lapdul rencana tata ruang kampung aboge

177
1 - 1 BAB - 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengamanatkan bahwa pengembangan kawasan perdesaan harus sejalan dengan pengembangan pada kawasan perkotaan, yang secara terintegrasi pengembangan keduanya ditujukan untuk mewujudkan penyelenggaraan penataan ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan. Desa secara harpiah menurut Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain sebagai suatu kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam Undang-undang Nomor 21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua, disebutkan bahwa pembagian daerah di Provinsi Papua pada tingkat Kabupaten/Kota terdiri dari sejumlah Distrik, dimana tiap Distik terdiri dari sejumlah Kampung. Distrik atau Kecamatan adalah wilayah kerja Kepala

Upload: mh-cost-asri

Post on 26-Dec-2015

51 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Penataan ruang Kampung Aboge

TRANSCRIPT

Page 1: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

1 - 1

BAB - 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang

mengamanatkan bahwa pengembangan kawasan perdesaan

harus sejalan dengan pengembangan pada kawasan perkotaan,

yang secara terintegrasi pengembangan keduanya ditujukan

untuk mewujudkan penyelenggaraan penataan ruang wilayah

yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan.

Desa secara harpiah menurut Undang-undang Nomor 6 tahun

2014 tentang Desa, adalah desa dan desa adat atau yang

disebut dengan nama lain sebagai suatu kesatuan masyarakat

hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk

mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak

asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati

dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Dalam Undang-undang Nomor 21 tahun 2001 tentang Otonomi

Khusus Bagi Provinsi Papua, disebutkan bahwa pembagian

daerah di Provinsi Papua pada tingkat Kabupaten/Kota terdiri

dari sejumlah Distrik, dimana tiap Distik terdiri dari sejumlah

Kampung. Distrik atau Kecamatan adalah wilayah kerja Kepala

Page 2: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

1 - 2

Distrik sebagai perangkat daerah Kabupaten/Kota, sedangkan

Kampung atau yang disebut dengan nama lain adalah kesatuan

masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat

berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui

dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di daerah

Kabupaten/Kota.

Kawasan kampung merupakan suatu bagian wilayah yang tidak

berdiri sendiri dan dalam konteks rencana tata ruang wilayah,

penataan ruangnya merupakan bentuk detail dari penataan

ruang wilayah kabupaten,

Dalam rangka implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Kabupaten, kawasan kampung dan/atau pedesaan

yang merupakan bagian dari wilayah kabupaten adalah salah

satu kawasan yang perlu dikembangkan, karena sumber daya

alam yang menjadi energi keberlanjutan pembangunan berada

pada kawasan tersebut.

Suatu wilayah bisa disebut kampung dan perdesaan karena

mempunyai karakteristik yang tidak sama dengan perkotaan.

Suatu kawasan yang aktifitas utamanya atau aktifitas ekonomi

penduduknya bersandar pada pengelolaan sumberdaya alam

setempat atau pertanian dinamakan dengan kawasan

perdesaan. Dalam Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007

tentang Penataan Ruang, Kawasan perdesaan adalah wilayah

yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk

pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan

Page 3: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

1 - 3

sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa

pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

Kondisi kawasan kampung yang terdapat di Kabupaten Mappi

saat ini menunjukkan adanya dinamika yang terus mengalami

perkembangan pembangunan, sehingga Pemerintah Daerah

Kabupaten Mappi merasa perlu menyusun arahan rencana tata

ruang kawasan perdesaan yang meliputi rencana pemanfaatan

lahan, ragam bangunan, arsitektural dan rencana

teknis/rancang bangunan, serta sosial ekonomi budaya

kawasan perdesaan.

Rencana penataan ruang kawasan perkampungan/pedesaan

diharapkan nantinya mampu menjadi acuan atau koridor bagi

semua pihak yang berkepentingan dengan pengembangan

perdesaan. Yang lebih penting lagi adalah bahwa diharapkan

Rencana Tata Ruang tersebut mampu menjadi inspirasi dalam

menyusun terobosan untuk mengangkat masyarakat desa

menjadi lebih baik. Berkaitan dengan hal tersebut maka

rencana penataan ruang Kampung Aboge yang berada di Distrik

Asue diharapkan akan terwujud pola pemanfaatan ruang yang

efektif, tepat guna, berdasarkan spesifik daerah setempat dan

terintegrasi dengan rencana tata ruang wilayah dalam rangka

mewujudkan penyelenggaraan penataan ruang wilayah yang

aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan.

1.2. Landasan Teoritis

Dalam pengembangan tata ruang wilayah, kawasan perdesaan

harus dipandang sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan

Page 4: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

1 - 4

kawasan perkotaan. Pemahaman yang menyeluruh dan tidak

dikotomis ini menjadi penting dan mendasar dalam

penyusunan peraturan dan regulasi yang berkaitan dengan

perdesaan maupun perkotaan, agar terjadi sinergi dan

keseimbangan perlakuan wilayah, khususnya oleh pelaku

pembangunan.

Selama ini masyarakat perdesaan dicirikan dengan kondisinya

yang serba terbatas dibandingkan dengan masyarakat

perkotaan. Dari aspek perekonomian, kegiatan ekonomi di

perkotaan lebih variatif dibanding di kampung sehingga

peluang berusaha juga lebih banyak. Dari segi pendidikan,

jumlah sarana serta kualitas pendidikan di perkotaan lebih baik

dibanding di kawasan perkampungan. Dari segi ketersediaan

sarana dan prasarana pelayanan umum di kawasan perkotaan

juga lebih lengkap dan lebih baik dibanding di kawasan

perkampungan. Dari segi ikatan sosial, masyarakat perdesaan

mempunyai sedikit kelebihan dibanding masyarakat perkotaan,

terutama dalam sikap tolong-menolong (bergotong-royong)

dan toleransi yang lebih tinggi serta keragaman budaya yang

masih tetap terpelihara di kawasan kampung/pedesaan.

Karakteristik penggunaan lahan di kawasan pedesaan/

kampung lebih bersifat heterogen, sehingga pola pemanfaatan

ruangnya juga sangat sederhana. Pemanfaatan lahan di desa

dibedakan atas dua fungsi, yaitu: Fungsi sosial untuk

perkampungan desa dan Fungsi ekonomi untuk aktivitas

ekonomi seperti, sawah, perkebunan, pertanian dan

peternakan. Pola tata ruang umumnya tergantung pada kondisi

Page 5: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

1 - 5

topografi yang alami, letak rumah di kelilingi pekarangan cukup

luas, jarak antara rumah satu dengan lain cukup longgar, setiap

mempunyai halaman, sawah dan ladang di luar perkampungan.

Pada kampung dan desa yang sudah berkembang dengan pola

tata guna lahan lebih teratur mengikuti arahan tata ruang yang

telah ditetapkan, umumnya terdapat pasar tradisional, tempat

ibadah rapi, sistem jaringan utilitas yang lebih baik, sarana dan

prasarana pendidikan dasar serta balai kesehatan yang lebih

lengkap. Semakin maju daerah perkampungan, bentuk

penataan ruang semakin teratur dan tertata dengan baik.

Dalam Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang

Penataan Ruang disebutkan bahwa Penataan ruang kawasan

kampung dan perdesaan diarahkan untuk:

1. Pemberdayaan masyarakat perdesaan;

2. Pertahanan kualitas lingkungan setempat dan wilayah

yang didukungnya;

3. Konservasi sumber daya alam;

4. Pelestarian warisan budaya lokal;

5. Pertahanan kawasan lahan abadi pertanian pangan untuk

ketahanan pangan; dan

6. Penjagaan keseimbangan pembangunan perdesaan-

perkotaan.

Seperti pada rencana tata ruang pada umumnya, rencana tata

ruang kawasan pedesaan/kampung mencakup substansi

perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pengembangan

kawasan perdesaan/kampung sebagai bagian dari sistem

Page 6: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

1 - 6

wilayah secara utuh, yang diwujudkan dalam rencana struktur

ruang dan pola ruang. Struktur Ruang adalah susunan pusat-

pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana

yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi

masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan

fungsional. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang

dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk

fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.

Untuk lebih jelas mengenai arahan penataan ruang kawasan

kampung dan pedesaan dapat dilihat pada Gambar 1-1.

Gambar 1-1 ; DIAGRAM ARAHAN PENATAAN RUANG KAWASAN

KAMPUNG/PEDESAAN

Pemberdayaan Masyarakat

Pertahanan Kualitas Lingungan & Wilayah

Pendukungnya

Konservasi Sumber

Daya Alam

Pelestarian Budaya

Lokal

Pertahanan Kawasan Lahan Tanaman

Pangan

Penjagaan Keseimbangan Pembangunan Pedesaan-

Perkotaan

ARAHAN PENATAAN RUANG KAWASAN KAMPUNG/PEDESAAN

(Berdasarkan UU No. 26 Tahun 2007 Tentang penataan Ruang)

RENCANA STRUKTUR DAN POLA RUANG KAWASAN KAMPUNG

Page 7: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

1 - 7

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud dilakukannya kegiatan Penyusunan Rencana Tata

Ruang Kawasan Kampung Aboge di Distrik Assue adalah untuk

merumuskan dokumen panduan umum yang menyeluruh

tentang perencanaan tata ruang kawasan Kampung Aboge

Distrik Assue. Sedangkan tujuan dari Kegiatan Penyusunan

Rencana Tata Ruang Kawasan Kampung Aboge di Distrik Assue

adalah sebagai berikut :

1. Menciptakan kawasan yang seimbang antar elemen-

elemen, baik elemen pembangunan maupun mahluk hidup

di dalamnya.

2. Menciptakan permukiman yang terorganisir dalam segi

pembangunan.

3. Memicu masyarakat dalam berinvestasi di dalam kawasan.

4. Mewujudkan kawasan yang seimbang antar elemen-

elemen pembangunan dan interaksi mahluk hidup di

dalamnya.

5. Mewujudkan pembangunan yang teratur dalam

permukiman.

1.4. Sasaran

Sasaran yang diharapkan dari kegiatan Penyusunan Rencana

Tata Ruang Kawasan Kampung Aboge di Distrik Assue adalah :

1. Tersusunnya arahan rencana pengembangan kawasan

Kampung Aboge;

Page 8: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

1 - 8

2. Terwujudanya pemanfaatan ruang secara efektif, tepat

guna, spesifik setempat dan konkret sesuai dengan

rencana tata ruang wilayah;

3. Terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan

lingkungan kawasan permukiman;

4. Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber

daya alam dan sumber daya buatan dengan

memperhatikan sumber daya manusia;

5. Terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan

dampak negatif terhadap lingkungan.

1.5. Manfaat

Manfaat dari Kegiatan Penyusunan Rencana Tata Ruang

Kawasan Kampung Aboge di Distrik Assue adalah :

1. Terwujudanya arahan pelaksanaan pembangunan yang

lebih jelas dan terarah, khususnya berkaitan dengan

penataan bangunan dan lingkungan;

2. Terwujudanya pemanfaatan ruang secara efektif, tepat

guna, spesifik setempat dan konkret sesuai dengan

rencana tata ruang wilayah;

3. Terwujudanya kesatuan karakter dan meningkatkan

kualitas bangunan gedung dan lingkungan;

4. Menjamin implementasi pembangunan agar sesuai dengan

aspirasi dan kebutuhan masyarakat dalam pengembangan

lingkungan yang berkelanjutan.

Page 9: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

1 - 9

1.6. Dasar Hukum

Dasar hukum pelaksanaan kegiatan Penyusunan Rencana Tata

Ruang Kawasan Kampung Aboge di Distrik Assue ini

sebagaimana yang tertuang dalam kerangka acuan disebutkan

antara lain adalah :

1. Undang-undang Nomor 4 tahun 1992 tentang Perumahan

dan Permukiman;

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1992

tentang Benda Cagar Budaya;

3. Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan

Gedung;

4. Undang-undang Nomor 21 tahun 2001 tentang Otonomi

Khusus Bagi Provinsi Papua;

5. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;

6. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah;

7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang;

8. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008 tentang

Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi

Khusus bagi Provinsi Papua menjadi Undang-Undang;

9. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 Tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

Page 10: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

1 - 10

10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014

Tentang Desa;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1993 tentang

Pelaksanaan Undang-undang Nomor 5 tahun 1992

tentang Benda Cagar Budaya;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 Tentang

Prasarana Dan Lalu Lintas Jalan;

13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36

tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-

undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang

Penatagunaan Tanah;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 Tentang

Jalan;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang

Penyelenggaraan Penataan Ruang;

17. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 Tentang

Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat Dalam Penataan

Ruang;

18. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2014 Tentang Desa;

19. Peraturan Menteri PU Nomor 30/PRT/M/2006 tentang

Persyaratan Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada

Bangunan Umum dan Lingkungan;

20. Peraturan Menteri PU Nomor 29/PRT/2006 tentang

Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;

Page 11: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

1 - 11

21. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :

63/PRT/1993 Tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah

Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas

Sungai;

22. Dan Peraturan perundang-undangan terkait lainnya.

1.7. Ruang Lingkup

1.7.1. Lingkup Wilayah Perencanaan

Wilayah perencanaan kegiatan Penyusunan Rencana Tata

Ruang Kawasan Kampung Aboge di Distrik Assue yang secara

geografis berada pada koordinat antara 138° 40’ 0” - 139° 20’

0” Bujur Timur dan 5° 40’ 0 - 6° 20’ 0” Lintang Selatan.

Kampung Aboge berada di Distrik Assue, yang terletak di

Kabupaten Mappi. Secara administratif Kabupaten Mappi

terbagi atas lima belas distrik, salah satunya distrik Assue.

Kampung Aboge merupakan kampung yang berumur paling tua

dengan luas lahan yang lebih besar dari kampung-kampung

lainnya di Kabupaten Mappi.

Kawasan ini terletak berdekatan dengan Perkotaan Eci. Yang

mana Perkotaan Eci ini merupakan ibukota Distrik Assue,

dengan jumlah penduduk 4.100 jiwa.

Dalam penyusunan rencana tata ruang kampung Aboge, aspek

hinterland dan keterkaitan dengan wilayah sekitarnya menjadi

bagian yang tak terpisahkan dari wilayah perencanaan. Untuk

lebih jelas mengenai lingkup wilayah perencanan dapat dilihat

pada Gambar 1-2.

Page 12: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

1 - 12

GAMBAR 1-2 ; LINGKUP WILAYAH PERENCANAAN

WILAYAH PERENCANAAN

KAMPUNG ABOGE

Page 13: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

1 - 13

1.7.2. Ruang Lingkup Kegiatan

Lingkup Kegiatan Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan

Kampung Aboge di Distrik Assue meliputi kegiatan sebagai

berikut :

(1) Tahap Persiapan, yang terdiri dari kegiatan :

Sinkronisasi arahan kerangka acuan (KAK), rencana

dan jadwal kerja;

Pengumpulan data awal, peta-peta, literatur dan

aspek regulasi terkait;

Persiapan survey (peralatan dan checklist data);

Penyusunan laporan pendahuluan.

(2) Survey dan pengukuran lapangan, yang meliputi:

Survey Instansional (data sekunder)

Data kebijakan pembangunan daerah terkait

dengan pengembangan wilayah perencanaan;

Data kondisi fisik dan lingkungan;

Data sosial budaya dan sosial politik;

Data kondisi ekonomi, potensi daerah, sarana

dan prasarana.

Data sistem transportasi dan aksesibilitas.

Data kependudukan dan data-data terkait

lainnya.

Survey dan Pemetaan Lapangan (data primer)

Delinasi luas dan batas-batas wilayah;

Pola Penggunaan lahan;

Dan data-data lain yang terkait.

Page 14: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

1 - 14

(3) Analisis Wilayah Perencanaan

Analisis aspek tata ruang kawasan dalam lingkup

regional, terkait dengan arahan fungsi, peranan dan

kedudukan wilayah perencanaan dalam lingkup

regional.

Analisis kondisi fisik lingkungan dan hasil

pemetaan, yang meliputi penilaian terhadap aspek

topografi, penggunaan lahan, aspek sarana dan

prasarana, sosial, budaya dan ekonomi, aspek

pergerakan, aksesibilitas dan transportasi.

Analisis kondisi aktual serta issue pokok dan

permasalahan pengembangan wilayah perencanaan

Analisis rencana dan daya dukung pengembangan;

Sistem Pusat-Pusat Permukiman;

Daya Dukung Dan Daya Tampung Wilayah Serta

Optimasi Pemanfaatan Ruang.

(4) Perumusan Konsep Rencana Tata Ruang

Perumusan tujuan, kebijakan dan strategi penataan

ruang;

Perumusan Rencana Struktur Ruang;

Perumusan Rencana Pola Ruang;

Perumusan Arahan Pemanfaatan Ruang;

Intensitas Pemanfaatan Ruang;

Tata Bangunan, Sistem Sirkulasi dan Jalur

Penghubung, Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau;

Tata Kualitas Lingkungan;

Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan.

Page 15: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

1 - 15

(5) Evaluasi dan Review Rumusan Rencana Dan Peta

Tahap ini akan dilakukan evaluasi dan review hasil

rumusan rencana dengan Tim Teknis dan Pihak terkait.

Kegiatan lain pada tahap ini adalah FGD dengan

masyarakat dan Stakeholder Terkait guna menjaring

aspirasi dalam penyempurnaan rencana.

(6) Perbaikan dan Penyempurnaan Rumusan Rencana

Hasil evaluasi dan review serta koordinasi dan sinkronisasi

dengan Instansi terkait akan menghasilkan rumusan

rencana tata ruang Kampung Aboge yang lebih baik dan

harmonis dengan rencana pembangunan wilayah.

1.8. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan Laporan Pendahuluan Kegiatan

Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Kampung Aboge di

Distrik Assue adalah sebagai berikut :

BAB-1 PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang, maksud dan

tujuan, manfaat, ruang lingkup dan sistematika

laporan.

BAB-2 PENDEKATAN DAN METODOLOGI PELAKSANAAN

PEKERJAAN

Bab ini menguraikan tentang pendekatan dan

metodologi pelaksanaan kegiatan Penyusunan

Rencana Tata Ruang Kawasan Kampung Aboge di

Page 16: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

1 - 16

Distrik Assue.

BAB-3 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAERAH

Bab ini menguraikan tentang aspek kebijakan dan

peraturan perundang-undangan terkait dengan

pengembangan Kampung Aboge.

BAB-4 KONDISI UMUM WILAYAH PERENCANAAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum wilayah

perencanaan dalam konteks regional Kabupaten

Mappi.

BAB-5 MANAJEMEN PELAKSANAAN

Bab ini menguraikan tentang rencana kerja, waktu

pelaksanaan pekerjaan, personil serta tugas dan

tanggungjawabnya, organisasi pelaksanaan pekerjaan

dan jadwal penugasan personil serta pelaporan.

Page 17: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 1

BAB - 2

PENDEKATAN DAN METODOLOGI

2.1 Metode Pendekatan Pelaksanaan Pekerjaan

Dalam bagian bab pendahuluan dijelaskan bahwa maksud

dilakukannya Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan

Kampung Aboge di Distrik Assue adalah untuk merumuskan

dokumen panduan umum yang menyeluruh tentang

perencanaan tata ruang kawasan Kampung Aboge Distrik

Assue. Sedangkan tujuannya adalah sebagai berikut :

1. Menciptakan kawasan yang seimbang antar elemen-

elemen, baik elemen pembangunan maupun mahluk hidup

di dalamnya.

2. Menciptakan permukiman yang terorganisir dalam segi

pembangunan.

3. Memicu masyarakat dalam berinvestasi di dalam kawasan.

4. Mewujudkan kawasan yang seimbang antar elemen-

elemen pembangunan dan interaksi mahluk hidup di

dalamnya.

Dengan sasaran yang diharapkan adalah sebagai berikut :

1. Tersusunnya arahan rencana pengembangan kawasan

Kampung Aboge;

Page 18: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 2

2. Terwujudanya pemanfaatan ruang secara efektif, tepat

guna, spesifik setempat dan konkret sesuai dengan

rencana tata ruang wilayah;

3. Terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan

lingkungan kawasan permukiman;

4. Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber

daya alam dan sumber daya buatan dengan

memperhatikan sumber daya manusia;

5. Terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan

dampak negatif terhadap lingkungan.

Sesuai dengan maksud dan tujuan serta sasaran dari

Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Kampung Aboge

tersebut, maka pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan

pendekatan pada prinsip-prinsip perencanaan tata ruang

dengan tetap memperhatikan potensi dan permasalahan, isu

strategis serta kecenderungan perkembangan (trend) dan

mengacu pada prinsip bottom up planning yang menjadi

paradigma baru dalam perencanaan tata ruang. Adapun

pendekatan teknis yang digunakan dalam Penyusunan Rencana

Tata Ruang Kawasan Kampung Aboge terdiri dari :

(1). Pendekatan Spastial

Pendekatan spatial dilakukan untuk mengetahui fungsi,

peranan dan kedudukan wilayah perencanaan dalam

konteks regional, baik dalam lingkup nasional, provinsi

agar rencana tata ruang yang disusun dapat harmonis

dan sinkron dengan rencana tata ruang wilayah regional.

Page 19: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 3

Selain sinkronisasi dan harmonisasi pemanfaatan ruang,

penyusunan rencana diarahkan untuk mengukur daya

dukung dan daya tampung serta optimasi pemanfaatan

ruang, agar wilayah perencanaan mampu menampung

kegiatan yang akan berkembang dimasa mendatang.

Pendekatan keruangan (spatial) didasarkan pada

pandangan bahwa penataan ruang harus

menintegrasikan unsur-unsur pembentuk ruang seperti

manusia/mahluk hidup dan kegiatan sosial yang

membentuk suatu kesatuan ruang. Dengan demikian

pendekatan keruangan (spatial) merupakan sinkronisasi

penataan ruang dalam rangka memenuhi kebutuhan

ruang yang serasi, selaras dan seimbang untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pendekatan

spatial dilakukan pada tahapan kegiatan :

Sinkronisasi dan harmonisasi dengan rencana tata

ruang wilayah;

Analisis dan arahan daya dukung dan daya tampung

wilayah serta optimasi pemanfaatan ruang;

Analisis dan arahan pola dan struktur ruang di

wilayah perencanaan;

Analisis dan arahan kecenderungan (trend)

perkembangan wilayah;

Analisis dan arahan keterkaitan antar kompenen

pembentuk ruang;

Analisis dan arahan intensitas pemanfaatan ruang

dan pola jaringan pergerakan;

Page 20: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 4

Analisis tingkat aksesibilitas jaringan pergerakan

barang dan manusia;

Analisis jumlah penduduk dan penyebarannya.

(2). Pendekatan Regulasi dan Standar Kelayakan Teknis

Pendekatan terhadap aspek regulasi dan standar

penyusunan rencana tata ruang agar rencana tata ruang

Kampung Aboge yang disusun sesuai dengan ketentuan

dalam peraturan perundang-undangan dan standar-

standar yang berlaku.

(3). Pendekatan Pengembangan Ekonomi Wilayah

Rencana Tata Ruang Kampung Aboge yang disusun

diharapkan akan berdampak pada meningkatnya

kesejahteraan masyarakat, untuk itu dilakukan

pendekatan terhadap potensi dan daya dukung sektor

dan atau komoditi unggulan sebagai pendorong ekonomi

lokal yang didukung dengan rencana sistem pusat

permukiman dan sistem prasarana.

(4). Pendekatan Terpadu dan Integrasi

Rencana Tata Ruang Kampung Aboge yang disusun akan

menjadi pedoman dalam mempercepat pembangunan

ekonomi serta mendayagunakan sumberdaya alam

secara seimbang, untuk itu arahan rencana yang akan

disusun diarahkan untuk menciptakan keterpaduan dan

integrasi berbagai kepentingan yang bersifat lintas

Page 21: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 5

sektor, lintas wilayah, dan lintas pemangku kepentingan

(pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat).

(5). Pendekatan Lingkungan Yang Berkelanjutan

Penyusunan rencana tata ruang Kampung Aboge

dilakukan untuk mewujudkan pembangunan yang

berwawasan lingkungan dan berkelanjutan (Sustainable

Development). Untuk itu dalam perumusan rencana

dilakukan dengan memperhatikan keserasian,

keselarasan, dan keseimbangan antara struktur ruang

dan pola ruang, keselarasan antara kehidupan manusia

dengan lingkungannya, keseimbangan pertumbuhan dan

perkembangan antar daerah serta antara kawasan

perkotaan dan kawasan perdesaan.

(6). Pendekatan Peranserta Masyarakat

Pendekatan ini dimaksudkan untuk memberikan

kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk

berperan serta dalam kegiatan pembangunan kawasan

sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 68 tahun 2010 Tentang Bentuk & Tata Cara Peran

Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang. Berkaitan

dengan hal tersebut, maka pelaksanaan pekerjaan ini

akan di lakukan secara terbuka sehingga masyarakat

dimungkinkan untuk memberi masukan berupa

informasi, data, tanggapan, saran-saran dan lain

sebagainya terkait dengan penyusunan rencana tata

ruang Kampung Aboge.

Page 22: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 6

2.2 Fungsi dan Kedudukan Rencana Tata Ruang

Kampung Aboge

Dalam Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang menyebutkan bahwa pengembangan kawasan

perdesaan harus sejalan dengan pengembangan pada kawasan

perkotaan, yang secara terintegrasi pengembangan keduanya

ditujukan untuk mewujudkan penyelenggaraan penataan ruang

wilayah yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan.

Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan

utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam

dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman

perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan

kegiatan ekonomi. Kawasan kampung dan/atau pedesaan yang

merupakan bagian dari wilayah kabupaten adalah salah satu

kawasan yang perlu dikembangkan, karena sumber daya alam

yang menjadi energi keberlanjutan pembangunan berada pada

kawasan tersebut.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang, rencana tata ruang dirumuskan secara

berjenjang mulai dari tingkat yang sangat umum sampai

tingkat yang sangat rinci. Mengingat rencana tata ruang

merupakan matra keruangan dari rencana pembangunan

daerah dan bagian dari pembangunan nasional yang

mempunyai hubungan keterkaitan satu sama lain serta dijaga

konsistensinya, baik dari segi substansi maupun

operasionalisasinya.

Page 23: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 7

Dalam konteks kepentingan wilayah, maka Rencana Tata Ruang

Kampung Aboge pada dasarnya merupakan suatu bagian

wilayah yang tidak berdiri sendiri dan dalam konteks rencana

tata ruang wilayah, penataan ruangnya merupakan bentuk

detail dari penataan ruang wilayah kabupaten. Rencana tata

ruang ini menjadi pedoman dalam mempercepat pembangunan

ekonomi serta mendayagunakan sumberdaya alam secara

seimbang, melalui arahan rencana pemanfaatan lahan, ragam

bangunan, arsitektural dan rencana teknis/rancang bangunan,

serta sosial ekonomi budaya.

Rencana Tata Ruang Kampung Aboge diharapkan nantinya

mampu menjadi acuan atau koridor bagi semua pihak yang

berkepentingan dengan pengembangan perdesaan. Yang lebih

penting lagi adalah bahwa diharapkan Rencana Tata Ruang

tersebut mampu menjadi inspirasi dalam menyusun terobosan

untuk mengangkat masyarakat desa menjadi lebih baik.

Rencana tata ruang di tingkat Kabupaten disusun oleh daerah

otonom kabupaten, dengan memperhatikan arahan

pengembangan wilayah yang lebih luas maupun keterpaduan

dengan berbagai sektor terkait. Sedangkan produk

perencanaan pada tingkat administrasi terdiri dari rencana

umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang yang dilengkapi

dengan pengaturan zonasi sebagai pedoman perijinan. Adapun

kedudukan Rencana Tata Ruang Kampung Aboge dalam sistem

penataan ruang dapat dilihat pada Gambar 2-1.

Page 24: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 8

GAMBAR 2-1

KEDUDUKAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG ABOGE

RENCANA TATA

RUANG WILAYAH

NASIONAL (RTRWN)

RTRW PROVINSI

RTRW

KOTA

RTRW

KABUPATEN

RTR PULAU

RTR KAWASAN

STRATEGIS NASIONAL

RTR KAWASAN

STRATEGIS PROVINSI

RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) KOTA

RTR KAWASAN STRATEGIS KOTA

RTR KAWASAN PERKOTAAN

RENCANA DETAIL TATA

RUANG (RDTR) KABUPATEN

RTR KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN

RTR KAWASAN

PERDESAAN/KAMPUNG

RTR KAWASAN

AGROPOLITAN

Page 25: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 9

2.3 Metodologi

2.3.1 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh dari survey lapangan melalui

pengamatan, pengukuran, dan wawancara, sedangkan data

sekunder diperoleh dengan studi pustaka dan literatur. Data

primer diperoleh langsung dari survey lapangan (lokasi studi)

melalui kegiatan pengamatan, pengukuran dan wawancara

pada saat survey lapangan.

2.3.2 Metode Analisis Data

Analisis Fisik Lingkungan

Analisis fisik dan lingkungan wilayah atau kawasan ini

adalah untuk mengenali karakteristik sumber daya alam

tersebut, dengan menelaah kemampuan dan kesesuaian

lahan, agar penggunaan lahan dalam pengembangan

wilayah dan/atau kawasan dapat dilakukan secara

optimal dengan tetap memperhatikan keseimbangan

ekosistem.

