laporan akhir hibah penelitian dosen muda filemodel econometric dan hasil estimasi 24 bab v...

34
Kode/Nama Bidang Ilmu : 561/Ekonomi Pembangunan LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA PERILAKU PENGUSAHA MIKRO DAN KECIL INDONESIA DALAM MENJALANKAN USAHA: ANALISIS MIKRODATA TIM PENELITI Ketua : I Wayan Sukadana, SE., M.S.E (NIDN: 0023038104) Anggota : Amrita Nugraheni Saraswaty, SE., M.Sc (NIDN: 0007078602) Ni Made Tisnawati, SE.,M.Si (NIDN: 0007067805) JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA November 2015

Upload: vuongdien

Post on 11-Aug-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA fileModel Econometric dan Hasil Estimasi 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27 5.1. Kesimpulan 27 5.2. Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28. iv RINGKASAN

Kode/Nama Bidang Ilmu : 561/Ekonomi Pembangunan

LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA

PERILAKU PENGUSAHA MIKRO DAN KECIL INDONESIA DALAM MENJALANKAN USAHA: ANALISIS MIKRODATA

TIM PENELITI

Ketua : I Wayan Sukadana, SE., M.S.E (NIDN: 0023038104)Anggota : Amrita Nugraheni Saraswaty, SE., M.Sc (NIDN: 0007078602)

Ni Made Tisnawati, SE.,M.Si (NIDN: 0007067805)

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNANFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

November 2015

Page 2: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA fileModel Econometric dan Hasil Estimasi 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27 5.1. Kesimpulan 27 5.2. Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28. iv RINGKASAN

i

Kode/Nama Bidang Ilmu : 561/Ekonomi Pembangunan

LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA

PERILAKU PENGUSAHA MIKRO DAN KECIL INDONESIA DALAM MENJALANKAN USAHA: ANALISIS MIKRODATA

TIM PENELITI

Ketua : I Wayan Sukadana, SE., M.S.E (NIDN: 0023038104)Anggota : Amrita Nugraheni Saraswaty, SE., M.Sc (NIDN: 0007078602)

Ni Made Tisnawati, SE.,M.Si (NIDN: 0007067805)

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNANFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

November 2015

Page 3: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA fileModel Econometric dan Hasil Estimasi 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27 5.1. Kesimpulan 27 5.2. Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28. iv RINGKASAN

ii

HALAMAN PENGESAHANHIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA

Judul Penelitian : Perilaku Pengusaha Mikro Dan Kecil Indonesia Dalam Menjalankan Usaha: Analisis Mikrodata

Bidang Ilmu : Ekonomi PembangunanKetua Penelitia. Nama Lengkap : I Wayan Sukadana, SE., M.S.Eb. NIP/NIDN : 19810323 200812 1 002 / 0023038104c. Pangkat/Gol : Penata Muda Tk. I / IIIbd. Jabatan Fungsional/Struktural : Asisten Ahli e. Pengalaman Penelitian : (Terlampir dalam CV)f. Program Studi/Jurusan : Ekonomi Pembangunang. Fakultas : Ekonomi dan Bisnish. Alamat Rumah/HP : Perum Dalung Permai Blok FF, No. 20, Dalung,

Kuta Utara, Badung / 081338449077i. E-Mail : [email protected] Tim Peneliti : 3 (tiga) OrangPembimbinga. Nama Lengkap : Dr. I Gusti Wayan Murjana Yasa, SE.,MSib. NIP/NIDN : 19570727 198403 1 005 / 0027075708c. Pangkat/Gol : Pembina Tk. I / IVbd. Jabatan Fungsional/Struktural : Lektor Kepala e. Pengalaman Penelitian : (Terlampir dalam CV)f. Program Studi/Jurusan : Ekonomi Pembangunang. Fakultas : Ekonomi dan BisnisLokasi Penelitian : IndonesiaJangka Waktu Penelitian : 1 (Satu) TahunBiaya Penelitian : Rp. 10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah)

Mengetahui Denpasar, 30 November 2015Ketua Jurusan Ketua Peneliti

Ekonomi Pembangunan

Prof. Dr. Made Suyana Utama, SE., MS I Wayan Sukadana, SE., M.S.ENIP: 19540429 198303 1 002 NIP: 19810323 200812 1 002

MengetahuiDekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana

Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, SE., MSNIP: 19610827 198601 1 001

Page 4: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA fileModel Econometric dan Hasil Estimasi 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27 5.1. Kesimpulan 27 5.2. Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28. iv RINGKASAN

iii

DAFTAR ISIHalaman

Halaman Sampul iHalaman Pengesahan iiDaftar Isi iiiRingkasan iv

BAB I PENDAHULUAN 11.1. Latar Belakang 11.2. Tujuan Penelitian 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 32.1. UMK (Usaha Mikro dan Kecil) 32.2. Lembaga Bank dan Lembaga Keuangan

Bukan Bank dalam UMK5

2.3. Preferensi Pembiayaan Usaha 112.4. Model Empiris untuk Perilaku 13

BAB III METODE PENELITIAN 163.1. Lokasi Penelitian 163.2. Data 16

3.2.1. Bentuk Data 163.2.2. Metode Pendataan 16

3.3. Variabel Penelitian 173.3.1. Variabel Terikat 173.3.2. Variabel Bebas (case-specific) 17

3.4. Teknik Analisis Data 18

BAB IV PEMBAHASAN 204.1. Data Deskriptif 204.2. Model Econometric dan Hasil Estimasi 24

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 275.1. Kesimpulan 275.2. Saran 27

DAFTAR PUSTAKA 28

Page 5: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA fileModel Econometric dan Hasil Estimasi 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27 5.1. Kesimpulan 27 5.2. Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28. iv RINGKASAN

iv

RINGKASAN

Berbagai literatur dalam Ekonomi Perilaku menyatakan bahwa seseorang mengalami bias dalam menilai kemampuan dirinya sendiri. Ada kalanya seseorang tersebut merasa overconfidence, dimana perilaku ini dapat mengakibatkan tingginya angka exit pada industri yang berbasis usaha mikro dan kecil. Sedangkan, dilain pihak tidak sedikit pengusaha mikro dan kecil yang mengalami under-confidence. Mereka membuka usaha mikro dan kecil karena mereka merasa kurang percaya diri untuk membuka usaha yang lebih besar, dan meminjam dana dari lembaga keuangan untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Penelitian ini bertujuan melakukan investigasi terhadap perilaku pegusaha dalam menilai kemampuan mereka dalam menjalankan usaha dengan melihat perilaku mereka dalam menggunakan jasa perbankan atau non bank dalam mendukung usahanya, melalui analisa pada data mikro. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datamikro dari Survei Industri Mikro dan Kecil 2013 (Panel) dengan nomor ID 00-IMK-2013-M1-PANEL, dengan jumlah perusahaan adalah sebanyak 72.000 perusahaan. Untuk memperoleh suatu kesimpulan mengenai perilaku pengusaha penelitian ini menggunakan berbagai teknik analisis data. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah; model Probit untuk melakukan estimasi pada kemungkinan profit positif berdasarkan berbagai sumber pinjaman, dan model cencored regression untuk melakukan estimasi atas besaran profit yang diantara berbagai sumber pinjaman yang kemudian dijasikan dasar penilaian overconfidence atau underconfidence individu pengusaha atau rumahtangga tersebut.

Page 6: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA fileModel Econometric dan Hasil Estimasi 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27 5.1. Kesimpulan 27 5.2. Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28. iv RINGKASAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berbagai studi dalam Ekonomi Pembangunan menyatakan bahwa untuk

melakukan proses pembangunan dan mendesain suatu kebijakan diperlukan

pemahaman mengenai prilaku individu yang akan menjadi sasaran kebijakan

pembangunan. Pemahaman yang lebih baik akan mengarah pada diagnose

permasalahan yang lebih baik, dan pada akhirnya solusi atau kebijakan yang

dirancang dapat menjadi lebih tepat sasaran (Datta dan Mullainathan; 2012).

Penelitian dari Tanaka, Camerer, dan Nguyen (2010) menemukan keterkaitan

antara hasil atau capaian pembangunan ekonomi dengan preferensi pelaku ekonomi.

