langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

79

Upload: progresif

Post on 07-Apr-2016

236 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Proyek buku yang dilakukan tim lembaga Penelitian dan Pengkajian KARISMA (LP2K). buku ini dibuat selain bentuk hasil dari pembelajaran juga memudahkan apabila akan melakukan penelitian sejenis

TRANSCRIPT

Page 1: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1
Page 2: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1
Page 3: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

ii LPP KARISMA

Page 4: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

iii LPP KARISMA

Langkah Mudah Melakukan Penelitian

Sosial

Page 5: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

iv LPP KARISMA

Page 6: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

v LPP KARISMA

Langkah Mudah

Melakukan Penelitian

Sosial

Disusun Oleh:

LP2K

Lembaga Pengkajian dan Penelitian KARISMA

Page 7: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

vi LPP KARISMA

“Langkah Mudah Melakukan Penelitian Sosial”

Bagian 1

Copyright © 2014

Lembaga Pengkajian dan Penelitian KARISMA

(LP2K)

Keluarga Remaja Islam Salman ITB

(KARISMA ITB)

Penulis: Tim LP2K 2014 (Elsa Asri Nauli, Haifa Afifah, Iqbal Fauzi

Aditama, dan Khoirul Hidayat)

Penyunting Naskah: Haifa MF

Perancang Sampul: Iqbal F Aditama

Penata letak: Haifa MF

Cetakan Pertama: Juni 2014

Diterbitkan oleh: LP2K

Komp. Masjid Salman ITB gd. Kayu Lt. 1

Jalan Ganesa 7 40132

Telp. 022 2503645

Fax. 022 2500042

www.karisma-itb.org

Page 8: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

vii LPP KARISMA

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah tuhan semesta

alam. Atas karunia dan izin-Nya lah kita masih diberikan

kenikmatan untuk dapat memahami setiap tanda-tanda

kekuasaan yang telah Allah tunjukan di bumi dan di langit.

Shalawat serta salam tak lepas kita curah limpahkan kepada

baginda Muhammad. Saw. yang telah menjadi tauladan

terbaik umat, panutan sehingga kita bisa beriman kepada

Allah Swt. Sebagaimana mestinya.

Saya mewakili tim penyusun dari LP2K mengucapkan

banyak terimakasih kepada rekan-rekan yang terlibat dalam

penyempurnaan penyusunan buku Standar Operasional

Prosedur penelitian yang kami beri judul “Langkah Mudah

Melakukan Penelitian Sosial” ini, meski belum tuntas, artinya

harus di lanjutkan ke bagian 2, semoga sedikitnya

keberadaan buku ini memberikan manfaat bagi para

pembaca, dan khususnya peneliti dikemudian hari.

Tujuan utama disusunnya buku ini adalah kami ingin

memberikan kemudahan bagi Pembina yang ingin meneliti

setiap masalah-masalah social yang mungkin terjadi

ditengah hiruk pikuk aktifitas remaja saat ini.

Harapan selanjutnya buku ini dapat menjadi buku

pedoman tetap untuk membuat sebuah penelitian social

Page 9: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

viii LPP KARISMA

sederhana yang ingin di buat, yang nantinya akan menjadi

sebuah solusi setiap permasalah remaja di KARISMA sendiri.

Demikianlah semoga dengan adalanya buku ini, dapat

memberikan manfaat yang besar dalam membuat suatu

peneletian. Mohon kiranya kritik dan saran dari pembaca

demi perbaikan yang lebih baik.

.

Penyusun

Page 10: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

ix LPP KARISMA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................vii

DAFTAR ISI.........................................................................ix

1. BAB I. Penelitian itu Apa Sih?…............................1

2. BAB II. Tahap-Tahap Penelitian...........................10

3. BAB III. Desain Penelitian….................................22

4. BAB IV. Metode Pengambilan Data….................32

5. Daftar Pustaka.......................….............................63

6. Biodata Penulis…....................................................65

Page 11: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

x LPP KARISMA

Page 12: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

1 LPP KARISMA

BAB I

Penelitian itu Apa sih?

Sahabat-sahabat pernah mendengarnya? Tentu, lalu

apa yang terbesit dalam benak sahabat-sahabat tentang

penelitian? Seorang peneliti sedang melakukan penelitian

dengan tujuan menemukan suatu hal yang diinginkannya.

Dalam konteks ini, kita sepakat bahwa penelitian adalah

suatu proses, sebuah proses panjang yang harus dilewati

oleh kita, si peneliti untuk mencapai tujuan penelitian.

Kebutuhan KARISMA dalam melakukan penelitian

sangatlah diperlukan, merujuk pada visi KARISMA yaitu

menjadi pusat pembinaan remaja se-Bandung raya, selain

itu telah disiapkannya banyak produk yang telah dibuat

sebagai langkah KARISMA mencapai visi tersebut, untuk

menuai hasil yang diinginkan tidaklah mudah.

Sebuah penelitian bisa menjadi salah satu komponen

keberhasilan pencapaian tersebut seperti halnya produk

yang telah dibuat. Dalam hal ini, penelitian dapat menjadi

salah satu alat perang para Pembina dalam mengidentifikasi

sebuah kebenaran yang semu atau biasa kita sebut asumsi.

Sampai disini sudah mendapat titik terang, mengapa

kita membutuhkan penelitian?

Page 13: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

2 LPP KARISMA

Ketika kita diminta untuk menuju suatu tempat kita

membutuhkan jalan, supaya perjalanan bebas hambatan

atau lancar kita membutuhkan strategi khusus untuk

melewatinya dan dalam menentukan strategi yang cocok

kita harus tahu kondisi jalan itu seperti apa, lalu kita

bertanya kepada orang-orang sekitar tentang keadaan jalan

menuju ketempat tujuan itu (tracer study) setelah itu

barulah kita dapat mengetahui sedikitnya informasi yang

setelah itu strategi untuk mencapai tujuan lebih cepat akan

didapat dengan kumpulan informasi yang telah diterima

sebelumnya.

Kaitan cerita diatas dengan peran KARISMA bagi

remaja tidak lah jauh berbeda, hanya lebih sedikit terjal.

Keadaan remaja yang penuh dengan keunikan-keunikan

tertentu telah membuat kita (baca: Pembina) banyak

membuat desain produk pembinaan maupun penjaringan,

namun kadang produk-produk tersebut dirasa kurang efektif

atau kurang berdampak banyak bagi remaja itu sendiri.

Sebuah evaluasi besar yang bisa menjadi tolak ukur

pembuatan produk lebih efektif dari sebuah proses

penelitian yang bisa kita tindak kepada objek dakwah (baca:

Adik). Evaluasi ini bukan sekedar asumsi atau sebuah

intropeksi kinerja. Karena hal itu terkadang kurang

berdampak pada kasus serupa setelah melewati masa itu.

Page 14: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

3 LPP KARISMA

Baiklah, dalam bab ini, kita akan banyak berbicara

tentang penelitan secara umum, macam-macam penelitian

yang bisa kita gunakan di organisasi sejenis KARISMA berikut

contoh kasusnya. Jadi penelitian adalah sebuah cara yang

dilakukan seseorang (peneliti) untuk mendapatkan suatu hal

yang diinginkan.

Barang siapa ingin meningkatkan hasil untuk apa saja

yang sedang ia tekuni, membutuhkan kegiatan penelitian

(Arikunto, 2013, hal. 2)

Ada beberapa jenis penelitian yang dapat dilakukan.

Diantaranya

1. Penelitian deskriptif murni atau survey

Merupakan penelitian berupa pemaparan tentang

sesuatu atau kejadian yang terdapat diwilayah tertentu

kemudian dari data yang telah didapat tadi dikelompokan

berdasarkan jenis, sifat atau kondisinya, setelah data yang

diperlukan lengkap, kemudian diambil kesimpulannya.

Penelitian jenis ini, tentu sahabat-sahabat tidak asing

lagi, mahasiswa tentu pernah melakukan sebuah survei ke

suatu tertentu untuk memastikan bahwa tempat tersebut

Page 15: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

4 LPP KARISMA

aman. Tamat. Dalam kondisi yang sama divisi pembinaan

adik yang berkecimpung di bidang penampung minat dan

bakat, ingin memastikan jenis kegiatan apa yang sangat

diminati adik saat ini. Kemudian dilakukanlah sebuah survei

kesekolah-sekolah se-Bandung raya, ternyata minat adik

dominan di bidang media (misalnya) dan beberapa literatur

pun menunjukan hal sama, seperti melesatnya penggunaan

media sosial, pencerdasan siswa dengan menggunakan

media belajar vidio tutorial, serta guru-guru pun banyak

yang sedang mengembangkan berbagai media dalam

pendampingan siswa dalam belajar.

Data-data tersebut dapat menjadi lKamusan kuat

dalam membuat club media yang dapat menampung minat

adik yang menyenanginya. Tentu hal ini tidak dapat dengan

mudah terbantahkan bukan? Karena kebenaran lah disini

yang seakan berbicara, data hasil survei adik yang

menunjukan kearah sana dan nilai lebihnya kita bisa

memetakan penyebaran informasi pembukaan rekrutmen

adik binaan di wilayah-wilayah tertentu yang memiliki

sumber remaja penyuka media yang mendominasi.

Penelitian jenis ini, memungkinkan kita untuk

membuat produk unggulan. Sahabat-sahabat juga pasti

pernah menerima quisioner yang berisikan suatu produk

baru yang akan diluncurkan, entah itu kita sebagai

Page 16: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

5 LPP KARISMA

konsumen atau mahasiswa, hal ini dilakukan si peniliti agar

ia tidak salah strategi dalam meluncurkan produknya yang

pada akhirnya hasil penelitian ini membuat keyakinan penuh

kepada dirinya untuk membuat produk di suatu tempat yang

memang membutuhkannya.

2. Penelitian komparasi atau perbandingan

Merupakan penelitian perbandingan, membandingan

satu wilayah dengan wilayah lain atau metode A dengan

metode B. Mana yang lebih baik. Apakah ada persamaan

dan perbedaan dari hasil perbandingan itu, kemudian hasil

penelitian akan menunjukan mana yang lebih baik.

Contoh kasus di divisi KLC (KARISMA Learning Center)

bentuk pembelajaran yang dilakukan pengajar lebih banyak

menggunakan metode ceramah dan pendampingan dalam

mengerjakan soal-soal. Sedangkan pemerintah telah

mensosialisasikan metode pembelajaran student centered,

dimana pada metode ini, muridlah yang lebih banyak

melakukan aktifitas belajar nya dibandingkan gurunya, peran

guru pada metode ini lebih banyak ke arah fasilitator – bila

dibutuhkan saja- KLC ingin lebih tahu metode mana yang

lebih baik digunakan dalam kemajuan hasil belajar siswanya.

Page 17: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

6 LPP KARISMA

Kemudian dilakukanlah penelitian perbandingan,

dimana metode A dibandingkan dengan metode B. Mana

yang lebih baik dan bisa diterapkan di KLC. Maka

berlakukanlah suatu metode A pada kelompok A dan

metode B pada kelompok B. Lalu lihat hasil penerapan

metode pada kelompok tersebut di sebuah hasil belajar nilai

kognitif, mana yang lebih besar nilai kognitifnya, hal ini

memberi kesimpulan metode mana yang lebih baik

digunakan untuk mencapai suatu nilai tertentu yang

diinginkan.

