laporan fisiologi 3 kelompok

19
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI KESANGGUPAN KARDIOVASKULER KELOMPOK : C-2 No Nama anggota kelompok NIM Tanda tangan 1 Weldhy Cynda Putra T 102007195 2 Shinta Lestariyanti 102010045 3 Zebriyandi 102010102 4 Frisca 102011037 5 Malaura Elfrida Simarmata 102011108 6 Lia Angelina Simbolon 102011146 7 Pratami F. Rieuwpassa 102011195 8 Catherine Dorinda 102011293 9 Alexandro Wiyanda 102011296 10 Stephania Sofia Inguliman 102011402 11 Anthony Gunawan 102011412 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Upload: liaangelinasimbolon

Post on 27-Dec-2015

18 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Fisiologi 3 Kelompok

N

o

Nama anggota kelompok NIM Tanda tangan

1 Weldhy Cynda Putra T 102007195

2 Shinta Lestariyanti 102010045

3 Zebriyandi 102010102

4 Frisca 102011037

5 Malaura Elfrida Simarmata 102011108

6 Lia Angelina Simbolon 102011146

7 Pratami F. Rieuwpassa 102011195

8 Catherine Dorinda 102011293

9 Alexandro Wiyanda 102011296

10 Stephania Sofia Inguliman 102011402

11 Anthony Gunawan 102011412

Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Krida Wacana

Jakarta

Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731

KESANGGUPAN KARDIOVASKULAR

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

KESANGGUPAN KARDIOVASKULER

KELOMPOK : C-2

Page 2: Laporan Fisiologi 3 Kelompok

A. TES PENINGGIAN TEKANAN DARAH DENGAN PENDINGINAN (COLD-

PRESSOR TEST)

I. TUJUAN

Untuk membuktikan adanya peninggian tekanan darah dengan adanya cold-

pressor test atau dengan perlakuan pendinginan.

II. LANDASAN TEORI

Tekanan darah pada pembuluh darah dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor dasar

yang mempengaruhinya adalah cardiac output, total tahanan perifer pembuluh darah di

arteriola, volume darah, dan viskositas darah. Dengan faktor tersebut, tubuh kita

melakukan kontrol agar tekanan darah menjadi normal dan stabil. Pengaturan pembuluh

darah yang bekerja dalam mengontrol tekanan darah yaitu pengaturan lokal, saraf dan

hormonal.

Kontrol lokal (intrinsik) adalah perubahan-perubahan di dalam suatu jaringan yang

mengubah jari-jari pembuluh, sehingga alirah darah ke jaringan tersebut berubah melalui

efek terhadap otot polos arteriol jaringan. Kontrol lokal sangat penting bagi otot rangka

dan jantung, yaitu jaringan-jaringan yang aktivitas metabolik dan kebutuhan akan

pasokan darahnya sangat bervariasi, dan bagi otak, yang aktivitas metabolic

keseluruhannya dan kebutuhan akan pasokan darah tetap konstan. Pengaruh-pengaruh

lokal dapat bersifat kimiawi atau fisik.

I. Tes peninggian tekanan darah dengan pendinginan (Cold-presor test)

Perubahan temperatur lingkungan menjadi dingin merupakan salah satu

contoh pengaruh fisik lokal pada otot, sehingga tekanan darah dapat berubah.

Bila pada pendinginan, tekanan sistolik naik lebih besar dari 20 mmHg dan

tekanan diastolik lebih dari 15 mmHg dibandingkan dengan tekanan basal, maka o.p

tergolong hiperreaktor.

Bila kenaikan tekanan darah o.p masih di bawah angka-angka tersebut, o.p

tergolong hiporeaktor.

Page 3: Laporan Fisiologi 3 Kelompok

III. ALAT YANG DIPERLUKAN

1. Sfigmomanometer

2. Ember kecil berisi air es dan thermometer kimia

3. Pengukur waktu (arloji atau stopwatch)

IV. CARA KERJA

1. Suruhlah orang percobaan berbarig telentang dengan tenang selama 20 menit.

2. Selama menunggu pasanglah manset sfigmomanometer pada lengan kanan

atas orang percobaan.

3. Setelah OP berbaring 20 menit, tetapkanlah tekanan darahnya setiap 5 menit

sampai terdapat hasil yang sama 3 kali berturut-turut (tekanan basal).

