laporan akhir kajian akademis pembentukan...

115

Upload: others

Post on 11-Nov-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai
Page 2: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

LAPORAN AKHIR

KAJIAN AKADEMIS

PEMBENTUKAN SENTRA KEKAYAAN INTELEKTUAL DAERAH

PROVINSI JAWA BARAT

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH

PROVINSI JAWA BARAT

TAHUN 2019

Page 3: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

i

RINGKASAN

Jawa Barat merupakan provinsi yang kaya akan keanekaragaman budaya dan sumber

daya manusia yang kreatif. Keunggulqn tersebut telah dirangkum dalam cetak biru

kebijakan dengan visi ekonomi kreatif daerah yang berdaya saing. Kemudian

kekayaan atas kretaifitas/inovasi tersebut telah pula diapresiasi oleh Pemerintah

Daerah dengan menetapkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun

2018 Tentang Pengelolaan Kekayaan Intelektual. Penetapan Pemerintah Daerah

tersebut dilakukan guna memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan

fasilitasi pengelolaan kekayaan intelektual di Jawa Barat. Mengingat besarnya gugus

tugas fasilitasi pengelolaan kekayaan intelektual tersebut diperlukan suatu lembaga

yang secara teknis operasional bertugas mengelola kekayaan inteletual dalam wujud

Sentra Kekayaan Intelektual.

Kegiatan ini bertujuan Menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) Sentra

Kekayaan Intelektual Daerah Provinsi Jawa Barat dan menyusun Rancangan

Peraturan Gubernur Jawa Barat tentang Tim Pengelola Sentra Kekayaan Intelektual

Daerah Provinsi Jawa Barat.

Dasar pertimbangan kegiatan ini adalah:

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana

telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015;

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta;

3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten;

4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek Dan Indikasi Geografis.

5. Undang-Undang Nomcr 11 Tahun 2019 Tentang Sistem Nasional Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi; dan

6. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2018 Tentang

Pengelolaan Kekayaan Intelektual.

Penyelenggaraan HKI dalam berbagai perspektif memiliki relevansi dengan:

a. Visi RPJPD Jawa Barat 2005-2025 adalah: “Dengan Iman dan Takwa, Provinsi

Jawa Barat Termaju di Indonesia”, yang ditandai dengan 7 (tujuh) Bidang Unggulan

Sebagai Penciri Jawa Barat Termaju di Indonesia Tahun 2025 yang dicirikan

dalam pencapaian Masyarakat yang cerdas, produktif dan berdaya saing tinggi.

b. Visi Pembangunan jangka menengah Jawa Barat 2018-2023 adalah:

“Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi”,

dengan makna: Jabar Juara Lahir Batin - Inovasi – Kolaborasi.

Page 4: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

ii

c. Provinsi Jawa Barat memiliki potensi yang cukup besar baik dari sisi letak geografi,

tofografi maupun dari sisi sumber daya (sumber daya alam dan sumber daya

manusia) sebagai basis pembangunan ekonomi.

d. Potensi sumberdaya yang dimiliki tersebut dapat digunakan sebagai material

penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

akan menghasilkan kekayaan intelektual dan meningkatkan daya saing daerah.

Deduksi dari Kajian Pustaka, Kajian Empirik serta Kajian Peraturan Perundang-

undangan, menyimpulkan bahwa bentuk Sentra Kekayaan Intelektual dapat berupa

Kelembagaan Struktural pada perangkat daerah atau sebagai kelembagaan Non

Struktural/ad hoc.

Pembentukan kelembagaan Sentra Kekayaan Intelektual dalam bentuk struktural pada

perangkat daerah dapat berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun

2016 dan Permendagri Nomor 12 Tahun 2017. Sedangkan pembentukan Tim Sentra

Kekayaan Intelektual (Non Struktural) disesuaikan dengan tata cara yang berlaku di

lingkup Pemerintah Daerah Provinsi.

Pilihan Sentra Kekayaan Intelektual sebagai Balai/UPT pada BP2D memungkinkan

untuk dibentuk mengingat Pasal 28 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun

2016 yang menetapkan: pada Badan Daerah Provinsi dapat dibentuk unit pelaksana

teknis badan Daerah provinsi untuk melaksanakan kegiatan teknis operasional

dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu. Pembentukan mana disertai dengan

Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai. Ketentuan bahwa Sentra

Kekayaan Intelektual tersebut pada BP2D dikuatkan dengan ketentuan Pasal 42

Undang-undang Nomor 11 Tahun 2019, yang menyebutkan bahwa sentra Kekayaan

Intelektual sebagai lembaga penunjang pada Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi.

Kedudukan Sentra Kekayaan Intelektual berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa

Barat Nomor 10 Tahun 2018 sebagai lembaga yang bertanggung jawab kepada

Gubernur Jawa Barat di bawah supervisi Kepala BP2D Provinsi Jawa Barat.

Pelayanan/fasilitasi pengelolaan kekayaan intelektual yang diberikan kepada

Perangkat Daerah lingkup Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan masyarakat meliputi:

a. Pencatatan Hak Cipta

b. Pendaftaran Paten

c. Pendaftaran merek dan merek kolektif

d. Pendaftaran indikasi geografis (IG)

Page 5: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

iii

Hasil ABK menunjukkan bahwa dibutuhkan sebanyak 7 orang pegawai untuk

mengelola Sentra Kekayaan Intelektual Daerah (SKID) Provinsi Jawa Barat dengan

beban kerja 9.096 jam per tahun dan hasil sebanyak 25 dokumen permohonan Hak

Paten, 25 Dokumen permohonan Hak Cipta, 5 dokumen permohonan Hak Merk, 2

dokumen permohonan IG dan 1 dokumen permohonan PVT Esensial.

Dengan beban kerja tersebut, pengelolaan sentra kekayaan intelektual Jawa Barat

dapat diwadahi dalam lembaga yang berbentuk perangkat Daerah berupa UPTD

Provinsi Kelas B. Sesuai ketentuan Pasal 15 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 18

Tahun 2016, pembentukan UPTD Provinsi Kelas B dapat dilakukan apabila jumlah

jam kerja efektif 6.000 sampai dengan kurang dari 15.000 (lima belas ribu) jam per

tahun.

Page 6: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

iv

KATA PENGANTAR

Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi kreatif yang ditunjang dengan keanekaragaman

sumber daya manusia, sumberdaya alam dan budaya dan sebagai pusat pendidikan,

kelitbangan dan ktretaifitas yang kaya dan inovatif. Dengan jumlah penduduk yang cukup

besar serta banyaknya industri kreatif dan komoditas spesifik akan dilahirkan banyak

kekayaan inteletual yang harus dikelola dan dilindungi. Keseriusan Pemerintah Provinsi

Jawa Barat dalam penyelenggaraan pengelolaan kekayaan intelektual terlihat dari

penetapan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2018 Tentang

Pengelolaan Kekayaan Intelektual, yang saat ini telah diimplementasikan dalam berbagai

kegiatan fasilitasi pengelolaan kekayaan intelektual di lingkup Provinsi Jawa Barat.

Adanya Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2018, memberi

konsekuensi perlunya perangkat kelembagaan yang mempunyai tugas khusus yang

berfungsi melaksanakan tugas-tugas operasional dan teknis pendukung pengelolaan

kekayaan intelektual di Jawa Barat. Seperti yang diamanatkan dalam Peraturan Daerah

Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2018 bahwa dalam rangka pengelolaan kekeyaan

intelektual di Jawa Barat, Gubernur membentuk Sentra Kekayaan Intelektual Daerah

Provinsi Jawa Barat.

Kajian Akademis ini sebagai persyaratan untuk pembentukan unit pelaksana teknis

daerah (UPTD) Sentra Kekayaan Intelektual Daerah Provinsi Jawa Barat.

Kepada para pihak yang telah berkontribusi disampaikan terima kasih sehingga Kajian

Alademis ini dapat diselesaikan pada waktunya. Semoga kontribusi yang diberikan

tersebut dapat bermanfaat bagi pembangunan Jawa Barat.

Bandung, ………………………… 2019

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan

Daerah Provinsi Jawa Barat,

_________________________________

Page 7: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

v

DAFTAR ISI

RINGKISAN ___________i

Kata Pengantar ___________iv

Daftar Isi ___________v

Daftar Tabel ___________viii

Daftar Gambar ___________ix

BAB – 1

PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang ___________1

1.2. Tujuan ___________2

1.3. Keluaran ___________2

1.4. Dasar Pertimbangan ___________2

1.5. Metodologi ___________3

BAB – 2

KAJIAN PUSTAKA DAN EMPIRIK ___________6

2.1. Kajian Pustaka ___________6

2.1.1. Pengertian HKI ___________6

2.1.2. Ruang Lingkup HKI ___________6

2.1.3. Relevansi Penyelenggaraan HKI dengan Visi Pembangunan Provinsi

Jawa Barat ___________9

2.1.4. Relevansi Penyelenggaraan HKI dengan Berbagai Aspek di Daerah

___________11

2.1. Kajian Empirik ___________23

BAB - 3

EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN TERKAIT

___________32

3.1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

___________32

3.2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta ___________33

3.3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten ___________33

3.4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis

___________33

Page 8: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

vi

3.5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi ___________34

3.6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005 Tentang Alih Teknologi Kekayaan

Intelektual Serta Hasil Kegiatan Penelitian Dan Pengembangan Oleh Perguruan

Tinggi Dan Lembaga Penelitian Dan Pengembangan ___________36

3.7. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah

___________37

3.8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Pedoman

Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah

___________37

3.9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2016 Tentang Pedoman

Penelitian dan Pengembangan di Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan

Daerah ___________39

3.10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perangkat

Daerah Provinsi Jawa Barat ___________40

3.11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2018 tentang

Pengelolaan Kekayaan Intelektual ___________40

3.12. Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat No 78 tahun 2016 tentang Uraian Tugas

Badan Penelitian dan Pengembangan (BP2D) ___________40

BAB - 4

ARAH PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN SENTRA KEKAYAAN INTELEKTUAL

___________44

4.1. Analisis Bentuk Kelembagaan ___________44

4.2. Susunan Organisasi ___________45

4.3. Tugas dan Fungsi ___________45

4.4. Legalitas ___________46

4.5. Kedudukan ___________46

4.6. Kebutuhan Pegawai dan Lembaga Pengelola SKID ___________47

4.7. Standar Operasional Prosedur ___________50

BAB - 5

KESIMPULAN DAN SARAN ___________51

5.1. Kesimpulan ___________51

5.2. Rekomendasi ___________51

Page 9: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

vii

Lampiran – 1 ANALISIS BEBAN KERJA ___________52

Lampiran – 2 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ___________62

Lampiran – 3 PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEMBENTUKAN

ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS

DAERAH SENTRA KEKAYAAN INTELEKTUAL DAERAH PROVINSI

JAWA BARAT ___________81

Lampiran – 4 KEPUTUSAN GUBERNUR TENTANG TIM PENGELOLA SENTRA

KEKAYAAN INTELEKTUAL DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

___________94

Page 10: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Kegiatan __________5

Tabel 2. Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2017 ___________13

Tabel 3. Susunan organisasi dan tugas Sentra HKI KKP ___________27

Tabel 4. Jabatan dan Tugas dalam Klinik Konsultasi Hak Kekayaan Intelektual

(HKI) Pemerintah Provinsi Bali ___________30

Tabel 5. Kebutuhan Pegawai Pengelola SKID ___________48

Page 11: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Wilayah Administrasi Provinsi Jawa Barat ___________12

Gambar 2. Lembaga Penelitian Perguruan Tinggi di Jawa Barat ___________20

Gambar 3. Sususnan Organisasi ASKII ___________22

Gambar 4. Struktur Organisasi DIK IPB ___________23

Gambar 5. Struktur Organisasi Pusat Pemanfaatan dan Inovasi IPTEK LIPI

____________26

Gambar 6. Struktur Organisasi BP2D Provinsi Jawa Barat ___________41

Gambar 7. Hubungan antara SKID dengan Perangkat Daerah Provinsi dan

Masyarakat ___________47

Page 12: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

1

BAB – 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi yang kaya akan keanekaragaman budaya dan

sumber daya manusia yang kreatif. Dikenal sebagai pusat pendidikan, kelitbangan dan

trendsetter berbagai industri moda/fashion, musik, perfilman, dan keanekaragaman

potensi lokal (diversity and variety of local potentials) yang kaya dan inovatif. Potensi lokal

industri kreatif yang inovatif tersebut sejak tahun 2001 hingga 2005 telah menyumbangkan

ratarata PDRB sebesar 8 persen per tahun dengan laju pertumbuhan sekitar 4,55 persen

serta mampu menyerap tenaga kerja sedikitnya 392.636 jiwa atau sekitar 2,54 persen dari

jumlah tenaga kerja (Rosmawaty Sidauruk, 2013).

Konsep Kebijakan Ekonomi Kreatif Provinsi Jawa Barat telah membuat cetak biru industri

kreatif, yaitu: 1) mengembangkan visi bersama dan menerima pola pikir baru yang

berdaya saing, kesejahteraan, produktivitas, penguasaan diri, dan kerendahan hati, 2)

mengembangkan kesediaan untuk bertekad dan bersemangat demi keberhasilan

perubahan provinsi, 3) berusaha keras menoreh prestasi atau kontribusi atau mencapai

target dalam segala aspek perubahan provinsi, dan 4) meningkatkan kesejahteraan sosial

dan menjunnjung keadilan sosial di provinsi (Rosmawaty Sidauruk, 2013).

Dengan jumlah penduduk yang cukup besar serta banyaknya industri kreatif dan

komoditas spesifik lokal di Jawa Barat yang dilindungi indikasi geografis, antara lain:

tembakau hitam Sumedang, tembakau mole Sumedang, ubi Cilembu, dan kopi Arabika

Java Peanger; kretaifitas/inovasi aparatur yang menghasilkan inovasi penyelenggaraan

pelayanan publik pada perangkat daerah

Serta banyaknya kretaifitas/inovasi yang dihasilkan masyarakat telah diapresiasi oleh

Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat melalui penyelenggaran fasilitasi pengelolaan

kekayaan intelektual yang pengelolaannnya sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah

Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Kekayaan Intelektual.

Keseriusan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam penyelenggaraan pengelolaan

kekayaan intelektual terlihat dari implementasi ketentuan dalam Peraturan Daerah

Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2018 yaitu melaksanakan fasilitasi pengelolaan

Page 13: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

2

kekayaan intelektual yang dihasilkan dari program dan kegiatan Pemerintah Daerah dan

kreatifitas yang dihasilkan oleh Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan masyarakat.

Mengingat besarnya muatan gugus tugas fasilitasi pengelolaan kekayaan intelektual

tersebut diperlukan perangkat kelembagaan yang khusus agar pengelolaan kekayaan

intelektual tersebut dapat berjalan dengan baik. Sebagaimana diamanatkan Peraturan

Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2018 bahwa perangkat kelembagaan

pengelola kekayaan intelektual tersebut adalah Sentra Kekayaan Intelektual Daerah

Provinsi Jawa Barat yang pengelolaannya berada di bawah supoervisi Badan Penelitian

dan Pengembangan (BP2D) Provinsi Jawa Barat.

1.2. Tujuan

Kajian Akademis Pembentukan Sentra Kekayaan Intelektual Daerah Provinsi Jawa Barat,

bertujuan:

1. Mengidentifikasi bentuk kelembagaan Sentra Kekayaan Intelektual Daerah.

2. Menganalisis beban kerja untuk menghitung kebutuhan sumberdaya manusia (SDM)

pada Sentra Kekayaan Intelektual Daerah.

3. Menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) Sentra Kekayaan Intelektual Daerah

Provinsi Jawa Barat.

4. Menyusun Kajian Akademis dan Rancangan Peraturan Gubernur Jawa Barat tentang

Tim Pengelola Sentra Kekayaan Intelektual Daerah Provinsi Jawa Barat.

1.3. Keluaran

Keluaran dari Kajian ini, adalah:

1. Rekomendasi bentuk kelembagaan Sentra Kekayaan Intelektual Daerah.

2. Kebutuhan SDM Sentra Kekayaan Intelektual.

3. SOP Sentra Kekayaan Intelektual Daerah Provinsi Jawa Barat.

4. Kajian Akademis dan dan Rancangan Peraturan Gubernur Jawa Barat tentang Tim

Pengelola Sentra Kekayaan Intelektual Daerah Provinsi Jawa Barat.

1.4. Dasar Pertimbangan

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2018, mengamanatkan bahwa

pengelolaan kekayaan intelektual di Jawa Barat diwadahi dalam suatu kelembagaan yang

disebut sebagai Sentra Kekayaan Intelektual yang bertugas memfasilitasi pengelolaan

kekayaan intelektual yang dihasilkan dari program dan kegiatan perangkat daerah di

lingkup Pemerintah Provinsi Jawa Barat, inovasi dan kreatifitas yang dihasilkan oleh UKM

Page 14: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

3

dan masyarakat serta indikasi geografis yang ada di Jawa Barat. Untuk merumuskan

struktur organisasi, tugas dan fungsi Sentra Kekayaan Intelektual diperlukan kajian yang

hasilnya dapat digunakan sebagai landasan penyusunan rancangan Peraturan Gubernur

tentang Pembentukan Sentra Kekayaan Intelektual.

Kajian Akademis Pembentukan Sentra Kekayaan Intelektual, selain sebagai bagian dari

pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2018, adalah

bagian dari pelaksanaan beberapa peraturan perundang-undangan, diantaranya adalah:

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana

telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015.

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten.

4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek Dan Indikasi Geografis.

5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Pedoman

Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah.

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2016 Tentang Pedoman

Penelitian dan Pengembangan di Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan

Daerah.

9. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perangkat

Daerah Provinsi Jawa Barat.

10. Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat No 78 tahun 2016 tentang Uraian Tugas

Badan Penelitian dan Pengembangan (BP2D).

1.5. Metodologi

a. Lokasi dan Waktu Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan di Kantor Badan Penelitian dan Pengembangan (BP2D)

Provinsi Jawa Barat, pada Bulan Maret 2019 hingga Desember 2019.

b. Ruang Lingkup Kegiatan

Kegiatan dilaksanakan melalui beberapa tahapan dengan urutan sebagai berikut:

1. Pengumpulan data dan referensi. Data yang diperlukan dalam kajian ini meliputi

peraturan perundang-undangan, data empirik dan referensi-referensi terkait

dengan kelembagaan dan Sentra Kekayaan Intelektual.

Page 15: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

4

2. Pengolahan dan analisis data dan informasi. Data dan referensi yang

dikumpulkan selanjutnya diolah dan dianalisis mencakup antara lain: isu strategis

kekayaan intelektual dalam meningkatkan daya saing daerah, analisis yuridis,

bentuk-bentuk kelembagaan, bentuk-bentuk kekayaan intelektual, sistem dan

prosedur pengelolaan kekayaan intelektual, keterkaitan kelembagaan perangkat

daerah dalam pengelolaan kekayaan intelektual.

3. Penyusunan Kajian Akademis Pembentukan Sentra Kekayaan Intelektual.

Hasil pengolahan dan analisis data kemudian disusun dalam Kajian Akademis

yang disusun sesuai format sebagaimana ditetapkan peraturan perundang-

undangan dan contoh-contoh Kajian Akademis yang telah dilakukan untuk

pembentukkan kelembagaan perangkat daerah.

4. Fokus Grup Diskusi. Untuk kedalamanan substansi/materi Kajian Akademis

Fokus Grup Diskusi (FGD). FGD dilaksanakan pada tahapan-tahapan pengolahan

data dan informasi serta penyusunan Kajian Akademis. FGD melibatkan unsur

Struktural dan Peneliti BP2D.

5. Finalisasi Kajian Akademis Pembentukan Sentra Kekayaan Intelektual.

Masukan dan saran perbaikan pada FGD kemudian digunakan untuk

menyepurnakan Kajian Akademis Pembentukan Sentra Kekayaan Intelektual.

Pada Finalisasi juga dilakukan perumusan-perumusan materi yang akan

digunakan sebagai materi penyusunan SOP dan Rancangan Peraturan Gubernur

Jawa Barat tentang Sentra Kekayaan Intelektual.

c. Metode

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah desk study dan FGD yang hasilnya

akan dijabarkan secara deskriptif berupa rumusan bentuk kelembagaan Sentra

Kekayaan Intelektual.

d. Jadwal Kegiatan

Kajian ini dilaksanakan sesuai tahapan kegiatan dan waktu sebagaimana disebutkan

pada Tabel berikut.

Page 16: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

5

Tabel 1. Jadwal Kegiatan

No. Kegiatan Bulan

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Menyusun KAK x

2 Pembahasan dan finalisasi KAK x

3 Mengumpulkan data x x

4 Pengolahan data x

5 Analisis data x

6 Menyusun Kajian Akademis Pembentukan

Sentra Kekayaan Intelektual

x x

7 Fokus Grup Diskusi x

8 Finalisasi Kajian Akademis Pembentukan

Sentra Kekayaan Intelektual

x

9 Menyusun Ranperkada tentang Tim

Pengelola Sentra Kekayaan Intelektual

x x x

Susunan organisasi x x x

Tugas pokok x x x

Sistem dan Prosedur

10 Menyusun Draf Keputusan Gubernur

tentang Tim Pengelola SKID

x x

11 Menyusun SOP x x

12 Penyusunan laporan kegiatan Kajian

Akademis Pembentukan Sentra Kekayaan

Intelektual

Laporan Pendahuluan x

Laporan Akhir x x x x x

Page 17: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

6

BAB – 2

KAJIAN PUSTAKA DAN EMPIRIK

2.2. Kajian Pustaka

2.2.1. Pengertian HKI

Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah padanan kata yang biasa digunakan untuk

Intellectual Property Rights (IPR) atau Geistiges Eigentum, dalam bahasa Jermannya.

Istilah atau terminologi HKI digunakan untuk pertama kalinya pada tahun 1790. Adalah

Fichte yang pada tahun 1793 mengatakan tentang hak milik dari si pencipta ada pada

bukunya. Yang dimaksud dengan hak milik disini bukan buku sebagai benda, tetapi buku

dalam pengertian isinya. HKI terdiri dari tiga kata kunci, yaitu Hak, Kekayaan, dan

Intelektual. HKI adalah hak yang berasal dari hasil kegiatan kreatif suatu kemampuan daya

berpikir manusia yang mengepresikan kepada khalayak umum dalam berbagai bentuk,

yang memiliki manfaat serta berguna dalam menunjang kehidupan manusia, juga

mempunyai nilai ekonomis yang melindungi karya-karya intelektual manusia tersebut.

