laporan akhir hibah unggulan program studi...laporan akhir hibah unggulan program studi di kawasan...
TRANSCRIPT
LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI
Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun
Ketua/Anggota Tim
Drs. I Putu Anom, M.Par. (0016075705)
Dra. Luh Putu Kerti Pujani, M.Si. (0029085708)
Dra. Ida Ayu Suryasih, M.Par. (0015086110)
PROGRAM STUDI S1 DESTINASI PARIWISATA F A K U L T A S P A R I W I S A T A
UNIVERSITAS UDAYANA Oktober, 2015
PRODUK PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT LOKAL DI KAWASAN PARIWISATA CANDIDASA
3
RINGKASAN Kawasan pariwisata Candidasa merupakan salah satu destinasi pariwisata populer di Provinsi Bali. Destinasi ini memiliki keunikan alam pesisir sekaligus perbukitan beserta kehidupan masyarakat lokal. Namun ironisnya masyarakat lokal masih sangat terbatas keterlibatannya dalam pengembangan produk pariwisata. Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memberi arahan pengembangan produk pariwisata berbasis masyarakat lokal di kawasan pariwisata Candidasa. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka disusun tiga sasaran penelitian, yaitu: identifikasi karakteristik pasar, baik pasar aktual maupun pasar potensial, mengenali basis atraksi pariwisata, dan merumuskan model produk pariwisata berbasis masyarakat lokal di kawasan pariwisata Candidasa. Konsep pariwisata berbasis masyarakat digunakan sebagai pendekatan untuk memberikan arahan pengembangan produk pariwisata berbasis masyarakat lokal di kawasan pariwisata Candidasa. Pariwisata berbasis masyarakat menegaskan bahwa produk pariwisata yang terbangun berskala kecil, adanya interaksi yang kuat antara masyarakat dan wisatawan, dan keterlibatan atau partisiapsi aktif masyarakat lokal dalam pengembangan produk pariwisata. Kebutuhan data dipenuhi dari tinjauan pustaka, observasi, dan pengisian daftar pertanyaan oleh wisatawan. Data yang terkumpul dikelompokkan dan dijabarkan sesuai sasaran penelitian dan kemudian dianalisis secara deskriptif untuk mencapai tujuan penelitian. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa wisatawan yang berasal dari wilayah Eropa dan Asia Pasifik merupakan pasar yang mendominasi kunjungan ke kawasan pariwisata Candidasa. Beberapa negara dalam wilayah tersebut teridentifikasi sebagai pasar utama dan pasar potensial dengan karakteristiknya masing-masing. Kunjungan ke kawasan pariwisata Candidasa disebabkan oleh adanya basis atraksi atau berbagai faktor penarik yakni wisata minat khusus pesisir, budaya masyarakat lokal, keindahan dan ketenangan, bagian dari paket wisata, sebagai second home, transit, serta lainnya. Basis atraksi ini sangat berkaitan dengan karakteristik pasar yang selama ini mengunjungi kawasan pariwisata Candidasa. Selanjutnya pengetahuan tentang karakteristik pasar dan basis atraksi digunakan sebagai pertimbangan dalam perumusan model produk pariwisata berbasis masyarakat lokal di kawasan pariwisata Candidasa. Model produk pariwisata berbasis masyarakat lokal merupakan arahan dalam pengembangan produk pariwisata di kawasan pariwisata Candidasa. Adapun arahan pengembangan tersebut meliputi : Ekstensifikasi atau diferensiasi produk pariwisata minat khusus pesisir dan budaya tradisional masyarakat lokal. Pemanfaatan rumah masyarakat lokal sebagai pemondokan wisata atau homestay. Konsolidasi produk pariwisata seperti pusat rejuvinasi melalui yoga dan spa, kuliner lokal, ataupun wisata belanja kerajinan masyarakat lokal. Diversifikasi produk pariwisata baru dengan tema-tema khusus. Produk pariwisata tematis yang dapat dibangun berupa wisata spiritual, wisata perdesaan, wisata subak, dan juga retirement village. Pengembangan produk bagi wisatawan nusantara, dan pengembangan jaringan dan moda transportasi lokal.
4
PRAKATA Puji Syukur kehadapan Tuhan atas segala yang diberikan dan dengan
limpahan perhatian, bantuan, dukungan serta dorongan yang sangat berarti kepada
tim peneliti untuk menyelesaikan laporan akhir penelitian Hibah Unggulan
Program Studi (HUPS) tahun 2015. Penelitian HUPS ini fokus mengkaji produk
pariwisata berbasis masyarakat lokal di kawasan pariwisata Candidasa.
Untuk penyelesaian laporan akhir penelitian ini, tim peneliti mengucapkan
terima kasih kepada: Rektor Universitas Udayana, Ketua Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Udayana, Dekan Fakultas Pariwisata
Universitas Udayana, dan Ketua Program Studi S1 Destinasi Pariwisata
Universitas Udayana yang telah memberikan kesempatan dan mendorong tim
peneliti untuk melaksanakan kewajiban penelitian terkait dengan pengamalan Tri
Dharma Perguruan Tinggi.
Tim peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan akhir
penelitian ini, untuk itu kritik dan saran sangatlah diharapkan. Semoga laporan
penelitian ini dapat memberikan manfaat berarti bagi pihak-pihak yang
berkepentingan.
Denpasar, Oktober 2015
Tim Peneliti
5
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ 1
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. 2
RINGKASAN ...................................................................................................... 3
PRAKATA ........................................................................................................... 4
DAFTAR ISI ........................................................................................................ 5
DAFTAR TABEL ................................................................................................ 7
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... 8
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ 9
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................. 10
1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 10
1.2. Urgensi (Keutamaan) Penelitian ................................................................... 11
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 13
2.1. Pengembangan Produk Pariwisata ................................................................ 13
2.2. Pariwisata Berbasis Masyarakat .................................................................... 14
2.3. Peta Jalan Penelitian ...................................................................................... 18
BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN .......................................... 19
3.1. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 19
3.2. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 19
BAB 4. METODE PENELITIAN........................................................................ 20
4.1. Pendekatan Penelitian ................................................................................... 20
4.2. Jenis dan Sumber Data .................................................................................. 20
4.3. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 20
4.4. Analisis Deskriptif ........................................................................................ 22
4.5. Bagan Alir Penelitian .................................................................................... 22
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 23
5.1. Karakteristik Pasar Pariwisata....................................................................... 23
5.2. Basis Atraksi ................................................................................................. 31
5.3. Model Produk Pariwisata Berbasis Masyarakat Lokal ................................. 32
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 36
6.1. Kesimpulan ................................................................................................... 36
6
6.2. Saran .............................................................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 38
LAMPIRAN ......................................................................................................... 40
7
DAFTAR TABEL Tabel 1. Karakteristik Pembangunan Pariwisata Skala Kecil dan Skala Besar ... 16
Tabel 2. Jumlah Kunjungan ................................................................................. 23
Tabel 3. Lama Tinggal ......................................................................................... 26
Tabel 4. Karakteristik Pasar Kawasan Pariwisata Candidasa .............................. 31
Tabel 5. Basis Atraksi .......................................................................................... 32
8
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Peta Jalan Penelitian ........................................................................... 18
Gambar 2. Bagan Alir Penelitian ......................................................................... 22
Gambar 3. Sumber Pasar ...................................................................................... 24
Gambar 4. Komposisi Pasar Top 10 .................................................................... 25
Gambar 5. Komposisi Pasar Berdasarkan Jenis Kelamin .................................... 27
Gambar 6. Komposisi Pasar Berdasarkan Umur ................................................. 28
Gambar 7. Komposisi Pasar Berdasarkan Pekerjaan ........................................... 29
Gambar 8. Pola Pembelanjaan ............................................................................. 30
9
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Instrumen Penelitian ........................................................................ 40
Lampiran 2. Personalia Tenaga Peneliti............................................................... 41
Lampiran 3. Publikasi .......................................................................................... 49
10
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Destinasi pariwisata merupakan lokasi produksi, konsumsi dan pola-pola
pergerakan/perjalanan wisata (Davidson dan Maitland, 1997). Selain itu destinasi
pariwisata juga sebagai tempat hidup masyarakat untuk bekerja serta melakukan
kegiatan sosial dan budaya. Dengan demikian masyarakat merupakan bagian tidak
terpisahkan dalam suatu destinasi pariwisata, sehingga pembangunan destinasi
pariwisata wajib mempertimbangkan berbagai elemen dalam masyarakat. Dogra
dan Gupta (2012) menyebutkan bahwa masyarakat memiliki posisi strategis dalam
suatu destinasi pariwisata. Maka dari itu, keberlanjutan pembangunan destinasi
pariwisata sangat tergantung dari pelibatan dan partisipasi masyarakatnya.
Masyarakat di dalam destinasi pariwisata yang kemudian disebut dengan
komunitas atau masyarakat lokal mempunyai potensi berupa beragam aktivitas
yang dapat dikreasikan menjadi produk pariwisata. Budaya lokal, kehidupan
keseharian, berbagai tinggalan, serta festival menyediakan keunikan dan sesuatu
yang baru dari perspektif wisatawan. Masyarakat dengan pengetahuan dan
kebijakan lokal akan lebih memahami produk pariwisata yang dikembangkan
serta dampak yang ditimbulkan, dibandingkan dengan masyarakat dari luar
destinasi pariwisata. Masyarakat lokal juga mempunyai peran dalam upaya
mempromosikan produk destinasi pariwisata, karena masyarakat lokal adalah
komponen utama pembentuk citra destinasi pariwisata (Pike, 2004).
Kawasan pariwisata Candidasa merupakan salah satu destinasi pariwisata
di Provinsi Bali. Destinasi ini memiliki keunikan alam pesisir dan juga
perbukitan, serta kehidupan masyarakat lokal sebagai dasar pengembangan
atraksinya. Namun selama ini, masyarakat lokal hanya menjadi objek dan masih
sangat terbatas keterlibatannya dalam pembangunan produk pariwisata.
Keterbatasan tersebut, tampak dari rendahnya tingkat partisipasi masyarakat lokal
dalam kepariwisataan di kawasan pariwisata Candidasa. Berdasarkan fenomena
tersebut, sangat menarik dilakukan penelitian tentang produk pariwisata berbasis
masyarakat lokal di kawasan pariwisata Candidasa. Produk pariwisata berbasis
masyarakat dapat diidentifikasi berdasarkan basis atraksi pariwisata yang dimiliki
11
masyarakat dan adanya kesesuaian dengan pasar yang disasar (Gunn dan Var,
2002; Singh, et al., 2003; Reid, et al., 2009). Hasil penelitian ini sangat
bermanfaat untuk peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengembangan
komponen produk pariwisata, terutama bagi masyarakat lokal atau masyarakat
yang berada di dalam suatu kawasan pariwisata.
1.2. Urgensi (Keutamaan) Penelitian Pengembangan pariwisata diyakini sebagai salah satu strategi untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Keyakinan ini disebabkan oleh
pariwisata merupakan industri non ekstraktif yang mampu menciptakan manfaat
ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan bagi masyarakat lokal (Eagles dan
McCool, 2002). Manfaat pariwisata akan semakin berarti jika masyarakat
mempunyai inisiatif dan berpartisipasi aktif dalam pengembangan pariwisata
(Tosun dan Timothy, 2003; Telfer dan Sharpley, 2008; Dogra dan Gupta, 2012).
Selain itu, semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat, maka semakin besar pula
dukungan, penerimaan, dan toleransi masyarakat terhadap industri pariwisata.
Murphy (1985) menyebutkan bahwa pariwisata merupakan sebuah community
industry, sehingga keberlanjutan pariwisata sangat tergantung dan ditentukan oleh
dukungan dan penerimaan serta toleransi masyarakat terhadap pariwisata di
sekitarnya.
Partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata sedikitnya dapat
dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu partisipasi dalam pengambilan keputusan dan
partisipasi dalam pembagian manfaat pariwisata (Garrod et al., 2001; Timothy dan
Boyd, 2003). Partisipasi dalam pengambilan keputusan berarti masyarakat
mempunyai kesempatan untuk menyuarakan harapan, keinginan dan
kekhawatirannya terhadap pengembangan pariwisata, yang selanjutnya dapat
dijadikan masukan dalam proses perencanaan pariwisata. Sedangkan mengambil
peran dalam pembagian manfaat pariwisata mengandung maksud bahwa
masyarakat seharusnya mempunyai kesempatan untuk memperoleh keuntungan
finansial, sosial budaya, dan lingkungan dari pariwisata dan keterkaitan dengan
sektor-sektor lainnya (Timothy dan Boyd, 2003).
12
Partisipasi masyarakat lokal baik dalam pengambilan keputusan maupun
pembagian manfaat pengembangan produk pariwisata di kawasan pariwisata
Candidasa Provinsi Bali dapat dikatakan masih terbatas atau rendah. Realitas yang
demikian mengakibatkan masyarakat di sekitar kawasan pariwisata Candidasa
berada di posisi yang dilemahkan dan kemudian menjadi tidak berdaya. Untuk itu,
sangat penting dilakukan penelitian yang dapat memberikan arahan bagi
masyarakat dan juga industri pariwisata agar mampu menciptakan komponen
produk pariwisata berbasis masyarakat lokal. Pembangunan pariwisata berbasis
masyarakat dapat memberi ruang bagi peningkatan partisipasi masyarakat, baik
dalam pengambilan keputusan maupun pembagian manfaat pariwisata.
