laporan fisio spirometri

9
Disusun oleh : Kelompok C7 Claudia Kristina / 10-2011-003 (Ketua Kelompok) Alvin Anthonius Paulus / 10-2011-020 Febriany Gotamy / 10-2011-075 Dhita Aprilia Anjoti / 10-2011-140 Kevin Giovanno / 10-2011-208 Grace Stephanie Manuain / 10-2011-266 Puspa Mayanovi Jonnarita Paulus / 10-2011-351 Eifraimdio Paisthalozie / 10-2011-384 1

Upload: steven

Post on 06-Nov-2015

15 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Spirometri

TRANSCRIPT

Disusun oleh :Kelompok C7Claudia Kristina / 10-2011-003 (Ketua Kelompok)Alvin Anthonius Paulus / 10-2011-020Febriany Gotamy / 10-2011-075Dhita Aprilia Anjoti / 10-2011-140Kevin Giovanno / 10-2011-208Grace Stephanie Manuain / 10-2011-266Puspa Mayanovi Jonnarita Paulus / 10-2011-351Eifraimdio Paisthalozie / 10-2011-384

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510. No. Telp (021) 5694-2061,Tahun Ajaran 2011/2012I. Tujuan Untuk melakukan pengukuran volume serta kapasitas paru dengan spirometer.II. Alat dan Bahan1. Spirometer2. Spirometer digital 3. Tissue4. Penjepit hidung5. Pipa mulut disposable6. Pengukur berat badan7. Pengukur tinggi badan

III. Persiapan 1. Isi bejana biru dengan air sampai tanda garis pengisian. Gunakan pegangan tangan di samping bejana untuk membawa bejana.2. Tekan sungkup putih perlahan-lahan kebawah untuk meyakinkan penempatannya di dasar bejana biru.3. Masukkan pipa mulut yang disposable ke ujung pipa plastik yang fleksibel. Selalu gunakan pipa mulut disposable yang baru setiap penggantian OP.4. Tempatkan garis penunjuk pada garis 0 yang terdekat dengan ujung lengan skala, dengan mengatur cakram penunjuk yang harus berada di sebelah kanan garis penunjuk.5. Bila mengukur volume inspirasi letakkan cakram penunjuk di sebelah kiri garis penunjuk di garis 0 yang terdekat dengan pangkal lengan skala.

IV. Cara pengukuran1. Pakai penjepit hidung.2. Pengukuran TV (Volume Tidal) OP melakukan inspirasi biasa di luar, kemudian ekspirasi biasa di spirometer.3. Nafas biasa.4. Pengukuran TV+ERV OP melakukan inspirasi biasa di luar, kemudian ekspirasi maksimum di spirometer.5. Nafas biasa.6. Pengukuran VC OP melakukan inspirasi maksimum di luar, kemudian ekspirasi maksimum di spirometer.

V. Hasil Percobaan Nama OP : Alvin Anthonius PaulusTinggi badan : 170 cmBerat badan : 70 kgTabel 1. Hasil pemeriksaan vital paru dengan spirometri.Jenis VolumeBesar Volume

TV0,7 ml

TV+ERV2,5 ml

VC3,6 ml

Nb: hasil percobaan pemeriksaan vital paru dengan spirometer digital dilampirkan dibelakang makalah ini.VI. Pembahasan Spirometri merupakan suatu teknik pemeriksaan untuk mengetahui fungsi paru-paru, dimana OP diminta sekuat-kuatnya menghembuskan napasnya melalui suatu alat yang dihubungkan dengan mesin spirometer yang akan menghitung kekuatan, kecepatan dan volume udara yang dikeluarkan, sedangkan alatnya bernama spirometer dan hasil perekamannya bernama spirogram. Dengan menggunakan spirometer ini, maka kita dapat mengukur volume tidal, volume cadangan inspirasi, volume cadangan ekspirasi, kapasitas vital, kapasitas total paru dan volume residu dan kapasitas vital paksa. Spirometer sebagai alat pengukuran yang telah kami gunakan, terdiri dari drum/tong yang berisi udara yang mengapung dalam sebuah ruang berisi air. Saat OP menghirup dan menghembuskan napasnya melalui sebuah selang yang menghubungkan mulut dengan wadah udara, drum akan naik dan turun di dalam wadah. Naik dan turunnya drum ini akan dicatat dengan pergerakan katrol yang ikut memutar pena perekam volume. Inspirasi direkam sebagai defleksi ke atas dan ekspirasi direkam sebagai defleksi ke bawah. Sedangkan, saat praktikum kami juga menggunakan spirometer digital yang dengan mudah dapat merekam semua bentuk volume-volume yang ada di paru, dan hasilnya dengan segera dapat dilihat.

