langkah
TRANSCRIPT
Langkah-langkah Dalam Proses Penjualan seorang Wakil Penjualan, yaitu se-bagai berikut:
1) Pre-approach (pendekatan awal).
2) Approach (pendekatan).
3) Presentation & Dmonstration ( presentasi dan demonstrasi).
4) Handling Objection (Mengatasi Keberatan).
5) Closing the Sales (Menutup Penjualan/melakukan pemesanan).
6) Follow up (Tindak Lanjut)
1) Identifying & Qualification prospect (Mencari Prospek dan Mengkualifikasi)
yaitu suatu tahap dimana Wiraniaga mengidentifikasi calon pelanggan
(prospek). Seorang Wiraniaga perlu memiliki keahlian untuk memperoleh
informasi tentang prospek, dimana informasi tentang calon pelanggan dapat
diperoleh dengan cara-cara:
a) Menanyakan kepada pelanggan saat ini tentang ”nama-nama prospek”.
b) Menghubungi sumber-sumber lain, seperti : pemasok, agen penjualan, wakil
pen-jualan yang tidak bersaing. Eksekutif Asosiasi Dagang, Bank-Bank.
c) Bergabung dengan organisasi tempat prospek bergabung.
d) Menggunakan telepon dan surat untuk mendapatkan informasi.
e) Mampir ke kantor-kantor tanpa pemberitahuan ( clod canvassing).
2) Pendekatan Awal ( Pre-approach).
Dimana Wiraniaga mempelajari sebanyak mungkin perusahaan calon
pelanggan (apa yang dibutuhkan, siapa yang terlibat dalam keputusan
pembelian) dan pembeliannya (karakteristik pribadi mereka, gaya
pembeliannya). Wiraniaga harus menetapkan tujuan kunjungan, yang mungkin
untuk menentukan kualifikasi calon, menentukan waktu kunjungan.
3) Pendekatan ( Approach).
Dimana wiraniaga membuat appointment (janji bertemu) dengan calon
pelanggan. Dalam hal ini wiraniaga harus menetapkan bagaiman cara menyapa
pelanggan guna membina hubungan awal yang baik. Contoh: Saya sales rep
dari sebuah perusahaan X bermaksud untuk memperkenalkan sebuah produk
baru kepada bapak/ibu. Oleh karena itu, saya meminta waktu untuk dapat
mempresentasikan tentang produk tersebut. Kapan, dimana, jam berapa
bapak/ibu dapat menerima kami ?
4) Presentasi Dan Demonstrasi.
Setelah “deal dengan waktu”, maka wiraniaga mendatangi calon
pelanggan untuk mempresentasikan/menjelaskan manfaat-manfaat produk, cara
penggunaan produk, serta memperagakan cara penggunaannya.
5) Mengatasi Keberatan.
Calon pelanggan tidak selalu menerima produk yang ditawarkan. Sering
terjadi dimana mereka menolak produk perusahaan. Oleh karena itu, tugas
wiraniaga untuk mengatasi keberatan (handling/overcoming objection) yang
diajukan pelanggan. Biasanya, keberatan yang diajukan pelanggan adalah
“keberatan yang bersifat psikologis” (misalnya:sikap lebih menyukai merek
produk yang lebih mapan, apatis-me, keengganan menghentikan pemakaian
sebuah merek) ataupun “keberatan yang bersifat logis (misalnya:keberatan atas
harga yang mahal, keberatan atas ciri produk)
6) Menutup penjualan.
Tahap dimana wiraniaga meminta kepada pelanggan untuk memesan
produk, atau meminta kepada pelanggan untuk memilih apakah produk tipe A
atau tipe produk B.
7) Follow up ( Tindak lanjut).
Tahap dimana wiraniaga “menindak lanjuti keputusan pembelian
pelanggannya, guna memastikan kepuasan pelanggannya”, antara lain dengan :
menelepon pelang-gan satu minggu setelah pelanggan membeli produk
perusahaan; atau menelepon pelanggan bila perusahaan mengadakan pameran.
Sistem Agency Takaful
Asuransi Takaful sebagai pelopor asuransi murni syariah di Indonesia, dalam
pemasarannya menggunakan sistem agency (keagenan) untuk mempercepat
pertumbuhan jumlah pemasar dan penetrasi produk syariah di tengah
masyarakat. Sistem agency memungkinkan seluruh masyarakat
yang concern dengan sistem syariah untuk terlibat secara aktif
mensosialisasikan produk syariah sekaligus memperoleh penghasilan yang
berkah dan menguntungkan.
Sistem keagenan Takaful berbasis pada struktur karir agen berjenjang yang
terdiri dari:
1. Takaful Financial Advisor (TFA)
2. Takaful Financial Consultant (TFC)
3. Takaful Agency Supervisor (TAS)
4. Takaful Agency Manager (TAM)
5. Takaful Agency Director (TAD)
Masing-masing jenjang memberikan komisi produksi pribadi, komisi produksi
grup, dan reward yang sangat menarik.
Sistem agency Takaful memungkinkan pemasar-pemasar syariah yang berjiwa
wirausaha(enterpreneur) mengembangkan kemampuannya dan memiliki bisnis
mandiri bersama Takaful sebagai Business Owner.
