laporan hasil penelitian fundamentallppm.serambimekkah.ac.id/download/penelitian/anwar/laporan...
TRANSCRIPT
1
LAPORAN HASIL PENELITIAN FUNDAMENTAL
GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN
KINERJA GURU PADA SMP NEGERI
KOTA BANDA ACEH
OLEH
Drs. Anwar, S.Pd., M.Pd (Ketua)
Musriadi, S.Pd., M.Pd (Anggota)
Jalaluddin, S.Pd., M.Pd (Anggota)
DIBIAYAI : DIPA Kopertis Wilayah I Tahun 2012, dan sesuai
dengan Surat Penjanjian Penugasan dalam Rangka
PelaksanaanProgram Desentralisasi Penelitian
Fundamental No : 45/K1.1.2/KU.2/2012
Tanggal 12 Maret 2012
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIDIKAN TINGGI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH BANDA ACEH
NOVEMBER 2012
2
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Masalah
Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
telah menimbulkan persaingan dalam berbagai bidang, yang menuntut masyarakat
Indonesia untuk memantapkan diri dalam peningkatan kualitas dan sumber daya
manusia yang unggul, mampu berdaya saing, menguasai ilmu pengetahuan,
teknologi serta mempunyai etos kerja yang tinggi. Di Indonesia sekolah harus
dengan kesungguhannya melaksanakan tugas dan fungsinya untuk mewujudkan
tujuan nasional sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang RI No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta penjelasannya Bab II Pasal
3 bahwa:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis
serta bertanggung jawab”.
Keberhasilan untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut kepala sekolah
mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengkoordinasikan, menggerakkan,
dan menselaraskan sumber daya pendidikan yang tersedia, kepemimpinan kepala
sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk dapat
mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran melalui program sekolah yang
dilaksanakan secara terencana dan bertahap.
Tanggung jawab guru yang paling utama adalah bagaimana mengkondisikan
lingkungan belajar yang menyenangkan agar dapat membangkitkan rasa ingin tahu
semua peserta didik sehingga tumbuh minat dan nafsu untuk belajar. Guru bukan saja
bertanggung jawab terhadap aspek pengetahuan tetapi juga terhadap aspek mendidik
kepribadian anak.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13/2007 tentang standar kepala
sekolah, kepala sekolah harus memiliki kompetensi versi Permen Diknas adalah (1)
kompetensi kepribadian (2) kompetensi manajerial (3) kompetensi kewirausahaan (4)
3
3
kompetensi supervise (5) kompetensi sosial. Peran kepala sekolah sebagai pemimpin
diharapkan mampu mewujudkan fungsi-fungsi kepemimpinan dalam keseluruhan
dan proses pendidikan disekolah. Keberhasilan pendidikan disekolah ditentukan oleh
kemampuannya mempengaruhi, membimbing, menggerakkan dan memotivasi
individu-individu (guru-guru) yang terlibat dalam tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan.
Gaya kepemimpinan adalah pola perilaku konsisten yang diterapkan pemimpin
melalui orang lain yaitu melalui perilaku yang diperlihatkan pemimpin pada saat
mempengaruhi orang lain, seperti dipersepsikan orang lain. Untuk menyesuaikan
antara nilai-nilai, dibutuhkan suatu proses yang disebut sosialisasi, proses ini akan
berhasil dengan baik jika pegawai baru akan merasa senang dengan lingkungan kerja
yang ditempatinya. Kepala Sekolah mampu bertugas dan menjalankan fungsinya
dengan baik pula, dalam usaha untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja
karyawannya diperlukan seorang pemimpin yang menggunakan gaya kepemimpinan,
yaitu seorang pemimpin yang selain mempunyai kemampuan pribadi juga mampu
membaca keadaan bawahannya serta lingkungan kerjanya.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian diatas, maka yang menjadi permasalahan utama dalam
penelitian antara lain:
1. Gaya kepemimpinan apa yang sering di munculkan kepala sekolah dalam
upaya meningkatkan tanggung jawab guru pada SMP Negeri Kota Banda
Aceh dan Aceh Besar ?
2. Gaya kepemimpinan apa yang sering di munculkan kepala sekolah dalam
upaya meningkatkan disiplin guru pada SMP Negeri Kota Banda Aceh dan
Aceh Besar ?
3. Gaya kepemimpinan apa yang sering di munculkan kepala sekolah dalam
upaya komitmen guru pada SMP Negeri Kota Banda Aceh dan Aceh
Besar ?
4
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan merupakan suatu kekuatan yang penting dalam rangka
pengelolaan, oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci
keberhasilan. Kepemimpinan merupakan salah satu fungsi manajemen merupakan
hal yang sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan berperan dalam melindungi beberapa isu pengaturan organisasi
yang tidak tepat, yang menyangkut distribusi kekuatan yang menjadi penghalang
tindakan efektif, kekurangan berbagai sumber, prosedur yang dianggap buruk, yakni
problem- problem organisasi yang lebih mendasar. Istilah kepemimpinan diartikan
bermacam- macam. Hal ini tergantung sudut pandang dan konteks pengertian para
ahli membahasnya. Beberapa batasan pengertian diuraikan dibawah ini yang
berkaitan dengan penelitian yang menjadi sasara.
Kepemimpinan sebagai keterampilan seseorang mempengaruhi perilaku orang
lain, baik yang kedudukannya lebih tinggi, setingkat maupun yang lebih rendah dari
padanya, dalam fikiran dan bertindak agar perilaku yang semula mungkin
individualistik dan egosentrik berubah perilaku organisasi. Fiedler dan Chermier
(1974:102) mengklarifikasikan sebagai berikut:
1. Kepemimpinan sebagai alat mencapai tujuan
2. Kepemimpinan sebagai penggunaan pengaruh
3. Kepemimpinan sebagai tindakan atau tingkah laku
4. Kepemimpinan sebagai hubungan kekuasaan
5. Kepemimpinan sebagai suatau kepribadian
6. Kepemimpinan sebagai seni mempengaruhi orang lain
7. Kepemimpinan sebagai bentuk persuasif
8. Kepemimpinan sebagai perbedaan struktur
9. Kepemimpinan sebagai fokus proses- proses kelompok
Dilingkungan masyarakat, dalam organisasi baik formal maupun non formal
selalu ada orang yang lebih besar dari yang lain. Seseorang yang, memiliki
kemampuan lebih tersebut kemudian diangkat atau ditunjuk sebagai orang yang
dipercayakan untuk mengatur orang lainnya. Biasanya orang seperti itu disebut
dengan pemimpin, dari kata pemimpin itulah kemudian muncul istilah
5
5
kepemimpinan setelah proses yang panjang. Masalah kepemimpinan sama tuanya
dengan sejarah manusia, dalam kepemimpinan dibutuhkan manusia karena adanya
keterbatasan.
Danim (2004:143) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan
kepemimpinan adalah: “ suatu pokok dari keinginan manusia yang besar untuk
menggerakkan potensi organisasi”. Kepemimpinan juga salah satu penjelas yang
paling populer untuk keberhasilan atau kegagalan dari suatu organisasi. Artinya
organisasi sekolah atau instansi pendidikan jika dinyatakan berhasil atau gagal,
faktor penentu utamanya adalah kepemimpinannya. Kepemimpinan yang kuat dan
tangguh serta memiliki komitmen yang kuat dalam menyelenggarakan program
organisasi amat diperlukan dalam membimbing.
Winardi (2000:47) mengemukakan kepemimpinan adalah: “ suatu kemampuan
yang melekat pada diri seseorang yang memimpin dan tergantung dari bermacam-
macam faktor internal maupun eksternal”. Kepemimpinan sebagai rangkaian
kegiatan penataan berupa kemampuan memerngaruhi orang lain dalan situasi tertentu
agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam masyarakat yang demokratis dewasa ini kepemimpinan memegang
peranan penting dalam mengelola suatu organisasi, karena dengan kepemimpinan
yang baik organisasi dapat berjalan dengan baik pula. Menurut Sahertian dan Danim
(2004:16) mengemukakan bahwa: “Kepemimpinan dipandang sebagai suatu
ketrampilan (skill) sehingga diperlukan latihan. Kemudian kepemimpinan dapat
ditelaah dari berbagai segi, tergantung dai konsep kepemimpinan melahirkan
berbagai pendekatan atau teori kepemimpinan dapat diidentifikasi dari berbagi
kriteria sesuai dengan konsep kepemimpinan yang dipergunakan.Winardi (2002:47)
mengemukakan:
“Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang melekat pada diri
seseorang yang memimpin, dan tergantung dari bermacam–macam faktor
intern maupun faktor ekstren”. Kepemimpinan sebagai rangkaian kegiatan
penataan berupa kemampuan mempengaruhi prilaku orang lain dalam situasi
tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan”.
Situasi yang selalu berubah mempengaruhi perubahan dan perkembangan suatu
organisasi. Suatu organisasi yang senantiasa berubah tersebut menuntut perubahan
6
6
dan perkembangan sifat-sifat, kemampuan, dan perilaku kepemimpinan seorang
pemimpin. Supriadi (1998:31) mendefinisikan :
“Kepemimpinan sebagai kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi,
memotivasi, mengajak, mengarah, menasehati, membimbing, menyuruh,
memerintah, melarang, dan menghukum, serta membina dengan maksud agar
manusia sebagai media manajemen ampu bekerja dalam rangka mencapai
tujuan administrasi secara efektif dan efesien”.
Dari berbagai batasan tersebut dapat dinyatakan bahwa kepemimpinan adalah
seseorang untuk mempengaruhi, mengarahkan dan mengkoordinasikan aktivitas
orang lain dengan melalui cara tertentu dalam situasi tertentu guna pencapaian tujuan
bersama sebagaimana telah ditetapkan. Dalam penelitian ini kepemimpinan ditelaah
perilaku (behavior approach) atau kepemimpinan sebagai fungsi kelompok yang
memandang efektivitas organisasi sebagai fungsi perilaku kepemimpinan Kepala
Sekolah yang bersangkutan.
Tilaar (1992:103) mengemukakan bahwa: “Kepemimpinan itu adalah aktivitas
untuk mempengaruhi orang-orang untuk mencapai tujuan organisasi. Peranan
pemimpin sangat penting karena dalam segala sikap dan tingkah lakunya, serta gaya
kepemimpinannya yang ditampilkannya orang akan melakukan apa yang diinginkan
dari sebuah organisasi”.
Berdasarkan definisi tersebut, bahwa kepemimpinan itu akan terjadi apabila di
dalam situasi tertentu seseorang mempengaruhi perilaku orang lain baik secara
perseorangan atau kelompok. Magunharjana, (1998:26) menjelaskan :
“Kepemimpinan adalah keseluruhan tindakan guna mempengaruhi serta
menggiatkan orang dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan, atau dengan
definisi lebih lengkap dapat dikatakan bahwa kepemimpinan adalah proses
pemberian bimbingan (pimpinan) atau tauladan dan pemberian jalan yang
mudah (fasilitas) daripada pekerjaan orang-orang yang terorganisir dalam
organisasi formal guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.
Kepemimpinan pada dasarnya berarti kemampuan menggerakkan, memberikan
motivasi dan mempengaruhi orang-orang agar bersedia melakukan tindakan-tindakan
yang terarah pada pencapaian tujuan organisasi dimana kepemimpinan itu
berlangsung.
Setiap pemimpin dalam memberikan perintah atau pengarahan menggunakan
cara masing-masing sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, baik berupa
7
7
bimbingan, dorongan atau motivasi yang kesemuanya melalui proses komunikasi
secara terarah dan berencana, serta sistematis tanpa melupakan nilai manusiawi. Ini
berarti setiap orang memiliki sifat ingin dihargai, dihormati, diperhatikan dan
membutuhkan dorongan.
Kepemimpinan merupakan tingkah laku individu dalam interaksi dengan
sistem sosial untuk mencapai suatu tujuan. Tercapai tidaknya tujuan ini bergantung
pada kepemimpinan seorang pemimpin. Kepemimpinan yang bersifat umum
memberikan landasan pengertian kepemimpinan secara khusus dalam bidang
pendidikan. Daryanto (2005:9) mengemukakan:
“Kepemimpinan Pendidikan adalah segenap kegiatan dalam usaha
mempengaruhi personil di lingkungan pendidikan pada situasi tertentu agar
melalui kerjasama mau bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab dan ikhlas
demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditentukan”.
Dalam konteks kepemimpinan pendidikan, pemimpin dimaknai semua orang
yang bertanggung jawab dalam proses perbaikan yang berada pada semua level
kelembagaan pendidikan. Oleh karena itu, fungsi kepemimpinan pendidikan harus
tertuju pada peningkatan mutu belajar dan semua personil pendukungnya. Dengan
demikian keberadaan personil tersebut penting dalam sebuah sekolah.
Pimpinan lembaga pendidikan berfungsi sebagai motor penggerak yang
mempengaruhi anggotanya, yaitu para guru dan pegawai agar bekerja secara
maksimal sehingga dapat menampilkan kinerja optimal untuk mencapai standar mutu
yang diharapkan orang tua, masyarakat, lapangan kerja, industri dan pemerintah. As-
Suwaidan dan Basyarahil (2005:33) menyebutkan:
“Kepemimpinan pendidikan sebagai suatu kemampuan dalam proses
mempengaruhi, mengkoordinir, menggerakkan orang lain yang ada
hubungannya dengan pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan
pendidikan dan pengajaran agar supaya kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat
lebih efektif dan efisien didalam pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran”.