Sistem HKI merupakan hak privat (private rights). Seseorang bebas untuk mengajukan

permohonan atau mendaftarkan karya intelektualnya atau tidak. Hak eksklusif yang

diberikan negara kepada individu pelaku HKI (inventor, pencipta, pendesain dan

sebagainya) tiada lain dimaksudkan sebagai penghargaan atas hasil karya (kreativitas)

dan agar orang lain terangsang untuk dapat lebih lanjut mengembangkannya lagi,

sehingga dengan sistem HKI tersebut kepentingan masyarakat ditentukan melalui

mekanisme pasar.

Dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Sistem Nasional Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi disebutkan bahwa Kekayaan Intelektual adalah kekayaan

yang timbul karena hasil olah pikir manusia yang menghasilkan suatu produk atau proses

yang berguna bagi kehidupan manusia.

2.2.2. Ruang Lingkup HKI

Pada prinsipnya HKI diantaranya terdiri atas:

1. Hak Cipta (Copyrights)

Pengertian Hak Cipta menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014, adalah hak

eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu

Page 18: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

7

ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Hak Cipta merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral dan hak ekonomi. Hak

moral merupakan hak yang melekat secara abadi pada diri Pencipta untuk:

a. tetap mencantumkan atau tidak mencantumkan namanya pada salinan sehubungan

dengan pemakaian Ciptaannya untuk umum;

b. menggunakan nama aliasnya atau samarannya;

c. mengubah Ciptaannya sesuai dengan kepatutan dalam masyarakat;

d. mengubah judul dan anak judul Ciptaan; dan

e. mempertahankan haknya dalam hal terjadi distorsi Ciptaan, mutilasi Ciptaan,

modifikasi Ciptaan, atau hal yang bersifat merugikan kehormatan diri atau reputasinya.

Hak ekonomi merupakan hak eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk

mendapatkan manfaat ekonomi atas Ciptaan. Pencipta atau Pemegang Hak Cipta memiliki

hak ekonomi untuk melakukan:

a. penerbitan ciptaan;

b. penggandaan ciptaan dalam segala bentuknya;

c. penerjemahan ciptaan;

d. pengadaplasian, pengaransemenan, pentransformasian ciptaan;

e. pendistribusian ciptaan atau salinannya;

f. pertunjukan ciptaan;

g. pengumuman ciptaan;

h. pomunikasi ciptaan; dan

i. penyewaan ciptaan.

Selain itu dalam Hak Cipta dikenal Ekspresi Budaya Tradisional yaitu mencakup salah satu

atau kombinasi bentuk ekspresi sebagai berikut:

a. verbal tekstual, baik lisan maupun tulisan, yang berbentuk prosa maupun puisi, dalam

berbagai tema dan kandungan isi pesan, yang dapat berupa karya sastra ataupun

narasi informatif;

b. musik, mencakup antara lain, vokal, instrumental, atau kombinasinya;

c. gerak, mencakup antara lain, tarian;

d. teater, mencakup antara lain, pertunjukan wayang dan sandiwara rakyat;

Page 19: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

8

e. seni rupa, baik dalam bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi yang terbuat dari

berbagai macam bahan seperti kulit, kayu, bambu, logam, batu, keramik, kertas, tekstil,

dan lain-1ain atau kombinasinya; dan

f. upacara adat.

2. Hak Paten

Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil

invensinya di bidang teknologi untuk jangka waktu tertentu melaksanakan sendiri invensi

tersebut atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya.

Pelindungan Paten meliputi: Paten; dan Paten sederhana. Paten diberikan untuk Invensi

yang baru, mengandung langkah inventif, dan dapat diterapkan dalam industri. Paten

sederhana diberikan untuk setiap Invensi baru, pengembangan dari produk atau proses

yang telah ada, dan dapat diterapkan dalam industri.

3. Hak Merek dan Indikasi Geografis

Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama,

kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3 (tiga)

dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut untuk

membedakan barang dan Z atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum

dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa.

Merek rneliputi: Merek Dagang dan Merek Jasa. Merek Dagang adalah Merek yang

digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang

secara bersama-sarna atau badan hukum untuk membedakan dengan barang sejenis

lainnya. Sedangkan Merek Jasa adalah Merek yang digunakan pacta jasa yang

diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersarna-sarna atau badan

hukum untuk membedakan dengan jasa sejenis lainnya. Selain Merek Dagang dan Merek

Jasa dikenal juga Merek Kolektif adalah Merek yang digunakan pada barang danjatau jasa

dengan karakteristik yang sama mengenai sifat, ciri umum, dan mutu barang atau jasa

serta pengawasannya yang akan diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum

secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya.

Merek yang dilindungi terdiri atas tanda berupa gambar, logo, nama, kata, huruf, angka,

susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/ atau 3 (tiga) dimerisi, suara, hologram,

atau kornbinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan/atau

Page 20: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

9

jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang

dan/atau jasa.

Dalam pengaturan merek dikenal juga dengan Indikasi Geografis yaitu suatu tanda yang

menunjukkan daerah asal suatu barang dan/atau produk yang karena faktor lingkungan

geografis termasuk faktor alam, faktor manusia atau kornbinasi dari kedua faktor tersebut

memberikan reputasi, kualitas, dan karakteristik tertentu pada barang dan/atau produk

yang dihasilkan. Hak atas Indikasi Geografis adalah hak eksklusif yang diberikan oleh

negara kepada pemegang hak Indikasi Geografis yang terdaftar, selama reputasi, kualitas,

dan karakteristik yang menjadi dasar diberikannya pelindungan atas Indikasi Geografis

tersebut masih ada.

4. Perlindungan Varietas Tanaman

Perlindungan Varietas Tanaman adalah perlindungan khusus yang diberikan negara, yang

dalam hal ini diwakili oleh Pemerintah dan pelaksanaannya dilakukan oleh Kantor PVT,

terhadap Varietas tanaman yang dihasilkan oleh pemulia tanaman melalui kegiatan

pemuliaan. Hak Perlindungan Varietas Tanaman adalah hak khusus yang diberikan

negara kepada pemulia dan/atau pemegang hak Perlindungan Varietas Tanaman untuk

menggunakan sendiri Varietas Hasil Pemuliaannya atau memberi persetujuan kepada

orang atau badan hukum lain untuk menggunakannya selama waktu tertentu.

2.2.3. Relevansi Penyelenggaraan HKI dengan Visi Pembangunan Provinsi Jawa

Barat

Penyelenggaraan HKI dalam perspektif Visi Pembangunan Provinsi Jawa Barat jangka

panjang Tahun 2005-2025 adalah: “Dengan Iman dan Takwa, Provinsi Jawa Barat

Termaju di Indonesia”, yaitu terkait dengan pencapaian Visi yang ditandai dengan 7

(tujuh) Bidang Unggulan Sebagai Penciri Jawa Barat Termaju di Indonesia Tahun 2025.

Pencapaian yang dimaksud adalah pencapaian Masyarakat yang cerdas, produktif dan

berdaya saing tinggi. Bahwa pencapaian Masyarakat yang cerdas, produktif dan berdaya

saing tinggi perlu disertai dengan penyelenggaraan HKI bagi hasil cipta, karsa, dan karya

masyarakat yang dimiliki Jawa Barat. Meletakan penyelenggaraan HKI sebagai strategi

penting dalam pembangunan ekonomi adalah sarat dengan pencapaian visi

pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018: Jawa Barat

Maju dan Sejahtera Untuk Semua. Makna yang terkandung dalam visi tersebut

dijabarkan sebagai berikut:

Page 21: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

10

Maju : adalah sikap dan kondisi masyarakat yang produktif, berdaya saing

dan mandiri, terampil dan inovatif dengan tetap dapat menjaga

tatanan sosial masyarakat yang toleran, rasional, bijak dan adaptif

terhadap dinamika perubahan namun tetap berpegang pada nilai

budaya serta kearifan lokal dan berdaulat secara pangan, ketahanan

ekonomi dan sosial.

Sejahtera : adalah sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang secara lahir

dan batin mendapatkan rasa aman dan makmur dalam menjalani

kehidupan.

Untuk Semua : adalah kondisi dimana hasil pembangunan dapat dirasakan oleh

seluruh lapisan, elemen dan komponen masyarakat.

Penyelenggaraan HKI juga selaras dengan pencapaian Misi Jawa Barat yang berbudaya

IPTEK, Perekonomian Jawa Barat yang semakin maju dan berdaya saing, serta

Pemerintahan Jawa Barat yang bermutu dan akuntabel, handal dan terpercaya dalam

pelayanan yang ditopang oleh aparatur profesional, sistem yang modern berbasis IPTEK

menuju tatakelola pemerintahan yang baik (Good Governance) dan pemerintahan yang

bersih (Clean Government). Selain itu, penyelenggaraan HKI juga selaras dengan Prinsip

Pertumbuhan yang menekankan pada tingginya produktivitas seluruh faktor produksi (total

factor productivity) masyarakat Jawa Barat. Prinsip ini tidak menghilangkan pentingnya

pertumbuhan tinggi yang ditunjukkan dengan tingginya produk domestik regional bruto

(PDRB), tingginya laju pertumbuhan ekonomi, tingginya produktivitas masyarakat,

tingginya investasi dalam pembangunan daerah baik investasi dalam negeri, investasi

asing maupun investasi masyarakat, tingginya nilai ekspor serta terkendalinya inflasi,

tetapi juga menekankan pentingnya peningkatan peran SDM berkualitas serta

kemandirian teknologi.

Dalam perspektif pembangunan jangka menengah, Visi Pembangunan Jawa Barat 2018-

2023 adalah:

“Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi”.

Pernyataan visi Provinsi Jawa Barat 2018-2023 memiliki makna sebagai berikut:

Jabar Juara Lahir Batin: pembangunan Jawa Barat ditujukan untuk meningkatkan

kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat baik lahir maupun batin. Pembangunan

diarahkan untuk mewujudkan masyarakat Jawa Barat berdaya saing dan mandiri.

Page 22: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

11

Inovasi: pembangunan yang dilaksanakan di berbagai sektor dan wilayah didukung

dengan inovasi yang ditujukan untuk meningkatkan pelayanan publik, kualitas hidup,

dan pembangunan berkelanjutan.

Kolaborasi: perwujudan visi dilakukan dengan kolaborasi antartingkatan

pemerintahan, antar wilayah, dan antar pelaku pembangunan untuk memanfaatkan

potensi dan peluang serta menjawab permasalahan dan tantangan pembangunan.

Dalam mewujudkan visi pembangunan jangka menengah, maka ditetapkan beberapa misi

pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023, yaitu:

Misi 1: Membentuk Manusia Pancasila Yang Bertaqwa melalui peningkatan peran

Masjid dan Tempat Ibahadah sebagai pusat peradaban;

Misi 2: Melahirkan Manusia Yang Berbdaya, Berkualitas, Bahagia, Dan Produktif

melalui peningkatan pelayanan publik yang inovatif.

Misi 3: Mempecepat Pertumbuhan Dan Pemerataan Pembangunan Berbasis

Lingkungan Dan Tata Ruang Yang Berkelanjutan melalui peningkatan konektivitas

wilayah dan penataan daerah.

Misi 4: Meningkatkan Produktivitas Dan Daya Saing Ekonomi Umat Yang Sejahtera

Dan Adil melalui pemanfaatan teknologi digital dan kolaborasi dengan pusat-pusat

inovasi serta pelaku pembangunan.

Misi 5: Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Inovatif Dan Kepemimpinan

Yang Kolaboratif antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Misi pembangunan Jawa Barat 2018-2023 dengan berbagai program dan kegiatan

pembangunan yang disediakan oleh pemerintah daerah dan aktivitas kreatif swasta dan

masyarakat yang akan melahirkan inovasi/invensi/cipta, tersedianya komoditas serta

kondisi ekosistem yang beragam akan menghasilkan varietas unggul spesifik lokasi dan

indikasi geografis yang diantaranya memungkinkan untuk diangkat sebagai bagian dari

kekayaan intelektual dan kekayaan geografis khas Jawa Barat yang harus dilindungi.

Kondisi tersebut membawa implikasi tentang pentingnya fasilitasi pengelolaan kekayaan

intelektual sebagai wujud pelayanan publik yang perlu dikelola secara baik.

2.2.4. Relevansi Penyelenggaraan HKI dengan Berbagai Aspek di Daerah

a. Kondisi Wilayah

Provinsi Jawa Barat memiliki luas luas wilayah daratan seluas 37.087.92 Km2. Sebagian

besar wilayah kabupaten/kota di Jawa Barat berbatasan dengan laut sehingga wilayah

Page 23: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

12

Jawa Barat memiliki garis pantai cukup panjang, yaitu 832,69 Km. Secara administratif,

wilayah Provinsi Jawa Barat terbagi kedalam 27 kabupaten/kota, meliputi 18 kabupaten

dan 9 Kota, yaitu Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Bandung Barat, Garut,

Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, Cirebon, Majalengka, Sumedang, Indramayu, Subang,

Purwakarta, Karawang, Bekasi, dan Pangandaran serta Kota Bogor, Sukabumi, Bandung,

Cirebon, Bekasi, Depok, Cimahi, Tasikmalaya dan Kota Banjar. Kabupaten Sukabumi

merupakan wilayah kabupaten terluas di Provinsi Jawa Barat dengan luas 4.145,70 Km2

(11,72 persen terhadap luas wilayah Provinsi Jawa Barat), sedangkan wilayah terkecil

adalah Kota Cirebon yaitu seluas 37,36 Km2 (0,11 persen terhadap luas wilayah Provinsi

Jawa Barat). Wilayah Provinsi Jawa Barat terdiri atas 627 kecamatan, 645 kelurahan dan

5.312 desa.

Sumber: BAKOSURTANAL Tahun 2017

Gambar 1 . Peta Wilayah Administrasi Provinsi Jawa Barat

Provinsi Jawa Barat memiliki potensi yang cukup besar baik dari sisi letak geografi,

tofografi maupun dari sisi sumber daya (sumber daya alam dan sumber daya manusia)

sebagai basis pembangunan ekonomi. Dari sisi letak geografi, Jawa barat sangat

diuntungkan karena berdekatan dengan Jakarta sebagai Ibu Kota Negara. Jawa Barat

Page 24: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

13

terdiri atas wilayah pegunungan curam di selatan, wilayah lereng bukit yang landai di

tengah, wilayah dataran luas di utara, dan wilayah aliran sungai.

Dari sisi sumber daya alam, Jawa Barat dianugrahi alam yang indah dengan panorama

pegunungan, pantai dan budaya masyarakat serta berbagai sumber daya alam

terbarukan, seperti geologi dan mineral, hidrologi dan hidrogeologi, klimatologi, daya

dukung air, daya dukung pangan, daya dukung lahan, demografi, produksi: a) pertanian,

b) perkebunan, c) kehutanan, d) peternakan, dan e) perikanan.

Kondisi di atas dapat dikatakan sebagai potensi indikasi geografis dan kekayaan

intelektual. Potensi tersebut awalnya dapat digunakan sebagai material penelitian,

pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan menghasilkan

kekayaan intelektual dan material yang diolah kemudian menjadi produk yang dapat

meningkatkan daya saing daerah.

b. Aspek Demografi

Menurut BPS, penduduk Jawa Barat pada tahun 2012 berjumlah 44.548.431 jiwa atau

sekitar 18,24% dari penduduk Indonesia. Jumlah penduduk tersebut terus meningkat.

Hingga tahun 2017 penduduk Jawa Barat mencapai 48.037.827 jiwa dengan laju

pertumbuhan sebesar 1,39 persen, menurun sebesar 0,04 persen bila dibandingkan

dengan laju pertumbuhan penduduk tahun 2016.

Penduduk terbanyak pada tahun 2017 berada di Kabupaten Bogor, sebanyak 5.715.009

jiwa atau 11,90 persen, diikuti dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bekasi.

Daerah yang paling sedikit penduduknya adalah Kota Banjar yaitu sebanyak 182,388 jiwa

atau 0,38 persen dari total jumlah penduduk Jawa Barat.

Tabel 2.

Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2017

Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023

BAB II – GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-28

memerlukan perhatian khusus dalam pengembangan pembangunan

tutupan lahan tersebut.

2.1.2. Demografi

Kondisi demografi suatu daerah secara umum tercermin melalui

jumlah penduduk, laju pertumbuhan penduduk, struktur penduduk,

sebaran penduduk serta ketenagakerjaan. Berdasarkan hasil proyeksi BPS,

jumlah penduduk Jawa Barat Tahun 2017 mencapai 48.037.827 jiwa

dengan laju pertumbuhan sebesar 1,39 persen, menurun sebesar 0,04

persen bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk tahun

2016.

Penduduk terbanyak pada tahun 2017 berada di Kabupaten Bogor,

sebanyak 5.715.009 jiwa atau 11,90 persen, diikuti dengan Kabupaten

Bandung dan Kabupaten Bekasi. Daerah yang paling sedikit penduduknya

adalah Kota Banjar yaitu sebanyak 182,388 jiwa atau 0,38 persen dari total

jumlah penduduk Jawa Barat.

Tabel 2.13

Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2017 No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017 *)

1 Jumlah Penduduk (jiwa)

45.340.799 46.029.668 46.709.569 47.379.389 48.037.827

− Laki-laki (jiwa) 23.004.158 23.345.033 23.680.927 24.011.261 24.355.331

− Perempuan (jiwa)

22.336.641 22.684.635 23.028.642 23.368.128 23.702.496

2 Laju Pertumbuhan Penduduk (%)

1.77 1.52 1.47 1.43 1.39

3 Kepadatan Penduduk (jiwa/km)

1.282 1.301 1.320 1.339 1.358

Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat dan Jawa Barat Dalam Angka Tahun 2012-2016 dan Indikator Statistik Terkini Provinsi Jawa Barat Tahun 2018

Hampir 72,5 persen penduduk Jawa Barat tinggal di daerah

perkotaan sebagai akibat masuknya industri yang mendorong urbanisasi.

Daerah penyangga ibukota seperti Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Bekasi

dan Kota Bekasi menyumbang hampir sepertiga (31,64 persen) dari total

penduduk Jawa Barat.

Page 25: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

14

Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat dan Jawa Barat Dalam Angka Tahun 2012-2016 dan

Indikator Statistik Terkini Provinsi Jawa Barat Tahun 2018

Hampir 72,5 persen penduduk Jawa Barat tinggal di daerah perkotaan sebagai akibat

masuknya industri yang mendorong urbanisasi. Daerah penyangga ibukota seperti Bogor,

Kota Bogor, Kota Depok, Bekasi dan Kota Bekasi menyumbang hampir sepertiga (31,64

persen) dari total penduduk Jawa Barat.

Kepadatan penduduk di Jawa Barat terus meningkat, dari 1.320 jiwa per km2 di tahun

2015 menjadi 1.339 jiwa per km2 di tahun 2016. Berdasarkan tingkat kepadatan penduduk

di tahun, angka tertinggi berada di Kota Cimahi, 15.127 orang/km2, dan terendah di

Kabupaten Pangandaran, 389 orang/km2. Apabila ditinjau berdasarkan kelompok umur,

maka penduduk Jawa Barat tahun 2017 paling banyak berumur 0-4 tahun yaitu 4.358.598

jiwa, diikuti dengan kelompok umur 5-9 tahun sebanyak 4.274.317 jiwa.

c. Aspek Daya Saing Daerah

Perekonomian Jawa Barat pada triwulan I-2018 tumbuh 6,02 persen terhadap triwulan I-

2017. Pertumbuhan berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar

harga berlaku mencapai Rp. 467,01 triliun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan

2010 mencapai Rp. 343,03 triliun (BPS Jabar, 2018). Dari sisi produksi, pertumbuhan

tertinggi dicapai Lapangan Usaha Jasa Perusahaan sebesar 11,29 persen. Sementara

dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen Pengeluaran

Konsumsi rumah tangga sebesar 18,15 persen. Sumber laju pertumbuhan (Source of

Growth, SOG) secara perbandingan tahunan (year on year) dari sisi lapangan usaha yang

memberikan andil pertumbuhan terbesar adalah Lapangan Usaha Industri Pengolahan

yaitu sebesar 3,19 persen. Dari sisi pengeluaran, andil terbesar terhadap pertumbuhan

adalah komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 3,06 persen.

Meningkatnya kinerja perdagangan tersebut merupakan peluang bagi pengembangan

kekayaan intelektual.

Dalam Critical Frame Work RPJP Jawa Barat 2005-2025, Pemerintah Provinsi Jawa Barat

telah mencanangkan peningkatan kesejahteraan masyarakat Jawa Barat melalui

peningkatkan daya saing daerah yang berlandaskan pada inovasi sekaligus untuk

menghadapi perubahan paradigma kedepan yaitu pergeseran dari ekonomi berbasis

industri menuju ke ekonomi berbasis pengetahuan dan penjaminan mutu. Pergeseran

Page 26: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

15

paradigma tersebut perlu didukung sumber daya manusia yang mumpuni dan kemampuan

memanfaatkan modal sumber daya manusia melalui Iptek, seni dan budaya.

Dalam hal menghadapi tantangan peningkatan daya saing daerah dibutuhkan dukungan

penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek yang dapat mewujudkan tujuan utama

peningkatan daya saing daerah, yang meliputi:

1) Daya saing yang berlandaskan pada inovasi

2) Karakteristik pasar yang dinamis

3) Kompetisi global

4) Kecenderungan membentuk jejaring (klastering)

5) Tenaga kerja dengan upah tinggi

6) Memerlukan pengetahuan yang holistik

7) Memerlukan pembelajaran berkesinambungan

8) Pengelolaan sumber daya manusia yang kolaboratif serta

9) Menyongsong pembangunan jangka panjang Jawa Barat tahun 2025 dan perubahan

paradigma pembangunan.

Indikasi terwujudnya pencapaian visi pembangunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-

2025 sebagaimana termuat dalam RPJPD Provinsi Jawa Barat, salah satunya ditandai

dengan: Provinsi termaju dalam bidang pengembangan masyarakat yang cerdas,

produktif dan berdaya saing tinggi (society development). Daya saing merupakan salah

satu isu strategis yaitu kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam

perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas

(daerah/masyarakat) dimasa datang. 5 (lima) isu strategis pembangunan jangka

menengah Provinsi Jawa Barat yaitu; (1) Kualitas nilai kehidupan dan daya saing sumber

daya manusia; (2) Kemiskinan, pengangguran dan masalah sosial; (3) Pertumbuhan dan

pemerataan pembangunan sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan; (4)

Produktivitas dan daya saing ekonomi yang berkelanjutan; dan (5) Reformasi birokrasi.

