langkah praktis pelaksanaan eksekusi di …
TRANSCRIPT
1
LANGKAH PRAKTIS
PELAKSANAAN EKSEKUSI DI PENGADILAN AGAMA (KOMBINASI TEORI DAN PRAKTEK)
oleh : Ali Masykuri Haidar
(Bagian Keempat)
10. Eksekusi Putusan Arbitrase.
10.1. Pada asasnya putusan arbitrase adalah dilakukan secara suka
rela, namun apabila tidak maka dilakukan melalui Pengadilan
Agama.
10.2. Lembaga yang berwenang melakukan eksekusi terhadap
putusan Arbitrase Syariah adalah Pengadilan Agama (Pasal 59
ayat (3) Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman jo. Perma Nomor 14 Tahun 2016 tentang
Tata Cara Penyelesaian Perkara Ekonomi Syariah Pasal 13 ayat
(2).
10.3. Pengadilan Agama yang berwenang adalah Pengadilan Agama
yang meliputi tempat putusan arbitrase diputus.
10.4. Namun dapat didelegasikan kepada Pengadilan Agama tempat
benda tereksekusi berada.
10.5. Pejabat yang berwenang memerintahkan dan memimpin
eksekusi adalah Ketua Pengadilan Agama, sedang lembaga
arbitrase tidak mempunyai kewenangan melakukan eksekusi.
10.6. Pelaksanaan eksekusi paling lama dilakukan :
10.6.1. Dalam waktu 30 hari terhitung sejak tanggal putusan
diucapkan;
10.6.2. Dengan cara didaftarkan oleh arbiter atau kuasanya
dengan menyerahkan asli putusan kepada Panitera
Pengadilan Agama; dan
10.6.3. Panitera memberikan catatan yang merupakan akta
pendaftaran (F-32).
10.6.4. Arbiter menyerahkan kembali asli pengangkatannya
kepada Pengadilan Agama yang menunjuknya (F-33).
10.6.5. Ketua Pengadilan Agama dalam memerintahkan untuk
eksekusi perlu memperhatikan Pasal 4 dan 5 Undang
Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan
Alternatif Penyelesain Sengketa, yaitu mengenai :
10.6.5.1. Persetujuan dua pihak yang berisi :
10.6.5.1.1. Sengketa diselesaikan lewat arbitrase.
2
10.6.5.1.2. Dimuat dalam satu dokumen.
10.6.5.1.3. Ditanda tangani dua pihak.
10.6.5.2. Terbatas pada sengketa bidang perdagangan.
10.6.5.3. Tidak bertentangan dengan kesusilaan/keterti-
ban umum.
10.6.6. Apabila ketentuan angka 9.6.5. diatas tidak terpenuhi,
Ketua Pengadilan Agama dapat menolak (dalam
bentuk penetapan) untuk mengeksekusi putusan Badan
Administrasi Syariah (F-34).
10.6.7. Terhadap penetapan tersebut tidak ada upaya hukum
apapun.
11. Pembatalan Putusan Arbitrase.
Putusan arbitrase syariah dapat dibatalkan sesuai Pasal 70
Undang Undang Nomor 30 Tahun 1999 dengan alasan :
11.1. Surat/dokumen yang diajukan dalam pemeriksaan setelah
putusan dijatuhkan diketahui palsu atau dinyatakan palsu;
11.2. Diketemukan dokumen yang bersifat menentukan yang
disembunyikan oleh pihak lawan; atau
11.3. Putusan diambil dari hasil tipu muslihat yang dilakukan oleh salah
satu pihak.
12. Tata Cara Permohonan Pembatalan :
12.1. Pemohon hanya dapat dilakukan oleh salah satu pihak.
12.2. Permohonan diajukan secara tertulis (F-35).
12.3. Dengan alasan sebagaimana ketentuan Pasal 4 dan Pasal 5
Undang Undang Nomor 30 Tahun 1999, dan melanggar kesusilaan/
ketertiban umum.
12.4. Diajukan ke Pengadilan Agama yang daerah hukumnya meliputi
tempat tinggal termohon.
12.5. Bagi yang keberatan terhadap putusan pembatalan dapat
mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung (F-36).
12.6. Permohonan pembatalan diperiksa oleh Majelis Hakim yang
ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Agama (F-37).
12.7. Majelis Hakim didampingi Panitera.
12.8. Waktu pengajuan kasasi adalah dalam waktu 30 hari setelah
diterimanya putusan pembatalan tersebut.
13. Eksekusi Fidusia.
3
13.1. Pengertian fidusia menurut Pasal 1 ayat (1) Undang Undang
Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, adalah
pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar
kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak
kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan
pemilik benda itu.
13.2. Jaminan fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik
yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak
bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak
tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang
Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan yang tetap dalam
penguasaan pemberi fidusia sebagai agunan bagi pelunasan
utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan
kepada penerima fidusia terhadap kreditor lainnya. Benda yang
menjadi obyek jaminan fidusia yang sudah terdaftar untuk
dilakukan fidusia ulang.
13.3. Pemberi fidusia adalah debitor, sedang penerima fidusia adalah
kredidor.
13.4. Terjadinya jaminan fidusia.
13.4.1. Pembebanan jaminan. Pembebanan benda dengan
jaminan fidusia dibuat dengan akta notaris dalam bahasa
Indonesia.
13.4.2. Pendaftaran jaminan fidusia mempunyai akibat :
13.4.2.1. Melahirkan jaminan fidusia bagi penerima fidusia.
13.4.2.2. Memberikan kepastian kepada kreditor lain.
13.4.2.3. Memberi hak didahulukan bagi kreditor fidusia.
13.4.2.4. Memenuhi asas publisitas.
13.4.3. Permohonan pendaftaran fidusia secara tertulis :
13.4.3.1. Dilakukan oleh penerima fidusia.
13.4.3.2. Melampirkan pernyataan pendaftaran jaminan
fidusia, yang meliputi :
13.4.3.2.1. Identitas pemberi dan penerima fidusia.
13.4.3.2.2. Nomor, tanggal akta jaminan fidusia,
nama dan tempat kedudukan notaris
yang menerbitkan akta jaminan
fidusia.
13.4.3.2.3. Data perjanjian pokok yang dijamin
fidusia.
13.4.3.2.4. Uraian mengenai benda yang menja
di obyek jaminan fidusia.
4
13.4.3.2.5. Nilai penjaminan.
13.4.3.2.6. Nilai obyek yang menjadi obyek
jaminan fidusia.
13.4.4. Kantor Fidusia menerbitkan dan menyerahkan sertifikat
jaminan fidusia kepada penerima fidusia, yang
merupakan salinan dari buku daftar fidusia.
13.4.5. Jaminan fidusia lahir pada tanggal yang sama dengan
tanggal dicatatnya jaminan fidusia pada buku daftar
fidusia.
13.4.6. Pada sertifikat fidusia dicantumkan irah-irah “Demi
Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.
13.4.7. Jika ada perubahan sertifikat jaminan fidusia, maka harus
dilaporkan kepada kantor pendaftaran fidusia.
13.4.8. Kantor Pendaftaran Fidusia melakukan pencatatan
perubahan dalam Buku Daftar Fidusia dan menerbitkan
Pernyataan Perubahan yang merupakan bagian tidak
terpisahlan dari Sertifikat Fidusia.
13.5. Cara eksekusi jaminan fidusia :
13.5.1. Fiat eksekusi adalah eksekusi atas sebuah akta yang
memuat irah-irah “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan
Yang Maha Esa” seperti mengeksekusi suatu putusan
pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.
13.5.2. Cara fiat eksekusi adalah pihak pemohon eksekusi mohon
kepada Ketua Pengadilan Agama agar mengeksekusi
akta fidusia.
13.5.3. Ketua Pengadilan Agama akan melakukan eksekusi sesuai
ketentuan yang dimaksud RBg. atau HIR.
13.5.4. Parate eksekusii atau pelelangan umum.
13.5.4.1. Penerima fidusia mendaftar ke kantor lelang.
13.5.4.2. Hasil pelelangan diambil untuk melunasi pemba-
yaran penerima fidusia.
13.5.4.3. Tanpa melibatkan pengadilan.
13.5.5. Penjualan di bawah tangan.
Adapun syarat-syaratnya adalah :
13.5.5.1. Dilakukan atas persetujuan pemberi dan peneri-
ma fidusia.
13.5.5.2. Dengan penjualan dibawah tangan akan menda
patkan harga yang lebih tinggi.
13.5.5.3. Diberitahukan secara tertulis kepada pihak yang
berkepentingan.
5
13.5.5.4. Dumumkan dalam sedikitnya dua surat
kabar yang beredar didaerah tersebut;
dan
13.5.5.5. Pelaksanaan penjualan dilakukan setelah
lewat waktu satu bulan sejak diberita-
hukan secara tertulis.
13.5.6. Eksekusi serifikat fidusia.
13.5.6.1. Pemegang jaminan fidusia mengajukan permo-
honan kepada Ketua Pengadilan Agama
tempat tinggal debitor atau tempat tinggal
domisili yang dipilih oleh para pihak (Pasal 224
HIR).
13.5.6.2. Ketua Pengadilan Agama memberikan tegoran
/aanmaning Pasal 196 HIR.
13.5.6.3. Peletakan Sita eksekusi Pasal 197 HIR.
13.5.6.4. Penjualan lelang.
13.5.7. Dokumen yang harus dipersiapkan adalah :
13.5.7.1. Salinan atau fotokopi perjanjian pokok/akad
fidusia.
13.5.7.2. Salinan sertifikat fidusia/akta jaminan fidusia.
13.5.7.3. Perincian utang atau kewajiban debitor yang
harus dipenuhi.
13.5.7.4. Surat peringatan (somasi).
13.5.7.5. Surat pernyataan bahwa dari penjual barang
yang akan dilelang dalam penguasaan penjual.
13.5.7.6. Surat pernyataan dari kreditor akan bertang-
gung jawab apabila terjadi gugatan.
13.5.7.7. Asli bukti kepemilikan; dan
13.5.7.8. Salinan surat pemberitahuan rencana pelaksa-
naan lelang kepada debitor oleh kreditor paling
lama 1 hari sebelum lelang dilaksanakan.
13.5.8. Undang Undang Nomor 42 Tahun 1994 menerangkan :
13.5.8.1. Kreditor mempunyai hak menjual benda yang
menjadi obyek jaminan atas kekuasaannya
sendiri.
13.5.8.2. Sertifikat fisusia memuat titel “Demi Keadilan
Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.
13.5.8.3. Parate eksekusi/pelelangan umum tanpa fiat
pengadilan; dan
13.5.8.4. Penjualan dibawah tangan.
6
13.5.9. Pelaksanaan eksekusi fidusia oleh collector, dapat
dilakukan jika memenuhi syarat :
13.5.9.1. Adanya permintaan dari pemohon.
13.5.9.2. Melampirkan sertifikat fidusia.
13.5.9.3. Surat peringatan kepada debitor sebanyak dua
kali.
13.5.9.4. Identitas dan surat tugas pelaksana eksekusi; dan
13.5.9.5. Pemberitahuan kkkepada paratur kepolisian
setempat.
14. Eksekusi Hipotik Kapal Terbang.
14.1. Pembebanan jaminan untuk pesawat terbang dan helikopter
yang paling mendekati aturan adalah dengan menggunakan
akta surat kuasa memasang hipotik. Namun permasalahannya
adalah, dimana mendaftarkannya. Sebab dalam Undang
Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan tidak
menyebutkan dimana tempat pendaftarannya.
14.2. Tahapan eksekusi pesawat terbang :
14.2.1. Dilakukan aanmaning, penetapan dan berita acara
eksekusi.
14.2.2. Ketentuan sita eksekusi (Excecutoriale beslag) dan
penjualan lelang (Excecutoriale verkoop) yang diatur
pada Pasal 197- Pasal 200 HIR dapat diterapkan pada
pesawat terbang dan helikopter.
14.2.3. Hal spesifik dalam penyitaan pesawat terbang dan
helikopter tunduk pada Pasal 763 hurf (h) sampai (k) Rv. :
14.2.3.1. Terhadap penyitaan pesawat terbang berlaku
ketentuan bagian pertama dan kelima bab ini.
14.2.3.2. Dengan demikian penyitaan peasawat terbang
berlaku ketentuan :
14.2.3.2.1. Sita revindifikasi atas barang bergerak
(Pasal 714-719 Rv).
14.2.3.2.2. Sita jaminan terhadap milik debitor
(Pasal 720-727 Rv).
14.2.3.2.3. Sita jaminan milik debitor tidak
mempunyai tempat tinggal (Pasal
757-763 Rv).
14.2.3.2.4. Pesawat terbang Indonesia (Pasal 763
h ayat (1) Rv).
7
14.2.3.2.5. Pesawat yang mempunyai kebangsa
an asing, yang terhadapnya berlaku
perjanjian Roma tanggal 29 Mei
1933). (Hazar.cdr tanggal 13
November 2018).
15. Eksekusi Resi Gudang.
15.1. Saat memasuki musim tanam, petani seringkali mengalami
kesulitan terbatasnya sumber modal untuk pembibitan, pupuk
dan perawatan. Kondisi seperti ini, memaksa petani menjual hasil
panennya dengan harga murah.
15.2. Namun demikian petani dapat menunda penjualan hasil
panennya dengan menyimpannya di gudang sambil menunggu
harga komoditi kembali stabil.
15.3. Dengan menyimpan hasil panen di gudang, penyimpan
mendapat dokumen bukti kepemilikan barang yang bisa
dijadikan agunan untuk pembiayaan, kepada lembaga
perbankan.
15.4. Hak jaminan resi gudang adalah hak jaminan yang
dibebankan pada resi gudang untuk pelunasan utang,
yang memberikan kedudukan untuk diutamakan bagi
penerima hak jaminan terhadap kreditur yang lain (Pasal 1
Undang Undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistim Resi
Gudang).
15.4.1. Resi gudang dapat dibebani hak jaminan, karena
merupakan dokumen kepemilikan barang yang
disimpan, yang diterbitkan oleh pengelola gudang
(resi gudang).
15.4.2. Syarat Pengelola Gudang baru dapat menerbitkan
resi gudang adalah :
14.4.2.1. Memperoleh persetujuan dari Badan Penga
was Resi Gudang (Pasal 2 Undang Undang
Nomor 9 Tahun 2006 .
14.4.2.2. Merupakan badan usaha yang berbadan
hukum (Pasal 23 ayat (1) Undang Undang
Nomor 9 Tahun 2006).
15.4.3. Lembaga yang terkait dengan resi gudang adalah:
15.4.3.1. Badan Pengawas.
15.4.3.2. Pusat Registrasi.
15.4.3.3. Lembaga Penilaian Kesesuaian.
8
15.4.3.4. Pengelola Gudang.
15.4.3.5. Lembaga Jaminan Resi Gudang (Perfor-
mance Guarantee).
15.4.3.6. Hubungan Kelembagaan Pusat dan Dae-
rah.