Hasil studi analisis fisik dan lingkungan ini akan menjadi

masukan dalam penyusunan rencana tata ruang, karena

akan memberikan gambaran kerangka fisik

pengembangan wilayah dan/atau kawasan. Data-data

yang dibutuhkan dalam aspek analisis fisik dan lingkungan

meliputi : kondisi klimatologi, topografi, geologi, hidrologi,

bencana alam, penggunaan lahan, dan lain-lain.

Page 26: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 10

- Data klimatologi adalah data iklim berdasarkan hasil

pengamatan pada stasiun pengamat di wilayah yang

bersangkutan, meliputi: data curah hujan, hari hujan,

intensitas hujan, temperatur rata-rata, kelembaban

relatif, kecepatan dan arah angin, lama penyinaran

(durasi) matahari. Data klimatologi ini dapat

diperoleh pada stasiun meteorologi dan geofisika di

wilayah sekitarnya yang terdekat, atau pada

kabupaten dalam bentuk laporan, atau dapat juga

diperoleh pada Badan Meteorologi dan Geofisika

Pusat di Jakarta. Kedalaman data adalah pengamatan

selama 10 tahun (bila tersedia).

- Data topografi berupa peta topografi dengan skala

terbesar yang tersedia, yang dapat diperoleh pada

instansi: Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan

Nasional (BAKOSURTANAL), Badan Pertanahan

Nasional (BPN), Direktorat Topografi - TNI Angkatan

Darat, Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya

Mineral Departemen Energi dan Sumber Daya

Mineral, dan instansi terkait lainnya. Dari peta

topografi ini dapat diturunkan beberapa peta yang

berkaitan dengan bentuk bentang alam dan

kemiringannya, yakni peta morfologi dan peta

kemiringan lereng/lahan, yang dalam hal ini

dikelompokkan sebagai peta data, karena

penganalisisan berikutnya berpijak pada peta

morfologi dan kemiringan lereng ini, bukan peta

Page 27: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 11

topografi yang merupakan data mentahnya.

- Peta morfologi adalah pengelompokan bentuk

bentang alam berdasarkan rona, kemiringan lereng

secara umum, dan ketinggiannya, pada beberapa

satuan morfologi (daratan, perbukitan dan gunung

berapi). Satuan morfologi dataran adalah bentuk

bentang alam yang didominasi oleh daerah yang

relatif datar atau sedikit bergelombang, dengan

kisaran kemiringan lereng 0% - 5%. Lebih rinci lagi

satuan morfologi dataran ini dapat dibedakan atas

dua subsatuan, yakni subsatuan morfologi dataran

berkisar antara 0% - 2%; dan subsatuan morfologi

medan bergelombang dengan kisaran kemiringan

lereng lebih dari 2% hingga 5%.

Satuan morfologi perbukitan adalah bentuk bentang

alam yang memperlihatkan relief baik halus maupun

kasar, membentuk bukit-bukit dengan kemiringan

lereng yang bervariasi. Secara lebih rinci satuan

morfologi perbukitan dapat dibagi lagi atas tiga

subsatuan, yakni: subsatuan morfologi perbukitan

landai dengan kemiringan lereng antara 5% - 15%

dan memperlihatkan relief halus; subsatuan

morfologi perbukitan sedang dengan kemiringan

lereng berkisar antara 15% - 40% dan

memperlihatkan relief sedang, dan subsatuan

morfologi perbukitan terjal dengan kemiringan lebih

dari 40% dan memperlihatkan relief kasar.

Page 28: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 12

Satuan morfologi tubuh gunung berapi hampir sama

dengan satuan morfologi perbukitan, dan umumnya

merupakan subsatuan perbukitan sedang hingga

terjal, namun membentuk kerucut tubuh gunung

berapi. Satuan tubuh gunung berapi ini perlu

dipisahkan dari satuan perbukitan, karena tubuh

gunung berapi mempunyai karakterisitk tersendiri

dan berbeda dari perbukitan umumnya, seperti

banyak dijumpai mata air, kandungan-kandungan gas

beracun, dan sumber daya mineral lainnya yang khas

gunung berapi.

- Peta kemiringan lereng diturunkan dari peta

topografi, karena penataan ruang dan peruntukannya

banyak sekali ditentukan oleh kondisi kemiringan

suatu wilayah, demikian juga pengembangan

jaringan utilitas sangat dipengaruhi oleh besarnya

kemiringan lereng ini. Peta ini memuat pembagian

atau klasifikasi kemiringan lereng di wilayah

dan/atau kawasan perencanaan atas beberapa kelas

sebagai berikut: (1) Kemiringan lereng 0 % - 2%; (2)

Kemiringan lereng > 2% - 5%; (3) Kemiringan lereng

> 5% - 15%; (4) Kemiringan lereng > 15% - 40% dan

(5) Kemiringan lereng > 40%. Pada peta topografi

dengan skala dan kelengkapan yang memungkinkan,

selang kemiringan > 5% - 15%, dibagi lagi atas: > 5%

- 8%, dan > 8% - 15%.

Page 29: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 13

- Untuk mengetahui kondisi geologi regional wilayah

dan/atau kawasan perencanaan dan daerah

sekitarnya, maka diperlukan data fisiografi daerah

yang lebih luas. Fisiografi ini akan memperlihatkan

gambaran umum kondisi fisik secara regional baik

menyangkut morfologi, pola pembentuknya, pola

aliran sungai, serta kondisi litologi dan struktur

geologi secara umum. Gambaran umum kondisi

geologi atau fisiografi ini dapat dilihat pada Peta

Geologi Indonesia. Data geologi yang diperlukan

dalam analisis aspek fisik dan lingkungan terdiri dari

tiga bagian, yakni data geologi umum, geologi

wilayah, dan data geologi permukaan.

- Data hidrologi adalah data yang berkaitan dengan

kondisi keairan, baik air permukaan maupun air

tanah. Untuk itu penyajian data hidrologi ini

dibedakan atas air permukaan dan air tanah. Air

permukaan adalah air yang muncul atau mengalir di

permukaan seperti: mata air, danau, sungai, dan

rawa. Pada data air permukaan ini masing-masing

jenis sumber air tersebut hendaknya diikuti besaran

atau debitnya, sehingga dapat terlihat potensi air

permukaan secara umum. Khusus untuk sungai

disajikan lengkap dengan Wilayah Sungai (WS) dan

Daerah Aliran Sungai (DAS) nya, karena masing-

masing WS umumnya mempunyai karakteristik

berbeda, demikian juga dengan DAS yang diharapkan

Page 30: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 14

dapat memberikan gambaran potensi sungai sampai

orde yang terkecil. Data sungai ini juga dilengkapi

dengan pola aliran, arah aliran air permukaan pada

masing-masing DAS serta kerapatan sungai yang

secara tidak langsung akan memperlihatkan aktivitas

sungai tersebut baik pengaliran maupun

pengikisannya. Data air permukaan ini dapat

diperoleh pada instansi pengairan setempat ataupun

pusat, dilengkapi dengan pengamatan lapangan yang

menunjukkan kondisi keairan sesaat pada waktu

pengamatan yang akan menunjukkan potensi air

pada musim tertentu (penghujan atau kemarau,

tergantung waktu pengamatan). Sedangkan untuk

data mata air kemungkinan juga dapat diperoleh dari

peta hidrologi yang dikeluarkan oleh Badan

Pertanahan Nasional

Data air tanah dapat dipisahkan atas air tanah

dangkal dan air tanah dalam, yang masing-masing

diupayakan diperoleh besaran potensinya. Air tanah

dangkal adalah air tanah yang umum digunakan oleh

masyarakat sebagai sumber air bersih berupa sumur-

sumur, sehingga untuk mengetahui potensi air tanah

bebas ini perlu diketahui kedalaman sumur-sumur

penduduk, dan kemudian dikaitkan dengan sifat fisik

tanah/batunya dalam kaitannya sebagai pembawa

air. Selain besarannya air tanah ini perlu diketahui

mutunya secara umum, dan kalau memungkinkan

Page 31: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 15

hasil pengujian mutu air dari laboratorium.

Sedangkan air tanah dalam yakni air tanah yang

memerlukan teknologi tambahan untuk

pengadaannya, secara umum dapat diketahui dari

kondisi geologinya, yang tentunya memerlukan

pengamatan struktur geologi yang cermat. Kondisi

air tanah ini dapat diperoleh dari penelitian hidro-

geologi baik yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal

Geologi dan Sumber Daya Mineral Kementerian

Energi dan Sumber Daya Mineral, maupun instansi

lainnya yang berkaitan dengan keairan seperti

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian

Pekerjaan Umum, ataupun juga dari hasil penelitian

yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi.

- Bencana alam pada dasarnya adalah gejala atau

proses alam yang terjadi akibat upaya alam

mengembalikan keseimbangan ekosistem yang

terganggu baik oleh proses alam itu sendiri ataupun

akibat ulah manusia dalam memanfaatkan sumber

daya alam. Kemungkinan bencana alam yang akan

timbul, dalam hal ini bencana alam beraspek geologi,

seperti: banjir, longsor/gerakan tanah, amblesan,

kekeringan, dan lainnya, pada dasarnya dapat

dikenali dari kondisi geologi, sejarah bencana alam

yang pernah terjadi di wilayah tersebut, dan gejala

bencana alam dalam bentuk lokal atau mikro yang

kemungkinan akan meluas atau merupakan indikasi

Page 32: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 16

terjadinya bencana yang lebih makro. Kemungkinan

bencana atau daerah rawan bencana alam ini

tentunya perlu dikenali sedini mungkin, agar

tindakan pengamanan bila daerah tersebut memang

akan dikembangkan, telah disiapkan, atau sejak dini

dihindari pengembangan pada daerah rawan

bencana. Berbagai jenis bencana alam dan daerah

pengaruhnya adalah data bencana alam yang

dimintakan dalam studi ini, dan bila perlu masing-

masing jenis bencana disajikan dalam peta terpisah

sesuai dengan ketersediaan datanya.

- Penggunaan lahan di wilayah perencanaan perlu

diketahui secara terinci, terutama sebaran bangunan

yang bersifat tidak meluluskan air/kedap air. Hal ini

berkaitan erat dengan rasio tutupan lahan yang ada

saat ini yang nantinya digunakan dalam

penghitungan ketersediaan air tanah bebas. Selain

untuk mengetahui rasio tutupan lahan, data

penggunaan lahan juga diperlukan untuk mengetahui

pengelompokan peruntukan lahan, termasuk

aglomerasi fasilitas yang akan membentuk pusat

permukiman serta bangunan-bangunan yang

memerlukan persyaratan kemampuan lahan tinggi,

yang akan digunakan dalam penentuan rekomendasi

kesesuaian lahan. Di samping itu dengan mengetahui

sebaran penggunaan lahan di wilayah ini, maka akan

terlihat pada daerah-daerah mana penggunaan lahan

Page 33: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 17

yang ternyata menyimpang dari kesesuaiannya atau

melampaui kemampuannya, sehingga dapat

dijadikan masukan juga dalam memberikan

rekomendasi kesesuaian lahan. Data penggunaan

lahan disajikan berupa peta penggunaan lahan/tata

guna lahan dan tabel luas penggunaan lahan.

Studi-studi fisik yang pernah dilakukan menyangkut fisik

ataupun lingkungan dapat diperoleh sebagai masukan

data dalam analisis kelayakan fisik kawasan ini, dan harus

dicantumkan sumbernya. Studi-studi ini sangat membantu

dalam penentuan arahan kesesuaian peruntukan lahan,

ataupun dalam rekomendasi, karena daerah yang sudah

disarankan peruntukannya dari studi terdahulu bila dalam

analisis kelayakan fisik kawasan ini tidak termasuk

pengembangan wilayah dapat diperuntukan sebagaimana

usulan semula.

Kebijakan pengembangan fisik yang ada perlu diketahui,

terutama kebijakan penggunaan lahan. Hal ini diperlukan

dalam penentuan rekomendasi kesesuaian lahan, karena

kebijakan penggunaan lahan yang telah digariskan baik

oleh Pemerintah maupun Pemerintah Daerah tentunya

dalam rekomendasi coba dipenuhi dengan memberikan

persyaratan-persyaratan khusus sesuai dengan kendala

dan potensi yang dimilikinya. Dengan demikian data

mengenai kebijakan pengembangan fisik baik oleh dalam

analisis fisik pengembangan harus disertakan, agar tidak

menimbulkan pertentangan antara rekomendasi

Page 34: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 18

kesesuaian lahan dengan kebijakan yang ada dan sudah

berjalan.

Analisis Kemampuan Lahan

- Satuan kemampuan lahan (SKL) morfologi

Dilakukan untuk pemilahan bentuk bentang

alam/morfologi pada wilayah perencanaan yang

mampu untuk dikembangkan sesuai dengan

fungsinya. Sasarannya adalah : Memperoleh

gambaran tingkat kemampuan lahan untuk

dikembangkan sebagai kawasan budidaya dilihat dari

segi morfologinya dan mengetahui potensi dan

kendala morfologi masing-masing tingkatan

kemampuan lahan terhadap morfologi.

Data yang dibutuhkan adalah Peta morfologi skala

terbesar yang tersedia, Peta kemiringan lereng, Peta

morfologi bila sudah pernah dilakukan studi sejenis,

dan hasil pengamatan lapangan mengenai morfologi

ini.

Keluaran dari analisis ini

adalah Peta Satuan

Kemampuan Lahan

Morfologi dan Potensi

dan kendala morfologi

masing-masing tingkatan

dalam SKL Morfologi.

Page 35: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 19

Metode analisis adalah sebagai berikut : (1) Hitung

kemiringan lereng wilayah perencanaan secara

terinci dari peta topografi, dan sesuaikan/pertajam

dengan hasil pengamatan lapangan, dengan

pembagian seperti yang disyaratkan pada kompilasi

data; (2) Dalam kasus tidak tersedia peta topografi

yang memadai, kemiringan lereng

ditentukan berdasarkan pengamatan langsung di

lapangan dan plotting pada peta dasar (peta ini

adalah merupakan peta sketsa kemiringan lereng);

(3) Tentukan satuan-satuan morfologi yang

membentuk wilayah perencanaan berdasarkan peta

topografi dan atau peta kemiringan lereng tersebut;

(4) Tentukan tingkatan kemampuan lahan morfologi

berdasarkan peta-peta hasil analisis di atas, dan

persyaratan atau batasan yang diharapkan pada

pengembangan wilayah; serta (5) Deskripsi potensi

dan kendala morfologi masing-masing tingkatan SKL

Morfologi.

- Satuan Peta Lahan Kestabilan Lereng

Melakukan analisis untuk pengetahui tingkat

kemantapan lereng di wilayah perencanaan dalam

menerima beban pada pengembangan wilayah.

Sasarannya adalah : Memperoleh gambaran tingkat

kestabilan lereng untuk pengembangan Wilayah,

Mengetahui daerah-daerah yang berlereng cukup

Page 36: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 20

aman untuk dikembangkan sesuai dengan fungsi

kawasan dan Mengetahui batasan-batasan

pengembangan pada masing-masing tingkatan

kestabilan lereng.

Data yang dibutuhkan adalah : Peta Topografi, Peta

Morfologi, Peta Kemiringan Lereng, Peta Geologi,

Peta Geologi Permukaan, Karakteristik Air Tanah

Dangkal, Besar Curah Hujan, Penggunaan lahan yang

ada saat ini, Data Bencana Alam (bahaya gerakan

tanah, kegempaan, gunung berapi, dan pengikisan).

Keluaran dari analisis ini adalah : Peta Satuan

Kemampuan Lahan Kestabilan Lereng dan Deskripsi

masing-masing tingkatan kestabilan lereng.

Metode analisis adalah sebagai berikut : (1) Tentukan

dahulu daerah yang diperkirakan mempunyai lereng

tidak stabil dari peta topografi, morfologi, dan

kemiringan lereng; (2) Pertajam perkiraan di atas

dengan memperhatikan kondisi geologi daerah-

daerah tersebut; (3) Kaitkan hasil analisis di atas

dengan kondisi geologi permukaan serta pengamatan

lapangan, dan karakteristik air tanah dangkalnya; (4)

Perhatikan penggunaan lahan yang ada saat ini pada

daerah tersebut apakah bersifat memperlemah

lereng atau tidak; (5) Bila sudah ada hasil penelitian

mengenai bencana gerakan tanah di wilayah ini,

maka daerah yang rawan bencana adalah daerah

yang mempunyai lereng tidak stabil, dan ini

Page 37: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 21

merupakan masukan langsung bagi SKL Kestabilan

Lereng; (6) Amati kondisi kegempaan di wilayah ini,

karena gempa akan memperlemah kestabilan lereng;

dan (7) Tentukan tingkat kestabilan lereng di wilayah

ini serta deskripsi masingmasing tingkat tersebut

berdasarkan tahapan-tahapan di atas.

Analisis Tingkat Pelayanan

Analisis tingkat pelayanan sarana dan prasarana

dilakukan untuk mengetahui kecukupan layanan terhadap

penduduk disekitarnya. Tingkat pelayanan fasilitas

dihitung dengan menggunakan standar SNI 03-1733-1989

(Daya Dukung Komuniti). Cara penghitungan tingkat

pelayanan fasilitas ini adalah :

X

Tp =

Tp = Tingkat Pelayanan

Jika Tp > 1,5 : fasilitas yang ada pelayanannya baik

bahkan melayani wilayah sekitarnya

(regional),

Jika 1 < Tp< 1,5 : fasilitas yang ada pelayanannya sudah

cukup

Jika Tp < 1,0 : fasiltas yang ada pelayanannya belum

mencukupi

Jumlah Fasilitas Eksisting

Standar Penduduk Pendukung

Jumlah Penduduk

Page 38: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 22

Dari analisa tingkat pelayanan fasilitas tersebut akan

diketahui tingkat pelayanan sarana dan prasarana yang

ada di wilayah masing-masing.

Analisis Kependudukan

Analisis kependudukan meliputi : jumlah penduduk, ratio

jenis kelamin, tingkat pendidikan penduduk, mata

pencaharian dan lain-lain diperoleh dari Kantor BPS.

Selanjutnya data primer dan sekunder ini diolah dan

hasilnya disajikan dalam bentuk tabel. Analisis data

kependudukan menggunakan metoda statistik deskriptif

dengan rumus sebagai berikut :

Dimana :

Pt = Jumlah penduduk pada tahun t

Po = Jumlah penduduk pada tahun awal

r = Laju pertambahan penduduk

Untuk mengetahui beban tanggungan penduduk usia

produktif terhadap penduduk usia non produktif

digunakan persamaan Rasio Beban Tanggungan sebagai

berikut :

Jumlah penduduk Kepadatan Penduduk = ------------------------------ x 100 %

Luas daerah

Pertumbuhan Penduduk (Pt) = Po (1 + r)t

Page 39: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 23

Dimana :

RBT = Rasio Beban Tanggungan

P0-14 = Usia penduduk usia 0 - 14 tahun

P15-64 = Usia penduduk usia 15 - 64 tahun (usia produktif)

P65 = Usia penduduk umur 65 tahun keatas

Analisis Aspek Sosial Budaya

Dalam upaya untuk mencapai pemanfaatan sumberdaya

alam secara berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan

masyarakat, perlu dilakukan penilaian/analisis aspek

sosial budaya. Penilaian/analisis aspek sosial budaya

dapat diperoleh melalui hasil pengukuran beberapa

indikator sosial (urban social indicator) misalnya struktur

sosial budaya, pelayanan sarana dan prasarana budaya,

potensi sosial budaya masyarakat, atau kesiapan

masyarakat terhadap suatu pengembangan.

Tujuan analisis aspek sosial budaya adalah mengkaji

kondisi sosial budaya masyarakat yang mendukung atau

menghambat pengembangan wilayah, serta memiliki

fungsi antara lain:

(1) Sebagai dasar penyusunan rencana tata ruang

wilayah serta pembangunan sosial budaya

masyarakat.

(2) Mengidentifikasi struktur sosial budaya masyarakat

P0-14 + P65 RBT = --------------- x 100 % P15-64

Page 40: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 24

(3) Menilai pelayanan sarana dan prasarana sosial

budaya yang mendukung pengembangan wilayah.

(4) Menentukan prioritas-prioritas utama dalam

formulasi kebijakan pembangunan sosial budaya

masyarakat.

(5) Memberikan gambaran situasi dan kondisi objektif

dalam proses perencanaan.

(6) Sebagai acuan pelaksanaan pemantauan, pelaporan,

dan penilaian program-program pembangunan

sosial budaya secara integratif.

Adapun sasaran yang hendak dicapai dalam pelaksanaan

analisis aspek sosial budaya antara lain:

a. Teridentifikasinya struktur sosial dan budaya yang

terbentuk di wilayah perencanaan.

b. Terumuskannya potensi dan kondisi sosial budaya,

meliputi pasar tenaga kerja, keragaman sosial

budaya penduduk, serta jumlah dan pertumbuhan

penduduk.

c. Penilaian pelayanan sarana dan prasarana sosial

budaya yang mendukung pengembangan wilayah

perencanaan.

Data yang dibutuhkan untuk analisis sosial budaya di

wilayah perencanaan antara lain meliputi:

(1) Data makro, yang diperoleh dari BPS atau data yang

diperoleh dari Instansi/Lembaga Pemerintah

lainnya.

(2) Data mikro, yang diperoleh dari hasil-hasil studi

Page 41: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 25

sosial budaya di wilayah dan/atau kawasan.

Pengumpulan data analisis sosial budaya ini bersifat

sekunder atau ‘desk study’, yaitu mengkaji referensi yang

relevan dengan objek penelitian, dengan menggunakan

data existing suatu wilayah dan/atau kawasan dan

informasi yang diperlukan untuk menganalisis masalah.

Data yang dibutuhkan dipilih sesuai kebutuhan yaitu

meliputi aspek sosial budaya yang dapat mengukur

tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah perencanaan.

Pada hakekatnya pengukuran indikator sosial budaya

tidak berdiri sendiri melainkan terkait erat dengan

kegiatan lainnya, yaitu aspek ekonomi dan kelembagaan.

Seringkali sulit untuk menemukan indikator yang

sederhana dan hanya mengukur satu aspek saja karena

keberhasilan pengembangan suatu kawasan sangat

ditentukan oleh kinerja sektoral dan berbagai pelaku

utama pembangunan (stakeholders) seperti Pemerintah,

Swasta, dan Masyarakat sendiri.

Analisis Perekonomian (Sektor Unggulan)

Perencanaan sektor perekonomian akan optimal bila

didasarkan pada keunggulan komparatif (comparative

advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive

advantage). Keunggulan komparatif lebih menekankan

pada kepemilikan sumber daya ekonomi, sosial, politik

dan kelembagaan, seperti kepemilikan sumber daya alam,

sumber daya manusia, infrastruktur dan lain-lain.

Page 42: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 26

Sementara itu keunggulan kompetitif lebih menekankan

efisiensi pengelolaan (manajemen perencanaan,

pelaksanaan dan pengawasan) penggunaan sumber-

sumber tersebut dalam produksi, konsumsi maupun

distribusi.

Yang menjadi perhatian dalam pengembangan sektor

ekonomi dimulai dengan melakukan identifikasi sektor

unggulan atau potensi ekonomi daerah hingga rencana

strategis indikasi program. Dalam mengidentifikasi

potensi kegiatan ekonomi terdapat dua faktor utama yang

perlu diperhatikan, yaitu :

Sektor ekonomi yang unggul atau mempunyai daya

saing dalam beberapa periode tahun terakhir dan

kemungkinan prospek sektor ekonomi di masa

datang.

Sektor ekonomi yang potensial untuk dikembangkan

di masa mendatang, walaupun pada saat ini belum

mempunyai tingkat daya saing yang baik.

Dalam mengidentifikasi sektor unggulan atau potensi

ekonomi, digunakan alat bantu analisis, diantaranya

adalah : analisis Shift Share, analisis Location Quotient

(LQ), Teknik tipologi Klassen, dan metode analisis lainnya

yang sering digunakan dalam analisis sektor unggulan

atau potensi ekonomi suatu daerah.

2.3.3 Konsep Perancangan Kawasan

Page 43: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 27

(1) Rencana Peruntukan Lahan Makro

Rencana peruntukan lahan makro merupakan suatu

arahan/guideline pengembangan kawasan dengan tujuan

menciptakan keterpaduan ruang dan aktivitas,

mengupayakan adanya hirarki skala pelayanan,

mensinergikan pola pencapaian dan kecenderungan

pergerakan penduduk sehingga tercipta kesinambungan

dan keterkaitan antar kawasan. Peruntukan lahan makro

pada kawasan meliputi pusat pemerintahan, hunian,

perumahan dan pemukiman jasa dan komersial, taman

budaya (civic center) dan fasilitas guest house.

Pola peruntukan menggunakan pola radial concentric

yang mengacu pada kondisi fisik dasar kawasan. Pola ini

menggunakan jaringan radialnya sebagai penghubung

unit lingkungan dengan kawasan pusat pelayanan

sedangkan antar unit lingkungannya menggunakan pola

concentric. Pola ini akan dikombinasikan dan

disinergikan dengan karakter lahan yang berkontur.

Sistem jaringan penghubung tersebut diharapkan dapat

menciptakan suatu kawasan yang terpadu. Tautan antar

fungsi dan aktivitas diupayakan dapat tercipta suatu

aktivitas pendukung yang menjadi bangkitan aktivitas

disekitarnya.

Rencana peruntukan lahan makro merupakan upaya

menghubungkan keterkaitan antara peruntukan lahan

Kawasan dengan kawasan lain disekitarnya pada

Page 44: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 28

khususnya dan Kabupaten (regional) pada umumnya.

Oleh karena itu kebijaksanaan peruntukan lahan

Pengembangan Kawasan harus disusun secara terpadu

dengan mempertimbangkan konteks dan pola

peruntukan lingkungan sekitar.

Sasaran yang hendak dicapai adalah menentukan jenis

dan macam fungsi ruang dan penyebaran masing-masing

akivitas dalam kawasan pusat pelayanan. Peruntukan

Lahan terdapat 5 (lima) Zona Pemanfaatan yaitu :

a. Zona Civic Center (Pusat Pemerintah dan Taman

Budaya)

Merupakan representasi kawasan.

Merupakan filosofi dan paradigma yang berarti

pelayanan dan pengabdian.

Sebagai suatu landmark kawasan (pembentuk

citra kawasan).

b. Zona Hunian

Sebagai fasilitas hunian khusus terbatas.

Berfungsi dan berperan sebagai unit

lingkungan terpadu yang akan menunjang

aktivitas dipusat pelayanan (core area).

Sebagai noddle pengait dengan fungsi-fungsi

lain yaitu komersial dan perumahan serta

pusat pelayanan publik yang lain.

c. Zona Pemukiman

Page 45: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 29

Berperan sebagai bangkitan aktivitas kawasan.

Merupakan suatu unit lingkungan terpadu

dengan fasilitas umum dan sosial serta

prasarana dan sarana lingkungan.

Mengkaitkan fungsi-fungsi unit lingkungan lain

dibelakangnya (hinterland) sehingga tercipta

kemudahan pencapaian dan kemudahan

pelayanan fasilitas.

d. Zona Komersial

Berfungsi sebagai pusat pelayanan dan publik

area.

Merupakan suatu komersial strip area pada

koridor jalan.

Sebagai suatu ruang orientasi kecenderungan

pergerakan penduduk (ditindaklanjuti dengan

penataan jalan dan perangkatnya).

e. Zona Pelayanan Publik

Berfungsi sebagai pelayanan masyarakat.

Merupakan pusat unit lingkungan.

Sebagai orientasi perkembangan unit

lingkungan.

(2) Rencana Peruntukan Lahan Mikro (Peruntukan

Lantai)

Rencana peruntukan Lahan mikro merupakan kelanjutan

dari penajaman detail fungsi ruang. Sasaran utamanya

adalah untuk menentukan alokasi jenis peruntukan lahan

serta distribusi secara spasial (ruang) didalam

Page 46: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 30

perencanaan Kawasan Tujuan dari penentuan

peruntukan lahan mikro adalah :

Menjamin adanya keterkaitan fungsi dan aktivitas

antar unit lingkungan dan pusat pelayanan baik dari

skala lingkungan maupun skala regional.

Menetukan jenis dan macam aktivitas dan fungsi

ruang pada kawasan perencanaan.

Mengupayakan adanya keterkaitan aktivitas

sehingga tercipta aktivitas yang berkelanjutan.

Menentukan pemanfaatan fungsi dan aktivitas yang

dibatasi antara kepentingan publik dan privat.

Peruntukan Lantai Dasar

Dalam Peruntukan lantai dasar Secara umum peruntukan

lantai dasar harus berorientasi pada kepentingan umum

(public amenities), sehingga ruang-ruang disekitarnya

dapat terjaga kesinambungannya baik dari hirarki fungsi

ruang maupun aksesibilitas pejalan kaki. Dengan

demikian fungsi ruang transisi pada media perpindahan

dari fungsi satu ke fungsi lain tetap terjaga (integrated

interchange).

Yang penting disini adalah fungsi ruang untuk

peruntukan lantai dasar pada fungsi komersial, hal ini

dimaksudkan agar terjadi keterkaitan dan

kesinambungan pergerakan pejalan kaki dan skala

manusia yang terbentuk oleh enclosure ruang (koridor).

