laporan akhir penelitian kerja sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus...

64
i LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama KAJIAN PERAN SERTA ORANG TUA/MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN TIM PENGUSUL Ketua: Dr. Undang Rosidin, M.Pd. Anggota: 1. Dr. Lilik Sabdaningtyas, M.Pd. 2. Ismu Wahyudi, S.Pd., M.PFis. 3. Hervin Maulina, S.Pd., M.Sc. 4. Margaretha Karolina Sagala, S.T., M.Pd. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2017

Upload: vuongliem

Post on 04-Apr-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

i

LAPORAN AKHIR

Penelitian Kerja Sama

KAJIAN PERAN SERTA ORANG TUA/MASYARAKAT

DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN

TIM PENGUSUL

Ketua:

Dr. Undang Rosidin, M.Pd.

Anggota:

1. Dr. Lilik Sabdaningtyas, M.Pd.

2. Ismu Wahyudi, S.Pd., M.PFis.

3. Hervin Maulina, S.Pd., M.Sc.

4. Margaretha Karolina Sagala, S.T., M.Pd.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2017

Page 2: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

ii

IDENTITAS

PENELITIAN KERJA SAMA

Judul Penelitian : Kajian Peran Serta Orang Tua/Masyarakat dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan

Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap : Dr. Undang Rosidin, M.Pd.

b. NIP : 196003011985031003 c. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

d. Program Studi : Pendidikan Fisika e. Nomor HP : 081379244667

f. Alamat Surel (e-mail) : [email protected] Anggota Peneliti (1)

a. Nama Lengkap : Dr. Lilik Sabdaningtyas, M.Pd. b. NIP : 195610051983032002

c. Alamat Surel (e-mail) : [email protected] Anggota Peneliti (2)

a. Nama Lengkap : Ismu Wahyudi, S.Pd., M.PFis. b. NIP : 198008112010121004

c. Alamat Surel (e-mail) : [email protected] Anggota Peneliti (3)

a. Nama Lengkap : Hervin Maulina, S.Pd., M.Sc. b. NIP : -

c. Alamat Surel (e-mail) : [email protected] Anggota Peneliti (4)

a. Nama Lengkap : Margaretha Karolina Sagala, S.T., M.Pd. b. NIP : -

c. Alamat Surel (e-mail) : [email protected] Lama Penelitian Keseluruhan : empat bulan

Bandarlampung, 17 Juli 2017

Menyetujui, Plt. Kepala Balitbangda Ketua Tim Peneliti

Kabupaten Lampung Tengah

I Gst Ny Suryana, M.Si. Dr. Undang Rosidin, M.Pd.

NIP 196408081996101002 NIP 196003011985031003

Page 3: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

iii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL .............................................................................. i

IDENTITAS.............................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................. iii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penelitian .................................................................................. 2 1.3 Sasaran Penelitian ................................................................................. 2

1.4 Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 3 1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................ 3

1.6 Luaran Hasil Penelitian ......................................................................... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tri Pusat Pendidikan ............................................................................. 5

2.2 Orang Tua dan Masyarakat .................................................................... 7

2.3 Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan................................................. 9

2.4 Mutu Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat ........................................ 15

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Kajian Penelitian ................................................................. 19

3.2 Diagram Alur Tahapan Penelitian .......................................................... 20 3.3 Subyek dan Target Capaian Penelitian ................................................... 22

3.4 Data dan Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 22 3.5 Instrumen Penelitian dan Teknik Analisis Data ...................................... 23

3.5.1 Instrumen Penelitian .................................................................... 23 3.5.2 Teknik Analisis Data ................................................................... 30

BAB IV. TEMUAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian Lapangan ..................................................................... 33 4.2 Focus Group Discussion (FGD) Hasil Penelitian Lapangan .................... 37

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 45 5.2 Rekomendasi ........................................................................................ 47

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 4: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masyarakat dan peningkatan mutu sekolah merupakan dua hal yang tak dapat

dipisahkan karena salah satu prinsip yang ada dalam Manajemen Berbasis

Sekolah (MBS) yaitu adanya partisipasi atau peran serta orang tua dan masyarakat

untuk meningkatkan mutu sekolah atau pendidikan. Namun selama ini peran serta

masyarakat, khususnya orang tua siswa, dalam penyelenggaraan pendidikan masih

sangat minim. Partisipasi masyarakat berupa dukungan pemikiran, moral, barang,

dan jasa kurang diperhatikan. Oleh karena itu, untuk memperbaikinya, perlu

dilakukan suatu upaya, antara lain dengan melakukan reorientasi penyelenggaraan

pendidikan dengan melibatkan peran serta masyarakat melalui manajemen

peningkatan mutu berbasis sekolah.

Orang tua dan masyarakat memegang peranan penting dalam pelaksanaan dan

penyelenggaraan pendidikan, terutama dalam mendidik moralitas/agama,

menyekolahkan anaknya, dan membiayai keperluan pendidikan anak-anaknya.

Orang tua dan masyarakat memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang baik

dan mereka juga mempunyai kewajiban untuk mengembangkan serta menjaga

keberlangsungan penyelenggaraan proses pendidikan, sebagaimana diamanatkan

oleh Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 BAB

IV yang di dalamnya memuat bahwasanya pendidikan merupakan tanggung jawab

bersama antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga.

Orang tua dan masyarakat juga dapat terlibat dalam memberikan bantuan dalam

pembuatan gedung, area pendidikan, teknis edukatif seperti proses belajar

mengajar, menyediakan diri menjadi tenaga pengajar, mendiskusikan pelaksanaan

kurikulum, membicarakan kemajuan belajar, dan lain-lain. Banyak hal yang bisa

disumbangkan dan dilakukan oleh masyarakat untuk membantu terlaksananya

pendidikan yang bermutu, mulai dari menggunakan jasa pelayanan yang tersedia

sampai keikutsertaannya dalam pengambilan keputusan. Peran serta orang tua dan

Page 5: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

2

masyarakat dalam peningkatan mutu sekolah mencakup seluruh stakeholder

(orang tua, masyarakat, dan komite sekolah).

Untuk itu, berbagai kajian peran serta orang tua dan masyarakat untuk

memberikan pelayanan pendidikan yang relevan, bermutu, berwawasan keadilan

dan pemerataan perlu terus dilakukan. Kajian ini akan memberikan masukan bagi

pengambil kebijakan dalam memberikan pemodelan peran serta orang tua dan

masyarakat dalam pendidikan yang lebih aktif sebagai realisasi dari bentuk

demokrasi pendidikan yang berkeadilan dan bermakna.

1.2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini merupakan tanggapan dari Kerangka Acuan Kerja (KAK) tentang

Kajian Peran Serta Orang Tua dan Masyarakat dalam Meningkatkan Mutu

Pendidikan di Kabupaten Lampung Tengah yang bertujuan untuk:

1. Memperoleh profil peran serta orang tua dalam meningkatkan mutu

pendidikan dasar di Lampung Tengah yang didasarkan atas data dan

informasi, baik primer maupun sekunder.

2. Memperoleh profil peran serta masyarakat dalam meningkatkan mutu

pendidikan dasar di Lampung Tengah yang didasarkan atas data dan

informasi, baik primer maupun sekunder.

3. Memperoleh profil kinerja dewan pendidikan dalam meningkatkan mutu

pendidikan dasar di Lampung Tengah yang didasarkan atas data dan

informasi, baik primer maupun sekunder.

4. Memperoleh profil kinerja komite sekolah dalam meningkatkan mutu

pendidikan dasar di Lampung Tengah yang didasarkan atas data dan

informasi, baik primer maupun sekunder.

1.3. Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian ini yaitu orang tua dan masyarakat yang terkait dengan

pendidikan dasar, meliputi pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dan

Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah yang ada di pusat ibukota

kabupaten dan daerah pedalaman (sekitar pusat ibukota kabupaten). Secara

Page 6: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

3

kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan

pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

Ibtidaiyah dan Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kabupaten

Lampung Tengah.

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Pendidikan dasar yang dimaksud adalah pendidikan SD/MI dan SMP/MTs

yang ada di pusat ibukota kabupaten dan daerah pedalaman (sekitar pusat

ibukota kabupaten).

2. Mutu pendidikan yang dimaksud adalah nilai Ujian Nasional (UN) SD/MI

dan SMP/MTs di Kabupaten Lampung Tengah tahun 2017.

3. Peran serta orang tua dalam pendampingan, pendanaan, dan motivasi untuk

meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Lampung Tengah.

4. Peran serta masyarakat dalam pendanaan, kinerja, dan pikiran untuk

meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Lampung Tengah.

5. Peran serta dewan pendidikan dalam pengambilan keputusan, pelaksanaan

program, dan pengelolaan SDM/anggaran untuk meningkatkan mutu

pendidikan di Kabupaten Lampung Tengah.

6. Peran serta komite sekolah dalam perencanaan sekolah, pengelolaan

sarana/prasarana, pemantauan pelaksanaan program, dan pengelolaan sumber

daya pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten

Lampung Tengah.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Dalam jangka pendek, memberikan informasi tentang profil orang tua,

masyarakat, dan komite sekolah, serta kinerja dewan pendidikan dalam

meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Lampung Tengah.

2. Dalam jangka panjang, memperoleh model peran serta orang tua dan

masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Lampung

Tengah.

Page 7: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

4

1.6. Luaran Hasil Penelitian

Luaran hasil penelitian ini adalah:

1. Profil peran serta orang tua dan masyarakat dalam meningkatkan mutu

pendidikan dasar di Lampung Tengah yang didasarkan atas data dan

informasi, baik primer maupun sekunder.

2. Profil peran serta masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan dasar di

Lampung Tengah yang didasarkan atas data dan informasi, baik primer

maupun sekunder.

3. Profil kinerja dewan pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan dasar

di Lampung Tengah yang didasarkan atas data dan informasi, baik primer

maupun sekunder.

4. Profil kinerja komite sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan dasar di

Lampung Tengah yang didasarkan atas data dan informasi, baik primer

maupun sekunder.

Page 8: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tri Pusat Pendidikan

Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Bab II Pasal 2 mengamanatkan bahwa tujuan pendidikan nasional yaitu untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia

seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan

jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung

jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional yang bermutu, pendidikan

itu sendiri tidak hanya dapat dilakukan di satu lingkungan pendidikan formal,

melainkan di tiga lingkungan pendidikan, yaitu lingkungan pendidikam keluarga

(pendidikan informal), sekolah (pendidikan formal), dan masyarakat (pendidikan

non formal). Dengan demikian diketahui bahwa tercapainya tujuan pendidikan

nasional yang bermutu akan dipengaruhi oleh tiga lingkungan pendidikan

tersebut. Ketiga lingkungan pendidikan tersebut terkenal dengan istilah Tri Pusat

Pendidikan.

Tri pusat pendidikan adalah tiga pusat yang bertanggung jawab atas

terselenggaranya pendidikan, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Hal ini

sebagaimana pendapat para ahli pendidikan, yakni Dr. M. J Langeveld, yang

mengemukakan tiga macam lembaga pendidikan yang mendukung tercapainya

pendidikan yang bermutu, yaitu: 1) keluarga, 2) negara, dan 3) gereja. Semenara

tokoh pendidikan Nasional Indonesia, Ki Hajar Dewantoro mengemukakan

“System Tri Centra” dengan menyatakan: “Di dalam hidupnya anak-anak ada tiga

tempat pergaulan yang menjadi pusat pendidikan yang amat penting baginya yaitu

alam keluarga, alam perguruan, dan alam pergerakan pemuda”.