Hasil penelitian ini sekaligus menjawab pertanyaan mendasar dalam ekonomi

pembangunan mengenai hubungan antara capaian pembangunan ekonomi dengan

preferensi pelaku ekonomi. Oleh karena itu identifikasi preferensi pelaku ekonomi

perlu dilakukan untuk memperkuat dasar desain dari sebuah kebijkan.

Khusus mengenai perilaku dalam berusaha, Sukadana dan Saraswaty (2014),

menemukan dari hasil entry game experiment sebagian pengusaha pemula memiliki

perilaku yang risk-averse, yang dapat dikatakan juga memiliki sifat yang cenderung

pesimis, lebih-lebih jika mereka berada pada industri yang terdapat satu atau beberapa

perusahaan yang sudah mapan. Roll (1986), menyatakan perilaku overconfidence

seseorang akan menyebabkan gagalnya usaha, hal ini kemudian diperkuat oleh

Camerer dan Lovallo (1999) melalui lab experiment. Hal tersebut menunjukkan

bahwa perilaku individu, preferensi dan perilaku atas sebuah resiko akan menentukan

bagaimana individu tersebut mengelola usaha yang ditekuninya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) sampai dengan tahun 2012 menunjukkan

bahwa terdapat 56.534.592 unit UMKM di Indonesia, dengan laju pertumbuhan

sebesar 2,41 persen pada tahun 2012. Pertumbuhan UMKM sejak era reformasi

memang memperlihatkan laju yang fluktuatif, namun sejak krisis keuangan tahun

2007 laju pertumbuhan jumlah UMKM terus mengalami penurunan, dan memiliki

kecenderungan untuk terus mengalami penurunan. Sesuai dengan berbagai laporan

makro ekonomi, industri mikro dan kecil mampu menyerap tenaga kerja mencapai

tidak kurang dari 60 persen, yang dikatakan mampu sebagai penyelamat perekonomin

Page 7: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA fileModel Econometric dan Hasil Estimasi 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27 5.1. Kesimpulan 27 5.2. Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28. iv RINGKASAN

2

dikala krisis keuangan melanda. Namun proporsi value-added nasional yang

disumbangkan oleh industry mikro dan kecil ini hanya mencapai 22 persen. Industri

mikro dan kecil sangat berhasil dalam mendukung perbaikan ekonomi terutama dari

sisi penyerapan tenaga kerja, namun untuk peningkatan value-added, industri kecil

masih tertinggal jauh. Permasalahannya bukan hanya dalam ukuran besar atau

kecilnya perusahaan, namun pada kemampuannya dalam meningkatkan value-added.

Peningkatan value-added dapat dilakukan dengan meningkatkan kandungan

teknologi, skil, modal dan ukuran usaha. Namun yang paling penting adalah apakah

pengusaha tersebut memiliki preferensi untuk melakukannya. Perilaku untuk

mengambil resiko, dan kepercayaan diri akan sangat mempengaruhi bagaimana

pengembangan usaha terjadi. Salah satu perilaku yang mencerminkan kepercayaan

diri dalam berusaha adalah perilaku dalam mengambil keputusan mengenai sumber

pembiayaan usaha. Pengusaha yang memiliki kepercayaan diri yang lebih besar

biasanya akan lebih percaya diri untuk mengambil keputusan untuk pembiayaan

usaha dari lembaga keuangan dengan proporsi yang relative besar. Oleh karena itu

penelitian ini akan memfokuskan pada investigasi pada perilaku pengusaha yang

dianalisis melalui preferensinya dalam memilih sumber pembiayaan usaha dan

besaran pembiayaannya dengan menganalisis Survei Industri Mikro dan Kecil 2013

(Panel).

1.2. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang sebelumnya maka tujuan penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Mengestimasi preferensi pengusaha mikro dan kecil dalam memilih sumber

pembiayaan usahanya dari berbagai lembaga keuangan bank maupun bukan bank.

2. Mengestimasi preferensi pengusaha mikro dan kecil dalam memilih besaran

pembiayaan usahanya dari lembaga keuangan bank maupun bukan bank.

Page 8: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA fileModel Econometric dan Hasil Estimasi 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27 5.1. Kesimpulan 27 5.2. Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28. iv RINGKASAN

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. UMK (Usaha Mikro dan Kecil)

Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Kecil,

Mikro dan Menengah, yang dimaksud dengan usaha mikro adalah usaha produktif

milik orang perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha

mikro sebagai mana diatur dalam Undang-Undang ini. Adapun kriteria usaha Mikro

adalah sebagai berikut ini:

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) dan tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga

ratus juta rupiah).

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan atau dijalankan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang usaha yang dimiliki, dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau

usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagai mana disebutkan dalam

Undang-Undang ini. Kriteria dari usaha kecil menurut Undang-Undang Nomor 20

tahun 2008 ini adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) dan itu tidak termasuk tanah dan banguan tempat usaha

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300.000.000 (tiga ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00 (dua miliar lima

ratus juta rupiah).

Berdasarkan Undang-undang nomor. 20 tahun 2008 dalam pasal 6 disebutkan

bahwa Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bertujuan untuk menumbuhkan dan

mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional

berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan. Guna pencapaian tujuan tersebut

usaha Mikro, Kecil dan Menengah ini berlandaskan atas asas kekeluargaan,

demokrasi ekonomi, kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan

lingkungan, kemandirian dan keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi

nasional. Tujuan dari pemberdayaan UMK ini adalah :

Page 9: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA fileModel Econometric dan Hasil Estimasi 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27 5.1. Kesimpulan 27 5.2. Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28. iv RINGKASAN

4

a. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang

dan berkeadilan

b. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan UMK menjadi usaha yang

tanggguh dan mandiri, dalam artian UMK ini diharapkan agar dapat bersaing

dan bertahan di tengah persaingan global dan dapat mewujudkan

kemandiriannya sehingga dapat mendorong peningkatan kesejahteraan

masyarakat.

c. Meningkatkan peran UMK dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan

kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi dan pengentasan rakyat

dari kemiskinan. Maksudnya disini adalah dengan adanya UMK maka akan

terbuka lapangangan pekerjaan sehingga dapat mengurangi pengangguran.

Dengan terserapnya pengangguran ke dalam dunia kerja maka orang tersebut

akan memiliki pendapatan sehingga distribusi pendapatan akan menjadi lebih

merata, sehingga masyarakat dapat terbebas dari belenggu kemiskinan dan

pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut juga akan mengalami peningkatan

dan hal itu juha akan diikuti dengan peningkatan pembangunan daerah

tersebut. Sehingga UMK ini dikatakan memeiliki kontribusi yang sangat besar

terhadap pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah atau suatu negara.

Ketika terjadi krisis multidimensi pada tahun 1997-1998 usaha mikro dan kecil

ternyata mampu mempertahankan kelangsungan hidup dari usahanya, bahkan mampu

memainkan fungsi penyelamatan pada beberapa sub-sektor penyediaan. Adapun

alasan kenapa UMK ini dapat bertahan bahkan meningkat keberadaannya ditengah

terpaan badai krisis multidimensi ini adalah, pertama, sebagian besar UMK

memproduksi barang-barang konsumsi dan jasa-jasa dengan elastisitas permintaan

terhadap pendapatannya rendah. Kedua, sebagian besar UKM menggunakan dana

sendiri, sehingga pada saat terjadinya krisis ekonomi dan terjadi kenaikan suku bunga

tidak berpengaruh terhadap eksistensi UMK. Ketiga, dengan terjadinya krisis yang

berkepanjangan banyak sektor formal yang menghentikan pekerjaannya, dan para

pengangguran tersebut akan memasuki sektor informal dan berkecimpung kedalam

usaha mikro, kecil dan menegah,sehingga kuantitas UMK mengalami peningkatan

(Partomo dan Soejodono, 2004).

UMK merupakan kegiatan usaha yang diharapkan mampu memperluas

lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat

dan dapat berperan dalam poses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat,

Page 10: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA fileModel Econometric dan Hasil Estimasi 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27 5.1. Kesimpulan 27 5.2. Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28. iv RINGKASAN

5

mendorong pertumbuhan ekonomi dan berperan dalam mewujudkan stabilitas

nasional. Selain itu UMK merupakan salah satu dari pilar utama ekonomi nasional,

sehingga perlu mendapat perhatian yang lebih besar, dukungan, perlindungan dan

pengembangan yang seluas-luasnya sebagai wujud nyata keberpihakan yang tegas

kepada kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan peranan Usaha Busar

dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam perjalanannya, meskipun UMK

menunjukan kontribusinya yang besar terhadap perekonomian nasional, namun masih

mengalami berbagai hambatan dan kendala baik secara internal maupun eksternal,

dalam hal produksi, pegolahan, pemasaran, sumber daya manusia (SDM), desain dan

teknologi, permodalan dan iklim usaha.