Peruntukan Lantai Atas

Page 47: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 31

Peruntukan lantai atas digunakan sebagai aktivitas

dengan sifat ruang privat dan semi privat. Lantai atas

pada tiap-tiap fungsi merupakan suatu ruang utama.

Perlu ditetapkan fungsi-fungsi ruang lantai atas yang

sesuai dengan program yang sudah ditetapkan.

(3) Rencana Sistem Pergerakan (Sirkulasi)

Rencana sistem Pergerakan ini mempunyai tujuan

sebagai suatu sistem penghubung (linkage system) yang

akan mengkaitkan aktivitas satu dengan yang lainnya.

Prinsip keterjangkauan, kemudahan, kenyamanan dan

keamanan diupayakan sebagai dasar perencanaan.

Beberapa elemen sistem pergerakan adalah : Sirkulasi,

kendaraan dan Pedestrian.

Sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan

kemampuan lahan (land capability) melalui perbaikan

tingkat pencapaian ke dan di dalam kawasan.

Tujuan :

Menjamin keterkaitan (linkage) diantara sistem

sirkulasi.

Meningkatkan hubungan fungsional diantara

berbagai jenis peruntukan didalam kawasan.

Merupayakan keterkaitan (linkage) serta

pemisahan yang jelas antara berbagai moda

sirkulasi (pejalan kaki, kendaraan dan service).

Page 48: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 32

Mengupayakan keterpaduan sistem dan sarana

transportasi.

(4) Rencana Ruang Terbuka dan Ruang Hijau

Diarahkan sebagai orientasi solid void kawasan, zone

interaksi dan akuluturasi budaya, perlindungan terhadap

sumber daya alam dan ekosistem. Ruang terbuka terdiri

dari ruang terbuka umum dan ruang terbuka khusus,

sedangkan pemanfaatannya ruang terbuka dapat

menjadi ruang terbuka hijau.

Luas KDH diarahkan mempunyai luas 30 % dari total

luas kawasan Rencana Sarana Prasarana dan Utilitas

Bangunan dan Lingkungan, sesuai dengan arahan

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten.

Sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan kualitas

kehidupan kawasan dengan jalan menyediakan

lingkungan yang aman, sehat dan menarik serta

berwawasan ekologis, melalui penciptaan berbagai jenis

ruang terbuka dan pola tata hijau.

Konsep ruang terbuka dan tata hijau ini nantinya sangat

mempengaruhi citra dari Kawasan. Upaya yang dapat

dilakukan untuk membantu mencapai sasaran tersebut

adalah dengan jalan perbaikan lingkungan pejalan kaki.

Dengan adanya ruang terbuka dapat mengakomodasi

pertumbuhan dan menghindari dampak negative

pertumbuhan kawasan.

Page 49: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 33

(a) Ruang Terbuka Umum (Publik)

Ruang terbuka umum utama pada Kawasan

sebaiknya diarahkan didaerah pusat budaya.

Dengan demikian jalur-jalur pejalan kaki

(pedestrian) menuju ruang terbuka umum

tersebut harus dalam kondisi baik dan dapat

dipergunakan dengan nyaman pada siang atau

malam hari.

(b) Ruang Terbuka yang bersifat tidak umum (private

owned) namun terbuka untuk umum

Ruang terbuka yang bersifat tidak umum/privat

(private owned) namun terbuka untuk umum

(publicly accessible) pada kawasan perencanaan,

terdapat pada sub-sub blok komersial campuran

dan perkantoran komersial. Ruang terbuka

tersebut bersifat menerus, oleh karena itu harus

mampu menampung fungsi-fungsi yang

berorientasi pada pejalan kaki, jalur tembus,

dengan tempat-tempat duduk. Tidak

diperkenankan adanya pagar antara sub-blok dan

jalan, atau dengan membuatnya transparan

sebagai bagian yang menyatu dengan unsur tata

hijau.

(c) Ruang Private

Ruang terbuka private/tertutup untuk umum

merupakan ruang terbuka yang memiliki

Page 50: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 34

pencapaian terbatas. Ruang terbuka private harus

memiliki sistem penerangan yang layak dengan

tempat-tempat duduk yang layak untuk

memberikan kesempatan penghuni saling

berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik.

Keberadaan ruang terbuka private dapat ditunjang

dengan sarana rekreasi aktif seperti lapangan

badminton atau basket. Ruang luar dapat

dipisahkan oleh pembatas dari pepohonan, perdu

maupun tanaman lain.

(d) Pola Tata Hijau

Sebagai salah satu unsur penting dalam

perencanaan dan perancangan ruang terbuka di

kawasan tropis adalah pola tata hijau dan iklim

mikro. Penggunaan unsur air dan sirkulasi udara

alami sangat mendukung aspek perancangan

ruang luar yang baik.

Pola tata hijau pada blok-blok komersial

diupayakan berkarakter formal, sedangkan pada

unit hunian sedikit informal. Batas antar sub blok

dapat ditanami dengan tanaman rumput dan tata

hijau sebagai buffer.

(5) Rencana Aktivitas Penunjang

Aktivitas pendukung diarahkan kepada aktivitas yang

mempu menjadi bangkitan aktivitas kawasan misalnya

Page 51: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 35

sektor non-formal pariwisata, kesenian, PKL dan unsur-

unsur tradisi yang diharapkan dapat menjadi modal awal

terjadinya kekuatan aktivitas terbaru di kawasan

pengembangan.

(6) Rencana Detail

a. Rancangan Tata Bangun

Sasaran utamanya adalah untuk menetapkan

bentuk, besaran dan massa bangunan yang dapat

menciptakan dan mendefinisikan ruang (luar) yang

akomodatif terhadap berbagai bentuk kegiatan yang

mengambil tempat ke dalam kawasan.

Tujuan :

Menetukan garis sempadan bangunan, setback

bangunan dan jarak bebas antar bangunan.

Menentukan besar sosok dan proprsi massa

bangunan.

Menetukan kepadatan (blok) bangunan.

Menetukan ketinggian bangunan.

Menentukan titik acuan ketinggian (± 0.00 m).

Merekomendasikan ambang volume bangunan

(building envelope).

Merekomendasikan tata letak bangunan, dari

segi orientasi, ekologi dan iklim.

Page 52: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 36

Mengupayakan keterpaduan konsep

arsitektural yang selaras antara kinerja dan

fungsi.

Tata Bangunan ini mencakup bentuk dan

pengelompokan massa bangunan yang membantu

terciptanya suatu lingkungan kawasan yang

terpadu. Dalam menentukan bentuk dan massa

bangunan dipengaruhi oleh kaidah-kaidah di balik

wujud fisik kawasan. Dengan adanya bentuk dan

massa bangunan akan menciptakan batas ruang

yang membantu terwujudnya sistem ruang terbuka.

Secara umum, tata bangunan tersebut terbentuk

dari batas khayal ambang volume (building

envelope) yang tercipta dari penggabungan

ketinggian maksimum bangunan serta batasan luas

bangunan. Pendekatan ini dilakukan agar

fleksibilitas dalam perencanaan dan perancangan

bangunan tetap terpelihara dengan tetap

mengupayakan terpenuhinya peruntukan lahan,

serta mengenali batasan dari intensitas

pemanfaatan lahan yang dapat ditampung dalam

sub-blok.

Dalam perencanaan dan perancangan arsitekturnya

diupayakan untuk memadukan antara konsep

arsitektur dan konsep ruang luar serta

menyelaraskan kinerja arsitektural berdasarkan

Page 53: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 37

fungsi, sehingga dapat menciptakan citra dan

identitas arsitektural pada Kawasan akan terwujud

suatu sense of place.

Blok Pemerintahan dan Budaya

Pembangunan blok pemerintahan dan pusat

budaya diharapkan dapat mengendalikan

pengembangan dan mempertahankan ruang

terbuka hijau yang ada dengan tetap

meningkatkan kualitas pelayanan pada skala

regional.

Pada blok pemerintahan bangunan di tata

dengan teratur untuk memberikan kesan

formal dan monumental sedangkan untuk blok

pusat budaya, massa-massa bangunan ditata

sedikit bebas dan organis untuk memberikan

kesan non formal dan rekreatif. Pengaturan

massa bangunan harus dikonfigurasikan

membentuk ruang-ruang positif pada

kawasan.

Blok Hunian

Pembangunan blok-blok hunian diharapkan

dapat memberikan karakter yang akan

meningkatkan sense of community dalam

kawasan tersebut. Perencanaan unit-unit

dalam sub blok hunian umumnya berbentuk

memanjang (linier) menyesuaikan dengan

Page 54: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 38

konfigurasi lahannya, dengan tidak

meninggalkan fleksibilitas dalam perancangan

tapak dan bangunan. perencanaan massa yang

linier dan menerus pada tapak diharapkan

dapat membentuk ruang orientasi tengah

(innercourt) yang tertata dengan baik dan

terpisah dari jalan umum.

Unit-unit hunian diusahakan terlindung dari

sinar matahari yang berlebihan, berkarakter

dan manusiawi. Pemakaian balkon dan

penggunaan atap miring dengan bahan

penutup atap yang selaras dengan sistem

pelapis luar bangunan sangat dianjurkan.

Pemakaian warna dalam blok hunian harus

selaras dengan blok lain, sehingga akan

tercipta sense of unity pada kawasan.

Pemakaian jendela kaca yang tidak

memantulkan sinar dengan jalan menghindari

pemakaian kaca cermin (reflective glass).

Blok Komersial dan Jasa

Perencanaan dan perancangan blok-blok

komersial dan perkantoran harus dapat

memberikan dampak visual dan memberikan

identitas terhadap kawasan. Bangunan-

bangunan dalam blok komersial dan

perkantoran harus membentuk hubungan

Page 55: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 39

arsitektural yang selaras dan serasi dengan

bangunan-bangunan hunian.

b. Tata Informasi (Signage) Dan Streetscape

Sasaran utamanya untuk menciptakan sebuah

lingkungan yang informatif sehingga akan

memudahkan dalam orientasi dan sikulasi. Jenis-

jenis tata informasi (signage) dan streetscape yang

direncanakan antara lain :

Tata Informasi Terpadu (Built-In Signage

System)

Tata informasi yang terpadu ditujukan pada

citra, karakter dan tata bangunan. Yang

termasuk didalamnya antara lain adalah

bangunan yamg berfungsi sebagai landmark,

focal point serta bahan eksterior bangunan

yang mampu memberikan petunjuk (clues)

kepada pengunjung kawasan yang akan

berorientasi (menentukan tujuan).

Pengelolaan podium bangunan juga dapat

memberikan arah pengunjung ke pintu masuk

utama maupun servis tiap bangunan. Bentuk

podium tertentu yang menarik dijadikan

sebagai pintu masuk servis sebaiknya

diletakkan pada tempat yang tidak

mengganggu pemandangan.

Page 56: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 40

Tata Informasi Yang Mengarahkan (Directional

System)

Tata informasi yang mengarahkan ditujukan

untuk menerangkan identitas dan lokasi bisnis

serta fasilitas dan jasa yang ada pada kawasan.

Termasuk juga rambu-rambu lalulintas dan

rambu untuk pejalan kaki yang masing-masing

harus konsisten pada kawasan. Rambu bisa

juga dalam bentuk tulisan dan simbol grafis.

Papan Nama (Organized Billboards)

Papan Nama biasanya ditujukan pada rambu

usaha, seperti billboard. Pembuatan papan

nama harus diatur (dari ukuran, pemasangan,

dan lain-lain) agar dapat tercipta keserasian

serta mengurangi dampak visual yang negatif

dalam kawasan. Papan nama akan

menciptakan sense of place yang positif dan

menarik serta tidak mengganggu. Daerah

pemasangan papan nama akan diatur dan

ditentukan dalam panduan rancangan masing-

masing sub-blok. Dengan adanya sistem rambu

dan papan nama yang terpadu akan

memberikan kemudahan bagi pengunjung jika

memasuki ataupun mencari daerah dalam

kawasan.

Page 57: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 41

Perangkat Jalan (Street Furniture)

Sistem informasi yang direncanakan dan

dirancang dengan baik dan terpadu akan

memberi nilai tambah pada karakter bangunan

dan membuat hidup streetscape dalam

kawasan. Termasuk dalam streetscape

tersebut antara lain adalah: perangkat

jalan/street furniture, patung-patung, kanopi,

awning dan lampu jalan. Yang termasuk dalam

street furniture adalah semua unsur skala kecil

yang dapat dipakai oleh umum, misalnya:

tempat duduk, tempat sampah, kios-kios,

shelter, box telepon, dan lain-lain.

Pemakaian bahan dan warna harus konsisten

pada masing-masing blok. Pemasangan patung

atau sculpture di ruang-ruang terbuka umum

sangat mendukung kualitas ruang terbuka.

Penggunaan kanopi dan awning dapat

melindungi pejalan kaki dari hujan dan

matahari disamping dapat memberikan

keteduhan. Penggunaan pergola dan

pemasangan tenda juga dapat memberikan

kesan indah dan selaras dengan karakter

bangunan.

Page 58: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 42

Kegiatan Pendukung (Support Activities)

Kegiatan-kegiatan pendukung (support

activities) yaitu semua fungsi informal yang

membantu terciptanya streetscape,

memperkuat kualitas ruang kawasan

pengembangan bagi kepentingan umum.

Termasuk didalamnya adalah para penjaja

barang, penjual makanan, juga kegiatan kaki

lima lain yang terorganisir dengan baik dan

terpadu.

Kegiatan pendukung tersebut berpotensi

untuk melayani berbagai lapisan masyarakat

yang melaksanakan aktivitas sehari-hari

mereka di pusat-pusat bisnis kawasan. Dengan

begitu akan tercipta integrasi dan interaksi

sosial, serta penciptaan kualitas lingkungan

yang lebih baik dan sehat.

c. Prasarana dan Utilitas

Sasaran utamanya untuk menyediakan sistem

utilitas yang terpadu (integrated) dalam sistem

prasarana. Penyediaan prasarana umum seperti: air

bersih, air kotor, limbah padat, listrik, telepon dan

utilitas lainnya diusahakan tertanam di dalam

tanah, khususnya dibawah ROW atau Daerah Milik

Jalan (Damija). Sempadan yang memadai perlu

disediakan di sepanjang jalan untuk menampung

Page 59: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 43

sistem utilitas ini. Saluran utilitas ke dalam sub-sub

blok bermuara dari jalur utilitas ini.

Penyediaan listrik, telepon dan utilitas lainnya

harus dipertimbangkan dengan baik untuk jangka

panjang maupun untuk jangka pendek (interim),

khususnya yang berkaitan dengan penempatan

utilitas selama masa kontruksi dan pembangunan.

Penyediaan air bersih dan pengolahan limbah untuk

jangka panjang sangat terkait dan berhubungan

dengan aspek pembangunan untuk memenuhi

kebutuhan pelayanan di masa mendatang.

Perencanaan yang optimal harus dilakukan dalam

penentuan sistem pengolahan limbah padat. Dalam

hal ini unit pengolahan limbah harus disediakan

didalam sub-blok atau dipusatkan untuk seluruh

kawasan.

d. Sarana Lingkungan dan Fasilitas Umum

Sasaran utamanya untuk memberikan sumbangan

fasilitas masyarakat dengan melayani seluruh fungsi

di dalam dan di sekitar kawasan. Pengadaan sarana

lingkungan dan fasilitas umum pada kawasan

menjadi bagian dari kontribusi dan kewajiban

Pemerintah Daerah, dimana penataan fisiknya tidak

terlepas dari konsep sub-blok secara keseluruhan.

Termasuk didalam sarana lingkungan pada

kawasan ini adalah ruang terbuka umum seperti

Page 60: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

2 - 44

taman-taman pada daerah gerbang masuk kawasan,

jalur-jalur pejalan kaki pada kedua sisi jalan-jalan

utama kawasan. Jalur-jalur tersebut dilengkapi

dengan street furniture yang mampu mewadahi

kegiatan masyarakat. Selain itu juga pengadaan

fasilitas halte (pemberhentian bus) dan jembatan

penyeberangan pejalan kaki.

Beberapa fasilitas dan sarana dasar tersebut antara

lain adalah :

1. Fasilitas Peribadatan.

2. Fasilitas Pendidikan.

3. Fasilitas Perekonomian (Toko, warung, Pasar).

4. Fasilitas Pelayanan Umum.

5. Fasilitas olah raga dan rekreasi.

6. Fasilitas Umum: Sub Terminal, Pangkalan Ojek,

Pemakaman Umum, dll.

Page 61: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 1

BAB - 3

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAERAH

3.1 Kebijakan Program Pembangunan Daerah

3.1.1 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Tahun 2005–2025

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Kabupaten Mappi Tahun 2005–2025 dijabarkan visi

pembangunan daerah yaitu: Mappi Kawasan Sejuta Rawa

Produktif di Selatan Papua yang Berbudaya, Maju, Mandiri, dan

Adil. Visi tersebut diharapkan dapat diwujudkan melalui proses

pembangunan yang interaktif, produktif, dan dinamis yang

mengutamakan keharmonisan dan kedamaian, sesuai dengan

motto Kabupaten Mappi yaitu Usubi Yohokuda Tako Bayaman

atau Damai Bersehati Saling Melayani.

Visi sebagaimana tersebut di atas secara garis besar

mengandung dua bagian pokok, yaitu: Kawasan Sejuta Rawa

Produktif di Selatan Papua, menunjukkan eksistensi dan jati diri

wilayah Kabupaten Mappi yang menjadi faktor pembeda dari

wilayah kabupaten/kota atau daerah lainnya dalam konstelasi

regional, nasional, dan internasional; dan Berbudaya, Maju,

Mandiri dan Adil menunjukkan tujuan dan cita-cita masyarakat

Kabupaten Mappi yang akan diwujudkan dalam kurun waktu

20 tahun.

Page 62: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 2

Dari visi tersebut, dirumuskan 5 (lima) misi pembangunan

Kabupaten Mappi tahun 2005–2025 yaitu sebagai berikut :

(1) Mewujudkan masyarakat yang berbudaya dan beradab

dalam perikehidupan yang aman, tertib, bersatu, damai

dan adil;

Melalui upaya meningkatkan kesadaran masyarakat

untuk membina kehidupan sebagai umat beragama yang

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dilandasi sikap

toleransi dan saling menghormati antar umat beragama

maupun dalam interaksi antar komunitas adat/budaya,

sehingga dapat mendorong terciptanya kehidupan

masyarakat yang aman, tertib, bersatu dalam kedamaian

yang dapat menempatkan nilai-nilai adat/tradisi dan

budaya serta kearifan lokal sebagai inspirasi dalam

pembangunan sekaligus dapat memperkokoh eksistensi

dan jati diri masyarakat Mappi dalam lingkungan

nasional dan global.

(2) Mewujudkan masyarakat yang cerdas, sehat dan

mempunyai daya saing, melalui upaya-upaya :

(i) Meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat

disertai wawasan IPTEK, kompetensi kerja dan

kemampuan berprestasi, serta etos kerja yang

tinggi dengan menyediakan prasarana dan sarana

pendidikan yang memadai, penyediaan tenaga

pengajar dan manajemen sekolah yang memadai,

kebijakan sistem pendidikan bagi kelompok

Page 63: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 3

masyarakat asli Papua dan tergolong tidak

mampu;

(ii) Meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan

masyarakat dengan menjamin pelayanan

kesehatan yang menjangkau hingga ke tingkat

kampung, penyediaan prasarana dan sarana

kesehatan yang baik termasuk manajemen rumah

sakit hingga pusat pelayanan kesehatan

masyarakat di tingkat Distrik, kebijakan sistem

pelayanan kesehatan daerah bagi kelompok

masyarakat asli papua dan tergolong tidak

mampu, penyediaan sumber daya manusia bidang

kesehatan, dan pembinaan wawasan kesehatan

ibu dan anak, keluarga berencana dan sejahtera;

(iii) Meningkatkan kualitas pelayanan administrasi

dan penanganan masalah-masalah kependudukan

yang diorientasikan pada pengendalian jumlah

dan penyebaran penduduk;

(iv) Meningkatkan kualitas penanganan dan

penyelesaian masalah sosial; dan

(v) Meningkatkan kualitas partisipasi dan kompetensi

masyarakat dalam pembangunan terutama dalam

mendorong kesetaraan gender, peran-serta

pemuda dan lembaga kepemudaan, serta

peningkatan prestasi olah raga.

Page 64: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 4

(3) Mewujudkan infrastruktur yang memadai di seluruh

kawasan guna menciptakan kehidupan yang nyaman dan

ramah lingkungan; melalui upaya-upaya:

(i) Pengendalian pemanfaatan ruang sesuai

peruntukkannya guna mencegah terjadinya

penurunan kualitas dan daya dukung lingkungan;

(ii) Mendorong percepatan dan pemerataan

pembangunan prasarana dan sarana dasar yang

memadai guna menunjang pembukaan dan

pengembangan kawasan yang masih terisolir dan

tertinggal dengan meningkatkan investasi

pembangunan prasarana dan sarana pokok yang

langsung dirasakan oleh masyarakat sampai ke

tingkat kampung, serta memberikan peluang

seluas-luasnya untuk masuknya investasi yang

dapat menunjang upaya percepatan

pembangunan di daerah yang masih terisolasi

tersebut;

(iii) Mengoptimalkan pembangunan sarana dan

prasarana perhubungan yang mendukung

kelancaran akses antar wilayah, percepatan

pertumbuhan ekonomi wilayah, dan peningkatan

kualitas pelayanan sosial;

(iv) Mengembangkan moda transportasi yang handal,

berkualitas, aman, lancar, dan terpadu serta

terjangkau oleh masyarakat, yang

Page 65: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 5

menghubungkan pusat-pusat kegiatan antar

wilayah;

(v) Meningkatkan kuantitas dan kualitas

pembangunan prasarana dan sarana dasar

perumahan dan permukiman yang memadai

mencakup rumah-rumah layak huni, air bersih,

sanitasi, persampahan, listrik, pos dan

telekomunikasi, jalan lingkungan, sistem drainase

dan pengendalian banjir, dan fasilitas penunjang

lainnya; dan

(vi) Menerapkan konsep pembangunan yang

berwawasan lingkungan melalui pengembangan

sistem pengelolaan lingkungan dan sumber daya

alam yang tetap menjaga fungsi, daya dukung dan

daya tampung, pemanfaatan ruang yang serasi,

pemanfataan ekonomi sumber daya alam dan

lingkungan yang berkesinambungan, serta

pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman

hayati sebagai modal dasar bagi pembangunan

Kabupaten Mappi.

(4) Mewujudkan Kemajuan dan Keunggulan Perekonomian

yang Berlandaskan Ekonomi Kerakyatan;

Melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi dengan

memperkuat ekonomi di wilayah kampung berbasis

keunggulan masing-masing sektor dengan membangun

sistem produksi, distribusi dan pelayanan dalam rangka

mengurangi kesenjangan sosial antara ibukota

Page 66: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 6

kabupaten dengan distrik maupun distrik dengan

kampung, keberpihakan kepada ekonomi rakyat dengan

memperkuat perekonomian rakyat yang tumbuh sebagai

komoditi unggulan, mengembangkan kesempatan

kepada masyarakat kampung untuk mengakses sistem

perekonomian dan tanpa diskriminasi gender dalam

pengembangan ekonomi;

(5) Mewujudkan Pemerintahan yang Baik dan Bersih,

Berkeadilan, Demokratis, dan Berlandaskan Hukum.

Melalui upaya pemantapan kelembagaan demokrasi yang

lebih kokoh, memperkuat peranan civil society,

meningkatkan kualitas pelaksanaan desentralisasi,

otonomi daerah dan otonomi khusus, mengembangkan

budaya tertib hukum, mengembangkan hukum adat yang

merupakan amanat otonomi khusus menjadi hukum

positif, tidak diskriminatif dan berpihak kepada rakyat

yang miskin di tingkat kampung.

Dari ke-5 (lima) misi RPJPD tersebut, misi ke-3 (tiga) yaitu

mewujudkan infrastruktur yang memadai di seluruh kawasan

guna menciptakan kehidupan yang nyaman dan ramah

lingkungan, melalui upaya-upaya: pengendalian pemanfaatan

ruang, percepatan dan pemerataan pembangunan prasarana

dan sarana dasar yang memadai, pembangunan sarana dan

prasarana perhubungan, pengembangan moda transportasi,

peningkatan kuantitas dan kualitas pembangunan prasarana

dan sarana dasar perumahan dan permukiman serta penerapan

Page 67: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 7

konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan, dapat

diwujudkan antara lain melalui kegiatan penyusunan rencana

tata ruang Kampung Aboge ini.

Tema Pembangunan dan Agenda Pembangunan untuk setiap

periode 5 (lima) tahunan atau setiap tahap pembangunan

jangka menengah adalah sebagai berikut:

1. RPJMD Tahap ke-I Tahun 2007–2012 bertemakan

Meningkatkan Kapasitas Pemerintah Daerah dalam

Menyelenggarakan Pelayanan Kepada Masyarakat,

dengan agenda pokok:

(i) Restrukturisasi Organisasi Pemerintah Daerah dan

Pembinaan Aparatur;

(ii) Peningkatan Pengelolaan dan Pengawasan

Keuangan Daerah;

(iii) Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan

Prasarana Dasar;

(iv) Pelestarian Lingkungan Hidup dan Analisa

Mengenai Dampak Lingkungan;

(v) Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat dan

Peningkatan Kualitas Hidup Beragama; dan

(vi) Peningkatan Supremasi Hukum dan

Penghormatan Hak-hak Masyarakat Adat.

2. RPJMD Tahap ke-II Tahun 2012–2017 bertemakan

Meningkatkan Kapasitas Sumber Daya Manusia

(SDM) Aparatur Dalam Menunjang Perbaikan Mutu

Page 68: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 8

dan Pelayanan Kepada Masyarakat, dengan agenda

pokok:

(i) Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia

(SDM) Aparatur dalam Penyelenggaraan

Pemerintahan;

(ii) Pembangunan Infrastruktur Dasar Berbasis RTRW

dan Kelestarian Lingkungan Hidup;

(iii) Penyelenggaraan Pembangunan Berbasis

Kampung / Distrik;

(iv) Peningkatan Kualitas Hidup dan Kesejahteraan

Masyarakat; dan

(v) Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi dan Sinergitas

Pengelolaan Potensi Sumber Daya Alam.

3. RPJMD Tahap ke-III Tahun 2017–2022 bertemakan

Meningkatkan Kapasitas Pemerintah Daerah dan

Peran serta Masyarakat Dalam Pelaksanaan

Pembangunan, dengan agenda pokok:

(i) Peningkatan Mutu Penyelenggaraan Pemerintahan

Pada Semua Tingkatan;

(ii) Pengembangan Jaringan Infrastruktur Berbasis

Perencanaan Wilayah Pembangunan dan

Pembangunan Berbasis Kampung / Distrik;

(iii) Peningkatan Kualitas Hidup dan Kesejahteraan

Masyarakat; dan

(iv) Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi dan Sinergitas

Potensi Investasi.

Page 69: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 9

4. RPJMD Tahap ke-IV Tahun 2022–2026 bertemakan

Mendorong Percepatan Pembangunan Melalui

Sinergitas Pemerintah dan Masyarakat, dengan

agenda pokok:

(i) Peningkatan dan Pemerataan Mutu

Penyelenggaraan Pemerintahan Pada Semua

Tingkatan;

(ii) Pembangunan dan Pengembangan Infrastruktur

Berbasis RTRW, Pembangunan Berbasis Kampung

/Distrik, dan Kelestarian Lingkungan Hidup;

(iii) Peningkatan Kualitas Hidup dan Kesejahteraan

Masyarakat;

(iv) Restrukturisasi Ekonomi Kabupaten Berbasis

Potensi Wilayah Pembangunan; dan

(v) Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi dan Sinergitas

Investasi.

Untuk mewujudkan visi pembangunan jangka panjang daerah

Kabupaten Mappi, ditetapkan tema Pembangunan dan Agenda

Pembangunan untuk setiap periode 5 (lima) tahun atau setiap

tahap pembangunan jangka menengah sebagaimana dapat dilihat

pada diagram Gambar 3-1.

Page 70: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 10

GAMBAR 3-1

SKEMA TAHAPAN RPJMD KABUPATEN MAPPI

Sumber : RPJPD Kabupaten Mappi tahun 2007-2026

RPJMD Tahap ke-I

Tahun 2007–2012

RPJMD Tahap ke-II

Tahun 2012–2017

RPJMD Tahap ke-III

Tahun 2017–2022

RPJMD Tahap ke-IV

Tahun 2022–2026

Tema : Meningkatkan Kapasitas

Pemerintah Daerah dalam

Menyelenggarakan Pelayanan

Kepada Masyarakat,

Agenda pokok:

Restrukturisasi Organisasi

Pemerintah Daerah dan

Pembinaan Aparatur;

Peningkatan Pengelolaan dan

Pengawasan Keuangan Daerah;

Percepatan Pembangunan

Infrastruktur dan Prasarana

Dasar;

Pelestarian Lingkungan Hidup

dan Analisa Mengenai Dampak

Lingkungan;

Peningkatan Kesejahteraan

Masyarakat dan Peningkatan

Kualitas Hidup Beragama; dan

Peningkatan Supremasi Hukum

dan Penghormatan Hak-hak

Masyarakat Adat.

