laporan akhir - ccdp-ifad. · pdf fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang...

61
LAPORAN AKHIR INVENTORI SUMBERDAYA PESISIR BERBASIS MASYARAKAT

Upload: trinhkhanh

Post on 01-Mar-2018

235 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

LAPORAN AKHIR

INVENTORI SUMBERDAYA PESISIRBERBASIS MASYARAKAT

Page 2: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

1

PRAKATA

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya, sehinggakami dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Tahun 2014 “Inventori SumberdayaPesisir Berbasis Masyarakat Program CCDP-IFAD Desa Batu Ampar dan NipahPanjang, Kabupaten Kubu Raya 2014”, meskipun banyak rintangan dan hambatan yangkami alami dalam proses pengerjaannya.Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasihyang tulus kepada semua pihak/personil yang telah berperan di dalam proyek ini, khususnyaKepala Bidang Pesisir Dinas Perikanan Kubu Raya, Kepala Desa Batu Ampar dan Nipah Panjangserta Konsultan Pemberdayaan Kubu Raya dan Masyarakat Desa Batu Ampar dan NipahPanjang.

Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat pesisir Kabupaten Kubu Rayasecara umum dan masyarakat Desa Batu Ampar dan Nipah Panjang secara khusus dari hasillaopran akhir ini. Oleh karena itu kami berharap semoga laporan akhir ini dapat menjadisesuatu yang berguna bagi kita semua.

Page 3: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

2

DAFTAR ISI

Halaman

PRAKATA ................................................................................................................ 1DAFTAR ISI ............................................................................................................. 2DAFTAR TABEL ........................................................................................................ 3DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... 4DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. 5Bab I Pendahuluan .................................................................................................. 6

1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 61.2. Maksud dan Tujuan ................................................................................ 71.3. Sasaran ................................................................................................. 71.4. Keluaran ................................................................................................ 71.5. Hasil ...................................................................................................... 81.6. Lingkup Pekerjaan .................................................................................. 81.7. Pelaporan .............................................................................................. 9

Bab II Gambaran Umum .......................................................................................... 112.1. Pengertian Potensi Sumberdaya Pesisir .................................................... 112.2. Pengelolaan Sumberdaya Pesisir ............................................................. 222.3. Kondisi Wilayah ..................................................................................... 33

Bab III Inventori Sumberdaya Pesisir ......................................................................... 353.1. Metode yang Digunakan ......................................................................... 353.2. Hasil Inventory Sumberdaya Pesisir ......................................................... 37

Bab IV Kesimpulan dan Rekomendasi ....................................................................... 52Daftar Pustaka ......................................................................................................... 53Lampiran ............................................................................................................... 55

Page 4: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

3

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Kriteria baku kerusakan mangrove ....................................................................... 152. Jenis data serta sumber data ............................................................................... 353. Penduduk Desa Batu Ampar dan Nipah Panjang .................................................... 384. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian .................................................. 385. Tingkat pendidikan formal penduduk Desa Batu Ampar .......................................... 396. Agama Penduduk Desa Batu Ampar dan Nipah Panjang ......................................... 397. Sarana Pendidikan di Desa Batu Ampar dan Nipah Panjang .................................... 408. Fasilitas Kesehatan di Desa Batu Ampar dan Nipah Panjang ................................... 409. Tenaga Medis di Desa Batu Ampar dan Nipah Panjang ........................................... 4110. Luas hutan mangrove, tambak dan kawasan lindung mangrove Batu Ampar ............ 41

Page 5: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

4

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Pertambangan Batu ............................................................................................ 442. Alat Tangkap Nelayan Desa Batu Ampar dan Nipah Panjang ................................... 453. Proses Penjemuran Kelapa .................................................................................. 474. Ikan Belukang .................................................................................................... 485. Ikan Tirus .......................................................................................................... 496. Batok Kelapa yang tidak dimanfaatkan ................................................................. 51

Page 6: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

5

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Wawancara dengan Warga .................................................................................. 562. Gudang Kopra ..................................................................................................... 573. Hasil Tangkapan Nelayan .................................................................................... 584. Fasilitas Pasar Desa Batu Ampar .......................................................................... 595. Dapur Arang ...................................................................................................... 60

Page 7: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

6

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil memiliki keragaman potensi sumberdaya alamdan jasa-jasa lingkungan yang cukup tinggi dan sangat penting bagi pengembangansosial, ekonomi, budaya, lingkungan, dan penyangga kedaulatan bangsa. Hal tersebutdapat dijadikan modal dasar bagi pembangunan Indonesia di masa yang akan datang.Sumberdaya yang dimaksud dapat berupa sumberdaya hayati seperti ikan, terumbukarang, padang lamun, mangrove dan biota laut lainnya; sumberdaya non hayati sepertipasir, air laut, mineral dasar laut, ataupun sumberdaya buatan berupa infrastruktur lautyang terkait dengan kelautan dan perikanan. Sedangkan jasa-jasa lingkungan yangdimaksud umumnya berupa keindahan alam yang dapat dinikmati para wisatawan.

Seiring pertumbuhan penduduk yang diikuti dengan pemutakhiran teknologi telahmemberikan kesempatan pembangunan dan eksploitasi sumberdaya alam di wilayahpesisir dan pulau-pulau kecil semakin pesat. Di sisi lain kawasan pesisir dan pulau-pulaukecil sendiri sangat rentan terhadap perubahan-perubahan lingkungan. Kerusakanekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan penanganan yang tidakberkelanjutan seperti konversi wilayah pantai menjadi tambak, pemukiman atau industri,sangat membahayakan kehidupan ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil baikekosistem laut maupun di bagian daratnya. Perubahan ekosistem utama pesisir akanberpengaruh terhadap daya dukung lingkungan sehingga pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil dengan memperhatikan kaidah keberlanjutan mutlak diperlukan. Pengelolaankawasan pesisir dan pulau-pulau kecil harus dilakukan dengan memperhatikan aspirasidan partisipasi masyarakat serta tata nilai bangsa yang berdasarkan norma hukumnasional.

Selama beberapa dekade terakhir ini, kegiatan pembangunan dan pertumbuhanpenduduk yang relatif cepat tersebut telah memacu hilangnya habitat dan menurunnyakeanekaragaman hayati. Hal ini khususnya terbukti terjadi di kawasan pesisir dimanapertumbuhan penduduknya dua kali lebih besar dari rata-rata nasional. Oleh karena itu,dalam upaya konservasi sumberdaya pesisir, pemerintah telah menetapkan beberapa

Page 8: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

7

kawasan konservasi yang tersebar di seluruh Indonesia yang dilengkapi dengandokumen pengelolaannya.

Dalam rangka pengelolaan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil, sangatlah dibutuhkaninformasi yang aktual dan faktual mengenai status ekosistemnya serta potensisumberdayanya. Strategi pengelolaan potensi sumberdaya kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil tersebut diharapkan dapat diaplikasikan dengan baik dan tepat guna.Dengan adanya strategi pengelolaan kawasan pesisir ini diharapkan terwujud kondisidan pembangunan pesisir yang berkelanjutan.

Inventarisasi potensi sumberdaya pesisir merupakan salah satu upaya awal penentuanpengelolaan kawasan pesisir berbasis masyarakat. Salah satu kawasan pesisir yangmemiliki beragam potensi untuk dikembangkan terletak di Desa Batu Ampar dan NipahPanjang. Oleh sebab itu, kegiatan ini diharapkan mampu untuk menyediakan data daninformasi mengenai potensi yang berada di dua desa yang termasuk dalam wilayahKecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya.

1.2 Maksud dan Tujuan

Tujuan kegiatan Inventori Sumberdaya Pesisir Berbasis Masyarakat ini adalah untukmenginventarisasi berbagai aspek pembangunan, pemanfaatan potensi sumberdayaalam, kondisi sosial ekonomi masyarakat, kelembagaan kelompok masyarakat sertasebaran infrastruktur umum yang terdapat di Desa Batu Ampar dan Nipah Panjang,Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya.

1.3 Sasaran

Sasaran kegiatan Inventori Sumberdaya Pesisir Berbasis Masyarakat ini adalahterhimpunnya sebaran data-data dasar terkait dengan aspek pembangunan,pemanfaatan potensi sumberdaya alam, kondisi sosial ekonomi masyarakatkelembagaan kelompok masyarakat serta keragaman dan sebaran infrastruktur umumyang terdapat di Desa Batu Ampar dan Nipah Panjang, Kecamatan Batu Ampar,Kabupaten Kubu Raya.

1.4 Keluaran

Keluaran kegiatan Inventori Sumberdaya Pesisir Berbasis Masyarakat Batu Ampar danNipah Panjang adalah:

Page 9: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

8

Terdokumentasinya secara jelas dan sistematis dat-data hasil inventarisasi terkaitdengan aspek pembangunan, pemanfaatan potensi sumberdaya pesisir dankelautan, kondisi sosial ekonomi masyarakat, kelembagaan kelompok masyarakatserta sebaran infrastruktur umum di Desa Batu Ampar dan Nipah Panjang,Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya; dan

Terakomodasinya secara kolektif harapan masyarakat pesisir di Desa Batu Ampardan Nipah Panjang, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya melalui ruangperan serta secara optimal dalam proses inventarisasi aspek pembangunan,pemanfaatan potensi sumberdaya alam kondisi sosial ekonomi masyarakat,kelembagaan kelompok masyarakat serta sebaran infrastruktur umum.

1.5 Hasil

Terumuskannya berbagai isu-isu utama tentang kondisi dan pemanfaatan sumberdayapesisir dan laut pada Desa Batu Ampar dan Nipah Panjang, Kecamatan Batu Ampar,Kabupaten Kubu Raya.

1.6 Lingkup Pekerjaan

1. Persiapan

a. Kegiatan ini merupakan kegiatan awal yang menyangkut penyiapan tim pokjayang bertanggung jawab dalam proses kegiatan inventarisasi, persiapan jadwalkegiatan inventarisasi, bahan dan perlengkapan, materi inventarisasi sertakoordinasi dengan pihak terkait lainnya dalam rangka pelaksanaan kegiatan yangakan dilaksanakan.

b. Mengindetifikasi dan memobilisasi tokoh kunci dari keterwakilan kelompokmasyarakat dan stakeholders yang akan ikut serta dalam proses pelaksanaanpekerjaan.

2. Pelaksanaan Kegiatan

a. Kegiatan Inventori Sumberdaya Pesisir Berbasis Masyarakat dilaksanakan dalam2 (dua) tahapan yaitu tahap inventarisasi dan penajaman substansi yangdilaksanakan oleh Tim Pokja yang ditunjuk dengan SK Ketua PIU, yangselanjutnya hasil kerja TIM POKJA dibahas dalam pertemuan dengan Tim PIUdan DOB. Kemudian pada Tahap kedua hasil rumusan kerja Tim Pokja yang

Page 10: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

9

sudah dibahas secara bersama dengan tim PIU dan Tim Komite dilanjutkandengan ekspose secara terbuka dengan melibatkan peran serta masyarakatsasaran program dan instansi terkait lainnya;

b. Topik atau isu utama yang perlu dipertajam dan dikembangkan dalam kegiatanInventori Sumberdaya Pesisir Berbasis Masyarakat adalah pengentasankemiskinan, optimalisasi pemanfaatan potensi sumberdaya pesisir dan laut,kelembagaan kelompok masyarakat, sarana infrastruktur publik, saranapengelolaan sumberdaya pesisir dan laut;

c. Unsur-unsur masyarakat yang dilibatkan dalam proses Inventori SumberdayaPesisir Berbasis Masyarakat harus mencerminkan keterwakilan kelompokmasyarakat, tokoh masyarakat, perangkat desa, masyarakat serta organisasimasyarakat setempat;

d. Narasumber dalam kegiatan Inventori Sumberdaya Pesisir Berbasis Masyarakatharus mampu menggali dan mendata semaksimal mungkin potensi sumberdayapesisir dan laut, usulan maupun curahan pendapat yang produktif darimasyarakat untuk selanjutnya disusun rangkumannya dalam bentuk matrikssebaran dan keragamannya sesuai kebutuhan.