2.2. Lembaga Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank dalam UMK

Berdasarkan Undang-Undang Nmor 20 Tahun 2008, dalam rangka

meningkatkan sumber pembiayaan UMK, pemerintah melakukan beberapa upaya

yaitu sebagai berikut:

a. Pengembangan sumber pembiayaan dari kredit perbankan dan

lembagakeuangan bukan bank

b. Pengembangan modal ventura

c. Pelembagaan terhadap transaksi anjak piutang

d. Peningkatan kerjasama antara usaha mikro dan usaha kecil melalui koperasi

simpan pinjam dan koperasi jasa keuangan konvensional dan syariah

e. Pengembangan sumber pembiayaan lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

Berikut adalah lembaga-lembaga pembiayaan kredit baik dari perbankan maupun

bukan bank. Untuk bagian pertama akan dibahas mengenai pengertian, perinsip dan

peran bank umum dalam menunjang perkembangan usaha UMK.

1. Bank Umum

Bank Umum adalah bank yang yang melakukan kegiatan usahanya secara

konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (Kasmir, 2013:32). Sifat jasa yang

diberikan adalah umum, dalam artian dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang

ada dengan wilayah operasinya dapat meliputi seluruh wilayah. Sehubungan dengan

berlakunya Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/22/PBI/2012 tentang pemberian

Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis dalam rangka

Page 11: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA fileModel Econometric dan Hasil Estimasi 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27 5.1. Kesimpulan 27 5.2. Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28. iv RINGKASAN

6

Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang diantaranya mengatur

tentang kewajiban Bank umum untuk menyalurkan dananya dalam bentuk kredit atau

pembiayaan UMKM, perluasan bentuk dan penerima bantuan teknis dari Bank

Indonesia, serta pengenaan sanksi apabila Bank Umum tidak mencapai rasio

pemberian kredit atau pembiayaanUMKM yang ditetapkan, maka ketentuan

pelaksanaanya telah diatur dengan tegas. Pokok-pokok pengaturan Surat Edaran

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Secara umum SE ini mengatur tentang:

a. Penyampaian rencana pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM

b. Tata cara perhitungan dan pemantauan atas pencapaian rasio

pemberian kredit atau pembiayaan UMKM termasuk untuk kantor

cabang Bank Asia dan Bank Campuran

c. Pelaksanaan pola kerjasama dalam pemberian Kredit atau Pembiayaan

UMKM

d. Kriteria dan tata cara pengajuan permohonanbantuan teknis Bank

Indonesia

e. Tatacara publikasi atas pencapaian pemberian kredit atau pembiayaan

UMKM

f. Kriteria dan tata cara penilaian dalam jangka pemberian penghargaan

g. Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban pelatihan kepada pelaku

UMKM oleh Bank Umum, apabila Bank Umum tidak mencapai

realisasi kredit/pembiayaan UMKM sesuai rasio yang ditetapkan

h. Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban pelatihan kepada pelaku

UMKM oleh Bank Umum, apabila Bank Umum tidak mencapai

realisasi kredit/pembiayaan UMKM sesuai rasio yang ditetapkan

2. Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban pelatihan kepada pelaku UMKM

oleh Bank Umum, apabila Bank Umum tidak mencapai realisasi kredit atau

pembiayaan UMKM sesuai rasio yang ditetapkan Kewajiban bank untuk

menyusun dan menyampaikan rencana pemberian Kredit atau Pembiayaan

UMKM yang merupakan bagian dari Rencana Bisnis Bank (RBB) dengan

rasio sesuai dengan tahap yang telah ditetapkan, adalah sebagai berikut:

a. tahun 2013 dan 2014: sesuai kemampuan bank umum;

b. tahun 2015: paling rendah 5% (lima persen);

c. tahun 2016: paling rendah 10% (sepuluh persen);

Page 12: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA fileModel Econometric dan Hasil Estimasi 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27 5.1. Kesimpulan 27 5.2. Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28. iv RINGKASAN

7

d. tahun 2017: paling rendah 15% (lima belas persen); dan

e. tahun 2018 dan seterusnya: paling rendah 20% (dua puluh persen).

3. Cara menghitung pencapaian rasio pemberian kredit atau Pembiayaan UMKM

secara gabungan untuk seluruh kantor bank umum di dalam negeri posisi akhir

bulan Desember:

4. Yang dimaksud dengan total Kredit atau Pembiayaan UMKM adalah jumlah

baki debet Kredit atau Pembiayaan UMKM dalam Rupiah dan valuta asing.

5. Pola kerjasama pemberian kredit atau pembiayaan UMKM

a. Dalam pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM, Bank Umum dapat

melakukan kerjasama dengan lembaga keuangan tertentu, yaitu: BPR,

BPRS, dan/atau Lembaga Keuangan Non Bank lainnya. Pengertian

Lembaga Keuangan Non Bank lainnya adalah sebagaimana dimaksud

dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai pedoman

penyusunan laporan bulanan bank umum, yaitu Koperasi Simpan

Pinjam, Baitul Maal Wa Tamwil dan lembaga-lembaga lainnya yang

dapat dipersamakan dengan itu.

b. Kerjasama pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM dapat

dilakukan dengan pola executing, pola channeling, dan pola

pembiayaan bersama (sindikasi). Khusus untuk pola executing, dalam

rangka memastikan penyaluran dana kepada UMKM, Bank Umum

membuat Perjanjian Kerjasama dengan lembaga keuangan dimaksud

dan melaporkan realisasi penyaluran dana pola executing secara

triwulanan kepada Bank Indonesia selambat-lambatnya 10 (sepuluh)

hari kerja setelah triwulan bersangkutan.

6. Ketentuan terkait bantuan teknis Bank Indonesia

a. Bantuan teknis yang diberikan meliputi: penelitian, pelatihan,

penyediaan informasi dan/atau fasilitasi. Dalam SE dijelaskan tujuan,

format, dan topik dari masing-masing kegiatan bantuan teknis,serta

kriteria penerima pelatihan/fasilitasi.

b. Biaya pelaksanaan bantuan teknis

Page 13: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA fileModel Econometric dan Hasil Estimasi 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27 5.1. Kesimpulan 27 5.2. Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28. iv RINGKASAN

8

i. Biaya pelaksanaan bantuan teknis bagi Bank Umum, BPR,

Lembaga Pembiayaan UMKM, Lembaga Penyedia Jasa, dan

UMKM untuk kegiatan penyediaan informasi, pelatihan dan

fasilitasi.

ii. Biaya pelaksanaan bantuan teknis dalam rangka kerjasama

Bank Indonesia dengan kementerian, dinas terkait, lembaga

domestik, atau lembaga internasional diatur sesuai dengan

kesepakatan para pihak.

7. Bank Indonesia mempublikasikan peringkat pencapaian rasio Kredit atau

Pembiayaan UMKM terhadap total Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum

dalam website Bank Indonesia dan secara berkala memberikan penghargaan

kepada Bank Umum yang berhasil menyalurkan Kredit atau Pembiayaan

UMKM yang memenuhi kriteria yang ditetapkan.

8. Pelatihan kepada pelaku UMKM oleh Bank Umum

a. Bank Umum yang tidak mencapai realisasi Kredit atau Pembiayaan

UMKM sesuai rasio yang ditetapkan, wajib menyelenggarakan

pelatihan kepada pelaku UMKM yang tidak sedang dan/atau belum

pernah mendapatkan Kredit atau Pembiayaan UMKM. Kewajiban ini

mulai berlaku untuk pencapaian rasio pemberian Kredit atau

Pembiayaan UMKM pada tahun 2015.

b. Jumlah dana yang dialokasikan dalam rangka pelatihan dimaksud

adalah minimal sebesar 2% (dua persen) yang dihitung dari selisih

antara kewajiban pencapaian rasio Kredit atau Pembiayaan UMKM

dikurangi dengan realisasi pencapaian rasio Kredit atau Pembiayaan

UMKM pada setiap akhir tahun berjalan, dengan jumlah maksimal

Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah).

c. Pelatihan kepada UMKM dilakukan dan dilaporkan kepada Bank

Indonesia paling lambat pada tanggal 30 September.

