laporan fieldtrip

27
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PROGRAM STUDI GEOFISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA ACARA FIELD TRIP PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR DISUSUN OLEH : ISNAENI IRMAYATI 11/316827/PA/13953 ROMBONGAN : SENIN ASISTEN ACARA : SONY ADAM SAPUTRA YOGYAKARTA

Upload: florensius-alex-valentino

Post on 26-Sep-2015

92 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Geologi

TRANSCRIPT

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALPROGRAM STUDI GEOFISIKA JURUSAN FISIKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS GADJAH MADA

ACARA FIELD TRIP PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR

DISUSUN OLEH :ISNAENI IRMAYATI11/316827/PA/13953ROMBONGAN : SENINASISTEN ACARA : SONY ADAM SAPUTRA

YOGYAKARTA2012

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALPROGRAM STUDI GEOFISIKA JURUSAN FISIKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS GADJAH MADA

ACARA FIELD TRIP PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR

DISUSUN OLEH :ISNAENI IRMAYATI11/316827/PA/13953ROMBONGAN : SENINASISTEN ACARA : SONY ADAM SAPUTRA

YOGYAKARTA2012

HALAMAN PENGESAHANLaporan Fieldtrip Praktikum Geologi Dasar ini dibuat sebagai syarat mengikuti reponsi tertulis Praktikum geologi dasar.Laporan ini disahkan pada,Hari:Tempat, tanggal:

Yogyakarta, 16 Juni 2012

Praktikan,Asisten Praktikum,

ISNAENI IRMAYATISONY ADAM SAPUTRA

PENJELASAN UMUM Lokasi dan Kesampaian DaerahBayatadalah sebuahkecamatandiKabupaten Klaten,Jawa Tengah. Kecamatan ini berbatasan denganKabupaten Gunung Kidul,Daerah Istimewa Yogyakartadi sebelah selatan.

Gambar 1; Citra satelit Daerah Bayat Gambar2;STA1Gambar3; STA 2, STA3, STA4Field Trip Geologi Dasar ini dilaksanakan di Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, dengan 4 stasiun pengamatan .Hari, Tanggal : Sabtu, 9 Juni 2012Waktu : 06.30 WIB selesai Stasiun Pengamatan 1 : kaki Gunung Kampak, koordinat 7 44 53 LS, 110 37 00 BTStasiun Pengamatan 2 : Daerah Gunung Gajah, koordinat 7 46 0 LS, 110 40 16 BTStasiun Pengamatan 3 : Daerah Gunung Gajah, koordinat 7 46 02 LS, 110 40 07 BTStasiun Pengamatan 4 : Lereng Timur Gunung Pendul, 7 46 20 LS, 110 40 21 BT Geomorfologi RegionalSebagian daerah Bayat merupakan daerah perbukitan rendah. Disebut sebagai perbukitan rendah karena elevasi tertinggi dari puncak-puncak yang ada tidak lebih dari 400 meter diatas permukaan laut. Salah satu bagian dari deretan perbukitan rendah ini adalah Gunung Kampak. Materi penyusun Gunung kampak ini adalah batu gamping, sehingga daerah ini dapat disebut sebagai daerah geomorfologi Karst. Stratigrafi RegionalDari penyimpulan hasil peneliti terdahulu, secara garis besar stratigrafi daerah Pegunungan dapat dinyatakan dalam dua macam urutan. Yang pertama adalah stratigrafi bagian barat, yang pada dasarnya bersumber kepada hasil penelitian Bothe (1929). Sedangkan bagian timur, yang terletak di sebelah selatan dan tenggara depresi Wonogiri-Baturetno urutan stratigrafinya disusun oleh Sartono (1958).Tatanan Stratigrafi Pegunungan Selatan (Surono dkk, 1992)Pegunungan Selatan bagian barat secara umum tersusun oleh batuan sedimen volkaniklastik dan batuan karbonat. Batuan volkaniklastiknya sebagian besar terbentuk oleh pengendapan gayaberat (gravity depositional processes) yang menghasilkan endapan kurang lebih setebal 4000 meter. Hampir seluruh batuan sedimen tersebut mempunyai kemiringan ke selatan.Urutan stratigrafi penyusun Pegunungan Selatan bagian barat dari tua ke mudaadalah :1. Formasi Kebo-ButakFormasi ini secara umum terdiri dari konglomerat, batupasir dan batulempung yang menunjukkan kenampakan pengendapan arus turbid maupun pengendapan gaya berat yang lain.

