lap.lengkap teknik pengukuran

75
LAPORAN PRAKTEK TEKNIK PENGUKURAN OLEH : MUH. NURYADIN NATSIR 015 214 002 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

Upload: muhammadnurulhaq

Post on 19-Dec-2015

67 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

TRANSCRIPT

Page 1: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

LAPORAN PRAKTEK TEKNIK PENGUKURAN

OLEH :

MUH. NURYADIN NATSIR

015 214 002

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2005

Page 2: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

LEMBARAN PENGESAHAN

Dalam rangka menyelesaikan Program Studi pada Jurusan Pendidikan Teknik

Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar (PTO FT – UNM), maka salah

satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa adalah melaksanakan

Mata Kuliah Teknik Pengukuran. Untuk memenuhi persyaratan tersebut, maka

mahasiswa dibawah ini.

MUH. NURYADIN. N 015 214 002

Telah melaksanakan Mata Kuliah tersebut selama 1(Satu) semester yang berlangsung

pada semester genap di Laboratorium Teknik Otomotif.

Mengetahui,

Makassar, 2005

Dosen MK yang bersangkutan Asisten Dosen

Drs. Faisal Amir Ahmad

Page 3: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

KATA PENGANTAR

Hamdan wasyukran lillah, puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat

Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah dan petunjuk-Nya, sehingga Laporan

Praktek Teknik Pengukuran ini dapat terselesaikan dan sebagai bukti bahwa kami

telah mengikuti Mata Kuliah Teknik Pengukuran ini secara aktif selama 1 (Satu)

semester.

Mengingat keterbatasan dan pengalaman yang kami miliki, kami menyadari

bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang

sifatnya membangun kami terima dengan senang hati demi kesempurnaan laporan ini.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-

besarnya pada semua pihak yang telah membantu dalam proses pelaksanaan Praktek

Teknik Pengukuran ini. Dan ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan khusus

kepada:

1. Dosen Mata Kuliah Teknik Pengukuran yang telah memberikan Ilmu

Pengetahuan tentang berbagai macam alat ukur, fungsi serta kegunaanya.

2. Asisten Dosen selaku wakil pembimbing dari dosen yang telah membantu

kami dalam melaksanakan praktek Teknik Pengukuran.

3. Seluruh rekan-rekan mahasiswa yang telah turut ikut membantu penulis

baik secara langsung maupun tidak langsung

Akhirnya, harapan kami semoga tugas laporan Praktek Teknik Pengukuran ini

dapat memberikan manfaat kepada pembaca secara umum dan khususnya kepada

kami selaku penulis.

Makassar, 2005

Page 4: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

DAFTAR ISI

IDENTITAS MAHASISWA i

LEMBAR PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

ISI KEGIATAN PRAKTEK TEKNIK PENGUKURAN

Mistar Insut

o Lembar Tes Pengukuran

Micrometer Pengukur Luar

o Lembar Tes Pengukuran

Micrometer Pengukur Dalam

o Lembar Tes Pengukuran

Avometer

o Lembar Tes Pengukuran

Dial Tester Indicator

o Lembar Tes Pengukuran

Komparameter

o Lembar Tes Pengukuran

Cylinder Gauge

Spring Gauge Tester

Hydrometer

Nozzle Tester

Kunci Momen

Puller Gauge

DAFTAR PUSTAKA

Page 5: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

JANGKA SORONG (VERNIER CALIPER)

Jangka sorong adalah alat ukur mekanik dengan ketelitian tertentu yang

dipakai untuk mengukur tiga jenis pengukuran yakni pengukuran diameter luar,

pengukur diameter dalam, pengukur kedalaman atau ketinggian sebuah benda. Jangka

sorong mempunyai 2 skala pengukuran, yaitu skala utama dan skala vernier atau skala

nonius. Selain jangka sorong atau vernier caliper, alat ini sering disebut mistar ingsut,

jangka geser, sketmat atau jangka vernier.. Prinsipnya sama seperti mistar ukur yaitu

dengan adanya skala vernier pada batangnya, sedang perbedaannya ada pada cara

mengukur obyek ukur. Pada mistar insut memiliki rahang ukur tetap dan rahang ukur

gerak yang fungsinya sebagai sensor untuk menjepit benda ukur sewaktu melakukan

pengukuran.

Skala utama terbagi dalam sub bagian masing-masing 1 mm dan skala vernier

mempunyai 20 bagian yang sama, masing-masing 0,95 mm (19/20) sepanjang 19 mm

dari panjang skala utama. Karena itu, perbedaan antara satu bagian (graduasi) dari

skala utama dan skala vernier adalah sebesar 0,05 mm (1 - 0,95 mm). Vernier caliper

mengukur perbedaan graduasi ini untuk meneliti atau mengukur ukuran yang kurang

dari 1 mm.

Page 6: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

Gambar 1. Vernier Caliper dengan nama bagiannya

Skala utama (main scale) dan skala vernier digunakan untuk mengukur jarak

kecil dengan cara mencari perbedaan antara dua tanda. Metode ini disebut prinsip

pengukuran vernier. Sebagai contoh, skala utama untuk setiap garis berjarak 1 mm,

sedangkan skala vernier jarak antara garis adalah 0,9 mm. Karena itu jarak garis pada

skala utama lebih besar 0,1 mm daripada jarak garis skala vernier ialah: (1 mm – 0,9

mm = 0,1 mm)

Menangani Mistar Ingsut

Sebelum diukur bersihkanlah benda yang diukur dan Vernir Caliper

Sebelum digunakan, periksalah bahwa skala vernir bergeser dengan bebas, dan

angka “0” pada kedua skala bertemu dengan tepat.

Permukaan Standar

Sekrup Penahan

Skala Utama

Batang Kedalaman

0 1 3 4 5 6 7 8

0 50,05 mm

Rahang Pengukur Diameter Bagian dalam

Rahang Pengukur Diameter Luar

Skala VernirPermukaan Ujung untuk Kedalaman

0

Page 7: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

Sewaktu mengukur, usahakan benda yang diukur sedekat mungkin ke skala

utama. Pengukuran di ujung gigi pengukur, menghasilkan pembacaan kurang

akurat.