15.4.4. Tata hubungan dan kerja lembaga :
15.4.4.1. Pengelola Gudang baru dapat menerbitkan
resi gudang setelah mendapat persetujuan
Badan Pengawas.
15.4.4.2. Perusahaan penitip berbentuk badan hukum.
15.4.4.3. Resi Gudang yang telah dijadikan jaminan
harus diserahkan kepada kreditor.
15.4.4.5. Penerima perjanjian pengikat resi gudang
memberitahukan hak jaminan tersebut
kepada Pengelola Gudang dan Pusat
Registrasi.
15.4.4.6. Penerima hak resi gudang berhak menjual
obyek jaminan atas kekuasaannya sendiri
dengan cara lelng umum, jika komoditi dalam
gudang dinilai mempunyai waktu yang lama.
15.4.4.7. Penjualan langsung terhadap barang yang
jangka waktunya belum habis namun jika tidak
dilakukan penjualan maka nilainya terus
menurun.
15.4.4.8. Pemegang resi gudang adalah pemilik barang
yang disimpan dalam gudang.
15.4.5. Kriteria barang bergerak yang disimpan dalam gudang:
15.4.5.1. Mempunyai daya simpan minimum tiga bulan.
15.4.5.2. Memenuhi stndar mutu tertentu; dan
15.4.5.3. Memenuhi kriteria jumlah minimum barang
yang disimpan.
15.4.6. Kriteria komoditas pertanian menurut Peraturan Menteri
Perdagangan Nomor 26/M-DAG/PER/6/2007) yang
dapat disimpan di gudang :
15.4.6.1. Gabah.
15.4.6.2. Beras.
15.4.6.3. Kopi.
15.4.6.4. Kakao.
15.4.6.5. Lada.
15.4.6.6. Karet.
9
15.4.6.7. Rumput laut; dan
15.4.6.8. Jagung.
15.4.7. Manfaat sistem resi gudang.
15.4.7.1. Memperpanjang masa penjualan hasil produksi
petani dan dapat dijadikan agunan untuk
jaminan jangka pendek;
15.4.7.2. Sebagai agunan bank. Resi gudang dapat
dimanfaatkan oleh petani untuk pembiayaan
produknya, sedangkan bagi produsen untuk
membiayai perseiannya;
15.4.7.3. Mewujudkan pasar fisik dan pasar berjangka
yang lebih kompetitif. Di negara yang telah
menerapkan resi gudang, transaksi tidak
dilakukan di gudang secara fisik barang akan
tetapi dilakukan dengan menyerahkan resi
gudang sebagai intrumen penyerahan
komoditas;
15.4.7.4. Mengurangi peran pemerintah dalam stabilitas
harga. Pemerintah dalam rangka pengelolaan
cadangan strategis cukup memegang resi
gudang saja;
15.4.7.5. Memberikan kepastian nilai minimum dari ko-
moditi. Karena sifat komoditi primer yang cepat
rusak dan standar kualitasnya berbeda-beda
maka tanpa adanya resi gudang dan lindung
nilai (hedging), bank pada umumnya akan
memberikan kredit sebesar 50-60 persen dari
nilai aguna. Bank dapat memberikan kredit
yang lebih besar kepada peminjam yang
melakukan lindung nilai untuk komoditi yang
dipinjamkannya (sampai 80-90 persen dari nilai
agunan).
15.4.7.6. Lindung nilai : kegiatan yang dilakukan oleh
seorang investor untuk mengurangi atau
menghilangkan resiko.
15.4.7.7. Contoh lindung nilai : Endang berjualan pecel
di Singapura, akan tetapi sayur mayurnya harus
diimpor dari Batam. Buat Endang, pendapatan
yang ia dapat adalah dalam bentuk dollar
singapura, sedangkan salah satu biaya
10
produksi utamanya (sayuran) dibayar dalam
bentuk rupiah. Dalam kondisi ini, Endang
memiliki resiko (resiko kurs mata uang).
Seandainya saja tiba-tiba mata uang
singapura jatuh karena PAP (partai mayoritas
di Singapura) kalah telak sedang rupiah tetap
kokoh, maka Endang akan sangat rugi karena
biaya produksinya jauh lebih mahal dari
pendapatnya, kecuali jika Endang pulang
kampung dan jualan di Indonesia saja.
Untuk menghilangkan atau mengurangi
resiko ini, Endang bisa melakukan hedging.
Salah satu caranya adalah dengan membeli
kontrak berjangka (forward contract) di bank
dimana dalam kontrak itu, Endang akan
membeli sebesar Rp6.000; per dollar singapura
satu bulan dari sekarang. Disini, Endang
mengunci kurs saat ini juga. Seandainya, tiba
-tiba dollar singapura jatuh dan satu dollar
singapura bernilai Rp3.000;, Endang tetap bisa
mendapat Rp6.000; per dollar singapura.
Bagaimana, kalau hal sebaliknya terjadi?
Dalam satu bulan lagi tiba-tiba nilai rupiah
jatuh dan satu dollar singapura bernilai
Rp.15.000;, Endang tetap mesti beli Rp6.000;
perdollar singapura. Tapi hal ini tidak masalah
bagi Endang. Dia sudah berhitung apabila
rupiah jatuh dan dihargai kurang dari Rp6.000;
per dollar singapura, dia tetap untung toh sayur
mayurnya sudah dibeli duluan.
Sekarang Painah malah senang karena
bisa membawa pulang ke Indonesia lebih
banyak rupiah. (https : //www. google.
co.id/am. tgl 10 Nopember 2018).
15.5. Menurut Pasal 4 Undang Undang Nomor 9 Tahun 2006, selain
dapat dialihkan dan dijadikan dokumen penyerahan barang,
resi gudang dapat dibebani hak jaminan tanpa dipersyaratkan
adanya agunan lain.
15.6. Hal-hal yang terkait dengan hak jaminan :
11
15.6.1. Hak jaminan sebagai perjanjian assesoir. Pembeba
nan hak jaminan mengikuti perjanjian utang piutang
(Pasal 12 ayat (1) Undang Undang Nomor 9 Tahun
2006.
15.6.2. Hak jaminan untuk menjamin satu utang. (Pasal 12
ayat (2) Undang Undang Nomor 9 Tahun 2006.
15.6.3. Pembuatan akta pengikatan hak jaminan antara
Pemegang Resi Gudang (Pemilik Barang) dengan
kreditor dalam bentuk akta autentik.
15.6.4. Pemberitahuan hak jaminan. Kewajiban bagi
penerima hak jaminan untuk memberitahukan
perjanjian pengika- tan resi gudang sebagai hak
jaminan kepada Pengelola Gudang dan Pusat
Registrasi, untuk menghindari perjanjian ganda.
15.7. Hapusnya hak jaminan (Pasal 15 Undang Undang Nomor 9
Tahun 2006 :
15.7.1. Hapusnya utang pokok (perjanjian utang piutang) yang
dijamin dengan hak jaminan, karena ada pelunasan
utang (novasi) atau adanya peralihan piutang yang
terjadi karena cessie, subrogasi, pewarisan atau sebab-
sebab lain.
15.7.2. Pelepasan hak jaminan oleh penerima hak jaminan.
Perjanjian utang piutang antara debitor dengan
kreditor merupakan hubungan hukum yang didasari
unsur kepercayaan. Jika kreditor sudah percaya, maka
ia tidak memerlukan lagi hak jaminan, maka resi
gudang akan dikembalikan kepada penegang resi
gudang sebagai pemilik barang.
15.8. Eksekusi Hak Jaminan.
15.8.1. Apabila debitor cedera janji, maka berdasarkan Pasal
16 Undang Undang Nomor 9 Tahun 2006 kreditor dapat
menjual obyek jaminan dengan dua cara :
15.8.1.1. Melalui lelang umum.
15.8.1.2. Penjualan langsung.
15.8.2. Kedua cara tersebut tidak perlu ada penetapan
pengadilan, namun harus sepengetahuan pemberi hak
jaminan melalui pemberitahuan secara tertulis.
15.8.3. Karena pemberithuan kepada pemberi hak jaminan
akan menimbulkan masalah, maka sebaiknya diperjanji
kan bagaimana tata cara pemeritahuannya.
12
16. Eksekusi Hipotek Kapal Laut.
16.1. Grosse akta adalah salinan akta autentik yang diberi judul
eksekutorial, atau grosse akta adalah salinan akta notaris atau
pejabat (syahbandar) yang diberi irah-irah “Demi Keadilan
Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. (Pasal 195-200 dan 223
HIR/Pasal 440 dan 559-579 Rv).
16.2. Hipotek menurut Pasal 1162 KUHPerdata adalah hak kebendaan
atas suatu benda tidak bergerak untuk mengambil pergantian
dari pada benda bagi pelunasan suatu utang seseorang. Hipotik
adalah perjanjian assesoir, sedangkan perjanjian pokoknya
adalah utang piutang.
16.3. Pasal 1 angka 36 Undang Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran menyatakan bahwa kapal adalah kendaraan air
dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan dengan
tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau
ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis,
kendaraan dibawah permukaan air, serta alat apung dan
bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah.
16.4. Hipotek kapal laut adalah hak kebendaan atas kapal yang
dibukukan atau didaftarkan (biasanya isinya 20 m3) diberikan
dengan akta autentik, guna menjamin tagihan utang.
16.5. Pasal 60 ayat (1) Undang Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran menyatakan bahwa kapal yang telah didaftarkan
dalam daftar kapal Indonesia dapat dijadikan jaminan utang
dengan pembebanan hipotek atas kapal.
16.6. Pemberi hipotik adalah mereka yang memberikan suatu hak
kebendaan (zakelijk recht) sebagai jaminan, sedang penerima
hipotik (hypotheekhouder/hypotheeknemer) adalah mereka
yang meminjamkan uang dibawah ikatan hipotik.
16.7. Unsur yang tercantum dalam hipotek kapal laut adalah :
16.7.1. Adanya hak kebendaan.
16.7.2. Obyek kapal yang beratnya diatas 20 m3.
16.7.3. Kapal tersebut harus didaftarkan di syahbandar.
16.7.4. Diberikan dengan akta autentik.
16.7.5. Menjamin tagihan utang.
16.8. Fase pembebanan hipotek kapal adalah sebagai berikut :
16.8.1. Debitor mengikatkan diri kepada kreditor dalam perjanjian
kredit dengan menyatakan menyerahkan kapal sebagai
hipotek (sebagai jaminan pelunasan utang).
13
16.8.2. Kreditor dan debitor menghadap pejabat pendaftar
kapal dan meminta dibuatkan akta hipotek kapal.
Sedang dokumen yang diperlukan :
16.8.2.1. Surat permohonan.
16.8.2.2. Data kapal.
16.8.2.3. Nilai penjaminan.
16.8.2.4. Grose akta pendaftaran kapal.
16.8.2.5. Surat kuasa memasang hipotek.
16.8.3. Akta hipotek didaftarkan dalam buku daftar dan sejak
pendaftaran itu hak pemegang hipotek lahir.
16.8.4. Pemegang hipotek berhak melaksanakan haknya, di
tangan siapapun kapal itu berada.
16.9. Hapusnya hipotek menurut Pasal 1209 KUHPer :
16.9.1. Hapusnya perikatan pokok.
16.9.2. Pelepasan hipotek oleh kreditor.
16.9.3. Penetapan tingkat oleh pengadilan.
16.10. Apabila utang sudah lunas maka dilakukan roya (pencoretan
hipotek di Syahbandar dengan membawa dokumen :
16.10.1. Surat permohonan roya.
16.10.2. Surat tanda lunas dari kreditor.
16.10.3. Grosse akta pendaftaran hipotek.
16.10.4. Grose akta pendaftaran kapal.
16.11. Jika hipotek telah hapus, harus ada pemberitahuan kepada
pejabat pendaftaran dan pencatatan balik nama di Kantor
Syahbandar untuk diadakan roya atau pencoretan hipotek.
16.12. Walaupun dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun
2016 tentang Tata Cara Penyelesaian Perkara Ekonomi Syariah
hanya menyebutkan eksekusi hak tanggungan dan eksekusi
fidusia, namun eksekusi termasuk rejim jaminan dalam akad
syariah, oleh karena itu sesuai dengan bunyi Pasal 7 ayqt (1)
Perma Nomor 14 Tahun 2016, maka eksekusi hipotik kapal laut
menjadi kewenangan Pengadilan Agama untuk mengek-
sekusinya.
16.13. Prosedur eksekusi hipotek kapal laut :
16.13.1. Kreditor mengajukan fiat eksekusi.
16.13.2. Ketua Pengadilan Agama memanggil debitor untuk
menghadiri sidang insidentil sesuai bunyi Pasal 196 HIR
untuk aanmaning dalam waktu paling lma delapan hari.
14
16.13.3. Apabila dalam waktu delapan hari tersebut tidak
dilaksanakan secara suka rela, maka dikeluarkan
Penetapan Sita Eksekusi atas barang obyek hipotik.
16.13.4. Penyitaan dilakukan olen Panitera atau Jurusita sesuai
ketentuan Pasal 559-579 Rv.
16.13.5. Mengumumkan penyitaan tersebut dengan cara
mendaftarkan di Kantor Syahbandar yang bersangkutan
(tempat termohon atau tempat barang terdaftar)
16.13.6. Selanjutnya Ketua Pengadilan Agama menerbitkan
Penetapan Penjualan Lelang.
16.13.7. Syarat eksekusi hipotik kapal laut adalah Kapal tersebut
harus terdaftar di Kantor Syahbandar setempat
(Staatblad 1933 Nomor 48 jo. Staatblad 1938 Nomor 2
tentang Ordonansi Pendaftaran Kapal dan Balik Nama
Kapal).
16.13.8. Asas-asas sita kapal laut :
16.13.8.1. Rejdende beslag (Pasal 559 Rv), yaitu yang
boleh disita eksekusi hanya terbatas pada
kapalnya dan tidak boleh menghalangi atau
menghambat kegiatan operasional kapal
untuk berlayar di dalam wilayah Indonesia
maupun ke luar negeri.
16.13.8.2. Kebabasan menguasai dan mengusahai kapal.
16.13.8.3. Jika kreditor khawatis kapal tersebut berangkat
ke tempat lain, kreditor dapat mohon kepada
Ketua Pengadilan Agama untuk melakukan
penahanan kapal.
17. Konsignasi/Penitipan Uang Di Pengadilan
17.1. Untuk urusan keuangan hendaknya selalu diadministrasikan
secara tertib, transparan dan akuntabel.
17.2. Dalam hal hasil eksekusi fidusia melebihi nilai penjaminan,
penerima fidusia wajib mengembalikan kelebihan tersebut
kepada pemberi fidusia.
17.3. Dalam hal pembayaran sejumlah uang, sedang hasil penjualan
melebihi kewajiban yang yang harus dibayar, maka
kelebihannya harus dikembali kepada tereksekusi.
17.4. Namun apabila hasil eksekusi tidak mencukupi untuk pelunasan
utang, maka debitor atau tereksekusi tetap bertanggung jawab
atas utang yang belum terbayar.