Kualitas nilai kehidupan dan daya saing sumber daya manusia, isu strategis ini diangkat

karena Provinsi Jawa Barat memiliki jumlah penduduk terbanyak di Indonesia, hal ini

menunjukan adanya potensi yang besar dalam pengembangan sumber daya manusia.

Peningkatan kualitas manusia menjadi hal yang penting agar masyarakat Jawa Barat

mampu bersaing secara global. Kemudian Isu Strategis Produktivitas dan daya saing

ekonomi yang berkelanjutan diangkat karena pertumbuhan ekonomi Jawa Barat

mengalami perlambatan hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya:

Page 27: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

16

1. Belum berkembangnya koperasi dan usaha kecil dan menengah

2. Terjadinya penurunan realisasi penanaman modal asing

3. Masih rendahnya produktivitas komoditas pertanian

4. Skor Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat masih di bawah rata- rata nasional

dan ketidakstabilan harga

5. Degragdasi lahan masih tinggi di Daerah Aliran Sungai (DAS), pengelolaan hutan

belum optimal dan rendahnya produksi hasil hutan kayu dan non kayu

6. Menurunnya kontribusi perdagangan terhadap PDRB

7. Menurunnya pertumbuhan sektor industri.

d. Aspek Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Bidang Perindustrian

dan Bidang-bidang lain yang Terkait dengan Pembangunan Industri daerah

Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Bidang Perindustrian dan Bidang-

bidang lain yang terkait dengan pembangunan industri yang memiliki relevansi pada

penyelenggaraan HKI, adalah:

1. Bidang Perindustrian melalui strategi, meningkatkan daya saing industri, dengan

arah kebijakan (a) peningkatan unit usaha industri kecil menengah dan kemitraan

antar industri; (b) peningkatan produksi dan kualitas industri unggulan (industri agro,

industri kreatif dan industri teknologi informasi komunikasi); (c) pengembangan klaster

industri berbasis potensi lokal dan klaster industri kreatif; (d) peningkatan sinergi

peran pengusaha besar dan pengusaha UMKM.

2. Bidang Perdagangan melalui strategi, meningkatkan sistem dan jaringan distribusi

barang, pengembangan pasar dalam negeri dan luar negeri, serta perlindungan

konsumen dan pasar tradisional, dengan arah kebijakan (a) peningkatan

perdagangan ekspor dan pengembangan pasar luar negeri; (b) peningkatan distribusi

barang kebutuhan pokok masyarakat dan barang strategis serta menata distribusi

barang yang efektif dan efisien; (c) Penggunaan produk dalam negeri, peningkatan

pengembangan dan perlindungan sarana dan prasarana perdagangan dan pasar

tradisional; (d) peningkatan pengawasan barang beredar dan jasa serta perlindungan

terhadap konsumen dan produsen; dan (e) revitalisasi pasar tradisional dan pasar

desa.

3. Bidang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah melalui strategi pertama,

meningkatkan daya saing Koperasi dan UMKM dengan arah kebijakan: (a)

peningkatan kualitas kelembagaan dan usaha koperasi dan UMKM, serta

perlindungan dan dukungan usaha bagi koperasi dan UMKM; (b) peningkatan akses

teknologi, SDM, pasar, kualitas produk dan permodalan bagi Koperasi dan UMKM.

Page 28: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

17

Strategi kedua, meningkatkan produktivitas BUMD dan Lembaga Keuangan lainnya

dengan arah kebijakan: (a) peningkatan kinerja dan daya saing BUMD dan (b)

peningkatan peran BUMD dalam pengokohan ekonomi Jawa Barat.

4. Bidang Penanaman Modal melalui strategi meningkatkan investasi dengan arah

kebijakan : (a) peningkatan iklim usaha yang kondusif dan kepastian hukum bagi

kepastian usaha di Jawa Barat; (b) penyederhanaan peraturan dan percepatan

proses investasi di Jawa Barat; (c) dukungan terhadap proyek pembangunan berskala

internasional, dan (d) peningkatan transparansi dan kemudahan pelayanan perizinan.

5. Bidang Penataan Ruang melalui strategi menguatkan ekonomi regional dengan arah

kebijakan (a) Pengembangan Metropolitan Bogor, Depok, Bekasi Karawang,

Purwakarta (Bodebek Karpur), Metropolitan Bandung Raya dan Metropolitan Cirebon

Raya dan (b) Pengembangan Pusat Pertumbuhan Pangandaran, Palabuhanratu dan

Rancabuaya.

Demikian halnya dengan Skenario pembangunan Common Goals berbasis tematik

sektoral, yang terkait dengan bidang industri adalah meningkatkan ekonomi non

pertanian. Hal ini memiliki kaitan dengan penyelenggaraan HKI bilamana diperhatikan

pada sasaran yang akan dituju serta program prioritasnya, yaitu:

1) Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditas unggulan daerah yang bernilai

tambah dan berdaya saing, dengan kegiatan tematik adalah Pengembangan Industri

Manufaktur.

2) Meningkatnya industri kreatif dan penumbuhan wirausahawan muda kreatif’ dengan

kegiatan tematik adalah Pengembangan Industri Kreatif dan Wirausahawan Muda

Kreatif.

Dalam rangka menjalankan kebijakan dan strategi pada bidang perindustrian dan bidang

yang berkaitan dengan bidang perindustrian, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah

menetapkan Program Prioritas yang disusun berdasarkan urusan kewenangan wajib dan

pilihan. Program Prioritas sebagaimana dimaksud seperti diuraikan berikut ini:

Bidang Perindustrian

1) Kebijakan meningkatkan unit usaha industri kecil menengah dan kemitraan antar

industri, yang dilaksanakan melalui Program Pengembangan Industri Kecil dan

Menengah, dengan sasaran Meningkatnya unit usaha industri kecil menengah

(IKM);

2) Kebijakan meningkatkan produksi dan kualitas industri unggulan (industri agro,

industri kreatif dan industri teknologi informasi komunikasi), yang dilaksanakan

Page 29: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

18

melalui Program Penataan Struktur dan Peningkatan Kemampuan Teknologi

Industri, dengan sasaran Berkembangnya industri-industri unggulan (industri

kreatif, industri telematika, industri agro, industri tekstil dan produk tekstil, industri

komponen otomotif serta industri alas kaki) dan industri potensial lainnya.

Bidang Perdagangan

1) Kebijakan meningkatkan perdagangan ekspor dan pengembangan pasar luar

negeri, yang dilaksanakan melalui Program Peningkatan dan Pengembangan

Ekspor, dengan sasaran Meningkatnya daya saing dan perluasan pasar ekspor

produk Jawa Barat.

2) Kebijakan meningkatkan distribusi barang kebutuhan pokok masyarakat dan

barang strategis serta menata distribusi barang yang efektif dan efisien, yang

dilaksanakan melalui Program Peningkatan dan Pengembangan Sistem

Perdagangan Dalam Negeri, dengan sasaran:

a) Meningkatnya distribusi barang kebutuhan pokok masyarakat dan barang

strategis;

b) Meningkatnya jumlah dan pengelolaan sarana dan prasarana perdagangan

termasuk Revitalisasi Pasar Tradisional.

3) Kebijakan meningkatkan penggunaan produk dalam negeri, peningkatan

pengembangan dan perlindungan sarana dan prasarana perdagangan dan pasar

tradisional, yang dilaksanakan melalui Program Perlindungan Konsumen dan

Pengamanan Perdagangan, dengan sasaran:

a) Meningkatnya pengawasan barang beredar dan jasa;

b) Meningkatnya perlindungan terhadap konsumen dan produsen;

c) Meningkatnya tertib usaha dan tertib ukur, takar, timbang dan

perlengkapannya (UTTP) serta tertib barang dalam keadaan terbungkus

(BDKT).

Bidang Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Pada Bidang Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah penyelenggaraan HKI

adalah sebagai kebijakan untuk meningkatkan kualitas kelembagaan dan usaha

koperasi dan UMKM, serta perlindungan dan dukungan usaha bagi koperasi dan

UMKM, dengan Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Koperasi,

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dengan sasaran:

a) Meningkatnya KUMKM Berdaya Saing

b) Meningkatnya tata Kelola Kelembagaan Koperasi

Page 30: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

19

c) Meningkatnya pemasaran dan Pengembangan Jaringan KUMKM

d) Meningkatnya akses Teknologi Tepat Guna bagi KUMKM.

e. Paradigma Good Governance dalam Pelayanan Publik

Dalam pelayanan publik daerah relevansi pengelolaan kekayaan intelektual terlihat dari

pelayanan publik dalam paradigma good governance. Esensi kepemerintahan yang baik

(good governance) dicirikan dengan terselenggaranya pelayanan publik yang baik, hal ini

sejalan dengan esensi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah yang ditujukan untuk

memberikan keleluasaan kepada daerah mengatur dan mengurus masyarakat setempat,

dan meningkatkan pelayanan publik. Tuntutan reformasi yang bergulir sejak tahun 1997,

bersamaan dengan arus globalisasi yang memberikan peluang sekaligus tantangan bagi

perbaikan ekonomi, mendorong pemerintah untuk kembali memahami arti pentingnya

suatu kualitas pelayanan serta pentingnya dilakukan perbaikan mutu pelayanan.

Perbaikan pelayanan pemerintah ini, tidak saja ditujukan untuk memberi iklim kondusif

bagi dunia usaha nasional namun juga meningkatkan daya tarik arus investasi ke

Indonesia karena kredibilitas dan kemudahan yang meningkat.

Melalui penjelasan di atas menjadi penting untuk menghadirkan inovasi sektor publik untuk

meghasilkan dan memberikan barang maupun jasa publik secara efisien. Dalam

perkembangan paradigma administrasi publik, proses inovasi di sektor publik tidak hanya

terfokus pada aktivitas yang dilakukan oleh organisasi publik namun seluruh stakeholders

yang memiliki kepentingan dan perhatian terhadap penyediaan barang serta jasa publik.

Inovasi sektor publik secara lebih komprehensif tipologi inovasi sektor publik dapat

dijelaskan sebagai berikut (Bloch & Bugge, 2013):

Service Innovation: merupakan langka inovasi yang diarahkan untuk

memperkenalkan pelayanan baru atau meningkatkan pelayanan yang sebelumnya

telah tersedia.

Service Delivary Innovation: berkaitan dengan cara baru dalam menyampaikan atau

memberikan (delivering) pelayanan serta berinteraksi dengan pengguna layanan.

Administrative and Organisational Innovation: adalah inovasi yang melingkupi

penggnaan pronsip-prinsip baru organisasi dalam memproduksi dan menyampaikan

produk pelayanan.

Conceptual Innovation: merupakan inovasi yang diarahkan pada pengembangan

berpikir atau cara pandang baru terjadap produk pelayanan, proses pelayanan serta

bentuk organisasi yang sudah ada.

Page 31: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

20

Policy Innovation: adalah inovasi yang berkaitan dengan konsep kebijakan atau

perubahan dalam kebijakan serta berbagai program.

Systemic Innovation: adalah meliputi pengembangan cara baru dalam berinteraksi

dengan Organisasi atau sumber pengetahuan lainnya.

Inovasi sektor publik telah menjadi bagian dari salah satu program unggulan Provinsi Jawa

Barat 2018-2023 seperti Provinsi Pintar (E-Planning Budgeting, E-money, E-remunerasi

kinerja, dll) memiliki esensi kekayaan intelektual.

f. Lembaga Litbang dan Perguruan Tinggi

Pengarusutamakan kegiatan pengelolaan kekayaan intelektual dilakukan dengan

penekanan pentingnya melibatkan perguruan tinggi dan lembaga Litbang yang ada di

Jawa Barat. Di Jawa Barat terdapat banyak lembaga Litbang Kementerian dan Perguruan

Tinggi (9 Perguruan Tinggi Negeri, dan 367 Perguruan Tinggi Swasta). Litbang

Kementerian dan Perguruan Tinggi tersebut merupakan kekuatan sumber daya Iptek yang

dapat diperankan mitra untuk melahirkan inovasi/kekayaan intelektual.

Gambar 2. Lembaga Penelitian Perguruan Tinggi di Jawa Barat

g. Lembaga Pemerintahan Provinsi

Di lingkup Pemerintah Jawa Barat terdapat sebanyak 63 perangkat daerah terdiri dari:

Sekretariat Daerah, Dinas, Badan, Rumah Sakit Umum Daerah, Rumah Sakit Jiwa,

Rumah Sakit Paru, Dewan Pengurus Korpri, Lembaga Kantor Perwakilan Pemerintah

Jawa Barat, Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Sekretaris Komisi

ITB

•POLMAN•UNIKOM•ITHB UNPAD 1

•UNISBA•UNPAS 2

•ITENAS•WIDYATAMA•STT YPKP

UNPAR

•UPI•UNPAS 3•NHI

•MARANATHA•STIPAR

STBA

UIN

STT TELKOM

UNJANI

POLBAN

KAWASAN JATINANGAOR

•UNPAD 2•IPDN•IKOPIN•UNWIM

•ST KARAWITAN•ST SENI & DESAIN

•UNINUS

•UNPAS 1•UNLA•STSI

STIA LAN

KAWASANBUMI PARAHYANGAN

•ST TEKSTIL•AKPER•AMIK/STIMIK

UNNUR

TASIK (UNSIL)GARUT (UNIGA)

CIAMIS (UNIV.GALUH)

DEPOK (UI)BOGOR (IPB)

BEKASI (ATMI)KARAWANG (UNSIKA)SUBANG (UNSUB)

KUNINGAN (UNIKU)INDRAMAYU (UNWIR)

CIREBON (UNSWAGATI)

Page 32: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

21

Pemilihan Umum. Penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintahan, pelaksanaan

pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat oleh 63 perangkat daerah akan sangat

membutuhkan inovasi berupa kekayaan-kekayaan intelektual yang dihasilkan masyarakat

Jawa Barat.

2.3. Kajian Empirik

Menggali bentuk Sentra Kekayaan Intelektual pada kegiatan ini dilakukan Kajian empirik

yang bertujuan mencari bentuk yang tepat Sentra Kekayaan Intelektual yang akan

diterapkan. Kajian dilakukan pada instansi pemerintah dan perguruaan tinggi yang ada di

Indonesia, yang diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam pemilihan bentuk

Sentra Kekayaan Intelektual pada lembaga Kelitbangan Provinsi Jawa Barat.

Asosiasi Sentra Kekayaan Intelektual Indonesia

Secara organisasi pengelola kekayaan intelektual memiliki Asosiasi Sentra Kekayaan

Intelektual Indonesia (ASKII). Asosiasi ini memiliki tujuan pendirian:

(1) Mendorong berkembangnya pengelolaan Kekayaan Intelektual yang akan

berpengaruh kepada pembangunan nasional;

(2) Memfasilitasi keinginan dan potensi masyarakat pada program pembangunan

nasional terkait dengan Kekayaan Intelektual untuk pemberdayaan masyarakat;

(3) Mempertahankan dan menghidupkan kembali nilai-nilai keluhuran komunal

masyarakat bangsa dan negara terkait dengan Kekayaan Intelektual;

(4) Mengembangkan tata kelola Kekayaan Intelektual di sentra kekayaan intelektual

Indonesia dan masyarakat yang profesional; dan

(5) Meningkatkan peran sentra Kekayaan Intelektual Indonesia dalam rangka

mensejahterakan masyarakat.

ASKII dipimpin seorang Ketua Umum. Dalam pelaksanaan tugasnya Ketua Umum

dibantu oleh Sekretaris, Wakil Sekretaris, Bendahara, beberapa Ketua Bidang

(Advokasi, Keorganoisasian dan Keanggotaan, Pengembangan dan Pemanfaatan

Kekayaan Intelektual, Publikasi dan Teknologi Informasi, Kerjasama dan Koordinasi

Wilayah, dan Koordinator Wilayah.

Page 33: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

22

Gambar 3. Sususnan Organisasi ASKII

Selain ASKII terdapat beberapa organisasi pengelola kekayaan intelektual yang

kedudukan, struktur organisasi, tugas dan fungsinya dapat dijadikan sebagai

acuan/contoh dalam menetapkan kedudukan, struktur organisasi, tugas dan fungsi Sentra

Kekayaan Intelektual pada BP2D Provinsi Jawa Barat.

Direktorat Inovasi dan Kekayaan Intelektual IPB

Direktorat Inovasi dan Kekayaan Intelektual (DIK) Institut Pertanian Bogor (IPB) adalah

salah satu contoh lembaga pengelola kekayaan intelektual perguruan tinggi. Secara

organisasi DIK IPB berada di bawah koordinasi Wakil Rektor IV IPB Bidang Inovasi,

Bisnis, dan Kewirausahaan. Memiliki tugas pokok: Melaksanakan tugas strategis

pengelolaan dan komersialisasi inovasi prospektif dan melahirkan techno-

sociopreneur unggul dalam rangka meningkatkan peranan dan kontribusi IPB terhadap

pengembangan pertanian dan daya saing bangsa. Untuk menjalankan tugas pokok

tersebut DIK IPB tidak semata-mata mengelola kekayaan intelektual, namun beberapa

fungsi lain turut menyertainya, yaitu:

a. konstruksi etalase kedaulatan pangan, energi, dan maritime terintegrasi untuk

melahirkan techno-sociopreneur unggul;

b. penguatan Start-Up School untuk memfasilitasi kewirausahaan mahasiswa dan

alumni;

(ASKII)

Sekretaris

Wkl. Sekretaris

Bendahara

Ketua Bidang I

(Kebijakan danAdvokasi)

Ketua Bidang II (Keorganisasian dan

Keanggotaan)

Ketua Bidang III

(Pengembangan danPemanfaatan KI)

Ketua Bidang IV

(Publikasi danTeknologi Informasi)

KORWIL WIL. TIMUR

Ketua Bidang V

(Kerjasama danKoordinasi Wilayah)

KETUA UMUM

Page 34: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

23

c. komersialisasi inovasi IPB sebagai income generating berbasis e-

commerce dan m-commerce;

d. akselerasi peran IPB Science and Techno Park untuk menumbuhkan science-

based business;

e. rebranding pertanian untuk meningkatkan daya tarik pemuda/i menjadi techno-

sociopreneur baru;

f. pengembangan kemampuan entrepreneurship;

g. pelaksanaan koordinasi program peningkatan perolehan, pengelolaan, diseminasi,

serta pendayagunaan paten dan HKI lainnya;

h. pelaksanaan diseminasi dan pendayagunaan inovasi prospektif melalui

peningkatan peran galeri inovasi dan wahana interaksi para pihak meliputi

akademisi, swasta, pemerintah, dan masyarakat; dan

i. pelaksanaan difusi dan akselerasi inovasi prospektif kepada para pihak meliputi

swasta, pemerintah, dan masyarakat melalui program inkubasi

inovasi, technopreneurship, dan monitoring.

DIK IPB dipimpin oleh seorang Direktur yang dalam menjalankan organisasinya

dibantu oleh dua orang Kepala Sub Direktorat (Kasubdit), yaitu Kasubdit Pengelolaan

dan Perlindungan Kekayaan Intelektual (Perlu KI) dan Kasubdit Pengelolaan dan

Komersialisasi Inovasi (Pengkomin) dan beberapa staf pendukung.

Gambar 4. Struktur Organisasi DIK IPB

Page 35: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

24

Kantor Manajemen HaKI ITB

Salah satu lembaga pengelolaan kekayaan intlektual yang berbasis di perguruan tinggi

adalah Kantor Manajemen (KM) HaKI Institut Teknologi Bandung (ITB). KM HaKI ITB

memiliki tugas merancang kegiatan, pelayanan, dan penyebaran informasi HaKI

kepada masyarakat berupa:

a. Pelatihan, meliputi:

1) Penelusuran Paten (Patent Searching)

2) Pembuatan Dokumen Spesifikasi Paten (Patent Drafting)

3) Pengelolaan ASET HaKI (Intellectual Property Right Management)

4) Desain Produk Industri (Industrial Design)

b. Konsultasi Dan Pelayanan, meliputi:

1) Penelusuran Paten (Patent Searching)

2) Penulisan Dokuen Paten (Patent Drafting)

3) Penerjemahan Dokumen Paten (Translation of Patent Document)

4) Analisis Aspek Teknis Dalam Kasus Pelanggaran Paten (Technical Analisys

on Patent Infringement).

Unit Pelaksana Teknis Hak Kekayaan Intelektual Unpad

UPT HKI Universitas Padjadjaran (Unpad) merupakan wadah yang dapat membantu

anggota sivitas akademika Unpad, masyarakat dan instansi terkait dalam menangani

berbagai masalah yang berhubungan dengan hak kekayaan intelektual dan

pengelolaannya. Pengelolaan sistem HKI dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Memberi pengakuan, penghargaan dan perlindungan atas kreativitas para insan

kreatif di lingkungan sivitas akademika Unpad dan masyarakat umum.

2) Mendorong dihasilkannya karya cipta, invensi, dan temuan-temuan baru lain dalam

proses pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3) Menjalin kerjasama dengan pihak ketiga untuk pengembangan dan komersialisasi

HKI.

4) Memberi pengakuan, penghargaan dan perlindungan atas kreativitas para insan

kreatif di lingkungan sivitas akademika Unpad dan masyarakat umum.

Lembaga Konsultasi Sentra Hak Kekayaan Intelektual Universitas Esa Unggul

(UEU), Jakarta

Lembaga ini memiliki tugas pokok mendukung Tridharma perguruan tinggi melalui

kegiatan penelitian dan pengembangan IPTEK berorientasi Kekayaan Intelektual,

meningkatkan kerjasama kelembagaan serta memfasilitasi pengelolaan KI khusunya

Page 36: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

25

bagi sivitas akademika Universitas Esa Unggul dan masyarakat pada umumnya. Untuk

menjalakan tugas pokok tersebut lembaga ini menjalankan fungsi sebagai berikut:

a. Mendorong program penelitian dan pengembangan khususnya yang berorientasi

Kekayaan Intelektual.

b. Melaksanakan inventarisasi dan sosialisasi Kekayaan Intelektual bagi civitas

akademika di lingkungan UEU dan masyarakat.

c. Memberikan layanan informasi mengenai hasil penelitian dan pengembangan

dalam upaya memperoleh perlindungan Kekayaan Intelektual.

d. Membantu masyarakat, dalam proses perolehan Kekayaan Intelektual.

e. Memacu upaya komersialisasi produk-produk Kekayaan Intelektual khususnya dari

lingkungan UEU.

f. Melaksanakan program alih teknologi dari kekayaan intelektual yang dimiliki oleh

UEU.

