apabila ilmu politik dipandang semata

24
Apabila ilmu politik dipandang semata-mata sebagai salah satu dari ilmu-ilmu sosial yang memiliki dasar, rangka, fokus, dan ruang lingkup yang jelas, maka dapat dikatakan bahwa ilmu politik masih muda usianya karena baru lahir pada akhir abad ke-19. Pada tahap itu ilmu politik berkembang secara pesat berdampingan dengan cabang- cabang ilmu sosial lainnya, seperti sosiologi, antropologi, ekonomi dan psikologi, dan dalam perkembangan ini mereka saling mempengaruhi. Akan tetapi apabila ilmu politik ditinjau dalam rangka yang lebih luas, yakni sebagai pembahasan secara rasional dari berbagai aspek negara dan kehidupan politik dapat dikatakan jauh lebih tua umurnya. Bahkan sering dikatakan ilmu sosial tertua di dunia karena dalam perkembangannya banyak bersandar pada sejarah dan filsafat.[1] perkembangan ilmu politik dibagi dalam 2 zaman, antara lain: 1. Zaman Sebelum Masehi Ilmu politik sebagai pemikiran mengenai Negara sudah dimulai pada tahun 450 S.M. seperti dalam karya Herodotus, Plato, Aristoteles, dan lainnya. terbukti dari hasil karya filosof seperti Plato dan Aristoteles. Bahkan Plato yang telah meletakan dasar-dasar pemikiran ilmu politik dikenal sebagai bapak filsafat politik, sedangkan Aristoteles yang telah meletakan dasar-dasar keilmuan dalam kajian politik dikenal sebagai Bapak ilmu politik. Baik Plato maupun Aristoteles pada dasarnya menjadikan negara sebagai perspektif filosofis, dan pandangan mereka tentang pengetahuan merupakan sesuatu yang utuh. Perbedaan keduanya terletak pada tekanan dan obyek pengamatan yang dilakukan, kalau Plato bersifat normatif- deskriptif, sedangkan Aristoteles sudah mendekati empiris dengan memberikan dukungan dan preferensi nilai melalui fakta yang dapat diamati dengan nyata. zaman ini yang terkenal dengan zaman Romawi Kuno memberikan sumbangan yang berharga bagi ilmu politik, antara lain: bidang hukum, yurisprudensi dan administrasi negara. Bidang- bidang tersebut didasarkan atas persefektif mengenai kesamaan manusia, persaudaraan setiap orang, ke-Tuhan-an dan keunikan nilai-nilai individu. Para filosof pada zaman ini berusaha mencari esensi ide-ide seperti keadilan dan kebaikan, juga mempertimbangkan masalah-masalah

Upload: desy-tri-utami-saleh

Post on 17-Jan-2016

18 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

politic

TRANSCRIPT

Page 1: Apabila Ilmu Politik Dipandang Semata

Apabila ilmu politik dipandang semata-mata sebagai salah satu dari ilmu-ilmu

sosial yang memiliki dasar, rangka, fokus, dan ruang lingkup yang jelas, maka

dapat dikatakan bahwa ilmu politik masih muda usianya karena baru lahir pada

akhir abad ke-19. Pada tahap itu ilmu politik berkembang secara pesat

berdampingan dengan cabang-cabang ilmu sosial lainnya, seperti sosiologi,

antropologi, ekonomi dan psikologi, dan dalam perkembangan ini mereka saling

mempengaruhi. Akan tetapi apabila ilmu politik ditinjau dalam rangka yang lebih

luas, yakni sebagai pembahasan secara rasional dari berbagai aspek negara dan

kehidupan politik dapat dikatakan jauh lebih tua umurnya. Bahkan sering

dikatakan ilmu sosial tertua di dunia karena dalam perkembangannya banyak

bersandar pada sejarah dan filsafat.[1] perkembangan ilmu politik dibagi dalam 2

zaman, antara lain:

1. Zaman Sebelum Masehi

Ilmu politik sebagai pemikiran mengenai Negara sudah dimulai pada tahun 450

S.M. seperti dalam karya Herodotus, Plato, Aristoteles, dan lainnya. terbukti dari

hasil karya filosof seperti Plato dan Aristoteles. Bahkan Plato yang telah

meletakan dasar-dasar pemikiran ilmu politik dikenal sebagai bapak  filsafat  

politik,  sedangkan Aristoteles yang  telah meletakan dasar-dasar keilmuan dalam

kajian politik dikenal sebagai Bapak ilmu politik. Baik Plato maupun Aristoteles

pada dasarnya menjadikan negara sebagai perspektif filosofis, dan pandangan

mereka tentang  pengetahuan  merupakan  sesuatu yang utuh. Perbedaan

keduanya terletak pada tekanan dan obyek pengamatan yang dilakukan, kalau

Plato bersifat normatif-deskriptif, sedangkan Aristoteles sudah mendekati empiris

dengan memberikan dukungan dan preferensi nilai melalui fakta yang dapat

diamati dengan nyata. zaman ini yang terkenal dengan zaman  Romawi  Kuno

memberikan sumbangan yang berharga  bagi  ilmu politik, antara lain: bidang

hukum, yurisprudensi dan administrasi negara. Bidang-bidang tersebut

didasarkan atas persefektif mengenai  kesamaan manusia,   persaudaraan setiap

orang, ke-Tuhan-an dan keunikan nilai-nilai individu.

Para filosof pada zaman ini berusaha mencari esensi ide-ide seperti keadilan dan

kebaikan, juga mempertimbangkan masalah-masalah esensial lainnya seperti

pemerintahan yang baik, kedaulatan,  kewajiban negara terhadap warga negara

atau sebaliknya. Analisis-analisis yang digunakan bersifat analisis normatif  dan 

deduktif. Analisis normatif adalah membicarakan asumsi-asumsi bahwa ciri khas

tertentu adalah baik atau diinginkan, sedangkan analisis deduktif adalah

didasarakan pada penalaran  dari premis umum menuju kesimpulan khusus.

