laporan
DESCRIPTION
Laporan Identifikasi MikrobaTRANSCRIPT
I. JUDUL : IDENTIFIKASI MIKROBA
II. TUJUAN
1. Membuat pewarnaan bakteri dan dapat menerangkan reaksi kimia yang
terlibat dalam proses pewarnaan gram.
2. Mengamati morfologi dan fisiologi mikroba.
III. TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Pengertian Mikroba
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil
(biasanya kurang dari 1 mm) sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan.
Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniselular) meskipun beberapa protista
bersel tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel
tidak terlihat mata telanjang. Mikroorganisme biasanya mencakup semua prokariota,
protista dan alga renik. Fungi, terutama yang berukuran kecil dan tidak
membentuk hifa, dapat pula dianggap sebagai bagiannya meskipun banyak yang
tidak menyepakatinya. Kebanyakan orang beranggapan bahwa yang dapat dianggap
mikroorganisme adalah semua organisme sangat kecil yang dapat dibiakkan dalam
cawan petri atau inkubator di dalam laboratorium dan mampu memperbanyak diri
secara mitosis (Adelia, dkk., 2010).
Mikroba yang ada di alam ini mempunyai morfologi, yang khas. Namun
demikian, penggunaan alat bantu tersebut hanya untuk mengamati morfologisnya.
Masih diperlukan metode lain untuk mampu mengidentifikasinya (Kusmayani, dkk.,
2010).
3.2 Pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk
membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram positif dan
gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Bakteri Gram
negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode
pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan zat warna metil ungu
gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram negatif tidak. Pada uji
pewarnaan gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil
ungu, yang membuat semua bakteri gram negatif menjadi berwarna merah atau
merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini
berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka (Kusmayani, dkk., 2010).
Berhasil tidaknya suatu pewarnaan sangat ditentukan oleh waktu pemberian
warna dan umur biakan yang diwarnai (umur biakan yang baik adalah 24 jam).
Umumnya zat warna yang digunakan adalah garam-garam yang dibangun oleh ion-
ion yang bermuatan positif dan negatif dimana salah satu ion tersebut berwarna. Zat
warna dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat pewarna yang bersifat asam dan basa.
Jika ion yang mengandung warna adalah ion positif maka zat warna tersebut disebut
pewarna basa. Dan bila ion yang mengandung warna adalah ion negatif maka zat
warna tersebut disebut pewarna asam/negatif (Pramuditya, dkk., 2011).
Dalam pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu :
a. Zat warna utama (violet kristal)
b. Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan
warna utama.
c. Pencuci/peluntur zat warna (alkohol/aseton) yaitu solven organik yang digunakan
uantuk melunturkan zat warna utama.
d. Zat warna kedua/cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembali sel-
sel yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan dengan alkohol.
(Lestari, 2013).
Pada dasarnya dinding sel bakteri golongan gram negatif umumnya lebih tipis
dari dinding sel bakteri golongan gram positif. Bakteri gram negatif mengandung
presentasi lipid (lemak) yang lebih banyak daripada yang dimiliki dinding sel bakteri
golongan gram positif. Selama perlakuan dengan alkohol ternyata lemak ini tertarik
ke luar sehingga memperbanyak porositas/menaikkan permeabilitas dinding sel,
akibatnya kristal violet iodin keluar dan bakteri tidak berwarna. Pada bakteri
golongan gram positif yang dinding selnya sedikit mengandung lemak akan
mengalami dehidrasi karena perlakuan dengan alkohol sehingga ukuran pori-pori dan
permeabilitas dinding sel berkurang. Beberapa marga bakteri melepaskan zat
pewarna dengan mudah apabila dicuci, pada bakteri lain, zat pewarna tetap bertahan
walau dicuci dengan alkohol 95%. Organisme yang tidak dapat menahan zat pewarna
setelah dicuci dengan alkohol 95% disebut organisme gram negatif, sedangkan yang
dapat menahan zat pewarna disebut gram positif (Rezqi P, dkk., 2010).
