laporan fister

Upload: rendy

Post on 05-Nov-2015

25 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kimia

TRANSCRIPT

36

I. PENDAHULUANA. Latar BelakangIlmu Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tata kerja dari berbagai sistem dan peran dari fungsi tubuh keseluruhannya. Ilmu fisiologi ternaksecara khususmempelajari fisiologi dari beberapa ternak, yaitu sapi, ayam, kambing, domba, kelinci, burung merpati dan katak jantan dewasa. Percobaan yang dilakukan yaitu respirasi, pengukuran tekanan darah, waktu pendarahan, pembekuan darah, sediaan apus, thermoregulasi dan uji kebuntingan. Percobaan tersebut dapatdigunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan ternak, hal tersebut dapat menguntungkan karena semakin dini diketahui kelainan pada seekor ternak maka penanggulangannya akan semakin mudah untuk diatasi.Respirasi adalah proses pertukaran zat, metabolisme dan gas asam atau oksigen yang diambil dari udara oleh paru-paru dan setelah mengalami proses biokimiawi dalam jaringan tubuh, dibebaskan lagi ke alam bebas dalam bentuk gas karbondioksida. Respirasi mempunyai fungsi yaitu menyediakan oksigen bagi darah dan mengambil karbondioksida dari darah. Fungsi sekundernya yaitu membantu regulasi cairan extraseluler dalam tubuh, mengendalikan suhu, eliminasi air dan pembentukan suara (phonasi).Jantung merupakan organ berotot dengan empat ruang di dalamnya, yakni dua atrium dan dua ventrikel. Jantung berfungsi memompa darah dalam mencukupi keperluan sel tubuh atau substansi yang diangkut. Suatu denyutan lengkap jantung terdiri dari kontraksi dan relaksasi kedua atrium dan ventrikel. Kedua atrium berkontraksi serempak disebut sistol atrium, sedangkan relaksasinya disebut diastole atrium. Kedua ventrikel berkontraksi serempak disebut sistole ventrikel, sedangkan relaksasinya disebut diastole ventrikel.Waktu pendarahan adalah suatu ukuran dalam proses hemostatis dan proses koagulasi. Pembuluh darah seekor hewan apabila terpotong atau rusak, pertama-tama akan terjadi penyempitan bagian yang luka tersebut, hal ini terjadi karena kontraksi miogenik dari otot polos sebagai suatu reflek syaraf simpatik yang merangsang serabut-serabut adregenik yang menginervasi otot polos dari dinding pembuluh darah lokal. Kontraksi ini menyempitkan bukan pembuluh guna mengurangi arus darah yang akan keluar.Pembekuan darah merupakan suatu mekanisme untuk merubah protein darah terlarut, yaitu fibrinogen menjadi protein darah tak larut yaitu fibrin. Waktu yang diperlukan untuk perubahan ini disebut waktu beku darah. Jendalan darah yang terbentuk pada proses ini terdiri dari filamen-filamen (Jala fibrin yang menyangkut sel-sel darah merah, sel darah putih dan trombosit).Komponen selular darah terdiri dari sel darah merah, sel darah putih dan trombosit. Sel darah merah berfungsi untuk mengangkut oksigen. Sel darah putih merupakan komponen dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap bibit penyakit karena bersifat fagositosis, yaitu proses memasukkan dan mencerna mikroorganisme dan partikel asing dalam darah. Trombosit dalam komponen selular darah berfungsi untuk mengurangi hilangnya darah pada pembuluh yang terluka.Thermoregulasi adalah suatu sistem pengaturan panas pada makhluk hidup agar terdapat keseimbangan antara produksi panas dan pembuangan panas. Suhu tubuh adalah panas tubuh yang terbentuk dari proses metabolisme dan dibawa oleh darah ke seluruh tubuh sehingga tubuh menjadi panas. Suhu tubuh normal adalah panas tubuh yang terdapat pada zona thermoneutral.Kebuntingan adalah keadaan dimana anak sedang berkembang didalam uterus hewan betina. Uji kebuntingan pada manusia tergantung pada kenyataan bahwa plasenta juga menghasilkan sejumlah hormon estrogenik yang cukup serta gonadotrophin karionik, produk akhir yang disekresikan ke dalam urine. Urine yang mengandung hormon-hormon disuntikkan pada katak jantan, maka setalah beberapa saat urine dari katak tersebut diambil dan dideteksi, akan terdapat spermatozoa dari katak tersebut.

B. Tujuan PraktikumTujuan-tujuan dalam pelaksanaan praktikum ini yaitu :1. RespirasiPraktikum respirasi bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan frekuensi respirasi pada beberapa hewan percobaan diantaranya adalah sapi, domba, kambing, kelinci, ayam dan burung merpati.2. Pengukuran Tekanan DarahPraktikum tekanan darah atau pulsusbertujuanuntuk mengetahui dan membandingkan frekuensi denyut jantung pada beberapa hewan percobaan diantaranya adalah sapi, domba, kambing, kelinci, ayam dan burung merpati.3. Waktu PendarahanPraktikum waktu pendarahan bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan waktu pendarahan pada beberapa hewan percobaan diantaranya adalahkelinci, ayam dan burung merpati.4. Pembekuan Darah Praktikum pembekuan darah bertujuan untuk menentukan waktu beku darah pada beberapa hewan percobaan, diantaranya adalah kelinci, ayam dan burung merpati.5. ThermoregulasiPraktikum thermoregulasi bertujuan untuk mengetahui suhu tubuh, perbandingan suhu tubuh, dan proses pelepasan panas pada beberapa hewan percobaan, diantaranya adalah kelinci, ayam dan burung merpati.6. Sediaan Apus/Ulas DarahPraktikum sediaan apus atau ulas darah bertujuan untuk dapat membuat preparat apus darah, mengetahui dan membedakan komponen penyusun darah pada beberapa hewan percobaan kelinci, ayam dan burung merpati.

7.Uji KebuntinganPraktikum uji kebuntinganbertujuan untuk mengetahui kebuntingan melalui test galimainini. C. Waktu dan Tempat PraktikumPraktikum Fisiologi Ternak acara respirasi, pengukuran tekanan darah dan thermoregulasi pada hewan percobaan domba, kambing dan sapi dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 Maret 2015 pada pukul 11.15-13.15 WIB di Kandang Percobaan Produksi Ternak di Jatikuwung Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Praktikum Fisiologi Ternak acara respirasi, pengukuran tekanan darah, thermoregulasi, sediaan apus, pembekuan darah dan waktu pendarahan pada hewan percobaan kelinci, ayam, dan burung merpati dilaksanakan pada hari Minggu, 15 Maret 2015 pada pukul07.30-11.00WIB di Kandang Percobaan Produksi Ternak di Jatikuwung. Praktikum Fisiologi Ternak acaraujikebuntingan dan ulas darah dilaksanakan pada hariKamis,20 Maret 2015pada pukul 13.00-14.30WIB di Laboratorium Produksi Ternak Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

II. TINJAUAN PUSTAKAA. RespirasiPernapasan merupakan rangkaian proses sejak pengambilan gas atau udara, penggunannya untuk memecah zat, pengeluaran gas sisa pemecahan zat, serta pemanfaat energi yang dihasilkannya, yang berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup. Pengambilan gas dari lingkungannya berbeda-beda untuk setiap makhluk hidup namun secara garis besar pengambilan gas oleh makhluk hidup ada dua macam yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Pernapasan secara langsung terjadi pada hewan yang tidak mempunyai alat pernapasan khusus, sedangkan pernapasan secara tidak langsung terjadi pada hewan yang belum mempunyai alat pernapasan khusus (Prawirohartono, 2004).Sistem pernapasan terdiri atas rongga hidung atau sinus, batang tenggorok atau trakhea, cabang batang tenggorok atau bronkus, paru-paru dan kantong udara.Bangsa burung, udara dihirup masuk mencapai paru-paru dilanjutkan kekantung udara. Pertukaran tekanan dalam kantung udara menyebabkan udara keluar-masuk paru-paru. Gerakan secara aktif menyebabkan terjadinya penghirupan dan penghembusan udara (Akoso, 1996).Katup pulmonal dan aorta menutup selama ekspirasi pada saat yang bersamaan tetapi selama inspirasi, katub aorta menutup sedikit mendahului katub pulmonal. Keterlambatan penutupan katub pulmonal disebabkan lebih rendahnya tahanan percabangan-percabangan pembuluh darah pulmonal. Diukur dalam periode waktu menit, keluaran kedua ventrikel tentu saja sama, tetapi perbedaan keluaran sementara pada siklus pernafasan terjadi pada orang normal (Ganong, 1995).