Page 2: Apabila Ilmu Politik Dipandang Semata

          Beberapa pusat kebudayaan Asia seperti India dan Cina, telah terkumpul

beberapa karya tulis bermutu. Tulisan-tulisan dari India terkumpul dalam

kesusasteraan Dharmasatra dan Arthasastra, berasal kira-kira dari tahun 500

S.M. Di antara filsuf Cina terkenal, ada Konfusius, Mencius, dan Shan Yang(±350

S.M.).

 2. Zaman Sesudah Masehi

          Indonesia sendiri sudah mengenal tentang kenegaraan, ditandai dengan

beberapa karya tulis, misalnya Negarakertagama sekitar abad 13 dan Babad

Tanah Jawi. Kesusasteraan di Negara-negara Asia mulai mengalami kemunduran

karena terdesak oleh pemikiran Barat yang dibawa oleh Negara-negara penjajah

dari Barat.

          Perkembangan Ilmu Politik di Negara-negara benua Eropa sendiri bahasan

mengenai politik pada abad ke-18 dan ke-19 banyak dipengaruhi oleh ilmu

hukum, karena itu ilmu politik hanya berfokus pada negara. Selain ilmu hukum,

pengaruh ilmu sejarah dan filsafat pada ilmu politik masih terasa sampai perang

Dunia II.

          Pada abad kedelapan belas, di Inggris permasalahan politik lebih banyak

merupakan kajian filsafat serta pembahasannya tidak terlepas dari sejarah. Di

Amerika Serikat terjadi perkembangan berbeda, karena ada keinginan untuk

membebaskan diri dari tekanan yuridis, dan lebih mendasarkan diri pada

pengumpulan data empiris. Amerika Serikat yang telah menempatkan

pangajaran politik di  universitas semenjak tahun 1858, mula-mula studinya lebih

bersifat yuridis, akan tetapi semenjak abad ini telah melepaskan diri dari kajian

yang bersifat yuridis dengan lebih memfokuskan diri atas pengumpulan data

empiris. Baru memasuki awal abad kedua puluh kajian ilmu politik telah menjauhi

studi yang semata-mata  legalistis normatif maupun yang murni normatif dan

deduktif. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan teori ilmu  pengetahuan sosial

lainnya, terutama konsepsi yang berubah tentang hakekat manusia,

pragmatisme dan pluralisme.

          Faktor pertama tentang hakekat manusia, telah diakui bahwa sifat manusia

sangat beragam dan  kompleks. Pengakuan akan sifat manusia tersebut

menimbulkan implikasi-implikasi yaitu: pertama, digugatnya pernyataan

mengenai hukum menentukan pemerintahan yang baik, hal ini disebabkan sifat

manusia yang berbeda-beda. Kedua, tidak semua manusia akan berperilaku

Page 3: Apabila Ilmu Politik Dipandang Semata

sama dalam  suatu  lembaga tertentu. Ketiga, sifat itu diyakini sebagai obyek 

resmi penelitian. Faktor yang kedua yang mempengaruhi ilmu politik adalah

pragmatisme. Ini berarti bahwa tindakan-tindakan yang dilakukan manusia tidak

dapat dinilai dari logika, melainkan dari hasil tindakan atau  perilaku tersebut.

Misanya, sesorang dicap sebagai nasionalis, karena hasil dari tindakan dan

perilakunya selalu menunjukkan sikap antipati terhadap bangsa sendiri, terhadap

produksi dalam negeri, menjelek-jelekan bangsa sendiri di hadapan bangsa lain,

dan sebagainya. Sedangkan faktor yang ketiga, yakni pluralisme, mengandung

pengertian bahwa kekuasaan dalam politik dibagi-bagi antara berbagai

kelompok, partai dan lembaga-lembaga pemerintahan. Misalnya, organisasi

kemasyarakatan, golongan, partai politik, dan yang lebih ekstrim seperti partai

oposisi memiliki kekuasaan untuk mempengaruhi  berbagai  kebijakan

pemerintah. Hal ini disebabkan karena organisasi kemasyarakatan dan partai

politik tersebut memiliki kekuasaan untuk melakukan itu walaupun kekuasaan

tersebut  belum tentu mampu mempengarui kekuasaan yang lainnya.[2]

          Ilmu politik Baru mendapatkan identitasnya setelah didirikannya “School of

Political Science” di Columbia pada tahun 1880, atas prakarsa John. W. Burges,

dan ia sendiri yang memimpinnya. Pada tahun 1886 sekolah tersebut

menerbitkan the Political Science Quarterly yang menjadi saluran pertama

menulis karyanya. Pada saat itu lah berdiri berbagai macam institut-institut atau

pun sekolah-sekolah yang mengajarkan ilmu politik dan mengenai politik lebih

mendalam, para ahlipun menganalisa menyangkut segala sesuatu yang berkaitan

dengn Negara. semenjak itulah mendorong para sarjana politik untuk lebih

meneliti dan menemukan fungsi-fungsi dari politik.[3]

          Negara-negara Eropa Timur, pendekatan tradisional dari segi sejarah,

filsafat, dan hukum masih berlaku hingga saat ini. Sesudah keruntuhan

komunisme, ilmu politik berkembang pesat, bisa dilihat dengan ditambahnya

pendekatan-pendekatan yang tengah berkembang di negara-negara barat pada

pendekatan tradisional.

          Pada akhir abad ke 19 ilmu politik mengukuhkan dirinya sebagai suatu ilmu

pengetahuan yang berdiri sendiri dengan berbagai sumbangan  besar yang

diberikan oleh para sarjana politik untuk lebih mengetahui politik itu sendiri dan

memberikan informasi serta fakta-fakta yang terkuak saat melakukan penelitian

tentang sejarah politik. Pada saat itulah ilmu politik juga mempelajari ilmu lainnya

yang menjadi landasan untuk mempelajari imu politik karena seperti sosiologi

dan sejarah adalah sumber informasi dan bukti untuk mempelajari ilmu politik

Page 4: Apabila Ilmu Politik Dipandang Semata

lebih dalam lagi. Stelah terbukanya penyelidikan yang terarah secara fungsional

dan menggunakan metode-metode yang telah disempurnakan ilmu politik mulai

memantapkan diri dengan penyelidikannya.