Penerapan manajemen dalam pendiddikan sekolah ditentukan oleh
kepemimpinan yang lazimnya, kepemimpinan yang bersifat kreatif dan proaktif
terhadap tuntutan perubahan zaman yaitu pemimpin yang pandai membaca situasi
yang di butuhkan, pada saat terjadinya peristiwa, tidak terpaku pada aturan-aturan
yang selalu mencari berita yang baru untuk diterapkan disekolah. Disini, perubahan
8
8
hendaknya sesuai dengan kebutuhan sekolahnya, dan berorentasi pada perbaikan
mutu berkelanjutan.
Kepemimpinan pendidikan merupakan suatu kesiapan, kemampuan yang di
miliki seseorang dalam proses mempergaruhi, mendorong, membimbing,
mengarahkan, menggerakan orang lain yanga ada hubungannya dengan pelaksanaan
pengembangan pendidikan dan pengajaran ( Indrafachruddin,1995: 29). Ini bertujuan
agar segenap kegiatan dapat berjalan secara efesien yang pada giliranya dapat
mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah ditetapkan, atau dengan
ringkas dapat di ungkapkan sebagai bantuan yang diberikan oleh seseorang terhadap
penetapan dan percapaian tujuan peendidikan dan pengajaran.
Pada dasarnya dari berbagai definisi kepemimpinan yang di kemukan oleh para
ahli terdahulu secara garis besarnya mempunyai kesamaan, yaitu (a) adanya
seseorang yang di sebut pemimpin, (b) adanya kelompok nyang dipimpin, (c) adanya
tujuan, (d) adanya kreativitas, (e) adanya kekuasaan.
Kepala sekolah hakikatnya adalah tenaga fungsional yang diberi tugas untuk
memimpin penyelenggaraan sekolah. Oleh sebab itu komposisi yang di titik berikan
tugas-tugas kepala sekolah bukan komposisi proses belajar mengajar. Kemampuan
kepala sekolah yaitu memiliki kemampuan untuk menganalisi persoalan, kemampuan
memberikan berbagi pertimbangan, kecakapan berorganisasi, kemampuan secara
tertulis, keinginan untuk berpartipasi dan kecakapan dalam mendiskusikan kejadian
aktual, memotivasi tinggi dan memahami latar belakang filosofis pendidikan dengan
baik.
Kepala sekolah profesional dalam paradigma baru manajemen pendidikan
akan memberikan dampak positif dan perubahan yang cukup mendasar dalam
pembaharuan sistem pendidikan di sekolah, dampak tersebut antara lain efektifitas
pendidikan, kepemimpinan sekolah yang kuat, pengelolaan tenaga kependidikan
yang efektif, budaya mutu, teamwork yang kompak, keterbukaan manajemen,
kemauan untuk berubah, evaluasi dan perbaikan berkelanjutan, responsif dan
antipatif terdapat kebutuhan akuntabilitas.
Kualitas kepala sekolah yang di maksud adalah kepala sekolah yang benar-
benar memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman yang cukup mengenai
masalah-masalah yang di hadapi oleh pendidikan di sekolah tersebut, kemudian
9
9
kepala sekolah yang dapat benar-benar berfungsi sebagai peningkatan mutu
pendidikan yang di kelola.
Danim (2004:6) menjelaskan tentang bagaimana kualitas sekolah yang
seharusnya di harapkan oleh bawahan, paling tidak ada lima karakteristik yang harus
di penuhi oleh kepala sekolah :
1) Bawahan menginginkan kepala sekolah membuat rencana baik dan dapat di
jangkau oleh guru dan anak didik.
2) Bawahan menginginkan agar kepala sekolah mempunyai tujuan yang jelas
dan konsisten, dengan harapan tidak mudah terbawa kepada arus angin,
melainkan melaksanakan tugas sesuai dengan harapan Pemerintah dan
kebutuhan disekolah baik pengembangan kualitas dan kuantintas.
3) Bawahan menginginkan kepala sekolah yang secara terus menerus
menginformasikan kemajuan sekolah kepada bawahan.
4) Bawahan menghendaki agar kepala sekolah memperlakukan mereka sebagai
pendidik dan bukan robot yang sesuka hati memerintahkan mereka.
5) Bawahan berharap kepala sekolah dapat membawa kemajuan sekolah yang
lebih baik lagi.
2.2 Pengertian Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan dilahirkan oleh prilaku dan sifat seseorang yang memiliki
jiwa kepemimpinan. Jadi gaya kepemimpinan dapat dilihat dari segi perilaku dan
sifat yang dimunculkannya. Istilah gaya (style) kepemimpinan merupakan norma
perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat ia mencoba mempengaruhi
perilaku orang lain, yaitu dengan istilah kepemimpinan maka dengan sendirinya
orang yang bertindak sebagai bawahan mengaku pemimpin ini memiliki kelebihan
baik dari segi pengalaman, pendidikan ataupu kematangan emosional, sehingga tanpa
disadari bawahan tadi akan menghormati pemimpin tersebut (Thoha, 2002:49).
Menurut Salim (1996:65), gaya kepemimpinan adalah: “Cara pemimpin dalam
menghadapi dan melayani staf atau bawahan yang biasanya berbeda pada setiap
individu dan dapat berubah-ubah”. Artinya seseorang yang menduduki jabatan
pimpinan mempunyai kapasitas untuk “membaca” situasi yang dihadapinya secara
tepat dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar sesuai dengan tuntutan situasi.
Meskipun penyesuaian ini mungkin hanya bersifat sementara.
Blanchard (1999:94) mendefinisikan gaya kepemimpinan adalah: “Pola
perilaku yang dilakukan oleh pemimpin pada waktu berupaya mempengaruhi
aktivitas orang lain (bawahan), seperti yang dilihat orang lain”.
10
10
Dari pengertian diatas menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan merupakan
pola perilaku yang ditunjukkan oleh kepala sekolah saat berusaha mempengaruhi
guru-guru di sekolah, sehingga guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik
sesuai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Pengertian ini sesuai dengan pendapat
Dharma (1984:37), gaya kepemimpinan adalah: “Perilaku yang ditunjukkan
seseorang pada ia mempengaruhi perilaku orang lain”.
Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh
seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain
seperti yang ia lihat. Dalam hal ini usaha menyelaraskan persepsi diantara orang
yang akan mempengaruhi perilaku dengan perilakunya akan dipengaruhi menjadi
amat penting kedudukannya.
Definisi tersebut menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan merupakan suatu
pola perilaku seorang pimpinan yang khas pada saat mempengaruhi anak buahnya.
Apa yang dipilih pemimpin untuk dikerjakan, cara pemimpin bertindak dalam
mempengaruhi anggota kelompok membentuk gaya kepemimpinannya.
Salim (1996:65) menjelaskan bahwa “Gaya kepemimpinan adalah cara
pemimpin dalam menghadapi dan melayani staf atau bawahan yang biasanya
berbeda pada setiap individu dan dapat berubah” gaya kepemimpinan yang paling
tepat adalah gaya yang dapat memaksimumkan produktivitas, kepuasan kerja,
pertumbuhan, dan mudah menyesuaikan dengan segala situasi.
2.3 Jenis-jenis Gaya Kepemimpinan.
Hermanti (2005:64) mengemukakan bahwa tiga gaya/tipe kepemimpinan yaitu:
“Demokrasi, Otoriter, dan Laissesz-Faire”. Untuk lebih jelas ketiga gaya/tipe di atas
akan diuraikan sebagai berikut:
a. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan Demokrasi menempatkan manusia sebagai faktor
terpenting dalam kepemimpinan yang dilakukan berdasarkan dan mengutamakan
orientasi pada hubungan sesama anggota organisasi. Filsafat demokrasi yang
mendasari pandangan dengan gaya kepemimpinan ini adalah pengakuan dan
penerimaan bahwa manusia merupakan makhluk yang memiliki harkat dan martabat
11
11
yang mulia dengan hak asasi yang sama. Dengan filsafat demokrasi tersebut
diimplementasikan nilai-nilai demokrasi didalam kepemimpinan tersebut.
b. Gaya Pemimpin Otoriter
Gaya kepemimpinan ini memperlihatkan gaya kepemimpinan yang bersifat
terpusat pada pemimpin sebagai satu-satunya penentu, penguasa dan pengendali
anggota organisasi dan kegiatannya dalam usaha mencapai tujuan organisasi.
Pengambilan keputusan biasanya diambil oleh si pemimpin itu sendiri.
Kepemimpinan otoriter ini dilaksanakan dengan kekuasaan berada di tangan satu
orang atau sekelompok kecil orang yang diantara mereka selalu ada seorang yang
menempatkan diri sebagai yang paling berkuasa. Pemimpin dengan semua kekuasaan
di tangannya merupakan pihak yang memiliki hak, terutama dalam mengambil
keputusan. Pemimpin otoriter merasa memperoleh hak-hak istimewa dan harus
diistimewakan oleh bawahannya.
c. Gaya Kepemimpinan Leissez-Faire
Gaya kepemimpinan ini pada dasarnya berpandangan bahwa anggota organisasinya
mampu mandiri dalam membuat keputusan atau mampu mengurus dirinya masing-masing
dengan sedikit mungkin pengarahan pemberian petunjuk dengan merealisasikan tugas
pokok masing-masing sebagai bagian dari tugas pokok organisasi.
Gaya kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari gaya kepemimpinan
otoriter. Dilihat dari segi perilaku ternyata gaya kepemimpinan ini cenderung
didominasi oleh perilaku kepemimpinan kompromi dan perilaku kepemimpin
pembelot. Dalam prosesnya tidak dilaksanakan kepemimpinan dalam arti
serangkaian kegiatan menggerakkan dan memotivasi anggota kelompok dalam cara
apapun juga. Pemimpin berkedudukan sebagai simbol. Kepemimpinan dijalankan
dengan memberikan kebebasan penuh pada orang yang dipimpin dalam mengambil
keputusan dan melakukan kegiatan menurut kehendak dan kepentingan masing-
masing baik secara perseorangan maupun berupa kelompok kecil.
Danim (2004:57) mengemukakan bahwa ada beberapa gaya kepemimpinan
yang dapat diterapkan untuk mengelola organisasi/lembaga pendidikan untuk
memberikan motivasi kepada guru.
1. Gaya konsultasi, yaitu gaya yang bercirikan konsultasi. Pemimpin masih
banyak memberikan pengarahan kepada guru-guru, tetapi hal ini juga
12
12
meningkatkan komunikasi dua arah. Meskipun demikian dukungan
ditingkatkan tetapi pengendalian atas pengambilan keputusan tetap pada
kepala sekolah.
2. Gaya Partisipatif, yaitu penggunaan gaya ini kepala sekolah dan bawahan
saling tukar menukar ide dalam pemecahan masalah dan perbuatan
keputusan sebagaimana dipegang bawahannya. Perilaku pemimpin yang
rendah dukungan dan rendah pengarahan.
3. Gaya Instruktif, yaitu gaya yang bercirikan dengan komunikasi satu arah.
Inisiatif pemecahan masalah dan perbuatan keputusan semata-mata
dilakukan pimpinan. Perilaku pimpinan yang dukungan rendah pengarahan.
4. Gaya Delegatif, yaitu kepala sekolah mendiskusikan semua masalah secara
bersama-sama dengan guru/bawahan sehingga tercapai kesepakatan, dan
memberikan kesempatan yang luas kepada guru untuk memikul tanggung
jawab dalam melaksanakan tugasnya.
Kepemimpinan transformasional karenanya memiliki fokus transformasional
pada guru sebagai ujung tombak proses pembelajaran. Gaya kepemimpinan ini
mencoba menimbulkan kesadaran para pengikut dengan mengarahkan kepada cita-
cita dan nilai-nilai yang lebih tinggi, sehingga didapat informasi bahwa
kepemimpinan dalam mengelola kebijakan sangat berhati-hati dan harus
memperhatikan keadaan sosial untuk memperoleh kebutuhan dalam pengelolaan
pendidikan tersebut. Danim (2004:223) mengemukakan bahwa :
“Kepemimpinan transaksional merupakan gaya yang dapat memotivasi para
pengikut dengan mengarahkan para pengikut pada kepentingan diri memimpin
sendiri, misalnya para pemimpin politik melakukan upaya-upaya untuk
memperoleh suara dalam pemilu atau pilkada. Burn juga membedakan
kepemimpinan transaksional dan kepemimpinan transaksional dari pengaruh
yang didasarkan atas kekuatan birokratis. Organisasi birokratis menekankan
kepada kekuatan legitimasi dan menghormati peraturan-peraturan serta tradisi”.
2.4 Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan
Kinerja merupakan terjemahan bebas dari kata Bahasa Inggris “Performance”
yang berarti prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau pencapaian kerja atau hasil
kerja/penampilan kerja (Lembaga Administrasi Negara, 1992:3).
13
13
Dalam mengartikan suatu kinerja, berbagai ahli memiliki pendapat yang
berbeda, tergantung dari sudut pandang dan kepentingan masing-masing. Namun
rumusan mereka pada hakikatnya memiliki kesamaan arti. Dalam kaitan ini, secara
sederhana kinerja dapat diartikan unjuk kerja sebagai hasil dari suatu proses. Unjuk
kerja ini didasarkan atas deskripsi dan spesifikasi suatu pekerjaan yang menjadi tugas
dan tanggung jawabnya. Jadi, kinerja merupakan perwujudan yang sinergik dari
kemampuan dan motivasi dalam pekerjaan. Dengan demikian kinerja seseorang akan
terlihat dari produktivitasnya dalam melaksanakan pekerjaannya.