5Hewan yang memiliki tingkat perkembangan lebih tinggi biasanya mempunyai aktivitas metabolisme yang lebih tinggi dan ukuran tubuh lebih besar. Hewan memerlukan O2dalam jumlah lebih besar pula. Faktor yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen, yaitu spesies hewan, suhu lingkungan (terutama bagi hewan ektoterm), dan aktivitas.Ukuran tubuh juga menentukan besarnya laju konsumsi oksigen (Tobin, 2005).Udara sebagai media respirasi mempunyai banyak keuntungan, salah satunya tentu saja kandungan oksigen yang tinggi. O2 dan CO2 berdifusi jauh lebih cepat di udara dibandingkan dengan di dalam air, maka permukaan respirasi yang terpapar ke udara tidak harus di respirasi secara menyeluruh seperti insang. Permukaan respirasi mengeluarkan oksigen dari udara dan mengeluarkan karbondioksida , difusi dengan cepat membawa lebih banyak oksigen ke permukaan respirasi dan membuang karbondioksida. Hewan darat melakukan ventilasi sehingga lebih sedikit energi yang dipakai karena udara jauh lebih mudah di gerakkan dibandingkan dengan air, akan tetapi sebuah permasalahan yang mengalahkan keuntungan udara sebagai medium respirasi. Permukaan respirasi yang harus lebih besar dan lembab secara terus menerus akan kehilangan air ke udara melalui penguapan. Permasalahan itu diatasi dengan cara membuat permukann respirasi melipat ke dalam tubuh (Campbell, 2005). B. Pengukuran Tekanan Darah/PulsusTekanan kontraksi (systole)adalah tekanan ruangan dalam suatu bilik maksimum. Waktutekanan kontraksi (systole)darah terpompa ke aorta dan setelah darah terpompa ke aorta dinding bilik berelaksasi. Ruangan jantung membesar maksimum sehingga tekanannya menjadi minimum. Tekanan terendah dalam ruangan jantung akibat dari otot jantung berelaksasi disebut tekanandiastole(Prawirohartono, 2004).Debaran atau denyutan jantung atau lebih tepat debaranapex adalah pukulan ventrikel kiri kepada dinding anterior yang terjadi selama kontraksi ventrikel. Debaran atau denyutan ini dapat diraba dan dirasakan denyutannya dan sering terjadi dan terlihat juga pada ruang interkostal ke lima kiri. Denyutannya kira-kira empat sentimeter dari garis tengah sternum, misalnya ketika kita memegang dada kita, akan terasa adanya pukulan dari dalam (Pearce, 2002).Denyut jantung pada ternak yang normal adalah sebagai berikut: kelinci 120-150 kali, ayam 120-170 kali, burung merpati 100-150 kali, sapi 40-60 kali, dan domba 70-80 kali tiap menit. Denyut jantung dipengaruhi oleh kesehatan dari hewan ternak, sehingga frekuensi denyut jantungnya melambat. Terganggunya kesehatan pada ternak memungkinkan adanya hormon yang tidak berfungsi dengan baik, sehingga ternak mempunyai frekuensi yang dibawah normal (Akoso, 1996).Pulsus atau gelombang pulsus merupakan gelombang yang terjadi akibat naiknya tekanansystolemulai dari jantung dan kemudian menjalar sepanjangarteri dankapiler. Faktor yang mempengaruhi pulsus adalah temperatur lingkungan, pakan, aktivitas, latihan otot dan tidur. Keadaan panas menyebabkan frekuensi pulsus meningkat karena temperatur berfungsi untuk mempercepat pemompaan darah ke permukaan tubuh kemudian akan terjadi pembebasan energi (Ganong, 1995).Frekuensi pulsus atau denyut jantung dikendalikan oleh sistem organ jantung yang dipengaruhi oleh sistem syaraf. Jantung merupakan dua pompa yang menerima darah dalam arteri dan memompakan darah dari ventrikel menuju jaringan kemudian kembali lagi. Sistem ini bekerja dengan kombinasi tertentu dan fungsional, misalnya syaraf efferens, syaraf cardial anhibitory dan syaraf accelerate, sedangkan kecepatan denyut jantung dapat dipengaruhi oleh temperatur lingkungan, aktivitas tubuh, suhu tubuh, latak geografis, penyakit dan stress (Duke , 1995).Tekanan darah adalah desakan darah terhadap dinding-dinding arteri. Darah tersebut dipompa dari jantung ke jaringan. Tekanan darah sangat bervariasi tergantung pada keadaan, tekanan darah akan meningkat saat aktivitas fisik, emosi dan stress tinggi serta akan turun saat tidur (Subagiyo, 2007).C. Waktu PendarahanKeping darah (platelet) akan bereaksi jika terjadi luka pada pembuluh. Waktu pendarahan adalah waktu pada saat darah keluar hingga berhenti keluar. Darah yang keluar biasanya mempunyai selang waktu antara 15-20 detik, biasanya setelah terjadi pendarahan akan terjadi koagulasi darah, maka dari itu waktu pendarahan sangat berkaitan dengan proses koagulasi darah(Swenson, 1997).Pendarahan dapat berhenti sendiri misalnya dengan kontraksi vasa ditempat pendarahan yang terjadi beberapa menit sampai beberapa jam. Pembuluh darah apabila mengalami dilatasi, darah tidak keluar lagi karena sudah dicegah oleh mekanisme trombosit. Vasa kontraksi timbul melalui beberapa jalan kontraksi langsung otot pembuluh darah kemudian anoksia dan refleks lalu adanya serotonis yang keluar dari trombosit yang menyebabkan vasa kontraksi (Schmid, 1997).Darah adalah suatu cairan jaringan yang beredar melalui jantung beserta pembuluhnya. Pembuluhnya berperan mengangkut oksigen dari alat pernapasan ke seluruh jaringan tubuh yang membutuhkan oksigen. Mengangkut oksigen dilakukan oleh hemoglobin sebagai pertahanan tubuh dari infeksi berbagai kuman penyakit yang dilaksanakan oleh zat antibodi, eritrocyt dan leukocyt, menjaga stabilitas suhu tubuh dengan memindahkan panas yang dihasilkan oleh alat-alat tubuh yang aktif ke alat-alat tubuh yang tidak aktif dan mengatur keseimbangan asam dan basa untuk menghindari kerusakan jaringan tubuh (Prawirohartono, 2004).Terjadinya pendarahan menyebabkan sel darah merah dengan hemoglobinnya sebagai pembawa oksigen hilang. Sel-sel pada pendarahan sedang diganti dalam waktu beberapa minggu berikutnya. Kadar hemoglobin yang turun sampai 40% atau di bawahnya memerlukan tranfusi darah. Pendarahan dapat berhenti sendiri misalnya dengan kontraksi vasa ditempat pendarahan yang terjadi beberapa menit sampai beberapa jam. Pembuluh darah mengalami dilatasi menyebabkan darah tidak keluar lagi karena sudah dicegah oleh mekanisme trombosit. Vasa kontraksi timbul melalui beberapa jalan kontraksi langsung otot pembuluh darah kemudian anoksia dan reflek lalu adanya serotonis yang keluar dari trombosit yang menyebabkan vasa kontraksi. Pembuluh darah yang terpotong atau rusak, maka akan terjadi penyempitan bagian yang terluka, hal ini terjadi karena kontraksi miogenik otot polos sebagai suatu plasma lokal dan karena refleks simpatik yang merangsang serabut adrogenik yang menginversi otot polos dinding pembuluh lokal. Kontraksi ini membuat darah yang keluar dari pembuluh darah akan berkurang (Pearce, 2002).Ujung jari atau kuping telinga yang ditusuk dengan alat tajam menyebabkan terjadinya pendarahan. Pendarahan biasanya berlangsung selama 1 sampai 6 menit. Lama pendarahan sangat bergantung pada dalamnya luka dan derajat hipermia dari jarum saat tes dilakukan. Waktu pendarahan akan sangat memanjang bila kekurangan trombosit (Guyton dan Hall, 1997).D. Pembekuan DarahProses pembekuan darah adalah dimulai dari luka yang terdapat pada pembuluh darah. Luka mengenai eritrocyt, trombosit akan pecah dan pecahnya trombosit tersebut akan menghasilkan enzim trombokinase yang dapat mengubah protrombin menjadi trombin. Trombin yang dibentuk tersebut akan mengubah fibrinogen menjadi fibrin yang berupa filamen-filamen atau jala (Ganong, 1995).Plasma adalah larutan garam-garam anorganik yang secara tetap ditukarkan dengan cairan ekstra sel dari jaringan tubuh. Plasma juga mengandung protein, protein plasma yang dapat dibedakan dalam jenis utama yaitu albumin, globulin dan fibrinogen. Protein plasma secara kolektif menimbulkan tekanan osmotik koloid didalam sistem sirkulasi, yang membantu mengatur pertukaran larutan cair diantara plasma dan cairan ekstra sel (Burkitet al., 1995).Pembekuan darah atau penggumpalan darah atau disebut dengan koagulasi terjadi apabila darah di tampung dan dibiarkan begitu saja, akan terjadilah suatu massa yang menyerupai jeli, yang kemudian menjadi massa yang memadat dengan dengan meninggalkan cairan jernih, yang disebut serum darah. Gumpalan itu sendiri terdiri dari filament fibrin yang mengikat sel darah merah,sel darah putih atau platelet. Trombin adalah enzim yang mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Kisaran waktu terjadinya koagulasi darah adalah 15 detik sampai 2 menit dan umumnya akan berakhir dalam waktu 5 menit. Gumpalan darah normal akan mengkerlit menjadi sekitar 40% dari volume semula dalam waktu 24 jam (Frandson, 1996).Pembuluh darah yang dipotong atau rusak, cidera tersebut memulai suatu rangkaian peristiwa yang menghasilkan terbentuknya bekuan (hemostatis). Bekuan ini menyumbat daerah yang rusak dan mencegah terjadinya kehilangan darah lebih lanjut. Peristiwa yang mula-mula adalah kontraksi pembuluh darah dan pembentukan sumbat hemostatis sementara dari trombosit yang akan tercetus bila trombosit mengikat halogen. Peristiwa ini diikuti dengan