh bahwa, kami disini merupakan personal dalam mendidik

peserta didik merupakan personal dalam mendidik peserta didik sesuai dengan tugas

yang menjadi tanggung jawab dan wewenang kami baik itu tugas Kurikuler maupun

tugas Ekstrakurikuler.

Menurut kepala sekolah tanggung jawab terhadap hasil pembelajaran

merupakan tanggung jawab pokok dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan sesuai

dengan program kerja, dari hasil pelaksanaan tugas, umumnya guru sudah

melaksanakan kegiatan belajar-mengajar dalam katagori baik, walaupun masih

ditemukan ada beberapa guru yang belum melaksanakan tugasnya secara optimal,

pernyataan tersebut juga didukung oleh hasil wawancara peneliti dengan guru yang

mangatakan bahwa mereka mengajar dan melaksanakan tugas lainnya merupakan

tanggung jawab kami terhadap seluruh kegiatan yang ada pada SMP Negeri Kota

Banda Aceh.

Dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi gaya kepemimpinan kepala

sekolah yang sering dimunculkan untuk meningkatkan tanggung jawab guru adalah

gaya kepemimpinan delegatif dan gaya kepemimpinan intruktif.

b. Gaya kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Disiplin Guru

pada SMP Negeri Kota Banda Aceh.

Pembinaan disiplin guru terhadap kinerja merupakan salah satu aktifitas

pembinaan yang direncanakan untuk membantu guru dalam melakukan pekerjaan

secara efektif. Untuk memperoleh data tentang Gaya Kepemimpinan kepala sekolah

dalam meningkatkan disiplin guru dalam hal pembinaan disiplin guru, kepala sekolah

menyatakan bahwa:

Sebagai kepala sekolah, pembinaan-pembinaan terhadap guru yang telah saya

lakukan yang pertama kali adalah pembinaan disiplin, artinya untuk melakukan

kegiatan pendidikan secara efektif dan efisien, maka segenap tenaga

kependidikan harus mempunyai disiplin yang tinggi dalam segala bidang.

28

28

Langkah selanjutnya adalah melakukan pembinaan-pembinaan yang berkaitan

dengan kompetensi profesional dan kemampuan yang dimiliki guru.

Kepala sekolah SMP Negeri Kota Banda Aceh Memberikan pengarahan

secara langsung dalam membina dan meningkatkan disiplin guru. Dalam setiap kali

rapat/pertemuan, saya selalu mengingatkan akan pentingnya disiplin guru dan

pentingnya mentaati tata tertib guru yang telah dibuat bersama, dalam kegiatan

sehari-hari sebagai kepala sekolah, berusaha semaksimal mungkin untuk

meningkatkan disiplin diri dengan harapan dapat dicontoh dan diteladani oleh para

guru.

Bentuk nyata dari keteladanan yang telah dilakukan dan diberikan oleh

kepala sekolah terhadap kedisiplinan para guru, kepala sekolah, dalam kegiatan

sehari-hari di sekolah, selalu tepat waktu, artiya dalam melaksanakan program yang

ditetapkan saya selalu berusaha untuk menepati waktu yang telah dijadwalkan,

misalnya setiap hari saya selalu berusaha untuk datang di sekolah sebelum pukul

07.00 Wib, karena SMP Negeri Kota Banda Aceh jam pembelajaran dimulai pukul

07.45 pada hari tertentu punya jam mengajar. Kesemuanya itu lakukan dengan

harapan agar para guru dengan sendirinya akan meningkatkan kedisiplinan.

Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan kepala sekolah, kepala sekolah

berusaha ingin menjadi contoh teladan di lingkungan sekolah dengan cara datang

paling awal dan pulang paling akhir. Hal ini dilakukan untuk memberikan contoh

kepada guru agar memiliki disiplin dalam bekerja, datang ke sekolah sebelum jam

belajar dimulai dan keluar dari kelas saat belajar selesai, dari contoh yang diberikan

oleh kepala sekolah diharapkan kepada guru akan terciptanya proses belajar

mengajar yang efektif seperti yang diharapkan.

Menerapkan disiplin sangat penting bagi semua bawahnya, melalui disiplin ini

kepala sekolah berharap dapat mencapai tujuan secara efektif dan efesien serta dapat

meningkatkan produktifitas sekolah.

Beberapa bentuk dan strategi yang di terapkan kepala sekolah dalam membina

disiplin guru yaitu :

a. Membantu para tenaga kependidikan mengembangkan pola prilakunya

b. Membantu para guru dalam meningkatkan standar prilaku

29

29

c. Melaksanakan semua aturan yang telah di sepakati

Hasil pengamatn menunjukan bahwa dalam penegakkan disiplin, maka kepala

saekolah lebih menekankan pada keteladanan dari segala bentuk dan tingkah laku

kepala sekolah itu sendiri dalam menjalankan fungsi, tugas dan tanggung jawabnya

dalam melaksanakan tugas-tugas di sekolah. Dalam penerapan displin kepala sekolah

menerapkan sistem terbuka bagi setiap para guru sehingga peraturan dan tata tertib di

di buat berdasarkan hasil keputusan bersama dapat berjalan dengan apa yang di

harapkan, tata tertib dan peraturan dalam ruang lingkup sekolah wajib di jalankan

oleh semua pihak yang bersangkutan karena tata tertib dan peraturan tersebut di buiat

berdasarkan hasil musyawarah dan kesepakatan bersama oleh kepala sekolah, dewan

guru dan staf.

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa kedisplinan yang di terapkan oleh

kepala sekolah sudah cukup baik, kepala sekolah memberikan yang teladan kepada

guru dengan memulainya dari diri sendiri dan dari hal yang kecil-kecil seperti

kehadiran kepala sekolah lebih awal di bandingkan dengan guru yang lain dan dalam

menjalankan tugas kepala sekolah tidak menunda nujnda waktu melainkan langsung

di kerjakan sehingga prilaku tersebut memacu guru untuk mengikuti kebiasaan yang

di contohkan oleh kepala sekolah kepada bawahnya.

Menerapkan prinsip penghargaan dan hukumam oleh kepala sekolah

menerpakan prinsip ini sangat penting karena mengingat perlu adanya keadilan

dalam melaksanakan tugas dan kewajiban menurut fungsi pelaksanaan masing-

masing guru. Dengan adanya prinsip penghargaan maka guru yang melakasanakan

tugas dan kewajiban secara professional serta produktif sehingga memilki prestasi

yang lebih tinggi di antara guru-guru yang lain perlu di berikan penghargaan.