Penelitian ini akan menentukan mana yang lebih baik,

mana yang bisa digunakan, mana yang lebih menguntungkan

atau mana yang lebih memiliki banyak manfaat yang

kemudian Kamu akan yakin mana yang bisa diterapkan

sebagaimana tujuan yang diingikan sebelumnya.

3. Penelitian penelusuran (tracer study)

Merupakan penelitian penelusuran data-data lama

atau masa lampau. Pengamatan data-data lama yang akan

didapatkan sekarang kemudian di analisis apakah data itu

bisa dipakai di masa sekarang.

Page 18: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

7 LPP KARISMA

Berdirinya KARISMA sejak tahun delapan puluhan

memungkinkan kita untuk menemukan fosil-fosil tua yang

berserakan di rantai sejarah dari mulai pendiriannya sampai

sekarang. Disini kita bisa dapatkan perkembangan

pembinaan remaja dari tahun delapan puluh hingga

sekarang, dari hasil telusur itu kita bisa temukan, metode

pembinaan mana yang efektif untuk adik, atau teknik

penyebaran informasi seperti apa yang bisa menarik adik

lebih banyak. Dari data-data yang kita dapatkan itu kita bisa

menarik kesimpulan mana sajakan yang bisa diterapkan

sekarang.

Contoh lain misalnya, dari hasil penenelusuran yang

ada, menunjukan bahwa metode pembinaan remaja

dianggap kuno, hal ini berdasarkan temuan dokumen lama

yang mengisahkan sebuah metode serupa yang jaya

dimasanya. Dan kenapa metode ini tidak efektif di masa

sekarang, karena karakter adik remaja sekarang yang jelas

berbenda dengan karakter adik remaja dimasa lampau. Itu

sebabnya mungkin metode ini tidak berlaku bagi adik yang

kita temui di masa sekarang.

Page 19: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

8 LPP KARISMA

4. Action research

Merupakan penelitian yang tidak merubah suatu

kondisi pelaksanaan yang telah berjalan, action research ini

memang meneliti hal yang sedang berjalan, melalui

pengamatan-pengamatan. Apa yang akan dikembangan,

dirubah atau bahkan dihapuskan. Dalam keberjalan

pelaksanaannya si peneliti melihat plus-minus dari pelaksaan

tersebut, dikontrol secara terus menerus kemudian

dievaluasi dan ditindak menuju arah yang lebih baik.

Action research merupakan salah satu jenis penelitian

yang bisa digunakan dalam ruang lingkup yang cukup luas

dimana di KARISMA sendiri telah banyak program yang

sedang berjalan yang memerlukan evaluasi terus menerus

guna mencapai kualitas menuju arah yang lebih baik.

Misalnya kegiatan mentoring yang dirasa oleh lebih

banyak pembina merupakan suatu metode dakwah yang

paling efektif dan belum menemuka metode yang lebih baik

lagi. Namun, pada kenyataannya, kenapa masih banyak adik

yang cenderung berprilaku yang tidak sesuai dengan

harapan, entah itu karena bosan, atau memang

pelaksaannya yang sangat monoton sehingga membuat adik

kurang bersemangat. Hal-hal seperti ini sudah selakyaknya di

evaluasi kenapa hal itu bisa terjadi, kemudian ditindak

Page 20: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

9 LPP KARISMA

perbaikan seperti apa yang bisa terapkan pada mentoring ini

supaya adik yang terlibat dalam lingkatan mentoring ini tidak

dibuat bosan dan menyenangkan.

Penelitian ini tidak dengan cepat mendapatkan hasil

yang diinginkan, perlu perjalanan yang cukup sabar, harus

dilakukannya kontroling secara berkala sehingga

didapatkannya data perkembangan menuju arah yang

diinginkan. Bila mana kontroling ini tidak diberlakukan, maka

kita tidak pernah mengetahui apa-apa saja yang menjadi

hambatan yang dapat kita evaluasi, yang pada akhirnya akan

hanya melakukan kesalahan-kesalahan yang serupa dan

‘terlantar’.

Page 21: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

10 LPP KARISMA

BAB II

Tahap-Tahap Penelitian

Di BAB 1 kita sudah bahas banyak hal tentang penelitian,

lalu bagaimana sih cara melakukan penelitian? Sebelum kita

membahas lebih lanjut, mari kita samakan presepsi terlebih dahulu.

Pertama-tama, kita harus pikirkan bahwa penelitian adalah sesuatu

yang seru, menyenangkan, dan bisa dipelajari oleh siapapun

termasuk kita. melalui penelitian yang nantinya akan kita buat kita

bisa melihat suatu hal lebih menyeluruh dan mendalam tentang

suatu permasalah yang ingin kita ketahui. Dalam sebuah penelitian,

khususnya penelitian sosial, akan banyak hal yang kita dapatkan,

diantaranya adalah kita bisa memahami fenomena yang terjadi di

masyarakat dan dilingkungan di sekitar kita. KARISMA (Keluarga

Remaja Masjid Salman) merupakan sebuah organisasi yang

konsentrasi pada pembinaan remaja, maka KARISMA akan lebih

melihat fenomena dikalangan remaja (SMP/SMA) lebih mendalam.

Penelitian sosial dapat memberikan berbagai alternatif pemecahan

masalah untuk kita. Melalui penelitian sosial juga kita dapat

mengetahui hidden connection dari suatu hal. Nah tuh keren kan?

Tahapan penelitian merupakan suatu proses dimana kita

akan tahapan atau langkah demi langkah dari awal kita meniatkan

diri untuk melakukan penelitian sampai pada hasil penelitian dan

memublikasikannya pada orang lain. sebuah penelitian yang valid

Page 22: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

11 LPP KARISMA

atau dapat dipercaya didasari oleh lKamusan yang kuat dan utuh,

dan tahapan yang kita tawarkan ini dapat sahabat-sahabat gunakan

sebagai pedoman dalam melakukan penelitian.

Tahapan ini menjadi panduan saat kita mendesain suatu

penelitian. Ngomong-ngomong tentang desain, kalo dalam desain

pakaian atau desain rumah kan kita butuh jiwa seni untuk

menghasilkan karya yang bagus. Nah, untuk desain penelitian ini,

kita juga butuh jiwa “seni”. Hal Ini harus dimiliki oleh peneliti

sebagai keterampilan khusus untuk menghasilkan penelitian yang

berkualitas. selanjutnya “seni” tersebut akan muncul dan

berkembang saat kita secara seksama melaksanakan proyek

penelitian ini. So, jangan khawatir, yuk kita mulai!

1. Merumuskan Masalah

Ini adalah tahapan paling awal dalam melakukan penelitian.

Dalam tahapan pertama ini, kita harus mengetahui tujuan

penelitian yang kita lakukan secara eksplisit. Selain tujuan, kita juga

perlu memaparkan latar belakang dari penelitian kita, apa yang

membuat kita membuat penelitian tersebut? Minimal latar

belakang itu bisa menjawab pertanyaan tadi. Dari latar belakang

yang sudah dibuat tersebut disesuaikanlah dengan maksud

penelitian kita. Misalnya, jika kita akan melakukan penelitian untuk

internal KARISMA, maka kita menyusun latar belakang sesuai

dengan kebutuhan KARISMA terhadap penelitian yang akan

Page 23: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

12 LPP KARISMA

dilaksanakan. Hal itu akan memunculkan urgensi pelaksanaan

penelitian tersebut.

Pemaparan latar belakang dan tujuan yang jelas akan

membuat orang lain beranjak untuk bisa berpartisipasi aktif dalam

proyek penelitian. Jangan salah lho, saat pelaksanaan penelitian

nanti kita akan dibantu oleh banyak pihak. Pihak yang terlibat tidak

hanya dari tim peneliti, tapi juga responden dan konsumen

penelitian kita nanti. Untuk tim peneliti, latar belakang dan tujuan

yang jelas akan menjadi semacam bahan bakar yang dapat

memotivasi kita untuk bahu-membahu melaksanakan penelitian,

meskipun tanpa imbalan apapun.

2. Merumuskan Desain Penelitian

Setelah merumuskan masalah, selanjutkan kita ke tahap

merumuskan dan membuat desain penelitian. Pada tahap ini

sebaiknya kita telah merumuskan hipotesis yang nanti kita uji

kebenarannya dengan penelitian. Pertanyaan-pertanyaan yang

akan kita cari tahu jawabannya melalui penelitian yang akan kita

lakukan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian menjadi

pertimbangan untuk memilih jenis penelitian yang paling tepat.

Kira-kira jenis penelitian seperti apa yang paling pas untuk

memperoleh jawaban dari pertanyaan yang telah dapatkan.

Jenis penelitian yang kita pilih bergantung pada seberapa

banyak pengetahuan yang kita miliki. Misalnya jenis penelitian

deskriptif, sebab akibat, atau eksplanatori. Jika pengetahuan kita

Page 24: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

13 LPP KARISMA

belum melampaui maka kita dapat menggunakan penelitian

eksplanatori. Penelitian eksplanatori berguna untuk mendapatkan

permasalahan secara lebih lengkap.

3. Menentukan Metode Pengambilan Data

Selanjutnya kita akan bahas bagaimana cara atau metode

pengambilan data. Penentuan metode pengambilan data yang

tepat adalah metode yang bisa menghasilkan banyak manfaat

diantaranya adalah untuk menekan anggaran, menyusun

pertanyaan-pertanyaan, dan meningkatkan kualitas data (Saris

dkk., 2007). Metode pengambilan data tersebut dapat ditentukan

dengan berbagai cara. Diantaranya bisa dilakukan dengan

wawancara tatap muka, melalui telepon, internet (misalnya form

google docs), dan lembar kuisioner.

Dari berbagai metode tersebut terdapat perbedaan pada

keberadaan responden saat pengambilan data dan kelompok

respondennya. Jika kita memilih pengambilan data dengan

menggunakan google docs, maka responden cukup mengisi form

dari depan layar komputer yang tersambung dengan jaringan

internet. Kelemahan dari google docs adalah responden yang

mengisi form sangat acak dan sulit untuk dikelompokkan

demografinya (tempat tinggal, sekolah, umur, dan lain-lain).

Kelemahan tersebut membuat google docs tidak direkomendasikan

untuk KARISMA pada penelitian yang sifatnya eksternal.

Page 25: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

14 LPP KARISMA

Dari keseluruhan metode, lembar kuisioner merupakan

metode yang paling baik. Dengan lembar kuisioner, kita bisa

menentukan kelompok responden yang menjadi sasaran kita dan

kita bisa melihat tingkah laku responden saat melakukan pengisian,

hal itu bisa diketahui ketika kita bertemu langsung dengan

responden.

Metode lembar kuisioner akan semakin baik jika didukung

dengan melakukan teknik wawancara. Ada pun beberapa yang

harus dipertimbangkan, jika kita melakukan wawancara,

diantaranya waktu yang cukup lama, flesibelitas jam pertemuan

dan profesionalitas yang tinggi.

