laporan akhir penelitian hibah strategis nasionalunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/wuye...

44
i LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONAL TEMA KETAHANAN DAN KEAMANAN PANGAN (FOOD SAFETY & SECURITY) JUDUL PENELITIAN KETAHANAN DAN PEMULIAAN KEDELAI [ Glycine max (L.) Merrill] TERHADAP VIRUS MOSAIK (Soybean mosaic virus) BERDAYA HASIL TINGGI Ketua Peneliti Dr.Ir. Wuye Ria Andayanie, MP (NIDN 0719066101) Anggota Peneliti Dr.Drs. R. Soelistijono, MP (NIDN 0030126601) Dibiayai oleh: Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Penelitian Strategis Nasional Nomor: 001/SP2H/HB-STRANAS/Unmer.Mdn/LPPM/IV/2015 UNIVERSITAS MERDEKA MADIUN NOVEMBER 2015

Upload: others

Post on 05-Dec-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

i

/

LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONAL

TEMA

KETAHANAN DAN KEAMANAN PANGAN

(FOOD SAFETY & SECURITY)

JUDUL PENELITIAN

KETAHANAN DAN PEMULIAAN KEDELAI

[ Glycine max (L.) Merrill] TERHADAP VIRUS MOSAIK

(Soybean mosaic virus) BERDAYA HASIL TINGGI

Ketua Peneliti

Dr.Ir. Wuye Ria Andayanie, MP (NIDN 0719066101)

Anggota Peneliti

Dr.Drs. R. Soelistijono, MP (NIDN 0030126601)

Dibiayai oleh:

Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Penelitian Strategis

Nasional

Nomor: 001/SP2H/HB-STRANAS/Unmer.Mdn/LPPM/IV/2015

UNIVERSITAS MERDEKA MADIUN

NOVEMBER 2015

Page 2: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

ii

Page 3: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

iii

RINGKASAN

Penyakit mosaik kedelai yang disebabkan oleh Soybean mosaic virus (SMV)

merupakan salah satu kendala utama pada pertanaman kedelai di Indonesia. Akibat

serangannya dapat menurunkan produksi hingga 30,4%. Varietas kedelai tahan SMV

dan berdaya hasil tinggi sebenarnya lebih mudah diterapkan ke petani dan ramah

lingkungan. Namun begitu, saat ini pemuliaan diarahkan untuk mendapatkan

varietas-varietas kedelai yang berdaya hasil tinggi, bukan untuk mendapatkan

varietas yang tahan terhadap SMV.

Badan Litbang Pertanian telah melepas beberapa varietas unggul kedelai.

Meskipun di lapangan 60% petani masih menggunakan varietas Wilis. Hasil

penelitian yang lain menunjukkan varietas unggul telah terinfeksi oleh SMV. Infeksi

SMV sejak awal pertumbuhan akan menyebabkan biji terinfeksi. Jika biji tersebut

digunakan untuk benih, maka virus tersebut akan aktif setelah benih disemai

(Erliana, 2010; Andayanie et al, 2011 b; Andayanie, 2012a; 2012b).

Seleksi galur dari populasi F4 kedelai yang tahan terhadap penyakit mosaik (SMV)

dan berdaya hasil tinggi menunjukkan Gepak Kuning x Mlg 3288 lebih tahan

terhadap SMV dibandingkan dengan Gepak Kuning x PI 200485. Gepak Kuning x PI

200485 memiliki hasil 1,97 ton/ha. Tidak ada satupun populasi F4 yang diuji

mempunyai hasil dan ukuran biji lebih besar dari populasi Gepak Kuning x PI

200485, meskipun agak tahan terhadap SMV. Oleh karena itu, galur-galur dari

populasi Gepak kuning x Mlg 3288 dan Gepak Kuning x PI 200485 akan

memberikan peluang untuk dikembangkan menjadi varietas unggul tahan SMV dan

berdaya hasil tinggi. (Andayanie & Adinurani, 2014).

Penelitian tahun ketiga, pemuliaan kedelai untuk ketahanan terhadap SMV.

Penelitian terdiri atas 3 kegiatan: 1) pembentukan galur F5-F7 tahan SMV dan hasil

tinggi melalui seleksi bulk yang dimodifikasi dan pedigri; 2) efektifitas metode

seleksi bulk yang dimodifikasi dan pedigri untuk ketahanan terhadap SMV pada

galur F7 kedelai.

Seleksi galur F5-F7 dari persilangan tetua tahan (Lokal Jombang, Mlg 3288,

Lokal Temanggung, Malabar, Pangrango, PI 200485, M8 Grb 44) dengan tetua

rentan (Wilis dan Gepak Kuning) berdasarkan metode bulk yang dimodifikasi dan

berdaya hasil tinggi). Berdasarkan perbandingan 15 galur memberikan hasil biji

Page 4: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

iv

tertinggi pada masing-masing seleksi bulk yang dimodifikasi dan pedigri. Hasil uji t

menunjukkan bahwa seleksi bulk yang dimodifikasi lebih efektif dibandingkan

seleksi pedigri. Galur dari persilangan Gepak Kuning x PI 20048 dan Wilis x Mlg

3288 berasal dari seleksi bulk yang dimodifikasi merupakan galur terbaik yang

memiliki hasil tinggi dengan intensitas SMV lebih rendah. Jumlah polong isi

tertinggi (54,1), polong hampa terendah (1,5), bobot 100 biji tertinggi (11,26 g/100

biji) dan tingkat ketahanan terhadap SMV dengan skor tahan (5,11 %) serta potensi

hasil tertinggi (2,27 t/ha) dihasilkan dari kombinasi persilangan Gepak Kuning x PI

200485. Potensi hasil tinggi diikuti dengan persilangan Gepak Kuning x Mlg 3288

(1,91 t/ha) dan tingkat ketahanan terhadap SMV dengan skor tahan (0%), tetapi

bobot 100 biji (7,89 g/100 biji). Galur-galur F7 tersebut sebagai calon varietas yang

mempunyai ketahanan terhadap SMV dan berdaya hasil tinggi serta dapat diperoleh

dengan seleksi yang cepat, efektif dan efisien.

Hasil analisis lintasan menunjukkan bahwa karakter jumlah polong

pertanaman (X4) secara langsung berperan dalam menentukan hasil biji dari seleksi

bulk yang dimodifikasi dan pedigri. Jumlah cabang pertanaman (X3) pada seleksi

bulk yang dimodifikasi dan pedigri, secara sendiri tidak berperan untuk menentukan

hasil biji, tetapi harus ada peran dari jumlah polong per tanaman (X4). Dengan

demikian untuk mempercepat proses seleksi untuk hasil pada tanaman kedelai,

seleksi cukup dilakukan terhadap karakter jumlah polong.

Page 5: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

v

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan

karuniaNya penulis dapat membuat laporan akhir penelitian “ HIBAH STRATEGIS

NASIONAL” tahun ke III, walaupun penulis saat ini masih terus melanjutkan

penelitian guna menyempurnakan hasil penelitian tersebut.

Ucapan terimakasih disampaikan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi Departemen Pendidikan Nasional yang telah membiayai penulis melakukan

penelitian dan publikasi hasil penelitian serta dukungan Lembaga Penelitian dan

Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Merdeka Madiun, sehingga penulis dapat

melaksanakan penelitian yang merupakan bagian dari tugas sebagai pengajar dalam

melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Ucapan terimakasih disampaikan pula kepada:

1. Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya

Genetik Pertanian.

2. Kepala Instalasi Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi (INLITKABI) Ngale di

Kab. Ngawi.

3. Laboratorium Agroteknologi Universitas Merdeka Madiun dan LPPT Universitas

Gadjah Mada Yogyakarta.

4. Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) kedelai di Desa Jenggrik, Kabupaten

Ngawi.

Akhirnya penulis berharap semoga informasi di dalam laporan akhir Strategis

Nasional tahun kedua ini dapat menjadi dasar penelitian-penelitian berikutnya yang

dilakukan oleh penulis atau peneliti lain dan bermanfaat untuk petani kedelai.

Madiun, 20 November 2015

Penulis

Page 6: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

vi

DAFTAR ISI

Halaman

PENGESAHAN .............................................................................................. ii

RINGKASAN .................................................................................................. iii

PRAKATA ...................................................................................................... v

DAFTAR ISI.................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL............................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2. Permasalahan ........................................................................................ 2

1.3. Jadwal Pelaksanaan .............................................................................. 3

1.4. Lokasi dan Objek Penelitian ................................................................ 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 8

2.1. Kajian Pustaka ...................................................................................... 8

2.2. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 9

2.3. Hipotesis .............................................................................................. 10

BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT ........................................................... 11

3.1. Tujuan Penelitian ................................................................................. 11

3.2. Manfaat Penelitian ............................................................................... 11

BAB IV. METODE PENELITIAN ................................................................ 12

4.1. Bahan dan Peralatan ............................................................................. 12

4.2. Desain Penelitian dan Tahapan Penelitian ............................................ 13

4.3. Analisis Data ........................................................................................ 14

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 20

5.1. Hasil Penelitian .................................................................................... 20

5.2. Pembahasan Penelitian ........................................................................ 23

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 25

6.1. Kesimpulan .......................................................................................... 25

6.2. Saran .................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 27

LAMPIRAN..................................................................................................... 26

1. Instrumen ..................................................................................................... 29

2. Personalia Tenaga Peneliti Beserta Kualifikasinya .................................... 31

3. HKI dan Publikasi ........................................................................................ 36

Page 7: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian hibah Strategis Nasional

tahun III ............................................................................................... 3

2. Pengaruh langsung dan tidak langsung antar peubah bebas Xi

terhadap peubah tidak bebas Y ........................................................... 7

3. Rerata keparahan penyakit dan kategori ketahanan terhadap SMV

pada populasi F7 kedelai...................................................................... 16

4. Sifat-sifat agronomi dan komponen hasil dari populasi F7 kedelai

asal seleksi bulk yang dimodifikasi .................................................... 17

5. Rata-rata jumlah polong hampa dan komponen hasil (t/ha) dari

populasi F7 kedelai ............................................................................ 18

6. Nilai absorbansi dan ekspresi gejala pada galur F7 asal seleksi

pedigri di lapangan................................................................................ 19

7. Sifat-sifat agronomi dan komponen hasil dari populasi F7 kedelai

asal seleksi pedigri .............................................................................. 19