Sedangkan bagi guru yang mengabaikan pelaksanaan tugas dan kewajibannya maka

perlu di berikan sanksi atu hukuman agar pelanggaran tersebut tidak terus di lakukan:

Seperti yang di uraikan oleh guru : “ Penghargaan sangat perlu di berikan kepada

guru yang memiliki komitmen, tanggung jawab dan disiplin yang tinggi dan

ikhlas dalam menjalankan tugas. Ini merupakan prestasi baik dan contoh kepada

guru-guru yang lain agar mampu menjadi guru yang professional dan disiplin

sehingga tujuan dari pendidikan akan berjalan efektif sesuai dengan yang di

rencanakan. Pemberian penghargaan bias berupa pujian dengan kata-kata atau

kalimat, maupun dalam bentuk tertulis seperti sertifikat atau di berikan pada saat

30

30

rapat dewan guru atau pada saat upacara bendera hari senin yang di berikan

langsung oleh kepala sekolah.

Mengenai kedisplinan dan sanksi di kemukan oleh guru : Kepada guru yang

mengabaikan disiplin akan di berikan sanksi atau berupa hukuman sesuai dengan

ketentuan yang di sepakti bersama dan tertulis berdasarkan hasil musyawarah

dan rapat yang tertuang dalam keputusan Kepala Sekolah SMP Negeri kota

Banda Aceh tentang tata sekolah untuk guru dan pengawai. Sanksi yang di

berikan biasa nmasehat atau teguran lisan dan teguran tertulis.

Gaya kepemimpinan yang di munculkan oleh kepala sekolah dalam

meningkatkan disiplin guru, bahwa gaya kepemimpinan intruktif, gaya ini dilakukan

dengan menemui guru secara satu persatu, itu tidak secara sengaja dilakukannya,

sesuai dengan permasalahan yang timbul pada saat itu.

Gaya kepemimpinan instruktif ini juga dilakukan oleh kepala sekolah pada saat

rapat guru, sehubungan dengan gaya instruktif melakukannya setiap pagi, cara yang

dilakukannya dengan duduk dikantor guru kepala sekolah memantau setiap guru

yang datang dan langsung mengingatkannya bila saat jam mengajar tiba. Kadang

kala kepala sekolah melakukan gaya intruktif dengan cara mengingatkan kepada

seorang guru yang kurang disiplin ketika guru yang bersangkutan berada di ruang

kantor kepala sekolah. Ada juga kejadian pada sekolah SMP Negeri Kota Banda

Aceh kepala sekolah sangat bijaksana ketika memperingatkan kepada seorang guru

yang terlambat datang kesekolah akan tetapi guru lain tidak sampai mengetahui

bahwa guru yang bersangkutan itu telah dipanggil oleh kepala sekolah hal itu

dilakukan oleh kepala sekolah semata-mata untuk menjaga nama baik guru, sehingga

guru tersebut menjadi sadar dan akan berusaha menjaga tanggung jawabnya.

Hasil Wawancara dengan kepala sekolah, bahwa kepala sekolah menentukan

tugas personal guru sesuai dengan Job Description yang telah disepakati bersama

pada saat diadakan rapat kerja. Setiap tugas yang diberikan oleh kepala sekolah

kepada masing-masing guru selalu diawali dengan pengarahan dan petunjuk untuk

dapat dilaksanakan apa yang ditugaskan dan kemudian mengadakan koordinasi

dalam pelaksanaan tugas tersebut, supaya tugas yang dilaksanakan itu dapat

terlaksana dengan baik dan benar. Sejauh yang didapati dari hasil penelitian tidak ada

guru yang menghindari pekerjaan dan tidak ada yang merasa senang jika tidak ada

pekerjaan yang harus diselesaikan, karena tugas dan tanggung jawab seorang guru

harus benar-benar dipahami dan dilaksanakan dengan baik dan dari hasil penelitian

31

31

menunjukkan bahwa kepala sekolah dalam memimpin sekolah jarang didapati

informasi dari guru-guru bahwa kepala sekolah dalam memimpin sangat jarang

emosional atau marah-marah.

Keadaan pada SMP Negeri Kota Banda Aceh antara kepala sekolah kepada

sesama guru selalu membangun rasa hormat-menghormati dan menumbuh

kembangkan rasa percaya diri pada masing-masing guru, dengan terpeliharanya

hubungan yang cukup baik dan harmonis dengan masing-masing komponen sekolah,

maka semua program sekolah akan terlaksanakan dengan baik, karena setiap tugas

yang diberikan kepada guru, guru tersebut dapat menyelesaikan tepat waktu, sebelum

tugas diberikan kepala sekolah terlebih dahulu membina, membimbing serta

mengarahkan guru sehingga guru sehingga guru tidak merasa tertekan atau ada

semacam paksaan dari kepala sekolah, guru dapat menerima karena kepala sekolah

menerapkan gaya konsultasi.

Dari hasil wawancara dengan guru, terungkap bahwa dalam meningkatkan

disiplin guru di SMP Negeri Kota Banda Aceh kepala sekolah langsung menegur,

membuat absen kehadiran dan mengontrol ke setiap kelas jika ada guru yang

terlambat memasuki kelas dan untuk meningkatkan kedisiplinan guru maka semua

guru dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan tepat waktu.

c. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah SMP Negeri Kota Banda Aceh dalam

Meningkatkan Komitmen Guru

Bentuk Komitmen terhadap tugas yang di lakukan guru dalam melaksanakan

tugas selama ini, kepala sekolah mengatakan :

“Alhamdulillah sampai hari ini guru tetap komit terhadap kinerjanya, karena

komitmen langkah awal untuk mencapai tujuan pendidikan, bentuk-bentuk

komitmen yang harus di lakukan yaitu komitmen profesi, komitmen organisasi

dan komitmen mengajar. Kepala sekolah mengatakan kalau komitmen masih

rendah upaya yang di lakukan menciptakan rasa aman dan nyaman disekolah

melakukan komunikasi pembinaan secara indivual”.

Kepemimpinan Kepala SMP Negeri Kota Banda Aceh dalam pembinaan

Komitmen guru yang dilakukan oleh kepala sekolah, beliau mengatakan bahwa:

32

32

Dalam melakukan pembinaan Komitmen, saya mengirim para guru untuk

mengikuti seminar-seminar dan pelatihan-pelatihan, mendatangkan para ahli,

memberikan kesempatan kepada para guru untuk melanjutkan pendidikannya,

menempatkan guru pada proporsi yang sesuai dengan bidangnya. Dan

mengadakan rapat guru setiap satu semester yang dimaksudkan untuk

mengevaluasi kinerja guru sekaligus memberikan pengarahan-pengarahan

terhadap kekurangan-kekurangan. Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-

alat perlengkapan sekolah yang diperlukan bagi kelancaran dan keberhasilan

proses belajar-mengajar.

Peneliti berusaha untuk mengamati tentang komitmen yang benar-benar

diterapkan oleh kepala sekolah, peneliti hadir di SMP Negeri Kota Banda Aceh pada

pagi hari bersamaan dengan siswa berangkat ke sekolah. Ketika sampai di sekolah

sekitar pukul 07.30 Wib, ternyata peneliti mendapati bahwa kepala sekolah juga

sudah datang dan Sambil meneliti pembelajaran di sekolah.