Tempatkan vernier caliper tegak lurus dengan benda yang diukur.

Untuk mencegah salah baca, bacalah langsung dari atas strip yang tepat.

Untuk mencegah karat, bersihkan caliper dengan kain yang dibasahi oleh oli

setelah dipakai.

Membaca nilai hasil pengukuran

1. Hasil Pengukuran 43,70 mm

Pada gambar di bawah menunjukkan hasil pengukuran yang telah di

lakuakan, dan menghasilkan ukuran 43,70 mm dan waktu yang kami gunakan

adalah 6 detik, dengan kali pembacaan.

Gambar 2. Mistar ingsut dan hasil pengukurannya

Pembacaan skala utama 43 mm

Pembacaan skala vernier 0,70 mm

Pembacaan akhir 43,70 mm

0 1 2 3 4 5 6 7 8

5 9 0,05 mm

Page 8: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

2. Hasil Pengukuran 87,70 mm

Pada gambar di bawah ini menunjukkan hasilkan pengukuran yang

bernilai 87,70 mm dan lama waktu atau lama pengukuran 9 detik, dua kali

pembacaan

Gambar 3.Mistar Ingsut dan hasil pengukurannyaPembacaan skala utama 87 mm

Pembacaan skala Vernier 0,70 mm

Pembacaan akhir 87,70 mm

3 4 5 6 7 8 9 10 11

0 90,05 mm

87 70

Page 9: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

3.Hasil Pengukuran 23,75 mm

Dari hasil pengukuran ketiga yakni 23,75 mm dengan menggunakan

waktu 8 detik satu kali pembacaan

Gambar 4. Mistar Ingsut dan hasil pengukurannya

Pembacaan skala utama 23 mm

Pembacaan skala vernier 75 mm

Pembacaan akhir 23,75 mm

0 1 2 3 4 5 6 7 8

0,05 mm05

2371

75

0,05 mm

Page 10: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

MIKROMETER PENGUKUR DALAM

Micrometer pengukur dalam di gunakan untuk mengukur diameter benda kerja

pada bagian dalam (diameter dalam) atau alur dari pada benda kerja. Pembacaan

micrometer berbeda dengan pembacaan micrometer pengukur luar, di mana

pembacaan skala laras di lakukan dari kanan ke kiri atau skala laras pada bagian yang

tertutup oleh tabung. Rahang (ragum) micrometer akan terbuka apa bila tabung di

putar ke arah kanan, di mana pembukaan atau pengukuran minimum dari pada ragum

ditentukan dengan lebar dari pada ujung ragum micrometer yang terbuka. Pada bagian

ujung ragum micrometer biasanya di gerinda, sehingga terdapat suatu radius yang

kecil yang gunanya untuk menjamin terjadinya suatu titik penyentuhan di dalam

lubang dan mencegah terjadinya penekanan paksa pada waktu pengukuran di lakukan.

Adapun jenis micrometer yang kami gunakan pada saat melakukan latihan

pengukuran yakni ; jenis micrometer yang terdapat atau yang di lengkapi dengan suatu

batang perpanjangan seperti pada gambar dibawah. Mikromter pengukur dalam yang

biasa di pergunakan mempunyai suatu jarak pengukuran dari 1–10 inci, tetapi dangan

mikrometer jenis ini dapat mengukur dengan teliti sampai 100 inci lebih.

Micrometer pengukur dalam

Grip

Anvil

PenyetelAnvil

Sleeve

Thimble

50

Page 11: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

Sumbu Perpanjangan

Dalam menggunakan micrometer jenis ini, pertama di pililah satu sumbu

perpanjangan yang dibutuhkan sesuai dengan di ammeter atau alur benda kerja yang

akan diukur dan menyisipkan sumbu yang di pilih kedalam lubang yang terdapat pada

bagian kepala micrometer. Kemudian keraskan ( putar ) mur pengunci yang terdapat

pada kepala micrometer,sehingga sumbu perpanjangan tidak dapat lepas dari kepala

micrometer. Selanjutnya stel sumbu perpanjangan mendekati ukuran diameter lubang

yang akan di ukur dan sisipkan sumbu kedalam diameter lubang, sehingga terjadi

penyentuhan ringan pada kedua sisi lubang. Seterusnya pengang sumbu secara cermat

dan atur kedudukan kedua ujung sumbu pada garis senter dari pada lubang diameter

serta stel atau putar tabung micrometer sampai di rasakan terjadinya suatu

penyentuhan ringan pada kedua sisi diameter lubang. Terakhir angkat atau pindahkan

micrometer dari dalam lubang yang di ukur dan lakukan pembacaan pada skala laras

dan pada skala tabung serta tambahkan dengan panjang sumbu perpanjangan yang di

pergunakan.

Replacement Rod

175 mm

Page 12: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

Hasil Pengukuran

1. Pengukuran pertama (177,79 mm dengan waktu 9 detik)

Dari hasil pengukuran ini yang menggunakan alat micrometer dalam dan

menggunakan sumbu perpanjangan menghasilkan ukuran senilai 177,79 mm dan

waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengukuran itu adalah 9 detik.

2. Pengukuran kedua (127,28 dalam waktu 6 detik)

25

175 mm

0

0

25

125 mm

Page 13: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

Pada hasil pengukuran kedua ini juga menggunakan micrometer dalam dengan

sumbu perpanjangan, dan hasil yang kami dapatkan menggunakan waktu 6 detik

adalah 127, 28 mm.

