laporan
TRANSCRIPT
-
YAYASAN ADHI GUNA KENCANA
SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG
Status Terakreditasi B
Nomor:176/SK/BAN-PT/Akred/S1/VI/2014
Jl. SoekarnoHatta No. 754 BandungTelp/ Fax. 022-7830760 E-mail :[email protected] Website : www.stfb.ac.id
Form Laporan Kemajuan Penelitian Tugas Akhir 2 stfb
LAPORAN KEMAJUAN
PENELITIAN TUGAS AKHIR 2
Nama Munajat Putri
NPM 25131060
Program Studi/ Semester S1 Farmasi/8
Rubi Farmakokimia
Judul TA Analisis kadar kalsium (Ca) dan timbal (Pb) pada kerang
tahu (meretrix meretrix) dan kerang darah (anadara
granosa) dengan metode spektrofotometri serapan atom
Pembimbing 1.Dr. Fauzan Zein M, M.Si., Apt
2.Wendi Andriatna, M.Si
TIME LINE PENELITIAN
No Kegiatan Maret 2015 April 2015 Mei 2015 Juni 2015
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengumpulan
Bahan
2 Persiapan sampel
4 Pembuatan Larutan
Baku
5 Uji Valisasi metode
6 Uji Perolehan
Kembali
7 Pengukuran Sampel
Adisi
8 Pengolahan Data
9 Pembuatan Laporan
Penelitian
-
YAYASAN ADHI GUNA KENCANA
SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG
Status Terakreditasi B
Nomor:176/SK/BAN-PT/Akred/S1/VI/2014
Jl. SoekarnoHatta No. 754 BandungTelp/ Fax. 022-7830760 E-mail :[email protected] Website : www.stfb.ac.id
Form Laporan Kemajuan Penelitian Tugas Akhir 2 stfb
PROSEDUR PENGUJIAN
I. Pembuatan Larutan Baku dengan Seri Pengenceran
1. Pembuatan larutan baku kalsium (Ca)
Dibuat larutan induk untuk CaCO3 1000 bpj, dengan menimbang 0,100 gram CaCO3 kemudian
masukan kedalam labu ukur 100 mL, tambah HCl 3N dan aqua dm sampai tanda batas. Dari larutan
induk CaCO3 1000 bpj, dibuat larutan baku 100 bpj dengan dipipet sebanyak 10 mL, dimasukkan
kedalam labu ukur 100 mL, kemuadian tepatkan sampai tanda batas, dikocok homogen. Kemudian
dibuat larutan baku dengan beberapa seri pengenceran yaitu sebagai berikut :
1) Larutan Baku 2 bpj
Dari larutan induk 100 bpj dipipet sebanyak 1 mL, dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL,
ditambahkan aqua dm sampai tanda batas, dikocok homogen.
2) Larutan Baku 4 bpj
Dari larutan induk 100 bpj dipipet sebanyak 2 mL, dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL,
ditambahkan aqua dm sampai tanda batas, dikocok homogen.
3) Larutan Baku 6 bpj
Dari larutan induk 100 bpj dipipet sebanyak 3 mL, dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL,
ditambahkan aqua dm sampai tanda batas, dikocok homogen.
4) Larutan Baku 8 bpj
Dari larutan induk 100 bpj dipipet sebanyak 4 mL, dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL,
ditambahkan aqua dm sampai tanda batas, dikocok homogen.
5) Larutan Baku 10 bpj
Dari larutan induk 100 bpj dipipet sebanyak 5 mL, dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL,
ditambahkan aqua dm sampai tanda batas, dikocok homogen.
6) Larutan Baku 12 bpj
Dari larutan induk 100 bpj dipipet sebanyak 6 mL, dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL,
ditambahkan aqua dm sampai tanda batas, dikocok homogen.
