lapkas tb paru

7
Definisi Tuberkulosis paru adalah penyakit radang parenkim paru karena infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru mencakup 80% dari keseluruhan kejadian penyakit tuberculosis, sedangkan 20% selebihnya merupakan tuberculosis ekstrapulmonar. Diperkirakan bahwa sepertiga penduduk dunia pernah terinfeksi kuman M.tuberculosis. Epidemiologi Di Indonesia, Tuberculosis Paru menduduki urutan ke-4 untuk angka kesakitan sedangkan sebagai penyebab kematian menduduki urutan ke 5, tuberculosis paru menyerang sebagian besar kelompok usia produktif dari kelompok sosioekonomi lemah. Walau upaya memberantas tuberkulosis telah dilakukan, tetapi angka insiden maupun prevalensi tuberculosis paru di Indonesia tidak pernah turun. Dengan bertambahnya penduduk, bertambah pula jumlah penderita Tuberkulosis paru dan kini Indonesia adalah peringkat ketiga terbanyak didunia dalam jumlah penderita tuberculosis paru. Dengan meningkatnya

Upload: annisa-trihandayani

Post on 04-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Lapkas Tb Paru

TRANSCRIPT

Page 1: Lapkas Tb Paru

Definisi

Tuberkulosis paru adalah penyakit radang parenkim paru karena infeksi kuman

Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru mencakup 80% dari keseluruhan

kejadian penyakit tuberculosis, sedangkan 20% selebihnya merupakan tuberculosis

ekstrapulmonar. Diperkirakan bahwa sepertiga penduduk dunia pernah terinfeksi kuman

M.tuberculosis.

Epidemiologi

Di Indonesia, Tuberculosis Paru menduduki urutan ke-4 untuk angka kesakitan

sedangkan sebagai penyebab kematian menduduki urutan ke 5, tuberculosis paru

menyerang sebagian besar kelompok usia produktif dari kelompok sosioekonomi lemah.

Walau upaya memberantas tuberkulosis telah dilakukan, tetapi angka insiden maupun

prevalensi tuberculosis paru di Indonesia tidak pernah turun. Dengan bertambahnya

penduduk, bertambah pula jumlah penderita Tuberkulosis paru dan kini Indonesia adalah

peringkat ketiga terbanyak didunia dalam jumlah penderita tuberculosis paru. Dengan

meningkatnya infeksi HIV/AIDS di Indonesia, penderita Tuberkulosis paru akan

meningkat pula.

Patogenese dan Patologi

Penyakit tuberkulosis ditularkan melalui udara secara langsung dari penderita TB kepada

orang lain. Dengan demikian, penularan penyakit TB terjadi melalui hubungan dekat

antara penderita dan orang yang tertular (terinfeksi), misalnya berada didalam ruangan

tidur atau ruang kerja yang sama. Penyebar penyakit Tuberkulosis sering tidak tahu

bahwa ia menderita sakit tuberculosis. Droplet yang mengandung basil TB yang

Page 2: Lapkas Tb Paru

dihasilkan dari batuk dapat melayang di udara hingga kurang lebih dua jam tergantung

pada kualitas ventilasi ruangan. Jika droplet tadi terhirup oleh orang lain yang sehat,

droplet akan terdampar pada sistem pernapasan. Droplet besar akan terdampar pada

saluran pernapasan bagian atas, droplet kecil akan masuk ke dalam alveoli di lobus mana

pun yang tidak ada predileksi lokasi terdamparnya droplet kecil. Pad atempat

terdamparnya, basil tuberculosis akan membentuk suatu fokus infeksi primer berupa

tempat pembiakan basil tuberculosis tersebut dan tubuh penderita akan memberikan

reaksi inflamasi. Basil TB yang masuk tadi akan mendappatkan perlawanan dari tubuh,

jenis perlawanan tubuh tergantung pada pengalamn tubh, yaitu pernah mengenal basil Tb

atau belum.