Kekayaan intelektual yang dikelola lembaga ini meliputi: Hak cipta (copyrights), Hak

Kekayaan Industri, seperti paten, merek, Desain Industri, Desain tata letaksirkuit

terpadu, Rahasia Dagang dan Indikasi Geografis.

Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian

Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian atau BPATP didirikan berdasarkan Peraturan

Menteri Pertanian Nomor: 29/Permentan/OT.140/3/2013. BPATP mempunyai tugas

melaksanakan pengelolaan kekayaan intelektual dan alih teknologi

kegiatan penelitian dan pengembangan. Dalam melaksanakan tugas dimaksud

BPATP menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan penyusunan program, rencana kerja, anggaran, evaluasi, dan

laporan pengelolaan kekayaan intelektual dan alih teknologi hasil penelitian dan

pengembangan pertanian;

b. Penyiapan perlindungan HKI teknologi hasil penelitian dan pengembangan

pertanian;

c. Pelaksanaan promosi, dan komersialisasi teknologi hasil penelitian dan

pengembangan pertanian yang bernilai kekayaan intelektual;

d. Pelaksanaan kerjasama alih teknologi hasil penelitian dan pengembangan

pertanian yang bernilai kekayaan intelektual;

e. Penyiapan lisensi teknologi hasil penelitian dan pengembangan pertanian yang

bernilai HKI;

Page 37: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

26

f. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan kekayaan intelektual dan alih teknologi

hasil penelitian dan pengembangan pertanian; dan

g. Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, rumah tangga, dan perlengkapan

BPATP.

Pusat Pemanfaatan dan Inovasi IPTEK LIPI

Pusat Pemanfaatan dan Inovasi IPTEK LIPI mempunyai tugas melaksanakan

pemanfaatan dan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk menyelenggarakan

tugas tersebut di atas, Pusat Pemanfaatan dan Inovasi IPTEK LIPI menyelenggarakan

fungsi:

1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program pemanfaatan dan inovasi ilmu

pengetahuan dan teknologi;

2. Pelaksanaan manajemen kekayaan intelektual;

3. Pelaksanaan inkubasi teknologi;

4. Pelaksanaan alih teknologi dan inovasi;

5. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan;

6. Pengelolaan sarana dan prasarana; dan

7. Pelaksanaan urusan tata usaha.

Gambar 5. Struktur Organisasi Pusat Pemanfaatan dan Inovasi IPTEK LIPI

Page 38: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

27

Sentra Kekayaan Intelektual Kementerian Kelautan dan Perikanan

Sekretaris Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM)

selaku Ketua Sentra Kekayaan Intelektual Kementerian Kelautan dan Perikanan

mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Menerima dan mengkaji usulan kekayaan intelektual;

b. Menilai dan menetapkan usulan kekayaan intelektual yang layak mendapatkan

perlindungan kekayaan intelektual; dan

c. Mendaftarkan atau mencabut pendaftaran kekayaan intelektual.

Sentra Kekayaan Intelektual adalah unit kerja yang berfungsi mengelola dan

mendayagunakan kekayaan intelektual, sekaligus sebagai pusat Kementerian

Kelautan dan Perikanan bertanggung jawab dalam pengelolaan kekayaan intelektual

agar hasil inovasi/penemuan dari para pegawai Kementerian Kelautan dan Perikanan

dapat terlindungi secara hukum.

Susunan organisasi Sentra Kekayaan Intelektual Kementerian Kelautan dan Perikanan

terdiri atas a) Pengarah; b) Majelis Pertimbangan; dan c) Pengelola. Pengelola

membawahi a) Bidang pelayanan administrasi dan b) Bidang kerja sama dan

pelayanan jasa.

Tabel 3.

Susunan organisasi dan tugas Sentra HKI KKP

No. Jabatan Tugas

1 Pengarah memberikan arahan kepada Majelis Pertimbangan dan

Pengelola dalam melakukan kegiatan pengelolaan dan

pendayagunaan hak kekayaan intelektual di lingkungan

Kementerian Kelautan dan Perikanan.

2 Majelis Pertimbangan a. menerima dan mengkaji usulan hak kekayaan

intelektual;

b. memberikan masukan kepada pengusul dalam hal

ada kekurangan atau diperlukan perbaikan;

c. menilai kelayakan usulan hak kekayaan intelektual;

dan

d. membantu Pengarah dalam menetapkan dan menilai

hasil penelitian para peneliti yang memiliki

Page 39: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

28

No. Jabatan Tugas

kebaharuan dan nilai komersial industri guna

diajukan permohonan perlindungan hak kekayaan

intelektual.

3 Pengelola menyampaikan laporan dan bertanggung jawab kepada

Pengarah.

a. Bidang

pelayanan

administrasi

a. memberikan dukungan teknis dan administratif

kepada Sentra HKI KKP;

b. memberikan konsultansi pendaftaran hak kekayaan

intelektual;

c. mendaftarkan HKI ke Direktorat Jenderal HKI,

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;

d. melakukan fasilitasi pengalihan hak; dan melakukan

fasilitasi mediasi hak kekayaan intelektual.

b. Bidang kerja

sama dan

pelayanan jasa

a. melakukan fasilitasi perjanjian pemanfaatan

HKI/lisensi, dalam hal penyusunan dan negosiasi;

b. melakukan identifikasi kebutuhan pasar;

c. melakukan identifikasi kompetitor;

d. melakukan penghitungan nilai HKI yang akan

dipasarkan;

e. melakukan sosialisasi HKI;

f. melakukan kegiatan pemasaran/promosi HKI;

g. melakukan identifikasi teknologi/intelejen teknologi;

h. melakukan pemetaan kebutuhan teknologi; dan

i. menginventarisasi dan mendokumentasikan HKI.

Sentra HKI Sumatera Selatan

Didirikan pada tanggal 9 April 2010 dengan Surat Keputusan Gubernur Sumatera

Selatan Nomor 280/KPTS/Balitbangda/2010, kemudian diperbaharui dengan SK

Gubernur Sumatera Selatan Nomor 457/KPTS/Balitbangnovda/2015 tentang

pembentukan Tim Sentra Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Sumatera Selatan. Tim

mempunyai tugas memetakan dan melindungi hasil budaya, pengetahuan tradisional

dan kekayaan intelektual yang dimiliki masyarakat Sumatera Selatan.

Pojok Sentra HKI Sumatera Selatan merupakan bagian dari Serambi Difusi Iptek

Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah memberikan pelayanan kepada

Page 40: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

29

masyarakat Sumatera Selatan yang hendak mendaftarkan kekayaan intelektualnya

dengan melakukan pelayanan sebagai berikut:

a. Memberikan informasi Seputar HKI;

b. Melakukan sosialisasi tata cara pengusulan HKI;

c. Membantu mengurus permohonan HKI;

d. Memberikan layanan penulisan dokumen; dan

e. Menyediakan subsidi biaya pendaftaran.

Sentra Hak Kekayaan Intelektual Provinsi Jambi

Dibentuk pada tahun 2003, dengan Surat Keputusan Gubernur Jambi Nomor 369

Tahun 2003, menunjuk Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah

(Balitbangda) Provinsi Jambi sebagai Lembaga Teknis Pengelola Sentra HKI. Sentra

HKI bertujuan memasyarakatkan pentingnya perlindungan HKI masyarakat

Provinsi Jambi.

Klinik Konsultasi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Provinsi Bali

Berdiri sejak tahun 2013 berdasarkan Peraturan Gubernur Balinomor 48 Tahun 2013

Tentang Klinik Konsultasi HKI Provinsi Bali. Organisasi Klinik meliputi:

a. Pengarah

b. Pembina Harian

c. Ketua

d. Sekretaris

e. Koordinator Bimbingan dan Konsultasi

f. Koordinator Promosi dan Informasi

g. Koordinator Layanan dan Advokasi

h. Koordinator Kerjasama kelembagaan dan Program

i. Anggota

j. Fasilitator-Fasilitator

Klinik Konsultasi HKI Pemerintah Provinsi adalah Lembaga Non Struktural

menunjang kegiatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi, dan dinas-dinas

yang terkait dengan Pengembangan Pelayanan HKI sebagai lembaga yang

mempunyai tugas layanan Kekayaan Intelektual yang propesional, dinamis, dan

bersinergi melalui pembinaan, bimbingan, konsultasi, promosi, bagi Industri Kecil

Menengah dan masyarakat luas serta memberikan arahan di dalam memperoleh

HKI.

Page 41: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

30

Tabel 4.

Jabatan dan Tugas dalam Klinik Konsultasi HKI Pemerintah Provinsi Bali

No. Jabatan Tugas

1 Pengarah Memberikan pengarahan kepada unit kerja

yang terlibat dalam program pengembangan

HKI di lingkungan Pemerintah Provinsi

Bali, utamanya kepada Klinik Konsultasi

HKI Provinsi Bali.

2 Pembina Membantu pengarah memberikan arahan

teknis operasional kepada berbagai unit

kerja yang terlibat dalam program

pengembangan HKI, utamanya kepada Klinik

Konsultasi HKI Provinsi Bali.

3 Ketua

Mengkoordinasikan pelaksana kegiatan

bidang HKI di lingkungan Pemerintah

Provinsi Bali dan terhadap industri kecil

menengah dalam upaya perlindungan HKI

baik dalam bentuk bimbingan dan konsultasi

teknis, promosi dan informasi, advokasi

dan kerjasama kelembagaan.

4 Sekretaris

Mengkoordinasikan kegiatan

kesekretariatan dan layanan admistrasi

Mengkoordinasikan administrasi

ketatausahaan Klinik Konsultasi HKI

Pemerintah Provinsi Bali.

5 Koordinator Bimbingan dan

Konsultasi

Merencanakan, mengorganisir, melaksanakan

dan mengevaluasi pekerjaan dibidang

bimbingan dan konsultasi HKI yang mencakup:

Konsultasi/bimbingan penerapan HKI

Konsultasi/bimbingan, peningkatan

profesional fasilitator HKI.

6 Koordinator Promosi dan

Informasi

Merencanakan, mengorganisir, melaksanakan

dan mengevaluasi didang promosi dan

informasi HKI yang mencakup:

Page 42: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

31

No. Jabatan Tugas

Pemberian informasi yang berkaitan

dengan HKI

Peraturan-peraturan tentang HKI.

7 Koordinator Layanan dan

Advokasi

Merencakan, mengorganisir, melaksanakan

dan mengevaluasi pemberian layanan

pendaftaran HKI dan pemecahan masalah

terhadap kasus-kasus dibidang HKI yang

mencakup:

Identifikasi dan inventaris kasus-kasus

pelanggaran HKI

Membantu pemecahan masalah-masalah

dan saran penyelesaian kasus.

8 Koordinator Kerjasama

Kelembagaan dan Program

Merencanakan, mengorganisir, melaksanakan,

mengevaluasi kerjasama kelembagaan yang

mencakup:

Membangun dan mengembangkan

jaringan kerja antar Lembaga

Mengsinergikan kegiatan HKI dengan

lembaga terkait.

9 Anggota Membantu pelaksanaan masing-masing

bidang kerja Klinik Konsultasi HKI Provinsi

Bali.

10 Kelompok Fasilitator

Membantu pelaksanaan kegiatan Klinik

Konsultasi HKI Provinsi Bali

Menyiapkan materi, melaksanakan

pelatihan dan konsultasi sebagai nara

sumber keahliannya.

Klinik Konsultasi HKI Pemerintah Provinsi Bali mempunyai fungsi:

a. Bimbingan dan konsultasi

b. Promosi dan Informasi

c. Layanan Advokasi

d. Kerjasama Kelembagaan.

Page 43: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

32

BAB - 3

EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG

UNDANGAN TERKAIT

3.1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tidak secara eksplisit menyebutkan bahwa Daerah

memiliki kewenangan dalam pengelolaan kekayaan intelektual. Walaupun demikian

beberapa ketentuan dapat disebut memiliki keterkaitan dengan pengelolaan kekayaan

intelektual di Daerah khususnya pengelolaan indikasi geografis, yaitu ketentuan pada

Lampiran V dan Lampiran Z Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014.

Lampiran V tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Kebudayaan, menetapkan,

bahwa:

a. Pengelolaan kebudayaan yang masyarakat pelakunya lintas daerah Kab/Kota dalam

1 Daerah provinsi;

b. Pelestarian tradisi yang masyarakat penganutnya lintas daerah Kab/Kota dalam 1

Daerah provinsi; dan

c. Pembinaan lembaga adat yang penganutnya litas daerah Kab/Kota dalam 1 (satu)

Daerah provinsi.

Lampiran Z tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Pariwisata menetapkan

bahwa Pengembangan Ekonomi Kreatif melalui Pemanfaatan dan Perlindungan HKI

dilakukan melalui penyediaan sarana dan prasarana kota kreatif.

Keterkaitan lainnya adalah dengan ditetapkannya ketentuan tentang perangkat daerah

sebagaimana diatur dalam Pasal 208 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014.

Pasal 208 ayat (1) menyebutkan bahwa Kepala Daerah dan DPRD dalam

menyelenggarakan Urusan Pemerintahan dibantu oleh Perangkat Daerah. Kemudian

dalam Pasal 209 ayat (1) disebutkan bahwa Perangkat Daerah provinsi terdiri atas:

a. sekretariat daerah;

b. sekretariat DPRD;

c. inspektorat;

d. dinas; dan

e. badan.

Page 44: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

33

Badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 209 ayat (1) huruf e dan ayat (2) huruf e

dibentuk untuk melaksanakan fungsi penunjang Urusan Pemerintahan yang menjadi

kewenangan Daerah meliputi:

a. perencanaan;

b. keuangan;

c. kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan;

d. penelitian dan pengembangan; dan

e. fungsi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dibentuknya BP2D Provinsi Jawa Barat sebagai perangkat daerah yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan penelitian dan pengembangan merupakan

bagian dari pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem

Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, yaitu menyediakan Kelembagaan/unit

pengelolaan Kekayaan Intelektual bagi masyarakat Jawa Barat.

3.2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 menyebutkan bahwa Hak Cipta adalah hak

eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu

ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan. Disamping Hak Cipta terdapat Hak lain yang

disebut sebagai Hak Terkait yaitu hak yang berkaitan dengan Hak Cipta yang merupakan

hak eksklusif bagi pelaku pertunjukan, produser fonogram, atau lembaga Penyiaran.

3.3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten

Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 Paten adalah hak eksklusif yang

diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi untuk

jangka waktu tertentu melaksanakan sendiri invensi tersebut atau memberikan

persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Perlindungan Paten meliputi: a)

Paten; dan b) Paten sederhana. Paten diberikan untuk Invensi yang baru, mengandung

langkah inventif, dan dapat diterapkan dalam industri. Paten sederhana diberikan untuk

setiap Invensi baru, pengembangan dari produk atau proses yang telah ada, dan dapat

diterapkan dalam industri.

3.4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 diatur tentang Merek dan Indikasi

Geografis. Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo,

Page 45: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

34

nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 dimensi dan/atau 3 dimensi,

suara, hologram, atau kombinasi dari 2 atau lebih unsur tersebut untuk membedakan

barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan

perdagangan barang dan/atau jasa. Sedangkan Hak atas Indikasi Geografis adalah hak

eksklusif yang diberikan oleh negara kepada pemegang hak Indikasi Geografis yang

terdaftar, selama reputasi, kualitas, dan karakteristik yang menjadi dasar diberikannya

pelindungan atas Indikasi Geografis tersebut masih ada. Indikasi Geografis berupa suatu

barang dan/atau produk berupa: sumber daya alam; barang kerajinan tangan; atau hasil

industri.

3.5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi

Pasal 22 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019, menyebutkan bahwa Kekayaan

Intelektual dari Penelitian dan/atau Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

dikelola sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kepemilikan atas

Kekayaan Intelektual yang dibiayai dari anggaran pendapatan dan belanja negara

dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah menjadi hak Pemerintah Pusat

dan/atau Pemerintah Daerah, Inventor, dan/atau lembaga penelitian dan pengembangan

dari Inventor.

Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah, Inventor, dan/atau lembaga penelitian

dan pengembangan dari Inventor memiliki hak atas royalti dari hasil komersialisasi

Kekayaan Intelektual sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kepemilikan atas Kekayaan Intelektual dapat dikecualikan jika ditentukan lain oleh para

pihak melalui perjanjian secara tertulis.

Kemudian Pasal 35 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 mengamanatkan bahwa

Pemerintah Pusat wajib memfasilitasi perlindungan Kekayaan Intelektual dan

pemanfaatannya sebagai hasil Invensi dan Inovasi nasional. Perlindungan atas Kekayaan

Intelektual dan pemanfaatannya, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 dikenal ketentuan Wajib Serah dan Wajib

Simpan. Terkait dengan itu Pasal 40 ayat (1) dan ayat (2), menyebutkan Pemerintah Pusat

menetapkan wajib serah dan wajib simpan atas seluruh data primer dan keluaran hasil

Page 46: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

35

Penelitian, Pengembangan, Pengkajian, dan Penerapan. Wajib serah dan wajib simpan,

wajib dilakukan oleh:

a. penyandang dana;

b. sumber daya manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; dan

c. Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Kemudian ayat (4) menyebutkan bahwa Keluaran hasil Penelitian, Pengembangan,

Pengkajian, dan Penerapan merupakan Kekayaan Intelektual hasil Penelitian,

Pengembangan, Pengkajian, dan Penerapan.

Dalam Pasal 42 disebutkan bahwa Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terdiri

atas:

a. lembaga penelitian dan pengembangan;

b. lembaga pengkajian dan penerapan;

c. perguruan tinggi;

d. Badan Usaha; dan

e. lembaga penunjang.

Dalam penjelasan Pasal 42 Huruf e, disebutkan bahwa Lembaga penunjang antara lain

adalah sentra Kekayaan Intelektual, lembaga intermediasi Teknologi, organisasi profesi,

dan inkubator Teknologi.

Terkait dengan unit pengelolaan Kekayaan Intelektual, Pasal 74 Undang-Undang Nomor

11 Tahun 2019, menyebutkan Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi wajib

melakukan penyebaran informasi terkait Invensi dan Inovasi sebagai hasil

penyelenggaraan Penelitian, Pengembangan, Pengkajian, dan Penerapan, termasuk

penyebaran hasil Kekayaan Intelektual yang dimiliki, sepanjang tidak bertentangan

dengan kepentingan pelindungan Kekayaan Intelektual.

Dalam meningkatkan pengelolaan Kekayaan Intelektual, unsur Kelembagaan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi dapat membentuk unit pengelolaan Kekayaan Intelektual.

Page 47: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

36

3.6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005 Tentang Alih Teknologi Kekayaan

Intelektual Serta Hasil Kegiatan Penelitian Dan Pengembangan Oleh

Perguruan Tinggi Dan Lembaga Penelitian Dan Pengembangan

Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005, menyebutkan bahwa Perguruan

tinggi dan lembaga litbang wajib mengusahakan alih teknologi kekayaan intelektual serta

hasil kegiatan penelitian dan pengembangan yang dihasilkan melalui kegiatan penelitian

dan pengembangan yang dibiayai sepenuhnya atau sebagian oleh Pemerintah dan/atau

Pemerintah Daerah sejauh tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan peraturan

perundang-undangan. Kemudian Pasal 3 menetapkan bahwa Kewajiban mengusahakan

alih teknologi kekayaan intelektual serta hasil kegiatan penelitian dan pengembangan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, dilaksanakan kepada Pemerintah, Pemerintah

Daerah, Badan Usaha, dan/atau masyarakat.

Ketentuan yang relevan dengan pembentukan Sentra Kekayaan Intelektual adalah

sebagaimana diatur di dalam beberapa ketentuan berikut ini:

Pasal 16: Dalam melaksanakan kewajiban mengusahakan alih teknologi kekayaan

intelektual serta hasil kegiatan penelitian dan pengembangan, perguruan tinggi dan

lembaga litbang wajib membentuk unit kerja yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan

pengelolaan dan alih teknologi kekayaan intelektual serta hasil kegiatan penelitian dan

pengembangan di lingkungannya.

Pasal 17: Unit kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 mempunyai tugas

melaksanakan pengelolaan dan alih teknologi kekayaan intelektual serta hasil kegiatan

penelitian dan pengembangan yang dihasilkan perguruan tinggi dan lembaga litbang.

Pasal 18: Dalam melaksanakan tugasnya, unit kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal

16 dan Pasal 17 berpedoman kepada prosedur kerja pengelolaan dan alih teknologi

kekayaan intelektual serta hasil kegiatan penelitian dan pengembangan yang ditetapkan

oleh perguruan tinggi dan lembaga litbang.

Pasal 19: Ketentuan mengenai pembentukan, susunan organisasi, rincian tugas, tata kerja

unit kerja, dan penetapan prosedur pengelolaan dan alih teknologi kekayaan intelektual

serta hasil kegiatan penelitian dan pengembangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

16, Pasal 17, dan Pasal 18, diatur lebih lanjut oleh Pimpinan perguruan tinggi dan lembaga

litbang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

Page 48: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

37

3.7. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 ditetapkan tentang pembentukan unit

pelaksana teknis badan Daerah provinsi. Beberapa ketentuan yang mengatur, meliputi:

Pasal 28:

Ayat (1): Pada Badan Daerah Provinsi dapat dibentuk unit pelaksana teknis badan

Daerah provinsi untuk melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan

teknis penunjang tertentu.

Ayat (2): Unit pelaksana teknis badan Daerah provinsi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dibedakan dalam 2 (dua) klasifikasi.

Ayat (3): Klasifikasi unit pelaksana teknis badan Daerah provinsi sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) terdiri atas:

a. unit pelaksana teknis badan Daerah provinsi kelas A untuk mewadahi beban kerja

yang besar; dan

b. unit pelaksana teknis badan Daerah provinsi kelas B untuk mewadahi beban kerja

yang kecil.

Ayat (4): Pembentukan unit pelaksana teknis badan Daerah provinsi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Gubernur setelah

dikonsultasikan secara tertulis kepada Menteri.