1.7 Pelaporan

Pelaporan pekerjaan Inventori Sumberdaya Pesisir Berbasis Masyarakat disesuaikandengan sistematika sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

1.8 Latar Belakang

1.9 Maksud dan Tujuan

1.10 Sasaran

1.11 Keluaran

1.12 Hasil

1.13 Lingkup Pekerjaan

1.14 Pelaporan

Page 11: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

10

Bab II Gambaran Umum Lokasi

Bab III Inventori Sumberdaya Pesisir

2.1 Metode yang Digunakan

2.2 Hasil Inventori Sumberdaya Pesisir

Bab IV Kesimpulan dan Rekomendasi

Lampiran

Page 12: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

11

Bab II Gambaran Umum

2.1. Pengertian Potensi Sumberdaya Pesisir2.1.1. Sumberdaya

Sumberdaya adalah segala sesuatu baik berupa benda yang konkrit maupunbenda nyatayang dibutuhlkan manusia untuk melangsungkan hidupnya.Sedangkan sumberdaya alam adalah sumberdaya di alam yang terdiri dari factor-faktor abiotik (fisik) dan factor biotik (hayati) yang digunakan oleh manusiauntuk memenuhi kebutuhannya (Anwar dan Juhana, 1987). Sumberdaya alamterbagi dua, yaitu :(1). Sumberdaya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources) yaitu

sumberdaya yang dapat tersedia kemabali dalam waktu yang cepatsehingga tidak dapat habis. Namun demikian apabila pemanfaatannyatidak terkendali, sumberdaya ini dapat habis atau punah. Sumberdayaalam yang dapat diperbaharui seperti: sumberdaya perikanan (biota),mangrove dan terumbu karang. Selain itu air serta udara juga termasukdalam kategori ini.

(2). Sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui (nonrenewableresources) merupakan sumberdaya alam yang pembentukannyaberlangsung sangat lambat dalam waktu jutaan atau ratusan juta tahun.Oleh karena itu, jumlahnya relative tetap atau berkurang karenadimanfaatkan dan akhirnya pada saatnya nanti akan habis. Contohsumberdaya ini yaitu: minyak bumi, gas dan mineral dan bahan tambanglainnya.

Selain menyediakan dua sumberdaya tersebut, wilayah pesisir Indonesia memilikiberbagai fungsi, seperti: transportasi dan pelabuhan, kawasan industri, agribisnisdan agroindustri, jasa lingkungan, rekreasi dan pariwisata, serta kawasanpermukiman dan tempat pembuangan limbah.

2.1.2. PesisirWilayah pesisir (coastal zone) merupakan wilayah peralihan atau daerahpertemuan (interface area) antara ekosistem darat dan laut. Secara biologis

Page 13: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

12

wilayah ini sangat produktif dan mengandung potensi pembangunan yang tinggi.Hal ini disebabkan karena kawasan ini mendapat input nutrien dan bahanorganik dari daratan melalui aliran sungai dan run-off.Wilayah pesisir menggambarkan dan umumnya selalu dihubungkan dengandaerah antarmuka (interface) atau ruang transisi antara darat dan laut (Cicin-Sain dan Knecht 1998). Wilayah ini didefinisikan sebagai bagian dari darat yangdipengaruhi – karena dekatnya – oleh laut, dan bagian dari laut yangdipengaruhi – karena dekatnya – oleh daratan (USCMSER 1969, diacu dalamUnited Nation 1995). Dengan demikian, proses-proses interaksi antara darat danlaut di wilayah ini terjadi sangat kuat.

Sedangkan menurut World Bank (1993) pengertian wilayah pesisir adalah “suatudaerah antarmuka (interface), dimana darat bertemu laut, meliputi baiklingkungan garis pantai maupun perairan pesisir yang berbatasan. Komponennyadapat termasuk delta sungai, dataran pesisir, lahan-lahan basah (wetland),pantai dan gundukan pasir (dune), laguna, karang dan hutan mangrove”. Untuktujuan perencanaan, wilayah pesisir merupakan suatu daerah spesial yangmemiliki ciri-ciri khusus, antara lain : a). Merupakan suatu daerah dinamis, yangseringkali mengalami perubahan sifat biologis, kimiawi dan geologis; b). Daerahproduktifitas tinggi dengan adanya bermacam-macam ekosistem biologis, yangmemberikan habitat penting bagi beberapa spesies laut; c). Memilikikeistimewaan wilayah seperti sistem-sistem terumbu karang, hutan mangrove,pantai dan gundukan pasirnya, yang memberikan pertahanan alami khusus gunamengatasi badai, banjir dan erosi; d). Ekosistem-ekosistem pesisir dapatberperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, seperti lahan basahyang dapat menampung kelebihan nutrien, sedimen dan kotoran manusia; e).Wilayah pantai memunculkan sangat banyak perkampungan dan pemukimanmanusia yang memanfaatkan sumberdaya hayati dan non-hayati di lautan,transportasi laut dan rekreasi wisata. Beberapa ekosistem yang beradadikawasan pesisir adalah:

A. Ekosistem Mangrove

Ekosistem mangrove merupakan komunitas vegetasi tropis yang didominasioleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang

Page 14: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

13

pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Ekosistem mangrove tumbuhdengan baik didaerah pesisir yang terlindung seperti delta dan estuaria(Bengen 2001). Keberadaan suatu ekosistem pada suatu kawasan tentu sajabanyak memberikan fungsi dan manfaat bagi lingkungan secara biotik, danmanfaat sosial ekonomi bagi masyarakat sekitarnya.

Menurut Bengen (2002), ekosistem mangrove memiliki beberapa fungsibioekologis dan sosioekologis yaitu:

Fungsi perlindungan terhadap abrasi laut Fungsi menangkap sedimen

Fungsi sebagai daerah penghasil makanan Sebagai spawning ground, nursery ground dan feeding ground Sebagai daerah bersarang burung

Habitat alami yang memberikan kesinambungan ekologis Fungsi mencegah terjadinya keasaman tanah

Fungsi perlindungan dari bahaya angin laut Fungsi menghambat intrusi air laut Daerah penghasil kayu

Daerah penghasil ikan Daerah pariwisata

Manfaat lain dari tumbuhan mangrove adalah bahwa bijinya mengandungantioksidan dan bahan aktif untuk melindungi kulit dari sengatan sinarultraviolet. Dari hasil penelitian hingga praklinis membuktikan bahwa bijimangrove (Xylocarpus granatin) mengandung flavonoid dan tanin.Manfaatnya sangat besar untuk mencegah terjadinya kanker kulit akibatsering terbakar sinar matahari. Ekstrak biji mangrove mengandung SunProtector Filter (SPF) 22. Sementara itu, Standar Nasional Indonesia (SNI)untuk tabir surya SPF-nya minimal 15. Maka tabir surya dari mangrove itulebih dari cukup untuk melindungi kulit dari sengatan matahari (Linawati,2003).

Ekosistem mangrove termasuk ekosistem pesisir dengan tingkat prosuktivitasyang sangat tinggi dan rawan terhadap kerusakan. Penyebab kerusakan

Page 15: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

14

ekosistem mangrove dapat di kategorikan kedalam tiga jenis (Kusmana danOnrizal, 1998):

Gangguan Fisik Mekanis, yang meliputi: Abrasi pinggir pantai atau pinggirsungai, sedimentasi dengan laju yang tidak terkendali, banjir yangmenyebabkan melimpahnya air tawar, dan gempa bumi yang disertaidengan tsunami.

Ganguan Kimia, yang meliputi: Pencemaran air, tanah dan udara, sertaadanya hujan asam.

Ganguan Biologi, yang meliputi: Adanya konversi mangrove untukkegiatan pemukiman, industri, pertambakan, pertanian, pertambangan,sarana angkutan dan penggunaan lahan non kehutanan. Kegiatanpenebangan pohon yang tida memperhatikan azas kelestarian hutan,serta adanya invasi Acrostichum aureum (piay) dan adanya jenis semakbelukar lanilla.

Selain itu semakin berkunya luasan hutan mangrove juga akan makinmempercepat kerusakan ekosistem. Berkurangnya luasan hutan mangrovedapat dikarenakan beberapa hal, yaitu:

Alih fungi lahan hutan mangrove menjadi pemukiman, pertanian, industri,pertambangan dan tambak.

Kegiatan eksploitasi hutan yang tidak terkendali oleh perusahan-perusahaan tertentu serta penebangan liar dan bentuk perambahanhutan.

Polusi di perairan estuary, pantai, dan lokasi-lokasi perairan lainnyadimana terdapat tumbuhan mangrove.

Terjadinya pembelokan aliran sungai maupun proses sedimentasi danabrasi yang tidak terkendali.

Berikut ditampilkan kriteria baku kerusakan mangrove sebagai cara untukmenentukan status kondisi mangrove yang diklasifikasikan dalam kriteriaberikut (Tabel 1):

Page 16: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

15

Tabel 1. Kriteria baku kerusakan mangrove

No Kriteria Penutupan(%)

Kerapatan(pohon/Ha)

1 Baik Sangat Padat >75 >1.5002 Sedang 50-75 1.000-1.5003 Rusak Jarang <50 <1.000

Sumber : Kepmen LH No.201 Tahun 2004.

Sebenarnya mangrove memiliki kemampuan memperbaiki habitatnya sendiridengan mengembangkan strategi establishmen, pertumbuhan danperkembangan, serta regenerasi. Namun pada kondisi-kondisi tertenturegenerasi alami pada mangrove akan terhambat terutama bila terjadiperubahan kondisi fisik habitat kearah yang tidak normal seperti halnyaperubahan hidrologi. Bila kondisi ini yang terbentuk maka tindakan perbaikanhabitat secara konvensional (penanaman) sering tidak berhasil meskipundilakukan secara berulang-ulang (Djamaluddin, 2004).Menurut Permenhut Nomor: P.70/Menhut-II/2008 Tentang Pedoman TeknisRehabilitasi Hutan dan Lahan, bahwa sasaran lokasi kegiatan rehabilitasihutan mangrove adalah di dalam kawasan hutan pada hutan lindung yangterdeforestasi, hutan produksi, serta Taman Hutan Raya (Tahura) yangdikelola oleh Kabupaten/Kota, dan di luar kawasan hutan pada lahan tegakanmangrove yang telah mengalami degradasi/deforestasi sehingga terganggufungsi ekologis, sosial dan ekonominya. Disamping itu rehabilitasi dilakukanpula pada kawasan pantai berhutan bakau. Sesuai Keppres No. 32 Tahun1990 dimana perlindungan terhadap kawasan ini dilakukan untukmelestarikan hutan bakau sebagai pembentuk ekosistem hutan bakau dantempat berkembangbiaknya berbagai biota laut disamping sebagaiperlindungan pantai dari pengikisan air laut serta perlindungan usahabudidaya di belakangnya.Rehablitasi perlu dipertimbangkan untuk dilakukan ketika suatu sistem telahberubah dalam tingkat tertentu sehingga tidak dapat lagi memperbaiki ataumemperbaharui diri secara alami. Pada kondisi seperti ini ekosistemhomeostasis telah berhenti secara permanen, dan proses kedua untukperbaikan secara alami pasca kerusakan telah terhambat oleh karena

Page 17: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

16

beberapa kondisi (Lewis, 1982 dalam Djamaludin, 2004). Untuk banyak kasusseringkali pengelola suatu program rehabilitasi melakukan penanamanmangrove sebagai kegiatan pertamanya. Sebaiknya kegiatan rehabilitasi yangdilakukan berdasarkan diketahuinya penyebab hilangnya ekosistemmangrove di wilayah tersebut, kemudian baru dilakukan penangananpenyebab tersebut dan perbaikan habitat mangrove yang ada. Bibitmangrove ditanam hanya jika mekanisme alami tidak memungkinkan danapabila secara hidrologi telah memungkinkan (Djamaluddin, 2004).Menurut Lewis (1982) dalam Djamaluddin (2004) semua habitat mangrovedapat memperbaiki kondisi alami dalam waktu 15-20 tahun, jika paling tidakdua kondisi ini terpenuhi:

Kondisi normal hidrologi tidak terganggu. Ketersedian biji dan bibit mangrove serta jaraknya tidak terganggu atau

terhalangi.Jika kondisi hidrologi pada kondisi normal tetapi biji mangrove tidak dapatmendekati daerah rehabilitasi, maka rehabilitasi dapat dilakukan secarakonvensional yaitu melalui penanaman. Secara umum rehabilitasi mangrovedapat dilakukan tanpa penanaman, maka rehabilitasi fisik dilakukan denganterlebih dahulu melihat potensi aliran air laut yang terhalangi atau tekananlingkungan lainnya yang menghalangi perkembangan mangrove. Jika aliranair terhalangi dan ditemukan adanya tekanan lain maka hal tersebut harusditangani terlebih dahulu, dan perlu dipastikan ketersediaan bibit alami. Bilabibit alami tidak tersedia maka perlu dilakukan penanaman untuk membantuperbaikan secara alami (Djamaluddin, 2004).Sangat disayangkan banyak kegiatan rehabilitasi mangrove langsung dimulaidengan aktivitas penanaman tanpa mempertimbangkan mengapaperkembangan secara alami tidak terjadi. Seringkali kegiatan seperti inimengakibatkan terjadinya kegagalan, hal tersebut dapat dilihat padabeberapa proyek yang telah dilakukan Di Indonesia. Ada lima tahap yangpenting yang perlu diperhatikan untuk rehabilitasi mangrove, yaitu:

Memahami autekologi (ekologi tiap jenis mangrove), pola reproduksi,distribusi benih dan keberhasilan pembentukan bibit.