9. Pengenaan sanksi kepada:

a. Bank Umum yang melanggar ketentuan mengenai pentahapan

pencapaian rasio pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM.

b. Bank Umum yang tidak melaksanakan kewajiban untuk

menyelenggarakan pelatihan kepada pelaku UMKM.

Page 14: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA fileModel Econometric dan Hasil Estimasi 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27 5.1. Kesimpulan 27 5.2. Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28. iv RINGKASAN

9

c. Kantor cabang bank yang berkedudukan di luar negeri dan Bank

Campuran yang memberikan Kredit atau Pembiayaan UMKM melalui

kerjasama pola channeling dan/atau pembiayaan bersama (sindikasi).

10. Surat Edaran Bank Indonesia ini mulai berlaku sejak 29 Agustus 2013.

Dengan dikeluarkannya surat edaran ini maka prosedur dalam hal perolehan

dana untuk usaha rakyat UKM ini akan menjadi lebih sederhana dan mudah, sehingga

keberadaan UMK di masyarakat ini diharapkan akan lebih mampu menciptakan iklim

usaha yang lebih kondusif dan dapat menyerap tenaga kerja yang lebih besar sehingga

pengngguran akan berkurang dan distribusi pendapatan juga akan lebih merata.

Seiring dengan hal tersebut maka diharapkan pertumbuhan ekonomi di wilayah atau

Negara tersebut juga akan meningkat.

2. BPR

BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensioanal atau

berdasarkan prinsipsyariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu

lintas pembayaran (Kasmir, 2013:33). Artinya, jika dibandingkan dengan Bank

Umum kegiatan BPR jauh lebih sempit. BPR adalah lembaga keuamgan mikro yang

paling dekat dengan pihak pengusaha mikro, kecil dan menengahdan memberikan

kontribusi yang sangat besar dalam meklakukan pembiayaan usaha mikro, kecil dan

menengah. Dalam melakukan penyaluran kredit BPR masih mempertimbangkan

produktivitas dalam pembiayaannya, sehingga ada kecenderungan untuk

menggerakan sektor-sektor produktif menjadi lebih baik dibandingkan bank-bank

lainnya.Kecenderungan BPR menyalurkan kreditnya pada pembiayaan modal kerja

dengan mengambil pola waktu yang lebih pendek, sehingga kredit dapat lebih cepat

selesai. Dan untuk kredit investasi, karena jangka waktunya relative panjang BPR

kurang tertarik untuk menyalurkannya (Eka Artika, 2010).

Sesuai dengan karakteristik dan cakupan wilayah kerjanya BPR memiliki peranan

yang besar untuk memjukan ekonomi masyarakat daerah. BPR akan menghimpun

dana dari masyarakat setempt, kemudian dana tersebut akan disalurkan kembali

kepada masyarakat setempat yang membutuhkan dana atau bantuan modal untuk

berbagai keperluan yang secara langsung maupun tidak langsung berdampak pada

peningkatan aktivitas ekonomi, khusunya UMK.

Page 15: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA fileModel Econometric dan Hasil Estimasi 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27 5.1. Kesimpulan 27 5.2. Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28. iv RINGKASAN

10

Lembaga keuangan bukan bank juga memiliki peranan yang sangat penting

dalam menunjang perkembangan usaha UMK beberapa bentuk lembaga keuangan

bukan bank tersebut dijelaskan lebih lanjut berikut ini.

1. Koperasi

Koperasi adalah suatu bentuk badan usaha yang beranggotakan orang atau

badan hukum yang berlandaskan pada asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Kegiatan usaha koperasi adalah penjabaran dari UUD 1945 pasal 33 ayat (1), dimana

disebutkan koperasi berkedudukan sebagai soko guru perekonomian nasional dan

sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem perekonomian nasional.

Sebagai salah satu pelakuekonomi, koperasi merupakan suatu organisasi

ekonomi yang berusaha menggerakan potensi sumber daya ekonomi yang terbatas

dan dalam pengembangan koperasi tersebut haruslah mengutamakan kepentingan

anggota sehingga koperasi diharapkan mampu bekerja secara efisien dan mengikuti

prinsip-prinsip koperasi serta kaidah-kaidah ekonomi yang berlaku di masyarakat.

Keberadaan koperasi ini sangat mendukung keberadaan UMKM. Hal ini karena

koperasi dapat bekerja sama dengan UMKM, yaitu ketika sesorang ingin membuka

usaha dan belum memiliki modal, maka orang tersebut dapat meminjam modal

kepada koperasi.

2. Modal Ventura

Perusahan Modal ventura adalah badan usaha yang melakukan kegiatan

pembiayaan dalam bentuk penyediaan modal ke dalam suatu perusahaan pasangan

perusahaan pada jangka waktu tertentu. Di Indonesia, peran modal ventura dalam

melakukan pembiayaan kepada UMK tidak bisa dilepaskan dari orientasi modal

ventura sebagai lembaga pembiayaan pembangunan(development financing

institusion) yang menerapkan pembiayaan dengan tetap memperhatikan prosedur dan

cara berusaha yang sehat. Peran lain dari perusahaan modal ventura ini adalah

membina UKM yang belum menjadi Bankable atau belum layak mendapat kredit.

3. Anjak Piutanag

Perusahaan anjak piutang dapat didefinisikan seabagai suatu kontrak dimana

perusahaan anjak piutang akan menyediakan jasa seperti jasa pembiayaan, jasa

pembukuan, jasa penagihan piutang dan jasa perlindungan terhadap resiko kredit dan

untuk itu klien berkewajiban secara terus menerus menjual atau menjaminkan piutang

Page 16: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA fileModel Econometric dan Hasil Estimasi 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27 5.1. Kesimpulan 27 5.2. Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28. iv RINGKASAN

11

yang berassal dari penjualan barang-barang atau pemberian jasa-jasa kepada

perusahaan anjak piutang. Anjak piutang adalah salah satu lembaga keuangan

alternative permodalan bagi UMK di Indonesia. Dalam perusahaan anjak piutang

ditawarkan pembiayaan jangka pendekyang diperoleh dari pengalihan perusahaan atas

piutang debitur kepada perusahaan anjak piutang. Sehingga dengan demikian UMK

dapat mengetahuiaspek mekanisme transaksi anjak piutang.

Manfaat mekanisme anjak piutang adalah dapat memanfaatkan piutang usaha

(account receivables) untuk memperoleh fasilitas pembiayaan dari perusahaan anjak

piutang, dimana dana yang diperoleh dapat berguna untuk mengatasi cashflow

mismatch karena membesarnya kebutuhan modal kerja. Permodalan dengan anjak

piutang juga dapat meningkatkan efisiensi dalam penagihan dan administrasi piutang

karena perusahaan anjak piutang juga melayani credit management. Dengan anjak

piutang UMK tidak hanya dapat permodalan dari penjualan piutangnya tetapi juga

mendapat factoring yang dapat digunakan untuk transaksi ekpor dan impor tanpa

enggunakan L/C, sehingga UMK dapat memperluas pangsa pasarnya hingga ke dunia

internasional.

2.3. Preferensi Pembiayaan Usaha

Pilihan pengusaha UMK terhadap sumber pembiayaan usahanya dapat dijadikan

signaling mengenai perilaku dalam mengembangkan usahanya, sehingga untuk

mengetahui prilaku tersebut penelitian ini melakukan screening terhadap berbagai

macam jenis pembiayaan kredit dari lembaga keuangan bank dan non-bank bagi

UMK1. Sehingga pada akhirnya dapat ditarik sebuah kesimpulan mengenai apakah

pengusaha tersebut memiliki perilaku yang percaya diri, overconfidence, atau pesimis

dalam melakukan usahanya.

Dalam menjalankan usahanya wirausaha memiliki alternatif untuk membiayai

usahanya melalui pinjaman kredit atau tanpa pinjaman. Jika wirausaha memilih untuk

melalukan pinjaman maka wirausaha tersebut akan menentukan besaran kredit atau

pinjaman yang akan dilakukan. Hal ini dapat menunjukkan prilaku keseriusan dalam

menjalankan usahanya, atau kepercayaan diri dalam mengembangkan usahanya.