Untuk memperoleh data lebih mendalam mengenai komitmen guru, peneliti

berusaha untuk mewawancarai guru sebagai koordinator bidang kedisiplinan guru.

Waktu itu, peneliti datang ke SMP Negeri Kota Banda Aceh pada siang hari sekitar

pukul 11.30 Wib, peneliti diterima oleh guru yang kebetulan pada hari itu bertugas

sebagai guru piket, kemudian peneliti dipersilahkan masuk ke ruang tamu, tentang

tugas-tugas staf khusus bidang kedisiplinan guru, beliau mengatakan:

Staf khusus bidang kedisiplinan guru dibentuk dengan maksud untuk

meningkatkan disiplin guru, diantara tugas pokok yang dilaksanakan adalah

mengkondisikan jam masuk guru ke kelas sesuai dengan jadwal, menghubungi

guru yang tidak disiplin. Jika ada guru yang tidak disiplin maka saya akan

berkoordinasi dan melaporkan kepada kepala sekolah. Yang selanjutnya

merupakan wewenang kepala sekolah untuk mengatasinya.

Berkaitan dengan pembinaan komitmen guru yang dilakukan oleh kepala

sekolah, peneliti juga berusaha mewawancarai lebih detail kepada guru Peneliti

menanyakan tentang pembinaan yang telah dilakukan kepala sekolah kepada para

guru dalam meningkatkan komitmen guru, beliau mengatakan bahwa:“Pembinaan

Komitmen guru selalu dilakukan oleh kepala sekolah secara terus menerus dan

berkesinambungan, diantaranya pada tahun kemarin saya dan beberapa guru dikirim

untuk mengikuti pelatihan tentang pengelolaan pembelajaran Kab/Kota dan seminar

kompetensi keguruan yang diadakan di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Kota Banda Aceh.

33

33

Pada saat peneliti mengadakan wawancara dengan guru, karena waktu

mengajar beliau sudah tiba, beliau meminta izin untuk mengajar dahulu, kemudian

peneliti ditemani oleh guru, setelah itu peneliti juga bertanya kepada guru, mengenai

komitmen yang telah dilakukan kepala sekolah tehadap para guru, beliau mengatakan

bahwa: Dalam melakukan peningkatan komitmen terhadap guru bapak kepala

sekolah menyuruh guru untuk mengikuti MGMP (musyawarah guru mata pelajaran),

dan memberikan kesempatan kepada guru untuk saling mengadakan supervisi KBM

dari tiap-tiap guru, sehingga setiap guru dapat saling memberi masukan dan saling

menyempurnakan terhadap kekurangan dan kelemahan guru dalam menjalankan

tugasnya”.

Dalam rangka menjalankan kegiatan sehari-hari, Kepala SMP Negeri Kota

Banda Aceh kepala sekolah dapat memicu dan memacu semangat kerja guru,dalam

upaya meningkatkan komitmen guru, kepala sekolah memiliki peran dan tugas serta

tanggung jawab yang penting dalam pembinaan dan meningkatkan komitmen guru

dapat melaksanakan tugas sebagai guru berjalan lancar. Tidak dapat dibantah bahwa

peran kepala sekolah dalam mendorong dan menggerakkan guru dalam bekerja

sangat diharapkan.

Pembinaan yang dilakukan kepala sekolah terhadap guru ditempuh dengan cara

yang berupa pembinaan baik secara kelompok maupun individu. Pembinaan tersebut

dilaksanakan secara terus menerus dan terjadwal, hal ini tergambar dari cara yang

dilakukan bilamana ada guru yang mempunyai kesulitan, terutama sekali guru yang

memiliki masalah dengan proses pembelajaran, maka kepala sekolah melakukan

pembinaan khusus secara individual.

Hal tersebut dilakukan hanya kepada guru yang benar-benar menghadapi

kendala yang amat berarti, dengan pendekatan tersebut sedikit banyaknya guru

merasa termotivasi dan bangga kepada kepala sekolah yang perhatian kepada guru.

Dalam pembinaan terhadap peningkatan kualitas kemampuan mengajar guru akan

terlihat adanya perubahan sikap-sikap guru yang mengarah kepada perbaikan.

Dalam pelaksanaannya, gaya kepemimpinan kepala sekolah diterapkan dalam

bentuk membiasakan menerima perbedaan individu, menurut hasil pengamatan

dilapangan penerapan gaya kepemimpinan delegatif ini oleh kepala sekolah melalui

pemberdayaan guru dalam melaksanakan tugasnya, dimana kepala sekolah

34

34

melaksanakan pembagian tugas yang dilakukan secara adil untuk menghindari

timbulnya kecurigaan kepada sesama guru. Selain pembagian tugas secara adil,

kepala sekolah juga sangat konsisten dalam pelaksanaan tugasnya dimana dalam hal

ini kepala sekolah selalu memegang teguh komitmen tersebut terlebih dahulu dibuat

oleh kepala sekolah yang dirumuskan secara terbuka dalam rapat.

Berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa gaya kepemimpinan yang

diterapkan oleh kepala sekolah sangat bervariasi, dimana kepala sekolah memiliki

teknik tersendiri dalam memimpin bawahannya yang dianggap sebagai mitra kerja,

penerapan gaya kepemimpinan berdasarkan pengamatan dan juga wawancara dengan

guru-guru, kepala sekolah menerapkan gaya kepemimpinan yang tidak kaku, dimana

semua tergantung dengan keadaan dilapangan apabila keadaan dilapangan

kondisinya relative baik, maka dengan sendirinya kepala sekolah selalu berusaha

untuk dapat terus meningkatkan semangat kerja dengan harapan terus memacu mutu

dalam pelaksanaan pembelajaran.

Menurut hasil wawancara dengan guru, terungkap bahwa target utama kepala

sekolah adalah selalu pada peningkatan mutu, terutama mutu kelulusan, dimana

setiap lulusan SMP Negeri Kota Banda Aceh mereka nantinya akan bersaing. Dalam

hubungan mutu ini, kepala sekolah sangat menekankan pada aspek hubungan kerja

dalam kelompok, menurut kepala sekolah apabila hubungan kerja dalam kelompok

diabaikan, akan sangat berpengaruh dalam pencapaian hasil yang sangat maksimal.

5.2 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Pembahasan hasil penelitian ini dilaksanakan untuk bias menjelaskan pokok-

pokok temuan yang diperoleh di lokasi penelitian, baik berupa penguat untuk

mengambil kesimpulan maupun berupa implikasi dari penemuan itu sendiri yang

mengandung konsep-konsep atau teori-teori yang perlu dikembangkan, berikut ini

akan dijelaskan pokok bahasan yang sesuai dengan masalah yang dikaji.

a. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Tanggung

Jawab Guru pada SMP Negeri Kota Banda Aceh.

