laporan akhir program ipteks bagi...
TRANSCRIPT
i
LAPORAN AKHIR
PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT
(IbM)
IBM KELOMPOK PEMBUAT PARUT DAN ALAT DAPUR
MELALUI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DAN STRATEGI
PEMASARAN PRODUK DI SENTRA INDUSTRI KECIL PERALATAN
DAPUR
Oleh:
SUMARDI, ST, MT NIDN 0011116801
SRIATUN, S.Si, M.Si NIDN 0015037102
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
Dibiayai Oleh :
Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian Kepada
Masyarakat
Nomor : 008/SP2H/ PP/ KPM/DIT.LITABMAS/V/2013 tanggal 13 Mei 2013
ii
iii
RINGKASAN
Pada pengrajin pembuat parut di Desa Pundungan, Kecamatan Juwiring,
Kabupaten Klaten, Jawa Tengah masih menggunakan alat tradisional. Produk
yang dihasilkan salah satunya parut, dimana parut ini belum dilapisi dengan
pelapis anti karat sehingga parut dalam waktu tertentu akan berkarat dan
tampilannya kurang menarik.
Pengabdian Ib.M ini dibuat alat yang digunakan untuk melapisi parut
dengan lapisan logam sering disebut dengan elektroplating. Pembuatan
elektroplating ini dilakukan di laboratorium dan dilakukan pengujian untuk
dihasilkan alat yang baik dan sesuai dengan yang dibutuhkan dilokasi pengrajin
parut. Sebelum alat dibawa kelokasi dilakukan pengujian alat di laboratorium.
Dilokasi mitra dilakukan pelatihan cara penggunaan dan perawatan
sehingga setelah alat diserahkan pengrajin dapat menjalankan dengan baik dan
bisa memelihara dan apabila ada kerusakan kecil dapat memperbaikinya.
Demontrasi alat dilakukan ditempat mitra seihingg mitra paham dan dilanjutkan
dengan penyerahan alat dari ketua tim pengabdian kepada mitra.
Kata Kunci: Peralaan dapur, elektroplating
iv
PRAKATA
Puji syukur senantiasa Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Penulis dapat
menyelesaikan penyusunan laporan akhir pengabdian kepada masyarakat dengan
judul IbM Kelompok Pembuat Parut dan Alat Dapur Melalui Peningkatan Kualitas
Produk dan Strategi Pemasaran Produk di Sentra Industri Kecil Peralatan Dapur.
Pada kesempatan ini, Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Direktorat Jendaral Pendidikan Tinggi yang sudah memberikan
kesempatan pada pelaksanaan pengamdian ini.
2. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas
Diponegoro Semarang.
3. Laboratorium Teknik Kontrol Otomat yang sudah meberikan tempat dan
fasilitasnya dalam menyelesaikan Pengabdian ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kemajuan
pengabdian ini masih terdapat kekurangan, dan oleh karena itu kritik serta saran
yang bersifat membangun akan penulis terima demi kebaikan dan kesempurnaan
penelitian di masa yang akan datang. Semoga hasil pengabdian ini dapat
memberikan manfaat dan menambah pengetahuan bagi kita semua. Amin…
Semarang, Desember 2013
v
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul .............................................................................................. i
Halaman Pengesahan ....................................................................................... ii
Ringkasan ........................................................................................................ iii
Prakata ........................................................................................................ iv
Daftar Isi ........................................................................................................ v
Daftar gambar .................................................................................................. vi
BAB I Pendahuluan ................................................................................... 1
1.1 Analisa Situasi ......................................................................... 1
1.2 Permasalahan Mitra ................................................................. 5
1.3 Solusi yang Ditawarkan ......................................................... 5
BAB II Target dan Luaran ...................................................................... .. 7
BAB III Metode Pelaksanaan ................................................................... .. 8
3.1 Rancangan Bangun Alat Pelapisan Logam Secara
Elektroplating ............................................................................ 9
3.2 Pembuatan Tempat Elektroplating ......................................... 10
3.3 Komponen Kelistrikan ............................................................ 11
3.4 Instalasi Peralatan Elektroplating ............................................ 12
3.5 Pembuatan Larutan Kimia ...................................................... 13
BAB IV Kelayakan Perguruan Tinggi .......................................................... 16
BAB V Hasil dan pembahasan .................................................................. 18
5.1 Analisis dan Evaluasi Pada Kelompok Sasaran .................... 18
5.2 Pengujian Alat Sebelum Diserahkan Ke Mitra ..................... 19
5.3 Pengiriman Alat ke Tempat Mitra ......................................... 21
5.4 Pelatihan Proses Pelapisan dan Prosedur Pelapisan Logam .. 22
5.5 Demonstrasi Proses Pelapisan Lo gam dan Penyerahan alat
di Tempat Mitra ...................................................................... 23
BAB VI Kesimpulan dan saran .................................................................... 25
Daftar Pustaka ................................................................................................ 26
Lampiran
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Produk alat dapur dari desa Pundungan, Juwiring, Klaten ........ 2
Gambar 1.2 Proses Pembuatan Parut tradisional ............................................ 3
Gambar 1.3 Parut yang dilapisi logam dan parut tradisional tanpa
pelapisan ...................................................................................... 5
Gambar 3.1 Blok diagram kerangka pemecahan masalah ............................ 8
Gambar 3.2 Skema rangkaian alat pelapisan logam anti karat ...................... 9
Gambar 3.3 Diskusi menentukan rangan alat dengan tim ............................. 9
Gambar 3.4 Diskusi dengan pengusaha yang sudah sukses ............................ 10
Gambar 3.5 Bak tempat proses elektroplating ................................................ 11
Gambar 3.6 Proses pemotongan logam pelapis .............................................. 11
Gambar 3.7 Proses pembuatan dan perakitan penghantar .............................. 12
Gambar 3.8 Instalasi Alat ............................................................................... 13
Gambar 3.9 Proses pembuatan larutan .................................................... ...... 14
Gambar 3.10Proses Finishing .................................................. ...................... 15
Gambar 5.1 Proses pelapisan benda kerja.................................................. ..... 19
Gambar 5.2 Proses pembersihan sebelum di sepuh....................................... . 20
Gambar 5.3 Proses utama penyepuhan........................................................ ... 20
Gambar 5.4 Proses akhir setelah dielektroplating................................... ........ 21
Gambar 5.5 Perbandingan hasil sebelum dan sesudah disepuh ................... .. 21
Gambar 5.6 Proses pemuatan alat ke mobil box untuk dikirim ke mitra........ 22
Gambar 5.7 Proses penurunan alat dari mobil sampai terpasang kembali
dan siap digunakan ..................................................................... 22
Gambar 5.8 Pelatihan pengoperasian alat di lokasi mitra ................................ 23
Gambar 5.9 Pelaksanaan demontrasi alat ....................................................... 23
Gambar 5.10 Penyerahan alat, buku panduan dan brosur dari Ketua Tim
Pengabdian Undip yang dibiayai oleh DIKTI
kepada Mitra .............................. ............................................... 24
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Industri kerajinan logam merupakan usaha yang banyak dijalankan di
masyarakat. Pengolahan logam menjadi barang-barang keperluan rumah tangga telah
lama diusahakan rakyat di pedesaan. Sektor pengolahan logam ini telah menjadi
tumpuan pekerjaan bagi banyak anggota masyarakat pedesaan. Pengerjaan
pengolahan logam masih lebih banyak dilakukan secara tradisional dengan cara
manual belum banyak menggunakan teknologi baru. Salah satunya adalah industri
pembuatan parut tradisional dari plat besi yang memanfaatkan bahan baku drum
bekas, lembaran plat bekas kontainer atau plat bekas industri. Industri pembuatan
parut tadisional telah lama ditekuni masyarakat Desa Pundungan, Kecamatan
Juwiring, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah sejak puluhan tahun lalu.
Perubahan kemajuan teknologi telah mengubah selera masyarakat konsumen
terhadap barang produk tradisional. Konsumen parut tradisional lebih memilih parut
yang memliki tampilan lebih bersih, mengkilat dan tahan karat, yaitu parut tradisional
yang dilapisi logam yang bersih dan tidah mudah berkarat. Industri parut tradisional
di Desa Pundungan masih menggunakan cara tradisional dan belum mempunyai unit
pengerjaan akhir pelapisan logam. Karena keterbasan inilah dalam menghadapi
persaingan masih kalah bila dibandingkan dengan produk lokal dari daerah lain yang
lebih maju atau produk impor Cina yang banyak memasuki pasaran Indonesia.
