laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah - bkipm bbkipm_jakarta_i... · penyelenggaraan...

67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013 i KATA PENGANTAR Perubahan paradigma dalam penyelenggaraan pemerintahan dari rule government menjadi good government menegaskan bahwa dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik tidak semata-mata hanya disandarkan pada pemerintah (government) atau negara (state) saja tetapi harus melibatkan seluruh elemen baik yang ada dalam birokrasi maupun masyarakat. Untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik (good government), setiap pejabat publik wajib mempertanggungjawabkan kepada publik segala sikap, perilaku dan kebijakannya dalam melaksanakan tugas pokok, fungsi dan kewenangan yang diembannya. Sebagai landasan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Besar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Jakarta I (LAKIP BALAI BESAR KIPM JAKARTA I) Tahun 2013 adalah Rencana Strategis Balai Besar KIPM Jakarta I Tahun 2011-2014 dan Target Kinerja BKIPM 2013 berikut realisasinya. Pengelolaan manajemen kinerja di Balai Besar KIPM Jakarta I dilaksanakan dari tingkat organisasi sampai dengan individu, dengan pendekatan balanced scorecard (BSC). Secara umum, selama tahun 2013 sebagian besar target sasaran strategis dan kinerja yang ditetapkan telah berhasil dicapai. Akhirnya kami berharap agar laporan kinerja ini dapat bermanfaat sebagai media akuntabilitas dan pertanggungjawaban serta dapat dijadikan bahan masukan untuk peningkatan kinerja organisasi Balai Besar KIPM Jakarta I. Tangerang, Maret 2014 Kepala Balai Besar, Teguh Samudro

Upload: hanguyet

Post on 05-Jul-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

i

KATA PENGANTAR

Perubahan paradigma dalam penyelenggaraan pemerintahan dari

rule government menjadi good government menegaskan bahwa dalam

penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik tidak

semata-mata hanya disandarkan pada pemerintah (government) atau negara

(state) saja tetapi harus melibatkan seluruh elemen baik yang ada dalam

birokrasi maupun masyarakat.

Untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik (good government),

setiap pejabat publik wajib mempertanggungjawabkan kepada publik segala

sikap, perilaku dan kebijakannya dalam melaksanakan tugas pokok, fungsi

dan kewenangan yang diembannya.

Sebagai landasan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai

Besar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

Jakarta I (LAKIP BALAI BESAR KIPM JAKARTA I) Tahun 2013 adalah Rencana

Strategis Balai Besar KIPM Jakarta I Tahun 2011-2014 dan Target Kinerja

BKIPM 2013 berikut realisasinya. Pengelolaan manajemen kinerja di Balai

Besar KIPM Jakarta I dilaksanakan dari tingkat organisasi sampai dengan

individu, dengan pendekatan balanced scorecard (BSC). Secara umum, selama

tahun 2013 sebagian besar target sasaran strategis dan kinerja yang

ditetapkan telah berhasil dicapai.

Akhirnya kami berharap agar laporan kinerja ini dapat bermanfaat

sebagai media akuntabilitas dan pertanggungjawaban serta dapat dijadikan

bahan masukan untuk peningkatan kinerja organisasi Balai Besar KIPM

Jakarta I.

Tangerang, Maret 2014 Kepala Balai Besar,

Teguh Samudro

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

ii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Secara umum, Balai Besar KIPM Jakarta I telah berhasil melaksanakan

misi dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran dalam mendukung

pembangunan karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil

perikanan pada tahun 2013. Keberhasilan ini diukur berdasarkan pencapaian

sasaran strategis dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, pada berbagai

perspektif balanced scorecard. Hal ini ditunjukkan dengan tercapainya target

indikator kinerja utama Balai Besar KIPM Jakarta I pada tahun 2013 sebagai

berikut:

1. Pada persepektif pemangku kepentingan, dengan sasaran strategis

meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan,

diperoleh dari pencapaian Nilai Tukar Nelayan sebesar 104,84; Nilai

Tukar Pembudidaya Ikan sebesar 104,7; Rata-rata pendapatan pengolah

& pemasar (KK/bulan) sebesar Rp1,846 juta; dan Pertumbuhan PDB

perikanan sebesar 6,86%;

2. Pada persepektif pelanggan, dengan sasaran strategis meningkatnya

ketersediaan produk kelautan dan perikanan diperoleh melalui jumlah

produksi perikanan budidaya yang mencapai 13.703.369 ton atau

(117,81%) dari target sebesar 11.70 ton. Angka tersebut terbagi dalam

produksi budidaya air tawar, payau dan laut. Jumlah produk olahan

hasil perikanan pada 2013 sebesar 5.24 juta ton atau mencapai 104,8%,

naik sekitar 0,41 juta ton dari capaian tahun 2013. Sasaran strategis

meningkatnya hasil perikanan yang memenuhi sistem jaminan

kesehatan ikan, mutu dan keamanan, tercapai melalui persentase

media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan melalui

sertifikasi kesehatan ikan ekspor, impor dan antar area sebesar 99,87%;

3. Pada persepektif internal proses, dengan sasaran strategis

terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan perikanan,

pengolahan dan pemasaran produk kelautan perikanan yang optimal

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

iii

dan bermutu diperoleh dari pencapaian Persentase media pembawa

yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan

hasil perikanan melalui sertifikasi antar area dalam koridor SLIN sebesar

99,87%; Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan

kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan melalui sertifikasi

impor dan eskpor hasil perikanan sebesar 98,78%; Jumlah implementasi

standar operasional prosedur teknis operasional perkarantinaan ikan

sebesar 88 SOP; Persentase sertifikasi kesehatan ikan berbasis in line

inspection sebesar 23.14%;. Sasaran strategis terselenggaranya

pengendalian, pengawasan dan penegakan hukum karantina ikan,

mutu dan keamanan hasil perikanan, diperoleh dari pencapaian Rasio

penanganan kasus pelanggaran perkarantinaan ikan yang dapat

diselesaikan dibanding total kasus yang ditangani sebesar 100% dan

Rasio penanganan jumlah kasus pelanggaran mutu dan keamanan hasil

perikanan di negara mitra yang dapat diselesaikan dibanding total kasus

yang ditangani sebesar 100%;

4. Pada persepektif pembelajaran dan pertumbuhan, dengan sasaran

strategis tersedianya SDM Balai Besar KIPM Jakarta I yang kompeten

dan profesional, diperoleh dari pencapaian indeks kesenjangan

kompetensi eselon III dan IV sebesar 53%. Pengukuran ini baru

dilakukan dengan mengambil sampling beberapa pejabat dikarenakan

belum tersedianya anggaran untuk melakukan penilaian (assessment)

pejabat di lingkungan Balai Besar KIPM Jakarta I. Sasaran strategis

tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses di Balai

Besar KIPM Jakarta I, diperoleh dari pencapaian Service Level

Agreement di Balai Besar KIPM Jakarta I sebesar 75% dan Persepsi user

terhadap kemudahan akses di Balai Besar KIPM Jakarta I (skala likert 1-

5) dengan angka rata-rata 4. Sasaran strategis terwujudnya good

governance & clean government di Balai Besar KIPM Jakarta I,

diperoleh dari pencapaian Jumlah rekomendasi Aparat Pengawas

Internal dan Ekternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti

dibanding total rekomendasi di Balai Besar KIPM Jakarta I sebesar

100%; Indeks kepuasan masyarakat sebesar 80.22; Nilai Integritas Balai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

iv

Besar KIPM Jakarta I sebesar 7.6; Nilai inisiatif anti korupsi sebesar 89;

dan Nilai Penerapan RB Balai Besar KIPM Jakarta I sebesar 74. Sasaran

strategis terkelolanya anggaran Balai Besar KIPM Jakarta I secara

optimal, diperoleh dari pencapaian persentase penyerapan DIPA BKIPM

dapat direalisasikan sebesar 99,78%.

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan atas capaian dan

akuntabilitas kinerja tahun 2013, seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan

Balai Besar KIPM Jakarta I telah berhasil mencapai sasaran yang telah

ditetapkan dalam rencana strategis. Keberhasilan pelaksanaan dalam

mendukung pengembangan karantina ikan, pengendalian mutu dan

keamanan hasil perikanan merupakan hasil kerja keras dan kerjasama dari

seluruh seluruh pegawai di lingkungan Balai Besar KIPM Jakarta I dengan

semua pihak yang terkait guna mewujudkan harapan untuk mensejahterakan

masyarakat kelautan perikanan melalui peningkatan lalu lintas hasil

perikanan yang memenuhi sistem jaminan kesehatan serta sistem jaminan

mutu dan kemanan hasil perikanan.

Keberhasilan di atas merupakan hasil dari penyelesaian

kendala/hambatan yang terjadi selama tahun 2013, seperti:

1. Masih belum selarasnya indikator kinerja utama (IKU) dengan manual

IKU yang ada, termasuk juga dalam metode cascading, sehingga pada

saat pengukuran capaian IKU menjadi kurang akurat;

2. Belum optimalnya koordinasi dan integrasi pelaksanaan kegiatan antara

daerah dan instansi lintas sektoral;

3. Adanya sumber dana dari PNBP sehingga beberapa kegiatan fisik

pelaksanaannya relatif terhambat. Hal ini secara tidak langsung

mengakibatkan penyerapan anggaran menjadi lamban pada semester

pertama dan meningkat secara tajam di akhir semester kedua;

Hambatan/kendala tersebut di atas telah diantisipasi melalui

pelaksanaan beberapa kegiatan, seperti:

1. Evaluasi setiap triwulan dalam rangka koordinasi dan pelaporan

perkembangan pelaksanaan kegiatan;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

v

2. Penerimaan Negara bukan pajak dapat memenuhi target agar

mempercepat proses penyelesaiannya kegiatan yang bersumber dana

dari PNBP.

Secara garis besar, beberapa saran dan rekomendasi yang dapat

diberikan terkait dengan permasalahan-permasalahan dalam pencapaian

target sasaran yang telah ditetapkan dan sebagai langkah antisipatif dalam

pelaksanaan kegiatan mendatang, antara lain:

1. Perlu adanya perencanaan kegiatan yang lebih baik dan terukur dengan

mempertimbangkan berbagai aspek yang terkait;

2. Perlu adanya koordinasi dan integrasi pelaksanaan kegiatan antara

daerah dan instansi lintas sektoral secara intensif dan berkelanjutan

agar kegiatan dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan perencanaan;

3. Perlunya penajaman target indikator kinerja utama Balai Besar KIPM

Jakarta I, mengingat terdapat beberapa IKU yang tingkat capaian tahun

2013 melebihi target yang ditetapkan tahun 2014;

4. Perlu dilakukan perbaikan dan penyempurnaan IKU Balai Besar KIPM

Jakarta I untuk periode 2015-2019, termasuk juga dalam metode

cascading ke level atau unit dibawahnya;

5. Melakukan koordinasi dengan BKIPM untuk perbaikan dalam aplikasi

perhitungan kinerja;

6. Mendorong setiap bagian di lingkungan Balai Besar KIPM Jakarta I

untuk melaksanakan kegiatan dan anggaran sesuai dengan rencana

yang telah ditetapkan, secara periodik melakukan rekonsiliasi data dan

menyampaikan kemajuan pelaksanaan kegiatan dan anggaran.

7. Ketersediaan anggaran yang belum memadai menjadi penyebab

pelaksanaan dalam mendukung pengembangan karantina ikan,

pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan belum optimal.

Pencapaian terhadap target sasaran strategis kinerja dalam mendukung

pengembangan karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil

perikanan selama tahun 2013 serta penyelesaian permasalahan yang

dihadapi, diharapkan dapat menjadi acuan untuk merumuskan kebijakan

dan program di masa yang akan datang. Dengan melakukan evaluasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

vi

pelaksanaan kegiatan selama tahun 2013 dan analisis yang komprehensif

terhadap capaian sasaran strategis yang dijabarkan dalam indikator kinerja

utama tahun 2013, diharapkan dapat dijadikan umpan balik dan acuan

perencanaan berikutnya, dimana hal ini merupakan salah satu fungsi pokok

dan tujuan dari LAKIP.

Secara umum target kinerja tahun 2013 telah mencapai target yang

telah ditetapkan. Namun demikian seiring dengan perkembangan dalam

rangka peningkatan kualitas pelayanan karantina ikan, mutu dan keamanan

hasil perikanan masih terdapat permasalahan sebagai berikut:

1. Sumberdaya manusia belum merata baik kualitas dan kuantitas yang

memiliki kompetensi di bidang pengujian mutu dan keamanan hasil

perikanan;

2. Pelaksanaan beberapa program dan kegiatan masih mengalami

keterlambatan karena proses pengesahan revisi DIPA, akibat realokasi

anggaran yang memakan waktu lama sehingga beberapa capaian kinerja

terhambat penyelesaiannya dan tidak sesuai rencana serta tidak tepat

waktu.