Berdasarkan jumlah definisi yang telah diungkapkan oleh para ahli tentang
kinerja, maka dapat dimaknai bahwa ia merupakan suatu prestasi kerja yang dicapai
oleh seseorang dan hasilnya memenuhi persyaratan kualitas, baik jumlah maupun
kecepatan, sesuai dengan rencana awal sebelum melakukan pekerjaan. Setiap
program pendidikan, tenaga pengajar merupakan faktor yang sangat penting sebagai
ujung tombak tercapainya tujuan Pendidikan. Nasution (2001:76) mengemukakan
beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh seorang tenaga pengajar, yaitu:
(1)Mempunyai kemampuan memimpin. Cara terbaik untuk melihat
kepemimpinan seseorang sampai sejauh mana bisa mengarahkan pembicaraan
dalam setiap pertemuan. Jadi, tenaga pengajar harus dapat mengarahkan segala
pembicaraan dalam pendidikan ke materi program; (2) mempunyai
kemampuan menilai orang lain. Tenaga pengajar harus mampu mendengarkan,
memberi perhatian, dan mengatur tempo belajar, serta berusaha mendorong
kemajuan orang lain; (3) mengetahui detail materi diajarkan; (4) mempunyai
kemampuan mengajar. Tenaga pengajar yang baik perlu mengungkapkan
pemikiran kedalam kata-kata yang mudah dimengerti oleh peserta didik; dan
(5) sabar dalam menghadapi peserta didik.
2.5 Indikator Kinerja Guru
Dharma (1984:211) mengemukakan bahwa kinerja yang terindikasi antara lain:
“disiplin, komitmen yang kuat, disiplin dan tanggung jawab”. Untuk lebih jelasnya
indikator kinerja tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
a. Disiplin
Bawahan yang termotivasi oleh pimpinan dapat teridentifikasi dari pekerjaannya
yang selesai tepat waktu, serta dilaksanakan dengan benar. Ketepatan waktu berarti bahwa
balikan pekerjaan diberikan sesegera mungkin dan cukup sering.
14
14
Bawahan yang termotivasi tidak akan meninggalkan pekerjaan begitu saja,
melainkan setiap pekerjaan yang dilakukan tampil dengan hasil yang maksimal serta
tidak merugikan lembaga dan atasan. Keberhasilan pimpinan dalam menggerakkan
bawahan dapat ditunjukkan dengan bawahan, melalui loyalitas bawahan terhadap atasan,
dedikasi yang tinggi, dan kemampuan bawahan menyelesaikan tugas dalam bekerja.
b. Komitmen
Bawahan dalam melaksanakan tugas keseharian yang dituntut adalah sifat
kepercayaan yang diberikan oleh atasan, dan bisa menjaga kerahasiaan lembaga
organisasi dimana saja dia bekerja, komitmen dalam bekerja dan tidak menyerah
belum menyelesaikan tugas yang telah diberikan merupakan cirri-ciri yang tergambar
pada bawahan yang termotivasi dan treus mendapatkan dorongan dari atasan, serta
bawahan dalam bekerja tidak setengah hati dan dapat mengandalkan atasan dan
tempat kerja. Bawahan dalam bekerja sebenarnya hanya mengharapkan kenyamanan
dan perhatian yang penuh dari atasan.
c. Tanggung jawab
Tanggung jawab tugas yang diberikan oleh pimpinan merupakan amanah yang
harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, seperti diberi kesempatan untuk
memperoleh pendelegasian, diberi wewenang lebih besar dalam mengalokasi waktu
seperti menentukan sendiri prioritas atau jadwal waktu, mendapat informasi lebih
banyak. Setiap tugas yang diberikan dapat dilaksanakan dan dipertanggung jawabkan
sesuai dengan jadwal dan waktu yang telah ditetapkan, rasa percaya diri yang
digambarkan serta rasa memiliki terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan
yang bertanggung jawab akan mendapatkan penghargaan dan dipercaya oleh atasan
karena bisa menjaga kepercayaan yang telah diberikan.
2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Guru
Pada umumnya semua orang termasuk guru dalam melaksanakan pekerjaan
selalu didorong oleh kebutuhan mencapai keinginan dan kebutuhan. Kinerja selalu di
dorong oleh kebutuhan mencapai keinginan dan kebutuhan. Kinerja berpengaruh
denga factor kepribadian, kebutuhan dan kepuasan yang terjadi pada diri manusia.
Semangat kerja dapat ditimbulkan karena dua fakltor yaitu faktor internal dan
eksternal.
15
15
Kedua faktor ini muncul karena adanya rangsangan. Seseorang akan
melakukan sesuatu pekerjaan termnasuk guru melakukan pekerjaan dengan gigih
kalau ia mempunyai semangat kerja yang kuat. Sebaliknya seorang akan
meninggalkan tugas atau tidak bergairah dan semangat melakukan sesuatu pekerjaan
jika ia tidak mempunyai motivasi kerja untuk melakukannya, untuk menyelesaikan
sesuatu pekerjaan seseorang disamping memerlukan kecakapan pribadi, juga
memerlukan motivasi, kemampuan, disiplin dan komitmen, agar pekerjaannya itu
dapat diselesaikan dengan baik.
Motivasi, disiplin, kemampuan dan komitmen sebagai alat yang menyebabkan,
,menyalurkan dan mendukung pelaku manusia supaya mau bekerja dan antusias
untuk mencapai hasil yang optimal. Tidak mudah bagi seorang pemimpin
menumbuhkan rasa motivasi, disipli, kemampuan danm komitmen kerja bagi
bawahannya, hal ini disebabkan oleh keyakinan dan sikap setiap orang yang
bervariasi serta berubah-ubah yang dipengaruhi oleh sitiuasi dan kondisi.
Wahjosumidjo (1993:192) berpendapat bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja adalah: “Faktor internal yaitu pembawaan, tingkat
pendidikan, pengalaman masa lampau, keinginan atau harapan masa depan. Sedang
faktor eksternal adalah faktor-faktor seperti lingkungan kerja, pimpinan dan
kepemimpinan dan sebagainya.
Oleh karena masing-masing pihak dalam lingkungan lembaga pendidikan baik
kapasitasnya sebagai kepala sekolah maupun guru sebagai unsur pekerja mempunyai
keterkaitan satu sama lainnya. Menurut Winardi (2002:107) ada beberapa unsure
yang perlu diperhatikan oleh kepala sekolah untuk mempengaruhi kinerja guru yaitu:
1. Kebijaksanaan yang telah ditetapkan yang termasuk didalamnya prosedur
kerja, berbagai rencana program kerja
2. Persyaratan kerja yang perlu dipenuhi oleh para bawahan dan guru.
3. Tersedianya seperangkat alat-alat dan sarana yang diperlukan dalam
mendukung pelaksanaan kerja termasuk didalamnya bagaimana tempat
bawahan dan guru kerja.
4. Gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam arti sifat-sifat dan perilaku
Kepala Sekolah terhadap bawahan dan guru.
2.7 Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Guru
Wahjosumidjo (1993:110) mengatakan: “Bahwa seorang kepala sekolah
sebagai pemimpin harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan,
16
16
meningkatkan kemampuan guru, membuka komunikasi dua arah dan
mendelegasikan tugas”. Kepala sekolah sebagai Leader harus memiliki karakter
khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan
profeisonal, serta pengetahuan administrasi dan pengawasan.
Meskipun kepala sekolah ingin selalu bersifat demokratis, namun seringkali
situasi dan kondisi menuntut untuk bersikap lain, misalnya harus bersikap otoriter.
Dalam hal in, tentu sifat kepemimpinan otoriter lebih tepat digunakan dalam
pengambilkan suatu keputusan, dengan dimilikinya tiga sifat tersebut oleh seorang
kepala sekolah sebagai Leader, maka dalam menjalankan roda kepemimpinan di
sekolah, kepala sekolah dapat menggunakan strategi yang tepat, sesuai dengan
tingkat kematangan paar guru, sehingga tujuan sekolah tercapai secara efektif dan
efisien.
Kepala sekolah merupakan penggerak, penentu arah kebijakan sekolah yang
akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan pada umumnya
direalisasikan. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan dalam pengelolaan
sekolah mempunyai tanggung jawab yang berat. Untuk itu, ia hendaknya mampu
mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab pada wakil-wakil kepala sekolah
dan personil sekolah lainnya, mampu mengelola sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah. Seorang pemimpin harus mampu memberikan pelayan khusus kepada guru
dan siswa, memotivasi guru-guru untuk mengembangkan metode dan prosedur
pengajaran, membantu guru mengevaluasi program pendidikan dan hasil belajar
siswa serta mampu menilai prilaku dan kemampuan guru, sehingga semangat kerja
guru semakin meningkat. Dengan kemampuan-kemampuan tersebut, maka segala
sesuatu akan dapat berjalan dengan lancar, sehingga terwujudnya administrasi,
efektivitas, pengelolaan pendidikan di sekolahnya.
Sagala (2000:70) menjelaskan bahwa “Kebutuhan para guru antara lain
ruangan kerja yang diinginkan, kesempatan untuk ikut serta dalam pengambilan
keputusan, menghilangkan hambatan professional”. Kepala sekolah sebagai
pemimpin harus benar-benar arif mengambil kebijakan dalam tugas-tugas
administrasi, sebagai upaya memperkecil resiko atau kerugian dalam pelaksanaan
manajemen pendidikan dibawah tanggung jawabnya sebagai pemimpin.
17
17
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1 Tujuan
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang
kontribusi gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan kinerja
guru pada SMP Negeri Kota Banda Aceh. Sedangkan tujuan khusus yang ingin
dicapai melalui peelitian ini adalah untuk mengetahui :
a. Gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan
tanggung jawab guru pada SMP Negeri Kota Banda Aceh.
b. Gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan
disiplin guru pada SMP Negeri Banda Aceh.
c. Gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan
komitmen guru pada SMP Negeri Kota Banda Aceh.
3.2 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis
dan manfaat secara praktis dalam memperoleh informasi yang bermafaat
bagi pengembangan ilmu administrasi pendidikan terutama mengenai
kepemimpinan pendidikan dan kinerja guru.
Sebagai bahan masukan bagi praktisi pendidikan untuk membuat suatu
kebijakan dalam memberdayakan kepemimpinan kepala sekolah, tenaga
kependidikan dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas
untuk peningkatan mutu pendidikan. Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah
untuk mengevaluasi kinerja guru yang telah dilaksanakan.
Kepala sekolah atau pengelola pendidikan dalam melaksanakan tugas serta
upaya meningkatkan kinerja dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan. Selain
itu diharapkan pula dapat menambah ilmu pengetahuan, khususnya masalah
kepemimpinan kepala sekolah, iklim organisasi sekolah serta hubungannya dengan
kinerja guru dan agar dapat memperoleh informasi dari hasil penelitian ini sebagai
alat untuk introspeksi diri dalam melaksanakan kepemimpinan
Wakil kepala sekolah dan staf administrasi dituntut untuk mampu
18
18
merencanakan, mengkordinasi, dan mengorganisasikan sumber daya yang dimiliki
agar berdaya guna dan berhasil untuk dapat bertahan dan berkembang di tengah
lingkungan yang kompetitif.
Guru sebagai masukan agar dapat meningkatkan motivasi berprestasinya
sehingga dapat meningkatkan kinerja untuk menjadi guru yang professional dan
Komite sekolah untuk memberikan suatu permahaman kepada guru tentang gaya
kepemimpinan kepala sekolah di pandang suatu yang mendukung dalam proses
pendidikan karena itu, guru-guru akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya
yang lebih baik.
19
19
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan
metode diskriptif. Pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif digunakan untuk
mengkaji permasalahan dan memperoleh makna yang lebih mendalam tentang Gaya
Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru pada SMP
Negeri Kota Banda Aceh.
Moleong, (2007:242) menegaskan bahwa penelitian kualitatif pada hakekatnya
mengawasi orang dalam lingkungannya, berintegrasi dengan mereka,
berusaha memahami bahasa dan tafsirannya tentang dunia sekitarnya.
Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan
beberapa pertimbangan sebagai berikut: pertama; peneliti bermaksud
mengembangkan konsep pemikiran, pemahaman dari pola yang terkandung dalam
Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru pada SMP
Negeri Kota Banda Aceh.
Melihat secara keseluruhan suatu keadaan gaya kepemimpinan kepala sekolah
dalam meningkatkan kinerja guru secara keseluruhan, sensitif terhadap orang yang
diteliti dan mendeskripsinya secara induktif. Kedua; peneliti bermaksud untuk
menganalisis dan menafsirkan suatu fakta, gejala, dan peristiwa yang berkaitan
dengan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru,
dalam konteks ruang dan waktu serta situasi yang dialami. Ketiga; bidang kajian
penelitian ini berkenaan dengan suatu proses dan kegiatan Gaya Kepemimpinan
Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru pada SMP Negeri Kota Banda
Aceh.
Menurut Moleong (2005:127) rancangan kegiatan penelitian melalui tiga
tahapan yaitu tahap pralapangan, tahap pekerjaan lapangan, dan tahap analisis data.