Usaha pembuatan parut tradisional dimulai sejak taun 1980-an. Pada saat itu
kegiatan usaha Semua dilaksanakan secara manual dan bahan baku berasal dari
tong/drum bekas minyak goreng. Dan sejak tahun 1990-an bahan baku telah lebih
banyak menggunakan plat bekas kotainer atau bekas atap baja. Sumber bahan baku
berasal dari kota-kota : Semarang, Jakarta dan Solo dan sekitarnya. Para pengrajin
mulai menggunakan alat-alat mekanis sederhana seperti : pemotong plat, pelubang,
gerinda poles dan sebagainya.
2
Bahan baku yang digunakan beragam jenis, untuk plat baja dengan ukuran
ketebalan 0.7 mm harga plat baja adalah 7 juta rupiah per ton. Karena kenaikan harga
bahan baku, maka ukuran parut yang dibuat menyesuaikan daya beli masyarakat yang
turun sehingga ukuran parut yang dihasilkan harus diperkecil agar tetap
menguntungkan pengrajin. Ukuran parut dibuat ada dua jenis yaitu 10 cm x 30 cm
dan 15 cm x 30 cm. Hasil produksi alat dapur lainnya adalah sothil/ pengaduk
penggorengan dan japitan pemanggang sate. UKM ini sudah berproduksi selama
lebih dari 20 tahun. Kapasitas produksi parut saat ini 600 kodi per bulan atau 12.000
unit/bulan. Dengan harga jual Rp 1.650 per unit
Gambar 1.1 Produk alat dapur dari desa Pundungan, Juwiring, Klaten.
UKM ini sudah berproduksi selama lebih dari 20 tahun. Kapasitas produksi
parut saat ini 600 kodi per bulan atau 12.000 unit/bulan dengan harga jual Rp 1.650
per unit. Proses pengerjaan pembuatan parut tradisional yang dilakukan di UKM
mitra adalah dengan tahapan kegitan sebagai berikut :
1. Perataan plat baja.
Perataan plat menggunakan palu besi.
2. Pemotongan plat baja menjadi bahan baku.
Setelah palat baja diratakan dipotong menggunakan pemotong plat berdasarakn
ukuran yang dikehendaki.
3. Pemolesan permukaan bahan baku
Pada tahap ini bertujuan untuk mendapatkan permukaan parut yang rata.
pemolesan menggunakan gerinda bangku dengan sikat kawat baja.
3
4. Pembuatan lubang dan pegangan parut
Pengerjaan dengan pemotongan plat nenggunakan cetakan pegangan dan lubang.
5. Pembuatan gigi parut.
Pengerjaan dilakukan dengan manual memakai alat pahat gerinda. Sistem
penggerjaan oleh pekerja borongan di bawa ke rumah pekerja.
Gambar 1.2 Proses Pembuatan Parut tradisional
Daerah pemasaran parut tradisional produksi Juwiring menjangkau seluruh
wilayah Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta hingga pulau Sumatera, pulau Kalimantan dan
Perataan plat baja
Pemotongan plat baja
Pemolesan permukaan
Pembuatan lubang dan pegangan parut
Pembuatan gigi parut Minyak
4
pulau Bali. Sistem pemasaran adalah dari pengrajin ke pedagang besar, ke pengecer
dan akhirnya ke konsumen. Pedagang besar yang mengambil parut pengrajin adalah
berasal dari desa Koripan, Delanggu, Klaten dan kota Sragen. Semua hasil produksi
diterima pedagang besar dengan sistem beli tunai/cash. Peluang pasar masih terbuka
lebar bila produksi ditambah pedagang besar sanggup untuk kontrak beli kesemuanya.
Untuk meningkatkan daya saing produk di pasaran dan meningkatkan kualitas
produksi perlu diterapkan teknologi pengerjaan logam yang lebih maju dan
menyesuaikan permintaan pasar. Sebagian pengrajin parut telah mengusahakan
dengan menggunakan jasa pelapisan logam di Pasuruan, Jawa Timur untuk
mengerjakan pelapisan logam pada parut tradisional tersebut. Langkah ini ditempuh
karena mereka belum memiliki teknologi pengerjaan pelapisan logam.
Dari data BPS, tahun 2009/2010 tercatat 3 pengrajin logam di kecamatan
Juwiring, dua contoh usaha pengrajin parut tradisional ini adalah CV. Sukses
Sejahtera yang dipimpin Bapak Agus Budiyanto, ST dan CV Azzam yang dipimpin
Bapak Muklis Mursidi, SE yang berlokasi di desa Pundungan, Kecamatan Juwiring ,
Jawa Tengah. Jumlah seluruh karyawan yang tergabung di CV. Azzam ini adalah 21
orang Karyawan yang ada di bagian produksi berjumlah 7 orang, dan bagian umum
dan administrasi berjumlah 1 orang. Dari 21 karyawan tersebut 15 orang
berpendidikan SD, 3 orang berpendidikan SMP, 2 orang berpendidikan SMU dan 1
orang Sarjana. Dengan status karyawan tetap 7 orang dan tenaga borongan 14 orang.
Di CV. Sukses Sejahtera yang tergabung dalam UKM ini adalah 18 orang karyawan
yang ada di bagian produksi berjumlah 17 orang, dan bagian umum dan administrasi
berjumlah 1 orang. Dari 18 karyawan tersebut 7 orang berpendidikan SD, 8 orang
berpendidikan SMP, 2 orang berpendidikan SMU dan 1 orang Sarjana. Dengan status
karyawan tetap 7 orang dan tenaga borongan 11 orang.
Kendala yang dihadapi oleh pengrajin parut tradisional adalah belum
dilakukannya pelapisan hasil produksi akhir parut tradisional deagan lapisan logam
agar produk parut tradisonal tahan karat, bersih dan mengkilap.
5
A. Parut tradisional kusam B.Parut impor Cina mengkilap
Gambar 1.3 Parut yang dilapisi logam (B) dan parut tradisional tanpa pelapisan (A)
Mengacu pada masalah tersebut, maka perlu pengolahan akhir parut
tradisional secara pelapisan logam untuk membuat parut tradisional berkualitas tahan
karat, bersih, mengkilap dan meningkat jumlah produksinya mampu bersaing di
pasaran. Peralatan proses pengolahan yang dimaksud adalah rancang bangun alat
pelapisan parut tradisional dengan logam secara elektrolisa agar parut tradisional bisa
tahan karat dan mengkilap.
1.2 Permasalahan Mitra
Permasalahan utama yang dihadapi UKM Mitra ( CV Sukses Sejahtera dan CV
Azzam) berkaitan dengan proses pembuatan parut tradisional yang telah dilakukan
adalah tidak adanya pengerjaan akhir pelapisan logam pada parut. Permasalahan ini
disebabkan karena :
1) Persaingan dengan produk parut berlapis logam dari luar daerah dan impor.
2) Produksi parut masih menggunakan pembuatan gigi secara manual sehingga
tingkat produktifitas masih rendah untuk memenuhi permintaan pedagang besar.
3) Tidak ada alat pelapisan logam yang menerapkan prinsip elektroplating di Desa
Pundungan.
4) Di pasaran tidak dijual alat pelapisan logam untuk kebutuhan pembuatan parut.
5) Tidak mampu mengoperasikan alat karena belum ada pengetahuan dan
kurangnya ketrampilan.
6
1.3 Solusi yang Ditawarkan
Dari observasi lapangan dan diskusi dengan Mitra dapat ditempuh beberapa
metode berkaitan engan pemecaan masalah UKM. Khususnya untuk pengerjaan akhir
produk parut agar memiliki tampilan menarik dan tahan karat. Metode pendekatan
yang digunakan adalah berdasarkan pada analisi Situasi kelompok sasaran ( masalah,
potensi dan peluang ), rancangan alat pelapisan logam bersadarkan prinsip
elektroplating yang ada pada literatur.
Untuk melaksanakan metode pemecahan masalah dibedakan atas lima tahap
yaitu;
1. Analisis dan evaluasi pada kelompok sasaran dalam hal ini Bapak Muslih
Mursidi, SE yang dengan nama CV. Azzam dan CV. Sukses Sejahtera yang
dipimpin Bapak Agus Budiyanto, ST. Kegiatan ini sebagai sudah
dilaksanakan, namun untuk memperoleh hasil yang lebih menyeluruh perlu
dilakukan evaluasi secara detail.
2. Perancangan dan pembuatan Alat Pelapisan Logam.
3. Pelatihan tentang proses pelapisan logam dan operasional peralatan pelapisan
logam.