15
17.5. Dalam menindak lanjuti hasil pelelangan, dimana
Tergugat/Termohon eksekusi menolak untuk menerima bagian-
nya, maka perlu ditempuh langkah sebagai berikut :
17.5.1. Pemohon Eksekusi mengajukan permohonan penyim-
panan (F-38).
17.5.2. Jurusita membuat berita acara penyerahan dan
penyimpanan kepada Panitera (F-39).
17.5.3. Berita acara pemohon eksekusi menyerahkan uang
kepada Termohon Eksekusi, namun ditolak (F-40).
17.5.4. Ketua Pengadilan Agama menerbitkan penetapan uang
titipan.
17.5.5. Uang disimpan dan dibukukan di kepaniteraan dengan
rekening Pengadilan Agama.
17.5.6. Membuka rekening uang konsignasi dengan permoho-
nan ke Menteri Keuangan RI.
17.5.7. Sambil menunggu izin dari Menteri Keuangan RI tentang
pembukaan rekening konsignasi, bagian pihak yang
menolak menerima uang bagiannya yang dalam bentuk
tunai sudah diamankan dalam rekening perkara meskipun
langkah ini tidak tepat.
17.5.8. Bunga dari uang konsignasi di setor ke Kas Negara
sebagai penerimaan lain-lain.
18. Penutup.
Demikian tulisan ini dapat terselesaikan dan dari berbagai aspek
sudut pandang akan diketemukan beberapa kelemahan dan
kekurangan. Untuk penyempurnaan tulisan ini sudilah kiranya segala
koreksi dan masukan dapat disampaikan secara tertulis sehingga
menjadi data yang valid untuk penyempurnaan lebih lanjut. Tulisan ini
berangkat dari ta’bir yang indah, “Tanamlah kurma, meskipun engkau
tahu besok akan mati”.
Pontianak, 09 Desmber 2018
16
Form-32 : Catatan Paniteri pada
Putusan Arbitrase.
PUTUSAN ARBITRASE
Nomor : ................................
Keterangan :
1. Catatan Panitera diletakkan di akhir asli putusan Arbitrase.
2. Cukup dengan setempel.
3. Bunyi catatan Panitera sebagai berikut :
Catatan Panitera :
Putusan Arbitrase ini telah didaftarkan
di Kepaniteraan Pengadilan Agama ...........
dibawah Nomor ........./Pdt.Abt/20...../PA.............
tanggal ...................;
Panitera,
.......................................
17 Form-33 : Tanda Terima Pengembalian
SK Pengangkatan Arbiter.
TANDA TERIMA
Nomor : ........./Pdt.Abt/20...../PA.......
Pada hari ................. tanggal ...................., Saya ....................... Panitera
Pengadilan Agama ............................... telah menerima Surat Keputusan
Pengangkatan Arbiter Nomor ............. tanggal ........................ dari seseorang
yang bernama ...................................., umur .... tahun, agama ..............,
pekerjaan .........................., bertempat tinggal di Jalan ................., RT.../RW....
Desa/Kelurahan .................., Kecamatan .................., Kabupaten/Kota .........;
Demikian tanda terima ini dibuat, dengan ditanda tangani oleh saya
dan yang menyerahkan;
Yang menyerahkan, Panitera,
....................................... ..............................
18
Form-33.a : SK Pengangkatan Arbiter.
Sebagai contoh, ikuti dan cermati apa yang diserahkan oleh
Arbiter kepada Panitera Pengadilan Agama
19 Form-34 : Putusan Menolak Pembatalan-
Putusan Arbitrase.
P U T U S A N
Nomor ...../Pdt.Abt/20..../PA....
Bismillahir rahmanir rahim (tulisan Arab)
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Agama ................ yang memeriksa dan mengadili
perkara tertentu pada tingkat pertama dalam sidang majelis telah
menjatuhkan putusan perkara permohonan pembatalan putusan Arbitrse
antara :
.......................... bin/binti ....................; umur ...... tahun, pekerjaan ...................,
agama ................, pekerjaan ..................., bertempat tinggal di
Jalan ..........., RT......./ RW.........., Desa/Kelurahan .........................,
Kecamatan ..................., Kabupaten/Kota ..................., sebagai
Pemohon;
melawan
Arbiter ............................, pada kantor Arbitrase ................. berkedudukan di
Jalan .............................................; sebagai Termohon I;
.......................... bin/binti .............................; umur ...... tahun, agama ............,
pekerjaan .............., bertempat tinggal di Jalan ......................,
RT......./ RW.........., Desa/Kelurahan .........................., Kecamatan
..................., Kabupaten/Kota ....................., semula sebagai
sebagai Termohon II;
Pengadilan Agama ...................;
Telah mempelajari surat-surat yang berkaitan dengan perkara ini;
Telah mendengar keterangan pihak-pihak yang berperkara;
Telah memperhatikan alat-alat bukti yang diajukan di persidangan;
DUDUK PERKARA
Menimbang, bahwa Pemohon dengan surat permohonan pemba-
talan putusan Arbitrasi ......................, yang terdaftar di Kepaniteraan
Pengadilan Agama .................. pada tanggal ................... dibawah register
20
Nomor ...../Pdt.Abt/20..../PA.... telah mengajukan permohonan terhadap
para termohon dengan mengemukakan hal-hal sebagai berikut :
1. Bahwa .......................................................................................................
...................................................................................................................;
2. Bahwa..................................................................................................................
..................................................................................................................;
Berdasarkan alasan tersebut diatas adalah patut bagi
Pengadilanan Agama ..................... berkenan menjatuhkan putusan yang
amarnya sebagai berikut :
1. Menerima dan mengabulkan permohonan Pemohon untuk
seluruhnya;
2. Menyatakan batal, tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan
hukum mengikan Putusan Arbitrase .............. tanggal ...................;
Dan seterusnya;
PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan
para pihak yang berperkara telah hadir sendiri di persidangan;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim berdasarkan Pasal 130 HIR dan
Perma Nomor 01 Tahun 2016, telah melakukan upaya perdamaian antara
kedua belah pihak berperkara dengan menunjuk Hakim Mediator
........................... untuk melakukan mediasi kepada kedua belah pihak,
namun berdasarkan laporan Hakim Mediator tanggal ................, yang
pada intinya bahwa perdamaian tidak berhasil dan kedua belah pihak
tetap melanjutkan perkara sampai dengan dijatuhkannya putusan;
Menimbang, bahwa jawaban Termohon I ...............................................
............................................................................................................................. ......;
Menimbang, bahwa jawaban Termohon II ..............................................
............................................................................................................................. ......;
Dan seterusnya, sebagaimana membuat putusan perkara
permohonan cerai talak;
Mengingat segala ketentuan peraturan perundang-undangan
terkait;
MENGADILI
1. Menolak permohonan Pemohon untuk seluruhnya;
2. Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp
....................; (.........................);
21
Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis yang
dilangsungkan pada hari ............. tanggal ....................... Masehi,
bertepatan dengan tanggal ................... Hijriyah, oleh kami .............. sebagai
Ketua Majelis, ............................. dan ........................... masing-masing sebagai
Hakim Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk
umum pada hari ......................... tanggal ....................... Masehi, bertepatan
dengan tanggal ................... Hijriyah, oleh Ketua Majelis tersebut dengn
didampingi oleh Hakim Anggota dan dibantu oleh ........................... sebagai
Panitera Pengganti serta dihadiri oleh para pihak yang berperkara;
Ketua Majelis,
...................................
Hakim Anggota I, Hakim Anggota II,
..................................... ....................................
Panitera Pengganti,
....................................
Perincian Biaya :
1. Pendaftaran Rp.........................;
2. Biaya Proses Rp.........................;
3. Panggilan Rp.........................;
4. Redksi Rp.........................;
5. Meterai Rp.........................;
Jumlah Rp.........................;
22
Form-34.a : Putusan Mengabulkan Pembatalan-
Putusan Arbitrase.
P U T U S A N
Nomor ...../Pdt.Abt/20..../PA....
Bismillahir rahmanir rahim (tulisan Arab)
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Agama ................ yang memeriksa dan mengadili
perkara tertentu pada tingkat pertama dalam sidang majelis telah
menjatuhkan putusan perkara permohonan pembatalan putusan Arbitrse
antara :
.......................... bin/binti ....................; umur ...... tahun, pekerjaan ...................,
agama ................, pekerjaan ..................., bertempat tinggal di
Jalan ..........., RT......./ RW.........., Desa/Kelurahan .........................,
Kecamatan ..................., Kabupaten/Kota ..................., sebagai
Pemohon;
melawan
Arbiter ............................, pada kantor Arbitrase ................. berkedudukan di
Jalan .............................................; sebagai Termohon I;
.......................... bin/binti .............................; umur ...... tahun, agama ............,
pekerjaan .............., bertempat tinggal di Jalan ......................,
RT......./ RW.........., Desa/Kelurahan .........................., Kecamatan
..................., Kabupaten/Kota ....................., semula sebagai
sebagai Termohon II;
Pengadilan Agama ...................;
Telah mempelajari surat-surat yang berkaitan dengan perkara ini;
Telah mendengar keterangan pihak-pihak yang berperkara;
Telah memperhatikan alat-alat bukti yang diajukan di persidangan;
DUDUK PERKARA
Menimbang, bahwa Pemohon dengan surat permohonan pemba-
talan putusan Arbitrasi ......................, yang terdaftar di Kepaniteraan
Pengadilan Agama .................. pada tanggal ................... dibawah register
23
Nomor ...../Pdt.Abt/20..../PA.... telah mengajukan permohonan terhadap
para termohon dengan mengemukakan hal-hal sebagai berikut :
3. Bahwa .......................................................................................................
...................................................................................................................;
4. Bahwa..................................................................................................................
..................................................................................................................;
Berdasarkan alasan tersebut diatas adalah patut bagi
Pengadilanan Agama ..................... berkenan menjatuhkan putusan yang
amarnya sebagai berikut :
1. Menerima dan mengabulkan permohonan Pemohon untuk
seluruhnya;
2. Menyatakan batal, tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan
hukum mengikan Putusan Arbitrase .............. tanggal ...................;
Dan seterusnya;
PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan
para pihak yang berperkara telah hadir sendiri di persidangan;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim berdasarkan Pasal 130 HIR dan
Perma Nomor 01 Tahun 2016, telah melakukan upaya perdamaian antara
kedua belah pihak berperkara dengan menunjuk Hakim Mediator
........................... untuk melakukan mediasi kepada kedua belah pihak,
namun berdasarkan laporan Hakim Mediator tanggal ................, yang
pada intinya bahwa perdamaian tidak berhasil dan kedua belah pihak
tetap melanjutkan perkara sampai dengan dijatuhkannya putusan;
Menimbang, bahwa jawaban Termohon I ...............................................
............................................................................................................................. ......;
Menimbang, bahwa jawaban Termohon II ..............................................
............................................................................................................................. ......;
Dan seterusnya, sebagaimana membuat putusan perkara
permohonan cerai talak;
Mengingat segala ketentuan peraturan perundang-undangan
terkait;
MENGADILI
1. Mengabulkan permohonan Pemohon untuk seluruhnya;
2. Membatalkan putusan Arbitrase ..................... Nomor .....................
tanggal ........................ dan sekaligus menyatakan tidak
mempunyai kekuatan hukum mengikat;
24
3. Menghukum kepada Termohon I dan Termohon II untuk membayar
biaya perkara sejumlah Rp. ................... (......................) masing-
masing separoh bagian.
Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis yang
dilangsungkan pada hari ............. tanggal ....................... Masehi,
bertepatan dengan tanggal ................... Hijriyah, oleh kami .............. sebagai
Ketua Majelis, ............................. dan ........................... masing-masing sebagai
Hakim Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk
umum pada hari ......................... tanggal ....................... Masehi, bertepatan
dengan tanggal ................... Hijriyah, oleh Ketua Majelis tersebut dengn
didampingi oleh Hakim Anggota dan dibantu oleh ........................... sebagai
Panitera Pengganti serta dihadiri oleh para pihak yang berperkara;
Ketua Majelis,
...................................
Hakim Anggota I, Hakim Anggota II,
..................................... ....................................
Panitera Pengganti,
....................................
Perincian Biaya :
1. Pendaftaran Rp.........................;
2. Biaya Proses Rp.........................;
3. Panggilan Rp.........................;
4. Redksi Rp.........................;
5. Meterai Rp.........................;
Jumlah Rp.........................;
25 Form-35 : Permohonan Pembatalan
Putusan Arbiter.
Hal : Permohonan Pembatalan- ..........................., .......................
Putusan Arbiter.
Kepada Yth :
Ketua Pengadilan Agama .......................
di .................................................................
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Yang bertandatangan di bawah ini :
............................................ bin/binti ................................; agama .............,
pekerjaan ..............., bertempat tinggal di Jalan ................,
RT......./RW......., Kelurahan/Desa ....................., Kecamatan
..................., Kabupaten/Kota ........... ........., sebagai pihak
Pemohon;
melawan
...................................., Arbiter ...................; alamat ...................................
sebagai Termohon I;
............................................ bin/binti ................................; agama .............,
pekerjaan ..............., bertempat tinggal di Jalan ................,
RT......./RW......., Kelurahan/Desa ....................., Kecamatan
..................., Kabupaten/Kota ........... ........., sebagai pihak
Termohon II;
dengan ini mengajukan permohonan pembatalan atas Putusan Arbitrase
.................... Nomor .................... tanggal .................... dengan alasan sebagai
berikut :
1. Bahwa antara Pemhohon dengan Termohon telah menyerahkan
penyelesaian sengketa kepada Arbitrase .................. dengan putusannya
Nomor .................... tanggal ................. yang amarnya berbunyi sebagai
berikut :
......................................................................................................................
....................................................................................................................
2. Bahwa .......................................................................................................
3. Bahwa .......................................................................................................
26
Berdasarkan dalil-dalil diatas, Pemohon mohon kepada Ketua
Pengadilan Agama ...................... untuk menjatuhkan putusan sebagai
berikut :
1. Mengabulkan permohonan Pemohon seluruhnya;
2. Membatalkan putusan Arbitrase ..................... Nomor .....................
tanggal ........................ dan sekaligus menyatakan tidak
mempunyai kekuatan hukum mengikat;
Demikian permohonan ini kami ajukan dan terimakasih;
Wasssalam.
Penggugat,
..................................................
27 Form-36 : Akta Permohonan-
Kasasi.
AKTA PERMOHONAN KASASI
Nomor ......./Pdt.G/20..../PA......