3.3 Aplikasi Identifikasi Mikroba
“Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat dari Cairan Rumen Sapi
Bali sebagai Kandidat Biopreservatif”
Preservasi merupakan cara untuk mengawetkan produk pangan seperti daging
dan produknya sehingga terhindar dari pembusukan akibat cemaran oleh mikroba.
Metode preservasi yang banyak dipergunakan untuk memperpanjang masa simpan
(helf life) daging/produknya adalah pendinginan pada suhu -2°C sampai 5°C. Selain
itu, pertumbuhan mikroba perusak dapat dicegah dengan pemberian bahan preservasi
kimiawi seperti nitrit, boraks, rhadomin ataupun formalin.
Nisin sebagai bakteriosin merupakan senyawa biopreservatif pertama yang
diisolasi dari bakteri asam laktat Lactococcus lacis spp. Senyawa ini sekarang telah
digunakan di 57 negara sebagai bahan pengawet makanan yang aman dan dapat
mencegah pertumbuhan bakteri perusak atau bahkan bakteri patogen.
Penggunaan bakteriosin sebagai biopreservaif memiliki beberapa keuntungan,
yaitu (1) tidak toksik dan mudah mengalami biodegradasi karena merupakan
senyawa protein, (2) tidak membahayakan mikroflora usus karena mudah dicerna
oleh enzim-enzim dalam saluran pencernaan, (3) aman bagi lingkungan dan dapat
mengurangi penggunaan bahan kimia sebagai bahan pengawet, dan (4) dapat
digunakan dalam kultur bakteri unggul yang mampu menghasilkan senyawa
antimikroba terhadap bakteri patogen atau dapat digunakan dalam bentuk senyawa
antimikrobial yang telah dimurnikan (Suardana, dkk., 2007).
Gambar 3.1 Flowchart Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat dari Cairan
Rumen Sapi Bali sebagai Kandidat Biopreservatif
(Suardana, dkk., 2007)
Bakteri ditumbuhkan dalam media MRS agar
(deMann, Rogosa, Sharpe)
Setelah padat, media MRS agar diinkubasi dalam keadaan anaerob
Koloni yang tumbuh diisolasi dan diseleksi
Selesai
Mulai
Diseleksi bakteri asam laktat penghasil substansi antimikroba
Bakteri asam laktat selanjutnya diisolasi dan diidentifikasi berdasarkan sifat koloni
Isolat dikelompokkan berdasarkan genusnya
100 gram sampel cairan rumen diencerkan
dengan 100 ml larutan NaCl
Dilakukan uji fisiologis dan biokimia
IV. METODOLOGI PERCOBAAN
IV.1 Bahan dan Fungsi
1. Kristal violet
Fungsi: sebagai bahan untuk pewarnaan gram pada bakteri.
2. Larutan iodin
Fungsi: sebagi bahan untuk pewarnaan gram pada bakteri.
3. Aseton alkohol
Fungsi: sebagai bahan untuk pewarnaan gram pada bakteri.
4. Safranin
Fungsi: sebagai bahan untuk pewarnaan gram pada bakteri.
5. Air parit Rumah Sakit USU
Fungsi: sebagai mikroba yang akan diamati dan diberi pewarnaan.
6. Air parit Fakultas Keperawatan USU
Fungsi: sebagai mikroba yang akan diamati dan diberi pewarnaan.
IV.2 Peralatan dan fungsi
1. Kawat inokulasi
Fungsi: sebagai alat untuk mengambil sampel dan penggerus pada kaca
objek.
2. Pipet tetes
Fungsi: untuk mengambil larutan pewarna.
3. Kaca benda
Fungsi: sebagai tempat untuk meletakkan objek yang akan diamati.
4. Mikroskop
Fungsi: sebagai alat untuk mengamati bentuk mikroba.
5. Lilin
Fungsi: sebagai sumber api untuk mensterilkan kawat inokulasi dan
fiksasi sampel.
