laporan 11 pendugaan umur simpan bahan pangan

24
Laporan Praktikum ke 10 Tanggal Mulai : 17 April 2012 M.K. Pengemasan Pangan Tanggal Selesai : 15 Mei 2012 PENDUGAAN UMUR SIMPAN BAHAN PANGAN Oleh : Kelompok 3/A-P2 Suci Ramadhani J3E111003 Rico Fernando Theo J3E111044 Pratiwi Indah Ekasastri J3E111055 Wulan Dewi S J3E111135 Asisten Praktikum : Sofiatul Andariah Penanggung Jawab : Dwi Yuni Hastati, STP,DEA

Upload: rico-fernando-theo

Post on 05-Aug-2015

1.517 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

Laporan 11 PENDUGAAN UMUR SIMPAN BAHAN PANGAN.

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan 11 PENDUGAAN UMUR SIMPAN BAHAN PANGAN

Laporan Praktikum ke 10 Tanggal Mulai : 17 April 2012M.K. Pengemasan Pangan Tanggal Selesai : 15 Mei 2012

PENDUGAAN UMUR SIMPAN BAHAN PANGAN

Oleh :

Kelompok 3/A-P2

Suci Ramadhani J3E111003

Rico Fernando Theo J3E111044

Pratiwi Indah Ekasastri J3E111055

Wulan Dewi S J3E111135

Asisten Praktikum :

Sofiatul Andariah

Penanggung Jawab :

Dwi Yuni Hastati, STP,DEA

PROGRAM KEAHLIAN SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN

DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

Page 2: Laporan 11 PENDUGAAN UMUR SIMPAN BAHAN PANGAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keterangan umur simpan (masa kadaluarsa) produk pangan merupakan

salah satu informasi yang wajib dicantumkan oleh produsen pada label kemasan

produk pangan. Pencantuman informasi umur simpan menjadi sangat penting

karena terkait dengan keamanan produk pangan dan untuk memberikan jaminan

mutu pada saat produk sampai ke tangan konsumen. Kewajiban pencantuman

masa kadaluarsa pada label pangan diatur dalam Undang-undang Pangan no.

7/1996 serta Peraturan Pemerintah No. 69/1999 tentang Label dan Iklan Pangan,

dimana setiap industri pangan wajib mencantumkan tanggal kadaluarsa (expired

date) pada setiap kemasan produk pangan (Tamiang, S 2010)

Pengolahan pangan pada industri komersial antara lain bertujuan untuk

memperpanjang masa simpan. Umur simpan merupakan salah satu persyaratan

yang harus dipenuhi sebelum produk pangan dipasarkan selain produk aman

dikonsumsi oleh masyarakat. Kriteria atau komponen mutu yang penting pada

komoditas pangan adalah keamanan, kesehatan, flavor, tekstur, warna, umur

simpan, kemudahan, kehalalan, dan harga (Andarwulan dan Hariyadi 2004).

Berkaitan dengan berkembangnya industri pangan skala usaha kecil-

menengah, dipandang perlu untuk mengembangkan penentuan umur simpan

produk sebagai bentuk jaminan keamanan pangan. Penentuan umur simpan di

tingkat industri pangan skala usaha kecil menengah sering kali terkendala oleh

faktor biaya, waktu, proses, fasilitas, dan kurangnya pengetahuan produsen

pangan (Herawati, H 2009).

penentuan umur simpan hendaknya dapat memberikan informasi tentang

umur simpan pada kondisi ideal, umur simpan pada kondisi tidak ideal, dan umur

simpan pada kondisi distribusi dan penyimpanan normal dan penggunaan oleh

konsumen. Suhu normal untuk penyimpanan yaitu suhu yang tidak menyebabkan

kerusakan atau penurunan mutu produk. Suhu ekstrim atau tidak normal akan

mempercepat terjadinya penurunan mutu produk dan sering diidentifikasi sebagai

suhu pengujian umur simpan produk (Hariyadi, 2004).

