laporan deskriptif majaksingi 2

92
LAPORAN HASIL SURVEI KESEHATAN MASYARAKAT SERTA INTERVENSI DI DUSUN KERUK MUNGGANG DAN DUSUN WONOKRIYO DESA MAJAKSINGI , KECAMATAN BOROBUDUR, KABUPATEN MAGELANG PERIODE 5- 13 JUNI 2013 Diajukan guna melengkapi tugas Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Disusun oleh: Mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro 41

Upload: astrirahma

Post on 22-Dec-2015

235 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Laporan Deskriptif Majaksingi 2

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

LAPORAN HASIL SURVEI KESEHATAN MASYARAKAT SERTA

INTERVENSI DI DUSUN KERUK MUNGGANG DAN DUSUN

WONOKRIYO

DESA MAJAKSINGI , KECAMATAN BOROBUDUR, KABUPATEN

MAGELANG PERIODE 5- 13 JUNI 2013

Diajukan guna melengkapi tugas Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Disusun oleh:

Mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

BALAI PELATIHAN KESEHATAN

SEMARANG

2013

41

Page 2: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

TIM PENYUSUN

RIDZKY FIRMANSYAH 22010112210045

RYCO GIFTYAN ARDIKA 22010112210051

NURINA YUPI 22010112210053

NOVITASARI SOESILO 22010112210055

APRIANY FITRI SANGAJI 22010112210060

YENNY KARTIKA G. 22010112210115

YANUARIZKA BUENITO 22010112210118

WINDA AGUSTINA 22010112210120

VITRICYA PURNAMA SARI 22010112210121

ERIEL SANDIKA 22010112210157

SHERLY KATERINA 22010112210178

NILA KUSUMASARI 22010112210181

MERRY PUSPITA 22010112210183

MONICA ARIANI P. D. 22010112210184

NAJIH RAMA EKA P. 22010112210185

42

Page 3: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan penelitian ini telah diseminarkan pada tanggal 14 Juni 2013 dan

telah direvisi sesuai dengan saran-saran yang diberikan oleh pembimbing untuk

kegiatan akhir praktek kerja lapangan di Balai Kesehatan Salaman, Magelang,

Jawa tengah.

Salaman,

Disahkan oleh:

Master of Training,

Kasimin, SH, M.Kes.

NIP

Mengetahui,

Kepala Bapelkes Semarang

H.Taufik Hidayat, SKM M.Kes

NIP. 196710201994031001

43

Page 4: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas rahmat dan

karuniaNya kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan penelitian deskriptif

dan intervensi pada desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten

Magelang. Laporan ini disusun guna melengkapi tugas kepaniteraan senior Ilmu

Kesehatan Masyarakat.

Selama proses penyusunan laporan ini banyak sekali hambatan dan

kesulitan yang ditemui, namun berkat bimbingan dari para pembimbing dan

pendamping maka penulis dapat melewatinya. Oleh karena itu penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada Kepala Bapelkes Semarang, Master of

Training, para Widya Iswara yang telah membimbing kami, Kepala desa

Majaksingi beserta perangkat desa, yang telah mengizinkan kami melakukan

kegiatan di desa Majaksingi dan pada keluarga Bapak Supriyono dan Bapak

Wahyono yang telah menyediakan akomodasi, sarana dan fasilitas selama kami di

desa, serta segenap pihak yang telah membantu dapat terselenggaranya kegiatan

penelitian deskriptif dan intervensi kami.

Tim Penulis menyadari bahwa hasil penyusunan laporan ini masih banyak

kekurangan, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar laporan ini

menjadi lebih baik lagi.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat

bagi para pembaca.

Magelang, Juni 2013

Tim Penulis

44

Page 5: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan Penulisan 2

1. Tujuan Umum 2

2. Tujuan Khusus 2

1.3 Dasar Pemikiran 2

1.4 Dasar-dasar Kebijakan...............…………………................................... 3

1.5 Manfaat…………......…………………………………………………... 4

1.6 Metoda ………………………………………………………………… 5

BAB 2 ANALISIS SITUASI 6

2.1 Data Umum dan Lintas Sektoral 6

2.2 Data Khusus (Hasil Survei)……………………..............………………. 6

2.2.1 Status Kesehatan…………………………………………………… 6

2.2.2 Keadaan Lingkungan…………………………………………… 8

2.2.3 Perilaku Kesehatan……………………………………………… 12

2.4 Pelayanan Kesehatan……………………………………………… 20

2.4.1 Pengobatan……………………………………………………… 20

2.5 Kependudukan (Demografi) ………………………………...…………… 25

2.5.1 Distribusi berdasarkan jenis kelamin dan umur…………………………. 25

2.5.2 Distribusi penduduk menurut tingkat pendidikan……………………….. 26

2.5.3 Mata pencaharian…………………………………………………………. 27

45

Page 6: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

BAB 3MASALAH, PRIORITAS MASALAH DAN ANALISIS PENYEBAB

MASALAH

3.1 Identifikasi Masalah 28

3.2 Prioritas Masalah 28

1. Kriteria urgency (U) 28

2. Kriteria Seriousness (S) 29

3. Kriteria Growth (G) 29

4. Perhitungan nilai prioritas 30

5. Urutan prioritas 30

3.3 Analisis Penyebab Masalah 32

1. Diare………………………………………………………

34

2. Hipertensi……………………………………………… .34

3. Demam ≤ 7 hari………………………………………… 34

4. Batuk dan pilek………………………………………… 34

5. Sakit kepala……………………………………………, .35

6. Nyeri pinggang………………………………………… 36

7. Nyeri sendi………………………………………………36

8. Fimosis……………………………………………………..

36

9. Benjolan di mata…………………………………………

36

10.Penglihatan

kabur………………………………………………...36

BAB 4 PEMECAHAN MASALAH 37

4.1 Alternatif Pemecahan Masalah ...37

4.2 Pengambilan Keputusan …………………………………………………

39

BAB 5 RENCANA KEGIATAN ………………………………………………..40

46

Page 7: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

5.1 Rencana Kegiatan Operasional…………………………………………

40

5.2 EVALUASI HASIL KEGIATAN

……………………………………….42

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN 43

A. Simpulan 43

B. Saran 43

DAFTAR PUSTAKA 43

47

Page 8: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pembagian wilayah desa Majaksingi.........................................................6

Tabel 2. Angka kesakitan & berbagai jenis penyakit dari hasil survei…………..8

Tabel 3. Sarana sanitasi rumah................................................................................9

Tabel 4.. Kualitas lingkungan rumah.....................................................................10

Tabel 5. Rumah sehat dan tidak sehat....................................................................11

Tabel 6. Strata PHBS.............................................................................................13

Tabel 7. Tipe jamban yang dimiliki penduduk......................................................14

Tabel 8. Kebiasaan BAB........................................................................................14

Tabel 9.Sumber air minum warga dusun Keruk Munggang dan Wonokriyo........14

Tabel 10. Frekuensi mengganti pakaian per hari…………………………….....15

Tabel 11. Perilaku membersihkan rumah warga dusun Keruk Munggang dan

Wonokriyo......................................................................................................16

Tabel 12. Indikator keluarga sadar gizi (kadarzi)..................................................18

Tabel 13. Status Kadarzi di dusun dusun Keruk Munggang dan Wonokriyo........19

Tabel 14. Perilaku kebersihan diri penduduk di Dusun Keruk Munggang dan

Wonokriyo......................................................................................................19

Tabel 15. Paritas kehamilan...................................................................................21

Tabel 16. Usia kehamilan.......................................................................................21

Tabel 17.Imunisasi pada bayi di dusun Keruk Munggang dan

Wonokriyo…………………...21

Tabel 18. Proporsi penggunaan berbagai jenis kontrasepsi...................................24

Tabel 19. Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin dan umur........................25

Tabel 20. Distribusi sampel berdasarkan tingkat pendidikan................................26

Tabel 21. Distribusi sampel berdasarkan mata pencaharian………………………

26

Tabel 22. Masalah kesehatan di Desa Majaksingi.................................................28

Tabel 23. Prioritas masalah berdasarkan kriteria urgency.....................................29

Tabel 24. Prioritas masalah berdasarkan kriteria seriousness................................29

48

Page 9: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

Tabel 25.Prioritas masalah berdasarkan kriteria growth........................................30

Tabel 26. Perhitungan nilai prioritas......................................................................31

Tabel 27. Urutan Prioritas Masalah

……………………………………………...31

49

Page 10: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu pondasi dalam pembangunan

nasional. Dalam rangka mengejar ketertinggalan dari negara lain dan menuju

Indonesia Sehat 2010, dirumuskanlah kebijakan pembangunan kesehatan baru

yang lebih progresif dan proaktif yang dikenal dengan nama Paradigma

Sehat.1 Paradigma sehat adalah salah satu cara pandang dan atau suatu konsep

dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan yang dalam

pelaksanaannya sepenuhnya menerapkan pengertian dan atau prinsip-prinsip

pokok kesehatan.1 Konsep paradigma sehat berarti lebih mengedepankan

upaya pelayanan peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan

(preventif) dibandingkan upaya pengobatan (kuratif) dan pemulihan

(rehabilitatif) secara menyeluruh dan terpadu dan berkesinambungan.1

Dalam mewujudkan kebijakan tersebut diperlukan pemberdayaan

masyarakat seutuhnya. Masyarakat hendaknya mempunyai pengetahuan dan

kesadaran untuk berperan aktif dalam memelihara dan meningkatkan

kesehatan demi terwujudnya perilaku yang sehat, lingkungan yang sehat,

pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau. Terwujudnya

ketiga hal ini dapat mendorong tercapainya paradigma sehat.

Salah satu langkah untuk mengetahui terwujud tidaknya paradigma sehat

adalah dengan melakukan survei kesehatan. Dalam survei kesehatan dilakukan

pemantauan status kesehatan masyarakat yang meliputi 4 hal, yaitu : angka

kesakitan, angka kematian, angka kelahiran, status gizi, dan umur harapan

hidup.3

Survei kesehatan adalah salah satu kegiatan untuk memantau status

kesehatan masyarakat dan mengamati perilaku dan lingkungan kehidupan

masyarakat yang tentunya mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.