3.8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Pedoman

Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah

Sebagai perturan perundang-undangan turunan dari Peraturan Pemerintah Nomor 18

Tahun 2016, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 mengatur tentang

Klasifikasi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) yang memiliki relevansi jika Sentra

Kekayaan Intelektual akan dibentuk sebagai perangkat daerah, yaitu berupa UPTD di

bawah Badan. Sebagimana disebutkan ketentuan di bawah ini:

Pasal 11:

Ayat (1) Pada dinas atau badan Daerah provinsi dapat dibentuk UPTD provinsi untuk

melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis

penunjang tertentu.

Ayat (2) Kriteria pembentukan UPTD Provinsi meliputi:

a. melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis

penunjang tertentu dari Urusan Pemerintahan yang bersifat pelaksanaan

dan menjadi tanggung jawab dari dinas/badan instansi induknya;

Page 49: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

38

b. penyediaan barang dan/atau jasa yang diperlukan oleh masyarakat

dan/atau oleh Perangkat Daerah lain yang berlangsung secara terus

menerus;

c. memberikan kontribusi dan manfaat langsung dan nyata kepada

masyarakat dan/atau dalam penyelenggaraan pemerintahan;

d. tersedianya sumber daya yang meliputi pegawai, pembiayaan, sarana dan

prasarana;

e. tersedianya jabatan fungsional teknis sesuai dengan tugas dan fungsi

UPTD yang bersangkutan;

f. memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam melaksanakan Tugas

Teknis Operasional tertentu dan/atau Tugas Teknis Penunjang tertentu;

dan

g. memperhatikan keserasian hubungan antara Pemerintah Provinsi dengan

Pemerintah Kabupaten/Kota.

Ayat (3) Pembentukan UPTD provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan

dengan peraturan gubernur setelah dikonsultasikan secara tertulis kepada

Menteri.

Pasal 15:

Ayat (1) UPTD provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) dibedakan

dalam 2 (dua) klasifikasi.

Ayat (2) Klasifikasi UPTD provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. UPTD provinsi kelas A untuk mewadahi beban kerja yang besar; dan

b. UPTD provinsi kelas B untuk mewadahi beban kerja yang kecil.

Ayat (3) Penentuan klasifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan

berdasarkan hasil analisis beban kerja dengan ketentuan:

a. UPTD Provinsi Kelas A dibentuk apabila:

1) lingkup tugas dan fungsinya meliputi 2 (dua) fungsi atau lebih pada

Dinas/Badan atau wilayah kerjanya lebih dari 1 (satu) kabupaten/kota;

dan

2) jumlah jam kerja efektif 15.000 (lima belas ribu) jam atau lebih per

tahun.

b. UPTD Provinsi Kelas B dibentuk apabila:

1) lingkup tugas dan fungsinya hanya 1 (satu) fungsi pada dinas/badan

atau wilayah kerjanya hanya mencakup 1(satu) kabupaten/kota; dan

Page 50: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

39

2) jumlah jam kerja efektifantara 6.000 (enam ribu) jam sampai dengan

kurang dari 15.000 (lima belas ribu) jam per tahun.

Pasal 16:

Ayat (1) UPTD provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas atau Kepala Badan

sesuai dengan bidang Urusan Pemerintahan atau penunjang Urusan

Pemerintahan yang diselenggarakan.

Ayat (2) UPTD provinsi merupakan bagian dari Perangkat Daerah provinsi.

Pasal 17:

Ayat (1) UPTD provinsi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis operasional

dan/atau kegiatan teknis penunjang serta Urusan Pemerintahan yang bersifat

pelaksanaan dari organisasi induknya yang pada prinsipnya tidak bersifat

pembinaan, kordinasi atau sinkronisasi serta tidak berkaitan langsung dengan

perumusan dan penetapan kebijakan daerah.

Ayat (2) Berdasarkan sifat tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wilayah kerja

UPTD dapat melewati batas wilayah administrasi pemerintahan

kabupaten/kota diwilayahnya dan tidak membawahkan UPTD lainnya.

Pasal 18:

Ayat (1) Susunan organisasi UPTD Provinsi kelas A, terdiri atas:

a. kepala;

b. subbagian tata usaha;

c. seksi paling banyak 2 (dua) seksi; dan

d. kelompok jabatan fungsional.

Ayat (2) Susunan organisasi UPTD Provinsi kelas B, terdiri atas:

a. kepala;

b. subbagian tata usaha; dan

c. pelaksana dan kelompok jabatan fungsional.

3.9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2016 Tentang Pedoman

Penelitian dan Pengembangan di Kementerian Dalam Negeri dan

Pemerintahan Daerah

Ketentuan tentang Perlindungan Kekayaan Intelektual adalah sebagaimana disebutkan

dalam Pasal 45, yaitu:

Ayat (1): Kelitbangan utama yang dihasilkan Badan Litbang Kemendagri dan/atau

Badan Litbang Provinsi atau lembaga dengan sebutan lainnya yang

Page 51: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

40

menyelenggarakan fungsi kelitbangan serta Badan Litbang Kabupaten/Kota

atau lembaga dengan sebutan lainnya yang menyelenggarakan fungsi

kelitbangan, berupa inovasi dan/atau invensi diajukan ke Kementerian yang

membidangi Perlindungan Kekayaan Intelektual untuk mendapat Perlindungan

Kekayaan Intelektual sesuai peraturan perundang-undangan.

Ayat (2): Perlindungan kekayaan intelektual sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

didokumentasikan Badan Litbang Kemendagri dan/atau Badan Litbang

Provinsi atau lembaga dengan sebutan lainnya yang menyelenggarakan

fungsi kelitbangan serta Badan Litbang Kabupaten/Kota atau lembaga dengan

sebutan lainnya yang menyelenggarakan fungsi kelitbangan.

3.10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2016 tentang

Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat

Pasal 2 huruf e angka 4 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Tipe A

melaksanakan fungsi penunjang penelitian dan pengembangan. Pasal 6 ayat (1) Pada

Dinas Daerah Provinsi dan Badan Daerah Provinasi dapat dibentuk UPTD dan UPTB. Ayat

(2) UPTD dan UPTB sebagimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk untuk melaksanakan

sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu

perangkat daerah induknya.

3.11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2018 tentang

Pengelolaan Kekayaan Intelektual

Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 28 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor

10 Tahun 2018:

(1) Gubernur membentuk Sentra Kekayaan Intelektual Daerah Provinsi.

(2) Pembangunan Sentra Kekayaan Intelektual sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dilaksanakan secara bertahap sesuai kemampuan keuangan daerah.

(3) Sentra Kekayaan Intelektual sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berada di bawah

Perangkat Daerah yang membidangi penelitian dan pengembangan daerah.

(4) Sentra Kekayaan Intelektual bertugas melaksanakan fasilitasi segala bentuk kegiatan

Pengelolaan Kekayaan Intelektual.

3.12. Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat No 78 tahun 2016 tentang Uraian

Tugas Badan Penelitian dan Pengembangan (BP2D)

Tugas pokok BP2D, yaitu menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis bidang

penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi,

Page 52: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

41

menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, pengendalian, fasilitasi dan pelaksanaan

urusan pemerintahan provinsi di bidang penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu

pengetahuan dan teknologi meliputi aspek penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan

dan penerapan teknologi, analisis kebijakan dan pengembangan inovasi daerah serta

kemitraan dan layanan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Gambar 6. Struktur Organisasi BP2D Provinsi Jawa Barat

Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya, BP2D Provinsi Jawa Barat memiliki fungsi

yaitu:

1. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis bidang penelitian, pengembangan dan

penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan provinsi bidang penelitian, pengembangan

dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Penyelenggaraan koordinasi, pembinaan, dan fasilitasi pelaksanaan urusan

pemerintahan provinsi bidang penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

4. Penyelenggaraan pengendalian, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan urusan

pemerintahan provinsi di bidang penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Bidang Analisis Kebijakan Iptek (AKI)

Bidang Analisis Kebijakan Iptek mempunyai tugas pokok menyelenggarakan fungsi

penunjang pelaksanaan urusan pemerintahan bidang penelitian dan pengembangan

aspek analisis kebijakan Iptek, meliputi penyusunan rencana induk penelitian dan

pengembangan, pemberian masukan arah, kebijakan strategi dan pengembangan

Page 53: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

42

serta masukan pada perencanaan pembangunan daerah dan penyelenggaraan

penelitian dan pengembangan aspek analisis kebijakan Iptek Dalam

menyelenggarakan tugas pokok, Bidang Analisis Kebijakan Iptek mempunyai fungsi:

a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis di bidang analisis kebijakan

Iptek.

b. Penyelenggaraan analisis dan kebijakan Iptek.

c. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan bidang.

d. Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Bidang Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek (Litbangrap)

Bidang Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek. mempunyai tugas pokok

menyelenggarakan fungsi penunjang pelaksanaan urusan pemerintahan bidang

penelitian dan pengembangan aspek penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek,

meliputi penyusunan rencana induk penelitian dan pengembangan, pelaksanaan dan

fasilitasi penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek skala prototype, usaha

terbatas konsultasi mediasi dan fasilitasi penelitian, pengembangan dan penerapan

Iptek serta pelaksanaan penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek. Dalam

menyelenggarakan tugas pokok, Bidang Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan

Iptek mempunyai fungsi:

a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis bidang penelitian,

pengembangan, dan penerapan Iptek.

b. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan di bidang penelitian,

pengembangan dan penerapan Iptek.

c. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Bidang.

d. Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Bidang Sistem Penguatan Inovasi Daerah (SIDa)

Bidang Penguatan Sitem Inovasi Daerah mempunyai tugas pokok menyelenggarakan

fungsi penunjang pelaksanaan urusan pemerintahan bidang penelitian dan

pengembangan aspek penguatan sistem inovasi daerah, meliputi penyusunan rencana

induk penelitian dan pengembangan dan rencana kerja tahunan, fasilitasi kebutuhan

pengembangan dan penguatan sistem inovasi serta rekomendasi regulasi dan

kebijakan kepada Bupati/Walikota dan perangkat daerah dalam pengembangan

daerah, konsultasi mediasi dan fasilitasi penguatan sistem inovasi daerah

Kabupaten/Kota fasilitasi anugerah inovasi penelitian dan pengembangan aspek

Page 54: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

43

penguatan sistem inovasi daerah. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Bidang

Penguatan Sistem Inovasi Daerah mempunyai fungsi:

a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis di bidang penguatan sitem

inovasi daerah.

b. Penyelenggaraan penguatan sistem inovasi daerah.

c. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Bidang.

d. Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Bidang Monitoring, Evaluasi dan Layanan Iptek (MLI)

Bidang Monitoring, Evaluasi dan Layanan Iptek mempunyai tugas pokok

menyelenggarakan fungsi penunjang pelaksanaan urusan pemerintahan bidang

penelitian dan pengembangan aspek monitoring, evaluasi dan layanan Iptek, meliputi

penyusunan rencana induk pengembangan basis data dan informasi penelitian dan

pengembangan diseminasi hasil dan pelayanan perizinan penelitian, pengembangan

dan penerapan Iptek, fasilitasi pelayanan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) dan

kerjasama Badan serta menginventarisasi kebutuhan Iptek dan Kepakaran

Kabupaten/Kota. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Bidang Monitoring, Evaluasi

dan Layanan Iptek mempunyai fungsi:

a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis di bidang monitoring,

evaluasi dan layanan Iptek.

b. Penyelenggaraan monitoring, evaluasi, dan layanan Iptek.

c. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Bidang.

d. Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Page 55: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

44

BAB - 4

ARAH PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN SENTRA KEKAYAAN

INTELEKTUAL

Deduksi dari uraian pada Kajian Pustaka, Kajian Empirik serta Kajian Peraturan

Perundang-undangan, terkait pembentukan Sentra Kekayaan Intelektual, dapat

dirumuskan arah pengembangan kelembagaan Sentra Kekayaan Intelektual, meliputi:

bentuk kelembagaan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, dan legalitas pembentukan

kelembagaan.

4.1. Analisis Bentuk Kelembagaan

Uraian di atas menunjukkan bahwa bentuk kelembagaan Sentra Kekayaan Intelektual

berupa:

1. Kelembagaan Struktural

2. Kelembagaan Non Struktural/ad hoc

Kelembagaan Struktural berbentuk Direktorat, Badan, Pusat Kantor Manajemen, Unit

Pelaksana Teknis, Lembaga Konsultasi, dan Balai. Kelembagaan Non Struktural/ad hoc

berbentuk Tim Sentra Kekayaan Intelektual. Dari berbagai bentuk kelembagaan tersebut,

bentuk kelembagaan Sentra Kekayaan Intelektual yang memungkinkan dibentuk dalam

lingkup Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat adalah:

1. Balai/Unit Pelekasana Teknis (Struktural)

2. Tim Sentra Kekayaan Intelektual (Non Struktural)

Pembentukan kelembagaan Sentra Kekayaan Intelektual dalam bentuk struktural pada

perangkat daerah dapat berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016

dan Permendagri Nomor 12 Tahun 2017, Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor

6 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat dan Peraturan Gubernur

Provinsi Jawa Barat No 78 tahun 2016 tentang Uraian Tugas Badan Penelitian dan

Pengembangan (BP2D). Sedangkan pembentukan Tim Sentra Kekayaan Intelektual (Non

Struktural) disesuaikan dengan tata cara yang berlaku di lingkup Pemerintah Daerah

Provinsi.

Pilihan bentuk kelembagaan Sentra Kekayaan Intelektual sebagai Balai/UPT pada BP2D

sangat memungkinkan untuk dibentuk mengingat Pasal 28 Ayat (1) Peraturan Pemerintah

Page 56: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

45

Nomor 18 Tahun 2016 yang menetapkan: pada Badan Daerah Provinsi dapat dibentuk

unit pelaksana teknis badan Daerah provinsi untuk melaksanakan kegiatan teknis

operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu. Pembentukan Balai/UPTD harus

disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai yang

penyusunan berdasarkan Permendagri Nomor 12 Tahun 2017.

Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tersebut diperkuat oleh

regulasi yang baru-baru ini ditetapkan Pemerintah, yaitu Undang-undang Nomor 11 Tahun

2019. Dalam Pasal 42 disebutkan bahwa sentra Kekayaan Intelektual sebagai lembaga

penunjang pada Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

4.2. Susunan Organisasi

Susunan/Struktur Organisasi Sentra Kekayaan Intelektual berupa perangkat daerah

Balai/UPT sangat tergantung dari ABK yang hasilnya akan menetapkan apakah Balai/UPT

yang akan dibentuk memiliki klasifikasi A atau klasifikasi B. Pasal 18 Ayat (1) Permendagri

Nomor 12 Tahun 2017 menetapkan Susunan organisasi UPTD Provinsi kelas A, terdiri

atas:

a. kepala;

b. subbagian tata usaha;

c. seksi paling banyak 2 (dua) seksi; dan

d. kelompok jabatan fungsional.

Sedangkan menurut Pasal 18 Ayat (2), Susunan organisasi UPTD Provinsi kelas B, terdiri

atas:

a. kepala;

b. subbagian tata usaha; dan

c. pelaksana dan kelompok jabatan fungsional.

4.3. Tugas dan Fungsi

Berpedoman pada ketentuan Permendagri Nomor 12 Tahun 2017, sebagai perkat daerah

Balai/UPT, Sentra Kekayaan Intelektual menyelenggarakan tugas: Melaksanakan

kegiatan teknis operasional dan/ atau kegiatan teknis penunjang serta urusan

pemerintahan di bidang pengelolaan kekayaan intelektual. Dalam menjalankan tugas

pokok tersebut Balai/UPT Sentra Kekayaan Intelektual menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan penyusun rencana kebutuhan operasional pengelolaan kekayaan

intelektual.

Page 57: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

46

b. Pelaksanaan pelayanan kekayaan intelektual.

c. Pelaksanaan pemeliharaan sarana dan prasarana pengelolaan kekayaan intelektual.

d. Pengawasan pemanfaatan kekayaan intelektual.

e. Pelaksanaan pendataan dan pelaporan hasil pengelolaan kekayaan intelektual.

f. Pelaksanaan administrasi umum dan kerumahtanggaan.

Tugas dan fungsi sebagaimana disampaikan di atas dapat digunakan bilamana Sentra

Kekayaan Intelektual berupa lembaga non struktural/ad hoc dan bilamana diperlukan

disesuaikan sesuai kebutuhan.

Perumusan tugas dan fungsi sebagaimana disampaikan di atas dapat juga berpedoman

pada Pasal 16 dan Pasal 17 Peraturan Pemerintah 20 Tahun 2005. Dalam artian

ketentuan Pasal 16 dan Pasal 17 tersebut maka Sentra Kekayaan Intelektual:

a. bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengelolaan dan alih teknologi kekayaan

intelektual serta hasil kegiatan penelitian dan pengembangan di lingkungannya.

b. mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan alih teknologi kekayaan intelektual

serta hasil kegiatan penelitian dan pengembangan yang dihasilkan perguruan tinggi

dan lembaga litbang.

4.4. Legalitas

Sentra Kekayaan Intelektual sebagai perangkat daerah Balai/UPT dibentuk dengan

Peraturan Kepala Daerah (Perkada). Legalitas pembentukan Sentra Kekayaan Intelektual

sebagai Lembaga Non Struktural/ad hoc dapat dilakukan pembentukkannya dengan

Keputusan Kepala Daerah/Gubernur.

4.5. Kedudukan

Kedudukan Sentra Kekayaan Intelektual berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa

Barat Nomor 10 Tahun 2018 sebagai lembaga yang bertanggung jawab kepada Gubernur

Jawa Barat di bawah supervisi Kepala BP2D Provinsi Jawa Barat. Pelayanan/fasilitasi

pengelolaan kekayaan intelektual yang diberikan kepada Perangkat Daerah lingkup

Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan masyarakat meliputi:

a. Pencatatan Hak Cipta

b. Pendaftaran Paten

c. Pendaftaran merek dan merek kolektif

d. Pendaftaran indikasi geografis (IG)

Page 58: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

47

Hubungan antara Sentra Kekayaan Intelektual Daerah (SKID)dengan Perangkat Daerah

Provinsi dan masyarakat seperti pada Gambar berikut.

Gambar 7. Hubungan antara SKID dengan Perangkat Daerah Provinsi dan

Masyarakat

4.6. Kebutuhan Pegawai dan Lembaga Pengelola SKID

Hasil ABK menunjukkan bahwa dibutuhkan sebanyak 7 orang pegawai untuk mengelola

Sentra Kekayaan Intelektual Daerah (SKID) Provinsi Jawa Barat dengan jam kerja efektif

sebanyak 9.096 jam per tahun dan output yang dihasilkan sebanyak 58 dokumen

kekayaan intelektual yang terdiri atas: a) 25 dokumen permohonan Hak Paten, b) 25

Dokumen permohonan Hak Cipta, c) 5 dokumen permohonan Hak Merk, d) 2 dokumen

permohonan IG, dan e) 1 dokumen permohonan PVT Esensial.

Hasil ABK juga menetapkan bahwa dengan jam kerja efektif sebanyak 9.096 jam per tahun

tersebut maka SKID Provinsi Jawa Barat dapat dibentuk sebagai Perangkat Daerah yaitu

berupa UPTD Provinsi Kelas B. Sesuai ketentuan Pasal 15 ayat (3) Peraturan Pemerintah

Nomor 18 Tahun 2016, pembentukan UPTD Provinsi Kelas B dapat dilakukan apabila

jumlah jam kerja efektif 6.000 sampai dengan kurang dari 15.000 (lima belas ribu) jam per

tahun.

SKID

BP2D

PD Provinsi

Masyarakat

Fasilitas Pengelolaan KI

§ Pencatatan Hak Cipta§ Pendaftaran Paten§ Pendaftaran merek dan merek

kolektif§ Pendaftaran indikasi geografis

Fasilitas Pengelolaan KI

§ Pencatatan Hak Cipta§ Pendaftaran Paten§ Pendaftaran merek dan merek

kolektif§ Pendaftaran indikasi geografis

• Fasilitasi Pengelolaan KI

a. Inventrisasib. Fasilitasi Pendaftaranc. Penyebaran informasi

d. Pemeliharaane. Membangun & mengelola SKID

f. Kerja samag. Sistem Informasih. Pembinaan dan Pengawasan

HAK CIPTA – PATEN – MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS – VARIETAS TURUNAN ESENSIAL

Page 59: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

48

Tabel 5.

Analisi Kebutuhan Pegawai Pengelola SKID Provinsi Jawa Barat

NO JABATAN TUGAS JABATAN

BEBAN

KERJA

(per tahun)

PEGAWAI

YANG

DIBUTUHKAN

1 Kepala Badan Menetapkan kebijakan

dan perencanaan

pengelolaan KI

2.143 menit 0,030 orang

2 Kepala Bidang Mengkoordinasikan

pelaksanaan program dan

kegiatan KI

4.753 menit 0,042 orang

3 Kepala Seksi Mengelola pelaksanaan

program dan kegiatan KI 5.043 menit 0,042 orang

4 Pengelola Paten Mengelola kegiatan

fasilitasi paten

252.720

menit 3,250 orang

5 Pengelola Hak Cipta Mengelola kegiatan

fasilitasi hak cipta

263.970

menit 3,666 orang

6 Pengelola Merk Pengelola Kegiatan

Fasilitasi Merk

11.106

menit 0,154 orang

7 Pengelola IG Mengelola kegiatan

fasilitasi indikasi geografis 2.156 menit 0,030 orang

8 Pengelola PVTEs Mengelola kegiatan

fasilitasi PVT Esensial 853 menit 0,012 orang

9 Pengelola

Pemanfaatan

Mengelola kegiatan

Pemanfaatan KI 2.996 menit 0,042 orang

Total

545.742

menit 7 orang

9.096 jam

Berdasarkan ketentuan peraturan penundang-undangan sebagaimana diuraikan di atas,

pembentukan UPTD SKID pada BP2D Provinsi Jawa Barat memiliki dasar hukum yang

kuat dan sangat mungkin untuk dilaksanakan dengan pertimbangan bahwa kegiatan

fasilitasi pengelolaan kekayaan intelektual di Jawa Barat telah berlangsung sejak tahun

2012 yang tersebar diberbagai perangkat daerah. Selain dipenuhinya persyaratan beban

kerja dan jam kerja efektif sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 15 ayat (3) Peraturan

Page 60: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

49

Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016, pembentukan UPTD SKID pada BP2D Provinsi Jawa

Barat dapat dilakukan karena memenuhi ketentuan Pasal 11 dalam Permendagri Nomor

12 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit

Pelaksana Teknis Daerah. Disebutkan bahwa pada dinas atau badan Daerah provinsi

dapat dibentuk UPTD provinsi untuk melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau

kegiatan teknis penunjang tertentu. Kriteria pembentukan UPTD Provinsi meliputi:

1. melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang

tertentu dari Urusan Pemerintahan yang bersifat pelaksanaan dan menjadi tanggung

jawab dari dinas/badan instansi induknya;

2. penyediaan barang dan/atau jasa yang diperlukan oleh masyarakat dan/atau oleh

Perangkat Daerah lain yang berlangsung secara terus menerus;

3. memberikan kontribusi dan manfaat langsung dan nyata kepada masyarakat dan/atau

dalam penyelenggaraan pemerintahan;

4. tersedianya sumber daya yang meliputi pegawai, pembiayaan, sarana dan prasarana;

5. tersedianya jabatan fungsional teknis sesuai dengan tugas dan fungsi UPTD yang

bersangkutan;

6. memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam melaksanakan Tugas Teknis

Operasional tertentu dan/atau Tugas Teknis Penunjang tertentu; dan

7. memperhatikan keserasian hubungan antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah

Kabupaten/Kota.