2. Pembuatan larutan baku timbal (Pb)
Dibuat larutan induk untuk logam timbal 1000 bpj, dari senyawa Pb(NO3)2 dengan cara sampel
ditimbang seksama 0,100 gram Pb(NO3)2, ditambahkan aqua dm sampai larut kedalam labu ukur
-
YAYASAN ADHI GUNA KENCANA
SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG
Status Terakreditasi B
Nomor:176/SK/BAN-PT/Akred/S1/VI/2014
Jl. SoekarnoHatta No. 754 BandungTelp/ Fax. 022-7830760 E-mail :[email protected] Website : www.stfb.ac.id
Form Laporan Kemajuan Penelitian Tugas Akhir 2 stfb
100 mL dan ditambah HNO3 0,1 N sampai tanda batas. Dari larutan induk 1000 bpj dibuat larutan
baku 100 bpj dengan cara diambil 10 ml dari larutan induk 1000 bpj dimasukkan ke dalam labu ukur
100 mL, ditambahkan aqua dm sampai tanda batas, dikocok homogen. Dari larutan 100 bpj dibuat
lagi larutan baku 10 bpj dengan cara diambil 10 mL dari larutan induk 100 bpj dimasukkan ke dalam
labu ukur 100 mL, ditambahkan aqua dm sampai tanda batas, dikocok homogen Kemudian dibuat
larutan baku dengan beberapa seri pengenceran yaitu sebagai berikut :
1) Larutan Baku 0,5 bpj
Dari larutan induk 10 bpj dipipet sebanyak 2,5 mL, dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL,
ditambahkan aqua dm sampai tanda batas, dikocok homogen.
2) Larutan Baku 0,6 bpj
Dari larutan induk 10 bpj dipipet sebanyak 3 mL, dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL,
ditambahkan aqua dm sampai tanda batas, dikocok homogen.
3) Larutan Baku 0,7 bpj
Dari larutan induk 10 bpj dipipet sebanyak 3,5 mL, dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL,
ditambahkan aqua dm sampai tanda batas, dikocok homogen.
4) Larutan Baku 0,8 bpj
Dari larutan induk 10 bpj dipipet sebanyak 4 mL, dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL,
ditambahkan aqua dm sampai tanda batas, dikocok homogen.
5) Larutan Baku 0,9 bpj
Dari larutan induk 10 bpj dipipet sebanyak 4,5 mL, dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL,
ditambahkan aqua dm sampai tanda batas, dikocok homogen.
6) Larutan Baku 1,0 bpj
Dari larutan induk 10 bpj dipipet sebanyak 5 mL, dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL,
ditambahkan aqua dm sampai tanda batas, dikocok homogen.
II. Metode Validasi
Uji validasi batas deteksi, batas kuantitasi, dan linieritas dihitung berdasarkan nilai absorbansi
pembuatan kurva kalibrasi. kurva kalibrasi larutan kalsium dibuat dengan konsentrasi 2 bpj; 4 bpj; 6
bpj; 8 bpj; 10 bpj dan 12 bpj. Kurva kalibrasi larutan timbal dibuat dengan konsentrasi 0,5 bpj; 0,6
bpj; 0,7 bpj; 0,8 bpj; 0,9 bpj dan 1,0 bpj. kemudian diukur pada panjang gelombang kalsium 422,7
nm dan panjang gelombang timbal 217 nm.
-
YAYASAN ADHI GUNA KENCANA
SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG
Status Terakreditasi B
Nomor:176/SK/BAN-PT/Akred/S1/VI/2014
Jl. SoekarnoHatta No. 754 BandungTelp/ Fax. 022-7830760 E-mail :[email protected] Website : www.stfb.ac.id
Form Laporan Kemajuan Penelitian Tugas Akhir 2 stfb
HASIL & PEMBAHASAN
Pembuatan kurva kalibrasi merupakan perhitungan empiris yang menghubungkan respon alat terhadap
konsentrasi dari analit tertentu. Absorbansi yang dihasilkan akan memiliki hubungan linear dengan
konsentrasi analit yang diukur, sesuai dengan hukum Lambert-Beer. Pembuatan kurva kalibrasi diawali
dengan pembuatan seri pengenceran larutan standar kalsium dan timbal. Pengukuran larutan standar
kalsium dan timbal dilakukan pada panjang gelombang berbeda yaitu kalsium 422,7 nm dan timbal 217
nm.