Hasil wawancara bahwa Upaya dilakukan Kepala Sekolah dalam

meningkatkan tanggung jawab guru adalah dengan menciptakan situasi dan

kerjasama yang harmonis antar guru, berusaha memenuhi perlengkapan yang

35

35

diperlukan guru dalam melaksanakan tugasnya, memberikan penghargaan dan

hukuman dan guru dalam melaksanakan tugas bukan didasari oleh rasa takut

melainkan rasa segan apabila tidak dapat menyelesaikan tugas yang telah diberikan,

Sutarto (1991:77) mengatakan bahwa:

Dalam melaksanakan peran kepemimpinannya, para pemimpin delegatif percaya

bahwa orang cenderung lebih senang diarahkan, menjadi pekerja yang

ditentukan prosedurnya dan pemecahan masalahnya dari pada harus memikul

sendiri tanggung jawab diatas segala tindakan dan keputusan yang diambil. Oleh

karena itu bawahan pada iklim delegatif tidak cocok diserahi tanggung jawab

merancang pekerjaannya secara inisiatif atau pekerjaan yang menuntut prakarsa.

Pertanyaan yang diajukan kepada kepala sekolah “Apakah Bapak memberikan

wewenang yang lebih besar untuk memilih dan menetapkan pekerjaan seorang guru

dalam meningkatkan tanggung jawabnya?, Untuk meningkatkan tanggung jawab

masing-masing guru kepala sekolah memberikan kesempatan dan wewenang yang

lebih besar kepada guru sesuai dengan bidang studinya masing-masing, hal ini

didukung dari hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang humas yang

menyatakan, kepala sekolah memberi kesempatan dalam pendelegasian kepada guru-

guru sesuai dengan keahliannya masing-masing. Kemudian wakil kepala sekolah

bagian humas menambahkan, kepala sekolah memberi kesempatan dalam wewenang

kepada guru sesuai dengan keahliannya masing-masing misalnya mengirim guru

sebagai wakil/atas nama SMP Negeri Kota Banda Aceh untuk mengikuti penataran-

penataran.

Pertanyaan berikutnya yang diajukan kepada guru : “Apakah kepala sekolah

memberikan wewenang yang lebih besar kepada guru dalam pengambilan keputusan,

Kepala sekolah dalam mengambil keputusan dan kebijakan mengenai kemajuan dan

perkembangan sekolah serta cara meningkatkan tanggung jawab guru dalam bentuk

keputusan ada yang langsung diputuskan, guru hanya mengikuti saran dan

melaksanakan keputusan tersebut, karena keputusan tersebut dianggap oleh kepala

sekolah tidak perlu melibatkan guru, sedangkan keputusan yang berhubungan dengan

visi dan misi sekolah, kepala sekolah sangat menjunjung tinggi nilai-nilai

kebersamaan untuk membawa sekolah SMP Negeri Kota Banda Aceh kearah yang

lebih berkualitas, gaya kepemimpinan yang digunakan gaya delegatif dan intruktif.

dalam hal ini Wahjosumidjo (2001:6) mendefinisikan kepemimpinan delegatif

36

36

adalah “Kepemimpinan yang mempunyai visi dan misi untuk masa depan, sebagai

agenda perubahan yang unggul, sebagai pembimbing yang dapat mengarahkan

bawahannya ke arah profesionalisme kerja yang diharapkan”.

b. Gaya kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Disipilin Guru

pada SMP Negeri Kota Banda Aceh

Langkah-langkah yang di tempuh Kepala sekolah dalam membina dan

meningkatkan disiplin guru, beliau menyebutkan bahwa:

Dalam setiap kali rapat/pertemuan, saya selalu mengingatkan akan pentingnya

disiplin guru dan pentingnya mentaati tata tertib guru yang telah dibuat bersama,

dalam kegiatan sehari-hari sebagai kepala sekolah saya berusaha semaksimal

mungkin untuk meningkatkan disiplin diri dengan harapan dapat dicontoh dan

diteladani oleh para guru.

Dalam rangka melakukan pengawasan terhadap disiplin guru saya juga

membentuk staf khusus bidang kedisiplinan guru, adapun koordinatornya saya

percayakan kepada Wakil kepala sekolah bidang Humas Peneliti juga menanyakan

tentang sejauh mana pentingnya disiplin guru dalam peningkatan kinerja, Kepala

sekolah menjelaskan bahwa: Disiplin guru dalam berbagai bidang adalah suatu hal

yang sangat penting karena disiplin guru merupakan salah satu faktor yang

menentukan efektitas kelancaran pembelajaran disekolah. Apabila guru telah benar-

benar disiplin dalam segala hal, maka segala program yang direncanakan akan

berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan dan waktu yang ditetapkan, maka guru

harus bisa menjadi teladan bagi para siswa, sehingga apabila guru telah benar-benar

disiplin diharapkan para siswa juga akan meniru kedisiplinan yang telah diterapkan

para guru, begitu juga sebaliknya apabila guru tidak disiplin, maka program

pembelajaran yang direncanakan akan tidak berjalan sesuai dengan harapan dan yang

lebih dikhawatirkan para siswa juga akan tidak disiplin.

Disiplin kerja adalah reaksi mental dan emosional dari seseorang terhadap

pekerjaannya. Seseorang memiliki disiplin kerja yang tinggi apabila merasa puas

terhadap pekerjaannya, apabila kepala sekolah ingin meningkatkan disiplin kerja

guru, ia harus memperhatikan kesejahteraan anggotanya, dari hasil penelitian

pertanyaan yang diajukan kepada kepala sekolah “Bagaimana bentuk pembinaan

37

37

yang bapak lakukan untuk meningkatkan disiplin guru?, kepala sekolah menjawab,

dalam meningkatkan disiplin guru terutama disiplin dalam melaksanakan tugas,

kepala sekolah membantu guru mengembangkan pola prilaku, meningkatkan standar

prilakunya dan membina rasa hormat-menghormati terhadap wewenang, hal ini

seperti yang dikatakan Mulyasa (2002:125) sebagai berikut:

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh kepala sekolah dalam

meningkatkan disiplin Guru yaitu: (1) membantu guru mengembangkan pola

prilakunya, (2) membantu guru meningkatkan standar prilakunya dan (3)

menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat. Lebih lanjut ia mengatakan

bahwa pentingnya disiplin guru untuk menambah: (1) rasa hormat terhadap

wewenang, (2) upaya menanam kerjasama (3) kebutuhan untuk berorganisasi

dan (4) rasa hormat terhadap orang lain.

Selanjutnya pertanyaan diajukan kepada guru “Untuk meningkatkan disiplin

guru jika ada guru yang datang terlambat hadir ke sekolah dan terlambat masuk kelas

apa yang dilakukan kepala sekolah?, guru menjawab, kepala sekolah langsung

menegur, menasihati serta membuat absen hadir dan mengontrol ke setiap kelas jika

ada guru yang datang terlambat memasuki kelas.