Alternatif solusi yang ditempuh bagi perencana penyusunanan program,

kegiatan dan anggaran sebagai pelaksana kegiatan antara lain:

1. Melakukan peningkatan pengembangan sumberdaya manusia melalui

pelatihan di bidang pengujian mutu dan keamanan hasil perikanan;

2. Meningkatkan kemampuan uji laboratorium melalui peningkatan

kemampuan petugas laboratorium;

3. Perlu dilakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk percepatan

pengesahan revisi DIPA dan diterapkan strategi khusus penyerapan

anggaran agar sesuai rencana dan tepat waktu.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

vii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................ ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................vii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii

I. PENDAHULUAN ...................................................................................... I-1

Latar Belakang ....................................................................................... I-1

Tujuan .................................................................................................... I-2

Kedudukan, Tugas dan Fungsi Balai Besar KIPM Jakarta I .................... I-2

Sistematika dan Penyajian ...................................................................... I-4

II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ......................................... II-1

Rencana Strategis Balai Besar KIPM Jakarta I 2011-2014 ..................... II-1

Rencana Kinerja 2013 ........................................................................... II-9

Peta Strategi ........................................................................................ II-12

Anggaran Balai Besar KIPM Jakarta I .................................................. II-13

III. AKUNTABILITAS KINERJA .................................................................... III-1

Pengukuran Kinerja .............................................................................. III-1

Analisis Dan Evaluasi Capaian Kinerja ................................................. III-3

IV. P E N U T U P ....................................................................................... IV-1

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

viii

DAFTAR LAMPIRAN 1. Struktur Organisasi Balai Besar KIPM Jakarta I ................................. L-1

2. Penetapan Kinerja Tahun 2013 ........................................................... L-2

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

ix

DAFTAR TABEL

1. Sasaran Strategis Balai Besar KIPM Jakarta I Tahun 2013 ................... II-3

2. Target Kinerja Tahun 2013 ................................................................. II-10

3. Alokasi pagu Balai Besar KIPM Jakarta I per kegiatan Tahun 2013 .... II-13

4. Rincian Capaian IKU Balai Besar KIPM Jakarta I Tahun 2013 ............ III-1

5. Pagu dan realisasi anggaran per Output Tahun 2013 ........................ III-28

6. Realisasi penyerapan anggaran per jenis belanja Tahun 2013 ........... III-28

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

x

DAFTAR GAMBAR 1. Gambar 1. Hubungan unit kerja dalam penerapan sistem jaminan

kesehatan, mutu dan keamanan hasil perikanan ................................... I.4

2. Gambar 2. Skema proses sertifikasi penerapan HACCP ......................... II.6

3. Gambar 3. Skema proses penerbitan HC…………………. ………………….II.7

4. Gambar 4. Peta strategis Balai Besar KIPM Jakarta I .......................... II.12

5. Gambar 5. Nilai tukar nelayan/pembudidaya ikan tahun 2013 ............ III.6

6. Gambar 6. Grafik pagu dan realisasi per jenis belanja tahun 2013 .... III.29

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

I-1

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembangunan karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil

perikanan mempunyai peranan strategis dalam pembangunan kelautan dan

perikanan dalam mendukung sektor kelautan dan perikanan sebagai sumber

pertumbuhan ekonomi nasional. Institusi karantina ikan, pengendalian mutu

dan keamanan hasil perikanan merupakan ujung tombak pembangunan

usaha kelautan dan perikanan di lini terdepan sebagai instrumen

perlindungan sumberdaya hayati perikanan dan akses perdagangan bagi

produk-produk perikanan. Peranan strategis karantina ikan, mutu dan

keamanan hasil perikanan diwujudkan dalam melindungi kelestarian

sumberdaya perikanan dari ancaman hama penyakit ikan berbahaya,

menjamin kesehatan, mutu dan keamanan hasil perikanan serta

mengendalikan impor hasil perikanan berbasis scientific barrier sesuai

ketentuan peraturan perkarantinaan, mutu dan keamanan hasil perikanan.

Arah pembangunan karantina ikan, pengendalian mutu, dan keamanan

hasil perikanan adalah untuk meningkatkan sistem perkarantinaan ikan,

mutu dan keamanan hasil perikanan yang mampu menjawab setiap

tantangan dan tuntutan masyarakat terhadap produk perikanan yang

berkualitas dan pelayanan yang prima sehingga diharapkan memperoleh

kepercayaan dari masyarakat sebagai pelaksanaan kepemerintahan yang

baik.

Selanjutnya dalam rangka mewujudkan good governance sebagaimana

telah ditetapkan dengan Ketetapan Majelis Permusyarawatan Rakyat Republik

Indonesia Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih

dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih

dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme serta sesuai dengan Instruksi

Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

I-2

Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,

yang mana mewajibkan setiap instansi pemerintah sebagai unsur

penyelenggaraan negara untuk menjalankan amanat rakyat yang bertanggung

jawab.

Sebagai wujud pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja Balai Besar

Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Jakarta

Imaka disusun laporan akuntabilitas kinerja Balai Besar KIPM Jakarta I

tahun 2013.

Tujuan

LAKIP tahun 2013 ini disusun sebagai salah satu bentuk

pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi Balai Besar

KIPM Jakarta I dalam tahun 2013 dan juga sebagai bahan informasi kepada

pihak-pihak terkait tentang kinerja Balai Besar KIPM Jakarta I yang dapat

dijadikan sebagai bahan evaluasi dan perencanaan kinerja di masa

mendatang.

Kedudukan, Tugas dan Fungsi Balai Besar KIPM Jakarta I

Sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

PER.25/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis

Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan sebagai

tindak lanjut dari Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor.

PER.15/MEN/2010 tanggal 6 Agustus 2010 Tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan. Balai Besar KIPM Jakarta I

merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian

Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) KKP.

Balai Besar KIPM Jakarta I mengemban tugas melaksanakan

pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit ikan ke/dikeluar

Wilayah Negara Republik Indonesia, pengendalian mutu dan keamanan hasil

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

I-3

perikanan serta penerapan sistem manajemen mutu. Didalam melaksanakan

tugas tersebut, Balai Besar KIPM Jakarta I menyelenggarakan fungsi sebagai

berikut :

1. Pelaksanaan pencegahan masuk dan tersebarnya HPIK dari luar negeri

dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri, atau keluarnya dari

Wilayah Negara Republik Indonesia;

2. Pelaksanaan pencegahan keluar dan tersebarnya HPI di Wilayah Negara

Republik Indonesia yang dipersyaratkan negara tujuan;

3. Pelaksanaan tindakan karantina terhadap media pembawa hama dan

penyakit ikan;

4. Pelaksanaan pemantauan HPIK, mutu dan keamanan hasil perikanan;

5. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian HPIK, mutu dan keamanan

hasil perikanan;

6. Pelaksanaan inspeksi terhadap UPI dalam rangka sertifikasi penerapan

program manajemen mutu terpadu;

7. Pelaksanaan surveilen HPIK, mutu dan keamanan hasil perikanan;

8. Pelaksanan sertifikasi kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil

perikanan;

9. Pelaksanaan pengujian HPIK, mutu dan keamanan hasil perikanan;

10. Penerapan sistem jaminan mutu pada laboratorium dan pelayanan

operasional;

11. Pembuatan koleksi media pembawa dan/atau HPIK;

12. Pengumpulan dan pengolahan data dan informasi perkarantinaan ikan,

mutu dan keamanan hasil perikanan; dan

13. Pelaksanaan urusan keuangan, rumah tangga dan tata usaha.

Hubungan kerja antara Puskari, Pusat SM, Pusat MM, UPT KIPM, serta

LPPMHP dalam penerapan sistem jaminan kesehatan, mutu dan keamanan

hasil perikanan digambarkan dalam bagan berikut ini.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

I-4

Gambar 1. Hubungan unit kerja dalam penerapan sistem jaminan kesehatan,

mutu dan keamanan hasil perikanan

Pusat MM melaksanakan penerapan sistem manajemen mutu, sesuai

ISO 9001:2008, yang efektif dan konsisten dari hulu sampai hilir pada tingkat

pusat sampai daerah dalam rangka pencegahan penyebaran HPIK dan

memberikan jaminan keamanan hasil perikanan secara terintegrasi.

Selanjutnya dalam penerapan sistem manajemen mutu tersebut, Puskari,

Pusat SM, UPT KIPM, dan LPPMHP melaksanakan penerapan sistem

manajemen mutu laboratorium berdasarkan ISO/IEC 17025:2008 dan

lembaga inspeksi berdasarkan ISO/IEC 17020:1998. Secara lengkap struktur

organisasi Balai Besar KIPM Jakarta I dapat dilihat pada lampiran 1.

Sistematika dan Penyajian

Sistematika dan isi laporan akuntabilitas kinerja Balai Besar KIPM

Jakarta I merujuk pada aturan dan ketentuan yang berlaku, sebagai berikut:

1. Ringkasan Eksekutif, pada bagian ini menjelaskan gambaran secara

ringkas tentang tujuan, sasaran, dan capaian kineja selama tahun 2013.

PUSKARIISO 17020:1998 /

ISO/IEC 17025:2005

PUSAT SMISO 17020:1998 /

ISO/IEC 17025:2005

UPT KIPMISO 17020:1998 /

ISO/IEC 17025:2005

LPPMHPISO 17020:1998 /

ISO/IEC 17025:2005

PUSAT MMISO 9001:2008

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

I-5

2. Bab I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, tugas

pokok, fungsi dan struktur organisasi Balai Besar KIPM Jakarta I.

3. Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan muatan

Rencana Strategis Pembangunan Balai Besar KIPM Jakarta I 2011 -

2014 dan Rencana Kinerja Tahunan Balai Besar KIPM Jakarta I tahun

2013.

4. Bab III – Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan analisis pencapaian

kinerja berdasarkan penetapan kinerja sebagai bentuk

pertanggungjawaban terhadap pencapaian sasaran strategis untuk

tahun 2013.

5. Bab IV – Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari laporan

akuntabilitas kinerja dan menguraikan keberhasilan dan kekurangan

kinerja yang telah dilaksanakan berdasarkan kontrak kerja dan kegiatan

anggaran tahun 2013, disamping menyampaikan saran yang diperlukan

bagi perbaikan kinerja di masa mendatang.

6. Lampiran-lampiran. Memuat data pendukung dalam bentuk tabel-tabel

yang menjelaskan antara lain Bagan Organisasi Balai Besar KIPM

Jakarta I, Rencana Strategis 2011 -2014, serta Penetapan Kinerja Balai

Besar KIPM Jakarta I.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

II-1

II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Rencana Strategis 2011-2014

Sesuai dengan tugas dan fungsinya, Balai Besar KIPM Jakarta I telah

menyusun rencana strategis yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai

selama kurun waktu 4 (empat) tahun, yaitu 2011 – 2014 dengan selalu

memperhitungkan perubahan lingkungan. Rencana strategis ini memberikan

arah dan sasaran yang jelas dalam upaya meningkatkan kualitas

penyelenggaraan sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil

perikanan.

Balai Besar KIPM Jakarta sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis

(UPT) BKIPM mempunyai tanggung jawab dalam mendukung mewujudkan

visi dan misi yang diemban oleh BKIPM. Selaras dengan visi dan misi Badan

Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan serta

sesuai dengan tugas, fungsi dan peran Balai Besar KIPM Jakarta I dalam

mendukung pembangunan karantina ikan, pengendalian mutu dan

keamanan hasil perikanan, maka visi dan misi yang diemban Balai Besar

KIPM Jakarta I 2011-2014 adalah sebagai berikut:

Visi

dengan penjelasan:

Hasil perikanan, mengandung arti semua barang yang dihasilkan dari

kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber

daya ikan. Selanjutnya yang dimaksud ikan, yaitu segala jenis organisme

yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan

perairan;

“Hasil perikanan yang sehat bermutu, aman konsumsi dan terpercaya”

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

II-2

Hasil perikanan yang sehat, bermutu dan aman konsumsi, mengandung

arti hasil perikanan yang bebas hama penyakit ikan karantina (Sehat),

memiliki kualitas teknis sesuai dengan persyaratan standar yang ditetapkan

(Bermutu) dan tidak dalam ambang batas yang dapat membahayakan

manusia (Aman Konsumsi);

Terpercaya mengandung arti bahwa sertifikasi yang diterbitkan karantina

ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan (HC dan HACCP)

merupakan jaminan dan telah memenuhi syarat untuk diterima di pasar

nasional dan international.

Misi

Tujuan Strategis

Untuk mewujudkan visi dan melaksanakan misi, serta berdasarkan

identifikasi potensi dan permasalahan yang dihadapi maka tujuan dalam

mendukung pembangunan karantina ikan, pengendalian mutu, dan

keamanan hasil perikanan Tahun 2011-2014 adalah:

Sasaran Strategis

Sasaran strategis dalam rangka mewujudkan pencapaian tujuan

mendukung pembangunan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan

Keamanan Hasil Perikanan, yaitu “Meningkatnya lalu lintas hasil perikanan

“Mewujudkan Pencegahan Penyebaran HPIK serta

Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan yang

Mampu Menjamin Lalu Lintas Hasil Perikanan yang Sehat, Bermutu, Aman Konsumsi dan Terpercaya”

“Lalulintas hasil perikanan yang memenuhi sistem

jaminan kesehatan serta sistem jaminan mutu dan kemanan hasil perikanan”

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

II-3

yang memenuhi sistem jaminan kesehatan serta sistem jaminan mutu dan

kemanan hasil perikanan”.

Pada periode Triwulan IV Tahun 2013, terjadi penajaman sasaran

strategis Balai Besar KIPM Jakarta I dengan pendekatan Balance Scorecard

(BSC). Dari yang semula satu sasaran strategis menjadi sembilan sasaran

strategis. Juga terjadi perubahan Penetapan Kinerja Balai Besar KIPM Jakarta

I Tahun 2013 yang dilakukan pada bulan Oktober 2013. Sasaran strategis

Balai Besar KIPM Jakarta I Tahun 2013-2014 diuraikan pada tabel di bawah

ini.

Tabel 1. Sasaran Strategis Balai Besar KIPM Jakarta I 2013 - 2014 dengan

Balance Scorecard

Semula Menjadi

No Sasaran Strategis No Sasaran Strategis

Perspektif pemangku kepentingan (Stakeholder)

1 Meningkatnya lalu lintas hasil

perikanan yang

memenuhi sistem

jaminan kesehatan

serta sistem

jaminan mutu dan kemanan hasil

perikanan

1 Meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan

Perspektif pelanggan (customer)

2 Meningkatnya ketersediaan produk kelautan dan

perikanan

3 Meningkatnya hasil perikanan yang memenuhi

sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan

keamanan

Perspektif internal (internal process)

4 Terselenggaranya modernisasi sistem produksi

kelautan dan perikanan, pengolahan dan

pemasaran produk kelautan dan perikanan yang optimal dan bermtu

5 Terselenggaranya pengendalian, pengawasan dan

penegakan hukum karantina ikan, mutu dan

keamanan hasil perikanan

Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (Learning and Growth)

6 Tersedianya SDM BKIPM yang kompeten dan

profesional

7 Tersedianya informasi yang valid, handal dan

mudah diakses di BKIPM

8 Terwujudnya good governance & clean government di BKIPM

9 Terkelolanya anggaran BKIPM secara optimal

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

II-4

Arah Kebijakan Balai Besar KIPM Jakarta I

Arah kebijakan Balai Besar KIPM Jakarta I diimplementasikan dalam

keterkaitannya dengan arah kebijakan Badan Karantina Ikan, Pengendalian

Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, serta diselaraskan dengan

perkembangan lingkungan yang dinamis. Sehubungan dengan hal tersebut,

maka Balai Besar KIPM Jakarta I dalam mendukung kebijakan BKIPM yang

telah ditetapkan pembangunan periode 2011-2014 sebagai berikut:

1. Pengelolaan sumber daya perikanan secara berkelanjutan.

Salah satu potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia adalah

sumberdaya alam yang terbarukan (renewable resources) kelautan dan

perikanan. Potensi pengembangan sumberdaya tersebut diantaranya

untuk;

a) perikanan tangkap di perairan umum seluas 54 juta hektar dengan

potensi produksi 0,9 juta ton/tahun,

b) budidaya laut terdiri dari budidaya ikan (antara lain kakap, kerapu

dan gobi), budidaya moluska (kekerangan, mutiara dan teripang), dan

budidaya rumput laut,

c) budidaya air payau (tambak) yang potensi lahan pengembangannya

mencapai sekitar 913.000 ha,

d) budidaya air tawar terdiri dari perairan umum (danau, waduk, sungai,

dan rawa), kolam air tawar dan mina padi di sawah.