konversi sumbat tersebut menjadi bekuan definitive. Kerja mekanisme pembekuan darah ini di imbangi oleh reaksi-reaksi pembatas yang normalnya mencegah terjadinya pembekuan darah di pembuluh darah yang tidak mengalami cidera dan mempertahankan darah berada dalam keadaan yang selalu cair (Junqueira et al., 1997).Ada empat fase pada hemostasis dan trombosit, yang pertama yaitu kontruksi pembuluh darah yang terluka dan menghentikan aliran darah disebelah distol luka. Kedua pembentukan jendalan (agregat) trombosit yang longgar dan temporer pada tempat luka trombosit akan mengikat kalogen pada tempat luka pembuluh darah dan di aktifkan oleh trombin yang terbentuk dalam rangkaian peristiwa koagulasi pada tempat yang sama, oleh ADP untuk dilepaskan trombosit aktif lainya. Trombosit setelah diaktifkan akan berubah bentuk dengan adanya fibrinogen, trombosit kemudian mengadakan agregasi (penjendalan) sehingga terbentuk sumbat hemostatik (pada hemostatik) dan thrombus (pada trombosit). Fase ketiga yaitu pembentukan jala fibrin atau bekuan yang terikat dengan penjendalan trombosit sehingga terbentuk sumbat hemostatik atau thrombus yang lebih stabil. Fase yang keempat adalah pelarutan parsial atau total jendalan hemostatik atau thrombus oleh plasmin (Murray, 1999).E.Sediaan Apus/Ulas DarahDarah adalah cairan yang terdiri atas sel darah merah dan sel darah putih beserta sel-sel yang terdapat di dalam plasma darah. Sewaktu darah menggumpal, sel-sel dan material yang lain akan secara bersama-sama membentuk masa yang pekat seperti gelatin dan bagian yang berupa cairan disebut serutin. Sel darah merah memperoleh warna dari haemoglobin yaitu suatu substansi khusus pewarna darah yang berisi zat besi ( Akoso, 1996 ).Sel darah merah (SDM) atau erythrocyte berasal dari bahasa Yunani, Crythro merah dan cyte yaitu sel, berasal dari erythrom yang merupakan deferensiasi sel darah dalam sumsum tulang belakang dengan pengaruh hormon erythropoitin akan berkembang menjadi erythroid. Erythroid akan berkembang menjadi erythoblast awal. Erythroid awal terus mengalami perkembangan menjadi erythroid akhir kemudian berkembang menjadi retikulosit dan akhirnya menjadi erythrocyte (Nurcahyo, 1998).Erytrositatau sel darah merah membawahaemoglobindalam sirkulasi. Sel darah merah berbentuk piring yangbiconcave. Sel darah merah pada mamalia tidak bernukleus kecuali pada awal dan pada hewan hewan tertentu. Sel darah merah pada unggas mempunyai nukleus dan berbentukelips. Sel darah merah ini terdiri dari air (65%), Hb (33%), dan sisanya terdiri dari sel stroma, lemak, mineral, vitamin dan bahan organik lainnya dan ion K (Kusumawati dan Diah, 2004).Darah adalah jaringan bersifat cair. Darah terdiri dari sel-sel (dan fragmen-fragmen sel) yang terdapat secara bebas dalam medium yang bersifat seperti air yaitu plasma. Sel-sel ini cukup besar sehingga dapat diamati dengan mikroskop biasa. Ada tiga unsur jadi yaitu sel darah merah, sel darah putih dan keping darah. Ketiga tipe tersebut, sel darah merah yang paling banyak jumlahnya (Kimball, 1998).Sistem sirkulasi adalah sistem transpor yang mengantarkan O2 dan berbagai zat yang diarbsorsi dari tractus gastrointesial menuju kejaringan, serta mengembalikan CO2 ke paru paru dan hasil metabolisme lainnya menuju ke ginjal. Sistem sirkulasi juga berperan dalam pengaturan suhu tubuh dan mendistribusi hormon serta berbagai zat lain yang mengatur fungsi sel (Ganong, 1995).Darah adalah jaringan cair yang terdiri dari dua bagian. Bahan interseluler adalah cairan yang disebut plasma dan didalamnya terdapat unsur-unsur padat, yaitu sel darah. Volume darah secara keseluruhan adalah berat badan atau kira-kira 5 liter. 55% adalah cairan, sedangkan 45% sisanya terdiri atas sel darah. Angka ini dinyatakan dalam angka hematokrit atau volume darah yang dipadatkan yang berkisar 40-47 (Pearce, 2002).F. ThermoregulasiHewan yang aktivitas sehari-hari biasanya terjadi temperatur maksimum sedangkan pada malam hari akan terjadi temperatur minimum dan hal ini berlangsung sampai pagi hari. Hewan yang aktivitasnya pada malam hari yang terjadi sebaliknya.Thermoregulasipada manusia berpusat pada hipothalamus antherior. Pengaturan panas terdapat tiga komponen atau pengatur sistem yaitu thermoreseptor, hypothalamus, syaraf afferentdan efektorthermoregulasi(Giancoli, 2001).Metabolisme sangat sensitif terhadap perubahan suhu lingkungan internal seekor hewan, seperti laju respirasi seluler meningkat seiring peningkatan suhu sampai titik tertentu dan kemudian menurun ketika suhu itu sudah cukup tinggi sehingga mulai mendenaturasi enzim. Sifat-sifat membran juga berubah seiring dengan perubahan suhu, meskipun spesies hewan yang berbeda telah diadaptasikan terhadap kisaran suhu yang berbeda-beda, setiap hewan mempunyai kisaran suhu optimum. Hewan banyak dapat mempertahankan suhu internal yang konstan meskipun suhu eksternalnya berfluktuasi. Thermoregulasi adalah pemeliharaan suhu tubuh di dalam suatu kisaran yang membuat sel-sel mampu berfungsi secara efisien (Campbell, 2005).Hewan poikiloterm juga dapat disebut sebagai hewan ekoterm karena suhu tubuhnya ditentukan dan dipengaruhi oleh suhu lingkungan eksternalnya. Homoiterm dapat disebut endoterm karena suhu tubuhnya diatur oleh produksi panas yang terjadi dalam tubuh, tetapi kadang kita dapat menemukan beberapa kekecualian, misalnya pada insekta. Insekta dikelompokkan sebagai hewan ekoterm, tetapi ternyata ada beberapa insekta, misalnya lalat, yang dapat menghasilkan tambahan panas tubuh dengan melakukan kontraksi otot (Isnaeni, 2006).Temperatur lingkungan yang lebih rendah dari temperatur tubuh, secara normal akan terjadi kerja urat daging meningkat. Peningkatan kerja urat daging ini akan dapat meningkatkan produksi panas. Hewan yang ditempatkan dalam kawat dingin tanpa diberi kesempatan untuk menggerakan tubuh, hewan tersebut tidak dapat meningkatkan metabolismenya, sehingga temperatur dingin dirasa dapat menguntungkan, semakin dingin temperatur lingkungan semakin pendek pula panas yang disimpan (Parakkasi, 1996). Temperatur tubuh diukur secara rectal dengan menggunakan thermometer pada kecepatan skala 0.05C. Pencatatan dilakukan apabila jarum penunjuk konstan pada suatu angka selama 2 menit. Pengambilan data temperatur adalah 2 kali sehari yang dilakukan 6 hari dalam tiap minggu, sehingga rata-rata temperatur tubuh pada tiap minggu berasal dari 12 kali pengukuran (Soeharsono, 1997).G. Uji KebuntinganJanin diselubungi oleh selaput janin yang disebut plasenta, dan berkembang menjadi calon anak yang pada saat kelahiran keluar melalui leher rahim masuk ke vagina dan melanjut keluar melalui vulva. Plasenta secara alami akan keluar dengan sendirinya dari uterus melalui proses secara normal. Pelekatan selaput janin kedinding uterus dimungkinkan oleh adanya banyak kotiledon yang disamping berfungsi sebagai tempat perlekatan juga untuk menyalurkan nutrisi melalui aliran darah dari induk melewati tali pusar (Akoso, 1996 ).Bersatunya sebuah sperma dengan sebuah sel telur disebut fertilisasi. Tuba falopi terjadi pembuahan dan dihasilkan zigot maka zigot yang terbentuk ini akan bergerak ke arah rahim untuk menempel pada dinding rahim. Zigot akan berkembang menjadi embrio terus menjadi janin di dalam janin. Janin dapat tumbuh maka membutuhkan makanan, makanan tersebut diperoleh dari tubuh ibu dengan perantara plasenta. Penempelan zigot hingga kelahiran janin (fetus) disebut masa kehamilan. Embrio yang berkembang di dalam rahim dibungkus bermacam-macam selaput diantaranya selaputamnion, korion, sakus, vitelinus danalantois(Prawirohartono, 2004 ).Tahap blastosis, zona pleuzida makin menipis dan menghilang memungkinkan sel-sel tropoblast. Berkemampuan menerobos mukosa berkontak langsung dengan endometrium, segera setelah itu sel-sel tropoblas mulai membelah, jadi menjanin dengan bantuan endometrium. Tersedianya makanan bagi embrio, massa sel dalam, yang akan membulatkan badan embrio, bertumbuh sedikit selama tahap ini (Junqueiraet al., 1997).Membran yang mencapai ovum, sperma tersebut berfusi dengan membran, tampaknya fusi tersebut diperantarai oleh suatu protein dipermukaan kepala sperma yang mirip dengan protein fusi virus yang memungkinkan virus menyerang sel. Fusi tersebut menghasilkan sinyal untuk memulai perkembangan. Fusi juga menyebabkan reduksi potensial membran ovum yang mencegah polisperma, yaitu sebuah pembuahan ovum oleh lebih dari sperma (Ganong, 1995).Hormone gonadotropin chronik (HCG) merupakan hormon glikoprotein yang unik untuk plasenta yang sedang tumbuh. Immunoassay sebelum tersedia pada tahun 1960an uji kehamilan menggunakan bioassay yang memerlukan hewan (kelinci, tikus dan katak) untuk membuktkan adanya HCG dalam serum atau urine. Tes yang menggunakan kelinci, tikus dan katak pada waktu ini telah diganti oleh tes imunologik yang menggunakan antibodi terhadap HCG (Sacher et al., 2004).