4. Demonstrasi dan plotting alat pelapisan logam di UKM sasaran
5. Monitoring
7
BAB II
TARGET DAN LUARAN
Luaran yang akan diperoleh dari pelaksanaan program teknologi tepat terpadu
adalah sebagai berikut;
1. Luaran utama pada program teknologi tepat terpadu ini adalah alat prototipe
untuk proses pelapisan logam anti karat pada alat dapur: parut.
2. Peningkatan kualitas parut dengan adanya proses pelapisan logam anti karat.
3. Kondisi operasi yang ekonomis sesuai (optimum) untuk proses pelapisan parut
yang meliputi waktu operasi pelapisan, besarnya arus listrik dan voltase.
4. Diperoleh suatu sistem operasi atau standart operasi prosedur untuk proses
pelapisan logam anti karat.
5. Diperoleh suatu analisa ekonomi dengan adanya penambahan peralatan pelapisan
voltase.
6. Dengan adanya alat pelapisan logam anti karat secara elektrolisa ini maka
meningkatkan pengetahuan tentang teknologi pengolahan akhir produk logam
menjadi produk tahan karat sehingga hasil parut tradisional dapat awet bertahan
lebih lama.
Dengan adanya investasi berupa alat pelapisan logam maka akan
meningkatkan produktifitas dan kapasitas produksi parut tradisional. Dengan jumlah
produksi yang meningkat berarti pendapatan akan meningkat pula. Dengan semakin
berkembangnya usaha ini akan memperluas lapangan kerja sehingga akan dapat
menyerap lebih banyak tenaga kerja yang akan mengurangi tingkat pengangguran.
8
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Untuk meralisasikan pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dilakukan tahapan
sebagai berikut:
Teknik Target Pemecahan Masalah Alternatif Teknologi
yang
Pengolahaan Tradisional Diterapkan
Gambar 3.1 Blok diagram kerangka pemecahan masalah
Tanpa Proses
Pengerjaan akhir untuk
meningkatkankualitas
parut tradisional.
Parut tidak tahan karat,
kusam tidak mengkilap
Membuat alat pelapisan
logam
Waktu pengiriman ke
luar daerah lama
Ongkos pengiriman ke
luar daerah mahal.
Kapasitas produksi
terbatas
Kualitas tidak akhir
terkontrol.
Pembelian alat pelapisan
parut. Belum ada yang
memproduksi
Melapisi parut dengan logam
untuk mencegah karat ,
memperbaiki tampilan
Produktifitas meningkat
Dan pendapatan bertambah
Waktu lebih cepat dan ongkos
berkurang, tercipta lapangan kerja
baru.
Perlu perancangan alat
pelapisan logam.
Biaya operasional yang lebih
murah
Perlu Pemecahan
Masalah
Kualitas dan Kapasitas
Produk dapat
ditingkatkan
Perancangan alat
Pelapisan logam
Pembuatan Alat
Pelapisan logam anti
karat untuk parut
tradisional
Investasi Alat di
Kelompok
sasaran
Perancangan Alat
Pelapisan Logam anti
karat untuk Parut dan
dapat diaplikasikan
9
3.1 Rancangan Bangun Alat Pelapisan Logam Secara Elektroplating
Kegiatan tahap ini bertujuan untuk merancang alat pelapisan logam di atas
permukaan parut dan alat dapur lainnya ( indoor ) menyesuaikan standar produk
biasanya dengan ketebalan 0,1 mikron, menggunakan dasar prinsip elektrolisa
menggunakan arus searah/DC dari trafo/rectifier.
Gambar 3.2 Skema rangkaian alat pelapisan logam anti karat
Dilakukan diskusi untuk mendapatkan rancangan yang sesuai dengan yang
diperlukan seperti dimensi bak harus sesuai dengan benda kerja, ke ergonomisan
pengoperasian alat sehingga mudah dan nyaman dalam proses pelapisannya.
Gambar 3.3 Diskusi menentukan rangan alat dengan tim
10
Untuk mendapatkan rancangan yang baik dan sesuaia juga dilakukan studi
banding ke pengusaha yang sudah sukses sehingga dalam realisasi alat dapat sesuai
dengan yang diharapkan dari sisi teknis dan praktis. Dari diskusi dengan pengusaha
ini didapatkan informasi-informasi untuk ukuran, jenis elektroda dan pengalaman-
pengalaman dilapangan selama dia menjalankan usaha elektroplating.
Gambar 3.4 Diskusi dengan pengusaha yang sudah sukses
3.2 Pembuatan Tempat Elektroplating
Untuk proses penyepuhan diperlukan beberapa tahapan yang diberlakukan pada
benda kerja dimana untuk itu diperlukan tempat yang berupa bak-bak yang terdiri
dari
a. Bak untuk proses penghilangan karat
Bak ini akan berisi cairan Asam Clorida yang digunakan untuk melarutkan
kotoran maupun karat yang menempel di benda kerja
b. Bak untuk proses penyepuhan
Bak ini merupakan bak utama yang digunakan untuk proses penyepuhan
benda kerja. Larutan ini berupa larutan elektrolit yang terdiri ddari
beberapa campuran bahan kimia.
c. Bak larutan penguatan lapisan
Bak ini digunakan untuk menguatkan lapisan dan mengkilapkan hasilnya
yang berupa larutan Asam Nitrat
d. Bak pewarnaan
11
Pada proses akhir benda kerja yang sudah dilapisi, untuk membuat lebih
menarik maka dilakukan pewarnaan sesuai dengan yang diinginkan
Bak yang sudah jadi dan seperti terlihat pada gambar 3.5 yang terdiri dari 3 bak yang
disatukan dan 1 bak pewarnaan yang terpisan. Desain ini bebas sesuai keinginan saja.
3.5 Bak tempat proses elektroplating
3.3 Komponen Kelistrikan
Komponen kelistrikan dalam pembauatan alat elektroplationg ini terdiri dari
trafo yang merubah tegangan AC 220 V ke tegangan DC 0 – 12 V dengan kekuatan
arus 300 Ampere, Kabel-kabel yang mengalirkan tegangan listrik, penghantar
tembaga untuk mengalirkan arus ke benda kerja sekaligus sebagai menyangga benda
kerja dan elektroda penyepuh, Elektroda penyebug yang berupa batangan.
Proses pengerjaannya: Elektroda penyepuh yang masih berupa batangan
dipotong menjadi empat atau menyesuaikan dengan kebutuhan dan dilubangi untuk
mengaitkan kabel penghantar untuk digantungkan/dikaitkan dengan tembaga
penghantar sebagai anoda yang dihubungkan dengan sunber tegangan DC positif.
Gambar 3.6 Proses pemotongan logam pelapis
B. Elektrolot
A. HCL C. Asam Nitral
D. Bak Pewarnaan
12
Penghantar tembaga dipotong menjadi 3 potong dengan ukuran sama
kemudian rangkai seperti pada gambar 3.7 bagian tengah sebagai penghantar
sekaligus penggantung benda kerja dihubungkan dengan kutub negatif suber tegangan
(sebagai Katoda) dan 2 batang dipasang dikedua tepi dan dihubungkan jadi satu
dengan kabel penghantar. Batang tembaga yang ini sebagai penghantar yang
sekaligus penggantung Elektroda pelapis dan dihubungkan dengan kabel ke suber
tegangan kutub positif (sebagai Anoda).
Gambar 3.7 Proses pembuatan dan perakitan penghantar
3.4 Instalasi Peralatan Elektroplating
Tahapan berikutnya merangkaikan komponen kelistrikan disatukan dengan
bak penyepuhan yang berisi larutan elektrolit. Lempengan pelapis yang sudah
dipotong menjadi 4 bagian di hubungkan (dikaitkan) ke penghantar tembaga yang
dibagian kedua tepinya, elektroda ini dihubungkan dengan kabel penghantar yang
terhubung dengan kutup positif suber tegangan.
Penghantar tembaga yang posisinya ditengah dihugbungkan dengan kabel
penghantar yang terhubung dengan sumber tegangan kutub negatif. Penghantar
tembaga ini yang akan dihubungkan dengan benda kerja yang akan disepuh. Cara
menghubungkannya benda kerja digantungkan ke penghantar tembaga negatif dengan
kabel penghantar.
13
Sebagai sumber teganagn berupa trafo yang mengubah sumber tegangan AC
menjadi DC. Suber tegangan DC ini yang digunakan sebagai sumber listrik dalam
proses penyepuhan ini.