Rancangan penelitian yan dilaksanakan oleh peneliti terdapat beberapa tahapan
yaitu: membuat rancangan, memilih lapangan, mengurus izin, menjejaki lapangan
tempat penelitian, memamfaatkan informasi, dan menyiapkan perlengkapan.
20
20
Bogdan dan Biklen (Moleong, 2005:248) mengemukakan analisis data
kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat di kelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan
apa yang dipelajari, dan memusatkan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Tahapan pekerjaan lapangan adalah tahapan mulainya pengumpulan data.
Tahap pekerjaan lapangan di bagi atas tiga bagian, yaitu :
1. Memahami latar penelitian dan persiapan diri,
2. Memasuki lapangan, dan
3. Berperan serta sambil mengumpulkan data.
Latar yaitu suatu kondisi data yang diambil yakni ada latar terbuka dan latar
yang tertutup. Lofland dan Lofland (Moleong, 2005:137) mengemukakan latar
terbuka terdapat di lapangan umum misalnya tempat orang berkumpul di lapangan,
berpidato, toko, bioskop, dan ruang-ruang tertentu. Sedangkan latar tertutup terdapat
di tempat tertutup. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan keduanya yaitu latar
terbuka dan latar tertutup. Pada latar terbuka peneliti melakukan pengamatan
sedangkan pada latar tertutup peneliti memfokuskan kan wawancara.
Analisis data pada tahap terakhir adalah mengemukakan analisis data kualitatif
yaitu upaya yang dilakukan dengan cara bekerja dengan menggunakan data,
memilah-milah sehingga menjadi kesatuan yang dapat di olah, mensintesiskannya,
mencari dan mendapatkan sebuah pola, sehingga perlu untuk dipalajari oleh
sipeneliti.
4.2 Subjek Penelitian
Moleong (2002:165-166) mengemukakan bahwa ciri-ciri sampel penelitian
kualitatif adalah :
a. Sampel tidak dapat ditentukan atau di tarik lebih dahulu
b. Pemilihan sampel secara berurutan untuk memperoleh informasi yang telah
lebih dahulu sehingga dapat dipertentangkan atau ada kesenjangan informasi
c. Penyesuaian berkelanjutan dari sampel. Pada awalnya sampel di anggap
sama, kemudian informasi mengembang ternyata semakin luas, sehingga
sampel akan berakhir jika sudah mulai terjadi pengulangan informasi, sudah
21
21
terjadi ketuntasan atau kejenuhan karena tidak diproleh tambahan informasi
yang berarti.
Sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah Kepala Sekolah dan 2 orang
guru.
4.3 Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian adalah peneliti sendiri, sebab dalam penelitian
yang menggunakan pendekatan kualitatif peneliti merupakan instrumen pokok
sebagai mana yang dikatakan oleh Nasution (1998:55-56) indikasi manusia sebagai
peneliti yaitu:
1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap stimulus dari
lingkungan yang harus diperkirakan bermakna,
2. Peneliti sebagai alat yang dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek
keadaan serta dapat mengumpulkan aneka data sekaligus,
3. Tiap situasi merupakan suatu keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen
berupa tes atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali
manusia.
4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak dapat dengan
pengetahuan semata-mata. Untuk memahami, kita perlu merasakannya,
menyelaminya berdasarkan penghayatan kita.
5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh dan
menafsirkannya.
6. Hanya manusia sebagai instrumen yang dapat mengambil kesimpulan
berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan segera
mengunakannya sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan,
Perbaikan Dan Penolakan
4.4 Uji Kredibilitas
Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru pada
SMP Negeri Kota Banda Aceh. Peneliti melakukan uji kredibilitas. Menurut.
Sugiyono (2007) pengujian validitas dan reliabilitas data dalam penelitian kualitatif
meliputi uji kredibilitas terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain :
22
22
1) Perpanjangan pengamatan. Peneliti kembali melakukan pengamatan
dilapangan/lokasi penelitian. Artinya hubungan peneliti dengan partisipan/
narasumber semakin akrab, terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada
informasi yang disembunyikan lagi.
2) Peningkatan ketekunan dalam penelitian. Peneliti melakukan pengecekan
kembali apakah data yang yang telah ditemukan salah atau benar. Peneliti juga
dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis.
3) Triangulasi. Pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan
berbagai waktu.
4) Analisis kasus negatif. Peneliti mencari data yang berbeda atau behkan
bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang
berbeda atau bertentangan dengan temuannya, berarti data yang ditemukan sudah
dapat dipercaya.
5) Memberchek. Proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi
data. Tujuan membercek untuk mengetahui sejauhmana data yang diperolh sesuai
apa yang diberikan pemberi data.
4.5 Teknik Pengumpulan Data
Karena penelitan menggunakan deskriptif dengan pendekatan kualitatif, maka
penelitin merupakan instrumen utama penelitian. Dalam hal ini Nasution
(2001:55-56) tentang ciri-ciri manusia (peneliti) sebagai instrumen kunci penelitian,
yaitu:
(1) peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus
dari lingkungan yang harus diperkirakan bermakna; (2) peneliti sebagai alat
dan menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat
mengumpulkan aneka data sekaligus; (3) tiap situasi merupakan suatu
keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa tes dan angket yang dapat
menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia; (4) suatu situasi yang
melibatkan interaksi manusia tidak dapat dipahami dengan pengetahuan
semata-mata. (5) Peneliti sebagai sebagai instrumen dapat segera
menganalisis data yang diperoleh dan menafsirkannya; (6) hanya manusia
sebagai instrumen yang dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang
dikumpulkan ada suatu saat dan segera menggnakannya sebagai balikan
untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan dan penolakan.
23
23
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan menurut Nanang (2008:
216), sebagai berikut:
1. Observasi (pengamatan), yaitu mengumpulkan data dengan jalan
mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.
Meleong (2005:157) pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau
pengamatan berperanserta merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan
melihat, mendengar, dan bertanya.
2. Wawancara (interview) yaitu pengumpulan data yang dilaksanakan secara
lisan dalam pertemuan tatap muka secara individu dengan tujuan untuk
menggali dan memperoleh data atau informasi yang lebih mendalam dan
relevan dengan masalah yang diteliti.
3. Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalasis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun
elektronik.
4.6 Teknik Analisis Data
Proses analisis data dalam penelitian kualitatif ini dilakukan secara terus menerus
dari awal hingga akhir, baik dilapangan maupu diluar lapangan. Analisis data
dilapangan meliputi pencatatan, pemberian kode dan penefsiran sementara terhadap
berbagai informasi yang diperoleh pada berbagai langkah penelitian. Analisis data
dilakukan dengan mengikuti prosedur sebagaimana yang disarankan oleh Nasution
(2002:129-130), yaitu:
1. Reduksi data, adalah membuat abstraksi dari seluruh data yang diperoleh dari
dilapangan yang sesuai dengan fokus penelitian
2. Pengorganisasian dan pengolahan data sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu
Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru
pada SMP Negeri Kota Banda Aceh, baik yang berkaitan dengan
perencanaan, pelaksanaan, maupun hasil.
3. Penafsiran data sesuai dengan tujuan penelitian yaitu merakit unsur-unsur
data penelitian serta memberi makna berdasarkan pandangan penelitian untuk
mencapai suatu kesimpulan sesuai dengan tujuan penelitian secara
keseluruhan dan berkesinambungan.
24
24
Verifikasi data dilakukan untuk menguji atau memeriksa kesimpulan yang
diambil dibandingkan dengan teori-teori yang relevan apakah sudah tepat atau belum
dalam mencapai tujuan penelitian. Seluruh kegiatan analisa data tersebut dilakukan
secara terus-menerus dan saling berhubungan dari awal sampai akhir tujuan. Untuk
mendapat keabsahan data yang diperoleh juga perlu cek kembali untuk menghasilkan
suatu penelitian.
25
25
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
a. Gaya kepemimpinan Kepala Sekolah SMP Negeri Kota Banda Aceh dalam
Meningkatkan Tanggung Jawab Guru.
Kepala sekolah memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan tanggung
jawab kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan
fungsinya. Upaya yang lakukan dalam meningkatkan tanggung jawab guru adalah
dengan menciptakan situasi dan kerjasama yang harmonis antar guru, berusaha
memenuhi perlengkapan yang diperlukan guru dalam melaksanakan tugasnya,
memberikan penghargaan dan hukuman”.
Kepala sekolah pada SMP Negeri Kota Banda Aceh dalam meningkatkan
tanggung jawab guru menerapkan Situasi dan hubungan kerjasama yang harmonis di
suatu sekolah memang sangat penting, dalam penerapannya saya menciptakan
suasana terbuka maksudnya setiap guru diberi hak untuk menyatakan pendapat dan
keinginan-keinginan terhadap perkembangan sekolah dan apabila ada masalah maka
akan dipecahkan bersama, dan juga melibatkan guru untuk berbagai kegiatan. Selain
itu juga memberikan penjelasan tentang tujuan yang harus dicapai sekolah.
Yang dilakukan Kepala sekolah SMP Negeri Kota Banda Aceh dalam
meningkatkan tanggung jawab dalam meningkatkan kinerja guru memberikan
penjelasan tentang tujuan-tujuan dan target yang harus dicapai sekolah kepada para
guru untuk mencapai tujuan tersebut merupakan tanggung jawab bersama, juga
diharapkan dengan pemahaman tentang tujuan dan target yang harus dicapai dapat
menumbuhkan motivasi dalam diri para guru sendiri untuk berusaha semaksimal
mungkin melakukan pengembangan-pengembangan sekolah dan meningkatkan
kinerjanya.
Kepala sekolah SMP Negeri Kota Banda Aceh Penghargaan diberikan kepada
para guru yang telah berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, bentuk
penghargaan yang saya berikan bukan berupa materi akan tetapi berupa dukungan
mental untuk terus mengembangkan potensi yang dimilikinya, berupa pujian dan
kesempatan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi”
26
26
Kepala sekolah SMP Negeri Kota Banda Aceh tidak memberikan penghargaan
dengan bentuk materi dengan harapan para guru dalam melaksanakan tugasnya
benar-benar tulus dari dalam hatinya bukan semata-mata hanya untuk memperoleh
dan mengejar penghargaan, dan yang dikhawatirkan dengan penghargaan bentuk
materi, apabila nanti tidak ada lagi penghargaan yang berupa materi para guru akan
bekerja semaunya sendiri dan tidak mau untuk melakukan peningkatan-peningkatan.
Hukuman diberikan bagi guru yang tidak disiplin dan tidak mentaati tata tertip
guru, adapun langkah yang saya terapkan adalah memberi peringatan, dan apabila
diperingatkan tidak bisa maka langkah selanjutnya adalah memberi hukuman dengan
mengurangi jam mengajar, dan langkah yang paling akhir adalah mengusulkan
pindah guru tersebut.
Bentuk motivasi dan pembinaan tanggung jawab yang diberikan kepala
sekolah kepada guru, beliau menyatakan bahwa :
“Kepala sekolah dalam memberikan motivasi dan pembinaan kepada guru
dalam meningkatkan tanggung jawab dengan cara memberikan kebebasan
kepada guru mengeluarkan pendapat untuk perkembangan sekolah, sehingga
apabila guru mempunyai keinginan-keinginan diharapkan supaya diungkapkan,
dan yang paling berkesan bagi saya dalam setiap kesempatan atau pertemuan
beliau selalu memperhatikan dan menanyakan tentang kelengkapan kebutuhan
guru dalam mengajar, apabila ada yang kurang beliau berusaha untuk
memenuhinya. Begitu juga beliau selalu memberikan penghargaan”.
Dari hasil wawancara dengan guru pada SMP Negeri Kota Banda Aceh, guru-
guru juga mengatakan bahwa guru diberi wewenang untuk memilih dan menetapkan
pekerjaan sesuai dengan keahliannya masing-masing dalam rangka untuk
meningkatkan tanggung jawabnya, bahkan guru-guru diwajibkan mengikuti secara
rutin kegiatan mata pelajaran masing-masing, kalau seandainya ada masalah dalam
proses belajar mengajar, kepala sekolah bersama wakil membuat rapat, dalam rapat
tersebut guru diberikan kesempatan untuk memberikan pendapat berupa saran, usul,
kritikan dan sebagainya yang berkaitan dengan proses pembelajaran.
Tanggung jawab dalam melaksanakan tugas merupakan motivasi antara hasil
kerja dengan tugas dan program sekolah yang telah ditetapkan sebelumnya, tanggung
jawab dalam melaksanakan tugas dapat dilihat dari penggunaan waktu, materi,
sarana dan prasarana dalam proses disetiap kegiatan belajar-mengajar dan
kemampuan guru dalam merencanakan pengajaran, kemampuan guru dalam
27
27
melaksanakan proses belajar mengajar dan kemampuan mengevaluasi penilaian
pengajaran.
Menurut kepala sekolah SMP Negeri Kota Banda Aceh bahwa pelaksanaan
tugas guru dapat dikatagorikan cukup baik. Guru selalu berusaha melaksanakan tugas
dengan waktu yang telah ditentukan, hal ini sesuai dengan pendapat guru di SMP
Negeri Kota Banda Aceh bahwa, kami disini merupakan personal dalam mendidik
peserta didik merupakan personal dalam mendidik peserta didik sesuai dengan tugas
yang menjadi tanggung jawab dan wewenang kami baik itu tugas Kurikuler maupun
tugas Ekstrakurikuler.