Pengelolaan sumberdaya terbarukan tersebut harus dilakukan

dengan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Salah satu

tantangan yang dihadapi adalah masuk dan tersebarnya hama dan

penyakit ikan karantina yang dapat menggagalkan produksi perikanan

dan bahkan memusnahkan keanekaragaman sumberdaya hayati

perikanan.

2. Meningkatkan produktivitas dan daya saing berbasis pengetahuan.

Sektor kelautan dan perikanan telah memberikan kontribusi secara

nyata terhadap peningkatan ekspor Indonesia. Tahun 2011 nilai ekspor

produk perikanan Indonesia sebesar 3,2 miliar dollar AS

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

II-5

(Sumber;Pusdatin), Tahun 2012 nilai ekpor sebesar 3,9 miliar dollar AS

(Sumber;Kompas), Tahun 2013 nilai ekspor sebesar 4,19 miliar dollar AS

(Sumber;Kompas), dan merupakan urutan ke 11 dari negara-negara

pengekspor produk perikanan. Tantangan ekspor hasil perikanan di pasar

gobal semakin meningkat seiring dengan persyaratan yang ditetapkan

oleh negara importir seperti Amerika, Uni Eropa, Jepang, Korea, China,

Rusia, dan Kanada. Tantangan yang dihadapi dalam ekspor hasil

perikanan adalah persyaratan pemantapan sistem jaminan kesehatan

ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan (quality and safety assurance).

3. Pengendalian kualitas hasil perikanan melalui sistem jaminan

kesehatan ikan, mutu, keamanan hasil perikanan.

Peningkatan produksi perikanan harus diimbangi dengan

peningkatan kualitasnya. Salah satu kelemahan hasil perikanan adalah

cepatnya penurunan kualitas sehingga perlu dilakukan penanganan

dengan baik. Pengendalian kualitas hasil perikanan dimulai dari cara

budidaya ikan yang baik, cara penangkapan ikan yang baik, dan

penerapan konsep traceability serta dilakukan pengolahan pada unit

pengolahan ikan yang tersertifikasi. Strategi yang ditempuh dalam

rangka menjalankan kebijakan pembangunan perikanan terkait dengan

tugas dan tanggung jawab Balai Besar KIPM Jakarta I 2011-2014, yaitu:

a. Pengendalian hama penyakit ikan karantina melalui penerapan in

line inspection

Dalam rangka menjalankan strategi tersebut, beberapa

langkah yang dilaksanakan antara lain:

Peningkatan kapasitas tata laksana laboratorium dan instalasi

dalam rangka mendukung validasi metode uji HPI/HPIK yang

berbasis diagnosa cepat, tepat dan akurat sesuai standar nasional

dan internasional serta untuk mendukung lalulintas komoditas

perikanan yang bebas HPIK;

Peningkatan penerapan sistem dan prosedur operasional tindakan

karantina ikan yang terintegrasi;

Meningkatkan dan mengembangkan sistem perkarantinaan ikan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

II-6

melalui pengkajian sistem perkarantinaan ikan dan manajemen

resiko hama dan penyakit ikan karantina.

b. Pengembangan sistem sertifkasi HACCP.

Dalam melakukan pengendalian sistem jaminan mutu dan

keamanan hasil perikanan, Indonesia menerapkan mengunakan

sistem Hazard Analisis Critical Control Point (HACCP). Penerapan

sistem HACCP diwujudkan dalam bentuk sertifikat HACCP yang

merupakan dokumen persyaratan ekspor dan telah dituangkan di

dalam MoU/MRA dengan beberapa negara mitra, yaitu Italia,

Spanyol, Prancis, Inggris, Belgia, Jerman, Luxembourg, Belanda,

Denmark, Irlandia, Yunani, Portugal, Austria, Finlandia, Swedia,

Cyprus, Estonia, Republik Czech, Hungaria, Latvia, Lithuania,

Malta, Polandia, Slovakia, Bulgaria, Romania, Slovenia, Norwegia,

Rusia, Kanada, Korea, Vietnam, dan China.

Pengembangan sistem sertifikasi HACCP ke depan difokuskan

pada penambahan sumber daya manusia, peningkatan peran

kelembagaan UPT KIPM dan pembagian operasional dalam

menjalankan penerapan sertifikasi HACCP. BKIPM telah membuat

regulasi tata cara sertifikasi HACCP yang dapat digunakan sebagai

dasar bagi Unit Pengolahan Ikan untuk mendapatkan dan memiliki

sertifikat penerapan HACCP. Tata cara penerbitan HACCP sesuai

Peraturan Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan

Keamanan Hasil Perikanan Nomor PER.03/BKIPM/2011. Skema

penerbitan sertifikat HACCP sebagai berikut:

Gambar 2. Skema proses sertifikasi penerapan HACCP

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

II-7

c. Pengembangan Penerbitan HC sistem IPI (in process inspection)

Di dalam pengendalian sistem jaminan mutu dan keamanan

hasil perikanan, setiap produk perikanan yang telah dikendalikan

diberikan jaminan berupa Sertifikat Kesehatan. Sertifikat

Kesehatan (Health Certificate) merupakan sertifikat yang

menyatakan bahwa ikan dan hasil perikanan telah memenuhi

persyaratan jaminan mutu dan keamanan untuk di konsumsi

manusia.

Pengembangan penerbitan HC dilakukan dengan

berdasarkan pada In Proces Inspection, yang disingkat IPI. Dengan

IPI, proses penerbitan HC lebih cepat dan akurat dibandingkan

dengan end process inspection karena pengendalian ikan

dipantau/dimonitor selama proses penanganan dan pengolahan

sampai ke produk akhir. Hasil pengendalian dicatat dan dibukukan,

apabila terjadi ketidaksesuaian segera dapat dilakukan perbaikan,

sehingga pada saat ekspor, dari catatan hasil pengendalian

(pemantauan monitoring dapat merekomendasikan penerbitan HC).

Pengembangan IPI ini diharapkan dapat dilaksanakan oleh

Unit Pengolahan Ikan (UPI) di seluruh Indonesia sebagai

penyempurnaan proses penerbitan HC sebelumnya. Skema proses

penerbitan HC sebagai berikut;

Gambar 3. Skema Proses Penerbitan HC

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

II-8

d. Pengembangan sistem manajemen mutu yang efektif dan konsisten

dari hulu sampai hilir

Berkaitan dengan luasnya cakupan pengendalian sistem

jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan,

BKIPM membentuk otoritas kompeten daerah dengan

mengembangkan sistem manajemen mutu berdasarkan ISO

9001:2008 untuk memberikan keyakinan kepada pelaku industri

perikanan dan negara pembeli atas kualitas layanan dan komitmen

untuk kepuasan pengguna jasa. Sertifikasi dapat meningkatkan

kinerja pelayanan dan menurunkan ketidakpastian dikarenakan

adanya standar yang harus dipenuhi. Sehingga dengan komitmen

dan konsistensi penerapan ISO 9001:2008, Otoritas Kompeten

mampu melaksanakan sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan

keamanan hasil perikanan dengan baik.

Selain itu, kemampuan telusur (traceability) merupakan bagian

penting dalam sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan

keamanan hasil perikanan sesuai persyaratan internasional.

Setiap produk hasil perikanan yang akan didistribusikan dari hulu

ke hilir harus dapat ditelusuri melalui pemenuhan alur informasi

dan basis data. Pengembangan sistem telusur ditujukan untuk

mengendalikan produk apabila terjadi insiden keamanan pangan

atau produk yang bermasalah. Kegiatan ini terutama ditujukan

agar pelaku usaha pada setiap rantai bisnis hasil perikanan

mampu dan mau melakukan dokumentasi secara sistematis dan

konsisten. Setiap produk perikanan yang akan diekspor harus dapat

ditelusuri dari hulu sampai hilir pada setiap rantai yang dilewati

oleh produk tersebut.

e. Penerapan sistem online pelayanan sertifikasi karantina ikan,

mutu dan keamanan hasil perikanan

Kebutuhan akan penyediaan sistem pelayanan kepada

masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan yang cepat dan prima

saat ini harus dapat dipenuhi oleh setiap instansi pemerintah yang

menyedia fungsi pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan yang

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

II-9

cepat dan prima, khususnya dalam pelayanan sertifikasi

karantina ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan merupakan

bentuk dari perwujudan reformasi birokrasi serta

pertanggungjawaban wewenang dari Balai Besar KIPM Jakarta I.

Keberhasilan upaya peningkatan kualitas pelayanan sertifikat

tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, yang salah satunya adalah

dukungan ketersediaan perangkat keras dan perangkat lunak

teknologi informasi yang memungkinkan keterlibatan secara

langsung pengguna jasa dalam suatu sistem pelayanan pelayanan

sertifikat karantina ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan

yang berbasis online.

Tujuan utama penerapan sistem pelayanan secara online

adalah untuk mempermudah pengguna jasa dalam mengajukan

permohonan pelayanan sertifkat karantina ikan, mutu dan

keamanan hasil perikanan. Dengan sistem ini, pengguna jasa dapat

mengajukan permohonan, memantau perkembangan permohonan

serta mendapat hasil akhir dari permohonan tersebut tanpa harus

datang secara langsung ke kantor Balai Besar KIPM Jakarta I atau

tempat-tempat pelayanan perijinan lainnya yang ditetapkan.

Rencana Kinerja 2013

Rencana kinerja Tahun Anggaran 2013, yang disusun dengan

pendekatan balance scorecard, merupakan penjabaran lebih lanjut Rencana

Strategis Balai Besar KIPM Jakarta I 2011-2014 yang dilaksanakan secara

bertahap dan berkesinambungan. Pada tingkat Balai Besar KIPM Jakarta I,

diimplementasikan dalam penetapan target kinerja Tahun 2013 dan Peta

Strategi (strategy map) Balai Besar KIPM Jakarta I Tahun 2013. Selanjutnya,

secara berjenjang target kinerja Balai Besar KIPM Jakarta I tersebut

diturunkan (cascading process) ke tingkat Eselon III sampai dengan tingkat

individu.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

II-10

Target kinerja Balai Besar KIPM Jakarta I tahun 2013 yang berisi

sasaran strategis, indikator kinerja dan targetnya, serta peta strategi Balai

Besar KIPM Jakarta I tahun 2013 telah dirinci ke dalam masing-masing

perspektif sebagai tabel di bawah ini.

Tabel 2 Target kinerja Tahun 2013 dengan Balance Scorecard

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target 2013

Perspektif pemangku kepentingan (Stakeholder)

Meningkatnya

kesejahteraan

masyarakat kelautan

dan perikanan

Nilai Tukar Nelayan 110

Nilai Tukar Pembudidaya Ikan 104

Rata-rata pendapatan pengolah & pemasar

per KK/bulan

Rp1,8 juta

Pertumbuhan PDB Perikanan 7 %

Perspektif pelanggan (customer)

Meningkatnya

ketersediaan produk

kelautan dan perikanan

Jumlah produksi perikanan budidaya ( Jt

Ton)

11,63

Jumlah produk olahan hasil perikanan (Jt

Ton)

5

Meningkatnya hasil

perikanan yang

memenuhi sistem

jaminan kesehatan

ikan, mutu dan

keamanan

Persentase media pembawa yang memenuhi

sistem jaminan kesehatan ikan melalui

sertifikasi kesehatan ikan ekspor, impor dan

antar area

96%

Perspektif proses internal (Internal Process)

Terselenggaranya

modernisasi sistem

produksi kelautan dan

perikanan pengolahan

dan pemasaran produk

kelautan dan perikanan

yang optimal dan

bermutu

Persentase media pembawa yang memenuhi

sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan

keamanan hasil perikanan melalui

sertifikasi antar area dalam koridor SLIN

96%

Persentase media pembawa yang memenuhi

sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan

keamanan hasil perikanan melalui

sertifikasi impor dan ekspor hasil perikanan

96%

Jumlah implementasi standar operasional

prosedur teknis operasional perkarantinaan

ikan

88

Persentase sertifikasi kesehatan ikan

berbasis in line inspection

15%

Terselenggaranya

pengendalian,

Rasio penanganan kasus pelanggaran

perkarantinaan ikan yang dapat

80%

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

II-11

pengawasan dan

penegakan hukum

karantina ikan, mutu

dan keamanan hasil

perikanan

diselesaikan dibanding total kasus yang

ditangani

Rasio penanganan jumlah kasus

pelanggaran mutu dan keamanan hasil

perikanan di negara mitra yang dapat

diselesaikan dibanding total kasus yang

ditangani

80%

Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (Learning and Growth)

Tersedianya SDM Balai

Besar KIPM Jakarta I

yang kompeten dan

profesional

Indeks Kesenjangan Kompetensi SDM di

Balai Besar KIPM Jakarta I

45%

Tersedianya informasi

yang valid, handal dan

mudah diakses di Balai

Besar KIPM Jakarta I

Service Level Agreement di Balai Besar KIPM

Jakarta I

70%

Persepsi user terhadap kemudahan akses di

Balai Besar KIPM Jakarta I (skala likert 1-5)

4

Terwujudnya good

governance & clean

government di Balai

Besar KIPM Jakarta I

Jumlah rekomendasi Aparat Pengawas

Internal dan Ekternal Pemerintah (APIEP)

yang ditindaklanjuti dibanding total

rekomendasi di Balai Besar KIPM Jakarta I

100%

Indeks kepuasan masyarakat Balai Besar

KIPM Jakarta I

80

Nilai integritas Balai Besar KIPM Jakarta I 7

Nilai inisiatif anti korupsi Balai Besar KIPM

Jakarta I

80

Nilai Penerapan RB Balai Besar KIPM

Jakarta I

71

Terkelolanya anggaran

Balai Besar KIPM

Jakarta I secara optimal

Persentase penyerapan DIPA Balai Besar

KIPM Jakarta I

98%

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

II-12

Peta Strategi

Gambar 4. Peta Stragtegis Balai Besar KIPM Jakarta I

STA

KE

HO

LD

ER

PE

RS

PE

CT

IVE

CU

ST

OM

ER

PE

RS

PE

CT

IVE

INT

ER

NA

L P

RO

CE

SS

PE

RS

PE

CT

IVE

LE

AR

N &

GR

OW

TH

PE

RS

PE

CT

IVE

HUMAN CAPITAL INFORMATION CAPITAL ORGANIZATION CAPITAL

SS7. Tersedianya

SDM BB KIPM Jak I

yang kompeten dan

profesional

SS8. Tersedianya

informasi yang valid,

handal dan mudah

diakses di BB KIPM

Jak I

SS9. Terwujudnya

good governance &

clean government

di BB KIPM Jak I

FINANCIAL CAPITAL

SS10. Terkelolanya

anggaran BB KIPM

Jak I secara optimal

SS1. Meningkatnya kesejahteraan

masyarakat KP

SS2. Meningkatnya

ketersediaan produk KP

SS5. Terselenggaranya

modernisasi sistem produksi

KP, pengolahan, dan

pemasaran produk KP yang

optimal dan bermutu

PELAKSANAAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN, PENGAWASAN

DAN PENEGAKAN HUKUM

MASYARAKAT KP

PETA STRATEGI BALAI BESAR KIPM JAKARTA I

4

SS3. Meningkatnya hasil

perikanan yang memenuhi

sistem jaminan kesehatan

ikan, mutu dan keamanan

SS6. Terselenggaranya

pengendalian, pengawasan

terkait dengan kesehatan

ikan, mutu dan keamanan

hasil perikanan serta

penegakan hukum di bidang

karantina ikan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

II-13

Anggaran Balai Besar KIPM Jakarta I

Rencana kerja dan anggaran Balai Besar KIPM Jakarta I tahun 2013

diarahkan untuk mencapai target-target kinerja pembangunan karantina ikan

pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan yang sudah ditargetkan.