3. Pengukuran ketiga (76,72 dalam waktu 7 detik)

Dari hasil pengukuran ini yang menggunakan alat micrometer dalam dan

menggunakan sumbu perpanjangan yang menghasilkan ukuran senilai 76,72 mm dan

waktu yang di butuhkan untuk melakukan pengukuran itu adalah 7 detik

0

20

75 mm

Page 14: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

MICROMETER PENGUKUR LUAR

Pada gambar di bawah ini memperlihatkan model dari micrometer atau bentuk

micrometer tersebut. Dimana pada gambar dapat dilihat bahwa micrometer

mempunyai suatu rangka yang berbentuk U yang bersatu dengan landasan (B) dan

suatu larasnya (A). Pada bagian dari pada laras terdapat suatu derad halus yang terdiri

dari pada mur dan ulir (E), sekerup yang digunakan untuk menggerakkan poros (C) ke

depan (maju) atau kebelakang (mundur) serta menggerakkan tabung (D) ke kanan

ataupun ke kiri.

Konstruksi Micrometer

Page 15: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sewaktu menggunakan micrometer

adalah sebagai berikut :

1. Permukaan benda ukur dan mulut ukur dari micrometer harus dibersihkan

dahulu. Adanya kotoran terutama geram bekas proses pemesinan dapat

menyebabkan kesalahan ukur maupun merusak permukaan mulut ukur

micrometer.

2. Sebelum di pakai, kedudukan nol dari micrometer harus diperiksa. Apabila

perlu, kedudukan nol ini di stel dengan cara merapatkan mulut ukur dan

kemudian silinder tetap di putar dengan memakai kunci penyetel sampai garis

referensi dari skala tetap bertemu dengan garis nol dari skala putar.

3. Bukalah mulut ukur sampai sedikit melebihi obyek ukur. Apabila dimensi

tersebut cukup lebar maka poros dapat di gerakan (di mundurkan) dengan

cepat dengan cara menggelindingkan silinder putar pada telapak tangan.

Jangan sekali-kali memutar rangkanya dengan memegang silinder putar seolah

– olah memegang mainan kanak – kanak.

4. Benda ukur di pengang dengan tangan kiri dan mokrometer dangan tangan

kanan, perhatikan gambar di bawah. Rangka micrometer di letakkan pada

tapak kanan dan ditahan oleh kelingking jari manis serta jari tengah. Telunjuk

dan ibu jari di gunakan untuk memutar silinder putar.

Page 16: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

Gambar: Cara Menggunakan Mikrometer Luar

5. Pada waktu mengukur, maka penekanan poros ukur pada benda ukur tidak

boleh terlalu keras sehingga memungkinkan kesalahan ukur karena adanya

deformasi (perubahan bentuk) dari benda maupun ukur dari benda ukur

maupun alat ukurnya sendiri. Selain dari pada itu penekanan yang amat keras

dapat pula merusakkan ulir utama. Kecermatan pengukuran tergantung atas

penggunaan tekanan pengukuran yang cukup dan selalu tatap. Hal ini dapat

dicapai dengan cara memutar silinder putar melalui gigi silinder atau tabung

gelincir, sewaktu poros ukur hampir mencapai permukaan benda ukur. Jikalau

pembatas momen putar tersebut tidak ada, maka gunakanlah perasaan yang

baik sewaktu memutar silinder putar.

Page 17: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

Adapun beberapa hasil pengukuran yang kami dapatkan dari tiga kali

pengukuiran dengan hasil berbeda-beda.

1. Pengukuran pertama (37,53 mm dengan lama pengukuran 6 detik)

25

Pembacaan skala di atas garis 37,00

Pembacaan skala di bawah garis................ 0,50

Pembacaan skala thimble........................... 0,03

Pembacaan Akhir 37,53

Micrometer ukuran di atas menunjukkan bahwa hasil pengukuran pada

pengukuran pertama adalah 37,53 mm dan di lakukan selama 6 detik. Dengan waktu

pengukuran yang dicapai selama 15 detik merupakan waktu yang di kategorikan

lambat, karena dalam melakukan pengukuran kita dianjurkan cepat dan tepat.

+

0

30 35

Page 18: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

2. Pengukuran kedua (41,71 mm dengan lama pengukuran 6 detik)

Pembacaan skala di atas garis..................... 41,00

Pembacaan skala di bawah garis................ 0,50

Pembacaan skala thimble........................... 0,21

Pembacaan Akhir 41,71

Pada pengukuran yang kedua di atas terdapat perbedaan dari micrometer yang

digunakan, di pengukuran yang kedua ini menggunakan menggunakan micrometer

yang berskala lebih tinggi dari pada pengukuran pertama. Pada pengukuran ke dua ini

menghasilkan pengukuran 40,99 dan dalam waktu yang cukup singkat di banding

dengasn pengukuran pertama yakni 5 detik yang tergolong waktu yang ideal untuk

mengukur sebuah benda.

+

30 35 40

Page 19: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

3. Pengukuran yang ketiga (50,00 dalam waktu 10 detik)

Pembacaan skala di atas garis..................... 50,00

Pembacaan skala di bawah garis................ 0,00

Pembacaan skala thimble........................... 0,00

Pembacaan Akhir 50,00

Dari hasil pengukuran di atas, maka lengkaplah sudah hasil pengukuran yang

kami lakukan, dan pada pengukuran terakhir ini menghasilkan ukuran 50,00 dan

hanya membutuhkan waktu sekitar 10 detik dan merupakan yang tercepat dari ke dua

pengukuran sebelumnya..

DIAL TESTER INDICATOR

+

40 45 50

Page 20: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

Dial tester indicator digunakan untuk mengukur kebengkokan poros, runout,

kesejajaran, kerataan dan lain – lain. Di dalamnya terdapat mekanisme spesial yang

dapat memperbesar gerakan yang kecil. Ketika spindle bergerak sepanjang permukaan

yang di ukur, gerakan ini di perbesar oleh mekanisme pembesar dan selanjutnya

ditunjukkan oleh penunjuk ( pointer ).