Tema : Meningkatkan Kapasitas

Sumber Daya Manusia (SDM)

Aparatur Dalam Menunjang

Perbaikan Mutu dan Pelayanan

Kepada Masyarakat.

Agenda Pokok :

Peningkatan Kapasitas Sumber

Daya Manusia (SDM) Aparatur

dalam Penyelenggaraan

Pemerintahan;

Pembangunan Infrastruktur

Dasar Berbasis RTRW dan

Kelestarian Lingkungan Hidup;

Penyelenggaraan Pembangunan

Berbasis Kampung / Distrik;

Peningkatan Kualitas Hidup dan

Kesejahteraan Masyarakat; dan

Peningkatan Pertumbuhan

Ekonomi dan Sinergitas

Pengelolaan Potensi Sumber

Daya Alam.

Tema : Meningkatkan Kapasitas

Pemerintah Daerah dan Peran serta

Masyarakat Dalam Pelaksanaan

Pembangunan.

Agenda Pokok :

Peningkatan Mutu

Penyelenggaraan Pemerintahan

Pada Semua Tingkatan;

Pengembangan Jaringan

Infrastruktur Berbasis

Perencanaan Wilayah

Pembangunan dan Pembangunan

Berbasis Kampung/Distrik;

Peningkatan Kualitas Hidup dan

Kesejahteraan Masyarakat; dan

Peningkatan Pertumbuhan

Ekonomi dan Sinergitas Potensi

Investasi.

Tema : Mendorong Percepatan

Pembangunan Melalui Sinergitas

Pemerintah dan Masyarakat.

Agenda Pokok :

Peningkatan dan Pemerataan

Mutu Penyelenggaraan

Pemerintahan Pada Semua

Tingkatan;

Pembangunan dan

Pengembangan Infrastruktur

Berbasis RTRW, Pembangunan

Berbasis Kampung / Distrik, dan

Kelestarian Lingkungan Hidup;

Peningkatan Kualitas Hidup dan

Kesejahteraan Masyarakat;

Restrukturisasi Ekonomi

Kabupaten Berbasis Potensi

Wilayah Pembangunan; dan

Peningkatan Pertumbuhan

Ekonomi dan Sinergitas Investasi.

Page 71: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 11

3.1.2 Rencana Pembangunan Menengah Panjang Daerah (RPJMD)

Tahun 2012–2017

Dengan mempertimbangkan kondisi dan potensi daerah,

permasalahan, tantangan dan peluang yang ada di Kabupaten

Mappi serta dengan dengan mempertimbangkan aspek budaya

dalam masyarakat, maka visi Pembangunan Jangka Menengah

Kabupaten Mappi tahun 2012 - 2016 adalah visi dari Bupati dan

Wakil Bupati Mappi Terpilih, yaitu : Mewujudkan Kualitas Hidup

Masyarakat Kabupaten Mappi Yang Bermartabat Dan

Berkualitas Dengan Pendekatan Pada Kearifan Budaya Sebagai

Dasar Pembangunan.

Visi tersebut merupakan implementasi dari upaya mendukung

terwujudnya Visi Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten

Mappi 2005-2025 yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu

Mappi Kawasan Sejuta Rawa Produktif di Selatan Papua yang

Berbudaya, Maju, Mandiri dan Adil", Visi Pembangunan Jangka

Panjang Provinsi Papua yaitu Papua yang Mandiri Secara Sosial,

Budaya, Ekonomi dan Politik" dan Visi Pembangunan Nasional

yaitu "Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur".

Cakupan pernyataan Visi sebagaimana tersebut di atas secara

garis besar mengandung 4 (empat) bagian pokok, yaitu :

1. Masyarakat Kabupaten Mappi, mengandung makna

seluruh warga/masyarakat/ penduduk yang hidup dan

mengabdikan hidupnya di Kabupaten Mappi dan tercatat

sebagai penduduk di Kabupaten Mappi, yang secara

sosio-kultural mencakup warga masyarakat suku-suku

Page 72: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 12

Papua asli maupun masyarakat suku-suku lain yang

berasal dari luar pulau Papua;

2. Bermartabat, mengadung makna bahwa pembangunan

jangka menengah (2012-2016) di Kabupaten Mappi

diarahkan untuk mewujudkan karakter masyarakat yang

bermartabat, yang tercermin dari karakter masyarakat

yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta taat

aturan hukum yang berlaku yang merupakan wujud

nyata harga diri dan identitas jati diri berlandaskan nilai-

nilai luhur kearifan lokal (adat/ istiadat/tradisi yang

positif) dalam konteks kehidupan sosial di tingkat lokal,

regional, nasional, dan internasional;

3. Berkualitas, mengandung makna bahwa pembangunan

jangka menengah (2012-2016) di Kabupaten Mappi

diarahkan untuk dapat mewujudkan masyarakat yang

berkualitas yang tercermin dari capaian Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) yang semakin tinggi

sebagai indikasi dari meningkatnya kualitas Sumber

Daya Manusia (SDM) yang dapat diukur dari :

a. Meningkatnya angka partisipasi sekolah, angka

rata-rata kelulusan, angka melanjutkan sekolah

yang disertai capaian strata pendidikan yang

semakin tinggi,

b. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang

ditunjukkan oleh menurunnya angka kematian ibu

dan bayi, angka kecukupan gizi yang semakin baik,

serta usia harapan hidup yang terus meningkat,

Page 73: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 13

c. Meningkatnya produktifitas dan daya beli

masyarakat seiring dengan perkembangan kondisi

perekonomian daerah.

d. Tingkat capaian IPM yang semakin tinggi juga

menjadi indikasi dari meningkatnya kinerja

penyelenggaraan pelayanan publik, kinerja

penyelenggaraan pemerintahan di daerah, dan

kinerja pembangunan di daerah.

4. Kearifan Budaya sebagai Dasar Pembangunan,

mengandung makna bahwa nilai-nilai luhur adat

istiadat/tradisi positif dari kebudayaan Mappi menjadi

‘ruh’ atau ‘jiwa’ yang mewarnai setiap bentuk

pembangunan yang dilaksanakan, sehingga semangat

‘Usubi Yohokuda Tako Bayaman’ dapat tercermin sebagai

karakter pembangunan di Kabupaten Mappi.

Dalam rangka mewujudkan Visi Pembangunan Kabupaten

Mappi tersebut, maka dirumuskan 7 (tujuh) Misi Pembangunan

Kabupaten Mappi Tahun 2012-2016, yaitu sebagai berikut :

a. Membangun dan menyediakan infrastruktur sebagai

upaya mengurangi/membuka isolasi daerah,

b. Meningkatkan mutu dan menambah tenaga

kependidikan (kapasitas para guru atau pendidik),

c. Meningkatkan pelayanan mutu hidup sehat bagi

masyarakat (penyediaan prasarana dan sarana tenaga

medis, dokter ahli, dokter umum, bidan, dan mantri)

serta memperhatikan kesejahteraan para medis,

Page 74: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 14

d. Melakukan pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan

ekonomi rumah tangga berupa investasi dan bantuan

modal usaha kepada petani dan nelayan serta pedagang

kecil,

e. Menjadikan masyarakat mappi yang demokratis (saling

menghormati, rasa persaudaraan, menghargai perbedaan

suku, ras, bahasa, agama dan budaya), serta tetap

berpegang pada nilai-nilai universal sebagaimana dalam

konvensi internasional mengenai hak asasi manusia

(HAM),

f. Meningkatkan prasarana dan sarana keagamaan,

melakukan kegiatan safari toleransi umat beragama dan

mengimplementasikan motto Kabupaten Mappi "Usubi

Yohokuda Tako Bayaman" artinya damai bersehati saling

melayani, dan

g. Meningkatkan prasarana dan sarana olah raga

berprestasi dan olah raga masyarakat.

Adapun tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah

Kabupaten Mappi Tahun 2012-2016 adalah sebagai berikut :

a. Mendorong percepatan pemerataan pembangunan

secara proporsional melalui peningkatan kinerja

pembangunan prasarana dan sarana di seluruh wilayah

distrik/kampung dengan yang di pembangunan daerah

yang serasi, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

b. Meningkatkan kuantitas dan kualitas penyelenggara

pendidikan guna mendorong peningkatan akses dan

mutu pendidikan bagi masyarakat.

Page 75: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 15

c. Mewujudkan keluarga sehat dan sejahtera melalui

peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan dan

bina keluarga berencana (KB), pemberdayaan

perempuan, dan pelayanan sosial kependudukan.

d. Mendorong potensi sumber daya ekonomi kerakyatan

sebagai basis pengembangan ekonomi lokal yang

menunjang perbaikan kesejahteraan masyarakat.

e. Memfasilitasi peningkatan produktifitas UMKM dan

koperasi sebagai basis ekonomi masyarakat yang

berpotensi menyerap tenaga kerja sekaligus menjadi

daya tarik investasi.

f. Mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih (good

governance dan clean government).

g. Meningkatkan supremasi hukum dalam mewujudkan

Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas).

h. Meningkatkan kesadaran hidup beragama dan toleransi

antar Umat beragama maupun antar komunitas

adat/budaya.

i. Memasyarakatkan olah raga sebagai media partisipasi,

bina prestasi dan pengembangan potensi generasi muda.

Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan

komperhensif tentang bagaimana pemerintah Kabupaten

Mappi mencapai tujuan dan sasaran RPJMD tahun 2012-2016

dengan efektif dan efisien. Dengan pendekatan yang

komperhensif, strategi juga dapat digunakan sebagai sarana

untuk melakukan transformasi, reformasi, dan perbaikan

kinerja birokrasi. Perencanaan strategis tidak saja

Page 76: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 16

mengagendakan berbagai kegiatan pembangunan, tetapi juga

segala program yang mendukung dan menciptakan layanan

masyarakat tersebut dapat dilakukan dengan baik, termasuk

didalamnya upaya memperbaiki kinerja dan kapasitas

birokrasi, sistem manajemen, dan pemanfatan teknologi

informasi.

Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program-

program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi

dijadikan salah satu rujukan penting dalam perencanaan

pembangunan daerah (strategy focused management).

Rumusan strategi merupakan pernyataan yang menjelaskan

bagaimana sasaran akan dicapai yang selanjutnya diperjelas

dengan serangkaian arah kebijakan. Rumusan strategi tersebut

juga dapat menunjukkan keinginan yang kuat bagaimana

pemerintah daerah menciptakan nilai tambah (Value Added)

bagi stakeholder pembangunan daerah. Penetapan strategi

dilakukan untuk menjawab cara pencapaian sasaran

pembangunan. Sebuah strategi dapat dilakukan untuk

menjawab lebih dari 1 (satu) sasaran pembangunan.

Adapun Strategi Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Kabupaten Mappi Tahun 2012-2016, meliputi :

1. Pembangunan Infrastruktur Terpadu Berbasis Tata

Ruang yang Dinamis, yaitu ditujukan untuk mencapai :

a. Terwujudnya perencanaan tata ruang dan

perencanaan program pembangunan daerah yang

berkesinambungan, dan

Page 77: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 17

b. Terwujudnya pembangunan dan pengembangan

prasarana dan sarana dasar di seluruh wilayah

distrik.

2. Peningkatan Kualitas Pengelolaan SDA dan

Lingkungan Hidup, yaitu ditujukan untuk mencapai

terwujudnya pengelolaan sumber daya alam dan

pelestarian lingkungan hidup.

3. Peningkatan Kualitas Pendidikan Masyarakat, yaitu

ditujukan untuk mencapai meningkatnya akses dan mutu

pendidikan terutama untuk penuntasan wajib belajar 9

tahun dan pencanangan wajib belajar 12 tahun bagi

anak-anak usia sekolah.

4. Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat dan

Keluarga Sejahtera, yaitu ditujukan untuk

mencapai :

a. Meningkatnya akses dan mutu penyelenggaraan

pelayanan kesehatan yang didukung oleh

ketersediaan prasarana dan sarana yang memadai

serta tenaga medis dan paramedis yang profesional.

b. Meningkatnya mutu pembinaan keluarga berencana

(KB) dalam mewujudkan keluarga sehat dan

sejahtera.

5. Peningkatan Pelayanan Sosial dan Pengelolaan

Kependudukan, yaitu ditujukan untuk mencapai :

a. Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan sosial

bagi masyarakat, yang mencakup perlindungan

Page 78: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 18

perempuan dan anak-anak, serta penyandang

masalah kesejahteraan sosial lainnya, dan

b. Meningkatnya mutu proses penatalaksanaan data

dan statistik kependudukan guna menunjang upaya

peningkatan mutu pelayanan masyarakat.

6. Optimalisasi Pengelolaan dan Pemanfaatan Sektor-

sektor Pertanian, Kelautan dan Perikanan, serta

Kehutanan dan Perkebunan, yaitu ditujukan untuk

mencapai meningkatnya kegiatan ekonomi sektor

kehutanan, pertanian dan perkebunan, serta kelautan

dan perikanan sebagai sektor unggulan ekonomi daerah.

7. Pengembangan Kapasitas dan Peran Sektor UMKM

dan Koperasi dalam meningkatkan daya serap

Tenaga Kerja dan promosi investasi di daerah, yaitu

ditujukan untuk mencapai meningkatnya kegiatan

ekonomi lokal melalui perkuatan kelembagaan UMKM

dan Koperasi maupun pengembangan investasi sektor

pariwisata maupun sektor lainnya yang menunjang

perluasan kesempatan kerja dan peluang usaha bagi

masyarakat.

8. Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan

serta Penegakkan Hukum dan HAM, yaitu ditujukan

untuk mencapai :

a. Meningkatnya kinerja penyelenggaraan

pemerintahan;

Page 79: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 19

b. Meningkatnya kemampuan keuangan (fiskal)

daerah;

c. Meningkatnya mutu pengendalian dan pengawasan

penyelenggaraan pemerintahan daerah; dan

d. Meningkatnya ketaatan dan kesadaran hukum

masyarakat dalam mewujudkan keamanan dan

ketertiban masyarakat (kamtibmas).

9. Peningkatan Kualitas Kehidupan Beragama, yaitu

ditujukan untuk mencapai meningkatnya rasa aman dan

kesadaran masyarakat untuk menjalankan

peribadatannya, yang dilandasi sikap saling

menghargai/menghormati antar umat beragama

maupun antara komunitas adat/budaya.

10. Pembinaan Prestasi Olah Raga dan Kepemudaan,

yaitu ditujukan untuk mencapai :

a. Meningkatnya daya dukung prasarana dan sarana

Olah Raga guna mendorong minat masyarakat

maupun upaya mencetak prestasi di tingkat lokal,

regional, dan nasional; dan

b. Tersedianya prasarana dan sarana penunjang

kegiatan pengembangan potensi generasi muda.

Arah kebijakan adalah pedoman untuk mengarahkan

perumusan strategi yang dipilih agar lebih terarah dalam

mencapai tujuan dan sasaran dari tahun ke tahun selama 5

(lima) tahun. Rumusan arah kebijakan merasionalkan pilihan

Page 80: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 20

strategi agar memiliki fokus dan sesuai dengan pengaturan

pelaksanaannya.

Arah kebijakan Kabupaten Mappi merupakan fokus/tema

pembangunan setiap tahunnya selama 5 (lima) tahun.

Pentahapan dan fokus/tema ini mencerminkan urgensi

permasalahan yang hendak diselesaikan berkaitan dengan

pengaturan berdasarkan waktu. Penekanan fokus/tema dalam

setiap tahunnya selama 5 (lima) tahun memiliki

kesinambungan dari satu periode ke periode lainnya dalam

rangka mencapai visi, misi tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan. Adapun arah kebijakan Kabupaten Mappi pada

setiap tahunnnya (2012-2016) adalah sebagai berikut :

1. Arah Kebijakan Tahun Pertama (2012)

Pembangunan pada tahun 2012 diarahkan kepada

pengembangan aktivitas pembangunan yang sesuai

dengan potensi dan karakteristik wilayah dan tidak

bertentangan dengan struktur dan pola ruang yang ada,

dengan dukungan infrastruktur wilayah yang memadai

guna menunjang upaya meningkatkan pendidikan,

kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Selaras

dengan arahan tersebut, maka tema pembangunan

Kabupaten Mappi pada tahun 2012 adalah Meningkatkan

Kinerja Pelayanan Masyarakat melalui Penataan

Kelembagaan Pemerintah dan Penatalaksanaan

Pembangunan Infrastruktur Berbasis Kampung/Distrik.

Page 81: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 21

2. Arah Kebijakan Tahun Pertama (2013)

Pembangunan pada tahun 2013 diarahkan kepada

pengembangan infrastruktur wilayah untuk menunjang

seluruh aktivitas masyarakat serta pelayanan kesehatan

dan pendidikan yang selaras dengan aspek tata ruang

(berbasis spasial). Selain itu, pembangunan juga

diprioritaskan pada peningkatan kualitas sumber daya

manusia baik tenaga kerja maupun unsur aparatur

pemerintah guna menunjang upaya meningkatkan

pendidikan, aparatur pemerintah guna menunjang upaya

meningkatkan pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan

masyarakat. Selaras dengan arahan tersebut, maka tema

pembangunan Kabupaten Mappi pada tahun 2013 adalah

Meningkatkan Kinerja Pelayanan Masyarakat melalui

Penataan Wilayah Pembangunan dan Penatalaksanaan

Pembangunan Berbasis Kampung/Distrik.

3. Arah Kebijakan Tahun Pertama (2014)

Pembangunan pada tahun 2014 masih tetap diarahkan

kepada pengembangan infrastruktur wilayah untuk

menunjang seluruh aktivitas masyarakat sebagai

perwujudan upaya peningkatan kualitas hidup dan

kesejahteraan masyarakat, sekaligus mendukung

pertumbuhan sentra-sentra ekonomi rakyat berbasis

sumber daya alam (sektor-sektor pertanian, kelautan

dan perikanan, serta kehutanan dan perkebunan). Pada

tahun ini, pembangunan tetap difokuskan pada

Page 82: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 22

pengembangan kualitas sumber daya manusia,

khususnya di sektor pendidikan (peningkatan kualitas

tenaga pendidik dan lulusan anak didik), sektor

kesehatan (peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga

pelayanan kesehatan), serta sektor ekonomi dan

ketenagakerjaan (kualitas tenaga kerja yang kompeten

dan produktif).

Dengan demikian, diharapkan kualitas sumber daya

manusia, khususnya tenaga kerja dan pencari kerja dapat

mendukung dan berperan aktif dalam pengembangan

sentra ekonomi rakyat berbasis SDA, dan mempunyai

daya saing yang cukup memadai dalam lingkup pasar

tenaga kerja. Dalam rangka meningkatkan mutu

penyelenggaraan pelayanan publik, maka pembangunan

tahun ini tetap berlandaskan pada penerapan tata kelola

pemerintahan yang transparan dan akuntabel. Dengan

demikian, peningkatan daya dukung infrastruktur,

kualitas sumber daya manusia dan tata kelola

pemerintahan yang baik, diharapkan dapat merangsang

pertumbuhan sentra-sentra ekonomi rakyat yang

mendorong pertumbuhan perekonomian wilayah.

Selaras dengan arahan tersebut, maka tema

pembangunan Kabupaten Mappi pada tahun 2014 adalah

"Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah melalui

Percepatan Pembangunan Infrastruktur Utama pada

Pusat-Pusat Kegiatan Ekonomi di Seluruh Wilayah

Distrik".

Page 83: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 23

4. Arah Kebijakan Tahun Pertama (2015)

Pembangunan pada tahun 2015 diarahkan kepada upaya

memantapkan peningkatan kualitas pelayanan publik

yang telah terbangun secara bertahap mencakup daya

dukung infrastruktur wilayah, penyelenggaraan

pendidikan masyarakat, kesehatan masyarakat, dan

pengembangan sentra-sentra ekonomi berbasis sumber

daya alam. Fokus pelaksanaan pembangunan diarahkan

pada peningkatan kinerja pelaksanaan pembangunan

pada tingkat Distrik dan Kampung guna menunjang

pengembangan potensi masing-masing wilayah secara

proporsional. Upaya tersebut diselaraskan pula dengan

upaya perkuatan kapasitas dan kapabilitas aparatur

tingkat Kampung, aparatur tingkat Distrik, serta

koordinasi intensif dengan unsur aparatur lainnya (TNI

dan Polri) dalam menunjang stabilitas keamanan dan

ketertiban masyarakat. Selaras dengan arahan tersebut,

maka tema pembangunan Kabupaten Mappi pada tahun

2015 adalah Meningkatkan Kinerja Pelaksanaan

Pembangunan di Tingkat Distrik melalui Penataan

Kelembagaan Pemerintah yang Menunjang

Penatalaksanaan Pembangunan Berbasis Kampung/

Distrik.

5. Arah Kebijakan Tahun Pertama (2016)

Pembangunan pada tahun 2016 diarahkan kepada upaya

melanjutkan serta mengembangkan hasil-hasil

Page 84: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 24

pembangunan di sektor-sektor strategis mencakup

sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi dan

ketenagakerjaan melalui upaya meningkatkan daya

saing-nya di tingkat regional maupun nasional. Kualitas

SDM yang baik dan berdaya saing tinggi, diharapkan

mampu memberikan kontribusi berupa produktifitas

maupun unjuk prestasi dalam lingkup regional dan

nasional.

Fokus pelaksanaan upaya peningkatan daya saing

diharapkan dapat mendorong keterlibatan masyarakat

maupun dunia usaha di seluruh wilayah Distrik/

Kampung untuk mampu memberikan kontribusinya,

sehingga dapat menunjang pertumbuhan ekonomi dan

investasi di daerah. Capaian prestasi yang baik dan

konsisten yang ditunjukkan dari daya saing yang tinggi

akan mendukung eksistensi Kabupaten Mappi dalam

lingkup regional maupun nasional. Selaras dengan

arahan tersebut, maka tema pembangunan Kabupaten

Mappi tahun 2016 adalah "Meningkatkan Kinerja

Pembangunan dalam rangka Mewujudkan Masyarakat

Mappi yang Bermartabat dan Berkualitas".

Program pembangunan merupakan bentuk instrumen

kebijakan yang memuat satu atau lebih kegiatan yang

dilaksanakan oleh SKPD atau masyarakat. Pelaksanaan

program pembangunan daerah bertujuan untuk mencapai

sasaran dan tujuan pembangunan, sesuai dengan visi dan misi

Kepala dan Wakil Kepala daerah terpilih. Guna mencapai misi,

Page 85: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 25

tujuan dan sasaran pembangunan yang berpedoman kepada

strategi dan kebijakan yang telah ditetapkan, maka disusun

program pembangunan Kabupaten Mappi untuk kurun waktu

lima tahun kedepan berdasarkan sasaran strategis yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Program Pembangunan untuk mencapai visi dan misi

berdasarkan strategi pembangunan Kabupaten Mappi 2012-

2016, yaitu:

Strategi -1 Pembangunan Infrastruktur Terpadu Berbasis

Tata Ruang Yang Dinamis

1. Perencanaan Tata Ruang dan program

Pembangun yang Berkesinambungan, yang

dijabarkan dengan program :

Perencanaan Tata Ruang;

Pemanfaatan Ruang;

Pengendalian Pemanfaatan Ruang;

Peningkatan Kapasitas Kelembagaan

Perencanaan Pembangunan Daerah;

Pengembangan Data/Informasi;

Kerjasama Pembangunan;

Perencanaan Pembangunan Daerah;

Perencanaan Pembangunan Ekonomi;

Perencanaan Sosial Budaya;

Pengembangan Data/Informasi dan

Statistik.

Page 86: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 26

2. Peningkatan Sarana dan Prasarana

Transportasi, Perhubungan dan

Telekomunikasi pada Kawasan Pusat

Pertumbuhan Ekonomi, dengan program :

Pembangunan Jalan dan Jembatan;

Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-

Gorong;

Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan

Jembatan;

Pembangunan Prasarana dan Fasilitas

Perhubungan;

Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana

dan Fasilitas LLAJ;

Peningkatan Pelayanan Angkutan;

Pembangunan Sarana dan Prasarana

Perhubungan;

Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas.

3. Peningkatan Sarana dan Prasarana Perumahan

dan Permukiman, yang dijabarkan dengan

program :

Pembangunan Infrastruktur Perdesaaan;

Pengembangan Perumahan.

4. Kebutuhan Energi Kelistrikan, yang dijabarkan

dengan program Pembinaan dan

Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan.

Page 87: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 27

Strategi- 2 Peningkatan Kualitas Pengelolaan SDA Dan

Lingkungan Hidup

Peningkatan Pengelolaan SDA dan Lingkungan

Hidup, yang dijabarkan dengan program :

Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan

Irigasi, Rawa dan Pengairan Lainnya;

Penyediaan dan Pengolahan Air Baku;

Pengembangan Kinerja Persampahan;

Pengendalian Pencemaran dan Pengrusakan

Lingkungan Hidup;

Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi

Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup;

Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH);

Pembinaan dan Pengawasan Bidang

Pertambangan.

Strategi -3 Peningkatan Kualitas Pendidikan Masyarakat

Peningkatan Akses dan Mutu Penyelenggaraan

Pendidikan, yang dijabarkan dengan program :

Pendidikan Anak Usia Dini

Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun;

Pendidikan Menengah;

Pendidikan Non Formal;

Peningkatan Mutu dan Tenaga Kependidikan;

Manajemen Pelayanan Pendidikan;

Pendidikan Tinggi;

Page 88: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 28

Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan

Perpustakaan.

Strategi - 4 Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat

Dan Keluarga Sejahtera

Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

serta Pembinaan Keluarga Berencana (KB), yang

dijabarkan dengan program :

Obat dan Perbekalan Kesehatan;

Upaya Kesehatan Masyarakat;

Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan

Masyarakat;

Perbaikan Gizi Masyarakat;

Pengembangan Lingkungan Sehat;

Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit

Menular;

Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin;

Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan

Sarana-Prasarana Puskesmas, Puskesmas

Pembantu dan Jaringannya;

Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan

Anak;

Pengadaan, peningkatan sarana dan

prasarana rumah sakit/rumah sakit

jiwa/Rumah sakit paru-paru/rumah sakit

mata;

Page 89: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 29

Pemeliharaan sarana dan prasarana rumah

sakit/rumah sakit jiwa/Rumah sakit paru-

paru/rumah sakit mata;

Kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan

Keluarga Berencana (KB);

Peningkatan Penanggulangan Narkoba, PMS

termasuk HIV/AIDS;

Pengembangan Bahan Informasi Pengasuhan

dan Pembinaan Tumbuh kembang Anak.

Strategi - 5 Peningkatan Pelayanan Sosial Dan Pengelolaan

Kependudukan

1. Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan

Perempuan dan Anak, dengan program :

Keserasian kebijakan peningkatan kualitas

Anak dan Perempuan;

Peningkatan Kualitas Hidup dan

Perlindungan Perempuan;

Peningkatan Peranserta dan Kesetaraan

Jender dalam Pembangunan;

2. Peningkatan Pelayanan dan Penanganan

Masalah Kesejahteraan Sosial, dengan

program:

Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas

Adat Terpencil dan Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial Lainnya;

Page 90: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 30

Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan

Sosial;

Pembinaan Anak Terlantar;

Pembinaan Para Penyandang Cacat dan

Trauma;

Pembinaan Eks Penyandang Penyakit

Kesejahteraan Sosial (Eks

Narapidana/PSK/ Miras/Narkotika) dan

Penyakit Sosial Lain;

Pemberdayaan Kelembagaan

Kesejahteraan Sosial.

3. Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan

Kependudukan, yang dijabarkan dengan

program Penataan Administrasi pendudukan.

Strategi - 6 Optimalisasi Pengelolaan Dan Pemanfaatan

Sektor-Sektor Pertanian, Kelautan Dan

Perikanan, Serta Kehutanan Dan Perkebunan

1. Revitalisasi Pertanian, Kelautan dan

Perikanan, Kehutanan, dan Perkebunan,

dengan program :

Peningkatan Kesejahteraan Petani;

Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi

Pertanian/Perkebunan;

Peningkatan Penerapan Teknologi

Pertanian/Perkebunan;

Page 91: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 31

Pencegahan dan Penanggulangan

Penyakit Ternak;

Peningkatan Produksi Hasil Peternakan;

Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/

Perkebunan Lapangan;

Pemanfaatan Potensi Sumber Daya

Hutan;

Rehabilitasi Hutan dan Lahan;

Pembinaan dan penertiban industri

kehutanan;

Peningkatan Kesadaran dan Penegakan

Hukum dalam Pendayagunaan SD Laut;

Pengembangan Budidaya Perikanan;

Pengembangan Perikanan Tangkap;

Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran

Produksi Perikanan;

Peningkatan Keberdayaan Masyarakat

Pedesaan.

2. Peningkatan Ketahanan Pangan, yang

dijabarkan dengan program Peningkatan

Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan.

Strategi - 7 Pengembangan Kapasitas Dan Peran Sektor

UMKM Dan Koperasi Dalam Meningkatkan

Daya Serap Tenaga Kerja Dan Promosi

Investasi Di Daerah

Page 92: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 32

1. Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing

UMKM dan Koperasi maupun Masyarakat

melalui Fasilitasi Akses kepada Sumber Daya

Produktif, yang dijabarkan dengan program :

Pengembangan Kewirausahaan dan

Kompetitif Usaha Kecil Menengah;

Penciptaan Iklim Usaha Mikro Kecil

Menengah yang kondusif;

Pengembangan Sistem Pendukung Usaha

bagi Usaha Mikro Kecil Menengah;

Perlindungan Konsumen dan

Pengamanan Perdagangan;

Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam

Negeri;

Pembangunan industri kecil dan

menengah.