III. MATERI DAN METODEA. Respirasi1. Materi a. Bahan1) Merpati2) Ayam 3) Kambing4) Kelinci5) Domba 6) Sapib. Alat1) Stopwatch2) Kapas2. Metodea. Mendekatkan telapak tangan atau dengan bantuan kapas pada lubang alat pernafasan.b. Kapas akan terlihat bergerak.c. Menghitung banyaknya pernafasan selama satu menit.d. Mengulangi sebanyak tiga kali.e. Merata-rata hasil yang diperoleh.B. Pengukuran Tekanan Darah / Pulsus1. Materia. Bahan1) Kelinci2) Sapi3) Kambing4) Domba5) Ayam6) Burung merpati

15b. Alat1) Stopwatch 2) Stetoskop2. Metodea. Menempelkan ujung stetoskop pada dada kiri hewan percobaan.b. Mendengarkan denyut jantung sampai terdengar.c. Menghitung banyaknya suara denyut jantung.d. Mengulangi sebanyak 3 kali.e. Merata-rata hasil yang diperoleh.C. Waktu Pendarahan1. Materi a. Bahan1) Kelinci2) Ayam3) Burung merpati4) Alkohol 70%b. Alat1) Jarum pentul2) Stopwatch3) Kapas4) Tissue2. Metodea. Mencari pembuluh darah dari hewan percobaan.b. Membersihkan dengan alkohol pada bagian yang akan ditusuk, kemudian tusuk pada pembuluh darahnya.c. Mencatat waktu darah pertama kali keluar, dan setiap 30 detik tempelkan tissue pada darah yang keluar.d. Mencatat waktu bila darah berhenti keluar.e. Mengulangi sebanyak 3 kali.

D. Pembekuan Darah1. Materia. Bahan1) Kelinci2) Ayam3) Burung merpati 4) Alkohol 70%b. Alat1) Jarum pentul2) Kapas3) Tissue4) Stopwatch5) Kaca obyek2. Metodea. Mencari pembuluh darah pada hewan percobaan, dan bersihkan dengan alkohol 70%.b. Menusuk bagian pembuluhnya dengan jarum dan mencatat waktu darah keluar.c. Meneteskan 1-2 tetes darah pada kaca obyek.d. Menusuk ke dalam tetesan darah dengan ujung jarum pentul dan mengangkat secara perlahan.e. Melakukan penusukan tiap 30 detik sampai benang fibrin terbentuk, kemudian catat waktunya.f. Mengulangi sampai 3 kali dan merata-rata hasil yang diperoleh.E. Sediaan Apus / Ulas Darah1. Materia. Bahan1) Kelinci 2) Alkohol 70%3) Metil alkoholb. Alat 1) Jarum pentul2) Kapas3) Decglass4) Kaca obyek5) Mikroskop2. Metodea. Mencari pembuluh darah dari hewan percobaan, membersihkan dengan alkohol dan tusuk sampai darahnya keluar.b. Meneteskan darah pada kaca obyek, kemudian meletakkan ujung deeglass pada sudut 45 terhadap kaca obyek dan biarkan menyebar.c. Mengulas darah dan membiarkan sampai mengering kemudian fiksasi dengan metil alkohol dan warnai dengan warna yang sesuai.d. Melihat dibawah mikroskop.e. Menggambar hasil pengamatan dan keterangannya.F. Thermoregulasi1. Materia. Bahan1) Sapi2) Kambing3) Domba 4) Kelinci5) Ayam6) Burung merpati.b. Alat1) Thermometer2) Stopwatch3) Jebakan tikus

2. Metodea. Pengukuran suhu rectal1) Menolkan skala thermometer dengan cara menekan tombol pada thermometer digital dangan hati-hati.2) Memasukkan sepertiga ujung bagian thermometer ke dalam rectum hewan salama lima menit.3) Mengulangi sampai 3 kali dan merata-rata hasil yang diperoleh.b. Pengukuran proses pelepasan panas1) Memasukkan hewan percobaan ke dalam jebakan tikus.2) Menjemur jebakan tikus dibawah terik selama 10 menit.3) Mengeluarkan hewan percobaan dari jebakan tikus kemudian ukur suhu rectalnya.4) Mengulangi percobaan selama tiga kali dan merata-rata hasil yang diperoleh.G. Uji Kebuntingan1. Materia. Bahan1) Urine wanita hamil diatas 7 bulan2) Katak jantan dewasab. Alat1) Spuit2) Decglass 3) Mikroskop2. Metodea. Menyiapkan urine wanita hamil, memasukkan satu cc urine ke dalam tubuh katak jantan melalui saccus abdominalis dengan menggunakan spuit.b. Menunggu +5 menit, kemudian dengan ujung jari pencet bagian kloaka katak hingga urinenya keluar dan tampung pada kaca obyek.c. Mengamati urine katak pada mikroskop dan gambar hasilnya. IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Respirasi1. Hasil PengamatanTabel 1. Hasil Pengukuran Respirasi pada Hewan PercobaanNo.Respirasi / menit