Kurva kalibrasi kalsium dibuat dengan 6 konsentrasi, yaitu 2 bpj; 3 bpj; 4 bpj; 5 bpj; 6 bpj; dan 7 bpj.
Persamaan garis linear yang diperoleh adalah y =0,039x+0,056 dengan koefisien korelasi (r) adalah
0,9984. Kurva kalibrasi timbal dibuat dengan 6 konsentrasi, yaitu 0,5 bpj; 0,6 bpj; 0,7 bpj; 0,8 bpj; 0,9
bpj; dan 1,0 bpj. Persamaan garis linear yang diperoleh adalah y = 0,0551x-0,012525 dengan koefisien
korelasi (r) adalah 0,9836. Harga koefisien korelasi yang mendekati +1 atau -1 menandakan bahwa garis
yang terbentuk hampir membentuk hubungan linier yang ideal (Harmita, 2004).
Tabel I.1 Data Pengukuran Larutan Baku Kalsium dengan AAS
C (x) Abs (y)
2 0,146
4 0,21
6 0,287
8 0,363
10 0,453
12 0,539
Gambar I.1. Kurva kalibrasi larutan baku kalsium
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0 5 10 15
Ab
sorb
ansi
kosentrasi (bpj)
1
(1)
-
YAYASAN ADHI GUNA KENCANA
SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG
Status Terakreditasi B
Nomor:176/SK/BAN-PT/Akred/S1/VI/2014
Jl. SoekarnoHatta No. 754 BandungTelp/ Fax. 022-7830760 E-mail :[email protected] Website : www.stfb.ac.id
Form Laporan Kemajuan Penelitian Tugas Akhir 2 stfb
Tabel I.2 Data Pengukuran Larutan Baku Timbal dengan AAS
C (x) Abs (y)
0,5 0,016
0,6 0,019
0,7 0,026
0,8 0,031
0,9 0,04
1 0,041
Gambar I.2. Kurva kalibrasi larutan baku timbal
Penentuan batas deteksi dan batas kuantisasi menggunakan data dari kurva kalibrasi larutan baku
Kalsium dan Timbal nitrat dengan mencari simpangan baku residual (Sy/x). Batas deteksi kalsium yang
diperoleh adalah 0,8213. dan batas kuantitasi yang diperoleh adalah 2,7377. Batas deteksi timbal yang
diperoleh adalah 0,1082. dan batas kuantitasi yang diperoleh adalah 0,3607. Batas deteksi yang diperoleh
sebagai konsentrasi analit terendah dalam sampel yang masih dapat terdeteksi. Sedangkan batas
kuantitasi yang diperoleh merupakan konsentrasi analit terendah dalam sampel yang dapat ditentukan
dengan akurasi dan presisi yang diterima pada kondisi serta metode yang digunakan. Persyaratan
linieritas kurva baku untuk sampel biologis adalah Vx0 < 5,0%. Linieritas kalsium yang diperoleh adalah
3,9110% dan linieritas timbal yang diperoleh adalah 4,8104% maka linieritas kurva baku yang dibuat
memenuhi syarat.
PUSTAKA
Harmita (2004), Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya, Majalah Ilmu
Kefarmasian Vol 1, 117-135.
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0 0.5 1 1.5
Ab
sorb
ansi
Kosentrasi
1
(1)
-
YAYASAN ADHI GUNA KENCANA
SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG
Status Terakreditasi B
Nomor:176/SK/BAN-PT/Akred/S1/VI/2014
Jl. SoekarnoHatta No. 754 BandungTelp/ Fax. 022-7830760 E-mail :[email protected] Website : www.stfb.ac.id
Form Laporan Kemajuan Penelitian Tugas Akhir 2 stfb