Page 3: Laporan 11 PENDUGAAN UMUR SIMPAN BAHAN PANGAN

1.2 Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui pendugaan umur simpan

produk dengan menggunakan akselerasi dengan model Arrhenius.

Page 4: Laporan 11 PENDUGAAN UMUR SIMPAN BAHAN PANGAN

BAB II

METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah selotip, label, plastik,

gunting,dan inkubator. Bahan yang digunakan adalah wafer Roma Superman rasa

coklat.

2.2 Metodologi

Identifikasi komposisi produk wafer

Dilakukan uji skor secara organoleptik terhadap mutu rasa, aroma,dan tekstur

produk wafer dengan dua kali ulangan.

Simpan produk selama 30 hari pada suhu penyimpanan 30oC, 40 oC, dan 50 oC

Identifikasi mutu wafer dan catat perubahan mutu pada hari ke-0, 7, 14, 21, dan

28.

Hitung umur simpan produk wafer.

Page 5: Laporan 11 PENDUGAAN UMUR SIMPAN BAHAN PANGAN

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Tabel 1. Hasil Pendugaan Umur Simpan Produk Wafer Metode ASTL Arrhenius

Percepatan SuhuAroma Rasa Tekstur

Hari Bulan Hari Bulan Hari Bulan

Ordo 025 37,10 1,24 55,11 1,84 52,07 1,7427 37,73 1,26 52,88 1,76 49,76 1,6630 38,69 1,29 49,74 1,66 46,54 1,55

Ordo 125 46,09 1,54 65,59 2,19 61,70 2,0627 45,66 1,52 62,18 2,07 58,08 1,9430 45,03 1,50 57,46 1,92 53,12 1,77

Grafik 1. Umur Simpan Rasa Wafer Ordo 0

25 27 301.55

1.61.65

1.71.75

1.81.85

1.9

f(x) = − 0.0896075000000001 x + 1.93175666666667R² = 0.990767267639124

umur simpan parameter rasa ordo 0

bulanLinear (bulan)

suhu o C

wak

tu (

bula

n)

Grafik 2. Umur Simpan Rasa Wafer Ordo 1

25 27 301.7

1.9

2.1

2.3

f(x) = − 0.13545 x + 2.32896666666667R² = 0.991555892999366

umur simpan parameter rasa ordo 1

bulanLinear (bulan)

suhu o C

wak

tu (

bula

n)

Page 6: Laporan 11 PENDUGAAN UMUR SIMPAN BAHAN PANGAN

Grafik 3. Umur Simpan Tekstur Wafer Ordo 0

25 27 301.55

1.61.65

1.71.75

1.81.85

1.9

f(x) = − 0.0896059845 x + 1.931755867R² = 0.990766306730658

umur simpan parameter tekstur ordo 0

bulanLinear (bulan)

wak

tu (

bula

n)

Grafik 3. Umur Simpan Tekstur Wafer Ordo 1

25 27 301.71.81.9

22.12.22.3

f(x) = − 0.135426 x + 2.328979R² = 0.991535894504435

umur simpan parameter teksturordo 1

bulanLinear (bulan)

suhu o C

wak

tu (b

ulan

)

Grafik 5. Umur Simpan Aroma Wafer Ordo 0

25 27 301.3

1.351.4

1.451.5

1.551.6

f(x) = − 0.07289 x + 1.62995333333333R² = 0.990763229857327

umur simpan parameter aroma orado 0

bulanLinear (bulan)

suhu o C

wak

tu (

bula

n)

Page 7: Laporan 11 PENDUGAAN UMUR SIMPAN BAHAN PANGAN

Grafik 6. Umur Simpan Aroma Wafer Ordo 1

25 27 301.71.81.9

22.12.2

f(x) = − 0.1396 x + 2.3187R² = 0.991640732652027

umur simpan parameter aroma ordo 1

bulanLinear (bulan)

suhu o C

wak

tu (

bula

n)

3.2 Pembahasan

Wafer adalah bahan dasar dari komponen microsystem. Wafer biasanya

berbentuk lempengan tipis berbentuk lingkaran dengan garis disalah satunya

sisinya. Pada umumnya wafer terbuat dari Kristal silicon. Wafer merupakan suatu

bentuk pakan yang memiliki bentuk fisik kompak dan ringkas sehingga

diharapkan dapat memudahkan dalam penanganan dan transportasi, disamping itu

memiliki kandungan nutrisi yang lengkap dan menggunakan teknologi yang

relative sederhana sehingga mudah diterapkan.