Dial Gauge

Tidak seperti halnya alat ukur lain, dial tester indicator selalu digunakan

bersama alat penopang ( supporting tool ). Umumnya magnetic stand digunakan untuk

mengukur otomitive parts. Dial tester indicator juga di buat dalam bentuk caliper

gauge dan inside deal gauge.

Magnetic Stan

Peringatan Penting

0,01 40 mm

Klasifikasi

Penghitung putaran

StemSkala

Penunjuk

Range pengukuran

Outer ring

Body

Spindle

Gauge beam lock

Tuas penyetel

Dasar magnet

Batang penyangga

Page 21: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

1. Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Hal Dial Tester Indicator

- Garis imajinasi dari mata anda ke pointer dial tester indicator harus tegak lurus

pada permukaan dial ketika anda membaca pengukuran.

- Dial tester indicator harus di pasang dengan teliti pada supporting touinya.

- Putarlah aouter ring dan setel pada titik nol. Gerakan spindle ke atas dan ke

bawah, periksalah bahwa petunjuk selalu kembali ke nol bila anda tidak

memegangn spindle.

- Di dalam dial tester indicator terdapat mekanisme presisi seperti jam .

usahakan agar jangan sampai terjatuh atau terkena benturan.

Salah Benar

90o

90o

Page 22: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

- Jangan berikan oli atau gemuk di antara spindle dan tangkainya. Bila gerakan

spindle menjadi tidak lancar karena oli atau kotoran, celupkan ke dalam bensin

sambil menggerakkan spindle naik turun sampai oli atau kotorannya keluar.

2. Metode Pengukuran

Contoh : Pengukuran runcut poros

- Letakkan V – block di atas plat datar, dan letakkan poros di atas block, seperti

pada gambar di bawah ini.

- Sentuhkan spindle dial tester indicator pada permukaan poros. Aturlah tinggi

dial tester indicator lock sedemikian rupa sehingga menyentuh permukaan

poros sebelah kanan.

-

- Putarlah poros perlahan – lahan dan temukan point pada permukaan

pembacaan paling kecil. Kemudian putarlah outer ring sampai penunjukkan

pada “ O “

Shaft

V - block

Plat datar

Dial tester indicato Alat penyangga

Page 23: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

- Putarlah poros perlahan – lahan. Bacalah jumlah gerakan pointer.

3. Hasil pengukuran

Pengukuran pertama mm selama detik sebanyak kali.

Pada gambar di bawah menunjukkan hasil pengukuran yang telah dilakukan,

dan menghasilkan ukuran 0,04 mm dan waktu yang kami gunakan adalah 6

detik, dengan dua kali pembacaan.

Hasil pengukuran kedua mm selama detik sebanyak kali.

Page 24: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

Pada gambar di bawah menunjukkan hasil pengukuran yang telah dilakukan,

dan menghasilkan ukuran 0,06 mm dan waktu yang digunakan adalah 2 detik

lebih cepat dari pada ukuran pertama dengan satu kali pembacaan.

CALIPER GAUGE

Caliper gauge adalah alat ukur yang mempergunakan dial gauge. Ada dua tipe

caliper gauge yaitu inside caliper dan outside caliper. Inside caliper biasanya

digunakan untuk mengukur komponen otomotif. Inside caliper gauge digunakan untuk

mengukur diameter dalam yang kecil dan tidak dapat diukur dengan inside

micrometer.

1. Metode Pengukuran

- Ukurlah diameter dalam ( inside diamter ) dengan vernir caliper. Katakan saja

hasilnya 8,40 mm, selanjutnya mocrometer diset ke angka yang mendekati

hasil ukur vernier dan kelipatan dari 0,5 mm yang mendekati pembaca yaitu

8,50 mm.

- Tempatkan kaki – kaki caliper diantara anvil dan spindle micrometer. Gerakan

caliper sampai didapat angka yang terkecil. Kemudian putarlah outer ring

sampai jangka nol lurus dengan jarum penunjuk.

Page 25: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

- tekanlah tombol caliper gauge lambat –lambat letakkan lug pada bagian dalam

pekerjaan dan bebaskan tombol. Gerakan caliper samapai di dapat pembacaan

terkecil. Jika pembacaan menunjukkan 0,09 mm, artinya diameter dalam

adalah 0,07 lebih kecil dari 8,50 mm. Jadi diameter dalam adalah 8,43 mm

( 8,50 – 0,70 )

Page 26: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

CYLINDER GAUGE

Cylinder gauge adalah alat ukur yang juga menggunakan dial gauge. Cylinder

gauge sering di gunakan untuk mengukur diameter silinder dan komponen lainnya

secara teliti.

Pada ujungnya terdapat dial gauge dan pada sisi lainnya terdapat measuring

point. Measuring point ini dapat bergerak bebas, dan jumlah gerakannya ditunjukkan

oleh dial gauge jarak antara measuring point dan replacement rod adalah sama dengan

diameter benda yang di ukur.

Alat ukur Cylinder Gauge

Dial Gauge

Dial Gauge Securing Position

Grip

Measuring Point

Replacement Washer

Replacement Rod

Replacement Rod Securing

Thread

Page 27: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

1. Peringatan Penting

- Dial gauge harus di pasang pada tangkainya dalam posisi sejajar atau tegak

lurus measuring point.

- Spindle di masukkan ke dalam batangnya kira – kira setengah dari langkahnya.

- Periksalah bahwa pointer dari dial gauge bergerak bila anda menekan

measuring point.

- Pilihlah replacement rod dan washer yang ukurannya sesuai dengan diameter

benda yang akan di ukur.

Penting*

Cara melilih rrod dan washer : pertama ukurlah diameter dengan vernier

caliper. Selanjutnya lihat hasilnya, angka di belakang koma apakah lebih besar atau

lebih kecil dari 0,5 mm.