1

Page 11: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang,

disamping untuk memenuhi syarat pendidikan profesi dokter, diharapkan

secara tidak langsungdapat membantu menyelesaikan masalah kesehatan yang

ditemui di Dusun Keruk Munggang dan Dusun Wonokriyo yang termasuk

dalam Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, dengan

meningkatkan peran aktif masyarakat.

1.2 Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui dan menyelesaikan permasalahan–permasalahan kesehatan

yang ada di masyarakat Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur,

Kabupaten Magelang.

2. Tujuan Khusus

a.Melakukan pengumpulan data melalui observasi dan wawancara

b.Mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di desa Majaksingidan

menentukan prioritas masalah yang ditemukan

c.Mencari penyebab masalah melalui pendekatan HL Blum

d.Memberikan alternatif pemecahan masalah kepada masyarakat desa

Majaksingi

e.Melakukan pengambilan keputusan pemecahan masalah melalui

MMD (Musyawarah Masyarakat Desa)

f.Menyusun Plan of Action dari kegiatan intervensi yang akan

dilakukan

g.Melaksanakan Plan of Action yang telah direncanakan

h.Melakukan evaluasi kegiatan intervensi yang telah dilakukan.

1.3 Dasar Pemikiran

Gambaran bangsa Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui

pembangunankesehatan adalah bangsa dan negara yang ditandai oleh

penduduk yang hidup dalam lingkungan dan perilaku hidup sehat, memiliki

2

Page 12: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara

adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di

seluruh wilayah Republik Indonesia.

Lingkungan yang diharapkan pada masa depan adalah lingkungan yang

kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat. Lingkungan tersebut adalah

lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan

yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan

yang berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang

saling tolong-menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa dan

agama.

Perilaku masyarakat yang diharapkan adalah perilaku proaktif untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah faktor risiko terjadinya

penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif

dalam gerakan kesehatan masyarakat. Selanjutnya masyarakat mempunyai

kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu.

Pelayanan kesehatan yang tersedia adalah pelayanan yang berhasil guna dan

berdaya guna yang tersebar secara merata.

1.4 Dasar-dasar Kebijakan

Kebijakan pembangunan kesehatan yang disebut sebagai Paradigma Sehat

merupakan suatu cara pandang dan atau suatu konsep dalam

menyelenggarakan pembangunan kesehatan yang dalam pelaksanaannya

sepenuhnya menerapkan pengertian dan atau prinsip-prinsip pokok kesehatan.

Penerapan Paradigma Sehat dijabarkan ke dalam 4 hal yang bersifat pokok,

yaitu: Visi, Misi, Strategi, dan Pokok-Pokok Pembangunan Kesehatan.1

a. Visi pembangunan kesehatan di Indonesia adalah Masyarakat Sehat

yang Mandiri dan Berkeadilan1

Masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan merupakan

gambaran tentang keadaan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang

ditandai dengan sebagian besar penduduk hidup dalam lingkungan dan

berperilaku sehat, memiliki kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan

3

Page 13: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

yang bermutu secara adil dan merata, serta berada dalam derajat kesehatan

yang optimal.

b. Misi pembangunan kesehatan di Indonesia: 1

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.

2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.

3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,

merata dan terjangkau.

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan

masyarakat serta lingkungannya.

c. Strategi pembangunan kesehatan di Indonesia: 1

1. Pembangunan nasional berwawasan kesehatan

2. Profesionalisme

3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM)

4. Desentralisasi

b. Pokok program pembangunan kesehatan di Indonesia: 1

1. Pokok program pemberdayaan masyarakat

2. Pokok program upaya kesehatan

3. Pokok program lingkungan sehat

4. Pokok program pengembangan sumber daya kesehatan

5. Pokok program pengembangan kebijaksanaan dan manajemen

6. Pokok program pengembangan dan penelitian kesehatan

Upaya kesehatan yang diutamakan dalam pembangunan kesehatan

dengan paradigma sehat adalah upaya promotif dan preventif tanpa

mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.1

1.5 Manfaat

Hasil kegiatan ini diharapkan dapat bermanfaat:

1. Sebagai bahan masukan terutama bagi instansi yang berkepentingan

dengan masalah kesehatan yang ada di desa Majaksingi Kecamatan

Borobudur.

2. Melatih kemampuan mahasiswa dalam mengenali dan melaksanakan

pemecahan masalah dengan situasi dan kondisi yang ada.

4

Page 14: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

3. Membantu menggali potensi masyarakat dalam meningkatkan peran serta

yang sangat bermanfaat serta memecahkan masalah kesehatan yang

dihadapi.

4. Menjadi evaluasi terhadap keberhasilan pelaksanaan program kesehatan

nasional.

1.6 Metodologi

Dalam survei kesehatan yang akan dilakukan, jumlah total sampel

yang diambil sebanyak jumlah populasi 129 kepala keluarga dari dua

dusun yaitu, Dusun Keruk Munggang dan Dusun Wonokriyo, Desa

Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.

Rancangan penelitian ini adalah deskriptif dengan pengumpulan

data dilakukan dengan metode observasi dan wawancara yang

menghasilkan data primer dan data sekunder. Data primer diambil dari

wawancara secara terarah serta pengamatan langsung. Data sekunder

diambil dari data kependudukan Desa Majaksingi. Data yang terkumpul

kemudian diolah dengan menggunakan persentase. Dari data yang diolah,

dicari prioritas masalah dengan metode Hanlon kualitatif. Selanjutnya

dilakukan analisis penyebab masalah dengan pendekatan HL Blum.

Setelah itu disusun beberapa program yang dapat dikerjakan dengan

melihat situasi dan kondisi, waktu serta dana yang ada sesuai dengan

prioritas masalah. Pengambilan keputusan dilakukan pada kegiatan

Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) dengan dihadiri pihak Bapelkes

Salaman, Kecamatan Borobudur, Puskesmas Borobudur, Kepala

DesaMajaksingi, para Kepala Dusun, dan perangkat desa Majaksingi,

bidan dan tenaga kesehatan, serta warga masyarakat Desa Majaksingi.

Menindaklanjuti hasil keputusan dari MMD, dibuat planof action dengan

berkoordinasi dengan pihak – pihak yang terkait. Pelaksanaan plan of

action melibatkan kerjasama dengan masyarakat desa Majaksingi, setelah

itu dilakukan evaluasi terhadap kegiatan.

5

Page 15: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

BAB 2

ANALISIS SITUASI

2.1 Data Umum dan Lintas Sektoral

2.1.1 Data Umum

2.1.1.1 Data Wilayah

Batas-batas wilayah desa Majaksingi adalah :

Utara : Desa Tuksongo,

Selatan : Daerah Istimewa Yogyakarta

Barat : Desa Giritengah dan Desa Tuksongo

Timur : Desa Ngargogondo

Luas Wilayah Desa Majaksingi adalah 469,962 ha.

PembagianWilayah Desa Majaksingi terdiri dari 12 dusun yaitu dusun

Krajan I, Krajan II, Khiyudan, Karanggawang, Pakem, Pete, Butuh,

Keruk Batur, Keruk Ndeso, Kapuhan Wonokriyo, dusun Keruk

Munggang.

2.1.1.2 Data Keadaan Penduduk ( Desember Tahun 2012)

Jumlah penduduk : 2785 jiwa

Laki-laki : 1394 jiwa

Perempuan : 1391 jiwa

Jumlah KK : 806 KK

Data penduduk berdasarkan umur tampak pada tabel sebagai berikut :

Tabel 1. Komposisi Penduduk di Wilayah Desa Majaksingi Bulan

Desember Tahun 2012

Umur Jumlah %

6

Page 16: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

0-14 tahun 747 26,82 %

15-49 tahun 1518 54,51 %

>50 tahun 520 18,67 %

Total 2785 100 %

Sumber : BPS Kabupaten Magelang Desember tahun 2012

Sosial-Budaya

Pemeluk Agama

Tabel 2. Data Pemeluk Agama di Wilayah Desa Majaksingi Bulan

Desember Tahun 2012

A g a m a Jumlah %

Islam

Kristen protestan

Katolik

Budha

Hindu

2474

2

0

0

0

99,92%

0,08%

-

-

-

Total 2476 100 %

Sumber : Data statistik tahun 2012

Tingkat Pendidikan

Tabel 3. Data Tingkat Pendidikan di Wilayah Desa Majaksingi Bulan

Desember Tahun 2012

Tingkat Pendidikan Jumlah %

Tidak tamat SD

Tamat SD / sederajat

Tamat SLTP / sederajat

Tamat SLTA / sederajat

Tamat akademi / PT

875

1049

389

379

82

31,55 %

37,81 %

14,02 %

13,66 %

2,56 %

Total 2774 100%

Sumber : Data statistik tahun 2012

Sosial Ekonomi

7

Page 17: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

Tabel 4. Data Mata Pencaharian Penduduk di Wilayah Desa Majaksingi

Bulan Desember Tahun 2012

Sumber : Data statistik tahun 2012

2.1.1.3 Data Lintas Sektoral

1. Sektor Agama

Pada sektor agama, program-program yang mendukung dalam

peningkatan kesehatan yaitu diantaranya:

Setiap calon pengantin yang akan melakukan pernikahan di KUA

Borobudur harus melakukan imunisasi TT1 sebagai kelengkapan

dalam syarat melakukan pernikahan dengan menunjukkan

bukti/surat imunisasi TT1 tersebut. Imunisasi TT1 tersebut dapat

dilakukan di Puskesmas, Dokter, ataupun Bidan.