8. Matriks koefisien korelasi antar karakter agronomi galur F7 kedelai

asal seleksi bulk yang dimodifikasi pedigri ......................................... 21

9. Pengaruh langsung dan tidak langsung karakter agronomi (Xi)

terhadap hasil biji (Y) galur-galur F7 kedelai asal seleksi bulk ............ 21

10. Matriks koefisien korelasi antar karakter agronomi galur F7 kedelai

asal seleksi bulk yang dimodifikasi ..................................................... 22

Page 8: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Seleksi galur bersegregasi tahan SMV dan berdaya hasil tinggi

melalui metode bulk yang dimodifikasi dan pedigri ............................. 13

2. Tahapan penelitian “Ketahanan dan pemuliaan kedelai [Glycine max (L.)

Merrill] terhadap virus mosaik (Soybean mosaic virus) dan berdaya

hasil tinggi tahun ke III .......................................................................... 14

3. Diagram lintas antara 5 karakter agronomi (X1-X5), karakter

ketahanan terhadap SMV (X6) terhadap hasil biji (Y) galur

F7 kedelai asal seleksi bulk yang dimodifikasi ..................................... 23

4. Diagram lintas antara 5 karakter agronomi (X1-X5), karakter

ketahanan terhadap SMV (X6) terhadap hasil biji (Y) galur F7

kedelai asal seleksi pedigri .................................................................. 23

Page 9: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Wilayah Indonesia yang membentang luas dengan kondisi geografi dan

ekologi yang bervariasi telah menciptakan keanekaragaman plasma nutfah yang

sangat tinggi. Tingginya tingkat keanekaragaman plasma nutfah tersebut telah

memberikan peluang untuk mendapatkan manfaat yang tinggi pula. Selain itu

membuka peluang yang besar bagi upaya mencari dan memanfaatkan sumber-

sumber gen penting yang ada untuk program pemuliaan. Erosi genetik yang makin

meningkat terhadap plasma nutfah tersebut, maka diperlukan perhatian lebih besar

terhadap plasma nutfah yang ada, terutama dalam hal ini adalah varietas-varietas

lokal kedelai. Oleh karena itu, tingginya keanekaragaman plasma nutfah memiliki

aspek yang sangat penting untuk dipertahankan.

Sebagian besar varietas kedelai yang dilepas di Indonesia dirakit melalui

proses persilangan. Secara umum tujuan dari pemuliaan untuk meningkatkan potensi

hasil. Meskipun kenyataan jarang diperoleh potensi hasil yang maksimal (Adie dan

Krisnawati, 2014). Salah satu faktor disebabkan oleh infeksi Soybean mosaic virus

(SMV). Infeksi awal SMV dapat menurunkan produksi 13−35% di Jawa Timur.

Intensitas penyakit tertinggi terutama terjadi di Kabupaten Ngawi. Kawasan tersebut

merupakan kawasan pengelolaan hutan bersama masyarakat untuk perluasan tanam

kedelai (Andayanie et al., 2011 a; Andayanie et al., 2011

b).

Penggunaan benih tahan SMV sebagai upaya menekan jumlah inokulum

awal dan perkembangan penyakit (Koning & Te Krony, 2003). Varietas-varietas

kedelai tahan terhadap SMV akan memudahkan petani dalam budidaya serta

meningkatkan stabilitas produksi kedelai (Andayanie, 2012). Oleh karena itu sumber

gen yang terdiri atas tujuh genotipe tahan SMV digunakan sebagai bahan utama

dalam pembentukan populasi dasar. Sumber gen ini telah dievaluasi, dikarakterisasi

(Andayanie & Adinurani, 2013). Sumber gen yang tahan terhadap SMV tetapi daya

hasilnya rendah akan disilangkan dengan varietas unggul yang rentan terhadap SMV

dan vektor Aphis glycines tetapi mempunyai daya hasil tinggi.

Seleksi yang dilakukan secara benar dengan metode yang tepat akan

menghailkan galur-galur pilihan yang baik serta sesuai dngan yang diinginkan. Oleh

karena itu efektifitas metode seleksi perlu dipilih, sehingga peluang untuk

Page 10: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

2

memperoleh galur-galur harapan yang berdaya hasil tinggi dan tahan SMV lebih

besar. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan galur harapan sebagai calon varietas

unggul tidak hanya dinilai dari kemampuan untuk berproduksi tinggi, tetapi juga

harus memiliki ketahanan terhadap infeksi SMV di lapangan dengan metode seleksi

yang efektif.

1.2. Permasalahan

Varietas unggul kedelai dengan daya hasil yang tinggi dan tahan terhadap

cekaman abiotik telah banyak dilepas, meskipun sebagian varietas-varietas yang

ditanam dilapangan tidak tahan terhadap SMV. Selain itu genotipe-genotipe yang

dikehendaki sangat ditentukan oleh pemilihan metode seleksi.

Page 11: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

3

1.3. Jadwal Pelaksanaan

Tabel 1. Jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian hibah Strategis Nasional tahun III

No

Pelaksanaan kegiatan

Jadwal kerja/Bulan 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1. Seleksi galur bersegregasi F5 dengan

metode bulk yang dimodifikasi dan

pedigri untuk ketahanan terhadap

SMV dan daya hasil tinggi

2. Perbanyakan SMV isolate T 3. Penanaman galur bersegregasi F6

dengan metode bulk yang

dimodifikasi dan pedigri untuk

ketahanan terhadap SMV dan daya

hasil tinggi

4. Rearing serangga vektor dan

inokulasi dengan SMV

5. Seleksi galur bersegregasi F6 dengan

metode bulk yang dimodifikasi dan

pedigri untuk ketahanan terhadap

SMV dan daya hasil tinggi

6. Pembuatan laporan kemajuan dan

presentasi pada seminar internasional

7. Penanaman galur bersegregasi F7

dengan metode bulk yang dimodifikasi

dan pedigri untuk ketahanan terhadap

SMV dan daya hasil tinggi

8. Rearing serangga vektor dan

inokulasi dengan SMV

9. Seleksi galur bersegregasi F7 dengan

metode bulk yang dimodifikasi dan

pedigri untuk ketahanan terhadap

SMV dan daya hasil tinggi

10. Pembuatan draft dan submitted ke

jurnal internasional untuk penelitian

populasi F7 tahan terhadap SMV dan

daya hasil tinggi

11. Analisa efektifitas metode seleksi

bulk yang dimodifikasi dan pedigri

untuk ketahanan terhadap SMV pada

galur F7

12. Presentasi pada seminar nasional

Perhimpunan Fitopatologi Indonesia

13. Monev eksternal 14. Pembuatan laporan akhir Stranas

tahun ke III

Page 12: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

4

1.4. Lokasi dan Objek Penelitian

A. Lokasi penelitian

Penelitian di kurungan kasa dilakukan untuk rearing serangga vektor Aphis

glycines dan inokulasi dengan isolat SMV. Penelitian di lahan dilakukan untuk

seleksi galur bersegregasi F5−F7 melalui metode bulk yang dimodifikasi dan pedigri.

Penelitian di kurungan kasa dan lapangan dilakukan di Desa Jenggrik, Kabupaten

Ngawi. Penelitian laboratorium dilakukan di laboratorium LPPT Universitas Gadjah

Mada Yogyakarta untuk deteksi SMV dengan uji Indirect ELISA.

B. Objek penelitian

1) Perbanyakan Soybean mosaic virus isolat T

Perbanyakan SMV isolat T dilakukan untuk mempersiapkan sumber

inokulum untuk seleksi galur bersegregasi tahan terhadap SMV dengan metode bulk

yang dimodifikasi dan pedigri. Isolat SMV diinokulasi pada varietas Wilis untuk

perbanyakan SMV.

2) Seleksi galur bersegregasi (F5-F6) tahan SMV dengan bulk yang dimodifikasi

dan pedigri

Kedua kelompok galur F5 asal seleksi bulk yang dimodifikasi dan pedigri

terpilih yaitu 710 galur F5 bulk ( 50 galur/populasi), 568 galur F5 pedigri (40

galur/populasi) ditanam terpisah, 5-10 baris per galur, setiap sepuluh baris tanaman

uji ditanam satu baris varietas rentan Orba. Umur seminggu setelah tanam, tanaman

diinokulasi dengan SMV isolat T menggunakan teknik udara tekan pada tekanan 1,8

– 2,0 kg/cm2, inoculum 1 g daun sakit/ 50 ml larutan buffer, dan carborundum

600 Mesh 0,5% (0,5 g/100 ml), waktu semprot 0,5 det/tanaman pada jarak 10-15

cmdari permukaan daun tanaman. Pada umur 4-5 minggu setelah tanam dilakukan

pemilihan/pencatatan galur yang sehat/tahan SMV dan berpenampilan agronomis

baik. Setiap baris/galur terbaik dipilih tanaman yang terbaik, kemudian digabung

menjadi satu galur. Galur F5 ini dipilih 75 galur F6 yang terbaik (5-20

galur/populasi) untuk diobservasi lebih lanjut.

Masing-masing kelompok galur F6 bulk yang dimodifikasi dan pedigri

pilihan ditanamterpisah, 8-10 baris/galur, panjang baris 3 m, 1 biji/lobang. Seminggu

sebelum tanam galur F6, pada setiap 10 baris tanaman uji ditanam varietas rentan.

Umur satu minggu tanaman rentan diinokulasi dengan SSV secara mekanik (olesan).

Page 13: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

5

Lima hari setelah inokulasi, serangga vektor Aphis glycines Mats (kutu daun)

diinfestasikan pada daun tanaman terinfeksi, sehingga serangga tersebut diharapkan

sebagai penular dan penyebar SMV pada tanaman uji di lapangan. Pemilihan galur

berdasarkan ketahanan SMV, hasil dan sifat agronomis lainnya. Hasil evaluasi galur

galur F6 terpilih akan digunakan untuk seleksi galur F7 dan efektifitas metode

seleksi.

3) Efektifitas metode seleksi bulk yang dimodifikasi dan pedigri untuk

ketahanan terhadap SMV pada galur F7

Material yang digunakan adalah masing-masing 30 galur F7 asal seleksi bulk

yang dimodifikasi dan 30 galur F7 asal seleksi pedigri bersama ketujuh tetua asalnya.

Percobaan dilakukan di lapangan di desa Jenggrik Kabupaten Ngawi. Setiap

genotype ditanam (2 tanaman/rumpun) di dalam petakan berukuran 2 m x 3 m.