Kualitas data penelitian tidak hanya ditentukan oleh metode

pengambilan data yang kita pilih, namun juga ada faktor lain yang

juga ikut berperan yaitu formulasi pertanyaan. Formulasi

pertanyaan – variasi pertanyaan dalam kuisioner yang

mempertimbangkan, diksi dan konteks – akan mempengaruhi

variasi jawaban yang akan diberikan responden. Misalnya, kita ingin

menanyakan hal yang bersifat personal, dalam keadaan yang

umum, sebagian responden tidak berkenan menjawab pertanyaan

tersebut yang mengakibatkan, jawaban yang diberikan tidak sesuai

dengan keadaan yang sebenarnya untuk mengantisipasi

kemungkinan itu terjadi maka diperlukannya teknik khusus dalam

mengformulasikan pertanyaan, agar pertanyaan tidak terkesan

menyudutkan responden.

Page 26: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

15 LPP KARISMA

4. Mendesain Formulir Pengumpulan Data

Sebelumnya sedikit kita telah menyinggung tentang

kuisioner, Formulir pengumpulan data itu sama dengan kuisioner

yang sering kita sebut-sebutkan sebelumnya, dalam BAB ini kita

akan mencari tahu bagaimana membuat desain kuisinoner yang

baik. Sebelum kita membuat pertanyaan kuisioner, dibutuhkan

konsep dan formulasi tertentu. kebanyak orang menganggap hal ini

mudah, padahal dalam pengerjaannya diperlukan beberapa

pertimbangan sebelum membuat kuisioner. Mari kita simak

pertanyaan berikut:

Apakah Kamu menyukai sepakbola?

Jawaban apa yang terpintas dalam pikiran kamu tentang ini?

cukup menjawab “Ya” atau “Tidak” itu sudah mewakili jawaban

yang diingikan si peneliti. Namun, seperti yang telah dikatakan

sebelumnya diperlukan pertimbangan tertentu, kita harus dituntut

lebih kritis dalam memikirkan beberapa kemungkinan yang

mungkin terjadi dalam pengisian kuisioner oelh responden.

Untuk kebanyakan perempuan akan lebih tepat jika

pertanyaannya: Apakah kamu suka menonton sepakbola?

Kalo untuk remaja akan lebih tepat jika pertanyaannya:

Apakah kamu suka bermain bola?

Nah untuk orang tua dan lainnya akan berbeda pula redaksi

pertanyaanya.

Page 27: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

16 LPP KARISMA

Tuh udah lihat kan cara kita menyusun pertanyaan tidak bisa

asal-asalan? Contoh diatas menunjukkan bahwa suatu pertanyaan

perlu dipertimbangkan dengan umur dan jenis kelamin dari

responden.

Dalam menyusun pertanyaan, maka perlu diperhatikan juga

butir-butir pertanyaan mana yang perlu terstruktur dan yang tidak

perlu terstruktur. Hal tersebut berguna untuk mempermudah

responden dalam menjawab pertanyaan. Kebayang kan kalo butir-

butir pertanyaan yang mestinya runut tapi malah dibuat acak,

tentunya responden bakalan keblinger dalam menjawab, hehe. Hal

lainnya adalah tentang kepentingan responden apakah perlu

mengetahui tujuan penelitian atau tidak. Tentunya jika responden

ingin mengetahui maka kita beritahukan sesuai dengan

proporsinya. Ini menyangkut etika dalam melaksanakan peneltitian

loh.

Kalo berdasarkan jenisnya, pertanyaan bisa dibagi menjadi

tiga, yaitu alternatif tetap, terbuka, atau skala pemeringkatan.

Untuk lebih detailnya dibahas di bab berikutnya yah.

5. Mendesain Sampel dan Pengumpulan Data

Sekarang kita masuk ke tahap berikutnya. Satu langkah kecil

sebelum tahapan ini adalah menentukan populasi, karena desain

sampel ini berkaitan erat dengan populasi. Populasi yang telah

ditentukan tersebut jika bisa dideskripsikan agar terdapat batas

yang jelas mana yang termasuk bagian populasi mana yang tidak.

Page 28: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

17 LPP KARISMA

Misalnya kita tentukan populasinya adalah “remaja SMP & SMA

yang bersekolah di Kota Bandung”.

Desain sampel atau istilah lainnya sampling adalah proses

pemilihan unit (bisa orang atau organisasi) dari populasi yang telah

ditentukan sehingga hasil dari sampel tersebut bisa mewakili hasil

dari populasi asal unit (Trochim dkk., 2006). Kita ambil contoh, jika

populasi remaja SMP dan SMA di Kota Bandung ada sekitar 167,000

orang, responden yang kita pilih tidak perlu sampai sebanyak itu.

Respondennya cukup sebagian kecil dari jumlah tersebut. Dalam

penentuannya terdapat prosedur tertentu. Prosedur penentuan

sampel yang direkomendasikan adalah menentukan responden

secara acak atau disebut juga sampel acak.

Dalam penentuan sampel terdapat istilah kerangka sampel,

didalamnya terdapat unsur populasi dan tempat tinggal para

responden. Unsur populasi contohnya adalah pengelompokkan

antara remaja sekolah (SMP, SMA, dan Alumni) dan remaja tidak

sekolah. Pengelompokkan tempat tinggal contohnya adalah daerah

Gedebage, Karees, atau Tegalega. Daerah tersebut berada di

wilayah Kota Bandung.

Desain pengumpulan data merupakan tahapan untuk

menentukan jumlah responden dan keterlibatan responden serta

kualitas kerja dari tim pengumpul data. Pertama kita tentukan dulu

sasaran yang kita tuju atau sampel yang kita inginkan apakah orang

tua, remaja atau Mahasiswa.

Page 29: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

18 LPP KARISMA

KARISMA sendiri kita bisa dapatkan beberapa kelompok

diantaranya Pembina, biasanya hanya untuk penelitian intern

KARISMA misanya tentang seberapa penting peran Ketua umum

dalam kepengurusan di periode ini?. Adik Binaan, sampel adik

binaan KARISMA sendiri bisa untuk mengukur seberapa efektif

metode pengajaran atau pembinaan remaja yang selama ini

digunakan KARISMA atau Remaja secara umum, untuk mengetahui

opini remaja saat ini.

Setelah itu, tentukan jumlah SDM yang dibutuhkan, jumlah

data yang diperlukan tidak perlu diambil dari keseluruhan sampel,

cukup beberapa orang saja yang sekiranya bisa mewakili hasil data

keseluruhan. Lalu, buatlah rencana pengumpulan data, kapan

waktunya, dimana kita bisa dapatkan datanya, siapa yang akan

mengumpulkan datanya.

Dalam pengumpulan data yang cukup banyak, biasanya kita

membutuhkan lebih banyak bantuan orang untuk keefisinan waktu

dan memudahkan pekerjaan. Karena itu LP2K – Lembaga

Pengkajian dan Pengembangan KARISMA – biasanya mengadakan

rekrutmen terbuka kepada para Pembina untuk ikut terlibat dalam

penelitian khususnya pengambilan data. Para pembina yang telah

tergabung ini bersifat relawan, dimana LP2K sendiri, tidak

membayar mereka secara khusus hanya penghargaan sebagai

tanda terima kasih yang hal tersebut sebelumnya dijelaskan

sebelum rekrutmen dilakukan.

Page 30: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

19 LPP KARISMA

Selanjutnya setelah pengambilan data dilakukan,

diusahakatan jumlah data yang kita ambil lebih banyak dari data

sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini diperlukan

ditakutkan adanya data yang cacat yang memungkinkan jumlah

data sampel berkurang.

Setelah data terkumpul kita melakukan penyortiran terlebih

dahulu sebelum data itu benar-benar kita input ke komputer

setelah semuanya data diperiksa dan dirasa sudah benar-benar

tidak ada data yang cacat barulah disalin untuk dirapihkan agar

mudah dianalisis.

6. Menganalisis dan Menginterpretasi Data

Setelah semua data dari responden terkumpul, maka

tahapan berikutnya yaitu menganalisis data. Sebelum melakukan

analisis, kita perlu melakukan kodifikasi dan tabulasi data.

Kodifikasi dan tabulasi data disusun dengan baik sehingga

memudahkan dalam penghitungan dengan menggunakan

komputer atau alat lainnya. Penghitungan yang baik akan

menghasilkan hasil yang baik juga.

Analisis adalah proses menyusun data yang dapat

ditafsirkan. Tahapan ini dalam proyek penelitian mencoba untuk

menjawab pertanyaan, “Apa yang telah kita temukan?” dan “Apa

yang diungkap oleh data?” (Sya’ban, 2005) sebagai tambahan,

“Apa yang menarik?”. Analisis yang kita lakukan bisa menggunakan

teknik yang berdasarkan kemunculan frekuensi atau dengan

Page 31: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

20 LPP KARISMA

klasifikasi silang. Agar hasil analisis semakin kuat ditambahkan pula

teori sosial atau literatur lain yang dapat mendukung hasil analisis

tersebut.

Tahapan setelah analisis yaitu interpretasi data. Interpretasi

adalah proses memberi arti dan signifikansi terhadap analisis yang

dilakukan, menjelaskan pola-pola deskriptif, mencari hubungan dan

keterkaitan antar deskripsi-deskripsi data yang ada (Barnsley &

Ellis, 1992 dari Keban, 1998). Interpretasi data menghasilkan hasil

data yang siap kita racik menjadi konten berupa artikel atau

infografis di media publikasi.

7. Publikasi

Sahabat, inilah akhir dari proyek penelitian yang kita

laksanakan. Publikasi menjadi krusial karena menyangkut

kemanfaatan dari hasil penelitian kita. Publikasi yang baik akan

membuat penelitian kita bisa memberi manfaat secara luas. Namun

jika publikasinya buruk, maka penelitian kita tidak bisa memberikan

makna atau bahkan tak dilirik barang sedikit. Oleh karena itu, agar

lebih optimal, hasil dari penelitian tersebut kita publikasikan sesuai

dengan sasaran konsumen dengan kemasan yang juga disesuaikan

dengan siapa yang menjadi sasaran kita. Sasarannya bisa remaja,

orang tua, guru, atau pihak lainnya. Untuk jenis media publikasinya,

terdapat berbagai pilihan yang bisa kita pilih diantaranya media

visual dua dimensi (gambar), video, atau artikel.

Page 32: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

21 LPP KARISMA

Tidak menutup kemungkinan, kita juga mengirimkan hasil

penelitian kita ke media cetak, online (web), atau dijadikan sebuah

paper penelitian. Itu tergantung pada tujuan awal kita dalam

melakukan sebuah penelitian, kita juga mungkin sudah banyak

melihat hasil penelitian yang menjadi referensi beberapa kalangan

untuk keperluan tentu.

Buatlah sajian hasil penelitian semenarik mungkin kita bisa

mempertimbangkan beberapa hal misalnya isu, segala hal yang

berkaitan dengan isu yang sedang hangat akan sangat dilirik,

apalagi bila kita membuat penyataan yang didasari dengan

penelitian lalu sasaran sebuah penelitian tentang pendidikan tentu

akan dirasa bermanfaat bila disosialisasikan di sekolah

dibandingkan di pasar.

Agar hasil penelitian dilirik dan diperhatikan oleh masa

penulis menyarankan kepada pembaca untuk terlebih dahulu

memunculkan suatu permasalahan yang sering terjadi

dimasyarakat yang kemudian hasil penelitian ini menjadi solusi dari

permasalahan tersebut. Jadi tidak sekonyong-konyong menyajikan

begitu saja. Tapi cobalah untuk menarik minat terlebih dahulu lalu

paparkanlah hasil penelitian kita selama ini.