Dokumentasi yang penulis dapatkan bentuk apresiasi Pemerintah dalam

meningkatkan disiplin guru melalui Peraturan Walikota Banda Aceh Nomor 72 tahun

2009 pada Bab II Ayat 2 yang bunyinya sebagai berikut :

Memberikan penghargaan kepada PNS dan tenaga honorer terhadap kinerja

dan disiplin PNS yang bekerja di lingkungan pemerintahan Kota Banda Aceh

dalam pembayaran TPK dan honor. Bab III Pasal 3 dan 4 tentang pembayaran

TPK dan honorer pembayaran TPK kepada guru PNS dan Honor kepada guru

honorer sebagaimana di maksud dalam Pasal 3 ayat (2) di hitung berdasarkan

tingkat disiplin, jam efektif berdasarkan jam mengajar, pelaksanaan tugas pada

saat jam mengajar dan laporan kepala sekolah terhadap PNS dan tenaga

honorer yang dikenakan sanksi pekerjaannya dengan tepat waktu.

Membina guru agar disiplin,kepala sekolah harus terlebih dahulu disiplin,

Bafadal (2006) mengungkapkan bentuk-bentuk pembinaan yang di kepala sekolah

harus untuk pengembangan disiplin secara individu adalah senbagai berikut :

1. Memberikan petunjuk-petunjuk secara informal pada saat di butuhkan

2. Menampung berbagi keluhan

3. Nenyedikan kotak saran.

38

38

4. Menyediakan waktu melakukan disiplin secara empat mata pada saat di

butuhkan guru.

5. Membuat catatan tentang prestasi dan pelanggran yang di lakukan oleh guru

6. Memberikan hukuman yang sesuai dan penghargaan tehadap jasa prilaku

guru

Dalam hal ini kepala sekolah membuat aturan untuk mewujudkan aturan,

untuuk mewujudkan kedisiplinan guru dalam menjalankan tugas di sekolah. Hal

tersebut sesuai dengan Instruksi Menteri Pendidikan RI Nomor 14/V/2004 sebagai

berikut:

1. Setiap guru harus datang dan berada di sekolah pada setiap hari.

2. Setiap guru harus bertanggung jawab terhadap tugas dan pelajaran secara

teratur.

3. Setiap guru berkewajiban menunjang dan membentuk usaha untuk

mengembangkan usaha sekolah.

4. Setiap guru harus patuh dan disiplin serta taat dalam menjalankan tugas

yang dibebankan kepadanya.

Kutipan di atas menjelaskan bahwa disiplin kerja pada suatu lembaga sekolah

merupakan peraturan dan tata tertib atau cara yang harus ditaati oleh setiap guru

dalam menjalankan tugasnya. Seorang guru yang baik mampu menjalankan disiplin

kerja di sekolah, sehingga kegiatan pembelajaran berjalan secara lancar.

Pertanyaan kepada guru yang berikutnya adalah “Jika kepala sekolah

memberikan pekerjaan untuk guru-guru sesuai dengan keahliannya masing-masing

apakah guru-guru dapat menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu.

Danim (2004:57) mengemukakan gaya konsultasi, yaitu gaya yang bercirikan

konsultasi. Pemimpin masih banyak memberikan pengarahan kepada guru-guru,

tetapi hal ini meningkatkan komunikasi dua arah. Meskipun demikian dukungan

ditingkatkan tetapi pengendalian atas pengambilan keputusan tetap pada kepala

sekolah.

Dalam melakukan pembinaan disiplin guru, kepala sekolah berusaha untuk

memberikan pengarahan tentang arti dan pentingnya disiplin guru, menjadi contoh

atau teladan dengan menerapkan disiplin pada diri kepala sekolah sendiri, dengan

39

39

menerapkan disiplin diri diharapkan para guru akan mengikuti sebagaimana disiplin

yang diterapkan kepala sekolah dengan penuh kesadaran diri dan tanpa adanya

paksaan. Selain itu, dalam pembinaan disiplin kepala sekolah juga membentuk tim

khusus bidang kedisiplinan guru, tim khusus ini bertugas sebagai pemantau terhadap

kedisiplinan guru dalam menjalankan tugasnya. Apabila kedisiplinan guru sudah

tercapai maka kelancaran proses pengajaran akan berjalan dengan baik dan lancar

juga prestasi kerja yang dihasilkan akan sesuai dengan yang diharapkan.

Penegakan disiplin di terapkan dengan menjalankan semua ketentuan yang

telah di buat kepala sekolah berdasarkan hasil keputusan Kepala Sekolah Menengah

Pertama Negeri Kota Banda Aceh Nomor : 422/17/2010 tentang peraturan

kedisiplinan guru yang berbunyi : tata tertib sekolah agar adanya pengendalian dan

keteraturan serta pelaksanaan tugas secara bertanggung jawab sedangkan sanksi atau

hukum akan di kenakan kepada guru yang menyalahi aturan tata tertib sebagai

pendidik berjalan dengan baik.

Seperti yang di ungkapkan oleh Sutisna dan Irma (2008: 13) bahwa pengertian

disiplin adalah :

a. Latihan mengembangkan kepribadiandiri, karakter atau keadaan teratur dan

efesien

b. Hasil latihan serupa itupengendalian diri, prilaku yang tertib

c. Penerimaan atau kepatuhan terhadap kekuasan dan control

d. Prilaku yang menghukum atau menyiksa

Gaya kepemimpinan intruktif diterapkan dalam meningkatkan disiplin guru

tepat waktu memasuki kelas, sedangkan gaya kepemimpinan konsultasi diterapkan

dalam pemecahan pendisiplinan dan pembagian tugas secara adil dan fair.

c. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Komitmen

Guru pada SMP Negeri Kota Banda Aceh

Bentuk dalam pembinaan Komitmen guru yang dilakukan oleh kepala sekolah,

mengirim para guru untuk mengikuti seminar-seminar dan pelatihan-pelatihan,

mendatangkan para ahli, memberikan kesempatan kepada para guru untuk

melanjutkan pendidikannya, menempatkan guru pada proporsi yang sesuai dengan

bidangnya. Dan mengadakan rapat guru setiap satu semester yang dimaksudkan

40

40

untuk mengevaluasi kinerja guru sekaligus memberikan pengarahan-pengarahan

terhadap kekurangan-kekurangan.

Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah yang

diperlukan bagi kelancaran dan keberhasilan proses belajar-.Pembinaan Komitmen

guru selalu dilakukan oleh kepala sekolah secara terus menerus dan

berkesinambungan, beberapa guru dikirim untuk mengikuti pelatihan tentang

pengelolaan pembelajaran Kab/Kota dan seminar kompetensi keguruan yang

diadakan di Dinas Pendidikan dan Olahraga Kota Banda Aceh .