          Pada permulaan abad ke 20 Gettell menunjukkan ilmu politik mulai

dipengarui oleh kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam beberapa tahap

penelitian dikalangan kaum intelektual secara khusus pun juga menunjukkan

keterkaitan ilmu lainnya dengan ilmu politik setelah adanya penyempurnaan

metode pengumpulan data yang bersifat kuantitatif. Dimana metode-metode

modern menunjukkan sesuatu kecenderungan berbeda dalam observasi, survey,

dan pengukuran yang berbeda. Partisipasi yang diberikan oleh para ilmuan

antara lain Hans Speier, Goodwin Watson, Nathan Leites, dan Edward Shils

menganalisis mengenai divisi yng menganalisi komunikasi dengan nazi dan

menyampaikan kepada pihak pemerintah untuk informasi yang lebih baik dan

untuk mengatur siasat ketika perang.

          Setelah peperangan berakhir, ilmu politik mulai mengukuhkan dirinya

dalam suatu ilmu yang berdiri sendiri dengan melakukan penyempurnaan yang

terus dilakukan hingga kini. Ilmu politik diseluruh dunia mulai mengalami

kemajuan dimana setelah dilakukan penyelidikan yang mendalam ternyata

ditemukan fakta bahwa ilmu politik menyangkut kepada pembelajaran seluruh

ilmu social yang ada. Perkembangannya hingga kini pun mengalami kemajuan

yang sangat memuaskan, dimana berkat bantuan dari data-data penyelidikan

yang dilakukan oleh berbagai ilmu social, ilmu politik tidak lagi melakukan

penyelidikan secara signifikan untuk mendapat data yang akurat karena ilmu

social sebelumnya telah melakukan penyelidikan tersebut, jadi telah membantu

dalam perkembangan ilmu politik.

          Collini, Winch, dan Burrow menunjukkan bahwa dalam dalil pada abad ke-

19 tentang alam dan penjelasan dari gejala politis yang terus meningkat

berdasarkan pada induksi historis dan bukannya dari asumsi tentang alam

manusia. kolonialisme dan Kekaisaran membawa kultur kompleks dan luas,

seperti halnya masyarakat primitif dan kecil-kecilan, ke dalam bidang yang

intelektual mengenai sarjana Eropa dan intelektual. Pada Oxford dan Cambridge,

di akhir abad 19, di bawah kepemimpinan komparatip sejarah dipandang sedikit

banyak secara penuh harapan sebagai basis untuk suatu studi politik yang ilmiah.

Page 5: Apabila Ilmu Politik Dipandang Semata

          Perkembangan ilmu politik ini pun sejalan dengan perkembangan ilmu-ilmu

lainnya yang berkaitan dengan ilmu politik dan tata Negara serta cabang-cabang

ilmu sosial lainnya. Dimana ilmu politik juga merupakan suatu ilmu yang dimana

didalam terdapat berbagai macam ilmu yang mendukung dan menjadi pilar untuk

berdirinya ilmu politik. Jadi dapat dikatakan ilmu politik mencangkup berbagai

Ilmu social yang terkait dalam kehidupan sehari-hari.

             Perkembangan ilmu politik juga disebabkan oleh dorongan kuat beberapa

badan internasional, seperti UNESCO. Karena adanya perbedaan dalam

metodologi dan terminologi dalam ilmu politik, maka UNESCO pada tahun1948

melakukan survei mengenai ilmu politik di kira-kira 30 negara. Kemudian, proyek

ini dibahas beberapa ahli di Prancis, dan menghasilkan buku Contemporary

Political Science pada tahun 1948. Selanjutnya UNESCO bersama International

Political Science Association (IPSA) yang mencakup kira-kira ssepuluh negara,

diantaranya negara Barat, di samping India, Meksiko, dan Polandia. Pada tahun

1952 hasil penelitian ini dibahas di suatu konferensi di Cambridge, Inggris dan

hasilnya disusun oleh W. A. Robson dari London School of Economics and Political

Science dalam buku The University Teaching of Political Science. Buku ini

diterbitkan oleh UNESCO untuk pengajaran beberapa ilmu sosial(termasuk

ekonomi, antropologi budaya, dan kriminologi) di perguruan tinggi. Kedua karya

ini ditujukan untuk membina perkembangan ilmu politik dan mempertemukan

pandangan yang berbeda-beda. 

          Pada masa-masa berikutnya ilmu-ilmu sosial banyak memanfaatkan

penemuan-penemuan dari antropologi, sosiologi, psikologi, dan ekonomi, dan

dengan demikian ilmu politik dapat meningkatkan mutunya dengan banyak

mengambil model dari cabang ilmu sosial lainnya. Berkat hal ini, wajah ilmu

politik telah banyak berubah dan ilmu politik menjadi ilmu yang penting dipelajari

untuk mengerti tentang politik.

          Dalam kehidupan dimana perdagangan atau kegiatan jual beli dipasar

yang dilakukan dalam keseharian merupakan suatu kegiatan politik. Yang tanpa

disadari disana terjadi istilah tawar-menawar barang yang dimana seseorang

dapat menawar barang atau saling mendesak dan membuat strategi-strategi

yang dapat menjadi keuntungan bagi mereka. Disinilah dapat melihat dimana

ilmu politik tidak hanya dapat terjadi antara kelompok atau Negara, tetapi juga

Page 6: Apabila Ilmu Politik Dipandang Semata

terjadi antar individu-individu yang memiliki kepentingan masing-masing. Ilmu

politik juga dapat terjadi di segala aspek masyarakat yang ada disuatu Negara. 