Pada hari ini ................. tanggal ............... telah datang menghadap
saya .......................... Panitera Pengadilan Agama ..................., seorang
bernama ...................... bin ........................, umur .......... tahun, agama ............
pekerjaan .................... bertempat tinggal di Jalan ................, RT...../RW.....,
Desa/Kelurahan ......................, Kecamatan ........................, Kabupaten/Kota
....................... sebagai Pemohon, bertindak atas dirinya sendiri
menerangkan bahwa ia memohon kasasi terhadap putusan Pengadilan
Agama ................ dalam perkara permohonan pembatalan putusan
Arbitrase Nomor ........../ Pdt.G/20..../PA....... dalam perkara antara :
.................................................; sebagai Pemohon;
melawan
.................................................; sebagai Termohon;
Demikian permohonan kasasi ini dibuat dan ditanda tangani oleh saya,
Panitera Pengadilan Agama ................... dan Pemohon kasasi diatas;
Pemohon Kasasi, Panitera,
.................................. .................................
28
Form-37 : PMH Pembatalan-
Putusan Arbitrase.
P E N E T A P A N
Nomor ....../Pdt.Abt/20...../PA.......
Ketua Pengadilan Agama ................... telah membaca surat
permohonan pembatalan putusan Arbitrase yang terdaftar dalam register
Nomor ....../Pdt.Abt/20..... /PA....... tanggal ....................;
Menimbang, bahwa untuk memeriksa dan mengadili perkara
permohonan pembatalan putusan Arbitrase tersebut perlu ditetapkan
Majelis Hakim yang susunannya tersebut dibawah ini;
Mengingat Pasal 11 ayat (1) Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman jouncto Pasal 93 dan Pasal 94 Undang
Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana
telah diubah dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan terakhir
dengan Undang Undang Nomor 50 Tahun 2009;
MENETAPKAN
1. ............................................ sebagai Ketua Majelis;
2. ............................................ sebagai Hakim Anggota;
3. ............................................ sebagai Hakim Anggota;
untuk memeriksa dan mengadili perkara permohonan pembatalan
putusan arbitrase;
Ditetapkan di : ...................................
Pada tanggal : ....................................
Ketua,
.................................................
29 Form-37.a. : PHS Pembatalan-
Putusan Arbitrase.
P E N E T A P A N
Nomor ....../Pdt.Abt/20...../PA.......
Ketua Majelis Pengadilan Agama ................... telah membaca surat
Penetapan Majelis Hakim Nomor ....../Pdt.Abt/20...../PA....... tanggal
.................... perkara permohonan pembatalan putusan arbitrase yang
terdaftar dalam register Nomor ....../Pdt.Abt/20...../PA....... tanggal
.................... dalam perkara antara :
.......................... bin/binti .....................; umur ...... tahun, agama ...............,
pekerjaan ................., bertempat tinggal di Jalan ..........., RT......./
RW.........., Desa/Kelurahan ......................, Kecamatan .................,
Kabupaten/Kota ....................., sebagai Pemohon;
melawan
...................................., Arbiter ...................; alamat .....................................
sebagai Termohon I;
.......................... bin/binti ....................; umur ...... tahun, pekerjaan ...................,
agama ................, pekerjaan ..................., bertempat tinggal di
Jalan ..........., RT......./ RW.........., Desa/Kelurahan .........................,
Kecamatan ......................., Kabupaten/Kota .....................,
sebagai TermohonII;
Memperhatikan Pasal 145 RBg dan peraturan perundang-undangan
terkait;
MENETAPKAN
- Menentukan bahwa pemeriksaan perkara tersebut akan dilangsungkan
pada hari ................., tanggal ......................., pukul .........................;
- Memerintahkan kepada Jurusita Pengadilan Agama .................
memanggil pihak-pihak berperkara datang menghadap di muka sidang
Pengadilan Agama ..................... pada hari, tanggal dan jam yang telah
ditetapkan diatas dengan membawa surat-surat yang akan diajukan
sebagai bukti dalam perkaranya;
30
- Selanjutnya agar diserahkan kepada para pihak berperkara sehelai
salinan surat permohonan dengan diterangkan jika dikehendaki dapat
dijawab secara tertulis yang ditanda tangani mereka sendiri atau oleh
kuasa hukumnya dan diajukan pada waktu sidang yang ditetapkan untuk
itu;
- Menentukan bahwa tenggang waktu antara pemanggilan para pihak
berperkara dengan hari sidang paling sedikit 3 (tiga) hari kerja;
Ditetapkan di : ...................................
Pada tanggal : ....................................
Ketua Majelis,
.................................................
31
Form-37.b : Penunjukan Panitera Sidang.
SURAT PENUNJUKAN
Nomor ....../Pdt.Eks/20...../PA.......
Panitera Pengadilan Agama ................... telah membaca Penetapan
Ketua Pengadilan Agama ................... Nomor ....../Pdt.Abt/20...../PA.......
tanggal .................... tentang Penetapan Majelis Hakim;
Menimbang, bahwa untuk membantu tugas Majelis Hakim dalam
memeriksa dan mengadili perkara tersebut perlu menunjuk
Panitera/Panitera Pengganti;
Mengingat Pasal 11 ayat (1) Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman jouncto Pasal 93 dan Pasal 94 Undang
Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana
telah diubah dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan terakhir
dengan Undang Undang Nomor 50 Tahun 2009;
MENUNJUK
Saudara ...................... sebagai Panitera/Panitera Pengganti dengan tugas :
1. Membantu Majelis Hakim dengan menghadiri dan mencatat
jalannya sidang serta membuat Berita Acara Sidang;
2. Melaksanakan semua perintah Ketua Majelis dalam rangka
penyelesaian perkara tersebut;
......................, ....................................
Panitera,
.................................................
32
Form-37.c : Penunjukan Jurusita.
SURAT PENUNJUKAN
Nomor ....../Pdt.Abt/20...../PA.......
Panitera Pengadilan Agama ................... telah membaca Penetapan
Ketua Pengadilan Agama ................... Nomor ....../Pdt.Abt/20...../PA.......
tanggal .................... tentang Penetapan Majelis Hakim;
Menimbang, bahwa untuk kelancaran tugas Majelis Hakim dalam
memeriksa dan mengadili perkara tersebut perlu dibantu oleh seorang
Jurusita/Jurusita Pengganti;
Mengingat Pasal 17 ayat (3) Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman jo. Pasal 103 Undang Undang Nomor 7
Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan
Undang Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan terakhir dengan Undang
Undang Nomor 50 Tahun 2009;
MENUNJUK
Saudara ...................... sebagai Jurusita/Jurusita Pengganti dengan tugas
melaksanakan perintah Ketua Majelis menyampaikan panggilan,
pemberitahuan isi putusan kepada pihak yang tidak hadir, mengumumkan
melalui media massa dan melakukan tugas-tugas sebagai Jurusita/Jurusita
Pengganti lainnya atas perintah Ketua Majelis:
......................, .................................
Panitera,
.................................................
33 Form-37.d : Relaas Pemohon.
RELAAS PANGGILAN
Nomor ......./Pdt.Abt/20.../PA.......
Pada hari ................. ini, tanggal ....................... Saya .......................
sebagai Jurusita/Jurusita Pengganti Pengadilan Agama ......................... atas
perintah Ketua Majelis Hakim dalam perkara Nomor ......./Pdt.Abt/20...
/PA......., tanggal ....................;
TELAH MEMANGGIL
.......................... bin/binti ....................; umur ...... tahun, pekerjaan ...................,
agama ................, pekerjaan ..................., bertempat tinggal di
Jalan ..........., RT......./ RW.........., Desa/Kelurahan .........................,
Kecamatan ......................., Kabupaten/Kota .....................,
semula sebagai Pemohon;
agar datang menghadap sidang Pengadilan Agama ................ pada :
Hari/tanggal : ...............................
Pukul : ...............................
Tempat : ...............................
untuk pemeriksaan pembatalan putusan Arbitrase ................ antara :
...............................; sebagai Pemohon;
melawan
..............................; Arbiter ................ sebagai Termohon I;
...............................; sebagai Termohon II;
Panggilan ini saya laksanakan di tempat kediaman yang dipanggil
dan disana saya bertemu serta berbicara Pemohon (tidak bertemu
Pemohon kemudian saya sampaikan melalui Kepala Desa/Lurah dan di
sana saya bertemu .......................... untuk disampaikan kepada yang
bersangkutan);
Selanjutnya saya telah meninggalkan dan menyerahkan kepadanya
sehelai relaas panggilan;
Demikian relaas panggilan ini dibuat dan ditanda tangani oleh saya
serta Pemohon;
Pemohon, Jurusita,
................................. .................................
34
Form-37.e : Relaas Termohon I.
RELAAS PANGGILAN
Nomor ......./Pdt.Abt/20.../PA.......
Pada hari ................. ini, tanggal ....................... Saya .......................
sebagai Jurusita/Jurusita Pengganti Pengadilan Agama ......................... atas
perintah Ketua Majelis Hakim dalam perkara Nomor ......./Pdt.Abt/ 20...
/PA......., tanggal ....................;
TELAH MEMANGGIL
.........................., Arbiter ....................alamat di Jalan ..........., RT......./
RW.........., Desa/Kelurahan ........................., Kecamatan
...................., Kabupaten/Kota ....................., sebagai Termohon
I;
agar datang menghadap sidang Pengadilan Agama ................ pada :
Hari/tanggal : ...............................
Pukul : ...............................
Tempat : ...............................
untuk pemeriksaan pembatalan putusan Arbitrase ................ antara :
..........................................; sebagai Pemohon;
melawan
.........................................; sebagai Termohon I;
.........................................; sebagai Termohon II;
Panggilan ini saya laksanakan di tempat kediaman yang dipanggil
dan disana saya bertemu serta berbicara Termohon I (tidak bertemu
Termohon I kemudian saya sampaikan melalui Kepala Desa/Lurah dan di
sana saya bertemu .................... untuk disampaikan kepada yang
bersangkutan);
Selanjutnya saya telah meninggalkan dan menyerahkan kepadanya
sehelai relaas panggilan;
Demikian relaas panggilan ini dibuat dan ditanda tangani oleh saya
serta Termohon I;
Termohon I, Jurusita,
................................. .................................
35
Form-37.f : Relaas Termohon II.
RELAAS PANGGILAN
Nomor ......./Pdt.Abt/20.../PA.......
Pada hari ................. ini, tanggal ....................... Saya .......................
sebagai Jurusita/Jurusita Pengganti Pengadilan Agama ......................... atas
perintah Ketua Majelis Hakim dalam perkara Nomor ......./Pdt.Abt/20...
/PA......., tanggal ....................;
TELAH MEMANGGIL
.......................... bin/binti ....................; umur ...... tahun, pekerjaan ...................,
agama ................, pekerjaan ..................., bertempat tinggal di
Jalan ..........., RT......./ RW.........., Desa/Kelurahan .........................,
Kecamatan ......................., Kabupaten/Kota .....................,
sebagai Termohon II;
agar datang menghadap sidang Pengadilan Agama ................ pada :
Hari/tanggal : ...............................
Pukul : ...............................
Tempat : ...............................
untuk pemeriksaan pembatalan putusan Arbitrase ................ antara :
..........................................; sebagai Pemohon;
melawan
........................................., Arbiter ...... sebagai Termohon I;
.........................................; sebagai Termohon II;
Panggilan ini saya laksanakan di tempat kediaman yang dipanggil
dan disana saya bertemu serta berbicara Termohon II (tidak bertemu
Termohon kemudian saya sampaikan melalui Kepala Desa/Lurah dan di
sana saya bertemu .................... untuk disampaikan kepada yang
bersangkutan);
Selanjutnya saya telah meninggalkan dan menyerahkan kepadanya
sehelai relaas panggilan;
Demikian relaas panggilan ini dibuat dan ditanda tangani oleh saya
serta Termohon II;
Termohon II, Jurusita,
................................. .................................
36
Form-37.g : Putusan Mengabulkan Pembatalan-
Putusan Arbitrase.
P U T U S A N
Nomor ...../Pdt.Abt/20..../PA....
Bismillahir rahmanir rahim (tulisan Arab)
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Agama ................ yang memeriksa dan mengadili
perkara tertentu pada tingkat pertama dalam sidang majelis telah
menjatuhkan putusan perkara permohonan pembatalan putusan Arbitrase
antara :
.......................... bin/binti ....................; umur ...... tahun, pekerjaan ...................,
agama ................, pekerjaan ..................., bertempat tinggal di
Jalan ..........., RT......./ RW.........., Desa/Kelurahan .........................,
Kecamatan ..................., Kabupaten/Kota ..................., sebagai
Pemohon;
melawan
Arbiter ............................, pada kantor Arbitrase ................. berkedudukan di
Jalan .............................................; sebagai Termohon I;
.......................... bin/binti .............................; umur ...... tahun, agama ............,
pekerjaan .............., bertempat tinggal di Jalan ......................,
RT......./ RW.........., Desa/Kelurahan .........................., Kecamatan
..................., Kabupaten/Kota ....................., semula sebagai
sebagai Termohon II;
Pengadilan Agama ...................;
Telah mempelajari surat-surat yang berkaitan dengan perkara ini;
Telah mendengar keterangan pihak-pihak yang berperkara;
Telah memperhatikan alat-alat bukti yang diajukan di persidangan;
DUDUK PERKARA
Menimbang, bahwa Pemohon dengan surat permohonan pemba-
talan putusan Arbitrasi ......................, yang terdaftar di Kepaniteraan
Pengadilan Agama .................. pada tanggal ................... dibawah register
37
Nomor ...../Pdt.Abt/20..../PA.... telah mengajukan permohonan terhadap
para termohon dengan mengemukakan hal-hal sebagai berikut :
1. Bahwa .......................................................................................................
...................................................................................................................;
2. Bahwa................................................................................................................
....................................................................................................................;
Berdasarkan alasan tersebut diatas adalah patut bagi
Pengadilanan Agama ..................... berkenan menjatuhkan putusan yang
amarnya sebagai berikut :
1. Menerima dan mengabulkan permohonan Pemohon untuk
seluruhnya;
2. Menyatakan batal, tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan
hukum mengikat Putusan Arbitrase .............. tanggal ...................;
Dan seterusnya;
PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan
para pihak yang berperkara telah hadir sendiri di persidangan;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim berdasarkan Pasal 130 HIR dan
Perma Nomor 01 Tahun 2016, telah melakukan upaya perdamaian antara
kedua belah pihak berperkara dengan menunjuk Hakim Mediator
........................... untuk melakukan mediasi kepada kedua belah pihak,
namun berdasarkan laporan Hakim Mediator tanggal ................, yang
pada intinya bahwa perdamaian tidak berhasil dan kedua belah pihak
tetap melanjutkan perkara sampai dengan dijatuhkannya putusan;
Menimbang, bahwa jawaban Termohon I ...............................................
............................................................................................................................. ......;
Menimbang, bahwa jawaban Termohon II ..............................................