6. Tisu
Fungsi: sebagai alat untuk menyerap air yang berlebih pada kaca objek.
7. Penjepit tabung
Fungsi: sebagai alat untuk menjepit kaca objek saat fiksasi.
4.3 Prosedur Pewarnaan Gram
1. Air parit Rumah Sakit USU diambil dengan menggunakan kawat inokulasi
yang telah disterilkan terlebih dahulu dengan lilin.
2. Bakteri diambil sebanyak 4 atau 5 loop lalu digoreskan ke atas kaca objek
lalu dibiarkan kering di udara terbuka kemudian difiksasi di atas api lilin.
3. Diamati di bawah mikroskop.
4. Digambar hasil yang didapat.
5. Preparat dibasahi dengan kristal violet lalu dimiringkan untuk membuang
cairan yang berlebih. Biarkan 30-60 detik lalu dibilas dengan air.
6. Kemudian preparat dibasahi iodin lalu dimiringkan untuk membuang
cairan yang berlebih. Biarkan 30-60 detik lalu dibilas dengan air.
7. Kemudian preparat dibasahi alkohol aseton lalu dimiringkan untuk
membuang cairan yang berlebih. Biarkan 30-60 detik lalu dibilas dengan
air.
8. Kemudian preparat dicuci dengan safranin lalu dimiringkan untuk
membuang cairan yang berlebih. Biarkan 30-60 detik lalu dibilas dengan
air.
9. Preparat dikeringkan dengan tisu lalu diamati dengan mikroskop dan
hasilnya digambarkan.
10. Percobaan diulangi untuk sampel air parit Fakultas Keperawatan USU.
4.4 Flowchart Percobaan Pewarnaan Gram
Mulai
Diambil bakteri 4 atau 5 loop dan digoreskan ke atas kaca objek lalu dibiarkan kering kemudian
difiksasi di atas api lilin
Diambil preparat dengan kawat inokulasi steril
Diamati preparat dibawah mikroskop
Digambar hasil yang didapat
Preparat dibasahi dengan kristal ungu
Preparat dibasahi dengan larutan iodin
Preparat dibasahi dengan larutan aseton-alkohol
Dibiarkan 30-60 detik dan dibilas dengan air
Dibiarkan 30-60 detik dan dibilas dengan air
Dibiarkan 30-60 detik dan dibilas dengan air
A
Gambar 4.1 Flowchart Percobaan Pewarnaan Gram
TidakYa
Selesai
Apakah mikroba berwarna ungu?
Preparat dibasahi dengan safranin
Diamati sampel di bawah mikroskop
Digambar hasil yang didapat
Dibiarkan 30-60 detik dan dibilas dengan air
Gram Positif Gram Negatif
A
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
V.1 Hasil
Tabel 5.1 Hasil Pewarnaan Gram
Sampel
Gambar BakteriMorfologi
BakteriKeteranganSebelum
Pewarnaan
Setelah
Pewarnaan
Air Parit
Rumah Sakit
USU
Coccus Gram Negatif
Air Parit
Fakultas
Keperawatan
USU
Bacillus Gram Positif
5.2 Pembahasan
5.2.1 Air Parit Rumah Sakit USU
Hasil yang diperoleh pada pengamatan mikroba lingkungan akuatik dan
pewarnaan gram dengan sampel air parit Rumah Sakit USU didapat bahwa mikroba
yang ada pada sampel adalah genus Coccus. Bentuk-bentuk bakteri Coccus, yaitu :
a. Monokokus yaitu berupa sel bakteri kokus tunggal.
b. Diplokokus yaitu dua sel bakteri kokus berdempetan.
c. Tetrakokus yaitu empat sel bakteri kokus berdempetan berbentuk segi empat.
d. Sarkina yaitu delapan sel bakteri kokus berdempetan membentuk kubus.
e. Streptokokus yaitu lebih dari empat selbakteri kokus berdempetan
membentuk rantai.
f. Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan seperti
buah anggur.