Sahabat, itulah keseluruhan tahapan yang diperlukan untuk

merancang suatu proyek penelitian. Tidak sesulit yang dibayangkan

bukan? Untuk lebih lengkapnya, tahapan pelaksanaan penelitian

akan dipaparkan pada bab-bab berikutnya.

Page 33: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

22 LPP KARISMA

BAB III

Desain Penelitian

Pengertian Desain Penelitian

Desain penelitian adalah kerangka kerja yang digunakan

untuk melaksanakan penelitian (Arifin, 2013). Istilah kerennya,

desain penelitian merupakan blue print dalam proyek penelitian

kita. Dalam desain penelitian dipaparkan prosedur untuk

mendapatkan informasi. Hal tersebut kita perlukan untuk

menyusun atau menyelesaikan suatu masalah dalam penelitian.

Desain penelitian yang baik akan menghasilkan penelitian efektif

dan efisien. Desain penelitian tidaklah bersifat kaku atau strict, kita

dapat menyesuaikannya sesuai dengan kebutuhan penelitian kita.

Macam Desain Penelitian

Ternyata desain penelitian terdapat banyak macamnya

lho. Desain penelitian dapat dibagi menjadi tiga jenis (Doonelly dan

William, 2006), yaitu:

1. Desain Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan

sesuatu yang terjadi dalam suatu variabel yang akan diteliti.

Penelitian ini diperuntukkan dalam pencarian frekuensi hubungan

Page 34: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

23 LPP KARISMA

antara dua variabel. Salah satu ciri dari desain penelitian deskriptif

ini adalah diperlukannya hipotesis awal dan hipotesis yang spesifik

mengenai variabel yang akan digunakan dalam penelitian.

Penelitian deskriptif ini sering digunakan dalam penelitian-

penelitian yang bertujuan untuk:

a. Mengetahui karakteristik suatu kelompok.

Contoh: Karakteristik pelajar yang menggunakan

smartphone.

b. Memperkirakan jumlah orang dalam suatu populasi

tertentu yang berperilaku dengan cara tertentu.

Contoh: Analisis usia remaja yang melakukan kegitan

tawuran antar kelompok.

c. Membuat prediksi terhadap suatu kejadian yang umumya

akan ramai diperbincangkan oleh masyarakat.

Contoh: Presentasi jumlah remaja yang ikut berpartisipasi

dalam pemilihan presiden.

Variabel 1 Variabel 2

Variabel 1

Variabel 2 Variabel 1

Variabel 2

Page 35: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

24 LPP KARISMA

Metode yang digunakan dalam penelitian ini haruslah

terstruktur dan jelas, pada umumnya peneliti menggunakan rumus

6W + 1 H untuk menyusun kerangka penelitan, yaitu:

1. How

2. What

3. Who

4. When

5. Where

6. Why

7. WOW!

Kok ada WOW!? Wow yang dimaksud adalah kita harus

membuat penelitian yang menarik untuk dikonsumsi banyak orang.

Bisa dari topik yang diangkat, judul penelitian, pengemasan hasil

penelitian, dsb.

Dalam desain penelitian deskriptif terdapat tahapan

analisis. Analisis adalah cara pemecahan masalah pada suatu kasus

yang telah ditetapkan secara intensif dan detail. Untuk melakukan

analisis terhadap suatu hasil penelitian, diperlukan informasi

kuantitatif kedua variable, seperti yang telah dijelaskan

sebelumnya. Ada dua jenis data yang umumnya tersedia untuk

keperluan tertentu, yaitu:

a) Data Longitudinal (Data Panel)

Page 36: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

25 LPP KARISMA

Data Longitudinal adalah data yang diperoleh dari hasil

pengumpulan dan analisis data dalam suatu waktu yang telah

ditetapkan. Sebagai contoh, pemerintah melakukan sensus

penduduk setiap 5 tahun sekali. Pada data longitudinal melibatkan

sebuah panel yang merupakan data sampel yang merupakan unsur-

unsur yang bersifat tetap. Panel atau sampel bersifat relatif

konstan sepanjang waktu meskipun anggota sampel dapat

ditambahkan untuk menggantikan anggota sampel yang keluar

atau untuk mempertahankan sampel tersebut agar data yang

didapatkan tetap representatif. Selanjutnya, panel dibagi menjadi

dua, yaitu panel sesungguhnya dan panel omnibus.

Panel sesungguhnya adalah sampel tetap dari para

responden yang diukur berulangkali sepanjang waktu terhadap

variabel-variabel yang sama. Misalnya, dinas pendisikan melakukan

sensus perumahan setiap 5 tahun sekali. Pada penelitian tersebut

yang merupakan variabel adalah masing-masing rumah tangga

yang tinggal di perumahan. Perlu diingat bahwa panel atau sampel

bersifat relatif konstan sepanjang waktu meskipun anggota sampel

dapat ditambahkan untuk menggantikan anggota sampel yang

keluar atau untuk mempertahankan sampel tersebut agar data

yang didapatkan tetap representatif. Jadi, meskipun rumah tangga

yang tinggal di perumahan tersebut dapat berubah sebelum waktu

2 tahun, variabel tetap dianggap sama.

Nah, tadi kita telah membahas panel sesungguhnya, sekarang,

kita akan membahas panel omnibus. Panel omnibus adalah sampel

Page 37: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

26 LPP KARISMA

tetap dari para responden yang diukur berulang kali sepanjang

waktu tetapi atas variabel-variabel yang berubah dari pengukuran

yang satu ke pengukuran yang lainnya. Contohnya bagaimana

minat pasar terhadap produk merk Aqua dalam berbagai kemasan

(galon, botol, gelas, dsb)? Variabel yang berubah dalam penelitian

ini adalah macam-macam kemasan produk merk Aqua.

b) Data Klasifikasi Silang (Cross-sectional)

Data klasifikasi silang (cross-sectional) atau yang sering

dikenal dengan survei sampel adalah teknik yang memberikan

gambaran singkat mengenai variabel-variabel yang akan digunakan

di dalam penelitian. Sampel unsur-unsur biasanya dipilih untuk

mewakili suatu data. Karena itu, penekanan cross-sectional

dititikberatkan pada pemilihan anggota-anggota sampel, yang

biasanya dilakukan dengan rencana pengambilan data sampel

probabilitas (probability sampling). Contohnya, untuk mengetahui

keefektifan kurikulum 2013 pada siswa sekolah, dinas pendidikan

menggunakan sampel siswa Sekolah Menengah Pertama kelas I, II,

dan III dari setiap sekolah. Pengambilan sampel memperhatikan

jenis kelamin, nilai siswa, keterwakilan wilayah, dsb.

2. Desain Penelitian Eksplanatori

Desain penelitian eksplanatori, sesuai dengan namanya

yang berasal dari kata kerja bahasa inggris to explore yang berarti

Page 38: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

27 LPP KARISMA

menemukan, menelusuri. Peneliti berusaha menemukan data

mengenai permasalahan yang dihadapi. Metode ini digunakan

ketika permasalahan yang ada masih terlalu luas dan samar,

sehingga peneliti mengumpulkan ide-ide dan masukan dari

berbagai pihak dan membuat penjelasan mengenai permasalahan

yang akan diteliti dan masih bersifat sementara. Dengan demikian,

penelitian eksplanatori merupakan desain penelitian yang memiliki

tujuan:

1) Merumuskan masalah untuk penelitian atau penyelidikan

yang lebih tepat

2) Mengembangkan hipotesis

3) Menetapkan prioritas untuk penelitian lebih lanjut

4) Mengumpulkan informasi terkini mengenai masalah yang

akan dijadikan penelitian

Keunggulan desain penelitian eksplanatori adalah desain

penelitian ini lebih fleksibel dibandingkan desain penelitian yang

lainnya dan tidak menggunakan kuisioner yang kaku. Tahapan-

tahapan untuk melakukan penelitian ekplanatori adalah sebagai

berikut:

1) Mencari literatur. Ini merupakan salah satu cara yang

paling cepat dan murah untuk mendapatkan suatu

hipotesis.

2) Survei lapangan atau yang biasanya disebut survei

informan kunci (key informant survey) adalah usaha untuk

Page 39: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

28 LPP KARISMA

mengumpulkan informasi serta pengalaman dari orang-

orang yang telah terlebih dahulu melakukan penelitian

mengenai masalah yang akan dibahas.

3) Pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD). Dibentuknya

FGD ini bertujuan untuk untuk mengumpulkan ide-ide dan

masukan dari sejumlah orang. Umumnya kelompok ini

terdiri dari 8-12 orang. FGD dapat kita laksanakan dengan

para pelajar atau mahasiswa. Dengan dilakasanakannya

tahap ini kita akan dapatkan:

a) Hasil hipotesis yang dapat diuji lanjut secara kuantitatif

b) Informasi yang berguna dalam menyusun kuisioner

c) Seluruh informasi dasar

Contoh dari desain penelitian eksplanatori adalah analisis

minat pelajar SMA pada kegiatan ekskul di sekolah.

Analisis terhadap suatu kasus tertentu dalam desain

penelitian eksplanatori adalah suatu studi yang berfokus pada

permasalahan yang akan diteliti. Dalam analisis ini terdapat dua

teknik yang bisa kita gunakan, yaitu:

a) Investigasi

Metode ini membutuhkan seseorang yang memiliki

kemampuan cukup baik untuk menyelidiki suatu hal. Selain itu,

Page 40: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

29 LPP KARISMA

investigator harus mampu mengumpulkan informasi sebanyak-

banyaknya daripada menguji kejelasan. Dibutuhkan suatu teknik

khusus untuk menghasilkan informasi yang banyak. Investigator

bisa bertindak fleksibel dengan melakukan perubahan arah diskusi

akibat munculnya informasi baru.

b) Benchmarking

Benchmarking adalah pengidentifikasian suatu organisasi

atau perusahaan yang memiliki kelebihan dalam suatu hal dan

menerapkan sistem yang diterapkan oleh organisasi atau

perusahaan tersebut di perusahaan atau organisasi yang kita

pimpin. Contohnya, organisasi X dalam menyelenggarakan sebuah

acara selalu sukses, kita melihat ada beberapa faktor yang

mempengaruhi hal tersebut diantaranya jumlah peserta yang

banyak, publikasi acara yang merata, acara yang terlihat tertata

rapi dan pendanaan yang mencukupi. Dari hasil analisis tersebut

maka organisasi Z yang terbilang masih baru mempelajari

bagaimana cara organisasi X dalam membuat sebuah acara,

dilakukanlah kunjungan (studi banding) ke organisasi X untuk

belajar dari pengalaman membuat acara yang telah organisasi X

lakukan.