Page 18: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

17

Memahami pola hidrologi normal yang mengatur distribusi dankeberhasilan pembentukan dan pertumbuhan jenis mangrove yangmenjadi target.

Memperkirakan perubahan lingkungan mangrove asli yang menghalangipertumbuhan alami mangrove.

Disain program rehabilitasi fisik untuk memperbaiki hidrologi yang layak,dan jika memungkinkan digunakan benih alami mangrove untukmelakukan penanaman.

Hanya melakukan penanaman bibit, memungut, atau mengolah bijisetelah memperhatikan langkah-langkah tersebut diatas.

Faktor yang paling penting dalam mendesain suatu kegiatan rehabilitasimangrove adalah pengenalan hidrologi (frekuensi dan durasi pasang surut)yang berlaku pada suatu komunitas mangrove yang berdekatan dengan arearehabilitasi. Pengumpulan data akan memerlukan biaya yang cukup besarkarena akan mengamati batas air pasang surut, serta melakukan surveiterhadap mangrove yang tumbuh sehat untuk mendapatkan suatupenampang distribusi spasial, kemiringan, dan morfologi suatu ekosistemmangrove yang kemudian menjadi model kontruksi. Penimbunan danpenggalian kembali bekas galian diperlukan untuk membentuk tingkatkemiringan yang sama serta ketinggian relatif terhadap batas areal yangditentukan untuk memastikan hidrologinya sudah tepat (Djamaluddin, 2004).Areal dimana penimbunan dilakukan terhadap lahan yang pernah ditumbuhimangrove, dilakukan pengerukan kembali lahan tersebut untuk mencapaitanah humus mangrove sebelumnya, atau dapat pula disesuaikan denganketinggian magrove yang ada disekitarnya. Bentuk lain dari rehabilitasimangrove yaitu melibatkan penggabungan kembali areal-areal hidrologi yangterpisah ke situasi jangkauan air yang normal (Djamaludin, 2004).Penanaman mangrove hanya diperlukan jika pertumbuhan alami tidakmungkin terjadi akibat kurangnya bibit/kecambah (propagade) taupunkondisi tanah yang kurang mendukung. Ketika penanaman diperlukan,penempatan bibit Rhizophora yang telah matang secara langsung ke dalamhunus dapat mempercepat pertumbuhan mangrove. Proses tersebut tidak

Page 19: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

18

dapat dilakukan pada mangrove jenis lainnya karena diperlukan pelepasankulit biji dari kecambah sebelum pembentukannya, serta diperlukan akaryang menyentuh permukaan tanah secara langsung dengan kotiledon yangterbuka. Kematian bibit pada tahap awal jarang terjadi, namun tingkatkeberhasilannya hanya sekitar 50 persen. Meskipun penanaman pada musimpanas adalah yang ideal, tetapi bibit mangrove dapat juga ditanamsepanjang tahun dengan hasil yang memuaskan (Djamaluddin, 2004).Illegal logging termasuk yang terjadi pada kawasan hutan mangrove telahmenyebabkan perubahan iklim yang ekstrim di berbagai perjuru dunia,sehingga rehabilitasi ekosistem mangrove dapat juga digunakan sebagaisalah satu solusi pengurangan dampak pemanasan global tersebut, terutamadi negara-negara kepulauan. Aksi nyata yang dapat dilakukan adalahreforestasi pada ekositem mangrove yang rusak, untuk program jangkapanjang diperlukan kejelasan dan manfaat dari adanya ekosistem mangroveterhadap masyarakat setempat. Salah satu program yang dianjurkan untukmengatasi permasalahan tersebut adalah silvofishery yang menerapkankegiatan yang ramah lingkungan dengan menggabungkan tumbuhan denganperikanan. Program ini dapat menerapkan sistem empang parit atau empanginti, empang parit merupakan sistem dimana tumbuhan mangrove beradaditengah-tengah kolam dengan dikelilingi oleh parit, sedangkan empang intimerupkan kebalikannya yaitu parit yang dibuat dikelilingi oleh tumbuhanmangrove. Sistem ini sebenarnya dapat memberikan banyak keuntunganantara lain adalah kontruksi kolam akan lebih stabil karena adanya perakarandan kualitas air akan lebih baik karena tersaring akar. Sistem ini juga akanterbantu oleh proses dekomposisi material organik karena adanya mikrobiapada dasar (debris) dan daun mangrove yang jatuh bersifat alelopaty dapatmenurunkan patogen pada ikan. Selain itu sistem silvofishery juga dapatmengurangi intrusi air laut karena berfungsi sebagai greenbelt danmerupakan mitigasi terhadap climate change karena dapat menyerapkarbondioksida dari udara. Oleh karena itu masyarakat setempat dapatberpartisipasi aktif dalam mengelola ekosistem mangro ve sekaligusmelakukan mitigasi terhadap perubahan iklim (Primavera, 2000}.

Page 20: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

19

B. Ekosistem LamunPadang lamun memiliki nilai ekologi dan ekonomi yang penting,dan bersamadengan ekosistem mangrove dan terumbu karang merupakan habitat pesisiryang sangat produktif, padang lamun bukan hanya merupakan habitat yangmemiliki produktivitas primer tinggi (Borum et al, 2006) dan siklus nutrient(Romero et al. 2006).tetapi juga menyediakan habitat untuk kehidupanberbagai macam organisme laut (Duarte, 2002), serta dapat meningkatkankestabilan substrat melalui perluasan akarnya secara ekstensif (Fonseca andFisher, l936). Lamun, merupakan satu-satunya tumbuhan sejati yangmemiliki adaptasi untuk hidup dan tumbuh di perairan asin yang dangkal,hingga ke kedalaman 60 meter.Ekosistem padang lamun memiliki kondisi ekologis yang sangat khusus danberbeda dengan ekosistem mangrove dan terumbu karang. Ciri-ciri ekologispadang lamun antara lain adalah:

Terdapat di perairan pantai yang landai, di daratan lumpur/pasir Pada batas terendah daerah pasang surut dekat hutan bakau atau di

dataran terumbu karang

Mampu hidup sampai kedalaman 30 meter, di perairan tenang danterlindung

Sangat tergantung pada cahaya matahari yang masuk ke perairan Mampu melakukan proses metabolisme secara optimal jika keseluruhan

tubuhnya terendam air termasuk daur generatif

Mampu hidup di media air asin Mempunyai sistem perakaran yang berkembang baik.Lamun sendiri dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan untuk ikanbudidaya dan hewan ternak, sumber pupuk hijau, area marikultur (ikan,teripang, kerang tiram, dan rumput laut), bahan baku kerajinan anyaman,dan sebagainya. Pemanfaatan padang lamun dapat meningkatkankesejahteraan masyarakat, tetapi tanpa pengelolaan yang tidak tepat dapatmengurangi fungsi ekosistem ini.

Page 21: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

20

C. Ekosistem Terumbu Karang

Terumbu karang merupakan endapan-endapan masif yang penting darikalsium karbonat yang terutama dihasilkan oleh hewan karang dengantambahan dari alga berkapur dan organisme-organisme lain yang dapatmensekresi kalsium karbonat (Nybakken, 1988). Sedangkan menurut Odum(1971), terumbu karang adalah sebagai bagian ekosistem yang dibangunoleh sejumlah biota, baik hewan maupun tumbuhan yang secara terus-menerus mengikat ion kalsium dan karbonat dari air laut yang menghasilkankapur, kemudian secara keseluruhan tergabung membentuk suatu terumbuatau bangunan dasar kapur.

Menurut Veron (1986), karang dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitukarang hermatipik (karang yang dapat membentuk terumbu) dan karangahermatipik (karang yang tidak dapat membentuk terumbu). Karanghermatipik dalam prosesnya bersimbiosis dengan alga zooxanthellae danmembutuhkan cahaya matahari untuk membentuk bangunan dari kapur yangkemudian dikenal sebagai reef building corals, sedangkan karang ahermatipiktidak dapat membentuk bangunan kapur sehingga dikenal sebagai non-reefbuilding corals, yang secara normal hidupnya tidak tergantung pada cahayamatahari.

Pertumbuhan karang pembentuk terumbu sangat tergantung pada kondisilingkungan yang ada disekitarnya. Cahaya matahari, suhu, salinitas, sirkulasimassa air dan arus serta sedimentasi merupakan faktor fisika-kimia perairanyang dapat mempengaruhi pertumbuhan karang.

Nybakken (1988) menyatakan bahwa cahaya merupakan salah satu faktorpembatas yang penting dalam penyebaran terumbu karang. Cahaya yangcukup harus tersedia agar fotosintesis zooxanthellae simbiotik dalam jaringankarang dapat terlaksana. Proses fotosintesis tersebut menyebabkanbertambahnya produksi kalsium karbonat dengan menghilangkan karbondioksida. Kondisi ini menyebabkan distribusi vertikal terumbu karang dibatasioleh kedalaman efektif sinar yang masuk.

Page 22: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

21

Menurut Nybakken (1988), perkembangan terumbu karang yang palingoptimal terjadi di perairan yang rata-rata suhu tahunannya 23-25 oC.Terumbu karang memiliki kisaran toleransi terhadap suhu antara 36-40 oC.Suhu paling baik bagi pertumbuhan karang berkisar antara 25-30 oC(Sukarno et al, 1983). Perubahan suhu yang drastis dapat mengakibatkanbleaching karena kehilangan zooxanthellae dari jaringan karang yang dapatmematikan hewan karang tersebut. Terumbu karang dapat bertahan sampaisuhu minimum 15 oC dan maksimum 36 oC. Suhu juga dapat mempengaruhitingkah laku makan pada karang.

Karang hermatipik adalah organisme laut sejati dan tidak dapat bertahanpada salinitas yang menyimpang dari salinitas air laut, yaitu 32-35‰(Nybakken, 1988). Menurut Birkeland (1997) terumbu karang berkembangdengan baik pada salinitas air laut mendekati 35‰, namun kondisi inisangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti pemasukan air tawar.Nybakken (1988) mengutarakan perairan yang menerima pasokan air tawardari sungai secara terus menerus maka daerah tersebut tidak akan terdapatterumbu karang. Hal yang sama juga diutarakan oleh McCook (1999) bahwacurah hujan yang tinggi dan aliran air dari darat dapat membunuh terumbukarang melalui sedimentasi dan penurunan salinitas air laut.

Arus berperan penting dalam transportasi makanan, larva dan dapatmembersihkan karang dari endapan sedimen. Arus memiliki pengaruh yangbesar terhadap taksonomi dan morfologi dari ekosistem terumbu karang.Oleh karena itu, pertumbuhan karang pada daerah berarus akan lebih baikdibanding perairan yang tenang. Arus diperlukan untuk ketersediaan aliranmakanan dan oksigen serta membersihkan polip karang dari partikel-partikelyang menempel (Sukarno et al. 1983).

Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem pesisir laut tropis yangmemiliki berbagai macam fungsi, baik secara fisik, biologis maupun kimiawi.Secara fisik terumbu karang dapat melindungi pantai dari abrasi danmelindungi ekosistem lamun dari sedimentasi. Fungsi biologis terumbukarang adalah sebagai tempat hidup, mencari makan, berkembang biak,

Page 23: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

22

pembesaran anak, berlindung dari predator bagi ikan dan biota-biota lautlainnya. Secara kimiawi terumbu karang dapat berfungsi sebagai penyediabahan baku untuk industri kosmetik dan farmasi.