Gambar 3.8 Instalasi Alat
3.5 Pembuatan Larutan Kimia
Larutan kimia yang perlu dipersiapkan ada 4 macam yaitu larutan HCL,
larutan Elektrolit, Larutan Asam Nitral dan larutan pewarnaan.
a. Larutan Asam Clorida (HCL)
Larutan ini digunakan untuk melarutkan kotoran atau karat yang
menempel pada benda kerja. Larutan ini dibuat dalam konsentrasi 50%
sampai dengan 100% tergantung benda kerja yang akan di sepuh.
b. Larutan Elektrolit
Larutan elektrolit merupakan larutan utama dalam proses penyepuhan.
Untuk proses penyepuhan yang dibuat ini larutan elektrolit terdiri dari
beberapa bahan kimia. Kadar yang dibuat untuk menjari larutan dengan
volume 75 liter diperlukan bahan sebagai berikut:
1. Zinc chloride 4,125 kg
2. Pottasium chloride13,125 kg
3. Borid acid 2,25 kg (dipanaskan)
4. Zylite additive 2,25 kg
5. Zylite bright 150 cc
14
Bahan tersebut dilarutkan dalam air aquades sehingga diperoleh hasil
akhir larutan dengan volume 75 liter. Kemudian diaduk sehingga larut dan
rata yang kan berupa cairan berwarna kecoklatan.
c. Larutan Asam Nitrat (HNO3)
Untuk menguatkan daya lekat lapisan dan mengkilapkan hasil pelapisan
benda kerja yang sudah disepuh perlu di masukan ke dalam larutan asam
nitrat. Larutan asam nitrat yang dibuat ini dengan konsentrasi 150ml/1liter
aquades.
d. Larutan Pewarnaan
Proses akhir pada benda kerja untuk diperoleh tampilan yang menarik dan
kilap yang tahan lama yaitu dilakukan pewarnaan. Warna hasil akhir ini
ada beberapa pilihan tergantung keseuaian dengan fungsi dari benda kerja.
Dalam pewarnaan ini dipilih warna putih.
Gambar 3.9 memperlihatkan proses pembuatan larutan. Masing-masing
larutan dibuat sesuai dengan ukuran dan kadarnya masing-masing dan harus
dilakukan dengan teliti dan hari-hati.
Gambar 3.9 Proses pembuatan larutan
Akhirnya alat elektroplating berhasil dibuat dan di instalasi. Larutan sudah
dimasukan ke bak masing-masing dan elektroda dimasukan ke bak larutan elektrolit.
Untuk proses akhir dilakukan pengecekan aliran listrik dan trafo. Dan dilakukan
pengecekan tegangan dan arus listrik yang akan dialirkan ke elektroda penyepuh.
15
Gambar 3.10 Proses finishing
16
BAB IV
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
Lembaga pengabdian Masyarakat UNDIP sebagai lembaga pengusul sudah
mempunyai pengalaman yang banyak dalam penerapan teknologi bagi industri atau
masyarakat. Untuk staf pengusul dalam kegiatan ini, juga sudah banyak terlibat dalam
kegiatan pengabdian masyarakat yang diselenggarakan LPPM UNDIP-DIKTI atau
dengan Lembaga yang lainnya. Penerapan teknologi yang sudah pernah dilakukan
oleh staf seperti rancang bangun alat pengering temperatur rendah, rancang bangun
alat pengepres tahu, rancang bangun unit pengolahan limbah, mekanisasi industri
krupuk, perbaikan proses pengolahan minyak goreng bekas dan masih banyak lagi
pengalaman. Untuk pengalaman dari staf pengusul seperi disajikan dalam Lampiran
Daftar Riwayat Hidup.
Untuk pelaksana program IbM ini adalah Lembaga Pengabdian kepada
Masyarakat Universitas Diponegoro, yang didukung oleh tenaga pelaksana dengan
bidang keahlian yang sesuai dengan teknologi yang dibutuhkan pada program ini.
a. Ketua : Sumardi, ST, MT, keahlian bidang : Elektro
b. Anggota I : Sriatun, Ssi., Msi. : Kimia
c. Teknisi : Sukidjo
d. Administrasi: Isna Mar’ah, Amd
e. Mahasiswa : 2 orang mahasiswa dari Jurusan Teknik Elektro
Adapun tugas dan tanggungjawab personil pelaksanan IbM adalah sebagai berikut :
Ketua Pelaksana : Sumardi, ST, M.T
Ketua pelaksana bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan secara
keseluruhan. Secara khusus bertanggung jawab pada bagian disain alat dan operasi
alat pelapisan logam di Laboratorium dan di UKM. Pengalaman ketua dalam
17
penerapan dan pengembangan teknologi tepat guna dan pengalaman lain yang relevan
dapat dilihat pada lampiran biodata.
Anggota I : Sriatun, S.Si, M.Si
Anggota I membantu ketua dalam melaksanakan kegiatan ini. Anggota I mempunyai
keahlian dalam bidang kimia yaitu proses pelapisan logam dan korosi serta
bertanggung jawab pada pelatihan bagi karyawan UKM dan penentuan SOP.
Pengalaman anggota I dapat dilihat pada lampiran biodata.
Teknisi : Sukidjo
Teknisi berperan di dalam merakit peralatan dan analisa produk. Teknisi yang
digunakan juga pernah dilibatkan dalam pembuatan alat pada program yang
dilaksanakan oleh staf pengusul.
Administrasi : Isna Mar,ah, Amd
Administrasi bertugas melakukan tugas tulis menulis, surat-menyurat atau
administrasi demi kelancaran kegiatan ini. Tenaga yang dimilik berpendidikan D-3,
dan mempunyai keahlian dalam penggunaan komputer dan pembuatan laporan
keuangan.
18
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Analisis Dan Evaluasi Pada Kelompok Sasaran
Kelompok sasaran dalam kegiatan ini adalah CV. Azzam milik Bapak Muslih
Mursidi, SE dan CV. Sukses Sejahtera yang dipimpin Bapak Agus Budiyanto, ST.
Dalam pengerjaan pengolahan logam/produk kedua CV tersebut masih banyak
dilakukan secara tradisional dengan cara manual dan belum menggunakan teknologi
baru. Salah satunya adalah industri pembuatan parut tradisional dari plat besi yang
memanfaatkan bahan baku drum bekas, lembaran plat bekas kontainer atau plat bekas
industri.
Industri pembuatan parut tadisional telah lama ditekuni masyarakat Desa
Pundungan, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah sejak puluhan
tahun lalu. Perubahan kemajuan teknologi telah mengubah selera masyarakat
konsumen terhadap barang produk tradisional. Konsumen parut tradisional lebih
memilih parut yang memliki tampilan lebih bersih, mengkilat dan tahan karat, yaitu
parut tradisional yang dilapisi logam yang bersih dan tidah mudah berkarat.Untuk
meningkatkan daya saing produk di pasaran dan meningkatkan kualitas produksi
perlu diterapkan teknologi pengerjaan logam yang lebih maju dan menyesuaikan
permintaan pasar.
Pengolahan akhir parut tradisional secara pelapisan logam membuat parut
tradisional menjadi lebih berkualitas karena tahan karat, bersih, mengkilap serta dapat
meningkatkan jumlah produksinya sehingga secara kualitas dan kuantitas mampu
bersaing di pasaran. Peralatan proses pengolahan yang dimaksud adalah rancang
bangun alat pelapisan parut tradisional dengan logam secara elektrolisa agar parut
tradisional bisa tahan karat dan mengkilap.
19
5.2 Pengujian Alat Sebelum Diserahkan Ke Mitra
Sebelum alat diserahkan ke mitra dilakukan pengujian yang dilakukan
dilaboratorium di Jurusan Teknik Elektro. Pengujian dilakukan dengan menggunakan
media besi yang sangat berkarat, dan parut yang dibawa dari hasil produksi mitra.
Perlakuan bendan kerja yang akan disepuh ada beberapa tahapan seperti yang
terlihat pada gambar 5.1 berikut.
Gambar 5.1 Proses pelapisan benda kerja
Langkah-langkah untuk melakukan pelapisan/penyepuhan benda kerja dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Cuci parut dengan air sabun
Langkah ini bertujuan untuk menghilangkan minyak atau kotoran yang
menempel pada benada kerja
2. Bilas sampai bersih benda kerja setelah dicuci dengan sabun.
3. Celupkan benda kerja kedalam larutan HCL untuk menghilangkan kotoran
dan karat yang masih menempel pada benda kerja.