Page 41: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

30 LPP KARISMA

3. Desain Penelitian Sebab-Akibat

Penelitian sebab-akibat merupakan penelitian yang

memiliki tujuan utama yaitu membuktikan hubungan sebab akibat

atau hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi dari variabel-

variabel yang diteliti. Misalnya, jika jam masuk sekolah diubah

menjadi pukul 08.00, bagaimana pengaruhnya terhadap kehadiran

siswa di sekolah. Salah satu bukti untuk membuat kesimpulan

bahwa “X merupakan penyebab dari Y” adalah:

a) Variasi Serentak

Variasi serentak sejauh mana sebuah sebab X, dan sebuah

sebab Y, terjadi bersamaan dalam cara yang telah di prediksi oleh

hipotesis.

b) Urutan Waktu

Urutan waktu suatu kejadian tidak bisa dianggap sebagai

peneyebab dari kejadian lainnya jika terjadi setelah kejadian

lainnya.

c) Eliminasi Faktor

Eliminasi faktor-faktor akibat hal lain yang mungkin sangat

mirip dengan pendekatan yang kita gunakan.

Page 42: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

31 LPP KARISMA

Untuk lebih meyakinkan mengenai hubungan sebab

akibat, kita dapat melakukan suatu eksperimen. Ekseperimen

adalah investigasi ilmiah dimana seorang investigator

memanipulasi dan mengendalikan satu atau lebih variabel-variabel

independen serta mengamati variabel dependen terhadap

manipulasi variabel-variabel independen. Terdapat dua eksperimen

yang berbeda, eksperimen laboratorium dan eksperimen lapangan.

Eksperimen laboratorium adalah sebuah situasi diamana seorang

investigator menciptakan situasi dengan kondisi-kondisi yang

diinginkan kemudian memanipulasi beberapa varibel disamping

mengendalikan beberapa variabel lainnya. Eksperimen lapangan

adalah penelitian dalam situasi yang alami dimana satu atau lebih

variabel independen dimanipulasi oleh peneliti yang tetap

dikendalikan seperti situasi sebenarnya.

Itulah pemaparan mengenai desain penelitian. Kita telah

belajar dari mulai pengertiannya hingga jenis-jenis desain

penelitiannya. Pada bab berikutnya, kita akan membahas cara

menentukan metode pengambilan data. Tetap semangat ya!

Page 43: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

32 LPP KARISMA

BAB IV

Metode Mencari Data

Data Penelitian

Data merupakan produk yang nantinya akan kita olah

menjadi suatu bentuk lain yang akan menjadi hasil penelitian kita.

Dalam sebuah penelitian, data menjadi harta yang sangat

berharga, dimana data-data ini akan menentukan suatu hipotesis

atau perkiraan sementara. Maka dari itu data harus dicari dan

ditemukan keberadaannya. Mau tidak mau.

Data adalah segala fakta dan angka uang dapat dijadikan

bahan untuk menyusun suatu informasi (Suharsimi Arikunto,

2002 :96). Kualitas dari suatu penelitian juga dapat dipengaruhi

oleh kualitas dari data yang didapatkan, seberapa berharga data

itu maka berlaku sama dengan seberapa berharganya pula

kualitas hasil penelitian kita nanti.

Begitu banyak jenis data yang akan kita dapatkan nanti,

entah data yang dibutuhkan, data yang tidak dibutuhkan atau kita

sendiri ragu kualitas data itu sendiri. Jangan sampai itu terjadi.

Data penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat,

skala pengukuran dan sumbernya.

a. Berdasarkan sifatnya :

Page 44: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

33 LPP KARISMA

1) Data kuantitatif, merupakan data yang

menggambarkan suatu informasi berupa angka-

angka.

Seperti jumlah penduduk, data berupa diagram,

angka kelahiran setiap menitnya dan sebagainya

2) Data kualitatif, merupakan data yang memberikan

informasi mengenai suatu keadaan melalui

pernyataan atau kata-kata, tidak berbentuk nominal.

Seperti pernyataan seorang 80% siswa SMA

mengenai UN, atau yang lebih ekslusif lagi tentang

adanya adik binaan yang bekas anggota gank motor

yang hal itu cukup meresahkan adik binaan yang

lainnya. Semoga tidak terjadi hal demikian.

b. Berdasarkan skala pengukurannya :

1) Data nominal, merupakan ukuran data yang paling

sederhana, angka yang diberikan mempunyai arti

sebagai label saja. Data nominal tidak mengenal

urutan.

Contoh : laki-laki (1) dan perempuan (2)

2) Data ordinal, merupakan ukuran data yang memiliki

atribut dan memiliki urutan. Contoh : ukuran baju S,

M, L, XL

3) Data interval, merupakan data dengan ukuran ordinal

dan memiliki jarak yang sama pada pengukuran data.

Contoh : skala prestasi pada indeks nilai (A,B,C,D,E)

Page 45: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

34 LPP KARISMA

4) Data rasio, merupakan data yang memberikan

keterangan tentang nilai absolut dari objek yang

diukur (ukuran rasio). Contoh : ukuran berat badan,

waktu.

c. Berdasarkan sumbernya :

1) Data Primer, adalah data yang diperoleh peneliti

secara langsung dari pihak yang diperlukan datanya.

Misalnya melalui hasil wawancara atau penyelidikan

secara khusus.

2) Data Sekunder, adalah data yang tidak diperoleh

secara langsung atau dari sumber yang sudah ada.

Seperti halnya jenis penelitian telusur yang telah

dijelaskan di bab sebelumnya, kita dapat meneliti dari

data-data yang sudah ada sebelumnya, melakukan

analisis kemudian kesimpulan

Metode Pengumpulan Data

Sebelumnya kita telah banyak mengetahui jenis-jenis data,

lalu bagamana sih cara mengumpulkan data-data tersebut?

Dalam praktiknya metode pengumpulan data mengklasifikasikan

data berdasarkan sumbernya. Kenapa? Karena hal ini sudah

mencangkup klasifikasi data yang lainnya, seperti kualitatif,

kuantitatif dan kawan-kawan sejenisnya.

Dalam melakukan penelitian, teknik pengumpulan data

merupakan faktor penting, karena jika kita tidak mengetahui

Page 46: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

35 LPP KARISMA

teknik yang tepat maka validitas data tersebut diragukan. Adapun

beberapa teknik pengumpulan data yang biasa dipergunakan.

Teknik Pengumpulan Data Primer

1. Wawancara

Wawancara adalah suatu kegiatan dilakukan untuk

mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan

pertanyaan-pertanyaan pada para responden. Wawancara

bermakna berhadapan langsung antara interviewer(s) dengan

responden, dan secara lisan.

Posisi sebagai responden dalam wawancara dapat

berbentuk :

Satu orang,

Dua orang atau lebih (kelompok).

Wawancara yang dilakukan terhadap satu orang responden

akan mendapatkan informasi yang relatif lebih bersifat obyektif

dibandingkan dengan responden kelompok. Bila responden

berupa kelompok memungkinkan adanya saling mempengaruhi,

sehingga apabila orang pertama setuju tidak menutup

kemungkinan orang yang berikutnya setuju pula atau informasi

yang diperoleh pada dasarnya berasal dari orang yang dianggap

paling berpengaruh dalam kelompoknya. Hal ini tidak menutup

Page 47: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

36 LPP KARISMA

kemungkinan bahwa cara berkelompok akan memperoleh

informasi yang lebih kompleks, karena adanya kegiatan saling

mengisi antara satu sama lainnya.

Keuntungan sistem kelompok, responden akan dapat saling

mengisi dan juga apabila terdapat pKamungan yang berlainan di

antaranya akan dapat tumbuh diskusi kecil. Sehingga

pewawancara dapat menarik kesimpulan sebagai informasi dari

kelompok tersebut. Oleh karena itu diperlukan kecermatan dari

peneliti dalam mengambil pembicaraan di antara mereka, dan

sikap seakan sebagai moderator dalam diskusi tersebut.

Bentuk wawancara yang bagamanakah yang dibutuhkan,

tergantung pada data yang kita inginkan. Sekedar memberi saran,

dalam pengambilan data berupa wawancara, baiknya dilakukan

perorangan. Agar kualitas data kita terjamin dan usahakan

sumber pemberi data tidak dipengaruhi oleh sasuatu apapun

yang dari hal itu memunculkan banyak kemungkinan-

kemungkinan lain dan kemudian akan mempersulit hasil

penarikan hasil penelitian.

Agar data yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan,

maka bagi peneliti sebelum terjun ke lapangan perlu

mendapatkan bekal keuletan, mental, kesabaran, keterampilan

teknis penelitian juga penguasaan teori. Bekal yang ada dapat

menambah kepercayaan diri dan sadar posisi ketika ada di

lapangan.

Page 48: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

37 LPP KARISMA

a. Jenis alat wawancara

Wawancara dapat dilakukan secara langsung dengan

responden atau dengan bantuan alat komunikasi lainnya seperti

telepon, TV, dan sebagainya. Jika menggunakan alat komunikasi

lain, diperlukan pengetahuan yang lebih luas dan penguasaan

teori maupun permasalahan yang lebih baik, sedangkan

kelemahannya mudah terjadi pembicaraan di luar tujuan

penelitian yang dibutuhkan.

Dalam wawancara kita akan menjumpai tipe responden

yang bermacam-macam, misalnya responden yang mempunyai

banyak pembicaraan dan pengetahuan yang luas. Keadaan

seperti ini justru menuntut peneliti untuk dapat menjaga

pembicaraan agar tidak terlalu jauh dari tujuan penelitian atau

membuat permasalahan baru yang kurang relevan.

Dengan adanya alat bantu wawancara, keadaan di atas

dapat dihindari. Alat bantu tersebut dapat berfungsi sebagai :

Alat kontrol materi, materi selalu dikembalikan pada

permasalahan dalam bentuk pertanyaan.

Alat kontrol waktu, pewawancara dapat memperkirakan

waktu yang diperlukan.

Beban mental berkurang.

Namun terdapat kelemahan yaitu dampak psikologi pada

responden terutama apabila peneliti mencari informasi hanya

Page 49: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

38 LPP KARISMA

dengan membacakan alat bantu, yang menimbulkan kesan

diinterogasi sehingga nampak hubungan antara petugas dan

orang yang bersalah. Untuk menghindarinya peneliti dapat

menyampaikan pertanyaan secara lisan dan membaca alat bantu

sesekali ketika lupa.

Alat bantu wawancara dalam praktek penelitian pada

dasarnya meliputi 2 jenis :

1) Pedoman wawancara

2) Daftar pertanyaan

Pedoman wawancara hanya memberikan garis besar atau

pokok-pokok permasalahan, tidak diwujudkan pertanyaan secara

tuntas. Pedoman ini dalam pemakaiannya masih perlu

pengembangan lebih lanjut yang merupakan variasi pertanyaan

yang diciptakan secara spontan dalam mendengar jawaban dari

responden.

Wawancara dengan sistem pedoman memberikan

kebebasan yang terbatas pada penanya. Kebebasan tersebut

terbatas sepanjang tidak menyimpang dengan rencana penelitian

yang dirumuskan. Seperti bentuk pertanyaan ini : Apakah di

daerah ini pernah mendapat penyuluhan hukum dari instansi

pemerintah? Apabila jawabannya pernah, bentuk pertanyaan

tersebut dapat dikembangkan menjadi :

Oleh instansi mana saja?

Page 50: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

39 LPP KARISMA

Apakah materi yang diberikan dapat dipahami?

Apakah setelah adanya penyuluhan terdapat perubahan

dalam berpikir maupun bersikap?

Dan sebagainya.