Pasangan calon pengantin sebelum melakukan pernikahan diadakan

bimbingan mengenai hal-hal apa saja yang berkaitan dengan

persiapan,pelaksanaan dan setelah pernikahan yang diharapkan dapat

menjadikan keluarga yang harmonis, bahagia dan sejahtera. Contoh

materi dalam acara bimbingan tersebut adalah mengenai Keluarga

Berencana (KB), kesehatan reproduksi, ibu hamil, pemeliharaan

kehamilan, suami siaga, pernikahan dari sudut pandang agama, dan

lain-lain. Acara bimbingan tersebut dilakukan di KUA Kecamatan

Borobudur setiap hari Selasa bagi yang beragama Islam dengan yang

Mata Pencaharian Jumlah %

Petani

Buruh Tani

Buruh bangunan

PNS / TNI / POLRI

Pedagang

Lain-lain

648

167

39

40

50

54

64,93 %

16,73 %

3,91%

4,01 %

5,01 %

5,41 %

Total 998 100 %

8

Page 18: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

bertugas sebagai pembimbing adalah petugas dari KUA, dimana

pelaksanaan kegiatan tersebut tidak dipungut biaya dan para petugas

juga tidak mendapatkan fee/imbalan dalam melakukan kegiatan

tersebut. Bagi masyarakat yang beragama Kristen, Katolik, Hindu,

dan Budha bimbingan diadakan di tempat ibadah masing – masing.

Kegiatan bimbingan dilakukan minimal satu kali untuk setiap

pasangan calon pengantin.

2. Sektor Pemuda dan Olahraga

3. Sektor Pangan dan Pertanian

Sektor pangan dan pertanian merupakan salah satu sektor penting

yang berperan dalam kebeerhasilan program kesehatan masyarakat.

Program utama yang mendukung yaitu proses penanaman

pemahaman bahwa semua aspek pertanian kembali ke system

pangan organik. Termasuk pestisida yang banyak digalakkan yaitu

pestisida organik, misalnya sidasol, fungisida organik.

Program-program yang dilakukan misalnya SLPTT (sekolah lapang

pengelolaan tanaman terpadu) yang dilakukan dengan mengelola 400

ha lahan, melibatkan mantri tani, penyuluh, pengamat pertanian,

pengamat hama tanaman. Selain itu, program lain yang mendukung

yaitu pelatihan-pelatihan mengenai peningkatan produksi pertanian,

pembuatan pupuk organik, pengolahan hasil pertanian, budidaya

sumber pangan.

Pelaksanaan program dilaksanakan berdasarkan kebijakan dari pusat

dan daerah, yang berkaitan juga dengan instansi terkait. Pendanaan

program-program yang dilaksanakan berasal dari beberapa sumber,

yaitu APBD, APBN, swadaya.

Pelaksanaan evaluasi program dilakukan tiap selesai pelaksanaan

program dan setiap bulan evaluasi.

4. Sektor Program Kerja Kesehatan (PKK)

9

Page 19: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

PKK dibagi menjaji 2 wilayah desa kecamatan dan dibagi dalam 5

program POKJA. Pokja I mengenai Pancasila, Pokja II mengenai

Pendidikan, Pokja III mengenai Sandang Pangan dan Pokja IV

mengenai kesehatan. Berikut program Pokja IV mengenai bidang

kesehatan:

10

Page 20: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

No Program Prioritas Program Kegiatan Sasaran

1

2

3

Kesehatan

Kelestarian

lingkungan hidup

Perencanaan Sehat

1. Optimalisasi Posyandu

2. Meningkatkan

penyuluhan

1. Pemberdayaan

masyarakat

2. Pembinaan

1. Meningkatkan kegiatan

dalam program

perencanaan sehat

2. Kegiatan Kesatuan Gerak

PKK KB kes dalam upaya

a. Bintek Posyandu

b. Pemasyarakatan ASI eksklusif

c. Konseling balita

d. PMT penyuluhan

a. Sosialisasi penyakit menular

b. Penyuluhan deteksi dini Bumil Resti

c. Penyuluhan ASI eksklusif

- Penyuluhan STMB (Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat)

- BP Spams (Badan Pengelola Air Minum dan

Sanitasi)

a. Penyuluhan tentang

- Pentingnya pemahaman dan kesertaandalam

program KB menuju keluarga berkualitas

- Penyuluhan kesehatan reproduksi bagi remaja

dan catin

- Lomba Kesatuan Gerak PKK KB Kes Tingkat

Kecamatan

41

Page 21: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

meningkatkan cakupan

hasil pelayanan KB KES

42

Page 22: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

Kesehatan dikoordinasi oleh bidan dan kader, lingkungan hidup

dikoordinasi oleh puskesmas dan perencanaan sehat dikoordinasi

oleh PLKB. Anggaran di desa didapatkan dari pemerintah daerah

sevagian besar dari swadaya.

5. Sektor Kesejahteraan Rakyat

1) Bansos (bantuan Sosial)

2) Bidang kesehatan : Jamkesmas

Jumlah kartu Jamkesma ada 785,salah satu kendala ialah

terlewatnya masyarakat sehingga tidak mendapatkan jamkesmas

oleh karena pembagian kartu berdasarkan data sensus statistik

BPS 5 tahun 1X. sudah tersalurkan sebanyak 774, 11 yang

meninggal dunia. Usulan dari desa sendiri 40.000 KK, namun

kartu yang telah di tanda tangani bupati hanya sebagian saja.

Adapun beberapa pertimbangan pemberian jamkesmas :

Pendapatan

Jumlah anak

Tingkat pendidikan

Pengurangan jamkesmas dapat dikarenakan meninggal dunia

atau pindah alamat. Kuota dari jamkesmas sendiri untuk 1

kecamatan ± 13.160, kabupaten 166.000.

3) Pansimas (Program Air Minum Berbasis Masyarakat)

Pertama dilakukan survey kesehatan oleh petugas, untuk melihat

keadaannya bagaimana kemudian dicari sumber dayanya

berawal dari mana. Biaya 150 juta dari desa itu sendiri harus

memiliki swadaya minimal 11 juta.

4) Raskin

Semakin bertambah tahun semakin menurun, tahun ini 2013

menjadi 16% dan tiap KK 15 kg.

41

Page 23: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

5) PKH (Program Keluarga Harapan)

Diketuai oleh Menkesra Pusat. Kelemahannya adalah data

resifikasi lama pembuatannya. Contoh kegiatan :

ANC ibu hamil

Ibu masih nifas (perawatan)

Wajib belajar 9 tahun (cek absen 3 bulan 1x)

Pemberian uang bantuan ibu Rp 600.000,- dan anak Rp.

400.000,-.

6. Sektor Keluarga Berencana

Balai Pelayanan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

- Sasaran:

1. Remaja

2. Ibu yang memiliki anak remaja

Agar memunda usia perkawinan minimal 20 tahun

untuk anak perempuan dan 25 tahun untuk anak laki-

laki melalui pendewasaan usia perkawinan.

- Keluarga Berencana (KB)

Membantu menurunkan angka kematian ibu dan anak

dengan menghindari 4T (terlalu banyak, terlalu dekat,

terlalu muda, dan terlalu tua).

Bertujuan untuk mengatur jarak anak dan jumlah anak.

- Keluarga Sejahtera (KS)

Membantu mewujudakan keluarga sejahtera dengan

1. Bina Keluarga bertujuan untuk ketahanan

keluarga, penyuluhan bersamaan dengan kegiatan

Posyandu, sasarannya adalah pemantauan

pertumbuhan balita, kegiatannya meliputi:

Bina Keluarga Balita (BKB) terdapat Kartu

Kembang Balita (KKB)

Bina Keluarga Remaja (BKR)

42

Page 24: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

Bina Keluarga Lansia (BKL)

2. Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera

(UPPKS) untuk meningkatkan kesejahteraan

keluarga dengan mengupayakan terpenuhinya

kebutuhan keluarga tersebut.

- Balai Pelayanan KB/KS Kecamatan Borobudur memiliki

panjang tangan di masing-masing desa yang disebut PPKBD

(Pembantu Pembina Keluara Berencana Desa) dan pada tingkat

dusun disebut sub PPKBD yang biasanya merupakan kader-

kader Posyandu dengan salah satunya menjadi ketua.

- Kebijakan pemerintah “dua anak cukup” ditindaklanjuti dengan

penggalakan program KB. Salah satu cara yang dilakukan oleh

Balai Pelayanan KB/KS adalah penjaringan akseptor KB dengan

turun langsung ke masyarakat melalui agenda-agenda tahunan

yang biasanya masyarakat mengenalnya dengan istilah “Safari”

antara lain:

1. KB kesehatan manunggal ABRI

2. KB kesehatan bayangkara

Pembinaan kader dilakukan oleh Bidan Desa dan Petugas Lapangan KB

(PLKB), 1 PLKB membawahi 5 desa.

Koordinasi lintas sektoral dilakukan tiap bulan, salah satunya dengan

Puskesmas Borobudur. Dalam pelaksanaan KB, alat kontrasepsi yang

menyediakan adalah Balai PelayananKB/KS kemudian diserahkan kepada

Puskesmas Borobudur sebagai pelaksana KB. Sebagian alat kontrasepsi yang

ada di Puskesmas akan diserhkan ke PPKBD melaui PLKB dengan

sepengetahuan puskesmas.

Jumlah Tenaga Kerja:

Balai Pelayanan KB/KS Kecamatan Borobudur

Kepala 1 orang

Petugas PLKB 4 orang

43

Page 25: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

Kasuba TU 1 orang

PPKBD 1 orang insentif sebesar Rp 250.000,00 tiap orang / tahun.

Sub PPKBD 1 orang kader sebagai ketuanya di masing-masing dusun tidak

ada uang intensif kerja dirasakan kurang maksimal.

Sarana atau alat yang digunakan ada alat peraga, flipchart, contoh alat

kontrasepsi, brosur atau pamflet. Alat peraga diberikan oleh BKKBN sebagai

program nasional, setiap Balai Pelayanan KB/KS mendapatkan 1 set alat

peraga dan beberapa macam flipchart. Brosur dari provinsi atau kabupaten

baru dibagikan ke kader, belum ke masyaraat secara luas

Kecamatan Borobudur dibagi menjadi 20 Desa:

1. Giripurno (endemis malaria)

2. Giritengah

3. Tuksongo

4. Majaksingi

5. Kenalan

6. Bigaran

7. Sambeng

8. Candirejo

9. Ngargogondo

10. Wanurejo

11. Borobudur ( jumlah penduduk terbanyak 8199)

12. Tanjungsari

13. Karanganyar

14. Karangrejo

15. Ngadiharjo

16. Kebonsari

17. Tegalarum

18. Kembanglimus

19.Wringinputih

20. Bumiharjo

44

Page 26: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

Jumlah penduduk kecamatan Borobudur 2011

laki-laki : 29143

perempuan: 28761

total : 57904

Jumlah penduduk Majaksingi 2012:

laki-laki: 1394

perempuan: 1391

sebagian besar penduduk bermatapencaharian sebagai petani yaitu sebanyak

648 orang

.