4. Bilas kembali dengan air bersih.
20
Gambar 5.2 Proses pembersihan sebelum di sepuh
5. Setelah bersih masukan benda kerja kedalam larutan elektrolit dengan
menggantungkan dengan penghantar pada penghatar tembaga yang
dihubungkan dengan sumberd DC negatif.
6. Sambungkan trafo sumber tegangan ke listrik 220 v dan hidupkan trafo. Set
tegangan pada 1 s/d 2 V DC (lihat indikator pada trafo) dan proses
pelapisan berjalan selama 15 menit. Selama pelapisan terjadi larutan
elektrolit akan berbuih kecil-kecil itu artinya proses sedang berjalan.
Gambar 5.3 Proses utama penyepuhan
7. Setelah waktu proses pelapisan tercapai, matikan rectifier dan angkat
parut.
8. Bilas dengan air bersih kemudian benda kerja dicelupkan ke dalam
larutan asam nitrat sambil digoyang-goyangkan. Pencelupan pada
tahap ini bertujuan untuk menguatkan kelekatan lapisan dan lebih
mengkilapkan benda kerja setelah disepuh.
9. Bersihkan kembali dengan air bersih
21
10. Proses terakhir pewarnaan dengan merendam sebentar sambil
digoyang-goyang pada larutan perwarna. Kemudian diangkat dan
diangin-anginkan sampai kering.
Gambar 5.4 Proses akhir setelah dielektroplating
Dari pengujian yang dilakukan ini benda kerja berhasil disepuh dengan baik
dengan hasil yang bagus untuk parameter proses seperti yang dilakukan pada
pengujian ini. Gambar 5.5 menunjukan hasil benda kerja yang sudah disepuh dengan
yang belum disepuh.
Gambar 5.5 Perbandingan hasil sebelum dan sesudah disepuh
5.3 Pengiriman Alat ke Tempat Mitra
Pengujian alat yang dilakukan di laboratorium sudah berhasil bagus yang
artinya alat siap di kirim ke tempat mitra untuk digunakan untuk produksi. Proses
pengiriman alat dilakukan dengan menggunakan angkutan darat yaitu mobil box.
Sebelumnya semua larutan dikemas dalam jerigen dan ditutup rapat-rapat. Peralatan
kelistrikan dan trafo dikemas sedemikana rupa dan alat-alat bak larutan serta
elektroda dirapikan dan disiapkan untuk dikirim ke lokasi mitra.
22
Gambar 5.6 Proses pemuatan alat ke mobil box untuk dikirim ke mitra
Perjalanan dari Semarang kelokasi mitra di Desa Pundung Kecamatan
Juwiring Kabupaten Klaten menempuh jarak kurang lebih 100 km. Tiba dilokasi
dilakukan penurunan peralatan dari bomil dan dilakukan proses instalasi alat dan
penuangan larutan ketempat masing-masing. Gambar 5.7 menunjukan ilustrasi
bagaimana peralatan diturunkan dari mobil, instalasi dan penuangan kembali larutan
sampai siap untuk digunakan.
Gambar 5.7 Proses penurunan alat dari mobil sampai terpasang kembali dan siap digunakan
5.4 Pelatihan Proses Pelapisan Logam Dan Prosedur Pelapisan Logam
Pelatihan proses pelapisan logam pada Mitra pengrajin parut telah selesai
dilaksanakan. Pelaksanaan pelatihan dengan memamsang instalasi alat dengan
dibantu oleh karyawann di desa mitra. Setalah instalasi terpasang modul/prosedur
kerja dibagikan kepada karyawan di mitra sebagai panduan ketika melakukan
pelatihan. Pelatihan di laksanakan di desa juwiring, klaten. Pelatihan ini berjalan
dengan baik dan antusias karyawan sangat tinggi, dibuktikan dengan banyak
pertanyaan yang dilontarkan saat pelatihan. Pelatihan ini dipimpin oleh bapak
Sumardi selaku ketua dalam pelaksanaan program ini. Dalam pelaksanaan pelatihan
ini diakhiri dengan penyerahan alat.
23
Gambar 5.8 Pelatihan pengoperasian alat di lokasi mitra
5.5 Demonstrasi Proses Pelapisan Logam dan Penyerahan alat di Tempat
Mitra
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
sumber daya manusia mampu mengoperasikan alat pelapisan logam pada parut
tersebut secara mandiri. Dalam demonstrasi penggunaan alat ini dilakukan pada benda
kerja pemanggang sate. Proses yang dilakukan sama dengan yang dilakukan di
laboratorium dan dalam demonstrasi ini diberikan buku pelatihan dan prosedur
pengguaan alat (terlampir). Gambar 5.9 menunjukan proses demonstrasi tersebut.
Gambar 5.9 Pelaksanaan demontrasi alat
Pelaksanaan demonstrasi dan pelatihan diikuti secara antusias dari mitra
terbukti banyak pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mitra selama pelatihan dan
demonstrasi. Mitra merasa terbantu sekali dengan adanya peralatan ini dan akan
dipergunakan sebaik-baiknya. Alat ini akan menambah kwalitas dan jenis produk yang
baru yaitu dengan adanya alat ini akan dibuat peralatan dapur yang berbahan baku
24
drum bekas atau seng yang sebelumnya tidak dibuat. Dan untuk meningkatkan
kwalitas alat pemanggang sate.
Setelah demonstrasi alat dan pertanayaan-pertanyaan mitra sudah terjawab
dilanjutkan penyerahan alat yang dilakukan oleh ketua tim pengabdian kepada mitra.
Gambar 5.10 Penyerahan alat, buku panduan dan brosur dari Ketua Tim pengabdian Undip yang
dibiayai oleh DIKTI kepada Mitra
25
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1. Alat elektroplating yang dubuat mampu bekerja sesuai dengan yang diharapkan.
2. Dengan adanya kegiatan pengabdian ini, manfaat yang diperoleh adalah
peningkatan kwalitas produk yang dihasilkan oleh mitra yang berdampak
peningkatan harga jual produk dan daya saingnya.
3. Dengan adanya investasi berupa alat pelapisan logam ini maka akan bisa
mengembangakan produksi dengan bahan baku yang lain (drum bekas) dan
menambah jenis prosuk yang dihasilkan sehingga peninggatan pendapatan dan
peninggkatan daya serap tenaga kerja dapat dilakukan.
SARAN
1. Pada saat pemakaian elektroplating sebaiknya mitra lebih berhati-hati, karena
menggunakan bahan kimia yang cukup berbahaya. Termasuk juga dalam
penanganan limbah industri, agar tidak menimbulkan dampak negatif pada
lingkungan .
2. Perlu diperhatikan pula bahwa pada saat mencampur cairan dalam jumlah banyak
harus sedikit demi sedikit dan harus diperhatikan juga panas yang timbul karena
bisa menyebabkan polusi udara.
3. Perlu diperhatikan juga ketahanan wadah terhadap panas, dan selalu dijaga agar
tidak leleh. Hal ini akan mempengaruhi kualitas hasil elektropating
26
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2006, “Elektroplating Dekoratif Protektif dengan Kpasitas Larutan Nikel 20 L
dan Krom 10 L”, Laporan Tugas Akhir, UNDIP
Biro Pusat Statistik, 2010, “Juwiring dalam Angka”, , Kabupaten Klaten
Purwanto, 2008, “Elektroplating”,
27
LAMPIRAN 1. Instrumen
2. Susunan Personalia dan Kualifikasinya
3. Biodata Ketua Tim
4. Biodata Anggata
5. Foto-foto Dokumentas
6. Berita Acara Penyerahan Alat
7. Modul Pelatihan dan Prosedur Penggunaan Alat
8. Leaflet/Brosur
9. Makalah Poster
28
LAMPIRAN 1: INSTRUMEN
Borang Kegiatan Program Ipteks bagi Masyarakat (IbM) Mitra Kegiatan : IbM Kelompok Pembuat parut dan alat
rumah tangga di juwiring klaten. Jumlah Mitra : 19 orang
1 usaha Pendidikan Mitra :
- S-1 1 orang - Diploma 1 orang - SMA 2 orang - SMP 8 orang - SD 7 orang
Persoalan Mitra : Teknologi Manajemen pemasaran
Status Sosial Mitra : Pengusaha Mikro
Lokasi Jarak PT ke Lokasi Mitra : 100 km Sarana transportasi : Angkutan umum, motor
Sarana Komunikasi : Telepon, Internet, Surat, Fax.