2. Peningkatan Promosi dan Pengembangan

Pariwisata dan Investasi di Daerah, yang

dijabarkan dengan program :

Peningkatan iklim investasi dan realisasi

investasi;

Pengembangan nilai budaya;

Pengembangan kemitraan.

3. Peningkatan Kompetensi SDM Tenaga Kerja

dan Perlindungan Tenaga Kerja, yang

Page 93: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 33

dijabarkan dengan program : Peningkatan

Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja.

Strategi - 8 Peningkatan Kualitas Tata Kelola

Pemerintahan Serta Penegakkan Hukum Dan

HAM

1. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia

(SDM) Aparatur dalam rangka Meningkatkan

Pelayanan Publik, dengan program :

Pelayanan Administrasi Perkantoran;

Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur;

Peningkatan Disiplin Aparatur;

Fasilitasi Pindah/Purna Tugas PNS;

Pendidikan Kedinasan;

Peningkatan Pengembangan Sistem

Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan;

Peningkatan Sumber Daya Aparatur;

Pembinaan dan Pengembangan Aparatur;

Peningkatan Kapasitas Lembaga

Perwakilan Rakyat Daerah;

Peningkatan Kerjasama Antar

Pemerintah;

Penataan Peraturan Perundang-

Undangan;

Penataan Daerah Otonomi Baru;

Page 94: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 34

Penataan Penguasaan, Pemilikan,

Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah;

Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan;

Penyelamatan dan Pelestarian Arsip;

Pengembangan Komunikasi, Informasi

dan Media Massa;

Kerjasama Informasi dan Media Massa;

Fasilitasi Peningkatan SDM Bidang

Komunikasi dan Informatika.

2. Peningkatan Pengelolaan Keuangan Daerah,

yang dijabarkan dengan program Peningkatan

Pengembangan Pengelolaan Keuangan

Daerah.

3. Peningkatan Fungsi Pengawasan

Pembangunan Daerah, yang dijabarkan

dengan program :

Peningkatan Sistem Pengawasan Internal

Pelaksanaan Kebijakan KDH;

Peningkatan Profesionalisme Tenaga

Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan;

Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan

Sistem dan Prosedur Pengawasan;

Optimalisasi Pemanfatan Teknologi

Informasi.

4. Penegakan hukum dan nilai-nilai demokrasi

dalam mewujudkan Keamanan dan Ketertiban

Page 95: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 35

Masyarakat (Kamtibmas), dengan program-

program :

Pemberdayaan Masyarakat untuk

Menjaga Ketertiban dan Keamanan;

Pengembangan Wawasan Kebangsaan;

Pencegahan Dini dan Penanggulangan

Korban Bencana Alam;

Peningkatan Pemberantasan Penyakit/

Gejolak Sosial Masyarakat;

Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan

Lingkungan.

Strategi - 9 Peningkatan Kualitas Kehidupan Beragama

Pengembangan Kualitas Kehidupan Beragama dan

Kerukunan Hidup Beragama, dengan program :

Fasilitasi dan Stimulasi Sarana dan Prasarana

Keagamaan.

Strategi-10 Pembinaan Prestasi Olah Raga Dan Pemuda

Peningkatan Prestasi Olahraga dan Pembinaan

Kepemudaan, yang dijabarkan dengan program :

Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga.

Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga.

Peningkatan Peranserta Kepemudaan.

Page 96: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 36

3.2 Kebijakan Tata Ruang

3.2.1 Arahan Rencana Struktur Ruang Kabupaten Mappi

A. Rencana Satuan Wilayah Pengembangan (SWP)

Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) merupakan

wilayah yang meliputi beberapa kota berikut wilayah

pengaruhnya yang disebabkan oleh perannya sebagai

simpul jasa distribusi, kota-kota tersebut saling terkait

dalam suatu susunan hirarkis.

Dalam rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kabupaten

Mappi Tahun 2010–2030, Rencana sub-sistem satuan

wilayah pengembangan (SWP) Kabupaten Mappi dibagi

dalam 5 (lima) SWP, yaitu:

(1) Wilayah Pengembangan Mappi Tengah; dengan

pusat pengembangan di Kepi yang melayani

wilayah Distrik Obaa dan Distrik Passue.

SWP Mappi Tengah berfungsi Kawasan Pusat

pemerintahan tingkat distrik, Pusat

pengembangan wilayah parsial, Pusat pelayanan

jasa dan perdagangan, Pusat orientasi pemasaran,

Pusat pelayanan sosial ekonomi, Sentra produksi

tanaman pangan kacang hijau, Sentra produksi

buah-buahan nanas, jeruk valencia, jeruk siam, dan

alpukat, Sentra produksi tanaman palawija sawi

dan terung, Sentra produksi perkebunan kopi,

Pusat pengembangan pendidikan, Daerah

Page 97: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 37

pengembangan permukiman dan Pusat pelayanan

transportasi.

(2) Wilayah Pengembangan Mappi Utara; dengan

pusat pengembangan di Senggo yang melayani

wilayah Distrik Citak Mitak dan Distrik Kaibar.

SWP Mappi Utara berfungsi sebagai Kawasan

Pusat pelayanan sosial, perdagangan dan jasa,

Sentra produksi buah-buahan durian dan

rambutan, Pusat orientasi pemasaran, Pusat

pelayanan transportasi, Pengembangan

permukiman, Pusat pemerintahan tingkat distrik,

Pengembangan pariwisata taman anggrek dan

rumah pohon, Cagar Budaya Suku Kuruway

Kombay.

(3) Wilayah Pengembangan Mappi Barat; dengan

pusat pengembangan di Eci yang melayani

wilayah Distrik Haju dan Distrik Assue.

SWP Mappi Barat berfungsi sebagai Kawasan

Pusat pemerintahan tingkat distrik, Sentra

produksi buah-buahan jambu biji dan jeruk siam

besar, Sentra produksi tanaman palawija

kangkung, Pengembangan permukiman, Pusat

perekonomian dan perdagangan, Pengembangan

pelayanan transportasi, Sentra produksi pertanian

tanaman pangan ubi kayu dan kacang tanah,

Page 98: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 38

Pengembangan pariwisata sejarah (Lordes di

Kampung Kerke).

(4) Wilayah Pengembangan Mappi Timur; dengan

pusat pengembangan di Bade yang melayani

wilayah Distrik Edera dan Distrik Venaha.

SWP Mappi Timur berfungsi sebagai Kawasan

Pusat pemerintahan tingkat distrik, Pusat

pengembangan wilayah parsial, Pusat orientasi

pemasaran, Pusat pelayanan sosial ekonomi,

Daerah pengembangan permukiman, Sentra

produksi pertanian tanaman pangan ubi jalar,

jagung, kacang tanah, dan kedelai, Sentra produksi

buah-buahan pepaya dan jeruk keprok, Sentra

produksi tanaman palawija kubis, cabe, tomat,

kacang panjang, bayam, dan ketimun, Sentra

produksi tanaman perkebunan kelapa, karet dan

kapuk randu, Pengembangan peternakan (sapi,

kambing, babi, itik, ayam buras), Pengembangan

perikanan, Pengembangan pusat pelayanan

transportasi, Pusat pengembangan agroindustri,

Pengembangan pariwisata (Pariwisata kepala arus

Sungai Digoel).

(5) Wilayah Pengembangan Mappi Selatan; dengan

pusat pengembangan di Kota Mur yang melayani

wilayah Distrik Nambioman Bapai dan Distrik

Minyamur.

Page 99: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 39

SWP Mappi Selatan berfungsi sebagai pusat

pelayanan sosial, pengembangan permukiman,

pengembangan pelayanan transportasi,

pengembangan perdagangan dan jasa, pusat

pemerintahan tingkat distrik, pusat pelayanan

sosial, perdagangan dan jasa, sentra produksi

pertanian tanaman pangan padi, sentra produksi

buah-buahan pisang, jambu air, jambu bol, dan

mangga, sentra produksi perkebunan jambu mete,

sentra produksi perikanan, pemeliharan

kawasan lindung, pengembangan perikanan,

pengembangan permukiman, pariwisata (pantai

wagin), industri pengolahan ikan dan

pengembangan pariwisata (kepala arus).

Kampung Aboge yang berada di Distrik Assue termasuk

dalam Wilayah Pengembangan Mappi Barat; dengan

pusat pengembangan di Eci yang melayani wilayah

Distrik Haju dan Distrik Assue. Fungsi Kawasan sebagai

Pusat pemerintahan tingkat distrik, Sentra produksi

buah-buahan jambu biji dan jeruk siam besar, Sentra

produksi tanaman palawija kangkung, Pengembangan

permukiman, Pusat perekonomian dan perdagangan,

Pengembangan pelayanan transportasi, Sentra produksi

pertanian tanaman pangan ubi kayu dan kacang tanah,

Pengembangan pariwisata sejarah (Lordes di Kampung

Kerke). Untuk lebih jelas mengenai pembagian SWP

dapat dilihat pada Gambar 3-2.

Page 100: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 40

GAMBAR 3-2 ; PETA PEMBAGIAN SWP KABUPATEN MAPPI

Page 101: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 41

B. Rencana Sistem Pusat Kegiatan

Sistem pusat kegiatan meliputi rencana perkotaan dan

fungsi-fungsi pusat permukiman. Arahan sistem

perkotaan sebagaimana dalam RTRW Kabupaten Mappi

Tahun 2010–2030 meliputi :

1. PKW (pusat kegiatan wilayah) Kawasan Perkotaan

Bade di Distrik Edera.

2. PKL (pusat kegiatan lokal) meliputi Kawasan

Perkotaan Keppi di Distrik Obaa dan Kawasan

Perkotaan Waemeaman di Distrik Nambioman

Bapai.

3. PKLp (pusat kegiatan lokal promosi) meliputi

Kawasan Perkotaan Eci di Distrik Assue serta

Kawasan Perkotaan Sumuraman di Distrik

Minyamur dan Kawasan Perkotaan Kotiak di Distrik

Passue.

4. PPK (pusat pelayanan kawasan) meliputi Kawasan

Perkotaan Kabe yang berada di Distrik Minyamur,

Kawasan Perkotaan Haju yang berada di Distrik

Haju, dan Kawasan Perkotaan Senggo yang berada

di Distrik Citak Mitak dan Distrik Kaibar.

Prinsip dasar pertimbangan dalam pengembangan

sistem pusat permukiman di Kabupaten Mappi meliputi :

a. Pengembangan sistem transportasi yang

mendukung struktur ruang pada sistem

perkotaan;

Page 102: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 42

b. Menjaga keberadaan kawasan lindung;

c. Pengintegrasian fungsi dan sistem perkotaan atau

pusat permukiman;

d. Antisipasi terhadap perkembangan kegiatan di

masa mendatang.

Sedangkan sistem kota yang dikembangkan dilakukan

berdasarkan pertimbangan :

a. Hirarki sistem kota;

b. Sebagai pusat pelayanan jasa dan produksi yang

didukung oleh tingkat ketersediaan prasarana dan

sarana lingkungan permukiman yang memadai

serta memberikan manfaat berupa peningkatan

pengembangan wilayah dan perkembangan lintas

sektor;

c. Kemampuan daya dukung lahan dari kawasan

perkotaan yang akan dikembangkan;

d. Sebaran penduduk perkotaan dan desa-desa yang

mempunyai sifat perkotaan;

e. Memiliki akses yang berorientasi pada skala

pelayanan regional dan lokal;

f. Arahan kebijakan yang telah ada.

Fungsi kawasan perkotaan untuk masing-masing pusat

permukiman adalah sebagai berikut:

1. PKW terdiri dari Kawasan Perkotaan Bade di

Distrik Edera.

Page 103: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 43

Kawasan Perkotaan Bade mempunyai fungsi

pelayanan meliputi : Pusat pemerintahan tingkat

distrik, pengembangan wilayah parsial, pusat

pengembangan wilayah parsial, pusat orientasi

pemasaran, pusat pelayanan sosial ekonomi,

daerah pengembangan permukiman, sentra

produksi pertanian tanaman pangan ubi jalar,

jagung, kacang tanah dan kedelai, sentra produksi

buah-buahan pepaya dan jeruk keprok, sentra

produksi tanaman palawija, kubis, cabe, tomat,

kacang panjang, bayam dan ketimun, sentra

produksi tanaman perkebunan kelapa, karet dan

kapuk randu.

2. PKL terdiri dari Kawasan Perkotaan Keppi dan

Kawasan Perkotaan Edera.

Kawasan Perkotaan Keppi dalam jangka

panjang memiliki fungsi pelayanan meluputi:

pusat pemerintahan tingkat distrik, pusat

pengembangan wilayah parsial, pusat

pelayanan jasa dan perdagangan, pusat

orientasi pemasaran, pusat pelayanan sosial

ekonomi, sentra produksi tanaman pangan

kacang hijau, sentra produksi buah-buahan

nanas, jeruk valencia, jeruk siram, sentra

produksi perkebunan kopi, pusat

pengembangan pendidikan, daerah

Page 104: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 44

pengembangan permukiman dan pusat

pelayanan transportasi.

Kawasan Perkotaan Waemeaman, Obaa dan

Edera sebagai PKL mempunyai fungsi

pelayanan meliputi : Pusat pemerintahan

tingkat kabupaten, Pusat pelayanan sosial,

Pengembangan permukiman, Pengembangan

pelayanan transportasi, Pengembangan

perdagangan dan jasa.

3. PKLp terdiri dari Kawasan Perkotaan Eci,

Kawasan Perkotaan Mur dan Kawasan Perkotaan

Kabe.

Kawasan Perkotaan Eci di Distrik Assue

berfungsi sebagai: Pusat pemerintahan

tingkat distrik, Sentra produksi buah-buahan

jambu biji dan jeruk siam besar, Sentra

produksi tanaman palawija kangkung,

Pengembangan permukiman, Pusat

perekonomian dan perdagangan, serta

Pengembangan pelayanan transportasi.

Kawasan Perkotaan Mur berfungsi sebagai:

Pusat pemerintahan tingkat distrik, pusat

pelayanan sosial, perdagangan dan jasa,

sentra produksi pertanian tanaman pangan

padi, Sentra produksi buah-buahan pisang,

jambu air, jambu bol dan mangga, sentra

produksi perkebunan jambu mete, sentra

Page 105: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 45

produksi perikanan, pengembangan

permukiman, pelayanan transportasi,

Pemeliharan kawasan lindung.

4. PPK terdiri dari Kawasan Perkotaan Kabe,

Kawasan Perkotaan Haju dan kawasan Perkotaan

Senggo (Ibukota Distrik Citak Mitak).

Kawasan Perkotaan Kabe berfungsi sebagai:

Pusat pemerintahan tingkat distrik,

Pengembangan perikanan, Pengembangan

permukiman, Pengembangan pelayanan

transportasi, pemeliharan kawasan lindung,

pariwisata (Pantai Wagin), Pengembangan

industri pengolahan ikan, Pengembangan

pariwisata (Kepala arus).

Kawasan Perkotaan Haju berfungsi sebagai:

pusat pelayanan sosial, perdagangan dan jasa,

sentra produksi buah-buahan durian dan

rambutan, pusat orientasi pemasaran, pusat

pelayanan transportasi dan pengembangan

pemukiman.

Kawasan Perkotaan Senggo berfungsi

sebagai: Pusat pelayanan sosial, perdagangan

dan jasa, sentra produksi buah-buahan

durian dan rambutan, pusat orientasi

pemasaran, pusat pelayanan transportasi dan

pengembangan permukiman.

Page 106: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 46

Dalam Dokumen RTRW Kabupaten Mappi Tahun 2010–

2030, pengembangan Kampung Aboge diarahkan untuk

mendukung Kawasan Perkotaan Eci di Distrik Assue

sebagai PKLp.

C. Arahan Pemanfaatan Ruang

Arahan pemanfaatan ruang sebagaimana yang tertuang

dalam RTRW Kabupaten Mappi Tahun 2010–2030,

terdiri dari hal-hal sebagai berikut :

I. Perwujudan Sistem Transportasi Wilayah

1. Transportasi Darat

(a) Konsep pembangunan jaringan jalan

internal

Konsep pembangunan jalan baru

yang menghubungkan antar

ibukota distrik di Kabupaten Mappi

sampai dengan akhir tahun

perencanaan 2028 yaitu jalan yang

menghubungkan Bade – Mur –

Sahapikya – Kepi – Kabe – Kotiak –

Waemeaman – Yagatsu – Eci –

Senggo – Amazu.

Konsep pembangunan jalan baru

yang menghubungkan kampong-

kampung ke pusat ibukota distrik.

Terutama di Kampung Nohon,

Wairu Dua, Atty, Ogorito, Sagis,

Page 107: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 47

Kumaban, Kiki, Jufo Kecil, Kaibu

dan Sogope.

(b) Program pembangunan jaringan jalan

internal

Pembangunan jaringan jalan baru

antara lain : Jalan Kepi – Mur –

Bade, jalan Waemeaman –

Sumuraman (rencana pelabuhan)

dan jalan Eci – Waemeaman.

(c) Program pembangunan jaringan jalan

eksternal

Pembangunan jalan baru

penghubung wilayah Selatan

Propinsi Papua (jalan lintas

selatan) yang menjadi jalur poros

Utara Selatan Kabupaten Mappi.

Menghubungkan Kabupaten

Merauke – Kabupaten Fak Fak

dengan jalur yang melewati

Kabupaten Mappi, yaitu melewati

Bade – Mur – Kepi –Waemeaman –

Yagatsu – Eci – Senggo.

Jalan jalur tengah (RTR Tanah

Papua) Kabupaten Mappi –

Kabupaten Jayapura – Kabupaten

Nabire merupakan jalur Utara

Kabupaten Mappi. Jalan tersebut

Page 108: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 48

melewati Kumaban, Tiau, Amazu,

dan Sagis.

Jalan pengumpan Kabupaten Mappi

– Kabupaten Bouven Digoel (RTR

Tanah Papua) merupakan jalur

poros Barat Timur Kabupaten

Mappi. Jalan ini melewati Kepi –

Kotiak.

(d) Program pemeliharaan jalan

Pemeliharaan jalan di seluruh ruas

jalan yang berfungsi arteri,

kolektor dan sekunder.

(e) Program peningkatan pelayanan

angkutan umum

Pengembangan trayek-trayek baru.

Peremajaan angkutan perdesaan.

Perencanaan kembali trayek-trayek

yang sudah tidak berjalan.

(f) Program pengembangan terminal

Pengembangan terminal tipe-C di

wilayah Distrik Edera, Obaa dan

Assue.

(g) Program pengembangan jalur angkutan

pedesaan.

Pengembangan jalur trayek baru

yaitu Kepi – Waemeaman, Bade –

Gimikia dan Eci - Waemeaman.

Page 109: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 49

2. Transportasi Air (Sungai/Laut)

(a) Program pembangunan dermaga sungai

Pembangunan dermaga/pelabuhan

baru yaitu di Sumuraman.

Pembangunan dermaga/pelabuhan

baru yaitu di sebelah Barat Pulau

Yar di Distrik Minyamur, yang

dilengkapi dengan kantor bea

cukai, kantor pengawasan teritorial

dan SPBU.

(b) Program perbaikan dermaga sungai

Perbaikan dermaga/pelabuhan di

Bade.

(c) Program pemeliharaan dermaga sungai

Pemeliharaan dermaga di seluruh

distrik yang berfungsi dermaga/

pelabuhan rakyat atau dermaga/

pelabuhan nusantara.

(d) Program pengembangan jaringan baru

transportasi air

Trayek 1, yaitu Kabupaten Mappi –

Kabupaten Boven Digoel (Kepi/

Sumuraman-Mur-Bade-Kabupaten

Boven Digoel), melalui Sungai

Obaa, Sungai Mappi, Kali Kawarga

dan Sungai Digoel.

Page 110: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 50

Trayek 2, yaitu Kabupaten Asmat-

Kabupaten Mappi – Kabupaten

Boven Digoel (Asmat-Sumuraman-

Kepi-Boven Digoel), melalui Laut

Arafura, Kali Kok II, Sungai Mappi,

Sungai Obaa, Kali Kawarga, dan

Sungai Digoel.

Trayek 3, Yaitu Kabupaten Mappi -

Kabupaten Merauke (Kepi-Mur-

Merauke), melalui Sungai Obaa,

Sungai Mappi, Kali Kawarga, Sungai

Digoel dan Laut Arafura.

Trayek 4, yaitu Kabupaten Mappi –

Kabupaten Merauke (Sumuraman-

Merauke), melalui Laut Arafura.

Trayek 5, yaitu Kabupaten Mappi –

Kabupaten Asmat (Kepi-Mur-

Sumuraman -Asmat), melalui

Sungai Obaa, Sungai Mappi, Kali

Kok II dan Laut Arafura.

(e) Pengembangan penyeberangan sungai

Menghubungkan Kabupaten Mappi

dengan Kabupaten Merauke yang

melintasi Sungai Digoel di

Banamepe.

(f) Pengembangan penyeberangan laut

perintis Tanah Papua

Page 111: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 51

Menghubungkan antara Kabupaten

Mappi dengan Kabupaten Asmat.

3. Transportasi Udara

(a) Studi pemilihan dan kelayakan bandara

baru Kabupaten Mappi.

(b) Penyelesaian pembangunan bandara

Mur di Nambioman Bapai.

(c) Rencana mengoperasian kembali

bandara Amazu di Kaibar.

(d) Rencana pelebaran bandara Kepi.

II. Perwujudan Sistem Jaringan Energi

Perwujudan program pengembangan sistem

jaringan energi yaitu :

1. Peningkatan pelayanan jam operasional

listrik.

2. Peningkatan luas daerah pelayanan di

Kabupaten Mappi.

3. Pengembangan sumber energi listrik baru,

misalnya dengan mengunakan Solar cell di

Distrik Kaibar, Citak Mitak, Assue, Haju,

Minyamur, Venaha dan Passue.

III. Perwujudan Sistem Jaringan Telekomunikasi

Perwujudan program pengembangan sistem

jaringan telekomunikasi yaitu :

1. Pembangunan sistem jaringan kabel primer

dan sekunder di Kabupaten Mappi.

Page 112: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 52

2. Peningkatan kualitas luas daerah pelayanan

TELKOM.

3. Pengembangan kemitraan dengan pihak

swasta atau masyarakat dalam memperluas

wilayah pelayanan jaringan telekomunikasi

melalui jaringan seluler.

IV. Perwujudan Sistem Sumber daya air

1. Peningkatan dan pengoperasian kembali

jaringan irigasi di Sungai Digoel dan Kali

Mappi.

2. Pembangunan dan pengembangan jaringan

drainase baru di kawasan perkotaan.

3. Pengelolaan sumber daya air dengan

bekerjasama dengan pemerintah daerah

terdekat di daerah perbatasan dengan

Kabupaten lain.

4. Pembangunan dan pengembangan

pengelolaan air bersih secara komunal

(PDAM) khususnya di pusat di Waememan

(Distrik Nambioman Bapai), Kepi (Distrik

Obaa), dan Bade (Distrik Edera).

5. Pengembangan air sumur pada daerah-

daerah yang belum terjangkau pelayanan

jaringan air bersih PDAM, yaitu distrik

Nambioman Bapai, Minyamur, Assue, Passue,

Venaha, Citak Mitak, dan Edera.

Page 113: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 53

6. Identifikasi, perlindungan dan penggunaan

secara optimal mata air terutama di daerah

yang belum terjangkau pelayanan jaringan air

bersih.

7. Pengembangan kemitraan dengan pihak

swasta atau masyarakat dalam mamperluas

wilayah pelayanan dan peningkatan kualitas

pelayanan air bersih di daerah-daerah yag

belum terlayani PDAM dan air bersih

perdesaan.

V. Perwujudan Sistem Prasarana Pengelolaan

Lingkungan

1. Program Pengembangan Sistem

Persampahan

(a) Pengembangan pengolahan sampah

dengan konsep reduce, reuse, recycle

di Kabupaten Mappi.

(b) Studi kelayakan penentuan lokasi TPA

di Kabupaten Mappi.

(c) Pengembangan cara pengumpulan dan

pengangkutan sampah terpilah.

2. Program Pengembangan Sistem Pengelolaan

Air Limbah Tinja

(a) Pembangunan jamban umum dan MCK

daerah perdesaan di Kabupaten Mappi.

Page 114: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 54

(b) Peningkatan kesadaran masyarakat

untuk membangun MCK pribadi dan

umum di Kabupaten Mappi.

(c) Studi dan pengembangan sistem

pengolahan limbah domestik secara off

site di Kabupaten Mappi.

VI. Perwujudan Sistem Prasarana Lainnya

1. Program Pengembangan Perumahan dan

Permukiman

(a) Pembangunan sarana dan prasarana

rumah sederhana sehat

(b) Penataan lingkungan permukiman

penduduk.

(c) Pembangunan sarana prasarana air

bersih pedesaan.

2. Program Pengembangan Fasilitas Pendidikan

(a) Penambahan sarana dan prasarana

pendidikan TK, SD, SLTP dan SLTA

yang berkualitas pada masa yang akan

datang untuk distrik-distrik yang

masih kekurangan fasilitas pendidikan.

(b) Peningkatan kualitas fasilitas

pendidikan.

(c) Rehabilitasi dan rekonstruksi fasilitas

pendidikan yang sudah rusak.

(d) Penyediaan tenaga pendidik

Page 115: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 55

(e) Peningkatan mutu pendidikan melalui

pendidikan kemampuan guru dan

tenaga pendidikan.

3. Program Pengembangan Fasilitas Kesehatan

(a) Penambahan fasilitas kesehatan untuk

masa masa mendatang terutama untuk

puskesmas.

(b) Penyediaan tenaga medis dokter untuk

tiap tiap puskesmas umum maupun

puskesmas terutama untuk wilayah

wilayah terpencil.

(c) Peningkatan kapasitas dan pelayanan

rumah sakit umum.

(d) Rehabilitasi dan rekonstruksi untuk

fasilitas kesehatan yang terbengkalai.

4. Program Pengembangan Fasilitas

Pemerintahan/ Pelayanan Umum

(a) Pembangunan semua kantor distrik

pemekaran disetiap distrik.

(b) Pembangunan fasilitas pemerintahan

pada distrik pemekaran, yaitu Distrik

Passue, Distrik Venaha, Distrik Kaibar

dan Distrik Minyamur.

(c) Perluasan maupun pemeliharaan

fasilitas fasilitas pemerintahan untuk

meningkatkan pelayanan.

Page 116: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 56

5. Program Pengembangan Perdagangan

(a) Peningkatan jam operasional pasar.

(b) Peningkatan sarana dan prasarana

pasar.

(c) Rehabilitasi dan rekonstruksi pasar.

6. Program pengembangan Fasilitas

Peribadatan

(a) Penambahan fasilitas peribadatan

seperti gereja khatolik dan gereja

Kristen, terutama untuk distrik yang

masih kekurangan fasilitas

peribadatan.

(b) Peningkatan kualitas sarana dan

prasarana peribadatan.

(c) Rehabilitasi fasilitas peribadatan.

3.2.2 Arahan Rencana Pola Ruang Kabupaten Mappi

Sedangkan arahan perwujudan rencana pola ruang meliputi

hal-hal sebagai berikut :

A. Perwujudan Kawasan Lindung

1. Kawasan Lindung (secara umum)

(a) Konservasi dan pengelolaan kawasan

lindung dalam rangka mempertahankan,

fungsi dan kualitas lindung di Kabupaten

Mappi.

(b) Mengarahkan secara bertahap kawasan-

kawasan yang sesuai untuk kawasan lindung

Page 117: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 57

dan secara kriteria lokasi dan standar teknis

memenuhi untuk ditetapkan sebagai

kawasan lindung pada kawasan hutan

produksi tetap, hutan produksi terbatas,

pertanian tanaman tahunan (perkebunan/

tanaman keras).

2. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan

bawahannya

(a) Pengawasan keberadaan vegetasi dan fauna

meliputi lahan seluas 113.522,521 Ha yang

tersebar di Kabupaten Mappi bagian

selatanmeliputi Distrik Nambioman Bapai dan

Distrik Minyamur.

(b) Pengaturan vegetasi dan pembutaan parit

resapan, sumur resapan di seluruh Distrik,

sebagai kawasan resapan air di Distrik

Nambioman Bapai dan Minyamur.

3. Kawasan Perlindungan Setempat

Kawasan perlindungan setempat di Kabupaten

Mappi, meliputi :

(a) Kawasan Sempadan Pantai, yaitu sepanjang

pantai di wilayah Distrik Nambioman Bapai,

Minyamur dan Edera dengan luas 2.541,07

ha.

(b) Kawasan Sempadan Sungai, yaitu sepanjang

sungai Bulaka, Digul Hilir, Eiladen Hilir,

Eiladen Hulu, Mappi, Odamun, dan

Page 118: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 58

Wildeman. Sempadan sungai terdapat di

semua distrik, dengan total luas sempadan

sungai 39.911,14 ha.

(c) Kawasan Sekitar Rawa, yaitu kawasan

tertentu, disekeliling danau/waduk/ rawa

yang mempunyai manfaat penting untuk

mempertahankan kelestarian fungsi danau/

waduk/rawa dengan luas 54.385,28 Ha.