4. Tanpa membuka manset suruhlah OP memasukkan tangan kirinya kedalam air

es (40C) sampai pergelangan tangan.

5. Pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan, tetapkanlah tekanan sistolik dan

diastoliknya.

6. Catatlah hasil pengukuran tekanan darah OP selama pendinginan. Bila pada

pendinginan tekanan sistolik naik lebih besar dari 20 mmHg dan tekanan

diastolic lebih dari 15 mmHg dari tekanan basal, maka OP termasuk golongan

hiperreaktor. Bila kenaikan tekanan darah OP masih dibawah angka-angka

tersebut diatas, maka OP termasuk gologan hiporeaktor.

7. Suruhlah OP segera mengeluarkan tagan kirinya dari es dan tetapkanlah

tekanan sistolik dan diastoliknya setiap 2 menit sampai kembali ke tekanan

darah basal.

8. Bila terdapat kesukaran pada waktu mengukur tekanan sistolik dan diastolic

pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan, percobaan dapat dilakukan dua

kali.

Pada percobaan pertama hanya dilakukan penetapan tekaan sistolik pada

detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan.

Suruhlah OP segera mengeluarkan tanga kirinya dari es dan tetapkanlah

tekanan sistolik dan diastoliknya setiap 2 menit sampai kembali ke tekanan

darah basal.

Setelah tekanan darah kembali ke tekanan basal, lakukalah percoaan yang

kedua untuk menetapkan tekanan diastolic pada detik ke 30 dan detik ke

60 pendinginan.

Page 4: Laporan Fisiologi 3 Kelompok

V. HASIL PERCOBAAN

Tekanan darah basal OP: 110/80

Tekanan darah setelah tangan dicelupkan ke air dingin:

Menit ke 30: 120/80

Menit ke 60: 120/90

Pemulihan : tiap 2 menit

Tekanan darah ke-1 : 120/80

Tekanan darah ke-2 : 118/70

Tekanan darah ke-3 : 114/70

Tekanan darah ke-4 : 111/70

VI. PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini sangat berhubungan dengan tekanan darah. Tekanan darah

adalah kekuatan darah untuk melawan dinding pembuluh darah. Tekanan darah

merupakan salah satu tanda-tanda vital yang sering diukur dan ,tentu saja,tekanan

darah yang normal penting bagi kehidupan. Banyak hal yang dapat mempengaruhi

tekanan darah, salah satunya adalah perubahan suhu. Hal ini disebabkan karena saat

terjadi perubahan suhu terjadi perangsangan saraf simpatis yang mempengaruhi

jantung dan pembuluh darah. Stimulasi saraf simpatis akan menyebabkan naiknya

frekuensi dan kekuatan otot jantung. Hal ini akan meningkatkan curah jantung

sehingga tekanan darah turut meningkat.

Vasokonstriksi pembuluh darah akibat stimulasi saraf simpatis dapat

meningkatkan tekanan darah. Vasokonstriksi meningkatkan aliran balik darah ke

jantung melalui vena yang akan meningkatkan volume sekuncup. Peningkatan volume

sekuncup dapat meningkatkan curah jantung sehingga tekanan darah meningkat.

Ketika terjadi penurunan suhu, rangsangan dari saraf simpatis menyebabkan

terjadinya respon dengan vasokontriksi pembuluh darah perifer untuk mengurangi

penguapan panas melalui kulit. Selain itu, juga terjadi peningkatan aktivitas

termogenesis untuk meningkatkan suhu tubuh. Untuk meningkatkan termogenesis

diperlukan peningkatan proses metabolisme. Sebagai kompensasi dari meningkatnya

Page 5: Laporan Fisiologi 3 Kelompok

proses metabolisme, maka jantung akan memompa darah lebih banyak ke dalam sel

dan jaringan untuk menyalurkan oksigen dan nutrisi yang diperlukan untuk proses

metabolisme. Agar darah yang dipompa lebih banyak maka curah jantung harus

meningkat, meningkatnya curah jantung juga akan diikuti dengan peningkatan

tekanan darah.

Pendinginan dapat menimbulkan vasokonstriksi. Vasokonstriksi menimbulkan

peningkatan kontraksi otot polos sirkular di dinding arteriol yang menyebabkan

penurunan resistensi dan peningkatan aliran melalui pembuluh.