Identitas Tim IbM Jumlah dosen : 2 orang Jumlah mahasiswa : 2 orang Gelar akademik Tim : S-2 2 orang
S-1 2 orang
Gender : Laki-laki 3 orang Perempuan 1 orang
Prodi/Fakultas/Sekolah : Aktivitas IbM Metode Pelaksanaan Kegiatan: : Penyuluhan/Penyadaran, Perancangan
software, Pelatihan Produksi, Pendampingan
29
Waktu Efektif Pelaksanaan Kegiatan : 6 bulan Evaluasi Kegiatan Keberhasilan : berhasil / gagal*
Sudah diserahkan ke desa mitra Indikator Keberhasilan Keberlanjutan Kegiatan di Mitra : Berlanjut / Berhenti* Kapasitas produksi : Sebelum IbM 12000 unit
Setelah IbM 12000 unit Omzet per bulan Sebelum IbM Rp . 19.800.000,00
Setelah IbM Rp . 24.000.000,00 Persoalan Masyarakat Mitra Terselesaikan / Tidak terselesaikan* Biaya Program Ditlitabmas : - Sumber Lain : Rp - Likuiditas Dana Program a) Tahapan pencairan dana : Mendukung kegiatan / Mengganggu
kelancaran kegiatan di lapangan* b) Jumlah dana : Tidak Diterima 100% / Diterima 100%*
Kontribusi Mitra Peran Serta Mitra Dalam Kegiatan: : Aktif / Pasif*
Acuh tak acuh Kontribusi Pendanaan Menyediakan /Tidak menyediakan* Peranan Mitra : Objek Kegiatan / Subjek Kegiatan* Keberlanjutan Alasan Kelanjutan Kegiatan Mitra : Permintaan Mitra / Keputusan bersama*
Usul penyempurnaan program IbM Model Usulan Kegiatan : IbM Anggaran Biaya : Rp.50.000.000,00 Lain-lain : Terlampir Dokumentasi (Foto kegiatan dan Produk) Produk/kegiatan yang dinilai bermanfaat dari berbagai perspektif (Sebutkan)
: Mesin potong Hidrolis
Potret permasalahan lain yang terekam : Unit pengolahan limbah/Scrap plate Luaran program IbM dapat berupa - Jasa : Pelatihan - Metode : Mesin potong Hidrolis - Produk/barang : - Paten
: ……………………………………
* Coret yang tidak perlu
30
LAMPIRAN 2
SUSUNAN PERSONALIA DAN KUALIFIKASINYA
a. Ketua : Sumardi, ST, MT, keahlian bidang : Elektro
b. Anggota I : Sriatun, Ssi., Msi. : Kimia
c. Teknisi : Sukidjo
d. Administrasi : Isna Mar’ah, Amd
e. Mahasiswa : 1. Alfin Imadul haq
2. Mulkan Azizi
Adapun tugas dan tanggungjawab personil pelaksanan IbM adalah sebagai berikut :
Ketua Pelaksana : Sumardi, ST, M.T
Ketua pelaksana bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan.
Secara khusus bertanggung jawab pada bagian disain alat dan operasi alat pelapisan logam
di Laboratorium dan di UKM. Pengalaman ketua dalam penerapan dan pengembangan
teknologi tepat guna dan pengalaman lain yang relevan dapat dilihat pada lampiran biodata.
Anggota I : Sriatun, S.Si, M.Si
Anggota I membantu ketua dalam melaksanakan kegiatan ini. Anggota I mempunyai
keahlian dalam bidang kimia yaitu proses pelapisan logam dan korosi serta bertanggung
jawab pada pelatihan bagi karyawan UKM dan penentuan SOP. Pengalaman anggota I
dapat dilihat pada lampiran biodata.
Teknisi : Sukidjo
Teknisi berperan di dalam merakit peralatan dan analisa produk. Teknisi yang digunakan
juga pernah dilibatkan dalam pembuatan alat pada program yang dilaksanakan oleh staf
pengusul.
Administrasi : Isna Mar,ah, Amd
Administrasi bertugas melakukan tugas tulis menulis, surat-menyurat atau administrasi
demi kelancaran kegiatan ini. Tenaga yang dimilik berpendidikan D-3, dan mempunyai
keahlian dalam penggunaan komputer dan pembuatan laporan keuangan.
31
LAMPIRAN 3
BIODATA DAN KESEDIAAN
KETUA TIM PELAKSANA KEGIATAN PROGRAM IbM
I. Identitas Diri
1. Nama : Sumardi, S.T, M.T
2. NIP / NIDN : 196811111994121001/0011116801
3. Tempat / tanggal lahir : Sukoharjo, 11 November 1968
4. Fakultas/jurusan : Teknik/Teknik Elektro
5. Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro
6. Alamat kantor : Jurusan Teknik Elektro/Fakultas Teknik- UNDIP
Jl. Prof. Soedarto SH, Tembalang Semarang
Telepon/fax : 0247460057/0247460057
e-mail : [email protected]
7. Alamat rumah : Jl. Tlogosari II/36 B Bulusan Tembalang Semarang
Telepon/fax : 02470209574/-
e-mail : [email protected]
8. Pendidikan terakhir : S2
Tempat pendidikan : Institut Teknologi Bandung
Tahun Lulus : 1998
II. Pengalaman penelitian
Tahun Judul Penelitian Jabatan Sumber Dana
2000 Perancangan Sistem Kontrol
Suspensi Semi-Aktif
Menggunakan Fuzzy Logik
Control pada Model
Kendaraan Seperempat
Ketua DIKTI
2002 Perancangan dan Pembuatan
Sistem Simulasi Identifikasi
dan Klasifikasi Pola
Menggunakan Jaringan Syaraf
Tiruan Karakteristik Teori
Resonansi Adaptif
Anggota DIK-RUTIN
2002 Penerapan Algoritma Genetik
untuk Filter Adaptif
Penghilang Noise
Ketua DPP-SPP
2003 Sistem Pengendalian Terpadu
Pada Rumah Cerdas
Anggota DUE-LIKE
2003 Metode Pengajaran Berbasis
WEB pada Mata Kuliah
Komponen Sistem Kontrol
Ketua DUE-LIKE
2004 Penggunaan WEB untuk
meningkatkan Pemahaman
Matakuliah Sistim
Ketua DUE-LIKE
32
Instrumentasi Elektronika
2004 Perancangan Sistem Kontrol
Suspensi Semi-Aktif
menggunakan „Fuzzy Logic
Control“ pada model
kendaraan Setengah
Ketua DIKTI
2005 Upaya Peningkatan
Pemahaman Matakuliah
Teknik Optimasi Dengan
Meng-upload Materi Di
Internet
Ketua DUE-LIKE
2006 Pengembangan dan Pembuatan
Pendikte Otomatis Ucapan
Bahasa Indonesia
Anggota DIKTI Hibah
Bersain Tahun I
2007 Pengembangan dan Pembuatan
Pendikte Otomatis Ucapan
Bahasa Indonesia
Anggota DIKTI Hibah
Bersain Tahun II
2006 Perancangan Pengntrol dan
Analisa Respons Sistem
Internal Mode control
Ketua Hibah Jurusan
2007 Pengembangan Sistem
Peringatan Dini Banjir
Berbasis SMS dan WEB Studi
Kasus Sungai Garang
Semarang
Anggota Kementria
RISTEK
Tahun I
2008 Pengembangan Sistem
Peringatan Dini Banjir
Berbasis SMS dan WEB Studi
Kasus Sungai Garang
Semarang
Anggota Kementrian
RISTEK
Tahun II
2009 Peningkatan Produksi
Peralatan Peringatan Dini
Banjir Untuk Menunjang
Produk Nasional Peralatan
Peringatan Dini Bencana Alam
Anggota Dikti-Tahun I
III. Pengalaman Pengabdian Masyarakat
Tahun Kegiatan
2002 Pelatihan Instalasi Listrik dan Penggunaan Komputer
2001 Peran Pelatihan Komputer Mekanikal dan elektrikal dalam Peningkatan
SDM
2005 Peran serta Masyarakat dalam meningkatkan efisiensi penggunaan
energi listrik dan menekan rugi daya listrik yang disebabkan
pemasangan PJU tak resmi
2004 Pengenalan Aplikasi Berbasis Teknologi Informasi Bagi siswa SMU
Negeri 2 Pekalongan
33
2005 Sosialisasi rugi daya listrik akibat pemasangan PJU tidak resmi dan
penghematan penggunaan energi listrik
2005 Sosialisasi penghematan energi listrik di Pasar johar Kota Semarang
2005 Peranan teknologi informasi dalam dunia pendidikan
2007 Pengembangan Sistem Peringatan Dini Banjir di Kota Semarang
2007 Pemasangan Alat Ukur Curah Hujan (ARR) dan Tinggi Muka Air
(AWLR) di BBWS Kendari.