Masing-masing kelompok metode seleksi menggunakan acak kelompok dengan tiga

ulangan. Penularan SMV dipercepat dengan setiap petak percobaan dilakukan antara

lain: 1) menanam varietas unggul nasional yang rentan SMV disekelilingi etak

percobaan, setiap jarak 1 m diinokulasi dengan isolat yang virulen umur seminggu

setelah tanam; 2) setiap 8 rumpun per petak pada umur 1 minggu setelah tanam

diinfestasi dengan A. glycines instar 2−3 yang telah terkontaminasi SMV, 3−5

ekor/rumpun, kemudian disungkup dengan plastik transparan berlubang untuk

sirkulasi udara. Dua hari kemudian sungkup dibuka, diharapkan serangga

A. glycines yang sudah terkontaminasi SMV akan menyebar ke tanaman lainnya.

Pengamatan dilakukan terhadap hasil, komponen hasil dan intensitas SMV

berdasarkan uji Indirect ELISA.

Intensitas SMV dihitung berdasarkan rumus berikut (Singh, l986).

I = ∑ (n x v)/NV

I = intensitas SMV (%)

n = jumlah tanaman pada setiap indeks atau skor Indirect ELISA

v = skor SMV pada setiap tanaman (sampel)

N = jumlah sampel tanaman yang diamati/dianalisis

V = skor SMV tertinggi (4)

Kedua metode seleksi dikaji efektifitasnya dengan membandingkan hasil

melalui uji t.

Page 14: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

6

Sistem hubungan lintas (jalinan) antar peubah Y (hasil) dengan peubah tinggi

tanaman (X1), umur masak (X2), jumlah cabang (X3), jumlah polong (X4), bobot

100 biji (X5), intensitas penyakit yang disebabkan oleh SMV (X6) digambarkan

dalam bentuk lintas sebagai berikut (Singh dan Chaudhary, 1979).

Cs

Keterangan:

S : pengaruh faktor lain yang tidak terdefinisi

C1, C2 .........C6 : Koefisien lintas atau pengaruh langsung xi terhadap y

r12, r13, .......r56 : koefien korelasi antar peubah x

Cs : pengaruh galat/sisaan

Koefisien korelasi (rij) diperoleh dari persamaan berikut:

n∑xixj − (∑xi)(∑yi)

rij =

√ [n∑xi2−(∑xi)

2] [n∑yi

2− (∑yi)

2]

Persamaan regresi berganda antar peubah y dan peubah xi sebagai berikut:

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6

Koefisien lintas (pengaruh langsung) diperoleh dengan menggunakan rumus

(Gaspersz, l995):

Sxi

Ci = bi

Syi

Keterangan:

Bi : koefisien regresi

Ci : koefisien lintas

Sxi : simpangan baku peubah bebas

Syi : simpangan baku peubah tak bebas (hasil)

Y

X1

Y2

X6 S

C1

C2

C3

r12

R26

R16

Page 15: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

7

Pengaruh galat/sisaan dihitung dengan cara:

C2S = 1− ∑Ciriy Cs = C

2s

Pengaruh langsung dan tak langsung dapat dirangkum dalam tabel berikut:

Tabel 2. Pengaruh langsung dan tidak langsung antar peubah bebas Xi terhadap

peubah tidak bebas Y

Peubah X1 X2 X3 X4 X5 X6 Rxy

X1 C1 C2r12 C3r13 C4r14 C5r15 C6r16 R1y

X2 C1r21 C2 C3r23 C4r24 C5r25 C6r26 R2y

X3 C1r31 C2r32 C3 C4r34 C5r35 C6r36 R3y

X4 C3r41 C2r42 C3r43 C4 C5r45 C6r46 R4y

X5 C1r51 C2r52 C3r53 C4r54 C5 C6r56 R5y

X6 C1r62 C2r62 C3r63 C4r64 C5r65 C6 R6y

Keterangan:

Rxy : korelasi antar peubah Xi dengan Y

C1,C2..................C6 : pengaruh langsung antar peubah Xi dengan Y

C2r12 : pengaruh tak langsung X1 melalui X2

C6r56 : pengaruh tak langsung X5 melalui X6 atau

Cirij : pengaruh tak langsung Xi melalui Xj

Page 16: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kajian Pustaka

Salah satu faktor pembatas produksi kedelai disebabkan serangan virus. Di

Indonesia, penyakit mosaik kedelai disebabkan oleh Soybean yellow mosaic virus

(SYMV), Soybean stunt virus (SSV), Cowpea mild mottle virus (CMMV), Soybean

mosaic virus (SMV), dan Peanut stripe virus (PStV). Hasil penelitian penyakit

mosaik kedelai menyebabkan penurunan hasil 13,4−30,1% di Jawa Timur bagian

barat. Kejadian penyakit ini di beberapa daerah berhubungan dengan waktu infeksi

dan umur tanaman. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan gejala penyakit

yang disebabkan oleh SMV tersebar di semua lokasi pertanaman kedelai sejak awal

pertumbuhan. Penyakit mosaik kedelai di lapangan menampakkan gejala pada

tanaman yang beraneka ragam pada varietas Wilis. Tanaman terinfeksi SMV tidak

selalu menampakkan gejala, bahkan nampak bervariasi, sehingga gejala penyakit

mempunyai ekspresi berbeda tergantung kondisi lingkungannya. Oleh karena itu

gejala visual tidak dapat dijadikan jaminan tanaman terinfeksi SMV. Diagnosis

penyebab penyakit yang akurat dimaksudkan untuk mendapatkan cara pengelolaan

penyakit tersebut. Infeksi SMV dapat dibedakan terhadap virus lain, apabila

pengamatan dilakukan saat awal pertumbuhan. Gejala akan menjadi kompleks

setelah melewati awal pertumbuhan. Salah satu faktor yang mempengaruhi gejala

SMV adalah kerentanan varietas (Andayanie et al, 2011). Intensitas serangan dan

laju perkembangan penyakit mosaik ditentukan oleh tersedianya sumber inokulum,

tingkat kerentanan varietas, populasi vektor, dan faktor lingkungan yang kondusif

untuk perkembangan serangga vektor (Duriat & Tjahjono, 2001; Saleh & Baliadi,

2006).

Soybean mosaic virus termasuk dalam genus Potyvirus yang merupakan

genus terbesar dari famili Potyviridae (Shukla et al., 1994). Identifikasi SMV dapat

menggunakan pengamatan dengan mikroskop elektron dan Indirect ELISA dengan

antibodi poliklonal terhadap SMV serta molekular dengan teknik RT-PCR. Pasangan

primer universal yaitu Sprimer (F) dan oligo d(T)(M4) (R) dengan teknik RT-PCR

digunakan untuk identifikasi famili Potyviridae. Fragmen DNA yang diamplifikasi

berukuran 1687 bp (Chen et al., 2001; Andayanie, 2012).

Page 17: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

9

Pengelolaan SMV dengan mengendalikan vektor tidak akan efektif. Salah

satu upaya pengelolaan yang terbaik dan ramah lingkungan dilakukan dengan

menanam varietas tahan. Sumbangan varietas unggul terhadap peningkatan

produktivitas kedelai dapat dilihat dari kenaikan produktivitas dan pendapatan

petani. Namun sampai saat ini varietas-varietas tidak mempunyai ketahanan terhadap

penyakit virus karena lebih difokuskan pada perbaikan hasil. (Asadi dan Dewi, 2010;

Andayanie, 2012 b; Krisdiana, 2014). Heriyanto et al. (2004) menjelaskan bahwa

varietas unggul Wilis menduduki urutan pertama dalam usaha tani kedelai di Jawa

Timur dan Jawa Tengah.

Varietas-varietas kedelai tahan terhadap SMV akan memudahkan petani

dalam budidaya serta meningkatkan stabilitas produksi kedelai Pengujian galur

harapan kedelai sangat penting untuk memastikan keunggulannya terhadap varietas

yang telah ada dalam hasil maupun adaptasi terhadap cekaman abiotik dan biotik.

Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan galur harapan sebagai calon varietas unggul

tidak hanya dinilai dari kemampuan untuk berproduksi tinggi, tetapi juga harus

memiliki ketahanan terhadap infeksi SMV di lapangan.

2.2. Kerangka Pemikiran

Pengujian galur harapan kedelai sangat penting untuk memastikan

keunggulan varietas yang telah ada terutama daya hasil dan adaptasi pada lingkungan

biotik. Hasil biji sebagai peubah (variable) tidak bebas sangat ditentukan oleh

karakter karakter agronomis sebagai peubah-peubah bebas, seperti tinggi tanaman,

umur masak, jumlah cabang pertanaman, jumlah polong pertanaman, bobot seratus

biji termasuk ketahanan terhadap SMV. Melalui analisis lintasan akan dapat

diketahui pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung antar peubah-peubah

bebas dengan peubah tidak bebas (hasil), sehingga akan lebih memudahkan pemulia

dalam melakukan seleksi, terutama terhadap karakter yang berpengaruh langsung

terhadap hasil, serta sebagai pedoman pemulia dalam program perbaikan varietas.

Seleksi segegran F5 dan seterusnya yang dari persilangan perlu diseleksi

dengan metode yang sesuai. Metode seleksi yang sesuai akan lebih efektif dan

efisien, sehingga peluang untuk memperoleh galur-galur harapan sebagai calon

varietas unggul kedelai yang berdaya hasil tinggi dan tahan SMV sangat besar.

Page 18: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

10

2.3. Hipotesis

1. Metode seleksi yang lebih efektif dan efisien untuk mendapatkan galur F7 akan

diperoleh dari metode seleksi bulk yang dimodifikasi dan pedigri.

2. Di antara karakter-karakter agronomi terdapat karakter yang berpengaruh langsung

dan tidak langsung terhadap hasil biji.

Page 19: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

11

BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT

3.1 Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk:

1) Memperoleh galur-galur harapan F5-F7 yang tahan terhadap SMV asal seleksi

pedigri dan bulk yang dimodifikasi di lapangan.

2) Mendapatkan metode seleksi yang lebih efektif untuk memperoleh galur-galur

harapan tahan SMV yang berdaya hasil tinggi melalui seleksi bulk yang

dimodifikasi dan pedigri, serta mengetahui hubungan lintas antar karakter

agronomi, sifat tahan SMV dengan karakter hasil biji.

3.2. Manfaat Penelitian

Program pemuliaan kedelai lebih terarah karena metode seleksi yang tepat.