SapiKambingDombaKelinciMerpatiAyam

1.25281121105158

2.2326105765065

3.2426109704555

X2426,67108,6785,3348,6759,33

Sumber : Laporan Sementara Praktikum Fisiologi Ternak 2015 2. PembahasanPercobaan yang dilakukan diperoleh hasil yang berbeda-beda pada tiap hewan percobaan. Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan tentang frekuensi rata-rata respirasi tiap menit pada masing-masing hewan percobaan adalah sebagai berikut: sapi berjenis (Peranakan Ongole) berumur 4,5 tahun diperoleh dengan rata-rata 24 kali tiap menit, kambing berjenis kacang berumur 3 tahun dengan rata-rata 26,67 kali tiap menit, domba berjenis ekor pendek dengan rata-rata 108,67 kali tiap menit, kelinci berjenis loop lokal berumur 3 bulan dengan rata-rata 85,33 kali tiap menit, burung merpati berjenis lokal berumur 2 bulan dengan rata-rata 48,67 kali tiap menit, ayam berjenis broiler berumur 1 bulan dengan rata-rata 59,33 kali tiap menit.

20 Respirasi adalah proses pengambilan oksigen dari udara bebas untuk memberikan kebutuhan oksigen kepada darah dan mengambil karbondioksida dari darah dan dikeluarkan melalui alveoli. Respirasi pada keadaan normal tiap menit pada hewan percobaan adalah sebagai berikut: kelinci 50-60 kali; ayam 20-50 kali; burung merpati 20-50 kali; sapi 12-16 kali; kambing 26-32 kali; dan domba 12-15 kali. Faktor yang mempengaruhi respirasi adalah ukuran tubuh, umur, aktivitas, temperatur lingkungan dan kondisi patologis (Akoso, 1996). Respirasi pada sapi PO (Peranakan Ongole) yang berumur 4,5 tahun tersebut mempunyai rata-rata 24 kali respirasi per menit. Sapi tersebut mempunyai rata-rata respirasi permenit lebih tinggi daripada standart respirasi pada sapi yaitu 12-16 kali respirasi permenit. Perbedaan antara hasil pengamatan dengan teori yang disampaikan Akoso (1996) karena saat dilakukan pengamatan atau praktikan respirasi, sapi tersebut mengalami stress dan dalam keadaan ketakutan sehingga kecepatan respirasi sapi tersebut semakin cepat.Respirasi pada kambing berjenis kacang berumur 3 tahun dengan rata-rata 26,67 kali tiap menit. Kambing tersebut mempunyai tingkat respirasi normal karena sama dengan pendapat yang dikemukakan oleh Akoso (1996) yaitu antara 26-32 respirasi permenit. Kambing tersebut dalam keadaan sehat atau normal dan dapat dikendalikan dengan baik sehingga mempunyai respirasi yang normal.Respirasi pada domba berjenis ekor pendek dengan rata-rata 108,67 kali tiap menit. Respirasi pada domba tersebut sangat cepat melebihi tingkat respirasi normal, berbeda yang dikemukakan Akoso(1996) yaitu 12-15 respirasi per menit. Domba tersebut memiliki respirasi yang cepat melebihi normal karena domba tersebut stress atau mengalami ketakutan karena banyak orang yang masuk kedalam kandang domba tersebut.Respirasi pada kelinci berjenis loop lokal berumur 3 bulan dengan rata-rata 85,33 kali tiap menit. Rata-rata respirasi kelinci tersebut tidak sesuai dengan pendapat Akoso (1996) yaitu 50-60 respirasi per menit. Kelinci tersebut mempunyai tingkat respirasi diatas rata-rata karena saat mengukur respirasi tersebut kelinci tersebut stress atau ketakutan dan agresif sehingga tingkat respirasi meningkat.Respirasi pada burung merpati berjenis lokal berumur 2 bulan dengan rata-rata 48,67 kali tiap menit. Tingkat respirasi pada merpati tersebut normal karena sama dengan pendapat Akoso (1996) yaitu 20-50 respirasi permenit. Merpati tersebut normal karena dalam keadaan tenang dan tidak merasa ketakutan atau stress dengan praktikan yang kami lakukan.Respirasi pada ayam berjenis broiler berumur 1 bulan dengan rata-rata 59,33 kali tiap menit. Respirasi ayam tersebut tidak sesuai dengan pendapat Akoso (1996) yaitu 20-50 respirasi per menit. Respirasi ayam tersebut lebih tinggi dari standart respirasi karena ayam tersebut agresif dan ketakutan terhadap praktikan yang kami lakukan sehingga respirasi ayam tersebut jauh diatas normal.Hasil yang diperoleh dalam percobaan ini membuktikan bahwa kambing, domba, dan burung merpati dalam keadaan normal atau sehat, sedangkan pada sapi, kelinci dan ayam melebihi kisaran normal. Melebihi kisaran normal dikerenakan ada beberapa hewan percobaan yang mengalami strees, agresif, emosi dan ketakutan. Terutama pada domba sehingga melebihi kisaran normal serta hal ini juga disebabkan oleh kesalahpahaman praktikan dalam menghitung yang menyebabkan kurang telitinya dalam melakukan perhitungan pada beberapa hewan percobaan.B. Pengukuran Tekanan Darah/Pulus1. Hasil PengamatanTabel 2. Hasil Pengukuran Denyut Jantung pada Hewan PercobaanNo.Denyut Jantung

SapiKambingDombaKelinciMerpatiAyam

1.6810811517889180

2.6712512416283198

3.711307516276215

X68,67121104,67167,3382,67197,67

Sumber : Laporan Sementara Praktikum Fisiologi Ternak 2015 2. PembahasanPercobaan yang dilakukan diperoleh hasil yang berbeda-beda pada tiap hewan percobaan. Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan tentang frekuensi rata-rata denyut jantung tiap menit pada masing-masing hewan percobaan adalah sebagai berikut: sapi berjenis (Peranakan Ongole) berumur 4,5 tahun diperoleh dengan rata-rata 68,67 kali tiap menit, kambing berjenis kacang berumur 3 tahun dengan rata-rata 121 kali tiap menit, domba berjenis ekor pendek dengan rata-rata 104,67 kali tiap menit, kelinci berjenis loop lokal berumur 3 bulan dengan rata-rata 167,33 kali tiap menit, burung merpati berjenis lokal berumur 2 bulan dengan rata-rata 82,67 kali tiap menit, ayam berjenis broiler berumur 1 bulan dengan rata-rata 197,67 kali tiap menit.Denyut jantung pada keadaan normal tiap menit adalah sebagai berikut: kelinci 120150 kali, ayam 120170 kali, burung merpati 100150 kali, sapi 4060 kali, dan domba 7080 kali tiap menit. Denyut jantung dipengaruhi oleh kesehatan dari hewan ternak, sehingga frekuensi denyut jantungnya melambat. Terganggunya kesehatan pada ternak memungkinkan adanya hormon yang tidak berfungsi dengan baik, sehingga ternak mempunyai frekuensi yang dibawah normal Akoso (1996).Denyut jantung pada sapi tersebut mempunyai rata-rata 68,67 kali per menit. Denyut jantung sapi tersebut lebih tinggi dari tekanan denyut jantung yang normal yaitu kisaran 4060 kali per menit menurut pendapat Akoso (1996). Denyut jantung sapi diatas kisaran normal karena keadaan sapi yang stress/ketakutan dan agresif saat praktikum dilaksanakan.Denyut jantung pada kambing tersebut mempunyai rata-rata 121 kali per menit. Denyut jantung pada kambing tersebut termasuk normal karena hanya terpaut sedikit dengan pendapat Akoso (1996) yaitu kisaran denyut jantung kambing normal 90-120 kali tiap menit. Sapi tersebut mempunyai denyut jantung menurut kami normal karena disebabkan kurangnya ketelitian dalam menghitung denyut jantung kambing tersebut.Denyut jantung pada domba tersebut mempunyai rata-rata 104,67 kali per menit. Akoso (1996) mengatakan bahwa denyut jantung domba normal 70-80 kali tiap menit. Domba tersebut mempunyai tekanan denyut jantung di atas normal, hal ini disebabkan karena keadaan sapi yang stress atau ketakutan dan agresif saat praktikan dilakukan. Denyut jantung pada kelinci tersebut mempunyai rata-rata 167,33 kali per menit. Akoso (1996) mengatakan bahwa denyut jantung kelinci yang normal dalam kisaran 120-150 kali per menit. Denyut jantung kelinci tersebut tidak normal dan di atas rata-rata kisaran denyut jantung normal. Penyebab kelinci tersebut mempunyai tekanan denyut jantung cenderung cepat karena kelinci tersebut juga dalam keadaan agresif dan ketakutan dalam praktikan yang kami lakukan.Denyut jantung pada burung merpati tersebut mempunyai rata-rata 82,67 kali per menit. Akoso (1996) mengatakan bahwa kirasan denyut jantung pada burung merpati yang normal 100-150 kali per menit. Denyut jantung burung merpati tersebut dibawah kirasan normal karena saat pengukuran tekanan darah burung merpati dalam keadaan tenang dan menyebabkan burung merpati tertidur sehingga kerja jantung berkurang.Denyut jantung pada ayam tersebut mempunyai rata-rata 197,67 kali per menit. Akoso (1996) mengatakan bahwa denyut jantung ayam normal dalam kisaran ayam 120170 kali per menit. Denyut jantung pada ayam tersebut cenderung lebih tinggi daripada kisaran normal karena ayam tersebut stress dan agresif saat praktikaan terjadi.Hasil percobaan yang telah dilakukan membuktikan bahwa frekuensi denyutan jantung rata-rata pada beberapa hewan percobaan mengalami kisaran diatas normal dan beberapanya dibawah normal. Data tersebut diketahui banyak terjadi perbedaan yang sangat mencolok antara denyut jantung normal dengan denyut jantung hasil percobaan. Denyut jantung hasil percobaan jauh lebih cepat dari pada denyut jantung saat normal, hal ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dari hewan percobaan tersebut, sehingga frekuensi denyut jantungnya lebih cepat dari normal. Terganggunya keadaan dari lingkungan karena stress, ketakutan dan bisa saja karena adanya hormon yang tidak berfungsi dengan baik, sehingga hewan percobaan tersebut mempunyai frekuensi yang jauh diatas normal.