Alokasi anggaran Balai Besar KIPM Jakarta I pada tahun anggaran 2013

semula sebesar Rp11.278.749.000. Setelah terjadi beberapa kali revisi, maka

alokasi anggaran Balai Besar KIPM Jakarta I menjadi Rp11.287.787.000.

Alokasi anggaran tersebut belum sepenuhnya mencukupi kebutuhan

pembangunan karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil

perikanan. Berdasarkan Renstra Balai Besar KIPM Jakarta tahun 2011 -

2014, kebutuhan anggaran pembangunan karantina ikan, pengendalian mutu

dan keamanan hasil perikanan pada tahun anggaran 2013 sebesar

Rp16.757.043.000.

Strategi kebijakan anggaran yang diterapkan oleh Balai Besar KIPM

Jakarta I untuk mewujudkan target-target kinerja tersebut diantaranya

dengan mereview kembali kegiatan-kegiatan prioritas sehingga alokasi

anggaran yang tersedia dapat efektif, efisien dan akuntabel. Alokasi anggaran

berdasarkan kegiatan disajikan dalam Tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3. Alokasi pagu Balai Besar KIPM Jakarta I Tahun Anggaran 2013

Program/Kegiatan Pagu Awal (Rp) Pagu Revisi (Rp)

Program

Pengembangan Karantina Ikan,

Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

11.278.749.000 11.287.787.000

Kegiatan

Peningkatan dukungan manajemen

dan pelaksanaan tugas teknis lainnya BKIPM

11.278.749.000 11.287.787.000

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

III-1

III. AKUNTABILITAS KINERJA

Pengukuran Kinerja

Pengukuran capaian kinerja Tahun 2013 merupakan bagian dari

penyelenggaraan Akuntabilitas Kinerja Tahunan Balai Besar KIPM Jakarta I.

Pengukuran dilakukan terhadap kinerja yang diperjanjikan Tahun 2013 dan

membandingkannya dengan target yang diperjanjikan dalam dokumen

penetapan kinerja Tahun 2013. Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan

dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, yang menitikberatkan pada pengukuran

pencapaian tujuan/sasaran strategis, Balai Besar KIPM Jakarta I

menyempurnakan rumusan sasaran strategis dan indikator kinerja utama

(IKU) ke dalam empat perspektif.

Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi identifikasi atas

capaian IKU dominan dan membandingkan dengan targetnya. Analisis lebih

mendalam dilakukan terutama terhadap capaian yang di bawah target untuk

mengenali faktor penyebab sebagai bahan penetapan strategi peningkatan

kinerja di Tahun 2013 dan atau tahun-tahun selanjutnya (performance

improvement). Sesuai dengan Renstra Balai Besar KIPM Jakarta I Tahun

2011–2014, kinerja sasaran strategis merupakan resultante kinerja Balai

Besar KIPM Jakarta I.

Capaian atas 22 indikator kinerja Balai Besar KIPM Jakarta I yang

menunjukkan capaian sasaran strategis secara ringkas disajikan pada Tabel

3.1 berikut ini.

Tabel 4. Capaian Kinerja Balai Besar KIPM Jakarta I Tahun 2013

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET

2013 CAPAIAN

2013 %

CAPAIAN

Perspektif pemangku kepentingan (stakeholder)

1 Meningkatnya kesejahteraan

masyarakat KP

1 Nilai Tukar Nelayan 110 104,84* 93,33

2 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan 104 104,7* 100,67

3 Rata-rata pendapatan pengolah &

pemasar (KK/bulan)

Rp1,8

juta Rp1,846

juta*

102,55

4 Pertumbuhan PDB Perikanan 7.00% 6,86* 98

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

III-2

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET

2013 CAPAIAN

2013 %

CAPAIAN

Perspektif pelanggan (customer)

2 Meningkatnya

ketersediaan produk KP

5 Jumlah produksi perikanan

budidaya (Jt Ton)

11.63 13,70* 117,81

6 Jumlah produk olahan hasil perikanan ( Jt Ton)

5 5,24* 104,8

3 Meningkatnya hasil perikanan yang memenuhi sistem jaminan kesehatan

ikan, mutu dan keamanan

7 Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan melalui sertifikasi kesehatan ikan ekspor, impor dan

antar area

96% 99,87% 104,03

Perspektif internal (internal process)

4

Terselenggara-nya modernisasi sistem produksi KP,

pengolahan dan pemasaran produk KP yang optimal dan bermutu

8 Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan

keamanan hasil perikanan melalui sertifikasi antar area dalam koridor SLIN

96% 99,87% 104,03

9 Persentase media pembawa yang

memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan melalui sertifikasi impor hasil perikanan

96% 98,78% 102,89

10 Jumlah implementasi standar

operasional prosedur teknis operasional perkarantinaan ikan

88 88 100

11 Persentase sertifikasi kesehatan ikan berbasis in line inspection

15% 23.14% 154.26^

5

Terselenggaranya pengendalian, pengawasan dan

penegakan hukum karantina ikan, mutu dan keamanan hasil

perikanan

12 Rasio penanganan kasus pelanggaran perkarantinaan ikan yang dapat diselesaikan dibanding

total kasus yang ditangani

80% 100% 125^

13 Persentase keikutsertaan dalam penyelesaian kasus pelanggaran mutu dan keamanan hasil

perikanan di negara mitra

80% 100%

125^

Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth)

6 Tersedianya SDM

Balai Besar KIPM Jakarta I yang kompeten dan

profesional

14 Indeks Kesenjangan Kompetensi

SDM di Balai Besar KIPM Jakarta I

45% 53% 117.77^

7

Tersedianya informasi yang valid, handal dan

mudah diakses di Balai Besar KIPM Jakarta I

15 Service Level Agreement di Balai

Besar KIPM Jakarta I

70% 75% 107.14^

16 Persepsi user terhadap

kemudahan akses (skala likert 1-5)

4 4 100

8

Terwujudnya good governance & clean government di Balai

Besar KIPM Jakarta I

17 Jumlah rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Ekternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total

rekomendasi

100% 100% 100% 100

18 Indeks kepuasan masyarakat di Balai Besar KIPM Jakarta I

80 80.22 100.27

19 Nilai Integritas di Balai Besar KIPM Jakarta I

7 7.6** 108.57

20 Nilai inisiatif anti korupsi Balai Besar KIPM Jakarta I

80 89** 111,25

21 Nilai penerapan reformasi birokrasi Balai Besar KIPM Jakarta I

71 74** 104,22

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

III-3

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET

2013 CAPAIAN

2013 %

CAPAIAN

9 Terkelolanya anggaran UPT KIPM secara optimal

22 Persentase penyerapan anggaran Balai Besar KIPM Jakarta I

98% 99,40% 101,42^

Keterangan: *) data triwulan III 2013; **) data pengukuran tahun 2012 (data 2013 baru dikeluarkan pada tahun 2014)

Analisis Dan Evaluasi Capaian Kinerja

Capaian Kinerja Pada Perspektif Pemangku Kepentingan

Sararan strategis: Meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan

perikanan

Kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan menjadi fokus utama

dalam pencapaian visi dan misi Kementerian Kelautan dan Perikanan, yang

didukung dengan keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan BKIPM.

Pencapaian sasaran strategis ini diukur melalui empat indikator, yaitu nilai

tukar nelayan, nilai tukar pembudidaya, rata-rata pendapatan pengolah &

pemasar per KK/bulan, dan pertumbuhan PDB perikanan. Pencapaian

sasaran strategis ini masih merupakan angka sementara (triwulan III), dengan

capaian rata-rata masih kurang dari 100%, angka ini diharapkan naik dengan

perhitungan data akhir tahun.

Nilai Tukar Nelayan

Nilai Tukar Nelayan (NTN) merupakan perbandingan antara Indeks

harga yang diterima nelayan/pembudidaya ikan (It) dengan Indeks harga yg

dibayar/dikeluarkan oleh nelayan/pembudidaya (Ib), untuk konsumsi rumah

tangganya dan keperluan dalam memproduksi produk perikanan. NTN

merupakan indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli nelayan

skala kecil di pedesaan dan juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari

produk perikanan dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk

biaya produksi. Semakin tinggi NTN, secara relatif semakin kuat pula tingkat

kemampuan/daya beli nelayan. Perkembangan NTN per bulan selama tahun

2013 ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

III-4

Tabel 4.1 Perkembangan NTN per bulan Tahun 2013

Bulan 2013 %

Ubah It Ib NTN Nas

Tahun Dasar 2007 (2007 : 100)

Januari 143,86 136,14 105,67 0,18

Februari 144,11 136,73 105,39 -0,26

Maret 137,28 136,73 105,19 -0,19

April 144,33 137,33 105,10 -0,09

Mei 144,74 137,40 105,34 0,23

Juni 145,38 137,95 105,38 0,04

Juli 149,74 142,02 105,44 0,05

Agustus 151,07 143,19 105,50 0,06

September 150,76 143,30 105,21 -0,27

Oktober 150,80 143,70 104,94 -0,26

November 150,81 143,86 104,83 -2,38

Tahun Dasar 2012 (2012 : 100)

Desember 111,10 108,23 102,66 0,21

Rata-rata Nilai Tukar Nelayan (NTN) pada 2013 adalah 102,66 % atau

93,33% lebih rendah dari angka target yang ditetapkan, dimana pada 2013

ditetapkan angka NTN sebesar 110. Adapun kenaikan NTN tertinggi terjadi

pada Januari, yaitu 105,67 dan yang terendah pada November, yaitu sebesar

104,834. Pada Desember 2013, NTN bidang perikanan tangkap sebesar

102,66, lebih besar dari NTPi yang hanya mencapai 101,52. Nilai gabungan

antara NTN dan NTPi yang disingkat dengan NTNP sebesar 101,98.

Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam

penghitungan NTN dari tahun dasar 2007 menjadi tahun dasar 2012.

Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan

perubahan/pergeseran pola produksi perikanan dan pola produksi konsumsi

rumah tangga perikanan di pedesaan, serta perluasan cakupan. Alasan inilah

yang mendasari mengapa realisasi NTN 2013 mengalami penurunan

dibanding target NTN sebesar 110 diawal penetapan kinerja. Namun demikian

NTN secara rata-rata dan bulanan masih di atas 100, artinya nelayan masih

dapat menyimpan hasil pendapatan yang diperoleh dari kegiatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

III-5

penangkapan ikan setelah digunakan untuk memenuhi kebutuhan

operasional dan hidup sehari-harinya.

Perbedaan antara NTN tahun dasar 2007 dengan NTN tahun dasar 2012

adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada komoditas It

maupun Ib. Penghitungan NTN tahun dasar 2012 juga mengalami perluasan

pada NTP sub sektor perikanan menjadi NTN dan NTPI agar perhitungan

indeks dapat dijaga ketepatannya. Selain itu terdapat penambahan lokasi

penghitungan menjadi 33 provinsi, di mana Provinsi DKI Jakarta masuk

didalamnya.

Jika dibandingkan dengan target pada RPJM 2014 dimana NTN sudah

mencapai 112, maka capaian NTN sampai dengan 2013 ini baru mencapai

91,66% dari yang ditargetkan.

Tabel 4.2 Capaian IKU 1 pada 2011-2013 dan target 2014

Uraian Indikator Kinerja Capaian Target

2014

Rasio Terhadap

2014 2011 2012 2013

Nilai Tukar Nelayan 106,24 105,37 102,66* 112 91,66%

Dengan sisa waktu satu tahun RPJMN di tahun 2014 telah dialokasikan

program dan kegiatan dengan tujuan dapat meningkatkan pendapatan

nelayan dengan harapan dapat meningkatkan nilai NTN.

Nilai Tukar Pembudidaya Ikan

NTPi merupakan rasio antara seluruh penerimaan (revenue) dibanding

seluruh pengeluaran (expenditure) pembudidaya ikan. Selain itu, juga

digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan pembudidaya ikan dan

merupakan ukuran kemampuan keluarga pembudidaya ikan untuk

memenuhi kebutuhan subsistennya. Hingga bulan Oktober 2013 NTPi masih

tergabung dalam penghitungan NTN dengan menggunakan penghitungan

tahun dasar 2007. Sejak November 2013 NTPi telah terpisah dengan NTN

dengan perhitungan tahun dasar 2012.

Nilai NTPi/NTN hingga Oktober 2013 (berdasarkan perhitungan tahun

dasar 2007) sebesar 105,37 dan NTPi November – Desember 2013 dengan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

III-6

tahun dasar 2012, terjadi penurunan NTPi dengan rata-rata sebesar 101,65.

Berdasarkan data di atas bila NTPi tersebut dirata-rata dari Januari –

Desember 2013 maka dapat disimpulkan nilai sementara NTPi 2013 sebesar

104.70. Nilai target NTPi sebesar 105 pada tahun 2014 telah dapat dicapai

ditahun 2013 (TW III). Nilai tukar di atas 100 ini menunjukkan bahwa

nelayan/pembudidaya mengalami surplus, dalam artian bahwa harga

produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya atau pendapatan

nelayan/pembudidaya naik lebih besar dari pengeluarannya. Dengan asumsi

volume produksi sama, maka nilai NTPi/NTN >100 menunjukkan

kesejahteraan nelayan/pembudidaya meningkat. Nilai NTPi/NTN dari tahun

2011 hingga tahun 2013 sebagaimana pada tabel di bawah.