13
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengembangan Produk Pariwisata Pengembangan produk pariwisata dibutuhkan sebagai prasyarat untuk
memberikan kepuasan bagi wisatawan yang selalu mengalami perubahan
permintaan. Selain itu, pengembangan produk pariwisata semestinya mampu
memberikan jaminan keuntungan (profitability) jangka panjang bagi masyarakat
lokal dan industri pariwisata. Idealnya, produk pariwisata harus dapat memenuhi
tuntutan pasar yang dinamis, diproduksi dengan efektif dan efisien, dan
didasarkan pada pemanfaatan secara bijak sumber daya alam dan budaya di
daerah tujuan wisata atau destinasi pariwisata. Secara umum, konsep produk
mengacu pada komoditas yang dihasilkan oleh suatu industri. Dengan demikian,
produk pariwisata merupakan komoditas yang dihasilkan oleh industri pariwisata
guna memfasilitasi pergerakan/perjalanan dan aktivitas wisata yang dilakukan
oleh individu maupun kelompok di destinasi pariwisata (Smith, 1994). Kemudian
dalam ulasannya, Smith (1994) menegaskan bahwa produk pariwisata dapat
dijelaskan dari 2 (dua) perspektif, yaitu sisi permintaan (pasar) dan sisi penawaran
(suplai).
Produk pariwisata berdasarkan perspektif permintaan merupakan segala
sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar, baik pasar aktual maupun pasar
potensial (Boniface et al., 2012), dapat diakuisisi, digunakan, atau dikonsumsi
untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan. Termasuk dalam hal ini adalah
objek fisik, pelayanan, orang, aktivitas, tempat, organisasi, dan ide atau gagasan.
Pemahaman tersebut memberikan gambaran bahwa produk pariwisata tidak hanya
objek fisik, melainkan juga objek non fisik, seperti aktifitas, interaksi, organisasi,
dan gagasan. Kemudian produk pariwisata juga disebutkan sebagai suatu paket
aktivitas, pelayanan, dan manfaat yang menghasilkan pengalaman wisata. Paket
terdiri dari 5 (lima) komponen, yaitu atraksi, fasilitas, aksesibilitas, citra (image),
dan harga. Kelima komponen produk tersebut dan ditambah dengan komponen
institusi menurut Inskeep (1991) merupakan komponen pengembangan
pariwisata.
14
Selanjutnya dari perspektif penawaran, produk pariwisata didefinisikan
sebagai jenis pariwisata yang dikembangkan di suatu destinasi pariwisata
berdasarkan skala aktivitas dan pelayanan. Jenis pariwisata meliputi pariwisata
konvensional dan pariwisata alternatif. Pariwisata berbasis masyarakat termasuk
dalam jenis pariwisata alternatif yang fokus kepada keterlibatan atau partisipasi
masyarakat dalam pengembangan produk pariwisata.
2.2. Pariwisata Berbasis Masyarakat Pariwisata berbasis masyarakat merupakan salah satu jenis pariwisata yang
memasukkan partisipasi masyarakat sebagai unsur utama dalam pariwisata guna
mencapai tujuan pembangunan pariwisata berkelanjutan (Telfer dan Sharpley,
2008). Pemahaman ini sejalan dengan pemikiran Garrod et al., (2001); Timothy
dan Boyd (2003) yang menyebutkan pariwisata berbasis masyarakat sebagai
partisipasi masyarakat dalam pembangunan pariwisata. Dalam hal ini, partisipasi
masyarakat dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu: ikut terlibat dalam proses
pengambilan keputusan dan pembagian manfaat pariwisata.
Partisipasi dalam pengambilan keputusan berarti masyarakat mempunyai
kesempatan untuk menyuarakan harapan, keinginan dan kekhawatirannya dari
pembangunan pariwisata, yang selanjutnya dapat dijadikan masukan dalam proses
perencanaan. Kemudian Murphy (1985) mengusulkan juga adanya pelibatan
masyarakat dalam proses perencanaan pengembangan pariwisata. Pelibatan ini
merupakan faktor penentu keberlanjutan pengembangan destinasi pariwisata.
Sedangkan mengambil peran dalam pembagian manfaat pariwisata mengandung
pengertian bahwa masyarakat semestinya mempunyai kesempatan untuk
memperoleh keuntungan finansial dari pariwisata dan keterkaitan dengan sektor
lainnya. Untuk itu pengembangan destinasi pariwisata seharusnya mampu
menciptakan peluang pekerjaan, kesempatan berusaha dan mendapatkan pelatihan
serta pendidikan bagi masyarakat agar mengetahui manfaat pariwisata (Timothy,
1999). Juga Menurut Murphy (1985) pariwisata merupakan sebuah “community
industry”, sehingga keberlanjutan pembangunan pariwisata sangat tergantung dan
ditentukan oleh dukungan dan penerimaan masyarakat terhadap pariwisata.
15
Implikasi pariwisata sebagai sebuah industri masyarakat adalah pariwisata
semestinya tidak hanya melibatkan masyarakat yang secara langsung
mendapatkan manfaat pariwisata, melainkan juga masyarakat yang secara tidak
langsung berkontribusi untuk kemenerusan pariwisata. Berhubungan dengan hal
tersebut, Pretty (1995) dalam Mowforth dan Munt (1998) serta Ramukumba, et al.
(2011) kemudian membagi partisipasi masyarakat dalam 7 (tujuh) jenis, yaitu:
1. partisipasi manipulatif; adanya keterwakilan masyarakat dalam kelembagaan
pariwisata, namun wakil masyarakat ini tidak mempunyai kekuasaan
2. partisipasi pasif; masyarakat hanya diinformasikan hal yang sudah diputuskan
atau kejadian yang sudah berlangsung
3. konsultasi; masyarakat berpartisipasi dengan menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh pihak eksternal
4. partisipasi material insentif; masyarakat berkontribusi dengan memberikan
sumber daya yang dimilikinya dan kemudian mandapat kompensasi material
berupa makanan dan minuman, pekerjaan, uang, dan insentif materi lainnya
5. partisipasi fungsional; pihak eksternal menginisiasi keterlibatan masyarakat
dengan membentuk kelompok untuk menentukan tujuan bersama dan terlibat
dalam pengambilan keputusan. Akan tetapi partisipasi tersebut muncul
setelah adanya program dari pihak eksternal dengan tujuan untuk efektifitas
dan efisiensi program
6. partisipasi interaktif; masyarakat mengadakan analisis secara bersama-sama,
merumuskan program untuk mencapai tujuan, dan penguatan institusi lokal
dengan difasilitasi oleh pihak eksternal. Partisipasi jenis ini sudah ideal
karena masyarakat mendapatkan pembelajaran tentang sistem dan struktur,
sehingga mampu mengalokasikan sumber daya untuk mencapai tujuan.
7. mobilisasi sendiri; masyarakat mempunyai inisiatif sendiri dalam proses
perencanaan pembangunan tanpa ada intervensi dari pihak eksternal. Peran
pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat sangat dibutuhkan dalam
menyediakan dukungan kerangka kerja.
Selain itu, pariwisata berbasis masyarakat sering dipahami sebagai sesuatu
yang berseberangan dengan pariwisata skala besar (enclave), berbentuk paket (all
16
inclusive), pariwisata masal, dan minim keterkaitannya dengan masyarakat lokal.
Sehingga pariwisata berbasis masyarakat disebut juga sebagai pariwisata yang
dibangun oleh masyarakat lokal, berskala kecil, serta melibatkan berbagai elemen
lokal seperti pengusaha, organisasi, dan pemerintah lokal (Hatton, 1999 dalam
Telfer dan Sharpley, 2008; Leslie, 2012). Terkait dengan pembangunan pariwisata
berskala kecil, Jenkins (1982) telah melakukan perbandingan antara pariwisata
skala kecil dengan skala besar untuk mengetahui dampak pembangunan
pariwisata terhadap masyarakat lokal. Berdasarkan komparasi tersebut diketahui
bahwa pembangunan pariwisata berskala kecil mempunyai karakteristik yang
sangat berbeda dari pembangunan pariwisata berskala besar. Adanya perbedaan
krakteristik tentunya akan menghasilkan perbedaan dampak pula terhadap
masyarakat lokal.
Tabel 1. Karakteristik Pembangunan Pariwisata Skala Kecil dan Skala Besar
Skala kecil Skala besar
secara fisik menyatu dengan struktur ruang/kehidupan masyarakat lokal
secara fisik terpisah dari komunitas lokal, namun efektif membangun citra kuat dalam rangka promosi
perkembangan kawasan wisata bersifat spontan atau tumbuh atas inisiatif masyarakat lokal (spontaneous)
pengembangan kawasan melalui perencanaan yang cermat dan profesional (well planned)
partisipasi aktif masyarakat lokal dalam pembangunan pariwisata
investor dengan jaringan internasional sebagai pelaku utama usaha kepariwisataan
interaksi terbuka dan intensif antara wisatawan dengan masyarakat lokal
interaksi sangat terbatas antara wisatawan dengan masyarakat lokal
Sumber : Diolah dari Jenkins, 1982 Berdasarkan tabel karakteristik pembangunan pariwisata skala kecil dan
skala besar dapat dikatakan bahwa peluang terbesar pelibatan dan partisipasi
masyarakat lokal dalam pariwisata, akan muncul jika pariwisata dikembangkan
dengan skala kecil dan terbuka melakukan interaksi antara masyarakat dengan
wisatawan.
17
Seringkali partisipasi masyarakat dalam pariwisata disebut sebagai strategi
pembangunan alternatif yang terdengar sangat ideal namun dalam
implementasinya banyak terdapat tantangan dan hambatan. Scheyvens (2002)
menyebutkan ada 2 (dua) tantangan terbesar dalam pariwisata berbasis
masyarakat. Pertama, pada kenyataannya masyarakat lokal dalam suatu destinasi
pariwisata terbagi ke dalam berbagai faksi atau golongan yang saling
mempengaruhi berdasarkan kelas masyarakat (kasta), gender, dan kesukuan.
Antar faksi biasanya saling menyatakan paling memiliki atau mempunyai hak
istimewa (privilege) keberadaan sumber daya pariwisata. Golongan elit
masyarakat tertentu sering berada dalam posisi mendominasi pelaksanaan
pariwisata berbasis masyarakat, lalu memonopoli pembagian atau penerimaan
manfaat pariwisata (Mowforth dan Munt, 1998). Berdasarkan hal tersebut,
partisipasi secara adil (equitable) menjadi pertimbangan penting dalam
mendorong pembangunan pariwisata berbasis masyarakat. Selain itu juga isu-isu
tentang kelas masyarakat, gender, dan kesukuan penting dipertimbangkan
terutama dalam perencanaan pengembangan pariwisata. Tantangan kedua adalah
permasalahan dalam masyarakat untuk mengidentifikasi pariwisata sebagai
strategi pengembangan masyarakat lokal. Masyarakat pada umumnya tidak cukup
punya informasi, sumber daya, dan kekuatan dalam hubungannya dengan berbagai
pengambil keputusan lainnya dalam pembangunan pariwisata, sehingga
masyarakat lokal rentan terhadap eksploitasi. Campbell (1999) juga menyatakan
hal yang sama bahwa minimnya kesempatan berpartisipasi dalam pariwisata dan
sektor lain yang terkait, akibat dari kesulitan yang dialami masyarakat dalam
mengidentifikasi kontribusi atau manfaat yang dibangkitkan oleh pengembangan
pariwisata.
Selain tantangan yang sudah dijelaskan sebelumnya, dalam pembangunan
pariwisata berbasis masyarakat juga akan berhadapan dengan berbagai hambatan.
Tosun (2000), Dogra dan Gupta (2012) mengidentifikasi 3 (tiga) hambatan dalam
pembangunan pariwisata berbasis masyarakat terutama di negara berkembang.
Adapun hambatan-hambatan tersebut berupa :
18
1. keterbatasan operasional; termasuk dalam hambatan ini adalah sentralisasi
administrasi publik, lemahnya koordinasi, dan minimalnya informasi yang
diterima.
2. keterbatasan struktural; berupa sikap pelaku pariwisata, terbatasnya tenaga
ahli, dominasi elit masyarakat, aturan hukum yang belum tepat, sedikitnya
jumlah sumber daya manusia terlatih, dan minim akses ke sumber
modal/finansial.
3. keterbatasan kultural, yaitu : terbatasnya kapasitas terutama pada masyarakat
miskin dan rendahnya kesadaran masyarakat lokal terhadap kegiatan
pariwisata.
2.3. Peta Jalan Penelitian
Sasaran 1 Karakteristik pasar pariwisata
Sasaran 3 Model produk pariwisata berbasis masyarakat lokal
Bidang Unggulan Budaya dan Pariwisata
Tujuan: Pariwisata berbasis
masyarakat lokal
Minim keterlibatan masyarakat lokal
dalam pengembangan produk pariwisata
Sasaran 2 Basis atraksi pariwisata
Gambar 1. Peta Jalan Penelitian
19
BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 3.1. Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengembangkan produk
pariwisata berbasis masyarakat lokal di kawasan pariwisata Candidasa. Untuk
mencapai tujuan tersebut, terdapat 3 (tiga) sasaran yang harus dipenuhi dalam
penelitian ini, yaitu :
1. Mengidentifikasi karakteristik pasar, baik pasar aktual maupun pasar
potensial di kawasan pariwisata Candidasa
2. Mengenali basis atraksi pariwisata berbasis masyarakat lokal di kawasan
pariwisata Candidasa
3. Merumuskan model produk pariwisata berbasis masyarakat lokal di kawasan
pariwisata Candidasa
3.2. Manfaat Penelitian Terealisasinya tujuan penelitian ini dapat memberikan alternatif produk
pariwisata di kawasan pariwisata Candidasa. Produk wisata alternatif ini,
diharapkan dapat mendorong partisipasi masyarakat lokal dalam pengambilan
keputusan maupun manfaat pengembangan pariwisata khususnya di kawasan
pariwisata Candidasa.