Seleksi yang dilakukan secara benar dengan metode yang tepat akan menghasilkan

galur-galur harapan kedelai pilihan yang tahan terhadap SMV berdaya hasil tinggi.

Page 20: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

12

BAB IV. METODE PENELITIAN

4.1. Bahan dan Peralatan

A. Bahan penelitian

Bahan penelitian terdiri atas:

1) Isolat SMV dari Ngawi (Jawa Timur)

2) Benih kedelai varietas Gepak Kuning dan Wilis

3) Tujuh genotipe tahan SMV (L. Jombang, Mlg 3288, L. Temanggung, Malabar,

Pangrango, PI 200485, M8Grb 44)

4) Karborundum (600 Mesh)

5) Bahan untuk diagnosis secara serologi antigen, antibodi poliklonal terhadap SMV

hasil pemurnian yang telah diencerkan 1000 x, Phosphat buffer saline 0,02 M

yang mengandung 0,05% Tween (PBST) pH 7,4 untuk washing buffer, Buffer

saline albumin (BSA) 0,05%, buffer Carbonat pH 9,6 untuk coating buffer,

enzim konjugat antirabit pengenceran 3000 x; p nitrophenil phosphat dalam 10%

diethanolamine pH 9,8 untuk substrat, NaOH.

6) Bahan untuk tanam kedelai (tanah walet, pupuk organik dan kandang)

B. Peralatan penelitian

Peralatan penelitian terdiri atas:

1) Kurungan kasa kedap serangga dan pot plastik diameter 35 cm

2) Seperangkat alat untuk diagnosis dengan ELISA terdiri atas: tabung ependorf,

micropipet, polystyrene microtiter plate, thermolyne vortex, freser, kertas

almunium foil, alu porselin, shaker, ELISA (merk Reader 680 XR), tip (yellow,

white dan blue).

3) Seperangkat alat untuk pengelolaan penyakit virus terbawa benih terdiri atas:

inkubator (merk Sanyo), cold storage (merk Geneplast, Indonesia), contador

(merk Pfeuffer), drying oven (merk Ogawa Seiki Co LTD), penggerus benih

(merk Kett Electric laboratory).

4.2. Desain Penelitian dan Tahapan Penelitian

A. Desain penelitian

Metode pengumpulan data terdiri atas:

Page 21: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

13

1) Pelaksanaan di laboratorium

Deteksi serologi menggunakan teknik Indirect ELISA. Desain penelitian

dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif berdasarkan nilai absorbansi yang

diperoleh dari masing-masing sampel uji.

2) Pelaksanaan di lapangan

Penelitian dilakukan di kebun percobaan di Desa Jenggrik, Kecamatan

Sidowayah, Kabupaten Ngawi.

a) Seleksi galur bersegregasi (F5-F6) tahan SMV dan daya hasil tinggi

Penilaian gejala serangan SMV berdasarkan skoring tingkat ketahanan.

Desain penelitian untuk sifat agronomis menggunakan Rancangan Acak Kelompok

dengan 3 ulangan.

Gambar 1. Seleksi galur bersegregasi tahan SMV dan berdaya hasil tinggi melalui

metode bulk yang dimodifikasi dan pedigri

b) Efektifitas metode seleksi bulk yang dimodifikasi dan pedigri untuk

ketahanan terhadap SMV pada galur F7

Efektifitas antara metode bulk yang dimodifikasi dann pedigri dilakukan

dengan uji t. Penafsiran pengaruh langsung dan tidak langsung sifat-sifat agronomis

(peubah bebas) Xi yang diseleksi dengan metode bulk dan pedigri dibuat beberapa

tafsiran. Hal ini untuk mengetahui seberapa besar kekuatan peubah X dalam

menentukan Y menurut tiga pedoman dasar umum (Totowarsa, l982):

1. Jika koefisien korelasi (rxiy) hampir sama besar dengan pengaruh langsungnya (C)

maka koefisien korelasi tersebut seutuhnya mengukur derajad keeratan hubungan

Xi dan Y, artinya seleksi berdasarkan peubah Xi sangat efektif.

Page 22: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

14

2. Jika rxiy bernilai positif, tapi pengaruh langsungnya negatif atau dapat diabaikan,

maka pengaruh tak langsung (Cirij) menjadi penyebab korelasi. Semua peubah

bebas X harus diperhatikan dan diperhitungkan secara serempak.

3. Jika rxiy bernilai negatif, tapi pengaruh langsung (C) bernilai positif dan besar,

maka pengaruh tak langsung yang tidak dikehendaki dibatasi, sehingga dalam

penafsirannya pengaruh langsung benar-benar dapat dimanfaatkan.

B. Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian “Ketahanan dan pemuliaan kedelai [Glycine max (L.) Merrill]

terhadap virus mosaik (Soybean mosaic virus) berdaya hasil tinggi” tahun ke III

tertera pada Gambar 2.

Gambar 2. Tahapan penelitian “Ketahanan dan pemuliaan kedelai [Glycine max (L.)

Merrill] terhadap virus mosaik (Soybean mosaic virus) dan berdaya

hasil tinggi tahun ke III.

4.3. Analisis Data

Pengamatan tanaman sakit dilakukan secara visual. Gejala mosaik karena

SMV diterangkan melalui perubahan-perubahan penting yang tampak dari luar.

Bulk yang dimodifikasi

(± 50 tanaman/populasi)

F7 + 9 tetua)

Pedigri (± 30 tanaman/populasi)

F4

F5

F7 + 9 tetua

F4

F5

efektifitas metode seleksi

Lapangan

Tahun III

1. Galur terbaik sebagai calon varietas unggul

tahan SMV dan berdaya hasil tinggi

2. Metode seleksi yang efektif dan efisien

F6 F6

Page 23: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

15

gejala tersebut dibandingkan dengan tanaman sehat. Diagnosis hasil pengamatan

visual pada tanaman bergejala mosaik dan biji dari tanaman tersebut juga

dilakukan dengan uji molekular untuk genotipe tahan dan serologi untuk galur-galur

harapan. Analisis data pada uji serologi dilakukan dengan cara diskriptif kualitatif.

Analisis data intensitas penyakit dan persentase serangan dilakukan dengan

cara diskriptif kuantitatif. Data intensitas penyakit dari pengamatan gejala

beberapa genotipe saat 2 minggu setelah inokulasi dilakukan skoring dan

ditransformasi terlebih dahulu, sebelum dilakukan analisis statistik lebih lanjut.

Intensitas penyakit ditransformasi dengan arc sin √ x/100 dan √ x + 0,5 . Intensitas

SMV dihitung berdasarkan I =∑( n x v)/NV. Persentase penyakit dihitung

berdasarkan jumlah tanaman yang terinfeksi dibagi jumlah tanaman yang diinokulasi

dikalikan 100 %.

Data dari persentase sifat-sifat agronomi seperti tinggi tanaman, umur masak,

jumlah cabang per tanaman, jumlah polong per tanaman, bobot 100 biji dari populasi

dianalisa dengan Rancangan Acak Kelompok, tiga ulangan. Analisa statistik

dilakukan dengan software SAS R / STA SAS Institute Inc 1989.

Page 24: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

16

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

A. Galur-galur F7 asal seleksi bulk yang dimodifikasi

Hasil persilangan Wilis x Pangrango, Gepak Kuning x Malabar, Gepak

Kuning x Pangrango, Gepak Kuning x PI 200485, Gepak Kuning x M8Grb 44

mempunyai tingkat ketahanan dengan skor tahan (Tabel 3).

Tabel 3. Rerata keparahan penyakit dan kategori ketahanan terhadap SMV pada

populasi F7 kedelai

No Persilangan Jumlah tanaman

yang terinfeksi/

tanaman yang

diinokulasi

Keparahan

penyakit (%)

Tingkat ketahanan

1 Wilis x L. Jombang 14/156 23.88 Agak tahan

2 Wilis x Mlg 3288 11/105 20.36 Agak tahan

3 Wilis x L. Temanggung 13/66 20.46 Agak tahan

4 Wilis x Malabar 16/82 31.23 Agak rentan

5 Wilis x Pangrango 7/78 11.85 Tahan

6 Wilis x PI 200485 19/73 15.47 Agak tahan

7 Wilis x M8Grb 44 11/60 20.48 Agak tahan

8 Gepak Kuning x L. Jombang 15/60 30.07 Agak rentan

9 Gepak Kuning x Mlg 3288 0/50 0.00 Tahan

10 Gepak Kuning x L. Temanggung 16/82 31.23 Agak rentan

11 Gepak Kuning x Malabar 0/53 0.00 Tahan

12 Gepak Kuning x Pangrango 6/55 10.22 Tahan

13 Gepak Kuning x PI 200485 13/85 5.11 Tahan

14 Gepak Kuning x M8Grb 44 14/62 6.98 Tahan

15 Wilis 6/10 51.08 Rentan

16 Gepak Kuning 4/10 47.12 Agak rentan

17 L. Jombang 0/10 0.00 Tahan

18 Mlg 3288 0/10 0.00 Tahan

19 L. Temanggung 1/10 0.00 Tahan

20 Malabar 0/10 0.00 Tahan

21 Pangrango 0/10 0.00 Tahan

22 PI 200485 1/10 0.00 Tahan

23 M8Grb 44 0/10 0.00 Tahan

Skala 0-15% : tahan; 15-30%: agak tahan; 31-50%: agak rentan; 51-100% : rentan.

Persilangan Gepak Kuning x PI 200485 mempunyai tinggi tanaman tertinggi

(61,2) dan jumlah cabang (3,67) serta polong isi/tanaman (54,1) terbanyak. Hasil

persilangan yang diuji lebih tinggi dibandingkan Gepak Kuning dan PI 200485

sebagai pembanding. Infeksi SMV pada awal pertumbuhan dan tingkat ketahanan

terhadap SMV mempengaruhi pada jumlah polong isi/tanaman dan bobot 100 biji.

Kombinasi persilangan Gepak Kuning x PI 200485 mempunyai bobot biji tertinggi

Page 25: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

17

(11,26 g/100 biji).Jumlah polong isi/tanaman mempunyai peranan untuk menentukan

hasil biji kedelai.Kombinasi persilangan Wilis x PI 200485 mempunyai bobot 100

biji (10,26 g/100 biji) dan jumlah cabang 3,27 tertinggi, meskipun tidak berbeda

nyata dengan persilangan Wilis lainnya (Tabel 4).