Tabel 4.3 Capaian IKU 2 pada 2011-2013 dan target 2014

Uraian Indikator Kinerja Capaian Target

2014

Rasio Terhadap

2014 2011 2012 2013

Nilai Tukar Pembudidaya Ikan 106,26 105,37 104,7* 105 99,71%

Ket: * angka sementara, NTPi Januari- Oktober dihitung berdasarkan tahun dasar 2007, sedangkan NTPi November – Desember 2013 dihitung berdasarkan tahun dasar 2012.

NTN gabungan NTN dan NTPi

Berdasarkan hasil perhitungan BPS 2013, rata-rata NTN sebesar 104,84.

Nilai tertinggi pada 2013 terjadi pada bulan Agustus, yaitu sebesar 105,50.

Dibandingkan dengan Nilai Tukar Petani (NTP), NTN/NTPi masih berada di

atas NTP. Fluktuasi NTN/NTPi salah satunya dipengaruhi faktor cuaca,

indeks konsumsi rumah tangga dan indeks biaya produksi, serta kenaikan

inflasi.

Gambar 5. Nilai Tukar Nelayan/Pembudidaya Ikan Tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

III-7

Rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar (KK/bulan)

Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang, baik berupa uang

kontan maupun natura sebagai hasil penjualan pengolah dan pemasar

setelah dikurangi biaya-biaya produksi. Selain itu, pendapatan juga dapat

digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat secara relatif

dan merupakan ukuran kemampuan keluarga nelayan dan pembudidaya ikan

untuk memenuhi kebutuhannya.

Tabel 4.4. Rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar (KK/bulan) per

provinsi

No Provinsi ∑ Kab/Kota Rata-Rata Pendapatan

(Rp/Bulan)

1 Aceh 5 1,953,759

2 Sumut 2 2,937,671

3 Sumbar 3 2,160,335

4 Riau 4 2,231,108

5 Sumsel 2 1,900,201

6 Bengkulu 2 1,138,367

7 Kepri 2 345,351

8 Jambi 2 762,857

9 Lampung 3 5,744,592

10 Jabar 6 1,068,699

11 Banten 2 628,809

12 Jateng 10 961,195

13 Yogya 4 1,029,524

14 Jatim 11 1,257,126

15 Bali 3 1,810,190

16 Kalbar 3 3,257,581

17 Kalteng 1 1,369,357

18 Kalsel 4 3,435,301

19 Kaltim 2 1,378,231

20 Sulut 2 2,981,818

21 Gorontalo 2 5,037,341

22 Sulteng 3 1,397,683

23 Sulbar 3 1,706,267

24 Sultra 2 1,785,349

25 Sulsel 9 1,755,949

26 Malut 2 8,589,048

27 Maluku 2 1,869,507

28 Papua Barat 2 1,128,527

29 Papua 2 6,792,698

Jumlah 100 66,633,439

Rata-Rata 2,297,705

Sumber: Ditjen P2HP KKP, 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

III-8

Target rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar pada 2013 adalah

Rp.1,8 juta per kepala keluarga per bulan (KK/bulan). Capaian rata-rata

pendapatan pengolah dan pemasar dihitung dari pendapatan penerima

program Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) P2HP sebagai dampak

dari sasaran program penerima bantuan PUMP-P2HP. Berdasarkan sampel

kelompok pada 100 kabupaten/kota di 29 provinsi penerima PUMP-P2HP,

diperoleh hasil perhitungan rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar

sebesar Rp2.297.705 per KK/bulan.

Dengan adanya program PUMP-P2HP dalam bentuk bantuan langsung

masyarakat yang dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan kelompok untuk

mengembangkan usahanya, dapat memberikan dampak peningkatan

pendapatan di atas upah rata-rata minimum nasional 2013 sebesar Rp

1.434.906 per KK/bulan.

Perbandingan capaian tahun 2011 – 2013 dan target tahun terakhir

pada RPJM II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.5 Capaian IKU 3 pada 2011-2013 dan target 2014

Uraian Indikator Kinerja Capaian Target

2014

Rasio Terhadap

2014 2011 2012 2013

Rata-rata pendapatan pengolah & pemasar (rupiah/KK/bulan)

- - Rp2,3 juta

Rp2,0 juta

115%

Sumber: Ditjen P2HP KKP, 2014

Pertumbuhan PDB Perikanan

Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan perikanan, termasuk

di dalamnya perikanan budidaya, adalah meningkatnya nilai produk domestik

bruto (PDB) subsektor perikanan. Pertumbuhan PDB perikanan dari tahun ke

tahun selalu meningkat, hal tersebut menggambarkan bahwa kemampuan

sumberdaya perikanan patut menjadi pertimbangan untuk diperhitungkan

dalam perekonomian nasional. PDB perikanan diartikan sebagai nilai

keseluruhan semua barang dan jasa perikanan yang diproduksi dalam jangka

waktu tertentu (per tahun). Adapun angka persentase pertumbuhan PDB

Perikanan diperoleh dengan membandingkan nilai PDB Perikanan

(berdasarkan harga konstan) tahun 2013 dibandingkan dengan nilai PDB

Perikanan tahun 2012.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

III-9

Pertumbuhan PDB perikanan tahun 2013 ditargetkan mencapai 7%.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, pertumbuhan PDB perikanan

berdasarkan harga konstan tahun 2000 dalam kurun waktu setahun terakhir

meningkat sebesar 6,86%, yakni Rp57.702,6 miliar pada tahun 2012 menjadi

Rp 61.661,2 miliar pada tahun 2013, atau tercapai 98,00% dari target yang

telah ditetapkan. Sama halnya dengan pertumbuhan pada periode tahun

2013 dengan tahun sebelumnya, selama kurun waktu 2009-2013,

pertumbuhan PDB perikanan meningkat rata-rata sebesar 14,83% per tahun

dan merupakan rata-rata tertinggi dalam sektor pertanian secara umum.

Dalam dua tahun terakhir PDB perikanan tumbuh di atas rata-rata nasional

dan dalam 4 tahun terakhir memiliki rata-rata pertumbuhan tertinggi dalam

sektor pertanian secara umum. Hal ini menunjukkan bahwa perikanan

memegang peranan strategis dalam mendorong pertumbuhan pada PDB

kelompok pertanian secara umum, maupun pada PDB Nasional.

Sedangkan apabila pencapaian indikator kinerja pertumbuhan PDB

perikanan sebesar 6,86% di tahun 2013 ini dibandingkan dengan target

jangka menengah sebagaimana tercantum pada Renstra 2010-2014, maka

pencapaian pada indikator kinerja ini telah mencapai 94,63% dibandingkan

dengan target sampai dengan tahun 2014 sebesar 7,25%. Perkembangan PDB

dapat terlihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4.6. Pertumbuhan PDB per Bidang, 2009-2013

2009 2010 2011 2012*) 2013**)

Kelompok Pertanian 857.196,8 985.470,5 1.091.447,1 1.193.452,9 1.311.037,3 11,23

a. Tanaman Bahan Makanan 419.194,8 482.377,1 529.967,8 574.916,3 621.832,7 10,40

b. Tanaman Perkebunan 111.378,5 136.048,5 153.709,3 162.542,6 175.248,4 12,17

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 104.883,9 119.371,7 129.297,7 145.720,0 165.162,9 12,04

d. Kehutanan 45.119,6 48.289,8 51.781,3 54.906,5 56.994,2 6,02

e.   P e r i k a n a n 176.620,0 199.383,4 226.691,0 255.367,5 291.799,1 13,38

Produk Domestik Bruto (PDB) 5.606.230,4 6.446.851,9 7.419.187,1 8.229.439,4 9.083.972,2 12,85

PDB Tanpa Migas 5.141.414,4 5.941.951,9 6.795.885,6 7.588.322,5 8.416.039,5 13,13

Persentase PDB Perikanan

Persentase terhadap kelompok pertanian 20,60 20,23 20,77 21,40 22,26

Persentase terhadap PDB 3,15 3,09 3,06 3,10 3,21

Persentase terhadap PDB tanpa Migas 3,44 3,36 3,34 3,37 3,47

Kelompok Pertanian 295.883,8 304.777,1 315.036,8 328.279,7 339.890,2 3,53

a. Tanaman Bahan Makanan 149 057,8 151 500,7 154 153,9 158 910,1 161 969,5 2,10

b. Tanaman Perkebunan 45 558,4 47 150,6 49 260,4 52 325,4 54 903,0 4,78

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 36 648,9 38 214,4 40 040,3 41 918,6 43 914,0 4,63

d. Kehutanan 16 843,6 17 249,6 17 395,5 17 423,0 17 442,5 0,88

e.   P e r i k a n a n 47.775,1 50.661,8 54.186,7 57.702,6 61.661,2 6,59

Produk Domestik Bruto (PDB) 2.178.850,4 2.314.458,8 2.464.566,1 2.618.938,4 2.770.345,1 6,19

PDB Tanpa Migas 2.036.685,5 2.171.113,5 2.322.653,1 2.481.796,7 2.636.976,0 6,67

Pertumbuhan PDB

Perikanan 4,16 6,04 6,96 6,49 6,86 14,85

Kelompok pertanian 3,96 3,01 3,37 4,20 3,54

Produk Domestik Bruto (PDB) 4,63 6,22 6,49 6,26 5,78

PDB Tanpa Migas 5,00 6,60 6,98 6,85 6,25Berd

asar

harg

a k

onsta

n T

ahun 2

000

Berd

asar

harg

a b

erl

aku

TahunLapangan Usaha

Kenaikan

rata-rata (%)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

III-10

Sumber: BPS (dalam milyar rupiah) Ket: *) Angka sementara, **) Angka sangat sementara

Pencapaian sasaran strategis meningkatnya kesejahteraan masyarakat

kelautan dan perikanan, didukung oleh kegiatan minapolitan dan

industrialisasi perikanan. Minapolitan merupakan suatu konsep manajemen

ekonomi kawasan berbasis kelautan dan perikanan guna meningkatan

pendapatan masyarakat. Minapolitan dilaksanakan dengan prinsip-prinsip

integrasi, efisiensi, efektivitas, kualitas dan percepatan pembangunan yang

berbasis kawasan/wilayah dengan dukungan berbagai kementerian atau

sektor lain. Pelaksanaan minapolitan telah dilakukan sejak 2011 dan sampai

dengan tahun 2013 ini telah terdapat 62 Kabupaten/Kota minapolitan

percontohan perikanan budidaya. Dengan adanya minapolitan maka

peningkatan produksi perikanan budidaya akan lebih cepat dikarenakan

adanya dukungan dari berapa Kementerian/Lembaga dan swasta seperti dari

(i) Kementerian Pekerjaan Umum dalam pembangunan saluran irigasi

sekunder, pembangunan jalan produksi, serta pembuatan talud; (ii)

Kementerian ESDM dalam pembangunan infrastruktur listrik pada sentra-

sentra produksi, dan (iii) Perbankan dalam penyediaan permodalan.

Selain minapolitan, salah satu strategi untuk lompatan produksi

perikanan juga dilakukan melalui industrialisasi yang merupakan suatu

integrasi sistem produksi hulu dan hilir untuk meningkatkan skala dan

kualitas produksi, produktivitas, daya saing, dan nilai tambah sumberdaya

perikanan budidaya secara berkelanjutan. Melalui industrialisasi, para pelaku

usaha perikanan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, nilai tambah

dan daya saing, sekaligus membangun sistem produksi yang modern dan

terintegrasi dari hulu sampai hilir. Industrialisasi perikanan budidaya mulai

dilaksanakan pada 2012 untuk empat komoditas, yaitu udang, bandeng,

patin dan rumput laut. Pengembangan empat komoditas tersebut pada tahap

awal difokuskan di daerah Jawa, Sumatera, Sulawesi. Pelaksanaan

industrialisasi tahap awal dikembangkan diantaranya melalui percontohan

skala besar (demfarm) dan perbaikan prasarana/infrastruktur seperti saluran

irigasi dan perbaikan kolam atau tambak.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

III-11

Sararan strategis: Meningkatnya ketersediaan produk kelautan dan perikanan

Dalam rangka mendukung peningkatan kesejahteraan masyakarat

kelautan dan perikanan dalam ketahanan pangan (food security) nasional,

maka ketersediaan produk kelautan dan perikanan menjadi bagian penting

yang harus dipenuhi. Ketersediaan ini tentunya tidak hanya

mempertimbangkan dari sisi volume produksi saja, namun juga perlu ada

jaminan terhadap mutu/kualitas produk dan keamanan pangan (food safety),

sehingga mempunyai daya saing. Dalam pencapaian sasaran strategis ini,

BKIPM mengidentifikasi dua indikator kinerja utama sebagai berikut:

Jumlah produksi perikanan budidaya (juta ton)

Capaian sementara indikator jumlah produksi perikanan budidaya

tahun 2013, yaitu 13.703.369 ton atau (117,81%) dari target sebesar

11.63.2.122 ton, dengan capaian nilai produksi sebesar Rp145.292 milyar

atau capaian (150,13%) dari target sebesar Rp96.778 milyar. Angka tersebut

terbagi dalam produksi budidaya air tawar, payau dan laut dengan rincian

sebagaimana pada tabel dibawah. Terkait dengan kinerja capaian nilai

produksi dalam kurun waktu 2010 s/d 2012 belum dapat dibandingkan

dikarenakan IKU nilai produksi merupakan IKU baru yang baru ditentukan

targetnya pada tahun 2013. Target dan capaian produksi perikanan budidaya

tahun 2010 – 2013 disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.7. Produksi perikanan budidaya pada 2010-2013 berdasarkan Jenis

Budidaya

Ket: *) Angka sementara (Ditjen Perikanan Budidaya)

Selama periode 2010 - 2013, produksi perikanan budidaya

memperlihatkan trend yang positif, yaitu mengalami peningkatan dengan

kenaikan rata-rata per tahun mencapai 12,97% (Tabel 3.8). Realisasi

Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian* %

Vol. perikanan budidaya

(ton)

5.376.200 6.277.923 6.847.500 7.928.963 9.415.700 9.675.532 11.632.122 13.703.368 117,81 13.927.947 12,97

budidaya air tawar 1.391.805 1.246.909 1.821.820 1.586.261 2.479.210 1.982.161 3.354.668 3.630.406 108,22 4.025.602 (6,65)

budidaya air payau 911.575 890.121 1.063.700 933.161 1.263.750 1.001.032 1.440.781 2.323.625 161,28 8.204.008 10,00

budidaya laut 3.072.820 4.140.893 3.961.980 5.409.541 5.672.740 6.692.339 6.836.673 7.749.337 113,35 1.698.337 22,76

Kenaikan

rata-rata

2010-2013

Indikator2010 2011 2012 2013

Target 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

III-12

pencapaian produksi terbesar, yaitu pada perikanan budidaya laut dengan

rata-rata kenaikan per tahun sebesar 22,76%, disusul oleh perikanan

budidaya air payau dengan rata-rata kenaikan per tahun sebesar 10,00%.