Dari hasil percobaan, tekanan darah OP pada saat basal adalah 110/80 mmHg.

Dengan dimasukkannya tangan kiri ke dalam baskom yang berisi air dingin, tekanan

darah OP naik menjadi 120/90 mmHg pada detik ke 60. Hal ini disebabkan karena

vasokonstriksi pembuluh darah sehingga tekanan darah akan naik. Meletakkan tangan

dalam air yang dingin menyebabkan vasokonstriksi setempat dan pengeluaran keringat

setempat menjadi terhenti. Air es ini berfungsi sebagai stressor yang dapat memicu

respon tubuh, salah satunya seperti yang telah dijelaskan, adalah dengan meningkatkan

tekanan darah. Kemudian, hasil pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah tangan

dicelupkan ke dalam air dibandingkan. Bila perubahan tekanan sistolik >20 mmHg dan

Diastolik > 15 mmHg dari keadaan basal, orang percobaan termasuk dalam kelompok

hipereaktor, bila perubahan tekanan lebih kecil disebut hiporeaktor.

Refleks ini disebabkan oleh efek suhu setempat yang langsung pada pembuluh

darah. Tekanan darah diastolik OP naik hingga 10 mmHg sedangkan tekanan diastoliknya

naik hingga 10 mmHg dari tekanan basal. Hal ini mengindikasikan bahwa OP termasuk

golongan hiporeaktor.

Setelah tangan dikeluarkan dari air es, dilakukan pemeriksaan tekanan darah

hingga tekanan darah kembali ke tekanan darah pada saat OP dalam keadaan basal.

Ternyata, OP membutuhkan 8 menit untuk pemulihan.

VII. KESIMPULAN

Efek pendinginan menyebabkan tekanan darah seseorang meningkat disebabkan karena

terjadinya vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh darah.

Page 6: Laporan Fisiologi 3 Kelompok

B. Percobaan naik turun bangku (Harvard step test)

CARA KERJA

1. Suruhlah orang percobaan berdiri menghadap bangku setinggi 19 inci sambil

mendengarkan detakan sebuah metronom dengan frekuensi 120 kali per menit.

2. Suruhlah orang percobaan menempatkan salah satu kakinya di bangku, tepat

padasatu detakan metronom.

3. Pada detakan berikutnya (dianggap sebagai detakan kedua) kaki lainnya

dinaikkanke bangku sehingga orang percobaan berdiri tegak di atas bangku.

4. Pada detakan ketiga, kaki yang pertama kali naik diturunkan.

5. Pada detakan keempat, kaki yang masih di atas bengku diturunkan ulang

sehinggaorang percobaan berdiri tegak lagi di depan bangku.

6. Siklus tersebut diulang terus-menerus sampai OP tidak kuat lagi tetapi tidak lebih

dari 5 menit. Catatlah berapa lama percobaan tersebut dilakukan dengan

menggunakan sebuah stopwatch.

7. Segera setelah itu OP disuruh duduk. Hitunglah dan catatlah frekuensi denyut

nadiselama 30 detik sebanyak 3 kali masing-m,asing dari 0´-30´, dari 1´-130´ dan

dari 2´-2´30´.

8. Hitunglah indeks kesanggupan orang percobaan serta berikan penilaiannya

menurut 2 cara berikut ini:

HASIL PERCOBAAN :

1. Cara lambat :

Indeks Kesanggupan Badan = lama naik turun dalam detik x 100

2 x jumlah ketiga denyut nadi per 30’’

Penilaiannya :

< 55 = keanggupan kurang

55-64 = kesanggupan sedang

65-79 = kesanggupan cukup

Page 7: Laporan Fisiologi 3 Kelompok

80-89 = kesanggupan baik

> 90 = kesanggupan amat baik

2. Cara cepat :

Indeks Kesanggupan Badan = lama naik turun dalam detik x 100

5.5 x harga denyut nadi per 30’’pertama

Penilaiannya :

< 50 = kurang

50-80 = sedang

>80 = baik

Denyut nadi awal = 65x/menit

Kesanggupannya berhenti pada 3 menit 35 detik diubah ke detik menjadi 215 detik

Denyut setelah melakukan Harvard step test, sbb: ( pemeriksaan dilakukan selang waktu 30

detik)