 

[1] Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta, PT Gramedia Pustaka

Utama, 2010, halaman 5

[2] MCN Blog, Sejarah Perkembangan Ilmu Politik, dalamhttp://muslimpoliticians.blogspot.com/2012/06/sejarah-perkembangan-ilmu-politik.html

[3]  Sarah Aira, Definisi dan Sejarah Perkembangan Ilmu Politik,

dalamhttp://aahifis29.blogspot.com/2011/06/defenisi-dan-sejarah-perkembangan-

ilmu.html

PERKEMBANGAN ILMU POLITIK

Apabila ilmu politik dipandang semata-mata sebagai salah satu cabang dari ilmu-ilmu sosial yang memiliki dasar, rangka, fokus dan ruang lingkup yang sudah jelas, maka dapat dikatakan bahwa ilmu politik masih muda usianya, karena baru lahir pada akhir abad ke 19. Pada tahap itu ilmu politik berkembang secara pesat berdampingan dengan cabang-cabang ilmu sosial lainnya, seperti sosiologi, anthropologi dan psykhologi, dan dalam perkembangan ini mereka saling berdampingan.

Akan tetapi, apabila ilmu politik ditinjau dalam rangka yang lebih luas, yaitu sebagai pembahasan secara rasionil dari berbagai-bagai aspek negara dan kehidupan politik, maka ilmu politik dapat dikatakan jauh lebih tua umurnya; malahan ia sering dinamakan “ilmu sosial yang tertua” didunia. Pada taraf perkembangan itu ilmu politik banyak bersandar pada sejarah dan filsafat.

Page 7: Apabila Ilmu Politik Dipandang Semata

Di Yunani kuno misalnya, pemikiran mengenai negara sudah dimulai pada tahun 450 s.M, seperti terbukti dalam karya-karya ahli sejarah seperti Herodotus, atau filsuf-filsuf seperti Plato, Aristoteles, dan sebagainya. Di Asia ada beberapa pusat kebudayaan, antara lain India dan Cina, yang telah mewariskan tulisan-tulisan politik bermutu. Tulisan-tulisan dari India terkumpul antara lain dalam kesusasteraan Dharmasastra dan Arthasastra yang berasal dari masa kira-kira 500 s.M. Di antara filsuf Cina yang terkenal ialah Confusius atau K’ung Ffu Tzu (500 s.M), Mencius (350 s.M) dan mazhab Legalists ( antara lain Shang Yang 350 s.M).

Di Indonesia kita mendapati beberapa karya tulisan yang membahas masalah sejarah dan kenegaraan, seperti misalnya Negarakertagama yang ditulis pada masa Majapahit sekitar abad ke 13 dan ke 15 M dan Babad Tanah Jawi. Saynglah bahwa dinegara-negara Asia tersebut kesusasteraan yang mencakup bahasan politik mulai akhir abad ke 19 telah mengalami kemuduran karena terdesak oleh pemikiran Barat yang dibawa oleh negara-negara seperti Inggris, Jerman, Amerika Serikat dan Belanda dalam rangka imperialisme.

Di negara-negara benua Eropa seperti Jerman, Austria dan Perancis, bahasan mengenai politik dalam abad ke 18 dan ke 19 banyk dipengaruhi oleh ilmu hukum dan karena itu fokus perhatiaannya adalah negara semata-mata. Bahasan mengenai negara termasuk kurikulum Fakultas Hukum sebagai matakuliah Ilmu Negara (Staatslehre). Di Inggris permasalahan politik dianggap termasuk filsafat, terutama moral philosophy, dan bahasannya dianggap tidak dapat dilepaskan dari sejarah. Akan tetapi dengan didirikannya Ecole Libre des Sciences Politiques di Paris (1895) ilmu politik untuk pertama kali dalam negara-negara tersebut dianggap sebagai disiplin tersendiri yang patut mendapat tempat dalam kurikulum perguruan tinggi. Namun  demikian, pengaruh dari hukum, filsafat dan sejarah sampai Perang Dunia II masih tetap terasa.

Perkembang n yang berbeda terjadi di Amerika Serikat. Mula-mula tekanan yuridis seperti yang terdapat di Eropa mempengaruhi bahasan masalah politik, akan tetapi lama-lama timbul hasrat yang kuat untuk membebaskan diri dari tekanan yuridis itu dan lebih mendasarkan diri atas pengumpulan data empiris. Kebetulan perkembangan selanjutnya bersamaan waktunya dengan perkembangan sosiologi dan psykhologi, sehingga kedua cabang ilmu sosial ini banyak mempengaruhi metodologi dan terminologi ilmu politik. Pada tahun 1858 seorang sarjana kelahiran Jerman, Francis Lieber, diangkat sebagai guru besar dalam sejarah dan ilmu politik di Columbia College, dan kejadian ini di Amerika Serikat dianggap sebagai pengakuan pertama terhadap ilmu politik sebagai ilmu tersendiri. Perkembangan selanjutnya berjalan secara cepat, yang dapat dilihat juga dari didirikannya American Political Science Association (APSA) pada tahun 1904.

Sesudah Perang Dunia II perkembangan ilmu politik semakin pesat. Di negara Belanda, dimana sampai waktu itu penelitian mengenai negara dimonopoli oleh fakultas hukum, didirikan Faculteit der Sociale en Politieke Wetenschappen (sekarang namanya Faculteit der Sociale Wetenschappen) pada tahun 1947 di Amsterdsam. Di Indonesiapun didirikan fakultas-fakutas yang serupa, yang dinamakan Fakultas Sosial dan Politik (seperti pada Universitas Gajah Mada, Yogyakarta) atau Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial (seperti pada Universitas Indonesia, Jakarta) dimana ilmu politik merupakan Departemen tersendiri. Akan tetapi, oleh

Page 8: Apabila Ilmu Politik Dipandang Semata

karena pendidikan tinggi ilmu hukum sangat maju, tidaklah mengherankan apabila pada permulaan perkembangannya, ilmu politik di Indonesia terpengaruh secara kuat oleh ilmu itu. Akan tetapi dewasa ini konsep-konsep ilmu politik yang baru berangsur-angsur mulai dikenal.