Sedangkan perikanan budidaya air tawar mengalami penurunan rata-rata per

tahun sebesar 6,65%.

Angka ini diikuti oleh kinerja positif peningkatan nilai produksi

perikanan budidaya dalam kurun waktu yang sama dengan rata-rata

kenaikan per tahun sebesar 36,8%. Prosentase kenaikan rata-rata nilai

produksi tertinggi adalah budidaya air laut sebesar 49,78% disusul oleh

budidaya air tawar dengan rata-rata kenaikan per tahun sebesar 41,41%

kemudian budidaya air payau dengan rata-rata kenaikan per tahun sebesar

7,61%.

Jumlah produk olahan hasil perikanan (juta ton)

Jumlah produk olahan hasil perikanan tahun 2013 ditargetkan

mencapai 5 juta ton. Hasil perhitungan yang dilakukan dengan metoda

sampling diperoleh data bahwa jumlah produk olahan hasil perikanan tahun

2013 adalah sebesar 5.244.081 Ton, yang terdiri dari jumlah produksi olahan

UPI skala UMKM sebesar 2.889.583 Ton dan jumlah produksi olahan UPI

skala besar 2.354.498 Ton. Dengan demikian, jumlah produk olahan hasil

perikanan dalam kurun waktu setahun terakhir meningkat sebesar 8,57%,

yakni 4,83 juta ton pada tahun 2012 menjadi 5,24 Juta Ton pada tahun

2013, atau tercapai 104,88% dari target yang telah ditetapkan. Pada UPI

skala UMKM, kenaikan produksi terbesar terjadi pada produk olahan

pindang, yakni 106.299 Ton (68,7% dari total kenaikan), sedangkan pada UPI

skala besar kenaikan produksi terbesar terjadi pada produk-produk olahan

berbasis TTC (Tuna, Tongkol, Cakalang), yakni 116.121 Ton (60,75% dari total

kenaikan). Hal ini mengindikasikan bahwa industrialisasi di bidang

pengolahan hasil perikanan, utamanya produk olahan pindang dan TTC

berjalan sesuai dengan harapan. Sama halnya dengan pertumbuhan pada

periode tahun 2013 dengan tahun sebelumnya, selama kurun waktu 2010-

2013, perkembangan jumlah produk olahan hasil perikanan meningkat rata-

rata sebesar 7,69% per tahun.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

III-13

Perkembangan pertumbuhan produk olahan hasil perikanan dalam

setahun terakhir (2012-2013) menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi

apabila dibandingkan dengan periode Renstra yang telah berjalan (2010-

2013). Hal ini menunjukkan bahwa pada setahun belakangan ini, pelaku

usaha pengolahan hasil perikanan, baik skala industri maupun UMKM,

sedikit banyak telah dapat mengelola kebutuhan bahan baku, meskipun

masih belum terlepas seutuhnya dari kendala kurangnya pasokan bahan

baku secara kontinyu, baik dari penangkapan maupun budidaya. Jadi,

meskipun jumlah produk olahan hasil perikanan tumbuh, kendala

penyediaan bahan baku masih menjadi catatan pekerjaan yang harus

diselesaikan melalui implementasi kebijakan di tahun mendatang.

Tabel 4.8. Capaian IKU 6 pada 2010-2013 dan target 2014

Indikator Kinerja Utama Capaian Pertumbuhan (%)

2010 2011 2012 2013 2010-2013 2012-2013

Jumlah produk olahan hasil perikanan (Juta Ton)

4,2 4,58 4,83 5,24 7,69 8,57

Sedangkan apabila pencapaian indikator kinerja jumlah produk olahan

hasil perikanan sebesar 5,24 juta ton di 2013 ini dibandingkan dengan target

jangka menengah 2010-2014, maka pencapaian pada indikator kinerja ini

telah mencapai 100,85% dibandingkan dengan target pada 2014 sebesar 5,2

juta ton.

Sararan strategis: Meningkatnya hasil perikanan yang memenuhi sistem

jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan

Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan

ikan melalui sertifikasi kesehatan ikan ekspor, impor dan antar area.

Capaian indikator ini pada tahun 2013 ini sebesar 99,87% dari target

96% yang ditetapkan, dengan tingkat capaian sebesar 104,03%. Jumlah

sertifikat yang diterbitkan pada tahun 2013 sebanyak 4.709 buah Sedangkan

jumlah PPK yang masuk adalah sebanyak 4.743 permohonan. Sebagai

perbandingan, pada 2012 capaian kinerja untuk indikator ini adalah sebesar

99,97% dari target 94 %. Sesuai dengan Rencana Strategis 2011-2014, target

indikator yang ingin dicapai pada akhir RPJM adalah sebesar 98%. Hal ini

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

III-14

menjadi tantangan BKIPM untuk tetap mempertahankan kinerja ini karena

masih ada beberapa daerah/propinsi yang endemik HPIK atau tidak bebas

HPIK.

Metode perhitungan indikator kinerja ini adalah dengan

membandingkan jumlah sertifikat kesehatan karantina ikan (KID-1, KID-2,

KID-3) yang diterbitkan dengan jumlah permohonan pemeriksaan karantina

(PPK) selama tahun 2013. Permohonan pemeriksaan karantina meliputi

semua media pembawa yang dilalulintaskan melalui ekspor, impor dan antar

area dalam wilayah nagar Republik Indonesia.

Pencapaian indikator kinerja ini didukung oleh pencapaian sasaran dan

target indikator kinerja kegiatan pengembangan dan pembinaan karantina

ikan, yang dilaksanakan di unit pelaksana teknis. Kontribusi pembangunan

karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan terhadap

pembangunan kelautan dan perikanan salah satunya diwujudkan dengan

pelaksanaan sistem jaminan kesehatan ikan. Kegiatan tersebut

menggambarkan aktifitas pelaksanaan tugas dan fungsi perkarantinaan ikan

yang dimanifestasikan melalui pelayanan sertifikat kesehatan ikan dan

tindakan karantina ikan pada Balai Besar KIPM Jakarta I. Tindakan

karantina ikan dan pelayanan sertifikat kesehatan ikan (operasional

karantina ikan) dilakukan terhadap media pembawa yang dilalulintaskan

secara impor, ekspor dan antar area (domestik).

Perbandingan capaian tahun 2011 – 2013 dan target tahun terakhir

pada RPJM II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.9 Capaian IKU 7 pada 2011-2013 dan target 2014

Uraian Indikator Kinerja Capaian Target

2014 2011 2012 2013

Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan melalui sertifikasi kesehatan ikan ekspor, impor dan antar area

98,45 % 99,97 % 99,87% 98%

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

III-15

Sararan strategis: Terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan

dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk KP yang optimal dan

bermutu

Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan

ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan melalui sertifikasi antar area

dalam koridor SLIN

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berkomitmen untuk

memperkuat Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) sebagai salah satu upaya

untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Pasalnya, selama ini

permasalahan distribusi ikan dari sentra produksi yang terletak di wilayah

timur ke sentra-sentra pasar di wilayah barat belum optimal dan kurang

terpadu. Sedangkan di sisi lain, kontuinitas pasokan sangat diperlukan

sebagai kebutuhan konsumsi dan industri pengolahan perikanan. Untuk itu,

SLIN dapat memberikan jaminan terhadap ketersediaan, stabilitas harga,

ketahanan pangan serta mendorong pertumbuhan industri pengolahan dan

pertumbuhan ekonomi masyarakat. Program SLIN secara bertahap akan bisa

menekan biaya angkut. Selain itu, SLIN dilakukan guna menjaga kestabilan

harga serta pasokan komoditas perikanan, mengingat selama ini terjadi

fluktuasi harga yang signifikan saat musim panen serta paceklik.

Sebagai proyek percontohan program SLIN tahap pertama, pada tahun

2013 KKP berencana akan memulai membangun koridor sistem logistik ikan

dari wilayah Sulawesi dan Maluku menuju Jawa Timur dan Jakarta,

mengingat kedua wilayah ini dinilai mampu mewakili sektor hulu dan hilir

komoditas perikanan di kawasan Timur Indonesia. Apalagi, kawasan Sulawesi

merupakan sentra komoditas hasil perikanan di Indonesia Timur, sementara

Brondong merupakan hub untuk memudahkan transportasi ke sentra-sentra

pengolahan dan pemasaran perikanan. Adapun komoditas perikanan yang

akan ditangani dalam program SLIN tahap pertama ini, yakni ikan layang,

kembung, dan makarel yang akan disuplai dari kawasan Kendari dan Banggai

(Sulteng), serta ikan tuna, tongkol, dan cakalang (TTC) dari Ambon (Maluku).

Capaian indikator persentase media pembawa yang memenuhi sistem

jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan melalui

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

III-16

sertifikasi antar area dalam koridor SLIN pada tahun 2013 ini sebesar 99,87%

dari target 96% yang ditetapkan, dengan tingkat capaian sebesar 104,03%.

Jumlah sertifikat yang diterbitkan pada tahun 2013 sebanyak 4.709 buah

Sedangkan jumlah PPK yang masuk adalah sebanyak 4.743 permohonan.

Indikator ini merupakan indikator baru yang mengacu pada rencana

pelaksanaan SLIN, sehingga baru dihitung pada tahun 2013.

Perbandingan capaian tahun 2011 – 2013 dan target tahun terakhir

pada RPJM II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.10. Hasil penilaian kelima aspek akuntabilitas kinerja

No Uraian Indikator Kinerja Capaian Target

2014 2011 2012 2013

1

Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan melalui sertifikasi antar area dalam koridor SLIN

- - 99,87% 98%

Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan

ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan melalui sertifikasi impor hasil

perikanan.

Penerapan sistem jaminan kesehatan melalui sertifikasi impor hasil

perikanan dilakukan dalam rangka melindungi sumberdaya ikan dari

masuknya HPIK ke dalam wilayah RI. Sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 15 Tahun 2002 tentang Karantina Ikan, Pasal 2, bahwa

setiap Media Pembawa yang dimasukkan ke dalam wilayah Negara Republik

Indonesia wajib: a) dilengkapi Sertifikat yang diterbitkan oleh pejabat yang

berwenang di Negara asal dan Negara transit, kecuali Media Pembawa yang

tergolong Benda Lain; b) melalui tempat-tempat pemasukan yang ditetapkan;

c) dilaporkan dan diserahkan ke Petugas Karantina di tempat pemasukan

sebagaimana dimaksud dalam huruf “b” untuk keperluan Tindakan

Karantina. Kemudian persyaratan administrasi dan teknis serta tindakan

karantina lebih lanjut diatur sebagaimana tercantum pada pasal 6 sampai

dengan 24. Media pembawa (hasil perikanan) sebagaimana dimaksud dalam

indikator kinerja utama di atas tentu telah memenuhi semua ketentuan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

III-17

dalam PP Nomor 15 Tahun 2002 sehingga memenuhi syarat untuk diberikan

sertifikat pelepasan (KID-12) dalam rangka sertifikasi impor hasil perikanan

yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan.

Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan

ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan melalui sertifikasi impor hasil

perikanan pada tahun 2013 tercapai 98.78% dari target 96% yang ditetapkan,

dengan tingkat capaian 102.90%.

Perbandingan capaian tahun 2011 – 2013 dan target tahun terakhir

pada RPJM II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.11. Hasil penilaian kelima aspek akuntabilitas kinerja

Uraian Indikator Kinerja Capaian Target

2014 2011 2012 2013

Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan melalui sertifikasi impor hasil perikanan

98% 98% 98% 98%

Jumlah implementasi standar operasional prosedur teknis operasional

perkarantinaan ikan

Evaluasi implementasi SOP Tata Operasional Perkarantinaan Ikan di

Balai Besar KIPM Jakarta I merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara

rutin dan berkesinambungan, sehingga proses penerapan SOP di Balai Besar

KIPM Jakarta I dapat berjalan dengan baik. Kegiatan ini dilakukan sebagai

usaha untuk menentukan apa yang sedang dilaksanakan dengan memantau

hasil/prestasi yang dicapai dan jika terdapat penyimpangan dari standar yang

telah ditentukan, maka segera diadakan perbaikan, sehingga semua

hasil/prestasi yang dicapai dapat sesuai dengan rencana. Untuk lebih

memberi gambaran implementasi SOP di Balai Besar KIPM Jakarta I lingkup

BKIPM pada tahun 2013 dilaksanakan kegiatan evaluasi implementasi SOP

Tata Operasional Perkarantinaan Ikan dengan realisasi sebanyak 88 SOP dari

target 88 SOP yang ditetapkan, dengan tingkat capaian sebesar 100%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

III-18

Perbandingan capaian tahun 2011 – 2013 dan target tahun terakhir

pada RPJM II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.12. Hasil penilaian kelima aspek akuntabilitas kinerja BKIPM

Uraian Indikator Kinerja Capaian Target

2014 2011 2012 2013

Jumlah implementasi standar

operasional prosedur teknis operasional perkarantinaan ikan

72 80 88 98

Persentase sertifikasi kesehatan ikan berbasis in line inspection

Dalam rangka pemenuhan persyaratan internasional dan persyaratan

negara tujuan terhadap lalulintas ikan ekspor, selain mempersyaratkan ikan

yang bebas hama dan panyakit ikan dan mutu yang tinggi, maka unit usaha

pembudidayaan ikan (UUPI) harus memiliki sistem produksi yang baik.

Sistem produksi tersebut harus memiliki perencanaan dan memiliki

ketertelusuran data yang mudah, dan usaha perbaikan yang terus menerus

dilakukan untuk menghasilkan produksi yang bebas hama dan penyakit ikan

dan berkualitas tinggi, sehingga akan meningkatkan daya saing produk

perikanan Indonesia di pasar internasional.