Tabel 4. Sifat-sifat agronomi dan komponen hasil dari populasi F7 kedelai asal

seleksi bulk yang dimodifikasi

No Persilangan TT1 UM

1 JP

1 BSB

1 JC

1

1 Wilis x L. Jombang 55,2 c-f

2 82.2b-e

2 35.0 b-f

2 9.84 a-e

2 3.23 a-d

2

2 Wilis x Mlg 3288 52.7 a-e 88.1 g-i 27.5 a-b 7.72 a-c 2.00 a

3 Wilis x L. Temanggung 49.8 a-d 83..3 c-f 34.7 b-f 9.58 a-e 2.09 a-b

4 Wilis x Malabar 58.8 e-f 81.6 b-d 31.8 a-e 8.09 a-d 3.10 a-d

5 Wilis x Pangrango 58.1 e-f 87.2 f-h 31.9 a-f 10.02 b-e 3.10 a-d

6 Wilis x PI 200485 59.1 e-f 79.5 a-c 27.3 a-b 10.26 c-e 3.27 a-d

7 Wilis x M8Grb 44 54,6 c-f 91.0 h-j 40.8 f-g 7.36 a-b 2.19 a-b

8 Gepak Kuning x L. Jombang 47.3 a-b 79.8 a-c 35.6 c-g 10.13 c-e 3.10 a-d

9 Gepak Kuning x Mlg 3288 56.1 c-f 86.3 e-g 53.4 h 7.90 a-c 3.21 a-d

10 Gepak Kuning x L.Temanggung 49.2 a-c 81.7 b-d 33.5 a-f 9.97 a-e 2.23 a-c

11 Gepak Kuning x Malabar 52.9 a-d 83.4 c-f 29.1 a-d 9.92 a-e 2.70 a-d

12 Gepak Kuning x Pangrango 54.6 c-f 83.6 c-f 30.7 a-d 9.14 a-e 2.37 a-d

13 Gepak Kuning x PI 200485 61.2 g 76.3 a 54.1 h 11.26 f 3.61 c-d

14 Gepak Kuning x M8Grb 44 52.4 a-d 89.8 g-i 43.2 g 7.89 a-c 2.70 a-d

15 Wilis 45.9 a 87.0 f-h 28.7 a-c 9.06 a-e 2.08 a-b

16 Gepak Kuning 53.6 b-e 782 a-b 39.1 e-g 9.16 a-e 3.03 a-d

17 L. Jombang 53.4 a-d 84.6 d-f 25.4 a 11.06 e 2.09 a-b

18 Mlg 3288 58.0 e-f 89.3 g-i 55.1 h 7.24 a 3.59 c-d

19 L. Temanggung 47.3 a-b 85.6 d-g 39.3 e-g 9.29 a-e 3.71 d

20 Malabar 54.1 b-e 83.4 c-f 29.6 a-d 10.98 e 2.08 a-b

21 Pangrango 49.5 a-c 86.6 e-g 37.1 d-g 8.42 a-e 2.37 a-d

22 PI 200485 57.2 e-f 92.4 i-k 25.6 a 11.12 e 1.93 a

23 M8Grb 44 56.8 d-f 94.3 j-k 29.7 a-d 10.09 b-e 2.17 a-b

Keterangan: 1 : TT= Tinggi tanaman (cm); UM = Umur masak (hari); JP= jumlah polong/tanaman;

BSB= Bobot 100 biji (g); JC= Jumlah cabang/tanaman 2

: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda

nyata pada taraf 5%

Kombinasi persilangan Gepak Kuning x PI 200485 mempunyai jumlah

polong hampa paling sedikit dan tidak berbeda nyata dengan persilangan Wilis x L.

Temanggung. Kombinasi persilangan Gepak kuning x PI 200485 mempunyai potensi

hasil tertinggi dan diikuti Gepak Kuning x Mlg 3288 (Tabel 5).

Page 26: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

18

Tabel 5. Rata-rata jumlah polong hampa dan komponen hasil (t/ha) dari populasi F7

kedelai

No Persilangan JPH1 Potensi hasil (t/ha)

1 Wilis x L. Jombang 1.8 a-c 1.56 a-c

2 Wilis x Mlg 3288 1.9 a-d 1.65 c-e

3 Wilis x L. Temanggung 1.5 a 1.52 a-b

4 Wilis x Malabar 1.8 a-c 1.49 a

5 Wilis x Pangrango 1.6 a-b 1.54 a-c

6 Wilis x PI 200485 1.9 a-d 1.63 bd

7 Wilis x M8Grb 44 1.6 a-b 1.57 a-d

8 Gepak Kuning x L. Jombang 2.4 d-e 1.81 g-h

9 Gepak Kuning x Mlg 3288 2.2 c-e 1.91 h-i

10 Gepak Kuning x L. Temanggung 1.8 a-c 1.68 d-f

11 Gepak Kuning x Malabar 1.6 a-b 1.62 b-d

12 Gepak Kuning x Pangrango 2.0 a-d 1.65 c-e

13 Gepak Kuning x PI 200485 1.5 a 2.27 j

14 Gepak Kuning x M8Grb 44 1.8 a-c 1.79 f-g

15 Wilis 1.9 a-d 1.58 a-d

16 Gepak Kuning 1.5 a 1.96 i

17 L. Jombang 2.9 f 1.76 e-g

18 Mlg 3288 2.6 e-f 1.84 g-h

19 L. Temanggung 2.4 d-f 1.59 a-d

20 Malabar 2.2 c-e 1.53 a-b

21 Pangrango 1.9 a-d 1.61 a-d

22 PI 200485 1.7 a-c 1.80 g-h

23 M8Grb 44 2.1 b-e 1.81 g-h 1 JPH : Number of empty pods per plants

2 Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada

taraf 5%

B. Galur-galur F7 asal seleksi pedigri

Persilangan Gepak Kuning x PI 200485 menghasilkan ekspresi tanaman

nampak sehat secara keseluruhan dan nilai absorbansi terendah dibandingkan dengan

persilangan lainnya (Tabel 6).

Page 27: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

19

Tabel 6. Nilai absorbansi dan ekspresi gejala pada galur F7 asal seleksi pedigri di

lapangan

Persilangan Nilai absorbansi Ekspresi gejala

H a) CL

b) CLS

c)

Wilis x L. Jombang 0.43 ± 0.05 ab* 1 5 1 Wilis x Mlg 3288 0.47 ± 0.08 ab 0 5 0 Wilis x L. Temanggung 0.41 ± 0.02 ab 3 4 1 Wilis x PI 200485 0.39 ± 0.04 ab 4 6 0 Wilis x M8Grb 44 0.40 ± 0.06 ab 3 2 2 Gepak Kuning x L.Jombang 0.42 ± 0.01 ab 3 2 0 Gepak Kuning x Mlg 3288 0.38 ± 0.07 ab 6 1 0 Gepak Kuning xL. Temanggung 0.42 ± 0.09 ab 3 3 0 Gepak Kuning x PI 200485 0.33 ± 0.01 a 16 0 0 Gepak Kuning xM8Grb 44 0.41 ± 0.07 ab 9 0 0 Total 48 28 4 Healthy sample 0.49 ± 0.07 b Wilis 1.61 ± 0.19 d Gepak Kuning 1.07 ± 0.21 c Keterangan:

* : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata

pada taraf 5% a)

: Healthy/tidak bergejala ; b)

: gejala klorotik ; c)

: gejala klorotic diikuti dengan mosaik

Persilangan Gepak Kuning x PI 200485 memiliki jumlah polong per tanaman,

bobot biji, dan jumlah cabang lebih banyak dan memiliki umur masak rata-rata 71,2

hari dan tingkat keparahan penyakit terendah terhadap SMV (Tabel 7).

Tabel 7. Sifat-sifat agronomi dan komponen hasil dari populasi F7 kedelai asal

seleksi pedigri

Persilangan HB 1)

UM 1)

JP 1)

BSB 1)

JC 1)

DS 1)

Wilis x L. Jombang 1,545 79.8 b2)

35.0 ac2)

6.3 a2)

1.7 a2)

17.1

Wilis x Mlg 3288 1,432 88.1 f 30.8 ab 7.7 bc 1.8 ab 17.3

Wilis x L. Temanggung 1.521 83.3 ce 34.2 ac 7.1 ab 1.9 ab 15.6

Wilis x PI 200485 1,540 80.2 bd 31.4 ab 9.6 de 2.4 ac 8.0

Wilis x M8Grb 44 1,427 83.6 de 36.3 bc 7.8 bc 2.3 ac 17.6

Gepak Kuning x L.Jombang 1,546 79.9 bc 30.5 a 6.3 a 1.7 a 18.8

Gepak Kuning x Mlg 3288 1,570 85.1 ef 38.6 c 7.5 b 1.7 a 16.1 Gepak Kuning x L. Temanggung 1,514 78.6 b 32.3 ab 8.7 cd 1.9 ab 21.2

Gepak Kuning x PI 200485 1,599 71.2 a 43.4 d 10.3 e 2.9 c 1.9

Gepak Kuning x M8Grb 44 1,556 76.9 b 39.5 cd 7.7 bc 2.6 bc 4.3

LSD 0.05 3.4 5.6 0.9 0.8 Keterangan: 1 : HB= Hasil biji (t/ha); UM = Umur masak (hari); JP= Jumlah polong/tanaman; BSB= Bobot 100

biji (g); JC= Jumlah cabang/tanaman; DS : Intensitas penyakit 2

: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata

pada taraf 5%

Page 28: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

20

C. Analisis Lintas

1) Seleksi bulk yang dimodifikasi

Hasil analisis regresi berganda antar peubah tidak bebas Y (hasil biji) dengan

peubah bebas X sebagai berikut:

Y = −3,17−0,001 X1 + 0,0389 X2 ** + 0,0000 X3 + 0,0159 X4** + 0,0545 X5 +

0,0038 X6 (R2 = 78,9%)

Persamaan regresi berganda di atas menunjukkan bahwa, umur masak (X2),

dan jumlah polong (X4) berbeda nyata pada taraf α 0,05. Hal ini berarti peubah-

peubah bebas, yaitu umur masak dan jumlah polong berpengaruhterhadap peubah Y

(hasil). Namun , peubah lainnya seperti tinggi tanaman (X1), jumlah cabang (X3),

bobot 100 biji (X5), dan intensitas SMV (X6) tidak nyata pengaruhnya terhadap

peubah Y. Nilai koefisien determinasinya (R2) adalah 78,9%, artinya masih ada

(1−78,9)% = 21,1% lagi informasi hasil biji (Y) yang belum bias diterangkan oleh

persamaan regresi tadi. Jika dilihat dari hasil analisis korelasi (Tabel 8), dari 15

koefisien korelasi (r) antar peubah-peubah Xi, 11 menunjukkan korelasi yang nyata.