Umur simpan adalah kurun waktu ketika suatu produk makanan akan tetap

aman, mempertahankan sifat sensori, kimia, fisik, dan mikrobiologi tertentu, serta

sesuai dengan keterangan pelabelan data nutrisi, ketika disimpan pada kondisi

tertentu. Secara umum, ada tiga macam komponen penting yang berhubungan

dengan umur simpan, yaitu perubahan mikrobiologis (terutama untuk produk

dengan umur simpan yang pendek), serta perubahan kimia dan sensori (terutama

untuk produk dengan waktu simpan menengah hingga lama) (Herawati, H 2009).

Penentuan umur simpan produk pangan dapat dilakukan dengan

menyimpan produk pada kondisi penyimpanan yang sebenarnya. Cara ini

menghasilkan hasil yang paling tepat, namun memerlukan waktu yang lama dan

biaya yang besar. Kendala yang sering dihadapi oleh industri dalam penentuan

umur simpan suatu produk adalah masalah waktu, karena bagi produsen hal ini

akan mempengaruhi jadwal launching suatu produk pangan. Oleh karena itu

Page 8: Laporan 11 PENDUGAAN UMUR SIMPAN BAHAN PANGAN

diperlukan metode pendugaan umur simpan cepat, mudah, murah dan mendekati

umur simpan yang sebenarnya.

Pada Praktikum ini, dilakukan umur percobaan dengan metode

Accelerated Shelf Life Testing Arrhenius. Metode Accelerated Shelf Life Testing

(ASLT), yaitu dengan cara menyimpan produk pangan pada lingkungan yang

menyebabkannya cepat rusak, baik pada kondisi suhu atau kelembaban ruang

penyimpanan yang lebih tinggi. Data perubahan mutu selama penyimpanan

diubah dalam bentuk model matematika, kemudian umur simpan ditentukan

dengan cara ekstrapolasi persamaan pada kondisi penyimpanan normal. Metode

akselerasi dapat dilakukan dalam waktu yang lebih singkat dengan akurasi yang

baik. Dalam percobaan ini, produk pangan yang diuji umur simpannya adalah

wafer “Roma Superman rasa coklat”. Produk wafer diuji dengan uji skor

berdasarkan parameter mutu rasa, aroma, dan tekstur dengan dua kali ulangan.

Pengujian dilakukan pada hari ke 0, ke 7, ke 14, ke 21 dan ke 28. Uji skor dalam

penilaian wafer dengan memberikan skor dari 1-5 (dari yang paling buruk

samapai paling baik). Produk wafer disimpan pada suhu 30oC, 40 oC, dan 50 oC.

Setelah didapat skor penilaian, dilakukan perhitungan umur simpan produk.

3.2.1 Tekstur

Berdasarkan tabel hasil pengamatan paraemter mutu tekstur wafer

ordo 0, pada suhu 25 0C didapat LNK sebesar -3,259440587 dengan nilai

konstanta laju penurunan mutu sebesar 0,038409879 sehingga didapatkan

umur simpan wafer pada suhu 25 0C sebesar 52,06993756 atau selama 52

hari dalam kisaran bulan kurang lebih selama 1 bulan 3 minggu 1 hari.

Pada suhu 27 0C, didapat LNK sebesar -3,214099826 dengan nilai

konstanta laju penurunan mutu sebesar 0,040191497 sehingga didapatkan

umur simpan wafer pada suhu 27 0C sebesar 49,76176941 atau selama 50

hari dalam kisaran bulan kurang lebih selama 1bulan 2 minggu 6 hari.