Pembentukan UPTD provinsi sebagaimana dimaksud ditetapkan dengan peraturan

gubernur setelah dikonsultasikan secara tertulis kepada Menteri. Konsultasi

Pembentukan UPTD provinsi sebagaimana dimaksud dilengkapi dengan dokumen yang

meliputi:

1. kajian akademis pembentukan unit pelaksana teknis; dan

2. analisis rasio belanja pegawai.

Dalam hal persyaratan administrasi sebagaimana diuraikan di atas, belum dapat dipenuhi

dan usulan pembentukan UPTD SKID memerlukan waktu yang cukup lama, maka dengan

pertimbangan tersebut maka pengelolaan SKID sementara dapat dilaksanakan oleh Tim

Adhoc yang keanggotaannya terdiri dari unsur perangkat daerah Provinsi Jawa Barat dan

tenaga ahli yang kompeten dalam pengelolaan HKI.

Page 61: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

50

4.7. Standar Operasional Prosedur

Hasil identifikasi aktifitas pengelolaan dokumen kekeyaan intelektual yang dikelola oleh

SKID, maka dapat disusun SOP yang diperlukan sebagai persyaratan pembentukan dan

operasional UPTD SKID. Adapun SOP yang telah disusun adalah sebagai berikut:

1. SOP SOSIALISASI FASILITASI KEKAYAAN INTELEKTUAL;

2. SOP PENDAFTARAN UNTUK FASILITASI KEKAYAAN INTELEKTUAL;

3. SOP INVENTARISASI KEKAYAAN INTELEKTUAL DARI PERANGKAT DAERAH

DAN MASYARAKAT;

4. SOP SELEKSI (PENJARINGAN) KEKAYAAN INTELEKTUAL DARI PERANGKAT

DAERAH;

5. SOP SELEKSI (PENJARINGAN) ADMINISTRASI KEKAYAAN INTELEKTUAL DARI

PERANGKAT DAERAH DAN MASYARAKAT;

6. SOP WAWANCARA INVENTOR KEKAYAAN INTELEKTUAL PATEN TERSELEKSI;

7. SOP PEMILIHAN/PENENTUAN KEKAYAAN INTELEKTUAL YANG AKAN

DIDAFTARKAN; dan

8. SOP PENYELENGGARAAN BIMBINGAN TEKNIS (BIMTEK) KEKAYAAN

INTELEKTUAL.

9. SOP PEMANFAATAN KEKAYAAN INTELEKTUAL.

Page 62: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

51

BAB - 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil ABK, untuk mendukung operasionalisasi UPTD SKID dibutuhkan

sebanyak 7 orang pegawai yang akan bekerja untuk mengelola kegiatan fasilitasi

kekayaan intelektual pada Sentra Kekayaan Intelektual dengan target capaian kinerja

sebanyak 58 dokumen kekayaan intelektual per tahun.

2. Berdasarkan bobot jam kerja efektif UPTD SKID dapat dibentuk sebagai UPTD kelas

B yang memiliki jam kerja efektif yang memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan

dalam ketentuan Pasal 15 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016.

3. Berdasarkan identifikasi aktifitas UPTD SKID dapat dibuat SOP sebanyak 9 SOP dapat

digunakan untuk mendukung operasionalisasi UPTD SKID kedepan.

5.2. Rekomendasi

1. Bilamana kelembagaan SKID dibentuk sebagai perangkat daerah, maka kegiatan

administrasi berikutnya adalah mengusulkan permohonan pembentukan UPTD

kepada Gubernur, melakukan analisis belanja pegawai dan berkonsultasi dengan

pemangku kepentingan terkait lainnya.

2. Agar Sentra Kekayaan Intelektual dapat berjalan efektif dan efisien maka SOP yang

sudah ditetapkan harus dijalankan secara tertib dan baik.

Page 63: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

52

Lampiran - 1

ANALISIS BEBAN KERJA

Page 64: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

53

Analisis Beban Kerja

Jabatan : Kepala Badan

NO JABATAN TUGAS JABATAN URAIAN TUGAS HASIL KERJASATUAN HASIL

KERJA

NORMA WAKTU

(Menit)

JAM KERJA EFEKTIF

PERTAHUNBEBAN KERJA

JUMLAH JAM KERJA

EFEKTIF

PEGAWAI YANG

DIBUTUHKAN

A. Menetapkan kebijakan teknis dan perencanaan

KI

a. menetapkan kebijakan teknis KI 1 Dokumen 180 Tahun 180 72.000 0,003

a. menetapkan perencanaan program dan kegiatan

KI1 Dokumen 180 Tahun 180 72.000 0,003

Jumlah (A) 2 Dokumen 360 Tahun 360 144.000 0,005

B. Penetapan Pengelolaan KI

a. Membina dan mengawasi pelaksanaan

kebijakan KI 58 Dokumen 15 Tahun 870 72.000 0,012

b. Membina dan mengawasi pelaksanaan

perencanaan pengeloaan KI58 Dokumen 15 Tahun 870 72.000 0,012

c. Melegalisasi permohonan KI 58 Dokumen 15

Jumlah (B) 174 Dokumen 45 Tahun 1740 144.000 0,024

C. Merekomendasikan pengelolaan KI

a. Melaporkan kegiatan pengelolaan KI 1 Dokumen 43,2 Tahun 43,2 72.000 0,001

Jumlah (C) 1 Dokumen 43,2 Tahun 43,2 72.000 0,0006

TOTAL (A+B+C+D) 177 Dokumen 448,2 #VALUE! 2143,2 360.000 0,030

Dibulatkan 0

1. Kepala Badan Menetapkan kebijakan

dan perencanaan

pengelolaan KI

Page 65: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

54

Analisis Beban Kerja

Jabatan : Kepala Bidang

NO JABATAN TUGAS JABATAN URAIAN TUGAS HASIL KERJASATUAN HASIL

KERJA

NORMA WAKTU

(Menit)

JAM KERJA EFEKTIF

PERTAHUNBEBAN KERJA

JUMLAH JAM KERJA

EFEKTIF

PEGAWAI YANG

DIBUTUHKAN

A. Menyusun kebijakan teknis dan perencanaan

pengelolaan KI

a. Mengkoordinasikan penyusunan rencana

anggaran dan kegiatan pengelolaan KI1 Dokumen 180 Tahun 180 72.000 0,003

b. Mengkoordinasikan rencana sosialisasi dan

Bantek KI1 Dokumen 180 Tahun 180 72.000 0,003

Jumlah (A) 2 Dokumen 360 Tahun 360 144.000 0,005

B. Mengkoordinasikan pengelolaan KI

a. Mengkoordinasikan administrasi fasilitasi KI

(surat menyurat, permohonan KI)58 Dokumen 15 Tahun 870 72.000 0,012

b. Mengkoordinasikan pelaksanaan verifikasi

kelengkapan persyaratan KI58 Dokumen 15 Tahun 870 72.000 0,012

c. Mengkoordinasikan pelaksanaan pendaftaran KI58 Dokumen 15 Tahun 870 72.000 0,012

d. Mengkoordinasikan monitoring proses

keputusan KI58 Dokumen 15 Tahun 870 72.000

f. Mengkoordinasikan penyiapan penyerahan

keputusan KI58 Dokumen 15 Tahun 870 72.000

Jumlah (B) 290 Dokumen 75 Tahun 4350 360.000 0,036

C. Mengevaluasi pengelolaan KI

a. Mengkoordinasikan penyusunan laporan

kegiatan fasilitasi KI1 Dokumen 43,2 Tahun 43,2 72.000 0,001

Jumlah (C) 1 Dokumen 43,2 Tahun 43,2 72.000 0,001

TOTAL (A+B+C+D) 293 Dokumen 478,2 Tahun 4753,2 576.000 0,042

Dibulatkan 0

2. Kepala Bidang Mengkoordinasikan

pelaksanaan program

dan kegiatan KI

Page 66: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

55

Analisis Beban Kerja

Jabatan : Kepala Seksi

NO JABATAN TUGAS JABATAN URAIAN TUGAS HASIL KERJASATUAN HASIL

KERJA

NORMA WAKTU

(Menit)

JAM KERJA EFEKTIF

PERTAHUNBEBAN KERJA

JUMLAH JAM KERJA

EFEKTIF

PEGAWAI YANG

DIBUTUHKAN

A. Menyusun perencanaan pengelolaan KI

a. Menyusun rencana anggaran dan kegiatan

pengelolaan KI6 Dokumen 30 Tahun 180 72.000 0,003

b. Menyusun rencana pembinaan dan pengawasan

KI6 Dokumen 30 Tahun 180 72.000 0,003

Jumlah (A) 12 Dokumen 60 Tahun 360 144.000 0,005

B. Mengkoordinasikan pelaksanaan pengelolaan

KI

a. Supervisi administrasi fasilitasi KI (surat

menyurat, permohonan KI)58 Dokumen 15 Tahun 870 72.000 0,012

b. Memverifikasi kelengkapan persyaratan KI 58 Dokumen 30 Tahun 1740 72.000 0,024

c. Monitoring proses keputusan KI 58 Dokumen 5 Tahun 290 72.000

d. Menyiapkan penyerahan keputusan KI 58 Dokumen 30 Tahun 1740 72.000

Jumlah (B) 232 Dokumen 80 Tahun 4640 288.000 0,03625

C. Mengevaluasi dan menyusun laporan

pengelolaan KI

a. Menyusun laporan kegiatan fasilitasi KI 1 Dokumen 43,2 Tahun 43,2 72.000 0,001

Jumlah (C) 1 Dokumen 43,2 Tahun 43,2 72.000 0,0006

TOTAL (A+B+C+D) 245 Dokumen 183,2 Tahun 5043,2 504.000 0,042

Dibulatkan 0

3. Kepala Seksi Mengelola pelaksanaan

program dan kegiatan

KI

Page 67: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

56

Analisis Beban Kerja

Jabatan : Pengelola Kegiatan Fasilitasi Paten

NO JABATAN TUGAS JABATAN URAIAN TUGAS HASIL KERJASATUAN HASIL

KERJA

NORMA WAKTU

(Menit)

JAM KERJA EFEKTIF

PERTAHUNBEBAN KERJA

JUMLAH JAM KERJA

EFEKTIF

PEGAWAI YANG

DIBUTUHKAN

A. Menyusun perencanaan kegiatan fasilitasi

paten

a. Menyusun rencana anggaran dan kegiatan

fasilitasi paten1 Dokumen 180 Tahun 180 72.000 0,003

b. Menyusun rencana pembinaan dan pengawasan

paten1 Dokumen 180 Tahun 180 72.000 0,003

Jumlah (A) 2 Dokumen 360 Tahun 360 144.000 0,005

B. Mengelola kegiatan fasilitasi paten

a. Mengelola administrasi fasilitasi paten (surat

menyurat, permohonan paten, persyaratan paten)25 Dokumen 300 Tahun 7.500 72.000 0,104

b. Memverifikasi kelengkapan persyaratan paten 25 Dokumen 4.500 Tahun 112.500 72.000 1,563

c. Melaksanakan pendaftaran paten 25 Dokumen 3.000 Tahun 75.000 72.000 1,042

d. Monitoring proses keputusan paten 25 Dokumen 1.500 Tahun 37.500 72.000 0,521

e. Menyiapkan penyerahan keputusan paten 25 Dokumen 750 Tahun 18.750 72.000 0,260

Jumlah (B) 125 Dokumen 10.050 Tahun 251.250 360.000 3,229

C. Menyusun laporan kegiatan fasilitasin paten

a. Menyusun laporan kegiatan 1 Dokumen 1.080 Tahun 1.080 72.000 0,015

b. Mendokumentasikan 1 Dokumen 30 Tahun 30 72.000 0,000

Jumlah (C) 2 Dokumen 1.110 Tahun 1.110 144.000 0,015

TOTAL (A+B+C) 129 Dokumen 11.520 Tahun 252.720 648.000 3,250

Dibulatkan 3

4. Pengelola Kegiatan Fasilitasi

Paten

Mengelola kegiatan

fasilitasi paten

Page 68: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

57

Analisis Beban Kerja

Jabatan : Pengelola Kegiatan Hak Cipta

NO JABATAN TUGAS JABATAN URAIAN TUGAS HASIL KERJASATUAN HASIL

KERJA

NORMA WAKTU

(Menit)

JAM KERJA EFEKTIF

PERTAHUNBEBAN KERJA

JUMLAH JAM KERJA

EFEKTIF

PEGAWAI YANG

DIBUTUHKAN

A. Menyusun perencanaan kegiatan fasilitasi hak

cipta

a. Menyusun rencana anggaran dan kegiatan

fasilitasi hak cipta1 Dokumen 180 Tahun 180 72.000 0,003

b. Menyusun rencana pembinaan dan pengawasan

hak cipta1 Dokumen 180 Tahun 180 72.000 0,003

Jumlah (A) 2 Dokumen 360 Tahun 360 144.000 0,005

B. Mengelola fasilitasi kegiatan hak cipta

a. Mengelola administrasi fasilitasi hak cipta (surat

menyurat, permohonan hak cipta)25 Dokumen 750 Tahun 18.750 72.000 0,260

b. Memverifikasi kelengkapan persyaratan hak

cipta25 Dokumen 4.500 Tahun 112.500 72.000 1,563

c. Melaksanakan pencatatan hak cipta 25 Dokumen 3.000 Tahun 75.000 72.000 1,042

d. Monitoring proses keputusan hak cipta 25 Dokumen 1.500 Tahun 37.500 72.000 0,521

e. Menyiapkan penyerahan sertifikat hak cipta 25 Dokumen 750 Tahun 18.750 72.000 0,260

Jumlah (B) 125 Dokumen 10.500 Tahun 262.500 360.000 3,646

C. Menyusun laporan kegiatan fasilitasi hak cipta

a. Menyusun laporan kegiatan 1 Dokumen 1.080 Tahun 1.080 72.000 0,015

b. Mendokuentasikan 1 Dokumen 30 Tahun 30 72.000 0,000

Jumlah (C) 2 Dokumen 1.110 Tahun 1.110 144.000 0,015

TOTAL (A+B+C+D) 129 Dokumen 11.970 Tahun 263.970 648.000 3,666

Dibulatkan 4

5. Pengelola Kegiatan Fasilitasi

Hak Cipta

Mengelola kegiatan

fasilitasi hak cipta

Page 69: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

58

Analisis Beban Kerja

Jabatan : Pengelola Kegiatan Fasilitasi Merk

NO JABATAN TUGAS JABATAN URAIAN TUGAS HASIL KERJASATUAN HASIL

KERJA

NORMA WAKTU

(Menit)

JAM KERJA EFEKTIF

PERTAHUNBEBAN KERJA

JUMLAH JAM KERJA

EFEKTIF

PEGAWAI YANG

DIBUTUHKAN

A. Menyusun perencanaan kegiatan fasilitasi

Merk

a. Menyusun rencana anggaran dan kegiatan

fasilitasi merk 1 Dokumen 180 Tahun 180 72.000 0,003

b. Menyusun rencana sosialisasi dan Bantek Merk 1 Dokumen 180 Tahun 180 72.000 0,003

Jumlah (A) 2 Dokumen 360 Tahun 360 144.000 0,005

B. Mengelola kegiatan fasilitasi Merk

a. Mengelola administrasi fasilitasi hak cipta (surat

menyurat, persyaratan merk)5 Dokumen 150 Tahun 750 72.000 0,010

b. Memverifikasi kelengkapan persyaratan merk 5 Dokumen 900 Tahun 4.500 72.000 0,063

c. Melaksanakan pendaftaran merk 5 Dokumen 600 Tahun 3.000 72.000 0,042

d. Monitoring proses keputusan merk 5 Dokumen 300 Tahun 1.500 72.000 0,021

e. Menyiapkan penyerahan keputusan merk 5 Dokumen 150 Tahun 750 72.000 0,010

Jumlah (B) 25 Dokumen 2.100 Tahun 10.500 360.000 0,146

C. Menyusun laporan kegiatan fasilitasi Merk dan

Indikasi Geografis

a. Menyusun laporan kegiatan 1 Dokumen 216 Tahun 216 72.000 0,003

b. Mendokumentasikan 1 Dokumen 30 Tahun 30 72.000 0,000

Jumlah (C) 2 Dokumen 246 Tahun 246 144.000 0,003

TOTAL (A+B+C+D) 29 Dokumen 2.706 Tahun 11.106 648.000 0,154

Dibulatkan 0

6. Pengelola Kegiatan Fasilitasi

Merk

Mengelola kegiatan

fasilitasi merk

Page 70: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

59

Analisis Beban Kerja

Jabatan : Pengelola Kegiatan Fasilitasi Merk dan Indikasi Geografis

NO JABATAN TUGAS JABATAN URAIAN TUGAS HASIL KERJASATUAN HASIL

KERJA

NORMA WAKTU

(Menit)

JAM KERJA EFEKTIF

PERTAHUNBEBAN KERJA

JUMLAH JAM KERJA

EFEKTIF

PEGAWAI YANG

DIBUTUHKAN

A. Menyusun perencanaan kegiatan fasilitasi

Merk dan Indikasi Geografis

a. Menyusun rencana anggaran dan kegiatan

fasilitasi merk dan IG1 Dokumen 180 Tahun 180 72.000 0,003

b. Menyusun rencana sosialisasi dan Bantek Merk

dan IG1 Dokumen 180 Tahun 180 72.000 0,003

Jumlah (A) 2 Dokumen 360 Tahun 360 144.000 0,005

B. Mengelola kegiatan fasilitasi Merk dan Indikasi

Geografis

a. Mengelola administrasi fasilitasi hak cipta (surat

menyurat, permohonan merk dan IG)2 Dokumen 60 Tahun 120 72.000 0,002

b. Memverifikasi kelengkapan persyaratan merk

dan IG2 Dokumen 360 Tahun 720 72.000 0,010

c. Melaksanakan pendaftaran merk dan IG 2 Dokumen 240 Tahun 480 72.000 0,007

d. Monitoring proses keputusan merk dan IG 2 Dokumen 120 Tahun 240 72.000 0,003

e. Menyiapkan penyerahan keputusan merk dan

IG2 Dokumen 60 Tahun 120 72.000 0,002

Jumlah (B) 10 Dokumen 840 Tahun 1.680 360.000 0,023

C. Menyusun laporan kegiatan fasilitasi Merk dan

Indikasi Geografis

a. Menyusun laporan kegiatan 1 Dokumen 86 Tahun 86 72.000 0,001

b. Mendokumentasikan 1 Dokumen 30 Tahun 30 72.000 0,000

Jumlah (C) 2 Dokumen 116 Tahun 116 144.000 0,002

TOTAL (A+B+C+D) 14 Dokumen 1.316 Tahun 2.156 648.000 0,030

Dibulatkan 0

7. Pengelola Kegiatan Fasilitasi

Indikasi Geografis

Mengelola kegiatan

fasilitasi indikasi

geografis

Page 71: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

60

Analisis Beban Kerja

Jabatan : Pengelola Kegiatan Fasilitasi PVT Esensial

NO JABATAN TUGAS JABATAN URAIAN TUGAS HASIL KERJASATUAN HASIL

KERJA

NORMA WAKTU

(Menit)

JAM KERJA EFEKTIF

PERTAHUNBEBAN KERJA

JUMLAH JAM KERJA

EFEKTIF

PEGAWAI YANG

DIBUTUHKAN

A. Menyusun perencanaan pengelolaan fasilitasi

PVT Esensial

a. Menyusun rencana anggaran dan kegiatan

fasilitasi PVT Esensial1 Dokumen 180 Tahun 180 72.000 0,003

b. Menyusun rencana sosialisasi dan Bantek PVT

Esensial1 Dokumen 180 Tahun 180 72.000 0,003

Jumlah (A) 2 0 360 0 360 144000 0,005

B. Mengelola kegiatan fasilitasi PVT Esensial

a. Mengelola administrasi fasilitasi hak cipta (surat

menyurat, permohonan PVTEs)1 Dokumen 30 Tahun 30 72.000 0,000

b. Memverifikasi kelengkapan persyaratan PVTEs 1 Dokumen 180 Tahun 180 72.000 0,003

c. Melaksanakan pendaftaran PVTEs 1 Dokumen 120 Tahun 120 72.000 0,002

d. Monitoring proses keputusan PVTEs 1 Dokumen 60 Tahun 60 72.000 0,001

f. Menyiapkan penyerahan keputusan PVTEs 1 Dokumen 30 Tahun 30 72.000 0,000

Jumlah (B) 5 0 420 0 420 360000 0,006

C. Menyusun laporan kegiatan fasilitasi PVT

Esensial

a. Menyusun laporan kegiatan 1 Dokumen 43,2 Tahun 43,2 72.000 0,001

b. Mendokumentasikan 1 Dokumen 30 Tahun 30 72.000 0,000

Jumlah (C) 2 0 73,2 0 73,2 144000 0,001

TOTAL (A+B+C+D) 9 0 853,2 0 853,2 648000 0,012

Dibulatkan 0

8. Pengelola Kegiatan Fasilitasi

PVT Esensial

Mengelola kegiatan

fasilitasi PVT Esensial

Page 72: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

61

Analisis Beban Kerja

Jabatan : Pengelola Kegiatan Fasilitasi PVT Esensial

NO JABATAN TUGAS JABATAN URAIAN TUGAS HASIL KERJASATUAN HASIL

KERJA

NORMA WAKTU

(Menit)

JAM KERJA EFEKTIF

PERTAHUNBEBAN KERJA

JUMLAH JAM KERJA

EFEKTIF

PEGAWAI YANG

DIBUTUHKAN

A. Menyusun perencanaan pengelolaan fasilitasi

PVT Esensial

a. Menyusun rencana anggaran dan kegiatan

pemanfaatan KI1 Dokumen 180 Tahun 180 72.000 0,003

b. Menyusun rencana sosialisasi dan Bantek

pemanfaatan KI1 Dokumen 180 Tahun 180 72.000 0,003

Jumlah (A) 2 0 360 0 360 144000 0,005

B. Mengelola kegiatan fasilitasi PVT Esensial

a. Mengelola administrasi pemanfaatan KI 2 Dokumen 60 Tahun 120 72.000 0,002

b. Melaksanakan sosialisasi pemanfaatan KI 2 Dokumen 360 Tahun 720 72.000 0,010

c. Menginvetarisasi potensi pemanfaatan KI 2 Dokumen 360 Tahun 720 72.000 0,010

d. Menyusun perjanjian pemanfaatan KI 2 Dokumen 360 Tahun 720 72.000 0,010

e. Menyiapkan alih KI 2 Dokumen 120 Tahun 240 72.000 0,003

Jumlah (B) 10 0 1260 0 2520 360000 0,035

C. Menyusun laporan kegiatan fasilitasi PVT

Esensial

a. Menyusun laporan kegiatan 1 Dokumen 86,4 Tahun 86,4 72.000 0,001

b. Mendokumentasikan 1 Dokumen 30 Tahun 30 72.000 0,000

Jumlah (C) 2 0 116,4 0 116,4 144000 0,002

TOTAL (A+B+C+D) 14 0 1736,4 0 2996,4 648000 0,042

Dibulatkan 0

9. Pengelola Pemanfaatan KI Mengelola kegiatan

Pemanfaatan KI

Page 73: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

62

Lampiran - 2

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

Page 74: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

63

NOMOR SOP : 01/SOP-SOS/BP2D

TGL PEMBUATAN : 2019

TGL REVISI :

TGL EFEKTIF : 2019

Pembina …..