Lain halnya dengan daftar pertanyaan. Daftar pertanyaan

lebih rinci dari segala hal yang dikehendaki dalam penelitian.

Daftar pertanyaan ini kurang memberikan keleluasaan kepada

penanya untuk mengembangkan pertanyaan lebih lanjut secara

spontan karena permasalahan penelitian telah dirumuskan dalam

wujud daftar pertanyaan yang telah dibuatnya secara tuntas.

b. Persiapan wawancara

Pewawancara memerlukan perhatian khusus dalam

persiapannya karena wawancara sebagai jembatan antara

persiapan dalam pengumpulan data dengan penganalisaan data

menuju pada proses penulisan laporan akhir. Sebelum melakukan

wawancara kepada narasumber, diperlukan persiapan agar lebih

dinamis dan mengupayakan rasa tanggung jawab dalam

menuntaskan permasalahan, sehingga tidak menimbulkan

kekurangan keterangan atau salah penempatan informasi dari

responden.

Pada tahap ini bagi pencari data (apabila dilakukan secara

kelompok) perlu :

Page 51: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

40 LPP KARISMA

1) Mendapat pengarahan dari ketua.

2) Penghayatan alat bantu wawancara.

Cara menghayati pertanyaan antara lain :

Memahami maksud dan tujuan serta arah

pertanyaan.

Memikirkan segala kemungkinan jawaban dari

pertanyaan.

3) Susunan pertanyaan.

Menyusun pertanyaan dengan memulai dari pertanyaan

yang umum menuju pada yang lebih khusus dan

mendasar pada materi permasalahan pokok penelitian.

4) Bahasa.

Dalam penelitian sosial, responden pada dasarnya

berasal dari masyarakat dengan berbagai tata pikir dan

tata laku. Misal apakah diperlukan susunan pertanyaan

dengan bahasa daerah setempat. Lakukan dengan

pengguaan bahasa yang luwes dan mudah dipahami

baiknya lagi dengan bahasa daerah agar menciptakan

suasana yang lebih bersahabat dan tidak terkesan seperti

diwawancara sehingga narasumber pun dengan santai

memaparkan pengetahuan-pengetahuan yang ia miliki.

5) Latihan lapangan.

Kegiatan ini ditujukan pada anggota yang belum pernah

mengalami tugas lapangan, dengan tujuan membiasakan

berhadapan dengan seseorang, minimal menambah

Page 52: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

41 LPP KARISMA

pengalaman dan melatih mental sekaligus menunjang

penghayatan pertanyaan.

c. Teknik wawancara

Kualitas pewawancara pada dasarnya ditentukan oleh minat

tanpa motivasi lain selain ingin mengetahui lebih jauh tentang

suatu permasalahan, sangat mengharapkan (tanpa emosional)

jawaban lebih lanjut atas pertanyaan-pertanyaan yang telah

disiapkan.

Moch. Nazir, Ph.D lebih lanjut mengatakan, pewawancara

yang baik tidaklah harus memiliki intelegensi dan pendidikan yang

tinggi. Biasanya seseorang yang mempunyai intelegensi ataupun

pendidikan tinggi cenderung cepat jenuh dengan situasi

mengulang-ulang serta suatu keterbatasan inisiatif oleh

kurangnya intelegensi juga diperlukan sebagai syarat seorang

pewawancara.1)

Pada dasarnya setiap interviewer mempunyai cara masing-

masing untuk menghadapi responden. Namun berikut ini adalah

beberapa teknik wawancara:

1) Setelah diterima kehadirannya, peneliti

memperkenalkan diri seperti, identitas, asal, tujuan

kedatangan dan sebagainya. Kemudian membicarakan

1 Moch, nazir. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia : 1983, hal 245.

Page 53: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

42 LPP KARISMA

kesediaannya untuk diwawancarai (apabila belum ada

pembicaraan sebelumnya).

Pengungkapan tujuan penelitian secara jelas dan

mudah dimengerti agar tidak menimbulkan curiga

dari responden.

Misalnya memaparkan kepada manfaat hasil

penelitian untuk masyarakat.

2) Pengajuan pertanyaan secara terperinci dengan

pengembangan yang tidak diulang dalam bahasa yang

baik dan benar, dari yang umum ke yang khusus, hal ini

dimaksudkan agar tidak begitu tersentak dengan

pertanyaan sehingga secara sadar pembicaraan semakin

peneliti arahkan materinya.

3) Setelah data dianggap cukup lengkap, pembicaraan tidak

langsung dipotong sebagai akhir pembicaraan sehingga

timbul kesan responden mempunyai kedudukan yang

membutuhkan. Saat terakhir berikan keleluasaan

responden untuk berbicara lebih banyak terutama dalam

mengungkapkan perasaannya dan ini dilakukan dalam

pertanyaan-pertanyaan yang berbentuk saran.

Setiap langkah di atas pada dasarnya aktivitas ada pada

peneliti, namun tidak menutup kemungkinan responden justru

mempunyai pembicaraan lebih banyak sehingga menyita waktu.

Menghadapi hal yang demikian, dapat dilakukan pemotongan

Page 54: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

43 LPP KARISMA

pembicaraan dengan tetap melihat temperamen responden

dalam berbicara agar tidak memotong di saat yang tidak tepat.

Perlunya menjaga hubungan baik dengan responden adalah

untuk menghindari timbulnya sifat emosional dan mudah

tersinggung karena telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga.

d. Sistem pencatatan hasil wawancara

Hasil wawancara dapat dilakukan dengan pencatatan kasar

sebagai kesimpulan atas pembicaraan. Hal ini tergantung pada

keterampilan dalam menangkap pembicaraan. Dalam melakukan

pencatatan wawancara dapat dilakukan dengan mengambil sikap

sebagai berikut :

1) Pencatatan dilakukan secara langsung ketika wawancara

berjalan.

Keuntungan :

Menghasilkan data yang cukup lengkap.

Setelah wawancara dapat melakukan pekerjaan lain

atau melakukan wawancara berikutnya.

Lebih mudah memformulasikan kembali.

Terhindar dari kurang ingat atau tidak ingat dari

beberapa informasi yang telah dibicarakan.

Kelemahan :

Peneliti seakan hanya berkonsentrasi pada jawaban

dalam mengupayakan untuk menyalin.

Page 55: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

44 LPP KARISMA

Dapat berpengaruh pada responden, sehingga

terkesan di interogasi.

2) Pencatatan dilakukan setelah wawancara selesai.

Keuntungan :

Dapat mengembangkan pertanyaan dengan sebaik-

baiknya untuk memperoleh hasil yang sebanyak-

sebanyaknya.

Suasana pembicaraan akan lebih mengena,

sebagaimana pembicaraan sehari-hari tetapi terarah.

Responden merasa lebih diperhatikan dan dihormati.

Kelemahan :

Apabila tidak segera dilakukan pencatatan akan

banyak hal yang tertinggal.

Secermat apapun dalam memperhatikan, besar

kemungkinan ada yang terlupakan.

Sulit memformulasikan kembali hasil wawancara.

3) Pencatatan dilakukan dengan alat bantu tape recorder.

Keuntungan :

Semua hasil wawancara tercatat.

Mudah menuangkan kembali ke bentuk tulisan.

Dapat mengembangkan bentuk pertanyaan spontan

guna mendapatkan data sebanyak-banyaknya.

Page 56: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

45 LPP KARISMA

Setiap persoalan didengarkan kembali jika dirasa ada

kekurangan atau keganjilan.

Kelemahan :

Menimbulkan efek psikologis pada responden

terutama yang jarang berhadapan dengan demikian.

Diperlukan waktu khusus untuk mendengarkan ulang

hasil wawancara.

Apabila diperhatikan dalam praktek wawancara, cara

pencatatan langsung berupa pokok-pokok materi akan lebih

berhasil dan tidak terlalu sulit memformulasikan kembali ke

dalam bahasa tulisan juga tidak memakan waktu.

2. Observasi

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara

sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-

gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan.2)

Observasi sebagai alat pengumpul data dapat dilakukan

secara spontan atau dengan daftar isian yang telah disiapkan

sebelumnya. Pada dasarnya teknik observasi digunakan untuk

melihat atau mengamati perubahan fenomena sosial yang

2 Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta : Ghalia Indonesia,

1985, hal. 62.

Page 57: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

46 LPP KARISMA

tumbuh dan berkembang. Penelitian tentang pengaruh suatu

kegiatan atau aktivitas, berarti membandingkan antara kedua

keadaan yaitu keadaan sebelum dengan sesudah. Misalnya

pengaruh penyuluhan, pada penelitian tersebut observer harus

mendapatkan data dari kedua keadaan sebagai perbandingan.

a. Jenis Teknik Observasi

Menurut cara pelaksanaan dan tujuannya, observasi

dibedakan dalam 2 bentuk :

1. Observasi partisipatif

2. Observasi non partisipatif

Perbedaan ini untuk melihat sejauh mana keterlibatan

observer pada obyeknya.

Observasi Partisipatif

Dalam observasi partisipatif, pengamat ikut berpartisipasi

dalam kegiatan obyeknya. Dari keterlibatan observer pada

aktivitas obyek, dapat dibedakan menjadi :

1) Partisipasi sebagian

Adanya suatu proses kegiatan yang berantai, observer

hanya mengambil sebagian yang dianggap perlu untuk

dilakukan pengamatan. Pada bagian tertentu tugas

pengumpul data perhatiannya terpusat pada obyeknya.

Page 58: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

47 LPP KARISMA

2) Partisipasi penuh

Dalam bagian ini, pengamat selalu mengambil bagian

dengan melibatkan diri pada serangkaian proses.

Observer melibatkan sepenuhnya bersama obyeknya.

Contoh, ingin melihat tentang kehidupan tuna wisma

yang tinggal di kolong jembatan, jika partisipasi penuh

yang dipilh, maka observer harus tinggal di tempat yang

sama tanpa menimbulkan kecurigaan pada obyeknya.

Penelitian dengan observasi penuh ini memerlukan

keahlian agar tidak menimbulkan kecurigaan.

Observasi partisipatif penuh akan lebih banyak

mengumpulkan data valid, dibandingkan dengan

sebagian. Partisipasi penuh melihat proses kegiatan

secara keseluruhan, sedangkan partisipasi sebagian

hanya pada bagian tertentu saja.

Untuk membentuk hubungan yang baik antara pengamat

dan obyek, diperlukan perhatian hal-hal berikut :

Kondisi psikologis dan kondisi lingkungan dibuat tetap

wajar.

Mencegah timbulnya kecurigaan dan penolakan dari

obyek, dengan memberi alasan yang dapat diterima.

Ada baiknya pengamat melakukan pendekatan terhadap

orang-orang yang berpengaruh terhadap obyek.

Observasi Non Partisipatif

Page 59: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

48 LPP KARISMA

Jenis observasi ini, pengamat tidak melibatkan diri ke dalam

kegiatan obyek, hanya dilakukan pengamatan pada hal-hal yang

ingin diamati dari penelitian. Pengamatan ini hanya mendapat

gambaran tentang obyek sebatas apa yang diamati dari luar

sistem.

Contoh : Pengamatan kegiatan penyapu jalan raya,

pengamatan kemacetan yang disebabkan kendaraan roda dua

pada hari senin.