Page 9: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

6

Berdasarkan kedua pendapat tersebut, lahirlah istilah Tri Pusat Pendidikan yang

menurut UU No. 20 Tahun 2003 meliputi: a) pendidikan keluarga, b) pendidikan

sekolah, c) pendidikan masyarakat. Tiga tempat pergaulan atau lembaga

pendidikan tersebut mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam membentuk

kepribadian serta tingkah laku anak. Secara rinci, pengertian dari masing-masing

pusat pendidikan tersebut adalah:

a) Keluarga adalah lembaga sosial yang terbentuk setelah adanya suatu

perkawinan. Keluarga mempunyai otonom melaksanakan pendidikan, orang

tua mau tidak mau, berkeahlian atau tidak, berkewajiban secara kodrati untuk

menyelenggarakan pendidikan terhadap anak-anaknya. Pendidikan yang

terjadi di lingkungan keluarga berlangsung secara alamiah dan wajar sehingga

disebut pendidikan informal yang diperoleh seseorang dari pengalaman

sehari-hari dengan sadar atau tidak yang mana kegiatan pendidikannya

dilaksanakan tanpa suatu organisasi yang ketat dan tanpa adanya program

waktu. Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan

tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan individu maupun

sosial. Oleh karena itu, keluarga adalah tempat pendidikan yang sempurna

untuk melangsungkan pendidikan ke arah penbentukan pribadi yang utuh.

b) Sekolah sebagai lembaga pendidikan telah ada sejak beberapa abad yang lalu,

yaitu pada zaman Yunani kuno. Kata sekolah berasal dari bahasa Yunani

“Schola” yang berarti waktu menganggur atau waktu senggang. Bangsa

Yunani kuno mempunyai kebiasaan berdiskusi guna menambah ilmu dan

mencerdaskan akal. Lambat laun usaha diselenggarakan secara teratur dan

berencana (secara formal) sehingga akhirnya timbullah sekolah sebagai

lembaga pendidikan formal yang bertugas untuk menambah ilmu

pengetahuan dan kecerdasan akal. Sekolah sebagai pusat pendidikan formal

merupakan perangkat masyarakat yang diserahi kewajiban pemberian

pendidikan dengan organisasi yang tersusun rapi, mulai dari tujuan,

penjejangan, kurikulum, administrasi dan pengelolaannya.

c) Masyarakat adalah salah satu lingkungan pendidikan yang besar pengaruhnya

terhadap perkembangan pribadi seseorang, pandangan hidup, cita-cita

bangsa, sosial budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan akan mewarnai

Page 10: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

7

keadaan masyarakat tersebut. Masyarakat mempunyai peranan yang penting

dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Peran yang telah

disumbangkan dalam rangka tujuan pendidikan nasional yaitu berupa ikut

membantu menyelenggarakan pendidikan, membantu pengadaan tenaga,

biaya, membantu pengembangan profesi, baik secara langsung maupun tidak

langsung.

2.2. Orang Tua dan Masyarakat

Peran serta orang tua dalam menunjang mutu pendidikan sangatlah penting,

mengingat pendidikan yang bermutu memerlukan biaya yang cukup mahal,

karena untuk memperoleh mutu pendidikan yang tinggi, komponen-komponen

pendidikan tersebut harus sejalan. Peran serta orang tua merupakan keterlibatan

yang nyata dalam suatu sistem pendidikan. Peran serta dapat berupa gagasan,

kritik membangun, dukungan, dan pelaksanaan pendidikan. Peran serta orang tua

sangat diperlukan, karena sekolah merupakan partner orang tua dalam

mengantarkan cita-cita dan membentuk pribadi peserta didik.

Terdapat tujuh jenis peran serta orang tua dalam pembelajaran, yaitu:

1. Hanya sekedar pengguna jasa pelayanan pendidikan yang tersedia. Misalnya,

orang tua hanya memasukkan anak ke sekolah dan menyerahkan sepenuhnya

kepada pihak sekolah.

2. Memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga, misalnya dalam

pembangunan gedung sekolah.

3. Menerima secara pasif apapun yang diputuskan oleh pihak yang terkait

dengan sekolah, misalnya komite sekolah.

4. Menerima konsultasi mengenai hal-hal yang terkait dengan kepentingan

sekolah. Misalnya, kepala sekolah berkonsultasi dengan komite sekolah dan

orang tua murid mengenai masalah pendidikan, masalah pembelajaran

matematika, dan lain-lain. Dalam hal Manajemen Berbasis Sekolah (MBS),

hal yang keempat ini harus selalu terjadi.

5. Memberikan pelayanan tertentu. Misalnya, sekolah bekerja sama dengan

mitra tertentu, seperti Komite Sekolah dan orang tua murid mewakili sekolah

Page 11: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

8

bekerja sama dengan Puskesmas untuk memberikan penyuluhan tentang

perlunya sarapan pagi sebelum sekolah, atau makanan yang bergizi bagi

anak-anak.

6. Melaksanakan kegiatan yang telah didelegasikan atau dilimpahkan sekolah,

misalnya meminta komite sekolah dan orang tua murid tertentu untuk

memberikan penyuluhan kepada masyarakat umum tentang pentingnya

pendidikan atau hal-hal penting lainnya untuk kemajuan bersama.

7. Mengambil peran dalam pengambilan keputusan pada berbagai jenjang.

Misalnya, orang tua siswa ikut serta membicarakan dan mengambil keputusan

tentang rencana kegiatan pembelajaran di sekolah, baik dalam pendanaan,

pengembangan, dan pengadaan alat bantu pembelajarannya.

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 1992, peran masyarakat berbentuk:

1. Pendirian dan penyelenggaraan pendidikan melalui jalur pendidikan sekolah

atau jalur pendidikan luar sekolah di semua jenjang pendidikan, kecuali

jenjang pendidikan kedinasan.

2. Pengadaan dan pemberian tenaga pendidikan.

3. Pemberian bantuan tenaga ahli.

4. Pengadaan dana dan pemberian bantuan berupa wakaf, hibah, pinjaman,

beasiswa, dan bentuk-bentuk lain yang sejenis.

5. Pengadaan dan penyelenggaraan program pendidikan yang belum diadakan

atau diselenggarakan pemerintah.

6. Pengadaan dan pemberian bantuan buku pelajaran dan peralatan pendidikan

untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

7. Pemberian kesepakatan untuk magang dan/atau latihan bekerja kepada

peserta didik.

8. Pengadaan dan pemberian bantuan ruangan, gedung, dan tanah untuk

melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

9. Pemberian pelatihan manajemen bagi penyelenggara pendidikan dan

pengembangan pendidikan nasional.

Page 12: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

9

10. Pemberian bantuan berupa pemikiran dan pertimbangan yang berkenaan

dengan penentuan kebijaksanaan dan/atau penyelenggaraan pengembangan

pendidikan (Suryosubroto, 2012: 84).

Yang termasuk komponen masyarakat ialah orang tua siswa, tokoh masyarakat,

tokoh agama, dunia usaha/dunia industri, dan lembaga sosial budaya. Peran serta

masyarakat dalam pendidikan berkaitan dengan: (1) Pengambilan keputusan, (2)

Pelaksanaan; dan (3) Penilaian. Peran serta dalam mengambil keputusan, misalnya

ketika sekolah mengundang rapat bersama komite sekolah untuk membahas

perkembangan sekolah, masyarakat yang dalam hal ini orang tua, anggota komite

sekolah, atau wakil dari dunia bisnis dan industri secara bersama-sama

memberikan sumbang saran dan berakhir dengan pengambilan keputusan.

Berdasarkan keputusan yang telah disepakati, maka keputusan tersebut tentunya

dilaksanakan dalam menunjang pencapaian mutu pendidikan.

2.3. Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan

Nama Komite Sekolah menurut ketentuan secara Nasional berlaku untuk tingkat

sekolah dan nama dewan pendidikan berlaku untuk tingkat sekolah dan nama

dewan pendidikan berlaku untuk tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Dalam

praktiknya, pemberian nama pun masih sangat terjadi kerancuan karena alasan

kabupaten/kota sudah otonomi daerah, jadi bebas menentukan nama sendiri

(Husnaini Usman, 2013: 508).

Berdasarkan PP Nomor 17 Tahun 2010 Pasal 1, Komite Sekolah/Madrasah adalah

lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas

sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan.

Berdasarkan PP Nomor 17 Tahun 2010 Pasal 196 bagian keenam:

1. Komite Sekolah/Madrasah berfungsi dalam peningkatan mutu pelayanan

pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga,

sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan

pendidikan.

Page 13: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

10

2. Komite Sekolah/Madrasah menjalankan fungsinya secara mandiri dan

profesional.

3. Komite Sekolah/Madrasah memperhatikan dan menindaklanjuti terhadap

keluhan, saran, kritik, dan aspirasi masyarakat terhadap satuan pendidikan.

4. Komite Sekolah/Madrasah dibentuk untuk satu satuan pendidikan atau

gabungan pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

5. Satuan pendidikan yang memiliki peserta didik kurang dari 200 (dua ratus)

orang dapat membentuk Komite Sekolah/Madrasah gabungan dengan satuan

pendidikan lain yang sejenis.

6. Komite Sekolah/Madrasah berkedudukan di satuan pendidikan.

7. Pendanaan Komite Sekolah/Madrasah dapat bersumber dari:

a. Pemerintah;

b. Pemerintah daerah;

c. Masyarakat;

d. Bantuan pihak asing yang tidak mengikut; dan/atau

e. Sumber lain yang sah.

Berdasarkan PP Nomor 17 Tahun 2010 Pasal 197 tentang Anggota Komite:

1. Anggota Komite Sekolah/Madrasah berjumlah paling banyak 15 (lima belas)

orang, terdiri atas unsur:

a. Orang tua/wali peserta didik paling banyak 50% (lima puluh persen);

b. Tokoh masyarakat paling banyak 30% (tiga puluh persen); dan

c. Pakar pendidikan yang relevan paling banyak 30% (tiga puluh persen).

2. Masa jabatan keanggotaan Komite Sekolah/Madrasah adalah 3 (tiga) tahun

dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.

3. Anggota Komite Sekolah/Madrasah dapat diberhentikan apabila:

a. Mengundurkan diri;

b. Meninggal dunia; atau

c. Tidak dapat melaksanakan tugas karena berhalangan tetap;

d. Dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana kejahatan berdasarkan

putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

4. Susunan kepengurusan Komite Sekolah/Madrasah terdiri atas ketua komite

dan sekretaris.

Page 14: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

11

5. Anggota Komite Sekolah/Madrasah dipilih oleh rapat orang tua/wali peserta

didik satuan pendidikan.

6. Ketua komite dan sekretaris sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dipilih dari

dan oleh anggota secara musyawarah mufakat atau melalui pemungutan

suara.

7. Anggota, sekretaris, dan ketua Komite Sekolah/Madrasah ditetapkan oleh

kepala sekolah.