Struktur organisasi di Kecamatan Borobudur

CAMAT

IWAN SUTIARSO, M.Si

SEKCAM

UNTUNG SUJOKO

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

45

Page 27: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

2.2 Data Khusus (Hasil Survei)

2.2.1 Kependudukan (Demografi)

2.2.1.1Distribusi berdasarkan jenis kelamin dan umur

Dari 415 orang anggota keluarga yang disurvei, 219orang berjenis kelamin

laki-laki (52,7 %) dan 196 orang berjenis kelamin perempuan (47,3%)

dengan distribusi menurut umur seperti dijabarkan pada Tabel 19.

Tabel 1. Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin dan umur

No Kelompok umur

Laki-laki Perempuan

jumlah perentase

1 0-14 bulan 2 3 5 1,2

2 1-4 tahun 16 6 22 6,5

3 5-9 tahum 2 3 5 1,2

4 10-14 tahun 39 28 67 16,1

KASUBAG

PERENCANAAN

KEUANGAN: WARSINI

KASUBAG ADMINISTRASI

UMUM: ENI WINDARTANTI

KA. SIE

TATA PEMERINTAHA

N

AJI TRISNANTO

KA SIE

PEMBERDAYAAN

MASYARAKT DESA

FAJAR SETIARDI

KA SIE

TRAMTIBUM DAN KESRA

SUHARTO

KA SIE

POTENSI WILAYAH

SITI BAROROH

46

Page 28: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

5 15-49 tahun 102 102 204 49,2

6 50-60 tahun 31 23 54 13

7 >60 tahun 27 31 58 14

Jumlah 219 196 415 100

Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun keruk

munggang dan wonokryo Desa majaksingi, Kecamatan Borobudur,

Kabupaten Magelang bulan juni 2013

2.2.1.2 Distribusi penduduk menurut tingkat pendidikan

Berikut adalah data distribusi sampel penelitian yang disurvei pada

tanggal 6 juni 2013 di masyarakat Dusun keruk munggang dan wonokryo

Desa majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, propinsi

Jawa Tengah

Tabel 2. Distribusi sampel berdasarkan tingkat pendidikan

47

Page 29: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun keruk

munggang dan wonokryo Desa majaksingi, Kecamatan Borobudur,

Kabupaten Magelang bulan juni 2013

Pada Tabel 2, terlihat bahwa tingkat pendidikan terbanyak pada penduduk

dusun Kerug Munggang dan dusun Wonokriyo desa Majaksingi adalah

tamat SD/sederajat yaitu sebanyak 217 jiwa ( 32,82 %).

2.2.1.3 Mata pencaharian

Distribusi sampel berdasarkan mata pencaharian terdapat pada Tabel 21.

Tabel 3. Distribusi sampel berdasarkan mata pencaharian

Mata pencaharian Jumlah Persentase

Tingkat pendidikan Jumlah Persentase

Tidak pernah sekolah 7 1,7

Belum sekolah 26 6,3

Tidak tamat SD 7 1,7

Belum tamat SD 25 6

Tamat SD / Sederajat 201 48,4

Tamat SLTP/ Sederajat 91 21,9

Tamat SLTA / sederajat 43 10,4

Tamat perguruan tinggi / akademi 15 3,6

Jumlah 415 100

48

Page 30: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

Petani 218 52,5

Peternak - -

Pedagang 9 2,2

Pengusaha industri - -

Pekerja buruh kasar 10 2,4

Pengrajin - -

PNS (ABRI / sipil) 2 0,5

Karyawan swasta 17 4,1

Pensiunan - -

Pengrajin genteng - -

Ibu rumah tangga 4 1

Tidak bekerja 145 34,9

Lain-lain 10 2,4

Jumlah 415 100

Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun keruk

munggang dan wonokryo Desa majaksingi, Kecamatan Borobudur,

Kabupaten Magelang bulan juni 2013

Jenis mata pencaharian terbanyak penduduk dusun keruk munggang dan

wonokryo Desa majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten

49

Page 31: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

Magelang, propinsi Jawa Tengah ialah petani, yaitu sebanyak 218 orang

(52,5%).

2.2.2 Status Kesehatan

2.2.2.1 Angka Kesakitan

Angka kesakitan di Desa majaksingi dalam satu bulan terakhir, terdapat

36 orang yang sakit (8,68%). Distribusi jenis penyakit di desa ini terdapat

pada Tabel 4.

Tabel 4. Angka kesakitan & berbagai jenis penyakit dari hasil survei

No. Jenis Penyakit Jumlah Keterangan

1 ISPA 14 Menular

2 Myalgia 6 Tidak menular

3 Dermatitis 3 menular

4 Hipertensi 1 Tidak menular

5 Penyakit jantung 3 Tidak menular

6 Gastritis 1 Tidak menular

7 Migrein 1 Tidak menular

8 Cephalgia 3 Tidak menular

9 Sakit gigi 1 Tidak menular

10 Sesak nafas 1 Tidak menular

11 Stroke 1 Tidak menular

12 Diabetes melitus 1 Tidak menular

  Total 36

50

Page 32: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun keruk

munggang dan wonokryo Desa majaksingi, Kecamatan Borobudur,

Kabupaten Magelang bulan juni 2013

Di antara 36 jumlah kesakitan, yang jumlahnya paling banyak adalah

penyakit menular sebanyak 17 jiwa (47,22%). Pada Tabel 4 terlihat

bahwa penduduk Dusun keruk munggang dan wonokryo Desa

majaksingi paling banyak menderita ISPA yaitu 14 jiwa (38,8%).

2.2.3 Pengobatan

2.2.1.3.1 Pilihan pengobatan

Dari 36 penderita yang ditemukan dalam survei, 15 penderita (41,7%)

memilih untuk tidak berobat. Terdapat 1 penderita (2,8%) yang memilih

ke pengobatan alternatif. Sebanyak 4 penderita (11,1%) memilih untuk

berobat ke pelayanan kesehatan swasta, sedangkan 16 penderita lainnya

(44,4%) memilih berobat ke puskesmas/RSUD. Sebagian besar warga

sudah memiliki kesadaran untuk berobat dan mencari pelayanan

kesehatan ke pusat pelayanan kesehatan formal.

2.2.1.3.2 Jaminan pemeliharaan kesehatan

Dari 129 KK yang dilakukan survei pendataan, hanya 118 KK (99,1%)

saja yang memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan yang

diselenggarakan oleh pemerintah (berupa Askeskin,JPSBK,

Jamkesmas, Jamkesda), 1 KK (0,9%) asuransi dari perusahaan (berupa

Askes Pegawai dan Jamsostek) sedangkan mandiri (JPKM),

Tabulin,dll tidak didapatkan.

2.2.1.3.3 KematianDalam satu tahun terakhir tidak terdapat kematian umum,

bayi, anak balita dan maternal.2.4 Pelayanan Kesehatan2.4.1 Kesehatan ibu dan

anak 2.4.2.1 Kehamilan2.4.2.1.1 Jumlah ibu hamil : 1

51

Page 33: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

jiwa2.4.2.1.2 Ibu hamil dengan risiko: -2.4.2.1.3 Paritas KehamilanTabel 5.

Paritas Kehamilan

N

o

Paritas Jumlah %

1 Primigravid 1 100

2 Multigravida 0 0

3 Grande

multigravida

0 0

Jumlah 1 100

Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun Keruk

Munggang dan Wonokriyo Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur,

Kabupaten Magelang bulan Juni 20132.4.2.1.4 Usia kehamilanTabel 6.

Usia Kehamilan

N

o

Usia Kehamilan Jumlah %

1 1-3 bulan 0 0

2 4-6 bulan 0 0

3 7-9 bulan 1 100

4 lebih dari 9 bulan 0 0

Jumlah 1 100

Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun Keruk

Munggang dan Wonokriyo Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur,

Kabupaten Magelang bulan Juni 2013Sebanyak 1 orang ibu hamil

memeriksakan kehamilan di puskedes. Terdapat 1 ibu hamil yang sudah

memeriksakan kehamilannya kelima kali. Sebanyak 1 ibu hamil sudah

mendapat imunisasi TT pertama sebelum menikah, mendapat imunisasi

TT kedua dan ketiga saat kehamilan.Sebanyak 1 ibu hamil yang

memiliki tabungan ibu bersalin (tabulin) dan sevbanyak 1 ibu hamil

yang meminum tablet Fe secara teratur. Sebanyak 1 ibu hamil

memeriksakan hemoglobin dan golongan darahnya.2.4.2.2

52

Page 34: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

BayiDalam satu tahun terakhir, terdapat 3 kelahiran hidup. Tidak

ada bayi yang lahir mati dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). Seluruh

kelahiran ditolong oleh tenaga kesehatan. Terdapat 2 bayi yang

mendapat ASI eksklusif dan 1 bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif.

Jumlah bayi yang telah mendapat imunisasi:Tabel 7. Imunisasi pada

bayi di dusun Kerug Munggang dan Wonokriyo

Imunisasi Jumlah bayi yang telah mendapat

Persentase

BCG 3 100%

Hepatitis BI 3 100%

DPT 1 + Hepatitis BII 2 66,6%

DPTII + Hepatitis B III 2 66,6%

DPT III + Hepatitis IV 2 66,6%

Polio I 3 100%

Polio II 2 66,6%

Polio III 2 66,6%

Polio IV 1 33,3%

Campak 1 33,3%

Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun Keruk

Munggang dan Wonokriyo Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur,

Kabupaten Magelang bulan Juni 2013Imunisasi telah dilakukan pada

seluruh bayi yang ada sesuai usia, sesuai dengan standar minimal.