(Winati, 2014).
Gambar 5.1 Bentuk-Bentuk Bakteri Coccus
(Winati, 2014)
Pada dasarnya dinding sel bakteri golongan gram negatif umumnya lebih tipis
dari dinding sel bakteri golongan gram positif. Yang pertama mengandung presentasi
lipid (lemak) yang lebih banyak daripada yang dimiliki dinding sel bakteri golongan
gram positif. Selama perlakuan dengan alkohol ternyata lemak ini tertarik ke luar
sehingga memperbanyak porositas/menaikkan permeabilitas dinding sel, akibatnya
kristal violet iodin keluar dan bakteri tidak berwarna (Rezqi P, dkk., 2010).
Menurut teori, bakteri gram negatif memiliki 3 lapisan dinding sel. Lapisan
terluar yaitu lipoposakarida (lipid) kemungkinan tercuci oleh alkohol, sehingga pada
saat diwarnai dengan safranin akan berwarna merah (Lestari, 2013).
Berdasarkan percobaan, bakteri Coccus pada air parit Rumah Sakit USU
merupakan bakteri gram negatif, karena setelah diwarnai dengan safranin, bakteri
berwarna merah.
5.2.2 Air Parit Fakultas Keperawatan USU
Hasil yang diperoleh pada pengamatan mikroba lingkungan akuatik dan
pewarnaan gram dengan sampel air parit Fakultas Keperawatan USU didapat bahwa
mikroba yang ada pada sampel adalah genus Bacillus.
Bentuk-bentuk bakteri Bacillus, yaitu :
a. Basil tunggal, berupa batang tunggal, contohnya Escherchia coli dan Salmonella
typi.
b. Diplobasil, berbentuk batang bergandengan dua-dua.
c. Streptobasil, berupa batang bergandengan seperti rantai, contohnya
Streptobacillus moniliformis dan Azotobacter sp.
(Pramuditya, dkk., 2011).
Gambar 5.2 Bentuk-Bentuk Bakteri Bacillus
(Pramuditya, dkk., 2011)
Bakteri yang menghasilkan endospora tahan panas diklasifikasikan dalam
famili Bacillaceae, kecuali bakteri anaerobik penghasil endospora, genus Bacillus
adalah famili yang terbesar, termasuk juga Sporosarcina dan Sporolactobacillus.
Analisa dari rRNA oleh sebagian oligonukleotida menunjukkan bahwa ada hubungan
dekat antara genus Bacillus, Planococcus, Sporosarcina, Staphylococcus, dan
Thermoactinomyces dan dinyatakan bahwa Bacillus sebagai takson yang cukup
bagus. Selanjutnya, studi homologi DNA menunjukkan bahwa spesies Bacillus
seperti B. circulans, B. megaterium, B. sphaericus dan B. stearothermophilus dikenal
beraneka ragam dan perlu dilakukan revisi taksonomi (Priest, et al., 1988).
Bakteri Bacillus gram positif, yaitu:
Bacillus subtilis
Bacillus subtilis merupakan salah satu yang paling banyak digunakan untuk
produksi enzymes dan bahan kimia khusus. Aplikasi industri termasuk produksi
amylase, protease, inosine, ribosides, dan asam amino.
Bacillus thuringiensis
Bacillus thuringiensis sudah dikenal luas sebagai bakteri pathogen terhadap
serangga.
Bacillus licheniformis
Bacillus licheniformis sangat bermanfaat sebagai probiotik dan biasa
dimanfaatkan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan ikan.
Bacillus brevis
Bacillus brevis sangat bermafaat bagi kehidupan manusia yaitu menghasilkan
terotrisin. Tirotrisin merupakan antibiotik pertama yang dipakai untuk mengobati
penyakit-penyakit manusia.
(Dika, 2015).
Menurut teori, bakteri gram positif akan mempertahankan zat warna metil ungu
gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram negatif tidak
(Kusmayani, dkk., 2010).