Sementara itu perkembangan ilmu politik dinegara-negara Eropa Timur memperlihatkan bahwa pendekatn tadisional dari segi sejara, filsafat dan yuridis masih digunakan hingga dewasa ini.

Pesatnya perkembangan ilmu politik sesudah Perang Dunia II tersebut juga disebabkan karena mendapat dorongan kuat dari beberapa badan internasional, terutama UNESCO. Terdorong oleh tidak adanya keseragaman dalam terminologi dan metodologi dalam ilmu politik, UNESCO dalam tahun 1948 menyelenggarakan suatu survey mengenai kedudukan ilmu politik dalam kira-kira 30 negara. Proyek ini, yang dipimpin oleh W. Ebenstein dari Princeton University Amerika Serikat, kemudian dibahas oleh beberapa ahli dalam pertemuan di Paris dan menghasilkan buku Contemporary Political Science (1948). Sebagai tindak lanjutnya UNESCO bersama International Political Science Association (IPSA) yang didirikan pda tahun 1949, menyelenggarakan suatu penelitian secara mendalam yang mencakup kira-kira 10 negara, diantaranya negara-negara Barat besar, disamping India, Mexico dan Polandia. Pada tahun 1952 laporan-laporan ini dibahas dalam suatu konferensi di Cambrigde, Inggris, dan hasilnya disusun oleh W.A Robson dari London School of Economics and Political Science dalam buku The University Teaching of Social Science: Political Science. Buku ini merupakan bagian dari suatu rangkaian dari penerbitan UNESCO mengenai pengajaran beberapa ilmu sosial (termasuk ekonomi, anhropologi buday dan kriminologi) diperguruan tinggi. Kedua karya ini merupakan usaha internasional untuk membina perkembangan ilmu politik dan mempertemukan pandangan yang berbeda-beda.

Miriam Budiarjo. Prof, Dasar-Dasar Ilmu Politik, PT Gramedia, Jakarta, 1983

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU POLITIK

A. PENDAHULUAN

           Ilmu politik diawali dengan baik pada masa Yunani Kuno, membuat peningkatan pada masa Romawi, tidak terlalu berkembang di Zaman Pertengahan, sedikit berkembang pada Zaman Renaissance dan Penerangan, membuat beberapa perkembangan substansial pada abad 19, dan kemudian berkembang sangat pesat pada abad 20 karena ilmu politik mendapatkan karakteristik tersendiri. Ilmu politik sebagai pemikiran mengenai Negara sudah dimulai pada tahun 450 S.M. seperti dalam karya Herodotus, Plato, Aristoteles, dan lainnya. Di beberapa pusat kebudayaan

Page 9: Apabila Ilmu Politik Dipandang Semata

Asia seperti India dan Cina, telah terkumpul beberapa karya tulis bermutu. Tulisan-tulisan dari India terkumpul dalam kesusasteraan Dharmasatra dan Arthasastra, berasal kira-kira dari tahun 500 S.M. Di antara filsuf Cina terkenal, ada Konfusius, Mencius, dan Shan Yang (±350 S.M.).

Di Indonesia sendiri ada beberapa karya tulis tentang kenegaraan, misalnya Negarakertagama sekitar abad 13 dan Babad Tanah Jawi. Kesusasteraan di Negara-negara Asia mulai mengalami kemunduran karena terdesak oleh pemikiran Barat yang dibawa oleh Negara-negara penjajah dari Barat.

Di Negara-negara benua Eropa sendiri bahasan mengenai politik pada abad ke-18 dan ke-19 banyak dipengaruhi oleh ilmu hukum, karena itu ilmu politik hanya berfokus pada negara. Selain ilmu hukum, pengaruh ilmu sejarah dan filsafat pada ilmu politik masih terasa sampai perang Dunia II.

Di Amerika Serikat terjadi perkembangan berbeda, karena ada keinginan untuk membebaskan diri dari tekanan yuridis, dan lebih mendasarkan diri pada pengumpulan data empiris. Perkembangan selanjutnya bersamaan dengan perkembangan sosiologi dan psikologi, sehingga dua cabang ilmu tersebut sangat mempengaruhi ilmu politik. Perkembangan selanjutnya berjalan dengan cepat, dapat dilihat dengan didirikannya American Political Science Association pada 1904.

Ilmu politik masa kini telah berkembang dari berbagi bidang studi yang berkaitan termasuk sejarah, filsafat, hokum dan ekonomi. Ditinjau dari tahap perkembangannya sebagai ilmu, memang tidak dapat disangkal bahwa ilmu politik agak tertinggal dibelakang jika dibandingkan dengan ilmu lainnya, seperti ilmu ekonomi yang mengalami kemajuan yang pesat seiring denagn era “revolusi industry” pertengahan abad XVIII.

Lalu mengapa ada para pakar ilmu politik yang menyebut ilmu politik sebagai “ratu” ilmu-ilmu masyarakat? Seperti halnya matematika sebagai ratu ilmu-ilmu eksakta. Kemungkinan alasannya antara lain adalah karena ilmu politik mempelajari serta memmusatkan kajiannya pada hal

Page 10: Apabila Ilmu Politik Dipandang Semata

ikhwal yang menyangkut gejala-gejala (fenomena) paling hakiki dan mendasar dalam kehidupan manusia, yaitu perjuangan untuk kekuasaan(struggle of power), atau minimal perjuangan untuk hidup(struggle of life) ditengah-tengah kehidupan bermasyarakat. Selain itu karena ilmu politik mempelajari negara dan pemerintahan yang merupakan organisasi pada peringkat tertinggi dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa bagi manusia. (May Rudy, 2003)

B.          POKOK PERMASALAHAN.

Ilmu politik dapat kita katakan sebagai ilmu yang tertua, baik diantara ilmu-ilmu sosial, maupun jika mencakup ilmu-ilmu eksakta. Ilmu politik dalam bentuk awalnya yang paling sederhana yaitu praktek-praktek politik telah dikenal dan dipelajari sejak 25 abad yang lalu. Sejak sekitar 500 tahun sebelum masehi, pada zaman yunani kuno ketika masyarakat politik yang masih bersifat polis atau politea(Negara kota, city state) didalam bentuknya yang sangat sederhana. Sayangnya, ilmu politik agak lambat dalam tahap-tahap perkembangannya untuk menjadi disiplin ilmu tersendiri.