20
BAB 4. METODE PENELITIAN 4.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan memverifikasi hubungan konsepsual
pariwisata terhadap kondisi empiris (Veal, 2006). Konstruksi konsep produk
pariwisata dan pariwisata berbasis masyarakat didasarkan pada tinjauan pustaka.
Kondisi empiris dikumpulkan dan diketahui dengan berbagai teknik, disesuaikan
dengan variable penelitian. Sedangkan dalam tahap analisis menggunakan metode
deskriptif guna menjelaskan hubungan sebab akibat antar variabel penelitian.
4.2. Jenis dan Sumber Data Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data kuantitatif, adalah data yang berupa bilangan yang akan disusun dan
selanjutnya diinterprestasikan.
2. Data kualitatif, data berupa deskripsi atau uraian berdasarkan hasil observasi,
dan wawancara.
Data dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan sekunder. Data
primer akan digali melalui observasi, wawancara dengan masyarakat, industri
pariwisata, pakar/praktisi pariwisata, dan juga mengajukan pertanyaan terstruktur
kepada wisatawan. Sedangkan data sekunder melalui tinjauan pustaka dan
dokumen yang relevan dengan sasaran penelitian.
4.3. Teknik Pengumpulan Data Penelitian akan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu
tinjauan pustaka, observasi, kuesioner, dan wawancara. Teknik observasi,
kuesioner, dan wawancara dipilih untuk mendapatkan pemahaman tentang sasaran
penelitian yang berhubungan dengan basis atraksi dan rumusan model produk
pariwisata berbasis masyarakat lokal di kawasan pariwisata Candidasa.
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, langkah-langkah
yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah :
1. Tinjauan pustaka, dimaksudkan untuk mendapatkan pemahaman tentang
beberapa konsep pokok dalam penelitian ini, yaitu produk pariwisata dan
21
pariwisata berbasis masyarakat. Selain itu teknik ini juga digunakan untuk
mengumpulkan data sekunder yang relevan.
2. Observasi, yaitu usaha pengumpulan data dengan pengamatan langsung di
lokasi penelitian untuk membuktikan kebenaran dan melengkapi data yang
sudah didapatkan sebelumnya.
3. Penyebaran kuesioner berupa penggunaan daftar pertanyaan terstruktur
kepada responden yang dikumpulkan dalam satu waktu (cross-sectional).
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan terkait dengan karakteristik responden.
Responden dalam penelitian ini adalah wisatawan yang melakukan kegiatan
wisata di kawasan pariwisata Candidasa. Responden ditentukan dengan
metode pengambilan sampel nonprobabilitas yaitu pengambilan sampel
bertujuan (purposive sampling). Pengambilan sampel bertujuan dilakukan
dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan (judgment) tertentu
atau jatah (quota) tertentu. Pemilihan responden berdasarkan pertimbangan
tertentu sesuai tujuan penelitian yaitu wisatawan yang berkunjung dan
menginap di kawasan pariwisata Candidasa. Jumlah sampel yang diambil
sebanyak 125 wisatawan. Jumlah responden yang lebih besar dari 100
memungkinkan untuk dilakukan teknik statistik.
4. Wawancara akan dilakukan dengan beberapa informan di lokasi penelitian
yang memiliki informasi penting untuk mencapai sasaran dalam penelitian
ini. Adapun informan tersebut antara lain:
- tokoh-tokoh masyarakat lokal.
- pelaku pariwisata di kawasan pariwisata Candidasa.
- pakar pariwisata berbasis masyarakat.
Para informan tersebut dipilih karena pengetahuan, pemahaman, dan
ketokohannya yang diharapkan dapat memberikan informasi komprehensif
tentang pemasalahan dan pilihan solusi yang terkait dengan pengembangan
produk pariwisata berbasis masyarakat lokal di kawasan pariwisata
Candidasa.
22
4.4. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif menafsirkan data dan informasi yang terkait dengan
variabel dan fenomena yang terjadi pada saat penelitian dilakukan dan kemudian
menyajikannya sesuai dengan yang sebenarnya (apa adanya). Dalam penelitian
ini, yang ditafsirkan berupa:
- karakteristik pasar, baik aktual maupun potensial di kawasan pariwisata
Candidasa
- basis atraksi yang sesuai faktor-faktor yang menarik kunjungan ke
kawasan pariwisata Candidasa
- model produk pariwisata berbasis masyarakat lokal di kawasan pariwisata
Candidasa.
4.5. Bagan Alir Penelitian
Persiapan - Temu tim - Seminar proposal - Pengumpulan proposal
Analisis dan sintesis
Penelitian - Observasi sumber daya
pariwisata - Wawancara terhadap
masyarakat - Wawancara terhadap
industri pariwisata lokal - Wawancara pakar pariwisata
berbasis masyarakat - Kuesioner terhadap
wisatawan - Data sekunder
- Temu tim - Penyusunan laporan - Seminar nasional - Publikasi jurnal nasional:
Majalah Ilmiah Pariwisata
- Tinjauan pustaka - Studi pendahuluan - Proposal penelitian
Basis atraksi produk pariwisata
Model produk pariwisata berbasis masyarakat lokal di
kawasan pariwisata
Gambar 2. Bagan Alir Penelitian
Karakteristik pasar
23
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Produk pariwisata berbasis masyarakat lokal di kawasan pariwisata
Candidasa didasarkan pada perkembangan wisatawan atau pasar pariwisata dan
basis atraksi pariwisata. Perkembangan wisatawan yang dimaksud berupa
karakteristik pasar pariwisata aktual maupun pasar pariwisata potensial.
Sedangkan basis atraksi pariwisata adalah berbagai faktor yang mampu menarik
berlangsungnya kegiatan pariwisata di kawasan pariwisata Candidasa.
5.1. Karakteristik Pasar Pariwisata Karakteristik pasar pariwisata diketahui dari survei terhadap wisatawan
aktual kawasan pariwisata Candidasa. Survei dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner untuk mendapatkan data tentang jumlah kunjungan, sumber pasar, lama
tinggal, umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan pola pembelanjaan wisatawan.
1. Jumlah kunjungan
Kawasan pariwisata Candidasa merupakan destinasi pariwisata populer di
Bali. Destinasi ini memiliki keunikan alamiah serta kehidupan tradisi dan budaya
masyarakat lokal. Berdasarkan data dalam lima tahun terakhir, diketahui bahwa
destinasi pariwisata ini sangat mengalami fluktuasi dalam jumlah kunjungannya.
Tabel 2. Jumlah Kunjungan
Tahun Wisatawan (orang)
Pertumbuhan (%)
2010 7.473 161% 2011 1.886 -75% 2012 332 -82% 2013 1.667 402% 2014 1.520 -9%
Sumber : Dinas Kebudayaan Pariwisata Kabupaten Karangasem, 2015
Pada tahun 2010 tercatat jumlah kunjungan ke kawasan pariwisata
Candidasa sebesar 7.473 wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun
nusantara. Jumlah tersebut mengalami peningkatan 161% dari tahun sebelumnya.
24
Kemudian di dua tahun berikutnya, wisatawan yang mengunjungi kawasan ini
mengalami penurunan yang sangat berarti, yaitu secara berurutan 75% dan 82%.
Penurunan kunjungan tersebut disebabkan oleh krisis global yang utamanya
dialami oleh negara-negara di Eropa yang merupakan pasar utama kawasan
pariwisata Candidasa. Adanya krisis yang melanda wilayah Eropa sangat
mempengaruhi perjalanan long haul ke Bali dan khususnya kawasan pariwisata
Candidasa. Selanjutnya pada tahun 2013 terdapat peningkatan jumlah kunjungan
yang sangat signifikan. Peningkatan ini diduga disebabkan oleh kualitas produk
pariwisata di kawasan pariwisata Candidasa dan semakin pulihnya perekonomian
negara-negara Eropa yang sebelumnya terdampak krisis. Namun penurunan
kunjungan kembali teramati di tahun 2014. Meskipun penurunan tersebut tidak
sebesar seperti yang terjadi pada tahun 2011 dan 2012 lalu.
2. Sumber pasar
Wisatawan yang berkunjung ke kawasan pariwisata Candidasa didominasi
oleh wisatawan mancanegara yang berasal dari Eropa dan Australia termasuk
Selandia Baru. Kondisi ini disebabkan karena wisatawan dari kedua wilayah
tersebut mempunyai kecenderungan tertarik dengan wisata alam dan tradisi
budaya masyarakat lokal.
Gambar 3. Sumber Pasar Sumber : Survei, 2015
25
Sedangkan berdasarkan kewarganegaraan, wisatawan banyak berasal dari
Australia, Belanda, Jerman, Inggris, Kanada, Selandia Baru, Amerika Serikat,
Denmark, Prancis, dan juga wisatawan nusantara. Dapat disebutkan bahwa,
negara-negara tersebut merupakan pasar utama kawasan pariwisata Candidasa,
karena setiap tahun memiliki kontribusi signifikan sebagai penyumbang
kunjungan. Pasar utama diperkirakan berkontribusi 83,69% dari keseluruhan
kunjungan ke kawasan pariwisata Candidasa. Menariknya adalah masuknya
wisatawan nusantara dalam pasar utama kawasan pariwisata ini. Menurut
beberapa wisatawan nusantara, kawasan pariwisata Candidasa menarik dikunjungi
karena keunikan atraksinya, menyediakan fasilitas pendukung pariwisata yang
relatif standar, dan memiliki kemudahan pencapaian. Selain itu kedekatan dengan
beberapa kawasan pariwisata lainnya seperti Sanur, Lebih, Nusa Penida, Amed,
Ubud, dan Besakih, turut pula menambah kemenarikan kawasan pariwisata
Candidasa sebagai preferensi kunjungan bagi wisatawan nusantara, terutama yang
berasal dari Bandung, Jakarta, dan Bali.
Selain sebagai destinasi dari pasar utama, pengembangan produk di
kawasan pariwisata Candidasa perlu juga mempertimbangkan keberadaan pasar
potensial (emerging market). Pasar potensial adalah wisatawan dari negara-negara
Gambar 4. Komposisi Pasar Top 10 Sumber : Survei, 2015
26
yang juga berkontribusi terhadap kunjungan meskipun tidak besar, namun perlu
mendapat perhatian terutama dari sisi lama tinggal dan keterkaitan budaya.
Beberapa negara yang dapat digolongkan dalam pasar potensial kawasan
pariwisata Candidasa adalah Swedia, Rusia, dan India.
3. Lama tinggal
Secara umum, lama tinggal wisatawan di suatu destinasi ditentukan oleh
beberapa faktor sebagai berikut : preferensi produk, anggaran yang disediakan
atau bujet, dan kepuasan wisatawan. Hasil survei menunjukkan bahwa rata-rata
lama tinggal wisatawan di Candidasa berkisar 4 hari. Sebagian besar wisatawan
menggunakan hotel non bintang sebagai tempat tinggal sementara selama
melakukan aktivitas mengisi waktu luang atau pariwisata. Klasifikasi hotel non
bintang yang dimaksud meliputi hotel melati dan pondok wisata.
Tabel 3. Lama Tinggal
No. Pasar Utama Lama Tinggal
1 Australia 6 2 Belanda 5 3 Jerman 4 4 Indonesia 3 5 Inggris 6 6 Kanada 5 7 Selandia Baru 5 8 Amerika Serikat 3 9 Prancis 3 10 Denmark 4 Rata-rata 4
Sumber : Survei, 2015
Apabila dihubungkan antara lama kunjungan dengan pasar utama dan
pasar potensial, terdapat beberapa negara asal wisatawan yang menunjukkan lama
tinggal di atas rata-rata, yaitu Australia, Inggris, Belanda, Kanada, Selandia Baru,
Swedia, Rusia, dan India. Wisatawan yang berasal dari Australia, Kanada,
Selandia Baru, Swedia, dan Rusia memiliki kecenderungan tinggal lama di
27
kawasan pariwisata Candidasa karena lebih memilih produk wisata alam minat
khusus pesisir yaitu diving dan snorkelling, yang pada dasarnya membutuhkan
waktu lebih banyak dibandingkan aktivitas wisata lainnya. Sedangkan lama
tinggal wisatawan dari Inggris, Belanda, dan India yang relatif besar di kawasan
pariwisata Candidasa disebabkan oleh preferensi produknya pada keingintahuan
secara mendalam tentang kebudayaan tradisional masyarakat lokal. Butuh
interaksi yang intensif dengan masyarakat lokal dan waktu luang (leisure) yang
lama untuk mendapatkan pengalaman like a local tersebut. Selain preferensi
produk, kecenderungan tinggal lama di suatu destinasi pariwisata juga sebagai
bentuk kompensasi perjalanan yang membutuhkan waktu lama, yaitu dari sumber-
sumber pasar long haul (Eropa dan Amerika). Dengan kata lain, semakin lama
waktu perjalanan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu destinasi pariwisata,
maka lama tinggal wisatawan di destinasi tersebut cenderung semakin besar.
4. Jenis kelamin
Karakteristik wisatawan yang mengunjungi kawasan pariwisata Candidasa
berdasarkan jenis kelamin diketahui lebih banyak laki-laki. Sesuai dengan hasil
survei, dapat disebutkan bahwa jumlah wisatawan laki-laki setengah kali lebih
banyak dibandingkan dengan wisatawan perempuan. Lebih banyaknya laki-laki
mengunjungi kawasan pariwisata Candidasa disebabkan oleh produk pariwisata
yang ditawarkan sebagian besar berhubungan dengan aktivitas wisata ruang luar
(outdoor) dengan fasilitas dan layanan yang masih standar atau sederhana.