(d) Kawasan Sekitar Mata Air, yaitu terletak di

wilayah Kabupaten yang memiliki mata air,

diantaranya Mata Air Bagayo yang terletak

diarah Timur Kota Waemeaman, dan Air

Rawa Tokhom yang juga merupakan

tampungan sebagian aliran dari mata air

Bagayo.

4. Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya

Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya di

Kabupaten Mappi, meliputi :

(a) Kawasan Pantai Berhutan Bakau, yaitu

terdapat di wilayah Distrik Edera, Venaha,

Minyamur dan Nambioman Bapai. Dengan

total luas lahan 44.900,57 Ha. Hutan bakau

paling luas terdapat di Distrik Minyamur dan

Nambioman Bapai.

(b) Kawasan Wisata Alam, yaitu berada pada

hutan wisata seperti hutan anggrek di Distrik

Kaibar.

Page 119: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 59

(c) Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu

Pengetahuan, terdiri dari seni budaya serta

bangunan dan benda peninggalan sejarah

(artefak) sebagaimana disajikan dalam

Tabel 3-1.

TABEL 3-1

KAWASAN SUAKA CAGAR BUDAYA YANG

DILINDUNGI DI KABUPATEN MAPPI

NO POTENSI OBJEK LOKASI

1 Seni Budaya Suku Anak Dalam

Tarian Adat Pakaian Adat Ukiran

Semua Distrik Semua Distrik Setiap

Kampung Setiap

Kampung 2 Bangunan

dan Benda

peninggalan

sejarah

(artefak)

Tempat keramat suku Awyu, Yaghai,Wiyagar, Kuruway Citak.

Rumah Adat

Semua Distrik Setiap Distrik

Sumber : RTRW Kab. Mappi 2010-2030

5. Kawasan pelestarian alam

Pengembangan dan pemeliharaan kawasan pantai

berhutan bakau di Nambioman Bapai dan

Minyamur, Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu

Pengetahuan di seluruh Distrik.

6. Kawasan rawan bencana

(a) Pengendalian kawasan rawan bencana banjir

pasang surut di Distrik Minyamur,

Nambioman Bapai dan Edera.

Page 120: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 60

(b) Pengawasan kawasan rawan bencana

gerakan tanah/tanah longsor di semua

distrik. Potensi rawan gerakan tanah terdapat

di Distrik Obaa, Edera dan Citak Mitak.

B. Perwujudan Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan

dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar

kondisi potensi sumber daya alam, sumber daya manusia

dan sumber daya buatan.

1. Kawasan Hutan

(a) Pengembangan budidaya hutan produksi

tetap dan pengembangan hutan tumpang

sari untuk ekonomi masyarakat.

Hutan Produksi Tetap, yaitu terdapat

hampir di semua distrik dengan total

luas lahan 661.786,96 ha.

Hutan Produksi Terbatas, yaitu

terdapat di Distrik Minyamur dengan

luas lahan 9.553,64 ha.

Hutan produksi yang dapat dikonversi,

yaitu terdapat di semua distrik, kecuali

di Distrik Obaa dan Distrik Passue

dengan luas lahan 148.028,87 ha.

(b) Pengembangan budidaya perkebunan/

buah-buahan dengan partisipasi

masyarakat, dan pengembangan unit usaha

Page 121: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 61

pengolahan hasil pertanian pada hutan

produksi terbatas.

Kawasan Peruntukan Perkebunan

terdapat di semua distrik, dengan luas

lahan 1.163.392,02 ha.

2. Kawasan Pertanian

(a) Intensifikasi pertanian, perbaikan dan

pembangunan irigasi dan pencegahan

konversi lahan tersebar di Distrik Edera dan

Nambioman Bapai.

(b) Peningkatan intensifikasi pertanian,

pengembangan komoditas bernilai

ekonomis, penganekaragaman budidaya

tanaman tahunan, peningkatan

produktivitas lahan dengan multi kultur,

pengembangan budidaya di kawasan lahan

kritis.

(c) Kawasan Peruntukan Pertanian tersebar

pada distrik-distrik yang mendapatkan

sistem pengairan yang baik, meliputi

seluruh distrik dengan luas lahan

392.771,45 ha.

(d) Pengembangan budidaya perkebunan/

buah-buahan dengan partisipasi masyarakat

di Distrik Obaa, Edera, Assue, Nambioman

Bapai dan Citak Mitak.

Page 122: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 62

(e) Pemantapan lahan budidaya perikanan

tanpa perubahan alih fungsi lahan dari lahan

yang sudah ada di Distrik Edera,

Nambioman Bapai dan Minyamur.

Kawasan Peruntukan Perikanan di

Kabupaten Mappi, yaitu paling banyak

terdapat di Distrik Nambioman Bapai.

Kawasan perikanan di Kabupaten

Mappi tersebar di semua distrik,

kecuali di Haju tidak terdapat

peruntukan kawasan perikanan. Luas

kawasan perikanan adalah 27.412,67

ha.

(f) Pengembangan kawasan peternakan di

Distrik Citak Mitak dan Obaa.

Kawasan Peruntukan Peternakan di

Kabupaten Mappi, yaitu terdiri dari

ternak Sapi, Kambing, Babi, Itik, Ayam

Buras dan Ayam Kampung dengan luas

lahan 12.304,58 Ha, usaha perternakan

ini tergolong usaha kecil dan terdapat

di hampir semua distrik kecuali Distrik

Haju dan Kaibar. Untuk pengembangan

peternakan dikembangkan di lahan

padang rumput savana, mengingat di

wilayah ini banyak terdapat padang

Page 123: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 63

savana untuk pakan ternak berupa

rumput.

3. Kawasan Peruntukan Pemukiman

Kawasan Peruntukan Pemukiman di Kabupaten

Mappi, terdiri dari :

Permukiman Kota, yang diarahkan pada

kampung pusat pertumbuhan, dimana

kampung ini merupakan kampung yang

menjadi simpul jasa dan simpul distribusi

dari kampung-kampung sekitarnya.

Inventarisasi pembangunan yang dilakukan

di kampung pusat pertumbuhan diharapkan

dapat menjadi pemicu dan pemacu

pertumbuhan ekonomi wilayah sekitarnya.

Kampung pusat pertumbuhan di Kabupaten

Mappi salah satunya terdapat di Distrik Assue

yaitu Khanami.

Permukiman Desa, yaitu berada pada hampir

seluruh wilayah Kabupaten Mappi dengan

luas 13.370,8 ha. Kawasan ini diarahkan

dapat menunjang kegiatan pertanian modern

untuk menunjang kegiatan ekonomi dengan

sumber daya setempat untuk memanfaatkan

lokasi yang dekat dengan kawasan kota.

Page 124: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

3 - 64

4. Kawasan Peruntukan Pariwisata

Pengembangan wisata di Kabupaten Mappi yaitu

Wisata Taman Angggrek yang ada di Distrik Kaibar

atau tepatnya terdapat di Kampung Fomu dengan

luas wilayah 4.113,77 ha dan pengembangan Wisata

Pantai Wagin, terletak di Kampung Wagin (Distrik

Nambioman Bapai) dengan luas wilayah kurang

lebih 886,48 Ha. Wisata kepala arus, dengan loksi

pusat objek wisata di Mappi Pos. Wisata sejarah

bangunan penjara pemerintahan Belanda di Masin

Distrik Obaa.

5. Kawasan Peruntukan Lainnya

Kawasan Peruntukan Lainnya, terdiri dari :

Kawasan Industri Pengolahan Ikan, akan

dikembangkan di Wagin, Distrik Minyamur

dengan luas lahan 30,54 ha. Industri

pengolahan ikan tersebut untuk menunjang

adanya potensi perikanan yang cukup besar

di Wagin.

Kawasan Agroindustri, dikembangkan di

Distrik Edera dengan luas lahan 290,37 ha.

Agroindustri dikembangkan dalam rangka

menunjang pertanian di Bade yang diarahkan

untuk pengembangan pertanian sawah irigasi

teknis sebagai lumbung padi Kabupaten

Mappi.

Page 125: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

4 - 1

BAB - 4 KONDISI UMUM WILAYAH PERENCANAAN

4.1. Letak dan Batas Administrasi

Secara geografis Kabupaten Mappi terletak pada posisi 5°10’0”

- 7°30’0” Lintang Selatan dan 138°30’0” - 140°10’0” Bujur

Timur, dengan luas wilayah sekitar 28.518,63 km² atau

2.851.632,84 ha.

Secara administratif kewilayahan, Kabupaten Mappi

mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Asmat

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Merauke

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Boven

Digoel

Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Arafura

Kabupaten Mappi merupakan salah satu kabupaten hasil

pemekaran dari Kabupaten Merauke, yang ditetapkan dengan

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2002, dengan ibukota

Kabupaten berada di Kota Kepi Distrik Obaa.

Pada awal pembentukannya Kabupaten Mappi meliputi 6

(enam) Distrik, yaitu Distrik Haju, Nambioman Bapai, Edera,

Assue, Citak Mitak dan Obaa. Kemudian pada tahun 2007

(diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Mappi Nomor 7

Tahun 2006) dilakukan pemekaran wilayah distrik menjadi 10

Page 126: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

4 - 2

(sepuluh) distrik. Sejalan dengan perkembangan era tata

pemerintahan, maka pada tahun 2009 ditetapkan Peraturan

Daerah Nomor 3 Tahun 2009 yang mengukuhkan terbentuknya

5 (lima) distrik baru yang merupakan hasil pemekaran dari 3

(tiga) distrik lama dengan membawahi 136 Kampung dan 1

Kelurahan. Dengan demikian dari tahun 2010 di Kabupaten

Mappi telah terbentuk sejumlah 15 (lima belas) distrik dengan

rincian dapat dilihat pada Tabel 4-1 dan Gambar 4-1

TABEL 4-1

PEMBAGIAN WILAYAH ADMINISTRASI KABUPATEN MAPPI

NO. DISTRIK IBUKOTA

LUAS WILAYAH JUMLAH

KAMPUNG/

KELURAHAN (km2)

%

1 Obaa Kepi 2.307 8,09 17 Kampung

2 Nambioman Bapai Mur 4.704 16,49 14 Kampung

3 Edera Bade 1.654 5,79 6 Kmp + 1

Kelurahan

4 Venaha Sahapikya 2.951 10,35 7 Kampung

5 Minyamur Kabe 2.054 7,20 10 Kampung

6 Passue Kotiak 2.075 7,27 10 Kampung

7 Haju Yagatzu 1.432 5,02 18 Kampung

8 Assue Eci 3.265 11,45 15 Kampung

9 Citak Mitak Senggo 1.456 5,10 7 Kampung

10 Kaibar Amazu 1.570 5,51 6 Kampung

11 Syachame Asset 1.055 3,69 6 Kampung

12 Bamgi Yeloba 750 2,63 5 Kampung

13 Yakomi Yame 787 2,76 5 Kampung

14 Passue Bawah Wonggi 1.229 4,31 6 Kampung

15 Ti-Zain Kumaban 1.229 4,31 5 Kampung

JUMLAH 28.518 100 137

Sumber: Data Kabupaten Mappi Dalam Angka tahun 2012

Page 127: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

4 - 3

GAMBAR 4-1 ; PETA ADMINISTRASI WILAYAH KABUPATEN MAPPI

Page 128: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

4 - 4

4.2. Kondisi Fisik Lingkungan

4.2.1 Iklim dan Curah Hujan

Kondisi iklim di seluruh wilayah Kabupaten Mappi tergolong

iklim tropis, dengan perbedaan kondisi yang cukup signifikan

antara musim kemarau dengan musim hujan. Musim hujan

umumnya terjadi antara bulan Desember sampai dengan April,

dengan curah hujan berkisar antara 1.500 mm - 2.014 mm per-

bulan. Musim kemarau relatif lebih pendek dari musim hujan,

dan umumnya terjadi antara bulan Mei sampai dengan

November, sehingga sangat dipengaruhi oleh kondisi monsoon

tenggara yang terbawa oleh udara kering Australia.

Sebagaimana umumnya kawasan hujan tropis, pada musim

kemarau rata-rata curah hujan mencapai > 60mm per-bulan.

Secara umum, rata-rata curah hujan di Kabupaten Mappi

mencapai rata-rata 2.522 mm/tahun, dengan suhu minimum

tercatat antara 24°C - 27°C dan maksimum antara 32°C - 34°C,

dan tingkat kelembaban udara antara 78% - 81%.

4.2.2 Topografi

Profil topografis wilayah Kabupaten Mappi hanya menunjukkan

satu level kelas ketinggian yaitu antara 0 m – 100 m dari

permukaan laut (mdpl). Oleh karena sebagian besar merupakan

daerah dataran rendah. Kondisi fisik geografis Kabupaten

Mappi sebagian besar terdiri dari dataran rendah dan berawa-

rawa-rawa permanen yang ditutupi oleh hutan sagu dan nipah

dengan tingkat kemiringan 0% - 8,0% yang mencakup sekitar

70% luas wilayah-serta hamparan savana yang luas.

Page 129: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

4 - 5

Dataran tinggi berbukit dan berbatu dapat ditemukan di arah

Utara wilayah Kabupaten Mappi atau daerah pedalaman

wilayah bukit berbatu yang ditutupi hutan hujan tropis dengan

tingkat kemiringan 5% - 12% yang mencakup sekitar 30% luas

wilayah.

4.2.3 Geologi dan Kebencanaan

Karakteristik geologi di lokasi perencanaan tidak terlepas dari

tatanan geologi umum regional Papua. Struktur geologi secara

umum di Papua tersusun oleh interaksi lempeng benua dan

samudera, sehingga dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) mandala

geologi, yaitu benua (continent) di sebelah selatan, samudera

(oceanic) di sebelah utara dan transisi di bagian tengah. Setiap

mandala geologi memiliki karakteristik masing-masing

menurut stratigrafi, proses magmatik dan sejarah tektoniknya.

Kabupaten Mappi berada dalam Mandala benua (continent)

yang struktur geologinya terdiri dari endapan batuan

gamping atau dolomit yang membentang sampai ke benua

Australia.

Geologi di wilayah ini terbentuk dari lempeng Australia yang

periode pembentukannya dikenal dengan Orogenesa Melanesia.

Orogenesa ini mengakibatkan pola struktur kraton Australia

yang mantap.

Kondisi geologi di Kabupaten Pegunungan Mappi merupakan

priode endapan sedimentasi dengan masa yang panjang pada

tepi Utara Kraton Australia yang pasif yang berawal pada

Zaman Karbon sampai Tersier Akhir. Lingkungan pengendapan

Page 130: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

4 - 6

berfluktuasi dari lingkungan air tawar, laut dangkal sampai laut

dalam dan mengendapkan batuan klatik kuarsa, termasuk

lapisan batuan merah karbonan, dan berbagai batuan karbonat

yang ditutupi oleh Kelompok Batu gamping New Guinea yang

berumur Miosen. Sebagian besar wilayah berupa endapan

sungai muda; endapan klastika lepas terdiri dari pasir, lumpur

dan kerikil, merupakan dataran banjir. Rona kelabu muda

menengah; twekstur umumnya sangat halus; pola aliran

berkelok dengan bentuk tapal kuda, setempat terlihat undak

sungai dan jejak alur yang hamper sejajar sungai serta

kelurusan tumbuhan penutup cukup tebal. Selain itu pada

beberapa wilayah terbentuk alluvium fan (kipas alluvium)

terutama bahan rombakan gunung api telah tersayat.

Berdasarkan data RTRW Kabupaten Mappi Tahun 2010-2030,

ada potensi kejadian alam di Kabupaten Mappi yang bersifat

destruktif yaitu : gempa, banjir (pasang surut), petir dan kepala

arus. Untuk bencana gempa, Kabupaten Mappi mempunyai 3

(tiga) skala gempa yaitu skala MMI IV – MMI V, skala MMI V –

MMI VI, dan skala MMI VI- VII. Untuk seluruh distrik yang

berada di Kabupaten Mappi, berada pada skala gempa MMI IV –

MMI V. Skala gempa MMI V – MMI VI terletak di Distrik Assue,

Distrik Citak Mitak, Distrik Kaibar, Distrik Obaa, Distrik Passue,

dan Distrik Venaha. Sedangkan untuk skala gempa VI – VII

hanya terdapat di Distrik Kaibar. Sebagai gambaran, kondisi

skala MMI IV berarti gempa terasa didalam rumah, saat ada

truk berat lewat atau terasa seperti ada truk barang berat

menabrak rumah, barang-barang yang tergantung bergoyang,

Page 131: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

4 - 7

jendela pintu berderik, gelas gemerincing, dinding dan rangka

rumah berbunyi. Kondisi skala MMI V berarti gempa dirasakan

di luar rumah, orang tidur terbangun, cairan tumpah bergerak-

gerak dan tumpah sedikit, barang perkakas rumah yang kecil

dan tidak stabil bergerak jatuh. Pintu-pintu terbuka tertutup,

pigura-pigura dinding bergerak, lonceng bandul

berhenti/mati/tidak cocok. Kondisi skala MMI VI berarti gempa

terasa oleh semua orang, banyak orang lari keluar karena

terkejut, orang berjalan kaki terganggu, jendela berderit,

gerabah, barang-barang dari rak berjatuhan, pohon-pohon

bergoyang. Dan skala MMI VII berarti gampa dapat dirasakan

oleh sopir yang sedang mengemudikan mobil, orang yang

sedang berjalan kaki sulit berjalan dengan baik.

Untuk banjir yang disebabkan pasang surut air laut hanya

terjadi pada daerah yang dekat dengan pantai. Wilayah

Kabupaten Mappi sebagian besar di dominasi dataran, sehingga

pada saat musim hujan akan rawan terjadi petir. Sedangkan

fenomena kepala arus disebabkan oleh pertemuan arus pada

percabangan maupun muara sungai pada saat air surut, dan

dan umumnya terjadi pada bulan purnama. Sungai atau kali

yang terlewati kepala arus yaitu Sungai Digul, Kali Mappi, Kali

Kok, dan Kali Kawarga. Gerakan tanah menengah hampir

terdapat di semua distrik kecuali Distrik Minyamur, dengan

luas wilayah potensi gerakan tanah terbesar adalah terdapat di

Distrik Venaha dan Distrik Citak Mitak. Artinya potensi gerakan

tanah menengah adalah daerah tersebut mempunyai potensi

menengah untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat

Page 132: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

4 - 8

terjadi gerakan tanah jika curah hujan diatas normal, terutama

pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir,

tebing jalan, atau jika lereng mengalami gangguan. Sedangkan

potensi gerakan tanah rendah terdapat di semua distrik,

dengan potensi gerakan tanah terbesar berada di Distrik Assue

dan Distrik Nambioman Bapai.

4.2.4 Tanah

Jenis tanah Kabupaten Mappi mayoritas berupa alluvial,

hidromorf kelabu, kompleks-lithosol-renzina, padsolik, dan

gambut dengan tekstur yang umumnya terdiri dari pasir

(sand), debu (silt) dan tanah liat (clay). Struktur tanah

sedemikian memberikan harapan untuk peningkatan pertanian

dan perkebunan. Struktur tanah yang dimaksud adalah alluvial

terdapat di Distrik Nambioman Bapai dan Edera, pozzolith

merah kuning terdapat di Distrik Edera, Obaa dan Citak mitak,

organosol terdapat di Distrik Nambioman Bapai, Obaa, Citak

Mitak dan hidromorf kelabu terdapat di Distrik Nambioman

Bapai, Edera dan Citak Mitak.

4.2.5 Hidrologi

Kondisi wilayah Kabupaten Mappi yang sebagian besar

merupakan dataran rendah sehingga wilayah ini menjadi

daerah aliran sungai-sungai yang berhulu dari pegunungan di

Bagian Tengah Papua. Aliran sungai-sungai tersebut biasa

digunakan sebagai sarana transportasi atau penghubung antar

distrik. Adapun sungai-sungai di Kabupaten Mappi dapat dilihat

pada Tabel 4-2.

Page 133: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

4 - 9

TABEL 4-2

SUNGAI-SUNGAI DI KABUPATEN MAPPI

NO SUNGAI PANJANG (km) LEBAR (m) KEDALAMAN (m)

1 Digul 180 300-900 6-28

2 Edera 170 80-120 4-15

3 Mappi 145 50-200 9-18

4 Ia 95 40-70 4-12

5 Obaa 165 25-65 7-20

6 Bapai 107 60-700 6-22

7 Widelman 130 70-400 7-30

8 Dearam 115 40-120 4-25

9 Yuliana 145 50-300 5-22

10 Assue 160 40-200 5-20

Sumber: Data Kabupaten Mappi Dalam Angka tahun 2012

Selain sungai-sungai tersebut, terdapat sungai-sungai lain yang

lebih kecil yaitu : Sungai Freskap, Purmi, Surung dan Sungai

Sawa.

Daerah aliran Sungai Yuliana, Sungai Mappi dan Sungai Digul

merupakan bagian dari wilayah sungai (WS) Einlanden-Digul-

Bikuma yang mengalir dari Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten

Pegunungan Bintang, Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Mappi,

Kabupaten Asmat, Kabupaten Merauke dan Kabupaten Nduga.

4.2.6 Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Mappi dapat dikelompokkan

kedalam 4 (empat) kelompok besar, yaitu penggunaan lahan

untuk kehutanan, perairan dan rawa, pertanian dan non

pertanian. Dari empat kelompok penggunaan lahan untuk

kehutanan terdiri dari : hutan primer, hutan sekunder, hutan

mangrove dan hutan rawa, untuk penggunaan lahan perairan

dan rawa terdiri dari : perairan sungai, belukar rawa dan rawa,

Page 134: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

4 - 10

untuk penggunaan lahan pertanian terdiri dari perkebunan dan

pertanian campuran, sedangkan non pertanian terdiri dari :

savana, semak belukar, tanah terbuka, permukiman, jalan dan

bandar udara.

Berdasarkan arahan RTRW Kabupaten Mappi Tahun 2010-

2030 pola pemanfaatan ruang terbagi menjadi 2 (dua) bagian

yaitu kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan

lindung meliputi hutan lindung, sedangkan kawasan budidaya

meliputi hutan produksi, hutan produksi terbatas, hutan

produksi yang dapat di konvesi, permukiman, perkebunan,

pertanian, rawa, savana dan tanah terbuka.

Dari luas wilayah Kabupaten Mappi 28.518 km2 ha atau

2.851.632 Ha, penggunaan lahan terbesar adalah untuk

kawasan kehutanan dengan total sebesar 74,30% atau sekitar

2.118.750 ha yang tersebar di seluruh Distrik. Penggunaan

lahan untuk belukar Rawa sebesar 5,33 %, Rawa 2,10 %,

savana 1,82 %, Semak Belukar 2,52 % dan tanah terbuka

6,57 %.

Sedangkan untuk penggunaan lahan terbangun yang terdiri

dari kawasan permukiman, jalan dan bandara sebesar 0,51%

atau sekitar 14.569 ha. Penggunaan lahan untuk pertanian

campuran dan perkebunan di seluruh wilayah relative kecil

yaitu masing-masing 1,16 % dan 0,005 %.

Untuk lebih jelas mengenai prosentasi luas penggunaan lahan

di Kabupaten Mappi dapat dilihat pada Tabel 4-3 dan Tabel 4-4.

Page 135: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

4 - 11

TABEL 4-3 LUAS PENGGUNAAN LAHAN DI KABUPATEN MAPPI TAHUN 2007 (Ha)

NO PEMANFAATAN

LAHAN

LUAS PENGGUNAAN LAHAN PER-DISTRIK (Ha) LUAS TOTAL KABUPATEN

MAPPI NAMBIO-

MANBAPAI EDERA OBAA HAJU ASSUE

CITAK MATIK

KAIBAR PASSUE MINYA-

MUR VENAHA

1 Hutan primer 47.107,48 94.728,14 82.882,86 14.013,08 61.036,62 132.256,99 38.071,56 168.390,59 0,01 239.740,69 878.227,92

2 Hutan Sekunder 10.256,69 93.865,68 8.415,14 - 1.079,92 - - 3.585,03 449,51 37.637,9 155.289,87

3 Hutan

Mangrove

58.732,9 4.173,55 - - - - - - 33.733,13 606,85 97.246,43

4 Hutan Rawa 125.523,56 48.143,11 49.244,03 97.705,33 214.233,53 76.406,28 219.631,62 16.165,95 90.894,3 50.037,88 987.985,59

5 Belukar Rawa 47.035,51 18.718,79 8.860,92 2.857,26 29.184,83 15.454,3 9.087,34 1.715,19 8.685,01 10.098,62 152.030,15

6 Perkebunan - - - - - - - - - 141,39 141,39

7 Pertanian

Campuran

633,35 17.052,84 7.786,19 980.36 750,09 - 799,71 903,27 - 4.237,78 33.143,59

8 Rawa 1.502,29 2.564,77 15.561,14 11.614,93 1.575,29 17.184,86 4.502,35 2.062,69 1.096,2 2.191,01 59.885,53

9 Savana 32.692,62 2.525,34 4.023,57 1.543,36 409,91 3.531,76 - 523,23 5.709,3 870,47 51.829,56

10 Semak Belukar 11.805,82 12.308,85 20559,35 1.031,33 4.717,08 501,99 - 612,18 4.966,9 15.470,21 71.973,71

11 Tanah Terbuka 53.382,44 27.225,69 27.656,17 11.978,6 10,353,3 20.945,56 3.673,23 11.985,93 12.320,56 7.907,82 187.429,3

12 Permukiman 1.330,59 5.812,73 2.985,77 453,59 967,63 762,51 386,86 219,23 192,01 818,42 13.929,34

13 Jalan 340,17 - 168,47 21,07 - - - - - - 529,71

14 Bandar Udara 10,97 69,43 11,65 - - - - - - 18,23 110,28

15 Perairan 79.945,39 18.667,27 2.985,77 625,03 2.160,21 1.486,08 3.706,31 1.366,41 47.388,58 4.152,72 162.044,76

Sumber : RTRW Kabupaten Mappi Tahun 2010-2030

Page 136: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

4 - 12

TABEL 4-4 PROPORSI PENGGUNAAN LAHAN DI KABUPATEN MAPPI TAHUN 2007 (%)

NO PEMANFAATAN

LAHAN

PROPORSI PENGGUNAAN LAHAN PER-DISTRIK (%) TOTAL KABUPATEN

MAPPI NAMBIO-

MANBAPAI EDERA OBAA HAJU ASSUE

CITAK MATIK

KAIBAR PASSUE MINYA-

MUR VENAHA

1 Hutan primer 5,36 10,79 9,44 1,60 6,95 15,06 4,34 19,17 - 27,30 30,80

2 Hutan Sekunder 6,60 60,45 5,42 - 0,70 - - 2,31 0,29 24,24 5,45

3 Hutan Mangrove 60,40 4,29 - - - - - - 34,69 0,62 3,41

4 Hutan Rawa 12,70 4,87 4,98 9,89 21,68 7,73 22,23 1,64 9,20 5,06 34,64

5 Belukar Rawa 30,94 12,31 5,83 2,10 19,20 10,17 5,98 1,13 5,71 6,64 5,33

6 Perkebunan - - - - - - - - - 100 0,005

7 Pertanian

Campuran

1,91 51,45 23,49 2,96 2,26 - 2,41 2,73 - 12,79 1,16

8 Rawa 2,51 4,28 26 19,40 2,63 28,71 7,52 3,45 1,83 3,66 2,10

9 Savana 63,08 4,87 7,76 2,98 0,79 6,81 - 1,01 11,02 1,68 1,82

10 Semak Belukar 16,40 17,10 28,57 1,43 6,55 0,70 - 0,85 6,90 21,49 2,52

11 Tanah Terbuka 28,48 14,53 14,76 6,39 5,52 11,18 1,96 6,39 6,57 4,22 6,57

12 Permukiman 9,55 41,73 21,44 3,26 6,95 5,47 2,78 1,57 1,38 5,88 0,49

13 Jalan 64,22 - 31,80 3,98 - - - - - - 0,02

14 Bandar Udara 9,95 62,96 10,56 - - - - - - 16,53 0,004

15 Perairan 49,34 11,52 1,57 0,39 1,33 0,92 2,29 0,84 29,24 2,56 5,68

Sumber : RTRW Kabupaten Mappi Tahun 2010-2030

Page 137: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

4 - 13

4.2.7 Kehutanan

Luas areal kehutanan di Kabupaten Mappi mencapai 2.118.750

ha atau sekitar 74,30% yang tersebar di seluruh Distrik, dengan

potensi sumber daya kehutanan yang sangat kaya akan hasil

hutan dan hasil hutan ikutan, berupa : gaharu/kemendangan,

kulit gambir, kulit masohi, kemiri, kayu putih, kayu lawang,

sagu, rotan, jambu, berbagai jenis satwa, anggrek dan buah

merah.

Berdasarkan fungsi kawasan kehutanan, maka di Kabupaten

Mappi terdapat Kawasan hutan lindung dan hutan produksi

yang terdiri dari hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas

dan hutan produksi yang dapat dikonversi.

Adapun rincian luas kawasan kehutanan berdasarkan

fungsinya di Kabupaten Mappi adalah sebagai berikut :

1. Hutan Lindung berfungsi sebagai kawasan lindung.

Hutan lindung di Kabupaten Mappi terletak di Distrik

Minyamur dan Distrik Nambioman Bapai, yang terpusat

pada muara Sungai Digoel, muara Kali Kok, dan muara

Kali Yuliana, dengan luas seluruhnya 114.541,1 Ha.