Menurut kepala sekolah tanggung jawab terhadap hasil pembelajaran
merupakan tanggung jawab pokok dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan sesuai
dengan program kerja, dari hasil pelaksanaan tugas, umumnya guru sudah
melaksanakan kegiatan belajar-mengajar dalam katagori baik, walaupun masih
ditemukan ada beberapa guru yang belum melaksanakan tugasnya secara optimal,
pernyataan tersebut juga didukung oleh hasil wawancara peneliti dengan guru yang
mangatakan bahwa mereka mengajar dan melaksanakan tugas lainnya merupakan
tanggung jawab kami terhadap seluruh kegiatan yang ada pada SMP Negeri Kota
Banda Aceh.
Dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi gaya kepemimpinan kepala
sekolah yang sering dimunculkan untuk meningkatkan tanggung jawab guru adalah
gaya kepemimpinan delegatif dan gaya kepemimpinan intruktif.
b. Gaya kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Disiplin Guru
pada SMP Negeri Kota Banda Aceh.
Pembinaan disiplin guru terhadap kinerja merupakan salah satu aktifitas
pembinaan yang direncanakan untuk membantu guru dalam melakukan pekerjaan
secara efektif. Untuk memperoleh data tentang Gaya Kepemimpinan kepala sekolah
dalam meningkatkan disiplin guru dalam hal pembinaan disiplin guru, kepala sekolah
menyatakan bahwa:
Sebagai kepala sekolah, pembinaan-pembinaan terhadap guru yang telah saya
lakukan yang pertama kali adalah pembinaan disiplin, artinya untuk melakukan
kegiatan pendidikan secara efektif dan efisien, maka segenap tenaga
kependidikan harus mempunyai disiplin yang tinggi dalam segala bidang.
28
28
Langkah selanjutnya adalah melakukan pembinaan-pembinaan yang berkaitan
dengan kompetensi profesional dan kemampuan yang dimiliki guru.
Kepala sekolah SMP Negeri Kota Banda Aceh Memberikan pengarahan
secara langsung dalam membina dan meningkatkan disiplin guru. Dalam setiap kali
rapat/pertemuan, saya selalu mengingatkan akan pentingnya disiplin guru dan
pentingnya mentaati tata tertib guru yang telah dibuat bersama, dalam kegiatan
sehari-hari sebagai kepala sekolah, berusaha semaksimal mungkin untuk
meningkatkan disiplin diri dengan harapan dapat dicontoh dan diteladani oleh para
guru.
Bentuk nyata dari keteladanan yang telah dilakukan dan diberikan oleh
kepala sekolah terhadap kedisiplinan para guru, kepala sekolah, dalam kegiatan
sehari-hari di sekolah, selalu tepat waktu, artiya dalam melaksanakan program yang
ditetapkan saya selalu berusaha untuk menepati waktu yang telah dijadwalkan,
misalnya setiap hari saya selalu berusaha untuk datang di sekolah sebelum pukul
07.00 Wib, karena SMP Negeri Kota Banda Aceh jam pembelajaran dimulai pukul
07.45 pada hari tertentu punya jam mengajar. Kesemuanya itu lakukan dengan
harapan agar para guru dengan sendirinya akan meningkatkan kedisiplinan.
Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan kepala sekolah, kepala sekolah
berusaha ingin menjadi contoh teladan di lingkungan sekolah dengan cara datang
paling awal dan pulang paling akhir. Hal ini dilakukan untuk memberikan contoh
kepada guru agar memiliki disiplin dalam bekerja, datang ke sekolah sebelum jam
belajar dimulai dan keluar dari kelas saat belajar selesai, dari contoh yang diberikan
oleh kepala sekolah diharapkan kepada guru akan terciptanya proses belajar
mengajar yang efektif seperti yang diharapkan.
Menerapkan disiplin sangat penting bagi semua bawahnya, melalui disiplin ini
kepala sekolah berharap dapat mencapai tujuan secara efektif dan efesien serta dapat
meningkatkan produktifitas sekolah.
Beberapa bentuk dan strategi yang di terapkan kepala sekolah dalam membina
disiplin guru yaitu :
a. Membantu para tenaga kependidikan mengembangkan pola prilakunya
b. Membantu para guru dalam meningkatkan standar prilaku
29
29
c. Melaksanakan semua aturan yang telah di sepakati
Hasil pengamatn menunjukan bahwa dalam penegakkan disiplin, maka kepala
saekolah lebih menekankan pada keteladanan dari segala bentuk dan tingkah laku
kepala sekolah itu sendiri dalam menjalankan fungsi, tugas dan tanggung jawabnya
dalam melaksanakan tugas-tugas di sekolah. Dalam penerapan displin kepala sekolah
menerapkan sistem terbuka bagi setiap para guru sehingga peraturan dan tata tertib di
di buat berdasarkan hasil keputusan bersama dapat berjalan dengan apa yang di
harapkan, tata tertib dan peraturan dalam ruang lingkup sekolah wajib di jalankan
oleh semua pihak yang bersangkutan karena tata tertib dan peraturan tersebut di buiat
berdasarkan hasil musyawarah dan kesepakatan bersama oleh kepala sekolah, dewan
guru dan staf.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa kedisplinan yang di terapkan oleh
kepala sekolah sudah cukup baik, kepala sekolah memberikan yang teladan kepada
guru dengan memulainya dari diri sendiri dan dari hal yang kecil-kecil seperti
kehadiran kepala sekolah lebih awal di bandingkan dengan guru yang lain dan dalam
menjalankan tugas kepala sekolah tidak menunda nujnda waktu melainkan langsung
di kerjakan sehingga prilaku tersebut memacu guru untuk mengikuti kebiasaan yang
di contohkan oleh kepala sekolah kepada bawahnya.
Menerapkan prinsip penghargaan dan hukumam oleh kepala sekolah
menerpakan prinsip ini sangat penting karena mengingat perlu adanya keadilan
dalam melaksanakan tugas dan kewajiban menurut fungsi pelaksanaan masing-
masing guru. Dengan adanya prinsip penghargaan maka guru yang melakasanakan
tugas dan kewajiban secara professional serta produktif sehingga memilki prestasi
yang lebih tinggi di antara guru-guru yang lain perlu di berikan penghargaan.
Sedangkan bagi guru yang mengabaikan pelaksanaan tugas dan kewajibannya maka
perlu di berikan sanksi atu hukuman agar pelanggaran tersebut tidak terus di lakukan:
Seperti yang di uraikan oleh guru : “ Penghargaan sangat perlu di berikan kepada
guru yang memiliki komitmen, tanggung jawab dan disiplin yang tinggi dan
ikhlas dalam menjalankan tugas. Ini merupakan prestasi baik dan contoh kepada
guru-guru yang lain agar mampu menjadi guru yang professional dan disiplin
sehingga tujuan dari pendidikan akan berjalan efektif sesuai dengan yang di
rencanakan. Pemberian penghargaan bias berupa pujian dengan kata-kata atau
kalimat, maupun dalam bentuk tertulis seperti sertifikat atau di berikan pada saat
30
30
rapat dewan guru atau pada saat upacara bendera hari senin yang di berikan
langsung oleh kepala sekolah.
Mengenai kedisplinan dan sanksi di kemukan oleh guru : Kepada guru yang
mengabaikan disiplin akan di berikan sanksi atau berupa hukuman sesuai dengan
ketentuan yang di sepakti bersama dan tertulis berdasarkan hasil musyawarah
dan rapat yang tertuang dalam keputusan Kepala Sekolah SMP Negeri kota
Banda Aceh tentang tata sekolah untuk guru dan pengawai. Sanksi yang di
berikan biasa nmasehat atau teguran lisan dan teguran tertulis.
Gaya kepemimpinan yang di munculkan oleh kepala sekolah dalam
meningkatkan disiplin guru, bahwa gaya kepemimpinan intruktif, gaya ini dilakukan
dengan menemui guru secara satu persatu, itu tidak secara sengaja dilakukannya,
sesuai dengan permasalahan yang timbul pada saat itu.
Gaya kepemimpinan instruktif ini juga dilakukan oleh kepala sekolah pada saat
rapat guru, sehubungan dengan gaya instruktif melakukannya setiap pagi, cara yang
dilakukannya dengan duduk dikantor guru kepala sekolah memantau setiap guru
yang datang dan langsung mengingatkannya bila saat jam mengajar tiba. Kadang
kala kepala sekolah melakukan gaya intruktif dengan cara mengingatkan kepada
seorang guru yang kurang disiplin ketika guru yang bersangkutan berada di ruang
kantor kepala sekolah. Ada juga kejadian pada sekolah SMP Negeri Kota Banda
Aceh kepala sekolah sangat bijaksana ketika memperingatkan kepada seorang guru
yang terlambat datang kesekolah akan tetapi guru lain tidak sampai mengetahui
bahwa guru yang bersangkutan itu telah dipanggil oleh kepala sekolah hal itu
dilakukan oleh kepala sekolah semata-mata untuk menjaga nama baik guru, sehingga
guru tersebut menjadi sadar dan akan berusaha menjaga tanggung jawabnya.
Hasil Wawancara dengan kepala sekolah, bahwa kepala sekolah menentukan
tugas personal guru sesuai dengan Job Description yang telah disepakati bersama
pada saat diadakan rapat kerja. Setiap tugas yang diberikan oleh kepala sekolah
kepada masing-masing guru selalu diawali dengan pengarahan dan petunjuk untuk
dapat dilaksanakan apa yang ditugaskan dan kemudian mengadakan koordinasi
dalam pelaksanaan tugas tersebut, supaya tugas yang dilaksanakan itu dapat
terlaksana dengan baik dan benar. Sejauh yang didapati dari hasil penelitian tidak ada
guru yang menghindari pekerjaan dan tidak ada yang merasa senang jika tidak ada
pekerjaan yang harus diselesaikan, karena tugas dan tanggung jawab seorang guru
harus benar-benar dipahami dan dilaksanakan dengan baik dan dari hasil penelitian
31
31
menunjukkan bahwa kepala sekolah dalam memimpin sekolah jarang didapati
informasi dari guru-guru bahwa kepala sekolah dalam memimpin sangat jarang
emosional atau marah-marah.
Keadaan pada SMP Negeri Kota Banda Aceh antara kepala sekolah kepada
sesama guru selalu membangun rasa hormat-menghormati dan menumbuh
kembangkan rasa percaya diri pada masing-masing guru, dengan terpeliharanya
hubungan yang cukup baik dan harmonis dengan masing-masing komponen sekolah,
maka semua program sekolah akan terlaksanakan dengan baik, karena setiap tugas
yang diberikan kepada guru, guru tersebut dapat menyelesaikan tepat waktu, sebelum
tugas diberikan kepala sekolah terlebih dahulu membina, membimbing serta
mengarahkan guru sehingga guru sehingga guru tidak merasa tertekan atau ada
semacam paksaan dari kepala sekolah, guru dapat menerima karena kepala sekolah
menerapkan gaya konsultasi.
Dari hasil wawancara dengan guru, terungkap bahwa dalam meningkatkan
disiplin guru di SMP Negeri Kota Banda Aceh kepala sekolah langsung menegur,
membuat absen kehadiran dan mengontrol ke setiap kelas jika ada guru yang
terlambat memasuki kelas dan untuk meningkatkan kedisiplinan guru maka semua
guru dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan tepat waktu.
c. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah SMP Negeri Kota Banda Aceh dalam
Meningkatkan Komitmen Guru
Bentuk Komitmen terhadap tugas yang di lakukan guru dalam melaksanakan
tugas selama ini, kepala sekolah mengatakan :
“Alhamdulillah sampai hari ini guru tetap komit terhadap kinerjanya, karena
komitmen langkah awal untuk mencapai tujuan pendidikan, bentuk-bentuk
komitmen yang harus di lakukan yaitu komitmen profesi, komitmen organisasi
dan komitmen mengajar. Kepala sekolah mengatakan kalau komitmen masih
rendah upaya yang di lakukan menciptakan rasa aman dan nyaman disekolah
melakukan komunikasi pembinaan secara indivual”.
Kepemimpinan Kepala SMP Negeri Kota Banda Aceh dalam pembinaan
Komitmen guru yang dilakukan oleh kepala sekolah, beliau mengatakan bahwa:
32
32
Dalam melakukan pembinaan Komitmen, saya mengirim para guru untuk
mengikuti seminar-seminar dan pelatihan-pelatihan, mendatangkan para ahli,
memberikan kesempatan kepada para guru untuk melanjutkan pendidikannya,
menempatkan guru pada proporsi yang sesuai dengan bidangnya. Dan
mengadakan rapat guru setiap satu semester yang dimaksudkan untuk
mengevaluasi kinerja guru sekaligus memberikan pengarahan-pengarahan
terhadap kekurangan-kekurangan. Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-
alat perlengkapan sekolah yang diperlukan bagi kelancaran dan keberhasilan
proses belajar-mengajar.
Peneliti berusaha untuk mengamati tentang komitmen yang benar-benar
diterapkan oleh kepala sekolah, peneliti hadir di SMP Negeri Kota Banda Aceh pada
pagi hari bersamaan dengan siswa berangkat ke sekolah. Ketika sampai di sekolah
sekitar pukul 07.30 Wib, ternyata peneliti mendapati bahwa kepala sekolah juga
sudah datang dan Sambil meneliti pembelajaran di sekolah.
Untuk memperoleh data lebih mendalam mengenai komitmen guru, peneliti
berusaha untuk mewawancarai guru sebagai koordinator bidang kedisiplinan guru.