2.2. Pengelolaan Sumberdaya PesisirWilayah pesisir memiliki ekosistem yang berfungsi sangat vital dalam mendukungkehidupan manusia, diantaranya sebagai : 1) Penyedia sumberdaya alam, seperti:sumberdaya alam hayati yang dapat pulih (yaitu sumberdaya perikanan, mangrove,terumbu karang dan rumput laut); dan sumberdaya alam nir-hayati yang tidak dapatpulih (yaitu sumberdaya mineral, minyak bumi dan gas alam); 2) Penyedia jasa-jasapendukung kehidupan, seperti: air bersih dan ruang yang diperlukan bagi berkiprahnyasegenap kegiatan manusia; 3) Penyedia jasa-jasa kenyamanan, seperti: tempat rekreasiatau pariwisata; dan 4) Penerima/penampung limbah (Bengen 2004).Wilayah pesisir merupakan tumpuan harapan manusia dalam pemenuhan kebutuhanhidupnya di masa datang. Sudah sejak lama wilayah pesisir dengan segala potensinyadimanfaatkan oleh manusia, terutama dalam bidang perekonomian. Wilayah ini jugamerupakan kawasan tempat berlangsungnya berbagai macam kegiatan pembangunanyang paling intensif. Wilayah pesisir ini, selain potensial untuk kegiatan pembangunanjuga rentan terhadap berbagai dampak negatif yang ditimbulkan kegiatan pembangunandan perekonomian itu, baik yang berlangsung di wilayah pesisir itu sendiri maupun yangberlangsung di laut ataupun kawasan atasnya (daratan). Berbagai bukti pengrusakansumberdaya darat dan laut tanpa mempertimbangkan kondisi ekologis dankelangsungannya (KMNLH dan Bapedalwil I 1999). Padahal sumberdaya pesisir danlautan merupakan aset pembangunan yang penting dan terbesar bagi Indonesia di masadepan, karena sumberdaya darat seperti hutan dan lahan lainnya sendiri semakinterbatas akibat alih fungsi, eksploitasi yang berlebihan, kebakaran hutan dan lain-lain. Disamping itu, tekanan pertambahan penduduk terhadap wilayah pesisir dengan berbagaidampaknya semakin besar. Diperkirakan 60% dari populasi penduduk Indonesiabermukim di wilayah pesisir dan 80% dari pembangunan industri mengambil tempat diwilayah pesisir ini (Hinrichson 1997, diacu dalam Bengen dan Rizal 2000).Oleh karena itu, konsep pembangunan berkelanjutan dalam rangka perlindunganterhadap wilayah pesisir, merupakan langkah terbaik yang perlu dilakukan sebagai

Page 24: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

23

bentuk tatacara pemanfaatan sumberdaya dan lingkungan wilayah pesisir ini bagisebesar-besarnya kesejahteraan hidup manusia. Pemikiran pembangunan berwawasanlingkungan secara terpadu dan berkelanjutan ini dilakukan dengan menekan kerusakansekecil mungkin yang dapat ditimbulkannya. Hal ini dikarenakan pembangunanberkelanjutan merupakan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan saat ini tanpamerusak atau menurunkan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhikebutuhan hidupnya (Dahuri et al. 1996). Beberapa konsep pengelolaan kawasan pesisirsecara terpadu antara lain:A. Ekowisata Bahari

Ekowisata dalam teori dan prakteknya tumbuh dari kritik terhadap kegiatanpariwisata yang dipandang cenderung merusak sumberdaya alam dan nilai-nilaibudaya serta tradisi masyarakat yang menjadi objek wisata. Kritik ini melahirkanberbagai istilah baru dengan beragam konsep yang ditawarkan, antara lainpariwisata alternatif, pariwisata yang bertanggung jawab, pariwisata berbasiskomunitas, dan Ekowisata. Alasan-alasan penggunaan konsep ini adalah karenadapat mengambarkan kegiatan pariwisata yang termasuk bukan pariwisata berskalabesar atau massal dan mengikuti prinsip-prinsip keberlanjutan sumberdaya alam(Dephutbun, 2000).

Diantara konsep-konsep tersebut, Ekowisata dianggap paling populer, karena dapatmengakomodasi kebutuhan-kebutuhan dari gerakan konservasi lingkungan danmenerjemahkan prinsip-prinsip ekologi ke dalam praktik pengelolaan kegiatanpariwisata yang berkelanjutan. Di samping itu, didukung pula dengan adanya trendpasar terbaru seperti perjalanan pertualangan (adventure travel) dan gaya hidup“kembali ke alam” (back to nature).

Ekowisata Bahari merupakan kegiatan wisata pesisir dan laut yang dikembangkandengan pendekatan konservasi laut. Ekowisata merupakan wisata beroirentasi padalingkungan untuk menjembatani kepentingan perlindungan sumberdayaalam/lingkungan dan industri kepariwisataan (META, 2002 in Yulianda, 2007).

Hetzer (1965) dan Ziffer (1989) dalam Bjork (2000) menyatakan ekowisata sebagaisuatu bentuk wisata yang mengandalkan atau mengutamakan nilai sumberdayaalam (flora, fauna dan proses geologi) dan budaya (lokasi suatu fosil dan arkeologi

Page 25: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

24

sebagai bentuk peradaban), praktek pemanfaatannya bersifat tidak konsumtif, dapatmenciptakan lapangan kerja dan pendapatan untuk upaya konservasi danpeningkatan ekonomi masyarakat lokal. Ekowisata menurut Wood (2002) menganutbeberapa prinsip, antara lain:

Meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan dan budaya.

Mengutamakan pendidikan bagi pengunjungnya guna kepentingan konservasi.

Menekankan pada kepentingan bisnis yang bertanggungjawab melalui polakemitraan antara yang membutuhkan dan menerima manfaat konservasi.

Menerimaan langsung dari pengelolaan dan konservasi lingkungan serta kawasanyang dilindungi.

Menekankan kebutuhan untuk penzonaan wisata lingkup regional dan untukperencanaan pengelolaan pengunjung kawasan alami.

Menekankan pada penggunaan kajian dasar lingkungan dan sosial gunakepentingan program monitoring.

Peningkatan manfaat ekonomi maksimum masyarakat, usaha lokal dan negara.

Pembangunan pariwisata tidak melebihi batas daya dukung lingkungan sosial.

Pembangunan infrastruktur wisata yang harmoni dengan alam, meminimalisirpenggunaan bahan bakar dari fosil, melindungi satwa dan tumbuhan lokal, danmenselaraskan lingkungan dan budaya.

Ada empat isu konservasi yang berkaitan dengan ekowisata, yaitu: (1) kegiatanwisata yang cenderung massal (mass tourism). Karakteristik sektor wisata umumnyamenghasilkan pengaruh yang signifikan dan massal. Di negara-negara sedangberkembang, manfaat ekonomi sektor tourism sangat signifikan sehingga dimensisosial dan lingkungan seringkali terkorbankan; (2) obyek ekowisata yang spesifik.Sektor wisata umumnya memiliki sarana akomodasi yang terstandarisasi dengankenyamanan tertentu, misalnya fasilitas parker/dermaga, toilet atau kamar hotel.Keseragaman akomodasi tersebut, sejak masa konstruksi hingga pemanfaatannya,akan cenderung berdampak merugikan bagi ekowisata. Hal tersebut dapatmematikan pengembangan potensi spesifik lokal, juga dapat berlawanan dengan

Page 26: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

25

nilai-nilai budaya setempat; (3) pemberdayaan penduduk lokal. Trade-off aliraninsentif ekonomi pada sektor tourism umumnya lebih condong ke pemilik modaldibanding ke penduduk lokal. Trade-off tersebut harus mengarah secaraproporsional pada kedua belah pihak jika tidak ingin menghancurkan kegiatanekowisata. Insentif ekonomi bagi penduduk lokal digunakan untuk peningkatankesejahteraan, pendidikan dan ketrampilan profesional, serta penguatan struktursosial; dan (4) faktor-faktor yang tidak terhitung (intangible) di dalam sumberdayaalam masih banyak. Pemangku kepentingans, khususnya penduduk lokal memilikinilai-nilai budaya dan potensi yang belum terungkap dalam bentuk manfaat bagikonservasi dan ekowisata. Implikasinya, harus dilakukan penelitian danpengembangan untuk menggali ilmu pengetahuan dan menyebarkan informasidalam rangka membangun kesadaran publik tentang konservasi dan keberlanjutansumberdaya dan lingkungan.

Kegiatan ekowisata mulai dikembangkan ketika dirasakan adanya dampaknegatif dari kegiatan pariwisata konvensional baik berupa kerusakan lingkunganmaupun bergesernya nilai-nilai budaya lokal suatu daerah. Menurut Beeler (2000)Kegiatan ekowisata merupakan bagian dari kegiatan pariwisata berkelanjutandengan memperhatikan aspek-aspek pemeliharaan ekologi, masyarakat lokal, sertakepuasan wisatawan.

Adanya keterkaitan antara beberapa aspek dalam pengembangan kegiatanekowisata tersebut menimbulkan adanya kriteria-kriteria tertentu dalampengembangannya. Arahan peruntukkan dan pemanfaatan pariwisata terutama didaerah pulau-pulau kecil memiliki kriteria sebagai berikut (Bengen 2002):

Berjarak aman dari kawasan perikanan, sehingga dampak negatif yangditimbulkan oleh kegiatan tersebut tidak menyebar/mencapai kawasan wisata.

Berjarak aman dengan kawasan lindung, sehingga dampak negatif yangditimbulkan oleh kegiatan di kawasan pariwisata tidak menyebar dan mencapaikawasan lindung.

Sirkulasi massa air di kawasan pariwisata harus lancar.

Pembangunan sarana dan prasarana wisata tidak mengubah kondisi wilayahpesisir, sehingga proses erosi/sedimentasi dapat dihindari.

Page 27: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

26

Lebih jauh Fauzi dan Anna (2005), menyatakan bahwa kebijakan menyangkutpulau-pulau kecil pada dasarnya haruslah berbasiskan kondisi dan karakteristik bio-geo-fisik serta sosial ekonomi masyarakatnya, mengingat peran dan fungsi kawasantersebut sangat penting baik bagi kehidupan ekosistem perairan laut maupun bagikehidupan ekosistem daratan (mainland). Maksudnya agar sumberdaya tersebutdapat dimanfaatkan secara terus-menerus. Salah satu cara yang diterapkan adalahmenetapkan Daerah Perlindungan Laut, dengan maksud: perlindungan sumberdayaperikanan, pelestarian genetik dan plasma nutfah serta mencegah rusaknya bentangalam. Beberapa kriteria umum dalam penentuan pemanfaatan pariwisata di pulau-pulau kecil menurut dimensi pembangunan adalah (Bengen 2002):

Dimensi sosial: diterimanya secara sosial, kesehatan masyarakat, rekreasi,budaya, estetika, konflik kepentingan, keamanan, aksesibilitas, penelitian danpendidikan, dan kepedulian masyarakat.

Dimensi ekonomi: nilai ekonomi spesies penting, nilai ekonomi kegiatanperikanan, ancaman terhadap alam, dan keuntungan ekonomi, dan pariwisata.

Kriteria dalam dimensi ekologi: keanekaragaman hayati, kealamiahan,ketergantungan, keterwakilan, keunikan, produktivitas, dan vulnerabilitas.

Kriteria dalam dimensi regional: tingkat kepentingan regional, dan tingkatkepentingan sub-regiona

Kriteria khusus suatu wilayah yang diperlukan untuk menentukan zona kegiatanpariwisata:

Mempunyai keindahan alam yang menarik untuk dilihat dan dinikmati sehinggamembawa kepuasan dan kenangan manis serta memberikan rasa rileksasi danmemulihkan semangat daya produktifnya;

Keaslian panorama alam dan keaslian budaya;

Keunikan ekosistemnya;

Di dalam lokasi wisata tidak ada gangguan binatang buas, arus berbahaya, anginkencang, dan topografi dasar laut yang curam; dan

Page 28: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

27

Tersedia sarana dan prasarana yang mudah dijangkau, baik melaluidaratmaupun laut (dekat restoran, penjualan cinderamata, penginapan dan airbersih).

Kesesuaian pemanfaatan wisata pesisir berbeda untuk setiap kategori wisata.Kegiatan wisata yang dapat dikembangkan dengan konsep ekowisata ekosistemterumbu karang dan pulau-pulau kecil dapat dikelompokkan atas wisata bahari danwisata pantai. Wisata bahari merupakan kegiatan wisata yang mengutamakanpotensi sumberdaya laut dan dinamika air laut. Sedangkan wisata pantai merupakankegiatan wisata yang mengutamakan potensi sumberdaya pantai dan budayamasyarakat pantai (Hutabarat et al. 2009). Berdasarkan kondisi daerah kajianpenelitian, setiap kegiatan wisata pesisir di pulau-pulau kecil dibagi dua kategoriyakni kategori wisata selam dan wisata snorkeling (kegiatan wisata bahari), dankategori wisata mangrove dan rekreasi pantai (kegiatan wisata pantai), serta wisataberbasis budaya lokal.

Potensi utama untuk menunjang kegiatan pariwisata di wilayah pesisir dan lautadalah kawasan terumbu karang, biota laut yang eksotik, dan pantai berpasir putihatau bersih. Keragaman spesies pada terumbu karang dan ikan hias merupakanobyek utama yang menciptakan keindahan panorama alam bawah laut yang luarbiasa bagi para penyelam dan para wisatawan yang melakukan snorkeling (Dahuri2003).