Manifestasi Klinik

Sebagian besar orang yang mengalami infeksi primer tidak menunjukkan gejala yang

berarti. Namun, pada penderita infeksi primer yang menjadi progresif dan sakit (3 - 4%

dari yang terinfeksi), gejalanya berupa gejala umum dan gejal respiratorik. Perjalanan

penyakit dan gejalanya bervariasi tergantung pada umur dan keadaan penderita saat

terinfeksi. Gejala umumberupa demam dan malaise. Demam timbulllllllllllllll pad

apetang dan malam hari disertai dengan berkeringat. Demam ini mirip dengan demam

yang disebabkan oleh influenza, namun kadang-kadang dapat mencapai suhu 40 – 41

derajat celcius. Gwjala demam ini bersifat hilang timbul. Malaise yang terjadi dalam

jangka waktu panjang berupa pegal-pegal rasa lelah, anoreksia, nafsu makan berkurang

serta penurunan berat badan. Pada wanita dapat terjadi amenorea.

Page 3: Lapkas Tb Paru

Gejala respiratorik berupa batuk kering ataupun batuk produktif merupakan gejala yang

paling sering terjadi dan merupakan indicator yang sensitive untuk penyakit tuberculosis

paru aktif. Batuk ini sering bersifat persisten karena perkembangan penyakitnya lambat.

Gejala sesak napas timbuk jika tyerjadi pembesaran nodus limfa pada hilus yang

menekan bronkus, atau efusi pleura, ekstensi radang parenkim atau miliar.

Nyeri dada biasanya bersifat nyeri pleuritik karena terlibatnya pleura dalam proses

penyakit. Hemoptisis mulai dari yang ringan sampai massif mungkin bisa terjadi.

Pada reaktivasi tuberculosis, gejalanya berupa demam menetap yang naik dan turun

(hectic fever), berkeringat pada malam hari yang menyebabkan basah kuyup, kaheksia,

batuk kronik dan hemoptisis. Pemeriksaan fisik sangat tidak sensitive dan dangat non

spesifik terutama pada fase awal penyakit. Pada fase lanjut diagnosis lebih mudah

ditegakkan melalui pemeriksaan fisik, terdapat demam, penurunan berat badan, crackle,

mengi, dan suara bronchial. Tidak jarang terjadi pada efusi pleura

Klasifikasi

Tipe penderita ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya. Ada beberapa

tipe penderita yaitu:

a. Kasus baru

Adalah penderita yang belum pernah mendapat pengobatan OAT atau sudah pernah

menelan OAT kurang dari satu bulan ( 30 dosis harian)

Page 4: Lapkas Tb Paru

b. Kasus kambuh

Adalah penderita tuberculosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan

tuberculosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, kemudian

kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif atau biakan positif.

Bila hanya menunjukkan perubahan pada gambaran radiologic sehingga dicurigai lesi

aktif kembali, harus dipikirkan beberapa kemungkinan :

c. Kasus pindahan

Adalah penderita yang sedang mendapatkan pengobatan di usatu kabupaten dan

kemudian pindah berobat ke kabupaten lain. Penderita pindahan tersebut harus

membawa surat rujukan pindah.

d. Kasus lalai berobat

Adalah penderita yang sudah berobat paling kurang 1 bulan, dan berhenti 2 minggu

atau lebih, kemudian datang kembali berobat. Umumnya penderita tersebut kembali

dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif.

e. Kasus gagal

Adalah penderita BTA positif yang masih tetap positif atau kembali menjadi positif

pada akhir bulan ke-5 (satu bulan sebelum akhir pengobatan).

f. Kasus kronik

Adalah penderita dengan hasil pemeriksaan dahak BTA masih positif setelah selesai

pengobatan ulang kategori 2 dengan pengawasan yang baik.

Page 5: Lapkas Tb Paru

g. Kasus bekas TB

- Hasil pemeriksaan dahak mikroskopik (biakan jika ada fasilitas) negatif dan

gambaran radiologik paru menunjukkan lesi TB inaktif, terlebih gambaran

radiologic serial menunjukkan gambaran yang menetap. Riwayat pengobatan

OAT yang adekuat akan lebih mendukung.

- Pada kasus dengan gambaran radiologi meragukan lesi TB aktif, namun setelah

mendapat pengobatan OAT selama 2 bulan ternyata tidak ada perubahan

gambaran radiologi