Berdasarkan PP Nomor 17 Tahun 2010 Pasal 198, dewan pendidikan dan/atau

komite sekolah/madrasah, baik perseorangan maupun kolektif, dilarang:

1. Menjual buku pelajaran, bahan ajar, perlengkapan bahan ajar, pakaian

seragam, atau bahan pakaian seragam di satuan pendidikan;

2. Memuat biaya bimbingan belajar atau les dari peserta didik atau orang

tua/walinya di satuan pendidikan;

3. Mencederai integritas evaluasi hasil belajar peserta didik secara langsung atau

tidak langsung;

4. Mencederai integritas seleksi penerimaan peserta didik baru secara langsung

atau tidak langsung; dan/atau

5. Melaksanakan kegiatan lain yang mencederai integritas satuan pendidikan

secara langsung atau tidak langsung.

Berdasarkan PP Nomor 17 Tahun 2010 Pasal 205:

1. Komite sekolah/madrasah melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan

dan penyelenggaraan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan;

2. Hasil pengawasan oleh komite sekolah/madrasah dilaporkan kepada rapat

orang tua/wali peserta didik yang diselenggarakan dan dihindari kepala

sekolah/madrasah dan dewan guru.

Berdasarkan PP Nomor 17 Tahun 2010 Pasal 1, dewan pendidikan adalah

lembaga mandiri yang beranggotakan berbagai unsur masyarakat yang peduli

pendidikan. Berdasarkan PP Nomor 17 Tahun 2010 Pasal 192:

Page 15: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

12

1. Dewan pendidikan terdiri atas Dewan Pendidikan Nasional, Dewan

Pendidikan Provinsi, dan Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota.

2. Dewan pendidikan berfungsi dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan

dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan

prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat nasional, provinsi, dan

kabupaten/kota.

3. Dewan pendidikan menjalankan fungsinya secara mandiri dan profesional.

4. Dewan pendidikan bertugas menghimpun, menganalisis, dan memberikan

rekomendasi kepada Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota terhadap keluhan,

saran, kritik, dan aspirasi masyarakat terhadap pendidikan.

5. Dewan pendidikan melaporkan pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud

pada ayat (kepada masyarakat melalui media cetak, elektronik, laman,

pertemuan, dan/atau bentuk lain sejenis sebagai pertanggungjawaban publik).

6. Anggota dewan pendidikan terdiri atas tokoh yang berasal dari:

a. Pakar pendidikan;

b. Penyelenggaraan pendidikan;

c. Pengusaha;

d. Organisasi profesi;

e. Pendidikan berbasis kekhasan agama atau sosial-budaya;

f. Pendidikan bertaraf internasional;

g. Pendidikan berbasis keunggunalan lokal; dan/atau

h. Organisasi sosial kemasyarakatan.

7. Rekrutmen calon anggota dewan pendidikan dilaksanakan melalui

pengumuman di media cetak, elektronik, dan laman.

8. Masa jabatan keanggotaan dewan pendidikan adalah 5 (lima) tahun dan dapat

dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.

9. Anggota dewan pendidikan dapat diberhentikan apabila:

a. Mengundurkan diri;

b. Meninggal dunia;

c. Tidak dapat melaksanakan tugas karena berhalangan tetap; atau

d. Dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana kejahatan berdasarkan

putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Page 16: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

13

10. Susunan kepengurusan dewan pendidikan sekurang-kurangnya terdiri atas

ketua dewan dan sekretaris.

11. Anggota dewan pendidikan berjumlah gasal.

12. Ketua dan sekretaris sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dipilih dari dan

oleh para anggota secara musyawarah mufakat atau melalui pemungutan

suara.

13. Pendanaan dewan pendidikan dapat bersumber dari:

a. Pemerintah;

b. Pemerintah daerah;

c. Masyarakat;

d. Bantuan pihak asing yang tidak mengikat; dan/atau

e. Sumber lain yang sah.

Berdasarkan PP Nomor 17 Tahun 2010 Pasal 193:

1. Dewan pendidikan nasional berkedudukan di ibukota Negara;

2. Anggota dewan pendidikan nasional ditetapkan oleh Menteri;

3. Anggota dewan pendidikan nasional paling banyak berjumlah 15 (lima belas)

orang;

4. Menteri memilih dan menetapkan anggota dewan pendidikan nasional atas

dasar usulan dari panitia pemilihan anggota dewan pendidikan yang dibentuk

oleh Menteri;

5. Panitia pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) mengusulkan kepada

Menteri paling banyak 30 (tiga puluh) orang calon anggota dewan pendidikan

nasional setelah mendapatkan usulan dari:

a. Organisasi profesi pendidik;

b. Organisasi profesi lain; atau

c. Organisasi kemasyarakatan.

Berdasarkan PP Nomor 17 Tahun 2010 Pasal 194:

1. Dewan pendidikan provinsi berkedudukan di ibukota provinsi;

2. Anggota dewan pendidikan provinsi ditetapkan oleh gubernur;

Page 17: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

14

3. Anggota dewan pendidikan provinsi berjumlah paling banyak 13 (tiga belas)

orang;

4. Gubernur memilih dan menetapkan anggota dewan pendidikan provinsi atas

dasar usulan dari panitia pemilihan anggota dewan pendidikan provinsi yang

dibentuk oleh Gubernur.

5. Panitia pemilihan sebagaimana dimaksdud pada ayat (4) mengusulkan kepada

Gubernur paling banyak 26 (dua puluh enam) orang calon anggota dewan

pendidikan provinsi setelah mendapatkan usulan dari:

a. Organisasi profesi pendidik;

b. Organisasi profesi lain; atau

c. Organisasi kemasyarakatan.

Berdasarkan PP Nomor 17 Tahun 2010 Pasal 195:

1. Dewan pendidikan kabupaten/kota berkedudukan di kabupaten/kota;

2. Anggota dewan pendidikan kabupaten/kota ditetapkan oleh

Bupati/Walikota;

3. Anggota dewan pendidikan kabupaten/kota berjumlah paling banyak 11

(sebelas) orang;

4. Bupati/Walikota memilih dan menetapkan anggota dewan pendidikan

kabupaten/kota atas dasar usulan dari panitia pemilihan anggota dewan

pendidikan kabupaten/kota yang dibentuk oleh Bupati/Walikota;

5. Panitia pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) mengusulkan

kepada Bupati/Walikota paling banyak 22 (dua puluh dua ) orang calon

anggota dewan pendidikan kabupaten/kota setelah mendapatkan usulan

dari:

a. Organisasi profesi pendidik;

b. Organisasi profesi lain; atau

c. Organisasi kemasyarakatan.

Page 18: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

15

2.4. Mutu Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting guna menciptakan kualitas

sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi. Guna mewujudkan hal tersebut,

tidak terlepas dari peran pemerintah guna mewujudkan mutu pendidikan.

Tanggung jawab untuk meningkatkan mutu pendidikan, tidak seluruhnya

dibebankan kepada pemerintah, melainkan dari berbagai dimensi, baik yang ada

di sekolah atau lingkungan. Hal ini sejalan dengan pendapat Townsend dan

Butterworth (1992: 35) yang tertuang dalam bukunya yang berjudul “Your Child’s

Scholl”, termuat sepuluh faktor penentu terwujudnya pendidikan yang berkualitas

dan bermutu, yaitu:

1) Keefektifan kepemimpinan kepala sekolah,

2) Partisipasi dan rasa tanggung jawab guru dan staf,

3) Proses belajar-mengajar yang efektif,

4) Pengembangan staf yang terprogram,

5) Kurikulum yang relevan,

6) Memiliki visi dan misi yang jelas,

7) Iklim sekolah yang kondusif,

8) Penilaian diri terhadap kekuatan dan kelemahan,

9) Komunikasi efektif baik internal maupun eksternal, dan

10) Keterlibatan orang tua dan masyarakat secara intrinsik.

Mutu pendidikan mencakup tiga hal, yaitu input, proses, dan output (Depdiknas,

2001: 5). Input meliputi segala sesuatu yang harus tersedia agar proses dapat

berlangsung. Proses perubahan yang mengintegrasikan input sekolah sehingga

menciptakan situasi dan kondisi belajar yang menyenangkan sehinggga siswa

termotivasi dan kemampuannya mampu teroptimalkan. Output meliputi kinerja

sekolah yang dapat diukur dari efektivitas, kualitas, efisiensi, inovasi,

produktivitas, dan moral kerja.

Dunia pendidikan tidak pernah terpisahkan dari kehidupan masyarakat di mana

selalu mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan dan perkembangan jaman.

Apabila dunia pendidikan tidak membuka diri dengan kehidupan masyarakat,

Page 19: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

16

maka dunia pendidikan akan jauh tertinggal bahkan tidak dapat mengikuti

perkembangan yang telah terjadi dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu,

antara dunia pendidikan dan masyarakat harus mempunyai hubungan timbal balih

sehingga keduanya akan menghasilkan sesuatu yang dapat berguna bagi kedua

pihak tersebut.

Seperti yang tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 4 Ayat 6, bahwa

pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen

masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu

layanan pendidikan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional Bagian Ketiga yang memberikan penjelasan

mengenai Hak dan Kewajiban Masyarakat, pasal 8 menjelaskan bahwa

masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan,

pengawasan, dan evaluasi program pendidikan, serta pasal 9 yang menjelaskan

bahwa masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam

penyelenggaraan pendidikan.

Pernyataan tersebut diperkuat dengan penjelasan yang terdapat dalam Bab XV

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional yang membahas mengenai Peran Serta Masyarakat

dalam Pendidikan, Pasal 54 Ayat 1 menjelaskan peran serta masyarakat dalam

pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi

profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan

pengendalian mutu pelayanan pendidikan.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui dengan jelas bahwa pemerintah

bukanlah satu-satunya pihak yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan

pendidikan, melainkan seluruh masyarakat yang terdiri dari perseorangan maupun

kelompok. Hal tersebut dipertegas oleh Mastuhu (2003: 168) y a n g

m e n y a t a k a n bahwa masyarakat juga merupakan kontrol mutu pendidikan

dan memberikan akreditasi mengenai kinerja dan mutu pendidikan yang

Page 20: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

17

dihasilkan oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan, melalui penilaian

oleh stakeholders yang terdiri dari murid, orang tua, tokoh masyarakat, ilmuwan,

agamawan, industrialis, dan para pengguna jasa pendidikan terkait.

Pengertian peran serta masyarakat dalam hal ini adalah berbagai bentuk

keikutsertaan seseorang atau kelompok dalam upaya mendukung

penyelenggaraan program pendidikan. Keikutsertaan masyarakat dalam

penyelenggaraan pendidikan sangat penting artinya bagi peningkatan dan

kemajuan pendidikan nasional. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

39 Tahun 1992 Tentang Peran Serta Masyarakat dalam Pendidikan Nasional Bab

XI Pasal 2 dan 3 menjelaskan bahwa dengan tujuan mendayagunakan

kemampuan yang ada pada masyarakat bagi pendidikan untuk mewujudkan

tujuan pendidikan nasional, peran serta masyarakat berfungsi untuk ikut

memelihara, menumbuhkan, meningkatkan dan mengembangkan pendidikan

nasional.

Penjelasan mengenai fungsi peran serta masyarakat juga terdapat dalam

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010

Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan pada Pasal 187 yang

menyatakan bahwa peran serta masyarakat dalam pendidikan berfungsi

memperbaiki akses, mutu, daya saing, relevansi, tata kelola, dan akuntabilitas

pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan. Peran serta masyarakat dalam

pendidikan dapat terwujud dalam berbagai bentuk sesuai dengan kondisi

kultur masyarakat itu sendiri. Menurut Fasli Jalal (2002: 202), peran serta

masyarakat berarti pembuat keputusan menyarankan masyarakat terlibat dalam

bentuk saran, pendapat, barang, ketrampilan, bahan, dan jasa.