Berdasarkan percobaan, bakteri Bacillus pada air parit Fakultas Keperawatan
USU merupakan bakteri gram positif, karena setelah diwarnai dengan safranin,
bakteri mempertahankan warna ungu.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh adalah:
1. Mikroba yang terdapat pada air parit Rumah Sakit USU adalah bakteri
dengan morfologi Coccus.
2. Mikroba yang terdapat pada air parit Fakultas Keperawatan USU adalah
bakteri dengan morfologi Bacillus.
3. Bakteri Coccus yang terdapat pada air parit Rumah Sakit USU merupakan
bakteri gram negatif.
4. Bateri Bacillus yang terdapat pada air parit Fakultas Keperawatan USU
merupakan bakteri gram positif.
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah:
1. Sebaiknya percobaan dilakukan dengan beberapa variasi sampel, misalnya
air rendaman sayur-sayuran.
2. Disarankan untuk mengunakan pewarna lain seperti eritrosin sebagai
pembanding dengan pewarna safranin.
3. Percobaan sebaiknya dilakukan dua kali untuk memperoleh pengamatan
bakteri secara akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Adelia., Dadan Khusnudzan., Novita Silvi A., dan Dimas Rendra G. 2010. Makalah
Identifikasi Mikroba Berdasarkan Sifat Kimiawi. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Bandung : Universitas Padjadjaran.
Dika, Djumbawan. 2015. Makalah Bakteri Positif. www.academia.edu. Diakses pada
tanggal 3 Maret 2015.
Kusmayani, Indriati Sari., Wida Hanayasashi S., dan MA. Faisal Datu Sefa. 2010.
Identifikasi Mikroba Berdasarkan Sifat Kimiawi. Program Studi Ilmu Kelautan.
Fakultas Perikanan dan Imu Kelautan. Bandung : Universitas Padjadjaran.
Lestari, Rina. 2013. Pewarnaan Sederhana, Negatif, Kapsul, dan Gram. Program
Studi D3 Kebidanan. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Yogyakarta.
Pramuditya, Alfian., Daris., dan Diah Oktiva Furi. 2011. Pewarnaan Gram dan
Pengamatan Morfologi Bakteri. Program Studi Gizi S1. Fakultas Ilmu
Kesehatan. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Priest, Fergus G., Michael Goodfellow., and Carole Todd. 1988. A Numerical
Classification of the Genus Bacillus. Journal of General Microbiology. United
Kingdom.
Rezqi P, Erfitra., Evi Ayu Chandra., Jihan Mawaddah., dan Rina Dwi A. 2010.
Pewarnaan Gram. Jurusan Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Malang : Universitas Negeri Malang.
Suardana, Wayan I., I Nyoman Suarsana., I Nengah Sujaya., dan Komang Gede
Wiryawan. 2007. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat dari Cairan
Rumen Sapi Bali sebagai Kandidat Biopreservatif. Jurnal Veteriner. Denpasar :
Universitas Udayana.
Winati, Ni Kadek Lina. 2014. Pengertian Mikrobiologi & Bentuk, Struktur, dan
Morfologi Bakteri. Jurusan Analis Kesehatan. Denpasar : Politeknik
Kesehatan Denpasar.
LAMPIRAN A
FOTO SAMPEL
LA.1 Air Parit Rumah Sakit USU
Gambar A.1 Air Parit Rumah Sakit USU
LA.2 Air Parit Fakultas Keperawatan USU
Gambar A.2 Air Parit Fakultas Keperawatan USU
LA.3 Foto Pengambilan Sampel Air Parit Rumah Sakit USU
Gambar A.3 Foto Pengambilan Sampel Air Parit Rumah Sakit USU
LA.4 Foto Pengambilan Sampel Air Parit Fakultas Keperawatan USU
Gambar A.4 Foto Pengambilan Sampel Air Parit Fakultas Keperawatan USU