Secara umum, jenis dan nilai setiap parameter kesesuaian untuk kegiatan wisatabahari kategori wisata selam dan wisata snorkeling hampir sama. Parameter yangdipertimbangkan dalam menilai tingkat kesesuaian pemanfaatan kedua kategorikegiatan wisata bahari tersebut adalah:

Kondisi kawasan penyelaman yakni menyangkut keadaan permukaan air(gelombang) dan arus. Gelombang besar dan arus yang kuat dapat membawapara penyelam ke luar kawasan wisata. Kekuatan arus yang aman bagiwisatawan maksimum 1 knot (0.51 m/detik), sesuai sampai sangat sesuaiyakni di bawah 0.34 m/detik (Davis and Tisdell 1995).

“Kualitas” daerah penyelaman yakni menyangkut jarak pandang yang layak(sesuai) di bawah permukaan air (underwater visibility), dalam hal ini

Page 29: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

28

tergantung tingkat kecerahan dan kedalaman perairan, dan tutupan komunitaskarang dan life form. Jarak pandang yang layak untuk wisata bahari >10-20 m.Marine National Park Division (2001) menyatakan bahwa kedalaman 2-5 metersangat sesuai untuk melakukan wisata snorkeling, sementara wisata selambiasanya dilakukan pada kedalaman 5-10 m. Di atas kedalaman air tersebut,pengaruh gelombang juga semakin besar dan kemungkinan keberadaan hewanberbahaya sangat besar sehingga dapat mengancam para penyelam dansnorkeler.

Davis and Tisdell (1995), alasan orang berpartisipasi dalam melakukan kegiatanScuba (Self Contained Underwater Breathing Apparatus) Diving adalah karena hasratuntuk mencari pengalaman dan sensasi bawah air, ketertarikan terhadap ekologiperairan laut, sebagai sarana olahraga yang ‘berbeda dan spesial’ dengan olahragalainnya, pesona bawah laut (formasi geologi) dan kehidupan laut (terumbu karang,hiu, dan spesies ikan lainnya), untuk tujuan hobi fotografi bawah laut, dan petualangdengan resiko tertentu. Dahuri (2003), sumberdaya hayati pesisir dan lautan sepertipopulasi ikan hias, terumbu karang, padang lamun, hutan mangrove, dan berbagaibentang alam pesisir (coastal landscape) unik lainnya, membentuk suatupemandangan alamiah yang begitu menakjubkan untuk kegiatan wisata bahari.

Obyek wisata pesisir di pulau-pulau kecil yang berpotensi besar adalah wilayahpantai dan ekosistem terumbu karang. Wilayah pantai menawarkan jasa dalambentuk panorama pantai yang indah, dan tempat permandian air laut yang bersih.Parameter yang digunakan untuk menilai kesesuaian pemanfaatan wisata pesisirkategori rekreasi pantai, meliputi (Wong 1991; Hutabarat et al. 2009):

Kondisi geologi pantai menyangkut tipe (substrat pasir), lebih lebar, kemiringanpantai (idealnya <25o) dan material dasar perairan pantai (idealnya berpasir).

Kondisi fisik menyangkut kedalaman perairan, kecepatan arus dan gelombang,kecerahan perairan dan ketersediaan air tawar.

Kondisi biota menyangkut tutupan lahan pantai oleh tumbuhan dan keberadaanbiota berbahaya (menyangkut kenyamanan dan keselamatan wisatawan).

Page 30: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

29

B. Perikanan BudidayaKawasan perikanan pesisir merupakan tempat dilakukannya berbagai aktivitas yangberorientasi pada usaha-usaha perikanan, baik usaha perikanan budidaya airpayau/pertambakan (brakish water aquaculture), budidaya laut (mariculture),maupun usaha penangkapan ikan (capture fisheries). Kegiatan budidaya perikanandi wilayah pesisir merupakan bagian dari usaha perikanan darat (inland fisheries).Selain itu, Indonesia memiliki peluang pengembangan usaha perikanan yang sangatbesar, namun sayangnya perikanan budidaya khususnya budidaya air payau danbudidaya laut masih diibaratkan sebagai “raksasa ekonomi yang masih tidur” (thesleeping giant of economy).

Dahuri et al. (1996) mengemukakan bahwa sebagian besar kegiatan budidayaperikanan wilayah pesisir adalah usaha perikanan tambak, baik tambak udang,bandeng ataupun campuran keduanya. Selain itu terdapat beberapa jenis kegiatanbudidaya perikanan lain, seperti budidaya rumput laut, tiram dan budidaya ikandalam keramba (net impondment). Karena air merupakan media utama dalamkegiatan budidaya perikanan, maka pengelolaan terhadap sumber-sumber air alamimaupun non alami (tambak, kolam dll) harus menjadi perhatian utama dalampengelolaan wilayah pesisir. Dalam kegiatan budidaya perikanan, pengaruh utamayang perlu diperhatikan adalah yang berasal dari lingkungan sekitar lokasi budidaya,termasuk aktivitas lahan atas dan pengaruh kegiatan budidaya tersebut terhadaplingkungan.

Kamaluddin (2002) menambahkan bahwa perikanan budidaya juga dapat ditatasebaik mungkin sehingga dapat dijadikan objek wisata, untuk itu budidaya harusdibangun dengan nuansa ekonomi dan wisata yang berwawasan lingkungan. Melaluicara ini terbuka peluang usaha bagi masyarakat dalam kerangka agrowisata.

Pengembangan budidaya perikanan ke depan harus mampu mendaya- gunakanpotensi yang ada. Dengan demikian, subsektor ini dapat mendorong kegiatanproduksi berbasis ekonomi rakyat, meningkatkan perolehan devisa negara, sertamempercepat pembangunan ekonomi masyarakat pembudidaya ikan Indonesiasecara keseluruhan (Dahuri 2002).

Page 31: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

30

Bertolak dari hal di atas, maka menurut Dahuri (2002) kegiatan budidaya perikanandiharapkan memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan masyarakat,memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, penyediaan bahan bakuindustri, mendorong pertumbuhan industri dalam negeri, yang pada akhirnya dapatmemberikan kontribusi bagi penerimaan devisa negara. Namun demikian, pada saatyang sama kegiatan budidaya perikanan harus tetap memperhatikan kelestariansumberdaya dan lingkungan dalam rangka mewujudkan kawasan budidaya yangberkelanjutan, berdaya saing dan berkeadilan.

C. Perikanan Tangkap

Manajemen sumberdaya perikanan adalah suatu kesatuan ilmu manajemen yangditujukan untuk mengelola sumberdaya ikan pada suatu kawasan, agar populasi ikanitu tidak menjadi punah dalam rangka pemanfaatan secara lestari dankesinambungan untuk jangka panjang. Selain kita mempelajari aspek-aspek ekologikomunitas ikan, juga tidak kalah pentingnya kita harus mempelajari aspek-aspeksosial ekonomi pada daerah bersangkutan, dan teknologi yang sehari-hari digunakannelayan dan para pengusaha (Nuitja, 2010).Selanjutnya menurut Nuitja (2010), tujuan manajemen sumberdaya perikananadalah:

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan sumberdaya ikansecara lestari.

Menjaga sumberdaya perikanan tetap hidup dan berkembang serta dapatdimanfaatkan secara lestari.

Memelihara dan dapat memperbaiki ekosistem yang sesuai dengan kondisi awalhabitat.

Pengelolaan yang berkaitan dengan fungsi konservasi yang melekat pada perairan,analisis yang dilakukan mencakup kesesuaian dengan aspek/sifat sarana ramahlingkungan, potensi sumberdaya ikan kawasan, kebutuhan masyarakat, danperangkat hukum terkait. Kriteria penilaiannya adalah: (a) kesesuaian denganaspek/sifat alat tangkap ramah lingkungan dapat dilihat dari sifat selektif yangmelanggar fungsi kawasan, jaminan terhadap ekosistem, dampak terhadapbiodiversity, perlindungan terhadap biota dasar, dan daya cemar terhadap kawasan,(b) kesesuaian dengan aspek potensi sumberdaya ikan kawasan dapat dilihat dari

Page 32: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

31

jenis ikan yang ditangkap menggunakan unit penangkapan, daya dukung di lokasi,dan nilai ekonomisnya, (c) kesesuaian dengan aspek kebutuhan masyarakat dapatdilihat dari kepraktisannya, biaya operasi, keefektifan, kekuatan, kemudahan transferknowlegde, dan tingkat keuntungan dari operasi unit penangkapan tersebut, dan (d)kesesuaian dengan aspek perangkat hukum terkait dapat dilihat dari kesesuaianyadengan Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Surat Keputusan Kepala Daerah,dan peraturan lainnya yang berlaku di lokasi (Mustaruddin, 2010).

Menurut Satria et al. (2009), globalisasi pengelolaan sumberdaya perikananIndonesia di laut lepas diatur oleh beberapa peraturan perundang-undangan yaitu:

Undang-Undang No. 5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif. Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 1984 tentang Pengelolaan Sumberdaya Alam

Hayati di Zona Ekonomi Eksklusif. Undang-Undang No. 17 tahun 1985 tentang Pengesahan UNCOS 1982.

Peraturan Pemerintah No. 54 tahun 2002 tentang Usaha Penangkapan Ikan Undang-Undang No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan.

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 5 tahun 2008 tentang PerikananTangkap.

Perkembangan terbaru undang-undang tentang perikanan adalah perubahan dariUndang-Undang No. 31 tahun 2004. Undang-undang tersebut berubah menjadiUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 tahun 2009 tentang Perubahan AtasUndang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan.

D. Kawasan KonservasiKawasan konservasi yang dikembangkan di Indonesia sat ini mengacu pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati danEkosistemnya serta Undang-undang No 41 tahun 1999 tentang Kehutanan.Berdasarkan UU tersebut dapat dibuat batasan bahwa kawasan konservasi adalahkawasan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk memelihara proses alami antaraunsur hayati dan non hayati yang merupakan sistem penyangga kehidupan.

Kawasan konservasi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu: (1) kawasan pelestarianalam dan (2) kawasan suaka alam. Secara detail pembagian tersebut berdasarkanUU No 5 tahun 1990 bisa dijelaskan sebagai berikut:

Page 33: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

32

Kawasan Suaka Alam, merupakan kawasan dengan ciri khas tertentu yangmempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragamantumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayahsistem penyangga kehidupan. Kawasan suaka alam ada dua macam yaitu (1)Cagar Alam dan (2) Suaka Margasatwa yang biasanya lebih ditujukan untukperlindungan satwa.

Kawasan Pelestarian Alam, merupakan kawasan dengan ciri khas tertentu yangmempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetankeanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestarisumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Kawasan pelestarian alam ada tigamacam yaitu: (1) Taman Nasional; (2) Taman Hutan Raya; dan (3) TamanWisata Alam.

Ketentuan mengenai kawasan konservasi cukup detail dijelaskan dalam UU No 5Tahun 1990, tetapi beberapa peraturan perundang-undangan lain membuatklasifikasi atau istilah yang berbeda. Undang-undang No 41 tahun 1999menggunakan istilah ”kawasan hutan konservasi” yang dibagi dalam tiga jeniskawasan yaitu: hutan suaka alam, hutan pelestarian alam, dan taman buru. Undang-undang no 24 Tahun 1994 mengenai Penataan Ruang membagi tiga jenis kawasanyaitu (1) Kawasan lindung; (2) Kawasan budidaya; dan (3) Kawasan denganperuntukan khusus.Istilah yang juga sering digunakan adalah Keputusan Presiden No 32 Tahun 1990yang menggunakan istilah ”kawasan lindung” dan membaginya dalam 4 jenis yaitu:

Kawasan yang memberikan perlindungan di bawahnya

Kawasan perlindungan setempat Kawasan rawan bencana alam Kawasan suaka alam dan cagar budaya.Perbedaan-perbedaan istilah dan definisi tersebut terkadang menjadi kendalatersendiri dalam pengelolaan sebab setiap istilah didukung oleh dasar argumen yangkuat dan implementasinya biasanya dilakukan oleh sektor yang berbeda. Beberapaupaya harmonisasi antar sektor terus dilakukan sehingga dalam beberapa levelpemangku kepentingan misalnya di nasional, daerah, atau tingkat program dapatterjadi kompromi.

Page 34: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

33

2.3. Kondisi Wilayah Desa Batu AmparDesa Batu Ampar dan Nipah Panjang termasuk dalam wilayah Kecamatan Batu Amparyang memiliki luas wilayah masing-masing 560,12 km2 dan 212,71 km2. Secaraadministrasi batas wilayah Batu Ampar adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sungai Nibung Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sangau

Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Karimata Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Ketapang

Desa Batu Ampar memiliki hutan lindung yang cukup luas. Berdasarkan Peta PaduserasiTata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) dengan Rencana Tata Ruang (RTRW) provinsiKalimantan Barat, Wilayah hutan mangrove di kawasan Batu Ampar seluas ±14.941 Ha.