Pada suhu 30 0C, didapat LNK sebesar -3,14721098 dengan nilai

konstanta laju penurunan mutu sebesar 0,042971809sehingga didapatkan

umur simpan wafer pada suhu 30 0C sebesar 46,54214103 atau selama 46

hari dalam kisaran bulan kurang lebih selama 1 bulan 2 minggu 2 hari.

Page 9: Laporan 11 PENDUGAAN UMUR SIMPAN BAHAN PANGAN

Berdasarkan tabel hasil pengamatan paraemter mutu tesktur wafer

ordo 1, pada suhu 25 0C didapat LNK sebesar -4,794085007 dengan nilai

konstanta laju penurunan mutu sebesar 0,00827857 sehingga didapatkan

umur simpan wafer pada suhu 25 0C sebesar 61,70457114 atau selama 62

hari dalam kisaran bulan kurang lebih selama 2 bulan 2 hari. Pada suhu 27 0C, didapat LNK sebesar --4,733574091dengan nilai konstanta laju

penurunan mutu sebesar 0,008794981 sehingga didapatkan umur simpan

wafer pada suhu 27 0C sebesar 58,0814943atau selama 58 hari dalam

kisaran bulan kurang lebih selama 1 bulan 4minggu. Pada suhu 30 0C,

didapat LNK sebesar -4,644305511 dengan nilai konstanta laju penurunan

mutu sebesar 0,009616206 sehingga didapatkan umur simpan wafer pada

suhu 30 0C sebesar 53,12132875 atau selama 53 hari dalam kisaran bulan

kurang lebih selama 1 bulan 3 minggu 2 hari.

Hal ini pada kerenyahan wafer dipengaruhi oleh sejumlah air

terikat pada matriks karbohidrat yang mempengaruhi pergerakan relatif

dari kristalin dan amorf, struktur amorf sendiri terbentuk karena adanya

proses salah satunya yaitu proses pemanggangan. Kerenyahan wafer

sendiri dipengaruhi oleh komposisi utama wafer yang komposisinya terdiri

dari lemak nabati, gula, terigu, pengemulsi, kakao, dan perisai coklat,

selain itu proses pemanggangan, dan jenis dari kemasan wafer itu sendiri.

Komponen yang berperan sebagai pembentuk struktur wafer adalah tepung

terigu dan air. Lemak yang ditambahkan kedalam formulasi wafer untuk

memperbaiki tekstur wafer. Kerenyahan wafer sendiri akan semakin

menurun dengan bertambahnya waktu penyimpanan.

3.2.2 Rasa

Berdasarkan tabel hasil pengamatan paraemter mutu rasa wafer

ordo 0, pada suhu 25 0C didapat LNK sebesar -3,316268698 dengan nilai

konstanta laju penurunan mutu sebesar 0,036287981 sehingga didapatkan

umur simpan wafer pada suhu 25 0C sebesar 55,11467 atau selama 55 hari

dalam kisaran bulan kurang lebih selama 1 bulan 3 minggu 4 hari. Pada

suhu 27 0C, didapat LNK sebesar -3,274801945 dengan nilai konstanta

laju penurunan mutu sebesar 0,03782436 sehingga didapatkan umur

Page 10: Laporan 11 PENDUGAAN UMUR SIMPAN BAHAN PANGAN

simpan wafer pada suhu 27 0C sebesar 52,8759776 atau selama 53 hari

dalam kisaran bulan kurang lebih selama 1 bulan 3 minggu 2 hari. Pada

suhu 30 0C, didapat LNK sebesar -3,213628221 dengan nilai konstanta

laju penurunan mutu sebesar 0,040210456 sehingga didapatkan umur

simpan wafer pada suhu 30 0C sebesar 49,73830706 atau selama 50 hari

dalam kisaran bulan kurang lebih selama 1 bulan 2 minggu 6 hari.

