laporan
DESCRIPTION
mTRANSCRIPT
![Page 1: Laporan](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/55cf9aa4550346d033a2b7a7/html5/thumbnails/1.jpg)
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I
PERCOBAAN X
PENENTUAN KADAR AIR
MENGGUNAKAN METODE DEAN STARK
OLEH :
NAMA : CHICHI FAUZIYAH
NIM : F1F1 12 028
KELOMPOK : IV (EMPAT)
KELAS : A
ASISTEN : MUH. JEFRIYANTO B.
LABORATORIUM FARMASI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2013
![Page 2: Laporan](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/55cf9aa4550346d033a2b7a7/html5/thumbnails/2.jpg)
PERCOBAAN X
PENENTUAN KADAR AIR
MENGGUNAKAN METODE DEAN STARK
A. TUJUAN
Tujuan dalam percobaan ini adalah untuk mempelajari proses
penentuan kadar air suatu sampel dengan menggunakan metode
Dean Stark.
B. LANDASAN TEORI
Pada metode Dean Stark, gas CO2 dapat keluar dari sistem,
sementara itu H2O dapat dihilangkan dengan penambahan toluen
untuk membentuk sistem azeotrop toluen-air. Sehingga arah reaksi
dapat dengan lancar berjalan ke arah pembentukan produk. Oleh
karena itu, pada umumnya pada reaksi sintesis suatu senyawa
diperlukan rangkaian alat Dean-Stark trap yang berperan penting
dalam proses distilasi azeotrop (Handayani et al., 2010).
Molekul air merupakan molekul yang bersifat polar dan antar
molekulnya terjadi interaksi berupa ikatan hidrogen yang sangat kuat.
Molekul-molekulnya akan saling tarik menarik dengan adanya ikatan
hidrogen yaitu antar atom hidrogen dari satu ikatan O-H dan atom
oksigen dari molekul air yang lainnya. Hal ini akan menyebabkan
struktur permukaan air menjadi kaku yang ditunjukkan oleh besarnya
tegangan permukaan air. Besarnya tegangan permukaan cairan
tergantung dari kekuatan gaya tarik antara molekul-molekulnya
(Tang dan Veinardi, 2011).
Keuntungan pengeringan bahan bahwa bahan menjadi lebih
awet, untuk mengurangi kadar air pada bahan sampai pada batas
tertentu dimana perkembangan mikroorganisme seperti bakteri,
khamir atau kapang yang dapat menyebabkan pembusukan dapat
dihentikan sehingga bahan dapat disimpan lebih lama. Sementara
volume bahan menjadi lebih kecil sehingga mempermudah dan
menghemat ruang pengangkutan dan pengepakan, berat bahan
![Page 3: Laporan](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/55cf9aa4550346d033a2b7a7/html5/thumbnails/3.jpg)
menjadi berkurang sehingga mempermudah transport, dengan
demikian diharapkan biaya produksi lebih murah. Disamping
keuntungan-keuntungannya, pengeringan juga mempunyai beberapa
kerugian yaitu karena sifat asal bahan yang dikeringkan dapat
berubah, yaitu bentuk, sifat fisik dan kimianya, penurunan mutu, dan
sebagainya (Martunis, 2012).
Toluena merupakan senyawa aromatik (turunan benzena) yang
digunakan sebagai bahan bakar pesawat terbang dan juga pelarut
cat, dengan sifat karsinogenik dan mutagenik. Toluena dapat
ditemukan dalam kehidupan manusia seperti pada produk parfum,
pewarna, plastik, dan obat-obatan (Kalensun et al., 2012).
Toluen dan benzen bersifat nonpolar juga hidrofobik, sedikit larut
dalam air yang bersifat polar. Gugus metil senyawa toluen dapat
meningkatkan sifat kepolaranya dan ukuran molekul dari solut
tersebut, yang akan menurunkan kelarutan dan difusivitas dalam air
dibandingkan benzen (Suhartono, 2010).
Buah tomat (Solanum lycopersicum L.) merupakan tanaman
yang berasal dari keluarga Solanaceae, memiliki kandungan vitamin A
dan C serta senyawa antioksidan yang baik untuk kesehatan
terutama likopen. Aktivitas antioksidan dari ekstrak metanol buah
tomat memiliki nilai IC50 sebesar 44,06 μg/ml lebih besar dari vitamin
C yaitu 3,63 μg/ml. Likopen adalah zat warna merah yang paling
banyak terdapat pada buah tomat, yang dapat menyerang radikal
bebas pemicu kanker (Fitricia et al., 2012).
Buah tomat merupakan produk hortikultura yang mudah
diperoleh di Indonesia. Tomat memiliki komponen gizi yang cukup
lengkap dan kandungan vitamin A dan C-nya cukup tinggi. Walaupun
memiliki berbagai kelebihan, tomat mudah rusak karena pengaruh
mekanis. Selain itu kandungan air yang tinggi pada tomat dapat
memacu aktivitas enzim dan mikroba. Oleh karena itu diperlukan
pengolahan lebih lanjut untuk meningkatkan daya simpannya
(Kamsiati, 2006).