( contoh )

Bila hasil pengukuran = 52,30 mm, pilihlah sebagai berikut :

Replacement rod = 50 mm

Replacement washer = 2 mm

Bila hasil pengukuran = 52,70 mm, pilihlah sebagai berikut :

Replacement rod = 50 mm

Replacement washer = 3 mm

Page 28: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

2. Metode Pengukuran

- Ukurlah diameter silinder dengan vernier caliper. Pilihlah replacement rod dan

washer yang sesuai, dan pasangkan pada silinder gauge. Bila hasil pengukuran

diameter adalah 53,00 mm, gunakanlah replacement rod 50 mm dan

replacement washer 3 mm.

- Micrometer diset pada 53,00 mm seperti hasil ukur diatas, tempatkan

replacement rod dan measuring point ke dalam micrometer dan dial gauge

diset pada nol ke jarum penunjuknya ( pointer )

Page 29: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

- Masukkan cylinder gauge pada posisi diagonal ke dalam silinder, gerakan

cylinder gauge sampai di peroleh hasil angka pembacaan yang terkecil. Bila

hasi pembacaan adalah 0,04 mm, berarti diameter silinder 0,04 mm lebih kecil

dari 53,00 mm ( set hasil micrometer ). Karena itu diameter silinder adalah

52,96 mm ( 53,00 – 0,04 mm )

Page 30: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

Mengukur tabung dengan standar 75,00 pada posisi x dan y dengan limit 0,02 mm

(mesin 4 K).

Hasil pengukuran silinder I :

x = 75,75 – 0,75 = 75,00 y = 75,75 – 0,74 = 75,01

x'= 75,75 – 0,74 = 75,01 y'= 75,75 – 0,74 = 75,01

x"= 75,75 – 0,75 = 75,00 y"= 75,75 – 0,73= 75,02

Hasil pengukuran silinder II:

x = 75,75 – 0,75 = 75,00 y = 75,75 – 0,74 = 75,01

x'= 75,75 – 0,74 = 75,01 y'= 75,75 – 0,74 = 75,01

x"= 75,75 – 0,75 = 75,00 y"= 75,75 – 0,73= 75,02

Hasil pengukuran silinder III:

x = 75,75 – 0,75 = 75,00 y = 75,75 – 0,74 = 75,01

x'= 75,75 – 0,74 = 75,01 y'= 75,75 – 0,74 = 75,01

x"= 75,75 – 0,75 = 75,00 y"= 75,75 – 0,73= 75,02

Hasil pengukuran silinder IV:

x = 75,75 – 0,75 = 75,00 y = 75,75 – 0,74 = 75,01

x'= 75,75 – 0,74 = 75,01 y'= 75,75 – 0,74 = 75,01

x"= 75,75 – 0,75 = 75,00 y"= 75,75 – 0,73= 75,02

a. Ketirusan pada silinder I

Ø terbesar – Ø terkecil :

Sumbu x = 75,75 – 75,00 = 0,01 mm

Sumbu y = 75,02 – 75,01 = 0,01 mm

b. Keovalan pada silinder I

Ø terbesar – Ø terkecil :

y - x = 75,01 – 75,00 = 0,01 mm

y' - x'= 75,01 – 75,01 = 0,00 mm

x"- y"= 75,02 – 75,01 = 0,01 mm

c. Keausan pada silinder I

Page 31: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

Ø terbesar – Ø standar : 75,02 – 75,00 = 0,02 mm

a. Ketirusan pada silinder II

Ø terbesar – Ø terkecil :

Sumbu x' - x" = 75,75 – 75,00 = 0,01 mm

Sumbu y' - y" = 75,02 – 75,01 = 0,01 mm

b. Keovalan pada silinder II

Ø terbesar – Ø terkecil :

y - x = 75,01 – 75,00 = 0,01 mm

x-' y' = 75,00 – 75,00 = 0,00 mm

x"- y"= 75,02 – 75,00= 0,02 mm

c. Keausan pada silinder II

Ø terbesar – Ø standar : 75,02 – 75,00 = 0,02 mm

a. Ketirusan pada silinder III

Ø terbesar – Ø terkecil :

Sumbu x' - x" = 75,75 – 75,00 = 0,01 mm

Sumbu y' - y" = 75,02 – 75,01 = 0,01 mm

b. Keovalan pada silinder III

Ø terbesar – Ø terkecil :

y - x = 75,01 – 75,00 = 0,01 mm

x-' y' = 75,00 – 75,00 = 0,00 mm

x"- y"= 75,02 – 75,00= 0,02 mm

c. Keausan pada silinder III

Ø terbesar – Ø standar : 75,02 – 75,00 = 0,02 mm

a. Ketirusan pada silinder IV

Ø terbesar – Ø terkecil :

Sumbu x' - x = 75,02 – 75,00 = 0,02 mm

Sumbu y' - y = 75,01 – 75,00 = 0,01 mm

Page 32: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

b. Keovalan pada silinder IV

Ø terbesar – Ø terkecil :

x - y = 75,00 – 75,00 = 0,00 mm

x' - y' = 75,02 – 75,01 = 0,01 mm

x"- y"= 75,00 – 75,00= 0,00 mm

c. Keausan pada silinder IV

Ø terbesar – Ø standar : 75,02 – 75,00 = 0,02 mm

Kesimpulan : max min

a. Ketirusan : 0,01 mm 0,01 mm

b. Keovalan : 0,02 mm 0,00 mm

c. Keausan : 0,02 mm 0,01 mm

Karena keausan tidak melewati limit (0,02 mm) sedangkan keausannya 0,02 mm maka

tabung silinder tidak perlu di oversize.

Page 33: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

THICKNESS GAUGE

Thickness gauge juga di kenal dengan nama feeler gauge dan di gunakan untuk

mengukur celah antara dua bagian.

Thickness gauge ini terdiri dari lembaran baja tipis yang memiliki presesi

sampai 1 / 100 mm ( 0,01 mm ). Pada umumnya ketebalannya antara 0,03 mm sampai

1,00 mm. Nilai ketebalannya tercantum pada setiap celahnya ( lembarnya )

Gambar Feller Gauge1. Peringatan Penting

1. Bersihkan tangan anda, feller gauge dan komponen yang akan di ukur sebelum

melakukan pengukuran. Adanya kotoran, oli dan lain – lain akan menyebabkan

hasil pengukuran yang salah.

