lapak gravimetri
DESCRIPTION
laporan praktikum gravimetriTRANSCRIPT
![Page 1: LAPAK GRAVIMETRI](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012307/55cf990b550346d0339b3571/html5/thumbnails/1.jpg)
V. PEMBAHASAN
Gravimetri adalah salah satu metode kimia analitik untuk menentukan
kuantitas suatu zat atau komponen yang telah diketahui dengan cara mengukur
berat komponen dalam keadaan murni setelah melalui proses pemisahan. Analisis
gravimetri melibatkan proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau
senyawa tertentu. Dalam analisis gravimetri dilakukan proses isolasi dan
pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari
penentuan secara analisis gravimetri meliputi transformasi unsur atau radikal ke
senyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat
ditimbang dengan teliti. Berat unsur dihitung berdasarkan rumus senyawa dan
berat atom unsur-unsur yang menyusunnya. Pemisahan unsur-unsur atau senyawa
yang dikandung dilakukan dengan beberapa cara, seperti: metode penguapan,
metode elektroanalisis, atau berbagai macam metode lainnya (Khopkar, 2008).
Metode Gravimetri untuk analisis kuantitatif didasarkan pada stoikiometri
reaksi pengendapan, yang secara umum dinyatakan dengan persamaan:
a A + p P → A a P p
“a” adalah koefisien reaksi setara dari reaktan analit (A), “p” adalah koefisien
reaksi setara dari reaktan pengendap (P) dan AaPp adalah rumus molekul dari zat
kimia hasil reaksi yang tergolong sulit larut (mengendap) yang dapat ditentukan
beratnya dengan tepat setelah proses pencucian dan pengeringan. Penambahan
reaktan pengandap P umumnya dilakukan secara berlebih agar dicapai
pengendapan yang sempurna (Ibnu, 2004).
Alat utama dalam gravimetri adalah timbangan dengan tingkat ketelitian
yang baik. Tahap pertama yang dilakukan dalam analisis gravimetri adalah reaksi
pembentukan endapan, dimana endapan merupakan sampel yang akan dianalisis.
Setelah itu dilakukan pemisahkan endapan dari zat-zat lain yang juga turut
mengendap dengan cara pencucian endapan. Proses pencucian ini umumnya
dilakukan dengan menyaring endapan dan membilasnya dengan air. Tahap akhir
dari proses ini adalah memurnikan endapan, dengan cara menguapkan zat pelarut
atau air yang masih ada di dalam sampel dengan pemanasan atau pengeringan
dalam oven . kemudian dilakukan penimbangan sampel dan hasil penimbangan
adalah kuantitas sampel yang dianalisis (Zulfikar, 2010).
![Page 2: LAPAK GRAVIMETRI](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012307/55cf990b550346d0339b3571/html5/thumbnails/2.jpg)
Metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor
pada konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor koreksi dapat digunakan.
Gravimetri dapat digunakan untuk menentukan hampir semua anion dan
kation anorganik serta zat-zat netral seperti air, belerang dioksida, karbon dioksida
dan isodium. Selain itu, berbagai jenis senyawa organik pula ditentukan dengan
mudah secara gravimetri. Contoh-contohnya antara lain: penentuan kadar laktosa
dalam susu, salisilat dalam sediaan obat, fenolftalein dalam obat pencahar,
nikotina dalam pestisida, kolesterol dalam biji-bijian dan benzaldehida dalam
buah-buahan tertentu. Jadi, sebenarnya cara gravimetri merupakan salah satu cara
yang paling banyak digunakan dalam pemeriksaan kimia. (Rivai, 1995: 309).
Kadar air bahan bisa ditentukan dengan cara gravimetri evolusi langsung ataupun
tidak langsung. Bila yang diukur ialah fase padatan dan kemudian fase gas
dihitung berdasarkan padatan tersebut maka disebut gravimetri evolusi tidak
langsung. Untuk penentuan kadar air suatu kristal dalam senyawa hidrat, dapat
dilakukan dengan memanaskan senyawa dimaksud pada suhu 110–130°C.
Berkurangnya berat sebelum pemanasan menjadi berat sesudah pemanasan
merupakan berat air kristalnya.
Dalam percobaan ini, digunakan metode analisis gravimetri untuk
menentukan kandungan air kristal terusi dimana kristal terusi yang mengikat air
berwarna biru sedangkan yang kadar airnya sudah berkurang akan berubah
menjadi berwarna putih. Kristal terusi merupakan kristal berwarna biru yang
mengikat uap air, dimana dalam percobaan ini terusinya adalah tembaga sulfat
hidrat (CuSO4.xH2O) yang akan dimurnikan melalui proses pemisahan antara
kristal dengan uap air yang masih terkandang didalamnya.