2.4.2.3 BalitaHasil survei dari 2 dusun, dijumpai 24 orang balita.

24 orang balita (100%) diantaranya sudah memiliki KMS dan 18 orang

balita (75%) ditimbang bulan ini. Dari seluruh balita dalam cakupan

survei, 23 balita sudah memiliki gizi baik tetapi ada 1 balita dengan gizi

buruk. Sebanyak 24 orang balita (100%) telah mendapatkan kapsul

vitamin A. Sebanyak 23 balita (97%) diberi ASI hingga 2 tahun dan 1

balita (3%) tidak diberi ASI hingga 2 tahun. Terdapat 2 balita (6%)

dengan gangguan kebiasaan makan.2.4.2.4 Keluarga

BerencanaBerdasarkan hasil survei, didapatkan 129 pasangan usia

subur (PUS). Sebanyak 129 pasangan usia subur (100%) mengikuti

53

Page 35: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

program keluarga berencana. Jumlah pengguna dari masing-masing

jenis alat kontrasepsi dapat dilihat pada Tabel 8.Dari tabel di bawah,

tampak bahwa metode kontrasepsi yang paling banyak dipakai ialah KB

suntik sebanyak 16 pasangan (12,4%), KB susuk sebanyak 17 pasang

(13,2%), KB steril sebanyak 2 pasang (1,6%), KB pil sebanyak 3

pasang (2,3%), KB IUD sebanyak 7 pasang (5,4%), Kb lain – lain

sebanyak 7 pasang (, KB steril sebanyak 2 pasang (1,6%), KB pil

sebanyak 3 pasang (2,3%), KB IUD sebanyak 7 pasang (5,4%), Kb lain

– lain sebanyak 7 pasang (5,4%).Dari 129 pasangan usia subur yang

mengikuti program KB, 49 di antaranya (37,9%)%) memilih untuk

mendapatkan pelayanan KB di praktik bidan/dokter swasta, 13 PUS

(10,07%) memilih Puskesmas/Pustu untuk mendapatkan pelayanan KB,

dan hanya 17 PUS sisanya (13,1%) memilih

posyandu/polindes/poskesdes sebagai tempat pelayanan KB. Tabel

8. Proporsi penggunaan alat dan obat kontrasepsi

Jenis kontrasepsi Jumlah Persentase

Kondom - 0%

Suntikan 16 12,4%

Susuk 17 13,2%

Steril 2 1,6%

Pil 3 2,3%

IUD 7 5,4%

Lain-lain 7 5,4%

Jumlah 52 100%

Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun Keruk Munggang dan Wonokriyo Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang bulan Juni 20132.5 Perilaku Kesehatan2.5.1 Penilaian strata PHBSPenilaian strata PHBS dilakukan menggunakan indikator-indikator berikut:Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

1) Bayi diberi ASI saja sejak lahir sampai berusia 6 bulan

2) Balita ditimbang minimal 8 kali dalam setahun

54

Page 36: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

3) Mengkonsumsi makanan dalam jumlah cukup untuk memenuhi zat gizi:

energi, protein, lemak, vitamin dan mineral

4) Keluarga memanfaatkan air bersih untuk masak, mandi dan cuci

5) Keluarga menggunakan jamban keluarga sehat yang berbentuk leher

angsa

6) Setiap anggota keluarga membuang sampah pada tempatnya

7) Setiap anggota keluarga menempati ruangan rumah minimal 9 m2

8) Semua ruangan tempat tinggal berlantai kedap air bukan tanah

9) Anggota keluarga yang berumur 10 tahun ke atas melakukan aktivitas

fisik 30 menit per hari minimal 3 kali per minggu

10) Anggota keluarga tidak ada yang merokok di dalam rumah

11) Anggota keluarga mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan

sesudah BAB

12) Anggota keluarga menggosok gigi minimal 2 kali sehari dengan sikat

gigi masing-masing

13) Anggota keluarga tidak ada yang membeli, menjual dan menggunakan

miras serta narkoba

14) Anggota keluarga menjadi anggota jaminan pemeliharaan kesehatan

(termasuk dana sehat, Askes, Askeskin, Jamsostek, dll)

15) Melakukan pemberantasan sarang nyamuk atau PSN yang dibuktikan

tidak adanya jentik di dalam maupun di luar rumah

Setiap keluarga dinilai menggunakan indikator-indikator di atas. Bila sebuah

keluarga memenuhi satu indikator, maka diberi skor 1. Jumlah skor

kemudian dikelompokkan menjadi berbagai strata yaitu: Sehat Pratama

(skor 0-5), Sehat Madya (skor 6-10), Sehat Utama (skor 11-15), Sehat

Paripurna (skor 16).

Berikut hasil penghitungan strata PHBS pada keluarga sampel:

55

Page 37: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

Tabel 9. Strata PHBS

No Strata Jumlah KK %

1. Sehat Pratama - -

2. Sehat Madya 58 45

3. Sehat Utama 71 55

4. Sehat Paripurna - -

Jumlah 129 100,00%

Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun keruk

munggang dan wonokryo Desa majaksingi, Kecamatan Borobudur,

Kabupaten Magelang bulan juni 2013

Berdasarkan keempat strata dalam perilaku hidup bersih dan sehat, sebagian

besar warga masyarakat berada pada tingkat sehat utama yaitu sebesar 55 %.

2.5.2 Perilaku Kebersihan Diri

Tabel 10. Perilaku kebersihan diri penduduk di Dusun Keruk

Munggang dan Wonokriyo

Kriteria Perilaku Jumlah KK %

Frekuensi mandi < 2 kali 23 17,8

≥ 2 kali 106 82,2

Jumlah 129 100%

Tempat mandi KM sendiri 120 93

Pancuran/belik/PMA 7 5,4

MCK umum 2 1,6

kolam/sungai - 0

56

Page 38: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

Jumlah 129 100%

Penggunaan sabun Ya 119 92,2%

Tidak 10 7,8%

Jumlah 129 100%

Kebiasaan menggosok gigi

Ya ( >2x/hari) 113 87,6

Tidak 16 12,4

Jumlah 129 100%

Jumlah sikat gigi sesuai dengan anggota keluarga

Ya 108 91,5

Tidak 11 8,5

Jumlah 129 100%

Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun Keruk

Munggang dan Wonokriyo Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur,

Kabupaten Magelang bulan Juni 2013

Sebagian besar penduduk dusun Keruk Munggang dan dusun Wonokriyo

telah memiliki perilaku kebersihan diri yang baik, ditandai dengan

kebiasaan mandi > 2x sehari telah dilakukan oleh 82,2 % warga, warga yang

menggunakan sabun sebanyak 119 keluarga (92,2%) dan sebanyak 87,6%

telah menggosok gigi >2x/hari dan 91,5% keluarga memiliki sikat gigi

pribadi, dan tidak ada yang mandi di kolam atau sungai.

2.5.3 Perilaku Buang Air Besar

Dari 129 keluarga yang disurvei, sebanyak 123 keluarga (95,3 %) memiliki

jamban sendiri, sedangkan 6 keluarga sisanya (4,7 %) tidak memiliki

jamban. Berikut tipe jamban yang dimiliki oleh penduduk.

Tabel 11. Tipe jamban yang dimiliki penduduk

Tipe jamban Jumlah Persentase

Angsatrin 119 96,9%

Jumbleng/cemplung/plengsengan 4 3,1%

Jumlah 123 100%

57

Page 39: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun Keruk

Munggang dan Wonokriyo Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur,

Kabupaten Magelang bulan Juni 2013

Dari data pada Tabel 7, terlihat bahwa sebagian besar penduduk sudah

mempunyai jamban tipe angsatrin, yaitu sebesar 96,9%, sedangkan yang

memilik jamban tipe jumbleng/cemplung/plengsengan hanya sebesar

3,1%.

Data kebiasaan tempat buang air besar dapat dilihat pada Error: Reference

source not found 8.

Tabel 12. Kebiasaan BAB

Tempat BAB Jumlah Persentase

Jamban/WC 129 100 %

Sungai - 0 %

Jumlah 129 100 %

Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun Keruk Munggang

dan Wonokriyo, Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang

bulan Juni 2013

Berdasarkan perilaku kebiasaan buang air besar, terlihat bahwa semua

penduduk (129 keluarga) sudah buang air di jamban/WC yaitu sebesar

100%.

2.5.4 Perilaku Mengambil Air Minum

Sumber air minum yang digunakan warga dusun Keruk Munggang dan

Wonokriyo terlihat pada Tabel 13.Terlihat bahwa sebagian besar warga

58

Page 40: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

mengonsumsi air minum yang berasal dari sumur umum/keluarga yaitu

sebesar keluarga (%).

Tabel 13. Sumber air minum warga dusun Keruk Munggang dan Wonokriyo

Sumber air minum Jumlah Persentase

PMA 129 100 %

sumur umum/ keluarga - 0

PAM/ perpipaan - 0

AMDK - 0

PAH - 0

Sungai - 0

Jumlah 129 100,00%

Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun Keruk Munggang

dan Wonokriyo Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang

bulan Juni 2013

Dari 192 keluarga yang disurvei, semua keluarga memasak air terlebih

dahulu sebelum dikonsumsi

2.2.3.4 Perilaku mengganti pakaian

Tabel 14. Frekuensi mengganti pakaian per hari

Frekuensi ganti

pakaian (per hari)

Jumlah Persentase

1x 39 KK 30,2 %

2x 89 KK 69 %

59

Page 41: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

>2x 1 KK 0,8 %

Jumlah 129 KK 100,00%

Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun Keruk Munggang

dan Wonokriyo Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang

bulan Juni 2013

Dari Tabel 10 tampak bahwa sebagian besar warga mengganti pakaian dua

kali sehari yaitu sebesar 69 %. Sebagai tambahan, sebanyak 120 (93 %)

keluarga memiliki kebiasaan menggantung pakaian, dan 9 sisanya (7%)

tidak.