Waktu itu, peneliti datang ke SMP Negeri Kota Banda Aceh pada siang hari sekitar
pukul 11.30 Wib, peneliti diterima oleh guru yang kebetulan pada hari itu bertugas
sebagai guru piket, kemudian peneliti dipersilahkan masuk ke ruang tamu, tentang
tugas-tugas staf khusus bidang kedisiplinan guru, beliau mengatakan:
Staf khusus bidang kedisiplinan guru dibentuk dengan maksud untuk
meningkatkan disiplin guru, diantara tugas pokok yang dilaksanakan adalah
mengkondisikan jam masuk guru ke kelas sesuai dengan jadwal, menghubungi
guru yang tidak disiplin. Jika ada guru yang tidak disiplin maka saya akan
berkoordinasi dan melaporkan kepada kepala sekolah. Yang selanjutnya
merupakan wewenang kepala sekolah untuk mengatasinya.
Berkaitan dengan pembinaan komitmen guru yang dilakukan oleh kepala
sekolah, peneliti juga berusaha mewawancarai lebih detail kepada guru Peneliti
menanyakan tentang pembinaan yang telah dilakukan kepala sekolah kepada para
guru dalam meningkatkan komitmen guru, beliau mengatakan bahwa:“Pembinaan
Komitmen guru selalu dilakukan oleh kepala sekolah secara terus menerus dan
berkesinambungan, diantaranya pada tahun kemarin saya dan beberapa guru dikirim
untuk mengikuti pelatihan tentang pengelolaan pembelajaran Kab/Kota dan seminar
kompetensi keguruan yang diadakan di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Kota Banda Aceh.
33
33
Pada saat peneliti mengadakan wawancara dengan guru, karena waktu
mengajar beliau sudah tiba, beliau meminta izin untuk mengajar dahulu, kemudian
peneliti ditemani oleh guru, setelah itu peneliti juga bertanya kepada guru, mengenai
komitmen yang telah dilakukan kepala sekolah tehadap para guru, beliau mengatakan
bahwa: Dalam melakukan peningkatan komitmen terhadap guru bapak kepala
sekolah menyuruh guru untuk mengikuti MGMP (musyawarah guru mata pelajaran),
dan memberikan kesempatan kepada guru untuk saling mengadakan supervisi KBM
dari tiap-tiap guru, sehingga setiap guru dapat saling memberi masukan dan saling
menyempurnakan terhadap kekurangan dan kelemahan guru dalam menjalankan
tugasnya”.
Dalam rangka menjalankan kegiatan sehari-hari, Kepala SMP Negeri Kota
Banda Aceh kepala sekolah dapat memicu dan memacu semangat kerja guru,dalam
upaya meningkatkan komitmen guru, kepala sekolah memiliki peran dan tugas serta
tanggung jawab yang penting dalam pembinaan dan meningkatkan komitmen guru
dapat melaksanakan tugas sebagai guru berjalan lancar. Tidak dapat dibantah bahwa
peran kepala sekolah dalam mendorong dan menggerakkan guru dalam bekerja
sangat diharapkan.
Pembinaan yang dilakukan kepala sekolah terhadap guru ditempuh dengan cara
yang berupa pembinaan baik secara kelompok maupun individu. Pembinaan tersebut
dilaksanakan secara terus menerus dan terjadwal, hal ini tergambar dari cara yang
dilakukan bilamana ada guru yang mempunyai kesulitan, terutama sekali guru yang
memiliki masalah dengan proses pembelajaran, maka kepala sekolah melakukan
pembinaan khusus secara individual.
Hal tersebut dilakukan hanya kepada guru yang benar-benar menghadapi
kendala yang amat berarti, dengan pendekatan tersebut sedikit banyaknya guru
merasa termotivasi dan bangga kepada kepala sekolah yang perhatian kepada guru.
Dalam pembinaan terhadap peningkatan kualitas kemampuan mengajar guru akan
terlihat adanya perubahan sikap-sikap guru yang mengarah kepada perbaikan.
Dalam pelaksanaannya, gaya kepemimpinan kepala sekolah diterapkan dalam
bentuk membiasakan menerima perbedaan individu, menurut hasil pengamatan
dilapangan penerapan gaya kepemimpinan delegatif ini oleh kepala sekolah melalui
pemberdayaan guru dalam melaksanakan tugasnya, dimana kepala sekolah
34
34
melaksanakan pembagian tugas yang dilakukan secara adil untuk menghindari
timbulnya kecurigaan kepada sesama guru. Selain pembagian tugas secara adil,
kepala sekolah juga sangat konsisten dalam pelaksanaan tugasnya dimana dalam hal
ini kepala sekolah selalu memegang teguh komitmen tersebut terlebih dahulu dibuat
oleh kepala sekolah yang dirumuskan secara terbuka dalam rapat.
Berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa gaya kepemimpinan yang
diterapkan oleh kepala sekolah sangat bervariasi, dimana kepala sekolah memiliki
teknik tersendiri dalam memimpin bawahannya yang dianggap sebagai mitra kerja,
penerapan gaya kepemimpinan berdasarkan pengamatan dan juga wawancara dengan
guru-guru, kepala sekolah menerapkan gaya kepemimpinan yang tidak kaku, dimana
semua tergantung dengan keadaan dilapangan apabila keadaan dilapangan
kondisinya relative baik, maka dengan sendirinya kepala sekolah selalu berusaha
untuk dapat terus meningkatkan semangat kerja dengan harapan terus memacu mutu
dalam pelaksanaan pembelajaran.
Menurut hasil wawancara dengan guru, terungkap bahwa target utama kepala
sekolah adalah selalu pada peningkatan mutu, terutama mutu kelulusan, dimana
setiap lulusan SMP Negeri Kota Banda Aceh mereka nantinya akan bersaing. Dalam
hubungan mutu ini, kepala sekolah sangat menekankan pada aspek hubungan kerja
dalam kelompok, menurut kepala sekolah apabila hubungan kerja dalam kelompok
diabaikan, akan sangat berpengaruh dalam pencapaian hasil yang sangat maksimal.
5.2 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Pembahasan hasil penelitian ini dilaksanakan untuk bias menjelaskan pokok-
pokok temuan yang diperoleh di lokasi penelitian, baik berupa penguat untuk
mengambil kesimpulan maupun berupa implikasi dari penemuan itu sendiri yang
mengandung konsep-konsep atau teori-teori yang perlu dikembangkan, berikut ini
akan dijelaskan pokok bahasan yang sesuai dengan masalah yang dikaji.
a. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Tanggung
Jawab Guru pada SMP Negeri Kota Banda Aceh.
Hasil wawancara bahwa Upaya dilakukan Kepala Sekolah dalam
meningkatkan tanggung jawab guru adalah dengan menciptakan situasi dan
kerjasama yang harmonis antar guru, berusaha memenuhi perlengkapan yang
35
35
diperlukan guru dalam melaksanakan tugasnya, memberikan penghargaan dan
hukuman dan guru dalam melaksanakan tugas bukan didasari oleh rasa takut
melainkan rasa segan apabila tidak dapat menyelesaikan tugas yang telah diberikan,
Sutarto (1991:77) mengatakan bahwa:
Dalam melaksanakan peran kepemimpinannya, para pemimpin delegatif percaya
bahwa orang cenderung lebih senang diarahkan, menjadi pekerja yang
ditentukan prosedurnya dan pemecahan masalahnya dari pada harus memikul
sendiri tanggung jawab diatas segala tindakan dan keputusan yang diambil. Oleh
karena itu bawahan pada iklim delegatif tidak cocok diserahi tanggung jawab
merancang pekerjaannya secara inisiatif atau pekerjaan yang menuntut prakarsa.
Pertanyaan yang diajukan kepada kepala sekolah “Apakah Bapak memberikan
wewenang yang lebih besar untuk memilih dan menetapkan pekerjaan seorang guru
dalam meningkatkan tanggung jawabnya?, Untuk meningkatkan tanggung jawab
masing-masing guru kepala sekolah memberikan kesempatan dan wewenang yang
lebih besar kepada guru sesuai dengan bidang studinya masing-masing, hal ini
didukung dari hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang humas yang
menyatakan, kepala sekolah memberi kesempatan dalam pendelegasian kepada guru-
guru sesuai dengan keahliannya masing-masing. Kemudian wakil kepala sekolah
bagian humas menambahkan, kepala sekolah memberi kesempatan dalam wewenang
kepada guru sesuai dengan keahliannya masing-masing misalnya mengirim guru
sebagai wakil/atas nama SMP Negeri Kota Banda Aceh untuk mengikuti penataran-
penataran.
Pertanyaan berikutnya yang diajukan kepada guru : “Apakah kepala sekolah
memberikan wewenang yang lebih besar kepada guru dalam pengambilan keputusan,
Kepala sekolah dalam mengambil keputusan dan kebijakan mengenai kemajuan dan
perkembangan sekolah serta cara meningkatkan tanggung jawab guru dalam bentuk
keputusan ada yang langsung diputuskan, guru hanya mengikuti saran dan
melaksanakan keputusan tersebut, karena keputusan tersebut dianggap oleh kepala
sekolah tidak perlu melibatkan guru, sedangkan keputusan yang berhubungan dengan
visi dan misi sekolah, kepala sekolah sangat menjunjung tinggi nilai-nilai
kebersamaan untuk membawa sekolah SMP Negeri Kota Banda Aceh kearah yang
lebih berkualitas, gaya kepemimpinan yang digunakan gaya delegatif dan intruktif.
dalam hal ini Wahjosumidjo (2001:6) mendefinisikan kepemimpinan delegatif
36
36
adalah “Kepemimpinan yang mempunyai visi dan misi untuk masa depan, sebagai
agenda perubahan yang unggul, sebagai pembimbing yang dapat mengarahkan
bawahannya ke arah profesionalisme kerja yang diharapkan”.
b. Gaya kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Disipilin Guru
pada SMP Negeri Kota Banda Aceh
Langkah-langkah yang di tempuh Kepala sekolah dalam membina dan
meningkatkan disiplin guru, beliau menyebutkan bahwa:
Dalam setiap kali rapat/pertemuan, saya selalu mengingatkan akan pentingnya
disiplin guru dan pentingnya mentaati tata tertib guru yang telah dibuat bersama,
dalam kegiatan sehari-hari sebagai kepala sekolah saya berusaha semaksimal
mungkin untuk meningkatkan disiplin diri dengan harapan dapat dicontoh dan
diteladani oleh para guru.
Dalam rangka melakukan pengawasan terhadap disiplin guru saya juga
membentuk staf khusus bidang kedisiplinan guru, adapun koordinatornya saya
percayakan kepada Wakil kepala sekolah bidang Humas Peneliti juga menanyakan
tentang sejauh mana pentingnya disiplin guru dalam peningkatan kinerja, Kepala
sekolah menjelaskan bahwa: Disiplin guru dalam berbagai bidang adalah suatu hal
yang sangat penting karena disiplin guru merupakan salah satu faktor yang
menentukan efektitas kelancaran pembelajaran disekolah. Apabila guru telah benar-
benar disiplin dalam segala hal, maka segala program yang direncanakan akan
berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan dan waktu yang ditetapkan, maka guru
harus bisa menjadi teladan bagi para siswa, sehingga apabila guru telah benar-benar
disiplin diharapkan para siswa juga akan meniru kedisiplinan yang telah diterapkan
para guru, begitu juga sebaliknya apabila guru tidak disiplin, maka program
pembelajaran yang direncanakan akan tidak berjalan sesuai dengan harapan dan yang
lebih dikhawatirkan para siswa juga akan tidak disiplin.
Disiplin kerja adalah reaksi mental dan emosional dari seseorang terhadap
pekerjaannya. Seseorang memiliki disiplin kerja yang tinggi apabila merasa puas
terhadap pekerjaannya, apabila kepala sekolah ingin meningkatkan disiplin kerja
guru, ia harus memperhatikan kesejahteraan anggotanya, dari hasil penelitian
pertanyaan yang diajukan kepada kepala sekolah “Bagaimana bentuk pembinaan
37
37
yang bapak lakukan untuk meningkatkan disiplin guru?, kepala sekolah menjawab,
dalam meningkatkan disiplin guru terutama disiplin dalam melaksanakan tugas,
kepala sekolah membantu guru mengembangkan pola prilaku, meningkatkan standar
prilakunya dan membina rasa hormat-menghormati terhadap wewenang, hal ini
seperti yang dikatakan Mulyasa (2002:125) sebagai berikut:
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh kepala sekolah dalam
meningkatkan disiplin Guru yaitu: (1) membantu guru mengembangkan pola
prilakunya, (2) membantu guru meningkatkan standar prilakunya dan (3)
menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat. Lebih lanjut ia mengatakan
bahwa pentingnya disiplin guru untuk menambah: (1) rasa hormat terhadap
wewenang, (2) upaya menanam kerjasama (3) kebutuhan untuk berorganisasi
dan (4) rasa hormat terhadap orang lain.
Selanjutnya pertanyaan diajukan kepada guru “Untuk meningkatkan disiplin
guru jika ada guru yang datang terlambat hadir ke sekolah dan terlambat masuk kelas
apa yang dilakukan kepala sekolah?, guru menjawab, kepala sekolah langsung
menegur, menasihati serta membuat absen hadir dan mengontrol ke setiap kelas jika
ada guru yang datang terlambat memasuki kelas.