Perubahan paradigma dalam tindakan karantina ikan dari end product

system menjadi tindakan karantina ikan secara terintegrasi berbasis in line

inspection tentu saja harus dilakukan secara bertahap dalam hal waktu,

perubahan budaya kerja, peningkatan sarana dan prasarana, peningkatan

kemampuan sumberdaya manusia baik petugas karantina maupun personil

di UUPI dan tentu saja memerlukan dukungan anggaran yang memadai.

Bukan hal mudah untuk mengintegrasikan tindakan karantina ikan

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 dan

Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2002 dengan kegiatan pengendalian

HPIK dikawasan budidaya maupun pengelolaan ikan di UUPI. Namun kita

harus yakin, bahwa perlahan tapi pasti, standar internasional yang

mempersyaratkan sistem jaminan kesehatan ikan dalam perdagangan global

akan dapat kita penuhi. Pada tahun 2013 persentase sertifikasi kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

III-19

ikan berbasis in line inspection baru mencapai 23.14% dari target 15% yang

ditetapkan, dengan tingkat capaian 154.26 %.

Perbandingan capaian tahun 2011 – 2013 dan target tahun terakhir

pada RPJM II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Uraian Indikator Kinerja Capaian Target

2014 2011 2012 2013

Persentase sertifikasi kesehatan ikan berbasis in line inspection

- - 23.14% 20%

Sararan strategis: Terselenggaranya pengendalian, pengawasan dan

penegakan hukum karantina ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan

Rasio penanganan kasus pelanggaran perkarantinaan ikan yang dapat

diselesaikan dibanding total kasus yang ditangani

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi karantina ikan ada dua hal pokok,

yang pertama pelayanan terhadap masyarakat yang memenuhi persyaratan

dan kedua pengawasan terhadap pelaksanaan ketentuan dan persyaratan

karantina yang harus diikuti baik oleh petugas karantina maupun pengguna

jasa. Dalam kultur masyarakat yang kesadaran hukumnya masih perlu

ditingkatkan, sering terjadinya penyimpangan dan pelanggaran terhadap

ketentuan perkarantinaan ikan. Pada tahun 2013 seluruh kasus pelanggaran

dibidang karantina ikan berupa penolakan, penahanan, pemusnahan dan

pelimpahan berkas perkara ke penyidik intansi terkait berhasil diselesaikan

dengan Capaian 100%, dari target 80% yang ditetapkan, dengan tingkat

capaian 125%. Penanganan pelanggaran karantina ikan tahun 2013 yang

telah dilakukan terdiri dari, antara lain :

- Tindak Karantina Ikan penolakan/penahanan/pemusnahan sebanyak 14

kali.

- Diserahterimakan kepada otoritas kompeten (BKSDA) sebanyak 2 kasus

(Moncong babi dan Kucing hutan).

- Diserahterimakan dan ditindaklanjuti dengan proses hokum (PSDKP)

sebanyak 2 kasus (Glasseel/Benih Sidat).

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

III-20

Perbandingan capaian tahun 2011 – 2013 dan target tahun terakhir

pada RPJM II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Uraian Indikator Kinerja Capaian Target

2014 2011 2012 2013

Rasio penanganan kasus pelanggaran perkarantinaan ikan yang dapat diselesaikan dibanding total kasus yang

ditangani

- - 100% 85%

Rasio penanganan jumlah kasus pelanggaran mutu dan keamanan hasil

perikanan di negara mitra yang dapat diselesaikan dibanding total kasus

yang ditangani

Berdasarkan sasaran strategis indikator kinerja utama (IKU)

Kementerian Kelautan dan Perikanan terhadap terselenggarannya

pengendalian dan pengawasan mutu dan keamanan hasil perikanan yaitu

rasio penanganan jumlah kasus pelanggaran mutu dan keamanan hasil

perikanan di negara mitra yang dapat diselesaikan dibanding total kasus yang

ditangani dengan target 80% telah tercapai 100%.

Dalam menjalankan pengendalian dan pengawasan mutu dan keamanan

hasil perikanan pusat sertifikasi mutu dan keamanan hasil perikanan bekerja

berdasarkan target kinerja Indikator Kinerja utama (IKU) dan indikator

kinerja kegiatan (IKK) yang sebenarnya sudah dijabarkan pada sasaran

strategis 5.

Mengacu pada IKU maka kasus penolakan ekspor hasil perikanan per

negara mitra yang ditargetkan maksimal 10 kasus. Berdasarkan notifikasi

jumlah kasus penolakan yang terjadi pada tahun 2013 per negara mitra

adalah : Italia sebanyak 1 kasus, Spanyol sebanyak 1 kasus, Jerman

sebanyak 2 kasus, Prancis sebanyak 1 kasus penolakan, sedangkan 24

negara anggota UE tidak terjadi kasus penolakan (nihil). Untuk negara mitra

yang lain yaitu Korea = 3 kasus; Rusia = 4 kasus; Kanada = 5 kasus dan

untuk negara China dan Vietnam tidak terdapat kasus penolakan alias NIHIL.

Target kinerja dalam rangka terjalinya harmonisasi atau kesetaraan

penerapan sistem jaminan mutu antara UPI di Indonesia dengan negara mitra

telah kami wujudkan. Pada tahun 2013 penambahan UPI yang harmonis

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

III-21

(telah terdaftar) di negara mitra ditargetkan 50 UPI dan pada kenyataannya

kami telah mendaftarkan 119 UPI yang terdiri dari : 12 UPI di Uni Eropa; 22

UPI di Korea; 38 UPI di China; 6 UPI di Kanada; dan 26 UPI di Vietnam.

Terkait harmonisasi Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil

Perikanan, pada tahun 2013 telah dilakukan inisiasi kerjasama dengan

Negara Norwegia. Inisiasi tersebut bahkan telah ditindaklanjuti dengan

perjanjian kerjasama (MoU/MRA) dalam bidang ekspor dan impor hasil

perikanan antara BKIPM, KKP dengan NFSA, Norwegia yang ditandatangani

pada tanggal 11 September 2013 di Oslo-Norwegia.

Dalam rangka mendukung pencapai indikator kinerja terkait penolakan

kasus di negara mitra dan pendaftaran Unit Pengolahan Ikan, maka di tahun

2013 telah dilakukan berbagai kegiatan, diantaranya:

1) Pendaftaran UPI ke negara mitra (tujuan ekspor);

2) Penanganan Kasus Penolakan/ Penahanan Negara Mitra dan Negara

importir lainya;

3) Rapat Koordinasi Penanganan Kasus Penolakan Hasil Perikanan;

4) Kunjungan ke negara Mitra dalam rangka Harmonisasi sistem jaminan

mutu dan keamanan hasil perikanan;

5) Pertemuan dalam rangka Penyusunan Draft Persyaratan/ Ketentuan

Negara Mitra;

6) Sosialisasi Persyaratan/Ketentuan Negara Mitra;

7) Evaluasi UPI yang terdaftar di negara mitra.

Perbandingan capaian tahun 2011 – 2013 dan target tahun terakhir pada

RPJM II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Uraian Indikator Kinerja Capaian Target

2014 2011 2012 2013

Rasio penanganan jumlah kasus pelanggaran mutu dan keamanan hasil perikanan di negara mitra yang dapat diselesaikan dibanding total kasus yang ditangani

- - 100% 85%

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

III-22

Sararan strategis: Tersedianya SDM UPT KIPM yang kompeten dan

professional

Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon III dan IV di Balai Besar KIPM

Jakarta I

Indeks Kesenjangan Kompetensi merupakan nilai yang menggambarkan

seberapa besar perbandingan antara kompetensi yang telah dimiliki

pemegang jabatan yang ada dalam seluruh Balai Besar KIPM Jakarta I

dengan seluruh kompetensi yang telah ditetapkan sebagai standar yang

dibutuhkan bagi pemegang jabatan. Di dalam sasaran strategis ini, penilaian

kompetensi jabatan baru dilakukan untuk pejabat eselon III dan eselon IV.

Nilai ini pada akhirnya menggambarkan kualitas SDM Balai Besar KIPM

Jakarta I yang dipercaya untuk memegang jabatan dan seberapa besar usaha

organisasi Balai Besar KIPM Jakarta I dalam memenuhi pendidikan atau

pelatihan untuk memenuhi kompetensi seluruh pejabat eselon III dan IV

dalam unit kerjanya. Target IKU ini pada tahun 2013 adalah 45% dengan

capaian sebesar 53%.

Meskipun pencapaian target untuk IKU ini terpenuhi namun

permasalahan utama yang ditemui dalam pencapaiannya adalah jumlah

pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh

kompetensi yang harus dipenuhi oleh pejabat eselon III dan IV untuk

lingkungan BKIPM memiliki alokasi yang sangat terbatas sehingga jumlah

pejabat eselon III dan IV Balai Besar KIPM Jakarta I yang bisa mengikuti

pelatihan dan pendidikan untuk memenuhi kompetensi jabatannya juga

sangat bergantung kepada ketersediaan kursi peserta pelatihan dan

pendidikan yang telah diprogramkan melalui Badan Pengembangan SDM

Kelautan dan Perikanan.

Perbandingan capaian tahun 2011 – 2013 dan target tahun terakhir

pada RPJM II dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

III-23

Tabel 4.13. Hasil penilaian kelima aspek akuntabilitas kinerja BKIPM

Uraian Indikator Kinerja Capaian Target

2014 2011 2012 2013

Persepsi user terhadap kemudahan akses di BKIPM (skala likert 1-5)

- - 53 45

Ket.: *) pengukuran hanya dilakukan untuk beberapa pejabat eselon II dan III

Sararan strategis: Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah

diakses di Balai Besar KIPM Jakarta I

Persepsi user terhadap kemudahan akses (skala likert 1-5).

Persepsi user dalam hal ini merupakan pengalaman user tentang

kemudahan akses layanan informasi yang diberikan oleh Balai Besar KIPM

Jakarta I. Persepsi user berkaitan dengan kemudahan dalam mengkases

layanan informasi merupakan tingkat dimana user percaya bahwa

menggunakan sistem tertentu akan bebas dari kesalahan. Persepsi ini

kemudian akan berdampak pada perilaku, yaitu semakin tinggi persepsi

seseorang tentang kemudahan akses layanan informasi, semakin tinggi pula

tingkat pemanfaatan teknologi informasi.

Target IKU ini pada tahun 2013 adalah skala likert 4 dengan capaian

sebesar 4. Metode yang digunakan adalah survei kepada pengguna layanan

(user) melalui penyebaran kuisioner. Pengolahan data dilakukan dengan

Likert Summated Rating (Skala Likert). Meskipun pencapaian target untuk IKU

ini terpenuhi, namun berdasarkan survei terdapat saran dan masukan dari

user yaitu perlu adanya notifikasi terkait layanan Balai Bear KIPM Jakarta I

(aplikasi kuota impor) kepada pengguna jasa melalui email dan SMS.

Perbandingan capaian tahun 2011 – 2013 dan target tahun terakhir

pada RPJM II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.14. Hasil penilaian kelima aspek akuntabilitas kinerja

Uraian Indikator Kinerja Capaian Target

2014 2011 2012 2013

Persepsi user terhadap kemudahan akses di BKIPM (skala likert 1-5)

- - 4 4,25

Ket.: Pada tahun 2011 dan 2012 belum dilakukan pengukuran terhadap IKU ini

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

III-24

Service Level Agreement di Balai Besar KIPM Jakarta I.

Service Level Agreement dalam hal ini merupakan bagian dari

kesepakatan layanan secara keseluruhan antara 2 dua pihak, yaitu penyedia

layanan dan klien untuk peningkatan pelayanan. Service Level Agreement

BKIPM yang disepakati adalah layanan akses website Balai Besar KIPM

Jakarta I dan aplikasi berbasis web dengan target pada Tahun 2013 adalah

70%. Capaian indikator ini pada tahun 2013 adalah sebesar 75% (downtime

10 hari per tahun).

Meskipun pencapaian target untuk IKU ini terpenuhi, namun secara

teknis pengukuran SLA seharusnya memenuhi kriteria kelistrikan,

temperatur, humidity. Hal ini dapat dilaksanakan apabila pengukuran

dilakukan dengan Environment Montoring System (EMS).

Perbandingan capaian tahun 2011 – 2013 dan target tahun terakhir

pada RPJM II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Uraian Indikator Kinerja Capaian Target

2014 2011 2012 2013

Service Level Agreement di UPT KIPM - - 75% 75%

Ket.: Pada tahun 2011 dan 2012 belum dilakukan pengukuran terhadap IKU ini

Sararan strategis: Terwujudnya good governance & clean government BKIPM

Indikator Kinerja Utama yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan

pencapaian sasaran strategis ini adalah:

Jumlah rekomendasi aparat pengawas internal dan ekternal pemerintah

(APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi

Untuk mewujudkan clean government dan good governance diperlukan

peran serta aparat pengawas internal dan eksternal pemerintah. Peran aparat

pengawas (auditor) tersebut adalah untuk memastikan seluruh kegiatan

BKIPM telah berjalan sesuai peraturan perundang-undangan. Bagian

keuangan dan umum sebagai bidang utama masalah pengelolaan keuangan

dan barang milik negara selalu memberi informasi dan dukungan agar

pemeriksaan auditor tersebut berjalan dengan baik, salah satunya ialah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

III-25

dengan melakukan pendampingan dan selalu menindaklanjuti temuan

maupun rekomendasi BPK dan Inspektorat Jenderal KKP.

Sepanjang tahun 2012 dan 2013 satker BKIPM telah menindaklanjuti

seluruh hasil rekomendasi BPK dan Inspektorat Jenderal KKP. Tidak ada

permasalahan yang ditemukan dalam rangka memenuhi hasil rekomendasi

tersebut, karena bagian keuangan dan umum melaksanakan kegiatan yang

dapat mendukung pemeriksaan dan tindak lanjut hasil pemeriksaan. .

Kegiatan yang dilakukan antara lain:

1. Penyusunan dan Penyelesaian Hasil - Hasil Pemeriksaan Auditor;

2. Pendampingan Penyelesaian LHA (PUSAT, UPT & DEKON) Lingkup

BKIPM Dengan BPK;

3. Perjalanan Pendampingan BPK/ Entry Meeting BPK;

4. Pendampingan Pelaksanaan Pengelola & Penatausahaan BMN (PUSAT,

UPT & DEKON) Lingkup BKIPM Dengan BPK.

Indeks kepuasan masyarakat Balai Besar KIPM Jakarta I

Sebagai unit kerja yang memiliki fungsi pelayanan Balai Besar KIPM

Jakarta I. Pada tahun 2013 sudah mendapat pengakuan (akreditasi)

penerapan sistem manajemen mutu ISO/IEC 17025 dan telah menerapkan

sistem manajemen mutu ISO 9001:2008. Untuk melihat sejauh mana sistem

palayanan ini dapat terlaksanan dengan baik maka perlu dilaksanakan

survey indeks kepuasan pelanggan.