Pengaruh sisa (Cs), berdasarkan hasil analisis lintas masih cukup besar yaitu 0,4520.

Nilai C2s = 0,2043 menunjukkan bahwa analisis lintas tidak mampu menjelaskan

pengaruh-pengaruh lain di luar pengaruh peubah-peubah X sebesar 0,2043. Namun

demikian, analisis lintas dapat menjelaskan total keragaman dalam Y sebesar Y

sebesar 1−C2s = 0,7957. Nilai ini sama dengan nilai R

2 pada persamaan regresi

bergandanya.

Dari analisis lintas (Tabel 9, Gambar 3) dapat dilihat bahwa nilai r4y cukup

besar (0,7999) yaitu hampir sama besarnya dengan nilai pengaruh langsungnya (C4)

sebesar 0,6127 atau memenuhi pedoman pertama. Hal ini dapa dikatakan bahwa

sumbangan sifat atau karakter jumlah polong per tanaman (X4) cukup besar dalam

menentukan hasil (Y). Implikasinya, karakter jumlah polong per tanaman dapat

digunakan untuk seleksi terhadap hasil biji pada kedelai.

Nilai r3y adalah 0,521 sedangkan pengaruh langsungnya 0,00, sehingga dapat

diabaikan. Kenyataan ini memenuhi pedoman kedua, artinya ada peubah X yang

harus dievaluasi secara serempak karena adanya pengaruh tak langsung peubah-

peubah X yang lain melalui X3 (jumlah cabang).

Page 29: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

21

Tabel 8. Matriks koefisien korelasi antar karakter agronomi galur F7 kedelai asal

seleksi bulk yang dimodifikasi

Peubah X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7

X1 1 0,593** 0,531** 0,677** -0,591** -0,085 0,572**

X2 1 0,425* 0,734** -0,726** -0,257 0,821*

X3 1 0,691** -0,450** -0,243 0,521**

X4 1 -0,760** -0,381* 0,799**

X5 1 0,253 -0,595**

X6 1 -0,238 Keterangan: * = nyata; ** = sangat nyata, X1= tinggi tanaman, X2= umur masak, X3 = jumlah

cabang/tanaman, X4 = jumlah polong/tanaman, X5 = bobot 100 biji, X6 = intensitas

SMV, X7 (Y) = hasil biji.

Tabel 9. Pengaruh langsung dan tidak langsung karakter agronomi (Xi) terhadap

hasil biji (Y) galur-galur F7 kedelai asal seleksi bulk

Peubah X1 X2 X3 X4 X5 X6 Xry X1 -0,0267 0,3628 0,000 0,4148 -0,1607 -0,0068 0,572**

X2 -0,0158 0,6118 0,000 0,4497 -0,1974 -0,0206 0,821*

X3 -0,0142 0,2600 0,000 0,4234 -0,1223 -0,0195 0,521**

X4 -0,0181 0,4491 0,000 0,6127 -0,2066 -0,0305 0,799**

X5 0,0158 -0,4442 0,000 -0,4556 0,2719 0,0203 -0,595**

X6 0,0227 -0,1572 0,000 -0,2334 0,0688 0,0688 -0,238

Keterangan: * = nyata; ** = sangat nyata, X1= tinggi tanaman, X2= umur masak, X3 = jumlah

cabang/tanaman, X4 = jumlah polong/tanaman, X5 = bobot 100 biji, X6 = intensitas

SMV,angka yang dihitamkan= C1,C2 …. C6 (pengaruh langsung).

1) Seleksi pedigri

Hasil analisis regresi berganda antar karakter agronomi (Xi) dengan hasil biji

(Y) sebagai berikut:

Y= -0,173 + 0,0014 X1 + 0,00422 X2 + 0,0025 X3 + 0,0169 ** X4 + 0,0345

X5 + 0,00481 X6 (R2 = 51,6%)

Dari persamaan regresi di atas hanya peubah X4 yang berpengaruh nyata

terhadap peubah Y. Nilai koefisien determinasinya (R2) adalah 51,6% yang berarti

masih terdapat sekitar (1−51,6)% =48,4% informasi peubah Y yng belum mampu

diterangkan oleh persamaan regresi bergandanya. Padahal di dalam analisis regresi

berganda, seperti telah disebutkan bahwa salah satu asumsi yang harus dipenuhi

adalah antar peubah X harus bebas sesamanya. Matrix korelasi menunjukkan bahwa

dari 15 nilai koefisien korelasi antar peubah X, enam diantaranya tidak nyata pada α

0,05 (Tabel 10). Hasil analisis lintas (Gambar 4) menunjukkan bahwa pengaruh sisa

(Cs) adalah 0,6909. Nilai C2s adalah 0,4774, artinya analisis lintas tidak dapat

menjelaskan pengaruh-pengaruh lain di luar pengaruh peubah-peubah bebas Xi

Page 30: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

22

sebesar 0,4774. Namun analisis lintas tersebut berhasil menjelaskan total keragaman

dalam Y sebesar 1− C2s yaitu 0,5226, nilai ini hamper sama dengan nilai R

2 pada

persamaan regresi bergandanya.

Semua pengaruh langsung (Ci) bernilai positif, namun C3 memiliki nilai yang

sangat kecil atau dapat diabaikan (0,0079), sedangkan nilai r3y positif dan cukup

besar (0,534) atau memenuhi pedoman kedua (Tabel 11). Keadaan ini tampaknya

terjadi karena adanya peran dari X4 (jumlah polong), pengaruh tidak langsung X3

(jumlah cabang) melalui X4 (C3r34) adalah (0,5821) yakni merupakan pengaruh tidak

langsung terbesar diantara pengaruh tidak langsung X3 melalui peubah X lainnya.

Tabel 10. Matriks koefisien korelasi antar karakter agronomi galur F7 kedelai asal

seleksi bulk yang dimodifikasi

Peubah X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7

X1 1 0,499** 0,646** 0,777** -0,528** -0,167 0,582**

X2 1 0,535 0,521** -0,581** -0,006 0,407*

X3 1 0,751** -0,611** -0,143 0,534**

X4 1 -0,746** -0,176 0,700**

X5 1 -0,023 -0,461**

X6 1 -0,054 Keterangan: * = nyata; ** = sangat nyata, X1= tinggi tanaman, X2= umur masak, X3 = jumlah

cabang/tanaman, X4 = jumlah polong/tanaman, X5 = bobot 100 biji, X6 = intensitas

SMV, X7 (Y) = hasil biji.

Tabel 11. Pengaruh langsung dan tidak langsung karakter agronomi (Xi) terhadap

hasil biji (Y) galur-galur F7 kedelai asal seleksi bulk

Peubah X1 X2 X3 X4 X5 X6 Xry X1 0,0676 0,0443 0,0051 0,6023 -0,1091 -0,0163 0,582

X2 0,0338 0,0907 0,0043 0,4039 -0,1200 0,0006 0,407

X3 0,0437 0,0486 0,0079 0,5821 -0,1262 -0,0140 0,534

X4 0,0526 0,0473 0,0060 0,7751 -0,1541 -0,0172 0,700

X5 -0,0357 -0,0527 -0,0049 -0,5783 0,2065 -0,0023 -0,461

X6 -0,0113 0,0006 -0,0012 -0,0136 -0,0048 0,0973 -0,054

Keterangan: * = nyata; ** = sangat nyata, X1= tinggi tanaman, X2= umur masak, X3 = jumlah

cabang/tanaman, X4 = jumlah polong/tanaman, X5 = bobot 100 biji, X6 = intensitas

SMV,angka yang dihitamkan= C1,C2 …. C6 (pengaruh langsung).

Page 31: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

23

Ci rxy

X1 0,0267 0,572

X2 0,6118 0,821

X3 0,0000 0,521

Y X4 0,6127 0,799

X5 0,2719 -0,595

X6 0,0802 -0,238

Cs = 0,4520

S

Gambar 3.Diagram lintas antara 5 karakter agronomi (X1-X5), karakter ketahanan

terhadap SMV (X6) terhadap hasil biji (Y) galur F7 kedelai asal seleksi

bulk yang dimodifikasi

Ci rxy

X1 0,0676 0,582

X2 0,0907 0,407

X3 0,0079 0,534

Y X4 0,7751 0,700

X5 0,2065 -0,461

X6 0,0973 -0,054

Cs = 0,6909

S

Gambar 4. Diagram lintas antara 5 karakter agronomi (X1-X5), karakter ketahanan

terhadap SMV (X6) terhadap hasil biji (Y) galur F7 kedelai asal seleksi

pedigri

5.2. Pembahasan Penelitian

Bobot biji pertanaman memberikan informasi besarnya kemampuan tiap

tanaman dalam menghasilkan biji (Susan et al., 2001). Kombinasi persilangan

sebagai calon varietas tidak hanya dinilai dari potensi hasil tetapi kemampuan untuk

ketahanan terhadap SMV.

Jumlah polong ditentukan oleh polong bernas atau polong isi dan polong

hampa. Semakin banyak polong isi dan semakin sedikit polong hampa akan tinggi

hasil biji (t/ha). Selain itu infeksi SMV pada awal pertumbuhan akan menyebabkan

hasil asimilat rendah, sehingga tingkat kehampaan biji semakin tinggi (Andayanie,

2012a; Andayanie, 2012b).

Potensi hasil (2,27 t/ha) yang tinggi dari kombinasi persilangan Gepak

Kuning x PI 200485 ini didukung oleh tingkat ketahanan terhadap SMV yang tinggi

Page 32: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

24

dengan skor tahan, polong isi/tanaman terbanyak dan bobot 100 biji tertinggi serta

jumlah polong hampa terendah. Kombinasi persilangan Gepak Kuning x Mlg 3288

menjadi persilangan berikutnya yang mempunyai potensi hasil tinggi (1.91 t/ha).