Dokumentasi yang penulis dapatkan bentuk apresiasi Pemerintah dalam
meningkatkan disiplin guru melalui Peraturan Walikota Banda Aceh Nomor 72 tahun
2009 pada Bab II Ayat 2 yang bunyinya sebagai berikut :
Memberikan penghargaan kepada PNS dan tenaga honorer terhadap kinerja
dan disiplin PNS yang bekerja di lingkungan pemerintahan Kota Banda Aceh
dalam pembayaran TPK dan honor. Bab III Pasal 3 dan 4 tentang pembayaran
TPK dan honorer pembayaran TPK kepada guru PNS dan Honor kepada guru
honorer sebagaimana di maksud dalam Pasal 3 ayat (2) di hitung berdasarkan
tingkat disiplin, jam efektif berdasarkan jam mengajar, pelaksanaan tugas pada
saat jam mengajar dan laporan kepala sekolah terhadap PNS dan tenaga
honorer yang dikenakan sanksi pekerjaannya dengan tepat waktu.
Membina guru agar disiplin,kepala sekolah harus terlebih dahulu disiplin,
Bafadal (2006) mengungkapkan bentuk-bentuk pembinaan yang di kepala sekolah
harus untuk pengembangan disiplin secara individu adalah senbagai berikut :
1. Memberikan petunjuk-petunjuk secara informal pada saat di butuhkan
2. Menampung berbagi keluhan
3. Nenyedikan kotak saran.
38
38
4. Menyediakan waktu melakukan disiplin secara empat mata pada saat di
butuhkan guru.
5. Membuat catatan tentang prestasi dan pelanggran yang di lakukan oleh guru
6. Memberikan hukuman yang sesuai dan penghargaan tehadap jasa prilaku
guru
Dalam hal ini kepala sekolah membuat aturan untuk mewujudkan aturan,
untuuk mewujudkan kedisiplinan guru dalam menjalankan tugas di sekolah. Hal
tersebut sesuai dengan Instruksi Menteri Pendidikan RI Nomor 14/V/2004 sebagai
berikut:
1. Setiap guru harus datang dan berada di sekolah pada setiap hari.
2. Setiap guru harus bertanggung jawab terhadap tugas dan pelajaran secara
teratur.
3. Setiap guru berkewajiban menunjang dan membentuk usaha untuk
mengembangkan usaha sekolah.
4. Setiap guru harus patuh dan disiplin serta taat dalam menjalankan tugas
yang dibebankan kepadanya.
Kutipan di atas menjelaskan bahwa disiplin kerja pada suatu lembaga sekolah
merupakan peraturan dan tata tertib atau cara yang harus ditaati oleh setiap guru
dalam menjalankan tugasnya. Seorang guru yang baik mampu menjalankan disiplin
kerja di sekolah, sehingga kegiatan pembelajaran berjalan secara lancar.
Pertanyaan kepada guru yang berikutnya adalah “Jika kepala sekolah
memberikan pekerjaan untuk guru-guru sesuai dengan keahliannya masing-masing
apakah guru-guru dapat menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu.
Danim (2004:57) mengemukakan gaya konsultasi, yaitu gaya yang bercirikan
konsultasi. Pemimpin masih banyak memberikan pengarahan kepada guru-guru,
tetapi hal ini meningkatkan komunikasi dua arah. Meskipun demikian dukungan
ditingkatkan tetapi pengendalian atas pengambilan keputusan tetap pada kepala
sekolah.
Dalam melakukan pembinaan disiplin guru, kepala sekolah berusaha untuk
memberikan pengarahan tentang arti dan pentingnya disiplin guru, menjadi contoh
atau teladan dengan menerapkan disiplin pada diri kepala sekolah sendiri, dengan
39
39
menerapkan disiplin diri diharapkan para guru akan mengikuti sebagaimana disiplin
yang diterapkan kepala sekolah dengan penuh kesadaran diri dan tanpa adanya
paksaan. Selain itu, dalam pembinaan disiplin kepala sekolah juga membentuk tim
khusus bidang kedisiplinan guru, tim khusus ini bertugas sebagai pemantau terhadap
kedisiplinan guru dalam menjalankan tugasnya. Apabila kedisiplinan guru sudah
tercapai maka kelancaran proses pengajaran akan berjalan dengan baik dan lancar
juga prestasi kerja yang dihasilkan akan sesuai dengan yang diharapkan.
Penegakan disiplin di terapkan dengan menjalankan semua ketentuan yang
telah di buat kepala sekolah berdasarkan hasil keputusan Kepala Sekolah Menengah
Pertama Negeri Kota Banda Aceh Nomor : 422/17/2010 tentang peraturan
kedisiplinan guru yang berbunyi : tata tertib sekolah agar adanya pengendalian dan
keteraturan serta pelaksanaan tugas secara bertanggung jawab sedangkan sanksi atau
hukum akan di kenakan kepada guru yang menyalahi aturan tata tertib sebagai
pendidik berjalan dengan baik.
Seperti yang di ungkapkan oleh Sutisna dan Irma (2008: 13) bahwa pengertian
disiplin adalah :
a. Latihan mengembangkan kepribadiandiri, karakter atau keadaan teratur dan
efesien
b. Hasil latihan serupa itupengendalian diri, prilaku yang tertib
c. Penerimaan atau kepatuhan terhadap kekuasan dan control
d. Prilaku yang menghukum atau menyiksa
Gaya kepemimpinan intruktif diterapkan dalam meningkatkan disiplin guru
tepat waktu memasuki kelas, sedangkan gaya kepemimpinan konsultasi diterapkan
dalam pemecahan pendisiplinan dan pembagian tugas secara adil dan fair.
c. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Komitmen
Guru pada SMP Negeri Kota Banda Aceh
Bentuk dalam pembinaan Komitmen guru yang dilakukan oleh kepala sekolah,
mengirim para guru untuk mengikuti seminar-seminar dan pelatihan-pelatihan,
mendatangkan para ahli, memberikan kesempatan kepada para guru untuk
melanjutkan pendidikannya, menempatkan guru pada proporsi yang sesuai dengan
bidangnya. Dan mengadakan rapat guru setiap satu semester yang dimaksudkan
40
40
untuk mengevaluasi kinerja guru sekaligus memberikan pengarahan-pengarahan
terhadap kekurangan-kekurangan.
Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah yang
diperlukan bagi kelancaran dan keberhasilan proses belajar-.Pembinaan Komitmen
guru selalu dilakukan oleh kepala sekolah secara terus menerus dan
berkesinambungan, beberapa guru dikirim untuk mengikuti pelatihan tentang
pengelolaan pembelajaran Kab/Kota dan seminar kompetensi keguruan yang
diadakan di Dinas Pendidikan dan Olahraga Kota Banda Aceh .
Dalam melakukan peningkatan komitmen terhadap guru bapak kepala sekolah
menyuruh guru untuk mengikuti MGMP (musyawarah guru mata pelajaran), dan
memberikan kesempatan kepada guru untuk saling mengadakan supervisi KBM dari tiap-
tiap guru, sehingga setiap guru dapat saling memberi masukan dan saling
menyempurnakan terhadap kekurangan dan kelemahan guru dalam menjalankan tugasnya.
Berdasarkan dari beberapa data diatas, menunjukkan bahwa peningkatn
komimen terhadap guru sangat penting dilakukan oleh kepala sekolah dengan
maksud untuk membantu mengembangkan komitmen yang dimiliki guru dalam
rangka meningkatkan kinerja demi Guru merupakan salah satu faktor yang
menentukan keberhasilan program pengajaran dan tujuan sekolah, sehingga para
guru dituntut untuk mempunyai tanggung jawab, komitmen dan disiplin dalam
menjalankan tugasnya dan selalu meningkatkan kinerjanya. Untuk meningkatkan
kinerja guru, kepala sekolah harus berupaya untuk mengadakan pembinaan terhadap
kinerja guru.
Adapun upaya yang dilakukan kepala SMP Negeri Kota Banda Aceh dalam
melakukan komimen guru antara lain: Mengadakan dan menyuruh guru untuk
mengikuti seminar-seminar dan pelatihan-pelatihan, dan mengadakan kerja sama
dengan sekolah-sekolah lain, mendatangkan para ahli, memberikan kesempatan
kepada para guru untuk melanjutkan pendidikannya, menempatkan guru pada
proporsi yang sesuai dengan bidangnya, mengevaluasi kerja guru dan memberi
pengarahan-pengarahan, memberikan kesempatan kepada guru untuk saling
mengadakan supervisi, menyediakan, mengoptimalkan sarana dan perlengkapan
pendidikan.
41
41
Motivasi tanggung jawab merupakan faktor pendorong untuk melakukan
sesuatu, agar para guru dapat menjalankan dan meningkatkan prestasi kerjanya,
maka kepala sekolah harus berupaya memotivasi guru. Adapun kepemimpinan yang
kepala SMP Negeri Kota Banda Aceh dalam memotivasi guru yaitu menekankan
pada motivasi instrinsik dan ekstrinsik dengan cara: Menciptakan situasi dan
kerjasama yang harmonis antar guru, memberikan penghargaan, melibatkan guru
dalam setiap kegiatan sekolah, memberi hak kepada guru untuk mengeluarkan
pendapat untuk perkembangan-perkembangan madrasah, berusaha untuk memenuhi
keinginan-keinginan guru dan melengkapi segala kebutuhan yang diperlukan dalam
menjalankan tugasnya.
Wahjosumidjo (2001:1530) Mengungkapkan bahwa: “Komitmen dalam kerja
baik individu, kelompok maupun organisasi di pengaruhi oleh lingkungan kerja dan
teman kerja”. Lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap komitmen seseorang
untuk bekerja lebih baik atau sebaliknya. Karena lingkungan kerja merupakan aspek
yang tidak dapat dipisahkan dengan unsur emosional seseorang. Dalam
melaksanakan tugas kesehariannya dilembaga organisasi sanagt dituntut kepada
profesionalisme dalam bekerja, hal tersebut akan terlaksana dan terwujud jika
didukung oleh teman kerja yang kompak dan bersahaja dalam melaksanakan tugas.
Komitmen dalam bekerja tertanam oleh bawahan sangat didukung oleh teman
kerja yang saling mengingatkan, membantu dalam bekerja, mendorong jika
pekerjaannya benar dan menasehati jika pekerjaannya kurang benar sehingga rasa
bersama dan sepenanggungan dalam bekerja akan terjalin.
Pertanyaan yang diajukan kepada guru berikutnya “Bagaimana kepala sekolah
dalam memberikan pembinaan komitmen dan kenyamanan dalam meningkatkan
kinerja guru ?, Dalam hal ini kepala sekolah sangat memperhatikan terhadap
kenyamanan guru, terutama kenyamanan dalam melaksanakan kegiatan proses
belajar mengajar, kepala sekolah menyediakan tempat dan buku-buku yang
dibutuhkan oleh guru, misalnya buku paket yang berkaitan dalam bidang studinya
masing-masing. Dalam hal ini kepala sekolah mengatakan bahwa, selaku pimpinan
kepala sekolah selalu memberikan perhatian penuh dalam memberikan kenyamanan
kepada guru dalam setiap pekerjaan yang mereka lakukan. Karena kepala sekolah
berpendapat bahwa mekanisme kerja yang telah dirancang dan tidak baku dalam
42
42
membagi tugas kepada guru karena melihat kepada situasi serta kondisi yang ada.
Cirri kepemimpinan dalam melihat kepada keadaan guru secara menyeluruh dapat
dikatakan dengan cirri kepemimpinan delegatif.
43
43
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan dalam penelitian yang
mengacu pada pembahasan penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja
guru pada SMP Negeri Kota Banda Aceh sebagai berikut:
6.1 Kesimpulan
a. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam meningkatkan tanggung jawab
guru pada SMP Negeri Kota Banda Aceh mengunakan gaya kepemimpinan
delegatif dan intruktif.
Upaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan tanggung jawab
guru, menciptakan situasi dan kerjasama yang harmonis antar guru, berusaha
memenuhi perlengkapan yang diperlukan guru dalam melaksanakan tugasnya,
memberikan penghargaan dan hukuman. Langkah-langkah meningkatkan tanggung
jawab guru, menciptakan Situasi dan hubungan kerjasama yang harmonis di suatu
sekolah memang sangat penting, dalam penerapannya kepala sekolah menciptakan
suasana terbuka maksudnya setiap guru diberi hak untuk menyatakan pendapat dan
keinginan-keinginan terhadap perkembangan sekolah dan apabila ada masalah maka
akan dipecahkan bersama, dan juga melibatkan guru untuk berbagai kegiatan. Selain
itu juga memberikan penjelasan tentang tujuan yang harus dicapai sekolah.. Gaya
kepemimpinan delegatif diterapkan dalam mensosialisasikan Visi dan Misi sekolah,
kepala sekolah sangat menjunjung nilai-nilai kebersamaan untuk membawa sekolah
SMP Negeri Kota Banda Aceh ke arah yang lebih berkualitas. Gaya kepemimpinan
intruktif diterapkan dalam mensosialisasikan taat tertib/aturan-aturan sekolah yang
telah ditetapkan bersama misalnya, setiap guru (masing-masing bidang studi) harus
tercapai target Kurikulum yang telah ditentukan oleh sekolah, Dinas Pendidikan dan
Pemuda Olahraga di tingkat Kabupaten, Provinsi maupun tingkat Pusat.
44
44
b. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Disiplin Guru
pada SMP Negeri Kota Banda Aceh menggunakan gaya kepemimpinan
intruktif dan konsultasi.