60

Page 42: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

2.2.3.7 Perilaku membersihkan rumah

Tabel 15. Perilaku membersihkan rumah warga dusun Keruk Munggang

dan Wonokriyo

Perilaku Nilai/frekuensi Jumlah

keluarga

Persentase

membersihkan

rumah dalam

sehari

1x 90 69,8 %

2x 19 14,7 %

3x atau lebih 1 0,8 %

tidak teratur 19 14,7 %

Jumlah 129 100%

membersihkan

sarang laba-laba

≤1 bulan

sekali

12 9,3 %

1bulan sekali 23 17,8 %

>1 bulan

sekali

20 15,5 %

tidak teratur 74 57,4 %

Jumlah 129 100%

membersihkan

tempat

penampungan

air

≤2x/minggu 114 88,4 %

>2x/minggu 15 11,6 %

Jumlah 129 100%

61

Page 43: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

kebiasaan

membuka

jendela setiap

hari

Ya 70 54,3 %

Tidak 59 45,7 %

Jumlah 129 100

Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun Keruk Munggang

dan Wonokriyo Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang

bulan Juni 2013

Dari Tabel 11, terlihat bahwa sebagian besar warga, sebesar 69,8%,

membersihkan rumah 1x per hari. Namun, sebagian besar warga masih

membersihkan sarang laba-laba tidak teratur yaitu sebesar 57,4%. Sebagian

besar warga terbiasa membersihkan tempat penampungan air paling tidak

kurang dari atau sama dengan 2 kali setiap minggu yaitu sebesar 88,4%, serta

sebagian besar warga memiliki kebiasaan membuka jendela setiap hari yaitu

54,3%.

2.2.3.5 Perilaku Mencuci Tangan

Sebanyak 105 KK (81,4%) terbiasa mencuci tangan menggunakan sabun

sebelum makan. Sebanyak 24 KK (18,6%) tidak terbiasa mencuci tangan

menggunakan sabun sebelum makan. Sebanyak 125 KK (96,9%) biasa

mencuci tangan setelah BAB, sedangkan 4 sisanya (3,1%) tidak.

2.2.3.6 Perilaku Merokok Dan Minum Minuman Keras

Terdapat 91 keluarga (70,5%) yang memiliki paling tidak satu anggota

keluarga yang merokok. Sejumlah 88 di antaranya (96,7 %) biasa merokok

di dalam ruangan/di dalam rumah. Tidak ada keluarga yang anggotanya

mengkonsumsi minuman keras.

62

Page 44: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

2.2.3.8 Keluarga sadar gizi

Tabel 16. Indikator keluarga sadar gizi (kadarzi)

No. Indikator kadarzi Ya % Tidak % Jumlah

1 keluarga makan

aneka ragam

makanan

102 79,07 27 20,93 129

2 keluarga memantau

kesehatan dan

pertumbuhan dengan

cara menimbang

berat badan*

21 77,78 6 22,22 27

3 keluarga

menggunakan garam

beryodium dalam

makanan sehari-hari

121 93,8 8 6,2 129

4 ibu memberi ASI

sampai bayi berumur

6 bulan**

2 66,67 1 33,33 3

5 anggota keluarga

sudah mendapatkan

suplemen***

28 100 - 0 28

* untuk keluarga yang memiliki balita dan keluarga yang memiliki

bayi

** untuk keluarga yang memiliki bayi

*** untuk keluarga yang memiliki bayi, balita, ibu hamil dan ibu

nifas

63

Page 45: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun Keruk Munggang

dan Wonokriyo Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang

bulan Juni 2013

Dari perhitungan berdasarkan indikator di atas, didapatkan jumlah keluarga

yang tergolong sadar gizi dan yang belum sadar gizi seperti yang terlihat

pada Tabel 13.

Tabel 17. Satus Kadarzi di dusun dusun Keruk Munggang dan Wonokriyo

Status keluarga

kadarzi

Jumlah persentase

Sadar gizi %

Belum sadar gizi %

Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun Keruk Munggang

dan Wonokriyo Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang

bulan Juni 2013

Berdasarkan data tersebut, jumlah keluarga sadar gizi sebesar ....%. Jumlah

ini lebih rendah daripada sandar minimal yang harus dicapai, yaitu

sebesar ......%.

2.2.2 Keadaan Lingkungan

2.2.2.3 Rumah sehat

Dari skoring menggunakan kriteria-kriteria sarana sanitasi dan kualitas

lingkungan rumah di atas, dapat digolongkan rumah-rumah yang tergolong

sehat dan yang tidak. Rumah dengan skor lebih dari atau sama dengan 18

digolongkan sebagai rumah sehat, sedangkan rumah dengan skor kurang

dari 18 digolongkan sebagai rumah belum sehat. Berikut proporsi rumah

sehat dan belum sehat yang didapatkan dari hasil perhitungan skor.

64

Page 46: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

Tabel 18. Rumah sehat dan tidak sehat

Kriteria

Penggolongan

Jumlah Persentase

(%)

Rumah sehat 49 38

Rumah belum sehat 80 62

Jumlah 129 100

Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun Keruk Munggang

dan Wonokriyo Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang

bulan Juni 2013

Dari data mengenai sarana sanitasi rumah yang meliputi pembuangan kotoran

(BAB), penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air limbah

rumah tangga, jendela, lubang asap dapur, ruang tidur dan kualitas lingkungan

rumah yang meliputi ada tidaknya jentik nyamuk, tikus, lalat, kebersihan

pekarangan, pemanfaatan pekarangan, dan kebersihan kandang, diketahui terdapat

rumah sehat sebanyak 49 rumah (38%). Jika dibandingkan dengan standar

minimal, persentase tersebut masih di bawah standar, yaitu sebesar 65%.

2.2.2.1 Sarana Sanitasi Rumah

Tabel 19. Sarana sanitasi rumah

Variabel

memenuhi syarat tidak memenuhi

syarat

tidak ada

Jumlah % Jumlah % jumlah %

pembuangan

kotoran(BAB)

60 46,5 55 42,6 14 10,9

65

Page 47: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

penyediaan air

bersih

81 62,8 46 35,7 2 1,6

pembuangan

sampah

40 31 39 61,2 10 7,8

pembuangan air

limbah rumah

tangga

46 35,7 72 55,8 11 8,5

Jendela 64 49,6 65 50,4 - 0

lubang asap

dapur

47 36,4 67 51,9 15 11,6

ruang tidur 69 53,5 58 45 2 1,6

Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun Keruk

Munggang dan Wonokriyo Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten

Magelang bulan Juni 2013

Dari data tersebut, terlihat bahwa dari 129 kepala keluarga, 60 rumah

(46,5%) memiliki sarana pembuangan kotoran (BAB) yang memenuhi

standar seperti menggunakan jamban leher angsa atau bentuk cemplung

dengan tutup sehingga lalat dan kecoa tidak dapat masuk, mudah disiram

dan bersih. Namun masih terdapat keluarga yang memiliki rumah yang

dengan pembuangan kotoran (BAB) tidak sesuai standar yaitu sebesar

55(42,6 %) dan 14 (10,9 %) tidak memiliki sarana pembuangan kotoran

(BAB).

Selain itu, sebanyak 81 rumah (62,8%) telah memiliki penyediaan air

bersih sesuai standar yang ditandai oleh ada sumber air yang terlindung

dari pencemaran, bersih, cukup untuk memenuhi kebutuhan minum,

66

Page 48: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

masak, mandi dan cuci. Terdapat 40 rumah (31 %) yang memiliki

pembuangan sampah sesuai standar yaitu ada tempat/lubang sampah yang

cukup menampung sampah rumah tangga keluarga yang bersangkutan,

dibakar/ditimbun secara teratur sehingga tidak menjadi sarang nyamuk,

lalat, dan tikus dan 46(35,7 %) rumah yang memiliki pembuangan air

limbah rumah tangga yang memebuhi syarat.Terdapat 64 (49,6%) rumah

yang memiliki jendela yang sesuai standar (ada jendela di ruang tamu dan

ruang tidur, jendela dapat dibuka dan ditutup, luas jendela 10 % dari luas

lantai bangunan).Terdapat 47 (36,4 %) rumah dengan lubang asap dapur

yang sesuai standar (ada konstruksi untuk pengeluaran asap dapur, asap

dapur dapat keluar dari ruang dapur bila sedang dipakai memasak dan

tidak mengganggu penglihatan). Dan terdapat 69 (53,5%) keluarga dengan

rumah yang ada ruang tidur sesuai standar seperti terang pada siang hari,

tidak lembab baik lantai maupun dinding ruang tidur.

2.2.2.2 Kualitas Lingkungan Rumah

Tabel 20. Kualitas lingkungan rumah

Variabel

Ya Tidak

Jumlah persentase Jumlah Persentase

bebas jentik 81 62,8 48 37,2

bebas tikus 34 26,4 95 73,6

bebas lalat 42 32,6 87 67,4

pekarangan

bersih

75 58,1 54 41,9

pekarangan

dimanfaatkan

63 48,8 66 51,2

67

Page 49: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

kandang

terpisah dan

bersih

105 81,4 24 18,6

Sumber: Data primer hasil survei kesehatan masyarakat Dusun Keruk

Munggang dan Wonokriyo Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur,

73,6Kabupaten Magelang bulan Juni 2013

Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa sebagian besar (62,8%) keluarga

memiliki rumah bebas jentik yang ditandai tidak ditemukan jentik nyamuk

pada tempat penampungan air baik di dalam rumah (gentong, bak mandi,

dsb) maupun di luar rumah (kalen bekas, pot, dsb).Terdapat 42 (32,6%)

rumah yang disurvei bebas lalat (ditandai dengan ditemukan sedikit/satu/dua

lalat di dapur dan sekitarnya). Dan sebagian besar rumah yang disurvei

(81,4.%) memiliki kandang hewan ternak yang sesuai standar (terdapat

bangunan kandang hewan ternak tersendiri, tidak menjadi satu dengan

rumah induk, keadaannya bersih, terawat dan tertata rapih).Namun

demikian, sebanyak 95 (73,6 %) keluarga memiliki rumah yang tidak bebas

tikus yang terlihat dari ditemukan tikus dan jejaknya di dalam atau luar

rumah. 63 (48,8%) pekarangan warga yang telah dimanfaatkan dengan baik

(pekarangan dimanfaatkan untuk tanaman pelindung, tanaman obat

keluarga, sayuran, dan sejenisnya).Dan terdapat75 (58,1%) rumah dengan

pekarangan yang bersih (keadaan pekarangan bersih baik dari sampah

maupun kotoran hewan ternak dan tertata dengan rapi).

