laporan banjir pandeglang
TRANSCRIPT
5/7/2018 Laporan Banjir Pandeglang - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-banjir-pandeglang 1/6
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKASTASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG
Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82Jakarta Selatan ( 12070 )
Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262 Tromol Pos. 7019 / Jks KLWebsite : http://www.staklimpondoketung.net email : [email protected]
TANGERANG, 29 SEPTEMBER 2010
B M K G
5/7/2018 Laporan Banjir Pandeglang - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-banjir-pandeglang 2/6
1
ANALISIS KEJADIAN BANJIR WILAYAH PANDEGLANG
TANGGAL 27 SEPTEMBER 2010
Oleh :
Stasiun Klimatologi Pondok Betung – Tangerang
1 PENDAHULUAN
Pada Tanggal 27 September 2010 dilaporkan telah terjadi Banjir di Wilayah
Pandeglang Banten. Menurut sumber media (Metro TV), banjir yang terjadi telah merendam
sebanyak tiga ribu (3.000) rumah warga di empat (4) wilayah Kecamatan antara lain
Kecamatan Patia, Kecamatan Pagelaran, Kecamatan Panimbang dan Kecamatan Labuan.
Ketinggian air dilaporkan mencapai satu meter, selain akibat dari hujan deras juga terjadi
luapan air sungai yaitu Sungai Ciliman, Sungai Cilemer, Sungai Cipunten Agung dan
Sungai Citanggulum. Menurut laporan salah seorang warga, Suryani 45 tahun, yang dilansir
dari www.tempointeraktif.com menyebutkan bahwa banjir yang terjadi kali ini merupakan
banjir yang paling besar. Banjir hampir terjadi setiap tahun di tempatnya, namun kali ini
merupakan banjir yang paling parah.
Pada laporan ini kami coba untuk menganalisis terjadinya banjir di wilayah tersebut
berdasarkan sebaran data-data curah hujan dan analisis berdasarkan kondisi dinamika
atmosfernya. Pada akhirnya akan diuraikan prospek cuaca untuk wilayah Banten dan DKI
Jakarta untuk satu minggu kedepan.
2 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Satelit Cuaca dan TLAPS
Gambar 1. Analisis Satelit Cuaca Tanggal 27 September 2010Sumber : http://weather.is.kochi-u.ac.jp
5/7/2018 Laporan Banjir Pandeglang - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-banjir-pandeglang 3/6
2
Berdasarkan gambar satelit cuaca di atas pada tanggal 27 September 2010 mulai
pukul 13.00 sampai 17.00 WIB terlihat bahwa sebaran awan-awan hujan diwilayah Banten
dimulai dari sekitar Wilayah Sumatera bagian selatan kemudian menyebar cepat menutupi
seluruh Jawa bagian barat khususnya wilayah Banten pada pukul 15.00 s/d 17.00 WIB.
Awan-awan tersebut merupakan awan-awan memiliki warna-warna yang kontras sehingga
dapat diasumsikan sebagai awan hujan seperti Cumulus, Cumulunimbus (Cb) serta Alto
Stratus (As), sehingga hal tersbut mengakibatkan hujan yang terjadi memiliki sifat hujan
yang sifatnya cepat pertumbuhan awannya dan memiliki durasi yang cukup cepat (± 1 Jam).
Gambar 2. Analisis Stream Line dan Satelit GlobalSumber : www.bmkg.go.id dan www.bom.gov.au
Hasil Analisis TLAPS (Tropical Limited Area Prediction System ) berupa gambar
Stream Line dan Satelit Infra Merah Global terlihat adanya daerah Shear atau area
pembelokan angin yang memanjang dari pusat tekanan rendah diwilayah Filipina hingga
barat daya Lampung, sehingga mengasumsikan adanya wilayah kumpulan awan-awan
hujan diwilayah tersebut, awan-awan hujan dapat dilihat pada gambar satelit cuaca yang
didapatkan dari Bom Australia .
B. Data Curah Hujan
B.1 Intensitas Curah Hujan
Berdasarkan pengukuran curah hujan menggunakan penakar hujan obs yang
tersebar diwilayah Pandeglang Banten DKI Jakarta berupa pos hujan kerjasama dapat
terlihat dalam Tabel 1, sebagai berikut :
5/7/2018 Laporan Banjir Pandeglang - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-banjir-pandeglang 4/6
3
Tabel 1. Data Curah Hujan Wilayah PandeglangTanggal 27 September 2010
No Pos Hujan Curah Hujan (mm)
12
345678
MenesPandeglang
CimanukJiputCibaliungMunjulLabuanCiliman
217.010.0
27.0144.045.052.0
148.023.0
Sumber : Stasiun Klimatologi Pondok Betung
Berdasarkan data diatas maka curah hujan tanggal 27 September 2010 yang paling
ekstrim (> 200 mm/hari) yaitu yang tercatat di wilayah Menes sebesar 217.0 mm, kemudian
yang > 100 mm yaitu Labuan 148 mm dan Jiput 144 mm. Sedangkan yang memiliki kategorisedang-lebat (50-100 mm) yaitu Munjul sebesar 52 mm.