............................................................................................................................. ......;
Dan seterusnya, sebagaimana membuat putusan perkara
permohonan cerai talak;
Mengingat segala ketentuan peraturan perundang-undangan
terkait;
MENGADILI
1. Menerima dan mengabulkan permohonan Pemohon untuk
seluruhnya;
2. Menyatakan Putusan Arbitrase .............. tanggal ...................batal,
tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat;
38
3. Menghukum Termohon I dan Termohon II untuk membayar biaya
perkara sejumlah Rp ....................; (.........................) masing-masing
separoh bagian;
Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis yang
dilangsungkan pada hari ............. tanggal ....................... Masehi,
bertepatan dengan tanggal ................... Hijriyah, oleh kami .............. sebagai
Ketua Majelis, ............................. dan ........................... masing-masing sebagai
Hakim Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk
umum pada hari ......................... tanggal ....................... Masehi, bertepatan
dengan tanggal ................... Hijriyah, oleh Ketua Majelis tersebut dengn
didampingi oleh Hakim Anggota dan dibantu oleh ........................... sebagai
Panitera Pengganti serta dihadiri oleh para pihak yang berperkara;
Ketua Majelis,
...................................
Hakim Anggota I, Hakim Anggota II,
..................................... ....................................
Panitera Pengganti,
....................................
Perincian Biaya :
1. Pendaftaran Rp.........................;
2. Biaya Proses Rp.........................;
3. Panggilan Rp.........................;
4. Redksi Rp.........................;
5. Meterai Rp.........................;
Jumlah Rp.........................;
39 Form-37.h : Putusan Menolak Pembatalan-
Putusan Arbitrase.
P U T U S A N
Nomor ...../Pdt.Abt/20..../PA....
Bismillahir rahmanir rahim (tulisan Arab)
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Agama ................ yang memeriksa dan mengadili
perkara tertentu pada tingkat pertama dalam sidang majelis telah
menjatuhkan putusan perkara permohonan pembatalan putusan Arbitrse
antara :
.......................... bin/binti ....................; umur ...... tahun, pekerjaan ...................,
agama ................, pekerjaan ..................., bertempat tinggal di
Jalan ..........., RT......./ RW.........., Desa/Kelurahan .........................,
Kecamatan ..................., Kabupaten/Kota ..................., sebagai
Pemohon;
melawan
Arbiter ............................, pada kantor Arbitrase ................. berkedudukan di
Jalan .............................................; sebagai Termohon I;
.......................... bin/binti .............................; umur ...... tahun, agama ............,
pekerjaan .............., bertempat tinggal di Jalan ......................,
RT......./ RW.........., Desa/Kelurahan .........................., Kecamatan
..................., Kabupaten/Kota ....................., semula sebagai
sebagai Termohon II;
Pengadilan Agama ...................;
Telah mempelajari surat-surat yang berkaitan dengan perkara ini;
Telah mendengar keterangan pihak-pihak yang berperkar;
Telah memperhatikan alat-alat bukti yang diajukan di persidangan;
DUDUK PERKARA
Menimbang, bahwa Pemohon dengan surat permohonan pemba-
talan putusan Arbitrasi ......................, yang terdaftar di Kepaniteraan
Pengadilan Agama .................. pada tanggal ................... dibawah register
40
Nomor ...../Pdt.Abt/20..../PA.... telah mengajukan permohonan terhadap
para termohon dengan mengemukakan hal-hal sebagai berikut :
5. Bahwa .......................................................................................................
............................................................................................................ .......;
6. Bahwa..................................................................................................................
..................................................................................................................;
Berdasarkan alasan tersebut diatas adalah patut bagi
Pengadilanan Agama ..................... berkenan menjatuhkan putusan yang
amarnya sebagai berikut :
1. Menerima dan mengabulkan permohonan Pemohon untuk
seluruhnya;
2. Menyatakan batal, tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan
hukum mengikan Putusan Arbitrase .............. tanggal ...................;
PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan
para pihak yang berperkara telah hadir sendiri di persidangan;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim berdasarkan Pasal 130 HIR dan
Perma Nomor 01 Tahun 2016, telah melakukan upaya perdamaian antara
kedua belah pihak berperkara dengan menunjuk Hakim Mediator
........................... untuk melakukan mediasi kepada kedua belah pihak,
namun berdasarkan laporan Hakim Mediator tanggal ................, yang
pada intinya bahwa perdamaian tidak berhasil dan kedua belah pihak
tetap melanjutkan perkara sampai dengan dijatuhkannya putusan;
Menimbang, bahwa jawaban Termohon I ...............................................
............................................................................................................................. ......;
Menimbang, bahwa jawaban Termohon II ..............................................
............................................................................................................................. ......;
Dan seterusnya, sebagaimana membuat putusan perkara
permohonan cerai talak;
Mengingat segala ketentuan peraturan perundang-undangan
terkait;
MENGADILI
1. Menolak permohonan Pemohon untuk seluruhnya;
2. Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp
....................; (.........................);
41
Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis yang
dilangsungkan pada hari ............. tanggal ....................... Masehi,
bertepatan dengan tanggal ................... Hijriyah, oleh kami .............. sebagai
Ketua Majelis, ............................. dan ........................... masing-masing sebagai
Hakim Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk
umum pada hari ......................... tanggal ....................... Masehi, bertepatan
dengan tanggal ................... Hijriyah, oleh Ketua Majelis tersebut dengn
didampingi oleh Hakim Anggota dan dibantu oleh ........................... sebagai
Panitera Pengganti serta dihadiri oleh para pihak yang berperkara;
Ketua Majelis,
...................................
Hakim Anggota I, Hakim Anggota II,
..................................... ....................................
Panitera Pengganti,
....................................
Perincian Biaya :
1. Pendaftaran Rp.........................;
2. Biaya Proses Rp.........................;
3. Panggilan Rp.........................;
4. Redksi Rp.........................;
5. Meterai Rp.........................;
Jumlah Rp.........................;
42
Form-38: Permohonan Eksekusi
Fidusia.
Perihal : Permohonan Eksekusi- Pontianak, ...........................
Fidusia.
Kepada Yth.
Ketua Pengadilan Agama .....................
di .............................................................
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan hormat, yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : ..........................
Pekerjaan : Advokat
Alamat : ..........................................................................................;
berdasarkan surat kuasa tertanggal ............................ yang dalam hal ini
bertindak untuk dan atas nama klien kami :
Bank Syariah ..................................., alamat .......................................,
sebagai Kreditor/Pemohon Eksekusi Fidusia;
dengan ini mengajukan eksekusi fidusia Nomor .........., tanggal terhadap :
.......................... bin/binti ....................; umur ...... tahun, pekerjaan ...................,
agama ................, pekerjaan ..................., bertempat tinggal di
Jalan ..........., RT......./ RW.........., Desa/Kelurahan .........................,
Kecamatan ......................., Kabupaten/Kota .....................,
sebagai Debitor/Termohon Eksekusi Fidusia;
Adapun permohonan ini disampaikan atas dalil-dalil sebagai berikut :
1. Bahwa ...................................................................................................................
............................................................................................................................. ..;
2. Bahwa....................................................................................................................
............................................................................................................................. ..;
3. Bahwa terhadap obyek eksekusi fidusia tersebut belum diletakkan sita
jaminan;
Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas, kami mohon
kepada Yang Terhormat Ketua Pengadilan Agama .........................,
berkenan :
1. Memanggil, menegor dan selanjutnya memerintahkan kepada
Termohon Eksekusi Fidusia untuk melaksanakan akta fiduasi Nomor
......................... tanggal ................ yang bertitel :Demi Keadilan
43
Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”, bila perlu dengan upaya
paksa dengan mengosongkan .............. (seperti tanah sengketa)
bersama alat negara;
2. Meletakkan sita eksekusi terhadap obyek eksekusi fidusia dimaksud;
Demikianlah surat permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian
serta perkenan Yang Terhormat Ketua Pengadilan Agama .................... kami
haturkan terima kasih;
Wassalam.
Hormat kami
Pemohon Eksekusi,
.......................................
44
Form-38.a : PHS Aanmaning-
Fidusia.
P E N E T A P A N
Nomor : ..... /Pdt-Eks.Fid/20... /PA......
Ketua Pengadilan Agama .......... telah membaca :
I. Surat permohonan eksekusi hak tanggungan dari Kreditor/Pemohon
Eksekusi tanggal ............................... yang terdaftar di Kepaniteraan
Pengadilan Agama .................. Nomor ..... /Pdt-Eks.Fid/20... /PA......
tanggal ..................;
II. Foto kopi Sertifikat Fidusia Nomor ............... tanggal ........... yang bertitel
“Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”;
III. Akta Perjanjian Utang Piutang Akad Syariah Nomor ..................... Tanggal
.......................;
IV. Foto kopi Pendaftaran Fidusia pada Kantor Pendaftaran Fidusia
Kabupaten/Kota ............................... Nomor ................. tanggal ................;
V. Foto kopi surat-surat tegoran oleh kreditor kepada debitor Nomor
....................... tanggal .................... dan Nomor .................. tanggal .............
Menimbang, bahwa permohonan eksekusi tersebut berdasarkan
hukum dan oleh karena itu dapat dikabulkan;
Memperhatikan segala ketentuan peraturan perundang-undangan
terkait;
MENETAPKAN
Memerintahkan Jurusita Pengadilan Agama ..............., memanggil
Pemohon Eksekusi dan Termohon Eksekusi supaya datang menghadap di
hadapan kami pada hari .............., tanggal .............., pukul ........., untuk
aanmaning terhadap Termohon Eksekusi Fidusia agar memenuhi
Sertifikat Fidusia Nomor ............... tanggal ........... yang bertitel “Demi
Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” tersebut dalam
tenggang waktu 8 (delapan) hari sejak ditegor;
Ditetapkan di : ....................;
Pada tanggal : ....................;
Ketua,
...............................................
45 Form-38.b : Relaas Panggilan Pemohon
Eksekusi Fidusia.
RELAAS PANGGILAN
Nomor ......./Pdt.Eks.Fid/20.../PA.......
Pada hari ................. ini, tanggal ....................... Saya .......................
sebagai Jurusita/Jurusita Pengganti Pengadilan Agama ......................... atas
perintah Ketua Pengadilan Agama ............ dalam permohonan eksekusi
hak tanggungan Nomor ......./Pdt.Eks.Fid/ 20.../PA......., tanggal ....................;
TELAH MEMANGGIL
..........................; alamat di Jalan ..........., sebagai Kreditor/Pemohon Eksekusi
Fidusia;
agar datang menghadap sidang aanmaning Pengadilan Agama ................
pada :
Hari/tanggal : ...............................
Pukul : ...............................
Tempat : ...............................
untuk pemeriksaan aanmaning eksekusi fidusia antara :
.........................................; sebagai Kreditor/Pemohon Eksekusi
Fidusia;
melawan
.........................................; sebagai Debitor/Termohon Eksekusi
Fidusia;
Panggilan ini saya laksanakan di tempat kediaman yang dipanggil dan
disana saya bertemu serta berbicara dengan Kreditor/Pemohon Eksekusi
Fidusia dan diberitahukan kepadanya bahwa dirinya akan mendengarkan
bahwa Debitor/Termohon Eksekusi Fidusia akan diberi tegoran agar
melaksanakan Sertifikat Fidusia Nomor ............... tanggal ........... yang bertitel
“Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”; dalam
tenggang waktu 8 (delapan) hari sejak ditegor;
Selanjutnya saya telah meninggalkan dan menyerahkan kepadanya
sehelai relaas panggilan;
Demikian relaas panggilan ini dibuat dan ditanda tangani oleh saya
serta Kreditor/Pemohon Eksekusi Fidusia;
Kreditor/Pemohon Eksekusi Fidusia, Jurusita,
................................. .................................
46
Form-38.c : Relaas Panggilan Termohon-
Eksekusi Fidusia.
RELAAS PANGGILAN
Nomor ......./Pdt.Eks.Fid/20.../PA.......
Pada hari ................. ini, tanggal ....................... Saya .......................
sebagai Jurusita/Jurusita Pengganti Pengadilan Agama ......................... atas
perintah Ketua Pengadilan Agama ............ dalam permohonan eksekusi
hak tanggungan Nomor ......./Pdt.Eks.Fid/ 20.../PA......., tanggal ....................;
TELAH MEMANGGIL
.......................... bin/binti ....................; umur ...... tahun, pekerjaan ...................,
agama ................, pekerjaan ..................., bertempat tinggal di
Jalan ..........., RT......./ RW.........., Desa/Kelurahan .........................,
Kecamatan ......................., Kabupaten/Kota .....................,
sebagai Debitor/Termohon Eksekusi Fidusia;
agar datang menghadap sidang aanmaning Pengadilan Agama ................
pada :
Hari/tanggal : ...............................
Pukul : ...............................
Tempat : ...............................
untuk pemeriksaan aanmaning antara :
.........................................; sebagai Kreditor/Pemohon Eksekusi Fidusia;
melawan
.........................................; sebagai Debitor/Termohon Eksekusi Fidusia;
Panggilan ini saya laksanakan di tempat kediaman yang dipanggil
dan disana saya bertemu serta berbicara dengan Debitor/Termohon
Eksekusi Fidusia dan diberitahukan kepadanya bahwa dirinya akan diberi
tegoran agar melaksanakan Sertifikat Fidusia Nomor ............... tanggal
........... yang bertitel “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa”; dalam tenggang waktu 8 (delapan) hari sejak ditegur;
Selanjutnya saya telah meninggalkan dan menyerahkan kepadanya
sehelai relaas panggilan;
Demikian relaas panggilan ini dibuat dan ditanda tangani oleh saya
serta Debitor/Termohon Eksekusi Fidusia;
Debitor/Termohon Eksekusi Fidusia, Jurusita,
................................. .................................
47 Form-38.d : Berita Acara Aanmaning 1
Termohon Eksekusi Fidusia.
BERITA ACARA
Nomor .........../Pdt.Eks.Fid/20...../PA.......
Pengadilan Agama ..................... yang memeriksa dan mengadili
perkara tertentu pada tingkat pertama yang dilangsungkan di ruang
sidang Pengadilan Agama tersebut, pada hari ..............., tanggal ...........
dalam perkara Eksekusi Fidusia antara :
......................................; alamat ....................................................... di Jalan
............................................................. , sebagai Kreditor/Pemohon
Eksekusi Fidusia;
melawan
.......................... bin/binti ...........................; umur ...... tahun, agama .................,
pekerjaan .................., bertempat tinggal di Jalan ..................,
RT......./ RW.........., Desa/Kelurahan ........................., Kecamatan
.............., Kabupaten/Kota ............, sebagai Debitor/Termohon
Eksekusi Fidusia;
Susunan persidangan :
.......................................... sebagai Ketua; dan dibantu
.......................................... sebagai Panitera;
Setelah sidang dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum oleh
Ketua, Kreditor/Pemohon Eksekusi Fidusia dan Debitor/Termohon Eksekusi
Fidusia dipanggil menghadap ke persidangan;
Kreditor/Pemohon Eksekusi Fidusia datang menghadap sendiri;
Debitor/Termohon Eksekusi Fidusia datang menghadap sendiri;
Selanjutnya Ketua memberikan tegoran kepada Debitor/Termohon
Eksekusi Fidusia, agar ia dalam waktu 8 (delapan) hari memenuhi dan
melaksanakan isi Sertifikat Fidusia Nomor ............... tanggal ........... yang
bertitel “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”;
Kemudian, setelah penegoran tersebut dilaksanakan, Ketua lalu
menyatakan sidang ditutup;
Demikian, berita acara sidang ini dibuat dan ditanda tangani oleh
Ketua serta Panitera;
Panitera, Ketua,
....................................... ...........................................