- 36x/30 detik = 72x/menit

- 35x/30 detik = 70x/menit

- 32x/30 detik = 64x/menit

Jadi, indeks kesanggupan badan OP dalam cara:

a. Cara lamban

Lama naik turun dalam detik x 100

2 x jumlah ketiga harga denyut nadi tiap 30”

215 detik x 100 104

2 x (36+35+32)

Sehingga kesanggupan OP lebih dari 90 = amat sangat baik

=

= =

Page 8: Laporan Fisiologi 3 Kelompok

b. Cara cepat

Lama naik turun dalam detik x 100

5.5 x jumlah ketiga harga denyut nadi tiap 30”

215 detik x 100 108,58

5.5 x 36

Jadi kesanggupan OP lebih dari 90 artinya amat sangat baik

LANDASAN TEORI

Tes Harvard adalah salah satu jenis tes stress jantung untuk mendeteksi atau

mendiagnosa penyakit kardiovaskuler. Tes ini juga baik digunakan dalam penilaian

kebugaran, dan kemampuan untuk pulih dari kerja berat. Semakin cepat jantungberdaptasi

(kembali normal), semakin baik kebugaran tubuh.

Saat berolahraga, terjadi peningkatan metabolisme dalam tubuh. Hal ini mempengaruhi

tekanan darah, dan termasuk sebagai pengaruh lokal kimiawi. Sebab olahraga menyebabkan:

a. Penurunan O2 oleh karena sel-sel yang aktif melakukan metabolisme menggunakan

lebih banyak O2 untuk fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP.

b. Peningkatan CO2 sebagai produk sampingan fosforilasi oksidatif

c. Peningkatan asam – lebih banyak asam karbonat yang dihasilkan dari peningkatan

produksi CO2 akibat peningkatan aktivitas metabolic. Juga terjadi penimbunan asam

laktat apabila yang digunakan untuk menghasilkan ATP adalah jalur glikolitik.

d. Peningkatan K+ -- potensial aksi yang terjadi berulang-ulang dan mengalahkan

kemampuan pompa Na+ untuk mengembalikan gradient konsentrasi istirahat,

menyebabkan peningkatan K+ di cairan jaringan.

=

= =

Page 9: Laporan Fisiologi 3 Kelompok

e. Peningkatan osmolaritas ketika metabolism sel meningkat karena meningkatnya

pembentukan partikel-partikel yang secara osmotis aktif.

f. Pengeluaran adenosin sebagai respon terhadap peningkatan aktivitas metabolism atau

kekurangan O2, terutama di otot jantung.

g. Pengeluaran prostaglandin

h. Tekanan sistolik dan diastolik dalam keadaan istirahat dan dalam keadaan setelah

beraktivitas (misalnya : olahraga) akan berbeda karena saat olahraga terjadi

peningkatan aliran balik vena.

i. Efek aktivitas otot rangka selama berolahraga adalah salah satu cara untuk

mengalirkan simpanan darah di vena ke jantung. Penekanan vena eksternal ini

menurunkan kapasitas vena dan meningkatkan tekanan vena. Peningkatan aktivitas

otot mendorong lebih banyak darah keluar dari vena dan masuk ke jantung.

Aliran darah di otot rangka sangat meningkat sewaktu olahraga

Aliran darah rerata ke otot rangka dalam keadaan istirahat adalah 3-4 ml/mnt/100

gram otot. Sewaktu olahraga, laju ini dapat meningkat 15-25 kali lipat, dan curah jantung

meningkat hingga 6 atau 7 kali normal. Peningkatan aliran darah ini diperlukan untuk

menyalurkan nutrient tambahan ke otot yang sedang bekerja dan untuk membuang produk

sampingan kontrkasi otot. Sewaktu otot rangka berkontraksi , aliran darah otot turun drastis,

tetapi aliran ini cepat meningkat di antara kontraksi.