Dari contoh ini pengamat hanya merefleksikan apa yang ia

lihat ke dalam dirinya, tanpa merasakan secara langsung,

sehingga aspek psikologis dalam menghadapi permasalahan tidak

dapat dirasakan secara nyata. Penilaian dengan observasi pada

umumnya dilakukan dalam bentuk ini yaitu non partisipatif.

a. Cara pencatatan

Pencatatan hasil pengamatan dilakukan dalam formulir-

formulir yang telah disiapkan dalam bentuk lajur-lajur atau bentuk

lain yang sesuai dengan kebutuhan. Pencatatan dalam bentuk

formulir atau lainnya akan menggambarkan setiap perubahan dan

peristiwa yang teramati. Dari catatan ini dapat dirumuskan kembali

menjadi hasil analisa perubahan. Tujuan adanya formulir adalah :

Mencatat perubahan dari suatu proses sosial atau gejala

social

Page 60: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

49 LPP KARISMA

Memudahkan dan membantu merekam perubahan

tersebut.

Dapat diformulasikan kembali untuk dievaluasi gambaran

suatu keadaan yang teramati.

Tidak mudah diketahui orang lain.

Sebagai contoh, berikut ini formulir dari pengamatan

kendaraan bermotor yang melalui Jalan Sudirman pada hari senin

– Sabtu.

kendaraan

angkutan

Truk

tunggal

Truk

tanki Bus

Sedan/

jeep Colt Keterangan

Hewan

Material

Manusia

Pelaksanaan pencatatan dalam observasi juga sering

menggunakan alat bantu seperti tape recorder, film, video,

kamera, dan lain lain. Keuntungannya adalah sebagai data

pembanding dalam melakukan analisa.

3. Sistem Angket (kuesioner)

Page 61: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

50 LPP KARISMA

Seperti halnya wawancara, pertanyaan yang telah tersusun

secara kronologis dari umum mengarah ke khusus untuk

diberikan pada responden yang umumnya beberapa daftar

pertanyaan disebut kuesioner. Kuesioner dibuat dengan

menyesuaikan responden atau dibuat terbatas sesuai dengan

tujuan penelitian. Kuesioner merupakan alat pengumpul data

yang diajukan kepada responden dalam bentuk tertulis

disampaikan secara langsung kepada responden.

Kuesioner memiliki kelebihan sendiri jika dibandung dengan

alat pengumpul data lainnya, misalnya jika dibandingkan dengan

wawancara, kuesioner hanya memerlukan waktu relatif singkat

dalam penyebaran dan pengambilan data. Kuesioner tidak

memerlukan bertatap muka secara langsung, meskipun pada

kenyataannya akan lebih baik jika adanya penjelasan dari

pengamat kepada obyek saat pengisian berlangsung. Hal ini

dilakukan agar tidak adanya salah penafsiran dari pertanyaan-

pertanyaan yang tertera dalam kuesioner. Selain itu peneliti juga

dapat melihat secara langsungkan lebih dekat serta

memungkinkan adanya pembicaraan lanjut sebagai bahan

tambahan yang dapat menunjang penelitian.

Tujuan pembuatan kuesioner adalah :

Lebih mengarah pada informasi yang diperoleh secara

relevan, sehingga terhindar dari data tidak terpakai.

Page 62: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

51 LPP KARISMA

Membantu responden memberikan jawaban dalam waktu

yang relatif singkat.

Mengarah dalam pemakaian analisa kuantitatif sebagai

maksud utama, ditunjang analisis kualitatif atau

sebaiknya.

Mempercepat pengumpulan data.

1) Bentuk – bentuk kuesioner

Data yang dihimpun melalui kuesioner dapat

merupakan data primer atau sebagai penunjang

dalam membahas permasalahan.

Bentuk pertanyaan tertulis terbagi menjadi :

Kuesioner tertutup

Dalam kuesioner tertutup responden tidak

mempunyai kesempatan lain dalam memberikan

jawaban selain jawaban yang telah disediakan di

dalam daftar pertanyaan tersebut. Bentuk ini ,

responden hanya bisa memilih dari jawaban-

jawaban yang sudah disajikan.

Syarat dalam pembuatan kuesioner ini diperlukan

pengetahuan mengenai permasalahan yang di teliti, sehingga

jawaban yang mungkin sudah ada dalam pemikiran pembuatnya,

Page 63: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

52 LPP KARISMA

hal ini dimaksudkan untuk menghindari melesetnya jawaban di

luar yang tertera pada kuesioner.

Dalam kaitannya dengan responden, bentuk tertutup ini

dapat memberikan stimulan jalan pikiran responden, atas

jawaban yang telah disediakan, membuat responden setuju

dengan jawaban yang tertera sehingga tidak ada lagi pemikiran

lain.

Selain itu diperlukan pengalaman bagi pembuatnya untuk

mengatasi ketidaksempurnaan pembuatan kuesioner, mengingat

bahwa kuesioner ini merupakan bentuk khusus karena sifatnya

tertutup atau jawaban telah disediakan.

Kuesioner terbuka

Bentuk kuesioner terbuka, responden diberi

kesempatan untuk memberikan jawaban sesuai

dengan jalan pikirannya atau jawaban yang

menurutnya benar. Responden memiliki

keleluasaan dalam menanggapi setiap pertanyaan

yang diajukan, jawaban dapat berupa tulisan, atau

dapat berupa lisan apabila pelaksanaannya

dilakukan dengan berhadapan secara langsung

(seperti wawancara hanya saja dengan daftar

pertanyaan yang tertulis).

Page 64: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

53 LPP KARISMA

Dalam praktek sering ditemukan penelitian yang dilakukan

dengan penjabaran pertanyaan dan jawaban diberikan pada

waktu yang telah disepakati. Cara demikian mengurangi

objektivitas terutama pertanyaan yang memerlukan persepsi diri

responden atau pertanyaan yang bersifat khusus. Karena dengan

sistem demikian tidak menutup kemungkinan dalam tenggang

waktu tertentu responden mencari jawaban, dan dapat

disangsikan apakah jawaban yang diberikan merupakan jawaban

sendiri atau bukan. Hal ini merupakan konsekuensi bentuk ini dan

konsekuensi ini juga dipengaruhi oleh teknik pengambilan

sampel.

Campuran

Selain terbuka dan tertutup, terdapat bentuk

campuran. Maksudnya adalah disediakan jawaban

di lembaran kuesioner, juga disediakan pula

kolom kosong yang dapat diisi oleh objek

penelitian.

Kuesioner ini memiliki 2 bentuk :

Bentuk pertama :

Antara kuesioner tertutup dengan terbuka berada pada

satu nomor

Bentuk kedua :

Antara kuesioner tertutup dengan terbuka berada pada

nomor yang berlainan dan berurutan.

Page 65: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

54 LPP KARISMA

Contoh bentuk kuesioner :

Bentuk tertutup

(1) Apakah di daerah ini pernah terjadi perampokan ?

a) Pernah

b) Tidak pernah

(2) Bagaimana sikap Kamu apabila mengetahui adanya

pencurian ?

a) Diam

b) Melapor pada yang berwajib (polisi)

c) Melapor pada pamong desa

d) Memukul pencuri

Bentuk terbuka

(3) Menurut pendapat Kamu, masalah apakah yang paling

rumit diselesaikan dalam mengatasi kebersihan di desa

ini ?

(4) Usaha apakah yang pernah Kamu lakukan untuk

mengatasi permasalahan tersebut ?

Bentuk campuran – pertama

(5) Apakah Kamu pernah mendengar penyuluhan hukum di

desa ini?

Page 66: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

55 LPP KARISMA

a) Pernah

b) Tidak pernah

(apabila pernah) Apakah Kamu menghadiri penyuluhan

tersebut?

a) Hadir

b) Tidak hadir

(apabila hadir) Materi apa yang disampaikan pada

penyuluhan tersebut ?

Bentuk campuran – kedua

Pada bentuk pertama , setiap pertanyaan dipisahkan pada

nomor yang berlainan.

Pada dasarnya setiap pertanyaan dapat dibedakan selain

pada bagaimana bentuknya, juga bagaimana isinya. Isi

pertanyaan menurut Masri Singarimbun, Tri HKamuyani dapat

dibedakan menjadi :

Pertanyaan tentang fakta.

Contoh : nama, umur, pendidikan, pekerjaan.

Pertanyaan tentang pendapat dan sikap.

Pertanyaan ini menyangkut sikap responden terhadap

suatu hal.

Pertanyaan tentang informasi.

Page 67: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

56 LPP KARISMA

Pertanyaan ini menyangkut apa yang diketahui oleh

responden dan sejauh mana hal tersebut diketahui.

Pertanyaan tentang persepsi diri.

Responden menilai perilakunya sendiri dalam

hubungannya dengan yang lain.

Contoh : Seringnya penyuluhan dilakukan atau

pengaruhnya penyuluhan terhadap orang lain.3)

2) Sistem Penyebaran

Secara garis besar telah dijelaskan , penyebaran kuesioner

baik terbuka maupun tertutup dilakukan menurut kebutuhan dan

isi kuesioner tersebut. Sistem penyebaran kuesioner terutama

kuesioner tertutup biasanya dilakukan tanpa ditunggu oleh orang

yang ditugaskan menyebarkan kuesioner. Dengan kurun waktu

tertentu, yaitu di berikan dan diambil setelah waktu yang

disepakati.

Kuesioner terbuka pada umumnya sistem penyebarannya

dilakukan dengan diantar secara langsung dan pada saat itu pula

diminta, biasanya dilengkapi dengan kegiatan wawancara.

Secara terinci penyebaran kuesioner dapat dilakukan melalui

beberapa cara, antara lain :

3 Masri Singarimbun, Sofian Effendi, Metode Penelitian Surve, (Jakarta :

LP3ES, 1985), hal. 131.

Page 68: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

57 LPP KARISMA

Diantar sendiri oleh petugas ke alamat yang dituju, ini

dapat dilakukan untuk ketiga jenis kuesioner.

Melalui pos.

Biasanya dilakukan untuk jenis kuesioner tertutup.

Kelemahan dari cara ini adalah adanya kemungkinan

responden yang kurang tanggap sehingga jawaban

dikembalikan tidak sesuai dengan waktu yang diberikan.

Ada beberapa cara mendapatkan kembali jawaban,

dikirim kembali lewat pos atau diambil oleh petugas.

Diantar ke petugas hanya pada lokasi sampel.

Contoh : Desa A termasuk desa sampel penelitian, para

petugas hanya mengantar dan menyerahkan pada

seseorang dan dari orang tersebut akan diteruskan

kepada responden.

Cara ini dilakukan apabila sudah ada pembicaraan dengan

aparat desa yang sanggup membantu.

Sistem penyebaran di atas tidak selamanya baik untuk

kuesioner terbuka, sebab kuesioner terbuka memerlukan

pengungkapan kembali dalam lisan agar jawaban dari

responden dapat dimengerti dengan baik.

3) Cara Pembuatan

Kuesioner dibuat dengan tujuan untuk mendapatkan data

sebaik mungkin, baik dalam arti sesuai dengan yang diharapkan.

Sehingga apabila banyak data yang kurang valid bukan semata

Page 69: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

58 LPP KARISMA

kesalahan responden melainkan dapat dikaji apakah kuesioner

yang dibuat telah sesuai dan mudah dimengerti.