48
Form-38.e : Berita Acara Aanmaning 2
Termohon Eksekusi Fidusia
Tidak Hadir.
BERITA ACARA
Nomor .........../Pdt.Eks.Fid/20...../PA.......
Pengadilan Agama ..................... yang memeriksa dan mengadili
perkara tertentu pada tingkat pertama yang dilangsungkan di ruang
sidang Pengadilan Agama tersebut, pada hari ..............., tanggal ...........
dalam perkara Eksekusi Fidusia antara :
......................................; alamat ....................................................... di Jalan
............................................................. , sebagai Kreditor/Pemohon
Eksekusi Fidusia;
melawan
.......................... bin/binti ...........................; umur ...... tahun, agama .................,
pekerjaan .................., bertempat tinggal di Jalan ..................,
RT......./ RW.........., Desa/Kelurahan ........................., Kecamatan
.............., Kabupaten/Kota ............, sebagai Debitor/Termohon
Eksekusi Fidusia;
Susunan persidangan :
.......................................... sebagai Ketua; dan dibantu
.......................................... sebagai Panitera;
Setelah sidang dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum oleh
Ketua, Kreditor/Pemohon Eksekusi Fidusia dan Debitor/Termohon Eksekusi
Fidusia dipanggil menghadap ke persidangan;
Kreditor/Pemohon Eksekusi Fidusia datang menghadap sendiri;
Debitor/Termohon Eksekusi Fidusia tidak datang menghadap sendiri
dan tidak menyuruh orang lain untuk datang sebagai wakilnya, meskipun
menurut relaas panggilan tanggal ............................ yang dibacakan dalam
persidangan ternyata Termohon Eksekusi Fidusia tidak hadir dan ketidak
hadirannya itu berdasar alasan yang sah;
Selanjutnya Ketua menununda aanmaning, dan sidang aanmaning
akan dibuka kembali pada hari ................... tanggal ..................... jam ............
dan memerintahkan kepada Jurusita untuk memanggil Debitor/ Termohon
Eksekusi Hak Tanggungan, dan memberi tahu kepada Kreditor/Pemohon
Eksekusi Fidusia agar keduanya datang pada hari, tanggal dan jam sidang
aanmaning tersebut;
49
Kemudian, setelah penundaan sidang aanmaning tersebut
diumumkan, Ketua lalu menyatakan sidang ditutup;
Demikian, berita acara sidang ini dibuat dan ditanda tangani oleh
Ketua serta Panitera;
Panitera, Ketua,
....................................... ...........................................
50
Form-38.f : Surat Tegoran Ke Satu.
BANK ....................................
.................................................................
============================================================
TEGORAN PERTAMA
Berdasarkan Sertifikat Fidusia Nomor ............... tanggal ........... yang
bertitel “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” dan Akta
Perjanjian Utang Piutang Akad Syariah Nomor ..................... tanggal
....................... ternyata dalam catatan angsuran saudara mulai angsuran ke
12 sampai dengan ke 20 dari jumlah angsuran sebanyak 36 kali, saudara
............................ bertempat tinggal .........................sebagai debitor tidak
memunuhi pembayaran angsuran;
Dengan ini, kami ........................ Bank .......................... sebagai kreditor
memperingatkan dan menegor saudara agar dalam 14 (empat belas) hari
sejak diterimanya tegoran ini melunasi angsuran ke 12 sampai dengan ke
20 dari jumlah angsuran sebanyak 36 kali. Dan apabila dalam batas waktu
tersebut saudara tidak memenuhi tegoran ini akan kami mohonkan lelang
eksekusi kepada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang
.......................... melalui fiat eksekusi Pengadilan Agama ......................;
Demikian, surat tegoran pertama ini kami laksanakan di tempat
debitor.
................................., ...............................
Debitor, Petugas Bank ...............
............................ ...................................
51 Form-38.g : Surat Tegoran Ke Dua.
BANK ....................................
.................................................................
============================================================
TEGORAN KE DUA
Berdasarkan Sertifikat Fidusia Nomor ............... tanggal ........... yang
bertitel “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” dan Akta
Perjanjian Utang Piutang Akad Syariah Nomor ..................... tanggal
....................... ternyata dalam catatan angsuran saudara mulai angsuran ke
12 sampai dengan ke 20 dari jumlah angsuran sebanyak 36 kali, saudara
............................ bertempat tinggal .........................sebagai debitor tidak
memunuhi pembayaran angsuran;
Dengan ini, kami ........................ Bank .......................... sebagai kreditor
memperingatkan dan menegor saudara agar dalam 14 (empat belas) hari
sejak diterimanya tegoran ini melunasi angsuran ke 12 sampai dengan ke
20 dari jumlah angsuran sebanyak 36 kali. Dan apabila dalam batas waktu
tersebut saudara tidak memenuhi tegoran ini akan kami mohonkan lelang
eksekusi ke Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang ..........................
melalui fiat eksekusi Pengadilan Agama ......................;
Demikian, surat tegoran kedua ini kami laksanakan di tempat debitor.
................................., ...............................
Debitor, Petugas Bank ...............
............................ ..................................................
52
Form-38.g : Perintah Pelaksanaan
Sita Eksekusi Fidusia.
P E N E T A P A N
Nomor : ......../Pdt-Eks.Fid/20...../PA......
Ketua Pengadilan Agama .......... telah membaca :
I. Surat permohonan eksekusi hak tanggungan dari Pemohon Eksekusi
tanggal ............................... yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan
Agama .................. Nomor ..... /Pdt-Eks.Fid/20... /PA...... tanggal
..................;
II. Foto kopi Sertifikat Fidusia Nomor ............... tanggal ........... yang bertitel
“Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”;
III. Akta Perjanjian Utang Piutang Akad Syariah Nomor ..................... Tanggal
.......................;
IV. Foto kopi Pendaftaran Fidusia pada Kantor Fidusia Kabupaten/ Kota
............................... Nomor ................. tanggal ................;
V. Foto kopi surat-surat tegoran oleh kreditor kepada debitor Nomor
....................... tanggal .................... dan Nomor .................. tanggal .............
Menimbang, bahwa Debitor/Termohon Eksekusi Fidusia pada
tanggal ................., telah diberikan tegoran agar dalam tempo 8 (delapan)
hari memenuhi isi Sertifikat Fidusia Nomor ............... tanggal ........... yang
bertitel “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”;
Menimbang, bahwa ternyata putusan tersebut tidak dapat
dilaksanakan secara riil, oleh karena itu akan dilaksanakan dengan cara
lelang;
Menimbang, bahwa berhubung obyek sengketa tersebut belum
diletakkan sita jaminan, maka perlu diletakan sita eksekusi;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
sebagaimana tersebut diatas, maka permohonan Pemohon Eksekusi
tersebut telah sesuai dengan ketentuan hukum, sehingga dengan
demikian harus dikabulkan;
Memperhatikan segala ketentuan peraturan perundang-undangan
terkait;
MENETAPKAN
Memerintahkan Panitera dan jika berhalangan diganti Jurusita
Pengadilan Agama ................., disertai dua orang saksi yang memenuhi
syarat sebagaimana diatur dalam Pasal 197/HIR/Pasal 209 RBg, untuk
melakukan sita esksekusi fidusia terhadap obyek sengketa berupa :
53
1. .............................................................................................................;
2. .............................................................................................................;
3. Dan seterusnya;
Ditetapkan di : ....................;
Pada tanggal : ....................;
Ketua,
.......................................
54
Form-38.h : Perintah Pelaksanaan
Eksekusi Fidusia.
P E N E T A P A N
Nomor : ......../Pdt-Eks.Fid/20...../PA......
Ketua Pengadilan Agama .......... telah membaca :
I. Surat permohonan eksekusi hak tanggungan dari Pemohon Eksekusi
tanggal ............................... yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan
Agama .................. Nomor ..... /Pdt-Eks.Fid/20... /PA...... tanggal
..................;
II. Foto kopi Sertifikat Fidusia Nomor ............... tanggal ........... yang bertitel
“Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”;
III. Akta Perjanjian Utang Piutang Akad Syariah Nomor ..................... Tanggal
.......................;
IV. Foto kopi Pendaftaran Fidusia pada Kantor Fidusia Kabupaten/ Kota
............................... Nomor ................. tanggal ................;
V. Foto kopi surat-surat tegoran oleh kreditor kepada debitor Nomor
....................... tanggal .................... dan Nomor .................. tanggal .............
Menimbang, bahwa Debitor/Termohon Eksekusi Fidusia pada
tanggal ................., telah diberikan tegoran agar dalam tempo 8 (delapan)
hari memenuhi isi Sertifikat Fidusia Nomor ............... tanggal ........... yang
bertitel “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”;
Menimbang, bahwa ternyata putusan tersebut tidak dapat
dilaksanakan secara riil, oleh karena itu akan dilaksanakan dengan cara
lelang;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
sebagaimana tersebut diatas, maka permohonan Pemohon Eksekusi
Fidusia tersebut telah sesuai dengan ketentuan hukum, sehingga dengan
demikian harus dikabulkan;
Memperhatikan segala ketentuan peraturan perundang-undangan
terkait;
MENETAPKAN
Memerintahkan Panitera dan jika berhalangan diganti Jurusita
Pengadilan Agama ................., disertai dua orang saksi yang memenuhi
syarat sebagaimana diatur dalam Pasal 197/HIR/Pasal 209 RBg, untuk
melakukan esksekusi fidusia dengan minta bantuan kepada KPKNL
terhadap obyek sengketa berupa :
55
1. .............................................................................................................;
2. .............................................................................................................;
3. Dan seterusnya;
Ditetapkan di : ....................;
Pada tanggal : ....................;
Ketua,
.......................................
56
Form-39 : Permohonan Konsignasi.
Hal : Permohonan Penyimpanan- ..........................., .......................
Uang Konsignasi.
Kepada Yth :
Ketua Pengadilan Agama .......................
di .................................................................
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Yang bertandatangan di bawah ini :
............................................ bin/binti ................................; agama .............,
pekerjaan ..............., bertempat tinggal di Jalan ................,
RT......./RW......., Kelurahan/Desa ....................., Kecamatan
..................., Kabupaten/Kota ........... ........., sebagai pihak
Penggugat;
Dengan ini mengajukan permohonan kepada Yang
Terhormat Ketua Pengadilan Agama ................. hendak menyerahkan
sejumlah uang Rp ......................; (...........................) kepada .....................
bin/binti ...........................; agama ............., pekerjaan ...............,
bertempat tinggal di Jalan ................, RT......./RW......., Kelurahan/Desa
....................., Kecamatan ..................., Kabupaten/Kota ......................,
sebagai pihak Tergugat;
Dalam perkara Nomor ....../Pdt.G/20.../ PA......, putus tanggal
......................... eksekusinya telah dilaksanakan pada tanggal
......................... dan setelah pelaksanaan eksekusi tersebut saya mau
menyerahkan hasil eksekusi kepada pihak Tergugat akan tetapi pihak
Tergugat tidak mau menerima uang eksekusi tersebut;
Oleh karena itu, saya menitipkan uang tersebut kepada Yang
Terhormat Ketua Pengadilan Agama ...................... untuk disimpan di
pengadilan dan selanjutnya pengadilan menyerahkan kepada yang
bersangkutan;
Demikian permohonan ini kami ajukan dan terimakasih;
Wasssalam.
Pemohon
................................
57 Form-40 : Berita Acara Penyimpanan/
Konsignasi/Penyerahan.
BERITA ACARA
Nomor ……/Padt.Kon/20…/PA….
Pada hari ini, …………….., tanggal ………… pukul …………… atas
perintah Ketua Pengadilan Agama …………, dalam perkara Nomor ......../
Pdt.G/20.../PA...., saya ……………… Jurusita Pengadilan Agama tersebut
bersama-sama dengan 2 (dua) orang saksi yaitu :
1. ……………. bin ................; umur ..........., agama ..........., pekerjaan
.................., bertempat tinggal di Jalan ..................., RT..../RW....., Desa
Kelurahan ......................., Kecamatan ......................, Kabupaten/Kota
............................;
2. …………..…. bin .................; umur ........., agama ..........., pekerjaan
..................., bertempat tinggal di Jalan .........., RT..../RW....., Desa
Kelurahan ........................, Kecamatan ..................., Kabupaten/Kota
............................;
telah menghadap Panitera Pengadilan Agama …................ dan telah
hadir pula B (kalau hadir) ……………. bin ................; umur ..........., agama
..........., pekerjaan .................., bertempat tinggal di Jalan ...................,
RT..../RW....., Desa Kelurahan ......................., Kecamatan ......................,
Kabupaten/Kota ............................, untuk menyerahkan kepada B ........, dan
telah saya serahkan uang sejumlah Rp……………. (.........................) yang
terdiri dari :
- Uang kertas pecahan Rp…………; sejumlah ……………(…………...)
lembar;
- Uang kertas pecahan Rp…………….....; sejumlah ........……………
(……………) lembar;
yang telah di tolak lagi oleh B;
Uang sejumlah Rp …………….. (…………), saya ........… Jurusita
serahkan kepada ………….. Panitera Pengadilan Agama …………….. untuk
disimpan sebagai uang titipan /konsignasi;
Demikian dibuat berita acara konsignasi ini disaksikan oleh saksi- saksi
tersebut serta ditanda tangani baik asli maupun salinan berita acara oleh
Jurusita, Panitera Pengadilan Agama …………. serta para saksi, dan salinan
berita acara ini telah diserahkan kepada B..................;
58
Panitera, Jurusita,
…………………………… .....................................
Saksi I, Saksi II,
……………………. …………………….
59 Form-41 : Perintah Kepada
Panitera Untuk Menyimpan.
P E N E T A P A N Nomor ……/Pdt.Kon/20…/PA….
Ketua Pengadilan Agama ……………
Telah membaca surat permohonan tertanggal ……………….. dari
………....... bin/binti ....................; umur ..... tahun, agama ......, pekerjaan
.........., bertempat tinggal di Jalan …………, RT…/RW...., Desa/Kelurahan
.................., Kecamatan ...................., Kabupaten/Kota ........................., yang
pada pokoknya memohon kepada Ketua Pengadilan Agama …………..
untuk menyerahkan sejumlah uang kepada ………....... bin/binti ....................;
umur ..... tahun, agama ............, pekerjaan .............., bertempat tinggal di
Jalan ……….....…, RT…/RW...., Desa/Kelurahan ........................, Kecamatan
...................., Kabupaten/Kota ......................... ;
Menimbang, bahwa pemohon adalah pihak Penggugat dalam
perkara Nomor ……/Pdt.G/20...../PA.....;
Menimbang, bahwa maksud Pemohon adalah dalam rangka
pelaksanaan amar putusan Nomor ……/Pdt.G/20...../PA..... tanggal
…………., yaitu Pemohon diwajibkan untuk membayar uang sejumlah Rp.