Sejalan dengan hal tersebut sesuai dengan Keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang

Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan

Instansi Pemerintah. Kebijakan ini merupakan salah satu upaya Pemerintah

dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance). Untuk

mendukung kebijakan pemerintah perlu disusun nilai indeks kepuasan

masyarakat terhadap pelayanan publik di Balai Besar KIPM Jakarta I.

Selain itu, data IKM akan dapat menjadi bahan penilaian terhadap

unsur pelayanan yang masih perlu perbaikan dan menjadi pendorong setiap

unit penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanannya.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

III-26

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan informasi tentang tingkat

kepuasaan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara

kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh

pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan

membandingkan antara harapan dan kebutuhannya. Survei IKM bertujuan

untuk mengetahui tingkat kinerja unit pelayanan secara berkala sebagai

bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan kualitas

publik selanjutnya.

Pada tahun 2013 berdasarkan hasil survey indeks kepuasan pelanggan

yang telah dilakukan oleh Balai Besar KIPM Jakarta I diperoleh hasil

bernilai baik sebesar 80.22.

Perbandingan capaian tahun 2011 – 2013 dan target tahun terakhir

pada RPJM II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.15. Hasil penilaian kelima aspek akuntabilitas kinerja

Uraian Indikator Kinerja Capaian Target

2014 2011 2012 2013

Indeks kepuasan masyarakat 8 80

Nilai inisiatif anti korupsi BKIPM

Nilai inisiatif anti korupsi merupakan nilai yang menunjukkan seberapa

besar inisiatif mandiri dari BKIPM sebagai suatu institusi pemerintah dalam

upaya pencegahan korupsi di lingkungan organisasinya yang bisa dinilai dari

sejumlah indikator seperti tersedianya kode etik, peningkatan transparansi

dalam manajemen SDM, peningkatan transparansi dalam pengadaan,

peningkatan transparansi penyelenggara negara, peningkatan akses publik

dalam memperoleh informasi unti utama, pelaksanaan saran perbaikan

KPK/BPK/APIP dan kegiatan promosi anti korupsi. Target nilai inisiatif anti

korupsi BKIPM pada tahun 2013 adalah 8 dengan nilai capaian 8 atau

mencapai 100%.

Perbandingan capaian tahun 2011 – 2013 dan target tahun terakhir

pada RPJM II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.17 Hasil penilaian kelima aspek akuntabilitas kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

III-27

Uraian Indikator Kinerja Capaian Target

2014 2011 2012 2013

Nilai inisiatif anti korupsi 8 8

Nilai penerapan reformasi dan birokrasi BKIPM

Nilai penerapan reformasi dan birokrasi merupakan nilai yang diperoleh

dari proses penilaian baik secara mandiri oleh internal KKP melalui Penilaian

Mandiri Pelakanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) maupun penilaian dari

instansi luar seperti Kementerian PAN dan RB terhadap pelaksanaan

sembilan program mikro Reformasi Birokrasi. Target IKU Nilai Penerapan RB

KIPM dengan nilai capaian 74 atau mencapai 104,22%.

Meskipun pencapaian target untuk IKU ini melebihi target yang telah

ditetapkan namun masih ditemui sejumlah permasalahan seperti

dokumentasi kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan

perbaikannya masih sering tidak didukung dengan bukti fisik yang menjadi

bahan untuk prosedur penilaiannya.

Perbandingan capaian tahun 2011 - 2013 dan target 2014 dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.16. Hasil penilaian kelima aspek akuntabilitas kinerja

Uraian Indikator Kinerja Capaian Target

2014 2011 2012 2013

Nilai Penerapan RB BKIPM 80 80 74 80

Sararan strategis: Terkelolanya anggaran Balai Besar KIPM Jakarta I secara

optimal

Alokasi anggaran untuk mendukung tugas dan fungsi Balai Besar

KIPM Jakarta I Tahun 2013 sebesar Rp11.287.787.000. Sampai dengan

akhir Tahun Anggaran 2013, telah terealisasi sebesar Rp11.220.508.316 atau

mencapai 99,40%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

III-28

Uraian Indikator Kinerja Capaian Target

2014 2011 2012 2013

Persentase penyerapan DIPA 97,38%* 103,14%* 99,40%* 98%

Realisasi penyerapan anggaran Balai Besar KIPM Jakarta I Tahun 2013

untuk setiap output disajikan pada Tabel 5 di bawah ini.

Tabel 5. Realisasi anggaran Balai Besar KIPM Jakarta I per jenis output Tahun

2013

Program/Kegiatan/Output Pagu (Rp) Realisasi (Rp) %

Program

Pengembangan Karantina Ikan,

Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

11.287.787.000 11.220.508.316 99,40

Kegiatan

Peningkatan dukungan

manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya BKIPM

11.287.787.000 11.220.508.316 99,40

Output

Dokumen Dukungan

Manajemen dan Pelaksanaan Teknis BKIPM

1.200.214.000 1.199.357.300 99,93

Sarana dan prasarana KIPM 568.105.000 554.540.000 97,61

Pelayanan Karantina Ikan dan Mutu Hasil Perikanan

3.048.489.000 3.018.043.501 99,00

Layanan Perkantoran 6.329.979.000 6.307.567.515 99,65

Perangkat Pengolah Data dan

Komunikasi

76.000.000 76.000.000 100

Peralatan dan Fasilitas

Perkantoran

65.000.000 65.000.000 100

Realisasi penyerapan anggaran Balai Besar KIPM Jakarta I Tahun 2013

per jenis belanja disajikan pada Tabel 6 di bawah ini.

Tabel 6. Realisasi anggaran per jenis Belanja Tahun 2013

Jenis Belanja Pagu RKAKL-DIPA Realisasi-DIPA %

Belanja Pegawai 3.427.659.000 3.412.679.629 99,56

Belanja Barang 7.151.023.000 7.112.288.687 99,46

Belanja Modal 709.105.000 695.540.000 98,09

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

III-29

Total 11.287.787.000 11.220.508.316 99,40

Jenis Belanja Persentase penyerapan s.d Triwulan

TW1 TW2 TW3 TW4

Belanja Pegawai 51 21,78 47,09 78,89 99,56

Belanja Barang 52 21,29 44,54 62,97 99,46

Belanja Modal 53 16,88 26,86 26,86 98,09

Gambar 6. Grafik pagu dan realisasi anggaran per jenis belanja Tahun 2013

-

1.000.000.000

2.000.000.000

3.000.000.000

4.000.000.000

5.000.000.000

6.000.000.000

7.000.000.000

8.000.000.000

51 52 53

Pagu

Realisasi

-

20

40

60

80

100

120

TW1 TW2 TW3 TW4

51

52

53

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

III-30

Sampai dengan triwulan I, kinerja penyerapan anggaran belanja modal

belum menampakkan adanya perkembangan yang signifikan dan baru

mampu mencapai 16,88%. Sampai dengan triwulan III perkembangan kinerja

belanja modal masih mengalami pelambatan. Penyebab adanya pelambatan

kinerja belanja modal diantaranya: menunggu realisasi penerimaan negara

bukan pajak (PNBP) untuk mencukupi maksimal pencairan (MP) dana

dikarenakan belanja modal dibiayai dari PNBP, adanya kebijakan

penghematan dari pemerintah, dan adanya realokasi untuk anggaran

tunjangan kinerja.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

IV-1

IV. P E N U T U P

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan atas capaian dan

akuntabilitas kinerja tahun 2013, seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan

Balai Besar KIPM Jakarta I telah berhasil mencapai sasaran yang telah

ditetapkan dalam rencana strategis. Keberhasilan pelaksanaan dalam

mendukung pengembangan karantina ikan, pengendalian mutu dan

keamanan hasil perikanan merupakan hasil kerja keras dan kerjasama dari

seluruh unit pegawai Balai Besar KIPM Jakarta I dengan semua pihak yang

terkait guna mewujudkan harapan untuk mensejahterakan masyarakat

kelautan perikanan melalui peningkatan lalu lintas hasil perikanan yang

memenuhi sistem jaminan kesehatan serta sistem jaminan mutu dan

kemanan hasil perikanan.

Keberhasilan di atas merupakan hasil dari penyelesaian

kendala/hambatan yang terjadi selama tahun 2013, seperti:

1. Masih belum selarasnya indikator kinerja utama (IKU) dengan manual

IKU yang ada, termasuk juga dalam metode cascading, sehingga pada

saat pengukuran capaian IKU menjadi kurang akurat;

2. Belum optimalnya koordinasi dan integrasi pelaksanaan program dan

kegiatan antara pusat, daerah dan instansi lintas sektoral;

3. Adanya revisi DIPA dan RKA-KL sehingga beberapa kegiatan fisik

pelaksanaannya relatif terhambat. Hal ini secara tidak langsung

mengakibatkan penyerapan anggaran menjadi lamban pada semester

pertama dan meningkat secara tajam di akhir semester kedua;

Hambatan/kendala tersebut di atas telah diantisipasi melalui

pelaksanaan beberapa kegiatan, seperti:

1. Evaluasi setiap triwulan dalam rangka koordinasi dan pelaporan

perkembangan pelaksanaan program dan kegiatan Balai Besar KIPM

Jakarta I;

2. Pengusulan revisi secara kolektif agar mempercepat proses

penyelesaiannya;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

IV-2

3. Koordinasi secara intensif dengan ULP dalam rangka percepatan

pelaksanaan kegiatan.

Secara garis besar, beberapa saran dan rekomendasi yang dapat

diberikan terkait dengan permasalahan-permasalahan dalam pencapaian

target sasaran yang telah ditetapkan dan sebagai langkah antisipatif dalam

pelaksanaan kegiatan mendatang, antara lain:

1. Perlu adanya perencanaan program dan kegiatan yang lebih baik dan

terukur dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang terkait;

2. Perlu adanya koordinasi dan integrasi pelaksanaan program dan

kegiatan antara pusat, daerah dan instansi lintas sektoral secara intensif

dan berkelanjutan agar kegiatan dapat terlaksana dengan baik sesuai

dengan perencanaan;

3. Perlunya penajaman target indikator kinerja utama Balai Besar KIPM

Jakarta I, mengingat terdapat beberapa IKU yang tingkat capaian tahun

2013 melebihi target yang ditetapkan tahun 2014;

4. Perlu penajaman manual IKU Balai Besar KIPM Jakarta I, khususnya

untuk pengukuran yang hanya dilakukan di tingkat Eselon III dan IV,

karena belum dapat menggambarkan mekanisme penghitungan dan

pengukuran capaian IKU di bawahnya;

5. Perlu dilakukan perbaikan dan penyempurnaan IKU Balai Besar KIPM

Jakarta I untuk periode 2015-2019, termasuk juga dalam metode

cascading ke level atau unit dibawahnya;

6. Melakukan koordinasi dengan BKIPM KKP untuk perbaikan dalam

aplikasi perhitungan kinerja;

7. Mendorong untuk melaksanakan kegiatan dan anggaran sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan, secara periodik melakukan rekonsiliasi

data dan menyampaikan kemajuan pelaksanaan kegiatan dan anggaran.

8. Ketersediaan anggaran yang belum memadai menjadi penyebab

pelaksanaan dalam mendukung pengembangan karantina ikan,

pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan belum optimal;

9. Memberikan reward and punishment untuk setiap pegawai di

lingkungan Balai Besar KIPM Jakarta I dalam pencapaian kinerja dan

pelaksanaan anggaran.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I 2013

IV-3

Pencapaian terhadap target sasaran strategis kinerja pengembangan

karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan selama

tahun 2013 serta penyelesaian permasalahan yang dihadapi, diharapkan

dapat menjadi acuan untuk merumuskan kebijakan dan program di masa

yang akan datang. Dengan melakukan monitoring pelaksanaan kegiatan

selama tahun 2013 dan analisis yang komprehensif terhadap capaian sasaran

strategis yang dijabarkan dalam indikator kinerja utama tahun 2013,

diharapkan dapat dijadikan umpan balik dan acuan perencanaan berikutnya,

dimana hal ini merupakan salah satu fungsi pokok dan tujuan dari LAKIP.

Dengan melihat kecenderungan kondisi di masa mendatang, dalam

mendukung pengembangan karantina ikan, pengendalian mutu dan

keamanan hasil perikanan ke depan tidak hanya membutuhkan anggaran

tapi juga diperlukan berbagai upaya terobosan dan inovasi teknologi, serta

penyesuaian terhadap tuntutan dan dinamika sosial ekonomi masyarakat.

Arah kebijakan pengembangan karantina ikan, pengendalian mutu dan

keamanan hasil perikanan mengacu kepada agenda dan prioritas

pembangunan nasional dalam kerangka Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RJPM) tahun 2010-2014.

Akhirnya, laporan akuntabilitas kinerja Balai Besar KIPM Jakarta I

tahun 2013 ini diharapkan dapat menjadi pertanggungjawaban tertulis

kepada pemangku kepentingan serta dapat menjadi bahan pertimbangan

dalam pengambilan keputusan dalam perencanaan sehingga terbentuknya

pemerintahan yang baik (good governance). Selain itu, laporan ini juga

diharapkan dapat menjadi salah satu sumbangan penting dalam penyusunan

dan implementasi Rencana Kerja (Operational Plan), Rencana Kinerja

(Performance Plan), Rencana Anggaran (Financial Plan), dan Rencana Strategis

(Strategic Plan) di lingkungan Balai Besar KIPM Jakarta I pada masa-masa

mendatang.

L-4

LAMPIRAN

Bagan Organisasi Balai Besar Karantina Ikan, Pengendalian

Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan Jakarta I

STRUKTUR ORGANISASI

BALAI BESAR KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN

MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN JAKARTA I

SUBBAGIAN

RT DAN

PERLENGAKAPAN

KEPALA

SUBBAGIAN

TATA USAHA

DAN

KEPEGAWAIAN

SUBBAGIAN

KEUANGAN

SEKSI

PENGAWASAN

DAN

PENGENDALIAN

SEKSI

DATA DAN

INFORMASI

BIDANG

PENGAWASAN,

P PENGENDALIAN

DAN INFORMASI

KELOMPOK

JABATAN

FUNGSIONAL

SEKSI

PELAYANAN

TEKNIS

SEKSI

PELAYANAN

L LABORATORIUM

DAN INSTALASI

BIDANG

TATA

P PELAYANAN

BAGIAN

UMUM

L-5

L-6

L-7

L-8

L-9