Tinggi tanaman, umur masak, jumlah cabang/tanaman,jumlah

polong/tanaman, dan bobot 100 biji korelasinya nyata terhadap hasil biji. Namun

demikian dari nilai korelasi yang nyata tersebut belum dapat menjawab apakah

peubah Xi itu berpengaruh langsung atau tidak terhadap peubah hasil biji.

Pengaruh tidak langsung dari X3 melalui X4 (C3r34) pada seleksi bulk yang

dimodifikasi merupakan pengaruh tidak langsung terbesar (0,4234), maksudnya

peubah X3 (jumlah cabang) dalam menentukan Y (hasil) karena adanya peran X4.

Dari analisis lintas peubah Xi dan Y pada seleksi pedigri (Tabel 11 dan

Gambar 4) dapat diketahui bahwa di antara sifat-sifat agronomi (Xi) yang memenuhi

pedoman pertama yaitu memberikan nilai rxiy hampir sama besar dengan pengaruh

langsungnya (C) adalah r4y (0,700) dengan pengaruh langsung (C4) adalah 0,775. Ini

berarti karakter jumlah polong lebih dominan menentukan hasil biji.

Page 33: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

25

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Seleksi bulk yang dimodifikasi lebih efisien dibandingkan metode seleksi pedigri.

Seleksi galurF7 kedelai dengan bulk yang dimodifikasi dan pedigri menghasilkan

potensi hasil tinggi dari dua populasi dari galur F7 terbaik, yaitu Gepak Kuning x

PI 20048 dan Gepak Kuning x Mlg 3288.

2. Karakter jumlah polong pertanaman secara langsung berperan dalam menentukan

hasil biji pada seleksi bulk yang dimodifikasi dan pedigri.

6.2. Saran

Dari hasil penelitian ini dapat disarankan bahwa:

1. Galur-galur dari populasi F7 dari persilangan Gepak Kuning x PI 20048 dan

Gepak Kuning x Mlg 3288 mempunyai harapan untuk dilepas sebagai varietas

unggul kedelai tahan SMV yang berdaya hasil tinggi.

2. Jumlah polong pertanaman dapat digunakan sebagai karakter untuk seleksi

terhadap hasil.

Page 34: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

26

DAFTAR PUSTAKA

Adie MM. 2007. Panduan pengujian individual, kebaruan, keunikan, keseragaman

dan kestabilan kedelai. Pusat Perlindungan Varietas Tanaman. Departemen

Pertanian Republik Indonesia. 12 hlm.

Adie MM & Krisnawati A. 2013. Keragaman dan seleksi hasil biji dari galur-galur

kedelai generasi lanjut. Prosiding Seminar Nasional Hasil penelitian

Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. Pusat Penelitian dan Pengembangan

Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor.

Hlm. 19−6.

Andayanie WR, Sumardiyono YB, Hartono S & Yudono P. 2011a. Incidence of

soybean mosaic disease in East Java Province. J. Agrivita. 33(1): 15−22.

Andayanie WR, Sumardiyono YB, Hartono S & Yudono P. 2011b. Identifikasi dan

pengelolaan virus mosaik kedelai terbawa benih. Disertasi. Universitas

Gadjah Mada Yogyakarta.

Andayanie WR. 2012a. Penyakit mosaik kedelai dan pengelolaan Soybean Mosaic

Virus terbawa benih. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Tanaman

Aneka Kacang dan Umbi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman

Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor.

Hlm. 335−347.

Andayanie WR. 2012b.Diagnosis penyakit mosaik (Soybean Mosaic Virus) terbawa

benih kedelai. Jurnal Hama Penyakit Tumbuhan Tropika 12 (2): 185-191.

Andayanie WR & Adinurani PG. 2013a. Evaluasi genotipe kedelai [Glycine max (L.)

Merr.] tahan terhadap mosaic virus. Makalah Seminar dan Kongres Nasional

Ke XXII Perhimpunan Fitopatologi Indonesia. Padang 7−10 Oktober 2013.

Andayanie WR & Adinurani PG. 2013b. Ketahanan dan pemuliaan kedelai

[Glycine max (L.) Merrill] terhadap virus mosaik (Soybean Mosaic Virus)

berdaya hasil tinggi. Laporan akhir. Penelitian Hibah Strategis Nasional

Tahun I. Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Dirjen

Dikti. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Andayanie WR & Adinurani PG. 2014. Seleksi galur dari populasi F4 kedelai yang

tahan terhadap penyakit mosaic (Soybean mosaic virus) dan berdaya hasil

tinggi. J. Hama Penyakit Tumbuhan Tropika 14(2): 152-159.

Arifin AS. 2013. Kajian morfologi dan agronomi antara kedelai sehat dan kedelai

terserang Cowpea Mild Mottle Virus serta pemanfaatannya sebagai bahan ajar

Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Pendidikan Sains 1 (2): 115−125.

Page 35: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

27

Asadi, Soemartono, Mangoendidjojo W & Harjosudarmo J. 2005. Genetika

ketahanan dan pemuliaan kedelai [Glycine max (L.)] terhadap virus kerdil

(Soybean Stunt Virus). Disertasi. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Asadi & Dewi N. 2010. Identifikasi sumber daya genetik kedelai tahan penyakit

virus kerdil kedelai. Buletin Plasma Nutfah 16 ( 2):107−112.

Badan Pusat Statistik. 2013. Produksi padi, jagung, dan kedelai (Angka Sementara

Tahun 2013). Berita Resmi Statistik. No 22/03/Th XVII, 3 Maret 2014.

Balitkabi. 2012. Pemuliaan kedelai di Korea Selatan. Science innovation.network.

http://www.balitkabi.litbang.deptan.go.id. Diakses tanggal 11/04/2014.

Barmawi M, Utomo SD & Akin HM. 2009. Uji ketahanan terhadap Cowpea Mild

Mottle Virus pada sembilan belas populasi F1 tanaman kedelai [Glycine max

(L.) Merrill] hasil persilangan dialel. Jurnal Agrotropika 14(2): 81−85.

Campbell CL & Madden LV. 1990. Introduction to plant disease epidemiology. Mc.

Millan Publishing Co. Inc. New York. 532 pp.

Chen J, Chen JP & Adam MJ. 2001. A universal PCR primer detect members of the

Potyviridae and its use to examine the taxonomic status of several members

of the family. Journal Archives of virology (arch. virol.). 146: 757−766 p.

Erliana G. 2010. Mutu kedelai nasional lebih baik dari kedelai impor. Berita

Puslitbangtan 45. November 2010. Hal. 17.

Hwang TY, Soon CJ, Oksun K, Hyang MP, Seuk KL, Min JS, Man SC, Yu Yl,

Young UK, Wook HK & Yul HK. 2011. Intra host competition and

interaction between Soybean Mosaic Virus (SMV) strains in mixed infected

soybean. Australian Journal of Crop Science 5 (11): 1379−1387.

Kim YH, Kim OS, Roh JH, Moon JK, Sohn SI, Lee C & Lee JY. 2004. Identification

of Soybean Mosaic Virus strains by RT-PCR analysis of cylindrical inclusion

coding region. Plant disease 88: 641−645.

Ma G, Chen P, Buss GR & Tolin SA. 2004 . Genetic of resistance to to two strains

of Soybean Mosaic Virus in differential soybean genotypes. Journal of

Heredity 95 (4): 322−326.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. 2010. Kedelai genjah Gepak

Kuning dan Gepak Ijo. Laporan Informasi Ringkas bank Pengetahuan

Tanaman Pangan Indonesia.

Page 36: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

28

Somowiyarjo S. 2004. Pengembangan Serodiagnosis Virus Tumbuhan untuk

Mendukung Kemandiran Pangan. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar

dalam Ilmu Penyakit Tumbuhan. Fakultas Pertanian UGM. 20 Maret 2004.

Page 37: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

29

LAMPIRAN

1. Instrumen

A. Laboratorium

Laboratorium-laboratorium yang terlibat dalam penelitian adalah ;

Laboratorium yang terlibat Daya dukung

Lab. Terpadu Faperta UNMER Madiun 100%

Lab. LPPT UGM Yogyakarta 100%

Lab. Genetika UGM Yogyakarta 100%

Lab. BB-Biogen Bogor 100%

B. Peralatan Utama

Peralatan utama yang tersedia:

Jenis Alat Lokasi Kegunaan Kemampuan

Laminar air flow Lab. Terpadu Faperta

UNMER Madiun

Pemurnian virus Sangat baik

Timbangan sauther Lab. Terpadu Faperta

UNMER Madiun

Menimbang bahan Sangat baik

Waterbath Lab. Terpadu Faperta

UNMER Madiun

Sterilisasi tube Sangat baik

Inkubator Lab. Terpadu Faperta

UNMER Madiun

Inkubasi media dan bahan Sangat baik

Elektroforesis Lab. Terpadu Faperta

UNMER Madiun

Uji serologi dan molekular Sangat baik

Freezer Lab. Terpadu Faperta

UNMER Madiun

Menyimpan bahan untuk uji

serologi, molekular, dan virus

Sangat baik

Elisa Reader Lab. Terpadu Faperta

UNMER Madiun

Pembacaan nilai absorbansi

virus

Sangat baik

Microwave Lab. Terpadu Faperta

UNMER Madiun

Memanaskan bahan Sangat baik

Penangas air Lab. Terpadu Faperta

UNMER Madiun

Memanaskan bahan Sangat baik

Kurungan kawat Lab. Terpadu Faperta

UNMER Madiun

Persilangan genotip Sangat baik

Evaporator Lab. Terpadu Faperta

UNMER Madiun

Menguapkan bahan kimia Sangat baik

Sentrifus Lab. Terpadu Faperta

UNMER Madiun

Mengendapkan bahan

dengan kecepatan rendah

Sangat baik

Thermocycler Lab. Genetika UGM

Yogyakarta

Pelipatgandaan RNA Sangat baik

Ultrasentrifugasi Lab. Genetika UGM

Yogyakarta

Mengendapkan bahan Sangat baik

UV transluminator Lab. Genetika UGM

Yogyakarta

Fragmen DNA Sangat baik

Page 38: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

30

Spektrofotometer Lab. LPPT UGM

Yogyakarta

Membaca spectrum virus Sangat baik

Jenis Alat Lokasi Kegunaan Kemampuan

Rumah kaca Lab. BB-Biogen Bogor Evaluasi plasma nutfah

pilihan

Sangat baik

Mikroskop

elektron

Lab. BB-Biogen Bogor Partikel virus Sangat baik

2. Keterangan Tambahan/Fasilitas Pendukung

Fasilitas pendukung yang tersedia adalah ruang persiapan, ruang

penyimpanan materi/bahan penelitian dan air bersih.