Secara terperinci bentuk-bentuk peran serta masyarakat dalam pendidikan

termuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1992 Tentang Peran Serta

Masyarakat Dalam Pendidikan Nasional Bab III Pasal 4 yaitu : a. Pendirian dan

penyelenggaraan satuan pendidikan; b. Pengadaan dan pemberian bantuan tenaga

kependidikan; c. Pengadaan dan pemberian bantuan tenaga ahli; d. Pengadaan

Page 21: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

18

dan/atau penyelenggaraan program pendidikan yang belum diadakan; e. Pengadaan

dana dan pemberian bantuan yang dapat berupa sumbangan dan sejenisnya; f.

Pengadaan dan pemberian bantuan ruangan, gedung, dan tanah; g. Pengadaan dan

pemberian bantuan buku pelajaran dan peralatan pendidikan; h. Pemberian

kesempatan untuk magang dan/atau latihan kerja; i. pemberian bantuan manajemen

penyelenggaraan satuan pendidikan; j. Pemberian pemikiran dan pertimbangan

berkenaan dengan pendidikan; k. Pemberian bantuan dan kerjasama dalam

kegiatan penelitian dan pengembangan; dan l. Keikutsertaan dalam program

pendidikan dan/atau penelitian. Secara ringkas bentuk-bentuk peran serta dan

keterlibatan masyarakat dalam bidang pendidikan yaitu 1) peran serta dalam

bentuk dana, 2) peran serta dalam bentuk tenaga, 3) peran serta dalam bentuk

barang, dan 4) peran serta dalam bentuk sumbangan pemikiran.

Page 22: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

19

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Kajian Penelitian

Penelitian kajian peran serta orang tua/masyarakat dalam meningkatkan mutu

pendidikan merupakan tanggapan atas Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang

disusun oleh Badan Penelitian dan Pembangunan Daerah Kabupaten Lampung

Tengah yang bertujuan untuk memperoleh profil peran serta orang

tua/masyarakat, Dewan Pendidikan, dan Komite Sekolah dalam meningkatkan

mutu Pendidikan Dasar pada jenjang Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah

Pertama di Kabupaten Lampung Tengah. Diagram di bawah ini (Gambar 3.1),

menunjukkan landasan kajian penelitian yang dilakukan.

Gambar 3.1. Diagram Kerangka Pendekatan Kajian

1. UU Sisdiknas No.20 tahun 2003

2. UU Sisdiknas No.32 tahun

2013 3. PP No. 17 tahun 2010 tentang

Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan 4. Permendikbud No.75 tahun

2016 tentang Komite Sekolah 5. KAK Balitbangda Kabupaten

Lampung Tengah tahun 2017

Peran Serta Orang Tua dan Masyarakat dalam Meningkatkan

Mutu Pendidikan

1. Profil peran serta orang tua dan masyarakat

2. Profil peran serta Dewan Pendidikan

3. Profil peran serta Komite Sekolah

Jenjang Penddiikan Dasar SD/MI dan SMP/MTs di Kabupaten

Lampung Tengah

Page 23: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

20

3.2 Tahap Penelitian

Tahap penelitian secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2. Diagram Alur Tahapan Kegiatan penelitian

Secara rinci, alur tahapan kegiatan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Penyusunan Rencana Teknis dan Kajian Pustaka

Tanpa revisi

revisi

Penyusunan rencana teknis dan kajian

literatur

Pengembangan Instrumen

Pengumpulan Data

Penyusunan Draf Awal

Laporan Pendahuluan

FGD

Profil peran serta orang tua dan masyarakat

Analisis SWOT Peran serta orang tua dan masyarakat

Implikasi dan Rekomendasi

peran serta orang tua dan

masyrakat

Penyusunan Laporan Akhir

Laporan Akhir

Page 24: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

21

Pada tahap awal ini dilakukan diskusi tentang pengkajian literatur dan

pembuatan proposal pendahuluan sebagai tanggapan KAK (Kerangka Acuan

Kerja).

2. Pengembangan Instrumen

Berdasarkan kajian literatur yang telah dilakukan maka langkah selanjutnya

adalah menyusun instrumen, dengan terlebih dahulu menyusun kisi-kisi

instrumen.

3. Penelitian Lapangan/Pengumpulan Data

Penelitian lapangan dilakukan ke beberapa sampel SD/MI dan SMP/MTs di

Pusat Ibukota Kabupaten Lampung Tengah dan daerah pedalaman (sekitar

pusat ibukota kabupaten). Dasar pemilihan ini adalah Prestasi sekolah dengan

sebaran kriteria daerah yang memiliki prestasi tinggi dan rendah di masing-

masing sampel daerah.

4. Penyusunan Draf Awal Laporan Pendahuluan: Profil peran serta orang tua

dan masyarakat, Dewan Pendidikan, dan Komite Sekolah dalam

meningkatkan mutu pendidikan di Lampung tengah.

5. Focused Group Discussion (FGD): Draf Awal Laporan Pendahuluan

FGD dilakukan untuk memperoleh masukan dari sekolah, masyarakat, Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan serta Balitbangda di Kabupaten Lampung tengah

terkait hasil laporan pendahuluan.

6. Profil akhir peran serta orang tua dan masyarakat, Dewan Pendidikan, dan

Komite Sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Lampung Tengah

Profil ini diperoleh setelah melakukan revisi (jika ada) atas masukan yang

diberikan saat FGD.

7. Analisis SWOT: Analisis kekuatan (S), Kelemahan (W), Peluang (O) dan

ancaman (T) untuk mendapatkan rekomendasi dan implikasi peran serta

orang tua dan masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan di

Kabupaten Lampung Tengah.

8. Rekomendasi dan implikasi peran serta orang tua dan masyarakat dalam

meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Lampung Tengah.

9. Penyusunan Laporan Akhir.

Page 25: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

22

3.3 Subyek dan Target Capaian Penelitian

Untuk memperoleh data profil peran serta orang tua, masyarakat, dewan

pendidikan, dan komite sekolah, serta Draf model peran serta orang tua dan

masyarakat akan dikaji secara intensif oleh Subyek penelitian yang berasal

dari pakar pendidikan dari FKIP Universitas Lampung dan Balitbangda

Kabupaten Lampung Tengah. Adapun lokasi penelitian yang telah

dilakukan disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Daftar Lokasi Penelitian

No Kecamatan SD/SMP

1 Gunung Sugih 1. SDN 3 Gunung Sugih

2. SMPN 4 Gunung Sugih

2 Terbanggi Besar 1. SDN 7 Bandar Jaya 2. SD Bustanul Ulum

3. SMPN 3Terbanggi Besar 4. SMP Muhammadiyah Boarding School

(MBS) Poncowati

3 Kotagajah 1. SDN 1 Purworejo

2. SDIT Insan Mulia 3. SMPN 2 Kotagajah

4. SMP Wiratama Kotagajah

4 Seputih Agung 1. SDN Sendang Rejo 2 2. SMPN 1 Seputih Agung

3. SMP Bina Putra

5 Seputih Banyak 1. SDN 1 Tanjung Harapan

2. SMPN 1 Seputih Banyak 3. SMP Muhammadiyah

6 Kalirejo 1. SDN 1 Kalirejo

2. SD Fransiskus 3. SMPN 1 Kalirejo

4. SMP Muhammadiyah

Total 6 Kecamatan 20 SD dan SMP

3.4 Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan, instrumen, dan teknik pengumpulan datanya sebagai

berikut:

1) Data berupa peran serta serta orang tua, masyarakat, dewan pendidikan, dan

komite sekolah, sedangkan teknik pengumpulan datanya menggunakan

angket dan Depth Interview (DI).

Page 26: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

23

2) Data SD/MI dan SMP/MTs di Pusat Ibukota Kabupaten Lampung Tengah

dan daerah pedalaman (sekitar pusat ibukota kabupaten), pemilihan sekolah

dilakukan dengan teknik purposive sampling, dengan observasi langsung

untuk memilih sekolah yang memiliki prestasi tinggi dan rendah, dengan

tingkat peran serta orang tua dan masyarakat yang tinggi dan rendah.

3.5 Instrumen Penelitian dan Teknik Analisis Data

3.5.1 Instrumen Penelitian

Deskripsi profil peran serta orang tua dan masyarakat terhadap mutu pendidikan,

didapatkan dengan teknik angket, responden diminta mengisi sejumlah informasi

sesuai pernyataan dalam lembar angket survei. Pernyataan dalam lembar angket

survei dimaksudkan untuk mengkoleksi informasi variabel suvei yaitu:

a. Peran serta orang tua terhadap mutu pendidikan.

b. Peran serta tokoh masyarakat terhadap mutu pendidikan.

c. Peran serta komite sekolah terhadap mutu pendidikan.

d. Peran serta dewan pendidikan terhadap mutu pendidikan.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Survei Peran Serta Orang Tua dan Masyarakat terhadap Mutu Pendidikan

No

(1)

Aspek Survei

(2)

Indikator

(3)

Prediktor

(4)

1 Peran Serta Orang Tua

1. Mendampingi atau

menemani anak

1. Mendampingi anak saat belajar di rumah,

terutama saat mengerjakan PR

2. Memberikan

fasilitas yang

dibutuhkan

2. Membelikan anak

peralatan sekolah 3. Membelikan LKS/

buku-buku yang untuk menunjang

prestasi anak agar lebih baik

3. Memberikan

motivasi

4. Memberikan semangat kepada

anak agar selalu giat belajar

5. Memberikan hadiah ketika anak mendapat

Page 27: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

24

nilai baik 6. Mengajak jalan-jalan

anak untuk memberikan

semangat lebih supaya anak lebih

giat belajar di sekolah dan

mendapat nilai baik

4. Mengontrol dan

mengarahkan

7. Mengontrol nilai harian pada buku

anak 8. Mengontrol buku-

buku anak 9. Mengontrol PR yang

diberikan oleh guru di sekolah

10. Selalu mengarahkan anak ketika anak

mendapat nilai yang rendah atau tidak

mengerjakan PR 11. Membatasi kegiatan

anak dan mengarahkan agar

anak terus bermain hingga lupa waktu

belajarnya saat di rumah

2 Peran Serta Masyarakat

1. Partisipasi dalam

bentuk materi

1. Dalam bentuk sumbangan (tidak

mengikat) 2. Dalam bentuk iuran

(wajib) 3. Dalam bentuk

bantuan (subsidi silang)