2.3.1. Keadaan IklimWilayah Batu Ampar secara umum dipengaruhi oleh dua musim yaitu musimpenghujan (Agustus-Februari) dan musim kemarau (Maret-Juli). Daerah inimemiliki curah hujan rata-rata 3.887 mm pertahun dan jumlah hari hujan selama132 hari. Pada musim kemarau curah hujan rata-rata perbulan adalah 126 mm,sedangkan pada musim penghujan dapat mencapai 465 mm. Kawasan BatuAmpar memiliki kisaran suhu 20 – 35 oC. Secara umum kecepatan angin diwilayah ini antara 5-10 knot/jam dan kecepatan angin relative tinggi antarabulan Oktober-Maret.

2.3.2. TopografiKawasan Batu Ampar merupakan daerah yang mempunyai tingkat kelandaianrendah. Kemiringan wilayah ini antara 0-40% dimana pada kemiringan < 15%berada di bagian selatan sedangkan daerah dengan kemiringan 15-40 % beradapada bagian utara.

2.3.3. Hidro-oseanografi

Kawasan Batu Ampar termasuk dalam wilayah DAS Kapuas, DAS Mempawahdengan wilayah Sub DAS Kemuning, Sub Das Lida dan Sub Das Sungai Limau.Pasang di kawasan Batu Ampar dapat mencapai 1,7 m dengan rata-rata tinggi1,45 m. Kondisi perairan surut terendah adalah 0,2 m dengan ketinggian rata-

Page 35: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

34

rata 0,39 m. Sedangkan tinggi permukaan air rata-rata adalah 0,90 m (Dishidros,1996).

Perairan yang ada di wilayah ini merupakan perairan payau hingga asin,sehingga tidak dapat dipergunakan sebagai sumber air minum. Dibeberapatempat terutama pada muara sungai perairan relative keruh karena adanyasedimentasi. Sungai yang terdapat di Batu Ampar dipergunakan oleh pendudukuntuk sarana transportasi dan kawasan perikanan tangkap.

2.3.4. TanahDaratan Batu Ampar terbentuk dari bahan endapan sungai (tua dan muda)berupa pasir halus, lumpur dan sisa tumbuhan. Pasir dan lumpur berasal daridaerah pedalaman sedangkan sisa tumbuhan berasal dari hutan-hutan purbadan terbentuk pada jaman holosen. Tanah di wilayah hutan mangrove BatuAmpar sebagian besar merupakan jenis tanah alluvial hidromorf kelabu denganbahan induk dari bahan endapan liat, debu, serta fisiografi berupa dataranpasang surut pantai. Sedangkan sebagian kecil merupakan jenis tanah asosiasialluvial kelabu dan coklat kelabu dari bahan endapan liat/debu.Wilayah pesisir Desa Nipah Panjang merupakan bagian pesisir Kalimantan Baratyang memiliki 2 sistem lahan, yaitu sistem lahan Kejapah (KJP) yaitu dataranlumpur didaerah pasang surut dibawah bakau dan nipah, dan sistem lahanKahayan (KHY) yaitu dataran pantai/sungai yang tergabung yang menempatifisiografi dataran alluvial.

Page 36: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

35

Bab III Inventori Sumberdaya Pesisir

3.1. Metode yang Digunakan

3.1.1. Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan datasekunder. Adapun jenis data primer dan sekunder serta sumber data yang akandiambil pada penelitian ini adalah seperti pada Tabel 2 dibawah ini:

Tabel 2. Jenis data serta sumber data

No Jenis Data Metode SumberA Data Primer1 Kondisi Umum Wilayah Wawancara,

observasilapangan dan FGD

Perangkat desa,masyarakata. Penggunaan wilayah

b. Luasc. Spesies alamid. Infrasturtur Umum

2 Potensi Wilayah Wawancara, danFGD

Perangkat desa,masyarakata. Jenis Flora

b. Jenis Faunac. Kelimpahan Flora dan Faunad. Spesies yang dikembangkane. Teknologi budidaya

3 Sosial Ekonomi Masyarakat Wawancara, danFGD

Perangkat desa,masyarakata. Jenis pekerjaan

b. Sarana usahac. Lama usahad. Biaya usahae. Hasil usahaf. Jumlah penerimaang. Pemasaran

B Data Sekunder Studi literatur Instansi terkait danpenelitiansebelumnya

1 Administrasi Wilayah2 Hidro-Aseanografi Wilayah3 Sosial Ekonomi Penduduk4 Pengguanaan Lahan5 Luasan Lahan

Data primer adalah data yang diambil langsung pada saat penelitian, melaluiobservasi, kuisioner, dan wawancara langsung di lokasi penelitian. Data sekunder

Page 37: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

36

didapatkan dari beberapa instansi terkait yaitu Dinas Kehutanan dan Perkebunan(Dishutbun) dan Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanlut) Kabupaten KubuRaya, serta referensi yang menunjang dalam penelitian ini.

3.1.2. Metode Pengumpulan Data

A. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap petambak, masyarakat, tokoh masyarakatdan instansi yang terkait. Wawancara dilakukan terhadap masyarakat,dilanjutkan dengan wawancara yang lebih mendalam terhadap tokoh-tokohsetempat. Wawancara dilakukan terhadap masyarakat nelayan, petani,petambak dan ibu rumah tangga, sehingga diharapkan mampu memberikangambaran secara terperinci mengenai kondisi kegiatan usaha yang merekalaksanakan. Sedangkan wawancara terhadap tokoh masyarakat diharapkanmampu memberikan informasi mengenai kondisi wilayah terkait denganpemanfaattan lahan dan beberapa data desa secara umum. Penentuanresponden untuk wawancara menggunakan teknik purpossive samplingmethod.

B. Diskusi Kelompok Terarah atau Focus Group Discussion (FGD)

Pengumpulan data dilakukan melalui Diskusi Kelompok Terarah atau FocusGroup Discussion (FGD) yang diselenggarakan di Desa Dabong. KegiatanFGD ini dilakukan untuk merumuskan data-data yang dibutuhkan, sertauntuk memudahkan dalam pelaksanaan pengumpulan datanya sehinggadiharapkan data-data/informasi yang dikumpulkan akan lebih lengkap.Adapun kegiatan yang perlu dilakukan, meliputi :

Persiapan pelaksanaan FGD, mencakup penentuan waktu dan tempat,penentuan peserta, dan lain-lain.

Pelaksanaan kegiatan FGD. Perumusan hasil pembahasan FGD

C. Studi Literatur

Suatu tahap yang penting dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalahmelakukan studi literatur mengenai administrasi wilayah, hidro-aseanografi

Page 38: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

37

wilayah, sosial ekonomi penduduk, pengguanaan lahan, luasan lahan yangbersumber dari buku teks, hasil penelitian, laporan-laporan dari hasil studi

terdahulu, ataupun dari jurnal.

Selain itu berbagai data penunjang untuk melengkapi data primer dilakukandengan penelusuran berbagai pustaka/dokumen dari instansi terkait seperti :Bappeda kabupaten Kubu Raya, Dinas Kehutanan, Dinas Perikanan danKelautan, Badan Pusat Statistik (BPS), Kantor Desa Dabong, KantorKecamatan Kubu dan lain-lain.

3.1.3. Analisis data

Seluruh data-data dan informasi yang diperoleh, kemudian dilakukan pengolahandan kompilasi sesuai dengan aspek-aspek yang akan dikaji berdasarkan maksuddan tujuan kegiatan, yang penekanannya adalah pada inventory potensi

sumberdaya pesisir Desa Dabong.

Kompilasi data dapat diarahkan pada potensi sumberdaya yang ada, kelimpahanpemanfaatan serta berbagai masalah yang terdapat didalamnya. Seluruh data-data yang telah dikompilasi, kemudian dilakukan kajian dan analisis terkaitdengan variabel yang akan digunakan. Kajian dan analisis data dilakukan secara

deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

3.2. Hasil Inventory Sumberdaya Pesisir

3.2.1. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

A. KependudukanJumlah penduduk Desa Batu Ampar mencapai dua kali lipat penduduk DesaNipah Panjang. Pada kedua desa tersebut rasio perbandingan penduduk laki-laki dan perempuan hampir sama. Pada Tabel 3 disajikan data penduduk daridua desa tersebut.

Page 39: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

38

Tabel 3. Penduduk Desa Batu Ampar dan Nipah Panjang

No. DesaJumlahRumahTangga

Jumlah Penduduk TotalJumlah

PendudukLaki-laki Perempuan

1. Batu Ampar 848 3.949 3.594 7.543

2. NipahPanjang 828 1.816 1.813 3.629

B. Mata PencaharianLebih dari 50% dari jumlah penduduk di masing-masing desa (Batu Ampardan Nipah Panjang) termasuk ke dalam usia produktif. Pertanian (tanamanpangan, perkebunan, kehutanan dan perikanan) memegang peranan yangcukup penting dalam perekonomian di Batu Ampar. Pada tahun 2010, sektorpertanian memberikan kontribusi sebesar 18,9 % terhadap Produk DomestikRegional Bruto atau nomor dua setelah industri pengolahan. Pada Tabel 4disajikan jumlah penduduk beserta mata pencahariannya.Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

No Jenis Pekerjaan Jumlah (Jiwa)1 Petani 7922 Buruh Tani 1.9803 Nelayan 5894 Industri/kerajinan 4775 Perdagangan 3756 Angkutan/Transportasi 697 PNS 1568 Jasa Lainnya 328

C. PendidikanTingkat pendidikan formal masyarakat Desa Batu Ampar dan Nipah Panjangtergolong masih rendah. Sebagian besar tingkat pendidikan penduduk adalahSekolah Dasar (SD) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).Pendidikan formal masyarakat Desa Batu Ampar dan Nipah Panjang disajikanpada Tabel 5.

Page 40: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

39

Tabel 5. Tingkat pendidikan formal penduduk Desa Batu Ampar

No PendidikanBatu

Ampar(jiwa)

1 Sekolah Dasar (SD) 2.121

2 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama(SLTP)

2.110

3 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) 519

4 Diploma 2 (D2) -

5 Diploma 3 (D3) 1

6 Sarjana (S1) -

7 Magister (S2) -

8 Belum/Tidak Sekolah 2.252

D. Agama Penduduk

Mayoritas penduduk Desa Batu Ampar dan Nipah Panjang menganut agamaIslam. Agama lain yang dianut oleh sebagian penduduk kedua desa adalahKristen, Katolik dan Budha. Perincian jumlah penduduk yang menganutagama-agama tersebut ditampilkan pada Tabel 6.

Tabel 6. Agama Penduduk Desa Batu Ampar dan Nipah Panjang.

Agama Batu Ampar (Jiwa) Nipah Panjang (Jiwa)Islam 7.903 3.599Kristen 237 2Katolik 74 1Hindu - -Budha 892 23Lainnya 11 -

E. Sarana Prasarana DesaPendidikanSalah satu hal yang mempengaruhi tingkat pendidikan suatu wilayah adalahsarana prasarana yang mendukung dalam bidang pendidikan. Selain itu jugafactor lain yang mempengaruhi adalah kemudahan untuk mengakses saranaprasarana tersebut. Berikut ditampilkan sarana prasarana pendidikan, jumlah

Page 41: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

40

murid serta guru yang terdapat di Desa Batu Ampar dan Nipah Panjang(Tabel 7).Tabel 7. Sarana Pendidikan di Desa Batu Ampar dan Nipah Panjang

No DesaFasilitas

Pendidikan Jumlah Murid Jumlah Guru

SD SLTP SLTA SD SLTP SLTA SD SLTP SLTA1. Batu Ampar 8 2 1 1.380 68 65 48 16 122. Nipah Panjang 3 1 - 597 40 - 20 6 -

Sarana dan prasarana pendidikan Desa Batu Ampar lebih lengkap biladibandingkan dengan Desa Nipah Panjang. Desa Batu Ampah telah tersediafasilitas pendidikan hingga Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Selain ituDesa Batu Ampar juga memiliki jumlah sekolah serta guru yang lebih banyak.KesehatanFasilitas kesehatan yang terdapat pada suatu desa juga akan mempengaruhitingkat hidup masyarakat. Keberadaan fasilitas kesehatan akan membantudalam menekan angka kematian suatu daerah, terutama angka kematian ibudan anak yang sangat tinggi di Indonesia. Fasilitas kesehatan yang terdapatdi Desa Batu Ampar dan Nipah Panjang disajikan pada Tabel 8.Tabel 8. Fasilitas Kesehatan di Desa Batu Ampar dan Nipah Panjang

No. Desa Puskesmas Polindes Praktek

DokterPraktekBidan

Posyandu

1. Batu Ampar 1 1 1 3 82. Nipah Panjang - 1 - 1 3

Berbeda dengan Desa Nipah Panjang, Desa Batu Ampar telah dilengkapidengan fasilitas Puskesmas serta Prakter Dokter. Namun, untuk pengobatanyang membutuhkan perawatan intensif, maka masyarakat harus ke kotakabupaten/propinsi di Pontianak yang membutuhkan waktu serta transportasiyang masih terbatas. Selain fasilitas kesehatan, dua desa tersebut jugamemiliki beberapa tenaga medis (Tabel 9).