Gambar 5. Komposisi Pasar Berdasarkan Jenis Kelamin Sumber : Survei, 2015
28
Tetapi jika dicermati lagi, terdapat beberapa sumber pasar menunjukkan
adanya perimbangan jumlah wisatawan antara laki-laki dan perempuan. Sumber-
sumber pasar tersebut antara lain Australia, Kanada, Selandia Baru, Amerika
Serikat, dan Prancis. Adanya kecenderungan perimbangan khususnya dari pasar
utama, merupakan pertimbangan untuk menentukan pengembangan produk
pariwisata di kawasan pariwisata Candidasa.
5. Umur
Berdasarkan umur wisatawan dapat disebutkan bahwa pasar pariwisata di
kawasan pariwisata Candidasa didominasi oleh rentang usia 25 - 64 tahun sebesar
87,13%. Umumnya direntang ini adalah usia produktif, independen, dan memiliki
kemampuan finansial yang tinggi dan stabil. Pilihan produk pariwisatanya adalah
atraksi alam dan berinteraksi dengan masyarakat lokal untuk mengetahui atau
bahkan mempelajari kebudayaan setempat.
Selain itu juga, yang menjadi baseline dalam pengembangan produk
pariwisata berbasis masyarakat lokal di kawasan pariwisata Candidasa adalah
cukup banyaknya wisatawan usia lanjut (order retired) yang mengunjungi
destinasi ini. Karakter wisatawan usia lanjut ini, dikenali berasal dari Australia,
Belanda, Inggris, dan Selandia Baru.
Gambar 6. Komposisi Pasar Berdasarkan Umur Sumber : Survei, 2015
29
6. Pekerjaan
Jenis pekerjaan wisatawan tentu saja sangat terkait dengan umur
wisatawan. Secara keseluruhan, 82,76% wisatawan yang berkunjung ke kawasan
pariwisata Candidasa merupakan profesional di berbagai macam kompetensi,
diantaranya akuntan, sales dan marketing, direktur, dokter, engineer, pendidik,
konsultan, peneliti, manajer, pengacara, perawat, dan pegawai negeri sipil (PNS).
Memang bila dihubungkan dengan profil umur wisatawan, data mengenai
pekerjaan wisatawan sebagai profesional berkorelasi kuat dengan pembahasan
sebelumnya tentang kelompok usia wisatawan produktif, independen, dan mampu
secara finansial tersebut.
Seperti yang juga dibahas sebelumnya tentang wisatawan lanjut usia, hasil
survei tentang pekerjaanpun menunjukkan informasi yang paralel. Jumlah
wisatawan yang sudah tidak bekerja lagi atau pensiunan cukup berarti (13,79%)
untuk dapat menentukan jenis produk pariwisata berbasis masyarakat yang
prospektif dikembangkan di kawasan pariwisata Candidasa.
7. Pola pembelanjaan
Pola pembelanjaan wisatawan merupakan komposisi dan rata-rata besar
pembelanjaan setiap wisatawan per hari untuk memenuhi kebutuhannya selama
Gambar 7. Komposisi Pasar Berdasarkan Pekerjaan Sumber : Survei, 2015
30
tinggal sementara di suatu destinasi pariwisata. Beberapa kebutuhan yang dapat
digolongkan dalam komposisi pembelanjaan wisatawan selama tinggal sementara
kawasan pariwisata Candidasa adalah akomodasi, makanan dan minuman (FB),
atraksi wisata, suvenir, jasa internet dan telepon (ICT), serta sewa mobil atau
transportasi.
Berdasarkan survei pembelanjaan wisatawan, diperoleh rata-rata biaya
yang dikeluarkan setiap wisatawan per hari di kawasan pariwisata Candidasa
sebesar Rp. 1.574.000,-. Dari besaran pengeluaran tersebut, komposisi
pembelanjaan tiga terbesar digunakan untuk akomodasi, makanan dan minuman,
serta atraksi. Semakin besar pembelanjaan wisatawan, semakin berarti pula
pengaruh ekonomi yang dibangkitkannya. Besaran pembelanjaan wisatawan
sangat dipengaruhi oleh lama tinggal di suatu destinasi.
8. Karakteristik Pasar Kawasan Pariwisata Candidasa
Mencermati data primer berdasarkan hasil survei dan data sekunder
tentang wisatawan yang berkunjung selama ini, maka dapat disebutkan beberapa
karakteristik pasar kawasan pariwisata Candidasa. Karakteristik pasar yang
dimaksud meliputi asal, lama tinggal, jenis kelamin, umur, pekerjaan,
pembelanjaan, dan pilihan atau preferensi produk pariwisata. Pemahaman tentang
pasar ini dapat memberi arahan pada pengembangan produk pariwisata yang
Gambar 8. Pola Pembelanjaan Sumber : Survei, 2015
31
menjamin adanya partisipasi masyarakat lokal. Beberapa karakteristik pasar
kawasan pariwisata Candidasa adalah sebagai berikut :
Tabel 4. Karakteristik Pasar Kawasan Pariwisata Candidasa
Karakteristik Pasar Utama Pasar Potensial
Asal Australia, Belanda, Jerman Indonesia, Inggris, Kanada, Selandia Baru, Amerika Serikat, Prancis, dan Denmark
Swedia, Rusia, dan India
Lama tinggal 4 hari 6 hari Jenis kelamin Lebih banyak laki-laki, namun
ada kecenderungan seimbang antara laki-laki dan perempuan
Sebagian besar laki-laki
Umur Usia produktif dan usia lanjut Usia produktif Pekerjaan Profesional dan pensiunan Profesional Pembelanjaan Terbesar untuk akomodasi,
makanan dan minuman, serta atraksi
Terbesar untuk akomodasi, makanan dan minuman, serta atraksi
Preferensi produk Minat khusus pesisir dan budaya masyarakat lokal
Minat khusus pesisir dan budaya masyarakat lokal
Sumber : Analisis, 2015
5.2. Basis Atraksi Basis atraksi merupakan faktor-faktor penarik wisatawan untuk
mengunjungi kawasan pariwisata Candidasa. Sesuai dengan hasil survei diketahui
bahwa wisatawan tertarik mengunjungi kawasan pariwisata Candidasa disebabkan
oleh berbagai faktor yaitu minat khusus pesisir, budaya masyarakat lokal,
keindahan dan ketenangan, bagian dari paket wisata, sebagai second home, serta
lainnya. Dari beberapa faktor tersebut, atraksi minat khusus pesisir dan
mendapatkan pengalaman tentang tradisi dan budaya masyarakat lokal merupakan
daya tarik utama kawasan pariwisata Candidasa. Basis atraksi ini sangat berkaitan
dengan karakteristik pasar yang selama ini mengunjungi kawasan pariwisata
Candidasa. Disamping itu, faktor lain yang dapat dipertimbangkan pula dalam
pengembangan produk pariwisata berbasis masyarakat adalah keindahan dan
ketenangan serta ada indikasi yang menjadikan kawasan ini sebagai second home
bagi para repeater.
32
Tabel 5. Basis Atraksi
Faktor Penarik Persentase (%)
Minat khusus pesisir; diving, snorkelling 35 Budaya masyarakat lokal 23 Indah dan tenang 14 Bagian dari paket wisata 9 Second home 8 Transit 4 Lainnya 7 Sumber : Survei, 2015
Bermacam basis atraksi tersebut tersebar di beberapa desa dalam lingkup kawasan
pariwisata Candidasa, terutama Desa Padangbai, Desa Manggis, Desa Sengkidu,
Desa Nyuh Tebel, Desa Bugbug dan Kelurahan Subagan.
5.3. Model Produk Pariwisata Berbasis Masyarakat Lokal Produk pariwisata berbasis masyarakat dapat dikembangkan berdasarkan
basis atraksi pariwisata yang terdapat di masyarakat lokal yang berkesesuaian
dengan pasar yang disasar. Ketidaksesuaian target pasar dengan produk pariwisata
yang dikembangkan berakibat pada minimnya manfaat pariwisata yang tercipta
(Pike, 2004), terutama bagi masyarakat lokal. Dengan demikian pemahaman
tentang pasar yang tepat menjadi pertimbangan penting dalam pengembangan
produk pariwisata yang mampu memberikan manfaat optimal bagi masyarakat
lokal.
Berdasarkan data kunjungan wisatawan di kawasan pariwisata Candidasa,
dapat disebutkan bahwa wilayah Eropa dan Asia Pasifik merupakan pasar yang
mendominasi. Jika kemudian dibentangkan menurut kewarganegaraannya, terlihat
dominasi tersebut berasal dari negara Australia, Belanda, Jerman, Indonesia,
Inggris, Kanada, Selandia Baru, Amerika Serikat, Denmark, dan Prancis. Negara-
negara tersebut merupakan top 10 market atau pasar utama bagi kawasan
pariwisata Candidasa. Pasar utama berkontribusi hampir 85% dari keseluruhan
kunjungan ke kawasan ini, sehingga pengaruhnya sangatlah berarti. Selain sebagai
33
destinasi pasar utama, pengembangan produk di kawasan pariwisata Candidasa
perlu juga mempertimbangkan keberadaan pasar potensial. Pasar potensial tidak
ditentukan dari jumlah kunjungan semata, namun lebih pada pertimbangan lama
tinggal dan keterkaitan budaya. Beberapa negara yang dapat digolongkan dalam
pasar potensial untuk kawasan pariwisata Candidasa adalah Swedia, Rusia, dan
India.
Pasar utama dan pasar potensial kawasan pariwisata Candidasa tersebut
memiliki karakteristik yang relatif berbeda. Dalam konteks pengembangan produk
pariwisata berbasis masyarakat lokal, beberapa karakteristik pasar utama maupun
pasar potensial yang dapat dipertimbangkan adalah :
- Cenderung tinggal lama di destinasi; lama tinggal sangat terkait dengan
besar pembelanjaan. Semakin lama tinggal di destinasi, maka semakin besar
juga pembelanjaannya. Pembelanjaan yang besar akan mampu memberikan
pengaruh khususnya terhadap ekonomi masyarakat lokal. Kecenderungan
pasar tinggal lama di kawasan pariwisata Candidasa, baik pasar utama
maupun pasar potensial, salah satunya disebabkan oleh basis atraksi dan
preferensi produk pariwisatanya yang lebih pada wisata minat khusus pesisir
dan budaya tradisional masyarakat lokal. Pilihan terhadap produk wisata
minat khusus ini dapat ditangkap masyarakat lokal sebagai ekstensifikasi atau
diferensiasi produk pariwisata. Selain itu, selama tinggal di kawasan
pariwisata Candidasa, wisatawan lebih banyak menggunakan fasilitas hotel
non-bintang. Sebelumnya telah diketahui bahwa akomodasi merupakan
komponen pembelanjaan terbesar di kawasan ini. Hal tersebut dapat
memberikan pertimbangkan dalam pemanfaatan tempat tinggal masyarakat
lokal sebagai pemondokan wisata atau homestay.
- Pertumbuhan wisatawan perempuan; meskipun saat ini didominasi oleh
wisatawan laki-laki, namun di kawasan pariwisata Candidasa telah muncul
tren kunjungan oleh kaum perempuan terutama dari pasar utama. Adanya tren
demikian memungkinkan konsolidasi produk pariwisata yang diminati,
seperti pusat rejuvinasi melalui yoga yang telah berkembang saat ini, spa,
kuliner lokal, ataupun wisata belanja kerajinan masyarakat lokal. Konsolidasi
34
produk pariwisata dimaksudkan untuk mengoptimalisasikan produk
pariwisata eksisting dengan pengembangan daya tarik untuk target pasar baru,
yaitu wisatawan perempuan.
- Destinasi para pensiunan; jumlah kunjungan wisatawan lanjut usia (order
retired) cukup berarti bagi kepariwisataan di kawasan pariwisata Candidasa.
Wisatawan lanjut usia umumnya berpasangan, memiliki banyak waktu luang,
mapan finansial, pola perjalanan berulang (repeater), dan sangat tertarik pada
budaya tradisional suatu destinasi. Karakter wisatawan seperti itu mampu
mendiversifikasi atau menciptakan produk pariwisata baru di kawasan
pariwisata Candidasa dengan tema-tema khusus. Produk pariwisata tematis
yang dapat dibangun berupa wisata spiritual, wisata perdesaan, wisata subak
(agrowisata) ataupun juga retirement village.
- Wisatawan nusantara sebagai target pasar yang prospektif; wisatawan
nusantara merupakan pasar besar yang terabaikan keberadaannya. Wisatawan
nusantara yang berkunjung ke kawasan pariwisata Candidasa termasuk dalam
pasar utama. Artinya adalah wisatawan nusantara turut menentukan jumlah
kunjungan secara akumulatif selama ini. Pengabaian terjadi karena pelaku
usaha pariwisata dan bahkan pemerintah terfokus pada upaya menarik
kunjungan wisatawan mancanegara sebagai sumber devisa. Memang secara
perekonomian, pembelanjaan wisatawan nusantara tidak termasuk dalam nilai
ekspor, melainkan sebagai bentuk redistribusi pendapatan. Walaupun
fungsinya demikian, tentu juga tidak boleh diabaikan dalam menggerakan
ekonomi masyarakat di suatu destinasi pariwisata. Lain daripada itu,
pergerakan wisatawan nusantara minimal menimbulkan kekagetan sosial
budaya khususnya bagi masyarakat lokal. Penerimaan wisatawan nusantara
oleh masyarakat lokal tidak membutuhkan adaptasi lama karena relatif
memiliki kesamaan latar sosial budaya.
- Pengembangan jaringan dan moda transportasi lokal; dengan mencermati
pola pembelanjaan wisatawan di kawasan pariwisata Candidasa, terlihat
bahwa transportasi merupakan komponen produk pariwisata berbiaya cukup
besar. Disamping itu, sebagai sebuah ruang dengan fungsi pariwisata,
35
kawasan pariwisata Candidasa memiliki panjang 24 Km. dan luas 2.400 Ha
(Peraturan Daerah Kabupaten Karangasem Nomor 10 Tahun 2012). Dengan
batasan ruang tersebut, tentu sangat dibutuhkan prasarana dan sarana
transportasi yang memadai guna mendapatkan pengalaman menyeluruh
mengenai kawasan pariwisata Candidasa. Pengusahaan jaringan dan moda
transportasi lokal dan unik dapat didorong sebagai salah satu unsur dalam
produk pariwisata berbasis masyarakat lokal.