2. Partisipasi tenaga

dan keterampilan

4. Memonitor kegiatan

5. Membantu kegiatan sekolah sesuai

dengan keahlian/keterampila

n yang dimiliki

3. Partisipasi buah

pikiran

6. Mampu memberikan

saran 7. Mampu mengajukan

pendapat 8. Memberikan

Page 28: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

25

pengalaman dan pengetahuan

4. Partisipasi sosial 9. Memberikan

perhatian/peduli terhadap situasi dan

kondisi sekolah 10. Tanda kedekatan

dalam rangka memotivasi orang

lain untuk berpartisipasi

11. Pengelolaan qurban di sekolah

12. Bantuan bencana alam

5. Partisipasi pengambilan

keputusan

13. Mengikuti rapat pengembangan

sekolah atau terlibat dalam setiap forum

Peran Serta Dewan

Pendidikan

1. Pengambilan

keputusan

1. Mengidentifikasi

aspirasi masyarakat dalam bidang

pendidikan 2. Memberi masukan

kebijakan pendidikan kepada Dinas

Pendidikan Kabupaten/Kota

3. Memberi pertimbangan kepada

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

dalam membuat keputusan

4. Memberikan rekomendasi

terhadap keputusan Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota 5. Memberikan

masukan untuk mensosialisasikan

kebijakan dan program pendidikan di daerah

2. Pelaksanaan

program kurikulum,

6. Memantau

pelaksanaan program sekolah (Ujian

Page 29: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

26

PBM, dan Penilaian Nasional, Penerimaan siswa

baru) 7. Memberikan

pertimbangan mengenai muatan

lokal kepada Dinas Pendidikan

8. Memberikan pertimbangan tentang

evaluasi pendidikan kepada Dinas

Pendidikan

3. Pengelolaan

Sumber Daya, SDM

Sarana dan

Prasarana,

Anggaran

1. Memberikan pertimbangan

mengenai kualitas guru

2. Memberikan pertimbangan

terhadap standar teknis sekolah

3. Memberikan pertimbangan

mengenai sumber-sumber anggaran

3 Peran Serta Komite 1. Perencanaan Sekolah

2. Mengidentifikasi Sumber Daya

Pendidikan (Guru, Sarana dan prasarana)

3. Memberikan masukan untuk

penyusunan Rencana Anggaran

Pendapatan dan Belanja Sekolah

(RAPBS) 4. Ikut serta dalam

rapat RAPBS 5. Memberikan

pertimbangan perubahan RAPBS

6. Ikut mengesahkan RAPBS bersama

kepala sekolah

2. Pelaksanaan

Program, Kurikulum, PBM,

dan Penilaian

7. Memberikan

masukan terhadap proses pengelolaan

pendidikan di

Page 30: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

27

sekolah 8. Memberikan

masukan terhadap proses pembelajaran

dan evaluasi pelaksanaan dan hasil

belajar 9. Mensosialisasikan

kebijakan dan program sekolah

kepada masyarakat 10. Menampung berbagai

masukan dan keluhan kebijakan program

terhadap sekolah

3. Pengelolaan Sumber Daya Pendidikan

a. SDM b. Sarana dan

Prasarana c. Anggaran

11. Mengidentifikasi potensi sumber daya

pendidikan 12. Memberi

pertimbangan tentang tenaga kependidikan

yang dapat diperbantukan di

sekolah 13. Memberikan

pertimbangan tentang sarana dan prasarana

yang dapat diperbantukan di

sekolah 14. Memberikan

pertimbangan terntang anggaran

yang dapat dimanfaatkan di

sekolah 15. Memantau kondisi

ketenagaan kependidikan di

sekolah 16. Membantu sekolah

dalam mobilisasi guru sukarelawan untuk menanggulangi

kekurangan guru di sekolah

17. Membantu sekolah dalam mobilisasi

Page 31: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

28

tenaga kependidikan non guru untuk

mengisi kekurangan di sekolah

4. Pengelolaan Sarana

dan Prasarana

18. Memantau kondisi

sarana dan prasarana di sekolah

19. Membantu sekolah dalam mobilisasi

bantuan sarana dan prasarana sekolah

20. Mengkoordinasi dukungan sarana dan

prasarana dari luar (dunia usaha dan

dunia industri/dudi) 21. Mengevaluasi

pelaksanaan dukungan sarana dan

prasarana

5. Pengelolaan

Anggaran

22. Memantau

pengelolaan anggaran pendidikan di

sekolah 23. Membantu sekolah

memobilisasi dukungan terhadap

anggaran pendidikan di sekolah dari dudi.

24. Mengkoordinasi dukungan terhadap

anggaran pendidikan di sekolah

25. Mengontrol dan memberikan saran

dalam pengelolaan anggaran di sekolah

6. Mengontrol

perencanaan pendidikan di

sekolah

26. Mengontrol proses

pengambilan keputusan di sekolah

27. Mengontrol kualitas kebijakan di sekolah

28. Mengontrol proses perencanaan pendidikan di

sekolah 29. Pengawasan terhadap

kualitas perencanaan

Page 32: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

29

sekolah 30. Pengawasan terhadap

kualitas program sekolah

7. Memantau

pelaksanaan program sekolah

31. Memantau organisasi

sekolah 32. Memantau

penjadwalan program sekolah

33. Memantau alokasi anggaran untuk

pelaksanaan program sekolah

34. Memantau sumber daya pelaksana

program di sekolah 35. Memantau partisipasi

stakeholder pendidikan dalam

pelaksanaan program sekolah

8. Memantau output pendidikan

36. Memantau hasil ujian akhir

37. Memantau angka partisipasi sekolah

38. Memantau angka mengulang sekolah

39. Memantau angka bertahan di sekolah

Untuk mendapatkan informasi yang relatif rinci, setiap variabel dielaborasi

menjadi indikator-indikator dan setiap indikator dirumuskan prediktornya.

Berdasarkan prediktor yang dirumuskan selanjutnya dirumuskan pernyataan-

pernyataan angket. Semuanya merupakan urutan pengembangan instrumen dan

dituangkan dalam bentuk kisi-kisi pengembangan angket survei (Tabel 4.1).

Indikator-indikator yang dipakai dikembangkan dari beberapa sumber, peran

serta orang tua (Rahmawati, 2014), masyarakat (Hamijoyo, 2007: 21), dewan

pendidikan (Depdiknas, 2004), dan komite sekolah (Depdiknas, 2004).

Page 33: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

30

3.5.2 Teknik Analisis Data

Teknik analisis untuk masing-masing data hasil penelitian dilaksanakan sebagai

berikut:

1. Deskriptif Kuantitatif

Sugiyono (2012: 13) mengatakan bahwa penelitian deskriptif adalah

penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, satu

variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan, atau

menghubungkan dengan variabel yang lain. Berdasarkan teori tersebut,

penelitian deskriptif kuantitatif merupakan data yang diperoleh dari sampel

populasi penelitian dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan.

Penelitian deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan

gambaran dan keterangan-keterangan mengenai peran serta orang

tua/masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten

Lampung Tengah.

2. Kuantitatif Tematik

Ciri analisis kuantitatif adalah selalu berhubungan dengan angka, baik angka

yang diperoleh dari pencacahan maupun penghitungan. Data yang telah

diperoleh dari pencacahan selanjutnya diolah dan disajikan dalam bentuk

yang lebih mudah dimengerti oleh pengguna data tersebut. Sajian data

kuantitatif sebagai hasil analisis kuantitatif dapat berupa angka-angka atau

gambar-gambar grafik.

3. Naratif

Clandinin & Connelly (2000) menjelaskan bahwa pendekatan naratif adalah

metode yang dimulai dengan melakukan studi pengalaman yang

diekspresikan dalam cerita yang disampaikan oleh individu. Penelitian naratif

digunakan ketika peneliti ingin membuat laporan naratif dari cerita individu.

Page 34: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

31

BAB IV. TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu kabupaten di Provinsi Lampung

Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Gunung Sugih. Kabupaten ini

memiliki luas wilayah 4.789,82 km2

dan berpenduduk sebanyak 1.239.096 jiwa

(tahun 2015). Kabupaten ini terletak sekitar 57,85 kilometer dari ibukota provinsi

Lampung, yaitu Kota Bandarlampung dan dapat ditempuh dari ibukota selama

sekitar 1,5 jam. Kabupaten ini dulunya merupakan kabupaten terluas kedua di

Lampung sampai dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 12 tahun 1999

yang memecah kabupaten ini menjadi beberapa daerah lain sehingga luasnya

menjadi lebih kecil. Kabupaten Lampung Tengah dulunya meliputi Kabupaten

Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Timur, dan Kota Metro. Sebelum tahun

1999, ibukota Lampung Tengah terletak di Metro, yang kemudian dimekarkan

menjadi kota otonom sendiri, maka setelah tahun 1999, pusat pemerintahan

Lampung Tengah dipindahkan ke Gunung Sugih. Kegiatan pemerintahan dengan

skala kabupaten dipusatkan di Gunung Sugih, sedangkan kegiatan perdagangan

dan jasa dipusatkan di Bandar Jaya, Kecamatan Terbanggi Besar.

Kabupaten Lampung Tengah terdiri dari 28 kecamatan, yaitu Kecamatan Anak

Ratu Aji, Anak Tuha, Bandar Mataram, Bandar Surabaya, Bangun Rejo, Bekri,

Bumi Nabung, Bumi Ratu Nuban, Gunung Sugih, Kali Rejo, Kotagajah, Padang

Ratu, Pubian, Punggur, Putra Rumbia, Selagai Lingga, Sendang Agung, Seputih

Agung, Seputih Banyak, Seputih Mataram, Seputih Raman, Seputih Surabaya,

Terbangggi Besar, Terusan Nunyai, Trimurjo, Way Pengubuan, dan Way Seputih

(Gambar 4.1). Secara geografis, Kabupaten Lampung Tengah terletak antara

104o35’ sampai dengan 105

o50’ Bujur Timur dan antara 4

o30

’ – 4

o15’ Lintang

Selatan. Batas-batas daerah Kabupaten Lampung Tengah adalah:

a. Sebelah Utara : Kabupaten Lampung Utara

b. Sebelah Selatan : Kabupaten Lampung Selatan

c. Sebelah Timur : Kabupaten Lampung Timur dan Kota Metro

d. Sebelah Barat : Kabupaten Tanggamus dan Lampung Barat

Page 35: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

32

32

Page 36: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

33

Tabel 4.1. Data SD/SMP di Kabupaten Lampung Tengah

Status Negeri Swasta Jumlah

SD/MI 686 37 723

SMP/Mts 77 127 204

Jumlah 763 164 927

Lokasi yang dijadikan tempat pengambilan data pada penelitian ini dibagi menjadi

dua daerah, yaitu daerah kecamatan yang dekat (Gunung Sugih, Terbanggi Besar,

dan Kotagajah) dan jauh (Seputih Agung, Seputih Banyak, dan Kalirejo) dari

Pusat Ibukota Kabupaten Lampung Tengah. Total Sebanyak 20 sekolah yang

tersebar di lokasi penelitian yang terdiri dari 9 SD dan 11 SMP. Pengambilan data

di 20 sekolah tersebut dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa angket

yang terdiri atas tiga angket, yaitu angket peran serta orang tua, angket tokoh

masyarakat, dan angket komite sekolah. Selain itu, dilakukan juga pengambilan

data dengan menggunakan angket profil kinerja Dewan Pendidikan di Kantor

Dewan Pendidikan Kabupaten Lampung Tengah.