Besaran pinjaman akan disesuaikan dengan keperluan usaha dan besaran jaminan

yang dimiliki. Setelah menentukan besaran yang dikehendaki yang disesuaikan

1 Lebih lengkap mengenai signaling dan screening dapat dilihat pada buku teks standar microeconomics seperti MasCollel et.al (1995).

Page 17: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA fileModel Econometric dan Hasil Estimasi 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27 5.1. Kesimpulan 27 5.2. Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28. iv RINGKASAN

12

dengan kebutuhan dan jaminan, maka akan diputuskan lembaga mana yang akan

dituju untuk memperoleh pinjaman tersebut. Berikut adalah gambar diagram

keputusan wirausaha dalam memilih alternatif pembiayaan usaha.

Gambar 2.1. Alternatif Keputusan Wirausaha dalam Pembiayaan Usahanya

Sumber: Rustariyuni dan Sukadana (2010)

Gambar 2.1 juga menunjukkan jika wirausaha memutuskan untuk tidak menggunakan

kredit maka implikasi selanjutnya adalah, apakah wirausaha tersebut selamanya tidak

akan menggunakan kredit, atau akan menggunakan suatu saat nanti. Segala informasi

tersebut, termasuk informasi mengenai keputusan untuk tidak menggunakan kredit

juga mengandung informasi yang terselubung yang akan diungkap dan dijadikan

dasar dalam menganalisis perilaku pengusaha UMK.

Keputusan untuk menggunakan pembiayaan usaha melalui kredit, akan

berimplikasi pada keputusan untuk menentukan jumlah besaran pinjaman. Keputusan

ini adalah merupakan keputusan yang simultan dilakukan wirausaha, bukan

sequential. Setah keputusan tersebut dibuat maka akan dipilih lembaga mana yang

akan dituju. Pada tahapan ini keputusan dibuat dengan berdasarkan pada preferensi

dari pengusaha itu sendiri. Seperti banyak diungkapkan pada berbagai literatur

Ekonomi Perilaku, Just (2014) misalnya, yang menyatakan bahwa, oleh karena

keterbatasan kognitif, individu seringkali salah dalam membuat keputusan. Perilaku

yang overconfidence misalnya, seperti yang di ungkap oleh Camerer dan Lovallo

Page 18: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA fileModel Econometric dan Hasil Estimasi 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27 5.1. Kesimpulan 27 5.2. Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28. iv RINGKASAN

13

(1999) yang mencoba memberi alasan mengenai penyebab besarnya proporsi usaha

yang bangkrut (exit) pada kurun waktu 1963-1982 di Amerika Serikat.

Teori contestable market juga menyatakan bahwa entry dan exit terjadi secara

bersamaan dalam jumlah yang besar dan dengan ukuran perusahaan yang kecil-kecil.

Hal ini menyatakan bahwa pada usaha mikro dan kecil terjadi persaingan usaha yang

cenderung sangat ketat, yang menyebabkan fenomena usaha yang tumbuh dan mati

menjadi pemandangan yang lumrah dalam usaha mikro dan kecil. Peran perilaku

dalam menjalankan usaha sangat berperan dalam hal ini. Bias terhadap penilaian

mengenai kemampuan diri sendiri akan berujung pada kurang sempurnanya kegiatan

usaha. Jika terjadi overconvidence maka akan menyebabkan terjadinya exit,

sebaliknya jika pesimis, akan menyebabkan rendahnya value added yang dihasilkan

UMK akan menjadi berkelanjutan.

2.4. Model Empiris untuk Perilaku

Publikasi data mikro oleh BPS melaui Pusat Katalog Data Mikro sangat

membantu tersedianya data pada level individu yang merupakan fokus analisa

microeconometrics2. Microeconometrics memiliki beberapa aspek yang sangat

cocok untuk analisa studi-studi perilaku. Beberapa literature yang khusus

membahas mengenai studi Limited Dependent Variables dan Qualitative

Dependent Variables (Maddala 1983, atau Train 2009).

Model-model yang termasuk dalam kajian Microeconometrics antara lain

adalah model-model dengan menggunakan data kontinu yang “censored” dan

“truncated”. Hausman dan Weis (1976) menggunakan model dengan data

“truncated” untuk menganalisa penghasilan masyarakat (rumah tangga miskin)

dalam eksprerimen negative-income tax. Sedangkan model dengan menggunakan

data “censored” adalah model yang dikembangkan oleh Heckman (1974) yang

dikenal juga dengan nama Heckit. Model ini menganalisa mengenai perilaku

penawaran tenaga kerja.

Sedangkan model-model yang menggunakan data diskret dalam

microeconometrics antara lain adalah Probit, Logit, dan model probabilistic-

choice. McFadden (1973 dan 1974), mengembangkan model probabilistic-

2 Akses data mikro BPS dapat dilakukan melalui : http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php/catalog situs ini menyediakan data-data mikro seperti, data sessus penduduk, sensus pertanian, survey UMK, dan lain sebagainya, yang sangat menunjang perkembangan microeconometrics.

Page 19: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA fileModel Econometric dan Hasil Estimasi 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27 5.1. Kesimpulan 27 5.2. Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28. iv RINGKASAN

14

choice yang dikenal dengan model McFadden’s Conditional Logit, yang digunakan

untuk menganalisa pilihan diskret permintaan jasa (transportasi) perjalanan di

perkotaan. Model ini juga dapat digunakan untuk menganalisa pilihan

masyarakat atas jasa kredit usaha kecil seperti yang dilakukan oleh Rustariyuni

dan Sukadana (2010).

Bidang kajian ekonomi pembangunan sekarang ini sedang diarahkan

menuju analisa yang lebih menekankan pada bagaimana menangkap perilaku

masyarakat pada tinggkat individu. Analisa ini ditujukan untuk menjaring

perilaku yang tepat yang dapat dijadikan dasar acuan kebijakan aksi yang lebih

mencerminkan kebutuhan masyarakat. Sehingga pada akhirnya kebijakan yang

dibuat tersebut mengena terhadap sasarannya. Berdasarkan karakteristiknya

yang menggunakan data survey dengan agregasi yang sangat rendah dan

tersedianya model-model yang dapat menganalisa perilaku agen-agen ekonomi

dalam membuat keputusan berdasarkan berbagai pilihan yang ada maka

microeconometrics sangat berperan besar dalam analisa ekonomi pembangunan.

Angrist dan Pischke (2008) menyatakan bahwa pada era yang memiliki

paradigma eksperimen sekarang ini, teknik yang sering digunakan untuk

mencari jawaban-jawaban pertanyaan hubungan kausal adalah; linier regression

untuk statistical control, metode Instrumental Variables (IV) untuk analisis dana

natural experiments, dan metode differences-in-differences (DID) untuk

menganalisa dampak dari kebijakan. Metode-metode dasar ini dianggap cukup

mampu untuk membuat data “berbicara” mengenai apa yang terjadi pada

kehidupan social ekonomi masyarakat. Hal ini juga mengisyaratkan kepada para

mahasiswa atau peneliti dibidang ekonomi bahwa yang terpenting adalah hasil

dari analisis ekonometrika dapat diaplikasikan sebagai sebuah kebijakan yang

dapat direalisasikan, baik sebagai sebuah pilot project (eksperimen) atau

kebijakan yang lebih luas oleh pemerintah.

Microeconometrics yang memfokuskan diri pada analisa data-data pada tingkat

individu juga harus diperkaya dengan variable-variabel kebijakan. Experimental

economics yang banyak menganalisa dan menemukan kebijakan-kebijakan yang tepat

untuk penanggulangan kemiskinan, permasalahan UMK, pertumbuhan ekonomi dan

lain sebagainya dapat dijadikan sebagai pokok permasalahan dalam analisa

microeconometrics. Cameron dan Trivedi (2005) menyatakan bahwa

Page 20: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA fileModel Econometric dan Hasil Estimasi 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27 5.1. Kesimpulan 27 5.2. Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28. iv RINGKASAN

15

microeconometrics akan menjadi lebih menarik dan berguna dengan adanya data-data

dari social experiments atau natural experiments.