2. Bila satu bilah feller masih belum cukup untuk pengukuran gabunglah dua atau

beberapa bilah sesuai kebutuhan. Tetapi usahakan jumlahnya sesedikit

mungkin.

3. Sisipkan thickness gauge pada celah komponen dengan berhati – hati. Jangan

membengkokkan atau merusak gauge. Bila feeler gauge rusak harus di buang.

Page 34: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

2. Metode Pengukuran

Sisipkan gauge diantara komponen yang diukur. Bila gauge mudah masuk dan

keluar, pakailah gauge yang labih tebal hingga anda merasakan adanya hambatan saat

ditarik keluar. Tebal gauge adalah sama dengan celah di antara dua komponen.

Page 35: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

AVO METER

Avometer terdiri dari tiga buah alat ukur yang di gabungkan menjadi satu unit

yaitu amperemeter, voltmeter, dan ohmmeter. Amperemeter di gunakan untuk

mengukur besar arus listrik, sedangkan voltmeter untuk mengukur tahanan penghantar

ataupun resistor.

Gambar AVO meter

Petunjuk berikut untuk tester model analog CT- 100 A. model analog

lainnya juga banyak dipasarkan, tetapi cara pengoperasiannya hampir sama

dengan CT CT- 100 A.

Test lead(black)

Test lead(red)

Anda dapat menggunakan sirkuit tester dengan model indikator digital atau spesial model yang di design untuk teknisi automotif.

REFERENSI

Page 36: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

1. Cara Penggunaan AVOMETER

1. Pengukuran Arus Listrik

Kemampuan AVO meter untuk mengukur arus listrik, terbatas hanya untuk

arus yang kecil saja. Pada umumnya, amperemeter pada AVO meter hanya di

gunakan pada pekerjaan elektronik, bukan untuk pekerjaan otomotif.

Langkah kerja :

a. perkiraan besar arus yang mengalir pada rangkaian yang akan di ukur

untuk menentukan apakah alat ukur dapat di gunakan sekaligus

menentukan skala ukur yang akan di pilih.

b. Putar sakelar pemilih arus pada skala yang lebih besar dari kuat arus yang

di perkirakan. Hal ini untuk mencegah kerusakan pada alat ukur karena

jarum menunjuk melampaui batas maksimum.

c. Hubungkan alat ukur pada rangkaian dan besar arus pada rangkaian dapat

langsung di baca pada penunjuk jarum penunjuk.

2. Pengukuran tegangan listrik

Langkah kerja :

a. Perkirakan tegangan pada kedua titik yang akan di ukur.

b. Putar sakelar pemilih tegangan pada angka yang lebih tinggi dari

tegangan yang di perkirakan.

Page 37: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

Catatan :

Jika tegangan pada kedua tegangan pada kedua titik yang akan di ukur

tidak bisa di perkirakan maka pada langkah “ b “ di atas, pilih skala

tertinggi pada sakelar pemilih.

c. hubungkanlah kedua kabel alat ukur pada kedua titik pada rangkaian

listrik yang akan di ukur. Kabel merah ke tegangan yang lebih tinggi,

dan kebel hitam ke tegangan yang lebih rendah.

d. Baca penunjukan jarum alar ukur. Jika jarum belum bergerak, turunkan

angka pilihan pada sakelar pemilih tegangan satu – satu tingkat lebih

rendah hingga tegangan terukur.

3. pengukuran tahanan

Page 38: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

0∞

Kalibrasi

Kalibrasi

Sebelum anda mengukur tahanan, pertama anda harus memutar tombol

kalibrasi ohm, dengan ujung alat pengukur dibuat berhubungan singkat sampai

pembacaan jarum penunjuk (0) pada skala ohm.kalibrasi ini diperlukan setiap

kali pengukuran.

Pengukuran

Setel selektor pada salah satu posisi ohm. Ada beberapa skala untuk mengukur

tahanan.posisi “ K ”untuk 1000, dengan demikian 10 K berarti 10.000 dan

sebagainya.

Range Tingkat tahanan yang dapat diukur ( Ω )

X 1 0 ~ 1 k

Page 39: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

X 10 0 ~ 10 k

X 100 0 ~ 100 k

X 1k 0 ~ ∞

Setiap kali anda mengeset range (tingkat), anda harus mengkalibrasi jarum

penunjuk (pointer). Melepaskan hubungan dengan beban yang akan diukur,

kemudian hubungkan kedua ujung kabel pengetesan (test lead) pada beban. Ini

berarti kedua terminal dapat berhubungan pada ujung beban.

Page 40: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

KOMPARAMETER (THICKNES GAUGE)

Komparameter digunakan untuk mengukur ketebalan, kerataan suatu benda

kerja dengan batas ketebalan 10 mm. Di dalamnya terdapat mekanisme spesial yang

dapat memperbesar gerakan yang kecil. Ketika spindle bergerak sepanjang permukaan

yang di ukur, gerakan ini di perbesar oleh mekanisme pembesar dan selanjutnya

ditunjukkan oleh penunjuk ( pointer ).

Komparameter

Tidak seperti halnya alat ukur lain, komparameter selalu digunakan bersama

alat penopang ( supporting tool ). Umumnya alat penopang ini digunakan untuk

mengukur otomitive parts.

1. Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Hal Komparameter

- Garis imajinasi dari mata anda ke pointer komparameter harus tegak lurus pada

permukaan dial ketika anda membaca pengukuran.

Outer ring

Body

Page 41: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

- komparameter harus di pasang dengan teliti pada supporting touinya.

- Putarlah aouter ring dan setel pada titik nol. Gerakan spindle ke atas dan ke

bawah, periksalah bahwa petunjuk selalu kembali ke nol bila anda tidak

memegang spindle.