Page 39: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

31

2. Personalia Tenaga Peneliti Beserta Kualifikasinya

A. Ketua Peneliti

1 Nama Lengkap Wuye Ria Andayanie,Ir, M.P, Dr P

2 Unit Kerja Fakultas Pertanian .Univ. Merdeka Madiun

3 Jabatan Fungsional Lektor Kepala

4 NIDN 0719066101

5 Tempat dan Tanggal lahir Madiun, 19 Juni 1961

6 Alamat Rumah Jln. Menur no 31 Madiun

7 Nomor Telepon/Faks/HP (0351) 495551/(0351)495551/081335401517

8 Alamat Kantor Jln. Serayu Tromol Pos 12 Madiun

9 Nomor Telepon/Faks (0351) 495551/(0351) 495551

10 Alamat e-mail [email protected]

11 Bidang Keahlian Fitopatologi

12 Tugas dalam Kegiatan 1. Perbanyakan virus murni

2. Diagnosis SMV

3. Evaluasi genotipe tahan SMV

13 Pendidikan akhir S-3

14 Alokasi Waktu 15 jam/minggu

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi Univ. Pembangunan

Nasional “Veteran”

Surabaya

PPS-UGM PPS-UGM

Bidang Ilmu Perlindungan

Tanaman

Fitopatologi Fitopatologi

Tahun Masuk-Lulus 1980-1984 1992-1994 2007-2011

C. Pengalaman Penelitian/Pengabdian Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Penelitian Sumber Dana

1. 2009-2010 Prospek pemanfaatan keragaman

isolat dan deteksi dini Soybean

mosaic virus (SMV) pada

pengelolaan penyakit mosaik kedelai

Hibah Bersaing Tahun II (DP2M

Dikti)

2. 2011-2012 Prospek pemanfaatan keragaman

isolat dan deteksi dini Soybean

mosaic virus (SMV) pada

pengelolaan penyakit Mosaik kedelai

Hibah Bersaing Tahun III (DP2M

Dikti)

Page 40: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

32

3. 2012-2013 Ketahanan dan pemuliaan kedelai

terhadap Soybean mosaic virus

berdaya hasil tinggi

Stranas Tahun I (DP2M Dikti)

4. 2013-2014 Ketahanan dan pemuliaan kedelai

terhadap Soybean mosaic virus

berdaya hasil tinggi

Stranas Tahun II (DP2M Dikti)

5. 2012-2013 Potensi kelompok pengrajin mete di

Desa Pondok, Kecamatan Ngadirojo,

Kabupaten Wonogiri

IbW-CSR Tahun I (DP2M-Dikti)

6. 2012-2013 Potensi kelompok pengrajin mete di

Desa Pondok, Kecamatan Ngadirojo,

Kabupaten Wonogiri

IbW-CSR Tahun II (DP2M-Dikti)

7. 2014-2015 Ketahanan dan pemuliaan kedelai

terhadap Soybean mosaic virus

berdaya hasil tinggi

Stranas Tahun III (Ristek-Dikti)

8. 2014-2015 Potensi kelompok pengrajin mete di

Desa Pondok, Kecamatan Ngadirojo,

Kabupaten Wonogiri

IbW-CSR Tahun II (Ristek-Dikti)

9. 2014-2015 Isolasi dan identifikasi penyebab

penyakit busuk umbi porang serta

screening agens hayati untuk

pengendalian ramah lingkungan

Insinas (ristek-Dikti)

D. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir

No

Judul Artikel Ilmiah

Volume/

Nomor/

Tahun

Nama Jurnal

1 Incidence of Soybean mosaic disease in East Java

Province

Volume 3

/Number

1/2011

Agrivita. Univ.

Brawijaya. Malang

(terakreditasi Dikti)

2 Mosaik disease (Soybean mosaic virus) diagnosis of

soybean seed transmission

Volume 12

(2)/2012

J. of Tropical Plant

Pest and Disease

(terakreditasi Dikti

3 Evaluation of low temperature treatment induced

mutant of Soybean mosaic virus (SMV) for cross

protection in soybean

Submitted /

2013

Australian Plant

Pathology

4 Seleksi galur dari populasi F4 kedelai yang tahan

terhadap penyakit mosaik (Soybean mosaic virus)

dan berdaya hasil tinggi

Submitted/

2014

J. of Tropical Plant

Pest and Disease

(terakreditasi Dikti)

5 Upaya penyediaan virus murni untuk pembuatan

antiserum Soybean mosaic virus (SMV)

Nomer 28:

84-92(2014)

Buletin Palawija

(terakreditasi LIPI)

6. Seleksi galur dari populasi F4 kedelai yang tahan

terhadap penyakit mosaic (Soybean mosaic virus)

dan berdaya hasil tinggi

Volume 14

(2)/2014

J. of Tropical Plant

Pest and Disease

(terakreditasi Dikti

Page 41: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

33

E. Pengalaman Penyampaian makalah Secara Oral Pada Pertemuan/Seminar

Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir

No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Makalah Ilmiah

1 International seminar and the 20 th

national congress of Indonesian

Phytopathological Society

Soybean mosaic virus (SMV) infectivity was

caused by drying process

2 Seminar nasional hasil penelitian

tanaman kacang-kacangan dan umbi-

umbian tahun 2010

Penyakit mosaik kedelai dan pengelolaan

Soybean mosaic virus terbawa benih.

3 International seminar and the 21 th

national congress of Indonesian

Phytopathological Society

Identification and seed transmission of

Soybean mosaic virus management

4 Seminar nasional hasil penelitian

tanaman kacang-kacangan dan umbi-

umbian tahun 2011

Seleksi Soybean mosaic virus isolat lemah

pada kedelai

5 Seminar nasional hasil penelitian hibah

bersaing multi tahun 2012

Prospek pemanfaatan keragaman SMV dan

upaya produksi benih sehat

6 Seminar nasional hasil penelitian hibah

bersaing multi tahun 2013

Evaluasi perlindungan silang pada Soybean

mosaic virus dengan suhu rendah

7 Seminar Internasional Asean Conference

on Science and Technology

Evaluation of low temperature treatment

induced mutant of Soybean mosaic virus

F. Penghargaan Dalam 5 Tahun Terakhir

No Nama Penghargaan Judul Artikel Ilmiah Institusi Pemberi

Penghargaan

1 Penyaji terbaik pada

Seminar Nasional Hibah

Multi Tahun (2012)

Soybean mosaic virus (SMV)

infectivity was caused by drying

process

Kementerian

Pendidikan dan

Kebudayaan/ Dirjen

DIKTI

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata

dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.

Madiun 15 November 2015

NIDN 0719066101

Page 42: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

34

B. Anggota Peneliti

1 Nama Lengkap Dr. Drs. R.Soelistijono, M.P.

2 Unit Kerja Fakultas Pertanian .

Univ.Tunas Pembangunan Surakarta

3 Jabatan Fungsional Lektor Kepala

4 NIDN 0030126601

5 Tempat dan Tanggal lahir Semarang, 30 Desember 1966

6 Alamat Rumah Karangwaru Lor TR II no 227 Yogyakarta

55241

7 Nomor Telepon/Faks/HP (0274) 586654/085729603928

8 Alamat Kantor Jl.Balekambang Lor No 1

Manahan,Surakarta

9 Nomor Telepon/Faks (0271) 710644 / (0271) 739048

10 Alamat e-mail [email protected]

11 Bidang Keahlian Fitopatologi

12 Tugas dalam Kegiatan 1. Biologi

2. Perlindungan tanaman

3.Pengelolaan penyakit

4. Biologi molekular

13 Pendidikan akhir S3

14 Alokasi Waktu 20 jam/minggu

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan

Tinggi

UKSW. Salatiga Univ. Gadjah Mada Univ. Gadjah Mada

Bidang Ilmu Biologi Fitopatologi Fitopatologi

Tahun Lulus 1990 2001 2013

Page 43: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

35

Page 44: LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH STRATEGIS NASIONALunmermadiun.ac.id/repository_jurnal_penelitian/Wuye Riya...SMV dan daya hasil tinggi 6. Pembuatan laporan kemajuan dan presentasi pada

36

3. HKI dan Publikasi

A1. Artikel Jurnal dan Buletin

No Judul Artikel Nama Jurnal dan

Buletin

Status Kemajuan*)

1. Upaya penyediaan virus

murni untuk penyediaan

antiserum Soybean mosaic

virus (SMV)

Buletin Palawija No. 28:

84-92 (2014)

Terakreditasi LIPI.

Published

2. Seleksi galur dari populasi F4

kedelai yang tahan terhadap

penyakit mosaik (Soybean

mosaic virus) dan berdaya

hasil tinggi

Jurnal Hama Penyakit

Tumbuhan Tropika 14

(2). (JHPT) terakreditasi

SK No:

110/DIKTI/Kep/2009

Published

3. Breeding for resistance to

Soybean mosaic virus and

high yield on soybean lines

Crop Science Journal Submitted

*) Status kemajuan: Persiapan, submitted, under review, accepted, published

A2. Artikel Konferensi

No Judul Artikel Detil Konferensi (Nama,

penyelenggara, tempat, tanggal

Status

Kemajuan*)

1. Evaluation of low

temperature treatment

induced mutant of

Soybean mosaic virus

Asean Conference on Science and

Technology, Bogor, 18-19 August

2014

Presented

2 Penampilan galur generasi

F5 kedelai tahan Soybean

mosaic virus dengan

potensi hasil tinggi

Seminar Nasional Hasil Penelitian

Aneka Kacang dan Umbi 2015 Presented

3. Performance of soybean

lines F6 generation

resistant to Soybean

mosaic virus with high

yield potential

ICopar. The 1st UMM

International Conference on Pure

and Applied Research 2015

Presented

4. Isolation and

identification of bulbs rot

disease on

Amorphophallus mueleri

Blume

International Symposium on

Innovative Bio-Production

Indonesia

Presented

*) Status kemajuan: Persiapan, submitted, under review, accepted, presented

A3. Buku

No Judul Buku (Rencana) Penerbit Status Kemajuan*)

1. Harapan dan upaya serta

optimistis swasembada kedelai

Margin Kiri dan

Kekal Perss Under review

*) Status kemajuan: Persiapan, submitted, under review, published