Berdasarkan tabel hasil pengamatan paraemter mutu rasa wafer

ordo 1, pada suhu 25 0C didapat LNK sebesar -4,855148309 dengan nilai

konstanta laju penurunan mutu sebesar 0,007788178 sehingga didapatkan

umur simpan wafer pada suhu 25 0C sebesar 65,5899 atau selama 66 hari

dalam kisaran bulan kurang lebih selama 2 bulan 6 hari. Pada suhu 27 0C,

didapat LNK sebesar 4,801716327 dengan nilai konstanta laju penurunan

mutu sebesar 0,008215634 sehingga didapatkan umur simpan wafer pada

suhu 27 0C sebesar 62,17725984 atau selama 62 hari dalam kisaran bulan

kurang lebih selama 2 bulan 2 hari. Pada suhu 30 0C, didapat LNK sebesar

-4,722890928 dengan nilai konstanta laju penurunan mutu sebesar

0,008889443 sehingga didapatkan umur simpan wafer pada suhu 30 0C

sebesar 57,46430292 atau selama 57 hari dalam kisaran bulan kurang lebih

selama 1 bulan 3 minggu.

Indikator mutu akan berubah oleh adanya pengaruh dari faktor

lingkungan seperti suhu, kelembaban dan tekanan udara atau karena faktor

komposisi makanan itu sendiri. Suhu merupakan faktor yang sangat

berpengaruh terhadap perubahan mutu makanan, semakin tinggi suhu

penyimpanan maka laju reaksi berbagai senyawa kimia di dalam bahan

pangan akan semakin cepat. Perubahan flavor dan cita rasa pada produk

pangan diakibatkan oleh pertumbuhan bakteri. Bakteri yang tumbuh pada

makanan bersifat heterotropik, yaitu bakteri yang hidup pada suhu yang

berbeda dan membutuhkan zat organik untuk pertumbuhannya (Fardiaz

1992). Pertumbuhan bakteri pun dapat mengakibatkan perubahan

penampakan maupun komposisi kimia dan cita rasa bahan pangan.

Reaksi deteriorasi dapat disebabkan oleh faktor intrinsik maupun

ekstrinsik yang akan memicu reaksi ini di dalam produk berupa reaksi

Page 11: Laporan 11 PENDUGAAN UMUR SIMPAN BAHAN PANGAN

kimia, reaksi enzimatis atau proses fisik yaitu penyerapan uap air atau gas

dari sekelilingnya. Hal ini menyebabkan perubahan terhadap produk

meliputi perubahan tekstur, flavor, warna, penampakan fisik, nilai gizi,

maupun mikrobiologis.

Penyimpanan suhu yang lebih rendah dapat memperpanjang masa

simpan wafer dibandingkan dengan penyimpanan suhu tinggi karena pada

suhu penyimpanan ini aktifitas mikroorganisme, reaksi kimia dan biokimia

di dalam produk dapat dihambat. Tingginya suhu penyimpanan akan

mempercepat kerusakan perubahan mutu produk. Sebagaimana pernyataan

Fenema di dalam Karel et al. (1978) bahwa reaksi kimia diantaranya

oksidasi lemak, degradasi pigmen, perkembangan berbagai flavor,

degradasi vitamin dapat dihambat pada penyimpanan suhu rendah.

3.2.3 Aroma

Pengujian yang dilakukan terhadap wafer merupakan uji

organoleptik uji organoleptik sendiri merupakan pengujian terhadap bahan

makanan berdasarkan kesukaan dan kemauan untuk mempergunakan suatu

produk. Dalam penilaian bahan pangan, sifat yang menentukan diterima

atau tidak suatu produk berdasarkan sifat indrawi. Penilaian indrawi ini

terdiri dari enam tahap yaitu pertama menerima bahan, mengenali bahan,

mengadakan klarifikasi sifat-sifat bahan, mengingat kembali bahan yang

telah diamati, dan menguraikan kembali sifat indrawi produk tersebut

(Kusmiadi 2008). Jumlah panelis pada uji organoleptik terhadap wafer

superman terdiri dari 5 panelis. Pada uji ini panelis diminta untuk

memberikan respon terhadap wafer. respon dari panelis sendiri diwakili

dengan angka atau numerik. Hal ini untuk mempermudah panelis

menggambarkan responya dan untuk mempermudah pada saat

penghitungan menggunakan excel.