Dalam melakukan peningkatan komitmen terhadap guru bapak kepala sekolah

menyuruh guru untuk mengikuti MGMP (musyawarah guru mata pelajaran), dan

memberikan kesempatan kepada guru untuk saling mengadakan supervisi KBM dari tiap-

tiap guru, sehingga setiap guru dapat saling memberi masukan dan saling

menyempurnakan terhadap kekurangan dan kelemahan guru dalam menjalankan tugasnya.

Berdasarkan dari beberapa data diatas, menunjukkan bahwa peningkatn

komimen terhadap guru sangat penting dilakukan oleh kepala sekolah dengan

maksud untuk membantu mengembangkan komitmen yang dimiliki guru dalam

rangka meningkatkan kinerja demi Guru merupakan salah satu faktor yang

menentukan keberhasilan program pengajaran dan tujuan sekolah, sehingga para

guru dituntut untuk mempunyai tanggung jawab, komitmen dan disiplin dalam

menjalankan tugasnya dan selalu meningkatkan kinerjanya. Untuk meningkatkan

kinerja guru, kepala sekolah harus berupaya untuk mengadakan pembinaan terhadap

kinerja guru.

Adapun upaya yang dilakukan kepala SMP Negeri Kota Banda Aceh dalam

melakukan komimen guru antara lain: Mengadakan dan menyuruh guru untuk

mengikuti seminar-seminar dan pelatihan-pelatihan, dan mengadakan kerja sama

dengan sekolah-sekolah lain, mendatangkan para ahli, memberikan kesempatan

kepada para guru untuk melanjutkan pendidikannya, menempatkan guru pada

proporsi yang sesuai dengan bidangnya, mengevaluasi kerja guru dan memberi

pengarahan-pengarahan, memberikan kesempatan kepada guru untuk saling

mengadakan supervisi, menyediakan, mengoptimalkan sarana dan perlengkapan

pendidikan.

41

41

Motivasi tanggung jawab merupakan faktor pendorong untuk melakukan

sesuatu, agar para guru dapat menjalankan dan meningkatkan prestasi kerjanya,

maka kepala sekolah harus berupaya memotivasi guru. Adapun kepemimpinan yang

kepala SMP Negeri Kota Banda Aceh dalam memotivasi guru yaitu menekankan

pada motivasi instrinsik dan ekstrinsik dengan cara: Menciptakan situasi dan

kerjasama yang harmonis antar guru, memberikan penghargaan, melibatkan guru

dalam setiap kegiatan sekolah, memberi hak kepada guru untuk mengeluarkan

pendapat untuk perkembangan-perkembangan madrasah, berusaha untuk memenuhi

keinginan-keinginan guru dan melengkapi segala kebutuhan yang diperlukan dalam

menjalankan tugasnya.

Wahjosumidjo (2001:1530) Mengungkapkan bahwa: “Komitmen dalam kerja

baik individu, kelompok maupun organisasi di pengaruhi oleh lingkungan kerja dan

teman kerja”. Lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap komitmen seseorang

untuk bekerja lebih baik atau sebaliknya. Karena lingkungan kerja merupakan aspek

yang tidak dapat dipisahkan dengan unsur emosional seseorang. Dalam

melaksanakan tugas kesehariannya dilembaga organisasi sanagt dituntut kepada

profesionalisme dalam bekerja, hal tersebut akan terlaksana dan terwujud jika

didukung oleh teman kerja yang kompak dan bersahaja dalam melaksanakan tugas.

Komitmen dalam bekerja tertanam oleh bawahan sangat didukung oleh teman

kerja yang saling mengingatkan, membantu dalam bekerja, mendorong jika

pekerjaannya benar dan menasehati jika pekerjaannya kurang benar sehingga rasa

bersama dan sepenanggungan dalam bekerja akan terjalin.

Pertanyaan yang diajukan kepada guru berikutnya “Bagaimana kepala sekolah

dalam memberikan pembinaan komitmen dan kenyamanan dalam meningkatkan

kinerja guru ?, Dalam hal ini kepala sekolah sangat memperhatikan terhadap

kenyamanan guru, terutama kenyamanan dalam melaksanakan kegiatan proses

belajar mengajar, kepala sekolah menyediakan tempat dan buku-buku yang

dibutuhkan oleh guru, misalnya buku paket yang berkaitan dalam bidang studinya

masing-masing. Dalam hal ini kepala sekolah mengatakan bahwa, selaku pimpinan

kepala sekolah selalu memberikan perhatian penuh dalam memberikan kenyamanan

kepada guru dalam setiap pekerjaan yang mereka lakukan. Karena kepala sekolah

berpendapat bahwa mekanisme kerja yang telah dirancang dan tidak baku dalam

42

42

membagi tugas kepada guru karena melihat kepada situasi serta kondisi yang ada.

Cirri kepemimpinan dalam melihat kepada keadaan guru secara menyeluruh dapat

dikatakan dengan cirri kepemimpinan delegatif.

43

43

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan dalam penelitian yang

mengacu pada pembahasan penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja

guru pada SMP Negeri Kota Banda Aceh sebagai berikut:

6.1 Kesimpulan

a. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam meningkatkan tanggung jawab

guru pada SMP Negeri Kota Banda Aceh mengunakan gaya kepemimpinan

delegatif dan intruktif.

Upaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan tanggung jawab

guru, menciptakan situasi dan kerjasama yang harmonis antar guru, berusaha

memenuhi perlengkapan yang diperlukan guru dalam melaksanakan tugasnya,

memberikan penghargaan dan hukuman. Langkah-langkah meningkatkan tanggung

jawab guru, menciptakan Situasi dan hubungan kerjasama yang harmonis di suatu

sekolah memang sangat penting, dalam penerapannya kepala sekolah menciptakan

suasana terbuka maksudnya setiap guru diberi hak untuk menyatakan pendapat dan

keinginan-keinginan terhadap perkembangan sekolah dan apabila ada masalah maka

akan dipecahkan bersama, dan juga melibatkan guru untuk berbagai kegiatan. Selain

itu juga memberikan penjelasan tentang tujuan yang harus dicapai sekolah.. Gaya

kepemimpinan delegatif diterapkan dalam mensosialisasikan Visi dan Misi sekolah,

kepala sekolah sangat menjunjung nilai-nilai kebersamaan untuk membawa sekolah

SMP Negeri Kota Banda Aceh ke arah yang lebih berkualitas. Gaya kepemimpinan

intruktif diterapkan dalam mensosialisasikan taat tertib/aturan-aturan sekolah yang

telah ditetapkan bersama misalnya, setiap guru (masing-masing bidang studi) harus

tercapai target Kurikulum yang telah ditentukan oleh sekolah, Dinas Pendidikan dan

Pemuda Olahraga di tingkat Kabupaten, Provinsi maupun tingkat Pusat.