Distrik Minyamur memiliki hutan lindung paling luas

yaitu 66.062,61 Ha, sedangkan Distrik Nambioman Bapai

sekitar 48.478,49 Ha.

Page 138: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

4 - 14

2. Hutan Produksi dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu :

Hutan produksi tetap, terletak di semua distrik di

Kabupaten Mappi dengan luasan terbesar di

Distrik Nambai dengan luas 249.024,82 Ha dan

terkecil di Distrik Minyamur dengan luas

15.760,18 Ha. Total luasan hutan produksi ini

sekitar 1.601.322,78 Ha.

Hutan produksi terbatas, hanya terdapat di Distrik

Minyamur saja dengan luas sebesar 15.772,69 Ha.

Hutan produksi yang dapat dikonversi, terdapat di

seluruh distrik di Kabupaten Mappi dengan luas

total 948.828,3 Ha. Hutan konversi terluas berada

di Distrik Venaha sebesar 255.602,72 Ha, dan yang

terkecil di Distrik Passue dengan luas 9.783,96 Ha.

Untuk lebih jelas mengenai luas kawasan kehutanan

berdasarkan fungsinya di Kabupaten Mappi pada tahun 2007

dapat dilihat pada Tabel 4-5.

Page 139: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

4 - 15

TABEL 4-5

LUAS KAWASAN HUTAN DI KABUPATEN MAPPI BERDASARKAN FUNGSINYA PADA TAHUN 2007

NO DISTRIK AREAL

PENGGUAAN LAIN

HUTAN LINDUNG

HUTAN PRODUKSI

YANG DAPAT DIKONVERSI

HUTAN PRODUKSI TERBATAS

HUTAN PRODUKSI

TETAP

JUMLAH

Ha %

1 Assue - - 127.050,96 - 197.167,97 324.218,93 12,06

2 Citak Mitak - - 33.127,01 - 233.635,9 266.762,91 9,92

3 Edera 3.000,99 - 221.064,34 - 103.119,55 327.184,88 12,17

4 Haju - - 64.349,76 - 78.169,48 142.519,24 5,30

5 Kaibar 1.720,5 - 20.483,34 - 25.394,84 276.152,68 10,27

6 Minyamur - 66.062,61 60.447,09 15.772,69 15.760,18 158.042,57 5,88

7 Nambioman Bapai 3.885,5 48.478,49 88.836,49 - 249.024,82 390.225,3 14,51

8 Obaa - - 68.082,63 - 160.062,56 228.145,19 8,48

9 Passue - - 9.783,96 - 196.379,29 206.163,25 7,67

10 Venaha - - 255.602,72 - 114.054,19 369.656,91 13,75

JUMLAH 8.606,99 114,541,10 948.828,30 15.772,69 1.601.322,78 2.689.071,86 100

Sumber : RTRW Kabupaten Mappi Tahun 2010-2030

Page 140: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

4 - 16

4.3. Sosial Kependudukan

4.3.1 Jumlah dan Pertumbuhan

Aspek kependudukan merupakan aspek utama dalam

perencanaan dan penyusunan program pembangunan.

Penduduk merupakan subjek yang harus dibina dan

dikembangkan sehingga mampu menjadi penggerak

pembangunan dan sebagai objek dimana hasil pembangunan

harus dapat dinikmati oleh penduduk.

Berdasarkan data Kabupaten Mappi Dalam Angka tahun 2012,

jumlah penduduk Kabupaten Mappi pada tahun 2011 sebesar

85.129 jiwa. Jumlah tersebut mengalami pertambahan sebesar

9.576 jiwa dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dimana pada

tahun 2007 berjumlah 75.553 jiwa. Laju pertumbuhan

penduduk Kabupaten Mappi pada periode tahun 2007-2011

rata-rata 3,04 % pertahun. Laju pertumbuhan tertinggi terjadi

pada tahun 2010-2011 sebesar 4,59 % dan tahun 2007-2008

sebesar 4,26 %.

Pertumbuhan penduduk pada tahun 2010-2011 hampir merata

di seluruh distrik yaitu antara 4,57 % sampai 4,60 %.

Pertumbuhan penduduk tertinggi terdapat di Distrik Passue

Bawah sebesar 4,60 % dan terendah di Distrik Venaha, Bamgi,

Yakomi dan Ti-Zan, masing-masing sebesar 4,57 %. Sementara

di Distrik Assue yang menjadi lokasi perencanaan memiliki

pertumbuhan 4,59%. Untuk lebih jelas mengenai laju

pertumbuhan penduduk periode tahun 2007-2011 dapat

dilihat pada Tabel 4-6.

Page 141: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

4 - 17

TABEL 4-6

PERTUMBUHAN JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN MAPPI

PERIODE TAHUN 2007-2011

TAHUN PENDUDUK (JIWA) PERTUMBUHAN

(%) LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH TOTAL

2007 38.592 36.961 75.553 4,26

2008 40.823 37.951 78.774 1,89

2009 41.925 38.338 80.263 1,41

2010 42.618 38.777 81.395 4,59

2011 44.261 40.868 85.129 -

RATA-RATA 3,04

Sumber : Data Kabupaten Mappi Dalam Angka tahun 2012

Jumlah dan pertumbuhan penduduk di seluruh Distrik pada

tahun 2010-2011 dapat dilihat pada Tabel 4-7.

TABEL 4-7

JUMLAH DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN MAPPI

TAHUN 2010-2011

NO. DISTRIK PENDUDUK (JIWA) PERTUMBUHAN (%)

TAHUN 2010-2011 2010 2011

1 Obaa 19.454 20.346 4,59

2 Nambioman Bapai 7.904 8.267 4,59

3 Edera 7.128 7.455 4,59

4 Venaha 2.164 2.263 4,57

5 Minyamur 4.310 4.508 4,59

6 Passue 5.100 5.334 4,59

7 Haju 8.774 9.177 4,59

8 Assue 8.887 9.295 4,59

9 Citak Mitak 4.930 5.156 4,58

10 Kaibar 1.680 1.757 4,58

11 Syachame 2.857 2.988 4,58

12 Bamgi 2.206 2.307 4,57

13 Yakomi 1.685 1.762 4,57

14 Passue Bawah 2.281 2.386 4,60

15 Ti-Zain 2.035 2.128 4,57

JUMLAH 81.395 85.129 4,59

Sumber: Data Kabupaten Mappi Dalam Angka tahun 2012

Page 142: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

4 - 18

4.3.2 Distribusi dan Kepadatan Penduduk

Meskipun pertumbuhan penduduk hampir merata di suluruh

Distrik tapi distribusi penduduk tidak merata, pada beberapa

distrik menunjukkan tingkat kepadatan yang tinggi sementara

di beberapa distrik sangat rendah. Untuk lebih jelas mengenai

distribusi dan kepadatan penduduk pada tahun 2011 dapat

dilihat pada Tabel 4-8.

TABEL 4-8

DISTRIBUSI DAN KEPADATAN PENDUDUK KABUPATEN MAPPI

TAHUN 2011

NO. DISTRIK

LUAS

WILAYAH

(km2)

JUMLAH PENDUDUK KEPADATAN

PENDUDUK

(Jiwa/km2) Jiwa %

1 Obaa 2.307 20.346 23,90 8,82

2 Nambioman Bapai 4.704 8.267 9,71 1,76

3 Edera 1.654 7.455 8,76 4,51

4 Venaha 2.951 2.263 2,67 0,77

5 Minyamur 2.054 4.508 5,29 2,19

6 Passue 2.075 5.334 6,27 2,57

7 Haju 1.432 9.177 10,78 6,41

8 Assue 3.265 9.295 10,91 2,85

9 Citak Mitak 1.456 5.156 6,06 3,54

10 Kaibar 1.570 1.757 2,06 1,12

11 Syachame 1.055 2.988 3,51 2,83

12 Bamgi 750 2.307 2,71 2,08

13 Yakomi 787 1.762 2,07 2,24

14 Passue Bawah 1.229 2.386 2,80 1,94

15 Ti-Zain 1.229 2.128 2,50 1,73

JUMLAH 28.518 85.129 100 2,98

Sumber: Data Kabupaten Mappi Dalam Angka tahun 2012

Page 143: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

4 - 19

Distribusi penduduk terbesar berada di Distrik Obaa yang

merupakan Ibukota Kabupaten Mappi sebesar 20.346 jiwa atau

23,90% dan terendah di Distrik Kaibar 1.757 jiwa atau 2,06%,

sementara di Distrik Assue sebesar 9.295 jiwa atau

10,91 %.

Tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Mappi rata-rata

2,98 jiwa/km2, kepadatan tertinggi berada di Distrik Obaa dan

Distrik Haju masing-masing sebesar 8,82 jiwa/km2 dan 6,41

jiwa/km2, sementara kepadatan terendah berada di Distrik

Venaha dan Kaibar yaitu masing-masing sebesar 0,77 jiwa/km2

dan 1,12 jiwa/km2. Di Distrik Assue sendiri memiliki tingkat

kepadatan penduduk 2,85 jiwa/km2.

4.3.3 Struktur Kependudukan

a. Jenis Kelamin

Jumlah penduduk Kabupaten Mappi pada tahun 2011

yang sebesar 85.129 jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki

sebanyak 44.261 jiwa dan perempuan sebanyak 40.868

jiwa. Ini berarti jumlah penduduk laki-laki lebih banyak

dibandingkan perempuan dengan rasio jenis kelamin

108,30. Untuk lebih jelas mengenai jumlah penduduk

laki-laki dan perempuan serta ratio jenis kelamin dapat

dilihat pada Tabel 4-9.

Di Distrik Assue yang menjadi keberadaan lokasi

perencanaan Kampun Aboge memiliki penduduk laki-laki

sebanyak jiwa 5.040 dan perempuan 4.252 jiwa dengan

rasio jenis kelamin 118,53.

Page 144: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

4 - 20

TABEL 4-9

JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN JENIS KELAMIN TAHUN 2011

Sumber : Data Kabupaten Mappi Dalam Angka tahun 2012

b. Kelompok Umur dan Ratio Ketergantungan

Pembagian kelompok umur terdiri dari 16 (enam belas)

kelompok, dengan proporsi penduduk usia muda (di

bawah 15 tahun) masih sekitar 42,33 % dan proporsi

penduduk usia produktif (15–64 Tahun) tercatat 56,94

%, sedangkan proporsi penduduk usia lanjut (64 tahun

ke atas) tercatat 0,73 %. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Tabel 4-10.

NO DISTRIK

PENDUDUK (JIWA) RATIO JENIS

KELAMIN LAKI-LAKI PEREM-

PUAN

JUMLAH TOTAL

1 Obaa 10.907 9.435 20.342 115,60

2 Nambioman Bapai 4.085 4.185 8.270 97,61

3 Edera 3.858 3.597 7.455 107,26

4 Venaha 1.143 1.120 2.263 102,05

5 Minyamur 2.307 2.201 4.508 104,82

6 Passue 2.645 2.691 5.336 98,29

7 Haju 4.727 4.450 9.177 106,22

8 Assue 5.040 4.252 9.292 118,53

9 Citak Mitak 2.734 2.421 5.155 112,93

10 Kaibar 920 837 1.757 109,92

11 Syachame 1.551 1.437 2.988 107,93

12 Bamgi 1.149 1.159 2.308 99,14

13 Yakomi 915 847 1.762 108,03

14 Passue Bawah 1.184 1.203 2.387 98,42

15 Ti-Zain 1.096 1.033 2.129 106,10

JUMLAH 44.261 40.868 85129 108,30

Page 145: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

4 - 21

TABEL 4-10

JUMLAH PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR TAHUN 2011

NO KELOMPOK

UMUR (Tahun)

JUMLAH PENDUDUK JUMLAH (Jiwa)

PROSENTASI (%) LAKI-LAKI PEREMPUAN

1 0 - 4 6.976 6.663 13.639 16,02

2 5 - 9 6.139 5.946 12.085 14,20

3 10 - 14 5.516 4.798 10.314 12,12

4 15 - 19 4.484 3.928 8.412 9,88

5 20 - 24 3.864 3.993 7.857 9,23

6 25 - 29 4.036 4.127 8.163 9,59

7 30 - 34 3.583 3.218 6.801 7,99

8 35 - 39 2.799 2.447 5.246 6,16

9 40 - 44 2.287 1.881 4.168 4,90

10 45 - 49 1.787 1.483 3.270 3,84

11 50 - 54 1.244 1.085 2.329 2,74

12 55 - 59 723 618 1.341 1,58

13 60 - 64 501 385 886 1,04

14 65 - 69 215 184 399 0,47

15 70 - 74 66 66 132 0,16

16 > 75 41 46 87 0,10

JUMLAH 44.261 40.868 85.129 100

Sumber : Data Kabupaten Mappi Dalam Angka tahun 2012

Dari data tersebut terlihat bahwa proporsi umur

penduduk didominasi oleh usia produktif, dengan

penduduk usia muda yang relatif besar dan menjadi

potensi sumber daya manusia untuk pembangunan.

Penduduk usia produktif yang besar ini diharapkan akan

membantu kelancaran roda perekonomian dan

pembangunan Kabupaten Mappi di masa mendatang.

Jumlah penduduk usia produktif (15-64) sebesar 48.473

jiwa sedangkan penduduk usia non produktif yaitu

penduduk usia < 15 tahun dan > 64 tahun sebesar 36.656

Page 146: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

4 - 22

jiwa, sehingga angka beban tanggungan penduduk usia

produktif terhadap penduduk usia tidak produktif

(Dependency Ratio) di Kabupaten Mappi pada tahun 2011

sebesar 75,62 %, sehingga setiap 100 orang usia

produktif menanggung beban 75 orang penduduk non

produktif.

c. Rumah Tangga

Informasi tentang jumlah rumah tangga dan komposisi

rumah tangga sangat diperlukan dalam perencanaan

maupun implementasi kebijakan pemenuhan pelayanan

dasar seperti perumahan, pendidikan, kesehatan dan

lain-lain. Istilah rumah tangga dan keluarga sendiri

sering dicampur adukkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pengertian rumah tangga lebih mengacu pada sisi

ekonomi, sedangkan keluarga lebih mengacu pada

hubungan kekerabatan, fungsi sosial dan lain sebagainya.

Jumlah rumah tangga di Kabupaten Mappi pada tahun

2011 sebanyak 18.506 keluarga, dengan rata-rata

anggota keluarga berjumlah 4,60 jiwa/rumah tangga.

Jumlah rumah tangga terbanyak berada di Distrik Obaa

sebanyak 4.485 rumah tangga dengan rata-rata anggota

keluarga berjumlah 4,54 jiwa dan terkecil berada di

Distrik Yakomi sebanyak 256 rumah tangga dengan rata-

rata anggota keluarga berjumlah 6,88 jiwa. sedangkan di

Distrik Assue terdapat 2.182 rumah tangga dengan rata-

rata anggota keluarga berjumlah 4,26 jiwa.

Page 147: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

4 - 23

Untuk lebih jelas mengenai jumlah dan rata-rata anggota

rumah tangga di Kabupaten Mappi pada tahun 2011

dapat dilihat pada Tabel 4-11.

TABEL 4-11

JUMLAH DAN RATA-RATA ANGGOTA RUMAH TANGGA

KABUPATEN MAPPI TAHUN 2011

NO. DISTRIK

JUMLAH

PENDUDUK

(JIWA)

JUMLAH

RUMAH

TANGGA

RATA-RATA

ANGGOTA RUMAH

TANGGA (Jiwa)

1 Obaa 19.454 4.485 4,54

2 Nambioman Bapai 7.904 1.728 0,48

3 Edera 7.128 1.598 4,66

4 Venaha 2.164 454 4,98

5 Minyamur 4.310 978 4,61

6 Passue 5.100 1.187 4,49

7 Haju 8.774 1.987 4,61

8 Assue 8.887 2.182 4,26

9 Citak Mitak 4.930 1.241 4,15

10 Kaibar 1.680 371 4,73

11 Syachame 2.857 526 5,68

12 Bamgi 2.206 492 4,69

13 Yakomi 1.685 256 6,88

14 Passue Bawah 2.281 462 5,17

15 Ti-Zain 2.035 459 4,64

JUMLAH 81.395 18.506 4,60

Sumber: Data Kabupaten Mappi Dalam Angka tahun 2012

4.4. Fasilitas Sosial

4.4.1 Pendidikan

Salah satu sarana dasar sosial yang perlu diperhatikan dalam

rencana pembangunan adalah fasilitas pendidikan. Jumlah

fasilitas pendidikan di Kabupaten Mappi pada tahun 2011

tersedia dari tingkat dasar hingga menengah. Fasilitas sarana

Page 148: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

4 - 24

pendidikan dasar dan menengah tersebar di seluruh wilayah

dengan jumlah masing-masing untuk Taman Kanak-kanak (TK)

sebanyak 7 unit, sekolah dasar (SD) sebanyak 143 unit, SLTP

sebanyak 12 unit dan SLTA/sederajat sebanyak 4 unit dan SMK

1 unit. Di Distrik Assue sendiri terdapat 1 unit TK, 14 Sekolah

dasar, 1 unit SLTP dan 1 unit SLTA. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Tabel 4-12.

TABEL 4-12 JUMLAH SARANA PENDIDIKAN TAHUN 2011

NO DISTRIK JENIS SARANA PENDIDIKAN

TK SD SLTP SLTA SMK

1 Obaa 2 24 3 1 1

2 Nambioman Bapai 1 13 1 - -

3 Edera 2 21 2 1 -

4 Venaha - 13 2 - -

5 Minyamur - 11 - - -

6 Passue - 9 1 - -

7 Haju - 13 1 - -

8 Assue 1 14 1 1 -

9 Citak Mitak 1 13 1 1 -

10 Kaibar - 12 - - -

11 Syachame - - - - -

12 Bamgi - - - - -

13 Yakomi - - - - -

14 Passue Bawah - - - - -

15 Ti-Zain - - - - -

TOTAL 7 143 12 4 1

Sumber : Data Kabupaten Mappi Dalam Angka tahun 2012

4.4.2 Kesehatan

Pembangunan dibidang kesehatan bertujuan untuk

menciptakan manusia yang sehat, mandiri, cerdas dan

produktif serta terwujudnya kesejahteraan lahir dan batin.

Page 149: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

4 - 25

Upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah, melalui

pemerataan fasilitas dan peningkatan pelayanan kesehatan

secara merata, mudah dan murah serta dapat menjangkau

masyarakat luas.

Jenis sarana kesehatan di Kabupaten Mappi terdiri dari rumah

sakit dan puskesmas serta puskesmas pembantu. Jumlah rumah

sakit sebanyak 1 (satu) unit, puskesmas perawatan 7 unit,

puskesmas non perawatan 11 unit dan puskesmas pembantu

64 unit. Di Distrik Asseu sendiri terdapat 1 unit puskesmas

perawatan, 1 unit puskesmas non perawatan dan 8 unit

puskesmas pembantu. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada

Tabel 4-13.

TABEL 4-13 JUMLAH SARANA KESEHATAN TAHUN 2011

NO DISTRIK

JENIS SARANA KESEHATAN

RUMAH SAKIT

PUSKESMAS PUSKESMAS PEMBANTU

PERA-WATAN

NON PERAWATAN

1 Obaa 1 1 1 12

2 Nambioman Bapai - 1 2 8

3 Edera - 1 1 10

4 Venaha - - 1 5

5 Minyamur - - 1 4

6 Passue - 1 1 5

7 Haju - 1 1 4

8 Assue - 1 1 8

9 Citak Mitak - 1 1 5

10 Kaibar - - 1 3

11 Syachame - - - -

12 Bamgi - - - -

13 Yakomi - - - -

14 Passue Bawah - - - -

15 Ti-Zain - - - -

TOTAL 1 7 11 64

Sumber: Data Kabupaten Mappi Dalam Angka tahun 2012

Page 150: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

4 - 26

4.4.3 Peribadatan

Fasilitas peribadatan yang terdapat di Kabupaten Mappi terdiri

dari masjid dan langgar, gereja katolik, gereja protestan, dan

pure. Secara umum ketersediaan fasilitas peribadatan di

Kabupaten Mappi didominasi oleh fasilitas peribadatan agama

katholik. Penyebaran fasilitas peribadatan tercatat sebanyak

11 unit masjid, 2 unit langgar dan musholla, 126 unit geraja

katolik. Di Distrik Assue sendiri terdapat 4 unit mesjid, 2 unit

musholla dan 19 unit gereja khatolik. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada Tabel 4-14.

TABEL 4-14 JUMLAH SARANA PERIBADATAN TAHUN 2011

NO DISTRIK JENIS SARANA PENDIDIKAN

MESJID LANGGAR/ MUSOLLA

GEREJA KATHOLIK

GEREJA PROTESTAN

PURE

1 Obaa 3 - 20 - -

2 Nambioman Bapai 1 - 12 - -

3 Edera 1 - 18 - -

4 Venaha - - 12 - -

5 Minyamur - - 10 - -

6 Passue - - 10 - -

7 Haju 1 - 10 - -

8 Assue 4 2 19 - -

9 Citak Mitak 1 - 15 - -

10 Kaibar - - - - -

11 Syachame - - - - -

12 Bamgi - - - - -

13 Yakomi - - - - -

14 Passue Bawah - - - - -

15 Ti-Zain - - - - -

TOTAL 11 2 126 - -

Sumber : Data Kabupaten Mappi Dalam Angka tahun 2012

Page 151: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

4 - 27

4.5. Prasarana Jalan Dan Transportasi

4.5.1 Jaringan Jalan

Jalan merupakan prasarana transportasi yang berperan penting

dalam aspek perekonomian, sosial budaya, lingkungan hidup,

politik, pertahanan dan keamanan, yang akan dipergunakan

untuk kemakmuran masyarakat. Jalan berfungsi sebagai

prasarana distribusi barang dan jasa yang merupakan urat nadi

kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.

Panjang jalan di wilayah Kabupaten Mappi pada tahun 2011

mencapai 767,962 km, yang keseluruhannya merupakan Jalan

Kabupaten.

Berdasarkan jenis permukaannya, jalan dibedakan atas jalan

aspal, kerikil, tanah dan jenis lainnya. Jalan aspal pada tahun

2011 memiliki panjang 130,89 km atau sekitar 17,04 % dan

jalan tanah panjangnya 637,07 km (82,96 %). Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4-15.

TABEL 4-15 PANJANG JALAN MENURUT JENIS PERMUKAAN

DI KABUPATEN MAPPI TAHUN 2011

NO JENIS PERMUKAAN

JALAN

PANJANG (Km) PROSENTASE TAHUN 2011

(%) 2010 2011

1 Aspal 98,68 130,89 17,04

2 Kerikil - -

3 Tanah 622,17 637,07 82,96

4 Lainnya - -

TOTAL PANJANG 720,85 767,96 100

Sumber : Data Kabupaten Mappi Dalam Angka tahun 2012

Page 152: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

4 - 28

Berdasarkan kondisi lapisan permukaannya, jalan dibedakan

atas kondisi baik, sedang, rusak dan rusak berat. Berdasarkan

data Kabupaten Mappi dalam Angka, kondisi lapisan

permukaan jalan di Kabupaten Mappi pada tahun 2011 terdiri

dari : 130,89 km dalam kondisi baik atau sekitar 17,04 %,

kondisi jalan sedang sepanjang 40,33 km atau 5,25 %, kondisi

rusak sepanjang 19,95 km atau 2,60 % dan 576,79 km atau

75,11 % dalam kondisi rusak berat. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Tabel 4-16.

Dengan melihat kondisi jalan tersebut dapat diketahui bahwa

kualitas jalan di sebagian besar wilayah Kabupaten Mappi perlu

ditingkatkan, terutama dalam kaitannya dengan penyusunan

rencana tata bangunan dan lingkungan.

TABEL 4-16 PANJANG JALAN MENURUT KONDISI JALAN

DI KABUPATEN MAPPI TAHUN 2011

NO KONDISI JALAN PANJANG (Km) PROSENTASE

TAHUN 2011 (%)

2010 2011

1 Baik 93,68 130,89 17,04

2 Sedang 33,33 40,33 5,25

3 Rusak 7,65 19,95 2,60

4 Rusak Berat 586,19 576,79 75,11

TOTAL PANJANG 720,85 767,96 100

Sumber : Data Kabupaten Mappi Dalam Angka tahun 2012

4.5.2 Transportasi Laut dan Sungai

Sistem transportasi air di Kabupaten Mappi terdiri dari

transportasi laut dan sungai yang keduanya tak terlepas satu

sama lain. Pelabuhan dan dermaga di Kabupaten Mappi berada

di dalam jalur sungai dan berakses langsung ke Laut Arafura.

Page 153: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

4 - 29

Prasarana transportasi air yang ada digolongkan atas Dermaga

Nusantara dan Dermaga Rakyat, yang saling terkoneksi

menghubungkan masing-masing wilayah.

1. Dermaga nusantara berada di Dermaga Sumuraman

Distrik Minyamur, Dermaga Bade di Distrik Edera,

Dermaga Kepi di Distrik Obaa, Dermaga Eci di Distrik

Assue, dan Dermaga Amanim di Distrik Citak Mitak.

2. Dermaga rakyat berada di Dermaga Mur Distrik

Dambioman Bapai, Dermaga Sahapikya di Distrik

Venaha, Dermaga Yagasu di Distrik Haju, Dermaga Kotiak

di Distrik Passue dan Dermaga Basma di Distrik Kaibar.

Di lokasi perencanaan Kawasan Senggo telah ada Dermaga

Amanim yang berperan menghubungkan kawasan dengan

distrik lain di Kabupaten Mappi.

4.5.3 Transportasi Udara

Kabupaten Mappi memiliki kondisi aksesibilitas yang relatif

sulit dengan wilayah lain di Papua. Hingga saat ini seluruh

pelayanan pengangkutan ke wilayah ini hanya dilakukan

dengan transportasi udara. Terdapat 3 (tiga) bandar udara di

wilayah ini yaitu bandara Kepi diIbukota Kabupaten, Bandara

senggo dan Bandara Bade.

Kondisi lapangan terbang yang ada pada umumnya hanya

dapat didarati pesawat kecil jenis cessna, pilatus, twin otter

dan cassa, kecuali lapangan terbang Kepi sudah dapat didarati

pesawat jenis ATR-42 dan Dash-7, itupun sangat tergantung

pada perubahan cuaca yang seringkali berkabut.

Page 154: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

4 - 30

Jumlah penumpang dan kedatangan pesawat di Kabupaten

Mappi pada tahun 2011 dapat dilihat pada Table 4-17.

TABEL 4-17 JUMLAH KEDATANGAN DAN KEBERANGKATAN PENUMPANG DAN

PESAWAT DI KABUPATEN MAPPI TAHUN 2011

NO BANDARA

BANYAKNYA PENUMPANG YANG DATANG DAN

BERANGKAT (ORANG)

BANYAKNYA PESAWAT YANG DATANG DAN

BERANGKAT (Penerbangan)

DATANG BERANGKAT DATANG BERANGKAT

1 Kepi 8.232 10.197 807 854

2 Sengo 171 243 27 39

3 Bade 1.277 1.251 165 126

JUMLAH 9.680 10.441 999 1.019

Sumber : Data Kabupaten Mappi Dalam Angka tahun 2012

4.6. Jaringan Utilitas

4.6.1 Air Bersih

Salah satu kebutuhan pokok hidup sehari-hari yang tidak dapat

terpisahkan adalah Air bersih. Pelayanan air bersih di

Kabupaten Mappi yang terkelola sampai saat ini belum ada,

sehingga pemenuhan kebutuhan air bersih masih

mengandalkan air hujan dan air tanah.

4.6.2 Listrik

Listrik merupakan kebutuhan mutlak bagi aktivitas keseharian

masyarakat, terutama untuk kebutuhan rumah tangga, sektor

usaha dan industri. Pelayanan kebutuhan listrik di Kabupaten

Mappi belum merata, layanan listrik baru menjangkau wilayah

Kepi dan Bade yang dikelola oleh PT. PLN, dengan jumlah

konsumen sebanyak 1.136 sambungan dan kapasitas terpasang

Page 155: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

4 - 31

1.378,75 kVA serta jumlah mesin yang ada sebanyak 9 unit.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4-18.

TABEL 4-18 WILAYAH PELAYANAN DAN DAYA TERPASANG LISTRIK DI

KABUPATEN MAPPI TAHUN 2011

NO WILAYAH PLN KONSUMEN KVA

TERPASANG

JUMLAH

MESIN

BEBAN

PUNCAK

1 Lises Kepi 377 612 4 308

2 Lisdes Bade 580 594,35 3 215

3 Sub. Ranting Bade 179 172,40 2 34

JUMLAH 1.136 1.378,75 9 557

Sumber : Data Kabupaten Mappi Dalam Angka tahun 2012

Distribusi penjualan listrik pada tahun 2011 meliputi :

sambungan untuk sosial sebanyak 3,64 %, rumah tangga

sebanyak 52,65%, Bisnis 22,72%, dan industri 20,98 %. Untuk

lebih jelas mengenai distribusi pelayanan dan jumlah satuan

sambungan listrik di Kabupaten Mappi dapat dilihat pada

Tabel 4-19.