Setelah dilakukan uji organoleptik, maka dilakukanlah perhitungan

pendugaan umur simpan menggunkan cara arhenius. Setelah data

diplotkan maka dihitung ordo 0 nya. Ordo 0 ini menunjukan hubungan

antara nilai rata – rata parameter dan waktu penyimpanan. Sedangkan ordo

1 menunjukan hubungan antara nilai ln nilai rata – rata parameter dengan

Page 12: Laporan 11 PENDUGAAN UMUR SIMPAN BAHAN PANGAN

waktu penyimpanan untuk masing – masing suhu penyimpanan. Batas

kritis pada parameter ini ditunjukan dengan angka, 3 yaitu wafer sudah

tidak beraroma khas wafer lagi.

Biasanya untuk penentuan umursimpan yang digunakan adalah

umur simpan pada ordo 0 karena pada ordo ini waktu penyimpanannya

lebih singkat dibandingkan dengan umur simpan pada ordo 1 sehingga

produk akan lebih aman.

Bedasarkan perhitungan pada ordo 0 didapatkan bahwa umur

simpan aroma wafer bila disimpan pada suhu 25oC sebesar 49,591 atau

selama 50 hari bila dalam kisaran bulan kurang lebih selama 1 bulan 2

minggu 6 hari. Namun jika disimpan pada suhu 27oC, umur simpannya

sebesar 44,77168 atau selama 45 bila dalam kisaran bulan kurang lebih

selama 1 bulan 2 minggu 1 hari. Jika disimpan pada suhu 30oC , umur

simpannya menjadi lebih menurun yaitu menjadi 42,21666 atau 42 hari

atau dalam kisaran bulan kurang lebih selama 1bulan 1 minggu 5 hari.

Jika berdasarkan ordo 1 umur simpan aroma wafer jika disimpan

pada suhu 25oC sebesar 65,15367 atau selama 65 hari atau dalam kisaran

bulan 2 bulan 5 hari. Jika produk wafer tersebut disimpan pada suhu 27oC

umur simpannya menurun menjadi 61,63047 atau 62 hari atau dalam

bulan kurang lebih 2 bulan 2 hari. Dan jika disimpan pada suhu 30oC umur

simpannya menjadi 56,77771 atau selama 57 hari atau 1 bulan 2 minggu 6

hari.

Aroma tengik yang muncul ini karena pada wafer ini mengandung

lemak. Dan ketika lemak terkena panas yang cukup lama maka akan

timbul aroma tengik. Aroma tengik ini disebabkan oleh otooksidasi radikal

asam lemak tidak jenuh. Kemudian molekul – molekul lemak yang

mengandung radikal asam lemak tidak jenuh mengalami oksidasi dan

menjadi tengik. Bau tengik yang tidak sedap tersebut disebabkan oleh

pembentukan senyawa – senyawa hasil pemecahan hidroperoksida.

Menurut teori yang sampai kini masih diyakini, sebuah atom hidrogen

yang terikat pada suatu atom karbon yang letaknya disebelah atom karbon

Page 13: Laporan 11 PENDUGAAN UMUR SIMPAN BAHAN PANGAN

lainnya mempunyai ikatan rangkap dapat disingkirkan oleh suatu kuantum

energi sehingga membentuk radikal bebas.

Selanjutnya radikal ini bersama dengan oksigen akan membentuk

peroksida aktif yang dapat membentuk hidroperoksida yang bersifat sangat

tidak stabil dan mudah pecah menjadi senyawa dengan rantai karbon yang

lebih pendek oleh radiasi energi tinggi, energi panas, senyawa – senyawa

dengan rantai pendek ini adalah asam – asam lemak, aldehida-aldehida,

dan keton yang bersifat volatil dan menimbulkan bau tengik pada lemak.

Dari penjabaran diatas terlihat bahwa semakin tinggi suhu umur

simpan terhadap parameter aroma juga menjadi menurun. Hal ini karena

bila disimpan pada suhu tinggi maka produk wafer tersebut akan cepat

mengalami ketengikan. Namun bila disimpan pada suhu yang dingin,

proses ketengikan akan berjalan lambat karena pada suhu dingin coklat

akan mengeras atau dingin. Wafer coklat mengandung lemak maka ketika

coklat tersebut tersebut mengeras karena terkena suhu dingin maka lemak

yang terkandung didalamnya akan ikut membeku atau mengeras.