36
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Wilayah Eropa dan Asia Pasifik merupakan pasar yang mendominasi
kunjungan ke kawasan pariwisata Candidasa. Beberapa negara dalam wilayah
tersebut teridentifikasi pasar utama dan pasar potensial. Dalam konteks
pengembangan produk pariwisata berbasis masyarakat lokal di kawasan
pariwisata Candidasa, beberapa karakteristik pasar utama maupun pasar potensial
yang dapat dipertimbangkan adalah : cenderung tinggal lama, tren wisatawan
perempuan, kunjungan para pensiunan, perhatian khusus terhadap wisatawan
nusantara, dan kebutuhan terhadap sarana transportasi.
Kunjungan ke kawasan pariwisata Candidasa disebabkan oleh basis atraksi
atau berbagai faktor penarik yaitu minat khusus pesisir, budaya masyarakat lokal,
keindahan dan ketenangan, bagian dari paket wisata, sebagai second home, transit,
serta lainnya. Dari beberapa faktor tersebut, atraksi minat khusus pesisir dan
mendapatkan pengalaman tentang tradisi dan budaya masyarakat lokal merupakan
daya tarik utama kawasan pariwisata Candidasa. Basis atraksi ini sangat berkaitan
dengan karakteristik pasar yang selama ini mengunjungi kawasan pariwisata
Candidasa. Disamping itu, faktor lain yang dapat dipertimbangkan pula dalam
pengembangan produk pariwisata berbasis masyarakat adalah keindahan dan
ketenangan serta ada indikasi yang menjadikan kawasan ini sebagai second home
bagi para repeater. Macam basis atraksi tersebut tersebar di beberapa desa dalam
lingkup kawasan pariwisata Candidasa, terutama Desa Padangbai, Desa Manggis,
Desa Sengkidu, Desa Nyuh Tebel, Desa Bugbug, dan Kelurahan Subagan.
6.2. Saran Model produk pariwisata berbasis masyarakat lokal merupakan arahan
dalam pengembangan produk pariwisata di kawasan pariwisata Candidasa.
Arahan pengembangan tersebut meliputi :
- ekstensifikasi atau diferensiasi produk pariwisata minat khusus pesisir
dan budaya tradisional masyarakat lokal.
37
- pemanfaatan rumah masyarakat lokal sebagai pemondokan wisata atau
homestay.
- konsolidasi produk pariwisata seperti pusat rejuvinasi melalui yoga yang
telah berkembang saat ini, spa, kuliner lokal, ataupun wisata belanja
kerajinan masyarakat lokal.
- diversifikasi atau menciptakan produk pariwisata baru dengan tema-tema
khusus. Produk pariwisata tematis yang dapat dibangun berupa wisata
spiritual, wisata perdesaan, wisata subak (agrowisata) ataupun juga
retirement village.
- pengembangan produk bagi wisatawan nusantara.
- pengembangan jaringan dan moda transportasi lokal
38
DAFTAR PUSTAKA Boniface, B., Cooper, C., and Cooper, R., 2012, Worldwide Destinations; the
geography of travel and tourism, Routledge, London
Campbell, 1999, Ecotourism in Rural Developing Communities, Annals of
Tourism Research, 26: 534-553
Davidson, Rob and Maitland, Robert, 1997, Tourism Destinations, Hodder &
Stoughton, London
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karangasem, 2014, Direktori
Kepariwisataan Kabupaten Karangasem Tahun 2013, Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kabupaten Karangasem, Amlapura
Dogra, Ravinder and Gupta, Anil, 2012, Barriers to Community Participation in
Tourism Development: Empirical Evidence from a Rural Destination,
South Asian Journal of Tourism and Heritage, 5: 131-142
Eagles, Paul F. J. and McCool, Stephen F., 2002, Tourism in National Parks and
Protected Areas; Planning and Management, CABI, UK
Garrod, B., Wilson, J.C., and Bruce, D.B., 2001, Planning for Marine Ecotourism
in the EU Atlantic Area: Good Practice Guidelines, Project Report,
University of the West of England, Bristol
Gunn, C. A. and Var, T., 2002, Tourism Planning: Basics, Concepts, Cases,
Routledge, London.
Inskeep, E., 1991, Tourism Planning; An Integrated and Sustainable Development
Approach, Van Nostrand Reinhold
Jenkins, C. L., 1982, The Effects Of Scale In Tourism Projects In Developing
Countries, Annals of Tourism Research, 9: 229-249
Leslie, David, 2012, Responsible Tourism; Concepts, Theory and Practice, CABI,
UK
Mowforth, Martin and Munt, Ian, 1998, Tourism and Sustainability; New Tourism
in the Third World, Routledge, New York
Murphy, Peter E., 1985, Tourism A Community Approach, Methuen, New York
Pemerintah Kabupaten Karangasem, 2012, Peraturan Daerah Kabupaten
Karangasem Nomor 10 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan
39
Daerah Kabupaten Karangasem Nomor 8 Tahun 2003 tentang Rencana
Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Pariwisata Candidasa, Lembaran
Daerah Kabupaten Karangasem Tahun 2012 Nomor 10, Sekretariat
Daerah Kabupaten Karangasem, Amlapura
Pike, Steven, 2004, Destination Marketing Organisations, Elsevier, UK
Ramukumba, T., Pietersen, J., Mmbengwa, Victor M., and Coetzee, W., 2011,
Participatory development of peri-urban and rural poor communities
in tourism in the Garden Route area of Southern Cape, South Africa,
African Journal of Hospitality, Tourism and Leisure, 1: 1-9
Reid, D. G., George, E. W., and Mair, H., 2009, Rural Tourism Development;
Localism and Cultural Change, Channel View Publications, UK
Scheyvens, Regina, 2002, Tourism for Development; empowering communities,
Prentice Hall, England
Singh, S., Timothy, D. J., and Dowling, R. K., 2003, Tourism in Destination
Communities, CABI, UK
Smith, S. L. J., 1994, The Tourism Product, Annals of Tourism Research, 21:
582-595
Telfer, Richard and Sharpley, David J., 2008, Tourism and Development in the
Developing World, Routledge, New York
Timothy, Dallen J., 1999, Participatory Planning; A View of Tourism in
Indonesia, Annals of Tourism Research, 26: 371-391
Timothy, Dallen J. and Boyd, Stephen W., 2003, Heritage Tourism, Pearson
Education, England
Tosun, Cevat, 2000, Limits to community participation in the tourism
development process in developing countries, Tourism Management,
21:613-633
Tosun, Cevat and Timothy, Dallen J., 2003, Arguments for Community
Participation in the Tourism Development Process, The Journal Of
Tourism Studies, 14: 1-15
Veal, A. J., 2006, Research Methods for Leisure and Tourism; A Practical Guide,
Pearson Education, England
LAMPIRAN
1. Instrumen penelitian
Survei Karakteristik Wisatawan di Kawasan Pariwisata Candidasa Survei ini dilakukan oleh Tim Peneliti Fakultas Pariwisata Universitas Udayana untuk mendapatkan data karakteristik wisatawan yang mengunjungi kawasan pariwisata Candidasa, Kabupaten Karangasem, Bali. Data karakteristik wisatawan ini sebagai pertimbangan dalam merumuskan arahan pengembangan produk pariwisata berbasis masyarakat lokal. Informasi dari Anda sangat penting bagi kami. Identitas Anda akan kami rahasiakan. Terima kasih banyak atas kerjasamanya. Tanggal mengisi kuesioner: Asal negara: Jenis kelamin: pria/wanita Tahun kelahiran: Pekerjaan: 1. Apa yang membuat Anda tertarik mengunjungi Candidasa?
a) Wisata minat khusus pesisir b) Budaya masyarakat lokal
c) Indah dan tenang d) Bagian paket wisata e) Second home f) Transit
g) Lainnya 2. Apakah Anda Menginap di Candidasa? a) Ya b) Tidak 3. Jika Anda menjawab a) di mana dan berapa malam? di selama malam 4. Kira-kira berapa Rupiah yang Anda keluarkan setiap hari untuk hal-hal
berikut selama di Candidasa? a) Akomodasi Rp. /orang/hari b) Makan dan minum Rp. /orang/hari c) Atraksi wisata Rp. /orang/hari d) ICT Rp. /orang/hari e) Suvenir Rp. /orang/hari f) Transportasi Rp. /orang/hari
40
41
2. Personalia peneliti
Ketua Peneliti A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Drs. I Putu Anom, M.Par. 2 Jenis Kelamin L/P 3 Jabatan Fungsional Lektor Kepala 4 NIP/NIK/No.Identitas lainnya 195707161986011001 5 NIDN 0016075705 6 Tempat dan Tanggal Lahir Kapal, Badung 16 Juli 1957 7 Alamat e-mail [email protected] 8 Nomor Telepon/HP 081 657 0715 9 Alamat Kantor Jl. DR. R. Goris No. 7 Denpasar 10 Nomor Telepom/Faks. (0361) 223798 11 Lulusan yang telah dihasilkan S-1 = 500 orang; S-2 = 8 orang; S-3 = - orang 12 Mata Kuliah yang diampu 1.Proses Perencanaan Pariwisata.
2.Kebijakan Pembangunan Pariwisata. 3.Kewirausahaan. 4.Wisata Spiritual. 5.Pengantar Industri Perjalanan Wisata.
B. Riwayat Pendidikan
Program S-1 S-2 Nama Perguruan Tinggi Universitas Udayana Universitas Udayana Bidang Ilmu Ekonomi Pembangunan Manajemen Pariwisata Tahun Masuk - Lulus 1979 - 1985 2002 - 2005 Judul Skripsi/Tesis/Desertasi Prospek Perkembangan
Industri Tegel di Kabupaten Badung
Pengembangan Kawasan Bendungan (Embung) Telaga Tunjung Sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Tabanan.
Nama Pembimbing/Promotor Dra. Komang Rastini. Drs. I Wayan Yogiswara.
Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A. Dr. Ir. Syamsul Alam Puturusi MSP.
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber*) Jumlah (Juta Rp.)
1 2010 Rencana Pengelolaan Obyek dan Daya Pemkab. 100
42
Tarik Wisata di Kabupaten Bangli Bangli 2 2011 Pengembangan Sumber Daya Manusia
Untuk Mendukung Kawasan Cagar Budaya Geopark, Gunung Api Batur, Kintamani -Bangli
Kemenbudpar RI
350
3 2012 Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Nunukan Kaltim.
Pemkab. Nunukan
350
4 2013 Kajian Akademis Pariwisata Kabupaten Blitar
Pemkab. Blitar 100
5 2014 Kajian Pengembangan Pariwisata Kabupaten Blitar
Pemkab. Blitar 134
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun dari sumber lainnya. D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Pendanaan
Sumber*) Jumlah (Juta Rp.)
1 2009 Bimtek Pramuwisata Kabupaten Bangli yang diselenggarakan Kadisbudpar. Kab. Bangli, Bangli 13 Januari 2009
DIPA 2
2 2009 Pengembangan Jiwa Kewirausahaan Mahasiswa Melalui Kegiatan Magang, Denpasar 30 September 2009
Fak. Pariwisata
2
3 2010 Mewujudkan Masa Depan Bali yang Lebih Baik, PS. Magister Agribisnis Unud.
Program Magister Agribisnis Unud.
2
4 2014 Bimtek SDM Pariwisata Pemkab Blitar Pemkab Blitar 118 5 2014 Bimtek Kewirausahaan PT. Angkasa
Pura 95
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema pengabdian kepada masyarakat DIKTI maupun dari sumber lainnya. E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal 1 Dampak Pengeluaran Wisatawan Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Bali Vol. 11/No. 1, 2011.
Analisis Pariwisata Fak. Pariwisata Unud.
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir No. Nama Pertemuan ilmiah/
Seminar Judul Artikel
Ilmiah Waktu dan
Tempat 1 ”Mencari Format Pengelolaan Pariwisata
Bali Suistainable” Tri Hita Karana Sebagai Format
Fakultas Pariwisata
43
Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan di Bali.
Unud, Denpasar 15 April 2009
2 The International Seminar on SustainableTourism Developmen.
The Tri Hita Karana Philosophy.
Fakultas Pariwisata Unud 28 April 2010.
3 Pariwisata dan Pengentasan Kemiskinan. Peran Sektor Pariwisata dalam Pengentasan Kemiskinan di Bali.
Kemenbudpar RI & Fak. Pariwisata Unud Denpasar, 28 Agustus 2010.
4 Focus Group Discussion ”Potensi Wisata Alam dan Sosial Budaya di Kawasan Kintamani, Bangli.
Pengembangan Pariwisata Berbasis Alam.
Kadiparda Bangli. 5 Nopember 2011
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul buku Tahun Jumlah
Halaman Penerbit
1 Pariwisata Berkelanjutan Dalam Pusaran Krisis Global
2010 20 Udayana University Press.
2 ”Pemberdayaan & Hiperdemokrasi” Dalam Pembangunan Pariwisata” Persembahan Untuk Prof. Ida Bagus Adnyana Manuaba
2011 150 Pustaka Larasan.