2. Formasi SemilirSecara umum Formasi ini tersusun oleh batupasir dan batulanau yang bersifat tufan, ringan, kadang-kadang dijumpai selaan breksi vulkanik.3. Formasi NglanggranNglanggran ini tercirikan oleh penyusun utama berupa breksi dengan penyusun material vulkanik, tidak menunjukkan perlapisan yang baik dengan ketebalan yang cukup besar.4. Formasi SambipituFormasi ini tersusun terutama oleh batupasir yang bergradasi menjadi batulanau atau batulempung5. Formasi Oyo-WonosariSelaras di atas formasi Sambipitu terdapat Formasi Oyo-Wonosari. Formasi ini terdiri terutama dari batugamping dan napal. Penyebarannya meluas hampir setengah bagian selatan dari Pegunungan Selatan memanjang ke arah timur, membelok ke arah utara di sebelah timur perbukitan Panggung hingga mencapai bagian barat dari daearh depresi Wonogiri-Baturetno.6. Endapan KuarterDi atas seri batuan sedimen Tersier seperti tersebut di depan terdapat suatu kelompok sedimen yang sudah agak mengeras sehingga masih lepas. Karena kelompok sedimen ini berada di atas bidang erosi, serta proises pembentukannya masih berlanjut hingg saat ini, maka secara keseluruhan sedimen ini disebut sebagai Endapan Kuarter. Penyebarannya meluas mulai dari daerah timurlaut Wonosari hingga daerah depresi Wonogiri-Baturetno. Geologi Struktur regionalDi bagian selatan Bayat terdapat dataran rendah , dataran ini terpotong oleh sesar dan singkapan batuan metamorf. Di bagian Gunung Tugu, Gunung Kampakdan daerah Ngembel, serta Gunung Jeto, Gunung Bawak, Gunung temas dan Gunung Lanang, tersingkap batu gamping yang menumpang tidak selarasHASIL PENGAMATAN DI SETIAP STASIUN1. Stasiun Pengamatan 1 Informasi Lokasi

Citra satelit Stasiun Pengamatan IStasiun Pengamatan 1 berada di Gunung Kampak, Kecamatan Bayat, kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Daerah ini berada di koordinat koordinat 7 44 53 LS dan 110 37 00 BT. Pengamatan di Stasiun pertama ini dilakukan pada hari Sabtu, 9 Juni 2012, pukul 08.40 11.38 WIB dengan cuaca cerah. Pada stasiun pengamatan ini terdapat dua lokasi pengamatan.

Lokasi pengamatan 1 (STA1) Informasi LokasiLokasi Pengamatan 1 berada di sekitar Gunung Kampak, tepatnya di sebelah selatan Gunung Kampak. Pengamatan dilakukan pada pukul 09.12 10.30 WIB dengan keadaan cuaca cerah.Pada Lokasi Pengamatan 1 tersusun atas deretan batu gamping sehingga membentuk bentang alam karst, karst ini memiliki struktur Chaos pada bagian dasar lapisannya.

Lokasi Pengamatan 1(foto kel XXX)

Lithologi, Mineralogi dan Struktur GeologiLokasi pengamatan satu tersusun oleh lapisan batu gamping. Lapisan batu gamping ini berwarna putih kekuningan, memiliki tekstur klastik, terdapat kandungan karbonat dan ukuran butirnya adalah pasir halus dan roundnessnya adalah Sub-Rounded. Pada lapisan batu gamping ini terdapat Chaos (struktur tidak beraturan) dan terdapat perlapisan di atas chaos. Lapisan yang kami amati memiliki strike N 320 E dan Dip 36. Nama dari batuan ini adalah Batu gamping klastik atau Batuan Kalkarenit. Perlapisan Batuan (foto kel XXX)Strike dan dip (foto kel XXX)

ib Bidang tak beraturan (foto kel XXX) Batu Gamping Kalkarenit (foto kel XXX)

PetrogenesaDahulu Daerah ini adalah laut yang memiliki jenis arus yang chaotic sehingga endapan yang dihasilkan juga tidak beraturan. Setelah diendapkan, air laut turun, daerah menjadi agak tenang. Lalu membentuk perlapisan tetapi masih terdapat dip. Semakin keatas, lapisan semakin beraturan karena arusnya semakin tenang.