Bahkan kata “ilmu politik” baru dikembangkan oleh Jean Bodin ( pertengahan abad XVI, tahun 1576), setelah Niccolo Machiavelli (awal abad XVI, era “renaissance” melalui bukunya The Prince merintis pengkajian (ilmu) politik secara semi-ilmiah. Lalu sekitar abad XVIII muncul pemikir baru seperti Montesquiueu, J.J Rosseu dan John Lock ( dalam “era pencerahan” atau “era of enlightenment”). Hingga kemudian pada abad XX baru menjadi perhatian lagi guna dikembangkan secara ilmiah, sebagai displin ilmu yang mandiri.

C.        PERUMUSAN MASALAH.

Kita tahu bahwa Dalam Sejarah Perkembangan Ilmu politik terdapat proses yang sangat lama dan mempunyai Sejarah tersendiri yang sangat panjang dalam Sejarah Perkembangannya, dari sebelum politik menjadi disiplin ilmu sampai politik menjadi disiplin ilmu sebagaimana yang kita kenal saat ini dengan “Ilmu Politik”. Oleh karena itu untuk mempermudah pembaca memahami sejarah perkembangan ilmu politik, maka kami merumuskannya kedalam empat bagian masalah yang akan

Page 11: Apabila Ilmu Politik Dipandang Semata

dibahas pada bab berikutnya, perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

A. Apa tujuan penulisan makalah Sejarah Perkembangan Ilmu Politik?

B. Bagaimana proses Sejarah Perkembangan Ilmu Politik?

C. Apakah Pengertian/ Definisi Ilmu Politik.

D. Apa saja Ruang Lingkup Ilmu Politik?

PEMBAHASAN

A.        Tujuan Penulisan.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca mengetahui bagaimana proses sejarah perkembangan ilmu politik. Politik berlangsung pada lingkungan yang disebut “Sisitem Politik”. Demikian pula, ilmu politik adalah imu untuk diterapkan dalam menganalisis interaksi dalam system politik. Kegunaannya adalah untuk memahami apa yang terjadi, hal-hal apa atau faktor apa saja yang mempengaruhinya, sampai pada predikat tentang apa yang akan terjadi sebagai kelanjutannya.

B.          Proses Sejarah Perkembangan Ilmu Politik.

Dapat dikatakan bahwa ilmu politik dilahirkan di Yunani (dengan tokoh Plato, Aristoteles, Thuycidides) sekitar 4-5 abad sebelum bermulanya tahun masehi, berlanjut pada zaman Romawi (dengan tokoh Polybius dan Cicero). Lalu dibangkitkan oleh Niccolo Maciavelli di Italia (awal abad XVI), sebelum dibahas di Perancis (ahir abad XVI), dimantapkan di Inggris dan Jerman (awal abad XIX. Sampai pada akhirnya, diakui dan berkembang dengan pesat sebagai disiplin ilmu yang mandiri di Amerika Serikat (awal abad XX). Akan tetapi perkembangannya sebagai disiplin ilmu yang dikembangkan secara mandiri barulah terwujud menjelang akhir abad XIX.Di Indonesia disiplin ilmu politik berkembang abad 13 M yang dibuktikan dengan kitab Natakertagama dan Babad Tanah Jawi.

Page 12: Apabila Ilmu Politik Dipandang Semata

Miriam Budiardjo (dasar-dasar Ilmu Politik, 2005:2-3) menulis bahwa sesudah perang dunia ke II perkembangan ilmu politik semakin pesat. Di Negara Belanda, dimana waktu itu penelitian mengenai Negara dimonopoli oleh Fakultas Hukum, didirikan Faculteit der Sociale Wetenschappen pada tahun1947 di Amsterdam. Di Indonesia pun didirikan fakultas-fakultas yang serupa, yang dinamakan fakultas Ilmu Sosial dan Politik (seperti pada Universitas Gajah Mada, Yogyakarta) atau Fakultas ilmu-ilmu Sosial (seperti pada Universita Indonesia, Jakarta) dimana ilmu politik merupakan Departemen tersendiri. Akan tetapi, oleh karena pendidikan tinggi ilmu Hukum sangat maju, tidaklah mengherankan apabila pada permulaan perkembangannya, ilmu politik di Indonesia terpengaruh kuat oleh ilmu itu. Akan tetapi dewasa ini konsep-konsep ilmu politik yang berangsur-angsu mulai di kenal.

Pesatnya perkembangan ilmu politik sesuda perang dunia ke II tersebut juga disebabkan karena mendapat dorongan kuat dari beberapa badan internasional, terutam UNESCO(United Nations Educational Scientific and Cultural Organization). Terdorong oleh tidak adanya keseragaman dalam terminology dalam ilmu politik, UNESCO dalam tahun 1948 menyelenggarakan suatu survey mengenai kedudukan ilmu politik dalam kira-kira 30 negara. Proyek ini dipimpin oleh W. Ebenstein dari Princeton University Amerika Serikat kemudian di bahas oleh beberapa ahli dalam suatu pertemuan di Paris dan menghasilkan buku “Contemporary Political Science”.Selanjutnya UNESCO bersama International Political Science Association (IPSA) yang mencakup kira-kira ssepuluh negara, diantaranya negara Barat, di samping India, Meksiko, dan Polandia.