Gaya kepemimpinan intruktif yang diterapkan oleh kepala SMP Negeri Kota
Banda Aceh, dalam hal ketepatan waktu kehadiran di sekolah dan ketepatan waktu
untuk memasuki kelas sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dan membantu
guru dalam mengembangkan pola prilaku dan keilmuan, melaksanakan tata tertib
yang telah di sepakati bersama dari hasil musyawarah. Disiplin guru dalam berbagai
bidang adalah suatu hal yang sangat penting karena disiplin guru merupakan salah
satu faktor yang menentukan efektitas kelancaran pembelajaran disekolah.
Kepemimpinan kepala sekolah dalam pembinaan disiplin guru, melakukan
pembinaan-pembinaan terhadap guru yang terutama kali adalah pembinaan disiplin,
artinya untuk melakukan kegiatan pendidikan secara efektif dan efisien, maka
segenap tenaga kependidikan harus mempunyai disiplin yang tinggi dalam segala
bidang.
Langkah selanjutnya adalah melakukan pembinaan-pembinaan yang berkaitan
dengan kompetensi profesional dan kemampuan yang dimiliki guru. Langkah-
langkah yang di tempuh kepala sekolah dalam membina dan meningkatkan disiplin
guru, dalam setiap kali rapat/pertemuan, selalu mengingatkan akan pentingnya
disiplin guru dan pentingnya mentaati tata tertib guru yang telah dibuat bersama,
dalam kegiatan sehari-hari sebagai kepala sekolah saya berusaha semaksimal
mungkin untuk meningkatkan disiplin diri dengan harapan dapat dicontoh dan
diteladani oleh para guru.
Dalam rangka melakukan pengawasan terhadap disiplin guru, kepala sekolah
juga membentuk staf khusus bidang kedisiplinan guru, sejauh mana pentingnya
disiplin guru dalam peningkatan kinerja, Disiplin guru dalam berbagai bidang adalah
suatu hal yang sangat penting karena disiplin guru merupakan salah satu faktor yang
menentukan efektitas kelancaran pembelajaran disekolah. Apabila guru telah benar-
benar disiplin dalam segala hal, maka segala program yang direncanakan akan
berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan dan waktu yang ditetapkan, maka guru
harus bisa menjadi teladan bagi para siswa, sehingga apabila guru telah benar-benar
disiplin diharapkan para siswa juga akan meniru kedisiplinan yang telah diterapkan
45
45
para guru, begitu juga sebaliknya apabila guru tidak disiplin, maka program
pembelajaran yang direncanakan akan tidak berjalan sesuai dengan harapan dan yang
lebih dikhawatirkan para siswa juga akan tidak disiplin.
c. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Komitmen
Guru pada SMP Negeri Kota Banda Aceh mengunakan gaya kepemimpinan
delegatif.
Gaya kepemimpinan delegatif yang diterapkan oleh kepala sekolah SMP
Negeri Kota Banda Aceh, seperti memberikan kesempatan kepada guru untuk saling
mengadakan supervisi KBM dari tiap-tiap guru, sehingga setiap guru dapat saling
memberi masukan dan saling menyempurnakan terhadap kekurangan dan kelemahan
guru dalam menjalankan tugasnya. Kepala sekolah bersikap adil terhadap stafnya,
menaruh perhatian yang sama kepada stafnya bersikap ramah, bersikap adil dalam
pembagian tugas maupun dalam pembagian kesejahteraan yang berpedoman kepada
beban tugas yang diemban oleh guru.
Bentuk komitmen guru dalam melaksanakan tugas selama ini, komitmen
langkah awal untuk mencapai tujuan pendidikan, bentuk-bentuk komitmen yang
harus di lakukan yaitu komitmen profesi, komitmen organisasi dan komitmen
mengajar, kalau komitmen masih rendah upaya yang di lakukan menciptakan rasa
aman dan nyaman disekolah melakukan komunikasi pembinaan secara indivual.
Dalam melakukan pembinaan Komitmen, kepala sekolah mengirim para guru untuk
mengikuti seminar-seminar dan pelatihan-pelatihan, mendatangkan para ahli,
memberikan kesempatan kepada para guru untuk melanjutkan pendidikannya,
menempatkan guru pada proporsi yang sesuai dengan bidangnya. Dan mengadakan
rapat guru setiap satu semester yang dimaksudkan untuk mengevaluasi kinerja guru
sekaligus memberikan pengarahan-pengarahan terhadap kekurangan-kekurangan.
Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah yang
diperlukan bagi kelancaran dan keberhasilan proses belajar-mengajar.
6.2 Implikasi
Realita di lapangan dengan hasil penelitian, mengenai gaya kepemimpinan
kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru, dapat dirumuskan rekomendasi
46
46
yang merupakan implikasi lebih lanjut untuk peningkatan kualitas gaya
kepemimpinan kepala sekolah:
1. Kepala sekolah sebagai pimpinan pendidikan menampilkan variasi gaya
kepemimpinan dalam berbagai kegiatan di sekolah, menciptakan suasana
kondusif bagi personil sekolah. Kepercayaan, keterbukaan dan tanggung
jawab bersama sangat penting untuk meningkatkan kepuasan kerja yang
berdampak pada peningkatan kinerja guru. Kepala sekolah dalam
menerapkan gaya kepemimpinannya harus sesuai dengan kebutuhan-
kebutuhan yang berlaku di sekolah, kebenaran kondisional memberikan
setiap partisipasi peluang benar dan hak untuk didengarkan sebelum
kesimpulan digambarkan atau keputusan dibuat.
2. Kepala sekolah harus selalu memberikan motivasi yang tinggi kepada guru-
guru terutama kesadaran guru terhadap disiplin, kompromi, paling efektif
sebagai pemecahan perbedaan atau pertukaran konsekuensi dalam
meningkatkan kinerja guru.
3. Kepala sekolah dan guru-guru adanya suatu komitmen yang kuat dalam
penyelesaian tugas secara tepat waktu, kepala sekolah memiliki peran dan
tugas serta tanggung jawab yang penting dalam pembinaan dan meningkatkan
komitmen guru dalam melaksanakan tugas sebagai guru berjalan lancar agar
tercapainya kinerja yang optimal. Kepala sekolah menyediakan buku-buku
tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah, sehingga pengetahuan tentang
gaya kepemimpinan meningkatkan pemahaman kinerja guru agar tercapainya
pendidikan yang bermutu.
6.3 SARAN SARAN
1. Kepala sekolah selaku pimpinan tertinggi di sekolah diharapkan dapat
menerapkan gaya kepemimpinannya, menggunakan gaya kepemimpinan
intruktif bisa berdampak (1) wibawa kepala sekolah bisa hilang, (2) guru akan
semakin malas dalam melaksanakan tugas, (3) tanggung jawab guru akan
terabaikan, (4) guru akan lebih agresif dari kepala sekolah.
2. Kepala sekolah juga diharapkan bisa meningkatkan kepedulian kepada guru
sehingga memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar, ini
47
47
memfokuskan semua partisipasi pada tujuan bersama dan memberikan
peluang kepada semua guru di sekolah untuk memberikan kontribusi mereka
masing-masing.
3. Dalam upaya meningkatkan kinerja guru, kepala sekolah untuk benar-benar
memahami sekaligus menerapkan fungsi dan peranannya. Kepala sekolah
untuk selalu berusaha untuk meningkatkan strategi dalam membina,
memotivasi, dan meningkatkan kompetensi guru, mengetahui kelemahan atau
hambatan yang ada serta berusaha mengatasi hambatan yang ada dan guru
berusaha meningkatkan kompetensi kinerja profesionalnya. Kepada peneliti
yang akan datang diharapkan penelitian mengenai kepemimpinan kepala
sekolah pada umumnya dan gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam
meningkatkan kinerja guru pada khusunya, untuk dikaji lebih mendalam
dengan berbagai metode penelitian yang lain agar diperoleh penemuan-
penemuan baru sehingga dapat dimanfaatkan oleh pihak lembaga pendidikan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
48
48
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Rojali. (2000). Pelaksanaan Otonomi Luas. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Ali, Z. Abidin. (2007). Gaya Kepemimpinan Kepala sekolah Di SMA Negeri Kota
Lhokseumawe. Tesis Program Pascasarjana Unsyiah, tidak di terbitkan.
Ahmad, Ajali. (2006). Pengelolaan Sekolah Dasar. Bandung: PPS IKIP Bandung
Almasdi, Yusuf S, (1996). Aspek Sikap Mental dalam Manajemen Sumber Daya
Manusia, Jakarta: Ghalia Indonesia.
Anoraga, (1998). Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.
Arifin, R. (1999). Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Yang Efektif. Jurnal
Manajemen Pendidikan. Tahun 9 Nomor 1 Agustus 1999
As-Suwaidan, M. T. dan Basyaril , U.F, (2005). Melahirkan Pemimpin Masa
Depan, Jakarta: Gema Insani
Atmodiwiryo. Soebagio. (2002). Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta:
Ardadizya Jaya.
Burhanuddin. (1994). Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Danim, S, (2004). Motivasi, Kepemimpinan dan Efektifitas Kelompok, Jakarta:
Rineka Cipta.
Daryanto, (2005). Administrasi Pendidikan, Jakarta: Asdi Mahasatdya.
Dedi Supriadi. (1998). Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adi
Cipta Karya.
Dharma, A, (1984). Gaya Kepemimpinan yang Efektif Bagi Para Manager, Bandung:
Sinar Baru.
Efendi (1995). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gunung Agung.
Engkoswara, (1987). Dasar-dasar Administrasi Pendidikan. Penerbit Jakarta: Dirjen
Dikti Depdikbud.
Fattah, Nanang (1996). Manajemen Berbasis Sekolah (School Based
Management). Bandung. CV. Aditra.
49
49
Gaffar. M. Fakry. (1985).”Perencanaan Pendidikan Teori dan Metodologi”.
Jakarta: P2LPTK.
Gaffar. M. Fakry. (1985).”Perencanaan Pendidikan Teori dan Metodologi”.
Jakarta: P2LPTK Depdikbud.
Goble, NM. (1983). Perubahan Peranan Guru: Jakarta, Gunung Agung.
Handoko, Y. (1999). Manajemen. Jakarta: BPFE.
Hani, Handoko, T. (1993). Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Harahap, B. (1983). Supervisi Pendidikan yang Dilakukan oleh Guru, Kepala
Sekolah, Penilik dan Pengawas Sekolah. Jakarta: Damai Jaya.
Hasan. M Ani. (2005). Pengembangan Profesionalisme Guru di Abad
Pengetahuan(Outline)http://www.SuaraPembaharuan.com/news/2003/Op.Ed.
Hasibuan M. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Hermanti. (2005). Gaya Kepemimpinan. Jakarta: Unipres Terbuka.
Hersey, Paul dan Ken Blanchard. (1999). Manajemen Perilaku Organisasi. Jenderal
Pendidikan Tinggi Depdikbud.
Idris. Jamaluddin (2005). Analisis Kritis Mutu Pendidikan. Yogyakarta: Suluh Pres.
Indrafachruddin. (1995). Mengantar Bagaimana Memimpin Sekolah yang Baik.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Kartini, Kartono. (1998). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Lazarut, Soewadji. (1994). Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya. Yogyakarta:
Kanisiua.
Liphan, James M. (1984). The Principalship: Consepts, Competence and Casses.
New York dan London the Longman.
Mengunhardjana, AM. (1998). Kepemimpinan Teori dan Pengembangannya.
Jakarta: Kanisiua.
Mc. Afee, R. Bruce dan Williamn Poffen Berger, (1982). Productivity Strategies.
NJ: Prentice-Hall.
Moleong, L.J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda
Karya.
Nasution. S. 1992. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung : Tarsito.
50
50
O’Leary. E. (1990). Kepemimpinan. Yogyakart: Andi.
Owens, RG. (1991). Organizaciona Behaviorm in Educational Administration
Engelewood Cliffs. New Jersey, Printice Hall, Inc.
Perrot, E. (1982). Effective Teaching: A practical Guide to Improving yout
Teaching. New York, Longman Group. Prawirosentono, Suyadi (1999). Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan
Kinerja Karyawan (Kiat Membangun Organisasi Kompetitif Menjelang Perdagangan Bebas Dunia). Edisi Pertama. Yogyakarta. BPFE.
Rival,V (2004).Kepemimpinan Perilaku Organisasi,Jakarta: Grafindo Persada
Sahertian, I.A. (1989). Administrasi Pendidikan. Malang: IKIP Malang.
Sagala, S. (2000). Administrasi Pendidikan. Malang: IKIP Malang.
Salim, (1996). Aspek Sikap Mental Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta.
Siagian, Sondang P. (1993). Teori Motivasi Dan Aplikasinya. Jakarta: Bina Aksara.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,
dan R&D). Bandung: Alfabeta
Sutarto. (1991). Dasar-dasar Kepemimpin Administrasi. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Sutisna, Oteng. (1993). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis dan Praktek
Profesional. Bandung: Aksara.
Tilaar, HAR. (1992). Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Uno, Hamzah B.(2007).Teori Motivasi dan pengukurannya: Analisis di Bidang
Pendidikan,Jakarta:Bumi Aksara
Wahjosumidjo. (2001). Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Wahjosumidjo. (2001). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Winardi. (2000). Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: Rineka Cipta.
Winardi. (2002). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, Jakarta: Raja
Grafindo Persada.