Banyaknya air yang terkandung dalam air kristal terusi dapat ditentukan
dengan cara memanaskan kristal terusi yang masih berwarna biru dalam cawan
porselen dan cawan alumunium yang telah diketahui beratnya. Warna biru
menandakan bahwa kristal masih mengandung air (beberapa molekul H2O).
Pemanasan dilakukan sampai kristal berubah menjadi berwarna putih. Fungsi dari
pemanasan yaitu untuk menghilangkan kandungan air pada kristal tersebut.
Hilangnya kandungan air ditandai dengan berubahnya warna kristal dari biru
menjadi putih. Setelah pemanasan, kristal dimasukkan ke dalam desikator yang
![Page 3: LAPAK GRAVIMETRI](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012307/55cf990b550346d0339b3571/html5/thumbnails/3.jpg)
fungsinya untuk mempercepat proses pendinginan dan agar kristal tidak menyerap
lagi uap air yang terdapat di udara bebas karena di dalam desikator, pada bagian
bawahnya ditempatkan silica gel yang dapat menyerap air. Pemanasan dan
pendinginan tersebut dilakukan berkali-kali agar diperoleh berat konstan dari
kristal tersebut. Selain itu, perlakuan berkali-kali tersebut juga bertujuan untuk
melepas semua air kristal yang terdapat dalam CuSO4.xH2O sehingga diperoleh
berat kristal yang sebenarnya.
Prinsip penggunaan metode analisis gravimetri harus memenuhi beberapa
persyaratan agar hasil yang diperoleh optimal dan akurat seperti :
1) Proses pemisahan harus dilakukan dengan sempurna sehingga akan
menghasilkan endapan yang bersifat stabil dan sukar larut. Selain itu,
kuantitas analit yang tak terendapkan secara analitis tidak bisa dideteksi
(biasanya 0,1 mg atau kurang dalam menetapkan penyusun utama dari
suatu makro).
2) Endapan yang dihasilkan dari proses penyaringan harus memiliki sifat
mudah disaring, murni, dan memiliki susunan yang pasti. Sifat tersebut
dapat menentukan hasil dari suatu analisis yaitu hasil yang bernilai akurat
atau hasil yang galat.
3) Endapan harus dapat diubah menjadi suatu senyawa dalam keadaan
stoikiometrik misalnya dengan cara pemijaran.
Pada analisis gravimetri ini, kita melakukan percobaan dengan
menentukan rumus hidrat. Pertama-tama, pijarkan cawan alumunium dalam oven
selama 30 menit dan cawan porselen dalam tanur selama 15 menit. Penggunaan
tanur dan cawan porselen dapat memperkecil kesalahan dalam pengamatan
kuantitatif. Selanjutnya, dinginkan cawan ke dalam desikator yang dibawahnya
telah diletakkan silica gel selama 20 menit. Silica gel pada desikator berfungsi
untuk menyerap air pada sampel tersebut. Setelah itu timbang sampai memperoleh
berat cawan yang konstan. Timbang juga sampel CuSO4 x H2O sebanyak 0.5 gram
lalu pijarkan kembali ke dalam oven hingga sampel berubah warnanya menjadi
warna putih (semua air teruapkan), kemudian dinginkan kembali ke dalam
desikator selama 20 menit. Fungsi penyimpanan dalam desikator yaitu agar ketika
kita melakukan penimbangan, kita akan dapat hasil yang akurat dari sampel yang
![Page 4: LAPAK GRAVIMETRI](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012307/55cf990b550346d0339b3571/html5/thumbnails/4.jpg)
kandungan airnya telah diserap oleh silica gel yang terdapat pada desikator
tersebut.
Setelah di simpan di dalam desikator, timbang kembali sampel hingga
mendapat berat yang konstan. Terakhir, hitung rumus hidrat yang terkandung
dalam sampel. Pada pengamatan kali ini kita memakai sampel CuSO4 x H2O
dimana kita ingin menentukan x tersebut dengan penentuan rumus hidrat. Didapat
rumus hidrat adalah sebagai berikut :
CuSO4.xH2O CuSO4 + x H2O
a = berat awal sampel
b = berat akhir sampel
Dari hasil praktikum didapatkan data pengamatan sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Pengamatan Gravimetri
Kelompok Sampel A (g) B (g) a-b (g) x
1
CuSO4
1,9812 1,2529 0,7283 5,45
2 2,018 1,2859 0,7321 5,044
3 1,9988 1,2621 0,7367 5,17
5 1,9903 1,2519 0,7384 5,226
6
MgSO4
2,0059 0,9857 1,0202 6,9
7 2 1,2785 0,7215 5,0006
8 2,0065 0,9863 1,0202 6,895
10 1,9813 0,9753 1,006 6,87
(sumber : Dokumentasi pribadi, 2013).