BAB III

MASALAH, PRIORITAS MASALAH DAN ANALISIS PENYEBAB

MASALAH

68

Page 50: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

3.1 Identifikasi Masalah

Dari survei yang dilakukan tanggal 14 Februari - 21 Februari

2013terhadap 192 kepala keluarga di Desa Majaksingi, Kecamatan

Borobudur, Kabupaten Magelang didapatkan berbagai masalah kesehatan

seperti yang terlihat pada Tabel 3.1.

Tabel 1. Masalah kesehatan di DesaMajaksingi, Kecamatan Borobudur,

Kabupaten Magelang

No Masalah Kesehatan Jumlah

1 ISPA 14

2 Myalgia 6

3 Dermatitis 3

4 Hipertensi 1

5 Penyakit jantung 3

6 Gastritis 1

7 Migrein 1

8 Cephalgia 3

9 Sakit gigi 1

10 Sesak nafas 1

11 Stroke 1

12 Diabetes melitus 1

3.2 Prioritas Masalah

Prioritas masalah ditentukan dengan metode Hanlon kualitatif, dengan

menggunakan kriteria urgency, seriousness, dan growth.

1. Kriteria urgency (U)

69

Page 51: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

Tabel 3.2. Prioritas masalah berdasarkan kriteria urgency

A B C D E F G H I J K L TOTAL

HORISONT

AL

A + + + - + + + + - + + 9

B + - - - - - - - - - 1

C - - - - - - - - - 0

D - - + - - - + - 2

E + + + + - + + 6

F + + - - + + 4

G - - - - - 0

H - - + + 2

I - + + 2

J + + 2

K - 0

L 0

TOTAL

VERTICAL

0 0 0 2 4 3 2 4 6 9 3 5

TOTAL

HORISONTAL

9 1 0 2 6 4 0 2 2 2 0 0

TOTAL 9 1 0 4 1

0

7 2 6 8 1

1

3 5

2. Kriteria Seriousness (S)

Tabel 3.3. Prioritas masalah berdasarkan kriteria seriousness

70

Page 52: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

A B C D E F G H I J K L TOTAL

HORISONT

AL

A + + - - - - - - - - - 2

B + - - - - - - - - - 1

C - - - - - - - - - 0

D - + + + + - - - 4

E + + + + - + + 6

F + - - - - - 1

G - - - - - 0

H + - - - 1

I - - - 0

J + + 2

K + 1

L 0

TOTAL

VERTICAL

0 0 0 3 4 3 3 5 5 9 8 8

TOTAL

HORISONTAL

2 1 0 4 6 1 0 1 0 2 1 0

TOTAL 2 1 0 7 1

0

4 3 6 5 1

1

9 8

3. Kriteria Growth (G)

71

Page 53: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

Tabel 3.4. Prioritas masalah berdasarkan kriteria growth

A B C D E F G H I J K L TOTAL

HORISONT

AL

A + + + + + + + + + + + 11

B - - + + + + + - + + 7

C + + + + + + + + + 9

D + + + + + - + + 7

E + - - - - + + 3

F - - - - - - 0

G - - - + + 2

H + - + + 3

I - + + 2

J + + 2

K + 1

L 0

TOTAL

VERTICAL

0 0 1 1 0 0 2 3 3 7 1 1

TOTAL

HORISONTAL

1

1

7 9 7 3 0 2 3 2 2 1 0

TOTAL 1

1

7 1

0

8 3 0 4 6 5 9 2 1

4. Perhitungan nilai prioritas

Tabel 3.5. Perhitungan nilai prioritas

MASALAH U S G TOTAL PRIORITAS

A 9 2 11 22 III

B 1 1 7 9 IX

C 0 0 10 10 VIII

D 4 7 8 19 IV

E 10 10 3 23 II

72

Page 54: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

F 7 4 0 11 VII

G 2 3 4 9 IX

H 6 6 6 18 V

I 8 5 5 18 V

J 11 11 9 31 I

K 3 9 2 14 VI

L 5 8 1 14 VI

5. Urutan prioritas

Berdasarkan metode Hanlon kualitatif di atas, didapatkan prioritas

masalah sebagai berikut:

Tabel 3.6. Urutan prioritas masalah

Prioritas Masalah

I Sesak nafas

II Penyakit Jantung

III ISPA

IV Hipertensi

V Chepalgia, Sakit

gigi

VI Stroke, Diabetes

melitus

VII Gastritis

VIII Dermatitis

IX Myalgia, Migraine

73

Page 55: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

3.3 Analisis Penyebab Masalah

Tahap selanjutnya setelah penentuan prioritas masalah adalah identifikasi

penyebab dari masalah tersebut. Dalam identifikasi masalah ini digunakan metode

HL Blum yang menganalisis faktor-faktor risiko yang dapat menjadi penyebab

masalah ditinjau dari segi perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan dan gen.

Proses pendekatan dijelaskan dalam bagan berikut:

Daftar masalah berdasarkan hasil survei kesehatan, ditentukan sebagai berikut:

STATUS KESEHATAN

PelayananKesehatan

Lingkungan

Gen Perilaku

74

Page 56: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

Berikut analisis penyebab masalah yang ada:

1. ISPA

a. Lingkungan:

- Cerobong asap di dapur yang tidak memenuhi standart (63,5%)

- Rumah belum termasuk kriteria rumah sehat (62%)

b. Perilaku:

- Kebiasaan merokok di dalam rumah (96,7%)

- Membersihkan rumah < 2x per hari (69,8%)

- Tidak membuka jendela setiap hari (45,7%)

c. Pelayanan kesehatan: -

d. Keturunan/kependudukan: -

A ISPA

B Myalgia

C Dermatitis

D Hipertensi

E Penyakit jantung

F Gastritis

G Migrein

H Cephalgia

I Sakit gigi

J Sesak nafas

K Stroke

L Diabetes melitus

75

Page 57: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

2. Hipertensi

a. Lingkungan: -

b. Perilaku:

- Ada anggota keluarga yang merokok (70,5%)

- Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi (78,3%)

c. Pelayanan kesehatan : -

d. Keturunan/kependudukan :

3. Sakit Kepala

a. Lingkungan: -

b. Perilaku

- Ada anggota keluarga yang merokok (70,5%)

- Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi (78,3%)

c. Pelayanan kesehatan : -

d. Keturunan/kependudukan : -

4. Sakit gigi

a. Lingkungan: -

b. Perilaku :

- Kebiasaan menggosok gigi <2x/hari (12,4 %)

- Jumlah sikat gigi yang tidak sesuai dengan jumlah keluarga (8,5 %)

- Ada anggota keluarga yang merokok (70,5 %)

c. Pelayanan Kesehatan : -

d. Keturunan / kependudukan : -

5. Stroke

i. Lingkungan:

ii. Perilaku :

- Ada anggota keluarga yang merokok (70,5 %)

- -Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi (78,3%)

iii. Pelayanan Kesehatan : -

76

Page 58: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

iv. Keturunan / kependudukan : -

9. Gastritis

a. Lingkungan : -

b. Perilaku : -

c. Pelayanan Kesehatan : -

d. Keturunan / kependudukan : -

10. Dermatitis

a. Lingkungan :

- Rumah belum termasuk kriteria rumah sehat

- Sumber air mandi tidak bersih

- Penampungan air limbah tidak memenuhi syarat

b. Perilaku :

- Mengganti pakaian harian kurang dari dua kali

- Mandi tidak menggunakan sabun

- Mandi kurang dari dua kali sehari

c. Pelayanan Kesehatan : -

d. Keturunan/kependudukan : -

11. Myalgia :

a. Lingkungan : -

b. Perilaku :

- Anggota keluarga yang berumur 10 tahun ke atas melakukan aktifitas fisik

kurang dari dua kali seminggu

c. Pelayanan Kesehatan : -

d. Keturunan / Kependudukan : -

12. Migrain :

a. Lingkungan : -

b. Perilaku :

77

Page 59: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

- Ada anggota keluarga yang merokok (70,5%)

c. Pelayanan Kesehatan : -

d. Keturunan/Kependudukan :-

BAB 4

PEMECAHAN MASALAH

4.1 Alternatif Pemecahan Masalah

Masalah Tujuan Sasaran Alternatif

ISPA Menurunkan angka penyakit

ISPA

Meningkatkan pengetahuan tentang

ISPA

Perubahan perilaku untuk tidak

merokok didalam rumah atau

didekat anggota keluarga yang tidak

merokok

Meningkatkan pengetahuan tentang

PHBS

Memberikan penyuluhan tentang

dampak merokok terhadap

kesehatan

Mengadakan penyuluhan tentang

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

pada masyarakat

Menyebarkan pamflet tentang rumah

sehat.