H. Perolehan HKI dalam 5 – 10 Tahun Terakhir No. Judul/Thema HKI Tahun Jenis No.P/ID - - - - -
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya
dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial
Lainnya yang Telah Diterapkan Tahun Tempat Penerapan
Respon Masyarakat
- - - - - J. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau
institusi lainnya) No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan Tahun
- - - -
44
Anggota Peneliti 1 A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dra Luh Putu Kerti Pujani M. Si. 2 Jenis Kelamin L/P 3 Jabatan Fungsional Lektor Kepala 4 NIP/NIK/No.Identitas lainnya 195708291986012001 5 NIDN 0029085708 6 Tempat dan Tanggal Lahir Gianyar, 29 Agustus 1957 7 Alamat e-mail [email protected] 8 Nomor Telepon/HP 0361290047/03618553655 9 Alamat Kantor Jl. DR. R. Goris No. 7 Denpasar 10 Nomor Telepom/Faks. (0361) 223798 11 Lulusan yang telah dihasilkan S-1 = 134 orang; S-2 = - orang; S-3 = - orang 12 Mata Kuliah yang diampu 1.Antropologi Pariwisata
2.Metodologi 3.Sistem Pariwisata 4.Seminar dan Wisata Spiritual 5.Sosial Budaya Pariwisata
B. Riwayat Pendidikan
Program S-1 S-2 Nama Perguruan Tinggi Universitas Udayana Universitas Udayana Bidang Ilmu Antropologi Kajian Budaya Tahun Masuk - Lulus 1978 - 1984 1997 - 2000 Judul Skripsi/Tesis/Desertasi Cerita Sutasoma dalam
Karya Seni Rupa I Gusti Nyoman Lempad (Suatu Usaha Pemahaman Transmisi Budaya dalam Kehidupan Komunitas Banjar Taman di Desa Ubud)
Pekerja Anak Pada Sektor Informal Penjual Post Card di Obyek Wisata Tanah Lot, Tabanan, Bali (Studi tentang Pemaknaan Kerja dalam Perspektif Budaya Kewiraswastaan)
Nama Pembimbing/Promotor Prof. Dr. I Gst. Ngurah Bagus
Dr. Nengah Bawa Atmadja, MA.
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber*) Jumlah (Juta Rp.)
1 2010 Upaya dan Kendala Disparda Provinsi Bali dalam Pemulihan Pariwisata Pasca Bom Bali ( Suatu
DIPA PNBP 7,5
45
Tinjauan Kritis Kajian Budaya) 2 2011 Desa Wisata Berbasis Masyarakat
Sebagai Model Pemberdayaan Masyaraka di Desa Pinge
DIPA PNBP 7,5
3 2011 Pemetaan Kriminalitas Dan Upaya Antisipasi Tindak Kejahatan Terhadap Wisatawan (Studi Tentang Bentuk Kejahatan di Wisata Kuta
Hibah Penelitian Unggulan Udayana
50
4 2013 Model Partisipasi Masyarakat Lokal Dalam Pengembangan Pariwisata Ekologis
PUPT, DIKTI 62
5 2013 Partisipasi Masyarakat Lokal Dalam Pengembangan Kawasan Pariwisata Candi Dasa Provinsi Bali
HB, DIKTI 45
6 2014 Model Partisipasi Masyarakat Lokal Dalam Pengembangan Pariwisata Ekologis
PUPT, DIKTI 64
7 2014 Model Integrasi Masyarakat Lokal dalam Perencanaan Destinasi Pariwisata Perdesaan
HB, DIKTI 48,75
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun dari sumber lainnya. D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Pendanaan
Sumber*) Jumlah (Juta Rp.)
1 2011 Manajemen Kelompok Elit Sebagai Aktor Penggerak Pengembangan Desa Wisata Pinge
DIPA PNBP 4
2 2014 IbM Desa Pakraman Pinge yang Menghadapi Permasalahan Pengembangan Produk Desa Wisata
IbM DIKTI 43
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema pengabdian kepada masyarakat DIKTI maupun dari sumber lainnya. E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal 1 Pemetaan Kriminalitas danUpaya Antisipasi
Tindak Kejahatan Terhadap Wisatawan (Studi Tentang Bentuk Kejahatan di Wilayah Pariwisata Kuta
Vol.7, No.1 Maret 2012
Jurnal Kepariwisataan Indonesia
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir No. Nama Pertemuan ilmiah/
Seminar Judul Artikel
Ilmiah Waktu dan
Tempat 1 Sosialisasi Renstra Fakultas
Pariwisata terhadap civitas akademika Renstra Fakultas Pariwisata Tahun
Fakultas Pariwisata, 2010
46
Fakultas Pariwisata 2010-2014. 2 Penceramah dalam pembekalan
metodologi kualitatif kepada peserta “Penelitian Lapangan I” di Jember dan Bromo
Prosedur kerja penelitian kualitatif
PS. Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata, 2011
3 Penceranah dalam pembekalan metodologi kualitatif kepada peserta “Penelitian Lapangan I” di kawasan wisata Senggigi dan Gili Trawangan Lombok.
Prosedur kerja penelitian kualitatif (teknik wawancara mendalam dan pedoman wawancara)
PS. Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata 2012
4 Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2014
Partisipasi Masyarakat Lokal Dalam Pengembangan Pariwisata Ekologis
2014 Bali
5 Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2014
Dampak Pariwisata Perdesaan bagi Masyarakat Lokal
2014 Bali
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul buku Tahun Jumlah
Halaman Penerbit
1 Pariwisata Berkelanjutan dalam Pusaran Krisis Global
2010 xiv + 294 Universitas Udayana Press
2 Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2014
2014 xxviii + 1032
Udayana University Press
H. Perolehan HKI dalam 5 – 10 Tahun Terakhir No. Judul/Thema HKI Tahun Jenis No.P/ID - - - - -
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya
dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial
Lainnya yang Telah Diterapkan Tahun Tempat Penerapan
Respon Masyarakat
- - - - - J. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau
institusi lainnya) No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan Tahun
- - - -
47
Anggota Peneliti 2 A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dra. Ida Ayu Suryasih, M.Par 2 Jenis Kelamin L/P 3 Jabatan Fungsional Lektor Kepala 4 NIP/NIK/No.Identitas lainnya 19610815 198702 2 001 5 NIDN 015086110 6 Tempat dan Tanggal Lahir Tabanan, 15 Agustus 1961 7 Alamat e-mail [email protected] 8 Nomor Telepon/HP 081916201056 9 Alamat Kantor Jl. DR. R. Goris No. 7 Denpasar 10 Nomor Telepom/Faks. (0361) 223798 11 Lulusan yang telah dihasilkan S-1 = 300 orang; S-2 = - orang; S-3 = - orang 12 Mata Kuliah yang diampu 1. Wisata Perdesaan
2. Wisata Spiritual 3. Manajemen Daya Tarik Wisata 4. Wisata Perkotaan 5. Pariwisata Berbasis Masyarakat
B. Riwayat Pendidikan
Program S-1 S-2 Nama Perguruan Tinggi Universitas Udayana Universitas Udayana Bidang Ilmu Arkeologi Pariwisata Tahun Masuk - Lulus 1981 - 1986 2001 - 2003 Judul Skripsi/Tesis/Desertasi Prasada Pura Enteg Gana
(Suatu Kajian Arkeologis) Pengembangan Wisata Perdesaan (Studi Kasus Ecocycling)
Nama Pembimbing/Promotor Prof. Dr. Ida Bagus Rata Drs. I Gusti Ngurah Tara Wiguna
Prof. Dr. I Wayan Ardika, MA Dr. I Made Antara, M.Sc
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber*) Jumlah (Juta Rp.)
1 2010 Membangun Manusia Pariwisata Di Kawasan Kintamani
HIBAH BERSAING
35
2 2010 Kajian Pengembangan Pariwisata Di Kawasan Kintamani
APBD 200
3 2011 Pengembangan Sdm Untuk Mendukung Cagar Budaya Geopark
APBN 350
4 2012 Ripparda Kabupaten Nunukan APBD 350
48
5 2012 Pembentukan Desa Wisata Pulau Sebatik
APBD 60
6 2013 Kajian Akademis Pariwisata Kabupaten Blitar
APBD 100
7 2014 Kajian Pengembangan Pariwisata Kabupaten Blitar
APBD 134
8 2014 Ripparda Kabupaten Blitar APBD 134 9 2014 Pelestarian dan Pemanfaatan
Tinggalan Prabu Udayana sebagai DTW Unggulan di Bali (Upaya Merancang Desa Pekraman Kutri sebagai Desa Wisata)
HIBAH UNGGULAN UDAYANA
35
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun dari sumber lainnya. D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Pendanaan
Sumber*) Jumlah (Juta Rp.)
1 2010 Asessor Tri Hita Karana Tourism Award and Acreditation
Lainnya 2
2 2010 Narasumber; Pelatihan Manajemen Daya Tarik Wisata. Dekopin Bali
Lainnya 5
3 2013 Narasumber; Pelatihan SDM Hotel di Kabupaten Nunukan
APBD 5
4 2015 Narasumber; Pelatihan Pengembangan Desa Wisata Kabupaten Blitar
APBD 5
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema pengabdian kepada masyarakat DIKTI maupun dari sumber lainnya. E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal 1 Membangun Manusia Pariwisata di
Kawasan Pariwisata Kintamani Volume 8 Nomor 2
Jurnal Pariwisata Kemenbudpar
2 Memagnetik Kunjungan Wisatawan Ke Museum
Volume 12 Nomor 1
Analisis Pariwisata
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir No. Nama Pertemuan ilmiah/
Seminar Judul Artikel
Ilmiah Waktu dan
Tempat 1 Seminar Nasional Sains dan Teknologi
(Senastek) Pelestarian dan Pemanfaatan Tinggalan Prabu Udayana sebagai DTW Unggulan di Bali (Upaya Merancang Desa
Denpasar, 18-19 September 2014
49
Pekraman Kutri sebagai Desa Wisata)
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul buku Tahun Jumlah
Halaman Penerbit
1 Prosiding Senastek 2014 2014 1000 Universitas Udayana
H. Perolehan HKI dalam 5 – 10 Tahun Terakhir No. Judul/Thema HKI Tahun Jenis No.P/ID - - - - -
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya
dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial
Lainnya yang Telah Diterapkan Tahun Tempat Penerapan
Respon Masyarakat
1 RIPARDA 2012 Kab. Nunukan
Baik
2 Desa Wisata 2013 Kab. Sebatik
Baik
3 RIPARDA 2014 Kab. Blitar Baik J. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau
institusi lainnya) No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan Tahun
1 Satya Lencana Presiden RI 2013
3. Publikasi
a. Artikel di jurnal nasional Analisis Pariwisata (submitted)
PRODUK PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT DI KAWASAN PARIWISATA CANDIDASA
Abstract
Comprehension of the tourism market is an essential consideration in the development of community-based tourism product. This paper aims to determine the tourism market as guidelines for the development of local community-based tourism product in Candidasa tourism area. Data were collected through literature review, observation, and visitor survey. Then analyzed descriptively to determine the characteristics of the tourism market.
50
Result of analysis showed that most of the markets are from Europe and Asia Pacific region. Some countries of such region identified as main and potential market of Candidasa tourism area. In the context of development of local community-based tourism products, some characteristics of the both market can be considered are: tend to long stay at destination, trend of female travelers, pensionary visitors, concern to domestic tourists, and local transport interest. Keywords: market characteristics, product, community based tourism, Candidasa
Abstrak Pemahaman tentang pasar yang tepat menjadi pertimbangan penting dalam pengembangan produk pariwisata berbasis masyarakat. Tulisan ini bertujuan untuk menentukan pasar pariwisata dalam rangka memberi arahan pengembangan produk pariwisata berbasis masyarakat lokal di kawasan pariwisata Candidasa. Kebutuhan data dipenuhi dari tinjauan pustaka, observasi, dan pengisian daftar pertanyaan oleh wisatawan. Data yang terkumpul lalu dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui karakteristik pasar pariwisata. Hasil analisis menunjukkan bahwa wilayah Eropa dan Asia Pasifik merupakan pasar yang mendominasi. Beberapa negara dari wilayah tersebut teridentifikasi pasar utama dan pasar potensial bagi kawasan pariwisata Candidasa. Dalam konteks pengembangan produk pariwisata berbasis masyarakat lokal, beberapa karakteristik pasar utama maupun pasar potensial yang dapat dipertimbangkan adalah : cenderung tinggal lama, tren wisatawan perempuan, kunjungan para pensiunan, perhatian terhadap wisatawan nusantara, dan pilihan transportasi lokal. Kata-kata kunci: pasar, karakteristik, produk, masyarakat lokal, Candidasa Pendahuluan Kawasan pariwisata Candidasa merupakan salah satu daerah tujuan
pariwisata popular di Provinsi Bali. Destinasi ini memiliki keunikan alam pesisir
dan juga perbukitan, serta kehidupan masyarakat lokal sebagai dasar
pengembangan atraksi wisatanya. Namun selama ini, masyarakat lokal hanya
menjadi objek dan masih sangat terbatas kehadirannya dalam pembangunan
pariwisata. Keterbatasan tersebut, tampak dari rendahnya tingkat partisipasi
masyarakat lokal dalam pengembangan produk pariwisata di kawasan pariwisata
Candidasa. Realitas yang demikian mengakibatkan masyarakat di sekitar kawasan
pariwisata Candidasa berada di posisi yang dilemahkan dan kemudian menjadi
tidak berdaya terutama dalam ranah pariwisata.