- Di dalam komparameter terdapat mekanisme presisi seperti jam . usahakan

agar jangan sampai terjatuh atau terkena benturan.

- Bila gerakan spindle menjadi tidak lancar karena oli atau kotoran, celupkan ke

dalam bensin sambil menggerakkan spindle naik turun sampai oli atau

kotorannya keluar.

2. Metode Pengukuran

Contoh : Pengukuran pelat

Outer ring

Body

Page 42: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

- Putarlah poros perlahan – lahan dan temukan point pada permukaan

pembacaan paling kecil. Kemudian putarlah outer ring sampai penunjukkan

pada “ O “.

- Tarik spindle atas sampai spindle tengah tertarik juga keatas.

- Ambillah pelat datar yang ingin diukur ketebalannya kemudian letakkan

diantara spindle tengah dengan supporting tool.

- Sentuhkan spindle komparameter pada permukaan pelat dengan cara

melepaskan spindle atas dari tangan.

- Bacalah jumlah gerakan pointer.

3.Hasil pengukuran

Pada gambar di bawah menunjukkan hasil pengukuran pada pelat yang

masing-masing disediakan, dan menghasilkan ukuran 0,38 mm dan waktu yang

kami gunakan adalah 3 detik, dengan satu kali pembacaan.

Page 43: Lap.lengkap Teknik Pengukuran
Page 44: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

COIL SPRING TESTER

Coil spring tester digunakan untuk mengetes tekanan pegas coil dengan ukuran

tertentu seperti pegas katup dan pegas kopling.

Konstruksi alat, seperti terlihat pada gambar yang terdiri dari landasan,

pembaca skala ukuran tegangan pegas, skala ukuran panjang katup yang ditekan, dan

batang penekan. Pegas koil yang biasa diukur tegangannya dengan alat ini adalah

pegas klep ( valve spring ), dan pegas kopling.

Cara penggunaan coil spring tester:

1. Pegas ditempatkan pada landasan, handle penekan digerakkan

untuk menekan pegas koil sampai memendek pada ukuiran tertentu,

misalnya 1 cm.

Page 45: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

2. Bacalah besar tegangan pegas tersebut pada skala pengukur

tegangan pegas kemudian sesuaikan dengan sfesifikasi pabrik.

HYDROMETER

Hydrometer adalah alat untuk mengukur berat jenis elekrolit dalam aki. Ketika

aki digunakan untuk starter, lampu, dan sebagainya, terjadi reaksi pengosongan atau

baterai mengeluarkan arus listrik dan menyebabkan asam sulfat (H2SO4) sedikit demi

sedikit berubah menjadi H2O. Akibatnya berat jenisnya turun karena konsentrasi

elektrolitnyaberkurang. Bentuk dari sebuah hydrometer lengkap dengan pengukur aero

dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Page 46: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

Seperti terlihat pada gambar, untuk mengukur berat jenis baterai, masukkan

hydrometer kedalam sel baterei, lalu hisaplah elektrolit kedalam tabung gelas

hydrometer samnpai pelanpung tidak menyentuh tabung gelas. Bacalah hasil berat

jenis elektrolit setinggi mata.

Berat jenis elektrolit yang diisinkan untuk aki antara 1,220-1,290. bila Aaki

dalam keadaan isi penuh, berat jenisnya harus 1,26 samnpai 1,28 pada suhu 20°C. Jika

ditemukan berat jenis elektrolit dari hasil pengukuran kurang dari 1,220, maka hal

yang bperlu dilakukan adalah aki perlu diisi atau distrom sampai penuh. Namun , bila

berat jenis aki melebihi batas maksimum berat jenis atau diatas 1,290 maka tambahkan

air suling untuk menurunkan berat jenis aki sampai kondisi normal.

Page 47: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

INJECTOR TESTER

Injektor tester adalah alat untuk menguji pengabutan bahan bakar oleh

injektor/nozzle pada motor diesel. Komponen utama dari injektor tester terdiri atas

manometer penunjuk tekanan, pompa plunyer bahan bakar, tuas pompa, pipa

penyambung, keran penutup, dan tempat bahan bakar solar.

Seperti terlihat pada gambar diatas, prosedur pengujian injektor/nozzle adalah:

a. Injektor dipasangkan pada pipa penyambung injektor tester. Sebelum mulai

menguji pengabutan, dilakukan pembuangan udara (bleeding) dalam injektor

tester. Hal ini dilakukan dengan menutup keran penutup. Kemudian, tuas

injektor tester digerakkan cepat turun naik untuk membuang udara dalam pipa

penyambung dan injektor/nozzla, lalu keran penutup dibuka.

Page 48: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

b. Tuas injektor tester ditekan perlahan-lahan kebawah hingga kabut bahan bakar

dapat diinjeksikan keluar. Bacalah besar tekanan yang dibutuhkan untuk

menyemprotkan kabut bahan bakar, kemudian sesuaikan ketentuan standar

pabrik. Penyetelan tekanan dapat dilakukan untuk mengurangi atau menambah

besar tekanan injektor yang disesuaikan dengan jenis injektor.

Terdapat jenis injektor yang penyetelan tekananya dilakukan dengan

menambah atau mengurangi pelat tipis (shim) didalam injektor. Sedangkan pada jenis

injektor lain, penyetelan dapat dilakukan secara langsung dengan menyetel sekrup

pengatur tekanan. Penyetelan tekanan yang kurang tepat akan menghasilkan

pembakaran yang tidak sempurna serta pembentukan asap yang kurang normal.

Untuk keselamatan kerja selama pengetesan ini, semprotan bahan bakar dari

injektor tidak boleh diarahkan langsung pada kulit, termasuk telapak tangan, karena

tekanan injektor sangat tionggi sehingga bahan bakar dapat masuk kedalam pembuluh

darah dan menimbulkan keracunan pada darah.