C. Waktu Pendarahan1. Hasil PengamatanTabel 3. Hasil Pengukuran Waktu Pendarahan pada Hewan PercobaanNo.Waktu Pendarahan

Kelinci Merpati Ayam

1.309646

Sumber : Laporan Sementara Praktikum Fisiologi Ternak 2015 2. PembahasanPercobaan kali ini hanya dilakukan 1 kali penusukan pada pembuluh darah pada beberapa hewan kecil seperti pada ayam berjenis broiler berumur 30 hari, kelinci berjenis loop lokal berumur 3 bulan dan burung merpati berjenis lokal berumur sekitar 2 bulan. Hasil pengamatan tersebut diketahui sebagai berikut : ayam 30 detik, kelinci 96 detik, dan burung merpati 46 detik.Penentuan waktu pendarahan ini dihitung mulai dari darah keluar setelah penusukan hingga berhenti. Ujung jari atau kuping telinga yang ditusuk dengan alat tajam menyebabkan terjadinya pendarahan. Waktu pendarahan yang normal menurut Akoso (1996) adalah 15 detik sampai 2 menit. Lama pendarahan sangat bergantung pada dalamnya luka dan derajat hipermia dari jarum saat tes dilakukan.Waktu pendarahan pada kelinci yaitu 30 detik dan hanya dilakukan percobaan satu kali saja karena waktu praktikan yang pendek. Akoso (1996) mengatakan bahwa waktu pendarahan yang normal yaitu antara 15-120 detik. Waktu pendarahan pada kelinci tersebut dalam keadaan normal karena dalamnya luka dan derajat hipermia telah pas dan tidak terlalu dalam sehingga menyebabkan pendarahan tidak terlalu banyak keluar.Waktu pendarahan pada merpati yaitu selama 96 detik. Akoso (1996) mengatakan bahwa waktu pendarahan pada hewan kisaran 15-120 detik. Waktu pendarahan pada merpati tersebut sudah sesuai/normal karena dalamnya luka dan derajat hipermia telah pas dan tidak terlalu dalam sehingga menyebabkan pendarahan tidak terlalu banyak keluar.Waktu pendarahan pada ayam tersebut yaitu selama 46 detik. Akoso (1996) mengatakan bahwa waktu pendarahan pada hewan kisaran 15-120 detik. Waktu pendarahan ayam tersebut sesuai atau normal karena dalamnya luka dan derajat hipermia telah pas dan tidak terlalu dalam sehingga menyebabkan pendarahan tidak terlalu banyak keluar.Penyebab perbedaan adalah efisiensi pembentukan benang fibrin dalam mempercepat proses koagulasi pada aves lebih dan pembentukan enzim trombokinase pada mamalia lebih cepat, sehingga pengubahan fibrinogen menjadi fibrin pun lebih cepat. Lama atau tidaknya waktu pendarahan juga dapat dipengaruhi oleh dalam atau tidaknya tusukan jarum terhadap pembuluh darah, lebar dan tidaknya tusukan serta besar kecilnya pembuluh darah yang ditusuk (luas penampang dari pembuluh darah). Luas penampangnya apabila semakin luas, maka proses pembekuan darah memerlukan waktu yang lebih lama.D. Pembekuan Darah1. Hasil PengamatanTabel 4. Hasil Pengukuran Pembekuan Darah pada Hewan PercobaanNo.Pembekuan Darah / menit

KelinciMerpatiAyam

1.284590

Sumber : Laporan Sementara Praktikum Fisiologi Ternak 2015 2. PembahasanWaktu pembekuan darah dihitung mulai dari darah keluar dari pembuluh darah hingga terbentuknya benang-benang fibrin atau terjadinya koagulasi darah.Percobaan kali ini hanya dilakukan 1 kali penusukan pada beberapa hewan kecil seperti pada ayam berjenis broiler berumur 30 hari, kelinci berjenis loop lokal berumur 3 bulan dan burung merpati berjenis lokal berumur sekitar 2 bulan. Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui waktu pembekuan darah pada masing-masing hewan adalah sebagai berikut: ayam 90 detik, kelinci 28 detik dan burung merpati 45 detik.Trombin adalah enzim yang mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Kisaran waktu terjadinya koagulasi darah adalah 15 detik sampai 2 menit dan umumnya akan berakhir dalam waktu 5 menit. Gumpalan darah normal akan mengkerlit menjadi sekitar 40% dari volume semula dalam waktu 24 jam (Frandson, 1996).Waktu pembekuan darah pada hewan kelinci yaitu 28 detik. Frandson (1996) mengatakan bahwa kisaran waktu terjadinya koagulasi darah adalah 15 detik sampai 2 menit dan umumnya akan berakhir dalam waktu 5 menit. Waktu penbekuan darah pada kelinci terjadi sangat singkat karena selain darah yang dikeluarkan sangat sedikit juga ada pengaruh lingkungan yaitu angin yang menyebabkan darah cepat menggumpal.Waktu pembekuan darah pada merpati yaitu 45 detik. Frandson (1996) mengatakan bahwa kisaran waktu terjadinya koagulasi darah adalah 15 detik sampai 2 menit dan umumnya akan berakhir dalam waktu 5 menit. Pembuluh darah pada burung merpati yang ditusuk termasuk yang besar sehingga darah yang keluar sangat banyak sehingga aktifitas enzim trombokinase akan berjalan lebih lambat untuk menjangkau darah secara keseluruhan.Waktu pembekuan darah pada ayam yaitu 90 detik. Frandson (1996) mengatakan bahwa kisaran waktu terjadinya koagulasi darah adalah 15 detik sampai 2 menit dan umumnya akan berakhir dalam waktu 5 menit. Pembuluh darah pada ayam yang ditusuk juga termasuk yang besar sehingga darah yang keluar sangat banyak sehingga aktifitas enzim trombokinase akan berjalan lebih lambat untuk menjangkau darah secara keseluruhan.Perbandingan aktivitas enzim trombokinase pada kelas mamalia dan kelas aves dapat dilihat berdasarkan hasil pengamatan bahwa benang-benang fibrin lebih cepat terbentuk pada kelas aves, karena pembuluh darah pada kelas mamalia lebih besar jika dibandingkan dengan pembuluh darah aves, sehingga luka yang dibentuk lebih cepat menutup pada pembuluh darah yang kecil. Proses pembekuan darah setelah dilakukan percobaan diketahui bahwa proses pembekuan darah dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, faktor adanya trombin yang mengubah fibrinogen menjadi fibrin, ukuran pembuluh darah, adanya vitamin K, dan adanya ion kalsium.E. Sediaan Apus / Ulas Darah1. Hasil Pengamatan Tabel 5. Hasil Pengukuran Sediaan Apus pada Hewan PercobaanUlas DarahKeterangan