Pada tahun 1952 hasil penelitian ini dibahas di suatu konferensi di Cambridge, Inggris dan hasilnya disusun oleh W. A. Robson dari London School of Economics and Political Science dalam buku The University Teaching of Political Science. Buku ini diterbitkan oleh UNESCO untuk pengajaran beberapa ilmu sosial(termasuk ekonomi, antropologi budaya, dan kriminologi) di perguruan tinggi. Kedua karya ini ditujukan untuk membina perkembangan ilmu politik dan mempertemukan pandangan yang berbeda-beda. Pada masa-masa berikutnya ilmu-ilmu sosial banyak memanfaatkan penemuan-penemuan dari antropologi, sosiologi, psikologi, dan ekonomi, dan dengan demikian ilmu politik dapat meningkatkan

Page 13: Apabila Ilmu Politik Dipandang Semata

mutunya dengan banyak mengambil model dari cabang ilmu sosial lainnya. Berkat hal ini, wajah ilmu politik telah banyak berubah dan ilmu politik menjadi ilmu yang penting dipelajari untuk mengerti tentang politik.

C.        Definisi/ Pengertian Ilmu Politik

Sebelum mendefinisikan apa itu ilmu politik, maka perlu diketahui lebih dulu apa itu politik. Secara etimologis, politik berasal dari bahasa Yunani ”polis” yang berarti kota yang berstatus negara. Secara umum istilah politik dapat diartikan berbagai macam kegiatan dalam suatu negara yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Menurut Miriam Budiardjo dalam buku ”Dasar-dasar Ilmu Politik”, ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari tentang perpolitikan. Politik diartikan sebagai usaha-usaha untuk mencapai kehidupan yang baik. Orang Yunani seperti Plato dan Aristoteles menyebutnya sebagai en dam onia atau the good life (kehidupan yang baik). Menurut Goodin dalam buku “A New Handbook of Political Science”, politik dapat diartikan sebagai penggunaan kekuasaan social secara paksa. Jadi, ilmu politik dapat diartikan sebaagi sifat dan sumber paksaan itu serta cara menggunakan kekuasaaan sosial dengan paksaan tersebut..

Beberapa definisi berbeda juga diberikan oleh para ahli , misalnya:

1. Menurut Bluntschli, Garner dan Frank Goodnow menyatakan bahwa ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari lingkungan kenegaraan.

2. Menurut Seely dan Stephen Leacock, ilmu politik merupakan ilmu yang serasi dalam menangani pemerintahan.

3. Dilain pihak pemikir Prancis seperti Paul Janet menyikapi ilmu politik sebagai ilmu yang mengatur perkembangan Negara begitu juga prinsip- prinsip pemerintahan, Pendapat ini didukung juga oleh R.N. Gilchrist.

Ilmu politik secara teoritis terbagi kepada dua yaitu :

1. Valuational artinya ilmu politik berdasarkan moral dan norma politik. Teori valuational ini terdiri dari filsafat politik, ideologi dan politik sistematis.

Page 14: Apabila Ilmu Politik Dipandang Semata

2. Non valuational artinya ilmu politik hanya sekedar mendeskripsikan dan mengkomparasikan satu peristiwa dengan peristiwa lain tanpa mengaitkannya dengan moral atau norma.

Menurut May Rudy (pengantar ilmu politik,2003:10) ilmu politik dalam arti sempit, menyangkut Negara dan Pemerintahan tapi ilmu politik dalam arti luas mencakup sekitar lima macam objek, sasaran atau pusat perhatian yaitu:

1. Negara

2. Pemerintahan

3. Kekuasaan dan kewenangan

4. Kelembagaan Masyarakat

5. Kegiatan dan tingkah laku politik

Keanekaragaman objek ilmu politik ini, terlihat dari definisi-definisi ilmu politik yang saling berbeda, tergantung pada sudut pandang orang yang merumuskan definisi tersebut.Miriam Budiardjo (Dasar-dasar ilmu politik, 2005:9-13) definisi ilmu politik hingga saat ini menurut para ahli belum bisa disatukan dalam satu definisi. Hal ini lebih disebabkan adanya cara pandang/ sudut pandang paar ahli politik tersebut yang berbeda-beda. Perbedaan itu dapat dibedakan dalam beberapa konsep yang meliputi:

1. Negara

2. Kekuasaan

3. Pengambilan keputusan

4. Kebijaksanaan

5. Pembagian atau alokasi

a. Negara

Neagra adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya.

Page 15: Apabila Ilmu Politik Dipandang Semata

Menurut roger F. Soltau, “ilmu politik adalah mempelajari Negara, tujuan0tujuan Negara dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan itu, hubungan antara Negara dan warga negaranya serta dengan Negara-negara lain.

J. Barent, dalam ilmu politika: Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari kehidupan Negara yang merupakan bagian dari kehidupan masyarakat; ilmu p0olitik itu mempelajari Negara-negara itu melakukan tugas-tugasnya.

b. Kekuasaan.

Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau suatu kelompok untuk mempengaruh orang atau sekelompok lain sesuai denagn keinginan dari pelaku.

Harold D. Lasswell dan A. Kaplan, “ilmu politik adalah mempelajari pembentukan dan pembagian kekuasaan.”

Deliar Noer, mengatakan “ilmu politik adalah memusatkan perhatian pada masalah kekuasaan dalam kehidupan bersama atau masyarakat.”

c. Pengambialan Keputusan.

Keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa solusi alternatif yang dilakukan secara sadar dengan cara menganalisa kemungkinan – kemungkinan dari alternatif tersebut bersama konsekuensinya. Setiap keputusan akan membuat pilihan terakhir, dapat berupa tindakan atau opini.(membuat pilihan diantara beberapa alternative).

Joyce Mitchel dalam bukunya political Analysis and Public Policy: “politik adalah pengambilan keputusan kolektif atau pembuatan kebijaksanaan umum untuk masyarakat seluruhnya.”Karl. W Deutsch, mengatakan bahwa: “politik adalah pengambilan keputusan melalui sarana umum.

d. Kebijaksanaan.