![Page 4: Laporan](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/55cf9aa4550346d033a2b7a7/html5/thumbnails/4.jpg)
![Page 5: Laporan](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/55cf9aa4550346d033a2b7a7/html5/thumbnails/5.jpg)
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut.
- Pemanas
- Rangkaian alat Dean Stark
- Pendingin
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
- Buah tomat
- Toluena
- Air
![Page 6: Laporan](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/55cf9aa4550346d033a2b7a7/html5/thumbnails/6.jpg)
D. PROSEDUR KERJA
1. Rangkaian Alat Dean Stark
2. Penentuan Kadar Air
- Ditimbang 213 gr
- Dihaluskan menggunakan blender
- Dimasukkan ke dalam labu dasar bulat
- Ditambahkan dengan toluena 30 ml
- Dipanaskan pada suhu 100oC
- Ditunggu hingga air habis
- Dihitung kadar airnya
Hasil pengamatan = …?
Buah Tomat
![Page 7: Laporan](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/55cf9aa4550346d033a2b7a7/html5/thumbnails/7.jpg)
E. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel Pengamatan
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Rangkaian alat
Dean Stark
2. Sampel tomat
ditimbang 213 gr,
diblender,
dicampur toluena
30 ml, dipanaskan
100oC.
Terbentuk 2 lapisan : Toluena 31
ml dan air 30 ml
![Page 8: Laporan](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/55cf9aa4550346d033a2b7a7/html5/thumbnails/8.jpg)
2. Perhitungan
Dik :
Massa tomat = 213 gram
V teluena = 30 ml
V air = 30 ml
Massa jenis air = 1 gram/mL
Massa air = 30 ml x 1 gram/ml
= 30 gr
Dit : % kadar air =…?
Pey:
% kadar air =
= 14,08 %
![Page 9: Laporan](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/55cf9aa4550346d033a2b7a7/html5/thumbnails/9.jpg)
F. PEMBAHASAN
Alat Dean Stark merupakan alat yang digunakan untuk
menampung destilat yang terdiri dari dua lapisan yang tidak
bercampur satu sama lain. Alat ini biasa digunakan pada destilasi
yang menghasilkan air, jika sampel yang akan dihitung kadar airnya
dapat bercampur pada suhu tinggi dan tidak bercampur pada suhu
rendah. Kandungan air dalam suatu bahan sering menyebabkan
masalah, diantaranya adalah sampel mudah berjamur, dalam reaksi
kimia yang tidak melibatkan air, adanya air akan mempengaruhi hasil
reaksi, dalam ekstrasi menggunakan pelarut absolut, air akan
menurunkan efesiensi. Untuk menghindari masalah tersebut,
kandungan air perlu diketahui. Penentuan kadar air biasanya
dilakukan dengan metode dean stark. Metode dean stark dilakukan
dengan cara memanaskan sampel dengan pelarut senyawa organik
yang mana senyawa organik yang digunakan adalah teluena.
Penentuan kadar air bertujuan untuk mengetahui kadar air
yang ada di dalam suatu sampel, baik dari sampel hayati maupun
nabati. Perlunya diketahui kadar air karena kandungan air dalam
suatu bahan sering menyebabkan masalah seperti berpengaruh
terhadap reaksi kimia, dalam ekstraksi menggunakan pelarut absolut,
atau air dapat menurunkan efisiensi ekstraksi. Karena hal-hal inilah,
maka perlu dilakukan penentuan kadar air dalam sampel buah tomat
dimana buah tomat merupakan jenis buah yang banyak mengandung
air.
Alat Dean Stark memiliki beberapa bagian seperti tempat
masuk dan keluarnya air, kondensor yang berfungsi sebagai
pendingin, labu alas bulat sebagai tempat penyimpanan sampel dan
pelarut. Metode Dean Stark dilakukan dengan cara memanaskan
sampel dalam pelarut senyawa aromatik, biasa digunakan toluena
atau benzena. Namun pada percobaan ini digunakan senyawa
aromatik yaitu toluena.
Tomat yang merupakan sampel pada percobaan ditimbang dan
dihaluskan kemudian dimasukkan ke dalam sebuah labu dasar bulat
![Page 10: Laporan](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/55cf9aa4550346d033a2b7a7/html5/thumbnails/10.jpg)
yang kemudian dicampur dengan toluena sebanyak 30 ml dan
dipanaskan pada suhu 100oC. Sebelumnya, telah dirangkai alat Dean
Stark. Penentuan kadar air dengan menggunakan metode Dean Stark
yaitu dengan menggunakan pelarut senyawa aromatis. Dalam
percobaan ini digunakan toluena sebagai pelarutnya. Toluena yang
merupakan senyawa non polar digunakan karena mempunyai titik
didih yang hampir mendekati titik didih air yaitu 115oC. Saat
pemanasan, air dan toluena yang terabsorpsi ke dalam sampel akan
menguap bersama-sama. Adapun kandungan lain yang terdapat
dalam sampel juga ikut menguap namun akan berikatan dengan
toluena yang bersifat nonpolar. Air yang bersifat polar dalam keadaan
panas akan bercampur dengan toluena yang bersifat nonpolar. Ini
disebabkan karena pada saat panas (mendidih), toluena menjadi
tidak stabil dan terjadi reaksi adisi yaitu pemutusan ikatan rangkap
dan membentuk ikatan hidrogen dengan air sehingga kepolaran
toluena akan meningkat dan larut dalam air.