Gambar 1. Ulas Darah kelinci

(karena masing masing kelompok hanya diberikan kesempatan satu kali melakukan ulas darah)1) Eritrocyt2) Leukocyt3) Trombosit

Sumber : Laporan Sementara Praktikum Fisiologi Ternak 2015 2. PembahasanHasil pengamatan dengan mikroskop pada ulas darah kelinci dapat terlihat namun tidak terlalu jelas perbedaan antara eritrocyt, leukocyt dan trombosit. Pengamatan yang kami lakukan, ulasan darah setelah kami amati menggunakan mikroskop tidak terlihat dengan jelas, sehingga untuk mendeteksi organela sel darah dari ketiga sampel hewan sulit untuk dilakukan. Faktornya bisa disebabkan oleh terlalu tebalnya lapisan darah yang terdapat pada preparat, kurangnya ketelitian disaat pengamatan, juga bisa dikarenakan kurang terampilnya kami ketika menggambarkan sel darah hasil pengamatan.Darah terdiri atas matriks yang berupa cairan bermacam sel, protein Sel darah merah adalah sel yang berbentuk cakram bikonkaf, dengan bikonkavitas yang memungkinkan gerakan O2 dapat masuk dan keluar dengan cepat dengan adanya jarak yang pendek antara membran dan isi sel. Sel darah putih adalah sel darah yang berinti dan dapat bergerak bebas sehingga dapat dengan mudah mencerna organisme, sedangkan trombosit adalah sel darah yang berbentuk cakram oval dan berfungsi mencegah hilangnya darah saat luka (Pearce, 2002).Eritrocyt berbentuk seperti cakra bikonkaf tepinya sirkuler dan tebal, permukaan relatife tebal, mempunyai fungsi untuk mengangkut oksigen. Leukocyt berbentuk cakram berinti, sedangkan trombosit berbentuk cakram sirkuler, bergerombol dan irreguler. Ciri khas yang dimiliki oleh sel darah putih (leukocyt) pada setiap apus yang dibuat dan dilihat dibawah mikroskop adalahleukocytterlihat bening dan tidak berwarna, jika dibandingkan dengan sel darah merah,leukocytmemiliki bentuk dan ukuran yang lebih besar, sedangkan keping darah (trombosit), jika dilihat di bawah mikroskop berupa sel-sel yang kecil yang bergerombol dan mempunyai bentuk yang irreguler.Keping darah dibandingkan denganleukocytdan erytrocyt, keping darah memiliki jumlah yang lebih banyak dalam apus darah, kurang lebih sepertiga dari sel darah merah dan memiliki ukuran yang lebih kecil dari keduanya. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa sangat sulit sekali membedakannya. Perbedaan tersebut dikarenakan faktor peralatan seperti mikroskop yang kurang baik fungsinya dan ulas darah juga terlalu tebal sehingga sulit membedakannya. Pengamatan yang kami lakukan, ulasan darah setelah kami amati menggunakan mikroskop tidak terlihat dengan jelas, sehingga untuk mendeteksi organela sel darah dari ketiga sampel hewan sulit untuk dilakukan. Faktornya bisa disebabkan oleh terlalu tebalnya lapisan darah yang terdapat pada preparat, kurangnya ketelitian saat pengamatan, juga bisa dikarenakan kurang terampilnya kami ketika menggambarkan sel darah hasil pengamatan. Hasil pengamatan dengan mikroskop pada ulas darah kelinci dapat terlihat namun tidak terlalu jelas perbedaan antara eritrocyt, leukocyt dan trombosit.F. Thermoregulasi1. Hasil pengamatana. Suhu RectalTabel 6. Hasil Pengukuran Temperatur Rectal pada Hewan PercobaanNo.Thermoregulasi

SapiKambingDombaKelinciMerpatiAyam

1.37,939,439,137,742,840,9

2.37,939,538,737,641,640,9

3.38,039,539,336,441,739,6

X37,9339,4739,0337,2342,0340,47

Sumber : Laporan Sementara Praktikum Fisiologi Ternak 2015 b. Pelepasan PanasTabel 7. Hasil Pengukuran Pelepasan Panas pada Hewan PercobaanNo.Pelepasan Panas

KelinciMerpatiAyam

1.39,342,641,6

2.39,442,641,9

3.40,442,942,1

X39,742,941,7

Sumber : Laporan Sementara Praktikum Fisiologi Ternak 2015 2. Pembahasan Hasil pengukuran rectal rata-rata pada percobaan hewan percobaan adalah sebagai berikut: sapi 37,93 0C, kambing 39,47 0C, domba 39,03 0C, ayam 40,47 0C, kelinci 37,23 0C, dan pada burung merpati 42,03 0C. Pelepasan panas hanya pada hewan percobaan yang kecil saja seperti pada kelinci, burung merpati dan ayam. Hasil pengukuran rata-ratanya sebagai berikut : pada kelinci 39,7 0C, burung merpati 42,7 0C, dan ayam 41,7 0C.Semua ternak domestifikasi termasuk hewan berdarah panas yang berarti ternak berusaha mempertahankan suhu tubuhnya pada kisaran yang paling cocok untuk terjadinya aktivitas biologis yang optimum. Kisaran yang normal pada jenis mamalia adalah 37-390C, sedangkan pada aves adalah 40-44 C. Produksi panas yang bervariasi tersebut tergantung pada cara ternak mengeluarkan panasnya (Williams, 1993).Percobaan yang kami lakukan telah didapatkan data rata-rata temperatur rectal sapi adalah 37,93 C. Duke (1995) mengatakan bahwa kisaran normal temperatur rectal pada sapi adalah 37,2-390C, hal itu menunjukkan adanya kesesuaian antara hasil percobaan dengan kisaran normal. Melihat data dan tinjauan pustaka membuktikan bahwa sapi tersebut tidak mengalami stress atau ketakutan atas praktikum yang kami lakukan.Temperatur rectal kambing yang kami peroleh rata-ratanya adalah 39,470C. Suhu tubuh normal berkisar antara 38,5-40,500C Frandson (1996), dari tinjauan pustaka tersebut diketahui suhu tubuh normal berkisar antara 38,5-40,500C jika dibandingkan dengan hasil pengamatan kami ternyata ada kesesuaian. Sehingga dapat dikatakan bahwa kambing dalam keadaan normal/sehat.Temperatur rectal domba yang kami peroleh rata-ratanya adalah 39,030C. Tinjauan pustaka yang kami dapat menyatakan bahwa temperatur rectal domba berkisar antara 37,5 C sampai 40,50C Blight (1999). Suhu yang normal pada domba tersebut membuktikan bahwa keadaan domba tersebut dalam keadaan sehat.Temperatur rectal kelinci yang kami peroleh yaitu rata-ratanya 37,23 C dan hasil pengukuran pelepasan panas yang rata-ratanya 39,70C. Duke (1995) mengatakan bahwa kisaran temperatur normalnya adalah 39 C sampai 40,3 C. Mengacu tinjauan pustaka tersebut, temperatur rectal yang kami peroleh ternyata ada kesesuaian dan membuktikan bahwa kelinci dalam keadaan sehat dan tidak sakit. Temperatur rectal ayam yang kami peroleh mempuyai rata-rata 40,47 C, sedangkan hasil pengukuran pelepasan panas yang kami dapatkan mulai dari percobaan pertama hingga ketiga hasilnya yaitu 41,7 C. Temperatur tubuh pada unggas berkisar antara 39 C sampai 41 C. Ayam adalah hewan homoiterm yaitu hewan yang mempunyai pengatur panas tubuh konstant, meskipun hewan tersebut hidup pada temperatur lebih rendah atau lebih tinggi dari temperatur tubuhnnya, sebaliknya apabila penguapan air lewat saluran pernapasan yang dilakukan secara cepat Yuwanta (2000), hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti stress karena ayam yang mencoba melepaskan diri saat akan ditangkap dan perlakuan yang terlalu kasar sehingga alat ukur kurang bekerja optimal. Pengukuran suhu rectal pada burung merpati yang kami lakukan telah didapatkan data temperatur rectal yang rata-ratanya 42,030C. Hasil pengukuran pelepasan panas yang kami dapatkan rata-ratanya adalah 42,9 C. Williamson dan Payne (1993) mengatakan bahwa suhu pada burung merpati adalah antara kisaran 40,400C sampai 44,000C sehingga merpati dalam keadaan normal. Pengukuran suhu pelepasan panas pada kelinci di luar ruangan mengalami peningkatan dari suhu ruang 37,230C menjadi 39,70C. Perbedaan tersebut disebabkan karena panas dari sinar matahari yang menyebabkan suhu tubuh pada kelinci juga meningkat dengan cepat. Metabolisme kelinci juga sangat sensitif terhadap perubahan suhu lingkungan internal seekor hewan sehingga panas menyerap dengan cepat ke dalam tubuh kelinci.Pengukuran suhu pelepasan panas pada ayam di luar ruangan mengalami peningkatan dari suhu ruang 40,470C menjadi 41,70C. Temperatur tubuh pada unggas berkisar antara 390C sampai 410C Perbedaan tersebut disebabkan karena panas dari sinar matahari yang menyebabkan suhu tubuh pada ayam juga meningkat dengan cepat. Metabolisme ayam juga sangat sensitif terhadap perubahan suhu lingkungan internal seekor hewan sehingga panas menyerap dengan cepat ke dalam tubuh ayam. Pengukuran pelepasan panas jelas tidak sesuai dengan tinjauan pustaka tersebut karena melebihi kisaran normal yaitu 410C, hal ini disebabkan karena kondisi ayam yang sedang tidak normal atau stress karena suhu lingkungan yang terlalu panas. Pengukuran suhu pelepasan panas pada burung merpati di luar rungan mengalami perbedaan dari suhu ruang 42,030C menjadi 42,90C. Perbedaan antara suhu rectal dengan suhu pelepasan panas burung merpati mengalami sedikit perbedaan yang tidak terlalu mencolok. Perbedaan tersebut disebabkan karena cuaca yang mulai mendung sehingga panas yang dihasilkan tidak maksimal dan menyebabkan terjadi selisih suhu yang tidak mencolok.Suhu lingkungan dapat dilihat bahwa mempengaruhi suhu tubuh. Suhu lingkungan panas maka suhu tubuh juga akan meningkat, karena untuk menyeimbangkan suhu tubuh dalam batas yang ditolerir maka kelebihan panas akan dikeluarkan. Temperatur lingkungan yang lebih rendah dari temperatur tubuh, secara normal akan terjadi kerja urat daging meningkat. Peningkatan kerja urat daging ini akan dapat meningkatkan produksi panasG. Uji Kebuntingan1. Hasil pengamatanTabel 8. Hasil Pengamatan Sperma Katak pada Hewan PercobaanGambarKeterangan

