langkah.docxn n

4
Langkah – langkah diagnosis pada scenario A. Anamnesis Edema dikarenakan adanya pembengkakan akibat akumulasi cairan. Edema perifer biasanya dipengaruhi hal lain umumnya mengenai tungkai dan area sacral, jika sangat berat, biasa terjadi edema yang lebih meluas. Tanyakan keluhan utamanya, riwayat penyakit dahulu, riwayat dahulu, riwayat keluarga, riwayat social dan riwayat mengkonsumsi obat. sindoma nefrotik : Bengkak, sering di kedua kelopak mata, perut, tungkai, atau seluruh tubuh.. Glomerulonefritis akut paska-streptokokus (GNAPS) : Edema merupakan gejala yang paling sering dan umumnya paling pertama timbul dan menghilang pada akhir minggu pertama. Paling sering di wajah terutama di daerah periorbital ( palpebra), disusul oleh tungkai ( pretibial ) Kwasiorkor : Edema teruma pada muka, punggung kaki, dan peru B. Pemeriksaan fisis Inspeksi : apakah pasien tampak sakit ringan atau berat ? apakah pasien nyaman/distress/kesakitan/cemas. Apakah pasien tampak pucat, sianosis. Palpasi : palpasi abdomen biasanya dibagi menjadi palpasi ringan, palpasi dalam, palpasi hati, palpasi limpa, dan palpasi ginjal. Selama pasien berbaring terlentang. Selalu

Upload: indah

Post on 16-Sep-2015

217 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

mmmvhvjgj

TRANSCRIPT

Langkah langkah diagnosis pada scenarioA. Anamnesis Edema dikarenakan adanya pembengkakan akibat akumulasi cairan. Edema perifer biasanya dipengaruhi hal lain umumnya mengenai tungkai dan area sacral, jika sangat berat, biasa terjadi edema yang lebih meluas. Tanyakan keluhan utamanya, riwayat penyakit dahulu, riwayat dahulu, riwayat keluarga, riwayat social dan riwayat mengkonsumsi obat. sindoma nefrotik : Bengkak, sering di kedua kelopak mata, perut, tungkai, atau seluruh tubuh.. Glomerulonefritis akut paska-streptokokus (GNAPS) : Edema merupakan gejala yang paling sering dan umumnya paling pertama timbul dan menghilang pada akhir minggu pertama. Paling sering di wajah terutama di daerah periorbital ( palpebra), disusul oleh tungkai ( pretibial ) Kwasiorkor : Edema teruma pada muka, punggung kaki, dan peru

B. Pemeriksaan fisis Inspeksi : apakah pasien tampak sakit ringan atau berat ? apakah pasien nyaman/distress/kesakitan/cemas. Apakah pasien tampak pucat, sianosis. Palpasi : palpasi abdomen biasanya dibagi menjadi palpasi ringan, palpasi dalam, palpasi hati, palpasi limpa, dan palpasi ginjal. Selama pasien berbaring terlentang. Selalu mulai palpasi pada daerah yang paling jauh dari lokasi nyeri. Perkusi : dipakai untuk memperlihatkan adanya distensi gas, cairan, atau massa padat. Pada pemeriksaan normal, biasanya hanya ukuran dan lokasi hati dan limpa yang dapat ditentukan. Tes tambahan untuk asites adanya gelombang cairan ( fluid wave ) Auskultasi : bunyi usus dapat memberikan informasi mengenai gerakan udara dan cairan.2

Pemeriksaan laboratorium Tes protein urin : +/- ( protein < 0,01 gr%) +( protein 0,01-0,05 gr%) ++ ( protein 0,05 0,2 gr%) +++ ( protein 0,2- 0,5 gr%) ++++ ( protein > 0,5 gr %)Proteinuria: secara kualitatif, proteinuria berkisar antara negative sampai ++ jarang terjadi samapai +++ pada Glomerulonefritis akut paska-streptokokus (GNAPS), bila terdapat proteinuria sampai +++ harus dipertimbangkan gejala sindroma nefrotik. Bakteriologi : pemeriksaan hapusan tenggorok ( thoat swab ) atau kulit ( skin swab ). Kultur tenggorok jika dicurigai glomerulophitis akut disebabkan oleh streptokokus B hemolitikus group A. Pemeriksaan darah, pemeriksaan ini dapat memberikan kita informasi bagaimana kerja filtrasi ginjal dengan mengukur kadar zat-zat sisa metabolisme dalam urin, namun ada batas kadar maksimumnya. Reaksi serologis : titer ASTO jelas meningkat pada GNAPS setelah infeksi saluran pernapasan eleh steptokokus. Renal biopsy, merupakan suatu merikasaan dengan mengambil sampel jaringan ginjal dengan menggunakan jarum suntik. Sampel jaringan kemudian diperiksa untuk melihat ada tidaknya penyakit tertentu. Biopsy ginjal sangat penting untuk penegakan diagnosis glomerulonephritis.

Pemeriksaan penunjang USG dapat membedakan massa padat ( hiperekoik) dengan massa kistus ( hipoekoik) sedangkan batu non opak yang tidak dapat di deteksi dengan foto ronsen akan terdeteksi oleh USG sebagai echoic shadow. Foto polos abdomen atau KUB ( Kidney Ureter Blader).

SUMBER : Purnomo, Basuki B. 2011. Dasar-dasar urologi. Malang: Sagung seto.Price, Sylvia A dkk. 2003. Patofisiologi edisi 6 ( konsep klinis proses proses penyakit ). Jakarta: EGC