44

44

b. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Disiplin Guru

pada SMP Negeri Kota Banda Aceh menggunakan gaya kepemimpinan

intruktif dan konsultasi.

Gaya kepemimpinan intruktif yang diterapkan oleh kepala SMP Negeri Kota

Banda Aceh, dalam hal ketepatan waktu kehadiran di sekolah dan ketepatan waktu

untuk memasuki kelas sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dan membantu

guru dalam mengembangkan pola prilaku dan keilmuan, melaksanakan tata tertib

yang telah di sepakati bersama dari hasil musyawarah. Disiplin guru dalam berbagai

bidang adalah suatu hal yang sangat penting karena disiplin guru merupakan salah

satu faktor yang menentukan efektitas kelancaran pembelajaran disekolah.

Kepemimpinan kepala sekolah dalam pembinaan disiplin guru, melakukan

pembinaan-pembinaan terhadap guru yang terutama kali adalah pembinaan disiplin,

artinya untuk melakukan kegiatan pendidikan secara efektif dan efisien, maka

segenap tenaga kependidikan harus mempunyai disiplin yang tinggi dalam segala

bidang.

Langkah selanjutnya adalah melakukan pembinaan-pembinaan yang berkaitan

dengan kompetensi profesional dan kemampuan yang dimiliki guru. Langkah-

langkah yang di tempuh kepala sekolah dalam membina dan meningkatkan disiplin

guru, dalam setiap kali rapat/pertemuan, selalu mengingatkan akan pentingnya

disiplin guru dan pentingnya mentaati tata tertib guru yang telah dibuat bersama,

dalam kegiatan sehari-hari sebagai kepala sekolah saya berusaha semaksimal

mungkin untuk meningkatkan disiplin diri dengan harapan dapat dicontoh dan

diteladani oleh para guru.

Dalam rangka melakukan pengawasan terhadap disiplin guru, kepala sekolah

juga membentuk staf khusus bidang kedisiplinan guru, sejauh mana pentingnya

disiplin guru dalam peningkatan kinerja, Disiplin guru dalam berbagai bidang adalah

suatu hal yang sangat penting karena disiplin guru merupakan salah satu faktor yang

menentukan efektitas kelancaran pembelajaran disekolah. Apabila guru telah benar-

benar disiplin dalam segala hal, maka segala program yang direncanakan akan

berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan dan waktu yang ditetapkan, maka guru

harus bisa menjadi teladan bagi para siswa, sehingga apabila guru telah benar-benar

disiplin diharapkan para siswa juga akan meniru kedisiplinan yang telah diterapkan

45

45

para guru, begitu juga sebaliknya apabila guru tidak disiplin, maka program

pembelajaran yang direncanakan akan tidak berjalan sesuai dengan harapan dan yang

lebih dikhawatirkan para siswa juga akan tidak disiplin.

c. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Komitmen

Guru pada SMP Negeri Kota Banda Aceh mengunakan gaya kepemimpinan

delegatif.

Gaya kepemimpinan delegatif yang diterapkan oleh kepala sekolah SMP

Negeri Kota Banda Aceh, seperti memberikan kesempatan kepada guru untuk saling

mengadakan supervisi KBM dari tiap-tiap guru, sehingga setiap guru dapat saling

memberi masukan dan saling menyempurnakan terhadap kekurangan dan kelemahan

guru dalam menjalankan tugasnya. Kepala sekolah bersikap adil terhadap stafnya,

menaruh perhatian yang sama kepada stafnya bersikap ramah, bersikap adil dalam

pembagian tugas maupun dalam pembagian kesejahteraan yang berpedoman kepada

beban tugas yang diemban oleh guru.

Bentuk komitmen guru dalam melaksanakan tugas selama ini, komitmen

langkah awal untuk mencapai tujuan pendidikan, bentuk-bentuk komitmen yang

harus di lakukan yaitu komitmen profesi, komitmen organisasi dan komitmen

mengajar, kalau komitmen masih rendah upaya yang di lakukan menciptakan rasa

aman dan nyaman disekolah melakukan komunikasi pembinaan secara indivual.

Dalam melakukan pembinaan Komitmen, kepala sekolah mengirim para guru untuk

mengikuti seminar-seminar dan pelatihan-pelatihan, mendatangkan para ahli,

memberikan kesempatan kepada para guru untuk melanjutkan pendidikannya,

menempatkan guru pada proporsi yang sesuai dengan bidangnya. Dan mengadakan

rapat guru setiap satu semester yang dimaksudkan untuk mengevaluasi kinerja guru

sekaligus memberikan pengarahan-pengarahan terhadap kekurangan-kekurangan.

Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah yang

diperlukan bagi kelancaran dan keberhasilan proses belajar-mengajar.

6.2 Implikasi

Realita di lapangan dengan hasil penelitian, mengenai gaya kepemimpinan

kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru, dapat dirumuskan rekomendasi

46

46

yang merupakan implikasi lebih lanjut untuk peningkatan kualitas gaya

kepemimpinan kepala sekolah:

1. Kepala sekolah sebagai pimpinan pendidikan menampilkan variasi gaya

kepemimpinan dalam berbagai kegiatan di sekolah, menciptakan suasana

kondusif bagi personil sekolah. Kepercayaan, keterbukaan dan tanggung

jawab bersama sangat penting untuk meningkatkan kepuasan kerja yang

berdampak pada peningkatan kinerja guru. Kepala sekolah dalam

menerapkan gaya kepemimpinannya harus sesuai dengan kebutuhan-

kebutuhan yang berlaku di sekolah, kebenaran kondisional memberikan

setiap partisipasi peluang benar dan hak untuk didengarkan sebelum

kesimpulan digambarkan atau keputusan dibuat.

2. Kepala sekolah harus selalu memberikan motivasi yang tinggi kepada guru-

guru terutama kesadaran guru terhadap disiplin, kompromi, paling efektif

sebagai pemecahan perbedaan atau pertukaran konsekuensi dalam

meningkatkan kinerja guru.

3. Kepala sekolah dan guru-guru adanya suatu komitmen yang kuat dalam

penyelesaian tugas secara tepat waktu, kepala sekolah memiliki peran dan

tugas serta tanggung jawab yang penting dalam pembinaan dan meningkatkan

komitmen guru dalam melaksanakan tugas sebagai guru berjalan lancar agar

tercapainya kinerja yang optimal. Kepala sekolah menyediakan buku-buku

tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah, sehingga pengetahuan tentang

gaya kepemimpinan meningkatkan pemahaman kinerja guru agar tercapainya

pendidikan yang bermutu.

6.3 SARAN SARAN

1. Kepala sekolah selaku pimpinan tertinggi di sekolah diharapkan dapat

menerapkan gaya kepemimpinannya, menggunakan gaya kepemimpinan

intruktif bisa berdampak (1) wibawa kepala sekolah bisa hilang, (2) guru akan

semakin malas dalam melaksanakan tugas, (3) tanggung jawab guru akan

terabaikan, (4) guru akan lebih agresif dari kepala sekolah.