Page 21: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA fileModel Econometric dan Hasil Estimasi 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27 5.1. Kesimpulan 27 5.2. Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28. iv RINGKASAN

16

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini menggunakan data datamikro dari Survei Industri Mikro dan

Kecil 2013 yang merekam data pengusaha mikro dan kecil di seluruh Indonesia. Oleh

karena itu lokasi penelitian adalah di Indonesia. Lokasi ini dipilih karena penelitian

ini ingin memberikan suatu kontribusi dalam peningkatan perumbuhan baik dari sisi

ketahanan maupun value added UMK di Indonesia. Mengingat penelitian ini adalah

bertujuan untuk memberikan kontribusi pada analisis perilaku pengusaha yang dapat

dijadikan dasar dalam pembentukan kebijakan pada nantinnya, dan sebagaimana kita

ketahui bahwa kebijakan UMK dan kebijakan yang berkaitan dengan lembaga

pembiayaan (bank maupun non-bank) adalah merupakan kebijakan nasional, maka

diperlukanlah analisis yang memiliki tingkat nasional pula.

3.2. Data

3.2.1. Bentuk Data

Penelitian ini menggunakan datamikro dari Survei Industri Mikro dan Kecil

2013 (Panel) dengan nomor ID 00-IMK-2013-M1-PANEL. Data ini dikumpulkan

dari seluruh Indonesia dengan jumlah blok sensus terpilih sebanyak 12.000 blok

sensus. Data ini mencakup 72.000 perusahaan/usaha mikro dan kecil, yang terbagi

menjadi empat triwulan untuk setiap triwulan terdiri dari 9000 perusahaan/usaha,

sedangkan sisanya sebesar 36.000 perusahaan/usaha dicacah pada Triwulan II 2013

tahap II.

3.2.2. Metode Pendataan

Kerangka sampel yang digunakan ada 2 jenis, yaitu kerangka sampel untuk

pemilihan blok sensus dan kerangka sampel untuk pemilihan usaha. Kerangka sampel

blok sensus yang digunakan adalah daftar blok sensus yang dilengkapi dengan

informasi jumlah usaha Industri Mikro dan Kecil (IMK) hasil pencacahan Sensus

Ekonomi 2006 (SE06). Kerangka sampel usaha adalah daftar usaha hasil pendaftaran

survei IMK 2013. Kerangka sampel usaha ini dibedakan menurut usaha industri kecil

dan usaha industri mikro.

Page 22: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA fileModel Econometric dan Hasil Estimasi 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27 5.1. Kesimpulan 27 5.2. Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28. iv RINGKASAN

17

Tahap pertama, adalah memilih sejumlah blok sensus pada setiap strata secara

PPS (Probability Proportional to Size) dengan size banyaknya IMK hasil listing

Survei IMK2012. Penarikan sampel blok sensus antar strata dilakukan secara

independent. Kerangka sampel yang digunakan yaitu daftar blok sensus hasil re-

stratifikasi dalam satu provinsiTahap kedua, dari kerangka sampel usaha, seluruh

industri kecil dipilih sebagai sampel, dan dilakukan pemilihan sejumlah industri

mikro dari hasil pendaftaran IMK secara sistematik linier untuk setiap jenis usaha

sesuai KBLI pada blok sensus terpilih. Bila jumlah industri kecil dalam suatu provinsi

melebihi target sampel usaha IMK, maka harus dilakukan pemilihan sampel untuk

industri kecil.

3.3. Variabel Penelitian

Terdapat 2 jenis variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel terikat dan

variabel bebas. Oleh karena terdapat 2 model yang akan digunakan, maka

variabel bebas dalam penelitian ini terdapat dua variabel dan 7 variabel bebas

pokok yang bersifat case-specific. Variabel bebas pokok yang bersifat case-

specific ini dapat ditransformasi dalam bentuk log normal atau diinteraksikan

dengan variabel lainnya sesuai dengan kebutuhan spesifikasi model. Pada

umumnya variabel terikat maupun variabel bebas, baik yang bersifat case-

specific maupun alternative-specific dapat ditransformasi dan dimodifikasi serta

dimanipulasi sesuai dengan kebutuhan spesifikasi model. Berikut adalah tabel

variabel yang digunakan beserta dengan definisi operasional variabel dan

keterangan untuk variabel yang bersangkutan.

3.3.1. Variabel Terikat

Berikut adalah tabel variabel terikat, beserta dengan definisi operasional

variabel dan keterangan untuk variabel yang bersangkutan.

Tabel 3.1. Variabel TerikatNo Variabel Definisi Keterangan1 Profit positif NIlai profit usaha

rumahtangga;1 = Profit Positif0 = Lainnya

Variabel terikat untuk model Probit

2 Ln(Profit) Logaritma natural profit positif dari usaha rumahtangga

Variabel terikat untuk model tobit

3.2.2. Variabel Bebas (case-specific)

Page 23: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA fileModel Econometric dan Hasil Estimasi 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27 5.1. Kesimpulan 27 5.2. Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28. iv RINGKASAN

18

Berikut adalah tabel variabel bebas yang bersifat case-specific, beserta

dengan definisi operasional variabel, beserta keterangan mengenai tanda yang

diharapkan dari hasil estimasi, baik untuk model Probit maupun Tobit.

Tabel 3.2. Variabel Bebas (case-specific) No Variabel Definisi Tanda yang

diharapkan1 DBank Dummy variabel untuk rumahtangga yang

menggunakan pembiayaaan usaha dari lembaga perbankan1= ya0= lainnyaRumahtannga yang menggunakan pembiayaan ini dianggap memiliki kepercayaan diri yang proporsional dan terukur (lembaga perbankan yang “mengukurnya”)

Positif

2 Dnon-bank Dummy variabel untuk rumahtangga yang menggunakan pembiayaaan usaha dari lembaga non-bank1= ya0= lainnya

Positif

3 Dpnpm Dummy variabel untuk rumahtangga yang menggunakan pembiayaaan usaha dari lembaga PNPM1= ya0= lainnya

Positif

4 Type1 Rumahtangga type 1 (4 rumahtangga), rumahtangga dari pimpinan masyarakat yang mana berjenis kelamin perempuan

Positif

5 Type2 Rumahtangga type 2 (32 rumahtangga), rumahtangga miskin dengan kepala keluarga perempuan (PEKKA)

Positif

6 Type3 Rumahtangga type 3, rumahtangga miskin dengan kepala keluarga laki-laki (non PEKKA)

Positif

7 Type4 Rumahtangga type 4, rumahtangga tidak miskin dengan kepala keluarga perempuan (PEKKA)

Positif

3.4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

model Probit dan Censored Regression atau yang dikenal juga dengan nama Tobit.

Berikut adalah masing-masing uraian mengenai teknik analisis data tersebut.

1. Model Probit

Dengan menggunakan model Probit dan Logit (yes and no dependence

variable), yaitu untuk mengetahui apakah responden menikmati profit positif

atau tidak dari alternative pilihan pembiayaan usaha. Usaha rumahtangga dapat

mengalami untung atau rugi yang ditentukan oleh berbagai karakteristik dan

yang utama adalah kepercayaan diri dari rumahtangga tersebut, dimana dalam

Page 24: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA fileModel Econometric dan Hasil Estimasi 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27 5.1. Kesimpulan 27 5.2. Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28. iv RINGKASAN

19

kenyataan hal tersebut tidak dapat diobservasi sehingga dicarikan proxy yaitu

pembiayaan dari pihak lain. Hipotesa yang ingin diungkap dalam model ini

adalah probabilities wirausaha menikmati profit positif given karakteristik yang

ada, atau kecenderungan (propensity) untuk menghasilkan profit positif dalam

menjalankan usaha. Oleh karena propensity adalah utilitas maka hal ini tidak

terobservasi, sehingga dapat diasumsikan adanya latent variable (lihat Kennedy

[2008] untuk lebih jelas mengenai "propensity to ......" sebagai latent variable).

Dengan mengikuti Maddala [1983], Wooldridge [2002], maka analisa probit

mengasumsikan latent variable y* yang didefinisikan sebagai

y* = x' + u (3.1)

dimana x adalah K x 1 vektor regresor (karakteristik wirausaha), adalah K x 1

vektor parameter yang akan diestimasi, dan u adalah error term. Sedangkan y*

adalah unobserved, tetapi dapat didifinisikan sebagai variabel dummy sebagai

berikut

y = 1 jika y* > 0y = 0 lainnya (3.2)

Dengan hubungan (3.1) dan (3.2) kita peroleh

Pr(y = 1) = Pr(x' + u > 0)= Pr(u > −x')= 1− F(−x') (3.3)

dimana F(⋅) adalah cumulative distribution function (c.d.f) untuk u. Fungsi ini

melahirkan probit model jika u terdistribusi secara normal, dan logit model jika

u berdistribusi logistik.