………..; (...................................);
Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 1405 KUHPerdata, maka
permohonan Pemohon cukup beralasan dan berdasarkan hukum,
sehingga dapat diterima dan dikabulkan;
Memperhatikan, ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan perkara ini;
MENETAPKAN
1. Mengabulkan permohonan Pemohon tersebut diatas;
2. Memerintahkan Panitera untuk menyimpan sementara uang konsignasi
tersebut di kas kepaniteraan;
3. Memerintahkan Panitera/Jurusita Pengadilan Agama ……………. atau
wakilnya disertai dengan 2 (dua) orang saksi agar selambat-lambatnya
dalam waktu 14 ( empat belas ) hari menyerahkan uang tersebut
kepada ……………. bin/binti ....................; umur ..... tahun, agama
............, pekerjaan .............., bertempat tinggal di Jalan ……….....…,
RT…/RW...., Desa/Kelurahan ........................, Kecamatan ....................,
Kabupaten/Kota ........................., sebagai Tergugat perkara Nomor
....../Pdt.G/20...../PA......;
60
4. Apabila yang bersangkutan menolak, maka uang tersebut diserahkan
kembali kepada Kepaniteraan Pengadilan Agama ………. untuk
disimpan sebagai uang konsignasi/titipan;
Ditetapkan di : ………………
Pada tanggal : ………………
Ketua,
…………………………
61 Form-41 : Permohonan Pengangkatan Sita.
Perihal : Permohonan Pengangkatan- ...................., .....................
Sita Jaminan/Sita Eksekusi.
Kepada Yth.
Ketua Pengadilan Agama .....................
di .............................................................
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Yang bertanda tangan di bawah ini :
.......................... bin/binti .....................; umur ...... tahun, agama ...............,
pekerjaan ................., bertempat tinggal di Jalan ..........., RT......./
RW.........., Desa/Kelurahan ......................, Kecamatan .................,
Kabupaten/Kota ....................., sebagai Penggugat/Pemohon
Eksekusi;
dengan ini mengajukan permohonan pengangkatan sita jaminan/sita
eksekusi atas putusan Pengadilan Agama .............., perkara Nomor
........../Pdt.G/20....../PA.......;
Adapun permohonan ini disampaikan atas dalil-dalil sebagai berikut :
1. Bahwa dalam perkara di Pengadilan Agama .............. sebagaimana
terdaftar pada register perkara Nomor ........../Pdt.G/20....../PA....... telah
dijatuhi putusan yang amar putusannya berbunyi sebagai berikut :
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
2. Bahwa Pemohon Eksekusi dengan Termohon Eksekusi ..........................
bin/binti .....................; umur ...... tahun, agama ..............., pekerjaan
................., bertempat tinggal di Jalan ..........., RT......./ RW..........,
Desa/Kelurahan ......................, Kecamatan ................., Kabupaten/Kota
..................... telah mengadakan persetujuan/perdamaian tentang
pelaksanaan eksekusi putusan Pengadilan Agama ............ dimaksud
dan eksekusi suka rela telah dilaksanakan pada tanggal .................,
sebagaimana kesepakatan perdamaian terlampir;
3. Bahwa terhadap harta yang telah dieksekusi secara suka rela tersebut
masih diletakkan sita jaminan/sita eksekusi sehingga menjadi
penghalang untuk pengalihan hak, proses balik nama dan proses
hukum lainnya;
4. Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas, kami mohon kepada
Yang Terhormat Ketua Pengadilan Agama ........................., berkenan
mengangkat sita jaminan/sita eksekusi yang telah diletakkan pada
tanggal ..................... dan telah dinyatakan sah dan berharga;
62
Demikianlah surat permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian
serta perkenan Yang Terhormat Ketua Pengadilan Agama .................... kami
haturkan terima kasih;
Wassalam.
Hormat kami
Pemohon,
.......................................
63 Form-42 : Penetapan Perintah-
Pengangkatan Sita
P E N E T A P A N
Nomor : ......../Pdt-Eks/20...../PA......
Ketua Pengadilan Agama ..................... telah membaca :
I. Putusan Pengadilan Agama .....................,/Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor : ....../Pdt-Eks/20..... /PA.... tanggal ..................., dalam
perkara antara :
............... binti ..............., sebagai Penggugat;
melawan
............... bin .................., sebagai Tergugat;
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, yang amarnya
berbunyi sebagai berikut :
1. .....................................................................................................................;
2. ......................................................................................................................;
3. ......................................................................................................................;
4. Dan seterusnya;
II. Penetapan Sita Jaminan/Sita Eksekusi Ketua Pengadilan Agama ...........,
Nomor ......................, jo. Nomor .............., tanggal .....................;
III. Berita Acara Sita Jaminan/Sita Eksekusi yang telah diletakkan oleh
Jurusita Pengadilan Agama .............., Nomor .................., tanggal
...................;
IV. Surat permohonan pemohon dari Pemohon Eksekusi tanggal
................... yang didaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama
..............., Nomor ........................, tanggal ...................., tentang
pengangkatan sita jaminan;
V. Surat perdamaian antara penggugat dan tergugat tanggal .................;
Menimbang, bahwa obyek tersebut telah diletakkan sita jaminan
oleh Jurusita Pengadilan Agama .................., pada tanggal ..................,
sebagaimana tercatat dalam berita acara sita jaminan/sita eksekusi
Nomor ............, tanggal .......................;
Menimbang, bahwa oleh antara penggugat dan tergugat telah
terjadi kesepakatan yang dituangkan dalam surat kesepakatan
perdamaian sebagaimana yang tersebut diatas, maka Pengadilan
64
Agama ........................... berpendapat bahwa sengketa di antara pihak
dalam perkara tersebut telah selesai;
Menimbang, bahwa untuk melepaskan sita terhadap obyek yang
telah diletakkan sita jaminan atau sita eksekusi, maka harus dilakukan
pengangkatan sita tersebut;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
sebagaimana tersebut diatas, maka permohonan pemohon untuk
mengangkat sita jaminan/sita eksekusi tersebut telah sesuai dengan
ketentuan hukum, sehingga dengan demikian harus dikabulkan;
Memperhatikan segala ketentuan peraturan perundang-undangan
terkait;
MENETAPKAN
Memerintahkan Panitera dan jika berhalangan diganti Jurusita
Pengadilan Agama ................., disertai dua orang saksi yang memenuhi
syarat dalam Pasal 197 HIR/ Pasal RBg, untuk melakukan
pengangkatan sita jaminan/sita eksekusi atas obyek sebagaimana
tertera dalam berita acara sita yang telah dilakukan oleh Jurusita
Pengadilan Agama ................. Nomor ..................., tanggal ................’
yaitu :
1. .........................................................................................................................;
2. .........................................................................................................................;
3. .........................................................................................................................;
Ditetapkan di : ....................;
Pada tanggal : ....................;
Ketua,
...............................................
65 Form-43 : Kesepakatan Perdamaian.
KESEPAKATAN/PERDAMAIAN
EKSEKUSI SUKA RELA
Yang bertanda tangan di bawah ini :
1. ........................ bin/binti .....................; umur ...... tahun, agama
.................., pekerjaan ................, bertempat tinggal di Jalan ...........,
RT......./ RW.........., Desa/Kelurahan ......................, Kecamatan
................., Kabupaten/Kota ....................., sebagai Pemohon
Eksekusi/Pihak Pertama;
2. ....................... bin/binti ....................; umur ...... tahun, agama
.............. pekerjaan ..................., bertempat tinggal di Jalan ...........,
RT......./ RW.........., Desa/Kelurahan ........................., Kecamatan
......................., Kabupaten/Kota ....................., sebagai Termohon
Eksekusi/Pihak Kedua;
Dengan kesadaran dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun, Pihak
Pertama dan Pihak Kedua mengadakan kesepakatan dan perdamaian
sebagai berikut :
1. Bahwa amar Putusan Pengadilan Agama ............. Nomor ................
angka ..... yang berupa tanah sawah dengan luas 1 hektar, Nomor
Sertifikat Nomor ............ Tahun ............... dengan batas :
- Sebelah utara : ................................;
- Sebelah timur : ................................;
- Sebelah selatan : ................................;
- Sebelah barat : ................................;
menjadi bagian milik Pemohon Eksekusi;
2. Bahwa amar Putusan Pengadilan Agama ............. angka ..... yang
berupa tanah pekarangan dengan luas 300 m2 yang diatasnya berdiri
sebuah rumah tembok ukuran 11 m x 14 m, Sertifikat Nomor ............ Tahun
............... dengan batas :
- Sebelah utara : ................................;
- Sebelah timur : ................................;
- Sebelah selatan : ................................;
- Sebelah barat : ................................;
menjadi bagian milik Pemohon Eksekusi;
3. Bahwa dengan kesepakatan perdamaian ini eksekusi putusan Nomor
................................... tersebut telah selesai dan tidak ada sengketa lagi;
66
Demikian kesepakatan/perdamain ini dibuat untuk dilaksanakan dan
dipertanggung jawabkan menurut hukum yang berlaku;
Pontianak, ...........................
Pihak Pertama, Pihak Kedua,
............................... .................................
Saksi I, Saksi II,
.................................... .........................................
Mengetahui :
Kepala Desa/ Lurah ......................
..................................
67 Form-44 : Penetapan Pencabutan-
Eksekusi.
P E N E T A P A N
Nomor : ......../Pdt-Eks/20...../PA......
Ketua Pengadilan Agama ..................... telah membaca :
I. Putusan Pengadilan Agama ....................., Nomor : ....../Pdt-Eks/20.....
/PA.... tanggal ..................., dalam perkara antara :
............... binti ..............., sebagai Penggugat;
melawan
............... bin .................., sebagai Tergugat;
yang telah mempunyai hukum tetap, yang amarnya berbunyi sebagai
berikut :
1. ...................................................................................................................;
2. ......................................................................................................................;
3. ......................................................................................................................;
II. Surat permohonan dari Pemohon Eksekusi tanggal ................... yang
didaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama ..............., Nomor ..............,
tanggal ...................., tentang pengangkatan sita jaminan/sita eksekusi;
III. Penetapan Ketua Pengadilan Agama .................., Nomor ..................,
tanggal ...................;
IV. Berita Acara Aanmaning Nomor .................., tanggal ..............;
V. Surat permohonan Pemohon Eksekusi tanggal .................... tentang
pencabutan terhadap permohonan Eksekusi tanggal ..................... yang
telah didaftarkan di Kepanioteraan Pengadilan Agama ............., Nomor
......................., tanggal .....................;
Menimbang, bahwa permohonan Pemohon tersebut adalah
berdasar hukum, karenanya harus dikabulkan;
Memperhatikan segala ketentuan peraturan perundang-undangan
terkait;
MENETAPKAN
Mengabulkan permohonan Pemohon mencabut permohonan
eksekusi yang telah terdaftar pada Kepaniteraan Pengadilan Agama
................., Nomor ..................., tanggal ................;
Ditetapkan di : ....................;
Pada tanggal : ....................;
Ketua,
...............................................
68
Form-45 : Penetapan Pencabutan-
Eksekusi Putusan Provisi.
P E N E T A P A N
Nomor : ......../Pdt-Eks/20...../PA......
Ketua Pengadilan Agama ..................... telah membaca :
I. Putusan Pengadilan Agama ....................., Nomor : ....../Pdt-Eks/20.....
/PA.... tanggal ................... tentang penangguhan eksekusi,
II. Putusan Pengadilan Agama .................., Nomor ....../Pdt-Eks/20..... /PA....,
tanggal ..................., dalam perkara antara :
..................... binti ..............., sebagai Penggugat/Pemohon
Eksekusi;
melawan
............... bin .................., sebagai Tergugat/Termohon Eksekusi;
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, yang amarnya
berbunyi sebagai berikut :
1. ...................................................................................................................;
2. ......................................................................................................................;
3. ......................................................................................................................;
Menimbang, bahwa dalam putusan Pengadilan Agama ................,
Nomor ................, tanggal ......................, putusan provisi yang menjadi
dasar permohonan eksekusi a quo telah dinyatakan tidak berkekuatan
hukum;
Menimbang, bahwa berhubung putusan provisi tersebut dalam
telaah dinyatakan tidak berkekuatan hukum, maka syarat proses
eksekusi terhadap putusan provisi tersebut harus dihentikan;
Memperhatikan segala ketentuan peraturan perundang-
undangan terkait;
MENETAPKAN
Menghentikan eksekusi putusan provisi perkara Nomor ....../Pdt-
G/20..... /PA......................, tanggal ....................;
Ditetapkan di : ....................;
Pada tanggal : ....................;
Ketua,
...............................................
69 Form-46 : Penetapan Harga Limit.
P E N E T A P A N
Nomor : ......../Pdt-Eks/20...../PA......
Ketua Pengadilan Agama ..................... telah membaca :
I. Surat permohonan Pemohon tanggal ................... tentang permohonan
lelang eksekusi perkara Nomor ......../Pdt-Eks/20...../PA......;
II. Penetapan Ketua Pengadilan Agama .................., Nomor ......../Pdt-
Eks/20...../PA......, tanggal ................... tentang perintah lelang eksekusi;
III. Hasil penilaian properti dari Kantor Jasa Penilai Publik .........., Nomor
......................., tanggal ..................;
Menimbang, bahwa untuk memberikan harga dasar dalam
penjualan secara lelang, diperlukan harga limit sebagai patokan harga
terendah;
Menimbang, bahwa penetapan harga limit didasarkan pada
harga nilai jual obyek pajak (NJOP), harga pasaran dan pertimbangan
harga dari penilai publik;
Menimbang, bahwa selain pertimbangan harga sebagaimana
tersebut diatas, juga didasarkan kondisi dan situasi serta keterbatasan
waktu penjualan obyek tersebut (nilai likuidasi).
Memperhatikan segala ketentuan peraturan perundang-
undangan terkait;
MENETAPKAN
1. Menentukan harga limit obyek tereksekusi lelang berupa ....................
sejumlah Rp.................... ( ................................);
2. Menentukan harga limit obyek tereksekusi lelang berupa ......................
sejumlah Rp.................... ( ................................);
3. Dan seterusnya.
Ditetapkan di : ....................;
Pada tanggal : ....................;
Ketua,
...............................................
70
Form-47 : Pengantar Pengangkatan
Sita Jaminan/Sita Eksekusi. Belum final
Logo PENGADILAN AGAMA ...................
Jalan ........................, Nomor ..................................
.....................................................
Nomor : ..................................... ..................., .......................
Sifat : Penting.
Lampiran : 1 (satu) Berkas.
Perihal : Penyampaian Salinan Penetapan-
Pengangkatan Sita Jaminan atas
Kendaraan Bermotor.
Kepada
Yth. Saudara Kepala Kepolisian-
Resor .....................................
di .............................................
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Sehubungan surat kami Nomor ................, tanggal.........,
perihal sebagaimana tersebut pada pokok surat, dan
penetapan Ketua Pengadilan Agama ................, Nomor .......;
tanggal .............. tentang pengangkatan sita jaminan/sita
eksekusi;
Menunjuk Penetapan Ketua Pengadilan Agama ......