Uap pelarut dengan air dari hasil pemanasan akan mengalir ke
kondersor kemudian terjadi peristiwa kondensasi atau dengan kata
lain dapat berfungsi sebagai pendingin. Peristiwa kondensasi atau
pendinginan ini menyebabkan terjadinya pengembunan uap menjadi
cair yang kemudian ditampung pada salah satu bagian dari alat Dean
Stark ini. Pada saat dingin pelarut dan air akan terpisah karena
disebabkan perbedaan kepolaran. Lapisan air terletak dibagian bawah
sedangkan toluena terletak dibagian atas. Hal tersebut terjadi karena
adanya perbedaan massa jenis dimana massa jenis air lebih besar
dibandingkan massa jenis toluena. Air yang berada dibagian bawah
akan langsung terukur volumenya pada alat Dean Stark. Namun,
terdapat kelemahan dari metode Dean Stark yaitu kita tidak dapat
mengetahui dengan pasti kandungan air dalam sampel sudah benar-
benar menguap seluruhnya atau belum.
Hasil yang diperoleh yaitu, terbentuk 2 lapisan cairan yaitu
lapisan toluena yang berada di atas dan lapisan air yang berada di
bawah. Toluena berada di atas karena mempunyai massa jenis yang
![Page 11: Laporan](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/55cf9aa4550346d033a2b7a7/html5/thumbnails/11.jpg)
lebih ringan daripada air sehingga air berada di lapisan terbawah.
Toluena yang merupakan senyawa non polar akan mengikat zat-zat
pengotor yang bersifat non polar dari uap yang dihasilkan dari
pemanasan sehingga betul-betul murni diperoleh air dari sampel
tomat tersebut. Volume air yang diperoleh yaitu sebanyak 30 ml.
setelah mengetahui volume air yang diperoleh, maka dapat dihitung
kadar airnya dari sampel tomat tersebut, yaitu sebesar 14,08%. Jadi,
dari 213 gr tomat terdapat air sebanyak 14,08 %.
![Page 12: Laporan](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/55cf9aa4550346d033a2b7a7/html5/thumbnails/12.jpg)
G. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah penentuan
kadar air dengan menggunakan metode Dean Stark dilakukan dengan
cara pemanasan sampel yaitu buah tomat yang telah dilarutkan
dengan pelarut toluena. Kemudian diperoleh kadar air dalam sampel
tomat yaitu 14,08 % dari 213 gr sampel tomat.
![Page 13: Laporan](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061609/55cf9aa4550346d033a2b7a7/html5/thumbnails/13.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Fitricia, I., Dwi W., dan I.B. Rai Pidada, 2012, “Pengaruh Pemberian Tomat (Solanum Lycopersicum L.) Terhadap Histologi Kelenjar Mammae Mencit Yang Diinduksi 7,12-Dimetilbenz(Α)Antrasena (Dmba)”, Jurnal Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Volume 15 Nomor 2.
Handayani, Nurrahmi, Buchari, Deana W., dan Muhamad A. Z., 2010, “Sintesis dan Karakterisasi Poli(eter-sulfon) dan Poli(eter-sulfon) ternitrasi sebagai Material Membran untuk Imobilisasi Lipase”, Jurnal Kimia Indonesia, Volume 5 Nomor 1.
Kalensun, A. G., Audy D. W., dan Vanda S. K., 2012, “Isoterm Adsorpsi Toluena pada Arang Aktif Strobilus Pinus”, Jurnal Ilmiah Sains, Volume 12 Nomor 2.
Kamsiati, E., 2006, “Pembuatan Bubuk Sari Buah Tomat (Licoperscon esculentum Mill.) dengan Metode “Foam-Mat Drying”, Jurnal Teknologi Pertanian, Volume 7 Nomor 2.
Martunis, 2012, “Pengaruh Suhu dan Lama Pengeringan terhadap Kuantitas dan Kualitas Pati Kentang Varietas Granola”, Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia, Volume 4 Nomor 3.
Suhartono, Herri S., Dwiwahju S., dan Azis T., 2010, “Pengukuran Konstanta Henry Toluen dan Benzen dalam Minyak dan Air dengan Kolom Gelembung”, Jurnal Teknik Kimia Indonesia, Volume 9 Nomor 2.
Tang, M. dan Veinardi S., “Pengaruh Penambahan Pelarut Organik Terhadap Tegangan Permukaan Larutan Sabun”, Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011).