NIP. ….............................

NAMA SOP

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA

1 1. Memiliki kemampuan mengelola sosialisasi

2 2. Mengetahui tugas dan fungsi dalam sosialisasi

3 3. Memiliki kemampuan menyusun naskah pidato

4. Memiliki kemampuan menyusun bahan presentasi & notulensi

KETERKAITAN PERALATAN/PERLENGKAPAN

1 Seluruh SOP 1. Lembar Kerja/Rencana Kerja dan Anggaran

2. Komputer/Printer/ATK

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

- Disimpan sebagai data elektronik dan manualApabila SOP ini tidak dilaksnakan maka pelaksanaan pengelolaan kekayaan intelektual

tidak berjalan

DISAHKAN OLEH

Kepala Badan ,

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PROVINSI JAWA BARAT

SOP SOSIALISASI FASILITASI KEKAYAAN

INTELEKTUAL

UU No. 18 Tahun 2002

PERDA PROVINSI JAWA BARAT NO. 6 TAHUN 2016

PERDA PROVINSI JAWA BARAT NO. 10 TAHUN 2018

Page 75: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

64

KEPALA BADAN KEPALA BIDANGKASIE KEUANGAN &

PERLENGKAPAN

KASIE RUMAH TANGGA

& KEPEGAWAIANSTAF Kelengkapan Waktu Output

1 Merencanakan (SDM, alat

peralatan, tempat & biaya)

ATK & komputer 2 Jam Dokumen rencana

sosialisasi

2 Konsultasi dengan Kepala Badan ATK 15 menit Disposisi

3 Menyiapkan materi sosialisasi ATK & komputer 3 Jam Materi sosialisasi

4 Menyiapkan naskah sambutan

Kepala Badan

ATK & komputer 3 Jam Naskah sambutan

Kepala Badan

5 Menyiapkan alat / peralatan,

tempat & biaya

Form

permohonan

pinjam

1 hari Alat / peralatan,

tempat & biaya

6 Membuat & menandatangani surat

undangan

ATK & komputer 2 jam Surat undangan

7 Menomori & mendistribusikan

surat undangan

ATK, komputer

dan email

15 menit Catatan ekspedisi

surat

8 Melaksanakan sosialisasi Komputer &

infocus

3 jam Dokumentasi foto

sosialisasi

9 Membuat notulensi/berita acara ATK & komputer 1 jam Notulensi/berita

acara

10 Mendokumentasikan Filling 10 menit Dokumentasi

sosialisasi

No. AKTIVITASPELAKSANA BAKU MUTU

1. SOP SOSIALISASI FASILITASI KEKAYAAN INTELEKTUAL

Mulai

Selesai

Page 76: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

65

NOMOR SOP : 02/SOP-PEND/BP2D

TGL PEMBUATAN : 2019

TGL REVISI :

TGL EFEKTIF : 2019

Pembina …..

NIP. ….............................

NAMA SOP

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA

1 1. Memiliki kemampuan mengelola data dukung dan persyaratan

2 2. Mengetahui tugas dan fungsi mengelola pendaftaran

3 3. Memiliki kemampuan menyusun tanda terima/berita acara

KETERKAITAN PERALATAN/PERLENGKAPAN

1 SOP NOMOR 03/SOP-INV/BP2D 1. Lembar Kerja/Rencana Kerja dan Anggaran

2 SOP NOMOR 04/SOP-SELP/BP2D 2. Komputer/Printer/ATK

3 SOP NOMOR 05/SOP-ADMS/BP2D

4 SOP NOMOR 06/SOP-WWNC/BP2D

5 SOP NOMOR 07/SOP-PILH/BP2D

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

- Disimpan sebagai data elektronik dan manualApabila SOP ini tidak dilaksnakan maka pelaksanaan pengelolaan kekayaan intelektual

tidak berjalan

DISAHKAN OLEH

Kepala Badan ,

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PROVINSI JAWA BARAT

SOP PENDAFTARAN UNTUK FASILITASI

KEKAYAAN INTELEKTUAL

UU No. 18 Tahun 2002

PERDA PROVINSI JAWA BARAT NO. 6 TAHUN 2016

PERDA PROVINSI JAWA BARAT NO. 10 TAHUN 2018

Page 77: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

66

PERANGKAT DAERAH /

MASYARAKATKEPALA BADAN KEPALA BIDANG

SUBBAG KEPEGAWAIAN

& UMUMSTAF Kelengkapan Waktu Output

1 Membuat & menandatangani surat

pemberitahuan fasilitasi KI

ATK & komputer 2 Jam Surat

pemberitahuan

fasilitasi

2 Menomori & mendistribusikan

surat pemberitahuan fasilitasi KI

ATK 15 menit Catatan ekspedisi

surat

3 Menerima surat pengantar materi

KI, data dukung & persyaratan dari

perangkat daerah & masyarakat

ATK 15 menit Surat pengantar

materi KI, data

dukung &

persyaratan 4 Menyiapkan tanda terima materi

KI, data dukung & persyaratan dari

perangkat daerah & masyarakat

ATK & komputer 15 menit Tanda terima

5 Mengarsipkan surat pengantar,

data dukung, persyaratan & tanda

terima

Filling 30 menit Surat pengantar,

data dukung,

persyaratan &

tanda terima

6 Menyusun daftar ceklist perangkat

daerah dan masyarakat yang telah

mengusulkan fasilitasi KI

ATK & komputer 10 menit Daftar ceklist

7 Menghubungi perangkat daerah

yang belum menyampaikan usulan

fasilitasi KI

ATK, email,

telepon

15 menit Informasi usulan

fasilitas KI

8 Melaporkan perkembangan

permohonan fasilitasi KI dari

perangkat daerah & masyarakat

ATK 15 menit Lembar disposisi &

arahan Kepala

Badan

9 Mendokumentasikan Filling 10 menit Dokumentasi

pendaftaran

No. AKTIVITASPELAKSANA BAKU MUTU

2. SOP PENDAFTARAN UNTUK FASILITASI KEKAYAAN INTELEKTUAL

Mulai

Selesai

Page 78: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

67

NOMOR SOP : 03/SOP-INV/BP2D

TGL PEMBUATAN : 2019

TGL REVISI :

TGL EFEKTIF : 2019

Pembina …..

NIP. ….............................

NAMA SOP

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA

1 1. Memiliki kemampuan mengelola data dukung dan persyaratan

2 2. Mengetahui tugas dan fungsi mengelola inventarisasi

3 3. Memiliki kemampuan menyusun rekapitulasi data

KETERKAITAN PERALATAN/PERLENGKAPAN

1 SOP NOMOR 02/SOP-PEND/BP2D 1. Lembar Kerja/Rencana Kerja dan Anggaran

2 SOP NOMOR 04/SOP-SELP/BP2D 2. Komputer/Printer/ATK

3 SOP NOMOR 05/SOP-ADMS/BP2D

4 SOP NOMOR 06/SOP-WWNC/BP2D

5 SOP NOMOR 07/SOP-PILH/BP2D

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

- Disimpan sebagai data elektronik dan manualApabila SOP ini tidak dilaksnakan maka pelaksanaan pengelolaan kekayaan intelektual

tidak berjalan

DISAHKAN OLEH

Kepala Badan ,

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PROVINSI JAWA BARAT

SOP INVENTARISASI KEKAYAAN

INTELEKTUAL DARI PERANGKAT DAERAH &

MASYARAKAT

UU No. 18 Tahun 2002

PERDA PROVINSI JAWA BARAT NO. 6 TAHUN 2016

PERDA PROVINSI JAWA BARAT NO. 10 TAHUN 2018

Page 79: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

68

PERANGKAT DAERAH/

MASYARAKATKEPALA BADAN KEPALA BIDANG

KASIE RUMAH TANGGA

& KEPEGAWAIANSTAF Kelengkapan Waktu Output

1 Menerima materi KI dari Perangkat

Daerah & masyarakat

ATK 10 menit Materi KI dari

Perangkat Daerah &

masyarakat

2 Mengelompokkan materi KI dari

perangkat daerah

ATK 2 jam Kelompok materi KI

3 Membuat rekapitulasi materi KI

dari perangkat daerah

ATK & komputer 2 jam Rekapitulasi materi

KI

4 Menyampaikan rekap materi KI

kepada Kepala Bidang

ATK 15 menit Lembar disposisi

5 Melaporkan materi KI kepada

Kepala Badan

ATK 15 menit Lembar disposisi &

arahan Kepala

Badan

6 Menindaklanjuti arahan Kepala

Badan

ATK 1 hari Disposisi arahan

7 Menyiapkan materi KI untuk

diseleksi

ATK 1 jam Materi KI siap

diseleksi

8 Merencanakan fasilitator ATK & komputer 15 menit Rencana

penunjukkan

fasilitator

9 Mendokumentasikan Filling 10 menit Dokumentasi materi

KI inventarisasi

No. AKTIVITAS

PELAKSANA BAKU MUTU

3. SOP INVENTARISASI KEKAYAAN INTELEKTUAL DARI PERANGKAT DAERAH & MASYARAKAT

Mulai

Selesai

Page 80: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

69

NOMOR SOP : 04/SOP-SELP/BP2D

TGL PEMBUATAN : 2019

TGL REVISI :

TGL EFEKTIF : 2019

Pembina …..

NIP. ….............................

NAMA SOP

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA

1 1. Memiliki kemampuan melakukan seleksi KI

2 2. Mengetahui tugas dan fungsi seleksi KI

3 3. Memiliki kemampuan mengelompokan KI

KETERKAITAN PERALATAN/PERLENGKAPAN

1 SOP NOMOR 02/SOP-PEND/BP2D 1. Lembar Kerja/Rencana Kerja dan Anggaran

2 SOP NOMOR 03/SOP-INV/BP2D 2. Komputer/Printer/ATK

3 SOP NOMOR 05/SOP-ADMS/BP2D

4 SOP NOMOR 06/SOP-WWNC/BP2D

5 SOP NOMOR 07/SOP-PILH/BP2D

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

- Disimpan sebagai data elektronik dan manualApabila SOP ini tidak dilaksnakan maka pelaksanaan pengelolaan kekayaan intelektual

tidak berjalan

DISAHKAN OLEH

Kepala Badan ,

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PROVINSI JAWA BARAT

SOP SELEKSI (PENJARINGAN) KEKAYAAN

INTELEKTUAL DARI PERANGKAT DAERAH

UU No. 18 Tahun 2002

PERDA PROVINSI JAWA BARAT NO. 6 TAHUN 2016

PERDA PROVINSI JAWA BARAT NO. 10 TAHUN 2018

Page 81: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

70

FASILITATOR KEPALA BADAN KEPALA BIDANGKASIE RUMAH TANGGA

& KEPEGAWAIANSTAF Kelengkapan Waktu Output

1 Membuat dan menandatangani

surat undangan fasilitator

ATK & komputer 2 jam Surat undangan

fasilitator

2 Menomori & mendistribusikan

surat undangan

ATK 15 menit Catatan ekspedisi

surat

3 Menyampaikan materi KI kepada

fasilitator

ATK 15 menit Kelompok materi KI

yang akan diseleksi

4 Melaksanakan seleksi KI ATK & komputer 3 jam Materi KI terseleksi

5 Membuat rekapitulasi materi KI

yang terpilih

ATK & komputer 1 jam Rekapitulasi materi

KI yang terseleksi

6 Menyampaikan rekap materi KI

yang terpilih ke Kepala Badan

ATK 15 menit Lembar disposisi &

arahan Kepala

Badan

7 Menyiapkan materi KI terpilih

untuk ditindaklanjuti

ATK 1 jam Disposisi arahan &

Rekap materi KI

terseleksi

8 Membuat dan menandatangani

surat permintaan data dukung &

persyaratan kepada inventor

ATK & komputer 2 jam Surat kepada

inventor

9 Mendokumentasikan Filling 10 menit Dokumentasi materi

KI terseleksi

No. AKTIVITAS

PELAKSANA BAKU MUTU

4. SOP SELEKSI (PENJARINGAN) KEKAYAAN INTELEKTUAL DARI PERANGKAT DAERAH

Mulai

Selesai

Tidak

Ya

Page 82: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

71

NOMOR SOP : 05/SOP-ADMS/BP2D

TGL PEMBUATAN : 2019

TGL REVISI :

TGL EFEKTIF : 2019

Pembina …..

NIP. ….............................

NAMA SOP

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA

1 1. Memiliki kemampuan melakukan seleksi administrasi & syarat KI

2 2. Mengetahui tugas dan fungsi seleksi administrasi & syarat KI

3 3. Memiliki kemampuan mengelompokkan administrasi dan syarat KI

KETERKAITAN PERALATAN/PERLENGKAPAN

1 SOP NOMOR 02/SOP-PEND/BP2D 1. Lembar Kerja/Rencana Kerja dan Anggaran

2 SOP NOMOR 03/SOP-INV/BP2D 2. Komputer/Printer/ATK

3 SOP NOMOR 04/SOP-SELP/BP2D

4 SOP NOMOR 06/SOP-WWNC/BP2D

5 SOP NOMOR 07/SOP-PILH/BP2D

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

- Disimpan sebagai data elektronik dan manualApabila SOP ini tidak dilaksnakan maka pelaksanaan pengelolaan kekayaan intelektual

tidak berjalan

DISAHKAN OLEH

Kepala Badan ,

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PROVINSI JAWA BARAT

SOP SELEKSI (PENJARINGAN) ADMINISTRASI

KEKAYAAN INTELEKTUAL DARI PERANGKAT

DAERAH & MASYARAKAT

UU No. 18 Tahun 2002

PERDA PROVINSI JAWA BARAT NO. 6 TAHUN 2016

PERDA PROVINSI JAWA BARAT NO. 10 TAHUN 2018

Page 83: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

72

FASILITATOR INVENTOR KEPALA BADAN KEPALA BIDANGKASIE RUMAH TANGGA

& KEPEGAWAIANSTAF Kelengkapan Waktu Output

1 Menomori dan mendistribusikan

surat permintaan data dukung &

persyaratan kepada inventor

ATK 15 menit Catatan ekspedisi

surat

2 Menerima data dukung dan

persyaratan invensi

ATK 15 menit Data dukung dan

persyaratan invensi

3 Membuat dan menandatangani

surat undangan fasilitator

ATK & komputer 2 jam Surat undangan

fasilitator

4 Menomori & mendistribusikan

surat undangan fasilitator

ATK 15 menit Catatan ekspedisi

surat

5 Menyampaikan data dukung &

administrasi KI kepada fasilitator

ATK 1 jam Data dukung &

persyaratan KI yang

akan diseleksi

6 Melaksanakan seleksi data dukung

dan administrasi KI

ATK & komputer 3 jam Materi data dukung

& persyaratan KI

terseleksi

7 Membuat rekapitulasi materi KI

yang terpilih

ATK & komputer 1 jam Rekapitulasi materi

data dukung &

persyaratan KI

terseleksi

8 Menyampaikan rekap materi KI

yang terpilih ke Kepala Badan

ATK 15 menit Lembar disposisi &

arahan Kepala

Badan

9 Menyiapkan materi KI terpilih

untuk ditindaklanjuti

ATK 1 jam Disposisi arahan &

Rekap data dukung

& persyaratan

materi KI terseleksi

10 Mendokumentasikan Filling 10 menit Dokumentasi materi

KI

No. AKTIVITAS

PELAKSANA BAKU MUTU

5. SOP SELEKSI (PENJARINGAN) ADMINISTRASI KEKAYAAN INTELEKTUAL DARI PERANGKAT DAERAH & MASYARAKAT

Mulai

Selesai

Tidak

Ya

Page 84: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

73

NOMOR SOP : 06/SOP-WWNC/BP2D

TGL PEMBUATAN : 2019

TGL REVISI :

TGL EFEKTIF : 2019

Pembina …..

NIP. ….............................

NAMA SOP

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA

1 1. Memiliki kemampuan melakukan wawancara KI (paten)

2 2. Mengetahui tugas dan fungsi mewawancara

3 3. Memiliki kemampuan membuat resume jawaban wawancara

KETERKAITAN PERALATAN/PERLENGKAPAN

1 SOP NOMOR 02/SOP-PEND/BP2D 1. Lembar Kerja/Rencana Kerja dan Anggaran

2 SOP NOMOR 03/SOP-INV/BP2D 2. Komputer/Printer/ATK

3 SOP NOMOR 04/SOP-SELP/BP2D

4 SOP NOMOR 05/SOP-ADMS/BP2D

5 SOP NOMOR 07/SOP-PILH/BP2D

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

- Disimpan sebagai data elektronik dan manualApabila SOP ini tidak dilaksnakan maka pelaksanaan pengelolaan kekayaan intelektual

tidak berjalan

DISAHKAN OLEH

Kepala Badan ,

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PROVINSI JAWA BARAT

SOP WAWANCARA INVENTOR KEKAYAAN

INTELEKTUAL PATEN TERSELEKSI

UU No. 18 Tahun 2002

PERDA PROVINSI JAWA BARAT NO. 6 TAHUN 2016

PERDA PROVINSI JAWA BARAT NO. 10 TAHUN 2018

Page 85: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

74

FASILITATOR INVENTOR KEPALA BADAN KEPALA BIDANGKASIE RUMAH TANGGA

& KEPEGAWAIANSTAF Kelengkapan Waktu Output

1 Menyiapkan materi KI yang

terseleksi dan akan dipatenkan

ATK 15 menit Materi KI yang akan

didaftarkan

2 Membuat dan menandatangani

surat undangan inventor &

fasilitator

ATK & komputer 2 jam Surat undangan

fasilitator

3 Menomori & mendistribusikan

surat undangan inventor &

fasilitator

ATK 15 menit Catatan ekspedisi

surat

4 Menyampaikan materi KI yang

terseleksi dan akan dipatenkan

akan kepada Fasilitator

ATK 15 menit Materi KI yang akan

didaftarkan

5 Melaksanakan wawancara KI

terseleksi dan akan dipatenkan

dengan inventor

ATK 3 jam Materi KI terpilih

yang akan

didaftarkan

6 Memperbaiki dokumen, data

dukung & persyaratan KI terseleksi

dan akan dipatenkan

ATK & komputer 15 menit Materi KI terpilih

yang akan

didaftarkan

7 Menyampaikan dokumen, data

dukung & persyaratan (revisi) KI

terseleksi dan akan dipatenkan

ATK 15 menit Rekapitulasi materi

KI yang terpilih yang

akan didaftarkan

8 Membuat rekapitulasi KI terseleksi

dan akan dipatenkan

ATK & komputer 2 jam Lembar disposisi &

arahan Kepala

Badan

9 Mendokumentasikan Filling 10 menit Dokumentasi materi

KI terpilih untuk

didaftarkan paten

No. AKTIVITAS

PELAKSANA BAKU MUTU

6. SOP WAWANCARA INVENTOR KEKAYAAN INTELEKTUAL PATEN TERSELEKSI

Mulai

Selesai

Tidak

Ya

Page 86: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

75

Page 87: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

76

FASILITATOR KEPALA BADAN KEPALA BIDANGKASIE RUMAH TANGGA

& KEPEGAWAIANSTAF Kelengkapan Waktu Output

1 Menyiapkan materi KI yang akan

didaftarkan

ATK 15 menit Materi KI yang akan

didaftarkan

2 Membuat dan menandatangani

surat undangan fasilitator

ATK & komputer 2 jam Surat undangan

fasilitator

3 Menomori & mendistribusikan

surat undangan fasilitator

ATK 15 menit Catatan ekspedisi

surat

4 Menyampaikan materi KI yang

akan didaftarkan kepada Fasilitator

ATK 15 menit Materi KI yang akan

didaftarkan

5 Melaksanakan seleksi KI yang

akan didaftarkan

ATK 3 jam Materi KI terpilih

yang akan

didaftarkan

6 Membuat rekapitulasi KI yang

akan didaftarkan

ATK & komputer 15 menit Materi KI terpilih

yang akan

didaftarkan

7 Menyampaikan rekapitulasi materi

KI yang akan didaftarkan

ATK 15 menit Rekapitulasi materi

KI yang terpilih yang

akan didaftarkan

8 Membuat & menandatangani surat

permohonan dan berita acara

tanda terima KI yang didaftarkan

ATK & komputer 2 jam Lembar disposisi &

arahan Kepala

Badan

9 Menomori surat permohonan &

mendaftarkan KI ke Dirjen HKI

ATK 15 menit Disposisi arahan &

Rekap materi KI

terpilih yang akan

didaftarkan

10 Mendokumentasikan Filling 10 menit Dokumentasi materi

KI terpilih untuk

didaftarkan

No. AKTIVITAS

PELAKSANA BAKU MUTU

7. SOP PEMILIHAN/PENENTUAN KEKAYAAN INTELEKTUAL YANG AKAN DIDAFTARKAN

Mulai

Selesai

Tidak

Ya

Page 88: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

77

Page 89: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

78

FASILITATOR KEPALA BADAN KEPALA BIDANGKASIE RUMAH TANGGA

& KEPEGAWAIANSTAF Kelengkapan Waktu Output

1 Merencanakan kegiatan Bimtek

(SDM, jadwal, tempat, alat

peralatan & biaya)

ATK 15 menit Dokumen rencana

Bimtek

2 Membuat dan menandatangani

surat undangan fasilitator &

peserta

ATK & komputer 2 jam Surat undangan

fasilitator & peserta

3 Menomori & mendistribusikan

surat undangan fasilitator &

peserta

ATK 15 menit Catatan ekspedisi

surat

4 Menyiapkan materi Bimtek dari

Fasilitator

ATK 15 menit Materi Bimtek

5 Menyiapkan naskah sambutan

Kepala Badan

ATK 3 jam Naskah sambutan

Kepala Badan

6 Menyiapkan alat / peralatan,

tempat & biaya

ATK & komputer 15 menit Alat/peralatan,

tempat & biaya

7 Melaksanakan Bimtek ATK 15 menit Dokumentasi foto

Bimtek

8 Membuat kuesioner evaluasi

pelaksanaan Bimtek

ATK & komputer 2 jam Kuesioner evaluasi

Bimtek

9 Mengolah kuesioner evaluasi

pelaksanaan Bimtek

ATK 15 menit Data & Informasi

evaluasi Bimtek

10 Melaporkan pelaksanaan & hasil

evaluasi Bimtek

Laporan

pelaksanaan Bimtek

11 Mendokumentasikan Filling 10 menit Dokumentasi materi

KI terpilih untuk

didaftarkan

No. AKTIVITAS

PELAKSANA BAKU MUTU

8. SOP PENYELENGGARAAN BIMBINGAN TEKNIS (BIMTEK) KEKAYAAN INTELEKTUAL

Mulai

Selesai

Page 90: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

79

NOMOR SOP : 09/SOP-BIMT/BP2D

TGL PEMBUATAN : 2019

TGL REVISI :

TGL EFEKTIF : 2019

Pembina …..