Hipertensi

, Diabetes

melitus,

stroke,

dan

penyakit

jantung

Menurunkan angka penyakit

hipertensi

Meningkatkan pengetahuan

masyarakat mengenai hipertensi,

diabetes melitus, stroke, dan

penyakit jantung

Meningkatkan pengetahuan

masyarakat mengenai pola hidup

yang baik termasuk di dalamnya

pola makan dan merokok

Meningkatkan kesadaran warga

untuk berobat

Penyuluhan mengenai hipertensi,

diabetes melitus, stroke, dan

penyakit jantung

Penyuluhan mengenai pola makan

dan perilaku yang sehat

Bekerja sama dengan bidan desa

untuk meningkatkan pengetahuan

warga tentang fungsi poskesdes

78

Page 60: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

79

Page 61: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

80

4.2 Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan untuk pelaksanaan kegiatan intervensi apa saja yang

akan dilakukan didasarkan pada hasil Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) yang

merupakan hasil diskusi dan kesepakatan warga tentang kegiatan sesuai dengan yang

mereka butuhkan. Berikut adalah hasil kesepakatan MMD dari program-program

yang diusulkan:

a. Penyuluhan dampak merokok terhadap kesehatan dan pemeriksaan tekanan

darah pada kegiatan peringatan Isra Mi’raj di masjid Hidayatul Athfal,

Wonokriyo

b. Penyuluhan kepada anak – anak di SD Satu Atap, Kerug Munggang dan TPA

Hidayatul Athfal, Wonokriyo:

• PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ) meliputi: cuci tangan,

gosok gigi, kebersihan diri, kebersihan sekolah, bahaya merokok,

bahaya narkoba, dan bahaya minuman keras.

c. Penyuluhan mengenai penyakit metabolik dan degeneratif (hipertensi,

diabetes melitus, stroke dan penyakit jantung) kepada lansia pada acara

posyandu lansia di Balai rumah Sambirejo, Kerug Munggang.

d. Penyebaran pamflet rumah sehat dan penyuluhan mengenai rumah sehat.

80

Page 62: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

81

No Kegiatan Tujuan Sasaran Pelaks./

Pngjwb

Metode

Alat

Bantu

Jadwal Tempat

1 Penyuluhan PHBS

dan bahaya

merokok

Menyadarkan

pentingnya

perilaku hidup

bersih dan sehat

Warga

dusun

Keruk

Munggang

Hasri

Nopianto

Hadiah

doorprize

Sabtu, 22

Desember

2012

pukul

20.30

Rumah

salah satu

warga

dusun

Keruk

Munggang

2 Pembagian leaflet

PHBS door to door

beserta

penjelasannya

Menyadarkan

pentingnya

perilaku hidup

bersih dan sehat

Warga

dusun

Wonokriy

o

Hasri

Nopianto

Leaflet

sebanyak

50 buah

Senin, 24

Desember

2012

kunjungan

door to

door

3 Posyandu balita

dan lansia dan

Penyuluhan

hipertensi lansia

Melakukan

penimbangan rutin

pada balita, ibu

hamil, dan lansia

Memberikan

penyuluhan

tentang hipertensi

agar masyarakat

Balita, ibu

hamil, dan

lansia

dusun

Jaban

Hasri

Nopianto

Rabu, 26

Desember

2012

pukul

10.00

Posyandu

Balita dan

Lansia

Dusun

Jaban

81

Page 63: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

82

dapat memahami

gejala,

komplikasi, dan

penanganan

hipertensi

Melakukan

penyuluhan Ibu

hamil tenta tanda-

tanda persalinan

4 Penyuluhan cuci

tangan yang baik

dan benar

Mengetahui

manfaat cuci

tangan yang

benar,

membiasakan

kepada anak-anak

untuk mencuci

tangan sebelum

makan dan setelah

BAB

Anak-anak

desa

Majaksingi

Hasri

Nopianto

Ember,

sabun,

hadiah

doorprize

Kamis, 27

Desember

2012

pukul

09.00

Lapangan

Dusun

Wonokriy

o

82

Page 64: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

83

Evaluasi hasil kegiatan

1. Banyak warga yang antusias saat dilakukan penyuluhan PHBS, hal tersebut

tampak pada saat sesi tanya jawab dimana peserta dapat memberikan berbagai

pertanyaan yang diajukan kepada pemateri

2. Pembagian leaflet door to door merupakan salah satu kegiatan yang efektif

dimana penyampaian informasi tidak perlu mengumpulkan warga dalam satu

wadah kegiatan namun dengan mendatangi satu persatu rumah warga,

informasi yang disampaikan dapat lebih terarah dan peserta dapat bertanya

langsung sekaligus berkonsultasi mengenai permasalahan kesehatan yang

dihadapi. Pembagian

3. Pada kegiatan di posyandu lansia, dilakukan pengukuran tekanan darah. Tidak

semua lansia yang terdata di posyandu lansia Dusun Kerug Munggang dan

Wonokriyo datang untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Setelah

dilakukan pengukuran tekanan darah, para lansia diberikan penyuluhan

tentang penyakit metabolik dan degeneratif, serta rumah sehat. Para lansia

tampak antusias, hal tersebut tampak pada saat sesi tanya jawab peserta

berusaha menjawab pertanyaan yang diberikan dari pemateri.

4. Penyuluhan mengenai perilaku bersih dan sehat serta cuci tangan yang baik

dan benar diikuti oleh sekitar 50 anak – anak di SD Satu Atap,Kerug

Munggang dan TPA Hidayatul Aftal, Wonokriyo. Para peserta tampak

antusias mengikuti acara ini, dimana sebelumnya dilakukan ice breaker

berupa permainan dan sesi kenalan. Lalu peserta diajari mengenai perilaku

hidup bersih dan sehat, serta pentingnya cuci tangan, kapan saja harus

83

Page 65: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

84

mencuci tangan, dan cara mencuci tangan yang baik dan benar. Setalah

diajari, peserta diminta mempraktekkan cuci tangan yang sudah diajarkan.

84

Page 66: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

85

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 SIMPULAN

Berdasarkan hasil survei, masalah kesehatan yang ditemukan di Dusun

Wonokriyo dan Keruk Munggang, Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur,

Kabupaten Magelang adalah sebagai berikut: ISPA, sesak nafas, chepalgia, sakit

gigi, gastritis, hipertensi, diabetes melitus, stroke, penyakit jantung,

myalgia,migraine dan dermatitis.

Berdasarkan analisis dengan menggunakan Hanlon Kualitatif, didapatkan

prioritas masalah yang akan dipecahkan adalah ISPA, sesak nafas, chepalgia,

sakit gigi, gastritis, hipertensi, diabetes melitus, stroke, penyakit jantung,

myalgia,migraine dan dermatitis.

Dari hasil analisis penyebab masalah melalui pendekatan HL Blum

didapatkan penyebab masalah dari masing-masing prioritas masalah kesehatan

berdasarkan faktor perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan, dan

kependudukan/keturunan. Prioritas masalah kemudian dimusyawarahkan dalam

Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) dan dibuat Plan of Action dari hasil

Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).

Untuk mengatasi penyebab masalah di atas, alternatif pemecahan masalah

yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

e.Penyuluhan Penyuluhan dampak merokok terhadap kesehatan dan

pemeriksaan tekanan darah pada kegiatan peringatan Isra Mi’raj di masjid

Hidayatul Athfal, Wonokriyo

Dari alternatif pemecahan masalah tersebut, telah disusun Plan of Action

dan seluruh rencana kegiatan telah dilaksanakan serta dievaluasi berdasarkan

indikator yang telah ditetapkan pada tanggal 9 Juni 2013.

85

Page 67: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

86

f. Pembagian leaflet PHBS door-to-door

Dari alternatif pemecahan masalah tersebut, telah disusun Plan of Action

dan seluruh rencana kegiatan telah dilaksanakan serta dievaluasi berdasarkan

indikator yang telah ditetapkan pada tanggal 10-12 Juni 2013.

c. Posyandu Lansia serta Penyuluhan penyakit metabolik dan degeneratif

Dari alternatif pemecahan masalah tersebut, telah disusun Plan of Action

dan seluruh rencana kegiatan telah dilaksanakan serta dievaluasi berdasarkan

indikator yang telah ditetapkan pada tanggal 12 Juni 2012.

d. Penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat serta cuci tangan yang baik dan

benar pada SD Satu Atap, Kerug Munggang dan TPA Hidayatul Atfal,

Wonokriyo

Dari alternatif pemecahan masalah tersebut, telah disusun Plan of Action

dan seluruh rencana kegiatan telah dilaksanakan serta dievaluasi berdasarkan

indikator yang telah ditetapkan pada tanggal 11 Juni 2013.

Kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan yaitu mengetahui dan

menyelesaikan permasalahan–permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat

Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.

6.2 SARAN

Untuk mengatasi masalah kesehatan di atas, kami menyarankan hal-hal sebagai

berikut :

1. Kepada Kepala Desa, Kepala Dusun dan Tokoh Masyarakat :

- Agar lebih aktif dalam memotivasi, membina, dan menggerakan

masyarakat dalam upaya meningkatkan kebersihan lingkungan rumah.

86

Page 68: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

87

- Perlu dilakukan tindak lanjut pelaksanaan kegiatan intervensi mahasiswa

karena kesehatan lingkungan dan perilaku hidup sehat merupakan beberapa

faktor dalam upaya pencegahan penyakit.

2. Bidan desa

- Agar lebih aktif dalam berperan dalam masyarakat guna meningkatkan

kualitas kesehatan di masyarakat.

- Memotivasi, membina, dan menggerakkan masyarakat dalam upaya

meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.

3. Masyarakat Desa Wonokriyo dan Keruk Munggang

- Agar lebih aktif dalam mengikuti kegiatan dalam rangka meningkatkan

kesehatan masyarakat

4. Peneliti selanjutnya

- Agar dapat menyelesaikan lebih banyak masalah yang muncul pada

prioritas masalah dengan cara mempersiapkan sumber daya yang lebih

optimal.

87

Page 69: Laporan Deskriptif Majaksingi 2

88

DAFTAR PUSTAKA

1. Kemkes RI. Visi dan Misi Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia 2010-2014. Jakarta: Kemmetrian Kesehatan Republik IndonesiaI.

Available from: www.depkes.go.id/index.php/profil/visi-misi.html [cited 3 June

2012].

2. Konsil Kedokteran Indonesia. Standar kompetensi dokter [internet].

Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia; 2006 [cited 2011 Dec 6]. Available from:

http://inamc.or.id/download/Standar%20Kompetensi%20Dokter.pdf

3. Dinkes jateng. Pembangunan Kesehatan Diarahkan Pada Upaya

Promotif dan Preventif. 2010 [cited 2011 April 1]. Available from :

http://www.dinkesjatengprov.go.id

4. Kementrian RI. KepMenKes RI no. 128/Menkes/SK/II/2004.

Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan. Jakarta:

2003..

5. Sastroasmoro S, Ismael S. Dalam: Dasar-Dasar Metodologi

Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto. 2008.

88