Dasar pembuatan pertanyaan dapat berpegang pada :

Mengingat pertanyaan dibuat seseorang dan diajukan

kepada orang lain. Maka harus digunakan kata-kata yang

sederhana tidak banyak menggunakan istilah, tidak

terlalu berbelit dan mudah dimengerti oleh segmen

responden yang dituju.

Menghindari pertanyaan yang dapat ditafsirkan lain atau

mempunyai beberapa penafsiran.

Mengusahakan pertanyaan yang langsung menuju pada

materi jawaban dan jelas.

Contoh : berapa kali penyuluhan dilakukan ?

Apakah penyuluhan yang dimaksud adalah penyuluhan

dari pemerintah atau dari suatu lembaga atau keduanya,

hal ini harus dijelaskan secara tegas.

Menghindari bentuk pertanyaan yang mengarahkan

jawaban atau yang mengandung sugesti.

Contoh : apakah pada hari jumat saudara bermain sepak

bola, tenis meja atau bentuk olah raga lainnya?

Pertanyaan demikian mengandung sugesti maka lebih

baik bentuk pertanyaan tersebut diperumum, apakah

olahraga yang saudara lakukan pada hari umat?

Page 70: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

59 LPP KARISMA

Pertanyaan dibuat dengan berpangkal pada satu sumber

permasalahan atau beberapa permasalahan yang telah

dirumuskan dalam rancangan penelitian. Jadi permasalahan

tersebut merupakan bentuk utama atau beberapa pertanyaan

yang diwujudkan dalam kuesioner. Jawaban atas pertanyaan

dalam kuesioner secara keseluruhan merupakan jawaban atas

beberapa permasalahan penelitian. Dengan kata lain pangkal

pertanyaan berada pada hipotesanya, sehingga diharapkan

pertanyaan tersebut dapat menguji hipotesa.

Contoh : apabila kualitas penyuluhan kesehatan di desa

ditingkatkan, maka upaya meningkatkan kesadaran masyarakat

akan kebersihan dapat tercapai.

Dari hipotesa tersebut dalam pembuatan pertanyaan dapat

dirinci dalam kelompok besar :

Kualitas pendidikan penyuluh.

Hubungan antara kualitas pendidikan dengan cara

penerapannya.

Penguasaan materi penyuluhan.

Penguasaan bahasa daerah setempat.

Dengan kelompok permasalahan ini kemudian dirinci lebih

lanjut ke dalam bentuk pertanyaan dalam kuesioner.

Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Page 71: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

60 LPP KARISMA

Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh

peneliti melalui media perantara. Data sekunder umumnya

berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun

dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang

tidak dipublikasikan.

Data sekunder dapat diklasifikasikan berdasarkan sumber,

yaitu data internal dan data eksternal. Data internal adalah data

yang berasal dari dalam organisasi dan riset yang sedang

dilakukan. Misalnya data penjualan dan biaya yang dikomplikasi

dalam siklus akuntansi yang normal, data ini dapat diperlukan pas

banyak permasalahan, seperti evaluasi strategi pemasaran atau

penilaian posisi kompetitif dalam industri. Contoh lain data

penelitian internal KARISMA atau data penelitian remaja yang

telah dilakukan sebelumnya.

Sedangkan data eksternal adalah data yang berasal dari luar

organisasi di mana riset dilakukan. Sumber eksternal terbagi

menjadi sumber-sumber yang teratur menerbitkan data-data

statistik dan menyediakannya secara gratis kepada para

pengguna misalnya pemerintah, atau organisasi komersial yang

menjual jasanya kepada pengguna misalnya ACNielsen.

Umumnya data yang diperoleh dari atau berasal dari bahan

kepustakaan disebut data sekunder. Data ini biasanya digunakan

untuk melengkapi data primer, mengingat bahwa data primer

dapat dikatakan sebagai data praktek di lapangan yang ada secara

Page 72: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

61 LPP KARISMA

langsung karena penerapan suatu teori. Untuk melihat konsepsi

penerapan perlu adanya refleksi kembali ke dalam teori- teori

yang terkait. Sehingga perlunya data sekunder sebagai pemandu

dan pendukung data primer.

Pada umumnya untuk mendapatkan data sekunder, tidak

lagi dilakukan wawancara atau melalui alat pengumpul data jenis

lainnya melainkan meminta bahan-bahan sebagai pelengkap

dengan melalui petugas atau dapat tanpa melalui petugas dengan

mencari dari file-file yang tersedia.

Data primer dan data sekunder saling melengkapi dan

menunjang, meskipun pada dasarnya kedua jenis data tersebut

berdiri sendiri-sendiri. Dalam penelitian untuk mencapai

kelengkapan semuanya sangat dibutuhkan, data primer akan

memperoleh kelengkapannya apabila ditunjang oleh data

sekunder, demikian pula sebaliknya. Data sekunder akan lebih

mudah didapatkan apabila data primer cukup lengkap menunjang

permasalahan.

Penggunaan data sekunder dalam penelitian yang berkaitan

dengan data empiris, ada beberapa hal yang perlu mendapatkan

perhatian mengingat terkadang data sekunder sudah dianggap

cukup untuk menyelesaikan permasalahan tanpa ditunjang data

primer.

Page 73: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

62 LPP KARISMA

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

1) Data sekunder harus ditelaah secara kritis, untuk

menghindari adanya hubungan yang pasti antara data-

data yang terkumpul. Karena mencari data sekunder

relatif lebih cepat dan mudah secara prosedur

dibandingkan dengan data primer. Hanya saja peneliti

harus mampu mengetahui valid atau tidaknya data

sekunder tersebut.

2) Ketidakjelasan data sekunder dihilangkan, agar tidak

menimbulkan dualisme pemikiran yang berakibat pada

tidak tepatnya data menjawab permasalahan.

3) Dalam mengumpulkan data sekunder, metode penelitian

yang digunakan tidak begitu diperhatikan.

4) Data sekunder dapat dikumpulkan di mana saja tanpa

memperhatikan lokasi penelitian, tidak terikat pada

lokasi tertentu kecuali data sekunder yang bersifat

praktek.

5) Waktu yang diperlukan lebih leluasa dibandingkan

penelitian empiris.

6) Diperlukan ketekunan dan ketelitian dalam memilih data

yang diperlukan.

Page 74: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

63 LPP KARISMA

Daftar Pustaka

Arifin, Tajul. 2013. Teori Dan Teknik Pembuatan Desain

Penelitian. Makalah: disampaikan dalam Workshop

Penelitian Dosen Perguruan Tinggi Gama Islam Swasta

(PTAIS) Kopertais Wilayah Jawa Barat dan Banten.

Sumedang

Churchill, Gilbert A. Basic Marketing Research Fourth

Edition. Hartcout, Inc.

Doonelly, J.P. dan William, T. 2006. The Research Methods

Knowledge Base.Cornell University.

Hadi, A. Kurniawati. Pengaruh Presepsi Nilai Konsumen

Terhadap Perilaku Pembelian. Depok. Universitas

Indonesia.

Keban, Yeremias T.. 1998. Metode Penelitian Administrasi

Negara. Modul Kuliah.

Malhotra, Naresh K. 2007. Marketing Research an Applied

Orientation 5th edition.

Masri Singarimbun, Sofian Effendi, Metode Penelitian

Surve, (Jakarta : LP3ES, 1985).

Moch, nazir. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

: 1983.

Page 75: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

64 LPP KARISMA

Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum,

Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985.

Saris, Willem E., dan Gallhofer, Irmtraud N. 2007. Design,

Evaluation, and Analysis of Questionnaires for Survey

Research Wiley Series in Survey Methodology. New

Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Sya’ban, Ali. 2005. Teknik Analisis Data Penelitian: Aplikasi

program SPSS dan Teknik Menghitungya. Disampaikan

pada pelatihan metode penelitian di Jakarta: UHAMKA.

Trochim, Willem, dan Donnelly, James P. 2006. The

Research Methods Knowledge Base. Atomic Dog

Publishing.

Wasis. 2008. Pedoman Penelitian Praktis Untuk Profesi

Perawat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Page 76: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

65 LPP KARISMA

Biodata Penulis

Elsa Asri Nauli, Lahir di serang di KARISMA

sudah mencapai 2 tahun setengah pernah

menjadi Admin divisi Lingkar Sahabat (LS),

Admin Badan Koordisasi Mentoring (BKM) dan

sekarang menjadi Admin di Lembaga

Pengkajian dan Penelitian KARISMA (LP2K). Perempuan kelahiran

tahun 1993 ini memiliki hobi membaca.

Elsa adalah seorang mahasiswi dari Universitas Padjadjaran

(UNPAD) jurusan Biologi angkatan tahun 2011. ia bisa dihubungi

melalui e-mail [email protected].

Haifa Afifah Sholihah, adalah salah seorang

pembina KARISMA yang juga masuk di

periode sama dengan Elsa. Selama di

KARISMA ia menjabat di Badan Syiar Media

(BSM) dari pertama masuk sampai saat ini.

terakhir ia menjadi pimpinan redaksi buletin

online KARISMA. Pernah menjadi bagian dari divisi KARISMA

Learning Center (KLC) sebagai pengelola WEB resmi KLC. Di

LP2K sendiri ia menjadi staf yang fokus mengurusi penyusunan

buku SOP Penelitian.

Page 77: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

66 LPP KARISMA

Perempuan kelahiran Bandung 4 November 1993 ini merupakan

salah satu dari mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia

jurusan Pendidikan Bahasa Arab, FPBS tahun angkatan 2011.

Berkenaan dengan hobinya yaitu menulis, membaca dan jalan-jalan,

kita bisa akses blog pribadinya di www.safarholic.tumblr.com dan

menghubunginya melalui e-mail di [email protected].

Iqbal Fauzi Aditama, seorang mahasiswa

Teknik Geofisika ITB 2011 saat ini menjabat

sebagai Ketua LP2K. Dalam perjalanannya di

KARISMA ia pernah menjadi staf Evening,

staf tim Pembinaan Pembina (PP) dan Ketua

tim Pembinaan Pembina (PP).

Selama Iqbal menjabat di Ketua LP2K, telah melakukan beberapa

penelitian intern (pembina) dan ekstern (remaja). Pria yang hobi

bermain bola ini tinggal di kota Cimahi.

Pria kelahiran 16 Februari 1993 ini juga sering membuat artikel-

artikel tentang remaja dan masalah-masalah yang terjadi di kalangan

remaja. Untuk mengetahui lebih lanjut dapat mengontak melalui

email di [email protected].

Page 78: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

67 LPP KARISMA

Khoirul Hidayat, Seorang mahasiswa

jurusan Matematika ITB 2011 yang menjabat

sebagai wakil ketua di LP2K ini juga pernah

menjadi staf mentoring Lingkar Sahabat (LS),

dan Ketua tim Mentoring Lingkar Sahabat

(LS).

Selain terlibat aktif di LP2K, sesekali beliau juga mengisi

kekosongan pengajar di KARISMA Learning Center sebagai

pengajar Matematika.

Pria yang kecil di kota Depok ini juga memiliki hobi bermain bola,

alamat email yang bisa menjadi perantara untuk menghubunginya

adalah [email protected].

Page 79: Langkah mudah melakukan penelitian sosial #1

68 LPP KARISMA