Menurut Haoogerwerf, kebijaksanaan umum adalah membangun masyarakat secara terarah melalui pemakaian kekuasaan.

Page 16: Apabila Ilmu Politik Dipandang Semata

David Elton, “ilmu politik adalah studi mengenai terbentuknya kebijaksanaan umum.

e. Pembagian.

Pembagian adalah pembagian atau penjatahan dari nilai-nilai masyarakat.

D.        Ruang Lingkup Ilmu Politik.

wajar bila pendefinisian ilmu politik berbeda-beda. Karena kajian ilmu politik sangat luas sehingga dalam pendefinisiannya pun masing-masing melihat dari sudut pandang berbeda. Tapi yang pasti, ilmu politik kajiannya begitu luas sehingga beragam pendapat tentang bidang telaahan ilmu politik. UNESCO merumuskan kedalam 4 (empat) bidang utama dengan 15 (lima belas)unsur, yaitu:

I. Teori politik.

1. Teori-teori politik.

2. Sejarah pemikiran politik.

II. Lembaga-Lembaga politik.

1. Undang-undang Dasar.

2. Pemerintahan Nasional.

3. Pemerintahan daerah.

4. Administrasi Neagra.

5. Pelaksanaan Fungsi Sosial dan Ekonomi oleh pemerintah.

6. Perbandingan Pemerintahan dan Lembaga-lembaga politik.

III. Partai Politik dan Pendapat Umum.

1. Partai-partai politik.

2. Kelompok kepentingan dan kelompok Pendesak.

3. Partisipasi warga Negara dalam pelaksanaan Pemerintah.

Page 17: Apabila Ilmu Politik Dipandang Semata

4. Pendapat umum.

IV. Hubungan Internasional.

1. Politik Internasional.

2. Administrasi dan Organisasi Internasional.

3. Hukum Internasional.

Joseph S. Roucek (dalam introduction to political science,1950. New York; Thomas Y. crowell Co; hlm 18-19) dalam buku May Rudy pengantar Ilmu Politik, 2003:25) membagi ilmu politik ke dalam lima cabang, yaitu:

1. Teori politik.

2. Hukum Kewarganegaraan dan ketatanegaraan.

3. Kekuatan-kekuatan Politik.

4. Hubungan Internasional.

Politik sudah lama diakui sebagai disiplin ilmu pengetahuan sosial yang berdiri sendiri. Salah satu syarat untuk dapat disebut sebagai ilmu disiplin ilmu adalah adanya obyek. Obyek formal politik adalah kekuasaan, sedangkan obyek formal ilmu pemerintahan adalah hubungan-hubungan antara yang memerintah dan yang diperintah. Sementara obyek ilmu Negara adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan pertumbuhan, perkembangan, sifat, hakikat, dan bentuk-bentuk Negara yang meliputi pengkajian konstitusi, lembaga tertinggi Negara, penduduk dan wilayah.

Obyek materi ilmu Negara sama dengan obyek materi ilmu politik, pemerintahan, administrasi Negara, dan hukum tata Negara yaitu Negara.Obyek materi yang dimaksudkan disini adalah persoalan pokok dan obyek formal aadalah pusat perhatian.

PENUTUP.

Kesimpulan.

Apabila Ilmu politik dipandang sebagai salah satu cabang ilmu dari ilmu-ilmu sosial yang memiliki dasar, rangka, focus dan ruang lingkup yang

Page 18: Apabila Ilmu Politik Dipandang Semata

sudah jelas, maka dapat dikatakan bahwa ilmu politik masih muda usianya, karena baru lahir pada abad ke-19. Pada tahap itu ilmu politik berkembang secara pesat berdampingan dengan cabang-cabang ilmu sosial lainnya, seperti Sosiologi, Anthropologi, dan Physikhologi, dan dalam ini mereka saling mempengaruhi. Akan tetapi, apabila ilmu politik ditinjau dalam rangka yang lebih luas yaitu pembahsan secara rasionil dari berbagai aspek Negara dan kehidupan politik, maka ilmu politik daapt dikatakan jauh lebih tua umurnya. Malahan ia sering dinamakan “ilmu Sosial yang tertua” di dunia.Ilmu Politik merupakan salah satu bidang ilmu yang terus mengalami perkembangan, seiring dengan dinamika perkembangan masyarakat politik (polity) yang menjadi kajiannya. Perkembangan itu, contohnya, terlihat dari beragamnya pendekatan (approaches) untuk memahami dan menjelaskan fenomena politik, mulai dari pendekatan kelembagaan, pendekatan perilaku, pendekatan kelembagaan baru, pendekatan post-kelembagaan, dan pendekatan-pendekatan lainnya. Perkembangan ilmu politik juga terlihat dari beragamnya teori yang di antaranya lahir dari studi-studi empiris mengenai fenomena politik, baik dari hasil studi kasus maupun hasil dari perbandingan mengenai fenomena serupa di sejumlah negara atau wilayah. Perkembangan ini tidak lepas dari semakin kompleksnya fenomena politik di berbagai negara di dunia, baik pada level negara, kelompok maupun individu.

  

DAFTAR PUSTAKA/ REFERENCES

                     Budiardjo,Miriam (Dasar-dasar ilmu politik,  2005)

                     http://johnpau.wordpress.com/2010/06/26

                     Budiarjo,Miriam. Dasar-dasar ilmu politik-edisi ervisi  (Jakarta: PT.Gramedia pustakautama 2008).

 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik (Jakarta:PT.Gramedia,1992),

                     Hari cahyono,cheepy.1986. Ilmu Politik dan Perspektifnya.yogyakarta: TiarawacanaSurbakti.

Page 19: Apabila Ilmu Politik Dipandang Semata

                     Ramlan.1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama

                     Harry cahyono,cheepy.1986. ilmu politik dan perspektifnya(yogyakarta: Tiarawacana)

Sumber : http://sangmosafir.blogspot.com/2012/11/sejarah-perkembangan-ilmu-politik.html