Faktor vasodilator meningkatkan aliran darah otot sewaktu olahraga

Kontraksi otot meningkatkan laju metabolik jaringan ini, yang pada gilirannya menurunkan

kkonsentrasi oksigen di jaringan; penurunan konsentrasi oksigen menyebabkan pembuluh

darah melebar. Selian itu, otot rangka yang bekerja juga mengeluarkan berbagai faktor

vasodilator, termasuk yang berikut:

1. Adenosin

2. Ion kalium

3. Ion hidrogen

Page 10: Laporan Fisiologi 3 Kelompok

4. Asam laktat

5. Karbondioksida

Pengaktifan simpatis menurunkan aliran darah dan otot rangka

Sewaktu stimulasi simpatis pasif, seperti terjadi pada syok sirkulasi, aliran darah ke otot

rangka dapat berkurang hingga seperempat dari normal. Efek ini disebabkan oleh efek

langsung stimulasi saraf simpatis dan pembebasan norepinefrin dan epinefrin dari adrenal.

Stimulasi saraf simpatis dan pelepasan noreepinefrin dari adrenal terutama merangsang

reseptor alfa adrenergic, dan epinefrin yang dikeluarkan dari adrenal terutama merangsang

reseptor beta adrenergik. Stimulasi reseptor alfa menyebabkan vasokontriksi, sedangkan

stimulasi beta perifer menyebaban vasodilatasi.

Perubahan kardiovaskular sewaktu olahraga menyalurkan lebih banyak nutrien dan

membuang lebih banyak produk sampingan metabolic dari otot yang berolahraga

Perubahan kardiovaskular yang terjadi sewaktu olahraga mencakup berikut:

Impuls simpatis massif, yang meningkatkan kecepatan denyut dan kekuatan jantung

serta menyebabkan konstriksi arteriol serta venokonstriksi di semua pembuluh darah

kecuali otot yang bekerja, otak, dan pembuluh koronaria.

Berkurangnya impuls parasimpatis, yang juga meningkatkan kecepatan denyut

jantung.

Vasodilatasi lokal di otot yang bekerja, yang menurunkan resistensi terhadap aliran

balik vena.

Meningkatnya aliran balik vena dan curah jantung, akibat peningkatan tekanan

pengisian sistemik rerata, berkurangnya resistensi terhadap aliran balik vena, dan

peningkatan kekuatan jantung.

Meningkatnya tekanan pengisian sistemik rerata, terutama akibat venokonstriksi

meskipun juga dapat karena kontriksi arteriol.

Meningkatnya tekanan arteri rerata, suatu akibat penting dari penngkatan aktivitas

simpatis sewaktu olahraga. Penyebab meningkatnya tekanan ini adalah kontriksi

arteriol dan arteri kecil, meningkatnya kontraktilitas jantung, dan meningkatnya

tekanan pengisian sistemik rerata.

Peningkatan tekanan arteri dapat berkisar dari 20-80 mm Hg bergantung pada Janis

olahraga yang dilakukan. Jika olahraga dilakukan di bawah kondisi tegang, misalnya

Page 11: Laporan Fisiologi 3 Kelompok

olahraga isometric, ketika banyak otot yang berkontraksi dalam jangka lama, terjadi

peningkatan besar tekanan arteri. Jika olahraga lebih bersifat isotonic, misalnya berenang

atau lari atau lari, tekanan arteri tidak terlalu meningkat.

Jika tekanan arteri digcegah untuk meningkat sewaktu olahraga, misalnya pada pasien

dengan gangguan kengenital sistem saraf simpatis, curah jantung hanya dapat meningkat

hingga sepertiga daripada yang seharusnya. Jika tekanan arteri dibiarkan meningkat secara

normal, aliran darah ke otot rangka meningkat secara normal dari sekitar 1 L/mnt sewaktu

istirahat menjadi 20 L/mnt sewaktu olahraga. Jika tekanan arteri dicegah untuk meningkat

sewaktu olahraga, aliran darah otot rangka jarang meningkat lebih dari delapan kali lipat.

Peningkatan tekanan arteri membantu meningkatkan aliran darah dengan mendorong

darah melalui sistem arteri dan kembali ke jantung dan memperlebar arteriol, yang

menurunkan resistensi perifer total dan memungkinkan lebih banyak darah mengalir melalui

otot rangka dan kembali ke jantung.