Potensi GeologiMasyarakat sekitar telah menjadikan daerah ini sebagai daerah pertambangan batu gamping, sehingga potensi geologinya adalah positif dapat dipergunakan sebagai lokasi pertambangan.

Lokasi Pengamatan 2 (STA1) Informasi LokasiLokasi Pengamatan 2 masih berada di daerah Gunung Kampak , 200 meter arah barat daya dari Lokasi Pengamatan I. Cuaca pada saat melakukan pengamatan adalah cerah, pengamatan dilakukan pada pukul 10.36 - 11.38 WIB. Lokasi pengamatan 2 pada stasiun 1 ini merupakan daerah karst. Lithologi, Mineralogi dan Geologi StrukturPengamatan II ditujukan pada urat (vein) yang telah terisi oleh mineral. Mineral pengisi urat yang diamati memiliki warna putih, cerat putih, terdapat kandungan karbonat, kilapnya adalah kaca, memiliki struktur Kristal yang prismatic, memilik strike N 281 E dan Dip 54. Mineral pengisi urat ini adalah kalsit.Kalsit merupakan mineral utama pembentuk batugamping, dengan unsur kimia pembentuknya terdiri dari kalsium (Ca) dan karbonat (CO3), mempunyai sistem kristal Heksagonal dan belahan rhombohedral, tidak berwarna dan transparan.Unsur kalsium dalam kalsit dapat tersubtitusi oleh unsur logam sebagai pengotor yang dalam prosentasi berat tertentu membentuk mineral lain. Dengan adanya substitusi ini ada perubahan dalam penulisan rumus kimia yaitu CaFe (CO3)2 dan MgCO3 (subtitusi Ca oleh Fe), CaMgCO3, Ca2MgFe (CO3)4 (subtitusi oleh Mg dan Fe) dan CaMnCO3 (substitusi oleh Mn).

Mineral kalsit sebagai pengisi urat (foto kel XXX)

PetrogenesaTerbentuknya urat (vein) adalah sebagai hasil dari deformasi batuan. Urat yang kosong ini lama kelamaan akan terisi oleh mineral yang tumbuh pada sisi-sisi urat. Pada kasus ini, mineral pengisi urat adalah Kalsit. Mineral kalsit ini memiliki dua lapisan dimana kedua lapisan tersebut bertemu di tengah urat. Kalsit ini memiliki 2 lapisan karena masing masing lapisan tumbuh dari kedua sisi yang ada pada urat.

Potensi GeologiLokasi pengamatan 2 di STA 1 ini memiliki potensi geologi positif sebagai tempat aktivitas pertambangan.2. Stasiun Pengamatan 2 Informasi Lokasi

Citra satelit stasiun pengamatan 2Stasiun pengamatan 2 ini berada di Daerah Gunung Gajah,atau biasa disebut dengan Watu Prahu, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Daerah ini berada di koordinat 7 46 0 LS, 110 40 16 BT. Pengamatan pada stasiun 2 ini dilakukan hari Sabtu,9 Juni 2012, pada pukul 13.07-13.29 WIB dengan cuaca cerah.Berdasarkan peta kontur daerah Gunung Gajah, daerah ini merupakan bentang alam struktural dataran tinggi dengan kontur yang agak rapat. Di sekitar stasiun pengamatan 2 ini ditumbuhi oleh pepohonan tinggi, salah satunya adalah Pohon Jati.

Lithologi, Mineralogi dan Geologi StrukturPada stasiun pengamatan ini , praktikan menemukan Batu Gamping Numullites. Batu ini dibagi menjadi dua bagian penyusun, yaitu fragmen dan matriks. Untuk Fragmen batuan ini sendiri adalah fragmen numulllites berwarna cokelat, memiliki kandungan karbonat (CaCO3), sehingga apabila diberi HCl bagian ini akan bereaksi, ukuran fragmennya antara 1mm- >1cm , tekstur klastik, memiliki roundness Well rounded.Sedangkan untuk bagian matriksnya berwarna cokelat, butir penyusunnya berukuran lempung, struktrunya well rounded, mengandung karbonat berukuran mikro yang dibuktikan dengan bereaksinya daerah matriks apabila ditetesi HCl.Bagian fossil akan lebih bereaksi dengan HCl dibandingkan bagian matriks. Hal ini disebabkan karena pada bagian fossil numullites mengandung karbonat (CaCO) lebih banyak dibandingkan daerah matriks.