Page 42: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

41

Tabel 9. Tenaga Medis di Desa Batu Ampar dan Nipah Panjang

No Desa Dokter Bidan MantriKesehatan/Perawat

Dukun BayiTerlatih

1. Batu Ampar 1 3 4 7

3. Nipah Panjang - - 1 -

Lain-lainDalam rangka mendukung kegiatan peribadatan, Batu Ampar juga telahmemiliki fasilitas keagamaan. Fasilitas peribadatan yang berada di BatuAmpar antara lain 8 buah masjid, 2 buah mushola, 2 buah gereja, satu buahvihara, 1 buah kopel serta 1 buah kelenteng.Selain tempat peribadatan, di Desa Batu Ampar telah terdapat beberapapenginapan.Kebutuhan air di daerah ini berasal dari air gunung. Sedangkankebutuhan air di Desa Nipah Panjang dipenuhi dari sumur, sungai serta airhujan.

3.2.2. Potensi Sumberdaya Pesisir

a. Ekosistem Mangrove

Berdasarkan Peta Paduserasi Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) denganRencana Tata Ruang (RTRW) provinsi Kalimantan Barat, Wilayah hutanmangrove di kawasan Batu Ampar seluas ±14.941 Ha. BerdasarkanKebijakan Rencana Tata Ruang Daerah Tingkat I Kalimantan Barat, kawasanhutan mangrove yang ditetapkan sebagai kawasan lindung, bukan berartitidak boleh dilakukan kegiatan budidaya, melainkan diperbolehkanmelakukan budidaya sepanjang tidak mengganggu fungsi lindung. Luaspenggunaan hutan mangrove Desa Batu Ampar dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Luas hutan mangrove, tambak dan kawasan lindung mangroveBatu Ampar

No Peruntukan Kawasan Luas (Ha)1 Hutan Lindung 11.4282 Pertanian Kering 3.1453 Pertanian Basah 365

Page 43: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

42

b. Flora

Wilayah ekosistem mangrove Batu Ampar mempunyai 6 tipe formasi daripantai sampai dengan daratan yaitu: 1) formasi Avicenia, 2) formasiSonneratia, 3) formasi Rhizopora dan Bruguiera, 4) formasi Rhizopora danNipah, 5) formasi Nipah, 6) formasi Pandan dan Nibung. Di wilayah initercatat sedikitnya 40 spesies mangrove yang terdiri dari 21 jenis mangrovesejati (true mangrove) dan 19 jenis mangrove ikutan (associated mangrove).Jenis yang paling banyak ditemukan di wilayah mangrove Batu Ampar adalahjenis-jenis Rhizopora spp, Bruguiera spp, dan Nypa fruticans. Salah satu jenistananaman mangrove endemik khas ekosistem mangrove Kalimantan yangbisa ditemukan di wilayah ini adalah jenis Kandelia candel. (Ginting, 2009)Vegetasi hutan primer di Batu Ampar ditemukan 4 jenis pohon yaitu : Tumu(Bruguiera gymnorrhiza), Bakau (Rhizophora apiculata), Blukap (Rhizophoramucronata), dan Nyirih (Xylocarpus granatum). Secara umum vegetasididominasi jenis Rhizophora apiculata.Selain tanaman mangrove, pada kedua desa juga banyak terdapat tanamanpalawija, kelapa, pisang, kopi dan sayur-sayuran. Tanaman palawija yangumum ditemukan adalah padi dan jagung. Selain jagung dan padi jugaterdapat ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedelai, dan kacang hijau.Sayur-sayuran di kedua desa ditanam oleh penduduk untuk memenuhikebutuhannya dan sebagian dijual di desa tersebut. Beberapa sayur-sayuranyang ditemui adalah sawi, cabe, bawang, kacang panjang, terung, ketimun.Selain semua tumbuhan tersebut, di wilayah ini juga banyak ditemukanpohon belian.

c. Fauna

Pesisir Desa Batu Ampar dan Nipah Panjang kaya akan biota perairan.Tercatat sedikitnya 5 spesies Crustacea, 6 spesies Bivalva, 17 spesiesGastropoda, 18 spesies Phytoplankton, 3 spesies Zooplankton dan 3 spesiesbentos. Terdapat pula berbagai 109 jenis ikan pada kawasan ini. Dimana 53diantaranya adalah spesiesn migrant dan 28 jenis lainnya adalah spesiesmenetap di ekosistem mangrove, sedangkan 27 jenis spesies lainnya belumdiketahui statusnya (Amira, 2008).

Page 44: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

43

Fauna yang juga ditemukan di hutan mangrove kedua desa ini antara lainmonyet ekor panjang, bekantan (Nasalis larvatus) yang endemik Kalimantan,babi hutan, rusa, kucing hutan, bajing, beruang madu, kalong, kelelawar danmamalia air yaitu pesut (Orcaela breviristria). Seperti di ekosistem mangrovelainnya ekosistem mangrove Batu Ampar tercatat sedikitnya ada 46 jenisburung, 12 diantaranya dilindungi Undang-Undang. Jenis burung khas hutanmangrove yang ada di hutan Batu Ampar antara lain raja udang, kuntul,kowak, blekok, bambangan, gajahan, pecuk ular dan 2 jenis elang. Selain itujuga terdapat jenis burung endemik Kalimantan yaitu berencet Kalimantan(Ptilocichla leucogrammica) serta terdapat beberapa jenis reptilia seperti ularbakau, kurakura, kadal, labi-labi, biawak dan buaya. Keragaman sumberdayasatwa liar di kawasan wilayah Batu Ampar yang terbentuk dalam ekosistemmangrove yang khas, akan mendorong suatu jalinan simbiosis antar spesiesyang khas pul dengan lingkungannya. Jenis–jenis satwa liar dalam ekosistemmangrove di wilayah Batu Ampar harus dilindungi keberadaannya.Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) merupakan jenis mamalia yangpaling sering dijumpai langsung di pinggir sungai hutan mangrove secaraberkelompok antara 2-6 ekor. Sedangkan bekantan (Nasalis larvatus) yangmerupakan jenis mamalia khas Kalimantan masih banyak terdapat dikawasan ini (Talan, 2008)

3.2.3. Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Pesisir

a. Arang Kayu dan Penambangan Batu

Pada saat ini kawasan hutan mangrove Batu Ampar dan Nipah Panjangsebagian merupakan bagian dari wilayah konsensi HPH PT. INHUTANI IIyang mengeksploitasi kayu daratan dan rawa. Potensi hutan mangrove yangtedapat di kawasan ini masih baik dan telah lama dimanfaatkan olehmasyarakat sebagai sumber mata pencaharian. Keberadaan hutan mangrovekenyataannya sangat membantu dalam meningkatkan taraf hidupmasyarakat setempat, serta merupakan komoditi andalan masyarakat.

Pemanfaatan hutan mangrove oleh masyarakat setempat dipergunakansebagai bahan baku arang, dilakukan dengan teknologi tradisional, yakni:

Page 45: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

44

penebangan tidak mengunakan chain saw, tungku pembakaran masihsederhana dan lebih bersifat padat karya. Dampak kegiatan tersebutterhadap ekosistem hutan mangrove disekitarnya relatif kecil. Di sampingkomoditi arang bakau (kayu mangrove), masih terdapat potensi komoditi lainyang dapat dikembangkan pemanfaatannya secara langsung dan tidaklangsung (gula, daun nipah, kepiting, ikan,dan udang, serta wisata alam).Terkait dengan pemanfaatan hutan mangrove, di Desa Nipah Panjang telahberdiri sebuah lembaga swadaya masyarakat bernama LSM Sampan. LSM inimenyerukan dan menghimbau tentang pentingnya menjaga kelestarianmangrove.Batu Ampar selain sebagai penghasil arang mangrove, juga diketahuiterdapat pertambangan batu (Gambar 1). Pertambangan Batu tersebutmerupakan pendapatan sampingan masyarakat Desa Batu Ampar. Hasilpertambangan batu tersebut dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.

Gambar 1. Pertambangan Batu

Page 46: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

45

b. Nelayan

Penduduk telah lama memanfaatkan kekayaan biota yang berada di hutanmangrove kedua desa. Nelayan dari kedua desa umumnya menangkapkepiting bakau dan udang-udangan. Nelayan menggunakan alat tangkapbubu untuk mendapatkan kepiting bakau. Masing-masing nelayan memilikikurang lebih 60 buah bubu. Untuk menangkap kepiting masyarakatmenggunakan umpan segar berupan ikan yang telah dipotong dan diletakkandi dalam bubu. Bau dari ikan tersebut akan menarik kepiting masuk dalambubu. Selain bubu, nelayan di wilayah ini juga menggunakan alat tangkapberupa pukat udang (Gambar 2).

Gambar 2. Alat Tangkap Nelayan Desa Batu Ampar dan Nipah Panjang

Nelayan dari kedua desa ini tidak hanya sebagai nelayan tradisional denganmenggunakan alat tangkap sederhana dengan jarak tangkap yang dekat,

Page 47: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

46

tetapi juga terdapat nelayan dengan modal kuat dan jangkauan tangkapyang jauh. Nelayan tersebut telah menggunakan perahu mesin yang besarkapasitasnya. Nelayan tradisional dengan jangkauan dekat sekitar 1-5 meterbiasanya menggunakan perahu kayu yang dibuat oleh nelayan setempat.Perahu kayu tersebut sebagian telah dilengkapi dengan motor temple,namun sebagian masih menggunakan dayung. Sedangkan penangkapanlepas pantai dengan jarak 1-20 km nelayan biasanya menggunkan kapalmotor dengan kekuatan 5-10 PK (Aprilwati, 2001).Masyarakat juga menggunakan alat tangkap pancing. Umumnya kegiatanmemancing ini dilakukan untuk mengisi waktu saat menunggu pukat. Jenisikan yang ditangkap dengan menggunakan pancing adalah Ikan Belukang,Duri, Talang, Semerah (Kakap Merah) dan Pari.

c. Pertanian

Pertanian dan perkebunan memegang peranan penting di wilayah BatuAmpar. Tanaman pertanian yang banyak ditanam masyarakat antara lainpadi, jenis-jenis paliwija. Hasil panen tanaman-tanaman tersebut dijual baikdi desa maupun keluar desa. Sedangkan sayur-sayuran ditanam warga untukmemenuhi kebutuhan masing-masing. Apabila hasil panen sayur-sayurantersebut melebihi kebutuhan maka akan dijual keliling desa. Kegiatanpertanian ini lebih banyak diusahakan oleh masyarakat pendatang terutamaoleh para pendatang dari suku Jawa.Perkebunan kelapa di Desa Nipah Panjang sangat luas. Kelapa dimanfaatkanoleh masyarakat sebagai bahan baku kopra. Pemanenan kelapa dilakukandengan menunggu kelapa tua terjatuh dari pohon. Selanjutnya kelapadipisahkan dari sabutnya untuk kemudian di cungkil. Pengolahan selanjutnyakelapa yang telah dicungkil tersebut dikeringkan dengan memanfaatkancahaya matahari langsung (Gambar 3). Proses penjemuran kelapa hinggamenjadi kopra membutuhkan waktu kurang lebih 1-2 hari.

Page 48: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

47

Gambar 3. Proses Penjemuran KelapaTanaman pisang juga banyak ditemukan pada kedua desa. Pisang yangditanam oleh masyarakat adalah pisang nyirih. Pisang tersebut dimanfaatkanoleh masyarakat Desa Batu Ampar untuk diolah menjadi pisang sale. Parapetani di kedua desa ini juga mempunyai pendapatan tambahan denganmemelihara ternak. Ternak yang biasanya dipelihara oleh petani adalah sapi,kambing, domba, ayam dan itik.