4.1 Data Hasil Penelitian Lapangan

Angket peran serta orang tua (orang tua yang bukan termasuk anggota komite

sekolah) yang telah divalidasi terdiri atas empat indikator, yaitu: (1) Mendampingi

atau menemani anak, (2) Memberikan fasilitas yang dibutuhkan, (3) Memberikan

motivasi, dan (4) Mengontrol serta mengarahkan anak. Berdasarkan data analisis

hasil angket, dari keempat indikator memiliki kategori Tinggi. Namun masih

terdapat beberapa indikator indikator yang kosong atau bernilai rendah. Setelah

ditelusuri, ternyata hal ini disebabkan oleh sekolah yang menjadi lokasi penelitian

merupakan sekolah yang mewajibkan siswanya tinggal di asrama (boarding

school) sehingga tanggung jawab pengawasan anak berada di kepala asrama atau

pihak sekolah. Berdasarkan data catatan lapangan, dapat diketahui bahwa belum

adanya jam belajar masyarakat yang telah disepakati di daerah tempat mereka

tinggal. Selain itu, peran serta orang tua jika ditinjau dari sekolah yang berada di

kecamatan yang jauh dan dekat Ibukota Kabupaten Lampung Tengah tidak

berbeda, keduanya memiliki kategori tinggi. Hal ini dapat dilihat dari analisis

keempat indikator peran serta orang tua yang harus dipenuhi, semuanya memiliki

Page 37: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

34

kategori tinggi. Secara keseluruhan perbandingan peran serta orang tua dapat

dilihat pada Grafik 4.1.

Grafik 4.1. Peran Serta Orang Tua

Angket peran serta masyarakat dalam hal ini tokoh masyarakat ditujukan kepada

beberapa responden, yaitu aparatur desa, tokoh agama, tokoh dunia usaha, dan

dunia industri. Angket tersebut terdiri atas lima indikator yang dijadikan sebagai

tolak ukur peran serta masyarakat. Kelima indikator tersebut meliputi: (1)

Partisipasi dalam bentuk materi, (2) Partisipasi tenaga dan keterampilan, (3)

Partisipasi buah pikiran, (4) Partisipasi sosial, dan (5) Partisipasi pengambilan

keputusan. Berdasarkan hasil analisis data angket tiap indikator secara

keseluruhan, dapat diketahui bahwa indikator 1, yaitu partisipasi tokoh

masyarakat dalam bentuk materi, memiliki kategori “sedang”. Sementara untuk

keempat indikator lainnya memiliki kategori “tinggi”. Namun, jika dilihat dari

sudut pandang sekolah yang berada di kecamatan yang dekat dengan pusat

ibukota, partisipasi tokoh masyarakat memiliki kategori “tinggi” pada indikator 2

dan 4, sedangkan indikator 1 dan 3 memiliki kategori “sedang”. Selain itu, jika

ditinjau dari kecamatan yang jauh dari pusat ibukota kabupaten, hanya satu

indikator yang memiliki kategori “tinggi”, yaitu indikator 3 (partisipasi buah

pikiran), sedangkan indikator lain memiliki kategori “sedang”. Berdasarkan

temuan di lapangan, hal ini kemungkinan disebabkan oleh daerah yang berada

Page 38: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

35

dekat dengan pusat ibukota kabupaten menjadi pusat perkembangan usaha dan

industri, sehingga jumlah tokoh dunia usaha/dunia industri lebih banyak

dibanding yang jauh dari pusat kabupaten. Secara keseluruhan perbandingan

peran serta tokoh masyarakat dapat dilihat pada Grafik 4.2.

Grafik 4.2. Peran Serta Tokoh Masyarakat

Angket peran serta komite sekolah terdiri dari delapan indikator yang dijadikan

sebagai tolak ukur peran serta komite sekolah. Kedelapan indikator tersebut

adalah: (1) Perencanaan sekolah, (2) Pelaksanaan program, kurikulum, PBM, dan

penilaian, (3) Pengelolaan sumber daya pendidikan, (4) Pengelolaan sarana dan

prasarana, (5) Pengelolaan anggaran, (6) Mengontrol perencanaan pendidikan di

sekolah, (7) Memantau pelaksanaan program sekolah, dan (8) Memantau output

pendidikan. Berdasarkan hasil analisis data angket secara keseluruhan untuk tiap

indikator, dapat diketahui bahwa indikator kelima dan kedelapan, yaitu

pengelolaan anggaran dan memantau output pendidikan, memiliki kategori

“sedang”. Sementara indikator lainnya memiliki kategori tinggi. Namun, jika

dilihat dari sudut pandang sekolah yang berada di kecamatan, baik yang dekat

maupun jauh dari pusat ibukota memiliki peran serta komite sekolah dengan

kategori “sedang” untuk indikator ketiga dan kelima, sedangkan indikator lain

memiliki kategori “tinggi”. Berdasarkan temuan di lapangan, terdapat satu sekolah

yang cukup kesulitan untuk mengumpulkan komite sekolah dan tokoh

masyarakat, sehingga tim peneliti harus langsung datang ke rumah tokoh

Page 39: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

36

masyarakat. Secara keseluruhan perbandingan peran serta komite sekolah dapat

dilihat pada Grafik 4.3.

.

Grafik 4.3. Peran Serta Komite Sekolah

Angket peran serta Dewan Pendidikan terdiri atas tiga indikator yang dijadikan

sebagai tolak ukur peran Dewan Pendidikan. Ketiga indikator tersebut adalah: (1)

Pengambilan keputusan, (2) Pelaksanaan program kurikulum, PBM, dan

penilaian, dan (3) Pengelolaan sumber daya, SDM, sarana dan prasarana,

anggaran. Berdasarkan hasil analisis data angket tiap indikator, dapat diketahui

bahwa peran serta dewan pendidikan memiliki kategori “tinggi”. Hal ini dapat

tentunya dilatarbelakangi atas program kerja yang berkualitas yang telah dibuat.

Dewan Pendidikan Kabupaten Lampung tengah memiliki sembilan program

utama, yaitu budaya literasi, sekolah yang menyenangkan (implementasi

PAKEM), pendidikan keluarga, penguatan komite sekolah, Usaha Kesehatan

Sekolah (UKS), Pramuka, Narkoba, pendidikan karakter, dan implementasi

Perbub No.15 tahun 2016. Berdasarkan catatan di lapangan, diketahui pula dewan

pendidikan berperan aktif dalam melakukan penguatan komite sekolah melalui

pemberian pertimbangan sumber-sumber anggaran sekolah yang langsung

ditujukan kepada Komite Sekolah.

Page 40: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

37

4.2 Focus Group Discussion (FGD) Hasil Penelitian Lapangan

Focus Group Discussion (FGD) hasil penelitian mengenai Kajian Peran Serta

Orang Tua/Masyarakat dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Lampung

Tengah telah dilaksanakan di Kantor Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah

(Balitbangda), Kotagajah, Lampung Tengah. Kegiatan ini dihadiri oleh semua

anggota tim peneliti, perwakilan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung

Tengah, Ketua dan Sekretaris Dewan Pendidikan Kabupaten Lampung Tengah,

perwakilan dari Pengawas, Kepala Sekolah, dan Komite Sekolah SD dan SMP.

FGD ini bertujuan untuk memaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan

menerima masukan-masukan guna penyempurnaan hasil penelitian.

FGD diawali dengan pemaparan hasil penelitian oleh Dr. Lilik Sabdaningtyas,

M.Pd. dan Dr. Undang Rosidin, M.Pd, dan dilanjutkan dengan sesi diskusi

bersama seluruh peserta FGD. Secara umum, berikut ini adalah beberapa

informasi dan masukan yang diterima saat FGD:

1. Dewan Pendidikan

Dewan Pendidikan memberikan beberapa masukan terkait kondisi SD dan SMP di

Lampung tengah

a. Membentuk paguyuban kelas bagi Orang Tua/Wali Murid Siswa SD dan

SMP yang ada di Kabupaten Lampung Tengah.

b. Smart Parenting, artinya menjadi orang tua yang baik dan benar, agar siswa

bisa termotivasi.

Beberapa hal yang mendukung hasil penelitian tentang baiknya peran serta Orang

Tua dalam pendidikan di Lampung Tengah:

a. Adanya tindak lanjut yang berkesinambungan atau Plan Do Check Action

(PDCA) terkait dengan siswa.

b. Adanya green school yang mulai nampak.

c. Adanya lomba baca Al-Quran oleh anak Lampung Tengah yang diadakan

oleh Pemda.

d. Adanya dukungan dari Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI).

e. Adanya keterlibatan Dewan Pendidikan dalam pendidikan dan menjadi mitra

Dinas Pendidikan).

Page 41: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

38

Masukan yang diberikan oleh perwakilan dewan pendidikan selanjutnya dikaji

dan menjadi bahan masukan guna penyempurnaan laporan akhir, dalam hal ini

tentang rekomendasi tindak lanjut guna meningkatkan peran serta masyarakat

dalam meningkatkan pendidikan di Lampung Tengah.

2. Dinas Pendidikan

Beberapa masukan yang diberikan oleh perwakilan dari Dinas Pendidikan adalah:

a. Adanya harapan action plan sehingga lebih bermakna.

b. Perkuat alasan pengambilan jumlah sampel SD dan SMP yang menjadi

tempat penelitian.

c. Pengambilan keputusan akhir hasil penelitian mengenai tindak

lanjut/saran/masukan hendaknya mengacu kepada kebijakan yang telah dibuat

oleh Bupati Kabupaten Lampung Tengah.

d. Hasil peran serta Tokoh Masyarakat dalam hal ini diwakili oleh Tokoh

Agama, Dunia Usaha, dan Dunia Industri memiliki nilai sedang diperkirakan

disebabkan karena memang di daerah yang menjadi sampel penelitian, Dunia

Usaha dan Dunia Industrinya masih tergolong usaha kecil dan menengah.

Berdasarkan hasil diskusi, telah dijelaskan bahwa pengambilan sampel sekolah

didasarkan atas saran dan masukan dari Dewan Pendidikan Lampung Tengah,

sehingga hasil penelitian yang diperoleh pun hanya berlaku untuk dua kategori,

yaitu daerah yang dekat dan jauh dari kabupaten. Hasil penelitian ini juga tidak

berlaku untuk menggambarkan secara menyeluruh mengenai peran serta orang

tua/masyarakat dalam meningkatkan pendidikan di Lampung Tengah.

4.3 Analisis SWOT antar-Komponen

Data SWOT diperoleh berdasarkan data angket yang diisi oleh beberapa

responden, di antaranya anggota dewan pendidikan, komite sekolah, kepala

sekolah, serta pengawas SMP dan SD. Pada tahap ini dilakukan analisis

antarkomponen, yang diutamakan pada dua strategi. Pertama, strategi Strenght

Opportunity (SO) dengan tujuan mempertemukan atau menggapai peluang-

peluang eksternal yang ada dengan kekuatan yang dimiliki. Kedua, strategi

Page 42: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

39

Strenght Threath (ST) dengan tujuan untuk menghadapi totalitas ancaman dengan

menggunakan kekuatan yang ada.