Nomor ................., tanggal .............., tentang Penetapan
Lelang, dalam perkara antara :
............... binti ..............., sebagai Pemohon Eksekusi;
melawan
............... bin .................., sebagai Termohon Eksekusi;
dengan ini Kami mohon bantuan Saudara untuk terlaksana-
nya lelang terhadap obyek eksekusi berupa :
1- ................................................. dengan harga limit Rp............;
(....................);
2- ................................................. dengan harga limit Rp............;
(....................);
Bersama ini pula, kami lampirkan berkas perkara
dimaksud.
71
Demikian, atas bantuan dan kerja samanya kami
ucapkan terima kasih.
Wassalam,
Panitera,
.......................................
72
Form-48 : Buku Jurnal Keuangan-
Konsignasi.
BUKU JURNAL KEUANGAN KONSIGNASI
NOMOR REG. KONSIGNASI : ................................................
NAMA PENITIP : ................................................
NAMA PENERIMA : ................................................
NO TANGGAL URAIAN JUMLAH
KETERANGAN PENERIMAAN PENGELUARAN
73 Form-49 : Buku Keuangan Konsignasi.
BUKU KEUANGAN KONGSIGNASI
NO TANGGAL NO. REG
KONSIGNASI
NOMOR
PERKARA
JUMLAH
(Rp)
PENYERAHAN PEMBERITAHUAN
KET JURUSITA
SAKSI
SAKSI JURUSITA
SAKSI
SAKSI
KETERANGAN
Cara Pengisian sama dengan pengisian Buku Induk Keuangan Perkara
74
Form-50 : Buku Register Konsignasi.
BUKU REGESTER KONSIGNASI
NO NO.
REG.KONSIG
NO.
PERKARA
NAMA
PIHAK
DALAM
PERKARA
ASAL
NAMA
PIHAK
DALAM
PERKARA
ASAL
TGL.
PERMOHONAN
KONSIG
TGL.
PENETAPAN
KONSIG
TGL.
BA.
KONSIG
PBT
PENYERAHAN
UANG
JMLH
UANG
KONSIG
KET
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Keterangan :
Kolom 1 : Nomor Urut.
Kolom 2 : Nomor Regester Konsignasi.
Kolom 3 : Nomor Perkara.
Kolom 4 : Nama pihak dalam perkara asal.
Kolom 5 : Nama pihak dalam perkara asal.
Kolom 6 : Tanggal permohonan konsignasi.
Kolom 7 : Tanggal penetapan konsignasi.
Kolom 8 : Tanggal Berita Acara Konsignasi.
Kolom 9 : Pemberitahuan penyerahan uang.
Kolom 10 : Jumlah uang konsignasi.
Kolom 11 : Keterangan.
75 Form-51 : Berita Acara tentang Pernyataan Kesediaan
Untuk Membayar (pasal 1405 KUH Perdata).
BERITA ACARA
Nomor ……/Pdt.Eks/20…/PA….
Pada hari ini, …………. tanggal ………………….. atas permintaan dari
………............., umur ......, agama ..........., pekerjaan ..........., bertempat
tinggal di Jalan ............, RT...../RW........, Desa/Kelurahan................,
Kecamatan ................, Kabupaten/Kota ..................., saya………………
Jurusita Pengadilan Agama ………......... dalam perkara Nomor ...../Pdt.G/
20.../PA.... dengan disertai 2 ( dua ) orang saksi yaitu :
1. ……………. bin ................; umur ..........., agama ..........., pekerjaan
.................., bertempat tinggal di Jalan ..................., RT..../RW....., Desa
Kelurahan ......................., Kecamatan ......................, Kabupaten/Kota
............................;
2. …………..…. bin .................; umur ........., agama ..........., pekerjaan
..................., bertempat tinggal di Jalan .........., RT..../RW....., Desa
Kelurahan ........................, Kecamatan ..................., Kabupaten/Kota
............................;
Berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Agama …………
Nomor …………… tanggal …………… telah melakukan penawaran
penyerahan kepada B …………..…. bin .................; umur .........,
agama ..........., pekerjaan ..................., bertempat tinggal di Jalan
.........., RT..../RW....., Desa Kelurahan ........................, Kecamatan
..................., Kabupaten/Kota ............................;
disana saya bertemu dengan ia sendiri, hendak menawarkan/
menyerahkan uang sejumlah Rp. ……….. (..........................) yang terdiri
dari uang kertas ………… Rp. ………., (dst).
Atas hal tersebut B ................menjawab sebagai berikut :
................................…………………………………………………………………
………………………………………………………………………………............;
Oleh karena B .......... menolak untuk menerima uang sejumlah
Rp …………; (………....) yang hendak diserahkan tersebut, maka saya
Jurusita tersebut, di hadapan saksi-saksi telah membuat berita acara
ini yang saya dan saksi-saksi tanda tangani, baik asli maupun
salinannya.
76
Saya telah memperingatkan pula segala akibat dari
penolakan pembayaran tersebut kepada B .................., begitu pula
mengenai biaya exploit itu;
Salinan berita acara ini telah saya serahkan kepada B ...........
terebut,
Demikian dibuat berita acara ini yang ditanda tangani oleh
saya, Jurusita dan saksi-saksi tersebut serta B .......... yang berpiutang;
Termohon Eksekusi, Jurusita,
………………………………… ........……………
Saksi I, Saksi II,
…………………… ……………………
77 Form-52 : Penetapan Uang Titipan.
P E N E T AP A N
Nomor ……/Pdt…Kon/20…… / PA ………
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM (Huruf Arab)
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Ketua Pengadilan Agama ……………
Telah membaca surat permohonan tertanggal ……………….. dari
………....... bin/binti ....................; umur ..... tahun, agama ......, pekerjaan
.........., bertempat tinggal di Jalan …………, RT…/RW...., Desa/Kelurahan
.................., Kecamatan ...................., Kabupaten/Kota ........................., yang
pada pokoknya memohon kepada Ketua Pengadilan Agama …………..
untuk menyerahkan sejumlah uang kepada ………....... bin/binti ....................;
umur ..... tahun, agama ............, pekerjaan .............., bertempat tinggal di
Jalan ……….....…, RT…/RW...., Desa/Kelurahan ........................, Kecamatan
...................., Kabupaten/Kota ......................... ;
Menimbang, bahwa pemohon adalah pihak ………. dalam perkara
Nomor ……../Pdt.G/20...../PA.........;
Menimbang, bahwa maksud pemohon adalah dalam rangka
pelaksanaan amar putusan Nomor …….......... tanggal …………., yaitu
pemohon diwajibkan untuk membayar uang sejumlah Rp. ………..; (...........);
Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 1405 KUHPerdata, maka
permohonan pemohon cukup beralasan dan berdasarkan hukum,
sehingga dapat diterima dan dikabulkan;
Memperhatikan, ketentuan perundang-undangan yang berkaitan
dengan perkara ini;
MENETAPKAN
1. Mengabulkan permohonan pemohon tersebut diatas;
2. Memerintahkan Panitera untuk menyimpan sementara uang
konsignasi tersebut di kas kepaniteraan;
3. Memerintahkan Panitera/Jurusita Pengadilan Agama …………….
atau wakilnya disertai dengan 2 (dua) orang saksi agar selambat-
lambatnya dalam waktu 14 ( empat belas ) hari menyerahkan uang
tersebut kepada ……………. bin/binti ....................; umur ..... tahun,
agama ............, pekerjaan .............., bertempat tinggal di Jalan
……….....…, RT…/RW...., Desa/Kelurahan ........................, Kecamatan
...................., Kabupaten/Kota ......................... ;
78
4. Apabila yang bersangkutan menolak, maka uang tersebut
diserahkan kembali kepada Kepaniteraan Pengadilan Agama
………. untuk disimpan sebagai uang konsignasi/titipan;
Ditetapkan di : ………………
Pada tanggal : ………………
Ketua,
…………………………
79 Form-53 : Penetapan Uang Titipan-
( Hasil Lelang )
P E N E T E P A N Nomor ……/Pdt…Kon/20……/PA……….
Ketua Pengadilan Agama ……………, telah membaca :
1. Laporan Hasil Pelaksanaan Eksekusi Lelang Perkara Nomor
Nomor ……/Pdt…G/20……/PA………. tanggal …………….;
2. Berita Acara Penyerahan hasil Eksekusi Lelang kepada
Tergugat, Nomor ……/Pdt…G/20……/PA………. tanggal
………………;
Menimbang, bahwa maksud penyerahan uang hasil
pelaksanaan eksekusi lelang sejumlah Rp. ……….; (.......................) kepada
………....... bin/binti ....................; umur ..... tahun, agama ......, pekerjaan
.........., bertempat tinggal di Jalan …………, RT…/RW...., Desa/Kelurahan
........................., Kecamatan ...................., Kabupaten/Kota .........................,
sebagai Tergugat dalam perkara Nomor ……/Pdt…G/20……/PA……….
tanggal ………………, yang telah dilakukan oleh Panitera/Jurusita pada hari
………. tanggal ……… pukul ………. tersebut adalah dalam rangka
pelaksanaan Penetapan Ketua Pengadilan Agama ………… Nomor
/Pdt…Eks/20……/PA………. tanggal ………………. tentang perintah ekekusi
lelang dan Putusan Pengadilan Agama .....…… Nomor ....... /Pdt.G/20.../PA
……, tanggal ……..........;
Menimbang, bahwa oleh karena pihak Tergugat menolak
penerimaan uang tersebut, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 1406 KUH
Perdata uang tersebut harus disimpan di Kepaniteraan Pengadilan Agama
sebagai uang titipan/konsignasi;
Memperhatikan, ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan perkara ini;
MENETAPKAN
Memerintahkan Panitera/Jurusita Pengadilan Agama ...................…….. atau
wakilnya disertai dengan 2 ( dua) orang saksi untuk menyerahkan/
menyimpan uang tersebut di Kepaniteraan sebagai uang titipan/
konsignasi;
Ditetapkan di : ………………
Padatanggal : ………………
Ketua,
…………………………
80
Form-54 : Berita Acara Pelaksanaan-
Eksekusi Penjualan Lelang.
BERITA ACARA
Nomor: ……../Pdt.Eks/20…./PA…….
Pada hari ini ………………, tanggal ………… saya ......……………
Panitera/Jurusita/Jurusita Pengganti Pengadilan Agama …………………..,
atas perintah Ketua Pengadilan Agama……………… tanggal………………,
Nomor…./Pdt.Eks/20…/PA… dalam perkara antara :
……………………… bin/binti.............................; umur …… tahun, pekerjaan
……………….. bertempat tinggal di Jalan ………………, RT..../RW....,
Desa/Kelurahan…………….. Kabupaten/Kota………………………….,
selanjutnya disebut penggugat/pemohon lelang;
melawan
……………………… bin/binti.............................; umur …… tahun, pekerjaan
……………….. bertempat tinggal di Jalan ………………, RT..../RW....,
Desa/Kelurahan…………….. Kabupaten/Kota………………………….,
selanjutnya disebut tergugat/termohon lelang;
dengan disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi yang telah dewasa masing-
masing bernama :
1. …………………… bin/binti ...................…, umur …… tahun,
agama .....…… pekerjaan ……………….., bertempat tinggal di
Jalan ……………………, RT......../RW........,
Desa/Kelurahan…………….. Kabupaten/Kota ……………….;
2. …………………… bin/binti ...................…, umur …… tahun,
agama .....…… pekerjaan ……………….., bertempat tinggal di
Jalan ……………………, RT......../RW........,
Desa/Kelurahan…………….. Kabupaten/Kota ……………….;
telah datang ke tempat yang telah ditentukan untuk melaksanakan
eksekusi dengan meminjam tempat di Kantor Kepala Desa/Lurah
………………………..;
Setelah kami tiba ditempat tersebut, pemohon eksekusi hadir sendiri
dan termohon/para pemohon eksekusi hadir. Dengan dihadiri pula oleh
beberapa orang yang akan berminat sebagai pembeli lelang, dan
petugas dari KPKNL bernama …………………………;
Selanjutnya untuk melaksanakan eksekusi tersebut kami minta
bantuan kepada petugas dari KPKNL tersebut yang hadir untuk menjual
81
lelang tanah berikut bangunannya sebagaimana tersebut dalam perkara
Nomor…/Pdt.G/20…/PA… yaitu :
3. Sebidang tanah sawah tercatat atas nama …………….......... persil
Nomor ……. Luas ….........…… terletak di Desa/Kelurahan
………………………, Kecamatan ……………, Kabupaten/Kota
……………., dengan batas-batas sebagai berikut:
- Utara………………………………………… :
- Timur ……………………………………… :
- Selatan……………………………………… :
- Barat………………………………………… :
4. Tanah sertifikat hak milik tercatat atas nama………………., Persil
Nomor ………… luas………… berikut bangunannya yang terdiri
dari:
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
Dengan batas-batas sebagai berikut:
- Utara………………………………………… :
- Timur ……………………………………… :
- Selatan……………………………………… :
- Barat………………………………………… :
Kemudian oleh petugas dari KPKNL ………………………. tersebut
mengumumkan tentang penjualan lelang atas tana-tanah tersebut di atas
berikut bangunannya telah mendapat penawaran tertinggi dari orang
bernama………………….. bertempat tinggal di Jalan ..........................,
RT..../RW......, Desa/Kelurahan ...........…………… Kecamatan ........……………..
Kabupaten/Kota……………………., dengan harga Rp. ………………………
(………………………), harga penawaran mana sudah mencapai harga limit
yang telah ditentukan oleh penjual lelang;
Oleh karena penawaran lelang tertinggi dari harga tanah beserta
bangunan yang ada di atasnya tersebut telah mencapai harga limit yang
ditentukan oleh penjual lelang dan dibeli oleh ……………………. bertempat
tinggal di Jalan ................. RT...../RW......, Desa/Kelurahan……………………….
Kecamatan ……………………, Kabupaten/Kota ………………….. dengan
harga lelang dan mengenai pengosongan rumah dan penyerahannya
diberikan waktu 2 (dua) minggu terhitung sejak penjualan lelang ini
dilakukan dan oleh pembeli lelang menyatakan dapat menerimanya
dengan baik;
82
Demikian berita aara ini dibuat dan ditanda tangani oleh saya dan
saksi-saki, serta tergugat. Selanjutnya selembar dari berita acara ini
diberikan kepada masing-masing pihak pembeli;
Panitera/Juru Sita
………………………
Saksi I, Saksi II,
................................... ......................................
Tergugat, Kepala Desa/Lurah ..................,
...................................... .................................
Perincian Biaya:
1. Biaya Pendaftaran : Rp……………………….
2.Biaya Panggilan : Rp……………………….
3. Dana Lelang : Rp……………………….
4. …………………………… : Rp……………………….
Jumlah : Rp. ................................
Pontianak. 10 Desember 2018
(Selesai, wassalam)