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa hasil yang didapat tidak
begitu mengalami perbedaan yang cukup jauh (konstan) karena masih dalam
rentang yang cukup kecil perbedaannya meskipun ada satu data pada sampel
MgSO4 yang berbeda cukup jauh. Nilai x dengan pembulatan pada sampel CuSO4
adalah 5 sedangkan pada sampel MgSO4 adalah 7. Namun, ada penyimpangan
pada kelompok 7 pada sample MgSO4, hasil yang didapat bukan 7 melainkan 5.
Perbedaan tersebut disebabkan adanya ketidaktelitian dalam melakukan
![Page 5: LAPAK GRAVIMETRI](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012307/55cf990b550346d0339b3571/html5/thumbnails/5.jpg)
penimbangan berat bahan sebelum dan sesudah pemanasan. Selain itu, waktu
yang digunakan untuk pemanasan mungkin tidak seragam sehingga sampel yang
didapatkan masih memiliki sedikit kandungan air. Dari hasil ini dapat
disimpulkan bahwa rumus senyawa dalam sampel adalah CuSO4.5H2O dan
MgSO4.7H2O yang jika data tersebut dicocokan dengan litelatur yaitu Silberberg,
(2000) terbukti benar karena sesuai dengan rumus kristal hidarat kedua jenis
sampel yaitu memiliki 5 molekul H2O untuk CuSO4 dan 7 molekul H2Ountuk
sampel MgSO4. Dalam melakukan analisis gravimetri kemungkinan kesalahan-
kesalahan yang dapat terjadi adalah:
1. Perhitungan yang tidak tepat.
2. Cara yang tidak tepat (kadar endapan terlalu kecil) dan penyiapan contoh
yang tidak tepat karena adanya pengotor.
3. Pelarutan komponen yang dicari kurang sempurna.
4. Bahan pengganggu/pengotor tidak hilang seluruhnya atau ada sebagian
komponen yang dicari hilang.
5. Pemijaran dan pengeringan endapan belum selesai/tepat.
6. Ada penguraian endapan karena pemijaran, ada kerusakan pada wadah
pemijaran.
7. Penyerapan H2O dari udara luar.
VI. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat pada praktikum kali ini yaitu :
1. Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur
atau senyawa tertentu.
2. Dengan menggunakan tanur dan cawa porselen dapat memperkecil
kesalahan dalam pengamatan kuantitatif dan lebih akurat. Namun karena
alat kurang memadai, maka dipakai oven dan cawan alumunium biasa.
3. Sample CuSO4 yang awalnya berwarna biru, setelah dipijarkan dalam
cawan selama beberapa menit, warna CuSO4 tersebut menjadi putih.
Perubahan itu terjadi karena pada saat CuSO4 dipijarkan (dalam suasana
yang panas), sehingga air yang terkandung dalam CuSO4 menguap
kelingkungan.
![Page 6: LAPAK GRAVIMETRI](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012307/55cf990b550346d0339b3571/html5/thumbnails/6.jpg)
4. Perubahan warna yang terjadi pada CuSO4 menunjukkan bahwa kadar air
dalam CuSO4 (pada bahan) telah tidak ada/habis.
5. Silica gel pada desikator berfungsi untuk menyerap air pada sampel
tersebut.
6. Fungsi disimpan di dalam desikator yaitu agar ketika kita melakukan
penimbangan, kita akan dapat hasil yang akurat dari sampel yang
kandungan airnya telah diserap oleh silica gel yang terdapat pada desikator
tersebut.
7. Dari hasil perhitungan di atas, didapat x hidrat setelah dilakukan
pembulatan adalah 5 untuk sampel CuSO4 dan 7 untuk sampel MgSO4
yang menurut Silberberg (2000) terbukti telah benar.
![Page 7: LAPAK GRAVIMETRI](https://reader031.vdokumen.com/reader031/viewer/2022012307/55cf990b550346d0339b3571/html5/thumbnails/7.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Gravimetri. Available at id.wikipedia.org. (Diakses pada 12
November 2012).
Anonim. 2011. Gravimetri Kimia. Available at :
http://id.wikipedia.org/wiki/Gravimetri (Diakses pada tanggal 20
November 2011).
Ibnu, M. Sodiq dkk. 2004. Kimia Analitik. Malang: Universitas Negeri Malang.
Khopkar, S.M. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press : Jakarta.
Latief, M. 2012. Gravimetri. Available at mutmainahlatief.wordpress.com.
(Diakses pada 12 November 2012)
Rivai, Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: Universitas Indonesia.
Silberberg. 2000. Chemistry, The Molecular Nature of Matter & Change.
McGraw-Hill Science : Inggris.
Sukarti, T. 2009. Kimia Analitik. Widya Padjadjaran. Bandung.
Syabatini, Annisa. 2009. Gravimetri. Available at :
http://annisanfushie.wordpress.com (Diakses pada tanggal 21
November 2011).
Zulfikar. 2010. Gravimetri. Available at : www.chem-is-try.org. (Diakses pada
tanggal25 November 2013).