1. Strategi Strenght-Opportunity (SO)

Strategi ini merupakan Comparative Advantages, yaitu pertemuan dua elemen

kekuatan dan peluang sehingga memberikan kemungkinan bagi dewan

pendidikan, komite sekolah, orang tua, dan masyarakat untuk bisa meningkatkan

peran sertanya dalam meningkatkan mutu pendidikan di Lampung Tengah. Hasil

rumusan Strategi SO yaitu:

a. Meningkatkan koordinasi dan komunikasi antara dewan pendidikan dengan

komite sekolah dan internal sekolah atau sebaliknya.

b. Melakukan evaluasi dari implementasi setiap kebijakan atau program

pendidikan, dan menjadikannya feedback untuk menyempurnakan rencana

dan pelaksanaan kembali kebijakan dan program tersebut.

c. Meningkatkan peran serta dewan pendidikan sebagai lembaga yudikatif

dalam memberikan pertimbangan dan rekomendasi kebijakan dan program

pendidikan.

d. Sosialisasi peran serta atau tupoksi komite sekolah sebagai advisory agency,

supporting agency, dan controlling agency dalam mendukung pengembangan

mutu pendidikan.

e. Membentuk komite sekolah yang proporsional yang terdiri dari unsur orang

tua/wali murid, tokoh masyarakat, dan pakar pendidikan.

f. Melakukan siklus perencanaan-pelaksanaan-evaluasi secara

berkesinambungan dari implementasi sembilan program pendidikan unggulan

kabupaten Lampung Tengah.

g. Pembekalan pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran dalam pemanfaatan

teknologi untuk mendukung kegiatan belajar anak.

h. Membangun kerja sama untuk melibatkan DU/DI dan mendorong program

CSR perusahaan dalam membantu pengembangan sekolah di Lampung

Tengah.

i. Lebih mengintensifkan gerakan literasi dan learning community secara

menyeluruh.

Page 43: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

40

j. Meningkatkan peran serta masyarakat, baik dalam bentuk gagasan maupun

bantuan material.

k. Memberlakukan jam belajar masyarakat, dengan mengkhususkan pada

waktu tertentu untuk belajar dan meniadakan kegiatan lain.

2. Strategi Strenght-Threath (ST)

Strategi ini juga sering disebut Mobilization, yaitu interaksi antara ancaman dan

kekuatan sehingga dewan pendidikan, komite sekolah, orang tua, dan masyarakat

dalam menjalankan tupoksinya harus melakukan upaya mobilisasi sumber daya

yang merupakan kekuatannya untuk memperlunak ancaman dari luar tersebut,

bahkan kemudian mengubah ancaman itu menjadi sebuah peluang. Hasil rumusan

Strategi ST yaitu:

a. Mendorong terbentuknya asosiasi guru-orang tua atau Parent Teacher

Association (PTA).

b. Mendorong keterlaksanaan model MBS dengan mekanisme hubungan kerja

internal sekolah, komite sekolah, dan masyarakat.

c. Mendorong tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk mengutamakan

keberlanjutan sekolah anak.

d. Memperbaiki sistem rekrutmen dan promosi penerimaan siswa baru dalam

rangka bina lingkungan.

e. Memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi sehingga tetap

memilih sekolah di Lampung Tengah.

f. Meningkatkan bimbingan kepada anak dalam penggunaan smartphone atau

gadget dan fasilitas internet.

3. Analisis Strategi Pengembangan Model Peran Serta dan Skala Prioritas

Berdasarkan hasil analisis strategi SWOT antarkomponen, selanjutnya disusun

skala prioritas dengan mengacu kepada Misi dan Program unggulan pendidikan

kabupaten Lampung Tengah sesuai dengan tingkat keeratan masing-masing

strategi pengembangan. Tinggi rendahnya tingkat keeratan (dukungan) tersebut

dinyatakan dalam skor, yaitu skor 4 jika sangat berpengaruh, skor 3 jika cukup

berpengaruh, skor 2 tidak berpengaruh, dan skor 1 jika sangat tidak berpengaruh.

Page 44: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

41

Selanjutnya skor masing-masing komponen dijumlahkan, jika suatu strategi

tersebut sangat berpengaruh sekali, maka skornya maksimum yaitu 8 dan jika

sangat tidak berpengaruh, maka skornya minimum yaitu 2.

Hasil analisis strategi pengembangan ini selanjutnya dapat dijadikan pijakan

pemerintah daerah, dinas pendidikan, dan/atau Balitbangda kabupaten Lampung

Tengah dalam merencanakan program strategis pada tahap berikutnya sesuai

dengan urutan prioritasnya (Tabel 1). Strategi yang mempunyai skor tertinggi

merupakan strategi yang mempunyai prioritas tertinggi.

Tabel 4.2. Strategi Pengembangan Berdasarkan Skala Prioritas Hasil dari Analisis SWOT

No Strategi Pengembangan

SKOR

Tota

l

Ran

gk

Pri

orit

as

Misi PU

Daerah

1 Meningkatkan koordinasi dan

komunikasi antara dewan pendidikan dengan komite

sekolah dan internal sekolah atau sebaliknya.

4 4 8 1 1

2 Membentuk komite sekolah yang proporsional yang terdiri dari

unsur orang tua/wali murid, tokoh masyarakat, dan pakar

pendidikan.

4 4 8 1 2

3 Sosialisasi peran serta atau tupoksi komite sekolah sebagai

advisory agency, supporting agency, dan controlling agency

dalam mendukung pengembangan mutu pendidikan.

4 4 8 1 3

4 Melakukan siklus perencanaan-pelaksanaan-evaluasi secara

berkesinambungan dari implementasi sembilan program

pendidikan unggulan kabupaten Lampung Tengah.

4 4 8 1 4

Page 45: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

42

No Strategi Pengembangan

SKOR

Tota

l

Ran

gk

Pri

orit

as

Misi PU

Daerah

5 Lebih mengintensifkan gerakan literasi dan learning comunity

secara menyeluruh.

4 4 8 1 5

6 Memberlakukan jam belajar

masyarakat, dengan

mengkhususkan pada waktu tertentu untuk belajar dan

meniadakan kegiatan lain.

4 4 8 1 6

7 Mendorong tumbuhnya kesadaran

masyarakat untuk mengutamakan keberlanjutan sekolah anak.

3 4 7 2 7

8 Meningkatkan bimbingan kepada

anak dalam penggunaan smartphone atau gadget dan

fasilitas internet.

3 4 7 2 8

9 Mendorong keterlaksanaan model

MBS dengan mekanisme hubungan kerja internal sekolah,

komite sekolah dan masyarakat.

3 4 7 2 9

10 Memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi sehingga

tetap memilih sekolah di Lampung Tengah.

4 3 7 2 10

11 Membangun kerja sama untuk melibatkan DU/DI dan

mendorong program CSR perusahaan dalam membantu

pengembangan sekolah di Lampung Tengah.

4 3 7 2 11

12 Melakukan evaluasi dari

implementasi setiap kebijakan atau program pendidikan, dan

menjadikannya feedback untuk menyempurnakan rencana dan

pelaksanaan kembali kebijakan dan program tersebut.

4 3 7 2 12

Page 46: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

43

No Strategi Pengembangan

SKOR

Tota

l

Ran

gk

Pri

orit

as

Misi PU

Daerah

13 Meningkatkan peran serta dewan pendidikan sebagai lembaga

yudikatif dalam memberikan pertimbangan dan rekomendasi

kebijakan dan program pendidikan.

3 3 6 3 13

14 Mendorong terbentuknya asosiasi

guru-orang tua atau Parent Teacher Association (PTA).

3 3 6 3 14

15 Memperbaiki sistem rekrutmen dan promosi penerimaan siswa

baru dalam rangka bina lingkungan.

3 2 5 4 15

16 Pembekalan pengetahuan,

keterampilan, dan kesadaran dalam pemanfaatan teknologi

untuk mendukung kegiatan belajar anak.

3 2 5 4 16

17 Meningkatkan peran serta masyarakat baik dalam bentuk

gagasan maupun bantuan material

3 2 5 4 17

Keterangan:

Misi (nomor 4) : (4) Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan

sesuai potensi dan kearifan lokal.

Program Unggulan Daerah:

1) Gerakan Literasi Sekolah.

2) Sekolah yang Menyenangkan.

3) Pendidikan Karakter.

4) Pendidikan Keluarga.

5) Penguatan Komite Sekolah.

6) Kegiatan Pramuka.

7) Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

8) Penanggulangan Narkoba di Sekolah.

Page 47: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

44

9) Peraturan Bupati tentang Penerimaan Siswa Baru.

Page 48: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

45

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan,

diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil Penelitian Lapangan

a) Peran serta orang tua di SD dan SMP untuk semua indikator memiliki

kategori “Tinggi”.

b) Peran serta Tokoh Masyarakat di SD dan SMP memiliki kategori

“Sedang” untuk indikator 1 (partisipasi dalam bentuk materi) dan kategori

“Tinggi” untuk indikator lainnya.

c) Peran serta Dewan Pendidikan dalam menunjang pendidikan memiliki

kategori “Tinggi”.

d) Peran serta Komite Sekolah di SD dan SMP memiliki kategori “Sedang”

pada indikator 5 dan 8, sedangkan indikator 1, 2, 3, 4, 6, dan 7 memiliki

kategori “Tinggi”.

2. FGD Hasil Penelitian Lapangan

a) Dewan Pendidikan memaparkan beberapa fakta lapangan yang

mendukung hasil penelitian tentang tingginya peran serta masyarakat di

daerah sampel penelitian.

b) Dinas Pendidikan memberikan masukan terkait rekomendasi pengambilan

keputusan akhir hasil penelitian mengenai tindak lanjut/saran/masukan

hendaknya mengacu kepada kebijakan yang telah dibuat oleh Bupati

Kabupaten Lampung Tengah.

3. Hasil Analisis SWOT

a) Koordinasi dan komunikasi antara dewan pendidikan dengan komite

sekolah dan internal sekolah atau sebaliknya perlu ditingkatkan.

b) Peran serta dewan pendidikan sebagai lembaga yudikatif dalam

memberikan pertimbangan dan rekomendasi kebijakan dan program

pendidikan perlu ditingkatkan.

Page 49: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

46

c) Peran serta atau tupoksi komite sekolah sebagai advisory agency,

supporting agency, dan controlling agency dalam mendukung

pengembangan mutu pendidikan perlu disosialisasikan.

d) Siklus perencanaan-pelaksanaan-evaluasi secara berkesinambungan dari

implementasi sembilan program pendidikan unggulan kabupaten Lampung

Tengah perlu dilanjutkan dan ditingkatkan.

e) Adanya pembekalan pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran dalam

pemanfaatan teknologi untuk mendukung kegiatan belajar anak yang perlu

ditingkatkan.

f) Kerja sama untuk melibatkan DU/DI dan mendorong program CSR

perusahaan dalam membantu pengembangan sekolah di Lampung Tengah

perlu dibangun.

g) Gerakan literasi dan learning community secara menyeluruh perlu

diintensifkan.

h) Peran serta masyarakat, baik dalam bentuk gagasan maupun bantuan

material, perlu ditingkatkan.

i) Jam belajar masyarakat di Lampung Tengah diberlakukan dengan

mengkhususkan pada waktu tertentu untuk belajar dan meniadakan

kegiatan lain.

j) Asosiasi guru-guru tua atau Parent Teacher Association (PTA) perlu

dibentuk.

k) Model MBS dengan mekanisme hubungan kerja internal sekolah, komite

sekolah, dan masyarakat perlu dilaksanakan.

l) Kesadaran masyarakat untuk mengutamakan keberlanjutan sekolah anak

perlu didorong dan ditumbuhkan.

m) Sistem rekrutmen dan promosi penerimaan siswa baru dalam rangka bina

lingkungan perlu diperbaiki.

n) Pemberian penghargaan kepada siswa yang berprestasi sehingga tetap

memilih sekolah di Lampung Tengah perlu dilakukan.

o) Bimbingan kepada anak dalam penggunaan smartphone atau gadget dan

fasilitas internet perlu ditingkatkan.