2. Model Tobit

Teknik yang digunakan untuk mengestimasi preferensi pengusaha mikro dan

kecil dalam memilih besaran pembiayaan usahanya dari lembaga keuangan bank

maupun bukan bank, adalah dengan menggunakan model Tobit. Model censored

data (Tobit model), menggunakan jumlah kredit yang diperoleh dari lembaga

keuangan (dimana yang tidak menggunakan = 0) sebagai variabel dependent.

Dalam model ini akan dianalisa mengenai besaran kredit yang diterima oleh

pengusaha UMK. Seting pertama dalam model ini adalah menentukan dimana

data ter-cencored, dalam hal ini, pertama ditentukan bahwa data ter-cencored di

0, L = 0 (untuk wirausaha yang tidak menggunakan kredit). Namun dalam

Page 25: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA fileModel Econometric dan Hasil Estimasi 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27 5.1. Kesimpulan 27 5.2. Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28. iv RINGKASAN

20

kenyataan pengajuan kredit memiliki nilai minimum dan maksimum. Secara

umum seting untuk model III adalah sebagai berikut;

(3.5)

Kemungkinan observasi mengalami cencored adalah Pr(y* L) = Pr(xi’ + u L)

= {(L - xi’)/}, dimana () adalah standard normal c.d.f. Untuk kasus adanya

nilai minimum dam maksimum dalam pengajuan kredit akan coba dijelaskan

dengan menggunakan model two-limit tobit.

Page 26: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA fileModel Econometric dan Hasil Estimasi 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27 5.1. Kesimpulan 27 5.2. Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28. iv RINGKASAN

21

BAB IVPEMBAHASAN

4.1. Data Deskriptif

Alternatif data yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah data dari

SPRT 2011 yang tersedia pada microdata.worldbank.org. Data ini dipandang

memiliki kesesuaian dengan data BPS namun memiliki cakupan yang lebih luas

yaitu rumahtangga. Berbeda dengan data BPS yang hanya mengenai data UMKM

data dari SPRT 2011 mencakup juga isu kemiskinan dengan memasukkan

karakteristik rumahtangga miskin dan khususnya rumahtangga miskin dengan

kepala keluarga perempuan. Sumber lembaga keuangan yang terrekam dalam

data SPRT2011 juga lebih luas yaitu dengan dimasukkannya lembaga PNPM

sebagai salah satu sumber pinjaman usaha rumahtangga.

Berdasarkan data SPRT 2011 yang dapat diakses melalui Worldbank

Microdata terdapat 2400 rumah tangga yang dijadikan dasar analisis. Data yang

digunakan adalah data yang berdasarkan Buku 3, yaitu mengenai kondisi

ekonomi rumah tangga. Oleh karena terdapat beberapa rumah tangga yang

memiliki pengasilah yang sangat besar maka hal ini dinggap sebagai outlier

sehingga total data yang akan digunakan dalam analisis adalah sebanyak 2391

Rumah tagga. Pendapatan rumah tangga, yang diperoleh dari, usaha tani maupun

usaha non-tani, ditampilkan dalam bentuk lognormal. Data deskriptif mengenai

pendapatan keluarga ditampilkan pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1. Data Deskriptif Pendapatan Rumahtangga Sampel

Tabel 4.1 menunjukkan rata-rata pendapatan rumahtangga baik yang berasal

dari usaha tani, non-tani ataupun keduanya adalah sebesar, Rp. 10.500.000,-

Kegiatan ekonomi Rumahtangga sampel berasal dari usaha tani, non-tani

ataupun keduanya. Terdapat 555 rumahtagga yang menggunakan pinjaman

dalam membiayaai kegiatannya tersebut, seperti yang ditunjukkan pada Tabel

4.2 berikut.

Page 27: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA fileModel Econometric dan Hasil Estimasi 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27 5.1. Kesimpulan 27 5.2. Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28. iv RINGKASAN

22

Tabel 4.2. Jumlah Rumahtangga yang Menggunakan Pinjaman Untuk Usaha

Pinjaman Freq. Percent Cum.Tidak 1836 76.79 76.79Ya 555 23.21 100Total 2391 100

Rumahtangga sebanyak 555 rumahtangga yang menggunakan pinjaman

sebagai sumber pembiayaan usahanya tersebut terdiri dari 151 rumahtangga

usaha tani, 139 usaha nontani dan 265 menjalankan kedua usaha tersebut. Tabel

4.3 menunjukkan jumlah rumahtangga yang menggunakan pinjaman sesuai

dengan jenis usaha utama rumahtangga tersebut.

Tabel 4.3. Deskripsi Jumlah Rumahtangga yang Menggunakan Pinjaman Sesuai Dengan Usaha Utama yang Dijalankannya

Tani dan Non-taniPinjaman Tidak Ya Total

Tidak 1,012 824 1,836Ya 290 265 555

Total 1,302 1,089 2,391

Hanya Usaha TaniPinjaman Tidak Ya Total

Tidak 1,093 743 1,836Ya 404 151 555Total 1,497 894 2,391

Hanya Usaha Non-TaniPinjaman Tidak Ya Total

Tidak 1,567 269 1,836Ya 416 139 555Total 1,983 408 2,391

Tabel 4.3 menunjukkan sebagain besar rumahtangga yang menggunakan

pembiayaan usaha dari pinjaman adalah mereka yang menjalankan dua jenis

usaha, yaitu usaha tani dan non tani. Usaha Tani dan Non-tani yang dijalankan

Page 28: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA fileModel Econometric dan Hasil Estimasi 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27 5.1. Kesimpulan 27 5.2. Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28. iv RINGKASAN

23

oleh 265 rumahtangga ini adalah usaha yang mengarah ke usaha dengan skala

usaha yang lebih besar. Secara umum, rumahtangga yang menggunakan

penjaman sebagi salah satu sumber pembiayaan usahanya adalah rumahtangga

yang menjalankan usaha secara professional bukan sebagai usaha subsistem.

Berdasarkan data dari Tabel 4.2 dan 4.3 juga terlihat bahwa 555 rumah

tangga yang menggunakan pinjaman memiliki kecenderungan untuk memiliki

kepercayaan diri yang lebih tinggi dalam menjalankan usaha mereka. Namun

kepercayaan diri ini masih perlu dikaji lebih lanjut apakah kepercayaan diri ini

mengakibatkan kerugian (kebangkrutan) atau malahan menghasilkan

pendapatan yang lebih tinggi. Tabel 4.4, menunjukkan sumber pinjaman dan

jumlah rumahtangga yang menggunakan sumber tersebut.

Tabel 4.4. Sumber Pinjaman dan Jumlah Rumahtangga yang Menggunakannya

Sumber Pinjaman Jumlah RumahtangaBank 159Non-Bank 144Pegadaian 7PNPM 82Majikan 37Rentenir 16Keluarga 165Klp Masy 62Pembelian dengan Kredit 22

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sumber yang palingbanyak dituju oleh

rumahtangga adalah keluarga. Hal ini menunjukkan selain kepercayaan diri,

budaya kekerabatan dan ikatan keluarga terutama antara orang tua dan anak

masih menjadi hal penting dalam pembiayaan usaha, terutama usaha yang

berbasis pertanian dan UMKM non-tani. Pilihan berikutnya setelah keluarga

adalh tentunya lembaga Bank dan Non-bank seperti koperasi. Pilihan Bank dan

Non-bank akan memperlihatkan bahwa rumahtangga memang memiliki

kepercayaan diri dan skill yang cukup dalam mengelola usahanya, sehingga bank

dan non-bank mengabulkan permohonan pinjamannya.

Penilaian dari lembaga bank dan non-bank dapat dipandang lebih

professional dalam memberikan penilaian tentang rencana usaha ketimbang

Page 29: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA fileModel Econometric dan Hasil Estimasi 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27 5.1. Kesimpulan 27 5.2. Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28. iv RINGKASAN

24

lembaga lainnya sehingga rumahtangga yang menggunakan sumber pinjaman

dari Bank dan Non-bank dipandang memiliki kepercayaan diri yang

proporsioanal. Sedangkan rumahtangga yang memiliki kepercayaan yang terlalu

bersar (overconfidence) dapat dicerminkan oleh mereka yang meminjam dari

pihak rentenir. Sedangkan rumahtangga yang memiliki kepercayaan diri yang

lebih rendah akan mengandalkan pinjaman dari kelompok masyarakat dan

program PNPM.