Gambar 1. Kapasitas vital paru normal.Sistem respirasi bersama dengan sistem sirkulasi merupakan alat pertukaran gas utama antara tubuh dengan lingkunganya serta transport dari dan menuju sel-sel. Mekanisme bernafas dibagi menjadi dua yaitu inspirasi dan ekspirasi. Inpirasi terjadi bila diafragma dan otot interkostal berkontraksi yang meningkatkan ukuran volume dada. Saat inspirasi, kontraksi otot diafragma akan menyebabkan diafragma yang semula melengkung menjadi mendatar, sehingga volume ruang di dalam rongga torak manusia akan membesar. Pengembangan dari iga-iga akibat kontraksi otot interkostal eksternus juga akan semakin membuat volum rongga torak membesar, bersamaan dengan pertambahan volume rongga torak, tekanan di dalamnya akan mengecil sehingga udara luar dapat masuk ke dalam paru-paru. Ketika tekanan intrapulmonary turun, udara masuk ke paru-paru sampai tekanan intrapulmonary dan tekanan atmosfer sama. Ekspirasi lebih bersifat pasif, terjadi begitu otot-otot inspitasi relaksasi dan paru-paru kembali ke ukurannya yang semula. Bila tekanan intrapulmonary melebihi tekanan amosfir, udara keluar dari paru-paru. Volume tidal (VT) = jumlah udara yang dihirup dan dihembuskan setiap kali bernafas pada saat istirahat. Volume tidal normal berkisar antara 350-400 ml. Niai rerata pada kondisi istirahat ialah 500 ml. Volume residual (RV) = jumlah gas yang tersisa di paru-paru setelah menghembuskan nafas secara maksimal atau ekspirasi paksa. Volume residual juga dapat didefinisikan sebagai volume udara minimal yang tertinggal di dalam paru bahkan setelah ekspirasi yang maksimal. Volume ini tidak dapat diukur secara langsung dengan menggunakan spirometer, karena volume ini tidak keluar dan masuk paru. Namun, volume ini dapat ditentukan secara tak langsung melalui teknik pengenceran gas yang melibatkan inspirasi sejumlah tertentu gas penjejak tak berbahaya, misalnya helium. Nilai normalnya adalah 1200 ml. Kapasitas vital (VC) = jumlah gas yang dapat diekspirasi setelah inspirasi secara maksimal. Subyek pertama-tama melakukan inspirasi maksimal lalu ekspirasi maksimal (VC = VT + IRV + ERV) (seharusnya 80% TLC). VC mencerminkan perubahan volume maksimal yang dapat terjadi pada paru. Hal ini jarang digunakan, karena kontraksi otot maksimal yang terlibat melelahkan, tetapi berguna untuk memastikan kapasitas fungsional paru. Besarnya adalah 4800 ml. Kapasitas total paru-paru (TLC) = yaitu jumlah total udara yang dapat dimasukkan ke dalam paru-paru setelah inspirasi maksimal. TLC= VT + IRV + ERV + RV. Besarnya adalah 6000 ml. Kapasitas residual fungsional (FRC) = jumlah gas yang tertinggal di paru-paru setelah ekspirasi pasif normal. FRC = ERV + RV. Besarnya berkisar 2400 ml. Kapasitas inspirasi (IC) = volume udara maksimal yang dapat diinspirasi setelah ekspirasi tenang normal. IC = VT + IRT. Nilai normalnya sekitar 3600 ml. Volume cadangan inspirasi (IRV) = volume udara tambahan yang dapat secara maksimal dihirup di atas volume alun napas istirahat. IRV dicapai oleh kontraksi maksimal diafragma, otot interkostal eksternal, dan otot inspirasi tambahan. Nilai rerata = 3000 ml. Volume cadangan ekspirasi (ERV) = jumlah udara yang dapat diekspirasi secara paksa sesudah ekspirasi volume tidak normal. Volume ini dapat pula didefinisikan sebagai volume udara tambahan yang dapat secara aktif dikeluarkan dengan mengontraksikan secara maksimal otot-otot ekspirasi melebihi udara yang secara normal dihembuskan secara pasif pada akhir volume alun napas istirahat. Nilai rerata = 1000 ml.VII. KesimpulanSpirometer merupakan alat untuk menghitung kekuatan, kecepatan dan volume udara yang dikeluarkan. Dengan menggunakan spirometer ini, maka kita dapat mengukur volume tidal, volume cadangan inspirasi, volume cadangan ekspirasi, kapasitas vital, kapasitas total paru dan volume residu dan kapasitas vital paksa. Pemeriksaan dengan menggunakan spirometer penting, mengingat fungsinya yang dapat mendeteksi apakah ada gangguan pernasapan pada orang yang bersangkutan. Pada pemeriksaan vital paru didapatkan hasil

Daftar Pustaka 1. Sherwood L. Human physiology: From Cells to Systems. 7th ed. Belmont: Yolanda Cossio; 2010.

7