TABEL 4-19 DISTRIBUSI PENJUALAN LISTRIK MENURUT JENIS PELANGGAN

DI KABUPATEN MAPPI, 2011

NO JENIS PELANGGAN PENJUALAN

LISTRIK

(KWH)

(%)

RATA-RATA

TARIF PER

KWH

(RP/KWH)

1 Sosial (S2 & S3) 1.602.480 3,64 632

2 Rumah Tangga (S1 & R) 23.190.785 52,65 785

3 Bisnis (B) 10.008.505 22,72 855

4 Industri (I) 9.241.395 20,98 842

5 Kantor Pemerintah (P1 & P2) 0 0 0

6 Penerangan Jalan Umum (PJU) 0 0 0

7 Multiguna (M) 0 0 0

JUMLAH 44.043.165 100

Sumber : Data Kabupaten Mappi Dalam Angka tahun 2012

Page 156: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

4 - 32

4.6.3 Pos dan Telekomunikasi

Sejalan dengan perkembangan wilayah Mappi yang terus

meningkat, manfaat pelayanan jasa pos dan telekomunikasi

semakin besar dirasakan oleh masyarakat, baik untuk

keperluan usaha ataupun keperluan rumah tangga.

Pelayanan pos di Kabupaten Mappi dilayani oleh beberapa

kantor pos yang melayani jasa surat menyurat, penjualan

benda-benda pos, pengiriman dana dan barang, dan lain-lain.

Pelayanan kantor pos di Kabupaten Mappi pada tahun 2011

terdiri dari kantor pos pembantu 2 buah di Distrik Obaa dan

Distrik Edera.

Pelayanan pos rumah sebanyak 3 buah di Distrik Nambioman

Bapai, Distrik Assue dan Distrik citak Mitak. Selain itu terdapat

Pos Desa di 3 distrik yaitu di Distrik Nambioman Bapai, Distrik

Assue dan Distrik Citak Mitak. Untuk lebih jelas mengenai

jumlah fasilitas pelayanan kantor pos di Kabupaten Mappi pada

tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 4-20.

Untuk pelayanan telekomunikasi di Kabupaten Mappi baru

menjangkau beberapa distrik. Jaringan telekomunikasi yang

ada berupa jaringan sambungan induk otomat dan sambungan

induk visat dari TELKOM dan Provider selluler.

Untuk layanan sambungan induk otomat melayani wilayah

Edera dengan 228 satuan sambungan. Pelayanan jasa

Telekomunikasi ini belum merata ke setiap wilayah, mengingat

masih terbatasnya jaringan telekomunikasi yang ada. Untuk

Page 157: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

4 - 33

sambungan induk visat melayani wilayah Senggo, Kepi dan

Assue masing-masing 3 (tiga) satuan sambungan.

TABEL 4-20 JUMLAH FASILITAS PELAYANAN KANTOR POS DI KABUPATEN MAPPI

PADA TAHUN 2011

NO DISTRIK KANTOR

POS POS

PEMBANTU KANTOR POS

DESA POS

RUMAH POS

DESA

1 Obaa - 1 - - - 2 Nambioman Bapai - - - 1 1 3 Edera - 1 - - - 4 Venaha - - - - - 5 Minyamur - - - - - 6 Passue - - - - - 7 Haju - - - - - 8 Assue - - - 1 1 9 Citak Mitak - - - 1 1

10 Kaibar - - - - - 11 Syachame - - - - - 12 Bamgi - - - - - 13 Yakomi - - - - - 14 Passue Bawah - - - - - 15 Ti-Zain - - - - -

JUMLAH - 2 - 3 3

Sumber : Data Kabupaten Mappi Dalam Angka tahun 2012

Untuk lebih jelas mengenai pelayanan jaringan telekomunikasi

di Kabupaten Mappi pada tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel

4-21.

TABEL 4-21 BANYAKNYA SAMBUNGAN TELEKOMUNIKASI MENURUT JENIS DAN

LOKASI DI KABUPATEN MAPPI TAHUN 2011

NO LOKASI JENIS SAMBUNGAN BANYAKNYA

SAMBUNGAN

1 Edera Sambungan Induk Otomat 228

2 Senggo Sambungan Induk Visat 3

3 Kepi Sambungan Induk Visat 3

4 Assue Sambungan Induk Visat 3

Sumber : Data Kabupaten Mappi Dalam Angka tahun 2012

Page 158: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

4 - 34

Sementara saluran provider selluler yang ada baru ada 1 (satu)

buah dari Telkomsel yang melayani area sekitar Ibukota

Kabupaten.

4.7. Perekonomian Wilayah

4.7.1 Struktur Perkonomian

Struktur ekonomi dinyatakan dalam persentase menunjukkan

besarnya peranan nilai tambah masing-masing sektor ekonomi

dalam menciptakan PDRB. Dengan kata lain bahwa struktur

ekonomi menggambarkan ketergantungan daerah terhadap

kemampuan produksi masing-masing sektor ekonomi.

Struktur ekonomi di Kabupaten Mappi sampai saat ini

didominasi oleh sektor pertanian, jasa-jasa dan bangunan.

Pertumbuhan kontribusi sektor pertanian pada periode tahun

2006-2011 menunjukkan penurunan, dimana pada tahun 2006

menjadi sektor dominan dengan kontribusi 47,30% tapi pada

tahun 2011 turun menjadi 31,90%. Sementara kontribusi

sektor bangunan dan jasa-jas mengalami peningkatan dimana

pada tahun 2006 masing-masing mencapai 17,71% dan

22,52 % dan pada tahun 2011 kontribusi masing-masing

sebesar 22,76% dan 33,46%. Kondisi tersebut menunjukkan

adanya pergeseran kontribusi sektor pertanian karena

mengalami penurunan luas areal akibat pertumbuhan

bangunan atau banyaknya perubahan lahan pertanian menjadi

bangunan. Sementara sektor lainnya yang termasuk tinggi

adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 6,19%

dan sektor Pengangkutan dan Telekomunikasi sebesar 3,38%.

Page 159: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

4 - 35

Untuk lebih jelas mengenai distribusi masing-masing sektor

kegiatan terhadap PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000

pada periode tahun 2006-2011 dapat dilihat pada Tabel 4-22.

TABEL 4-22

PROSENTASE DISTRIBUSI LAPANGAN USAHA TERHADAP PDRB

KABUPATEN MAPPI TAHUN 2006-2011 (%)

LAPANGAN USAHA TAHUN

2006 2007 2008 2009 2010 2011

1. Pertanian 47,3

0

41,9

1

37,2

6

36,2

5

35,7

0

31,9

0

2. Pertambangan & Galian 0,52 0,51 0,49 0,48 0,47 0,45

3. Industri Pengolahan 0,58 0,55 0,50 0,47 0,44 0,41

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

5. Bangunan 17,7

1

18,2

2

19,4

9

20,5

6

21,0

8

22,7

6

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 6,28 6,51 6,41 6,39 6,45 6,19

7. Pengangkutan dan Telekomunikasi 3,66 3,71 3,60 3,61 3,60 3,38

8. Keuangan, sewa dan jasa 1,44 1,58 1,63 1,53 1,60 1,44

9. Jasa-jasa 22,5

2

27,0

1

30,6

2

30,7

1

30,6

5

33,4

6

JUMLAH 100 100 100 100 100 100

Sumber : Diolah dari data PDRB Kabupaten Mappi, 2006-2011

4.7.2 Pertumbuhan Ekonomi

Struktur ekonomi dinyatakan dalam persentase yang

menunjukkan besarnya peranan nilai tambah masing-masing

sektor ekonomi terhadap PDRB. Dengan kata lain bahwa

struktur ekonomi menggambarkan ketergantungan daerah

terhadap kemampuan produksi masing-masing sektor

ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi merupakan indikator

makro yang menggambarkan tingkat pertumbuhan produksi

barang dan jasa.

Page 160: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

4 - 36

Pertumbuhan ekonomi pada periode tahun 2006 sampai 2011

menunjukkan pertumbuhan rata-rata yang tinggi setiap tahun

di atas 9,78 %.

Pertumbuhan tertinggi terjadi pada periode tahun 2007-2008

sebesar 16,26 % dan pada tahun 2010-2011 mencapai 14,24%.

Kegiatan yang memiliki pertumbuhan tertinggi adalah sektor

jasa-jasa dan bangunan dimana pada tahun 2010-2011 masing-

masing mencapai 24,71 % dan 23,36 %.

Pertumbuhan masing-masing sektor kegiatan PDRB

berdasarkan harga konstan tahun 2000 periode tahun 2006-

2011 dapat dilihat pada Tabel 4-23.

TABEL 4-23

LAJU PERTUMBUHAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR

HARGA KONSTAN TAHUN 2000, TAHUN 2006 – 2011 (%)

LAPANGAN USAHA TAHUN

2006-

2007

2007-

2008

2008-

2009

2009-

2010

2010-

2011

1. Pertanian -1,56 3,37 9,10 8,12 2,07

2. Pertambangan & Galian 9,97 12,18 8,19 8,75 8,34

3. Industri Pengolahan 4,78 5,29 5,29 4,44 5,90

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5,95 4,87 1,90 4,91 3,67

5. Bangunan 14,34 24,36 18,29 12,54 23,36

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 15,10 14,51 11,76 10,79 9,79

7. Pengangkutan dan Telekomunikasi 12,64 12,80 12,45 9,47 7,37

8. Keuangan, sewa dan jasa 21,65 19,97 5,50 15,02 2,48

9. Jasa-jasa 33,29 31,77 12,50 9,55 24,71

TOTAL PDRB 11,10 16,26 12,14 9,78 14,24

Sumber : Diolah dari PDRB Kabupaten Mappi, 2006-2011

Page 161: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

5 - 1

BAB - 5

MANAJEMEN PELAKSANAAN

5.1. Rencana Kerja

Rencana kerja pelaksanaan Penyusunan Rencana Tata Ruang

Kawasan Kampung Aboge di Distrik Assue ini dilakukan sebagai

berikut :

(1) Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahap awal dari pelaksanaan

pekerjaan, pada tahap persiapan ini dilakukan kegiatan

sebagai berikut :

Mobilisasi personil;

Koordinasi dengan pengguna jasa dan tim supervisi;

Sinkronisasi arahan kerangka acuan (KAK), rencana

dan jadwal kerja;

Studi literatur dan pengumpulan data/informasi

awal;

Pengumpulan data awal, peta-peta, literatur dan

aspek regulasi terkait;

Menyiapkan peralatan survey termasuk ceklist

data;

Penyusunan dan pembahasan Laporan

Pendahuluan.

Page 162: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

5 - 2

(2) Survey dan Pemetaan Lapangan

Survey dan pengukuran lapangan untuk mengidentifikasi

data primer dan data sekunder, yang meliputi

a. Survey Instansional (data sekunder)

Data kebijakan pembangunan daerah terkait

dengan pengembangan wilayah perencanaan;

Data kondisi fisik dan lingkungan;

Data sosial budaya dan sosial politik;

Data kondisi ekonomi, potensi daerah, sarana

dan prasarana.

Data sistem transportasi dan aksesibilitas.

Data kependudukan dan data-data terkait

lainnya.

b. Survey dan Pemetaan Lapangan (data primer)

Penggunaan lahan;

Delinasi luas dan batas-batas wilayah;

Pola Penggunaan lahan;

Dan data-data lain yang terkait.

(3) Tahap Analisis Data

Proses analisis merupakan proses untuk mengidentifikasi,

menganalisis, memetakan dan mengapresiasi karakteristik

dan kondisi wilayah perencanaan.

Adapun metode analisis secara garis besar terdiri dari

metode analisis kualitatif dan kuantitatif, yang meliputi hal-

hal sebagai berikut :

Page 163: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

5 - 3

a. Analisis aspek tata ruang kawasan dalam lingkup

regional, terkait dengan arahan fungsi, peranan dan

kedudukan wilayah perencanaan dalam lingkup

regional.

b. Analisis kondisi fisik lingkungan dan hasil pemetaan,

yang meliputi penilaian terhadap aspek topografi,

penggunaan lahan, aspek sarana dan prasarana,

sosial, budaya dan ekonomi, aspek pergerakan,

aksesibilitas dan transportasi.

c. Analisis kondisi aktual serta issue pokok dan

permasalahan pengembangan wilayah perencanaan;

d. Analisis rencana dan daya dukung pengembangan;

e. Sistem Pusat-Pusat Permukiman;

f. Daya Dukung Dan Daya Tampung Wilayah Serta

Optimasi Pemanfaatan Ruang.

(4) Perumusan Konsep Rencana Tata Ruang

a. Perumusan tujuan, kebijakan dan strategi penataan

ruang;

b. Perumusan Rencana Struktur Ruang;

c. Perumusan Rencana Pola Ruang;

d. Perumusan Arahan Pemanfaatan Ruang;

e. Intensitas Pemanfaatan Ruang

f. Tata Bangunan, Sistem Sirkulasi dan Jalur

Penghubung, Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau;

g. Tata Kualitas Lingkungan;

h. Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan.

Page 164: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

5 - 4

5.2. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan kegiatan Penyusunan Rencana Tata Ruang

Kawasan Kampung Aboge di Distrik Assue disusun agar tim

tenaga ahli dapat melaksanakan pekerjaan secara sistematis

sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam kerangka acuan

kerja.

Jangka waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan

Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Kampung Aboge di

Distrik Assue ini adalah 4 (empat) bulan kalender, terhitung dari

tanggal diterbitkannya Surat Perintah Melaksanakan Pekerjaan

(SPMK).

Jadwal pelaksanaan kegiatan Penyusunan Rencana Tata Ruang

Kawasan Kampung Aboge di Distrik Assue mengacu pada

tahapan rencana kerja, waktu pelaksanaan pekerjaan dan jadwal

layanan personil tenaga ahli, yang dirinci berdasarkan periode

mingguan (week).

Untuk lebih jelas mengenai jadwal pelaksanaan pekerjaan dapat

dilihat pada Tabel 5-1.

Page 165: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

5 - 5

TABEL 5-1 : JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

NO URAIAN KEGIATAN BULAN-I BULAN-II BULAN-III BULAN-IV

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. PERSIAPAN

1.1. Sinkronisasi arahan kerangka acuan (KAK), rencana dan jadwal kerja

1.2. Pengumpulan data awal, peta-peta, literatur dan aspek regulasi terkait

1.3. Persiapan survey (peralatan dan checklist data)

2. TAHAP SURVEY DAN PENGUKURAN

2.1 Survey Instansional (data sekunder)

2.2 Survey dan Pemetaan Lapangan (data primer)

3. TAHAP KOMPILASI DAN ANALISIS DATA

3.1. Analisis peraturan perundang-undangan (regulasi) terkait

3.2. Analisis aspek tata ruang kawasan dalam lingkup regional

3.3. Analisis kondisi fisik lingkungan, sosial budaya dan ekonomi

3.4. Analisis potensi/permasalahan pengembangan kawasan

3.5. Analisis rencana dan daya dukung

4. PERUMUSAN KONSEP RENCANA TATA RUANG

5. DISKUSI DAN PRESENTASI

5.1. Pembahasan Laporan Pendahuluan (Inception Report)

5.2. Pembahasan Laporan Antara (Interim Final Report)

5.3. Laporan Draft Akhir (Draft Final Report)

6. PELAPORAN (PENYERAHAN LAPORAN)

6.1. Laporan Pendahuluan (Inception Report)

6.2. Laporan Antara (Interim Report)

6.3. Laporan Draft Akhir (Draft Final Report)

6.4. Laporan Akhir (Final Report) dan Album Peta

6.5. Soft Copy seluruh laporan dalam format CD/DVD

Page 166: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

5 - 6

5.3. Personil, Tugas dan Tanggung Jawabnya

Pekerjaan Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Kampung

Aboge di Distrik Assue akan dilaksanakan oleh tenaga ahli yang

berpengalaman dibidang pekerjaan Kajian dan Pemetaan

Kawasan Reklamasi Pantai. Adapun personil dan kualifikasi

tenaga ahli serta tugas dan tanggung jawabnya masing-masing

dalam Pekerjaan Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan

Kampung Aboge di Distrik Assue adalah sebagai berikut :

(1) Ketua Tim/Ahli Perencanaan Wilayah Dan Kota

Memiliki latar belakang pendidikan Magister perencanaan

kota/wilayah yang berpengalaman dalam pekerjaan

perencanaan tata ruang dan pengembangan kawasan

minimal selama 7 (tujuh) tahun. Tugas dan tanggung

jawab Ketua Tim antara lain adalah sebagai berikut :

Melakukan koordinasi antar personil tenaga ahli

yang terlibat dalam pekerjaan mulai dari

pelaksanaan persiapan, survey, pengolahan data

dan perumusan arahan pengembangan kawasan;

Bertanggung jawab atas kebenaran, ketelitian,

kemutakhiran, dan kelengkapan data serta

ketetapan waktu pelaksanaan kegiatan;

Memimpin tim kerja dalam pelaksanaan survey

lapangan dan pengolahan data serta perumusan

rencana tata ruang;

Page 167: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

5 - 7

Memimpin tim dalam rapat-rapat dan diskusi yang

dilakukan secara berkala dengan seluruh anggota

tim ahli dan dengan Tim Teknis;

Bertugas melakukan analisis dan kajian potensi dan

permasalahan serta arahan rencana tata ruang,

melakukan analisis kondisi infrastruktur, sarana

dan prasarana, melakukan analisis dan kajian

klasifikasi dan menyusun indikasi program

pembangunan, serta hal-hal lain yang menyangkut

aspek desain dan perencanaan kawasan.

(2) Ahli Sipil

Memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Teknik Sipil

yang berpengalaman dalam pekerjaan perencanaan tata

ruang dan pengembangan kawasan minimal selama 5

(lima) tahun. Adapun tugas dan tanggung jawab Tenaga

Ahli Sipil antara lain adalah sebagai berikut :

Melakukan survey dan inventarisasi data dari segi

sipil struktur;

Menganalisis potensi pengembangan kawasan

ditinjau dari aspek sipil struktur;

Melakukan analisis kondisi pengembangan

konstruksi serta kebutuhan sarana dan prasrana;

Menyusun arahan pengembangan kawasan.

Page 168: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

5 - 8

(3) Ahli Arsitektur

Memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Arsitektur

yang berpengalaman dalam bidang rencana tata ruang

minimal selama 5 (lima) tahun. Adapun tugas dan

tanggung jawab Tenaga Ahli Arsitektur antara lain adalah

sebagai berikut :

Melakukan analisis tapak, berkaitan dengan detail

desain arsitektur;

Melakukan kajian terhadap aspek-aspek yang

terkait dengan arsitektur bangunan sarana dan

prasarana, termasuk desain sistem jaringan utilitas,

dan taman;

Mempersiapkan dan memberikan materi/petunjuk

teknis bidang arsitektur.

Menyusun arahan pengembangan kawasan yang

berkaitan dengan detail desain arsitektur bangunan.

(4) Ahli Geodesi/Pemetaan

Memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Geodesi yang

berpengalaman dalam bidang pemetaan dan

pengembangan kawasan minimal selama 5 (lima) tahun.

Tugas dan tanggung jawab Tenaga Ahli Geodesi/Pemetaan

antara lain adalah sebagai berikut :

Melakukan survey dan pengukuran lapangan;

Membuat peta dasar/tematik hasil dari ploting dan

survei lapangan;

Page 169: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

5 - 9

Membuat delinasi dan menghitung luas areal

wilayah perencanaan;

Berkoordinasi dengan semua anggota tim terkait

dengan kondisi dan validasi data lapangan,

pengembangan model topografis tanpa

mempengaruhi sifat-sifat morphologis kondisi

lapangan, dan strategi teknis pentahapan

penyesuaian topografis atas fungsi-fungsi terkait;

Mempersiapkan dan memberikan materi/ petunjuk

teknis bidang geodesi.

(5) Ahli Teknik Lingkungan

Memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Teknik

Lingkungan yang berpengalaman dalam bidang sarana

dan prasarana pengembangan kawasan minimal selama 5

(lima) tahun. Tugas dan tanggung jawab Tenaga Ahli

Teknik Lingkungan antara lain adalah sebagai berikut :

Memberikan masukan teknis mengenai teknik

perbaikan, pengelolaan, penataan dan

pengembangan lingkungan;

Mempersiapkan dan memberikan materi/petunjuk

teknis bidang teknik lingkungan pada setiap tahap

perencanaan, agar proses perencanaan berlangsung

secara besinambungan dan terkendali;

Membantu sepenuhnya tugas ketua tim berkaitan

dengan aspek penyehatan lingkungan;

Page 170: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

5 - 10

(6) Ahli Geologi Tata Lingkungan

Memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Geologi yang

berpengalaman dalam pekerjaan perencanaan tata ruang

dan pengembangan kawasan minimal selama 5 (lima)

tahun. Tugas dan Tanggung jawab Tenaga Ahli Geologi

Tata Lingkungan antara lain adalah sebagai berikut :

Mengidentifikasi potensi dan permasalahan

pengembangan kawasan dari aspek geologi dan tata

lingkungan;

Melakukan analisis geologi struktur tanah pada

kawasan pengembangan;

Melakukan analisis daerah rawan bencana alam

pada kawasan pengembangan.

(7) Ahli Sosial Budaya

Memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Sosial yang

yang berpengalaman dalam pekerjaan perencanaan tata

ruang dan pengembangan kawasan minimal selama 5

(lima) tahun. Tugas dan Tanggung jawab Tenaga ahli

Sosial Budaya antara lain adalah sebagai berikut :

Mengidentifikasi potensi dan permasalahan

pengembangan kawasan dari aspek sosial dan

budaya;

Mengidentifikasi aspek sosial budaya masyarakat

sekitar terkait tata ruang Kampung Aboge;

Page 171: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

5 - 11

Melakukan analisis sosial budaya dalam

pengembangan tata ruang Kampung Aboge.

Dalam melaksanakan tugasnya, Tim Tenaga Ahli akan dibantu

oleh asisten tenaga ahli dan Tenaga Pendukung dengan rincian

sebagai berikut :

Asisten Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota : 1 orang

Asisten Ahli Teknik Sipil : 1 orang

Asisten Ahli Arsitektur : 1 orang

Asisten Ahli Geodesi/Pemetaan : 1 orang

Asisten Ahli Geologi Tata Lingkungan : 1 orang

Asisten Ahli Teknik Lingkungan : 1 orang

Asisten Ahli Sosial Budaya : 1 orang

Sekretaris/Administrasi : 1 orang

Operator Komputer : 1 orang

Operator CAD/GIS : 1 orang

Surveyor : 1 orang

5.4. Jadwal Penugasan Personil

Jadwal penugasan personil tenaga ahli pada kegiatan

Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Kampung Aboge di

Distrik Assue dihitung dengan satuan orang bulan (OB). Jadwal

pelaksanaan pekerjaan berlangsung selama 120 (seratus dua

puluh) hari atau 4 (empat) bulan kalender dan jumlah total

penugasan tenaga ahli adalah 28 orang bulan (OB). Untuk lebih

jelas mengenai jadwal penugasan personil tenaga ahli dapat

dilihat pada Tabel 5-2.

Page 172: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

5 - 12

TABEL 5-2 : JADWAL PENUGASAN PERSONIL TENAGA AHLI

POSISI PENUGASAN MASUKAN PERSONIL (BULAN)

ORANG BULAN

KE-1 KE-2 KE-3 KE-4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Team Leader 4

2. Ahli Teknik Sipil 4

3. Ahli Arsitektur 4

4. Ahli Geodesi/Pemetaan 4

5. Ahli Teknik Lingkungan 4

6. Ahli Geologi Tata Lingkungan 4

7. Ahli Sosial Ekonomi 4

JUMLAH TOTAL ORANG BULAN TENAGA AHLI 28

Page 173: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

5 - 13

5.5. Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan

Guna menunjang kelancaran koordinasi, pertukaran informasi,

evaluasi dan pengendalian pelaksanaan pekerjaan, maka disusun

kerangka organisasi pelaksanaan pekerjaan dengan mengacu

pada kemudahan interaksi antar pihak serta tugas dan tanggung

jawabnya masing-masing.

Struktur organisasi pelaksanaan Penyusunan Rencana Tata

Ruang Kawasan Kampung Aboge di Distrik Assue ini, secara

garis besar terdiri dari 2 (dua) pihak yang memiliki tugas dan

tanggung jawab masing-masing untuk menghasilkan produk

pekerjaan yang sesuai dengan yang diharapkan. Dua pihak

tersebut adalah Pihak Satuan Kerja Dinas Pekerjaan umum

Kabupaten Mappi sebagai Pengguna Jasa dan Pihak Konsultan

sebagai Penyedia Jasa. Selain kedua pihak tersebut, pelaksanaan

pekerjaan melibatkan beberapa pihak lain yang terkait dan

keterlibatannya sangat dibutuhkan dalam pekerjaan ini. Pihak-

pihak tersebut adalah : SKPD terkait di tingkat Kabupaten Mappi

dan Masyarakat.

Tim Kerja Konsultan terdiri dari tim tenaga ahli yang diketuai

dan dikoordinir oleh tenaga ahli Perencanaan wilayah dan Kota

yang bertanggung jawab langsung kepada Pimpinan Perusahaan

dalam penyelesaian pekerjaan ini. Dalam pelaksanaan pekerjaan,

tim ini akan berkoordinasi secara aktif dengan tim teknis yang

dibentuk oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mappi. Untuk

lebih jelas struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan dapat

dilihat pada Gambar 5-1.

Page 174: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

5 - 14

GAMBAR 5-1; SKEMA ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN

KONSULTAN PERENCANA (Penyedia Jasa)

A. TIM TENAGA AHLI :

1. Ketua Tim 1 orang

2. Tenaga Ahli T. Sipil 1 orang

3. Tenaga Ahli Arsitektur 1 orang

4. Tenaga Ahli T. Lingkungan 1 orang

5. Tenaga Ahli Geologi 1 orang

6. Tenaga Ahli Sosial Budaya 1 orang

B. TENAGA TIM PENDUKUNG

TIM TEKNIS YANG DITUNJUK OLEH

KUASA PENGGUNA

ANGGARAN FORUM DISKUSI

DAN ASISTENSI

SKPD/DINAS TERKAIT DI

KABUPATEN MAPPI

MASYARAKAT

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN MAPPI (PENGGUNA JASA)

RENCANA TATA RUANG

KAMPUNG ABOGE

Page 175: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

5 - 15

Mekanisme pelaksanaan kegiatan Penyusunan Rencana Tata

Ruang Kawasan Kampung Aboge ini, secara rinci dijabarkan

sebagai berikut :

1. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mappi, terdiri dari :

a. Kuasa Pengguna Anggaran sebagai Pemimpin

Kegiatan, dalam hal ini bertindak sebagai penanggung

jawab pekerjaan dan berperan dalam koordinasi

khususnya yang bersifat administratif.

b. Tim Teknis yang ditunjuk oleh Kuasa Pengguna

Anggaran, sebagai tim yang bertanggung jawab dalam

melakukan koordinasi dan konsultasi terhadap materi

teknis dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh

konsultan serta membantu dalam koordinasi dengan

instansi terkait lainnya.

2. Konsultan, terdiri dari :

a. Direktur Perusahaan, bertanggung jawab terhadap

kontrak yang disepakati, manajemen personil dan

pembiayaan proyek secara keseluruhan.

b. Ketua Tim (Team Leader), secara umum

bertanggung jawab terhadap aspek manajerial dan

koordinasi maupun kualitas materi pekerjaan serta

hasil perencanaan, selain itu tugas dan tanggung

jawab lainnya adalah sebagai berikut :

Menyiapkan kerangka pendekatan, metodologi,

rencana kerja dan jadwal pelaksanaan

pekerjaan;

Page 176: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

5 - 16

Menyusun outline dan membuat laporan;

Memimpin tim dalam setiap diskusi dan

koordinasi dengan pengguna jasa;

Bertanggung jawab terhadap hasil dan kualitas

pekerjaan;

Menyusun rencana tata ruang Kampung Aboge.

c. Tenaga Ahli, bertanggung jawab terhadap pekerjaan

dalam bidang ilmu atau keahliannya masing-masing

sesuai dengan ketetapan dalam Kerangka Acuan Kerja

(KAK). Selain tenaga ahli, pekerjaan ini juga akan

dibantu oleh asisten tenaga ahli, surveyor dan tenaga

pendukung.

3. Pihak Terkait Lainnya

Terdiri dari unsur tim teknis dan SKPD terkait di Kabupaten

Mappi, Instansi dan stakeholder terkait dan Masyarakat.

Instansi dan stakeholder terkait yang dimaksud dalam

pekerjaan ini adalah pihak-pihak yang terkait secara

langsung maupun tidak langsung yang dapat memberikan

data atau informasi serta masukan yang diperlukan dalam

pelaksanaan pekerjaan ini.

5.6. Pelaporan

Pelaporan kegiatan Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan

Kampung Aboge ini terdiri dari :

Laporan Pendahuluan sebanyak 5 (lima) eksemplar,

Laporan Antara sebanyak 5 (lima) eksemplar,

Laporan Draft Akhir sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar,

Page 177: Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge

5 - 17

Laporan Akhir sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar,

Album Peta format A-3 sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar

Soft Copy seluruh laporan dan album peta sebanyak 10

(sepuluh) keeping.