3.2.4. Distribusi dan Pemasaran Hasil

a. Arang Kayu Mangrove

Jumlah dapur arang di wilayah Batu Ampar mencapai 90 buah dengankeadaan baik sebanyak 58 buah dan 32 buah dalam keadaan rusak. Tidaksemua masyarakat memiliki dapur arang, sehingga sebagian masyarakatmenyewa dapur arang untuk memproduksi arang tersebut. Pendapatanmasyarakat penyewa dapur arang Rp. 500.000,- hingga Rp. 1.230.000,-/bulan. Sedangkan pendapatan pemilik dapur arang antara Rp. 700.00,-hingga Rp. 1.700.000,-/bulan tiap dapur.

b. Nelayan

Kegiatan penangkapan kepiting dilakukan masyakat pada musim nyorongsedangkan penangkapan udang tidak tergantung pada musim. Bulan

Page 49: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

48

Desember-Maret merupakan bulan dimana jumlah kepiting melimpah dialam.Sedangkan musim dimana kepiting bertelur terjadi pada bulan Juli-Agustus.Pada bulan tersebut kualitas isi kepiting sangat bagus namun jumlahnyatidak semelimpah bulan Desember-Maret. Harga kepiting di daerah iniberbeda-beda tergantung ukuran. Terdapat dua kelompok ukuran kepitingyaitu ukuran A dan Ukuran B. Ukuran A dihargai Rp. 45.000,-/kg sedangkanukuran B adalah Rp. 17.000,-/kg.

Ikan Belukang cukup banyak ditemukan di perairan sekitar Desa NipahPanjang (Gambar 4). Harga ikan jenis ini cukup murah yaitu Rp. 12.000,-/kg.Ikan Belukang diperairan ini mencapai puncak kelimpahannya pada bulanJuli-Agustus.

Nelayan Desa Batu Ampar melakukan kegiatan penangkapan disekitarperairan Pulau Panjang dan Pulau Padu Empat. Satu kali trip penangkapanmemakan waktu selama satu hari dengan jumlah nelayan 1-3 orang perperahu. Penangkapan udang lepas pantai memerlukan waktu 3-4 hari per tripdengan jumlah nelayan 5-6 orang. Lamanya penangkapan per trip sangatmempengaruhi biaya oprasional.

Gambar 4. Ikan Belukang

Page 50: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

49

Nelayan udang tradisional yang melakukan penangkapan udang denganpukat tarik rata-rata menghasilkan 4 kg seharga ± Rp. 150.000,-. Sedangkannelayan yang memiliki alat yang lebih lengkap penghasilannya dapatmencapai Rp. 800.000,-. Untuk nelayan pukat tenggiri saat musim ikan dapatmenghasilkan Rp. 200.000,- hingga Rp. 300.000,- per malam. Musim ikantenggiri adalah saat bulan penuh pada tiap bulannya. Selain itu ibu-ibu DesaBatu Ampar juga mencari kepah terutama saat air surut. Hasil yang didapatdari penangkapan kepah tersebut mencapai Rp. 70.000,-.

Perairan sekitar Desa Batu Ampar terdapat biota yang memiliki nilai ekonomistinggi yaitu Ikan Tirus (Gambar 5). Ikan Tirus dimanfaatkan gelembusnyauntuk makanan yang dipercayai memiliki efek yang sangat bagus untukkesehatan. Sup dari gelembus Ikan Tirus dipercaya mampu mempercepatluka bekas pasca oprasi. Memancing Ikan Tirus dilakukan saat air kondahdan hanya selama satu minggu. Dari kegiatan memancing ini masyarakatdapat menghasilkan sekitar 2-3 juta tergantung ukuran gelembusnya.

Gambar 5. Ikan Tirus

Page 51: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

50

Pemasaran hasil perikanan dilakukan dengan cara nelayan langsung menjuallangsung ke penampung atau dapat langsung ke pasar Batu Ampar. Parapenampung selanjutnya menjual ikan dan kepiting ke Pontianak sebagaipemasok kebutuhan warga KotaPontianak dan Kota Mempawah. Sedangkanhasil tangkapan udang biasanya dijual ke pabrik pembekuan udang, yaitu PT.Cipta Windu Pratama dan PT. Kapuas Sakti di Pontianak.

c. Pertanian

Pertanian yang sangat banyak ditemukan di Desa Nipah Panjang adalahpertanian kelapa untuk bahan baku kopra. Pertanian kelapa yang sangat luasdi desa ini dimiliki oleh Pak Maje, Beliau memiliki lahan pertanian kelapaseluas 40 Ha dengan 13.000 batang kelapa yang telah berproduksi serta8.000 batang pohon yang masih belum berproduksi. Waktu yang dibutuhkanpohon kelapa untuk dapat berproduksi sekitar 3 tahun dengan siklus panensetiap 3 bulan sekali.Harga kelapa perbutir di desa ini hanya Rp. 1.100,- hingga Rp. 1.500,-.Sedangkan harga kopra mencapai Rp. 6.500,-/kg. Selain kopra, sebagianmasyarakat juga ada yang memanfaatkan daun nipah untuk dijadikan atap.Penghasilan para pengrajin atap dari daun nipah berkisar antara Rp300.000,- hingga Rp 400.000,-/bulan.

3.2.5. Isu dan Permasalahan

a. Hutan mangrove

Pemanfaatan arang mangrove semakin hari semakin meningkat. Berdasarkanketeranga warga Desa Nipah Panjang, peralatan penebangan kayu mangrovewarga Desa Batu Ampar saat ini sudah semakin canggih, dimana awalnyapenebangan dilakukan secara tradisional, kini beralih menggunakan mesin.Penenbangan kayu mangrove saat ini juga sudah mulai merambah kewilayah hutan Nipah Panjang. Dan saat ini belum terdapat Peraturan Desayang mengatur tentang penebangan hutan mangrove sehingga warga NipahPanjang tidak dapat melakukan apapun terhadap hal tersebut.

Page 52: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

51

b. Pertanian

Permasalahan bidang pertanian yang terdapat di desa ini adalah adanyabahan samping pemanfaatan kelapa untuk kopra. Sabut serta batok kelapadalam jumlah besar belum termanfaatkan secara maksimal. Saat ini arangmaupun sabut kelapa hanya digunakan untuk pengasapan dalam prosespengeringan kelapa, sedangkan sisanya hanya di tumpuk begitu saja didekatgudang (Gambar 5).

Gambar 6. Batok Kelapa yang tidak dimanfaatkan

c. Kegiatan Nelayan

Dalam satu bulan nelayan bubu hanya dapat beraktivitas sebanyak 16-17hari saat nyorong. Sehingga saat air kondah nelayan tidak memilikipenghasilan. Selain permasalahan hari untuk melaut, nelayan mengalamikekurangan alat tangkap serta perahu. Keberadaan perahu serta alattangkap yang memadai akan meningkatkan pendapatan masyarakat.Permasalahan lain yang dihadapi nelayan adalah ketahanan alat tangkapyang cukup singkat. Sebagai contoh alat tangkap pukat hanya bertahan

Page 53: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

52

sekitar 6-7 bulan saja. Selain itu tingginya kelimpahan Ikan Belukang diperairan kedua desa dengan harga rendah perlu suatu upaya pengolahanlebih lanjut untuk peningkatan nilai keekoniomiannya.

Page 54: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

53

Bab IV Kesimpulan dan Rekomendasi

Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:

1. Potensi yang terdapat di Desa Batu Ampar adalah Ikan Tirus yang memiliki nilai ekonomistinggi.

2. Potensi yang terdapat di Desa Nipah Panjang berupa sumberdaya udang, ikan serta kepitingyang cukup tinggi.

Rekomendasi yang dapat disampaikan adalah:

1. Perlu adanya upaya pengelolalaan sumberdaya alam hayati di kedua desa sehinggapemanfaatannya tetap lestari.

2. Perlu adanya suatu Peraturan Desa yang mengatur mengenai penebangan hutan mangrovesebagai bahan baku arang.

3. Perlu adanya upaya penggantian bahan baku pembuatan arang sehingga kegiatanpenebangan hutan mangrove dapat dihindari.

Page 55: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

54

Daftar Pustaka

Aprilwati S. 2001. Analisis Ekonomi Pemanfaatan Ekosistem Mangrove di Kawasan Batu AmparKabupaten Pontianak [Tesis]. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Bengen DG. 2004. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut Serta PrinsipPengelolaannya. PKSPL-IPB. Bogo

Bengen, DG. 2002. Pengenalan dan pengelolaan ekosistem mangrove. PKSPL-IPB

Bengen DG, Rizal. 2000. Aktivitas Pembangunan Berwawasan Kependudukan di Wilayah Pesisir.Warta Pesisir dan Lautan (02). PKSPL-IPB. Bogor.

Borum, J., Sand-Jensen, K., Binzer, T., Pedersen, O., Greve, T. M (2006). Oxygen movement inseagrasess. In : Larkum, A. W. D., Orth, R.J., Duarte, C. M. (eds.) Seagrasess :Biology, Ecology and Conservation. Springer, The Netherlands. Pp 255-270.

Dahuri R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut. PT. Gramedia Pustaka. Jakarta

Dahuri R. 2002. Paradigma Baru Pembangunan Indonesia Berbasis Kelautan. Orasi Ilmiah: GuruBesar Tetap Bidang Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan FPIK-IPB. Bogor.

Dahuri R, Rais J, Ginting SP, Sitepu MJ. 1996. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir danLautan Secara Terpadu. Paradyna Paramita. Jakarta.

Duarte, C. M. (2002). The future of seagrass meadows. Environmental Conservation 29, 192-206.

Fauzi A. 2004. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Cetakan ketiga Juli 2010. PTGramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Ginting A. 2009. Karakteristik Habitat dan Wilayah Jelajah Bekantan (Nasalis larvatus, Wurmb)di Hutan Mangrove Desa Nipah Panjang Kabupaten Kubu Raya Provinsi KalimantanBarat [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Hutabarat AA, Yulianda F, Fahrudin A, Harteti S, Kusharjani, Adrianto L. 2009. KonservasiPerairan Laut dan Nilai Valuasi Ekonomi. Pusdiklat Kehutanan-Dephut dan SECEM-Korea International Cooperation Agency. Cetakan pertama 2009..Bogor

Mustaruddin. 2010. Model Pengembangan Usaha Perikanan Yang Bersinergi Dengan FungsiKonservasi Kawasan (Studi Kasus Pengelolaan Sero Berkantong Di Perairan TelukTiworo, Provinsi Sulawesi Tenggara). Jurnal Penelitian Perikanan Laut. 15 halaman

Nuitja, I.N.S. 2010. Manajemen Sumber Daya Perikanan. Bogor: IPB Press. 168 halaman

Page 56: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

55

Nybakken JW. 1993. Marine Biologi. An Ecological Approach. Third Edition. Harper CollinsCollege Publisher. New York.

Odum EP. 1971. Fundamental of Ecology. Philadelpia: WB Sounders.

Primavera JH. 2000. Integrated Mangrove-Aquaculture System in Asia. AquacultureDepartment, Southeast Asian Fisheries Development Center, Tigbauan, Philippines

Primavera JH. 1998. Mangroves as Nurseries: Shrimp Populations in Mangrove and Non-Mangrove habitats. Estuarine, Coastal and Shelf Science (1998) 46, 457-464

Romero, J., K., Perez, M., Mateo, M. A., Alcoverro, T (2006). In : Larkum A. W. D., Orth, R. J.,Duarte, C. M. (eds). Seagrass Biology, Ecology and Conservation. Springer, TheNetherlands. Pp 227-254.

Satria, A., Eva, A., dan Akhmad, S. 2009. Globalisasi Perikanan : Reposisi Indonesia?. Bogor:IPB Press. 123 halaman

Sukarno, Hutomo M. Moosa MK, Darsono P. 1981. Terumbu Karang di Indonesia, Sumberdaya,Permasalahan dan Pengelolaannya. Jakarta: Pusat Penelitian Potensi Sumberdaya AlamIndonesia LON LIPI.

Talan MA. 2008. Persamaan Penduga Biomassa Pohon Jenis Nyirih (Xylocarpus granatumKoenig. 1784) dalam Tegakan Mangrove Hutan Alam di Batu Ampar, Kalimantan Barat[skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan

Veron JN. 1986. Coral of Australian and The Indo-Pasific . Honolulu. University of Hawai Press.

Page 57: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

56

Lampiran

Lampiran 1. Wawancara dengan Warga

Page 58: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

57

Lampiran 2. Gudang Kopra

Page 59: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

58

Lampiran 3. Hasil Tangkapan Nelayan

Page 60: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

59

Lampiran 4. Fasilitas Pasar Desa Batu Ampar

Page 61: LAPORAN AKHIR - ccdp-ifad. · PDF fileekosistem yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebihan dan ... berperan menetralisir dampak polusi yang datang dari darat, ... Keberadaan

60

Lampiran 5. Dapur Arang