Hasil penyemprotan bahan bakar yang baik tidak akan meninggalkan sisa

penyemprotan dalam bentuk tetesan atau bocor pada lobang injektor. Untuk

mengetahui apakah jarum injektor benar-benar menutup pada dudukannya sehingga

tidak akan terjadi kebocoran, dilakukan tes kebocoran injektor. Bersihkan ujung

injektor dari sisa bahan bakar. Pompa tekanan injektor tester sampai10 Bar dibawah

tekanan penyemprotan standar pabrik dantahan tekanan itu 10 detik. Ingat!

Perhatikankondisi ujunginjektor dari kebocoran bahan bakar.

Page 49: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

KUNCI MOMEN

Kunci momen (torque wrench) digunakan untuk mengukur gaya puntir pada

baut dan mur agar mencapai momen kekencangan tertentu. Jenis kunci momen yang

ada terdiri atas model deflecting beam (batang jarum), model dial indikator, dan model

setting mikrometer. Kunci momen model deflecting beam, menunjukkan besar ukuran

momen kekencangan oleh sebuah batang penunjuk. Batang penunjuk akan bergerak

dan menunjuk pada skala ukuran tertentu seiring dengan besarnya momen

pengencangan yang dilakukan. Pada model lain, momenke-kencangan yang

diinginkan dapat diatur dengan cara menyetel ukluran kekencangan (setting

mikrometer) pada tangkai kunci momen. Kunci shock dengan ukuran tertentu bisa

dipasangkan pada kunci momen sebagai alat untuk mengencangkan baut atau mur.

Page 50: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

Agar kunci momen dapat digunakan sesuai fungsinya, pada tahap awal

pengerasan sebuah baut atau mur gunakanlah kunci biasa seperti kunci ring, pas, atau

shock. Kunci momen hanya dipakai untuk pengerasan akhir serta mengetahui besarnya

momen kekencangan yang diharapkan sesuai sfesifikasi kekencangan baut atau mur.

Contoh penggunaan kunci momen misalnya pada penyetelan baut kepala

silinder dan baut-baut pada unit differensial mobil, dapat dilihat pada gambar.

Penyetelan momen kekencangan baut/mur yang baik dilakukan secara bertahap

sampai diperoleh momen kekencangan yang sesuai.

Page 51: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

Seperti terlihat pada gambar cara menggunakan kunci momen adalah kepala

kunci momen ditahan agar kunci shock tetap pada posisi yang benar sambil menarik

gagang kunci momen searah jarum jam. Pada penyetelan diatas, urutan pengencangan

baut perlu diperhatikan agar kepala silinder (sun gear differensial) pengikatannya rata.

Setiap kunci momen memiliki momen maksimum (maksimum torque), yang

merupakan batas tertinggi kekencangan yang dapat diukur oleh kunci momen. Agar

penggunaanya sesuai dengan fungsinya dan supaya alat ini tetap awet, gunakanlah

kunci momen dengan ukuran kekencangan dibawah batas maksimum

momenkekencanggnnya. Untuk ukuran kekencangan baut atau mur yang lebih besar,

mekanik dapat menggunakan kunci momen lain dengan momen maksimum lebih

besar.

Page 52: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

Alat ukur

MIKROMETER KEDALAMAN

Alat ukur ini berfungsi untuk mengukur kedalaman lubang, coakan. Untuk

mendapatkan hasil pengukuran yang tepat, ujung alat ukur harus menyentuh bagian

dalam dari pada lubang yang diukur. Landasan mikrometer ini harus tepat berada pada

permukaan lubang komponen. Di bawah ini adalah Gambar yang memperlihatkan

konstruksi sebuah mikrometer pengukur kedalaman.

Page 53: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

Gambar. Mikrometer pengukur kedalaman

Cara pembacaan alat ukur mikrometer kedalaman sama seperti pada

mikrometer luar yakni dengan memperhatikan skala pada tabung ukur dan skala pada

tabung putar.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sewaktu menggunakan micrometer adalah

sebagai berikut :

a. Permukaan benda ukur dan ujung ukur dari micrometer harus dibersihkan

dahulu. Adanya kotoran terutama geram bekas proses permesinan dapat

menyebabkan kesalahan ukur maupun merusak permukaan ujung ukur

micrometer.

b. Sebelum digunakan, kedudukan nol dari micrometer harus diperiksa. Apabila

perlu, kedudukan nol ini di stel dengan cara merapatkan ujung ukur dan

kemudian silinder tetap di putar dengan memakai kunci penyetel sampai garis

referensi dari skala tetap bertemu dengan garis nol dari skala putar.

c. Pasanglah ujung ukur hingga landasan tepat berada pada permukaan obyek

ukur. Apabila dimensi tersebut cukup dalam maka poros dapat digerakan (di

Page 54: Lap.lengkap Teknik Pengukuran

mundurkan) dengan cepat dengan cara menggelindingkan silinder putar pada

telapak tangan. Jangan sekali-kali memutar dengan memegang silinder putar

seolah-olah memegang mainan kanak – kanak.

d. Micrometer di letakkan pada tapak kanan dan ditahan oleh kelingking jari manis

serta jari tengah. Telunjuk dan ibu jari di gunakan untuk memutar silinder putar.

e. Pada saat mengukur, penekanan ujung ukur pada benda ukur tidak boleh terlalu

keras, karena dapat memungkinkan kesalahan ukur karena adanya deformasi

(perubahan bentuk) dari benda maupun ukur dari benda ukur maupun alat

ukurnya sendiri. Selain dari pada itu penekanan yang amat keras dapat pula

merusakkan ulir utama. Kecermatan pengukuran tergantung atas penggunaan

tekanan pengukuran yang cukup dan selalu tetap. Hal ini dapat dicapai dengan

cara memutar silinder putar melalui gigi silinder atau tabung gelincir, sewaktu

ujung ukur hampir mencapai permukaan benda ukur. Jikalau pembatas momen

putar tersebut tidak ada, maka gunakanlah perasaan yang baik sewaktu memutar

silinder putar.