Gambar 2. Sperma Katak1. Kepala sperma2. Badan sperma3. Ekor sperma4. Plasma

Sumber : Laporan Sementara Praktikum Fisiologi Ternak 2015 2. PembahasanPelaksanaan uji coba kebuntingan kurang berjalan baik, seharusnya setelah urine wanita hamil dimasukkan ke dalam tubuh katak jantan dewasa melalui saccus abdominalis, dengan selang waktu beberapa saat, dengan mudah urine akan keluar dengan sendirinya. Didalam pelaksanaan praktikum, setelah urine wanita hamil disuntikan ke dalam tubuh katak, dan ditunggu beberapa menit urine tidak keluar, sehingga harus dengan bantuan yaitu dipencet pada bagian di sekitar kloaka dengan menggunakan jari.Membran yang mencapai ovum, sperma tersebut berfusi dengan membran, tampaknya fusi tersebut diperantarai oleh suatu protein dipermukaan kepala sperma yang mirip dengan protein fusi virus yang memungkinkan virus menyerang sel. Fusi tersebut menghasilkan sinyal untuk memulai perkembangan. Fusi juga menyebabkan reduksi potensial membran ovum yang mencegah polisperma, yaitu sebuah pembuahan ovum oleh lebih dari sperma (Ganong, 1995).Praktikum uji kebuntingan ini bertujuan untuk mengetahui suatu kebuntingan dilakukan melalui tes galimainini. Tes galimainini yaitu suatu cara yang dilakukan untuk melakukan pengamatan terhadap urine wanita yang hamil tua, antara 7-9 bulan dan diambil saat pertama kali buang air kecil setelah bangun pagi. Urine yang dilakukan benar-benar dari wanita hamil maka akan terlihat adanya sperma pada urine wanita hamil tersebut jika di lihat dengan mikroskop. Setelah urine keluar, dan diambil kemudian diamati dengan menggunakan mikroskop, di dalam urine tersebut tampak adanya sperma. Hanya saja sperma sudah dalam keadaan mati. Sperma terdiri tiga bagian yaitu kepala sperma terlihat besar dan menonjol. Bagian kedua adalah badan sperma, yang letaknya di bawah kepala sperma. Ketiga adalah bagian ekor sperma yang terletak di bagian ujung sperma.

V. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulana. Rata-rata frekuensi respirasi tertinggi pada domba yaitu 108,67 kali permenit. b. Rata- rata frekuensi respirasi terendah sapi yaitu 25 kali permenit.c. Faktor yang mempengaruhi frekuensi respirasi adalah temperatur tubuh, emosi, hormonal, ketakutan dan stress. d. Pengukuran tekanan jantung tertinggi pada ayam yaitu 197,67 kali permenit.e. Pengukuran tekanan jantung terendah pada sapi yaitu 68,67 kali per menit.f. Faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi tekanan darah adalah temperatur tubuh, emosi, hormonal, usia dan ketakutan.g. Waktu pendarahan tertinggi pada merpati yaitu 96 detik.h. Waktu pendarahan terendah pada kelinci yaitu 30 detik.i. Waktu pendarahan tergantung pada efisiensi cairan tenunan darah atau fibrin dan lamanya pendarahan dipengaruhi oleh dalamnya luka.j. Pembekuan darah rata-rata tertinggi pada ayam yaitu 90 detik.k. Pembekuan darah rata-rata terendah pada kelinci yaitu 28 detik. l. Faktor yang mempengaruhi pembekuan darah adalah kerja dari trombokinase dan faktor lingkungan, berangin atau tidak.m. Darah terdiri dari 3 komponen yaitu sel darah merah, sel darah putih dan keping darah yang bentuk dan susunan komponen darah suatu hewan berbeda-beda.n. Semakin tipis preparat ulas darah, maka semakin terlihat jelas gambar komponen serta bentuk darah.o. Temperatur rectal pada unggas lebih tinggi daripada mamalia karena proses metabolisme pada unggas lebih tinggi daripada mamalia.p. Rata-rata temperatur rectal tertinggi pada ayam yaitu 40,470C, q. 35Rata-rata temperatur rectal terendah pada kelinci yaitu 37,230C.r. Urine wanita hamil bisa dijadikan sebagai alat untuk membuktikan apakah wanita tersebut benar-benar hamil.s. Urine wanita hamil mengandung hormon gonadotropin yang merangsang testis untuk menghasilkan sperma.t. Urine yang di gunakan untuk uji kebuntingan adalah urine pada pagi hari dan merupakan urine pertama yang dikeluarkan dan sperma mempunyai tiga bagian yaitu kepala sperma, badan sperma dan bagian yang ketiga adalah ekor sperma.B. Saran1. Praktikan dalam melaksanakan praktikum harus hati-hati dan teliti.2. Co-Ass diharapkan lebih sabar dalam membimbing mahasiswa yang praktikan.3. Adanya waktu mengerjakan laporan bersama assisten agar kami benar-benar tidak terjadi kesalahan sedikitpun atas penulisan laporan dan bisa langsung bertanya jika terjadi keliruan.4. Sebaiknya alat-alat yang digunakan dalam praktikum diperbanyak lagi, sehingga praktikum dapat cepat selesai tanpa menunggu gantian dalam pemakaian alat tersebut.5. Mikroskop diharapkan yang berfungsi dengan baik sehingga memperlancar praktikan juga.6. Sebaiknya tidak terjadi pemborosan kertas maka pengumpulan laporan menggunakan soft file terlebih dahulu, dicetak setelah diizinkan assisten.

1