Batu Gamping Numullites (foto kel XXX)

PetrogenesaBatu gamping numullites ini terbentuk karena adanya sedimentasi dalam permukaan laut yang berarus tenang sehingga lapisan sedimentasinya pun rapih. Numullites berada di laut dangkal dan arusnya tenang sehingga menyebabkan numullites bisa tersedimentasi sejajar dengan lapisan sedimentasinya. Butiran matriks pada batu gamping numullites ini berukuran lumpur karena laut yang berarus tenang tanahnya berupa lumpur. Potensi GeologiDaerah ini berpotensi menjadi daerah penelitian batuan di wilayah Indonesia karena di Batu Gamping Numullites yang berada di Gunung Gajah ini merupakan Batuan tertua yang berada di Indonesia.

3. Stasiun Pengamatan 3 Informasi Lokasi

Stasiun Pengamatan 3, 175 m dari STA 2Stasiun Pengamatan 3 terletak tidak jauh dari stasiun pengamatan 2, STA 3 terletak di daerah Gunung Gajah, atau biasa disebut dengan daerah Watu Prahu. Kira kira berada di koordinat 7 46 02 LS dan 110 40 07 BT. Pengamatan pada stasiun ini dilakkan pada pukul 14.29 15.13 WIB pada saat cuaca cerah dan berawan.Stasiun pengamatan 3 ini dikelilingi oleh kebun, berbagai macam tanaman milik warga sekitar, dan pemukiman warga. Tampak juga adanya singkapan batuan metamorf disini. Di stasiun ini, terdapat 2 lokasi pengamatan. Lokasi pengamatan 1 dan Lokasi pengamatan 2.

Lokasi Pengamatan 1, STA3 Informasi LokasiLokasi Pengamatan 1 untuk STA3 berada di daerah Gunung Gajah, atau biasa disebut dengan daerah Watu Prahu. Pengamatan dilakukan pada pukul 14.29 14.43 WIB saat cuaca cerah berawan. Lokasi pengamatan berada di tengah wilayah pemukiman warga, selain berada di tengah wilayah pemukiman warga, lokasi pengamatan ini dikelilingi oleh kebun milik warga sekitar.

Lithologi, Mineralogi, dan Geologi StrukturPada lokasi pengamatan kali ini, ditemukan adanya urat pada foliasi. Foliasi berwarna cokelat, strukturnya foliasi, memiliki tekstur lapidoblastik. Foliasi ini adalah Sekis. Untuk bagian foliasi, strike nya adalah N 46 E dan dip nya adalah 51. Untuk bagian vein, memiliki strike N 22 E dan dip 51. Urat yang berada diantara struktur foliasi tersebut terisi oleh suatu mineral dengan ciri ciri berwarna putih, memiliki cerat putih dan tidak memiliki kandungan karbonat. Dapat disimpulkan bahwa mineral yang mengisi urat pada sekis tersebut adalah kuarsa.

Foliasi sekis dengan urat terisi kuarsa (foto kel XXX)Kuarsaadalah salah satumineralyang umum ditemukan dikerak kontinenbumi. Mineral ini memiliki strukturkristalheksagonal yang terbuat dari silika trigonal terkristalisasi (silikon dioksida, SiO2), denganskala kekerasan Mohs7 dandensitas2,65 g/cm. Bentuk umum kuarsa adalahprismasegienam yang memiliki ujung piramida segienam. Hubungan Kuarsa dengan Struktur foliasiBerdasarkan keadaan lapangan yang ada, diketahui bahwa kuarsa yang menyisip pada struktur foliasi memiliki kemiringan yang berbeda dengan soliasi tersebut. Maka, praktikan menduga bahwa hubungan kuarsa dengan foliasi ini adalah urat kuarsa memotong struktur foliasi.