51
Partisipasi masyarakat lokal dalam pengembangan produk pariwisata dapat
berupa keterlibatannya dalam pengambilan keputusan dan pembagian manfaat
atau kontribusi pariwisata (Garrod et al., 2001; Timothy dan Boyd, 2003). Terlibat
dalam pengambilan keputusan berarti masyarakat mempunyai kesempatan untuk
menyuarakan harapan, keinginan dan kekhawatirannya terhadap pengembangan
produk pariwisata, yang selanjutnya merupakan input dalam proses perencanaan
produk pariwisata. Murphy (1985) juga menyebutkan pentingnya pelibatan
masyarakat dalam perencanaan pariwisata. Menurutnya, pelibatan masyarakat
dalam proses perencanaan pariwisata adalah faktor penentu keberlanjutan
pembangunan pariwisata. Sedangkan keikutsertaan dalam pembagian manfaat
pariwisata mengandung maksud bahwa masyarakat mempunyai hak untuk
mendapatkan keuntungan ekonomi, kualitas hidup, dan jasa lingkungan dari
pengembangan produk pariwisata di sekitarnya.
Produk pariwisata berbasis masyarakat dapat dikembangkan berdasarkan
basis atraksi pariwisata yang dimiliki masyarakat lokal dan adanya kesesuaian
dengan pasar yang ditargetkan (Gunn dan Var, 2002; Singh, et al., 2003; Reid, et
al., 2009). Basis atraksi dalam konteks ini berupa faktor penarik kunjungan ke
kawasan pariwisata Candidasa yang sejatinya dimiliki oleh masyarakat lokal.
Sedangkan kesesuaian pasar berarti melakukan pemilihan terhadap wisatawan
yang selama ini mengunjungi kawasan pariwisata Candidasa. Pemilihan atau
seleksi ini berguna untuk mendapatkan wisatawan yang sesuai dengan basis
atraksi yang ditawarkan atau disebut dengan pasar berkualitas. Berdasarkan hal
tersebut, tulisan ini ditujukan untuk menentukan pasar berkualitas bagi kawasan
pariwisata Candidasa. Adanya pilihan pasar ini akan dapat memberi arahan pada
pengembangan produk pariwisata yang menjamin keterlibatan atau partisipasi
masyarakat lokal.
Produk Pariwisata Berbasis Masyarakat Produk pariwisata dibutuhkan sebagai prasyarat untuk memberikan
kepuasan bagi wisatawan atau pasar yang selalu mengalami perubahan
permintaan. Selain itu, produk pariwisata seharusnya mampu memberikan
52
jaminan keuntungan atau manfaat jangka panjang bagi pelaku pariwisata termasuk
di dalamnya adalah masyarakat lokal. Idealnya, produk pariwisata harus dapat
memenuhi tuntutan pasar yang dinamis, diproduksi dengan efektif dan efisien,
serta didasarkan pada pemanfaatan secara bijak sumber daya alam dan budaya di
daerah tujuan wisata atau destinasi pariwisata. Secara umum, konsep produk
mengacu pada komoditas yang dihasilkan oleh suatu industri. Dengan demikian,
produk pariwisata merupakan komoditas yang dihasilkan oleh industri pariwisata
guna memfasilitasi pergerakan/perjalanan dan aktivitas mengisi waktu luang yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok di suatu destinasi pariwisata (Smith,
1994). Kemudian dalam ulasannya, Smith (1994) menegaskan bahwa produk
pariwisata dapat dijelaskan dari dua perspektif, yaitu sisi permintaan (pasar) dan
sisi penawaran (produk).
Produk pariwisata berdasarkan perspektif permintaan merupakan segala
sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar, baik pasar aktual maupun pasar
potensial (Boniface et al., 2012), dapat diakuisisi, digunakan, atau dikonsumsi
untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan. Termasuk dalam hal ini adalah
objek fisik, pelayanan, orang, aktivitas, tempat, organisasi, dan ide atau gagasan.
Pemahaman tersebut memberikan gambaran bahwa produk pariwisata tidak hanya
fisikal, melainkan juga objek non-fisik, seperti aktifitas, interaksi, organisasi, dan
gagasan. Kemudian produk pariwisata juga disebutkan sebagai suatu paket
aktivitas, pelayanan, dan manfaat yang menghasilkan pengalaman wisata. Paket
terdiri dari lima komponen, yaitu atraksi, fasilitas, aksesibilitas, citra (image), dan
harga. Kelima komponen produk tersebut dan jika dilengkapi dengan unsur
institusi, menurut Inskeep (1991) merupakan komponen pengembangan produk
pariwisata suatu destinasi. Selanjutnya dari perspektif penawaran, produk
pariwisata didefinisikan sebagai jenis pariwisata yang dikembangkan di suatu
destinasi berdasarkan skala aktivitas dan pelayanan. Jenis pariwisata yang
dimaksud meliputi pariwisata konvensional dan pariwisata alternatif. Produk
pariwisata berbasis masyarakat tergolong dalam jenis pariwisata alternatif yang
fokus kepada keterlibatan atau partisipasi masyarakat lokal dalam pengembangan
produk dan pasar pariwisata. Telfer dan Sharpley, (2008) menyebutkan pariwisata
53
berbasis masyarakat merupakan salah satu jenis pariwisata yang memasukkan
partisipasi masyarakat sebagai unsur utama dalam pariwisata guna mencapai
tujuan pembangunan pariwisata berkelanjutan.
Metode Data dalam tulisan ini dikumpulkan dengan menggunakan beberapa
teknik, yaitu tinjauan pustaka dan survei yaitu berupa observasi dan penyebaran
kuesioner.
1. Tinjauan pustaka, dimaksudkan untuk mendapatkan pemahaman tentang
beberapa konsep pokok, yaitu produk pariwisata berbasis masyarakat lokal.
Selain itu teknik ini juga digunakan untuk mengumpulkan data sekunder yang
relevan.
2. Observasi, yaitu usaha pengumpulan data dengan pengamatan langsung di
lokasi penelitian untuk membuktikan kebenaran dan melengkapi data yang
sudah didapatkan sebelumnya.
3. Penyebaran kuesioner berupa penggunaan daftar pertanyaan terstruktur
kepada responden yang dikumpulkan dalam satu waktu. Pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan terkait dengan karakteristik responden. Responden
adalah wisatawan yang melakukan kegiatan wisata di kawasan pariwisata
Candidasa. Responden ditentukan dengan metode pengambilan sampel non-
probabilitas yaitu pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling).
Jumlah sampel yang diambil lebih dari 100 wisatawan. Jumlah responden
yang lebih besar dari 100 memungkinkan untuk dilakukan perhitungan
statistik.
Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Analisis
deskriptif merupakan penginterpretasian data dan kemudian menyajikannya sesuai
dengan sebenarnya. Dalam tulisan ini yang diinterpretasi adalah karakteristik
pasar terpilih berdasarkan data wisatawan aktual yang mengunjungi kawasan
pariwisata Candidasa. Pasar terpilih tersebut dalam tulisan ini dikelompokkan
menjadi pasar utama dan pasar potensial.
54
Karakteristik Pasar Kawasan Pariwisata Candidasa 1. Jumlah kunjungan
Kawasan pariwisata Candidasa merupakan destinasi pariwisata populer di
Bali. Destinasi ini memiliki keunikan alamiah serta kehidupan tradisi dan budaya
masyarakat lokal. Berdasarkan data dalam lima tahun terakhir, diketahui bahwa
destinasi pariwisata ini sangat mengalami fluktuasi dalam jumlah kunjungannya.
Tabel 1. Jumlah Kunjungan
Tahun Wisatawan (orang)
Pertumbuhan (%)
2010 7.473 161% 2011 1.886 -75% 2012 332 -82% 2013 1.667 402% 2014 1.520 -9%
Sumber : Dinas Kebudayaan Pariwisata Kabupaten Karangasem, 2015
2. Sumber pasar
Wisatawan yang berkunjung ke kawasan pariwisata Candidasa didominasi
oleh wisatawan mancanegara yang berasal dari Eropa dan Australia termasuk
Selandia Baru. Kondisi ini disebabkan karena wisatawan dari kedua wilayah
tersebut mempunyai kecenderungan tertarik dengan wisata alam dan tradisi
budaya masyarakat lokal.
Gambar 1. Sumber Pasar
Sumber : Survei, 2015
55
Sedangkan berdasarkan kewarganegaraan, wisatawan banyak berasal dari
Australia, Belanda, Jerman, Inggris, Kanada, Selandia Baru, Amerika Serikat,
Denmark, Prancis, dan juga wisatawan nusantara. Dapat disebutkan bahwa,
negara-negara tersebut merupakan pasar utama kawasan pariwisata Candidasa,
karena setiap tahun memiliki kontribusi signifikan sebagai penyumbang
kunjungan. Pasar utama diperkirakan berkontribusi 83,69% dari keseluruhan
kunjungan ke kawasan pariwisata Candidasa. Menariknya adalah masuknya
wisatawan nusantara ke dalam pasar utama kawasan pariwisata ini. Menurut
beberapa wisatawan nusantara, kawasan pariwisata Candidasa sangat menarik
dikunjungi karena keunikan atraksinya, menyediakan fasilitas pendukung
pariwisata yang relatif standar, dan memiliki kemudahan pencapaian. Selain itu
kedekatan dengan beberapa kawasan pariwisata lainnya seperti Sanur, Lebih,
Nusa Penida, Amed, Ubud, dan Besakih, turut pula menambah kemenarikan
kawasan pariwisata Candidasa sebagai preferensi kunjungan bagi wisatawan
nusantara, terutama yang berasal dari Bandung, Jakarta, dan Bali.
Selain sebagai destinasi dari pasar utama, pengembangan produk di
kawasan pariwisata Candidasa perlu juga mempertimbangkan keberadaan pasar
potensial (emerging market). Pasar potensial adalah wisatawan dari negara-negara
Gambar 2. Komposisi Pasar Top 10 Sumber : Survei, 2015
56
yang juga berkontribusi terhadap kunjungan meskipun tidak besar, namun perlu
mendapat perhatian dari sisi lama tinggal dan keterkaitan budaya. Beberapa
negara yang dapat digolongkan dalam pasar potensial kawasan pariwisata
Candidasa adalah Swedia, Rusia, dan India.
3. Lama tinggal
Secara umum, lama tinggal wisatawan di suatu destinasi ditentukan oleh
beberapa faktor sebagai berikut : preferensi produk, anggaran yang disediakan
atau bujet, dan kepuasan wisatawan. Hasil survei menunjukkan bahwa rata-rata
lama tinggal wisatawan di Candidasa berkisar 4 hari. Sebagian besar wisatawan
menggunakan hotel non bintang sebagai tempat tinggal sementara selama
melakukan aktivitas mengisi waktu luang atau rekreasi. Klasifikasi hotel non-
bintang yang dimaksud meliputi hotel melati dan pondok wisata.
Tabel 2. Lama Tinggal
No. Pasar Utama Lama Tinggal
1 Australia 6 2 Belanda 5 3 Jerman 4 4 Indonesia 3 5 Inggris 6 6 Kanada 5 7 Selandia Baru 5 8 Amerika Serikat 3 9 Prancis 3 10 Denmark 4 Rata-rata 4
Sumber : Survei, 2015
Apabila dihubungkan antara lama kunjungan dengan pasar utama dan
pasar potensial, terdapat beberapa negara asal wisatawan yang menunjukkan lama
tinggal di atas rata-rata, yaitu Australia, Inggris, Belanda, Kanada, Selandia Baru,
Swedia, Rusia, dan India. Wisatawan yang berasal dari Australia, Kanada,
Selandia Baru, Swedia dan Rusia memiliki kecenderungan tinggal lama di
57
kawasan pariwisata Candidasa karena lebih memilih produk wisata alam minat
khusus pesisir yaitu diving dan snorkelling, yang pada dasarnya membutuhkan
waktu lebih banyak dibandingkan aktivitas wisata lainnya. Sedangkan lama
tinggal wisatawan dari Inggris, Belanda, dan India yang relatif besar di kawasan
pariwisata Candidasa disebabkan oleh preferensi produknya pada keingintahuan
secara mendalam tentang kebudayaan tradisional masyarakat lokal. Butuh
interaksi yang intensif dengan masyarakat lokal dan waktu luang yang lama untuk
mendapatkan pengalaman like a local tersebut.
Selain preferensi produk, kecenderungan tinggal lama di suatu destinasi
pariwisata juga sebagai bentuk kompensasi perjalanan yang membutuhkan waktu
lama, yaitu dari sumber-sumber pasar long haul (Eropa dan Amerika). Dengan
kata lain, semakin lama waktu perjalanan yang dibutuhkan mencapai destinasi,
maka lama tinggal wisatawan di destinasi tersebut cenderung semakin besar.
4. Jenis kelamin
Karakteristik wisatawan yang mengunjungi kawasan pariwisata Candidasa
berdasarkan jenis kelamin diketahui lebih banyak laki-laki. Sesuai dengan hasil
survei, dapat disebutkan bahwa jumlah wisatawan laki-laki setengah kali lebih
banyak dibandingkan dengan wisatawan perempuan. Lebih banyaknya laki-laki
mengunjungi kawasan pariwisata Candidasa disebabkan oleh produk pariwisata
yang ditawarkan sebagian besar berhubungan dengan aktivitas wisata ruang luar
(outdoor) dengan fasilitas dan layanan yang masih standar atau relatif sederhana.
Gambar 3. Komposisi Pasar Berdasarkan Jenis Kelamin Sumber : Survei, 2015
58
Namun jika dicermati lagi, terdapat beberapa sumber pasar menunjukkan
adanya perimbangan jumlah wisatawan antara laki-laki dan perempuan. Sumber-
sumber pasar tersebut antara lain Australia, Kanada, Selandia Baru, Amerika
Serikat, dan Prancis. Adanya kecenderungan perimbangan khususnya dari pasar
utama, merupakan pertimbangan untuk menentukan pengembangan produk
pariwisata di kawasan pariwisata Candidasa.