Bagi Anda yang ingin tahu lebih banyak tentang peluang menarik ini, caranya
sangat mudah:
1. Mengisi data sebagai calon agen Takaful (klik disini)
2. Mengikuti training-training yang diadakan oleh Takaful maupun agency
Takaful Optimalkan Tiga Saluran Distribusi
Oleh admin • 11 Januari 2010 Agen Asuransi, Asuransi Jiwa Syariah, Asuransi
Syariah, Takaful Komentar(5)
JAKARTA – Asuransi Takaful Keluarga (ATK) akan mengoptimalkan tiga
saluran distribusinya pada 2010 ini. Pada tahun ini, ATK menargetkan raihan
premi Rp 400 miliar. Direktur Utama ATK, Agus Edi Sumanto, mengatakan
saluran distribusi agensi, bancassurance, dan korporasi akan lebih ditingkatkan
di 2010.
”Untuk agensi yang terkait individual akan kita optimalkan penuh. Kita siapkan
portal agency jadi agen bisa akses tentang aktivitas produk secara online,” kata
Agus, beberapa waktu lalu.
Jumlah agen ATK saat ini sebanyak 2200 orang dan diharapkan dengan
teknologi yang terus ditingkatkan jumlah agen dapat mencapai hampir 5000
orang. Dengan peningkatan agensi tersebut, maka pemasaran akan meluas, tak
hanya terbatas pada kehadiran kantor cabang Takaful Indonesia saja. Agus
mengungkapkan, untuk 2010 ini pihaknya juga akan meningkatkan kerja sama
dengan PT Pos melalui online payment sehingga mempermudah nasabah dalam
membayar premi.
”Misalnya saja Takaful punya cabang di Jawa Timur di Malang dan SUrabaya
tapi ternyata banyak pemegang polis yang asalnya dari Madiun, karena itu kita
kerja sama dengan PT Pos agar nasabah mudah menjangkau Takaful,” kata
Agus.
Layanan ATK pun, ujar dia, diakses di seluruh kantor pos di Indonesia. Selain
itu, tambahnya, ATK juga bekerja sama bidang penjualan produk melalui PT
Pos.
”Ada tiga produk yang rencananya akan dijual melalui PT Pos tapi produk-
produknya masih kita godok,” ujar Agus.
Sementara itu untuk bancassurance teknologinya juga akan ditingkatkan dengan
sistem portal yang akan dipasang di berbagai mitra. Dengan demikian, akan
mempercepat proses dan menjadi efisien.
Di sektor korporasi, ATK akan fokus meningkatkan produk asuransi kesehatan
dan santunan hari tua. Saat ini ATK telah menghimpun premi sekitar Rp 250
miliar. Dari jumlah tersebut agensi berkontribusi sebesar 40 persen, sisanya
berasal dari bancassurance dan korporat.
”Untuk 2010 porsi kontribusi dari individu (agensi) dan kumpulan (korporat dan
bancassurance) setidaknya 50:50,” kata Agus.
Dengan agensi yang terus ditingkatkan di 2010, lanjutnya, porsi agensi
diharapkan dapat berkontribusi sebesar 60 persen bagi total premi. Mengingat
kondisi ekonomi yang kurang baik, ATK merevisi targetnya pada 2009 lalu
menjadi Rp 255 miliar. Namun melihat kondisi ekonomi yang tampaknya akan
mulai membaik pada 2010, Agus pun optimistis dapat mencapai target Rp 400
miliar pada 2010.
”Kami melihat setidaknya pada 2010 kondisinya sama dengan pada 2007 atau
2008 yang pertumbuhannya cukup baik,” kata Agus.
Strategi Hadapi 2010
* Asuransi Takaful Keluarga (ATK) akan meningkatkan saluran distribusi
agensi, bancassurance, dan korporasi akan lebih ditingkatkan pada 2010.
* Bancassurance adalah sistem layanan perbankan dan asuransi pada saluran
yang sama. Untuk poin ini, ATK akan menyiapkan sistem portal yang akan
dipasang dengan berbagai mitra.
* Untuk agensi ATK, akan disiapkan portal agency sehingga agen bisa
mengakses aktivitas produk secara online.
* Jumlah agen ATK saat ini sebanyak 2200 orang dan diharapkan dengan
teknologi yang terus ditingkatkan jumlah agen dapat mencapai hampir 5000
orang.
* Kerja sama dengan PT Pos juga akan ditingkatkan. Dengan kerja sama ini,
nasabah dapat membayar premi lewat online payment.
* Layanan ATK pun dapat diakses di seluruh kantor pos di Indonesia.
* PT Pos juga akan melayani penjualan produk. Saat ini ada tiga produk yang
sedang diproses untuk dipasar lewat kantor pos.
* Di sektor korporasi, ATK akan fokus meningkatkan produk asuransi
kesehatan dan santunan hari tua.
* Pada 2009, ATK menghimpun premi Rp 250 miliar. Dari jumlah ini, agensi
menyumbang 40 persen dan 60 persen dari bancassurance dan korporat. Pada
2010, perimbangan diharapkan menjadi 50 persen dan 50 persen. Sedangkan
pada 2011, diharapkan agensi menyumbang 60 persen dan sisanya dari
bancassurance dan korporat.
* pada 2010, perimbangan diharapkan menjadi 50 persen dan 50 persen.
sedangkan pada 2011, diharapka agensi menyumbang 60 persen dan sisanya
dari bancassurance dan korporat.