NIP. ….............................

NAMA SOP

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA

1 1. Memiliki kemampuan menyelenggarakan sosialisasi

2 2. Mengetahui tugas dan fungsi penyelenggaraan sosialisasi

3 3. Memiliki kemampuan menyusun naskah pidato

4. Memiliki kemampuan menyusun perjanjian & notulensi

KETERKAITAN PERALATAN/PERLENGKAPAN

1 SOP NOMOR 03/SOP-PEND/BP2D 1. Lembar Kerja/Rencana Kerja dan Anggaran

2 SOP NOMOR 04/SOP-ADMS/BP2D 2. Komputer/Printer/ATK

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

- Disimpan sebagai data elektronik dan manualApabila SOP ini tidak dilaksanakan maka pelaksanaan pemanfaatan kekayaan intelektual

tidak berjalan

DISAHKAN OLEH

Kepala Badan ,

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PROVINSI JAWA BARAT

SOP PEMANFAATAN KEKAYAAN

INTELEKTUAL

UU No. 11 Tahun 2019

PERDA PROVINSI JAWA BARAT NO. 6 TAHUN 2016

PERDA PROVINSI JAWA BARAT NO. 10 TAHUN 2018

Page 91: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

80

PESERTA INVENTOR KEPALA BADAN KEPALA BIDANGKASIE RUMAH TANGGA

& KEPEGAWAIANSTAF Kelengkapan Waktu Output

1 Merencanakan sosialisasi &

pemanfaatan KI

ATK 15 menit Dokumen rencana

Sosialisasi &

Pemanfaatan KI

2 Membuat dan menandatangani

surat undangan Inventor& peserta

ATK & komputer 2 jam Surat undangan

inventor & peserta

3 Menomori & mendistribusikan

surat undangan Inventor & peserta

ATK 15 menit Catatan ekspedisi

surat

4 Menyiapkan materi Sosialisasi dari

Inventor dan Form Pernyataan

Minat

ATK 15 menit Materi sosialisasi &

form pernyataan

minat

5 Menyiapkan naskah sambutan

Kepala Badan

ATK 3 jam Naskah sambutan

Kepala Badan

6 Menyiapkan alat / peralatan,

tempat & biaya

ATK & komputer 15 menit Alat/peralatan,

tempat & biaya

7 Melaksanakan Sosialisasi &

Penawaran Pernyataan Minat

ATK 15 menit Dokumentasi foto

sosialisasi &

pernyataan minat

8 Menyiapkan perjanjian

pemanfaatan KI

ATK & komputer 2 jam Draf perjanjian

pemanfaatan KI

9 Menandatangani perjanjian

pemanfaatan KI

ATK 15 menit Perjanjian

pemanfaatan KI

10 Mendokumentasikan Filling 10 menit Dokumentasi materi

sosialisasi,

pernyataan minat &

perjanjian

No. AKTIVITAS

PELAKSANA BAKU MUTU

9. SOP PEMANFAATAN KEKAYAAN INTELEKTUAL

Mulai

Selesai

Page 92: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

81

Lampiran – 3

PERATURAN GUBERNUR

TENTANG

PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT

PELAKSANA TEKNIS DAERAH SENTRA KEKAYAAN

INTELEKTUAL DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

Page 93: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

82

PERATUTRAN GUBERNUR JAWA BARAT

NOMOR: ........ TAHUN 2020

TENTANG

PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS

DAERAH SENTRA KEKAYAAN INTELEKTUAL DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA BARAT,

Menimbang : a. bahwa Pasal 52 huruf e beserta penjelasannya pada Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 2019, menyebutkan bahwa Sentra

Kekayaan Intelektual merupakan Lembaga Pendukung

Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

b. bahwa Berdasarkan Pasal 28 ayat (1) dan ayat (3) Peraturan

Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2018, Gubernur

membentuk Sentra Kekayaan Intelektual Daerah Provinsi.

Sentra Kekayaan Intelektual sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), berada di bawah Perangkat Daerah yang

membidangi penelitian dan pengembangan daerah.

c. bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 52 huruf e beserta

penjelasannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 dan

Pasal 28 ayat (1) dan ayat (3) Peraturan Daerah Provinsi Jawa

Barat Nomor 10 Tahun 2018 sebagaimana dimaksus pada

Page 94: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

83

huruf a dan huruf b di atas, dipandang perlu membentuk Tim

Pengelola Sentra Kekayaan Intelektual Daerah Provinsi Jawa

Barat.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik

Indonesia tanggal 4 Juli 1950) jo. Undang-Undang Nomor 20

Tahun 1950 tentang Pemerintahan Jakarta Raya (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 31,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 15)

sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang

Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4744) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang

Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4010);

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah

beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9

Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5679);

3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi

Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5601);

Page 95: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

84

4. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019 tentang Ssistem

Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 148,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

6374);

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2005 tentang Alih Teknologi Kekayaan Intelektual serta Hasil

Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan

Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 43, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4497);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4737);

7. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

(RPJPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran

Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 8 Seri E,

Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 45)

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi

Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang Perubahan atas

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

(RPJPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran

Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 24 Seri E,

Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 87);

8. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008

tentang Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat

(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 9

Page 96: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

85

Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat

Nomor 46);

9. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008

tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah

(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor

11 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat

Nomor 47);

10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2018

tentang Pengelolaan Kekayaan Intelektual (Lembaran Daerah

Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 Nomor 228);

11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2019

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023 (Lembaran

Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2019 Nomor 8);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT TENTANG

PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT

PELAKSANA TEKNIS DAERAH SENTRA KEKAYAAN

INTELEKTUAL DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Daerah Provinsi Jawa Barat.

2. Pemerintah Daerah Provinsi adalah Gubernur sebagai unsur penyelenggara

Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan daerah otonom.

3. Gubernur adalah Gubernur Jawa Barat.

4. Sekretaris Daerah Provinsi adalah Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat.

Page 97: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

86

5. Kepala Badan adalah Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi

Jawa Barat.

6. Sentra Kekayaan Intelektual Daerah yang selanjutnya disingkat SKID adalah SKID

Provinsi Jawa Barat.

7. Unit Pelaksana Teknis Daerah yang selanjutnya disebut UPTD adalah UPTD Sentra

Kekayaan Intelektual Daerah Provinsi Jawa Barat.

8. Tenaga Fungsional adalah tenaga teknis yang melaksanakan sebagian tugas teknis

operasional UPTD.

9. Jabatan Fungsional adalah jabatan yang ditinjau dari sudut fungsinya melaksanakan

sebagian tugas Pemerintah Daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

BAB II

PEMBENTUKAN DAN KEDUDUKAN

Pasal 2

Pemerintah Daerah menetapkan pengelola SKID Provinsi Jawa Barat pada UPTD Sentra

Kekayaan Intelektual Daerah Provinsi Jawa Barat pada Badan Penelitian dan

Pengembangan Provinsi Jawa Barat.

Pasal 3

(1) UPTD, berkedudukan sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah pada Badan Penelitian

dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat.

(2) UPTD, dipimpin oleh seorang Kepala yang dalam melaksanakan tugas berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan serta wajib melaksanakan

koordinasi, integrasi dan sinkronisasi.

BAB III

TUGAS FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI

Bagian Kesatu

Tugas

Page 98: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

87

Pasal 4

UPTD mempunyai tugas melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau

kegiatan teknis penunjang pengelolaan di bidang pengelolaan kekayaan intelektual

Provinsi Jawa Barat.

Bagian Kedua

Fungsi

Pasal 5

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 4, UPTD mempunyai

fungsi:

g. pelaksanaan penyusunan rencana kebutuhan operasional SKID;

h. pelaksanaan pelayanan pengelolaan kekayaan intelektual;

i. pelaksanaan pemeliharaan sarana dan prasarana pelayanan pengelolaan kekayaan

intelektual;

j. pengawasan pemanfaatan sarana dan prasarana pelayanan pengelolaan kekayaan

intelektual;

k. pelaksanaan pendataan dan pelaporan hasil pelaksanaan pengelolaan kekayaan

intelektual; dan

l. pelaksanaan administrasi umum dan kerumahtanggaan.

Bagian Ketiga

Susunan Organisasi

Pasal 6

Susunan Organisasi UPTD terdiri dari :

a. Kepala UPTD;

b. Sub Bagian Tata Usaha; dan

c. Kelompok Jabatan Fungsional.

Page 99: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

88

BAB IV

TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS

Bagian Kesatu

Kepala UPTD

Pasal 7

(1) Kepala UPTD mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan SKID dan

menyusun program pelaksanaan pengelolaan kekayaan intelektual.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala

UPTD mempunyai fungsi :

a. pelaksanaan teknis kebijakan UPTD;

b. pelaksanaan program dan kegiatan UPTD;

c. pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan, program dan

kegiatan pejabat fungsional dalam lingkup UPTD;

d. pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat fungsional dalam lingkup

UPTD; dan

e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

(3) Rincian tugas Kepala UPTD sebagai berikut :

a. membantu kepala Dinas dalam melaksanakan tugas pengelolaan kekayaan

intelektual;

b. melakukan kerjasama dengan instansi atau unit kerja terkait untuk pengelolaan

kekayaan intelektual;

c. melakukan pengawasan terhadap setiap kegiatan pengelolaan kekayaan

intelektual;

d. mengawasi kebersihan prasarana dan sarana pengelolaan kekayaan

intelektual; dan

e. membuat laporan hasil pelaksanaan tugas dan memberi saran pertimbangan

kepada pimpinan sesuai tugas pokok dan fungsi.

Bagian Kedua

Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Page 100: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

89

Pasal 8

(1) Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok melaksanakan, mengelola

urusan ketatausahaan yang meliputi urusan surat menyurat, administrasi

kepegawaian, perlengkapan, keuangan dan urusan rumah tangga serta memberikan

pelayanan administrasi.

(2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis administrasi umum, kepegawaian, keuangan,

perencanaan dan evaluasi serta pelaporan;

b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan urusan administrasi umum,

kepegawaian, perencanaan dan pengelolaan keuangan;

c. pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program danm

kegiatan; dan

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas pokok dan

fungsi.

(3) Rincian tugas Kepala Sub Bagian Tata Usaha, sebagai berikut:

a. melaksanakan urusan surat menyurat, kearsipan, administrasi dan pembuatan

laporan;

b. melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian meliputi pembuatan dan

penanganan absen;

c. melaksanakan pengawasan dan pengendalian urusan rumah tangga,

kebersihan dan keamanan kantor;

d. menyusun rencana pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana

kantor;

e. melaksanakan penatausahaan pengadaan barang dan rencana penyaluran;

dan

f. membuat laporan hasil pelaksanaan tugas dan memberi saran dan

pertimbangan kepada pimpinan sesuai tugas pokok dan fungsi.

Bagian Ketiga

Kelompok Jabatan Fungsional

Page 101: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

90

Pasal 9

Kelompok jabatan fungsional pada UPTD sebagaimana dimaksud dalam Peraturan

Gubernur ini mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagaian tugas UPTD sesuai

dengan keahlian dan kebutuhan.

BAB V

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI UPTD

Pasal 10

Bagan struktur organisasi UPTD sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan

Gubernur ini yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan.

BAB VI

TATA KERJA

Pasal 11

(1) Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan unit organisasi dan kelompok tenaga

fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik

dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan

Pemerintah Daerah serta dengan Instansi lain di luar Pemerintah Daerah sesuai

dengan tugas masing-masing;

(2) Penjabaran Tatakerja masing-masing unit kerja perangkat daerah ditetapkan dalam

Peraturan Daerah tentang Perangkat Daerah, sesuai dengan bentuk dan cakupan

ruang lingkup kerja masing-masing perangkat daerah;

(3) Setiap pimpinan organisasi bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan

bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi

pelaksanaan tugas bawahannya;

(4) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan

bertanggungjawab kepada atasan masing-masing dan menyiapkan laporan berkala

tepat pada waktunya;

(5) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya

wahib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih

lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahan;

Page 102: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

91

(6) Dalam penyampaian laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan

wajib disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai

hubungan kerja;

(7) Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan organisasi dibawahanya dan

dalam rangka pemberian bimbingan bawahan masing-masing wajib mengadakan

rapat berkala.

Pasal 12

Ketentuan yang belum diatur dalam Peraturan Gubernur ini sepanjang mengenai teknis

pelaksanaannya disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

berdasarkan fungsi dan tugas masing-masing sub bagian dan urusan.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 13

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini

dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Jawa Barat.

Ditetapkan di Bandung

pada tanggal ………………

GUBERNUR JAWA BARAT,

MOCHAMAD RIDWAN KAMIL

Page 103: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

92

Diundangkan di Bandung

pada tanggal ………….

SEKRETARIS DAERAH,

__________________________

Pangkat

NIP.

BERITA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN ……….. NOMOR ………………

Page 104: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

93

LAMPIRAN PERATURAN

GUBERNUR JAWA BARAT

NOMOR :

TANGGAL :

STRUKTUR ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH

SENTRA KEKAYAAN INTELEKTUAL DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

KEPALA

KEPALA SUB BAGIAN

TATA USAHA

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

Page 105: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

94

Lampiran – 4

KEPUTUSAN GUBERNUR

TENTANG

TIM PENGELOLA SENTRA KEKAYAAN INTELEKTUAL DAERAH PROVINSI JAWA

BARAT

Page 106: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

95

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT

NOMOR: ........ TAHUN 2020

TENTANG

TIM PENGELOLA SENTRA KEKAYAAN INTELEKTUAL DAERAH

PROVINSI JAWA BARAT

GUBERNUR JAWA BARAT,

Menimbang : a. bahwa Pasal 52 huruf e beserta penjelasannya pada Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 2019, menyebutkan bahwa Sentra

Kekayaan Intelektual merupakan Lembaga Pendukung

Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

b. bahwa Berdasarkan Pasal 28 ayat (1) dan ayat (3) Peraturan

Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2018, Gubernur

membentuk Sentra Kekayaan Intelektual Daerah Provinsi.

Sentra Kekayaan Intelektual sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), berada di bawah Perangkat Daerah yang

membidangi penelitian dan pengembangan daerah.

c. bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 52 huruf e beserta

penjelasannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 dan

Pasal 28 ayat (1) dan ayat (3) Peraturan Daerah Provinsi Jawa

Barat Nomor 10 Tahun 2018 sebagaimana dimaksus pada

huruf a dan huruf b di atas, dipandang perlu membentuk Tim

Page 107: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

96

Pengelola Sentra Kekayaan Intelektual Daerah Provinsi Jawa

Barat.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik

Indonesia tanggal 4 Juli 1950) jo. Undang-Undang Nomor 20

Tahun 1950 tentang Pemerintahan Jakarta Raya (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 31,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 15)

sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang

Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4744) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang

Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4010);

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah

beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9

Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5679);

3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi

Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5601);

Page 108: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

97

4. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019 tentang Ssistem

Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 148,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

6374);

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2005 tentang Alih Teknologi Kekayaan Intelektual serta Hasil

Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan

Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 43, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4497);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4737);

7. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

(RPJPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran

Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 8 Seri E,

Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 45)

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi

Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang Perubahan atas

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

(RPJPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran

Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 24 Seri E,

Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 87);

8. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008

tentang Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat

(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 9

Page 109: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

98

Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat

Nomor 46);

9. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008

tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah

(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor

11 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat

Nomor 47);

10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2018

tentang Pengelolaan Kekayaan Intelektual (Lembaran Daerah

Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 Nomor 228);

11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2019

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023 (Lembaran

Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2019 Nomor 8);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

KESATU : Membentuk Tim Pengelola Sentra Kekayaan Intelektual Provinsi

Jawa Barat yang selanjutnya disebut Tim Pengelola, dengan

Susunan Personalia sebagaimana tercantum pada Lampiran,

sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

KEDUA : Tim Pengelola sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU,

mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, dan melaporkan

pelaksanaan teknis operasional/penunjang pengelolaan kekayaan

intelektual Provinsi Jawa Barat.

KETIGA : Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Diktum

KETIGA, Tim Pengelola mempunyai fungsi:

m. pelaksanaan penyusun rencana kebutuhan operasional

pengelolaan kekayaan intelektual;

n. pelaksanaan pelayanan/fasilitasi kekayaan intelektual;

Page 110: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

99

o. pelaksana pemeliharaan sarana dan prasarana pengelolaan

kekayaan intelektual;

p. pengawasan dan evaluasi pemanfaatan kekayaan intelektual;

dan

q. pelaksanaan pendataan dan pelaporan hasil pengelolaan

kekayaan intelektual.

KEEMPAT : Pembiayaan yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas dan fungsi

Tim Pengelola sebagaimana dimaksud pada Diktum KEDUA, dan

Diktum KETIGA, dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Provinsi Jawa Barat yang dikelola oleh Badan

Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat.

KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Bandung

Pada tanggal :

GUBERNUR JAWA BARAT,

MOCHAMAD RIDWAN KAMIL

Page 111: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

100

LAMPIRAN: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT

NOMOR :

TANGGAL :

TENTANG : TIM PENGELOLA SENTRA KEKAYAAN

INTELEKTUAL PROVINSI JAWA

BARAT

SUSUNAN PERSONALIA

Pengarah : Gubernur Jawa Barat

Ketua : Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah

Provinsi Jawa Barat

Sekretaris : Kepala Bidang Penguatan Sitem Inovasi Daerah pada

Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi

Jawa Barat

Anggota : 1. Unsur Sekretariat Daerah;

2. Unsur Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah;

3. Unsur Inspektorat;

4. Unsur Dinas Pendidikan;

5. Unsur Dinas Kesehatan;

6. Unsur Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang;

7. Unsur Dinas Sumber Daya Air;

Page 112: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

101

8. Unsur Dinas Perumahan dan Permukiman;

9. Unsur Satuan Polisi Pamong Praja;

10. Unsur Dinas Sosial;

11. Unsur Dinas Pemberdayaan Perempuan,

Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana;

12. Unsur Dinas Lingkungan Hidup;

13. Unsur Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;

14. Unsur Dinas Perhubungan;

15. Unsur Dinas Komunikasi dan Informatika;

16. Unsur Dinas Koperasi dan Usaha Kecil;

17. Unsur Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu;

18. Unsur Dinas Pemuda dan Olahraga;

19. Unsur Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah;

20. Unsur Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

21. Unsur Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan;

22. Unsur Dinas Pariwisata dan Kebudayaan;

23. Unsur Dinas Kelautan dan Perikanan;

24. Unsur Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura;

25. Unsur Dinas Perkebunan;

26. Unsur Dinas Kehutanan;

27. Unsur Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral;

28. Unsur Dinas Perindustrian dan Perdagangan;

29. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;

30. Unsur Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;

31. Unsur Badan Kepegawaian Daerah;

Page 113: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

102

32. Unsur Badan Pengembangan Sumber Daya

Manusia;

33. Unsur Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah;

34. Unsur Badan Pendapatan Daerah;

35. Unsur Badan Kesatuan Bangsa dan Politik;

36. Unsur Badan Penanggulangan Bencana Daerah;

37. Unsur pada Lembaga penelitian dan

pengembangan di daerah Provinsi Jawa Barat; dan

38. Unsur perguruan tinggi.

Sekretariat : 1. Bidang Penguatan Sistem Inovasi Daerah pada

Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah

Provinsi Jawa Barat;

2. Peneliti pada Badan Penelitian dan Pengembangan

Daerah Provinsi Jawa Barat; dan

3. Tenaga Ahli.

GUBERNUR JAWA BARAT,

MOCHAMAD RIDWAN KAMIL

Page 114: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

103

BERITA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

Nomor………. Tahun …………. Seri ........ Nomor………….

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT

NOMOR: ........ TAHUN 2014

TENTANG

TIM PENGELOLA SENTRA KEKAYAAN INTELEKTUAL DAERAH PROVINSI JAWA

BARAT

Diundangkan dalam Berita Daerah Provinsi Jawa Barat

Nomor………. Tahun ………….

Seri ........

Tanggal ................................

SEKRETARIS DAERAH PROVINSI

JAWA BARAT,

_______________________

Page 115: LAPORAN AKHIR KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN ...bp2d.jabarprov.go.id/storage/app/media/Kekayaan...Pembentukan mana disertai dengan Analisis Beban Kerja (ABK) dan Analisis Belanja Pegawai

81