5. Umur
Berdasarkan umur wisatawan dapat disebutkan bahwa pasar pariwisata di
kawasan pariwisata Candidasa didominasi oleh rentang usia 25 - 64 tahun sebesar
87,13%. Umumnya direntang ini adalah usia produktif, independen, dan memiliki
kemampuan finansial yang tinggi dan stabil. Pilihan produk pariwisatanya adalah
atraksi alam dan berinteraksi dengan masyarakat lokal untuk mengetahui atau
bahkan mempelajari kebudayaan setempat.
Selain itu, yang juga menjadi baseline dalam pengembangan produk
pariwisata berbasis masyarakat lokal di kawasan pariwisata Candidasa adalah
cukup banyaknya wisatawan lanjut usia (order retired) yang mengunjungi
destinasi ini. Karakter wisatawan lanjut usia ini, dikenali berasal dari Australia,
Belanda, Inggris, dan Selandia Baru.
Gambar 4. Komposisi Pasar Berdasarkan Umur Sumber : Survei, 2015
59
6. Pekerjaan
Jenis pekerjaan wisatawan tentu saja sangat terkait dengan umur
wisatawan. Secara keseluruhan, 82,76% wisatawan yang berkunjung ke kawasan
pariwisata Candidasa merupakan profesional di berbagai macam kompetensi,
diantaranya akuntan, sales dan marketing, direktur, dokter, engineer, pendidik,
konsultan, peneliti, manajer, pengacara, perawat, dan pegawai negeri sipil (PNS).
Memang bila dihubungkan dengan profil umur wisatawan, data mengenai
pekerjaan wisatawan sebagai profesional berkorelasi kuat dengan pembahasan
sebelumnya tentang kelompok usia wisatawan produktif, independen, dan mampu
secara finansial tersebut.
Seperti yang juga dibahas sebelumnya tentang wisatawan lanjut usia, hasil survei
tentang pekerjaanpun menunjukkan informasi yang paralel. Jumlah wisatawan
yang sudah tidak bekerja lagi atau pensiunan cukup berarti (13,79%) untuk dapat
menentukan jenis produk pariwisata berbasis masyarakat yang prospektif
dikembangkan di kawasan pariwisata Candidasa.
7. Pola pembelanjaan
Pola pembelanjaan wisatawan merupakan komposisi dan rata-rata besar
pembelanjaan setiap wisatawan per hari untuk memenuhi kebutuhan selama
Gambar 5. Komposisi Pasar Berdasarkan Pekerjaan Sumber : Survei, 2015
60
tinggal sementara di suatu destinasi. Beberapa kebutuhan yang dapat digolongkan
dalam komposisi pembelanjaan wisatawan selama tinggal sementara kawasan
pariwisata Candidasa adalah akomodasi, makanan dan minuman (FB), atraksi
wisata, suvenir, jasa internet dan telepon (ICT), serta sewa mobil atau transportasi.
Berdasarkan survei pembelanjaan wisatawan, diperoleh rata-rata biaya
yang dikeluarkan setiap wisatawan per hari di kawasan pariwisata Candidasa
sebesar Rp. 1.574.000,-. Dari besaran pengeluaran tersebut, komposisi
pembelanjaan tiga terbesar digunakan untuk akomodasi, makanan dan minuman,
serta atraksi. Semakin besar pembelanjaan wisatawan, semakin berarti pula
pengaruh ekonomi yang dibangkitkannya. Besaran pembelanjaan wisatawan
sangat dipengaruhi oleh lama tinggal di suatu destinasi.
8. Karakteristik Pasar Kawasan Pariwisata Candidasa
Mencermati data primer berdasarkan hasil survei dan data sekunder
tentang wisatawan yang berkunjung selama ini, maka dapat disebutkan
karakteristik pasar kawasan pariwisata Candidasa yang meliputi asal, lama
tinggal, jenis kelamin, umur, pekerjaan, pembelanjaan, dan pilihan produk
pariwisata. Pemahaman tentang pasar ini dapat memberi arahan pada
pengembangan produk pariwisata yang menjamin adanya partisipasi masyarakat
lokal. Beberapa karakteristik pasar kawasan pariwisata Candidasa adalah :
Gambar 6. Pola Pembelanjaan Sumber : Survei, 2015
61
Tabel 3. Karakteristik Pasar Kawasan Pariwisata Candidasa
Karakteristik Pasar Utama Pasar Potensial
Asal Australia, Belanda, Jerman Indonesia, Inggris, Kanada, Selandia Baru, Amerika Serikat, Prancis, dan Denmark
Swedia, Rusia, dan India
Lama tinggal 4 hari 6 hari Jenis kelamin Lebih banyak laki-laki, namun
ada kecenderungan seimbang antara laki-laki dan perempuan
Sebagian besar laki-laki
Umur Usia produktif dan usia lanjut Usia produktif Pekerjaan Profesional dan pensiunan Profesional Pembelanjaan Terbesar untuk akomodasi,
makanan dan minuman, atraksi Terbesar untuk akomodasi, makanan dan minuman, atraksi
Preferensi produk Minat khusus pesisir dan budaya masyarakat lokal
Minat khusus pesisir dan budaya masyarakat lokal
Sumber : Analisis, 2015
Kesimpulan Produk pariwisata berbasis masyarakat dapat dikembangkan berdasarkan
basis atraksi pariwisata yang terdapat di masyarakat lokal yang berkesesuaian
dengan pasar yang disasar. Ketidaksesuaian target pasar dengan produk pariwisata
yang dikembangkan berakibat pada minimnya manfaat pariwisata yang tercipta
(Pike, 2004). Dengan demikian pemahaman tentang pasar yang tepat menjadi
pertimbangan penting dalam pengembangan produk pariwisata yang mampu
memberikan manfaat optimal bagi masyarakat lokal.
Berdasarkan data kunjungan wisatawan di kawasan pariwisata Candidasa,
dapat disebutkan bahwa wilayah Eropa dan Asia Pasifik merupakan pasar yang
mendominasi. Jika kemudian dibentangkan menurut kewarganegaraannya, terlihat
dominasi tersebut berasal dari negara Australia, Belanda, Jerman, Indonesia,
Inggris, Kanada, Selandia Baru, Amerika Serikat, Denmark, dan Prancis. Negara-
negara tersebut merupakan top 10 market atau pasar utama bagi kawasan
pariwisata Candidasa. Pasar utama berkontribusi hampir 85% dari keseluruhan
kunjungan ke kawasan ini, sehingga pengaruhnya sangatlah berarti. Selain sebagai
destinasi pasar utama, pengembangan produk di kawasan pariwisata Candidasa
62
perlu juga mempertimbangkan keberadaan pasar potensial. Pasar potensial tidak
ditentukan dari jumlah kunjungan semata, namun lebih pada pertimbangan lama
tinggal dan keterkaitan budaya. Beberapa negara yang dapat digolongkan dalam
pasar potensial untuk kawasan pariwisata Candidasa adalah Swedia, Rusia, dan
India.
Pasar utama dan pasar potensial kawasan pariwisata Candidasa tersebut
memiliki karakteristik yang relatif berbeda. Dalam konteks pengembangan produk
pariwisata berbasis masyarakat lokal, beberapa karakteristik pasar utama maupun
pasar potensial yang dapat dipertimbangkan adalah :
- Cenderung tinggal lama di destinasi; lama tinggal sangat terkait dengan besar
pembelanjaan. Semakin lama tinggal di destinasi, maka semakin besar juga
pembelanjaannya. Pembelanjaan yang besar akan mampu memberikan
pengaruh khususnya terhadap ekonomi masyarakat lokal. Kecenderungan
pasar tinggal lama di kawasan pariwisata Candidasa, baik pasar utama
maupun pasar potensial, salah satunya disebabkan oleh preferensi produk
pariwisatanya yang lebih pada wisata minat khusus pesisir dan budaya
tradisional masyarakat lokal. Pilihan terhadap produk wisata minat khusus ini
dapat ditangkap masyarakat lokal sebagai ekstensifikasi atau diferensiasi
produk pariwisata. Selain itu, selama tinggal di kawasan pariwisata
Candidasa, wisatawan lebih banyak menggunakan fasilitas hotel non-bintang.
Sebelumnya telah diketahui bahwa akomodasi merupakan komponen
pembelanjaan terbesar di kawasan ini. Hal tersebut dapat memberikan
pertimbangkan dalam pemanfaatan tempat tinggal masyarakat lokal sebagai
pemondokan wisata atau homestay.
- Pertumbuhan wisatawan perempuan; meskipun saat ini didominasi oleh
wisatawan laki-laki, namun di kawasan pariwisata Candidasa telah muncul
tren kunjungan oleh kaum perempuan terutama dari pasar utama. Adanya tren
demikian memungkinkan konsolidasi produk pariwisata yang diminati,
seperti pusat rejuvinasi melalui yoga yang telah berkembang saat ini, spa,
kuliner lokal, ataupun wisata belanja kerajinan masyarakat lokal. Konsolidasi
produk pariwisata dimaksudkan untuk mengoptimalisasikan produk
63
pariwisata eksisting dengan pengembangan daya tarik untuk target pasar baru,
yaitu wisatawan perempuan.
- Destinasi para pensiunan; jumlah kunjungan wisatawan lanjut usia (order
retired) cukup berarti bagi kepariwisataan di kawasan pariwisata Candidasa.
Wisatawan lanjut usia umumnya berpasangan, memiliki banyak waktu luang,
mapan finansial, pola perjalanan berulang (repeater), dan sangat tertarik pada
budaya tradisional suatu destinasi. Karakter wisatawan seperti itu mampu
mendiversifikasi atau menciptakan produk pariwisata baru di kawasan
pariwisata Candidasa dengan tema-tema khusus. Produk pariwisata tematis
yang dapat dibangun berupa wisata spiritual, wisata perdesaan, wisata subak
(agrowisata) ataupun juga retirement village.
- Wisatawan nusantara sebagai target pasar yang prospektif; wisatawan
nusantara merupakan pasar besar yang terabaikan keberadaannya. Wisatawan
nusantara yang berkunjung ke kawasan pariwisata Candidasa termasuk dalam
pasar utama. Artinya adalah wisatawan nusantara turut menentukan jumlah
kunjungan secara akumulatif selama ini. Pengabaian terjadi karena pelaku
usaha pariwisata dan bahkan pemerintah terfokus pada upaya menarik
kunjungan wisatawan mancanegara sebagai sumber devisa. Memang secara
perekonomian, pembelanjaan wisatawan nusantara tidak termasuk dalam nilai
ekspor, melainkan sebagai bentuk redistribusi pendapatan. Walaupun
fungsinya demikian, tentu juga tidak boleh diabaikan dalam menggerakan
ekonomi masyarakat di suatu destinasi pariwisata. Lain daripada itu,
pergerakan wisatawan nusantara minimal menimbulkan kekagetan sosial
budaya khususnya bagi masyarakat lokal. Penerimaan wisatawan nusantara
oleh masyarakat lokal tidak membutuhkan adaptasi lama karena relatif
memiliki kesamaan latar sosial budaya.
- Pengembangan jaringan dan moda transportasi lokal; dengan mencermati
pola pembelanjaan wisatawan di kawasan pariwisata Candidasa, terlihat
bahwa transportasi merupakan komponen produk pariwisata berbiaya cukup
besar. Disamping itu, sebagai sebuah ruang dengan fungsi pariwisata,
kawasan pariwisata Candidasa memiliki panjang 24 Km. dan luas 2.400 Ha
64
(Peraturan Daerah Kabupaten Karangasem Nomor 10 Tahun 2012). Dengan
batasan ruang tersebut, tentu sangat dibutuhkan prasarana dan sarana
transportasi yang memadai guna mendapatkan pengalaman menyeluruh
mengenai kawasan pariwisata Candidasa. Pengusahaan jaringan dan moda
transportasi lokal dan unik dapat didorong sebagai salah satu unsur dalam
produk pariwisata berbasis masyarakat lokal.
Ucapan Terima Kasih Terima kasih kepada Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana yang telah memfasilitasi dan memberikan pendanaan pelaksanaan penelitian ini.
Daftar Pustaka Boniface, B., Cooper, C., and Cooper, R., 2012, Worldwide Destinations; the geography of travel and tourism, Routledge, London Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karangasem, 2014, Direktori Kepariwisataan Kabupaten Karangasem Tahun 2013, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karangasem, Amlapura Garrod, B., Wilson, J.C., and Bruce, D.B., 2001, Planning for Marine Ecotourism in the EU Atlantic Area: Good Practice Guidelines, Project Report, University of the West of England, Bristol Gunn, C. A. and Var, T., 2002, Tourism Planning: Basics, Concepts, Cases, Routledge, London. Inskeep, E., 1991, Tourism Planning; An Integrated and Sustainable Development Approach, Van Nostrand Reinhold Murphy, Peter E., 1985, Tourism A Community Approach, Methuen, New York Pemerintah Kabupaten Karangasem, 2012, Peraturan Daerah Kabupaten Karangasem Nomor 10 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Karangasem Nomor 8 Tahun 2003 tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Pariwisata Candidasa, Lembaran Daerah Kabupaten Karangasem Tahun 2012 Nomor 10, Sekretariat Daerah Kabupaten Karangasem, Amlapura Pike, S. 2004. Destination Marketing Organisations. Elsevier. UK Reid, D. G., George, E. W., and Mair, H., 2009, Rural Tourism Development; Localism and Cultural Change, Channel View Publications, UK Singh, S., Timothy, D. J., and Dowling, R. K., 2003, Tourism in Destination Communities, CABI, UK Smith, S. L. J., 1994, The Tourism Product, Annals of Tourism Research, 21: 582-595 Telfer, Richard and Sharpley, David J., 2008, Tourism and Development in the Developing World, Routledge, New York Timothy, Dallen J. and Boyd, Stephen W., 2003, Heritage Tourism, Pearson Education, England
65
b. Poster Senastek 2015 (sudah dilaksanakan)