Selain itu, terlihat bahwa parameter aroma merupakan faktor yang

paling penting karena aroma ini mengalami penurunan yang paling cepat

selama penyimpanan. Hal ini dapat terlihat dari nilai slope yang lebih kecil

dibandingkan dengan parameter yang lainnya. Dengan demikian, atribut

aroma dapat digunakan sebagai penentu umur simpan wafer.

Page 14: Laporan 11 PENDUGAAN UMUR SIMPAN BAHAN PANGAN

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum pendugaan umur simpan produk pangan dengan

metode Accelerated Shelf Life Testing, diketahui umur simpan wafer adalah 37

hari atau 1 bulan 1 minggu. Semakin rendah suhu penyimpanan, maka umur

simpan (shelf life) produk wafer akan semakin lama. Selain suhu, komposisi wafer

akan mempengaruhi mutu aroma, tekstur, dan rasa wafer sehingga akan

mempengaruhi umur simpan produk tersebut.

4.2 Saran

Pemberian skor dengan uji skor harus menggunakan panelis yang terlatih

agar penilian dilakukan secara subjektif dn objektif. Selain itu, inkubator yang

digunakan sebagai tempat penyimpanan untuk simulasi suhu penyimpanan harus

dijaga dan diawasi agar suhunya tetap stabil. Hal ini dilakukan karena pada saat

tertentu, inkubator dapat mati mendadak akibantnya mengalami perubahan suhu

sehingga data yang didapat kurang akurat.

Page 15: Laporan 11 PENDUGAAN UMUR SIMPAN BAHAN PANGAN

DAFTAR PUSTAKA

Hariyadi, P. 2004. Prinsip-prinsip pendugaan masa kedaluwarsa dengan metode Accelerated Shelf Life Test. Di dalam Pelatihan Pendugaan Waktu Kedaluwarsa (Shelf Life). Bogor: Pusat Studi Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor.

Herawati, H. 2009. Pendugaan umur simpan produk pangan. Bukit Tegalepek: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah

Oktania, I.2004. Studi Penentuan Umur Simoan Produk Wafer dengan Metode Accelerated Shelf Lifr Testing (ASLT). Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Setyaningsih, D. 2010. Analisis Sensori untuk Industri Pangan dan Agro. Bogor: IPB Press

Tamiang, S. 2010. Pendugaan umur simpan kemasan http://resepcarapembuatanpengolahanhasilkue.blogspot.com [2 Juni 2012]

Winarno FG. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Bogor: M-Brio press

Page 16: Laporan 11 PENDUGAAN UMUR SIMPAN BAHAN PANGAN

LAMPIRAN

Tabel 2. Perhitungan Pendugaan Umur Simpan Rasa Wafer

Tabel 3. Perhitungan Pendugaan Umur Simpan Aroma Wafer

Page 17: Laporan 11 PENDUGAAN UMUR SIMPAN BAHAN PANGAN

Tabel 4. Perhitungan Pendugaan Umur Simpan Rasa Wafer

Model persamaan Arrhenius

Persamaan reaksi ordo 0:

-dA

= kA (1)dt

Persamaan reaksi ordo 1:

-dA

= kA (2)dt

dimana:

A = nilai mutu yang tersisa setelah waktu t

Ao = nilai mutu awal

t = waktu penyimpanan (dalam hari, bulan atau tahun)

k = konstanta laju reaksi ordo nol atau satu

k = ko.exp (Ea/RT) (3)

dimana:

k = konstanta laju penurunan mutu

ko = konstanta (faktor frekuensi yang tidak tergantung suhu)

Ea = energi aktivasi

Page 18: Laporan 11 PENDUGAAN UMUR SIMPAN BAHAN PANGAN

T = suhu mutlak (K)

R = konstanta gas (1.986 kal/mol K)