4.2. Model Econometric dan Hasil Estimasi

Model ekonometrik yang digunakan untuk melakukan analisis adalah Two

Part Model, dimana terdiri dari model probit untuk analisis bagian pertama yang

kemudian dilanjutkan dengan analisis censored regression pada bagian kedua.

Tabel 4.5, berikut adalah hasil estimasi bagian 1 dengan metode Probit.

Tabel 4.5. Regressi Bagian 1

Pada regressi bagian 1, terlihat bahwa rumahtangga yang menggunakan

pinjaman, yang dalam hal ini dispesifikkan pada pinjaman dari bank, non-bank

dan PNMP signifikan menghasilkan profit. Hal ini menunjukkan bahwa

kepercayaan diri dari rumahtangga untuk berusaha yang kemudian mengajukan

tambahan pembiayaan melalui pinjaman memang merupakan kepercayaan diri

yang didukung dengan skill dan kemampuan.

Regressi bagian 1 dilanjutkan dengan regressi bagian 2 untuk melihat

perbedaan besaran profit yang dihasilkan rumahtangga berdasarkan sumber

pembiayaannya. Hasil regressi bagian 2 ditampilkan pada Tabel 4.6, berikut.

Page 30: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA fileModel Econometric dan Hasil Estimasi 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27 5.1. Kesimpulan 27 5.2. Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28. iv RINGKASAN

25

Tabel 4.6. Regressi Bagian 2

Regressi bagian 2 berbeda dengan bagian 1, dimana jumlah sampel yang

digunakan menjadi lebih sedikit yaitu sebanyak 1707 sampel, yang merupakan

rumahtangga yang menerima profit yang positif. Regressi bagian 2 ini ditujukan

untuk mengetahui seberapa besar perbedaan pendapatan rumahtangga yang

menggunakan pinjaman dari bank, non-bank dan PNPM. Variabel control untuk

perbedaan profit dari usaha rumahtangga adalah karakteristik penggolongan

rumah tangga yaitu rumah tangga type 1 sampai type 4, dengan rumahtangga

type 5 sebagai benchmark.

Hasil regressi bagian 2 seperti yang ditampilkan pada Tabel 4.6,

menunjukkan rumahtangga yang menjalankan usaha dengan pinjaman dana dari

bank memiliki profit yang 96,80 persen lebih tinggi dibandingkan dengan

rumahtangga yang menjalankan usahanya tanpa pinjaman atau menggunakan

pinjaman lainnya. Kemudian rumahtanga dengan sumber pinjaman dari non-

Page 31: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA fileModel Econometric dan Hasil Estimasi 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27 5.1. Kesimpulan 27 5.2. Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28. iv RINGKASAN

26

bank sebesar 66,18 persen lebih tinggi dari rumahtangga yang menjalankan

usahanya tanpa pinjaman atau menggunakan pinjaman lainnya. Hal ini

menunjukkan bahwa rumahtangga yang menggunakan pinjaman dari lembaga

bank atau non-bank memang memiliki kepercayaan diri yang didasari oleh

penguasaaan terhadap usaha yang mereka tekuni.

Page 32: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA fileModel Econometric dan Hasil Estimasi 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27 5.1. Kesimpulan 27 5.2. Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28. iv RINGKASAN

27

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pada bagian sebelumnya maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan:

1. Kepercayaan diri dalam menjalankan usaha sangatlan diperlukan, namun

kepercayaan diri tersebut haruslah terukur.

2. Cara terbaik, berdasarkan hasil penelitian, untuk membatasi prilaku percaya diri

yang berlebih-lebihan yang dapat mengakibatkan kegagalan dalam berusaha

adalah dengan menyediakan lembaga pengontrol yang kredibel.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lembaga bank dan non-bank dengan

orientasi bisnisnya mampu untuk menyaring prilaku berusaha yang memiliki

kepercayaan diri berlebihan.

4. Instrumen yang digunakan oleh lembaga bank atau non-bank adalah melalui

penyaluran kredit, dimana dalam setiap persetujuan kredit maka terlebih dahulu

didahului oleh adanya penilaian kelayakan usaha.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terdapat tiga saran kebijakan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yaitu

1. Pertama, proses pemberian bantuan pinjaman langsung atau melalui lembaga

yang tidak (belum) professional diharapkan dievaluasi, PNPM misalnya.

2. Kedua, penyaluran pinjaman untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

sebaiknya dilakukan melalui lembaga yang memiliki kompetensi untuk menilai

kelayakan sebuah usaha, lembaga Perbankan misalnya.

3. Ketiga, solusi bagi jaminan yang biasanya disyaratkan oleh lembaga perbankan

adalah dengan memperkuat permodalan Jaminan Kredit Daerah (Jamkrida), yang

merupakan variabel kebijakan langsung pemerintah.

Page 33: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA fileModel Econometric dan Hasil Estimasi 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27 5.1. Kesimpulan 27 5.2. Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28. iv RINGKASAN

28

DAFTAR PUSTAKA

Angrist, J. D., dan J-S. Pischke (2008), Mostly Harmless Econometrics: An Empiricist’s Companion. Princeton and Oxford: Princeton University Press.

Artika, Eka. (2010). Peranan bank Perkreditan Rakyat (BPR) dalam menggerakan kegiatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Nusa Tenggara Barat. Media Informasi Universitas Islam Al-Azhar, AVESINA, Vol. 2 No. 2

Camerer, Colin F., and Dan Lovallo (1999). "Overconfidence and Excess Entry: An Experimental Approach," American Economic Review, 89; 306-318.

Cameron, A. C., dan P. K. Trivedi. (2009). Microeconometrics Methods and Applications. Cambridge; Cambridge University Press

Datta, Saugato and Sendhil Mullainathan (2012). “Behavioral Design; A New Approach to Development Policy,” CGD Policy Paper 016. Washington DC: Center for Global Development. Available at: http:// www.cgdev.org/content/publications/detail/1426679

Heckman, J. (1974). Shadow Price, Market Wages, and Labor Supply. Econometrica, 42: 679 – 694

Hausman, J. A., and D. A. Wise (1976). The Evaluation of Result from Truncated samples: The New Jersey Negative Income Tax Experiment. Annals of Economic and Social Measurement, 5: 421 – 445

Just, David R., (2014). Introduction to Behavioral Economics, John Wiley & Sons, Inc

Kasmir (2013). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Maddala, G. S. (1983). Limited Dependent and Qualitative Dependent Variables in Econometrics, Cambridge; Cambridge University Press

Mas-Colell, A., M. D. Whinston, dan J. R. Green (1995). Microeconomic Theory, New York; Oxford University Press

McFadden, D. (1973). Conditional Logit Analysis of Quantitative Choice Behavior. In P. Zarembka (ed.), Frontiers in Econometrics. New York: Academic.

McFadden, D. (1974). The Measurement of Urban Travel Demand. Journal of Pubic Economics. 3: 303 – 328

Partono,T. dan A. Soejodono (2004). Ekonomi Skala Kecil/ Menengah dan Koperasi. Ghalia : Jakarta.

Roll, L. (1986). The Hubris Hypothesis of Corporate Takeovers. Journal Business, 52: 197-218

Page 34: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA fileModel Econometric dan Hasil Estimasi 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27 5.1. Kesimpulan 27 5.2. Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28. iv RINGKASAN

29

Rustariyuni, Surya Dewi dan I Wayan Sukadana (2010). Akses Wisausaha UMKM Dalam Memilih Sumber Pembiayaan Usaha. Input, Jurnal Ekonomi dan Sosial. 3: 35 – 55

Sukadana, I Wayan dan Amrita Nugraheni Saraswaty (2014), Experimental Economics on Firm’s Behavior: Entry Game Approach, Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan, Vol. 7, No. 2, 130-136

Tanaka, T., Colin F. Camerer and Quang Nguyen (2010). “Risk and Time Preferences: Linking Experimental and Household Survey Data from Vietnam”. The American Economic Review, 100 (1): 557-571

Train, Kenneth E., (2009). Discrete choice methods with simulation, New York; Cambridge University Press