2008 Pemasangan Alat Ukur Curah Hujan (ARR) dan Tinggi Muka Air
(AWLR) di BBWS Kendari Tahap II
2008 Pemasangan Alat Ukur Curah Hujan (ARR) dan Tinggi Muka Air
(AWLR) di Perum Jasa Tirta I Wilayah Bengawan Solo
2008 Pemasangan Alat Ukur Curah Hujan (ARR) dan Tinggi Muka Air
(AWLR) di BBWS Cirebon
2009 Pemasangan Alat Ukur Curah Hujan (ARR) dan Tinggi Muka Air
(AWLR) di BBWS Cirebon tahap II
IV. Publikasi
Tahun Judul Penerbit/Jurnal/Majalah
2000
Kompresi Sinyal Suara dengan Metode
Wavelet
Majalah Transmisi
Vol 2 No. 2, Desember 2000
ISSN 1411-0814
2001
Prototipe Timbangan Elektronis Untuk
Penimbangan Bagasi Pesawat Udara
Berbasis PC
Majalah Transmisi
Vol 3 No. 1, Juni 2001 ISSN
1411-0814
2001
Jaringan Syaraf Tiruan Spike Random
untuk Identifikasi Pola Kode Derau
palsu
Majalah Transmisi
Vol 3 No. 1, Juni 2001 ISSN
1411-0814
2001
Konstanta Lyapunov pada Kontrol
Mode Sliding dengan Estimasi Fungsi
Tak Linear Plant.
Majalah Transmisi
Vol 3 No. 1, Juni 2001 ISSN
1411-0814
2001
Penerapan Algoritma Genetik dalam
Usaha Maksimalisasi Keuntungan pada
Operasi Lapangan Minyak
Majalah Transmisi
Vol 3 No. 2, Desember 2001
ISSN 1411-0814
2004
Karakteristik Suspensi Pasif Dengan
Peredam Nonlinear pada Model
Kendaraan Seperempat
Majalah Transmisi
Vol 7 No. 1, Juni 2004 ISSN
1411-0814
2004
Sistem Penyajain Informasi PT. Kereta
Api (PERSERO) Berbasis Jaringan
Komputer Menggunakan Skrip Server
ASP
Majalah Transmisi
Vol 7 No. 1, Juni 2004 ISSN
1411-0814
2004 Simulasi Perhitungan Sel Darah Merah Majalah Transmisi
Vol 8 No. 2, Desember 2004
ISSN 1411-0814
2002
Pengendalian Kecepatan Motor DC
Menggunakan Gelombang Radio
Sebagai Media Transmisi Berbasis
Jurnal Teknik Gelagar
Vol 15 No. 02
Oktober 2004
34
Mikrokontroller AT89C51 Terakreditasi dgn SK
Dirjen Dikti No.
52/DIKTI/Kep/2002
2002
Filter adaftif Penghilang Noise
Menggunakan Algoritma Genetik
Majalah Transmisi
Vol 4 No. 2, Desember 2002
ISSN 1411-0814
2006 Penerapan Kontrol Fuzzy pada
pengaturan Kuat Penerangan
Majalah Transmisi
Vol 8 No. 2, Desember 2006
ISSN 1411-0814
2007 Kendali Fuzzy PI Pada Pengendalian
Weight Feeder Conveyor
Majalah Transmisi
Jilid 9 No. 1, Juni 2007
ISSN 1411-0814
2008 Perancangan system Pemanas Bearing
Menggunakan Kontrol PI Berbasis
Mikrokontroler ATMEGA 8535
Majalah Transmisi
Jilid 10 No. 1, Maret 2008
ISSN 1411-0814
2001
Penggunaan Jaringan Wavelet Untuk
Identifikasi Sistem Dinamik Tak
Linier (Studi Kasus Pada Sistem
pendulum)
Seminar Sistem Tenaga
Elektrik (sste-II) PT. PLN
Udiklat Semarang 31 Oktober
2001 s/d 1 Nopember 2001
2001
Control Mode Sliding dengan
Estimasi Fungsi Tak Linier Plant
(studi kasus pada sistem pendulum
terbalik)
Seminar Sistem Tenaga
Elektrik (sste-II) PT. PLN
Udiklat Semarang 31 Oktober
2001 s/d 1 Nopember 2001
2002
Pengenalan Vocal Bahasa Indonesia
dengan Jaringan Syaraf Tiruan
Melalui Transformasi Wavelet Diskret
Simposium Nasional Rekayasa
Aplikasi Perancangan dan
Industri
Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 21
Desember 2002
2002
Pengenalan Vocal Bahasa Indonesia
Dengan Jaringan Syaraf tiruan Melalui
Transformasi forier
Simposium Nasional Rekayasa
Aplikasi Perancangan dan
Industri
Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 21
Desember 2002
2002
Akuisisi Data Berat Melalui Komputer
Berbasis mikrokontroler AT89C51
Simposium Nasional Rekayasa
Aplikasi Perancangan dan
Industri
Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 21
Desember 2002
2002
Perbandingan Kinerja Algoritma LMS
dan Algoritma Genetik untuk Filter
Adaftif Penghilang Noise
Simposium Nasional Rekayasa
Aplikasi Perancangan dan
Industri
Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 21
35
36
LAMPIRAN 4
BIODATA DAN KESEDIAAN
ANGGOTA TIM PELAKSANA KEGIATAN PROGRAM IbM
I. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan gelar) : Sriatun, S.Si, M.Si
2. NIP/NIDN : 197103151997022001/0015037102
3. Golongan/jabatan : IIIc/Lektor
4. Tempat dan Tanggal Lahir : Ceper (Klaten), 15 Maret 1971
5. Fakultas/Jurusan : Sains dan Matematika/Kimia
6. Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro
7. Alamat Kantor : Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Matematika
UNDIP
Jl. Prof. Soedarto, SH Tembalang Semarang
Telp./Fax. : 02476480824
8. Alamat Rumah : Jl. Tlogosari II No. 36 B Bulusan Tembalang
Semarang
Telp./Fax. : 02470127747/-
No. Hp : 081228951971
E-mail : [email protected]
9. Pendidikan Terakhir : S2
Tempat Pendidikan : Universitas Gajah Mada
Tahun Lulus : 2002
II. Pengalaman Penelitian
Tahun Judul Penelitian Ketua/Anggota
Tim
Sumber
Dana
2002 Impregnasi Nikel Klorida pada zeolit-Y untuk
Katalis Hidrorengkah Minyak Bumi Fraksi
150-230oC
Ketua DIK Rutin
UNDIP
2003 Sintesis dan Karakterisasi Zeolit A Ketua DIK Rutin
UNDIP
2003
s/d
2004
Sintesis Katalis Mesopori Lempung Terpilar
Sol Silika Berpengemban Ni, Zr dan Ti dari
Lempung Alam Boyolali Untuk Hidrorengkah
Anggota Hibah
Pekerti,
DIKTI
37
Fraksi Berat Minyak Bumi Minas
2004 Dealuminasi Zeolit Alam dan Aplikasinya
Sebagai Bahan Pengurang Senyawa Aromatik
Pada Fraksi Minyak Bumi
Ketua Dosen
Muda,
DIKTI
2007 Sintesis Katalis Mesopori Lempung Terpilar
Nanosol Silika –Ni/Mo Dari Lempung Alam
Untuk Konversi Batubara Menjadi Minyak
Sintetis
Anggota RISTEK
2009 Sintesis Katalis Mesopori MCM-41 dari
Limbah Kaca Bekas Dan Aplikasinya Pada
Hidrocracking Residu Minyak Bumi Menjadi
Bensin
Ketua Hibah
Bersaing,
DIKTI
2010 Pengaruh Jenis Surfaktan Pada Sintesis Zeolit
Y
Ketua Mandiri
III. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat
No. Tahun Judul Penelitian Ketua/Anggot
a
Sumber Dana
(Rp)
1. 2011 Peningkatan Kesejahteraan
Keluarga Melalui Produksi
Makanan Berserat di Kelurahan
Tembalang
Anggota DIPA
FAKULTAS
2. 2010 Pelatihan Produksi Serbuk Ekstrak
Jahe Dalam Rangka
Pemberdayaan Masyarakat Dan
Meningkatkan Nilai Ekonomis
Produk Tanaman Obat Keluarga
(TOGA)
Anggota DIPA
FAKULTAS
3. 2009 Peningkatan Ketrampilan
Mahasiswa Melalui Magang
Kewirausahaan di Penyulingan
Minyak Atsiri Kenanga
Ketua Rp.15.000.000;
DIKTI
4. 2008 Penyuluhan Kesehatan dan
pembuatan makanan Sehat Serta
Uji Organoleptis Sederhana Bagi
Masyarakat Tembalang
Anggota DIPA
FAKULTAS
5. 2007 Magang kerja: Pemantapan
Budaya Kewirausahaan Bagi
Mahasiswa Jurusan Kimia di
Penyulingan Minyak Atsiri
Kenanga Boyolali
Ketua Rp.15.000.000;
DIKTI
38
39
LAMPIRAN 5
FOTO-FOTO KEGIATAN
Gambar 5. Proses pembuatan bak elektroplating
Gambar 6. Diskusi dengan pengusaha elektroplating dan peninjauan lokasi
Gambar 7. Diskusi untuk menentukan komposisi larutan
Gambar 8. Pemesanan bahan bahan larutan kimia dan anoda pelapis
40
Gambar 5. Proses pembuatan bak elektroplating
Gambar 8. Pemesanan bahan bahan larutan kimia dan anoda pelapis
Gambar 5. Pengangkutan alat ke mobil untuk diserahkan di Mitra
Gambar 6. Instalasi Alat di lokasi Mitra
41
Lampiran 6
42
LAMPIRAN 7
MODUL PELATIHAN DAN PROSEDUR PELAPISAN
ALAT DAPUR DENGAN ELECTROPLATING PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT
(IbM)
IBM KELOMPOK PEMBUAT PARUT DAN ALAT DAPUR
MELALUI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DAN STRATEGI PEMASARAN
PRODUK DI SENTRA INDUSTRI KECIL PERALATAN DAPUR
Oleh: SUMARDI, ST, MT NIDN 0011116801 SRIATUN, S.Si, M.Si NIDN 0015037102
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
Dibiayai Oleh :
Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian Kepada
Masyarakat
Nomor : 008/SP2H/ PP/ KPM/DIT.LITABMAS/V/2013 tanggal 13 Mei 2013
43
MODUL PELATIHAN DAN PROSEDUR PELAPISAN ALAT
DAPUR DENGAN ELECTROPLATING
Tujuan:
1. Memahami bagaimana mencampurkan bahan-bahan elektroplating.
2. Mengetahui cara kerja electroplating dan standar kerja.
3. Bagaimana melakukan Teknik poles yang benar.
4. Cara mengatasi masalah-masalah dalam pelapisan logam.
Dasar Teori
Industri kerajinan logam merupakan usaha yang banyak dijalankan di masyarakat.
Pengolahan logam menjadi barang-barang keperluan rumah tangga telah lama diusahakan
rakyat di pedesaan. Sektor pengolahan logam ini telah menjadi tumpuan pekerjaan bagi
banyak anggota masyarakat pedesaan. Pengerjaan pengolahan logam masih lebih banyak
dilakukan secara tradisional dengan cara manual belum banyak menggunakan teknologi
baru. Salah satunya adalah industri pembuatan parut tradisional dari plat besi yang
memanfaatkan bahan baku drum bekas, lembaran plat bekas kontainer atau plat bekas
industri. Industri pembuatan parut tadisional telah lama ditekuni masyarakat Desa
Pundungan, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah sejak puluhan tahun lalu.
Perubahan kemajuan teknologi telah mengubah selera masyarakat konsumen terhadap
barang produk tradisional. Konsumen parut tradisional lebih memilih parut yang memliki
tampilan lebih bersih, mengkilat dan tahan karat, yaitu parut tradisional yang dilapisi logam
yang bersih dan tidah mudah berkarat. Industri parut tradisional di Desa Pundungan masih
menggunakan cara tradisional dan belum mempunyai unit pengerjaan akhir pelapisan
logam. Karena keterbasan inilah dalam menghadapi persaingan masih kalah bila
dibandingkan dengan produk lokal dari daerah lain yang lebih maju atau produk impor
Cina yang banyak memasuki pasaran Indonesia.
Mengacu pada masalah tersebut, maka perlu pengolahan akhir parut tradisional secara
pelapisan logam untuk membuat parut tradisional berkualitas tahan karat, bersih,
mengkilap dan meningkat jumlah produksinya mampu bersaing di pasaran. Peralatan
proses pengolahan yang dimaksud adalah rancang bangun alat pelapisan parut tradisional
dengan logam secara elektrolisa agar parut tradisional bisa tahan karat dan mengkilap.
44
Alat dan Perlengkapan
1. Air bersih dan sabun
2. Larutan HCL
3. Larutan electro platting
4. Rectifier
5. Larutan asam nitrat
6. Larutan pewarnaan
7. Anoda Sn
Pembuatan Larutan
1. Larutan HCL 50-100%
Bahan yang digunakan dalam pencampuran larutan HCL adalah aquades dengan
cairan Asam Clorida di campurkan menjadi satu kemudian di aduk sampai tercampur.
Larutan ini dibuat dengan tujuan untuk membersihkan karat pada benda kerja.
2. Larutan elektroplating
Bahan yang diguanakan adalah serbuk Zinc chloride 4,125 kg, serbuk Pottasium
chloride13,125 kg, serbuk Borid acid 2,25 kg (dipanaskan), serbuk Zylite additive
2,25 kg, cairan Zylite bright 150 cc , dan aquades. Pencampuran dilakukan dengan
memanaskan terlebih dahulu serbuk Borid acid dengan aquades sampai Borid acid
mengkristal. Kemudian semua dimasukkan dalam sebuah wadah yang dicampur dengan
aquades sampai larutan mencapai 75 liter. Kemudian diaduk sampai tercampur dan
larut. Larutan ini merupakan larutan utama untuk pelapisan dalam proses elektro
platting.
3. Larutan asam nitrat
Bahan yang digunakan dalam pencampuran larutan asam nitrat adalah aquades
dengan cairan Asam Nitrat di campurkan menjadi satu kemudian di aduk sampai
tercampur. Larutan ini dibuat Dengan tujuan untuk menguatkan pelapisan agar kuat dan
tahan lama.
4. Larutan pewarna
Bahan yang digunakan dalam pencampuran larutan pewarna adalah aquades dengan
cairan pewarna di campurkan menjadi satu kemudian di aduk sampai tercampur.
Larutan ini dibuat dengan tujuan agar benda kerja semakin mengkilap.
45
Cara Kerja
11. Cuci parut dengan air sabun
Gambar 1 benda kerja di cuci pakai sabun
12. Bilas bersih parut dengan air bersih
Gambar 2 benda kerja di cuci dengan air bersih
13. Celupkan parut ke dalam larutan asam clorida (HCL 50 - 100 %) sambil digoyang-
goyang dalam waktu tertentu
Gambar 3 benda kerja dicelupkan di larutan HCL
14. Bilas parut dengan air bersih
46
Gambar 4 benda kerja di cuci dengan air bersih
15. Parut siap diplating
Gambar 5 parut siap di plating
16. Siapkan larutan pelapisan.
Gambar 6 Larutan pelapisan
47
17. Pasang anoda Sn dengan kutub positif dari rectifier, dan parut dengan kutub negatif
dari rectifier.
Gambar 7 benda kerja dimasukkan ke dalam larutan pelapisan
18. Gantungkan parut ke kawat penggantung tembaga yang telah terhubung ke kutub
negatif rectifier dan celupkan sempurna ke dalam larutan elektrolit.
Gambar 8 benda kerja digantungkan pada besi penggantung
19. Hidupkan rectifier selama selama 15 menit
Gambar 9 Rectifier dihidupkan
48
20. Aturlah tegangan voltmeter rectifier ke nilai tertentu (1volt s/d 2volt)
Gambar 10 Mengatur tegangan pada rectifier
21. Setelah waktu proses pelapisan tercapai, matikan rectifier dan angkat parut, lalu
celupkan kembali ke dalam air bersih, setelah itu celupkan kembali ke dalam
larutan asam nitrat sambil digoyang-goyangkan. Parut diangkat dan dibilas dengan
air bersih, kemudian dicelupkan pada pewarnaan.
Gambar 11 Hasil perbandingan sebelum di lapisi dengan tidak
49
LAMPIRAN 8
LEAFLET/ BROSUR
50
LAMPIRAN 9
MAKALAH POSTER