B.2 Sebaran Curah Hujan
Gambar 3. Sebaran Spasial Curah Hujan Wilayah PandeglangSumber : Staklim Pondok Betung
Berdasarkan sebaran spasial dari gambaran distribusi curah hujan wilayah
Pandeglang tanggal 27 September 2010 terlihat wilayah yang terjadi hujan ekstrim (> 100
mm/hari) berada diwilayah Pandeglang bagian utara disekitar Kecamatan Labuan,
Kecamatan Pagelaran, Kecamatan Patia dan Panimbang. Wilayah kecamatan tersebut di
lewati oleh sungai Cilemer dan Ciliman.
5/7/2018 Laporan Banjir Pandeglang - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-banjir-pandeglang 5/6
4
3 PROSPEK CUACA HINGGA 03 OKTOBER 2010
1. Pertimbangan Dinamika Secara Umum
Posisi Matahari per tanggal 27 September 2010 berada pada posisi 01°32’ LS dan posisinya
sudah berada pada wilayah selatan ekuator, dan posisi semunya akan terus bergerak ke
arat Selatan sampai posisi maksimumnya di 23,5 °LS. Wil ayah yang dilewatinya saat ini
berada disekitar perairan Indonesia di wilayah ekuator, sehingga pemanasan maksimum
masih berada pada sekitar wilayah Indonesia. Konsekuensi dari hal tersebut adalah masih
dimungkinkan terjadinya penguapan yang mendukung terbentuknya awan-awan konvektif
yang cepat yang mengakibatkan terjadinya hujan. Berbagai bentuk vortek berupa pusat
tekanan rendah mulai terbentuk di perairan Indonesia yang disebabkan akibat dari suhu
muka laut yang menghangat di wilayah tersebut sehingga menyebabkan terjadinya
penumpukkan massa udara basah yang menyebabkan konsentrasi awan banyak tersebar di
sepanjang wilayah Indonesia. Pusat tekanan rendah pada minggu ini diprakirakan akan
tumbuh di wilayah sekitar Samudera Hindia sebelah barat daya Sumatera hingga selatan
Nusa Tenggara seiring masih menghangatnya suhu muka laut di wilayah tersebut.
2. Pertimbangan Dinamika Atmosfer Global
Wilayah letak terjadinya penguapan maksimum yang dilihat dari Phase MJO (Madden Julian
Oscillation) diprakirakan berada pada phase yang tidak aktif. Suhu muka laut per tanggal
27 September 2010 mengalami anomali yang positif secara signifikan di wilayah perairan
Indonesia, khususnya di perairan Laut Jawa serta perairan selatan Jawa bagian barat dan
dampaknya secara langsung banyaknya uap air disekitar wilayah-wilayah tersebut. Perairan
Samudera Pasifik Tengah yang diindikasikan dengan nilai pada indek nino3.4 masih
mengalami pendinginan suhu (Nino 3.4), dimana memiliki nilai anomali yang negatif
mencapai -3.0 °C, disatu sisi nilai Dipole Mode juga m emiliki nilai yang negatif dan
cenderung bergerak konstan ke arah negatifnya tetapi saat ini diprakirakan masih dalam
batas nilai normalnya (0 – 0.4).
3. Prospek cuaca
Melalui kedua pertimbangan dinamika atmosfer diatas maka wilayah Banten dan DKI
Jakarta dalam satu minggu ke depan secara umum didominasi oleh potensi terjadinya cuaca
yang yang didominasi oleh keadaan berawan serta hujan seiring mulai masuknya musim
hujan yang diprakirakan pada bulan ini dan berangsur-angsur akan masuk musim hujan ke
wilayah DKI Jakarta pada bulan Oktober-Nopember dengan sifat musim rata-rata di Atas
Normal (AN), kondisi cerah berawan mendominasi mulai pagi hingga menjelang siang hari
5/7/2018 Laporan Banjir Pandeglang - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-banjir-pandeglang 6/6
5
dan berubah menjadi berawan pada siang hari, terkadang akan terjadi hujan pada siang hari
tetapi tetap dominasi hujan akan mulai terjadi pada sore dan malam hari. Sesekali
dimungkinkan terjadi hujan dengan intensitas sedang kadang lebat dalam waktu yang
singkat, tetapi masih dimungkinkan terdapat potensi pemanasan maksimum pada pagi
hingga siang hari menyebabkan cuaca berubah cepat dari kondisi cerah menjadi hujan.
4 KESIMPULAN DAN PENUTUP
Hujan yang terjadi pada tanggal 27 September 2010 di wilayah Pandeglang masuk
dalam kategori ekstrim (> 100 mm/hari) terjadi di wilayah Menes, Jiput dan Labuan sehingga
dapat dikatakan selain dari meluapnya sungai Ciliman dan Cilemer faktor hujan bisa menjadi
salah satu penyebab terjadinya banjir di wilayah tersebut.
Berdasarkan kondisi dinamika atmosfer, hujan yang ekstrim yang terjadi tersebut
timbul akibat adanya konsentrasi awan-awan hujan yang tersbar di wilayah Banten akibat
adanya pola Shear atau area pembelokan angin yang memanjang dari Filipina hingga barat
daya Lampung.
Demikianlah Laporan Analisis Kejadian Banjir di Wilayah Pandeglang ini kami buat
berdasarkan data-data sebaran curah hujan dan analisis dinamika atmosfer yang terjadi
pada tanggal 27 September 2010.
Tangerang, 29 September 2010
Kepala Stasiun KlimatologiPondok Betung - Tangerang
Ir. Zubaidah Sri HandayaniNIP.195710191979102001