Page 50: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

47

5.2 Rekomendasi

Hasil analisis strategi pengembangan ini, selanjutnya dapat dijadikan pijakan

pemerintah daerah, dinas pendidikan, dan atau Balitbangda kabupaten Lampung

Tengah dalam merencanakan program strategis pada tahap berikutnya sesuai

dengan urutan prioritasnya (Tabel 4.1). Strategi yang mempunyai skor tertinggi

merupakan strategi yang mempunyai prioritas tertinggi.

Page 51: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

48

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2001. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta:

Depdiknas.

Fasli Jalal. 2002. Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyakarta: Penerbit Adi Cita Karya Nusa.

Kemendikbud. 2011. Buku Tanya Jawab Pelaksanaan Ujian Nasional. Jakarta:

Kemendikbud.

Mastuhu. 2003. Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional dalam

Abad 21. Yogyakarta: Safiria Insane Press.

PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.

Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 tentang KomiteSekolah.

Rahmawati, Chandra Devi. 2014. Peran Orang Tuadan Guru dalam

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PKn Kelas IV

Madrasah Ibtidaiyah Ma’Arif Patalan Bantul. Skripsi.

Suryosubroto. 2012. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat (School Public

Relation). Jakarta: Rineka Cipta.

Townsend, Diana & Butterworth. 1992. Your Child’s Scholl. New York: A Plime

Book.

Usman, Husnaini. 2013. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan.

Jakarta: Bumi Askara.

http://serikatmahasiswa.org/index.php/2015/09/17/tinjauan-ujian-nasional/diakses

tanggal 17 Juli 2017.

Page 52: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

49

LAMPIRAN

Page 53: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

50

ANALISIS SWOT

PERAN SERTA MASYARAKAT TERHADAP PENINGKATAN

MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

4. Analisis Lingkungan Internal

S (Strengths/Kekuatan) W (Weaknesses/Kelemahan)

Peran Serta Dewan Pendidikan

Dewan pendidikan Lampung Tengah

sudah berperan dalam mengakomodasi aspirasi masyarakat, memberikan

masukan, pertimbangan, rekomendasi serta mensosialisasikan pengambilan

keputusan/kebijakan program pendidikan.

Komunikasi dan koordinasi antara

dewan pendidikan dengan komite sekolah dan internal sekolah belum

optimal.

Dewan pendidikan sudah memantau

pelaksanaan program sekolah, kurikulum, proses belajar mengajar,

dan penilaian/evaluasi.

Dewan pendidikan baru sebatas pada

sosialisasi kebijakan atau program pendidikan, sedangkan evaluasi dari

implementasi kebijakan atau program masih banyak yang belum dilakukan.

Dewan pendidikan sudah memberikan pertimbangan mengenai pengelolaan

SDM berupa peningkatan kualitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran,

pertimbangan pengelolaan sarana dan prasarana, serta pertimbangan berkaitan

dengan anggaran dan sumber-sumber anggaran.

Keterlibatan dewan pendidikan dalam memberikan pertimbangan dan

rekomendasi kebijakan pendidikan masih belum optimal.

Peran Serta Komite Sekolah

Komite sekolah sudah melakukan tugasnya sebagai advisory agency

dalam mengakomodasi aspirasi orang tua dan masyarakat, memberikan

pertimbangan dan masukan dalam penyusunan RAPBS, dan pengelolaan

sumber daya pendidikan.

Sosialisasi peran serta komite sekolah belum optimal.

Komite sekolah sudah melakukan tugas sebagai pendukung (supporting agency)

dengan memberikan masukan terhadap pengelolaan pendidikan dan

pembelajaran di sekolah, mensosialisasikan kebijakan dan

program sekolah, serta menampung aspirasi masyarakat tentang masukan

dan keluhan terhadap implementasi program tersebut.

Peran komite sekolah masih sebatas pada kelengkapan sekolah, hal ini

terjadi pada beberapa sekolah.

Komite sekolah sudah melakukan Peran komite sekolah dalam

Page 54: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

51

tugasnya sebagai controlling agency dalam memantau kondisi dan

membantu pengadaan sarana dan prasarana, memantau pengambilan

keputusan, memantau perencanaan, pelaksanaan dan hasil pendidikan di

sekolah.

mengkoordinasikan dukungan dari luar (seperti DU/DI) terhadap ketersediaan

sarana dan prasarana belum dilakukan secara optimal.

Keanggotaan komite sekolah kurang kompeten, kecenderungannya hanya

melibatkan orang tua/wali murid.

Komunikasi dan koordinasi antara

komite sekolah dengan masyarakat dan dewan pendidikan masih sangat jarang,

bahkan hampir tidak terjadi.

Peran serta komite sekolah dalam memantau angka partisipasi, angka

mengulang, dan angka bertahan di sekolah masih belum optimal.

Komite sekolah masih fokus pada pengumpulan dana untuk program fisik,

sedangkan untuk program akademik belum disentuh.

Komite dalam memantau anggaran

sekolah masih belum optimal.

Fungsi komite sekolah pada identifikasi

sumber daya pendidikan masih belum dilakukan secara optimal.

Peran Serta Masyarakat

Masyarakat sudah berkemauan untuk berpartisipasi dalam bentuk

sumbangan, iuran, dan bantuan material untuk pengembangan sekolah.

Tingkat partisipasi masyarakat dalam bentuk sumbangan, iuran dan bantuan

masih belum optimal.

Masyarakat sudah berkemauan dalam

berpartisipasi dalam menyumbangkan tenaga, ide/gagasan dan

keterampilannya untuk pengembangan sekolah.

Bentuk partisipasi masyarakat

cenderung pada bantuan secara material, sedangkan sumbangan

gagasan pengembangan sekolah masih belum terakomodir

Masyarakat sudah memiliki sikap sosial dengan peduli terhadap kondisi sekolah.

Tingkat kepedulian tokoh masyarakat (pamong, Dudi, orang kaya) terhadap

angka putus sekolah siswa kurang mampu belum terjadi.

Masyarakat sudah aktif mengikuti rapat

untuk pengembangan sekolah.

Implementasi gerakan literasi dan

komunitas belajar (learning comunity) belum nampak dilakukan oleh masyarakat.

Peran Serta Orang Tua

Orang tua / wali murid sudah mulai memiliki kesadaran dalam

Frekuensi orang tua / wali murid dalam mendampingi, menemani dan

Page 55: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

52

mendampingi, menemani dan membimbing anak untuk belajar di

rumah

membimbing anak untuk belajar di rumah belum intensif (masih kadang-

kadang)

Orang tua / wali murid sudah memperhatikan anak dengan

memberikan fasilitas yang dibutuhkan anaknya untuk belajar

Fasilitas yang dibutuhkan anak untuk belajar belum diprioritaskan oleh orang

tua / wali murid dalam anggaran belanja rumah tangga

Orang tua / wali murid sudah memberikan perhatian kepada anaknya

ketika nilai atau prestasi belajarnya kurang memuaskan

Kurangnya orang tua / wali murid dalam memberikan reward atau hadiah

terhadap prestasi yang diraih anak

Orang tua / wali murid sudah memiliki

kesadaran dalam memberikan motivasi dan nasehat kapada anaknya agar selalu

giat belajar

Orang tua / wali murid sudah memiliki

kesadaran dalam memberikan motivasi dan nasehat kapada anaknya agar selalu

giat belajar

Mulai tumbuhnya kemauan orang tua /

wali murid dalam memberikan kontrol dan mengarahkan anak untuk

meluangkan waktu belajar

Orang tua / wali murid belum

menerapkan jam wajib belajar di rumah

Orang tua / wali murid sudah memperhatikan perlengkapan dan

peralatan sekolah yang di bawa anaknya, baik yang edukasi maupun

non edukasi

Belum adanya peraturan daerah tentang jam belajar masyarakat

5. Analisis Lingkungan Eksternal

O (Opportunities/Peluang) T (Threats/Ancaman)

Komponen Kebijakan

UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 yang menegaskan bahwasanya

pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat,

dan keluarga.

Kepedulian lembaga politik terhadap dunia pendidikan masih kurang.

Kepmendiknas Nomor 044/U/2002

yang kondusif bagi keterlibatan masyarakat dari perencanaan sampai

pada implementasi pengelolaan sekolah.

Belum dipahaminya dengan baik model

MBS dengan mekanisme hubungan kerja internal sekolah, komite sekolah

dan masyarakat.

Ada kejelasan hukum mengenai peran

serta dewan pendidikan komite dan masyarakat terhadap pengembangan

mutu pendidikan

Belum terbentuknya asosiasi guru-

orang tua atau Parent Teacher Association (PTA).

Implementasi prinsip-prinsip good

governance yang diwujudkan dalam pelaksanaan MBS.

Terdapat peraturan bupati tentang

Page 56: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

53

sistem dan tata cara penerimaan siswa baru.

Terdapat sembilan program pendidikan

unggulan di kabupaten Lampung Tengah.

Diberlakukannya sistem zonasi dan bina lingkungan pada penerimaan

peserta didik baru.

Komponen Teknologi

Kemajuan TIK untuk mendukung

penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran.

Kurangnya kesadaran dalam

memanfaatkan teknologi untuk mendukung kegiatan edukasi.

Anak-anak tidak memiliki sikap skeptic

serta kritis terhadap kemajuan teknologi, sehingga menjadi pecandu

dari keberadaan dunia maya secara berlebihan.

Maraknya penggunaan teknologi (seperti android) untuk kegiatan non

edukasi.

Komponen: Kota/Kabupaten Pesaing

Belum semua kota/kabupaten

menerapkan gerakan literasi, sedangkan di Lampung Tengah sudah dimulai.

Kualitas pendidikan di kota atau

kabupaten lain lebih baik dan lebih maju.

Kecenderungan calon siswa yang

berkualitas memilih sekolah yang bermutu di kota yang lebih maju di luar

Lampung Tengah.

Komponen: Sosial Budaya

Jumlah siswa atau calon siswa semakin

meningkat.

Biaya operasional sekolah yang

semakin tinggi.

Rekrutmen tenaga kerja kabupaten

Lampung Tengah dengan mengutamakan putra daerah dan

berpendidikan tinggi.

Rendahnya kesadaran masyarakat akan

mengutamakan keberlanjutan sekolah anak.

Terdapatnya beberapa perusahaan di kabupaten Lampung Tengah sehingga

memungkinkan untuk program Coorporate Social Responsibility

(CSR) untuk membantu pengembangan sekolah.

Kemampuan ekonomi masyarakat Lampung Tengah yang masih

menengah ke bawah.

Page 57: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

54

KUNJUNGAN KE DEWAN PENDIDIKAN LAMPUNG TENGAH

Page 58: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

55

PENGAMBILAN DATA DI KECAMATAN GUNUNG SUGIH

PENGAMBILAN DATA DI KECAMATAN TERBANGGI BESAR

Page 59: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

56

PENGAMBILAN DATA DI KECAMATAN KALIREJO

Page 60: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

57

PENGAMBILAN DATA DI KECAMATAN SEPUTIH AGUNG

Page 61: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

58

PENGAMBILAN DATA DI KECAMATAN SEPUTIH BANYAK

Page 62: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

59

PENGAMBILAN DATA DI KECAMATAN KOTAGAJAH

Page 63: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

60

FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) HASIL PENELITIAN

Page 64: LAPORAN AKHIR Penelitian Kerja Sama · kelembagaan, sasaran penelitian ini juga meliputi pengurus dewan pendidikan dan pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah

61