laporan fistek jeruk
TRANSCRIPT
Teknologi Pasca Panen Pada Komoditas Buah Jeruk Siam
(Citrus nobilis LOUR var microcarpa)
Disusun oleh :
Ketua :
Dyanika Maharani 125100109011003 (Absen )
Anggota :
Wirayani Febi 125100109011002 (Absen )
Yayah Afriyah 125100109111001 (Absen )
Mata Kuliah Fisiologi Teknologi Pasca Panen
Kelas D
Hari Rabu
Jam Tatap Muka 10.00-11.50 WIB
JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG
2013
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II
PENANGANAN PASCA PANEN
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Jeruk merupakan salah satu komoditas unggulan yang akan dikembangkan
Propinsi Sumatera Utara dan termasuk komoditas prioritas yang akan menjadi
fokus penelitian Badan Litbang Pertanian. Buah jeruk siem memiliki nama latin
Citrus nobilis LOUR var microcarpa. Secara umum jeruk terdiri atas banyak
spesies, namun terdapat enam spesies utama, yaitu:jeruk nipis (Citrus
aurantifolia), jeruk besar (Citrus maxima), jeruk sukade (Citrus medica L), limau
gedang (Citrus x paradisi marcf), jeruk keprok (Citrus nobilis) dan jeruk manis
(Citrus sinensis).
Sebagai komoditas hortikultura, buah jeruk segar pada umumnya memiliki
sifat mudah rusak karena mengandung banyak air dan setelah dipanen
komoditas ini masih mengalami proses respirasi, transpirasi dna pematangan.
Buah jeruk harus mendapatkan teknologi pasca panen yang tepat agar
kesegaran sekaligus umur simpannya dapat bertahan lama.
Penanganan pasca panen buah jeruk yang tidak tepat dapat
mengakibatkan kehilangan hasil (penampakan, susut bobot dan penurunan nilai
gizi) yang tinggi. Kehilangan hasil pasca panen buah jeruk dapat disebabkan
oleh cara panen yang tidak tepat, penampakan yang kurang menarik karena
adanya bintik coklat atau hitam pada permukaan kulit buah atau warna kulit buah
yang tidak seragam, ukuran dan tingkat ketuan yang tidak seragam, teknik
pengemasan dan pengankutan yang tidak tepat, higine pegawai dan sanitasi
peralatan atau perlengkapan yang kurang.
Teknologi penanganan pasca panen buah jeruk siem madu sebenarnya
bisa diadaptasi dari teknologi penanganan pasca penen buah jeruk jenis lain,
tentunya dengan beberpa modifikasi bila diperlukan. Teknologi penanganan
pasca panen pada buah jeruk pada umumnya meliputi : pemanenan, pencucian
dan pembersihan, sortasi dan pengkelasan (grading), penguningan (degreening),
pelapisan lilin (waxing), penyimpanan, pengemasan dan penganggkutan.
Buah jeruk harus dipanen pada saat yang tepat, tidak boleh terlalu muda
atau terlalu tua, agar diperoleh kualitas buah yang baik. Jeruk tidak boleh
dipanen terlalu muda karena termasuk buah non-klimakterik yaitu tidak
mengalami pematagan selama pemeraman. Juga tidak boleh dipanen terlalu tua
karena waktu penyimpanannya akan pendek.
Proses kematangan buah jeruk ditandai oleh perubahan warna kulit, wasa
menjadi lebih manis, rasa asam atau hambar berkurang dan kadar jusnya
meningkat maksim dan kemudian turun lagi. Jeruk yang matang ditandai oleh
kadar jus dan rasio total padatan terlarut (TPT) dengan presentase asam sitrat
bebas air dalam jus. Buah jeruk siap dipanen bila kandungan jusnya 33-40% dan
nilai TPT nya 10-12° Brix.
Buah jeruk mudah menjadi rusak dalam penanganan bila dipetik dalam
keadaan basah. Kulitnya dapat membengkak sewaktu basah dan mudah menjadi
memar atau tergores, lonyoh karena sinar matahari dan menunjukkan sel-sel
berminyak. Waktu pemetikan hendaknya dilakukan pada saat matahari suudah
bersinar dan tidak ada lagi embun, sekitar jam 9 pagi sampai sore. Pemanenan
dapat dilakukan dengan memetik atau menggunting buah dari pohon. Pemetikan
buah dengan tangan dilakukan dengan cara memegang buah kemudian diputar
sedikit dan ditarik kebawah hingga lepas dari tangkainya.