Sirkulasi koronaria

Aliran darah koronaria dalam keadaan istirahat adalah sekitar 225 ml/mnt dan dapat

meningkat tiga hingga empat kali lipat sewaktu olahraga. Aliran koronaria disalurkan ke otot

hantung terutama melalui arteri koronaria kiri, yang mendarahi sebagian besar ventrikel kiri,

dan arteri koronaria kanan, yang mendarah I ventrikel kanan, dan sebagian dari bagian

posterior ventrikel kiri. Seperti otot rangka, aliran ke dalam otot jantung menurun sewaktu

kontraksi otot, yang dijantung bersamaan dengan sistol. Aliran menurun banyak di pembuluh

subendokardium karena pembuluh-pembuluh ini terletak di bagian tengah otot jantung.

Pembuluh permukaan, pembuluh epikardium, tidak banyak mengalami penurunan sewaktu

sistol.

Pada aliran koronaria, control oleh metabolisme lokal lebih berperan daripada kontrol.

Pada penurunan konsentrasi oksigen otot jantung, terjadi pelepasan bebrapa fakrot

vasodilator, termasuk yang berikut:

• Adenosine

• Senyawa adenosine fosfat

• Ion kalium

• Ion hidrogen

Page 12: Laporan Fisiologi 3 Kelompok

• Karbondioksida

• Bradikinin

• Prostaglandin

Pembebasan faktor-faktor vasodilator ini tejradi sebagai respons terhadap perubahan

metabolisme lokal dan penting untuk mengatur aliran koronaria; sebagian besar dari faktor ini

berperan dalam vasodilatasi otot yang bekerja. Salah satu regulator aliran koronaria

terpenting adalah adenosine. Aliran koronaria juga dipengaruhi oleh saraf simpatis.

Dibandingkan dengan faktor vasodilator, efek simpatis pada aliran koronaria biasanya

sedang. Pembuluh epikardium lebih banyak memiliki resptor alfa sehingga mengalami

konstriksi sewaktu stimulasi simpatis. Sebaliknya, arteri-arteri subendokardium lebih anyak

memiliki reseptor beta dan mengalami vasodilatasi seaktu stimulasi simpatis. Efek

keseluruhan stimulasi simpatis adalah penurunan ringan aliran koronaria. Kontrol aliran

koronaria merupakan hal penting karena untuk metabolisme jantung yang normal diperlukan

penyaluran oksigen yang konstan. Metabolisme lemak, yang memerlukan oksigen, biasanya

memasok 70% energi untuk jantung. Pada kondisi iskemik sedangm glikolisis anaerob dapat

memasok energi bagi metabolisme jantung.

I. PEMBAHASAN

Dari percobaan Harvard Step Test, kita dapat menentukan indeks kesanggupan badan

seseorang dalam melakukan aktivitas otot. Melalui cara perhitungan yang telah dijelaskan

diatas, terlihat dengan jelas bahwa indeks kesanggupan badan sangat bergantung dari lama

orang tersebut mampu terus menerus naik-turun bangku dan frekuensi denyut nadinya segera

setelah ia melakukan aktivitas tersebut. Semakin lama ia mampu bertahan naik-turun bangku

dan semakin cepat frekuensi denyut nadinya pulih ke frekuensi normal, maka semakin baik

pula kesanggupannya.

Pada prinsipnya olahraga diharapkan dapat meningkatkan kapasitas fungsional

individu dan menurunkan kebutuhan oksigen otot jantungyang diperlukan pada tingkatan

latihan fisik, baik pada orang sehat maupun orang sakit. Pada latihan fisik akan terjadi dua

perubahan pada sistem kardiovaskular yaitu peningkatan curah jantung dan redistribusi aliran

darah dari organ yang kurang aktif ke organ yang aktif. Peningkatan curah jantung dilakukan

dengan meningkatan isi sekuncup dan denyut jantung.

Page 13: Laporan Fisiologi 3 Kelompok

Kesanggupan badan seseorang dinyatakan dengan Indeks Kesanggupan Badan (IKB)

yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus di atas. Semakin besar nilai dari IKB

seseorang maka kesanggupan badannya semakin baik.

II. KESIMPULAN

Kerja fisik yang berat mengakibatkan peningkatan kebutuhan O2 dan

perangsangan saraf simpatis pada jantung sehingga jantung meningkatkan curah

jantungnya dan denyut nadi pun akan ikut meningkat

DAFTAR PUSTAKA

1. Andrajati, Retnosari dkk. Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia. Depok: Departemen Farmasi FMIPA UI, 2008.