2. Kepala sekolah juga diharapkan bisa meningkatkan kepedulian kepada guru

sehingga memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar, ini

47

47

memfokuskan semua partisipasi pada tujuan bersama dan memberikan

peluang kepada semua guru di sekolah untuk memberikan kontribusi mereka

masing-masing.

3. Dalam upaya meningkatkan kinerja guru, kepala sekolah untuk benar-benar

memahami sekaligus menerapkan fungsi dan peranannya. Kepala sekolah

untuk selalu berusaha untuk meningkatkan strategi dalam membina,

memotivasi, dan meningkatkan kompetensi guru, mengetahui kelemahan atau

hambatan yang ada serta berusaha mengatasi hambatan yang ada dan guru

berusaha meningkatkan kompetensi kinerja profesionalnya. Kepada peneliti

yang akan datang diharapkan penelitian mengenai kepemimpinan kepala

sekolah pada umumnya dan gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam

meningkatkan kinerja guru pada khusunya, untuk dikaji lebih mendalam

dengan berbagai metode penelitian yang lain agar diperoleh penemuan-

penemuan baru sehingga dapat dimanfaatkan oleh pihak lembaga pendidikan

dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

48

48

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Rojali. (2000). Pelaksanaan Otonomi Luas. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Ali, Z. Abidin. (2007). Gaya Kepemimpinan Kepala sekolah Di SMA Negeri Kota

Lhokseumawe. Tesis Program Pascasarjana Unsyiah, tidak di terbitkan.

Ahmad, Ajali. (2006). Pengelolaan Sekolah Dasar. Bandung: PPS IKIP Bandung

Almasdi, Yusuf S, (1996). Aspek Sikap Mental dalam Manajemen Sumber Daya

Manusia, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Anoraga, (1998). Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.

Arifin, R. (1999). Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Yang Efektif. Jurnal

Manajemen Pendidikan. Tahun 9 Nomor 1 Agustus 1999

As-Suwaidan, M. T. dan Basyaril , U.F, (2005). Melahirkan Pemimpin Masa

Depan, Jakarta: Gema Insani

Atmodiwiryo. Soebagio. (2002). Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta:

Ardadizya Jaya.

Burhanuddin. (1994). Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan

Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Danim, S, (2004). Motivasi, Kepemimpinan dan Efektifitas Kelompok, Jakarta:

Rineka Cipta.

Daryanto, (2005). Administrasi Pendidikan, Jakarta: Asdi Mahasatdya.

Dedi Supriadi. (1998). Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adi

Cipta Karya.

Dharma, A, (1984). Gaya Kepemimpinan yang Efektif Bagi Para Manager, Bandung:

Sinar Baru.

Efendi (1995). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gunung Agung.

Engkoswara, (1987). Dasar-dasar Administrasi Pendidikan. Penerbit Jakarta: Dirjen

Dikti Depdikbud.

Fattah, Nanang (1996). Manajemen Berbasis Sekolah (School Based

Management). Bandung. CV. Aditra.

49

49

Gaffar. M. Fakry. (1985).”Perencanaan Pendidikan Teori dan Metodologi”.

Jakarta: P2LPTK.

Gaffar. M. Fakry. (1985).”Perencanaan Pendidikan Teori dan Metodologi”.

Jakarta: P2LPTK Depdikbud.

Goble, NM. (1983). Perubahan Peranan Guru: Jakarta, Gunung Agung.

Handoko, Y. (1999). Manajemen. Jakarta: BPFE.

Hani, Handoko, T. (1993). Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Harahap, B. (1983). Supervisi Pendidikan yang Dilakukan oleh Guru, Kepala

Sekolah, Penilik dan Pengawas Sekolah. Jakarta: Damai Jaya.

Hasan. M Ani. (2005). Pengembangan Profesionalisme Guru di Abad

Pengetahuan(Outline)http://www.SuaraPembaharuan.com/news/2003/Op.Ed.

Hasibuan M. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Hermanti. (2005). Gaya Kepemimpinan. Jakarta: Unipres Terbuka.

Hersey, Paul dan Ken Blanchard. (1999). Manajemen Perilaku Organisasi. Jenderal

Pendidikan Tinggi Depdikbud.

Idris. Jamaluddin (2005). Analisis Kritis Mutu Pendidikan. Yogyakarta: Suluh Pres.

Indrafachruddin. (1995). Mengantar Bagaimana Memimpin Sekolah yang Baik.

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Kartini, Kartono. (1998). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Lazarut, Soewadji. (1994). Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya. Yogyakarta:

Kanisiua.

Liphan, James M. (1984). The Principalship: Consepts, Competence and Casses.

New York dan London the Longman.

Mengunhardjana, AM. (1998). Kepemimpinan Teori dan Pengembangannya.

Jakarta: Kanisiua.

Mc. Afee, R. Bruce dan Williamn Poffen Berger, (1982). Productivity Strategies.

NJ: Prentice-Hall.

Moleong, L.J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda

Karya.

Nasution. S. 1992. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung : Tarsito.

50

50

O’Leary. E. (1990). Kepemimpinan. Yogyakart: Andi.

Owens, RG. (1991). Organizaciona Behaviorm in Educational Administration

Engelewood Cliffs. New Jersey, Printice Hall, Inc.

Perrot, E. (1982). Effective Teaching: A practical Guide to Improving yout

Teaching. New York, Longman Group. Prawirosentono, Suyadi (1999). Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan

Kinerja Karyawan (Kiat Membangun Organisasi Kompetitif Menjelang Perdagangan Bebas Dunia). Edisi Pertama. Yogyakarta. BPFE.

Rival,V (2004).Kepemimpinan Perilaku Organisasi,Jakarta: Grafindo Persada

Sahertian, I.A. (1989). Administrasi Pendidikan. Malang: IKIP Malang.

Sagala, S. (2000). Administrasi Pendidikan. Malang: IKIP Malang.

Salim, (1996). Aspek Sikap Mental Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia.

Jakarta.

Siagian, Sondang P. (1993). Teori Motivasi Dan Aplikasinya. Jakarta: Bina Aksara.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,

dan R&D). Bandung: Alfabeta

Sutarto. (1991). Dasar-dasar Kepemimpin Administrasi. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Sutisna, Oteng. (1993). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis dan Praktek

Profesional. Bandung: Aksara.

Tilaar, HAR. (1992). Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Uno, Hamzah B.(2007).Teori Motivasi dan pengukurannya: Analisis di Bidang

Pendidikan,Jakarta:Bumi Aksara

Wahjosumidjo. (2001). Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Wahjosumidjo. (2001). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Winardi. (2000). Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: Rineka Cipta.

Winardi. (2002). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, Jakarta: Raja

Grafindo Persada.