PetrogenesaPada pembentukan struktur foliasi, batuan SiO2 yang terekses akan berkumpul pada urat (vein) dan lama kelamaan kumpulan tersebut akan mengkristal menjadi kuarsa. Potensi GeologiLokasi pengamatan ini berpotensi sebagai tempat penelitian struktur foliasi yang memiliki urat pemotong. Tetapi karena lokasi yang berada di lahan milik warga, tampaknya potensi geologi ini tidak bisa digunakan secara maksimal.

Lokasi Pengamatan 2, STA3 Informasi LokasiLokasi pengamatan 2 pada STA 3 ini berada di daerah Gunung Gajah, tidak jauh dari LP1 STA3 (75 meter) . Pengamatan dilakukan pada pukul 14.59 115.13 WIB saat cuaca gerimis. Lokasi pengamatan berada di tengah wilayah pemukiman warga, selain berada di tengah wilayah pemukiman warga, lokasi pengamatan ini dikelilingi oleh kebun milik warga sekitar.

Lithologi, Mineralogi dan Geologi StrukturPada lokasi pengamatan kali ini, objek yang diamati adalah batuan sedimen yang telah mengalami proses metamorfisme akibat tekanan. Batuan metamorf ini mempunyai 3 jenis warna pada bagian bagiannya. Bagian pertama berwarna abu abu, ukuran butir medium coarse, mengandung mineral karbonat, di duga bagian ini adah sekis. Bagian kedua berwarna merah, ukuran butirnya halus, mengandung mika dan kuarsa, tidak bereaksi dengan HCl, bagian ini adalah filit. Bagian ketiga berwarna abu-abu kehitaman, dan memiliki mineral karbonat, diduga bagian ini adalah Marmer.

Marmer (foto kel XXX)Sekis & Filit (foto Kel XXX)

PetrogenesaSingkapan batuan ini awalnya adalah batuan sedimen, lalu termetamorfkan karena faktor tekanan. Karena adanya perbedaan kandungan pada setiap bagian batuan yang termetamorfkan ini, maka terbentuklah jenis jenis batuan metamorf yang berbeda pula. Potensi GeologiLokasi pengamatan ini berpotensi untuk lokasi studi batuan metamorf, karena terdapat berbagai macam batuan metamorf pada satu spot sekaligus. Tetapi karena lokasi yang berada di lahan milik warga, tampaknya potensi geologi ini tidak bisa digunakan secara maksimal.

4. Stasiun Pengamatan 4 Informasi Lokasi

Stasiun pengamatan 4 berada di Lereng Timur Gunung Pendul, tepatnya berada di koordinat 7 46 20 LS dan 110 40 21 BT. Pengamatan dilakukan pada pukul 16.11- 17.12 WIB saat cuaca hujan gerimis.

Di sekitar stasiun pengamatan 4 ini dikelilingi oleh lahan pertanian warga dan banyak terdapat inrusi batuan beku. Lithologi, Mineralogi dan Geologi StrukturKali ini, batuan yang diamati merupakan batuan yang termasuk dalam batuan beku intermediet , memiliki warna kehitaman, mineral penyusunnya adalah Plagioklas (abu abu), Amphibole (hitam) dan kuarsa (putih), memiliki struktur massif. Batuan ini adalah batu mikro-diorite. Batu beku mikro-diorit (foto kel XXX) Mineral penyusun mikro-diorit (foto kel XXX)

PetrogenesaBatu diorite terdeformasi menjadi pecahan-pecahan, kemudian pecahan ini terkena air hujan yang mengandung HCO3- yang menyebabkan batuan terlapukkan. Terjadi pelapukan membola dan membentuk lapisan-lapisan pelapukan. Sudut sudut dan tepi tepi batuan merupakan bagian yang paling terekspos sehingga menghasilkan batuan dorit dengan bentuk membola. Potensi GeologiWilayah ini berpotensi untuk dijadikan wilayah studi intrusi batuan beku.

REFERENSI

http://id.wikipedia.org/wiki/Kuarsahttp://www.tekmira.esdm.go.idStaff Asisten Geologi Fisik. 1989. Pedoman Praktikum Geologi Fisik Edisi Keempat.Yogyakarta: Seksi Geologi Fisik Laboratorium Geodinamis, Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.http://geologistruktur.blogspot.com/2011/02/indonesia.html